Nama : Asma Sapitri NIM : 20191101067 Sesi 4 Pendidikan Agama Islam Carilah fatwa MUI tentang “Penyelenggaraan ibadah dalam situasi terjadi wabag COVID-19” analisa fatwa tersebut menurut pendapat anda! Berikan kesimpulan…. Sekertaris komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Asrorun Niam Sholeh, menegaskan bahwa orang yang terjangkit virus corona yang menyebabkan covid-19, dilarang melakukan kegiatan ditengah orang banyak, termasuk dalam kegiatan keagamaan. Selain itu, disuatu kawasan dengan tingkat potensi penyebaran virus corona tinggi, kegiatan keagamaan termassuk shalat jum’at harus di berhentikan sementara. Hal ini sebagaimana tertuang dalam fatwa nomor 14 tahun 2020 tentang pnyelenggaraan ibadah dalam situasi terjdi wabah covid-19 yang diterbitkan MUI pada senin (16/3/2020). Orang yang positif terpapar virus corona bertanggung jawab untuk melakukan pengobatan dan mengisolasi diri, serta mencegah timbulnya penularan ke orang lain. Sementara itu, bagi orang dengan kondisi sehat dan tak terjangkit virus corona tapi tinggal di daerah dengan potensi penularan corona yang sangat, di berlakukan pula larangan melakukan kegiatan keagamaan ditempat umum. Hal ini semata-mata untuk mengindari terjadinya penularan dan penyebaran virus corona. “Bukan berarti meniadakan ibadah, tetapi semata-mata untuk kepentingan himayah, memberikan perlindungan agar tidak menularkan kepada yang lain” ujar Asrorun. Dan bagi mereka yang sehat dan tinggal di kawasan dengan tingkat penyebaran virus rendah, kegiatan keagamaan dapat diperlakukan seperti biasa. Akan tetapi, kewaspadaan terhadap prilaku hidup bersih dan sehat harus ditingkatkan, supaya tidak terjadi penularan virus corona. Ada sejumlah hal yang bias dilakukan untuk mencegah penularan, seperti menjaga kebersihan tempat ibadah hingga membawa sajadah sendiri jika hendak melakukan ibadah berjamaah. “Ini bagian dari tugas keagamaan, jangan sampai kemudian kita menyebabkan kepanikan” kata asrorun. Kesimpulan saya. Memang banyak sekali pro dan kontra dengan adanya fatwa MUI ini, menurut saya setiap agama tidak mungkin menyulitkan umatnya, tapi terkadang umatnya masih ada yang menyulitkan dirinya sendiri. Ada yang bilang “kalo shalat jum’at dilarang pemerintah seolaholah terdzolimi” pemerintah bukan melarang tapi menghimbau agar tidak terjadi penularan di kerumunan orang banyak. Itupun bukan hanya muslim saja yang dihimbau. Tapi agama lain juga dihimbau untuk sementara waktu beribadah dirumah demi kebaikan bersama. Penularan virus corona ini memang penyebarannya sangat cepat, karna banyak sekali kasus yang positif virus ini tidak ada gejala-gejalanya. Tapi beberapa orang selalu bilang “hidup dan mati sudah takdir Allah, dan virus ini buatan Allah jadi serahkan aja sama Allah”. Iya benar memang semua rezeki, jodoh, maut sudah digariskan oleh Allah, tapi apa salahnya untuk menjaga, jangan egois karna kalo kita sampai positif virus ini dan tidak terdeteksi akan menularkan orang sekitar, bahkan keluarga kita sendiiri. ada juga beberapa yang bilang “kita ibadah kerumah Allah, dan rumah Allah suci tidak mungkin ada virus corona”. Benar semua tempat ibadah suci, tapi kita gapernah tau orang-orang yang dating kesana apa semuanya negative corona? Belum tentu. Karna kita gapernah tau satu kali kita jalan keluar rumah sekitar 1 km, berapa banyak orang yang kita temui. Jadi menurut saya, lebih baik kita menjaga dan banyak berdoa, ibadah dirumah untuk sementara untuk kepentingan brsama dan semoga Indonesia ku tercinta akan kembali aman dan kembali seperti semula. Amin