Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia INDONESIA 2005 - 2025 BUKU PUTIH Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025 Jakarta, 2006 MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN Dalam tata informasi, terdapat 9 dokumen dan produk hukum yang berkaitan dengan kebijakan penyelenggaraan pembangunan Iptek di Indonesia, yaitu UUD 1945, UU No. 18 tahun 2002, Inpres No. 4 tahun 2003, Peraturan Pemenrintah No. 20 tahun 2005, Visi Misi Iptek 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009, Visi Misi Lembaga Litbang dan yang terakhir adalah Naskah akademik dalam bentuk “Buku Putih”. Muara dari seluruh informasi, dokumen dan arahan itu adalah Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009), yang merupakan pedoman arah, prioritas dan kerangka kebijakan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi tahun 2005-2009. Mengikuti arahan pembangunan sebagaimana digariskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2005-2009 dan dirumuskan strateginya secara mendalam dalam JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009, maka naskah akademik “buku putih” disusun dalam 6 bidang fokus yaitu pangan, energi, transportasi, teknologi informasi, teknologi pertahanan dan kesehatan. Tujuan penting yang hendak dicapai dengan penyusunan naskah akademik ”buku putih” adalah memberikan dukungan informasi dan landasan akademik setiap bidang fokus dan juga memberikan tahapan pencapaian atau ”roadmap” dari strategi pembangunan Iptek sebagaimana direncanakan dalam RPJM 2005-2009 atau dirumuskan sebagai kebijakan strategis di dalam JAKSTRANAS IPTEK 20052009. i Diharapkan melalui Buku Putih Penelitian, Pengembangan Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Energi Baru Dan Terbarukan Untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2005 - 2025 ini seluruh pihak yang berkepentingan dengan pembangunan Iptek di Indonesia, baik pemerintah, swasta, perguruan tinggi maupun lembaga litabang dapat memanfaatkan sebaikbaiknya informasi yang disampaikan, untuk diterapkan sebagai bagian strategi yang disusun oleh masing-masing institusi. Jakarta, Agustus 2006 Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman ii DAFTAR ISI Sambutan Daftar isi ............................................................................................................... Daftar Singkatan dan Gambar ............................................................................. I. PENDAHULUAN............................................................................................... II. KONDISI SEKARANG ..................................................................................... 2.1 Ketersediaan Energi Saat Ini ................................................................. 2.2 Antisipasi Terhadap ”Doomsday” Energi dan Usulan untuk Menyelesaikannya ...................................................................... 2.3 Pandangan Pemangku Kepentingan (Stakeholder) .............................. III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS ....................................................... 3.1 Kekuatan dan Kelemahan ..................................................................... 3.2 Peluang dan Tantangan ........................................................................ 3.3 Solusi ........................................................................... IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN IPTEK ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MENDUKUNG KETERSEDIAAN ENERGI 2025 .................................................................... 4.1 Visi ......................................................................................................... 4.2 Misi ........................................................................................................ 4.3 Tujuan .................................................................................................... 4.4 Sasaran ................................................................................................. 4.5 Metodologi ............................................................................................. 4.6 Roadmap ............................................................................................... 4.7 Strategi .................................................................................................. 4.8 Rekomendasi Kebijakan ........................................................................ 4.9 Prakondisi dan Indikator Keberhasilan .................................................. V. PENUTUP ....................................................................................................... Daftar Pustaka ..................................................................................................... Anggota Gugus Tugas Energi dan Nara Sumber ................................................ Lampiran Roadmap Sektor Energi........................................................................ 1 Roadmap sektor energi Bio-Diesel .............................................................. 2 Roadmap sektor energi Bio-Ethanol ............................................................ 3 Roadmap sektor energi Bio-Oil .................................................................... 4 Roadmap sektor energi Pure Plant Oil ........................................................ 5 Roadmap sektor energi Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa ............ 6 Roadmap sektor energi Panas Bumi ........................................................... 7 Roadmap sektor energi Angin / Bayu .......................................................... 8 Roadmap sektor energi Mikro Hidro ............................................................ 9 Roadmap sektor energi Surya (Fotovoltaik) ................................................ 10 Roadmap sektor energi Surya / Thermal ..................................................... 11 Roadmap sektor energi Arus Laut ............................................................... 12 Roadmap sektor energi Gelombang ............................................................ 13 Roadmap sektor energi Hidrogen/Fuel Cell ................................................. 14 Roadmap sektor energi Nuklir ..................................................................... 15 Roadmap sektor energi Batubara ................................................................ 16 Roadmap sektor energi Gas Bumi ............................................................... 17 Roadmap sektor energi Minyak Bumi .......................................................... 18 Roadmap konservasi energi .................................... .................................. Hal i iii ii 1 2 2 4 10 12 12 12 13 15 15 15 15 15 16 17 17 20 20 22 23 24 28 29 34 39 42 45 48 53 56 59 63 67 70 73 77 83 87 93 97 iii DAFTAR SINGKATAN No Singkatan Kepanjangan 1 SBM Setara Barel Minyak 2 BOE Barrels of Oil Equivalent 3 TWh Terra Watt-hours (Terrawatt-jam =TWjam) 4 TWth Terra Watt-tahun 5 GWth Gega Watt tahun 6 MMBTU Millions British Thermal Unit 7 TSCF Trillion Standard Cubic Feet 8 NPV Net Present Value 9 FOB Free on Board 10 PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Batubara, Minyak, Gas) 11 PLTB Pembangkit Listrik Tenaga Bayu 12 PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya 13 PLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro DAFTAR GAMBAR No. iv Nama Gambar Hal 1 Proyeksi kebutuhan energi final Nasional per sektor 5 2 Proyeksi penyediaan energi nasional 6 3 Proyeksi produksi pembangkitan listrik Nasional 6 4 Produksi listrik Jamali sesuai jenis bahan bakarnya 7 5 Grafik proyeksi ekspor-impor minyak mentah dan BBM 7 6 Grafik emisi gas buang sektor energi 8 7 NPV tahunan sektor energi 8 I. