Uploaded by User109109

MATERI 8 modal kerja manajemen piutang

advertisement
MATERI VIII
MODAL KERJA MANAJEMEN PIUTANG
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu : Sri Kasnelly, S.E., MM.,CIQaR
DISUSUN OLEH KELOMPOK VIII:
1. Fickral (19.23.749)
2. Zakaria Putra (19.23.875)
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
A. Modal Kerja Manajemen piutang
Pendahuluan
Piutang usaha merupakan jumlah uang yang belum dibayar oleh pembeli
atau pelanggan yang membeli barang dan jasa secara kredit. Pelaksanaan
piutang usaha perlu suatu manajemen yang diisebut manajemen piutang.
Manajamen piutang sangat mempengaruhi pemuatan kebijakan kredit yang
melibatkan pertukaran antara profitabilitas dan risiko. Investasi yang optimal
adalah dengan membandingkan antara manfaat (return) yang akan diperoleh
dengan biayya yang akan dikeluarkan sehingga dapat mempertahankan
investasi yang dilakukan.
1. Pengertian
Manajemen piutang adalah pengelolaan piutang perusahaan sebagai
akibat adanya kebijakan kredit atau kebijakan penjualan secara kredit.
Tujuan dari manajemen piutang adalah menjamin kelancaran kebijakan
penjualan kredit yang diterapkan perusahaan melalui penagihan piutang
secara cepat tanpa mempengaruhi penilaian kredibilitas (credit rating)
perusahaan.1
Menurut para ahli tentang manajemen piutang
Menurut horne and john Piutang Adalah jumlah uang yang dipinjamkan dari
perusahaan oleh pelanggan melalui pembelian barang atau jasa yang
dilakukan secara kredit,
Menurut Irham Fahmi definisi piutang merupakan nilai jatuh tempo yang
berasal dari penjualan barang atau jasa atau dari pemberian pinjaman uang
1
.(Ii & Manajemen, n.d.)Ii, B. A. B., & Manajemen, A. (n.d.). Pengantar Manajemen
,. 9, 28–56.
1
kita mencangkup nilai jatuh tempo yang berasal dari aktivitas sewa dan
interest.
Menurut Setiawan piutang adalah segala bentuk tagihan atau klaim
perusahaan benda maupun jasa kepada pihak lain baik individu maupun
badan usaha yang pelunasannya dapat dilakukan dengan bentuk uang, benda
mau pun jasa.
Dengan berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahswa piutang
memeiliki beberapa unsure didalam nya yaitu adanya klaim dari perusahaan/
organisasi terhadap individu atau perusahaan, penjualan secara kredit atau
pinjaman yang dilakukan oleh individu atau perusahaan, perjanjian dalam
melakukan pembayaran terkait waktu maupun interest, objeknya uang,
barang ataupun jasa.2
Manajemen piutang yang dilakukan perusahaan agar perputaran yang terjadi
mulai dari penjualan kredit sampai pada pelunasan dapat berjalan dengan
lancer sehingga tidak menyebabkan penumpukan modal yang berakibat
operasional perusahaan.
2. Jenis Piutang
a. Piutang usaha/dagang
Piutang usaha hak klaim dari perusahaan terhadap individu maupun
perusahaan lain, dengan hak klaim ini perusahaan dalam menuntut
untuk pembayaran baik dalam bentuk kas, barang dan jasa kepada
individu atau perusahaan yang berpiutang tersebut. Sedangkan piutang
dagang terjadi karena adanya transaksi penjualan barang dagangan
yang dilakukan secara kredit kepada pelanggan. Jenis piutang ini
2
. D Jon Martin , al et.. Dasar-dasar manajemen keuangan, edisi ke 5, jilid 2, (Jakarta: Pt.
Raja Grafindo persada, 1994)3.
2
umumnya memiliki periode tertagih nya relative pendek, misalnya 20
hari, 30 hari, 40 hari dll.
b. Piutang wesel
Piutang ini terjadi karena adanya transaksi penjualan secara kredit dan
pemberian pinjaman uang kepada individu atau petusahaan dengan
menerbitkan surat utang formal. Sekilas terlihat piutang sama dengan
piutang usaha / dagang namun dalam prakteknya terjadi perbedaan.
Dalam piutang wesel, debitur membuat perjanjian tertulis kepada
kreditur untuk melakukan pembayaran dengan sejumlah tertentu untuk
jangka waktu yang sudah ditentukan. Umumnya jangka waktu
pembayaran piutang wesel paling cepat 60 hari. Jika piutang wesel yang
pembayaran 60 hari atau kurang 1 tahun akan dicatat dalam neraca
sebagai aktiva lancar, namun jika waktunya lebuh dari sutu maka akan
di catat sebagai piutang jangka Panjang.3
c. Piutang lain-lain
Maksudnya yaitu jenis piutang diluar piutang usaha dan piutang wesel.
