MODUL PERKULIAHAN Komunikasi Interpersonal Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Adver & Marcomm Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 11 43015 Gadis Octory, S.Ikom, M.Ikom Abstract Kompetensi Pokok bahasan ini akan memberikan pemahaman kepada teman-teman mahasiswa lain mengenai komunikasi Interpersonal termasuk tujuan dan daya tarik komunikasi Interpersonal dalam kehidupan manusia Teman-teman mahasiswa diharapkan dapat memahami tentang Komunikasi Interpersonal termasuk tujuan dan daya tarik Komunikasi Interpersonaldalam kehidupan manusia Pendahuluan Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi. Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Adapun definisi menurut para ahli sebagai berikut : 1. William G. Scott (1962) Kepemimpinan ialah proses mempengaruhi aktifitas yang diorganisir dalam suatu kelompok dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. 2. F. I. Munson “The Management of Man” Kepemimpinan sebagai kesanggupan atau kemampuan untuk mengatasi orang-orang yang sedemikian rupa agar mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan kemungkinan pergesekan yang sekecil-kecilnya dan sebesar mungkin terjalinnya kerja sama. 3. George R. Terry Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang ada didalam diri seseorang atau pemimpin dan mempengaruhi orang lain agar mau bekerja dengan sadar dalam hubungan tugas agar tercapainya sebuah tujuan yang diinginkan. 4. P. Pigors “Ledearship and Domination” Kepemimpinan merupakan suatu proses dorong-mendorong yang mengontrol daya manusia guna mengejar tujuan bersama, lewat interaksi yang berhasil dari bermacammacam perbedaan individual. 5. H. Kootz & O’ Donnel “Principles of Management” 2016 2 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Kepemimpinan merupakan aktifitas mempersuasi orang agar mau bekerjasama dalam suatu pencapaian tujuan bersama. Berdasarkan pengertian dari para ahli yang telah disebutkan, dapat digarisbawahi sejumlah konsep penting dalam definisi kepemimpinan, yaitu: kepemimpinan merupakan sebuah proses; kepemimpinan melibatkan pengaruh; kepemimpinan muncul di dalam kelompok; kepemimpinan melibatkan tujuan bersama. Terdapat empat implikasi penting dalam definisi: 1. Kepemimpinan melibatkan orang lain berupa karyawan atau pengikut. 2. Kepemimpinan melibatkan distribusi power yang tidak merata antara pemimpin dan anggota kelompok. 3. Kemampuan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang memberikan influence tingkah laku pengikut dengan berbagai cara. 4. Gabungan tiga aspek pertama dan pengakuan bahwa kepemimpinan adalah mengenai nilai. KEAHLIAN DAN KEKUATAN YANG DIMILKI PEMIMPIN. Hasil riset menunjukan bahwa setidaknya diperlukan 5 ketrampilan (skill) perlu dikembangkan oleh pemimpin terbaik di dalam karir mereka dalam penjualan, yaitu : 1. Empowerment, yaitu kemampuan untuk berbagi kekuasaan dengan orang lain dalam mentukan tujuan dan perencanaan. 2. Intuition, yaitu kemampuan untuk mengantisipasi perubahan dan mengambil resiko. 3. Self understanding, yaitu pemahaman tentang diri sendiri atau secara tidak langsung menggambarkan keinginan untuk menerima dan memahami umpan balik dari orang lain. 4. Vision, kemampuan untuk memahami, menyusun dan membayangkan apa yang menjadi pengaruh kuat untuk bisnis di masa datang dan perubahan apa yang dibutuhkan untuk menghadapinya. 2016 3 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Value congruence, kemapuan untuk menciptakan nilai-nilai yang serasi di dalam organisasi sehingga setiap orang dalam organisasi berjuang untuk tujuan yang sama. Selain membutuhkan ketrampilan di atas, pemimpin juga memerlukan sumber kekuatan yang akan menjadikan dia memilki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain yang bisa disebut dengan Power. Power ini sangat krusial di dalam kepemimpinan karena merupakan alasan utama yang menjadikan orang lain mau untuk mengikuti pemimpin. Terdapat beberapa power yang dapat digunakan oleh pemimpin atau dengan mengkombinasikannya pada setiap situasi yang berbeda, yaitu : Legitimate