LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL Stase KMB 2 OLEH TRI JAYA FIRMANSYAH (113063J120120) PROGRAM PROFEI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN 2021 LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S. DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OP OREF (OPEN REDUCTION AND EXTERNAL FIXATION) FRAKTUR FEMUR DI RUANG NILAM III RSUD. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN OLEH TRI JAYA FIRMANSYAH (113063J120120) PROGRAM STUDI PROFEI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN 2021 LEMBAR PERSETUJUAN Laporan Pendahuluan Gangguan Pada Sistem Muskuloskeletal Stase KMB 2, Nama : Tri Jaya Firmansyah NIM : 113063J120120 Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Preseptor Akademik dan Preseptor Klinik. Banjarmasin, Preseptor Klinik Selpy Novita, S. Kep., Ners Juni 2021 Preseptor Akademik Ermeisi Er Unja, S. Kep., Ners., M. Kep LEMBAR PERSETUJUAN Asuhan keperawatan pada Tn. S. Dengan diagnosa medis post op OREF (open reduction and external fixation) fraktur femur, Nama : Tri Jaya Firmansyah NIM : 113063J120120 Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Preseptor Akademik dan Preseptor Klinik. Banjarmasin, Preseptor Klinik Selpy Novita, S. Kep., Ners Juni 2021 Preseptor Akademik Ermeisi Er Unja, S. Kep., Ners., M. Kep PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN TAHUN AKADEMIK 2020 LEMBAR KONSULTASI Nama : Tri Jaya Firmansyah Nim : 113063J120120 Preseptor klinik : Selpy Novita, S. Kep., Ners. Preseptor Akademik : Ermeisi Er Unja, S. Kep., Ners., M. Kep Judul Laporan : Asuhan Keperawatan Pada Tn. S. Dengan Diagnosa Medis Post Op Oref (Open Reduction And External Fixation) Fraktur Femur Di Ruang Nilam III RSUD. Moch Ansari Saleh Banjarmasin No. Hari/Tanggal 1 7 Mei 2021 2 3 Saran Perbarui di LP, ganti regio fraktur radius ulna menjadi femur. Tambah diagnosa gangguan mobilitas fisik. Paraf PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN TAHUN AKADEMIK 2020 LEMBAR KONSULTASI Nama : Tri Jaya Firmansyah Nim : 113063J120120 Preseptor klinik : Selpy Novita, S. Kep., Ners Preseptor Akademik : Ermeisi Er Unja, S. Kep., Ners., M. Kep Judul Laporan : Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Tn. S. Dengan Diagnosa Medis Post Op Oref (Open Reduction And External Fixation) Fraktur Femur Di Ruang Nilam III RSUD. Moch Ansari Saleh Banjarmasin No. Hari/Tanggal Saran Paraf LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN Tn. S PADA GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST OP OREF FRAKTUR FEMUR A. PENGKAJIAN (Tgl 7, Juni 2021, 12.10 Wita) 1. Identitas Pasien a. Nama : Tn. S b. Umur : 44 tahun c. Jenis kelamin : Laki-Laki d. Pekerjaan : Kepala Mekanik Perusahaan. e. Agama : Islam f. Suku/Bangsa : Banjar g. Alamat : Jln. X h. Ruangan dirawat : Kamar 1D (Nilam III) i. Tanggal Masuk RS : 4 Juni 2020 j. No. Register : 45 95 37 k. Diagnosa Medis : Post Operasi OREF Fraktur Femur l. Dokter yang merawat: dr.A 2. Riwayat Penyakit a. Keluhan utama : Pasien mengatakan, “Luka operasi di kaki kanannya pada daerah paha dekat lutut kadang masih terasa nyeri, kalau yang lutut sampe kebawah tidak ada rasa sakit sama sekali, pada bahu kiri juga patah belum dioperasi sakit bila ditekan daerah yang patah dan bila gerak berlebihan. Nyeri di kaki kanan dan tulang bahu kirinya kadang terasa dan bertambah jika bergerak nyeri seperti ditusuk-tusuk skala nyeri 3 (0-10)”. b. Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengatakan, “dirinya adalah pasien rujukan dari RS I, sebelumnya saya terjepit mobil tanpa supir di bengkel perusahan yang mobil tersebut mogok kemudian ditarik menggunakan tali, ketika sudah sampai saya melepas ikatan tali di bemper mobil tersebut tiba-tiba mobilnya bergerak jalan sendiri lalu menabrak saya dan terjepit dengan mobil dan dinding kemuian terjadi perdarahan dipaha saya, kemudian dibawa ke RS I disana di operasi di pasang gips” kemudian dirujuk kesini dan dioperasi lagi pemasangan OREF pada tanggal 5 Juni 2021. c. Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengatakan, “dahulu-dahulu hanya sakit biasa seperti batuk pilek” tidak pernah sakit parah, tidak ada riwayat memiliki hipertensi, tidak ada diabetes mellitus dan tidak ada asma. d. Riwayat penyakit keluarga Pasien mengatakan, “Saya tidak memiliki hipertensi atau pun diabetes, orang tua juga tidak ada yang pernah sakit hipertensi ataupun diabetes”. e. Riwayat sosial Pasien mengatakan, “Pasien seorang kepala mekanik, hubungan dengan rekan kerja sangat baik, perusahan tempatnya bekerja adalah perusahaan kecil sehingga dirinya juga harus turut serta membantu rekan-rekannya”. 3. Pemeriksaan Fisik : Keadaan Umum: Pasien tampak menahan nyeri; GCS: E4, V5, M6. Temp: 36,2 C. TD: 123/68 mmHg. Pulse: 93 x/menit, Respirasi: 21 x/menit, Spo2: 98%. Karakteristik nyeri: P: Post operasi femur pemasangan OREF dan fraktur klafikula, Q: nyut-nyut, R: Paha bawah dekat lutut dan tulang mid klafikula, S: 3 Nyeri ringan (1-3), T: kadang kadang dan ketika bergerak. No 1 Area pemeriksaan Ekstremitas atas dan Ekstremitas bawah Hasil pemeriksaan Look : Ekstremitas bagian kiri, pada bahu sekitar area tulang mid klavikula tampak bengkak kemerahan, lebam (hematoma), dan deformitas pada bahu kiri. Tangan kiri dan kanan terpasang kateter intravena. Ekstremitas bawah pada kaki sebelah kanan terpasang OREF, luka post op OREF ditutup kasa dan perban elastis tampak sedikit merembes di bawah area paha Analisa Hematoma pada area bahu kiri terjadi akibat fraktur mid klafikula sinistra 2 4. Feel : Akral area betis dekstra sampai ke pedis teraba dingin, pulsasi kearah pedis tidak teraba, Spo2 pada ujung jarijari pedis dekstra 0% Move : Pedis tidak bisa digerakan, tampak keterbatasan gerak pada kaki kanan, skala ekstremitas kekuatan otot tangan kiri kanan 5, kaki kiri 5, kaki kanan 0. Akral area betis sampe ke pedis teraba dingin dikarenakan aliran perfusi keperifer tidak mencukupi. Bibir Tampak kering Konjungtiva Anemis Cafilary refil time Kulit Waktu pengisian kapiler pada pulpa jari tangan 2 detik Kulit kaki kanan area betis sampai Aliran darah tidak betis teraba dingin, warna kulit sampai ke perifer pada pedis sedikit pucat seperti tidak ada aliran darah. Setelah kehilangan banyak darah menjadi penyebab lemah dan penurunan hemoglobin. 11 Pola Gordon a. Persepsi terhadap kesehatan – Manajemen Kesehatan Sebelum sakit: Pasien mengatakan, “sebelumnya jika sakit selalu berobat kedokter atau fasilitas kesehatan”. Setelah di rumah sakit: Pasien mengatakan, “kecelakaan ini membuat saya perlu pertimbangan bersama keluarga terutama mengenai amputasi”. b. Pola aktivitas dan latihan Sebelum sakit: Pasien mengatakan, “Kegiatan sehari hari di adalah sebagai mekanik perusahaan, ikut turun membantu memperbaiki truck bersama rekan-rekan”. Setelah dirumah sakit: Pasien mengatakan, “sekarang saya diharuskan istirahat ditempat tidur dan tidak boleh banyak bergerak” 1) Pemeriksaan aktifitas Harian saat di Rumah Sakit. Tingkat Kemampuan Melakukan Aktivitas Makan :2 Mandi :4 Berpakaian :4 Kerapian :4 BAB : 4 (belum ada BAB) BAK : 3 (terpasang Kateter urine) Mobilisasi : - (bedrest) Pindah ke kursi dorong : - (bedrest) Ambulasi : - (bedrest) CATATAN : 0 = Mandiri 1 = Bantuan Dengan Alat 2 = Bantuan Orang Lain 3 = Bantuan Orang dan alat 4 = Bantuan Penuh 2) Pemeriksaan Rentan Gerak Rentang gerak terbatas pada bagian kaki kiri, kekuatan otot: D S 5 5 0 5 c. Pola istirahat dan tidur Sebelum sakit: pasien mengatakan, “tidak ada kesulitan tidur, tidur dirumah rutin bangun pagi tidak ada