MAKALAH PENYEHATAN AIR PROSEDUR DAN TATA CARA PEMERIKSAAN KUALITAS FISIK, KIMIA DAN BAKTERIOLOGI AIR Dosen Mata Kuliah: Aris Budianto, S.T., M.KM Endang Uji Wahyuni, S.KM., MKM Disusun oleh : KELOMPOK 7 1. Dewi Purnamasari P21335118017 2. Jeremie Ethelbert P21335118026 3. Rogate Jenyfer Prisqilla P21335118055 4. Salma Fitria P21335118057 5. Wiwik Purwasih P21335118077 2 D-IV B KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643 Fax. 021.7397769 E-mail: [email protected] Website: http://poltekkesjkt2.ac.id Air merupakan materi esensial yang dibutuhkan bagi setiap makhluk hidup. Di kotakota besar, kebutuhan akan air meningkat sesuai dengan tingkat kehidupan masyarakat. Air digunakan untuk minum, masak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Penggunaan air yang bermacam-macam dalam kehidupan sehari-hari haruslah melibatkan pengawasan dan pengujian terhadap kualitas air, yaitu pemeriksaan secara fisik setiap satu bulan sekali dan pemeriksaan secara laboratorium setiap tiga bulan sekali (Sasono, 2012). Keberadaan bakteri coliform pada air yang diuji merupakan indikator bahwa air tersebut tidak aman dikonsumsi. Bakteri coliform yang biasa digunakan sebagai indikator adalah Escherichia coli. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 429/MenKes/PER/IV/2010, air minum harus memiliki persyaratan nilai MPN (Most Probable Number) E.coli maksimal 0 sel/100 ml untuk dinyatakan layak dikonsumsi. Pengujian bakteriologis air dilakukan melalui tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji lengkap (completed test). TUJUAN Tujuan dari pengambilan sampel / contoh adalah untuk mengumpulkan sebagian material / bahan dalam volume yang cukup kecil yang mewakili material / bahan yang akan diperiksa secara tepat / teliti untuk dapat dibawa dengan mudah dan diperiksa di laboratorium. Hal ini berarti bahwa perbandingan atau konsentrasi relatif yang tepat dari semua komponen dalam sampel akan sama seperti dalam material yang disampling, serta tidak mengalami perubahan-perubahan yang berarti dalam komposisinya sebelum pemeriksaan dilakukan. Untuk mendapatkan sampel yang mewakili diperlukan seorang pengambil sampel yang dapat / mampu melakukan prosedur pengambilan dan pengawetan sampel dengan baik, agar hasil uji laboratorium nantinya merupakan hasil uji yang dapat dipertanggungjawabkan kualitas dan kuantitasnya. Kemungkinan kandungan pada sampel dapat hilang secara keseluruhan atau sebagian jika prosedur pengambilan dan pengawetan sampel yang baik tidak diikuti dengan benar. Pada waktu pengambilan sampel air dilakukan pemeriksaan parameter air yang harus dilakukan segera / dilakukan dilapangan seperti : pemeriksaan fisika, pH, sisa Chlor. ALAT DAN REAGEN ALAT Alat-alat yang perlu dipersiapkan dalam pengambilan sampel sebagai berikut : a) Alat pengambil sampel b) Alat lain c) Wadah untuk menyimpan sampel Berikut penjelasan mengenai alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan contoh : a) Alat pengambil contoh Alat pengambil contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Terbuat dari bahan yang tidak terpengaruh sifat contoh (misalnya untuk keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat daru logam) Mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya. Contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung / wadah penyimpan tanpa ada sisa bahan tersuspensi didalamnya. Mudah dan aman dibawa. Kapasitas 