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan unsur kemajuan peradaban manusia yang sangat penting, karena melalui kemajuan IPTEK, manusia dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupannya. Kemajuan IPTEK juga mendorong terjadinya globalisasi budaya kehidupan manusia karena manusia semakin mampu mengatasi dimensi jarak dan waktu dalam kehidupannya. Penguasaan Iptek suatu bangsa akan sangat mempengaruhi posisi tawar dalam persaingan global. Beberapa indikasi sering diungkapkan di media ataupun dalam pembicaraan di masyarakat, yaitu bahwa masyarakat Indonesia secara umum masih tertinggal tingkat kesejahteraan dan pendidikannya, lemah dalam menghasilkan karya yang inovatif dan kurang kreatif . Oleh karena itu bangsa Indonesia belum sepenuhnya mandiri di tengah persaingan dengan bangsa lain di dunia. Sudah diakui dunia, bahwa salah satu faktor penting penentu daya saing suatu negara adalah penguasaan teknologi. Semua hal tersebut di atas mendasari visi penelitian, pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (litbangrap IPTEK) bidang energi, yaitu: ”Terwujudnya ketersediaan energi yang didukung kemampuan nasional IPTEK” yang mengacu pada amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Undang-undang No 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek, Inpres No. 4/2003 tentang Pengkoordinasian Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Perpres No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Mengingat bahwa Pemerintah Indonesia mempunyai keterbatasan dalam sarana dan pra-sarana yang diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka langkah yang fokus dan strategis sangat diperlukan, sehingga pencapaian tujuan dari Visi IPTEK 2025 Kementerian Ristek dapat berhasil. Dalam sistem nasional penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek, ada langkah yang dipandang sangat mendesak, yaitu langkah yang harus dilakukan segera (urgent) untuk kelangsungan hidup (survival) bangsa; dan ada langkah yang penting (important), yaitu langkah yang strategis dan jangka panjang untuk kemandirian bangsa, dengan tetap mengindahkan pengaruh dan konvensi internasional. 1 II. KONDISI SEKARANG 2.1. Ketersediaan Energi Saat Ini Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan serta merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi nasional. Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Keterbatasan akses ke energi komersial telah menyebabkan pemakaian energi per kapita masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Konsumsi per kapita pada saat ini sekitar 3 SBM yang setara dengan kurang lebih sepertiga konsumsi per kapita rerata negara ASEAN. Dua pertiga dari total kebutuhan energi nasional berasal dari energi komersial dan sisanya berasal dari biomassa yang digunakan secara tradisional (non-komersial). Sekitar separuh dari keseluruhan rumah tangga belum terjangkau dengan sistem elektrifikasi Nasional. Data dari dokumen HDI (Human Development Index) tahun 2005 menyebutkan bahwa konsumsi tenaga listrik/orang di Indonesia masih 463 kWh/cap. Angka ini masih di bawah negara tetangga kita Malaysia, (3.234 kWh/cap), Thailand (1.860 kWh/cap), Filipina (610 kWh/cap), dan Singapura (7.961 kWh/cap). Sumberdaya energi primer baik energi fosil maupun energi terbarukan yang ada di Indonesia saat ini dapat ditunjukkan dalam tabel 1 berikut. Sumber energi terbarukan, antara lain panas bumi, biomasa, energi surya dan energi angin relatif cukup besar. Penggunaan energi sampai saat ini secara ekonomi juga belum optimal, hal ini ditunjukkan oleh elastisitas penggunaan energi yang masih di atas 1 (satu) dan intensitas pemakaian energi yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas rerata dari negara ASEAN. Indonesia memerlukan energi sekitar 4,1 kg setara minyak untuk menghasilkan setiap $1 GDP (GDP per unit of energy use 2000 PPP US$ per kg of oil equivalent). Sedangkan negara-negara lainnya memerlukan kurang dari angka tersebut untuk menghasilkan GDP yang sama. Tabel 1. Sumber Energi Primer di Indonesia (Tahun 2005)2 JENIS ENERGI FOSIL Minyak Gas Batubara SUMBER DAYA CADANGAN 86,9 9,1 miliar barel miliar barel 384,7 185,8 TSCF TSCF (P1+P2) 58 19,3 miliar ton miliar ton PRODUKSI (per Tahun) 387 juta barel 2,97 TSCF 132 juta ton RASIO CAD/PROD (tanpa ekplorasi) Tahun 23 62 146 2 ENERGI NON FOSIL Tenaga Air Panas Bumi Mini/micro hydro Biomassa SUMBER DAYA 845,0 juta BOE 219,0 juta SBM 0,46 GW Tenaga Surya Tenaga Angin Uranium *)hanya 24.112 ton*) SETARA PEMAN FAATAN KAPASITAS TERPASANG 75,67 GW 6.8851,0 GWh 4,2 GW 27,14 GW 2.593,50 GWh 0,852 GW 0,46 GW 49,81 GW 4,80 kWh/m2/hari 9,29 GW 33,0 GW*) 0,084 GW 0,302 GW 0,008 GW 0,0005 GW di daerah Kalan, Kalimantan Barat 1) PPP tahun 2000 DESDM 2) Kita harus bersyukur bahwa negara kita dikaruniai dengan berbagai jenis sumber energi, meskipun tidak banyak dibandingkan dengan cadangan dunia. Namun apabila diperhatikan bahwa jumlah penduduk Indonesia juga cukup banyak, maka cadangan per-kapita ternyata tidak cukup besar. Oleh karena itu kita harus cermat dalam mengelola sumber energi tersebut. Penggunaan BBM meningkat pesat, terutama untuk transportasi, yang sulit digantikan oleh jenis energi lainnya. Ketergantungan kepada BBM masih tinggi, lebih dari 60 persen dari konsumsi energi final. Pembangkitan tenaga listrik di beberapa lokasi tertentu masih mengandalkan BBM karena pada waktu yang lalu harga BBM masih relatif murah (karena di subsidi), jauh dari sumber batubara, jaringan pipa gas bumi masih terbatas, lokasi potensi tenaga air yang jauh dari konsumen dan pengembangan panas bumi serta energi terbarukan lain yang relatif masih lebih mahal. Kebutuhan energi dalam negeri selama ini dipasok dari produksi dalam negeri dan sebagian dari impor, yang pangsanya cenderung meningkat. Komponen terbesar dari impor energi adalah minyak bumi dan BBM. Kemampuan produksi lapangan minyak bumi semakin menurun sehingga membatasi tingkat produksinya. Dalam satu dekade terakhir, kapasitas produksi kilang BBM dalam negeri tidak bertambah, sedangkan permintaan BBM di dalam negeri meningkat dengan cepat. Pada tahun 2005 peranan minyak bumi impor untuk kebutuhan bahan baku kilang BBM sudah mencapai 40 persen sedangkan peranan BBM impor untuk pemakaian dalam negeri mencapai 32 persen. Ekspor minyak dan kondensat cenderung semakin menurun sejalan dengan produksi minyak dalam negeri yang cenderung terus menurun karena penuaan sumur yang ada dan juga keterlambatan investasi untuk eksplorasi dan eksploitasi sumber minyak baru. Bilamana tidak segera ditemukan sumber minyak baru, Indonesia akan semakin menjadi negara “net oil importer country” seperti yang sudah terjadi saat ini. Suatu gejala yang cukup merisaukan bagi keberlanjutan penyediaan energi jangka panjang, apalagi di tengah harga minyak internasional yang semakin tinggi seperti sekarang ini. Penggunaan energi terbarukan belum besar, kecuali tenaga air, karena biaya produksinya belum kompetitif dibandingkan dengan energi konvensional. Pada umumnya harga listrik yang dibangkitkan dari PLTS, PLTB, Geothermal dan PLT energi terbarukan lainnya masih lebih tinggi daripada yang dibangkitkan dengan 3 BBM (bersubsidi) kecuali PLTMH. Sampai dengan tahun 2005, kapasitas terpasang energi baru dan terbarukan hanya sekitar 3,0 % dari potensi yang tersedia. Kapasitas terpasang dari PLTS sebesar 8 MW, dari PLTB sebesar 0,5 MW, dari PLTMH sebesar 54 MW dan dari PLT terbarukan lainnya (biomassa) sebesar 302,5 MW. Sedangkan energi nuklir belum dapat dimanfaatkan meskipun sudah dapat mencapai nilai keekonomiannya, karena adanya hambatan dari aspek penerimaaan masyarakat dan besarnya investasi awal yang dibutuhkan. 2.2. Antisipasi terhadap ”Doomsday” Energi dan usulan untuk menyelesaikannya Kondisi kehidupan yang bergantung pada BBM import yang semakin besar, harga minyak yang cenderung meningkat, subsidi yang sulit dihentikan, dan penggunaan energi yang sangat boros, serta pertumbuhan penduduk masih tinggi, akan membawa kehidupan ke berbagai permasalahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Apabila kondisi buruk ini (doomsday) terjadi, maka akan sulit untuk memperbaikinya. Pada saat ini kondisi energi nasional mengalami masa transisi dari monopolisentralisasi ke arah terbuka-desentralisasi. Tantangan globalisasi dan reformasi telah membentuk restrukturisasi sektor energi agar dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi. Penggunaan energi nasional meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan salah satu prasyarat penting untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu kebijakan nasional jangka panjang di bidang energi yang dapat menjawab beberapa tantangan utama yang tengah dihadapi masyarakat Indonesia dalam mewujudkan penyediaan energi yang berkelanjutan (energy sustainability). Penyediaan energi berkelanjutan meliputi antara lain: memperluas akses kepada kecukupan pasokan energi, andal dan terjangkau dengan memperhatikan seluruh sarana/prasarana yang diperlukan (energy security) dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Untuk itu perlu dibuat suatu studi perencanaan energi jangka panjang yang dapat memberikan kepastian jaminan pasokan energi yang berkelanjutan. Kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan energi nasional dapat disebut sebagai “Doomsday Scenario” yaitu keterpurukan di bidang penyediaan energi yang akan berdampak besar pada kehidupan sosial, politik, ekonomi dan lingkungan di Indonesia. Studi perencanaan energi yang dilakukan pada tahun 2003/2004 terdiri atas empat tahap perhitungan yaitu mengembangkan sebuah skenario yang realistik, membuat proyeksi kebutuhan (demand), membuat rencana pengembangan pembangkit listrik, membuat kesetimbangan energi yang mempertemukan kebutuhan dan pasokan (supply) berdasar prinsip market equilibrium. Studi ini memperkirakan pertumbuhan penduduk rerata 1,4% per tahun atau dari 212 juta tahun 2002 menjadi 273 juta pada tahun 2020. Sedangkan pertumbuhan ekonomi diasumsikan rerata sekitar 6% pertahun. Harga minyak bumi diasumsikan 25 US$/barrel di awal studi dan meningkat menjadi 28 $/barrel, harga batubara 24 US$/ton dan meningkat menjadi 27 US$/ton, harga gas adalah 2.2 US$/MMBTU (FOB) dengan peningkatan sesuai harga minyak dan dengan discount rate 10%. Dalam perkembangannya, pada tahun 2005 asumsi-asumsi yang digunakan dalam studi ini telah mengalami banyak perubahan terutama asumsi mengenai harga 4 energi. Pada tahun 2005 harga minyak dunia rata-rata sebesar 53 US$/barel, harga-harga energi fosil biasanya menyesuaikan dengan harga minyak bumi. Dengan kondisi seperti ini, permasalahan energi di Indonesia menjadi semakin berat. Mengingat wilayah Indonesia sangat luas, maka untuk dapat lebih merefleksikan perkembangan masing-masing daerah dalam studi ini wilayah Indonesia dibagi menjadi empat wilayah, yaitu: Jawa, Madura dan Bali (Jamali), Sumatra, Kalimantan, dan Pulau Lain (Sulawesi, Maluku, Papua, NTB dan NTT). Pada bahasan tentang permasalahan yang terkait dengan Doomsday Scenario, yang sering dimunculkan adalah disparitas antara Jawa, Madura dan Bali (Jamali) dan Luar Jawa, karena di kedua sisi wilayah tersebut muncul perbedaan besar hampir di semua sektor, khususnya di sektor energi, baik dari sisi kebutuhan maupun dari sisi penyediaan. Hasil proyeksi kebutuhan energi (demand) dan hasil proyeksi penyediaan energi (supply): 350.00 16080 Juta SBM 300.00 250.00 200.00 150.00 673 Juta SBM 100.00 50.00 0.00 2002 Industry 2005 Freight transp. 2010 Passenger transp. 2015 Households 2020 Services Gambar 1. Proyeksi Kebutuhan Energi Final Nasional per Sektor (GWth) 5 K SMB 1,400,000 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 Minyak Batubara Panas Bumi,Hidro 20 20 18 20 16 20 14 20 12 20 10 20 08 20 06 20 04 20 20 02 - Gas Biomassa,E. Matahari Nuklir Gambar 2. Proyeksi Penyediaan Energi Nasional (KSBM) Hasil proyeksi kapasitas pembangkitan listrik nasional: TWh 400 350 300 250 86,3 Twh 200 150 100 50 Jawa Sumatra Kalimantan 2020 2019 2018 2017 2016 2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 - Pulau lain Gambar 3. Proyeksi Produksi Pembangkitan Listrik Nasional (TWjam) 6 Produksi Listrik Menurut Jenis Bahan Bakar Pembangkit Juta SBM 300 250 PLTN 200 TENAGA AIR PANAS B 150 GAS MINYAK 100 BATUBARA 50 20 24 20 22 20 20 20 18 20 16 20 14 20 12 20 10 20 08 20 06 20 04 20 02 - Gambar 4. Produksi Listrik Jamali sesuai Jenis Bahan Bakarnya (Juta SBM) Hasil proyeksi ekspor-impor energi dan hasil proyeksi emisi gas buang KSBM 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 20 02 20 04 20 06 20 08 20 10 20 12 20 14 20 16 20 18 20 20 200,000 - Impor Minyak Mentah & BBM Ekspor Minyak Mentah Gambar 5. Grafik Proyeksi Ekspor-Impor Minyak Mentah dan BBM 7 Jumlah Emisi Tahunan, Ribu Ton 1000000 100000 10000 1000 100 20 02 20 04 20 06 20 08 20 10 20 12 20 14 20 16 20 18 20 20 10 CO2 NO x SO x CH4 PM10 Gambar 6. Grafik Emisi gas buang sektor energi Hasil proyeksi nilai ekonomi sektor energi (NPV): NPV Tahunan 35,000.00 30,000.00 Juta Dollar 25,000.00 20,000.00 15,000.00 10,000.00 5,000.00 20 20 8 20 1 20 16 14 20 12 20 10 20 8 20 0 6 20 0 04 20 20 02 0.00 Tahun Skenario Dasar Skenario-B Selisih Gambar 7. NPV tahunan sektor energi. Dari beberapa contoh tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa ”Doomsday” di bidang energi dapat terjadi bilamana diversifikasi energi dan peningkatan efisiensi penggunaan energi tidak diperhatikan dengan serius, khususnya di Jawa. Rangkuman kesimpulan studi tersebut adalah sebagai berikut: 8 1. Kebutuhan energi nasional akan meningkat dari 122 GWth (674 juta SBM) pada tahun 2002 menjadi 304 GWth (1680 juta SBM) pada tahun 2020, meningkat sekitar 2,5 kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan rerata tahunan sebesar 5,2%. Sekitar 51 % dari kebutuhan energi nasional ini akan digunakan di wilayah JawaMadura-Bali (Jamali). 2. Kebutuhan energi untuk listrik meningkat dengan laju pertumbuhan tertinggi dari 112,2 TWjam pada tahun 2002 menjadi 356,8 TWjam pada tahun 2020, mening kat sekitar 3.2 kali lipat, atau dengan pertumbuhan rerata 6,6% per tahun. Sekitar 68 % dari kebutuhan listrik nasional ini akan digunakan di wilayah Jamali. 3. Dalam waktu dekat Indonesia sudah akan menjadi net importer untuk total minyak mentah dan BBM. Pada tahun 2002 import BBM mencapai sebesar 126,8 juta BOE dan akan meningkat menjadi 797,7 juta BOE (6,3 kali lipat). Sedangkan net importer hanya minyak mentah baru akan terjadi pada tahun 2011, dimana pada tahun 2020 jumlah impor minyak mentah diperkirakan mencapai 207,2 juta barel per tahun atau sekitar 1,7 kali lipat dari impor pada tahun 2002 yang berjumlah 123,9 juta barel.1 4. Konsumsi total batubara pada tahun 2002 mencapai 22,8 juta ton. Dari jumlah tersebut 78,7% digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Sampai dengan tahun 2020 akan terjadi peningkatan penggunaan energi batubara secara besarbesaran di bidang pembangkitan listrik dari 50 TWjam menjadi 320 TWjam (4,6 kali lipat). Pasokan batubara akan terus meningkat sehingga pada tahun 2020 akan dibutuhkan batubara sebanyak 108,3 juta ton, dan sekitar 84,2% dari total produksi tahunan batubara akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di Jawa. 5. Sampai tahun 2020 total produksi gas di proyeksikan mencapai 63,58 TSCF, sebagian berasal dari cadangan gas yang telah terikat dalam kontrak jangka panjang (committed), sisanya berasal dari cadangan gas yang belum terikat kontrak (non committed). Pada tahun 2020 masih cukup tersedia sisa cadangan sebesar 123,41 TSCF atau lebih dari setengah total cadangan gas (proven, probable, possible) sebesar 185 TSCF. 6. Peningkatan emisi gas buang hasil pembakaran berupa CO2 dari 183,1 juta Ton pada tahun 2002 menjadi 584,9 juta Ton pada tahun 2020 (3,2 kali lipat), NOX dari 651,5 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 2.292,5 ribu Ton pada tahun 2020 (3,5 kali lipat), SOx dari 192,5 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 600 juta Ton pada tahun 2020 (3,1 kali lipat), CH4 dari 131,7 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 286,7 juta Ton pada tahun 2020 (2,2 kali lipat), abu terbang dari 81,2 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 238,1 ribu Ton pada tahun 2020 (2,9 kali lipat). 7. Dengan harga energi yang lebih tinggi (Skenario B), maka perbandingan nilai uang ( net present value -NPV) yang dibelanjakan di sektor energi akan menjadi lebih tinggi sekitar 19 %. Hal ini akan mempersulit neraca keuangan negara dan masyarakat, karena akan menyebabkan peningkatan subsidi yang selanjutnya akan menurunkan daya saing bangsa, sehingga akan dapat mengganggu laju pertumbuhan ekonomi nasional dan akhirnya akan berdampak pada program pembangunan nasional. Perkembangan tentang ketersediaan energi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi internasional, terutama terkait dengan harga minyak mentah internasional. Sejak akhir tahun 2004 pada saat studi tentang kondisi “doomsday scenario” selesai, 1 Data dalam Blue-Print PEN 2005-2025 (Dep. ESDM) menyebutkan bahwa produksi minyak mentah (MM) Indonesia di tahun 2004 adalah sebesar 1.125 ribu barel per hari (RBPH), ekspor MM sebesar 514 RBPH, penggunaan dalam negeri 1.098 RBPH, impor MM sebesar 487 RBPH. Sedangkan produksi BBM dalam negeri sebesar 822 RBPH, kebutuhan BBM dalam negeri 1.034 RBPH, sehingga diperlukan impor sebesar 212 RBPH. 9 harga minyak mentah telah bergejolak dan bahkah sampai saat ini masih memperlihatkan situasi yang belum kembali ke harga yang semula digunakan sebagai referensi dalam kajian tersebut. Perkembangan ini juga sangat berpengaruh terhadap konsep pengelolaan energi Nasional. Blue-print Pengelolaan Energi Nasional yang dibuat pada awal tahun 2005 selalu harus direvisi untuk mengakomodasikan kondisi perubahan harga minyak mentah yang akhirnya juga mempengaruhi harga energi fosil lainnya. Sampai akhirnya pada awal tahun 2006, Kebijakan Energi Nasional dituangkan dalam bentuk Perpres No. 5 tahun 2006, yang pada prinsipnya, isinya menekankan pada: 1. Mengoptimalkan penggunaan bauran energi (diversifikasi) 2. Melakukan penghematan dan meningkatkan efisiensi energi (konservasi) 3. Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan yang sudah siap secara teknis maupun ekonomis serta ramah lingkungan, seperti: • Bahan Bakar Nabati (biodiesel, bio-ethanol/gasohol, bio-oil dan Pure Plant Oil) • Bahan bakar sintetis ( Batubara Cair, GTL, DME,dll) • Panas Bumi • Mini dan mikro hidro • Nuklir • Surya • Angin/bayu • Hidrogen (fuel cell). • Energi arus & gelombang samudera 4. Meningkatkan eksplorasi energi fosil (intensifikasi) 5. Meningkatkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur energi, baik disisi hulu maupun disisi hilir, seperti: • Industri pengilangan minyak dan sarana transportasinya • Instalasi pemipaan atau terminal LNG dan sarana distribusinya • Sarana transportasi dan pelabuhan batubara • Pembangkit listrik dan sarana transmisi serta distribusinya. 6. Memperhatikan permasalahan lingkungan, khususnya di Jawa yang mempunyai populasi sekitar 945 orang/km2, antara lain: • Pengembangan teknologi energi fosil bersih • Melakukan penelitian daya dukung lingkungan (lokasi, populasi, sos-bud, dll) • Melakukan penelitian dan kajian tentang dampak lingkungan dan biaya kerugian yang ditimbulkannya (eksternalitas). 7. Melakukan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada sektor tersebut di atas, serta melibatkan industri nasional dalam rangka peningkatan kemampuan nasional. 2.3. Pandangan Pemangku Kepentingan (Stakeholder) Data sumber energi yang tersedia di Indonesia, serta kebijakan yang menjadikan sumber daya energi sebagai suatu komoditas untuk mendapatkan devisa guna menunjang pembangunan perlu dicermati. Ekspor sumber energi yang dilakukan dengan suatu mekanisme kontrak jangka panjang, menimbulkan kekhawatiran tentang prinsip terjaminnya pasokan energi nasional (security of energy supply) yang diperlukan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Terjaminnya 10 pasokan energi lebih mendasarkan pada prinsip penguasaan sumber energi dan bukan kepemilikan sumber energi tersebut. Hal ini sudah dibuktikan kebenarannya oleh beberapa negara yang tidak memiliki sumber energi, tetapi mempunyai kemampuan menguasai sumber energi sehingga pertumbuhan industrinya terjamin dan berlangsung dengan baik sehingga menjadi negara maju. Berbagai pendapat dari ahli kebijakan energi telah mengingatkan masalah tersebut. Beberapa diantaranya telah menuangkan pendapatnya dalam beberapa tulisan yang menyarankan perlunya dilakukan berbagai kebijakan dalam pengelolaan sumber energi, termasuk diantaranya adalah langkah diversifikasi, pengembangan dan peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan. 11 III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS 3.1. Kekuatan dan Kelemahan a. Letak Indonesia di antara 6° Lintang Selatan dan 11° Lintang Utara membentang di sepanjang garis khatulistiwa. Posisi ini memberikan intensitas sinar matahari yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi surya. b. Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin yang bermacam-macam, diantaranya mempunyai prospek dalam pengembangan Energi Angin (Bayu). Demikian pula adanya potensi dinamika lautan dapat dijadikan sebagai sumber energi samudera. c. Limpahan energi surya hampir sepanjang tahun serta kecukupan air memberikan jaminan terjadinya proses fotosintesa atau asimilasi untuk produksi biomassa yang dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam pengembangan energi biomassa. d. Indonesia mempunyai struktur geologi yang memiliki potensi sumber energi seperti batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi tersebut sebagian sudah sekian lama dieksploitasi (kecuali panas bumi) sehingga jumlah cadangannya sudah mulai menyusut, namun eksplorasi masih membuka peluang untuk mendapatkan sumber energi. e. Indonesia terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam demikian membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan perencanaan dan penanganan yang tidak mudah. f. Indonesia tergolong negara berpenduduk padat. Jumlah penduduk tahun 2005 telah mencapai sekitar 220 juta. Lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal di pulau Jawa. Jumlah dan sebaran penduduk tersebut memerlukan sumber energi yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat. g. Emisi gas CO2 dan CH4 berperan penting dalam gejala pemanasan global atau dikenal sebagai gejala rumah kaca (green house effect) yang diikuti oleh penipisan lapisan ozon, telah menimbulkan ketidak-teraturan iklim dunia. Dampak ini dapat berpengaruh terhadap pola iklim di Indonesia, mengganggu ekosistem, merusak SDA hayati yang merupakan sumber energi berbasis biomassa. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan energi yang berbasis pada sumber energi terbarukan (seperti antara lain biomassa, panas bumi, surya, angin dll.) harus menjadi pertimbangan yang utama dalam pengelolaan dan pemakaian sumber energi dimasa datang. h. Tingkat kesejahteraan dan daya beli sebagian masyarakat Indonesia masih rendah sehingga menuntut penyediaan energi yang terjangkau dan rasional. i. Pola hidup sebagian besar masyarakat yang bersifat konsumtif dan budaya tidak hemat memberikan dampak pada pemborosan sumber daya energi. j. Budaya masyarakat yang kurang mencintai produk bangsa sendiri dapat menghambat pengembangan litbangrap di bidang energi. k. Sistem transportasi umum yang tidak kondusif memberikan dampak pada pemborosan sumber daya energi. 12 3.2. Peluang dan Tantangan a. Potensi iklim tropis basah dan sinar matahari merupakan “dapur” yang sangat produktif untuk produksi biomassa melalui proses asimilasi yang merupakan keunggulan komparatif terhadap negara lain. b. Indonesia dengan penduduk yang demikian besar merupakan pangsa pasar yang potensial. Namun demikian, pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menjadikan beban dalam mengupayakan pemenuhan ketersediaan energi. c. Penyebaran penduduk Indonesia di berbagai pulau dan tidak merata memberikan dampak terhadap distribusi penyediaan energi. d. Pelaksanaan otonomi daerah yang konsisten diharapkan dapat memacu pengembangan sumber energi sesuai dengan potensi dan kompetensi daerah. e. Keberhasilan IPTEK bidang energi di negara maju dapat merupakan peluang untuk alih teknologi dengan memanfaatkan teknologi informasi. f. Terbukanya kerjasama dengan pihak asing di bidang IPTEK dapat memberikan peluang untuk kegiatan litbangrap di bidang energi. Kerja sama ini sangat menguntungkan ditengah minimnya anggaran pemerintah untuk penelitian masih sangat minim. g. Banyaknya komponen impor untuk kegiatan produksi dan distribusi sumber energi dari luar (impor). Hal ini merupakan peluang untuk dapat disubstitusi dengan hasil litbangrap nasional. h. Issue global yang dihembuskan negara maju seperti isu HAM, demokrasi, lingkungan hidup, Trades-related Intellectual Properties Rights (TRIPs), penerapan standar internasional (ISO 14000 tentang menejemen lingkungan hidup) dapat merupakan tantangan bagi dunia usaha Indonesia yang bergerak di bidang energi. i. Pengaruh kepentingan negara maju terhadap negara produsen minyak di Timur Tengah masih merupakan faktor yang dominan dalam penciptaan fluktuasi harga minyak dunia. Hal ini dapat berpengaruh pada kondisi pasar energi di dalam negeri, dan dalam jangka panjang dapat berpengaruh pada litbangrap energi. j. Masih rendahnya minat investor untuk melakukan kegiatan investasi di bidang energi. k. Meningkatnya pembangunan di sektor industri dan transportasi meningkatkan kebutuhan energi. Hal ini merupakan permasalahan tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan energi. l. Tingginya kebutuhan energi memerlukan inovasi dalam berbagai sumber energi sehingga diperlukan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi, m. Banyak hasil litbangrap dalam negeri bidang energi belum dapat didayagunakan secara maksimal, karena masih banyak yang belum berorientasi ekonomi dan pasar kurangnya kerja sama antara lembaga litbang dengan dunia usaha. 