keluhan lelah, tidur malam biasanya jam 10 atau 11”. Setelah di rumah sakit: pasien mengatakan, “Saat ini tidur nyenyak saja tidak ada gangguan, terkadang kalau terasa ngantuk siang hari bisa saja tertidur”. d. Pola nutrisi Sebelum sakit: Pasien mengatakan, “Sebelumnya tidak ada masalah dalam makanan, makan seperti biasa bisa makan apa saja. Minum air putih juga banyak karna di bengkel itu kadang panas dan banyak bergerak sehingga cukup haus terkadang sehari bisa menghabiskan air kurang lebih 2-3 liter. Setelah di rumah sakit: Pasien mengatakan, “Saat ini saya makan makanan yang disediakan rumah sakit, BB sebelumnya (62 kg) TB sebelumnya (165 cm). e. Pola eliminasi Sebelum sakit: Pasien mengatakan, “dirumah dan ditempat kerja normal saja saja kencing atau BAB tidak ada masalah sulit BAB dan tidak ada keluhan. Setelah dirumah sakit: pasien mengatakan, “sejak saat kejadian ini sampai sekarang belum ada BAB (3 hari), kencing menggunakan alat bantu kateter urine”. f. Pola kognitif – perceptual Sebelum sakit: pasien mengatakan, “ingatannya baik, perabaan peka, dan pengecapan untuk mencicipi rasa juga. Setelah dirumah sakit: pasien mengatakan, “makanan rumah sakit berasa saja tidak ada masalah terhadap makanan”. Hasil observasi Pasien tampak dapat mengingat dan berkonsentrasi menjelaskan tiap kejadian sebelum dirawat di rumah sakit dan memiliki konsentrasi yang cukup bagus sehingga percakapan searah”. g. Pola konsep diri Sebelum sakit: pasien mengatakan, “terkadang jika saya memiliki masalah ditempat kerja saya bercerita dan meminta pendapat sesama rekan kerja, begitu juga kadang saya bercerita dan meminta pendapat istri saya”. Setelah dirumah sakit: Pasien mengatakan, “saya seorang kepala rumah tangga, saya ingin bisa pulih kaki saya dengan pengobatan dari dokter” h. Pola koping Pasien mengatakan, “ingin berunding dulu butuh waktu terhadap keputusan untuk di amputasi kaki kanannya”. i. Pola seksualitas – reproduksi Pasien mengatakan, “memiliki istri dan anak”. j. Pola peran – hubungan Pasien mengatakan “pasien adalah suami dan berperan menafkahi keluarga, hubungan pasien dengan anak dan istrinya baik begitu juga dengan rekan kerja dan tetangga”. k. Pola nilai dan kepercayaan Pasien mengatakan, “Islam, jarang mengikuti kegiatan taklim atau ceramah di masjid, lebih banyak menghabiskan waktu bekerja dan jika ada libur menghabiskan waktu dirumah atau berkunjung ketempat teman. B. PROSEDUR DIAGNOSTIK No 1 2 3 Hari/ Tanggal 7 Juni 2021 8 Juli 2021 Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Hematologi Leukosit Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Granula MID Lymposit Trombosit RDW MCV MCH MCHC P-LCR 13,8 9.0 Low 24 Low 3.00 Low 79,2 High 10.7 10,1 Low 132 Low 12,4 80,6 30,1 37,3 High 14,5 Low 3-11 ribu/uL 12-18 g/dl 36-48 % 4-5 juta/uL 40-60 % 2-15 % 20-40 % 150-400 ribu/uL 11,5-14,5 % 75,0 -100.0 fl 25,0-35,0 pg 31-37 g/gl 15-25 % Hematologi Leukosit Hemoglobin Hematokrit Eritrosit Granula MID Lymposit Trombosit RDW MCV MCH MCHC P-LCR 7,7 9.8 Low 27 Low 3.33 Low 78,2 High 10.8 11,1 Low 108 Low 12,3 81,7 29,6 36,3 High 13,5 Low 3-11 ribu/uL 12-18 g/dl 36-48 % 4-5 juta/uL 40-60 % 2-15 % 20-40 % 150-400 ribu/uL 11,5-14,5 % 75,0 -100.0 fl 25,0-35,0 pg 31-37 g/gl 15-25 % Radiologi Thorax AP Analisa Femur AP Femur Post OREF C. ANALISA DATA Data DS: Pasien mengatakan, “Luka operasi di kaki kanannya pada daerah paha dekat lutut kadang masih terasa nyeri, kalau yang lutut sampe kebawah tidak ada rasa sakit sama sekali, pada bahu kiri juga patah belum dioperasi sakit bila ditekan daerah yang patah dan bila gerak berlebihan. Nyeri di kaki kanan dan tulang bahu kirinya kadang terasa dan bertambah jika bergerak nyeri seperti ditusuk-tusuk skala nyeri 3 (0-10)”. Etiologi Problem Kecelakaan; Nyeri akut