MATERI VIII MODAL KERJA MANAJEMEN PIUTANG Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Dosen Pengampu : Sri Kasnelly, S.E., MM.,CIQaR DISUSUN OLEH KELOMPOK VIII: 1. Fickral (19.23.749) 2. Zakaria Putra (19.23.875) PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH KUALA TUNGKAL TAHUN AKADEMIK 2021/2022 A. Modal Kerja Manajemen piutang Pendahuluan Piutang usaha merupakan jumlah uang yang belum dibayar oleh pembeli atau pelanggan yang membeli barang dan jasa secara kredit. Pelaksanaan piutang usaha perlu suatu manajemen yang diisebut manajemen piutang. Manajamen piutang sangat mempengaruhi pemuatan kebijakan kredit yang melibatkan pertukaran antara profitabilitas dan risiko. Investasi yang optimal adalah dengan membandingkan antara manfaat (return) yang akan diperoleh dengan biayya yang akan dikeluarkan sehingga dapat mempertahankan investasi yang dilakukan. 1. Pengertian Manajemen piutang adalah pengelolaan piutang perusahaan sebagai akibat adanya kebijakan kredit atau kebijakan penjualan secara kredit. Tujuan dari manajemen piutang adalah menjamin kelancaran kebijakan penjualan kredit yang diterapkan perusahaan melalui penagihan piutang secara cepat tanpa mempengaruhi penilaian kredibilitas (credit rating) perusahaan.1 Menurut para ahli tentang manajemen piutang Menurut horne and john Piutang Adalah jumlah uang yang dipinjamkan dari perusahaan oleh pelanggan melalui pembelian barang atau jasa yang dilakukan secara kredit, Menurut Irham Fahmi definisi piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa atau dari pemberian pinjaman uang 1 .(Ii & Manajemen, n.d.)Ii, B. A. B., & Manajemen, A. (n.d.). Pengantar Manajemen ,. 9, 28–56. 1 kita mencangkup nilai jatuh tempo yang berasal dari aktivitas sewa dan interest. Menurut Setiawan piutang adalah segala bentuk tagihan atau klaim perusahaan benda maupun jasa kepada pihak lain baik individu maupun badan usaha yang pelunasannya dapat dilakukan dengan bentuk uang, benda mau pun jasa. Dengan berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahswa piutang memeiliki beberapa unsure didalam nya yaitu adanya klaim dari perusahaan/ organisasi terhadap individu atau perusahaan, penjualan secara kredit atau pinjaman yang dilakukan oleh individu atau perusahaan, perjanjian dalam melakukan pembayaran terkait waktu maupun interest, objeknya uang, barang ataupun jasa.2 Manajemen piutang yang dilakukan perusahaan agar perputaran yang terjadi mulai dari penjualan kredit sampai pada pelunasan dapat berjalan dengan lancer sehingga tidak menyebabkan penumpukan modal yang berakibat operasional perusahaan. 2. Jenis Piutang a. Piutang usaha/dagang Piutang usaha hak klaim dari perusahaan terhadap individu maupun perusahaan lain, dengan hak klaim ini perusahaan dalam menuntut untuk pembayaran baik dalam bentuk kas, barang dan jasa kepada individu atau perusahaan yang berpiutang tersebut. Sedangkan piutang dagang terjadi karena adanya transaksi penjualan barang dagangan yang dilakukan secara kredit kepada pelanggan. Jenis piutang ini 2 . D Jon Martin , al et.. Dasar-dasar manajemen keuangan, edisi ke 5, jilid 2, (Jakarta: Pt. Raja Grafindo persada, 1994)3. 2 umumnya memiliki periode tertagih nya relative pendek, misalnya 20 hari, 30 hari, 40 hari dll. b. Piutang wesel Piutang ini terjadi karena adanya transaksi penjualan secara kredit dan pemberian pinjaman uang kepada individu atau petusahaan dengan menerbitkan surat utang formal. Sekilas terlihat piutang sama dengan piutang usaha / dagang namun dalam prakteknya terjadi perbedaan. Dalam piutang wesel, debitur membuat perjanjian tertulis kepada kreditur untuk melakukan pembayaran dengan sejumlah tertentu untuk jangka waktu yang sudah ditentukan. Umumnya jangka waktu pembayaran piutang wesel paling cepat 60 hari. Jika