Uploaded by albiansa.88

Matematika Ekonomi dan Bisnis - P2

advertisement
MATEMATIKA EKONOMI &
BISNIS
Ibnu Muttaqin, S.E., M.E.
FEBI IAIN KUDUS
an 2
SISTEM
BILANGAN
01
1. Hubungan
Perbandingan
Antarbilangan
2. Operasi Bilangan
3. Operasi Tanda
4. Operasi Bilangan
Pecahan
5. Latihan Soal
Sistem Bilangan
SISTEM BILANGAN
A. SISTEM BILANGAN DESIMAL
Di dalam kehidupan sehari-hari sistem bilangan yang biasanya dipakai
adalah sistem bilangan dengan basis 10 dan dikenal dengan nama bilangan
desimal. Angka yang digunakan ada sepuluh yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0.
Bilangan ditulis dengan menggunakan ​harga tempat​. Tempat, dicacah dari
letak tanda koma ke kiri. Tempat pertama mempunyai harga satuan 100 = 1,
tempat kedua 10​1 ​= 10, tempat ketiga 10​2 ​= 100 dan tempat ke n harga
satuannya 10​n-1 ​dan seterusnya.
Contoh:
a) 45 artinya 4 × 10​1 ​+ 5 × 10​0 ​= 40 + 5
b) 1990 artinya = 1 × 10​3 ​+ 9 × 10​2 ​+ 9 × 10​1 ​+ 0 × 10​0
= 1000 + 900 + 90 + 0.
c) 67,85 = 6 × 10​1 ​+ 7 × 10​0 ​+ 8 × 10​-1 ​+ 5 × 10​-2
= 60 + 7 +​8​10​+​5​100
SISTEM BILANGAN
B. SISTEM BILANGAN BINAR
Sistem bilangan dengan basis 2 digunakan pada kebanyakan alat komputer.
Angka yang digunakan adalah 0 dan 1.
Pada penulisan bilangan, berlaku juga harga tempat sehingga untuk tempat
pertama mempunyai harga 20, tempat kedua yang berada di sebelah kiri tempat
pertama mempunyai harga 21, tempat ketiga mempunyai harga 22 dan
seterusnya.
Contoh:
Bilangan 101010 mempunyai harga
= 1 × 2​5 ​+ 0 × 2​4 ​+ 1 × 2​3 ​+ 0 × 2​2 ​+ 1 × 2​1 ​+ 0 × 2​0
= 32 + 0 + 8 + 0 + 2 + 0
= 42
SISTEM BILANGAN ​C.
BILANGAN KOMPLEKS
Dalam mencacah atau menghitung, mula-mula manusia
menggunakan bilangan alam atau bilangan bulat positif yaitu
1,2,3,4,... Bilangan-bilangan ini digunakan untuk menambah,
mengurang, mengali serta membagi.
Bilangan nol dan bilangan negatif kemudian diciptakan agar
dapat menghitung x dari persamaan a + x = b. Nilai a dan b
merupakan bilangan alam sembarang. Bilangan bulat positif
maupun negatif dan bilangan nol, merupakan himpunan
bilangan bulat. Kemudian, bilangan pecahandiciptakan agar
dapat menghitung nilai x dari persamaan ax - b = 0
Pada persamaan tersebut di atas, nilai a dan b adalah
sembarang bilangan bulat dengan nilai b ≠ 0. Dengan demikian,
dari setiap nilai yang diberikan kepada a dan b akan diperoleh
suatu jawaban untuk x. Bila tidak ada bilangan pecah, maka
harga untuk x tidak bisa dijawab.
SISTEM BILANGAN
C. BILANGAN KOMPLEKS (Lanjutan)
Contoh:
a. 3x - 2 = 0. x =​2​3
Bilangan yang ditulis sebagai hasil bagi dua bilangan bulat disebut
bilangan rasional​. Bilangan rasional juga dapat ditulis sebagai
bilangan desimal berulang.
b.​2​3​= 0,6666... (Satu angka berulang)
Selain bilangan rasional, juga dikenal adanya ​bilangan irasional​.
Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak rasional yaitu bilangan
yang tidak dapat ditulis sebagai hasil bagi dua bilangan bulat. Karena
tidak dapat ditulis sebagai hasil bagi dua bilangan bulat, maka dengan
sendirinya kita tidak pernah akan menjumpai bilangan desimal
berulang. Bilangan rasional dan irasional merupakan himpunan
bilangan riil / nyata​.
