Uploaded by User109690

SAP MALARIA

advertisement
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“ MALARIA”
DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 3
1. MUH. RIZAL
2. HIKMAH ILMUL YAKIN
3. NUR HAFNILLAH
4. ADE IRMA SULASTRI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN AJARAN
2020/2021
SAP MALARIA
PRE PLANNING
PENYULUHAN KEPADA MASYARAKAT TENTANG MALARIA
A.
Latar Belakang
Malaria merupakan penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh
parasite protozoa genus plasmodium dan ditularkan pada manusia oleh gigitan nyamuk
anopheles spesiesbetina yang bertindak sebagai vector malaria nyamuk ini terutama
mengigit
manusia
dimalam
padamanusiadikenalada
4
hari
genus
mulai
senja
plasmodium
(dusk)
yaitu
sampai
plasmodium
fajar
(dawn)
falciparum,
plasmodium vivax, plasmodium ovaledan plasmodium malariae. Malaria merupakan
masalah global, sehingga WHO menetapkan komitmen global tentang eliminasi malaria
bagisetiap Negara.Petunjuk pelaksanaan eliminasi malaria tersebut telah dirumuskan
WHO dalam global malaria programme. Indonesia merupakan Negara dengan angka
resiko tinggi terhadap malaria.
Malaria falciparum merupakan malaria yang sering ditemukan di Indonesia
apabila tidak ditangani dengan baik akan menjadi severe malaria dan dapat berakibat
pada kematian. Gejala yang ditimbulkan pada orang dewasa tidak spesifik, bahkan
hanya seperti gejala infeksi firusringan.Tapi pada anak balita biasanya akan menjadi
malaria berat dan bahkan meninggal, karna pada anak status imunnya belum seperti
orang dewasa.
Menurut data statistic yang diperoleriset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2010,
dinyatakan bahwa spesiesparasite malaria yang banyak ditemukan di Indonesia adalah
plasmodium falciparum yang akan menyebabkan malaria falciparum , dengan angka
prevalensi sebesar86,4%.
Malaria masih merupakan masalah penyakit endemik di wilayah Indonesia
Timur khususnya Nusa Tenggara Barat. Salah satu masalah yang dihadapi adalah
kesulitan mendiagnosis secara cepat dan tepat. Berdasarkan hasil evaluasi Program
Pemantapan Mutu Eksternal Laboratorium Kesehatan pada pemeriksaan mikroskopis
malaria, yang dilakukan oleh Balai Laboratorium Kesehatan Mataram, dari 19
laboratorium di NTB yang mengevaluasi menggunakan preparat positif malaria, hanya
79% peteknik laboratorium yang dapat membaca preparat dengan benar. Kepentingan
untuk mendapatkan diagnosis yang cepat pada penderita yang diduga menderita malaria
merupakan tantangan untuk mendapatkan uji/metode laboratorik yang tepat, cepat,
sensitif, mudah dilakukan, serta ekonomis.
Peranan keendemikan (endemisitas) malaria, migrasi penduduk yang cepat, serta
berpindah-pindah (traveling) dari daerah endemis, secara tidak langsung mempengaruhi
masalah diagnostik laboratorikmaupun terapi malaria. Perubahan gambaran morfologi
parasit malaria, serta variasi galur (strain), yang kemungkinan disebabkan oleh
pemakaian obat antimalaria secara tidak tepat (irasional), membuat masalah semakin sulit
terpecahkan bila hanya mengandalkan teknik diagnosis mikroskopis. Ditambah lagi
rendahnya mutu mikroskop dan pereaksi (reagen) serta kurang terlatihnya tenaga
pemeriksa, menimbulkan kendala dalam memeriksa parasit malaria secara mikroskopis
yang selama ini merupakan standar emas (gold standard) pemeriksaan laboratoris
malaria.
B.
Tujuan Pembelajaran
1.