1-5 liter, tergantung dari maksud pemeriksaan Alat pengambil sampel terdiri dari bermacam-macam bentuk tergantung pada jenis pemeriksaan yang dibutuhkan. Karena peralatan laboratorium di Puskesmas terbatas, maka yang digunakan adalah alat pengambil contoh tipe sederhana. Alat pengambil contoh tersebut adalah : Alat pengambil contoh sederhana Terdiri dari botol biasa atau ember plastik yang digunakan pada air permukaan secara langsung. Botol biasa yang diberi pemberat untuk digunakan pada kedalaman tertentu. Pemberat ini diikat dengan kawat kuningan / kawat tembaga dan tidak boleh memakai kawat besi, sebab besi mudah berkarat, sehingga mudah putus dan karatnya dapat mencemari air dengan menambah tinggi kadar besi. Alat pengambil contoh setempat secara mendatar Dipergunakan untuk mengambil contoh di sungai atau di tempat yang airnya mengalir pada kedalaman tertentu. Contoh alat ini adalah tipe Wohlenberg. Alat pengambil contoh setempat secara tegak. Dipergunakan untuk mengambil contoh pada lokasi yang airnya tenang atau alirannya sangat lambat seperti di danau, waduk, dan muara sungai pada kedalaman tertentu. Contoh alat ini adalah tipe Ruttner. Alat pengambil sampel pada kedalaman yang terpadu untuk pemeriksaan zat padat tersuspensi atau untuk mendapatkan contoh yang mewakili semua lapisan air. Contoh alat ini adalah tipe USDH. Alat pengambil contoh secara otomatis yang dilengkapi alat pengatur waktu dan volume yang diambil. Digunakan untuk contoh gabungan waktu dari air limbah atau air sungai yang tercemar, agar diperoleh kualitas air rata-rata selama periode tertentu. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan gas terlarut, yang dilengkapi tutup, sehingga alat dapat ditutup segera setelah terisi penuh. Contoh alat ini adalah tipe Casella. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan bakteriologi. b) Alat lain Alat Ekstraksi Alat ini terbuat dari bahan gelas atau teflon yang tembus pandang dan mudah memisahkan fase pelarut dari contoh. Alat penyaring Alat ini dilengkapi dengan pompa isap atau pompa tekan serta dapat menahan kertas saring yang mempunyai ukuran pori 0,45 um. Alat pendingin Alat ini dapat menyimpan contoh pada suhu 4O C, dapat membekukan contoh bila diperlukan dan mudah diangkut di lapangan. c) Bahan Kimia untuk Pengawet Bahan kimia yang digunakan untuk pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis dan tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diperiksa. d) Wadah untuk menyimpan contoh Wadah yang digunakan untuk menyimpan contoh harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : Terbuat dari bahan gelas atau plastik. Dapat ditutup dengan kuat dan rapat. Mudah dicuci. Tidak mudah pecah. Wadah contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi harus dapat disterilkan. Tidak menyerap zat-zat kimia dari contoh. Tidak melarutkan zat-zat kimia ke dalam contoh Tidak menimbulkan reaksi antara bahan wadah dengan contoh. REAGEN PRINSIP PENGAMBILAN SAMPEL Dapat dilihat pada pola urutan kerja sebagai berikut : 1) Menentukan lokasi pengambilan sampel 2) Menentukan titik pengambilan sampel. 