power, yaitu kekuatan yang muncul dari posisi manajer di dalam organisasi yang secara formal memiliki wewenang kan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu. Reward Power, yaitu kekuatan atau kemampuan manajer dalam memberikan penghargaan/hadiah pada bawahannya untuk hasil kerja mereka. Coercive Power, yaitu kekuatan untuk “memaksakan” bawahan untuk melakukan sesuatu karena takut dengan suatu ganjaran/sangsi tertentu. Referent Power, Kemampuan mempengaruhi orang karena terdapatnya ikatan pertemanan. Expertise Power, Kepercayaan bawahan terhadap keahlian dan pengalaman yang dimiliki pemimpin dan layak untuk diikuti dalam pencapaian sukses masa depan. Faktor Internal yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan 1. Traits, yang menunjuk pada ciri bawaan yang bersifat fisik dan tanggapan yang konsisten terhadap berbagai situasi atau informasi. 2. Motives, yaitu sesuatu yang selalu dipikirkan atau diinginkan seseorang, yang dapat mengarahkan,mendorong atau menyebabkan orang melakukan suatu tindakan. 3. Self concept, adalah sikap, nilai atau citra yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri; yang memberikan keyakinan kepada seseorang siapa dirinya. 4. Knowledge, adalah informasi yang dimiliki seseorang dalam suatu bidang tertentu. 2016 4 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Skill, adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas tertentu baik mental maupun fisik. Spencer dan Kazanas menyatakan kompetensi yang harus dimiliki oleh 3 jenjang kepemimpinan, yaitu : 1. Pimpinan puncak orientasi pencapaian hasil, membangun hubungan, inisiatif, pengaruh, pemikiran strategis, membuat komitmen organisasi, orientasi entrepreneur, memberdayakan orang lain, mengembangkan orang lain, fleksibel. 2. Pimpinan menengah Pengaruh, orientasi pencapaian hasil, bekerja dalam tim, pemikiran yang analitis, inisiatif, memberdayakan orang lain, mengembangkan orang lain, konsep berfikir, membangun hubungan, orientasi pelayanan, kesadaran interpersonal, kepekaan lintas budaya, keahlian teknis. 3. Supervisor Keahlian teknis, memberdayakan orang lain, mengembangkan orang lain, pemahaman hubungan antar pribadi, orientasi pelayanan, membangun komitmen organisasi, kepdulian terhadap ketertiban, pengaruh, fleksibel, membangun hubungan, orientasi pencapaian hasil, bekerja dalam tim dan kepekaan lintas budaya. PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN Kepemimpinan adalah suatu konsep yang kompleks sehingga para ahli mengkaji masalah ini dari aneka sisi. Masing-masing sisi memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sebagai contoh, penulis seperti Peter G. Northouse membagi pendekatan kepemimpinan menjadi: I. Pendekatan Sifat (Trait); II. Pendekatan Keahlian (Skill); III. Pendekatan Gaya (Style); IV. Pendekatan Situasional; V. Pendekatan Kontijensi; VI. Teori Path-Goal; VII. Teori Pertukaran Leader-Member; 2016 5 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id VIII. Pendekatan Transformasional; IX. Pendekatan Otentik; X. Pendekatan Tim; XI. Pendekatan Psikodinamik. I. PENDEKATAN SIFAT (TRAIT APPROACH ATAU QUALITY APPROACH) Pendekatan sifat menganggap pemimpin itu dilahirkan (given) bukan dilatih atau diasah. Kepemimpinan terdiri atas atribut tertentu yang melekat pada diri pemimpin, atau sifat personal, yang membedakan pemimpin dari pengikutnya. Peter G. Northouse menyimpulkan sifat-sifat yang melekat pada diri seorang pemimpin yang melakukan kepemimpinan (menurut pendekatan sifat) adalah sifatsifat kualitatif berikut: Intelijensi Pemimpin cenderung punya intelijensi dalam hal kemampuan bicara, menafsir, dan bernalar yang lebih kuat ketimbang yang bukan pemimpin. Kepercayaan Diri Kepercayaan diri adalah keyakinan akan kompetensi dan keahlian yang dimiliki, dan juga meliputi harga diri serta keyakinan diri. Determinasi Determinasi adalah hasrat menyelesaikan pekerjaan yang meliputi ciri seperti berinisiatif, kegigihan, mempengaruhi, dan cenderung menyetir. Integritas Integritas adalah kualitas kujujuran dan dapat dipercaya. Integritas membuat seorang pemimpin dapat dipercaya dan layak untuk diberi kepercayaan oleh para pengikutnya. Sosiabilitas Sosiabilitas adalah kecenderungan pemimpin untuk menjalin hubungan yang menyenangkan. Pemimpin yang menunjukkan sosiabilitas cenderung bersahabat, ramah, sopan, bijaksana, dan diplomatis. Mereka sensitif terhadap kebutuhan orang lain dan menunjukkan perhatian atas kehidupan mereka. 