Khutbah Pembuka Allahuakbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar kabiro walhamdu lillahi katsiro, wasubhanallahi bukrotaw wa ashila. La illaha ilallahu wallahu akbar, allahuakbar walillahil khamdu walaa na’budu illa iyyahu mukhlisiina lahuddiin, walau karihal kaafiruun, wlau karihal munafiqun, walau karihal musyriku, laa ilaaha ilallahu wahdah, shadaqa wa’dah, wanashara ‘abdah, wa a’azza, jundah, wahazamal ahzaaba wahdah. La ilaha ilallahu wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd. Sodaqallahul adzim. Saudaraku/keluargaku yang dirahmati Allah SWT, Saat ini kita semua wajib bersyukur karena bulan suci Ramadhan baru saja kita lalui dengan ridho dan keikhlasan yang sepenuh hati. Meskipun suasana Ramadhan dan 1 Syawal 1441 H kini tampak sedikit berbeda dengan tahuntahun sebelumnya. Pada dasarnya, kita semua merupakan hamba Allah yang sedang diuji dengan adanya wabah virus corona yang dapat mengancam jiwa. Hal inilah yang membuat banyak amalan dan ibadah yang lazimnya kita tunaikan secara berjamaah di masjid atau mushola, kali ini terpaksa harus kita tunaikan di rumah sesuai dengan petunjuk dari para ulama serta Pemerintah kita yang berwenang. “Ya ayyuhalladzina amanu kutiba ‘alaikumu siyamu kama kutiba ‘alladzina min qablikum la’allakum tattaqun” Artinya: “Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” Ibadah puasa bertujuan untuk membentuk kita semua menjadi hamba Allah yang bertakwa. Berbagai hal diajarkan oleh Allah SWT selama kita menjalankan ibadah puasa. Semua itu untuk melatih kita agar menjadi manusia yang lebih menahan diri. Apabila terhadap hal-hal yang sebenarnya kita boleh melakukannya namun kita menahan diri, maka apalagi terhadap hal-hal yang memang dilarang oleh Allah. Tentu kita mampu meninggalkan larangan tersebut. Khutbah Isi Saudaraku yang dirahmati Allah, Allah SWT telah berfirman dalam QS. An Nisa ayat 59 yang berbunyi, “Ya ayyuhalladzina amanu ati ullaha wa ati ur rasula wa ulil amri minkum, fa in tanaza tum fi syai ‘in rudduhu ilallahi war rasuli in kuntum tu minuna billahi wal yaumil akhir, dzalika khairuw wa ahsanu ta wila” Artinya: “Hai orang-orang beirman, taatilah Allah dan Rasul-Nya, dan ulil mari di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Menjalankan amalan serta ibadah di rumah dan menerima keadaan adanya wabah seperti pada saat ini merupakan salah satu ujian yang diberikan Allah. Kita harus bersabar menerima kenyataan ini. Karena pada dasarnya, apa yang kita lakukan tidak lain yakni dalam rangka menaati Allah, Rasulullah, para ulama, dan pihak berwenang yang pada intinya bertujuan untuk menyelamatkan umat manusia dari ancaman wabah suatu penyakit. Memang sebagai orang yang beriman, kita wajib taat pada perintah Allah. Ketaatan kepada Allah ini menggiring sebuah konsekuensi kita pula pada ketaatan kita kepada Rasul-Nya sebagaimana seperti firman Allah pada QS. An Nisa ayat 53. Tidak hanya itu, hal tersebut juga membawa konsekuensi kita untuk menaati perintah para ulama hingga ulil amri atau pemerintah yang berwenang mengatur kita sebagai masyarakatnya. Mari kita berdoa semoga ketaatan kepada semua pihak dan kebijakan seperti karantina serta jaga jarak untuk mencegah penyebaran virus corona ini akan dibalas kebaikan dan pahala oleh Allah SWT dengan segera dilenyapkannya wabah ini dari kita. Aamiin Ya Rabbal Alamin. Saudaraku yang dirahmati Allah, Selain sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah SWT, ibadah puasa ini erat kaitannya dengan pengampunan dari Allah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadist yang diriwayatkan sebagaimana berikut ini, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Abu Hurairah) Khutbah Penutup Jadi, dengan selesainya kita melaksanakan ibadah puasa, maka dosa-dosa kita senantiasa akan diampuni oleh Allah SWT. Kini, giliran kita untuk menghapuskan dosa-dosa kita kepada sesame manusia agar di hari yang suci ini kita dapat meriah kembali kesucian kita dari dosa seperti pada saat kita bayi dahulu. Maka seusai shalat Idul Fitri ini, ada baiknya untuk berikrar saling memaafkan di antara kita seperti keluarga, saudara-saudara, tetangga, dan teman-teman secara virtual ataupun online. Sekali lagi, mari kita berdoa agar ketaatan kita kepada Allah, Rasulullah, ulama, dan ulil amri untuk menghindari marabahaya seperti wabah virus ini akan dibalas oleh Allah dengan segera dilenyapkannya wabah tersebut dari muka bumi ini. Sehingga kita dapat kembali menjalankan ibadah serta amalan untuk meningkatkan ketakwaan kita terhadap Allah SWT secara normal. Aamin Ya Rabbal Alamin. A’udzu billahi minas syaitanirajim. Bismillahi rahmanirahim. Inna a’tainakal kautsar. Fa salli lirabbika wanhar. Inna syani aka huwal abtar. Allahumma inna nas’aluka salamatan fiddin, wa ‘afiyatan fil jasad, waziyadatan fil ‘ilmi, wa barokatan firrizqi, wa taubatan qoblal maut, warohmatan ‘indal maut, wa maghfirotan ba’dal maut, allahuma hawwin ‘alaina fii sakarotil maut, wa najatan minannari, wal ‘afwa ‘indal hisab. Walhamdulillahirabbil ‘alamin Demikian contoh khutbah yang dapat Anda sampaikan usai shalat Idul Fitri sendiri di rumah bersama keluarga pada saat melakukan karantina mandiri dan jaga jarak guna mengurangi laju penyebaran virus corona. Contoh khutbah tersebut kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 7 menit.