3) Melakukan pengambilan sampel 4) Melakukan pengawetan sampel 5) Pengepakan sampel dan pengiriman ke laboratorium. BAHAN PEMERIKSAAN Sampel air, yang berasal dari sumber air, air minum / air bersih, air kolam renang, air pemandian umum. Ada 2 macam sampel air : Sampel sesaat (grab sampel) Sampel yang diambil pada suatu waktu dan tempat tertentu. Contoh : sampel yang diambil dari sumber air permukaan, sumber air persediaan. Sampel gabungan waktu Sampel yang dikumpulkan pada titik pengambilan sampel yang sama, tetapi pada waktu yang berbeda dan dalam waktu yang tidak lebih dari 24 jam. Sampel 120 ml setiap interval waktu masing-masing diambil dalam kapasitas tertentu atau satu jam sekali. Sampel-sampel kemudian dicampur pada akhir periode pengambilan sampel. Jika zat pengawet diperlukan, masukkan zat tersebut kedalam wadah yang masih kosong (setelah dicuci dengan sampel), sehingga semua bagian atau porsi dari gabungan sampel akan diawetkan segera setelah diambil dan digabungkan. Sampel gabungan waktu digunakan untuk menentukan komponen-komponen yang dapat ditunjukkan tetap tidak berubah. Jumlah / volume sampel yang diambil untuk keperluan pemeriksaan dilapangan dan dilaboratorium tergantung pada jenis pemeriksaan yang diperlukan, yaitu sebagai berikut : Untuk pemeriksaan fisika air diperlukan 2 liter. Untuk pemeriksaan kimia air diperlukan 5 liter. Untuk pemeriksaan bakteriologi air diperlukan 100 ml. LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL Lokasi pengambilan sampel dilakukan pada air permukaan dan air tanah. Lokasi pengambilan sampel ditentukan berdasarkan tujuan dan keperluan pengambilan sampel : 1) Lokasi pengambilan sampel air permukaan : Lokasi pengambilan sampel air permukaan dapat berasal dari daerah pengaliran sungai dan danau / waduk. 2) Pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai berdasarkan pada : Sumber air alamiah, yaitu lokasi pada tempat yang belum terjadi atau masih sedikit pencemaran. Sumber air tercemar, yaitu lokasi pada tempat yang telah mengalami perubahan atau dihilir sumber pencemar. Sumber air yang dimanfaatkan, yaitu lokasi pada tempat penyadapan pemenfaatan sumber air tersebut. 3) Pemantauan kualitas air pada danau / waduk berdasarkan pada : Tempat masuknya sungai ke danau / waduk. Ditengah danau / waduk. Lokasi penyadapan air untuk pemanfaatan Tempat keluarnya air danau / waduk. PENGAMBILAN SAMPEL Pengambilan Sampel Fisik dan Kimia Tahapan pengambilan contoh untuk keperluan ini adalah : 1) Menyiapkan alat pengambil contoh yang sesuai dengan keadaan sumber air. 2) Membilas alat dengan contoh yang akan diambil sebanyak tiga kali. 3) Mengambil contoh sesuai dengan keperluan dan campurkan dalam penampung sementara hingga merata. 4) Apabila contoh dimabil dari beberapa titik, maka volume contoh yang diambil dari setiap titik harus sama. Pengambilan Sampel Mikrobiologi Pengambilan contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi dapat dilakukan pada air tanah dengan penjelasan sebagai berikut : 1) air permukaan secara langsung (lihat gambar 18); tahapan pengambilan contoh ini sebagai berikut: a) siapkan botol yang volumenya paling sedikit 100 ml dan telah disterilkan pada suhu 120 0C selama 15 menit atau dengan cara sterilisai lain; b) ambil contoh dengan cara memegang botol steril bagian bawah dan celupkan botol steril ± 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran. 2) air permukaan secara tidak langsung dari jembatan atau lintasan gantung (lihat gambar 19); tahapan pengambilan ini sebagai berikut: a) siapkan botol steril yang tutupnya terbungkus kertas aluminium; b) ikat botol dengan tali dan pasang pemberat di bagian dasar botol; c) buka pembungkus kertas di bagian mulut botol dan turunkan botolperlahan-lahan ke dalam permukaan air; d) tarik tali sambil digulung; e) buang sebagian isi botol hingga volumenya ±3/4 volume botol;f.bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup kembali. 