2016 6 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sementara itu, secara kuantitatif, pendekatan sifat memilah indikator kepemimpinan yang juga dikenal sebagai The Big Five Personality Factors sebagai berikut: Neurotisisme Kecenderungan menjadi depresi, gelisah, tidak aman, mudah diserang, dan bermusuhan; Ekstraversi Kecenderungan menjadi sosiabel dan tegas serta punya semangat positif; Keterbukaan Kecenderungan menerima masukan, kreatif, berwawasan, dan punya rasa ingin tahu; Keramahan Kecenderungan untuk menerima, menyesuaikan diri, bisa dipercaya, dan mengasuh; dan Kecermatan Kecenderungan untuk teliti, terorganisir, terkendali, dapat diandalkan, dan bersifat menentukan. II. PENDEKATAN KEAHLIAN (SKILLS APPROACH) Pendekatan keahlian menekankan pada keahlian dan kemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh siapapun yang ingin menjadi pemimpin organisasi. Pendekatan Keahlian terbagi dua : (1) Keahlian Administratif Dasar. Kepemimpinan banyak didasari oleh tiga keahlian administrasi dasar yaitu: teknis, manusia, dan konseptual. Keahlian-keahlian ini berbeda sesuai sifat dan kualitas seorang pemimpin. a. Keahlian Teknis. Keahlian ini merupakan pengetahuan mengenai dan kemahiran atas jenis pekerjaan tertentu. Keahlian ini meliputi kompetensikompetensi di area spesialisasi tertentu, kemampuan analitis, dan kemampuan menggunakan alat dan teknik yang tepat. b. Keahlian Manusia. Keahlian ini beda dengan keahlian teknis, di mana keahlian manusia berorientasi manusia, berorientasi benda. 2016 7 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sementara keahlian teknis c. Keahlian Konseptual. Keahlian konseptual bicara tentang kerja dengan ide atau gagasan. Pemimpin yang punya keahlian konseptual merasa nyaman tatkala bicara tentang ide yang membentuk suatu organisasi dan dapat melibatkan diri ke dalamnya. Mereka mahir menempatkan tujuan organisasi ke dalam kata-kata yang bisa dipahami oleh para pengikutnya. (2)Model Keahlian Baru. Model Keahlian Baru dikenal juga dengan nama Model Kapabilitas. Model ini menguji hubungan antara pengetahuan dan keahlian seorang pemimpin dengan kinerja yang ditunjukkan oleh pemimpin tersebut dalam memimpin. III. PENDEKATAN GAYA KEPEMIMPINAN Pendekatan gaya kepemimpinan fokus pada apa benar-benar dilakukan oleh pemimpin dan bagaimana cara mereka bertindak. Pendekatan ini menganggap kepemimpinan apapun selalu menunjukkan dua perilaku umum : a. Perilaku Kerja memfasilitasi tercapainya tujuan b. Perilaku Hubungan membantu bawahan untuk merasa nyaman baik dengan diri sendiri, dengan orang lain, maupun dengan situasi dimana mereka berada. Tujuan utama pendekatan gaya kepemimpinan adalah menjelaskan bagaimana pemimpin mengkombinasikan kedua jenis perilaku (kerja dan hubungan) guna mempengaruhi bawahan dalam upayanya mencapai tujuan organisasi. Pendekatan gaya kepemimpinan secara singkat direpresentasikan oleh tiga riset yang satu sama lain berbeda: Riset di Ohio State University Kelompok riset di Ohio State University memutuskan untuk menganalisis bagaimana individu bertindak tatkala mereka tengah memimpin suatu kelompok atau organisasi. Analisis dilakukan dengan menyuruh para bawahan mengisi kuesioner yang berisi kesan-kesan mereka atas pimpinannya. Para peneliti menemukan bahwa tanggapan bawahan atas pimpinan dalam kuesioner yang mereka isi mengelompok pada dua tipe umum perilaku pimpinan: 2016 8 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Struktur prakarsa yaitu sejauh mana seorang pemimpin mendefinisikan serta menentukan peran-peran para bawahan dalam rangka merancang dan memenuhi tujuan di area pertanggungjawabannya. Gaya ini menekankan pengarahan kegiatan