Fraktur Klavikula sinistra dan Femur dekstra Tindakan OREF Nyeri DO: Keadaan Umum: Pasien tampak menahan nyeri, terpasang OREF pada kaki kanan, deformitas pada bahu kiri. GCS: E4, V5, M6. Temp: 36,2 C. TD: 123/68 mmHg. Pulse: 93 x/menit, Respirasi: 21 x/menit, Spo2: 98%. Karakteristik nyeri: P: Post operasi femur pemasangan OREF dan fraktur klafikula, Q: nyut-nyut, R: Paha bawah dekat lutut dan tulang mid klafikula, S: 3 Nyeri ringan (1-3), T: kadang kadang dan ketika bergerak DS: pasien mengatakan, “kaki tidak berasa”. DO : Look : Ekstremitas bawah pada kaki sebelah kanan terpasang OREF, luka post op OREF ditutup kasa dan perban elastis tampak sedikit merembes di bawah area paha Feel : Akral area betis dekstra sampai ke pedis teraba dingin, pulsasi kearah pedis tidak teraba, Spo2 pada ujung jari-jari pedis dekstra 0% Kecelakaan Penurunan vaskularisasi Penurunan aliran arteri Perfusi Perifer Tidak Efektif DS: pasien mengatakan, “kaki kanan pada betis sampai ke ujung jari tidak bisa digerakan”. DO: Pedis tidak bisa digerakan, tampak gerak terbatas, skala ekstremitas kekuatan otot tangan kiri kanan 5, kaki kiri 5, kaki kanan 0. Kecelakaan Kerusakan integritas struktur tulang Gangguan Mobilitas Fisik Fraktur: Klavikula sinistra dan Fraktur Femoralis dekstra Kategori aktivitas dibantu sepenuhnya. Hasil Rontgen : Gangguan Fungsi Ekstremitas - DS: Pasien mengatakan, “pada tanggal 5 Juni 2021 dioperasi pemasangan OREF”. DO: Look : Ekstremitas bawah pada kaki sebelah kanan terpasang OREF, luka post op OREF ditutup kasa dan perban elastis tampak sedikit merembes di bawah area paha Kecelakaan; Fraktur Femur dekstra Gangguan Integritas Jaringan Tindakan OREF D. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik dan trauma; Post Operasi dan fraktur 2. Perpusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri 3. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang 4. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan Faktor mekanis; Pemasangan OREF E. NURSING CARE PLAN Diagnosa Keperawatan 1: Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dan trauma: Post operasi, fraktur; ditandai dengan pasien mengatakan, “Luka operasi di kaki kanannya pada daerah paha dekat lutut kadang masih terasa nyeri, pada bahu kiri patah belum dioperasi sakit bila ditekan dan bila gerak berlebihan”, pasien tampak menahan nyeri, terpasang OREF pada kaki kanan, tampak deformitas pada bahu kiri. Karakteristik nyeri: P: Post operasi femur pemasangan OREF dan fraktur klafikula, Q: nyut-nyut, R: Paha bawah dekat lutut dan tulang mid klafikula, S: 3 Nyeri ringan (1-3), T: kadang kadang dan ketika bergerak. TTV: TD: 123/68 mmHg. Pulse: 93 x/menit, Respirasi: 21 x/menit, Spo2: 98%. Tanggal: 7 Juni 2021 Patient Outcome Setelah dilakukan tindakan 1. keperawatan selama 2. 30 menit, maka diharapkan tingkat 3. nyeri menurun dengan kriteria hasil: - Keluhan nyeri menurun - Meringis menurun - Tekanan darah membaik Intervention Ukur TTV Manajemen Nyeri Pemberian obat melalui intravena Rationale 1. 2. 3. Mengetahui dini kondisi 1. tubuh dan mempertimbangkan pemberian terapeutik Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang 2. berkaitan dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengna onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan Menyiapkan dan memberikan 3. agen farmakologis melalui kateter intravena guna membantu penyembuhan. Implementation Evaluation Pemantauan Tanda-tanda vital - Mengukur TTV: Temp: 36,2 C. TD: 123/68 mmHg. Pulse: 93 x/menit, Respirasi: 21 x/menit, Spo2: 98%. (14.00) S: pasien mengatakan, “Nyeri berkurang, bila digerakan baru terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 2 (0-10)”. Manajemen Nyeri - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan skala nyeri - Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (relaksasi tarik nafas dalam). O: pasien tampak menahan nyeri, terpasang OREF pada kaki kanan, deformitas pada bahu kiri. Pemberian obat melalui intravena - Memverifikasi order obat sesuai indikasi (Katerolac 30 mg/12 jam, IV) A : masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi Diagnosa Keperawatan 2: Perpusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri ditandai dengan pasien mengatakan, “kaki tidak berasa”, Ekstremitas bawah pada kaki sebelah kanan terpasang OREF, luka post op OREF ditutup kasa dan perban elastis tampak sedikit merembes di bawah area paha, Akral area betis dekstra sampai ke pedis teraba dingin, pulsasi kearah pedis tidak teraba, Spo2 pada ujung jarijari pedis dekstra 0% Tanggal: 7 Juni 2021. Patient Outcome Setelah dilakukan tindakan 1. keperawatan selama dirumah sakit diharapkan perfusi perifer membaik dengan kriteria hasil: - Denyut nadi perifer meningkat - Sensasi meningkat - Warna kulit pucat - Akral membaik Intervention Perawatan sirkulasi Rationale 1. Berupaya mengidentifikasi dan mempertahankan merawat area yang mengalami keterbatasan sirkulasi perifer 1. Implementation Evaluation Perawatan sirkulasi - Memeriksa sirkulasi perifer (nadi perifer, pengisian kapiler, warna, dan suhu) untuk mengevaluasi kondisi perifer - Melakukan pencegahan infeksi (14.00) S: pasien mengatakan, “di ujung lutut betis sampai telapak kaki tidak terasa saat disentuh, yang terasa hanya bagian lutut sampai ke paha”. - Diskusikan penyebab perubahan sensasi O: Akral area betis dekstra sampai ke pedis teraba dingin, pulsasi kearah pedis tidak teraba, Spo2 pada ujung jari-jari pedis dekstra 0% A : masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Diagnosa Keperawatan 3: Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang ditandai dengan pasien mengatakan, “kaki kanan pada betis sampai ke ujung jari tidak bisa digerakan”, Pedis tidak bisa digerakan, tampak gerak terbatas, skala ekstremitas kekuatan otot tangan kiri kanan 5, kaki kiri 5, kaki kanan 0, Kategori aktivitas dibantu sepenuhnya, Hasil radiologi (terlampir). Tanggal: 7 Juni 2021. Patient Outcome Intervention Selama dilakukan keperawatan selama 1. dirumah sakit, diharapkan 2. mobilitas fisik meningkat dengan kriteria hasil: - - Pergerakan ekstremitas meningkat Kekuatan otot meningkat 3. ROM (Range Of Motion) Dukungan perawatan diri (mandi, makan, minum, BAB/BAK) Perawatan traksi Rationale 1. 2. 3. Meminimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi, mencegah terjadinya kontraktur Memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan harian pasien Mengidentifikasi dan merawat pasien yang terpasang traksi untuk mengimobilisasi dan menstabilkan bagian tubuh Implementation 1. ROM - Menganjurkan ekstremitas yang sehat untuk digerakan secara berkala tiap pagi 2. Dukungan perawatan diri - Menganjurkan keluarga untuk menyeka tiap pagi guna memfasilitasi kebersihan diri pasien 3. Perawatan traksi - mengidentifikasi kemampuan perawatan diri saat terpasang traksi - memonitor alat fiksasi eksternal - memonitor sirkulasi, pergerakan dan sensasi pada ekstremitas yang cedera - mempertahankan posisi baring yang tepat ditempat tidur Evaluation (14.00) S : pasien mengatakan, “mandi dilap-lap oleh istri, makan-minum dibantu sedikit sedikit oleh istrinya” O : tampak gerak terbatas, skala kekuatan otot tangan kiri kanan 5, kaki kiri 5, kaki kanan 0. pulsasi pedis tidak teraba, betis teraba dingin. A : masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Diagnosa Keperawatan 4: Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan Faktor mekanis; Pemasangan OREF ditandai dengan Pasien mengatakan, “pada tanggal 5 Juni 2021 dioperasi pemasangan OREF”, Ekstremitas bawah pada kaki sebelah kanan terpasang OREF, luka post operasi OREF ditutup kasa dan perban elastis tampak sedikit merembes di bawah area paha. Tanggal: 7 Juni 2021. Patient Outcome Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. 