piutang wesel yang pembayaran 60 hari atau kurang 1 tahun akan dicatat dalam neraca sebagai aktiva lancar, namun jika waktunya lebuh dari sutu maka akan di catat sebagai piutang jangka Panjang.3 c. Piutang lain-lain Maksudnya yaitu jenis piutang diluar piutang usaha dan piutang wesel. Piutang lain-lain ini meliputi piutang bunga, piutang pajak, piutang dari karyawan perusahaan. Jika piutang ini akan dapat tertagih kurang dari satu tahun, maka akan dicatatkan sebagai aktiva lancar. Namun jika penagihannya lebih dari satu tahun maka akan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancer dengann aminvestasi. 3. Kebijakan Manajemen Piutang Sartono, menyatakan bahwa setidaknya terdapat beberapa Langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam hal kebijakan dalam manajemen piutang yaitu penetapan standar kredit, persyaratan kredit, kebijakan kredit dan pengumpulan piutang. a. Standar kredit 3 .Tampubolon P Manahan, Manajemen keuangan(finance management), (Jakarta:Mitra wacana media,2013)61 3 Standar kredit adalah kualitas minimal yang digunakan untuk menilai kelayakan kredit dari pemohon yang ditentukan oleh perusahaan. b. Persyaratan kredit Persyaratan kredit adalah kondisi yang disyaratkan untuk pembayaran Kembali piutang dari para pelanggan. c. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang Menentukan terlebih dahulu tentang kualitas jumlah yang diterima, periode kredit, potongan tunai, persyaratan khusus, tingkat pengeluaran dalam pengumpulan piutang, sebelum menetapkan kebijakan kredit. Pengumpulan piutang dapat dilakukan perusahaan dengan usaha sebelum jatuh tempo seperti mengingatkan melalui pesan singkat, email, dan lainnya. Weston, 2010, jilid 2, untuk mengendalikan piutang maka perusahaan harus menetatpkan kebijakan manajemen kreditnya, kebijakan atau manajemen kreedit tersebut terkandung 7 unsur:4 1. Analisis resiko kredit (analisis kredit) Analisis kredit digunakan untuk menetapkan siapa yang berhak menerima kredit dan berdasarkan kondisi yang bagaimana. Yang menerima kredit bisa dari pelanggan baru dan bisa dari pelanggan lama. Analisis krredit bagi pelanggan baru merupakan pekerjaan yang sangat sulit karena belum tahu trade record yang sebenarnya dibandingkan pelanggan lama. Perusahaan belum begitu banyak mempunyai informasi tentang pelanggan baru. 2. Menetapkan standar untuk menerima atau menolak risiko kredit (standar kredit) Standar kredit digunakan unttuk menyeleksi calon pelanggan yang akan diberi pinjaman atau kredit serta menentukan Batasan maksimum dalam memberi pinjaman. Hal terssebut bisa dikaitan dengan hasil dari 4 .Ninik widayanti, manajemen koperasi, cat ke-5, (jakarta: Pt rineka cita,1996).112 4 analisis kredit yang sudah dilakukan, yang sudah kita ketahui hasil dari analisis kredit memberikan informasi mengenai kemampuan pelanggan dalam memenuhi kewajiban dengan jjangka waktu yang sudaah ditentukan. Apabila perusahaan hanya memberikan pinjaman atau kredit pada pelanggan yang masuk dalamm probabilitas pandangan tinggi(risiko rendah) saja maka kerugian dari piutang tak tertagih(bed debt) biasa kecil. Sebaliknya apabila kredit hanya diberi pada pelanggan pada pelanggan yang masuk dalam probabilitas pendapatan rendah (risiko tinggi) saja, maaka kerugian dari piutang tak tertagih menjadi besar. Untuk menghindari dari hal tersebut perusahaan harus membuat persyaratan minimal atas kemampuan keuangan dari para pelanggan baik yang risiko tinggi, sedang maupun rendah agar bisa membeli secara kredit dan jumlah kredit mmakssimal. Sebagai contoh: penjualan yang dilakukan secara tunai dari PT.AISHA JAYA dalam beberapa tahun terakhir rata-rata sebesar 500 unit dengan harga Rp. 1000,-. Berdasar data historis diatas, yaitu peenjualan yang relative stagnan maka oerusahaan