3) air tanah pada sumur gali; tahapan pengambilan contoh sama dengan pengambilan contoh pada air permukaan dari jembatan atau lintasan gantung. 4) air tanah pada kran air; Tahapan pengambilan contoh sebagai berikut: a) siapkan botol steril yang tutupnya terbungkus kertas aluminium; b) bukan kran selama 1-2 menit; c) sterilkan kran dengan cara membakar mulut kran sampai keluar uap air; d) alirkan lagi air selama 1-2 menit; e) buka tutup botol steril dan isi sampai ±3/4 volume botol; f) bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup lagi PEMERIKSAAN SAMPEL FISIK 1) Cara Kerja Pemeriksaan Suhu a. Siapkan alat dan bahan. b. Masukkan sampel air ke dalam Erlenmeyer. c. Masukkan thermometer ke dalam Erlenmeyer yang telah berisi sampel air. d. Biarkan selama 1-2 menit. e. Baca thermometer (saat pembacaan dilakukan, thermometer tetap terendam dalam sampel). f. Catat suhu yang telah diperoleh. 2) Cara Kerja Pemeriksaan pH a. Siapkan alat dan bahan. b. Celupkan pH meter ke dalam air sampel. c. Cocokkan dengan indicator pH. d. Baca hasil pH sampel Air. 3) Cara Kerja Pemeriksaan Bau a. Siapkan alat dan bahan. b. Sampel air dimasukkan kedalam cawan penguap bebas bau. c. Cium baunya (apabila baunya kurang jelas, panaskan sampai suhu 400C dengan penangas air). d. Cium baunya. 4) Cara Kerja Pemeriksaan Rasa a. Siapkan alat dan bahan. b. Letakkan air sampel ke cawan atau tempat lain. c. Sampel air dimasukkan ke dalam mulut, letakkan pada lidah dan tahan beberapa menit (sampel yang telah diketahui dan tidak bebahaya untuk diminum). d. Rasakan sampel air tersebut. 5) Cara Kerja Pemeriksaan Kekeruhan Turbidimeter Manual a. Siapkan alat dan bahan. b. Lap tabung sampel menggunakan tissue, masukkan sampel air ke dalam tabung sampel sampai tanda garis batas. c. Sambungkan alat turbidimeter ke sumber arus listrik. d. Putar tombol off “20”200” kea rah angka “20”, dan alat siap untuk dioperasikan. e. Ambil tabung kalibrasi 0 (nol) masukkan ke dalam lobang deteksi, lalu tutup. f. Putar tombol zero control sampai angka pada monitor menunjukkan angka 0 (nol). g. Setelah pas di angka 0 (nol), keluarkan tabung kalibrasi 0 (nol), lalu masukkan tabung kalibrasi 10. h. Putar tombol zero control sampai angka pada monitor menunjukkan angka 10/ sampai habis. i. Setelah pas angka 10, keluarkan tabung kalibrasi. j. Bersihkan tabung sampel dengan tissue, lalu masukkan ke lobang turbidimeter. (Apabila angka pada monitor menunjukkan angka 1, putar tombol off”20”200” ke angka “200”) k. Catat angka yang tertera pada monitor tanpa memutar tombol apapun. l. Setelah selesai, keluarkan tabung sampel dari lobang turbidimeter dan matikan alat dengan memutar tombol off”20”200” ke arah “200”. Turbidimeter Digital a. Siapkan alat dan bahan. b. Masukkan sampel ke dalam tabung sampel sebelumnya dilap terlebih dahulu dengan tissue. c. Samakan dengan tabung kalibrasi 0.02NTU; 20NTU; 100NTU; 800NTU. d. Tekan tombol ON. e. Apabila tabung kalibrasi sudah dapat, masukkan tabung kalibrasi tersebut kelobang turbidimeter. f. Tunggu alat saat “READ”, setelah berhenti tekan tombol call (cari angka yang mendekati) muncul “STAND BY” g. Keluarkan tabung kalibrasi. h. Ambil tabung sampel, lap dengan tissue, lalu masukkan ke dalam lobang alat turbidimeter. i. Tekan tombol “READ” Catat hasil yang telah diperoleh. 