Tujuan umum
Setelah di berikan penyuluhan di harapkan kepada keluarga dan masyarakat
mengerti dan memahami tentang malaria.
2.
Tujan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit di harapkan masyarakat dapat:
a.
Menyebutkan pengertian malaria
b.
Menyebutkan apa saja yang termasuk tanda dan gejala malaria
c.
Menyebutkan apa saja penyebab dari malaria
d.
Menyebutkan apa saja pencegahan untuk malaria
e.
Menyebutkan apa saja pengobatan untuk penderita malaria
f.
Menyebutkan apa saja komplikasi dari penyakit malaria
3. Satuan acara pembelajaran
a. Pokok bahasan malaria
b. Sub pokok bahasan
1) pengertian malaria
2) tanda dan gejala malaria
3) penyebab dari malaria
4) pencegahan untuk malaria
5) pengobatan untuk penderita malaria
6) komplikasi dari penyakit malaria
c.Sasaran atau targetadalahmasyarakat
d. Metode
Ceramah, diskusi/Tanya jawab
e. Media atau alat
Leafleat, lembar balik, dan laptop
f. Waktu atau tempat
Hari/tanggal : Senin, 2 Oktober 2020
Waktu : 09.30-10.00 WIB
Tempat : SMP NEGERI 1 ATAP
4.Pengorganisasian
a. Moderator :NurHafnillah
Tugas : Membuka acara, menyampaikan tujuan, kontrak waktu pelaksanaan, dan
memimpin Tanya jawab
b. Presenter :Muh. Rizal
Tugas : Menyampaikan bahan penyuluhan
c. Observer :HikmahIlmulyakin
Tugas : Mengamati jalannya kegiatan dan meyimpulkan hasil kegiatan
d. fasilitator: Ade Irma Sulastri
Tugas : Memfasilitator audien untuk mengikuti kegiatan
5.Kriteria evaluasi
a. Evaluasi struktur
1)
Kesiapan masyarakat dalam mengikuti penyuluhan
2)
Media memadai
3)
Tempat sesuai kegiatan
b.evaluasi proses
1)
Pelaksanaan penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
2)
Peseta bersifat kooperatif dan aktif selama proses penyuluhan
c.evaluasi hasil
1)
Setalah mengikuti penyuluhan maka masyarakat mampu menjawab 80% pertanyaan
yang diajukan dan mengaplikasikannya
TABEL KEGIATAN ACARA
N
KEGIATAN
PENYULUHAN
PESERTA
MEDIA
WAKTU
O
1
Pembukaan
Memberi salam
Mendengarkanda
5 menit
nmenjawabsalam
Memperkenalkan
diri(moderator, Mendengarkan
penyuluhan dan fasilitator)
Mendengarkan
Menjelaskan TIU dan TIK
2
Kegiatan inti
Memberi salam
Menjawab salam
Menanyakan pengertian malaria
Menjawabpertan
yaan
Memberi kan penghargaan
Menjelaskanpengertian malaria
Menjelaskan
tanda
Mendengarkan
dan
gejala malaria
Mendengarkan
Menjelaskan penyebab malaria
Mendengarkan
Menjelaskan pencegahan yang bisa
dilakukan
untuk
mencegah
terjadinya malaria
Mendengarkan
Menjelaskanpengobatan
Mendengarkan
Menyebutkan
komplikasi mendengarkan
dari malaria
Memberikankesempatanpesertauntu
bertanya
20 menit
kbertanya
3
Penutup
Bertanya
tentang
kepada
materi
yang
masyarakat Menjawab
telah
di pertanyaan
sampaikan(malaria)danmemberikan
apresiasi
Mendengarkan
Membuat kesimpulan dari materi
yang telah di sampaikan
Mendengarkan
Mengakhiri penyuluhan
Menjawab salam
Memberi salam
5
5 menit
Referensi :
Depkes RI, Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor, Direktorat Jenderal PPM-PL,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta 2001.