mengubah strategi yaitu dengan menjual secara kredit. Syarat kredit net 30 hari.5 Ternyata dengan menetapkan strategi diatas dapat meningkatkan penjualan sebesar 40% dari rata-rata penjualan sebelum menerapkan strategi ini. Besarnya dana atau variable keseluruhan untuk memproduksi produk diperlukan 80% dari hasil penjualan, kontribusi margin sebesar 20% dan besarnya biaya modal (keuntungan yang disyaratkan) sebesar 15%. Kemungkinan tidak tertagihnya atau tidak terbayarnya piutang dari pembeli kredit yang tidak memanfaatkan diskon sebesar 3%. Sedang yang memanfaatkan diskon 5 diasumsikan membayar bsemua. sugiarto, G. Dan Winarni, F.2005.Manajemen keuangan: pemahaman laporan keuangan, pengelola aktiva, kewajiban dan modal, serta pengukur-pengukur kinerja perusahaan. Yogyakarta: Media Presindo. 5 Diasumsikan 1 tahun sama dengan 360 hari., tambahan manfaat mdari penjualan kredit tersebut sebagai berikur: Table 8.1 PT. AISHA JAYA PERUBAHAN PENJUALAN TUNAI MENJADI KREDIT A. Tambahan manfaaat ( marginal return): (700.000-500.000)x20% B. Rp.40.000,- Tambahan investasi (biaya) pada piutang: Periode kredit : 30 hari Rata-rata perputaran kredit = 360 hari/30 hari = 12 x Rata-rata perputaran piutang= Rp. 700.000/12x= 58.333 Atau dengan rumus lain: = jumlah kredit x 30 hari 360 hari = Rp. 58.333,Dana piutang: 80% x Rp. 58.333,- = Rp. 46.666.67,Biaya dana atau tingkat keuntungan Yang diisyaratkan: 15% X Rp. 46.666.67,- = Rp. 7000,- C. Piutang tak tertagih atau bed debt = 3% X Rp.700.000,- = Rp.21.000,Jumlah biaya (marginal cost) Rp.28.000,- Tambahan manfaat bersi Rp.12.000,- = marginal return – marginal cost Berdasarkan perhitungan diatas dapat diperoleh informasi bahwa merubah kebijakan penjualan tunai menjadi penjualan kredit dapat meningkatkan tambahan keuntungan sebesar Rp.12.000,- yang disebabkan karena meningkatkan penjualan sebanyak 40% X (500 unit X Rp. 500.000,- = Rp. 200.000,- atau dari Rp. 500.000,- menjadi Rp. 700.000,3. Menspesifikasi syarat kredit (syarat kredit) 6 Perusahaan yang melakukan aktivitas penjualan, diwajibkan untuk membuat syarat penjualan atau syaratkredit (credit terms) menetapkan kondisi yang disyaratkan kepada para pelanggan dalam melakukan pembayaran Kembali piiutang. Kondisi ini meliputi periode atau jangka waktu dimana kredit diberikan dan diskon tunai ( jika berlaku) untuk pelanggan yang melakukan pembayaran lebih awal. Misalkan perusahaan menetapkan syarat penjualan kredit sebesar 3/10, net 30, hal ini berarti jika pelanggan membayar dalam jangka waktu 10hari maka akan mendapatkan diskon atau potongan tunnai sebesar 3% kalua pembayaran dilakukan selambt-lambtnya dalam waktu 30hari. Untuk tahu secara nyata, misalkan perusahaan menjual sebesar Rp. 1.000,-, jika pelanggan membayar dalam waktu 10 hari, maka pelanggan tersebut membayar sebanyak Rp. 970,- (harga diskon) tapi perusahaan membayar dilakukan dalam waktu 30 hari maka pelanggaan harus membayar Rp. 1000,-. Tambahan hari kredit 20 hari meninngkatkan pembayaran sebanyak 3/970 = 0,00309 atau 0,309%tambahan tingkat Bunga implicit yang dikenakan untuk memperpanjang kredit dagang sebesar 0,309% per 20 hari. Setelah itu kit acari jumlah periode dari 20 hari dalam setahun yaitu sebesar 365hari / 20hari = 18,25 periode. Rumus umum untuk menghitung tingkat bunnga tahunan implicit bagi pelanggan yang tidak mengambil diskon secara tunai sbb: (Brealy, 2007) Tingkat bunga tahunan implisist = ( 1 + π· 365/πβ ) π»π −1 Dimana : D = diskon Hd = harga diskon Th = tambahan hari kredit 7 Jadi dari syarat penjualan kredit diatas bisa dihitung dengan dasar rumus diatas adalah sebagai berikut: Tingkat bunga tahunan implicit = (1 + 3% ) 970 365/20 −1 = (1 + 0,309%)18,25 − 1 = 1,05792 – 1 = 0,05792 atau 5,792% Diskon dibagi pembayaran diskon (harga diskon) adalah