2x24 jam integritas jaringan membaik. Dengan kriteria hasil: - - Perfusi jaringan normal, Kerusakan jaringan menurun, ketebalan dan tekstur jaringan normal, menunjukan terjadinya proses penyembuhan jaringan, tidak ada nekrosis Tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi. Intervention Rationale Implementation Evaluation (14.00) Perawatan luka 1. Mengidentifikasi dan meningkatkan penyembuhan luka serta mencegah terjadinya komplikasi luka, 1. Perawatan luka - Mengobservasi kondisi luka (ukuran, perdarahan, drainase, warna dasar luka, eksudat, bau luka, kondisi tepi luka) - Memonitor tanda dan gejala infeksi pada luka S:O: Ekstremitas bawah pada kaki sebelah kanan terpasang OREF, luka post operasi OREF ditutup kasa dan perban elastis tampak sedikit merembes di bawah area paha dan berbau. A : masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Tgl/ Jam 8 Juni 2021 Evaluasi/ Catatan Perkembangan S: Pasien mengatakan, “nyeri berkurang, kadang muncul saat bergerak berlebihan, skala nyeri 3 (0-10)”. (09.10 wita) O: Keadaan Umum: Pasien tampak menahan nyeri, terpasang OREF pada kaki kanan, deformitas pada bahu kiri. - TTV: Temp: 36,4 C. TD: 122/98 mmHg. Pulse: 90 x/menit, Respirasi: 21 x/menit, Spo2: 98%. - Karakteristik nyeri: P: Post operasi femur pemasangan OREF dan fraktur klafikula, Q: nyut-nyut, R: Paha bawah dekat lutut dan tulang mid klafikula, S: 3 Nyeri ringan (1-3), T: kadang kadang dan ketika bergerak A: Dx 1. Nyeri Akut P: Dx 1. Lanjutkan Intervensi I: - Mengukur TTV - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan skala nyeri Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (relaksasi tarik nafas dalam). Memverifikasi order obat sesuai indikasi dan memberikan obat sesuai jadwal (Katerolac 30 mg/12 jam, IV) - - E: Data S: pasien mengatakan, “nyeri berkurang, skala nyeri 2 (0-10), nyeri muncul dan bertambah sakit ketika gerak berlebihan”. TTD Data O: pasien tampak kesakitan ketika kakinya diangkat saat akan dilepas perban untuk perawatan luka. Analisa: Masalah belum teratasi, Planing: Lanjutkan Intervensi 8 Juni 2021 S: Pasien mengatakan, “tidak merasakan apa-apa pada kakinya”. (09.20 wita) O: Akral area betis dekstra sampai ke pedis teraba dingin pulsasi kearah pedis tidak teraba, tampak pucat, tampak pasien tidak bisa merasakan sensasi ketika di cubit pedisnya saat diminta menutup mata. A: Dx 2. Perpusi perifer tidak efektif P: Dx 2. Lanjutkan Intervensi I: - Memeriksa sirkulasi perifer (nadi perifer, pengisian kapiler, warna, dan suhu) untuk mengevaluasi kondisi perifer E: Data S: pasien mengatakan, “tidak ada merasa sakit ketika diraba atau dicubit telapak kakinya”. Data O: Akral area betis dekstra sampai ke pedis teraba dingin pulsasi kearah pedis tidak teraba, tampak pucat. Analisa: masalah belum teratasi, Planing: Lanjutkan Intervensi 8 Juni 2021 S: Pasien mengatakan, “Tadi pagi tangan dan kaki yang tidak cedera sudah digerakan”. (12.30 wita) O: Pasien tampak berbaring dengan posisi 35 derajat, terpasang OREF pada kaki kanan, deformitas pada bahu kiri. A: Dx 3. Gangguan Mobilitas Fisik P: Dx 3. Lanjutkan Intervensi I: - Menganjurkan keluarga untuk menyeka tiap pagi guna memfasilitasi kebersihan diri pasien - memonitor alat fiksasi eksternal - memonitor sirkulasi, pergerakan dan sensasi pada ekstremitas yang cedera - mempertahankan posisi baring yang tepat ditempat tidur E: Data S: Data O: Luka post op OREF ditutup kasa dan perban elastis, drainase tampak tidak jalan. Akral area betis dekstra sampai ke pedis teraba dingin, pulsasi kearah pedis tidak teraba, Spo2 