Piutang lain-lain ini meliputi piutang bunga, piutang pajak, piutang dari
karyawan perusahaan. Jika piutang ini akan dapat tertagih kurang dari
satu tahun, maka akan dicatatkan sebagai aktiva lancar. Namun jika
penagihannya lebih dari satu tahun maka akan diklasifikasikan sebagai
aktiva tidak lancer dengann aminvestasi.
3. Kebijakan Manajemen Piutang
Sartono, menyatakan bahwa setidaknya terdapat beberapa Langkah yang
harus dilakukan oleh perusahaan dalam hal kebijakan dalam manajemen
piutang yaitu penetapan standar kredit, persyaratan kredit, kebijakan kredit
dan pengumpulan piutang.
a. Standar kredit
3
.Tampubolon P Manahan, Manajemen keuangan(finance management), (Jakarta:Mitra
wacana media,2013)61
3
Standar kredit adalah kualitas minimal yang digunakan untuk menilai
kelayakan kredit dari pemohon yang ditentukan oleh perusahaan.
b. Persyaratan kredit
Persyaratan kredit adalah kondisi yang disyaratkan untuk pembayaran
Kembali piutang dari para pelanggan.
c. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang
Menentukan terlebih dahulu tentang kualitas jumlah yang diterima,
periode kredit, potongan tunai, persyaratan khusus, tingkat pengeluaran
dalam pengumpulan piutang, sebelum menetapkan kebijakan kredit.
Pengumpulan piutang dapat dilakukan perusahaan dengan usaha
sebelum jatuh tempo seperti mengingatkan melalui pesan singkat,
email, dan lainnya.
Weston, 2010, jilid 2, untuk mengendalikan piutang maka perusahaan harus
menetatpkan kebijakan manajemen kreditnya, kebijakan atau manajemen
kreedit tersebut terkandung 7 unsur:4
1. Analisis resiko kredit (analisis kredit)
Analisis kredit digunakan untuk menetapkan siapa yang berhak
menerima kredit dan berdasarkan kondisi yang bagaimana. Yang
menerima kredit bisa dari pelanggan baru dan bisa dari pelanggan lama.
Analisis krredit bagi pelanggan baru merupakan pekerjaan yang sangat
sulit karena belum tahu trade record yang sebenarnya dibandingkan
pelanggan lama. Perusahaan belum begitu banyak mempunyai informasi
tentang pelanggan baru.
2. Menetapkan standar untuk menerima atau menolak risiko kredit (standar
kredit)
Standar kredit digunakan unttuk menyeleksi calon pelanggan yang
akan diberi pinjaman atau kredit serta menentukan Batasan maksimum
dalam memberi pinjaman. Hal terssebut bisa dikaitan dengan hasil dari
4
.Ninik widayanti, manajemen koperasi, cat ke-5, (jakarta: Pt rineka cita,1996).112
4
analisis kredit yang sudah dilakukan, yang sudah kita ketahui hasil dari
analisis kredit memberikan informasi mengenai kemampuan pelanggan
dalam memenuhi kewajiban dengan jjangka waktu yang sudaah
ditentukan. Apabila perusahaan hanya memberikan pinjaman atau kredit
pada
pelanggan
yang
masuk
dalamm
probabilitas
pandangan
tinggi(risiko rendah) saja maka kerugian dari piutang tak tertagih(bed
debt) biasa kecil. Sebaliknya apabila kredit hanya diberi pada pelanggan
pada pelanggan yang masuk dalam probabilitas pendapatan rendah
(risiko tinggi) saja, maaka kerugian dari piutang tak tertagih menjadi
besar.
Untuk menghindari dari hal tersebut perusahaan harus membuat
persyaratan minimal atas kemampuan keuangan dari para pelanggan baik
yang risiko tinggi, sedang maupun rendah agar bisa membeli secara
kredit dan jumlah kredit mmakssimal.