3.3. Solusi Dari tinjauan kondisi saat ini dan analisa lingkungan stratejik SWOT tersebut di atas, Indonesia ke depan akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi. Dengan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak mungkin kebutuhan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang dapat digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka 13 pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, harus diterapkan konsep bauran energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis teknologi (technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya (resource base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang IPTEK bidang energi menjadi semakin jelas untuk mendukung kebijakan energi ke depan yang berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, skenario terburuk di bidang penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tidak terjadi. 14 IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN IPTEK ENERGI BARU DAN TERBARUKAN UNTUK MENDUKUNG KEAMANAN KETERSEDIAAN ENERGI 2005 - 2025 4.1. Visi Terwujudnya ketersediaan energi yang didukung kemampuan nasional IPTEK. 4.2. Misi 1. Menyusun kebijakan dan strategi litbangrap IPTEK di tingkat pusat dan daerah untuk mendukung dan menjamin ketersediaan energi. 2. Meningkatkan kemampuan litbangrap dalam bidang energi. 3. Mengoptimalkan litbangrap untuk mendapatkan energi dengan nilai tambah tinggi. 4. Melakukan litbangrap untuk mendorong diversifikasi sumber daya energi dan pemanfaatannya, serta meningkatkan efisiensi penggunaan energi. 5. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbangrap dalam pengelolaan energi secara etis (energy ethics) dan berkelanjutan. 6. Meningkatkan peran litbangrap dalam penyediaan energi yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. 4.3. Tujuan a. Mempersiapkan arah dan tahapan pencapaian pembangunan IPTEK yang mempertimbangkan perkembangan teknologi dalam pemanfaatan sumber energi nasional. b. Menjadi acuan bagi penyusunan strategi pembangunan IPTEK di tingkat pusat, daerah dan masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi nasional. c. Mewujudkan peran litbangrap IPTEK pada pembangunan energi yang berkesinambungan untuk meningkatkan daya saing nasional. d. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan bauran energi (energy mix) di Indonesia yang memenuhi nilai keekonomian dan ramah lingkungan. e. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan sumber daya energi lokal spesifik berkelanjutan. 4.4. Sasaran a. Terwujudnya peran teknologi dan infrastruktur energi bangsa sendiri guna mendukung bisnis energi. b. Terwujudnya peran litbangrap untuk mencapai rasio elektrifikasi sektor rumah tangga sebesar 90%. c. Terwujudnya peran litbangrap dalam meningkatkan pangsa energi terbarukan1 (selain panas bumi) menjadi sekurang-kurangnya 5%. d. Digunakannya hasil litbangrap dalam pemanfaatan energi nuklir dengan pangsa sekitar 4% dari produksi listrik nasional. e. Digunakannya hasil litbangrap dalam penyediaan bio-fuels sektor transportasi sebesar 10 %. 1 Hidro skala besar tidak diperhitungkan sebagai energi terbarukan 15 f. Digunakannya hasil litbangrap dalam penggunaan gas untuk sektor industri & pembangkitan listrik, transportasi, dan rumah tangga g. Terwujudnya peran Litbangrap untuk pemakaian energi perkapita sebesar 10 SBM. h. Digunakannya hasil litbangrap dalam mendukung terwujudnya infrastruktur energi yang mampu memaksimalkan akses masyarakat terhadap energi dan pemanfaatannya untuk ekspor. i. Digunakannya hasil litbangrap untuk mencari sumber energi di dalam dan luar negeri. j. Digunakannya hasil litbangrap konservasi energi untuk menurunkan elastisitas energi lebih kecil dari 1. k. Digunakannya hasil litbangrap dalam meningkatkan penggunaan kandungan lokal dan meningkatnya peran sumber daya manusia nasional dalam industri energi. l. Digunakannya hasil litbangrap untuk memenuhi 100% kebutuhan listrik masyarakat yang tidak terjangkau jaringan nasional. 4.5. Metodologi Penetapan langkah strategis Buku Putih Litbangrap Energi Nasional adalah menggunakan metodaTechnology Roadmapping (Peta Jalan) sebagai salah satu alat stratejik dalan Technology Foresight (peramalan teknologi) untuk pencapaian keberhasilan penyediaan energi. Peta jalan tersebut digunakan untuk membantu mengidentifikasi teknologi dan kebijakan kunci yang harus dibuat dan langkahlangkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi untuk keberhasilan penyediaan energi nasional. Penetapan Peta Jalan Litbangrap energi diharapkan dapat menimbulkan: - Komunikasi: interaksi antar berbagai kelompok pemangku kepentingan Konsentrasi atau fokus: untuk perencanaan jangka panjang Koordinasi: menyatukan pemaham umum dari permasalahan Konsensus: membentuk gambaran yang jelas tentang arah atau tindakan yang harus dilakukan Komitmen: yang lebih berupa tindakan/aksi, bukan hanya teori. Komprehensif: pemahaman yang lebih baik tentang kemungkinan perubahan lingkungan yang dapat terjadi. Metodologi dan Langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta jalan litbangrap energi nasional adalah sebagai berikut: 1. Konsultasi dengan para pakar dan berbagai pihak pemangku kepentingan. 2. Scenario planning sederhana: dengan memakai skenario “Keterpurukan Energi” (Doomsday Scenario) nasional sebagai dasar. 3. Critical technology: pemilihan teknologi penentu yang dapat mempengaruhi litbangrap IPTEK energi nasional. Diharapkan dengan peta jalan tersebut timbul teknologi yang market driven yang dapat dilakukan oleh industri Indonesia, perencanaan yang pasti dalam jangka menengah-panjang, dan membuat dasar yang kuat bagi pengambil keputusan 16 maupun investor. Semua itu membutuhkan kerjasama antara pemerintah, lembaga riset dan industri. 4.6. Roadmap Transformasi penguasaan IPTEK perlu diupayakan agar dapat mencapai nilai ambang batas yang dapat memicu dan memacu tumbuhnya kemandirian dalam upaya menciptakan pembaharuan sumber daya RIPTEK secara keseluruhan. Untuk mencapai tingkat itu dibutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang dapat “membuktikan” bahwa aktivitas penguasaan dan pemberdayaan litbangrap IPTEK bidang energi pasti akan memberikan sumbangsih bagi kehidupan negara. Oleh karena itu diperlukan waktu yang panjang (15 – 25 tahun) untuk melakukan investasi secara berkelanjutan sebelum teknologi potensial dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk itu ditetapkan pembuatan peta jalan IPTEK Energi sampai tahun 2025, sehingga dapat : a. Diprediksi dengan cermat capaiannya, dengan menggunakan indikator yang jelas, menggunakan asumsi dasar yang sahih. b. Diidentifikasi critical enabling technology dan jarak yang ada antara teknologi yang ada saat ini dan yang akan dikembangkan kemudian. c. Ditingkatkan kerja sama dan kemitraan melalui tukar menukar pengetahuan dan teknologi. d. Diwujudkan suatu konsensus nasional untuk bergerak maju dalam litbangrap IPTEK Energi. 4.7. Strategi Dengan tahapan pencapaian yang jelas, maka dapat ditetapkan Ilmu pengetahuan dan teknologi Energi yang strategis dari berbagai cabang Iptek yang memiliki keterkaitan yang luas dengan kemajuan iptek secara menyeluruh, atau berpotensi memberikan dukungan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat, kemajuan bangsa, keamanan dan ketahanan bagi perlindungan negara, pelestarian fungsi lingkungan hidup, pelestarian nilai luhur budaya bangsa, serta peningkatan kehidupan kemanusiaan. Menyadari jalan panjang yang ditempuh, dalam Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Energi Baru dan terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi 2025, akan ditempuh sesuai dengan kerangka perioritas waktu yang bertahap, yaitu: 1. Pertama – Jangka Pendek (2005-2010) Tahap ketahanan nasional yang dilakukan pada 5 tahun pertama dengan indikator utama menjadikan IPTEK sebagai elemen kunci dalam tahap mencapai kemandirian dalam pengelolan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan secara terkendali dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi di bidang energi. Tahap Pertama untuk mencapai kemandirian mencakup: a. Penguasaan litbangrap IPTEK bidang energi b. Litbangrap IPTEK dalam penyediaan sumber energi nasional mencakup teknologi Energi dari sumber nabati/Biofuel , mikro/minihidro, teknologi fuel cell, teknologi energi panas bumi, persiapan pembangunan PLTN, 17 penyusunan master plan gas alam, teknologi angin, teknologi energi surya hibrida dan teknologi pembangkit listrik dan uap panas (cogeneration) berbahan bakar biomassa, serta teknologi pemanfaatan batubara kualitas rendah/ teknologi batubara bersih. c. Penguasaan dan penerapan IPTEK bagi pengelolaan lingkungan hidup. d. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat rendah dan teknologi pencairan batubara, fuel cell dan infrastruktur gas. 2. Kedua – Jangka Menengah (2011-2015) Tahap kreasi kekayaan berbasis IPTEK (wealth creation) dalam periode 10 tahun pertama, dengan indikator utama tercapai kemandirian dan daya saing di bidang energi. Tahap Kedua untuk mencapai IPTEK yang mandiri sekaligus memiliki daya saing pasar yang ekonomis mencakup: a. Penerapan hasil penelitian dan pengembangan teknologi biomassa dan biogas, teknologi intensifikasi gas bumi, teknologi mikro/ minihidro, hidrogen dan biodiesel/bioetanol/bio-oil, teknologi pemanfaatan batubara berkualitas rendah, teknologi energi surya, teknologi energi angin, dan teknologi energi panas bumi. b. Peningkatan litbangrap IPTEK untuk menunjang pemenuhan infrastruktur energi. c. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat rendah dan teknologi pencairan batubara, Fuel Cell dan infrastruktur gas 3. Ketiga – Jangka Panjang (2016-2025) Tahap percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan IPTEK dalam pencapaian waktu 20 tahun, dengan indikator utama tumbuh dan berkembangnya kehidupan sosial, ekonomis dan budaya berbasis IPTEK (Knowledge Based Economy-KBE) dan masyarakat yang inovatif (innovative society). Penguatan pilar ’Knowledge Based Economy-KBE’ menjadi tumpuan dalam jangka panjang, yaitu: a. Sistem Penyediaan Energi, yang menjamin masyarakat dapat memanfaatkan IPTEK secara luas, b. Sistem Inovasi, (termasuk sistem HKI) yang memungkinkan para peneliti dan kalangan bisnis menerapkan secara komersial hasil RIPTEK, c. Infrastruktur ICT, yang menjamin masyarakat dapat melakukan akses secara efektif terhadap informasi sistem energi nasional, d. Kerangka kelembagaan, peraturan perundang-undangan dan suasana yang kondusif, yang menjamin kemantapan lingkungan makro ekonomi, persaingan, lapangan kerja dan keamanan sosial. Untuk mencapai sasaran ditetapkan strategi, yaitu: Pentahapan litbangrap IPTEK Pentahapan struktur litbangrap IPTEK yang kompetitif sesuai dengan aturan dan permintaan pasar yang berlaku secara konsisten untuk mewujudkan industri energi yang efisien 18 Pentahapan skema pendanaan, rezim fiskal, perpajakan dan insentif lainnya yang kondusif untuk meningkatkan investasi. Pemanfaatan IPTEK mandiri dengan memperhatikan kelompok masyarakat tidak mampu; Pemanfaatan IPTEK mandiri yang dapat bersaing sesuai dengan mekanisme pasar agar dicapai harga yang paling menguntungkan bagi konsumen dan produsen. Pemanfaatan IPTEK mandiri yang menjadi pilihan yang kompetitif pada sisi produsen untuk melayani kepentingan konsumen sehingga konsumen mempunyai banyak pilihan Pemanfaatan IPTEK mandiri untuk menciptakan open access pada sistem penyaluran energi khususnya untuk BBM, gas dan listrik (mandiri bisa diganti dengan “berbasis kemampuan bangsa sendiri”) Pemberdayaan Daerah dalam pengembangan IPTEK Mengembangkan perencanaan pengembangan IPTEK berbasis daerah sebagai bagian dari perencanaan energi nasional dengan memprioritaskan energi terbarukan Pengembangan infrastruktur IPTEK Mengembangkan infrastruktur IPTEK yang terpadu terutama di daerah yang tingkat konsumsi energinya tinggi. Meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengembangan infrastruktur IPTEK. Litbangrap IPTEK untuk peningkatan efisiensi energi Litbangrap IPTEK dalam Demand Side Management (DSM) melalui peningkatan efisiensi pemanfaatan listrik, penerapan standar dan pengendalian pemakaian energi Litbangrap IPTEK dalam Supply Side Management (SSM) melalui peningkatan kinerja pembangkit yang sudah ada, jaringan transmisi dan distribusi listrik Pemanfaatan IPTEK dalam meningkatkan peran industri energi nasional Menyiapkan sumber daya manusia dalam negeri yang andal di bidang energi Meningkatkan penguasaan teknologi energi yang mengutamakan industri manufaktur nasional Meningkatkan kemampuan perusahaan nasional dalam industri energi Peningkatan kegiatan litbangrap untuk investasi oleh dunia usaha (industri dan jasa) di bidang energi baru dan terbarukan: ¾ Peningkatan litbangrap untuk pendayagunaan dan peningkatan nilai tambah gas bumi: ¾ Peningkatan keberdayaan masyarakat dengan pengembangan kapasitas IPTEK-nya. Melembagakan kemampuan IPTEK dalam pemberdayaan masyarakat; Menciptakan kelembagaan IPTEK secara kemitraan dalam rangka pengembangan sarana dan industri energi Meningkatkan kelembagaan IPTEK terhadap peranan swadaya masyarakat, usaha kecil menengah dan koperasi dalam industri energi 4.8. Rekomendasi Kebijakan Agar sasaran dan strategi pencapaian Buku Putih energi dapat tercapai langkah kebijakan yang ditempuh adalah melaksanakan penelitian, pengembangan dan penerapan dan pemanfaatan IPTEK yang beriorientasi pada intensifikasi, 19 diversifikasi, dan konservasi energi di segala bidang, serta diikuti oleh langkah pendukung yang antara lain: • Meningkatkan dukungan iptek pada kelompok usaha kecil, menengah dan koperasi, terutama di bidang material dan manufaktur. • Mempermudah akses bagi dunia usaha/industri ke fasilitas penyedia IPTEK, termasuk pemanfaatan kapasitas untuk peningkatan keterampilan tenaga kerja. • Menajamkan prioritas kegiatan litbang pada sektor energi. • Mengembangkan atau memperkuat hubungan antara industri besar dan industri kecil dan menengah, khususnya yang berdampak pada peningkatan penguasaan IPTEK. • Menyusun skema insentif untuk mempercepat difusi IPTEK khususnya dari hasil litbang dalam negeri bidang energi • Meningkatkan dukungan IPTEK untuk menunjang daya saing sektor produksi energi, serta sektor yang berpotensi untuk memberikan dampak ekonomi yang luas. • Meningkatkan peran lembaga penelitian, pengembangan dan rekayasa sebagai mitra dunia usaha/industri untuk mengembangkan kemampuan inovasi pelaku usaha/industri, serta mendorong pembangunan kelembagaan iptek di daerah. • Mempersiapkan prasarana untuk pengembangan HKI, standar mutu, keamanan produksi dan lingkungan, serta membina sumber daya manusia dan memberdayakan organisasi profesi ilmiah. 4.9. Prakondisi dan Indikator Keberhasilan Prakondisi 1. Tercapai kesamaan persepsi dan adanya dukungan dari seluruh sektor terkait/pemangku kepentingan terhadap pemanfaatan hasil litbangrap. 2. Komitmen pemerintah dalam mengalokasikan anggaran yang memadai untuk kegiatan litbangrap. 3. Adanya komitmen dari pihak swasta untuk meningkatkan rasio kontribusi anggaran non pemerintah untuk kegiatan litbangrap. 4. Komitment pelaku riset dan lembaga litbang untuk melaksanakan program litbangrap secara terencana, sungguh-sungguh, konsisten dan tepat waktu. 5. Adanya kebijakan fiskal, moneter dan peraturan perundangan yang berpihak pada masyarakat dan UKM bidang energi. 6. Meningkatnya budaya masyarakat cinta produksi dalam negeri, hemat energi dan tidak konsumtif. Indikator Input 1. Tersusun perencanaan litbangrap yang saling mendukung/komplemen antar kelembagaan IPTEK. 2. Alokasi anggaran yang memadai dari setiap unit penelitian yang terkait dengan bidang energi di atas 20 % untuk pelaksanaan Buku Putih. 3. Alokasi dana penelitian melalui program insentif, program kompetitif dan sejenisnya untuk pelaksanaan litbangrap yang mendukung Buku Putih, minimal sebesar 15 %. 4. Tersedia sarana dan prasarana yang memadai untuk pelaksanaan Buku Putih. 5. Tersedia SDM yang kompeten dan memadai untuk mendukung pelaksanaan Buku Putih. 20 Indikator Proses 1. Tercipta iklim yang kondusif terhadap pelaksanaan litbangrap 2. Ada motivasi yang kuat dari SDM dalam pelaksanaan litbangrap. 3. Terealisasi inovasi dalam litbangrap yang mengacu pada Buku Putih. 4. Terlaksana monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Buku Putih 5. Terdokumentasikan dengan baik hasil pelaksanaan Buku Putih. Indikator Output 1. Peningkatan kuantitas dan kualitas hasil litbangrap. 2. Peningkatan jumlah publikasi dan jumlah patent. 3. Paket teknologi dan model implementasi yang mendukung ketersedian energi meningkat jumlahnya. 4. Diseminasi hasil litbangrap yang mendukung ketersediaan energi terjadi. 5. Akses informasi terhadap hasil litbangrap ke seluruh stakeholder meningkat. Indikator Outcome 1. Tersedia dan dipakai hasil litbangrap (teknologi, inovasi, dan kebijakan) pada tingkat pengguna. 2. Tersedia lapangan kerja baru di bidang produksi dan distribusi energi. 3. Terwujudnya budaya cinta produk dalam negeri dan hemat energi. 4. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. 5. Tersedia energi untuk seluruh lapisan masyarakat. 