6) Cara Kerja Pemeriksaan Zat Padat a. Lipat kertas saring menjadi 4 bagian. b. Letakkan kertas saring tersebut ke dalam cawan penguap. c. Panaskan kertas saring pada oven dengan suhu 1050C selama 30 menit. d. Dinginkan kertas saring dengan desikator selama 5 menit. e. Ambil kertas dengan pinset, dan timbang dengan timbangan analitik. f. Catat hasil timbangan pertama. g. Ambil kertas saring dan dinginkan dalam desikator selama 5 menit. h. Siapkan corong dan Erlenmeyer. i. Letakkan kertas saring ke atas corong. j. Takar air sampel sampai 20ml dengan menggunakan gelas kimia. k. Tuangkan air sampel ke atas kertas saring, tampung air sampel sisa penyaringan dengan erlenmeyer. l. Ambil kertas saring dengan pinset dan letakkan pada cawan penguap. m. Masukkan ke dalam oven selama 30 menit dengan suhu 1050C. n. Ambil kertas saring dan dinginkan ke dalam desikator selama 5 menit. o. Setelah itu ambil kertas saring dari dalam timbangan analitik dan letakkan ke dalam cawan penguap. p. Catat hasil timbangan kedua. Sehingga didapatkan : (𝑎−𝑏)𝑥 1000 Zat padat = 𝐶 = (1,1983−1.16)𝑥 1000 20 0,0383𝑥 1000 = = 20 38,3 20 = 1,9 gr/ L 7) Cara kerja Pemeriksaan Warna Pembuatan Larutan Standar a. Lakukan perhitungan : - Larutan standar 0 TCU V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 500 = 50 x 0 V1 = 50 x 0 500 V1 = 0 ml - Larutan standar 5 TCU V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 500 = 50 x 5 V1 = 50 x 5 500 V1 = 0.5 ml - Larutan standar 10 TCU V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 500 = 50 x 10 V1 = 50 x 10 500 V1 = 1 ml - Larutan standar 20 TCU V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 500 = 50 x 20 V1 = 50 x 20 500 V1 = 2 ml - Larutan standar 40 TCU V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 500 = 50 x 40 V1 = 50 x 40 500 V1 = 4 ml - Larutan standar 70 TCU V1 x M1 = V2 x M2 V1 x 500 = 50 x 70 V1 = 50 x 70 500 V1 = 7 ml b. Masukkan larutan induk kedalam buret. c. Lalu teteskan larutan induk sesuai volume yang telah dihitung ke dalam labu ukur. d. Tambahkan aquadest sampai tanda batas. e. Tutup dan homogenkan sebanyak 12x. Pemeriksaan Warna dengan Spektrofotometer a. Bilas semua cuvet dengan aquadest dan larutan standar. b. Masukkan sampel, blanko dan masing-masing larutan standar ke dalam masing-masing cuvet sampai tanda batas. c. Hidupkan spektrofotometer. d. Atur panjang gelombang 355 nm dengan menekan tombol “Go To”. e. Masukkan cuvet blanko ke dalam tabung spektofotometer dan tekan tombol “Zero” maka pada layar angka menjadi 0.00 Abs, dan keluarkan. f. Masukkan cuvet 5 TCU ke dalam tabung spektrofotometer dan catat hasil pengukuran. g. Masukkan cuvet 10 TCU ke dalam tabung spektrofotometer dan catat hasil pengukuran. h. Masukkan cuvet 20 TCU ke dalam tabung spektrofotometer dan catat hasil pengukuran. i. Masukkan cuvet 40 TCU ke dalam tabung spektrofotometer dan catat hasil pengukuran. j. Masukkan cuvet 70 TCU ke dalam tabung spektrofotometer dan catat hasil pengukuran. k. Masukkan cuvet sampel ke dalam tabung spektrofotometer dan catat hasil pengukuran (apabila hasil pengukuran lebih besar dari pada hasil pengukuran sebelumnya maka lakukan lagi pengenceran 10x dengan menambahkan aquadest hingga 100ml dan ukur lagi dengan spektrofotometer). Sehingga di dapatkan hasil pengukuran