peningkatan presentase yang dibayar pelanggan karena tidak membayar dalam periode diskon, dalam contoh diatas 3%/970=0,00309 atau 0,309, ini menunjukan besarnya tingkat bunga implicit per periode. Jumlah tambahan hari kredit karena melewatkan periode diskon (periode kreditperiode diskon), dalam contoh diatas adalah 30-10=20 hari. Periode pinjaman adalah jumlah hari dalam satu tahun dibagi dengan tambahan hari kredit. Berdasarkan hitungan diatas, diketahui jika pelanggan tidak mengambil diskon secara efektif meminjam uang dengan tingkat bunga sebesar 5,792%. Ada lima aspek syarat kredit meliputi: a. Sifat ekonomik produk Perputaran penjualan menjadi lebih cepat atau lebih tinggi kemungkinan disebabkan syarat kredit yang relative pendek serta pembeli dapat menjual Kembali produk yang dibeli dengan cepat sehingga cepat menghasilkan uang tunai dan akan segera membayar kreditnya kepada penjual (pemasok). Contohnya buah dan sayuran. b. Kondisi penjual Penjual atau perusahaan yang posisi keuangannya lemah sangat membutuhkan uang tunai, sehingga menawarkan syarat kredit biasanya berjangka pendek. Misalkan petani peternak. c. Kondisi pembeli Penjual yang posisi keuangannya sehat akan memberikan syarat kredit yang longgar sehingga membutuhkan waktu lama untuk 8 mengumpulkan tagihan. Salah satu cara agar uang kas cepat terkumpul maka akan menetapkan jumlah diskon yang bbesar untuk merangsang pembayaran lebih awal dari pembeli. d. Periode kredit Periode kredit (credit period) adalah interval atau jangka waktu pembayaran yang diberikan kepada pelanggan (pembeli kredit). Perusahaan besar yang posisi keuangannya kuatakan melonggarkan priode kredit (credit period) guna meningkatkan penjualan, dengan resiko biaya atas dana yang terkait pada piuutang dagang juga akan meningkat. Bagaimana kalua syarat kredit diubah yaitu periode kredit dari net 30 hari diganti menjadi 3/20, net 70 hari, berarti pelanggan memounyai tenggang waktu 30 hari untuk memnuhi kewajiban membayar hutang.6 Misalkan penjualan pada PT. AISHA JAYA yang semula Rp. 700.000,- dengan mengubah syarat kredit dari net 30 menjadi 3/20 net 70 hari akan meningkatkan penjualan sebesar 20%. Biaya hutang tak tertagih (bed debt) adalah 3%, biaya variable 80%, contribution margin 20%, tingkat keuntungan yang disyaratkan (biaya modal) 15%. Penjualan adalah semuanya dilakukan dengan kredit, pembayaran pada hari terakhir dari periode kredit (hari ke 70) bearti tidak ada yang memanfaatkan diskon. Apakah dengan mengubah periode kredit masih dapat menambah kentungan bersih? Maka kita hitung dari tambahan manfaat bersih, yang bisa dilihat dalam table berikut ini: 6 Lukas Setia Atmaja, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, (Yogyakarta: Penerbit, tahun 1999) 9 Tabel 8.2 PT AISHA JAYA PERUBAHAN PERSYARATAN KREDIT A. Tambahan penjualan kredit: 0,2 X Rp.700.000,- = Rp.140.000,Marginal return atas tambahan penjualan = contribusi margin X tambahan penjualan = 20% X Rp. 140.000,- = RP. 28.000,- B. Tambahan investasi (biaya) pada piutang: = = πππππ’ππππ ππππππ‘ ππππ’ 360 βπππ π 70 βπππ (π π.700.000,− +π π.140.000,−) 360 βπππ π 70 βπππ = Rp. 163.333,333,= = πππππ’ππππ ππππππ‘ ππππ 360 βπππ π 30 βπππ π π.700.000,−π 30 βπππ 360 βπππ = Rp. 58.333,333,Tambahan investasi (biaya) pada piutang = Rp. 163.333,333,- -RP.58.333.333,= Rp. 105.000,Tingkat keuntungan yang disyaratkan = tingkat keuntungan yang disyaratkan X Tambahan investasi (biaya) pada piutang = 0,15 X Rp. 105.000,- Rp. 15.750,- C. Tambahan piutang tak tertagih (bed debt) = 3% X Rp.140.000,- Rp. 4.200,- Marginal cost Rp. 19.950,- D. Tambahan keuntungan bersih Marginal return-marginal cost Rp. 8.050,- Berdasarkan table diatas menunjukan dengan merubah strategi penjualan khususnya merubah syarat kredit dari net 30 menjadi 3/10 net 70 maka akan menaikan tambahan keuntungan sebesar Rp. 8.050,- karena marginal treturn( tambahan keuntungan) masih lebih besar dibandingkan dengan biaya marginal. 