Sebagai contoh: penjualan yang dilakukan secara tunai dari PT.AISHA
JAYA dalam beberapa tahun terakhir rata-rata sebesar 500 unit dengan
harga Rp. 1000,-. Berdasar data historis diatas, yaitu peenjualan yang
relative stagnan maka oerusahaan mengubah strategi yaitu dengan
menjual secara kredit. Syarat kredit net 30 hari.5
Ternyata dengan menetapkan strategi diatas dapat meningkatkan
penjualan sebesar 40% dari rata-rata penjualan sebelum menerapkan
strategi ini. Besarnya dana atau variable keseluruhan untuk memproduksi
produk diperlukan 80% dari hasil penjualan, kontribusi margin sebesar
20% dan besarnya biaya modal (keuntungan yang disyaratkan) sebesar
15%. Kemungkinan tidak tertagihnya atau tidak terbayarnya piutang dari
pembeli kredit yang tidak memanfaatkan diskon sebesar 3%. Sedang
yang
memanfaatkan
diskon
5
diasumsikan
membayar
bsemua.
sugiarto, G. Dan Winarni, F.2005.Manajemen keuangan: pemahaman laporan keuangan,
pengelola aktiva, kewajiban dan modal, serta pengukur-pengukur kinerja perusahaan. Yogyakarta:
Media Presindo.
5
Diasumsikan 1 tahun sama dengan 360 hari., tambahan manfaat mdari
penjualan kredit tersebut sebagai berikur:
Table 8.1 PT. AISHA JAYA PERUBAHAN PENJUALAN TUNAI MENJADI KREDIT
A.
Tambahan manfaaat ( marginal return):
(700.000-500.000)x20%
B.
Rp.40.000,-
Tambahan investasi (biaya) pada piutang:
Periode kredit : 30 hari
Rata-rata perputaran kredit =
360 hari/30 hari = 12 x
Rata-rata perputaran piutang=
Rp. 700.000/12x= 58.333
Atau dengan rumus lain:
= jumlah kredit x 30 hari
360 hari
= Rp. 58.333,Dana piutang: 80% x Rp. 58.333,- = Rp. 46.666.67,Biaya dana atau tingkat keuntungan
Yang diisyaratkan:
15% X Rp. 46.666.67,- = Rp. 7000,-
C.
Piutang tak tertagih atau bed debt =
3% X Rp.700.000,- = Rp.21.000,Jumlah biaya (marginal cost)
Rp.28.000,-
Tambahan manfaat bersi
Rp.12.000,-
= marginal return – marginal cost
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diperoleh informasi bahwa
merubah kebijakan penjualan tunai menjadi penjualan kredit dapat
meningkatkan
tambahan
keuntungan
sebesar
Rp.12.000,-
yang
disebabkan karena meningkatkan penjualan sebanyak 40% X (500 unit
X Rp. 500.000,- = Rp. 200.000,- atau dari Rp. 500.000,- menjadi Rp.
700.000,3. Menspesifikasi syarat kredit (syarat kredit)
6
Perusahaan yang melakukan aktivitas penjualan, diwajibkan untuk
membuat syarat penjualan atau syaratkredit (credit terms) menetapkan
kondisi yang disyaratkan kepada para pelanggan dalam melakukan
pembayaran Kembali piiutang. Kondisi ini meliputi periode atau jangka
waktu dimana kredit diberikan dan diskon tunai ( jika berlaku) untuk
pelanggan yang melakukan pembayaran lebih awal. Misalkan
perusahaan menetapkan syarat penjualan kredit sebesar 3/10, net 30, hal
ini berarti jika pelanggan membayar dalam jangka waktu 10hari maka
akan mendapatkan diskon atau potongan tunnai sebesar 3% kalua
pembayaran dilakukan selambt-lambtnya dalam waktu 30hari. Untuk
tahu secara nyata, misalkan perusahaan menjual sebesar Rp. 1.000,-, jika
pelanggan membayar dalam waktu 10 hari, maka pelanggan tersebut
membayar sebanyak Rp. 970,- (harga diskon) tapi perusahaan membayar
dilakukan dalam waktu 30 hari maka pelanggaan harus membayar Rp.
1000,-. Tambahan hari kredit 20 hari meninngkatkan pembayaran
sebanyak 3/970 = 0,00309 atau 0,309%tambahan tingkat Bunga implicit
yang dikenakan untuk memperpanjang kredit dagang sebesar 0,309% per
20 hari. Setelah itu kit acari jumlah periode dari 20 hari dalam setahun
yaitu sebesar 365hari / 20hari = 18,25 periode.