yaitu 0,78 Abs. Maka didapatkan konsentrasi warna yang di dapat adalah : 15 TCU x 10kali = 150 TCU l. Setelah selesai matikan alat. KIMIA 1) Pengambilan contoh untuk pemeriksaan Oksigen terlarut (DO) Pengambilan contoh dapt dilakukan dengan dua cara, yaitu : - Cara langsung Tahapan pengambilan contoh dengan cara langsung sebagai berikut : a. 300 ml serta dilengkapi dengan tutup asah. Siapkan botol KOB (BOD) yang bersih dan mempunyai volume b. Celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air dengan posisi mulut botol searah dengan aliran air, sehingga air masuk kedalam botol dengan tenang, atau dapat pula dengan menggunakan sifon. c. Isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi dan gelembung udara selama pengisian dan penutupan botol, kemudian botol di tutup. d. Contoh siap untuk dianalisis. - Dengan alat khusus Tahapan pengambilan contoh / sampel dengan cara alat khusus sebagai berikut : a. 300 ml serta dilengkapi dengan tutup asah. b. Siapkan botol KOB (BOD) yang bersih dan mempunyai volume c. Masukkan botol ke dalam alat khusus (tipe Casella). d. Ikuti prosedur pemakaian alat tersebut. 2) Ekstraksi contoh untuk Pemeriksaan Pestisida Ekstraksi contoh untuk pemeriksaan ini dilakukan sebagai berikut : a. Contoh dikocok secara merata dan ukur volumenya sebanyak 1 liter dengan gelas ukur. b. Tuangkan contoh ke dalam labu ekstrak. c. Bilas gelas ukur dengan 60 ml campuran pelarut organik (n-heksana 85 % dan Diethyl ether 15 %), kemudian tuangkan pelarut organik tersebut ke dalam labu ekstrak dan kocok selama 2 menit. d. e. Tampung fase air dari labu ekstrak ke dalam gelas ukur dan secara hati-hati tuangkanlah lapisan fase organik nelalui kolom yang berdiameter luar 2 cm dan berisi Na2SO4 bebas air setinggi 10 cm ke dalam wadah khusus. f. Tuangkan kembali fase air di dalam gelas ukur tadi ke dalam labu ekstrak. g. Ulangi langkah 3 sampai langkah 6 sebanyak 2 kali lagi. h. i. Satukan hasil ekstrak dalam botol khusus. 3) Ekstraksi contoh untuk Pemeriksaan Minyak dan Lemak Ekstraksi contoh untuk Pemeriksaan ini dilakukan sebagi berikut : a. Diukur 1 liter contoh dengan gelas ukur b. Ditambahkan 5 ml asam chlorida (HCl 1:1) sampai pH <2. c. Dimasukkan ke dalam labu ekstrak. d. Gelas ukur tadi dibilas secara hati-hati dengan 30 ml pelarut organik (jenis pelarut organik disesuaikan dengan metode pemeriksaan yang digunakan) dan masukkan ke dalam labu ekstrak. e. Kocok kuat-kuat selama 2 menit dan bila terjadi emulsi yang stabil (tidak terjadi pemisahan fase yang jelas), dikocok lagi selama 5-10 menit. f. Dibiarkan sampai terjadi pemisahan fase. g. Fase organiknya dikeluarkan melalui corong yang berisi kertas saring dan Na2SO4 ke dalam wadah contoh khusus. h. Dimasukkan lagi 30 ml pelarut organik ke dalam labu ekstrak. i. Ulangi langkah 5 sampai 8 sebanyak 2 kali lagi. j. Hasil ekstrak disatukan ke dalam wadah contoh khusus. k. Kertas saring dicuci dengan 10-20 ml pelarut organik dan disatukan dengan hasil ekstak ke dalam wadah comtoh khusus tadi. MIKROBIOLOGI Pengujian kualitas air melalui pemeriksaan bakteriologis air dilakukan dalam tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji lengkap (completed test) (Black, 2008). 