pada ujung jari-jari pedis dekstra 0%. Pedis tidak bisa digerakan, tampak gerak terbatas, skala ekstremitas kekuatan otot tangan kiri kanan 5, kaki kiri 5, kaki kanan 0. Analisa: masalah teratasi sebagian Planing: Lanjutkan Intervensi 8 Juni 2021 S: Pasien mengatakan, “tanggal 5 Juni 2021 dioperasi pemasangan OREF”. (09.30 wita) O: Ekstremitas bawah pada kaki sebelah kanan terpasang OREF, luka post op OREF ditutup kasa dan perban elastis tampak merembes di bawah area paha sampai ke tempat tidur”. A: Dx 4. Gangguan integritas jaringan P: Dx 4. Lanjutkan Intervensi I: - Mengobservasi kondisi luka (ukuran, perdarahan, drainase, warna dasar luka, eksudat, bau luka, kondisi tepi luka) - Memonitor tanda dan gejala infeksi pada luka - melepaskan balutan dan kasa secara perlahan - membersihkan dengan cairan nacl - bersihkan jaringan nekrotik - berikan salep sesuai kulit (gentamicin, supratul) - E: pasang balutan sesuai jenis luka Data S: Data O: panjang luka jahitan pada paha dekat besi sampai selang drainase sekitar 12-17 cm tepi luka kemerahan, pada paha dekat lutut ada bula yang pecah, dan ada jaringan kulit yang sedikit menghitam seperti nekrosis, darah yang merembes berbau busuk. Analisa: masalah teratasi sebagian Planing: Lanjutkan Intervensi Tgl/ Jam 9 Juni 2021 Evaluasi/ Catatan Perkembangan S: Pasien mengatakan, “nyeri di luka area operasi sudah jarang terasa, tapi nyeri muncul saat bergerak seperti (09.10 wita) saat diangkat ketika akan dibersihkan oleh perawat saat diangkat muncul nyerinya, Skala nyeri 4 (0-10)”. O: Keadaan Umum: Pasien tampak menahan nyeri, terpasang OREF pada kaki kanan, deformitas pada bahu kiri. - Karakteristik nyeri: P: Post operasi femur pemasangan OREF dan fraktur klafikula, Q: nyut-nyut, R: Paha bawah dekat lutut dan tulang klafikula, S: 3 Nyeri sedang (0-10), T: kadang kadang dan ketika bergerak A: Dx 1. Nyeri Akut P: Dx 1. Lanjutkan Intervensi I: - Mengukur TTV - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan skala nyeri Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (relaksasi tarik nafas dalam ketika nyeri muncul). Memverifikasi order obat sesuai indikasi dan memberikan obat sesuai jadwal (Katerolac 30 mg/12 jam, IV) - - E: Data S: pasien mengatakan, “nyeri berkurang, skala nyeri 2 (0-10), nyeri muncul dan bertambah sakit ketika gerak berlebihan”. TTD Data O: pasien tampak kesakitan ketika kakinya diangkat saat akan dilepas perban untuk perawatan luka. TTV: Temp: 36 C. TD: 129/64 mmHg. Pulse: 75 x/menit, Respirasi: 20 x/menit, Spo2: 99%. Analisa: Masalah belum teratasi, Planing: Lanjutkan Intervensi 9 Juni 2021 S: Pasien mengatakan, “tidak merasakan apa-apa pada kakinya”. (09.20 wita) O: Akral area betis dekstra sampai ke pedis teraba dingin pulsasi kearah pedis tidak teraba, tampak pucat kebiruan dan mengerucut, tampak pasien tidak bisa merasakan sensasi ketika di cubit pedisnya saat diminta menutup mata. A: Dx 2. Perpusi perifer tidak efektif P: Dx 2. Lanjutkan Intervensi I: - Memeriksa sirkulasi perifer (nadi perifer, pengisian kapiler, warna, dan suhu) untuk mengevaluasi kondisi perifer E: Data S: pasien mengatakan, “masih tidak ada merasa sakit ketika diraba atau dicubit telapak kakinya”. Data O: Akral area betis dekstra sampai ke pedis teraba dingin pulsasi kearah pedis tidak teraba, tampak pucat kebiruan dan ujung jari mengkerucut. Analisa: masalah belum teratasi, Planing: Lanjutkan Intervensi 9 Juni 2021 S: Pasien mengatakan, “Tadi pagi tangan dan kaki yang tidak cedera sudah digerakan”. (12.30 wita) O: Pasien tampak berbaring dengan posisi 35 derajat, terpasang OREF pada kaki kanan, deformitas pada bahu kiri. Pedis tidak bisa digerakan, tampak gerak terbatas, skala ekstremitas kekuatan otot tangan kiri kanan 5, kaki kiri 5, kaki kanan 0. Aktivitas