pekerja dalam tim ataupun individu lewat perencanaan, pengkomunikasian, penjadualan, penugasan pekerjaan, penekanan deadline, dan pemberian perintah. Dampak positif dari pemimpin yang mengaplikasikan Struktur Prakarsa atas produktivitas dan kepuasan kerja muncul tatkala : a. penekanan yang tinggi atas hasil dilakukan oleh orang lain selain dari pemimpin; b. pekerjaan memuaskan pekerja; c. pekerja bergantung pada pemimpin atas informasi dan arahan seputar bagaimana menyelesaikan pekerjaan; d. pekerja secara psikologis dapat dipengaruhi lewat pemberian instruksi seputar dalam hal apa saja yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya; dan e. lebih dari 12 pekerja melapor secara intens kepada pemimpin. Perilaku perhatian adalah sejauh mana pemimpin punya hubungan dengan bawahan yang dicirikan oleh sikap saling percaya, jalinan komunikasi dua arah, respek pada gagasan pekerja, dan empati atas perasaan mereka. Gaya ini menekankan pada pemuasan kebutuhan psikologis pekerja. Pemimpin umumnya menyediakan waktu untuk mendengar, berkeinginan melakukan perubahan nasib pekerja, mengupayakan kesejahteraan pribadi para pekerja, bersahabat, dan mudah didekati. Dampak manfaat dari pemimpin yang menunjukkan perilaku perhatian atas produktivitas dan kepuasan kerja muncul tatkala a. tugas bersifat rutin dan sedikit mengabaikan pekerja; b. bawahan terpengaruh oleh kepemimpinan yang partisipatif; c. anggota tim harus belajar sesuatu yang baru; 2016 9 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d. pekerja merasa keterlibatan mereka dalam proses pengambilan keputusan memperoleh dukungan dan berdampak atas hasil kinerja mereka; dan e. pekerja merasa bahwa perbedaan status yang nyata antara mereka dengan pimpinan seharusnya tidak ada. Riset Di University Of Michigan Titik tekan riset di University of Michigan adalah eksplorasi perilaku kepemimpinan, yang memberikan perhatian khusus utamanya pada dampak perilaku pemimpin atas kinerja suatu kelompok kecil. Riset di University of Michigan mengidentifikasi dua jenis perilaku kepemimpinan: 1. Orientasi pekerja, yaitu perilaku pemimpin yang mendekati bawahan dengan penekanan hubungan manusia yang kuat. 2. Orientasi produksi, terdiri atas perilaku pemimpin yang menekankan pada aspek teknis dan produksi dari suatu pekerjaan. Blake and Mouton Grid (Kisi-kisi Blake dan Mouton) Robert R. Blake and Jane S. Mouton tahun 1991 mengembangkan suatu grid (kisikisi) kepemimpinan guna menunjukkan bahwa pemimpin dapat membantu organisasi mencapai tujuannya lewat dua orientasi, yaitu : (1)Perhatian atas Produksi, dan (2)Perhatian atas orang. Dengan menggunakan grid (kisi-kisi), Blake dan Mouton menciptakan 5 gaya kepemimpinan. Gaya-gaya tersebut adalah : 1) Gaya Taat Otoritas (Authority-Compliance) Gaya ini menggambarkan pemimpin yang dikendalikan oleh pencapaian hasil atau target, dengan sedikit atau bahkan tidak ada perhatian pada manusia kecuali dalam rangka keterlibatan mereka dalam menyelesaikan pekerjaan. Komunikasi pemimpin dengan pengikutnya terbatas dan diadakan sekadar untuk memberi instruksi pekerjaan. Pemimpin-pemimpin ini bercorak pengendali, pengarah, terlalu kuat, dan penuntut. Sejumlah penelitian menunjukkan tingkat keluar-masuk karyawan yang tinggi dengan gaya kepemimpinan semacam ini. 2016 10 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2) Gaya Country-Club Gaya country-club menggambarkan pemimpin dengan perhatian tinggi pada orang tetapi rendah perhatiannya pada hasil atau produksi. Pemimpin ini fokus pada pemenuhan kebutuhan pekerja sebagai manusia dan penciptaan lingkungan yang kondusif dalam pekerjaan. Keluar-masuk karyawan menurun di bawah pemimpin bergaya ini. 3) Gaya Lemah (Impoverished Management) Gaya lemah menggambarkan pimpinan yang punya sedikit perhatian baik atas orang ataupun produksi. Pemimpin bergaya ini berlaku sebagai pemimpin tetapi sesungguhnya terasing dan tidak melibatkan diri dalam organisasi. Pemimpin ini kerap punya sedikit hubungan dengan pengikut dan dapat saja dianggap tidak peduli, tidak tegas, pasrah, dan bersikap masa bodoh. Umumnya kita mengenalnya dengan laissez faire. 