10 e. Potongan tunai (diskon) Diskon ( cash discount) adalah pengurangan harga atas pembayaran yang dilakukan selama periode tertentu. Biaya yang harus ditanggung oleh pelanggan yang tidak memanfaatkan diskon biasanya lebih besar dibandingkan kalua pembeli meminjam dari sumber dana lain. 4. Memutuskan bagaimana membiayai piutang usaha – kredit yang ada (biaya piutang) Pembiayaan piutang digunnakan untuk menenukan sumber dana dari mana yang digunakan untuk membiayai pihutang. Dalam bukunya keown, 2010 menyebutkan ada 4 alternatif sumber pendanaan yaitu kredit umum, pendanaan hutang terjamin, pemfaktoran dan captive finance subsidiary. 5. Menetapkan siapa yang menanggung risiko kredit Risiko kredit biasanya dibebankan kepada penjual. Risiko kredit adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang diberkan. Apabila perusahaan menggunakan captive finance subsidiary, pperusahaan induk masih turut serta menanggung dalam bentuk jaminan, baik secaara implicit maupun eksplicit. Apabila pemfaktoran digunakan, maka daktor sebagai perusahaan spesialis yang menanggung risiko tidak terbayarnya hutang yang tak terduga dari pola tingkat default. Contoh perusahaan factor adalah perusahaan asuransi kredit komersial. 6. Menetapkan kebijakan dan praktik penagihan Kebijakan penagihan merupakan prosedur yang harus ditempuh perusahaab untuk menagih piutang usaha. Disisi lain perusahaan akan senang apabila semua pelanggan membayar atau memenuhi kewajiban mereka pada saat jatuh tempo. Pembayaran yang terlambat menimbulkan dua biaya yang harus ditanggung perusahaan yaitu 1) memaksa perusahaaan menghabiskan lebih banyak sumber daya untuk menaguh pembayaran (harus mengirim surat, mengirim debt collection dll). 2) 11 menginvestasikan modal kerja yang banyak untuk membiayai piutang. Tingginya pihutang dipengaruhi factor waktu atau periode penagihan rata-rata dan jumlah (volume) penjualan. 7. Menghindari suboptimisasi yang kurang dari massing—masing departemen. Apabila tenaga penjual dibayar berdasar komisi maka sebaiknya bagian penjualan harus berusaha memaksimalkan penjualan. Bagian penjualan dan bagian kredit harus melakukan Kerjasama guna memaksimalkan nilai perusahaan. Kedua bagian ini merupakan sumber informasi dari pelanggan sehingga diharuskan bisa mengembangkan hubungan yang erat dan membantu pelanggan bisa mencapai operasi yang sukses. Apabila pelanggan terlambat untuk membayar tagihannya, maka perusahaan perlu mengambil Tindakan nyata untuk menyelamatkan kredit tersebut agar tidak macet. Tindakan atau kebijakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut : Pertama, melalui teguran yang dilakukan melalui surat atau telepon. Teguran ini dapat bersifat mengingatkan, misalnya sebelim kredit jatuh tempo pelanggan ditelpon dengan teguran halus. Kemudian teguran dapat pula bersifat menyuruh nasabah untuk segera membayar dan memastikan tanggal kapan pelanggan akan dibayar. Kedua, apabila melalui teguran baik surat maupun telepon sudah tidak ditanggapi, maka perusahaan dapat menyerahkannya ke badan penagih (collection agency) semacam debt collector untuk menagih kredit tersebut hingga tertagih.7 4. Rasio Yang Berhubungan Dengan Piutang. Penjualan secara kredit akan mengakibatkan atau mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara keselurahan. Oleh karena itu, manajemen perlu menilai kinerja darri sisi piutangnya. Alat ukur untuk 7 . Hanafi, Mamduh M, 2010. Manajemen keuangan. Yokyakarta: BPFE 12 menilai kinerja ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang tersebut. a. Perputaran piutang (receivable