Rumus umum untuk menghitung tingkat bunnga tahunan implicit
bagi pelanggan yang tidak mengambil diskon secara tunai sbb: (Brealy,
2007)
Tingkat bunga tahunan implisist
=
(
1 + 𝐷 365/π‘‡β„Ž
)
𝐻𝑑
−1
Dimana :
D = diskon
Hd = harga diskon
Th = tambahan hari kredit
7
Jadi dari syarat penjualan kredit diatas bisa dihitung dengan dasar rumus
diatas adalah sebagai berikut:
Tingkat bunga tahunan implicit =
(1 +
3%
)
970
365/20
−1
= (1 + 0,309%)18,25 − 1
= 1,05792 – 1 = 0,05792 atau 5,792%
Diskon dibagi pembayaran diskon (harga diskon) adalah peningkatan
presentase yang dibayar pelanggan karena tidak membayar dalam
periode diskon, dalam contoh diatas 3%/970=0,00309 atau 0,309, ini
menunjukan besarnya tingkat bunga implicit per periode. Jumlah
tambahan hari kredit karena melewatkan periode diskon (periode kreditperiode diskon), dalam contoh diatas adalah 30-10=20 hari. Periode
pinjaman adalah jumlah hari dalam satu tahun dibagi dengan tambahan
hari kredit.
Berdasarkan hitungan diatas, diketahui jika pelanggan tidak
mengambil diskon secara efektif meminjam uang dengan tingkat bunga
sebesar 5,792%.
Ada lima aspek syarat kredit meliputi:
a. Sifat ekonomik produk
Perputaran penjualan menjadi lebih cepat atau lebih tinggi
kemungkinan disebabkan syarat kredit yang relative pendek serta
pembeli dapat menjual Kembali produk yang dibeli dengan cepat
sehingga cepat menghasilkan uang tunai dan akan segera membayar
kreditnya kepada penjual (pemasok). Contohnya buah dan sayuran.
b. Kondisi penjual
Penjual atau perusahaan yang posisi keuangannya lemah sangat
membutuhkan uang tunai, sehingga menawarkan syarat kredit
biasanya berjangka pendek. Misalkan petani peternak.
c. Kondisi pembeli
Penjual yang posisi keuangannya sehat akan memberikan syarat
kredit yang longgar sehingga membutuhkan waktu lama untuk
8
mengumpulkan tagihan. Salah satu cara agar uang kas cepat
terkumpul maka akan menetapkan jumlah diskon yang bbesar untuk
merangsang pembayaran lebih awal dari pembeli.
d. Periode kredit
Periode kredit (credit period) adalah interval atau jangka waktu
pembayaran yang diberikan kepada pelanggan (pembeli kredit).
Perusahaan besar yang posisi keuangannya kuatakan melonggarkan
priode kredit (credit period) guna meningkatkan penjualan, dengan
resiko biaya atas dana yang terkait pada piuutang dagang juga akan
meningkat. Bagaimana kalua syarat kredit diubah yaitu periode kredit
dari net 30 hari diganti menjadi 3/20, net 70 hari, berarti pelanggan
memounyai tenggang waktu 30 hari untuk memnuhi kewajiban
membayar hutang.6
Misalkan penjualan pada PT. AISHA JAYA yang semula Rp.
700.000,- dengan mengubah syarat kredit dari net 30 menjadi 3/20
net 70 hari akan meningkatkan penjualan sebesar 20%. Biaya hutang
tak tertagih (bed debt) adalah 3%, biaya variable 80%, contribution
margin 20%, tingkat keuntungan yang disyaratkan (biaya modal)
15%. Penjualan adalah semuanya dilakukan dengan kredit,
pembayaran pada hari terakhir dari periode kredit (hari ke 70) bearti
tidak ada yang memanfaatkan diskon. Apakah dengan mengubah
periode kredit masih dapat menambah kentungan bersih? Maka kita
hitung dari tambahan manfaat bersih, yang bisa dilihat dalam table
berikut ini:
6
Lukas Setia Atmaja, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, (Yogyakarta: Penerbit, tahun
1999)
9
Tabel 8.2 PT AISHA JAYA PERUBAHAN PERSYARATAN KREDIT
A. Tambahan penjualan kredit:
0,2 X Rp.700.000,- = Rp.140.000,Marginal return atas tambahan penjualan
= contribusi margin X tambahan penjualan
= 20% X Rp. 140.000,- =
RP. 28.000,-
B. Tambahan investasi (biaya) pada piutang:
=
=
π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘˜π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘ π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘’
360 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
𝑋 70 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
(𝑅𝑝.700.000,− +𝑅𝑝.140.000,−)
360 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
𝑋 70 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
= Rp. 163.333,333,=
=
π‘π‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘˜π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘ π‘™π‘Žπ‘šπ‘Ž
360 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
𝑋 30 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
𝑅𝑝.700.000,−𝑋 30 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
360 β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
= Rp. 58.333,333,Tambahan investasi (biaya) pada piutang
= Rp. 163.333,333,- -RP.58.333.333,= Rp. 105.000,Tingkat keuntungan yang disyaratkan
= tingkat keuntungan yang disyaratkan X
Tambahan investasi (biaya) pada piutang
= 0,15 X Rp. 105.000,-
Rp. 15.750,-
C. Tambahan piutang tak tertagih (bed debt)
= 3% X Rp.140.000,-
Rp. 4.200,-
Marginal cost
Rp. 19.950,-
D. Tambahan keuntungan bersih
Marginal return-marginal cost
Rp. 8.050,-
Berdasarkan table diatas menunjukan dengan merubah strategi
penjualan khususnya merubah syarat kredit dari net 30 menjadi
3/10 net 70 maka akan menaikan tambahan keuntungan sebesar Rp.