Day 1998. Nyamuk Penular Malaria, Dalam Jurnal Data dan Informasi Kesehatan, Pusdatin,
Depkes RI, Jakarta 2003.
Nugroho, Agung. 2010. Malaria Dari Molekuler ke Klinis.Jakarta : EGC
LAMPIRAN MATERI
MALARIA
1.
Pengertian
Malaria adalah sejenis penyakit menular yang dalam manusia sekitar 350-500 juta
orang terinfeksi dan lebih dari 1 juta kematian setiap tahun, terutama di daerah tropis dan
di Afrika di bawah gurun Sahara. Untuk penemuannya atas penyebab malaria, seorang
dokter militer Prancis Charles Louis Alphonse Laveran diberikan Penghargaan Nobel
untuk Fisiologi dan Medis pada 1907. Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia,
burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan
oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang
(panas dingin menggigil) serta demam berkepanjangan.
Pembukaan lahan-lahan baru serta perpindahan penduduk dari desa ke kota
(urbanisasi) telah memungkinkan kontak antara nyamuk dengan manusia yang bermukim
didaerah tersebut. Penyakit Malaria yang terjadi pada manusia Penyakit malaria memiliki
4 jenis, dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap
jenis biasanya berupa meriang, panas dingin menggigil dan keringat dingin. Dalam
beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-gejala ini muncul kembali secara
periodik. Jenis malaria paling ringan adalah malaria tertiana yang disebabkan oleh
Plasmodium vivax, dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah
gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi).
Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh didalam sel hati; beberapa hari
sebelum gejala pertama terjadi, organisme tersebut menyerang dan menghancurkan sel
darah merah sejalan dengan perkembangan mereka, sehingga menyebabkan demam.
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya,
malaria disebabkan oleh parasit malaria / Protozoa genus Plasmodium bentuk aseksual
yang masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria ( anopeles ) betina (
WHO 1981 ) ditandai dengan deman, muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh
manusia. Parasit malaria pada manusia yang menyebabkan Malaria adalah Plasmodium
falciparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale dan plasmodium malariae.Parasit
malaria yang terbanyak di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan plasmodium
vivax atau campuran keduanya, sedangkan palsmodium ovale dan malariae pernah
ditemukan di Sulawesi, Irian Jaya dan negara Timor Leste. Proses penyebarannya adalah
dimulai nyamuk malaria yang mengandung parasit malaria, menggigit manusia sampai
pecahnya sizon darah atau timbulnya gejala demam. Proses penyebaran ini akan berbeda
dari setiap jenis parasit malaria yaitu antara 9-40 hari ( WHO 1997 ). Siklus parasit
malaria adalah setelah nyamuk Anopheles yang mengandung parasit malaria menggigit
manusia, maka keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk kedalam darah
dan jaringanhati.
2.
Patofisiologi
Patofisiologi pada malaria belum diketahui dengan pasti. Berbagai macam teori
dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi pada malaria terutama
berhubungan dengan gangguan aliran darah setempat sebagai akibat melekatnya eritrosit
yang mengandung parasit pada endotelium kapiler. Perubahan ini cepat reversibel pada
mereka yang dapat tetap hidup (survive). Peran beberapa mediator humoral masih belum
pasti, tetapi mungkin terlibat dalam patogenesis terjadinya demam dan peradangan.
Skizogoni eksoeritrositik mungkin dapat menyebabkan reaski leukosit dan fagosit,
sedangkan sporozoit dan gametosit tidak menimbulkan perubahan patofisiologik.Daur
hidup spesies malaria pada manusia yaitu:
a.