dibantu keluarga. A: Dx 3. Gangguan Mobilitas Fisik P: Dx 3. Lanjutkan Intervensi I: - memonitor alat fiksasi eksternal - memonitor sirkulasi, pergerakan dan sensasi pada ekstremitas yang cedera - mempertahankan posisi baring yang tepat ditempat tidur E: Data S: Data O: Luka post op OREF ditutup kasa dan perban elastis, drainase masih tampak tidak jalan. Akral area betis dekstra sampai ke pedis teraba dingin, pulsasi kearah pedis tidak teraba, Spo2 pada ujung jari-jari pedis dekstra 0%. Analisa: masalah teratasi sebagian Planing: Lanjutkan Intervensi 9 Juni 2021 S: - (09.30 wita) O: Ekstremitas bawah pada kaki sebelah kanan terpasang OREF, luka post op OREF ditutup kasa dan perban elastis tampak merembes di bawah area paha sampai ke tempat tidur”. A: Dx 4. Gangguan integritas jaringan P: Dx 4. Lanjutkan Intervensi I: - Mengobservasi kondisi luka (ukuran, perdarahan, drainase, warna dasar luka, eksudat, bau luka, kondisi tepi luka) - Memonitor tanda dan gejala infeksi pada luka - melepaskan balutan dan kasa secara perlahan - membersihkan dengan cairan nacl - bersihkan jaringan nekrotik - berikan salep sesuai kulit (gentamicin, supratul) - E: pasang balutan sesuai jenis luka Data S: Data O: pada paha mulai terlihat ada banyak jaringan yang nekrosis, ada nanah, ada berbau busuk. Analisa: masalah belum teratasi Planing: Lanjutkan Intervensi F. DRUGS STUDY Name of drug Gentamicyn 80mg/ 12 Jam Indications Contraindications Drug Mechanism Gentamicin adalah obat untuk mengatasi infeksi akibat bakteri Kontraindikasi gentamicin adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap aminoglikosida. Obat ini bekerja dengan cara membunuh sekaligus mencegah pertumbuhan bakteri, sehingga infeksi bisa diatasi. Adverse Effects Interaksi Gentamicin dan Obat Lainnya Menurunkan efek BCG vaccine live dan typhoid vaccine live. Meningkatkan risiko terjadinya gangguan ginjal, jika digunakan bersama cispalastin, obat golongan ciclosporin, diuretik loop, amphotericin B, dan cisplatin. Meningkatkan efek samping gentamicin, jika digunakan bersama obat golongan antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen, indometasin, dan naproxen. Nursing Considerations - Test Skin 12 benar pemberian obat Name of drug Katerolac 30mg/12 Jam Indications Contraindications Ketorolac merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Obat untuk meredakan nyeri dan peradangan. Obat ini sering digunakan setelah operasi atau prosedur medis yang bisa menyebabkan nyeri Hipersensitif terhadap ketorolac tromethamine dan pernah menunjukkan reaksi alergi terhadap aspirin atau obat AINS lainnya. Pasien dengan atau yang mempunyai riwayat ulkus peptikum akut, perdarahan saluran cerna atau perforasi. Penderita gangguan ginjal berat atau berisiko menderita gagal ginjal. Pasien yang diduga menderita perdarahan serebrovaskular, diatesis hemoragik. Pasien yang sedang mengalami proses persalinan. Ibu menyusui. Mendapatkan obat AINS lainnya dan probenecid. Drug Mechanism Ketorolac bekerja dengan cara menghambat produksi senyawa kimia yang bisa menyebabkan peradangan dan rasa nyeri. Adverse Effects Interaksi Ketorolac dengan Obat Lain Nursing Considerations - Meningkatkan risiko terjadinya perdarahan, jika digunakan bersama obat antikoagulan, antiplatelet, NSAIDs, kortikosteroid, dan antidepresan golongan SSRIs Meningkatkan risiko terjadinya kerusakan ginjal, jika digunakan bersama obat diuretik, ciclosporin, tacrolimus, ACE inhibitor, atau obat angiotensin II receptor antagonists (ARB) Meningkatkan kadar ketorolac di dalam darah jika digunakan bersama probenecid, lithium, methotrexate, dan digoxin Memicu terjadinya halusinasi, jika digunakan bersama flouxetine, thiothixene, dan alprazolam 12 benar pemberian obat. Observasi keefetifan setelah diberikan