8.050,- karena marginal treturn( tambahan keuntungan) masih lebih
besar dibandingkan dengan biaya marginal.
10
e. Potongan tunai (diskon)
Diskon ( cash discount) adalah pengurangan harga atas pembayaran
yang dilakukan selama periode tertentu. Biaya yang harus
ditanggung oleh pelanggan yang tidak memanfaatkan diskon
biasanya lebih besar dibandingkan kalua pembeli meminjam dari
sumber dana lain.
4. Memutuskan bagaimana membiayai piutang usaha – kredit yang ada
(biaya piutang)
Pembiayaan piutang digunnakan untuk menenukan sumber dana dari
mana yang digunakan untuk membiayai pihutang. Dalam bukunya
keown, 2010 menyebutkan ada 4 alternatif sumber pendanaan yaitu
kredit umum, pendanaan hutang terjamin, pemfaktoran dan captive
finance subsidiary.
5. Menetapkan siapa yang menanggung risiko kredit
Risiko kredit biasanya dibebankan kepada penjual. Risiko kredit adalah
risiko tidak terbayarnya kredit yang diberkan. Apabila perusahaan
menggunakan captive finance subsidiary, pperusahaan induk masih turut
serta menanggung dalam bentuk jaminan, baik secaara implicit maupun
eksplicit. Apabila pemfaktoran digunakan, maka daktor sebagai
perusahaan spesialis yang menanggung risiko tidak terbayarnya hutang
yang tak terduga dari pola tingkat default. Contoh perusahaan factor
adalah perusahaan asuransi kredit komersial.
6. Menetapkan kebijakan dan praktik penagihan
Kebijakan penagihan merupakan prosedur yang harus ditempuh
perusahaab untuk menagih piutang usaha. Disisi lain perusahaan akan
senang apabila semua pelanggan membayar atau memenuhi kewajiban
mereka pada saat jatuh tempo. Pembayaran yang terlambat menimbulkan
dua biaya yang harus ditanggung perusahaan yaitu 1) memaksa
perusahaaan menghabiskan lebih banyak sumber daya untuk menaguh
pembayaran (harus mengirim surat, mengirim debt collection dll). 2)
11
menginvestasikan modal kerja yang banyak untuk membiayai piutang.
Tingginya pihutang dipengaruhi factor waktu atau periode penagihan
rata-rata dan jumlah (volume) penjualan.
7. Menghindari suboptimisasi yang kurang dari massing—masing
departemen.
Apabila tenaga penjual dibayar berdasar komisi maka sebaiknya bagian
penjualan harus berusaha memaksimalkan penjualan. Bagian penjualan
dan bagian kredit harus melakukan Kerjasama guna memaksimalkan
nilai perusahaan. Kedua bagian ini merupakan sumber informasi dari
pelanggan sehingga diharuskan bisa mengembangkan hubungan yang
erat dan membantu pelanggan bisa mencapai operasi yang sukses.
Apabila pelanggan terlambat untuk membayar tagihannya, maka
perusahaan perlu mengambil Tindakan nyata untuk menyelamatkan kredit
tersebut agar tidak macet. Tindakan atau kebijakan yang dapat dilakukan
meliputi hal-hal sebagai berikut :
Pertama, melalui teguran yang dilakukan melalui surat atau telepon.
Teguran ini dapat bersifat mengingatkan, misalnya sebelim kredit jatuh
tempo pelanggan ditelpon dengan teguran halus. Kemudian teguran dapat
pula bersifat menyuruh nasabah untuk segera membayar dan memastikan
tanggal kapan pelanggan akan dibayar.
Kedua, apabila melalui teguran baik surat maupun telepon sudah tidak
ditanggapi, maka perusahaan dapat menyerahkannya ke badan penagih
(collection agency) semacam debt collector untuk menagih kredit tersebut
hingga tertagih.7
4. Rasio Yang Berhubungan Dengan Piutang.
Penjualan secara kredit akan mengakibatkan atau mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan secara keselurahan. Oleh karena itu,
manajemen perlu menilai kinerja darri sisi piutangnya. Alat ukur untuk
7
. Hanafi, Mamduh M, 2010. Manajemen keuangan. Yokyakarta: BPFE
12
menilai kinerja ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan yang berhubungan dengan piutang tersebut.
a. Perputaran piutang (receivable turnover)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama
penagihan piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana yang
ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Makin tinggi
rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang
makin rendah (bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya
kondisi ini bagi perusahaan makin baik. Sebaliknya jika rasio makin
rendah, maka ada over investment dalam piutang. Yang jelas bahwa rasio
perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan
kesuksesan penagihan piutang.