Fase seksual
Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di dalam tubuh nyamuk
(Sporogoni). Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam eritrosit dapat
berkembang menjadi bentuk- bentuk seksual jantan dan betina. Gametosit ini tidak
berkembang akan mati bila tidak di hisap oleh Anopeles betina. Di dalam lambung
nyamuk terjadi penggabungan dari gametosit jantan dan betina menjadi zigote, yang
kemudian mempenetrasi dinding lambung dan berkembang menjadi Ookista. Dalam
waktu 3 minggu, sporozoit kecil yang memasuki kelenjar ludah nyamuk (Tjay &
Rahardja, 2002, hal .162-163).
Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit membentuk
tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit- skizonmerozoit. Setelah 2- 3 generasi
merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara
permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten,
sedangkan masa tunas/ incubasi intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan
hospes sampai timbulnya gejala klinis demam. (Mansjoer, 2001, hal. . 409).
b.
Fase Aseksual
Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang terinfeksi parasit,
menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan “ sporozoit “ ke dalam
peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim di sel-sel parenchym hati (Preeritrositer). Parasit tumbuh dan mengalami pembelahan (proses skizogoni dengan
menghasilakn skizon) 6-9 hari kemudian skizon masak dan melepaskan beribu-ribu
merozoit. Fase di dalam hati ini di namakan “ Pra -eritrositer primer.” Terjadi di dalam
darah. Sel darah merah berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari. Sel darah
mengandung hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml darah.
Eritrosit diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati. Sel darah di
hancurkan di limpa yang mana proses penghancuran yang di keluarkan diproses kembali
untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan
dari usus halus. Dari sebagian merozoit memasuki sel-sel darah merah dan berkembang
di sini menjadi trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara lain limpa atau
terdiam di hati dan di sebut “ekso-eritrositer sekunder“. Dalam waktu 48 -72 jam, sel-sel
darah merah pecah dan merozoit yang di lepaskan dapat memasuki siklus di mulai
kembali. Setiap saat sel darah merah pecah, penderita merasa kedinginan dan demam, hal
ini di sebabkan oleh merozoit dan protein asing yang di pisahkan. Secara garis besar
semua jenis Plasmodium memiliki siklus hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh
manusia (aseksual) dan sebagian ditubuh nyamuk.
3.
4.
Tanda dan gejala
a.
demam
b.
menggigil
c.
arthralgia (sakit persendian)
d.
muntah muntah
e.
anemia
f.
kejang
Penyebab
Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium, yang selain menginfeksi manusia
juga menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptil, dan mamalia. Termasuk jenis
plasmodium dari family plasmodidae. Plasmodium ini pada manusia menginfeksi
erotrosit (sel darah merah) dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan di
eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk anopheles betina. Secara
keseluruhan ada lebih dari 100 plasmodium yang menginfeksi binatang pada jenis
burungdan reptil dan 22 pada primata.
Parasit Malaria yang Terdapat di IndonesiaPlasmodium malaria yang sering
dijumpai ialah plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana (Benign malaria) dan
plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria tropika (Malignan Malaria).
Plasmodium malariae pernah juga dijumpai tetapi sangat jarang. Plasmodium ovale
pernah dilaporkan dijumpai di Irian Jaya, pulau Timor, pulau Owi (utara Irian Jaya).
(Ilmu Penyakit Dalam, 2009)
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoal blood parasite yaitu
spesies plasmodium. Plasmoodium yang menimbulkan penyakit pada manusia terdapat 4
spesies. Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropikana, Plasmodium vivax
menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale,
Plasmodium malariae menyebabkan malaria kuartana.Untuk membedakan jenis infeksi
dari masing – masing plasmodium dapat dianalisis dari pemeriksaan penunjang yang
menunjukkan perbedaan morfologi dari hapusan darah, serta manifestasi klinis baik
karakteristik demam, serta manifestasi klinis lainnya yang khas pada setiap plasmodium.
Infeksi plasmodium melibatkan manusia sebagai host dan nyamuk sebagai vektor dan
hosr definitif. Siklus hidup plasmodium terdiri dari fase seksual dan aseksual. Fase
seksual eksogen (sporogoni) dalam tubuh nyamuk. Fase aseksual (skizogoni) dalam
tubuh hospes perantara/manusia ; daur dalam darah (skozogoni eritrosit),daur dalam sel
parenkim hati/stadium jaringan (skizogoni ekso-eritrosit).