turnover) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Makin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang makin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan makin baik. Sebaliknya jika rasio makin rendah, maka ada over investment dalam piutang. Yang jelas bahwa rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang. Cara mencari rasio ini adalah dengan membandingkan antara penjualan kredit dengan rata-rata piutang.8 Rumusan untuk mencari receivable turnover adalah sebagai berikut: πππππ’ππππ ππππππ‘ Receivable turnover = π ππ‘π−πππ‘π πππ’π‘πππ atau, Receivable turnover = πππππ’ππππ ππππππ‘ πππ’π‘πππ b. Hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable) Bagi bank yang akan memberikan kredit perlu juga menghitung hari ratarata penagihan piutang (days of receivable). Hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih dan rasio ini juga sering disebut days sales uncollected. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable) dapat digunakan rumus sebagai berikut: 8 . Rianto bambang dalam napa J, Awat, Manajemen matematis,(Jakarta: Gramedia Pustaka utama,1998) hlmn 410 13 keuangan pendekatan Daysofreceivable = πππ’π‘πππ πππ‘π−πππ‘π×360 πππππ’ππππ ππππππ‘ atau, Daysofreceivable = π½π’πππβ βπππ πππππ 1 π‘πβπ’π πππππ’π‘ππππ ππΌπ’π‘πππ J. Fred Weston, menyebutkan rata-rata jangka waktu penagihan adalah ukuran perputaran piutang yang dihitung dalam 2 tahapan: (1) Penjualan per hari Penjualan per hari = πππππ’ππππ 360 (2) Hari lamanya penjualan terikat dalam bentuk piutang πππππ’ππππ Rata-rata jangka waktu penagihan = πππππ’ππππ πππ βπππ 5. Perputaran Piutang Dan Anggaran Pengumpulan Piutang. Menurut Riyanto dalam bukunya (2015: 90-92), adalah penting untuk membandingkan hari rata-rata penagihan piutang dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Apabila hari rata-rata penagihan piutang selalu lebih besar dari pada batas waktu pembayaran yang telah ditetapkan tersebut berarti bahwa cara pengumpulan piutangnya kurang efisien. Ini berarti bahwa banyak para langganan yang tidak memenuhi syarat pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.9 Contoh 1. 2014 2015 Net credit sales Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00 Receivables: permulaantahun Rp. 20.000,00 Rp. 30.000,00 9 . Marcus dan Myers Brealey, “Fundamental of corporate finance”, by the McGraw-Hill Companies, Inc. All Right reserved, 2007) 14 akhir tahun Rp. 30.000,00 Rp. 10.000,00 Average receivables Rp. 25.000,00 Rp. 20.000,00 Receivables turnover 4x 5x Average collection period 90 hari 72 hari Tinggi rendahnya receivable turn over mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin tinggi turnover-nya, berarti makin cepat perputarannya, yang berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang, sehingga untuk mempertahankan net credit sales tertentu, dengan naiknya turnover-nya, dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil yang diinvestasikan dalam piutang. Bagaimana hubungan antara penjualan kredit dengan “cash flows”? Sebagaimana telah diuraikan di muka bahwa financial officer lebih berkepentingan terhadap “cash flows” dari pada transaksi penjualannya sendiri. Dalam penjualan kredit saat penyerahan barang atau saat penjualan tidak bersamaan waktunya dengan saat “cash inflows”. “Cash inflows” yang terjadi karena penjualan kredit itu dapat direncanakan dengan menyusun “anggaran pengumpulan piutang” (receivables collection budget). Anggaran atau skedul pengumpulan piutang disusun berdasarkan anggaran penjualan dengan memperhatikan antara lain faktor-faktor: terms of sales, kebiasaan para langganan membayar utangnya.10 Contoh 2. 