Cara mencari rasio ini adalah dengan membandingkan antara penjualan
kredit dengan rata-rata piutang.8
Rumusan untuk mencari receivable turnover adalah sebagai berikut:
π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘˜π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘
Receivable turnover = π‘…π‘Žπ‘‘π‘Ž−π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘π‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”
atau,
Receivable turnover =
π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘˜π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘
π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”
b. Hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable)
Bagi bank yang akan memberikan kredit perlu juga menghitung hari ratarata penagihan piutang (days of receivable). Hasil perhitungan ini
menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang tersebut rata-rata tidak
dapat ditagih dan rasio ini juga sering disebut days sales uncollected.
Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of receivable)
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
8
.
Rianto
bambang
dalam
napa
J,
Awat,
Manajemen
matematis,(Jakarta: Gramedia Pustaka utama,1998) hlmn 410
13
keuangan
pendekatan
Daysofreceivable =
π‘ƒπ‘–π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž−π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž×360
π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘˜π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘–π‘‘
atau,
Daysofreceivable =
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘– π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š 1 π‘‘π‘Žβ„Žπ‘’π‘›
π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘π‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘ƒπΌπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”
J. Fred Weston, menyebutkan rata-rata jangka waktu penagihan adalah
ukuran perputaran piutang yang dihitung dalam 2 tahapan:
(1) Penjualan per hari
Penjualan per hari =
π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›
360
(2) Hari lamanya penjualan terikat dalam bentuk piutang
π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›
Rata-rata jangka waktu penagihan = π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿ β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
5. Perputaran Piutang Dan Anggaran Pengumpulan Piutang.
Menurut Riyanto dalam bukunya (2015: 90-92), adalah penting untuk
membandingkan
hari
rata-rata
penagihan
piutang
dengan
syarat
pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Apabila hari rata-rata
penagihan piutang selalu lebih besar dari pada batas waktu pembayaran
yang telah ditetapkan tersebut berarti bahwa cara pengumpulan piutangnya
kurang efisien. Ini berarti bahwa banyak para langganan yang tidak
memenuhi syarat pembayaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.9
Contoh 1.
2014
2015
Net credit sales
Rp. 100.000,00
Rp. 100.000,00
Receivables: permulaantahun
Rp. 20.000,00
Rp. 30.000,00
9
. Marcus dan Myers Brealey, “Fundamental of corporate finance”, by the McGraw-Hill
Companies, Inc. All Right reserved, 2007)
14
akhir tahun
Rp. 30.000,00
Rp. 10.000,00
Average receivables
Rp. 25.000,00
Rp. 20.000,00
Receivables turnover
4x
5x
Average collection period
90 hari
72 hari
Tinggi rendahnya receivable turn over mempunyai efek yang langsung
terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin
tinggi turnover-nya, berarti makin cepat perputarannya, yang berarti makin
pendek waktu terikatnya modal dalam piutang, sehingga untuk
mempertahankan net credit sales tertentu, dengan naiknya turnover-nya,
dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil yang diinvestasikan dalam
piutang.
Bagaimana hubungan antara penjualan kredit dengan “cash flows”?
Sebagaimana telah diuraikan di muka bahwa financial officer lebih
berkepentingan terhadap “cash flows” dari pada transaksi penjualannya
sendiri. Dalam penjualan kredit saat penyerahan barang atau saat penjualan
tidak bersamaan waktunya dengan saat “cash inflows”. “Cash inflows” yang
terjadi karena penjualan kredit itu dapat direncanakan dengan menyusun
“anggaran pengumpulan piutang” (receivables collection budget).
Anggaran atau skedul pengumpulan piutang disusun berdasarkan anggaran
penjualan dengan memperhatikan antara lain faktor-faktor: terms of sales,
kebiasaan para langganan membayar utangnya.10
Contoh 2.
10
. Marcus dan Myers, Brealey,”Dasar-dasar manajemen Keuangan Perusahaan”, jilid 2,
alih Bahasa, (penerbit Erlangga, tahun 2008)
15
Suatu perusahaan mempunyai rencana penjualan atas dasar estimasi
akhir bulan sebagai berikut:
Bulan penjualan
Jumlah penjualan
Juli
Rp. 28.000,00
Agustus
Rp. 35.000,00
September
Rp. 42.000,00
Syarat pembayaran ditetapkan: 3/20, net 30.