Vektor malaria adalah Nyamuk Anopheles betina, yang merupakan inang
definitif. Dalam lambung nyamuk mikrogametosit dan makrogametosit Plasmodium,
masing-masing telah menjadi mikrogamet dan makrogamet yang kemudian kawin
(singami):
zigot
ookinet
keluar puluhan ribu – ratusan ribu sporozoit yang akan menuju kelenjar
liur nyamuk inangnya. Melalui gigitan nyamuk Anopheles, sporozoit masuk aliran darah
selama 1/2-1 jam menuju hati untuk berkembang biak. Selanjutnya berpuluh-puluh ribu
merozoit masuk ke dalam darah dan masuk ke dalam eritrosit untuk berkembang biak
menjadi tropozoit. Skizon eritrosit pecah (disebut sporulasi), sambil membesarkan
puluhan merozoit sebagian skizon masuk kembali ke eritrosit baru dan sebagian lagi
membentuk mikro dan makro gametosit.
Gametosit akan terisap oleh nyamuk Anopheles saat menghisap darah penderita
untuk memulai fase sporogoni.(Darmowandowo,2007). Gigitan nyamuk yang terinfeksi
dimulai dari bentuk aseksual yaitu sporozoite ke dalam sirkulasi darah. Sporozoite
menuju hepatocytes (sel hati) membentuk schizont (bentuk asexsual).
Schizonts mengalami maturasi dan multiplikasi disebut hepatic schizogony atau
preerythrocytic. Pada infeksi P vivax and P ovale sporozoite berubah menjadi hupnozoite
yang merupakan bentuk dorman sehingga dapat menyebabkan penyakit setelah
terinfeksibeberapa bulan atautahun.(WHO,2010)
Preerythrocytic schizogony membutuhkan waktu 6-16 hari dan menghasilkan
pecahnya sel dan ledakan invasi ribuan merozoites di darah . Merozoites menuju
erythrocytes dan menginisiasi asexual reproductive siklus, kemudian disebut erythrocytic
schizogony. Parasite sukses meleawati fase tersebut kemudian menjadi trophozoite dan
schizont, dan akhirnya berhsil membentuk merozoites yang lebih poten. Merozoites yang
matur menyebabkan rupturnya sel darah merah dan melepaskan merozoite baru multiple
antigenic and pyrogenic (substansi yang menyebabkan demam) menuju aliran darah.
Sebagian merozoite yang baru akan menginfeksi sel darah merah yang baru, dan sebagian
berdiferensiasi membentuk fase seksual : gametosis jantan dan betina yang merupakan
bagian dari siklus erythrocytic schizogony.
Nyamuk yang menghisap darah pasien dengan gametocymia mendapatkan betuk
seksualyang
merupakan
bagian
dari
siklus
hidup
plasmodium.
(WHO,2011)
Rupturnya banyak eritrosit bersamaan dengan pelepasan banyak pyrigen yang
menyebakan paroxysms dari demam malaria. Periode demam malaria sesuai dengan
waktu yang dibutuhkan untuk siklus eritrosit yang mendefinisikan masing-masing jenis
plasmodium. P malariae memerlukan 72 jam untuk setiap siklus , disebut quartan
malaria. Dan tiga spesies lain memerlukan 48 jam untuk 1 siklus dan menyebabkan
alternatife demam di lain hari (tertian malaria).
Namun periode ini sesuai dengan perkembangan parasit dan stimulasi pelepasan
substansi kimia biila tidak singkron maka periode demam tidak dapat diamati.