10 . Marcus dan Myers, Brealey,”Dasar-dasar manajemen Keuangan Perusahaan”, jilid 2, alih Bahasa, (penerbit Erlangga, tahun 2008) 15 Suatu perusahaan mempunyai rencana penjualan atas dasar estimasi akhir bulan sebagai berikut: Bulan penjualan Jumlah penjualan Juli Rp. 28.000,00 Agustus Rp. 35.000,00 September Rp. 42.000,00 Syarat pembayaran ditetapkan: 3/20, net 30. Berdasarkan pengalaman cara pembayaran para langganan adalah sebagai berikut: a) 60% dari penjualan setiap bulannya terkumpul dalam waktu 20 hari sesudah bulan penjualan. b) 30% terkumpul dalam waktu sesudah 20 hari dalam bulan yang sama, yaitu dalam bulan kesatu sesudah bulan penjualan. c) 10% terkumpul dalam bulan kedua sesudah bulan penjualan. Berdasarkan data tersebut di atas kita dapat menyusun skedul atau anggaran pengumpulan piutang (receivables collection budget).11 Waktu penjualan Juli Agustus September Jumlah piutang Yang terkumpul Setiap bulan Taksiran Penjualan Rp. 28.000,00 Rp. 35.000,00 Rp. 42.000,00 Agustus Rp. 24.696,00 Rp. Rp. - September Rp. 2.800,00 Rp. 30.870,00 Rp. - Oktober Rp. Rp. 3.500,00 Rp. 37.044,00 Rp. 24.696,00 Rp. 33.670,00 Rp. 40.544,00 x) Penerimaan piutang dalam bulan Agustus: 60% x Rp. 28.000,00 ........................................................................ = Rp. 16.800,00 .E. Pudjiastuti dan Suad Husnan, Dasar-dasar manajemen keuangan’, (Edisi kedua, 11 Penerbit UPP AMP YKPN, 1998) 16 Potongan tunai (cash discount) = 3% x Rp. 16.800,00 ....................... =Rp. 504,00 – .......................................................................................................... = Rp. 16.296,00 30% terkumpul dalamwaktusisanyaataudalamwaktu 10 hari Terakhir = 30% x Rp. 28.000,00 ........................................................ = Rp. 8.400,00 .......................................................................................................... = Rp. 24.696,00 xx) Piutang yang terkumpul dalam bulan kedua sesudah bulan penjualan sebanyak 10% x Rp. 28.000,00 = Rp. 2.800,00 Dari table tersebut di atas Nampak bahwa dalam bulan Agustus akan terkumpul piutang sebesar Rp. 24.696,00, September Rp. 33.670,00, dan Oktober Rp. 40.544,00, yang ini akan merupakan “cash inflows” untuk bulan-bulan Agustus, September, dan Oktober. Dalam manajemen piutang, terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan yaitu: 1. credit Selection and Standard (standar perkreditan dan seleksi kredit) 2. credit Terms (syarat-syarat kredit) 3. credit monitoring (pengawasan kredit).12 6. faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang a. Jumlah besar atau kecilnya penjualan kredit Semakin besar jumlah penjualan kredit, Maka semakin besar pula piutang, atau dana yang tertanam dalam piutang. sebaliknya kalau jumlah penjualan kredit kecil, maka semakin kecil pula piutang, atau semakin kecil dana yang tertanam dalam piutang.13 b. Syarat pembayaran penjualan kredit 12 .Hermawan, Sigit 2013. Akuntansi Perusahaan manufaktur. Yogjakarta: Graha Ilmu. . dasar manajemen keuangan’, Edisi kedua, Penerbit UPP AMP YKPN, 1998 13 W.B.Taylor dalam dermawan sjahrial. pengantar manajemen keuangan edisi ke4.(Jakarta:Mitra wacana media,2012) 116 17 Cara pembayaran kredit ini adalah untuk memberikan kepastian kepada pelanggan, Kapan pelanggan harus melunasi pembayaran hutangnya dan seberapa besar hak pelanggan kalau dapat memenuhi pembayaran lebih awal dari waktu yang ditentukan. pembayaran penjualan kredit ditentukan 2/10 dan n/30. Artinya batas waktu pembayaran penjualan kredit paling lama 30 hari harus sudah dilunasi. dan apabila pelanggan membayar paling lama 10 hari setelah transaksi penjualan kredit, maka pelanggan akan mendapat kan potongan sebesar 2% dan ketentuan pembayaran penjualan kredit tersebut dapat bersifat ketat dan lunak. c. Ketentuan batas jumlah kredit Masing-masing perusahaan tentu tidak sama dengan perusahaan jumlah kredit yang diberikan ada yang cukup lama dan ada