Berdasarkan pengalaman cara pembayaran para langganan adalah sebagai berikut:
a) 60% dari penjualan setiap bulannya terkumpul dalam waktu 20 hari sesudah
bulan penjualan.
b) 30% terkumpul dalam waktu sesudah 20 hari dalam bulan yang sama, yaitu
dalam bulan kesatu sesudah bulan penjualan.
c) 10% terkumpul dalam bulan kedua sesudah bulan penjualan.
Berdasarkan data tersebut di atas kita dapat menyusun skedul atau anggaran
pengumpulan piutang (receivables collection budget).11
Waktu
penjualan
Juli
Agustus
September
Jumlah piutang
Yang terkumpul
Setiap bulan
Taksiran
Penjualan
Rp. 28.000,00
Rp. 35.000,00
Rp. 42.000,00
Agustus
Rp. 24.696,00
Rp. Rp. -
September
Rp. 2.800,00
Rp. 30.870,00
Rp. -
Oktober
Rp. Rp. 3.500,00
Rp. 37.044,00
Rp. 24.696,00
Rp. 33.670,00
Rp. 40.544,00
x) Penerimaan piutang dalam bulan Agustus:
60% x Rp. 28.000,00 ........................................................................ = Rp. 16.800,00
.E. Pudjiastuti dan Suad Husnan, Dasar-dasar manajemen keuangan’, (Edisi kedua,
11
Penerbit UPP AMP YKPN, 1998)
16
Potongan tunai (cash discount) = 3% x Rp. 16.800,00 ....................... =Rp. 504,00 –
.......................................................................................................... = Rp. 16.296,00
30% terkumpul dalamwaktusisanyaataudalamwaktu 10 hari
Terakhir = 30% x Rp. 28.000,00 ........................................................ = Rp. 8.400,00
.......................................................................................................... = Rp. 24.696,00
xx) Piutang yang terkumpul dalam bulan kedua sesudah bulan penjualan sebanyak
10% x Rp. 28.000,00 = Rp. 2.800,00
Dari table tersebut di atas Nampak bahwa dalam bulan Agustus akan terkumpul
piutang sebesar Rp. 24.696,00, September Rp. 33.670,00, dan Oktober Rp.
40.544,00, yang ini akan merupakan “cash inflows” untuk bulan-bulan Agustus,
September, dan Oktober.
Dalam manajemen piutang, terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan yaitu:
1. credit Selection and Standard (standar perkreditan dan seleksi kredit)
2. credit Terms (syarat-syarat kredit)
3. credit monitoring (pengawasan kredit).12
6. faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
a. Jumlah besar atau kecilnya penjualan kredit
Semakin besar jumlah penjualan kredit, Maka semakin besar pula
piutang, atau dana yang tertanam dalam piutang. sebaliknya kalau
jumlah penjualan kredit kecil, maka semakin kecil pula piutang, atau
semakin kecil dana yang tertanam dalam piutang.13
b. Syarat pembayaran penjualan kredit
12
.Hermawan, Sigit 2013. Akuntansi Perusahaan manufaktur. Yogjakarta: Graha Ilmu.
. dasar manajemen keuangan’, Edisi kedua, Penerbit UPP AMP YKPN, 1998
13
W.B.Taylor dalam dermawan sjahrial. pengantar manajemen keuangan edisi ke4.(Jakarta:Mitra wacana media,2012) 116
17
Cara pembayaran kredit ini adalah untuk memberikan kepastian kepada
pelanggan, Kapan pelanggan harus melunasi pembayaran hutangnya
dan seberapa besar hak pelanggan kalau dapat memenuhi pembayaran
lebih awal dari waktu yang ditentukan. pembayaran penjualan kredit
ditentukan 2/10 dan n/30. Artinya batas waktu pembayaran penjualan
kredit paling lama 30 hari harus sudah dilunasi. dan apabila pelanggan
membayar paling lama 10 hari setelah transaksi penjualan kredit, maka
pelanggan akan mendapat kan potongan sebesar 2% dan ketentuan
pembayaran penjualan kredit tersebut dapat bersifat ketat dan lunak.