SISTEM BILANGAN
C. BILANGAN KOMPLEKS (Lanjutan)
Contoh:
Keliling suatu lingkaran dengan diameter satu adalah π yaitu suatu simbol
untuk angka yang nilainya 3,141592. Angka ini merupakan bilangan irasional
karena tidak dapat ditunjukkan sebagai hasil bagi dua bilangan bulat.
Bilangan irasional diciptakan, agar Anda dapat menyelesaikan suatu
persamaan kuadrat yang bentuk umumnya: ax2 + bx + c = 0
Pada persamaan di atas nilai a ≠ 0 dan akar persamaan dapat diperoleh
dengan menggunakan kaidah:
2​
−��
±
��​
− 4����
��1,2 =​
2��
Bila diskriminan b​2​- 4 ac > 0, maka akar-akar persamaan dapat dicari karena
adanya bilangan irasional. Akan tetapi bila diskriminan b​2​- 4 ac < 0, maka
supaya persamaan dapat diselesaikan kemudian diciptakan ​bilangan khayal
/ imajiner​.
SISTEM
BILANGAN
C. BILANGAN KOMPLEKS
(Lanjutan)
Irrasional
Bulat
Nyata
Pecahan
Khayal
Bilangan
Rasional
KAIDAH OPERASI BILANGAN
OPERASI TANDA (+)
A. Operasi Penjumlahan
1) Jumlah dari dua bilangan positif (+ a) dan (+ b) adalah
sebuah bilangan positif baru (+ c) yang nilainya lebih besar ​2)
Jumlah dari dua bilangan negatif (- a) dan (- b) adalah sebuah
bilangan positif baru (- c) yang nilainya lebih kecil 3) Jumlah
dari bilangan positif (+ a) dan negatif (- b) adalah sebuah
bilangan positif (+ c) jika harga mutlak a lebih besar dari harga
mutlak b, atau bilangan negatif (- d) jika harga mutlak a lebih
kecil dari harga mutlak b.
4) Jumlah dari bilangan negatif (- a) dan positif (+ b) adalah
sebuah bilangan positif (+ c) jika harga mutlak a lebih kecil
dari harga mutlak b, atau bilangan negatif (- d) jika harga
mutlak a lebih besar dari harga mutlak b.
OPERASI TANDA (-)
B. Operasi Pengurangan
1) Selisih antara dua bilangan positif (+ a) dan (+ b) adalah
bilangan positif (+ c) jika harga mutlak a lebih besar dari
harga mutlak b, atau bilangan negatif (- d) jika harga mutlak
a lebih kecil dari harga mutlak b.
2) Selisih antara dua bilangan negatif (- a) dan (- b) adalah
bilangan positif (+ c) jika harga mutlak a lebih kecil dari
harga mutlak b, atau bilangan negatif (- d) jika harga mutlak
a lebih besar dari harga mutlak b.
3) Selisih antara bilangan positif (+ a) dan bilangan negatif (- ​b)
adalah bilangan positif (+ c) hal ini identik dengan
penjumlahan dua bilangan positif.
4) Selisih antara bilangan negatif (- a) dan bilangan positif (+ b)
adalah bilangan negatif (- c) hal ini identik dengan
penjumlahan dua bilangan negatif.
OPERASI TANDA (x) ​C.
Operasi Perkalian
1) Hasilkali antara dua bilangan positif (+a) dan (+b), serta
antara dua bilangan negatif (-a) dan (-b), adalah sebuah
bilangan positif baru (+c).
Contoh: (-2) x (-2) = 4
2) Hasilkali antara dua bilangan yang berlainan tanda (dan +), adalah sebuah bilangan negatif baru (-c).
Contoh: (-2) x (+2) = -4
OPERASI TANDA (:) ​D.
Operasi Pembagian
1) Hasilbagi antara dua bilangan positif (+a) dan (+b), serta
antara dua bilangan negatif (-a) dan (-b), adalah sebuah
bilangan positif baru (+c).
Contoh: (-4) x (-2) = 2
2) Hasilbagi antara dua bilangan yang berlainan tanda (dan +), adalah sebuah bilangan negatif baru (-c).
Contoh: (-4) x (+2) = -2
OPERASI BILANGAN PECAHAN
Bilangan Pecahan
ialah bilangan rasional
yang tidak bulat atau
tidak utuh.
pecahan desimal.
Pecahan biasa ​ 1​​ 2
Pecahan desimal ​ ​0,5
berdasarkan
penulisannya, bilangan
pecahan bisa
dibedakan atas
pecahan biasa dan
OPERASI PECAHAN ​A.