4) Gaya Middle-of-the-Road (Gaya Jalan Tengah) Gaya jalan tengah menggambarkan pemimpin yang kompromistik, yang punya perhatian menengah atas pekerjaan dan perhatian tengah atas orang-orang yang melakukan pekerjaan. Pemimpin menghindari konflik dan menekankan pada tingkat produksi serta hubungan personal yang moderat. Gaya kepemimpinan ini kerap digambarkan sebagai orang yang bijaksana, lebih suka berada di tengah, samar pendirian dalam minat atas kemajuan organisasi, dan sulit menyatakan ketidaksetujuannya di hadapan pekerja. 5) Gaya Manajemen Tim Gaya manajemen tim memberi tekanan seimbang, baik pada pekerjaan ataupun hubungan antarpersonal. Kata yang dapat menggambarkan pemimpin yang menerapkan gaya manajemen tim adalah menstimulir, partisipatif, penentu tindakan, pembuka isu, penjelas prioritas, pembuat terobosan, bersikap terbuka, dan penikmat pekerjaan. 6) Paternalistik/Maternalistik 2016 11 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gaya manajemen tim mengintegrasikan perhatian tinggi atas pekerja sekaligus dan pekerjaan. Pemimpin seperti ini berpindah dari gaya taat otoritas menjadi gaya country-club bergantung pada situasi. Mereka biasa disebut diktator yang murah hati, karena mereka bertindak ramah pada pekerja hanya agar pekerjaan selesai, untuk kemudian berpindah kembali menjadi diktator yang sesungguhnya. 7) Oportunis Gaya oportunis merujuk pada pemimpin yang secara oportunistik menggunakan aneka kombinasi dari 5 gaya “resmi” (nomor 1 s/d 5) guna meningkatkan karier mereka. Black and Mouton menandaskan bahwa pemimpin biasanya punya satu gaya yang dominan dan satu gaya cadangan. Pemimpin berpindah ke gaya cadangan tatkala gaya dominan tidak efektif dan mereka tengah berada di bawah tekanan berat. IV. PENDEKATAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL Pendekatan Situasional dikembangkan oleh Paul Hersey and Kenneth H. Blanchard tahun 1969 berdasarkan Teori Gaya Manajemen Tiga Dimensi karya William J. Reddin tahun 1967. Pendekatan kepemimpinan Situasional fokus pada fenomena kepemimpinan di dalam suatu situasi yang unik. Premis dari pendekatan ini adalah perbedaan situasi membutuhkan gaya kepemimpinan yang berbeda. Kepemimpinan situasional menyediakan empat pilihan gaya kepemimpinan. Keempat gaya tersebut adalah : 1. Gaya Telling (Pemberitahu) Gaya Pemberitahu adalah gaya pemimpin yang selalu memberikan instruksi yang jelas, arahan yang rinci, serta mengawasi pekerjaan dari jarak dekat. Gaya Pemberitahu membantu untuk memastikan pekerja yang baru untuk menghasilkan kinerja yang maksimal, dan akan menyediakan fundasi solid bagi kepuasan dan kesuksesan mereka di masa datang. 2. Gaya Selling (Penjual) Gaya Penjual adalah gaya pemimpin yang menyediakan pengarahan, mengupayakan komunikasi dua-arah, dan membantu membangun motivasi dan rasa 2016 12 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id percaya diri pekerja. Gaya ini muncul tatkala kesiapan pengikut dalam melakukan pekerjaan meningkat, sehingga pemimpin perlu terus menyediakan sikap membimbing akibat pekerja belum siap mengambil tanggung jawab penuh atas pekerjaan. 3. Gaya Participating (Partisipatif) Gaya Partisipatif adalah gaya pemimpin yang mendorong pekerja untuk saling berbagi gagasan dan sekaligus memfasilitasi pekerjaan bawahan dengan semangat yang mereka tunjukkan. Pemimpin tetap memelihara komunikasi terbuka, tetapi kini melakukannya dengan cenderung untuk lebih menjadi pendengar yang baik serta siap membantu pengikutnya. 4. Gaya Delegating (Pendelegasi) Gaya Pendelegasi adalah gaya pemimpin yang cenderung mengalihkan tanggung jawab atas proses pembuatan keputusan dan pelaksanaannya. Gaya ini muncul tatkala pekerja ada pada tingkat kesiapan tertinggi sehubungan dengan pekerjaannya. Gaya ini efektif karena pengikut dianggap telah kompeten dan termotivasi penuh untuk mengambil tanggung jawab atas pekerjaannya. 2016 13 Interpersonal Communication Skill Gadis Octory,S.Ikom.,M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id