Selain melalui gigitan nyamuk , malaria juga dapat ditularkan melalui tranfusi darah dan
penularan tranplancental. Parasitemia pada donor kadang tidak menimbulkan manifestasi
klini berupa demam. Hal ini disebabkan karena merozoit tidak mengivasi sel hati. Karena
tidak terjadi perkembangan dalam hati bila maka pengobatan pada serangan akut
merupakan pilihan pengobatan yang lengkap. Selain ini transmisi juga dapat terjadi
melalui transplantasi organ.
Penularan lain yaitu transplancental dari ibu dengan malaria kepada bayinya di
dalam kandungan. Orang yang berisiko tinggi lainnya adalah orang yang bepergian dari
daerah
endemis,
serta
pasca
bepergian
namun
tidak
lengkap
mendapatkan
chemoprofilaksis, serta bayi dan orang dengan imunocompromise (WHO,2010)
Beberapa keadaan klinik dalam perjalanan infeksi malaria adalah : serangan primer,
periode latent, recrudescense, relapse atau rechute. Periode latent mulai akhir masa
inkubasi hingga timbul gejala paroksima trias malaria (dingin, demam, dan berkeringat),
Periode latent yaitu masa tanpa keluhan fisik dan tanpa parasitemia.Recrudescense adalah
berulangnnya parasitemia setelah 24 minggu berakhirnya serangan primer. Relaps adalah
berulangnnya keluhan klinik lama setelah terjadi masa latent biasanya terjadi pada P
vivax atau ovale. (Harijanto,2007)
Infeksi P falciparum menyebabkan malaria yang parah. Spesies ini lebih virulen
dari yang lain karena menyebabkan parasitemia yang tinggi dan tumpukan virus yang
berkontribusi pada kematian sel organ. Faktor parasit yang mempengaruhi P,falcifaraum
adalah sitoadherensi (perlekatan eritrosit parasit pada permukaan endotel vaskuler
sehingga memiliki variasi antigenik yang sangat besar), sekuetrasi (karena adanya
sitoadherensi menyebabkan P.falciparum terperangkap dalam mikrovaskuler dan
menghabiskan seluruh siklus hidupnya pada pembuluh darah perifer, otak, hepar,ginjal,
paru, jantung, usus, dan kulit yang mememgang peranan patofisiologi malaria berat),
Rosetting (berkelompoknya eritrosit parasit matur diselubungi 10 atau lebih eritrosit non
parasit;
rosetting
akan menyebabkan obstruksi
dan mempermudah terjadinya
sitoadherensi yang lebih besar), sitokin dan NO (Nitrit oksida) yang berlebihan karena
respon infeksi.
Penyimpanan bagian dari parasite ini merupakan cirri spesifik dari spesies ini.
Sesuai dengan perkembangan siklusnya setiap 48 jam bagain kecil dari P falcifarum
masih tertingal pada pembulu postcapilary yang kecil . Karena alasan ini hanya pada awal
infeksi parasit ini dapat dideteksi pada pembuluh darah perifer dan merupakan waktu
penting diagnostik malaria infeks P falcifarum. Sequestrasi dari parasit menyebabkan
perubaman status mental hingga koma pada infeksi P falciparum pada anak kejang,
konvulsi sering menuju kematian karena infeksi hingga microvaskular pada jaringan
otak.Selain itu cytokine dan ivasi parasit dalam jumlah besar menyebabkan kematian sel
tertuama pada cental venous system (CNS), paru-paru dan ginjal. Bebberapa penderita
infeksi P falciparum meninggalkan sequele seperti (hemiparesis, cerebellar ataxia,
aphasia, spasticity)Manifestasi lainnya dalah hipoglycemia karena glukosa darah banyak
diambil alih oleh plasmodium.