Operasi Pemadanan
Suku-suku dalam sebuah pecahan dapat diperbesar atau
diperkecil tanpa mengubah nilai pecahannya, sepanjang
keduanya (suku terbagi dan suku pembagi) dikalikan atau
dibagi dengan bilangan yang sama,
��
����
=​
��​
2×5
3​=​
Contoh: ​2
����
��​=​
��
��∶ ��
��∶ ��
10​ 10​
10∶5​
2​
​
=​ 3
3×5​=​ 15​ 15​=​
15∶5​
OPERASI PECAHAN ​B.
Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Dua buah pecahan atau lebih hanya dapat ditambahkan
dan dikurangkan apabila mereka memiliki suku-suku
pembagi yang sama ​atau sejenis.
Contoh:
a)​5​8​+​2​8​=​7​8​b) 6​​ 8​+​2​4​=​3​4​+​2​4​=​5​4
Note: Angka 4 pada contoh b) adalah spbt (​suku pembagi
bersama terkecil​). Jika tidak memiilik spbt, maka dikalikan
c) 5​​ 8​+​2​3​=​15
16
+​
24​
31
24​=​
7​
=
1​
24
24​
OPERASI PECAHAN ​C.
Operasi Perkalian
Perkalian
antarpecahan
dilakukan
dengan
cara
mengalikan ​suku-suku sejenis, suku terbagi dikalikan suku
terbagi dan suku pembagi dikalikan suku pembagi.
��​ ab​
x×​
y=​ xy
a
Contoh:
5​ 15​
5​
4×​ 6=​ 24=​ 8
3
OPERASI PECAHAN ​D. Operasi
Pembagian
Ada 3 cara, cara pertama yang paling populer;
1) Kalikan pecahan terbagi dengan kebalikan dari pecahan pembagi
Contoh:​5​8​:​3​4​=​5​8​×​4​3​=​20
5​
=​
6
24​
2) Ubah terlebih dahulu pecahan terbagi dan pecahan pembagi,
sehingga keduanya mempunyai spbt, batalkan spbt tersebut dan
kemudian bagilah suku-suku terbagi tersisa.
Contoh:​5​8​:​3​4​=​5​8​:​6​8​= 5: 6 =​5​6
3) Kalikan terlebih dahulu kedua pecahan dengan spbt-nya,
selesaikan atau sederhanakan masing-masing pecahan dan
kemudian baru dibagi.
Contoh:​5​8​:​3​4​=​5​8​× 8 :​3​4​× 8 = 5: 6 =​5​6
LATIHAN SOAL
EXERCISE TIME ! ​1.
Benarkah bahwa jika a < x < b, maka selalu x.a < x.b ? 2.
Mana yang salah di antara pernyataan-pernyataan berikut?
a) Bilangan positif berpangkat genap menghasilkan bilangan positif.
b) Bilangan negatif berpangkat genap menghasilkan bilangan positif.
c) Bilangan negatif berpangkat ganjil menghasilkan bilangan negatif.
d) Bilangan positif berpangkat ganjil menghasilkan bilangan negatif. ​3.
Ubahlah pecahan-pecahan biasa di bawah ini menjadi pecahan
desimal, sampai dengan tiga angka di belakang koma:
a)​3​8​c) 3​​ 20​e) 11​
​ 4
b)​7​12​d) −5​
​ 8​f ) 15
​
−9
EXERCISE TIME !
4. Tentukan spbt dari pasangan-pasangan pecahan berikut: ​a)​3​8​dan
4​
5​
5​
3​
7​
5​
b)
​
dan
​
c
​
)
​
dan
​
d)
​ 6​dan
6​
6​
12​
7​
3​
4​1​3
5. Hitunglah jumlah dari masing-masing pasangan pecahan dalam soal
no. 4 di atas.
6. Hitunglah selisih dari masing-masing pasangan pecahan dalam soal
no. 4 di atas dan sajikan secara desimal.
7. Hitunglah hasilkali dari masing-masing pasangan pecahan dalam
soal no. 4 di atas.
8. Dalam soal no. 4, hitunglah hasilbagi masing-masing pasangan dan
nyatakan dalam bentuk desimal.
EXERCISE
TIME ! ​9. Selesaikan:
a)​3​4​+​2​7​+​1​6​c) 3​​ 4​×​2​7​×​1​6
b) 3​​ 4​−​2​7​−​1​6​d) 3​​ 4​:​2​7​:​1​6
10.Selesaikan:
a) 0,32 + 0,09 + 0,13 b) 0,32 ​× 0
​ ,09 ​× ​0,13 ​b) 0,32
− ​0,09 ​− ​0,13 d) 0,32 : 0,09 : 0,13
THANK YOU
Sampai Ketemu di Pertemuan Selanjutnya.
Download