21 V. PENUTUP Letak Indonesia yang berada di antara 6° Lintang Selatan dan 11° Lintang Utara membentang di sepanjang garis khatulistiwa memberikan intensitas sinar matahari yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi surya. Indonesia dengan iklim tropis nya menjadikan suatu rahmat dengan tumbuh suburnya tanaman yang dapat menjadi sumber energi terbarukan yang potensial. Indonesia yang mempunyai struktur geologi memiliki potensi sumber energi seperti batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi tersebut sebagian sudah sekian lama dieksploitasi dan sudah mulai menyusut jumlah cadangannya (kecuali panas bumi), namun hasil eksplorasi masih membuka peluang untuk mendapatkan sumber energi. Indonesia yang terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam demikian membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan perencanaan dan penanganan yang cermat. Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin yang bermacam-macam, yang diantaranya mempunyai prospek pengembangan Energi Bayu. Indonesia yang tergolong negara berpenduduk padat memerlukan pasokan energi yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat. Indonesia ke depan akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi. Dengan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak memungkinkan kebutuhan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang dapat digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, maka harus diterapkan konsep bauran energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis teknologi (technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya (resource base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang IPTEK untuk energi menjadi semakin jelas dalam mendukung kebijakan energi ke depan yang berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, Skenario terburuk di bidang penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tak terjadi. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan litbangrap IPTEK yang mendukung pencapaian ketersediaan energi adalah: Anggaran yang tersedia jauh lebih kecil dari yang dibutuhkan Minat investor masih relatif kecil Sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi masih sangat kurang. 22 DAFTAR PUSTAKA 1. Kebijakan Energi Nasional 2003 – 2020, Departemen Energi Sumber Daya Mineral, 24 Februari 2004. 2. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005 – 2025, Departemen Energi Sumber Daya Mineral 3. Kajian Kebutuhan dan Penyediaan Energi di Indonesia Tahun 2020, Kementerian Negara Riset dan Teknologi – Komite Nasional Indonesia-World Energy Council (KNI-WEC) 4. Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional IPTEK 2005 – 2009, Kementerian Negara Riset dan Teknologi Visi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2025, Kementerian Negara Riset dan Teknologi 23 Anggota Gugus Tugas Energi (GTE) Tim Koordinasi Gugus Tugas Bidang Prioritas Penciptaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan Terbarukan Tahun Anggaran 2006, Kepmen Nomor:17/M/Kp/II/2006 No. Nama Jabatan/Instansi Tugas Sesmenegristek Ketua Gugus Tugas Dep. Perkemb. Riptek Penanggung Jawab Asdep. Rekayasa, KNRT Sekretaris Gugus Tugas Staf Ahli Energi Anggota Gugus Tugas Dep. ESDM Anggota Gugus Tugas BATAN Anggota Gugus Tugas BPPT Anggota Gugus Tugas 1. Dr. Hudi Hastowo 2. Dr. Bambang S. Pratomosunu 3. Dr. Agus Rusyana Hoetman 4. Prof. Dr. Martin Djamin 5. Ir. Nenny Sri Utami 6. Dr. Arnold Y. Soetrisnanto 7. Ir. Aris Subarkah, MT 8. Dr. Widodo W. Purwanto UI Anggota Gugus Tugas 9. Dr. Mesdin K. Simarmata BAPPENAS Anggota Gugus Tugas 10. Dr. Tatang Hernas Surawidjaja ITB Anggota Gugus Tugas 11. Dr. Ing. Harwin Saptoadi, MSE UGM Anggota Gugus Tugas IPB Anggota Gugus Tugas BPPT Anggota Gugus Tugas BAPETEN Anggota Gugus Tugas 15. Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng BPPT Anggota Gugus Tugas 16. Dr. Agus Eko Tjahyono BPPT Anggota Gugus Tugas 17. Dr. Unggul Priyanto BPPT Anggota Gugus Tugas 18. Ir. Soni Solistia Wirawan M.Eng BPPT Anggota Gugus Tugas 19. Ir. Adiwardojo BATAN Anggota Gugus Tugas 20. Ir. Maryono Ismail, MSc. LAPAN Anggota Gugus Tugas 21. Drs. Suripno LAPAN Anggota Gugus Tugas 22. Dr. Priyo Sardjono LIPI Anggota Gugus Tugas 23. Ir. Raharjo Binudi LIPI Anggota Gugus Tugas 24. Dr. Djedi Widarto LIPI Anggota Gugus Tugas 25. Dr. Ir. Robert Manurung, M.Eng ITB Anggota Gugus Tugas 26. Dr. Ing. Putu M. Santika KNRT Anggota Gugus Tugas 27. Dr. Ir. Erie Sandhita G, MsAe, DEA KNRT Anggota Gugus Tugas LIPI Anggota Gugus Tugas 12. Dr. Ir. Erliza Hambali 13. Dr. Arief Yudiarto 14. Dr. Khoirul Huda, M.Eng 28. Dr. Herry Haeruddin 24 Daftar Anggota Narasumber Gugus Tugas Energi 2006 No. Nama Instansi Tugas 1. Dr. Bukin Daulay P3 Tekmira Narasumber 2. Dr. Arya Rezavidi BPPT Narasumber 3. Ir. Endah Agustina, MS IPB Narasumber 4. Ir. Novi Irawati BPPT Narasumber 5. Dr. Hadi Punomo Lemigas Narasumber 6. Ir. Endang Lestari, MSc P3TK - EBT Narasumber 7. Dra. Nenen Rusnaeni LIPI Narasumber 8. Ir. Ismail Zaini, M.Sc BPPT Narasumber 9. Dr. M.A.M Oktaufik BPPT Narasumber 10. Dr. Adiarso BPPT Narasumber 11. Dra. Yenny Sofaeti, M.Si P3 TEKMIRA Narasumber 12. Dr. Djedi Widarto LIPI Narasumber 13. Ir. Jatmiko P. Atmojo, M.Eng. BPPT Narasumber 14. Dr. Rustiono BPPT Narasumber 15. Ir. Yusep K. Caryana Lemigas Narasumber Sekretariat Anggota Gugus Tugas Energi: No. Fax (021) 3102014 Email: [email protected] 1. Ir. Ramlan Mamentu Telp. 3169288 , Hp. 08128654395 Email: [email protected] 2. Drs. Wawan Gunawan Telp. 3169288 , Hp. 081318643323 Email: [email protected] 3. Yuli Sulastri Telp. 3169286, Hp. 0816908016 Email: [email protected] 25 ANGGOTA GUGUS TUGAS ENERGI 2005 Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi No : 115/M/Kp/IX/2005 No Nama Instansi 1 Dr. Hudi Hastowo 2 Prof. Dr. Ir. Bambang Sutjiatmo 3 Dr. Bambang Setiadi, MS Kementerian Negara Riset dan Teknologi 4 Ir. Hari Purwanto, MSc.DIC Kementerian Negara Riset dan Teknologi 5 Soekarno Suyudi 6 Dr. Neni Sintawardani LIPI 7 Dr. Ir. Bambang Prasetya, APU LIPI 8 Prof. Lillik Hendrajaya, MSc Kementerian Negara Riset dan Teknologi 9 Dr. Ing. Raldi Artono Koestoer Kementerian Negara Riset dan Teknologi 10 Ir. Adiwardoyo BATAN 11 Dr. Arnold J. Sutrisnanto BATAN 12 Dr. Agus Rusyana Hoetman BPPT 13 Drs. Ajat Sudradjat, MSc BPPT 14 Drs. Suripno 15 Drs. Arjuno Brojonegoro LIPI 16 Dr. Achiar Oemry LIPI 17 Drs. Bambang Supriyo Utomo BSN 18 Ir. Nenny Sri Utami 19 Dr. Ir. As Natio Lasman 20 Dr. Agus Salim Dasuki, MEng BPPT 21 Ir. Soni Solistia Wirawan, MEng BPPT 22 Dr. Rahayu Dwi Hartati ESDM 23 Dr. Verina J. Wargadalam ESDM 24 Dr. Totok M.S. Soegandi, MSc. APU LIPI 25 Anjar Susatyo, ST LIPI 26 BATAN Kementerian Negara Riset dan Teknologi BATAN LAPAN ESDM BAPETEN NARA SUMBER NO NAMA INSTANSI 1 Suryadarma PhD Pertamina 2 Dr. Tatang H. Surawidjaja ITB 3 Dr. Evita Legowo Departemen ESDM 4 Noke Kiroyan Kaltim Prima Coal (KPC) 5 Dr. Rinaldy Dalimi UI 6 Mukaiyama Takehiko Japan Atomic Industrial Forum (JAIF) 7 Dr.Ir. Hardiv Situmeang KNI-WEC 8 Dr. Ir. Nur Pamuji KNI-WEC 9 Gene Baranowski BP Indonesia 10 Sujiastoto MA Departemen ESDM 11 Dr. Emmy Perdanahari Departemen ESDM 12 Dr. Ir. M. Arif Yudiarto MEng BPPT 13 Dr. Ir. Unggul Priyanto MSc BPPT 14 Ir. Rohmadi Ridlo MEng BPPT 15 Dr. M.A.M. Oktaufik BPPT 16 Drajat Pandjawi KPC 17 Amir Fauzi Pertamina Sekretariat GUGUS TUGAS ENERGI 1. Drs. Sjaeful Irwan (Kementerian Negara Riset dan Teknologi) 2. Mustapa, S.Sos (Kementerian Negara Riset dan Teknologi) 27 LAMPIRAN ROADMAP SEKTOR ENERGI 28 1. Roadmap Sektor Energi Bio Diesel Tahun Pasar 2005-2010 2011-2015 Pasokan Biodiesel 1,5 Jt kL10% Solar Transportasi 2016-2025 Pasokan Biodiesel 3 juta kL15% Solar Pasokan Biodiesel 6.4 juta KL(20% Solar Transportasi) (5% Konsumsi Solar) STANDAR BIODIESEL NASIONAL Produk Biodiesel Sawit/ Jarak Pagar Teknologi Biodiesel Berbiaya Produksi Rendah Pabrik Komersial Kapasitas (5000 - 20000 Ton/Thn Pabrik Komersial Kapasitas 20.000 s/d 100.000 Ton/tahun Rekayasa & Disain Pabrik Desain Enjiniring Intensifikasi Proses Biodiesel Litbang Teknologi blending Pemutakhiran Standardisasi dan Uji Unjuk Kerja Biodiesel Biodiesel Kualitas Kualitas Tinggi Tinggi Angka Angka Setana Setana Tinggi Tinggi Titik Titik Kabut Kabut Rendah Rendah Komersialisasi Formula Biodiesel Kualitas Tinggi Uji Unjuk Kerja Optimasi Dan Modifikasi Desain plant Teknologi Pembuatan aditif Gugus Tugas Energi Kementrian Negara Riset dan Teknologi 29 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah • Penelitian dan • Penelitian dan • Penelitian dan pengembangan aditip pengembangan proses pengembangan biodiesel berkualitas produksi biodiesel berbiaya intensifikasi teknologi tinggi rendah