Anemia berat dapat karena banyaknya sel darah merah yang lisis. Mekanisme lain
dari anemia pada malaria adalah dyserythropoiesis, dan hypersplenism sehingga anemia
pada malaria cenderung berat dan dapat menyebabkan kematian. Berkurangnya umur sel
darah merah yang beredar diikuti dengan penekanan sumsum tulang ditunjukkan dengan
trombositopenia mengganggu koagulasi intravaskular sehingga dapat mengarah pada
perdarahan sistemik. Anemia kronik pada anak menyebabkan malnutrisi dan terhentinya
pertumbuhan.malaria serebral diduga disebabkan adanya obstruksi pembuluh kapiler
darah di otak karena sitoadherensi dan sekuetrasi. Kadar laktat dalam CSS cenderung
meningkat biasanya disertai dengan gangguan fungsi organ lain ikterik,gagal ginjal,
hipoglikemik, dan edema paru. Gagal ginjal akut sering terjadi pada penderita malaria
dewasa diduga disebabkan adanya anoksia karena penurunan darah ke ginjal akibat dari
obstruksi kapiler. Kecenderungan terjadinya perdarahan karena trombositopenia karena
pengaruh sitokin sehingga terjadi gangguan intrakoagulai pada infeksi P falciparum.
Edema paru yang disebabkan adanya kelebihan cairan dibuktikan dalam otopsi terdapat
edema yang difus, kongesti paru, perdarahan dan pembentukan membran hialin.
Manifestasi gastrointestinal yang sering muncul adalah nausea dan muntah , diare,
konstipasi, kembung diduga terkait dengan proses infeksi virus. Hiponatremia bersamaan
penurunan osmolalitas plasma akibat kehilangan cairan dan garam melalui muntah dan
mencret (Harijanto,2007)
5.
Pencegahan
a.
Memakaikelambu
b.
Menggunakanpakaianatauselimut
c.
Menguras
d.
Menutup
e.
Mengubur
f.
Memakai lotion
g.
Memakaiobatnyamukatausemprot
h.
Melakukan fogging
6.
Pengobatan
Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit
terhadap klorokuin. Untuk suatu serangan malaria falciparum akut dengan parasit yang
resisten terhadap klorokuin, bisa diberikan kuinin atau kuinidin secara intravena. Pada
malaria lainnya jarang terjadi resistensi terhadap klorokuin, karena itu biasanya diberikan
klorokuin dan primakuin.
Prinsip penanganan malaria secara umum adalah bila tanpa komplikasi diberikan
peroral artesunat kombinasi dengan amodiakuin (artesdiakuin) atau coartem atau duocotexcin, sedangkan malaria dengan komplikasi diberikan artesunat 2,4 mg/kgbb pada
jam ke 0 - 12 - 24 - 72 dan seterusnya sampai pasien bisa diterapi secara oral atau
digunakan artemeter 3,2 mg/kgbb dilanjutkan dengan 1,6 mg/kg.
7.
Komplikasi
a.
Malaria cerebral (koma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau terjadi lebih
dari 30 menit setelah serangan kejang dengan menurunnya kesadaran. Merupakan
komplikasi paling berbahaya yang dapat terjadi secara perlahan dalam beberapa hari atau
mendadak dalam waktu hanya 1-2 jam, sering disertai kejang.
b.
Nafas serasa sesak dan berat/respiratory distress.
c.
Anemia berat
d.
Gagal ginjal akut, kelainan fungsi ginjal dapat terjadi karena dehidrasi (terjadi pada
>50% penderita komplikasi malaria)
e.
Radang paru-paru, sering terjadi pada pasien malaria dewasa. Dapat terjadi oleh
karena kelebihan cairan dalam paru-paru.
f.
Hipoglikemi : gula darah menurun< 40 ml/dl
g.
Syok, disertai keringat dingin, atau perbedaan temperatur kulit-mukosa >1 ?C, kulit
tidak elastis, pucat. Pernapasan dangkal, nadi cepat dan tekanan darah turun.
h.
Pendarahan spontan dari hidung, gusi dan saluran cerna
i.
Kejang-kejang yang berulang lebih dari 2 kali/24 jam.
j.
Infeksi malaria akut
Download