pula yang cukup singkat. makin lama waktu yang diberikan dalam kredit semakin lama juga dana yang tertanam dalam piutang, sebaliknya semakin singkat waktu yang diberikan dalam kredit semakin singkat dana yang tertanam dalam piutang.14 d. Kebijakan pengumpulan piutang Perusahaan dalam pengumpulan piutang dapat bersifat aktif dan dapat pula bersifat pasif. aktif artinya perusahaan selalu mengingat kan pelanggan apabila jatuh tempo hamper berakhir atau sudah sampai jatuh temponya kemudian perusahaan akan dating kepelanggan untuk menagih pembayarannya sedangkan yang bersifat pasif perusahaan hanya menunggu kalau pelanggan dating akan membayar kredit yang saatjatuh tempo kebijakan pengumpulan piutang yang aktif biasanya akan lebih kecil dana yang tertanam dalam piutang disbanding kebijakan pengumpulan piutang yang bersifat pasif e. Kebiasaan membayar para pelanggan 14 .S Munawir, Analisis laporan keuanga, edisi ke-4,(Yogyakarta: BPFE,2002).117. 18 Kebiasaan pelanggan dalam melakukan pembelian dapat dilakukan dengan membayar tunai dan ada pula yang membayarnya dengan cara memanfaatkan syarat bayar kredit seperti disebutkan di atas. tentu saja Para pelanggan akan melihat syarat pembayaran kredit yang diberikan oleh perusahaan Apakah pelanggan merasa lebih ringan dengan syarat pembayaran itu perubahan jangka waktu kredit dapat menaikkan penjualan tetapi investasi dalam piutang juga akan meningkat. Oleh Karena itu manajemen keuangan atau manajer perkreditan perlu menentukan jangka waktu kredit optimum yaitu di mana titik laba marginal karena kenaikan penjualan sama dengan biaya karena kenaikan piutang.peranan manajer perkreditan adalah menaikkan penjualan yang menguntungkan, agar nilai perusahaanakan naik dengan memberikan kredit kepada para pelanggan secara layak. sehingga kemakmuran pemilik perusahaan lebih makmur15 . 7. Masalah serius yang diakibatkan oleh manajemen piutang. a. Timbulnya piutang macet/tidak tertagih. b. Meningkatnya beban bunga karena dana yang tertanam pada piutang macet. c. Munculnya biaya penagihan dan administrasi. d. Hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan. 15 . (Piutang, 2016)Piutang, M. (2016). Bab 7 Manajemen Piutang. 97–109. 19 DAFTAR PUSTAKA Martin D Jon, al et.. Dasar-dasar manajemen keuangan, edisi ke 5, jilid 2.Jakarta: Pt. Raja Grafindo persada, 1994, 3. Manahan P. Tampubolon. Manajemen keuangan(finance management).Jakarta:Mitra wacana media,2013, 61 widayanti Ninik. manajemen koperasi, cat ke-5.jakarta: Pt rineka cita,1996,112 Rianto bambang dalam napa J. Awat, Manajemen keuangan pendekatan matematis. Jakarta: Gramedia Pustaka utama,1998 , hlmn 410 Atmaja, Lukas Setia, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit ANDI Yogyakarta, tahun 1999 Brealey, Myers, and Marcus,”Fundamental of corporate finance”, by the McGrawHill Companies, Inc. All Right reserved, 2007 Brealey, Myers, and Marcus,”Dasar-dasar manajemen Keuangan Perusahaan”, jilid 2, alih Bahasa, penerbit Erlangga, tahun 2008 Husnan Suad dan Pudjiastuti E, Dasar-dasar manajemen keuangan’, Edisi kedua, Penerbit UPP AMP YKPN, 1998 W.B.Taylor dalam dermawan sjahrial. pengantar manajemen keuangan edisi ke4.Jakarta:Mitra wacana media,2012, 116 S Munawir, Analisis laporan keuanga, edisi ke-4 Yogyakarta: BPFE,2002, 117. (Piutang, 2016)Piutang, M. (2016). Bab 7 Manajemen Piutang. 97–109. (Ii & Manajemen, n.d.)Ii, B. A. B., & Manajemen, A. (n.d.). Pengantar Manajemen ,. 9, 28–56. G. sugiarto, Dan Winarni, F.2005.Manajemen keuangan: pemahaman laporan keuangan, pengelola aktiva, kewajiban dan modal, serta pengukur-pengukur kinerja perusahaan. Yogyakarta: Media Presindo. Hanafi Mahmud M.Manajemen keuangan. Yokyakarta: BPFE, 2010. Sigit Hermawan.Akuntansi Perusahaan manufaktur. Yogjakarta: Graha Ilmu, 2013. 20 21