c. Ketentuan batas jumlah kredit
Masing-masing perusahaan tentu tidak sama dengan perusahaan jumlah
kredit yang diberikan ada yang cukup lama dan ada pula yang cukup
singkat. makin lama waktu yang diberikan dalam kredit semakin lama
juga dana yang tertanam dalam piutang, sebaliknya semakin singkat
waktu yang diberikan dalam kredit semakin singkat dana yang tertanam
dalam piutang.14
d. Kebijakan pengumpulan piutang
Perusahaan dalam pengumpulan piutang dapat bersifat aktif dan dapat
pula bersifat pasif. aktif artinya perusahaan selalu mengingat kan
pelanggan apabila jatuh tempo hamper berakhir atau sudah sampai jatuh
temponya kemudian perusahaan akan dating kepelanggan untuk
menagih pembayarannya sedangkan yang bersifat pasif perusahaan
hanya menunggu kalau pelanggan dating akan membayar kredit yang
saatjatuh tempo kebijakan pengumpulan piutang yang aktif biasanya
akan lebih kecil dana yang tertanam dalam piutang disbanding
kebijakan pengumpulan piutang yang bersifat pasif
e. Kebiasaan membayar para pelanggan
14
.S Munawir, Analisis laporan keuanga, edisi ke-4,(Yogyakarta: BPFE,2002).117.
18
Kebiasaan pelanggan dalam melakukan pembelian dapat dilakukan
dengan membayar tunai dan ada pula yang membayarnya dengan cara
memanfaatkan syarat bayar kredit seperti disebutkan di atas. tentu saja
Para pelanggan akan melihat syarat pembayaran kredit yang diberikan
oleh perusahaan Apakah pelanggan merasa lebih ringan dengan syarat
pembayaran itu perubahan jangka waktu kredit dapat menaikkan
penjualan tetapi investasi dalam piutang juga akan meningkat. Oleh
Karena itu manajemen keuangan atau manajer perkreditan perlu
menentukan jangka waktu kredit optimum yaitu di mana titik laba
marginal karena kenaikan penjualan sama dengan biaya karena
kenaikan piutang.peranan manajer perkreditan adalah menaikkan
penjualan yang menguntungkan, agar nilai perusahaanakan naik dengan
memberikan kredit kepada para pelanggan secara layak. sehingga
kemakmuran pemilik perusahaan lebih makmur15
.
7. Masalah serius yang diakibatkan oleh manajemen piutang.
a. Timbulnya piutang macet/tidak tertagih.
b. Meningkatnya beban bunga karena dana yang tertanam pada piutang
macet.
c. Munculnya biaya penagihan dan administrasi.
d. Hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan.
15
. (Piutang, 2016)Piutang, M. (2016). Bab 7 Manajemen Piutang. 97–109.
19
DAFTAR PUSTAKA
Martin D Jon, al et.. Dasar-dasar manajemen keuangan, edisi ke 5, jilid 2.Jakarta:
Pt. Raja Grafindo persada, 1994, 3.
Manahan
P.
Tampubolon.
Manajemen
keuangan(finance
management).Jakarta:Mitra wacana media,2013, 61
widayanti Ninik. manajemen koperasi, cat ke-5.jakarta: Pt rineka cita,1996,112
Rianto bambang dalam napa J. Awat, Manajemen keuangan pendekatan matematis.
Jakarta: Gramedia Pustaka utama,1998 , hlmn 410
Atmaja, Lukas Setia, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit ANDI
Yogyakarta, tahun 1999
Brealey, Myers, and Marcus,”Fundamental of corporate finance”, by the McGrawHill Companies, Inc. All Right reserved, 2007
Brealey, Myers, and Marcus,”Dasar-dasar manajemen Keuangan Perusahaan”, jilid
2, alih Bahasa, penerbit Erlangga, tahun 2008
Husnan Suad dan Pudjiastuti E, Dasar-dasar manajemen keuangan’, Edisi kedua,
Penerbit UPP AMP YKPN, 1998
W.B.Taylor dalam dermawan sjahrial. pengantar manajemen keuangan edisi ke4.Jakarta:Mitra wacana media,2012, 116
S Munawir, Analisis laporan keuanga, edisi ke-4 Yogyakarta: BPFE,2002, 117.
(Piutang, 2016)Piutang, M. (2016). Bab 7 Manajemen Piutang. 97–109.
(Ii & Manajemen, n.d.)Ii, B. A. B., & Manajemen, A. (n.d.). Pengantar Manajemen
,. 9, 28–56.
G. sugiarto, Dan Winarni, F.2005.Manajemen keuangan: pemahaman laporan
keuangan, pengelola aktiva, kewajiban dan modal, serta pengukur-pengukur
kinerja perusahaan. Yogyakarta: Media Presindo.
Hanafi Mahmud M.Manajemen keuangan. Yokyakarta: BPFE, 2010.
Sigit Hermawan.Akuntansi Perusahaan manufaktur. Yogjakarta: Graha Ilmu,
2013.
20
21
Download