1) Uji Pendugaan (Presumptive Test) Uji pendugaan digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya coliform. Uji pendugaan dilakukan dengan menginokulasikan air yang akan diuji ke dalam medium laktosa cair atau medium LTB (Lauryl Tryptose Broth). Masing-masing tabung diinokulasikan dalam 10 ml air, 1 ml air, dan 0,1 ml air serta 1 tabung yang tidak diinokulasi sebagai kontrol. Tabung diinkubasikan pada suhu 350C selama 24-48 jam. Terbentuknya gas dalam tabung selama 48 jam menunjukkan hasil positif (Black, 2008). 2) Uji Penetapan (Confirmed Test) Uji penetapan digunakan untuk mengonfirmasi sampel coliform yang positif pada uji pendugaan. Uji penetapan dilakukan dengan menginokulasikan inokulum dari tabung sampel positif ke dalam medium EMB (Eosin Methylene Blue Agar) atau medium BGLB (Brilliant Green Bile Broth). Sampel diinkubasi pada suhu 350C selama 24 jam. Koloni bakteri coliform ditandai dengan warna gelap di tengah, atau warna hijau metalik (Black, 2008). 3) Uji Lengkap (Completed Test) Uji lengkap digunakan untuk menetapkan sampel yang dipastikan positif dan terindikasi sebagai Escherichia coli. Uji lengkap dilakukan dengan menginokulasikan koloni bakteri warna gelap atau hijau metalik ke dalam medium laktosa cair dan diinkubasi pada suhu 350C selama 24 jam. Hasil positif pada medium laktosa cair ditunjukkan dengan terbentuknya asam dan gas. Selain itu, sampel diinokulasikan pada agar miring kemudian diinkubasi pada suhu 350C selama 48 jam. Koloni yang tumbuh pada agar miring kemudian diuji dengan pengecatan Gram. Sel bakteri coliform tampak pada mikroskop berbentuk batang, tidak membentuk spora, dan berwarna merah (Black, 2008). 4) MPN (Most Probable Number) Teknik yang digunakan untuk mengetahui secara kuantitatif tingkat pencemaran pada air yang diuji adalah MPN. Pengujian dilakukan dengan menginokulasikan air yang diuji ke dalam masing-masing 5 tabung berisi 10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml medium laktosa cair. Seluruh tabung diinkubasikan pada suhu 350C selama 48 jam. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya asam dan gas. Jumlah bakteri dalam 100 ml air dapat diketahui dari jumlah tabung positif melalui tabel MPN (Black, 2008). PEMERIKSAAN DI LAPANGAN Pekerjaan yang dilakukan meliputi: 1) pemeriksaan unsur-unsur yang dapat berubah dengan cepat, dilakukan langsung setelah pengambilan contoh. Unsur-unsur tersebut antara lain; pH, suhu, daya hantar listrik, alkaliniti, asiditi dan oksigen terlarut; 2) semua hasil pemeriksaan dicatat dalam buku catatan khusus pemeriksaan di lapangan, yang meliputi nama sumber air, tanggal pengambilan contoh, jam, keadaan cuaca, bahan pengawet yang ditambahkan dannama petugas. PENGEPAKAN DAN PENGIRIMAN CONTOH Contoh yang telah dimasukkan ke dalam wadah, diberi label. Pada label tersebut dicantumkan keterangan mengenai lokasi pengambilan, tanggal dan jam pengambilan, cuaca, jenis pengawet yang ditambahkan, petugas yang mengambil contoh dan sketsa lokasi. Wadah-wadah contoh yang telah ditutup rapat dimasukkan ke dalam kotak yang telah dirancang secara khusus agar contoh tidak tertumpah selama pengangkutan ke laboratorium. DAFTAR PUSTAKA https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/TM_6_Teknik_Sampling_Kualitas_Air.pdf diakses pada tanggal 29 Februari 2020 pukul 22.12 http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/365/1/Metode%20Pengambilan%20Sampel%20Air.pdf diakses pada tanggal 29 Februari 2020 pukul 22.34 Wahyuni, Awha. Pemeriksaan Fisik Air. https://www.academia.edu/16024510/pemeriksaan_fisik_air diakses pada tanggal 29 Februari 2020 pukul 23.55