produksi biodiesel dari bahan baku sawit, kelapa, jarak pagar dan tumbuhan lain. • Pemanfaatan produk • Pemanfaatan gliserol • Penelitian dan turunan gliserol dalam menjadi produk turunan pengembangan konversi produk akhir (polimer, lainnya (surfaktan, gliserol menjadi etanol consumer goods, dll) monomer plastik, dll) dan produk turunan lainnya seperti surfaktan • Penyediaan bibit unggul • Penyediaan bibit unggul • Peningkatan kualitas tanaman jarak pagar tanaman jarak pagar dan tanaman jarak pagar dan skala besar dengan teknik bahan baku potensial bahan baku potensial lainnya lainnya in vitro • Formulasi biodiesel • Rekayasa dan Konstruksi • Rekayasa dan konstruksi berkualitas tinggi pabrik biodiesel berbiaya pabrik biodiesel secara produksi rendah 20.000bertahap skala 5.000100.000 ton/tahun 20.000 ton/tahun • Pemutakhiran uji • Pemutakhiran uji • Uji karakteristik, unjuk karakteristik, unjuk kerja, karakteristik, unjuk kerja, uji kerja,uji jalan, uji jalan, standar dan jalan, standar dan pemutakhiran standar dan pembentukan pembentukan Laboratorium pembentukan lembaga Laboratorium Uji Biodiesel Uji Biodiesel di seluruh sertifikasi mutu biodiesel di setiap kabupaten propinsi (LSPro) serta Laboratorium Uji Biodiesel di beberapa propinsi Peran Industri Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang (2005-2010) (2011-2015) (2016-2025) Komersialisasi hasil Komersialisasi hasil Mendukung penelitian dan penelitian teknologi produksi penelitian teknologi pengembangan perbaikan formulasi biodiesel proses produksi biodiesel di biodiesel berbiaya rendah berkualitas tinggi Perguruan Tinggi dan lembaga litbang melalui cost sharing dan kerjasama kemitraan Mesin dan peralatan Peningkatan mesin dan Peningkatan kandungan biodiesel dengan kandungan lokal peralatan lokal mesin dan peralatan kandungan lokal 100% pabrik biodiesel sampai pabrik biodiesel sampai minimum 75% minimum 50% Pengembangan teknologi Pengembangan teknologi Pengembangan teknologi engine agar dapat engine lanjutan agar dapat engine lanjutan agar dapat mengikuti perkembangan mengikuti perkembangan mengikuti perkembangan penggunaan biodiesel penggunaan biodiesel penggunaan biodiesel Membantu dalam Membantu dalam Membantu dalam pemutakhiran standar pemutakhiran standar pemutakhiran standar biodiesel nasional biodiesel nasional biodiesel nasional 30 Peluang Pasar Peran Pemerintah Peningkatan target Program Langit Biru yang merujuk pada standar lingkungan global Penghapusan subsidi solar dan pengenaan pajak lingkungan terhadap solar sebesar 10 % Peran Industri Jangka Menengah (2011-2015) Peningkatan target Program Langit Biru yang merujuk pada standar lingkungan global Pengenaan pajak lingkungan terhadap solar sebesar 25% Sosialisasi penghematan BBM karena kelangkaan BBM fosil dan harga yang terus meningkat Sosialisasi penggunaan biodiesel pada kendaraan operasional di instansi pemerintah dan transportasi umum maksimum 10% (B10) Fasilitasi Pemanfaatan Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) oleh industri biodiesel di Indonesia Sosialisasi lanjutan penghematan BBM karena kelangkaan BBM fosil dan harga yang terus meningkat Penggunaan pada transportasi umum di seluruh Indonesia maksimum 20% (B20) Sosialisasi lanjutan penghematan BBM karena kelangkaan BBM fosil dan harga yang terus meningkat Penggunaan pada transportasi umum di seluruh Indonesia sampai 100% (B100) Fasilitasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia • Sebesar 15% kebutuhan • Sebesar 10% kebutuhan solar transportasi dipenuhi solar transportasi dipenuhi dari biodiesel yaitu 3 juta kL dari biodiesel yaitu 1.5 juta kL Fasilitasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia • Sebesar 20% kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari biodiesel yaitu 7.5 juta kL • Sebesar 600 ribu kL dipenuhi dari biodiesel jarak pagar • Sebesar 3 juta kL • Sebesar 1.5 juta kL dipenuhi dari biodiesel dipenuhi dari biodiesel jarak jarak pagar pagar Program Langit Biru yang merujuk pada standar lingkungan global Pengurangan subsidi solar untuk transportasi umum Jangka Pendek (2005-2010) Kawasan industri harus memenuhi standar emisi yang disyaratkan oleh ISO 14000 Peningkatan produksi biodiesel untuk pemakaian oleh industri paling sedikit 10% Sosialisasi penggunaan bahan bakar biodiesel oleh industri otomotif Peran Industri Kawasan industri harus memenuhi standar emisi yang disyaratkan oleh ISO 14000 Peran Industri Peningkatan produksi biodiesel untuk pemakaian oleh industri paling sedikit 20% Peningkatan peran industri otomotif dan alat berat dalam penggunaan biodiesel Jangka Panjang (2016-2025) Kawasan industri harus memenuhi standar emisi yang disyaratkan oleh ISO 14000 Peningkatan produksi biodiesel untuk pemakaian oleh industri paling sedikit 50% Peningkatan peran industri otomotif dan alat berat dalam penggunaan biodiesel 31 Kebijakan Peran Pemerintah • Mendorong budidaya dan • Mendorong budidaya dan • Mendorong budidaya dan produksi bahan baku produksi bahan baku produksi bahan baku potensial skala komersial potensial skala komersial potensial skala komersial • Kebijakan penanaman jarak • Kebijakan penanaman • Kebijakan penanaman jarak pagar seluas 7.5 juta pagar seluas 3.4 juta hektar jarak pagar seluas 1.5 juta hektar hektar Pemberlakuan peraturan Pemberlakuan peraturan Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar penggunaan bahan bakar penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai ramah lingkungan sesuai ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku di standar yang berlaku standar yang berlaku seluruh kota terutama di kota-kota besar terutama di kota-kota besar berpolusi tinggi Penetapan target 10% dari Penetapan target 15% dari Penetapan target 20% dari kebutuhan solar kebutuhan solar transportasi kebutuhan solar transportasi dipenuhi dari dipenuhi dari bahan bakar transportasi dipenuhi dari bahan bakar biodiesel biodiesel bahan bakar biodiesel Kebijakan Peran Pemerintah Membuat kebijakan yang Membuat kebijakan yang Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya mendorong tumbuhnya mendorong tumbuhnya industri biodiesel : industri biodiesel : industri biodiesel : • Harga biodiesel kompetitif • Harga biodiesel lebih murah • Harga biodiesel lebih murah dibanding solar dibanding solar dibanding solar • Pinjaman lunak (bunga • Pinjaman lunak (bunga • Pinjaman lunak (bunga lebih rendah dengan lebih rendah dengan waktu lebih rendah dengan waktu pengembalian lebih pengembalian lebih waktu pengembalian lebih panjang) bagi panjang) bagi pengembang panjang) bagi pengembang industri industri biodiesel pengembang industri biodiesel biodiesel • Pengurangan pajak bagi • Pengurangan pajak bagi • Pengurangan pajak bagi industri yang industri yang menggunakan industri yang menggunakan 100% 100% biodiesel sebagai menggunakan 100% biodiesel sebagai pengganti solar biodiesel sebagai pengganti solar pengganti solar • Pemberian tax holiday bagi • Pemberian tax holiday • Pemberian tax holiday tahun bagi usaha usaha perkebunan jarak bagi usaha perkebunan perkebunan jarak pagar pagar jarak pagar • Bagi perkebunan • Bagi perkebunan tanaman • Bagi perkebunan tanaman tanaman jarak pagar jarak pagar diberikan Hak jarak pagar diberikan Hak diberikan Hak Guna Guna Usaha (HGU) selama Guna Usaha (HGU) Usaha (HGU) selama 50 50 tahun selama 50 tahun tahun • Pengurangan berbagai • Pengurangan berbagai • Pengurangan berbagai jenis pajak dan retribusi jenis pajak dan retribusi jenis pajak dan retribusi daerah untuk industri daerah untuk industri daerah untuk industri biodiesel yang digunakan biodiesel yang digunakan di biodiesel yang digunakan di dalam negeri dalam negeri di dalam negeri. • Kewajiban industri biodiesel • Kewajiban industri • Kewajiban industri memasok kebutuhan dalam biodiesel memasok biodiesel memasok negeri kebutuhan dalam negeri kebutuhan dalam negeri 32 • Pengurangan pajak bagi perusahaan yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang yang melakukan riset dan pengembangan peningkatan kualitas bahan baku, intensifikasi teknologi produksi dan pemanfaatan hasil samping proses produksi biodiesel Menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar lain sebesar 10% untuk transportasi Partisipasi Pemanfaatan Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM) oleh industri biodiesel di Indonesia Kerjasama petani/perkebunan dengan produsen biodiesel dalam bentuk skema inti plasma • Pengurangan pajak bagi perusahaan yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang yang melakukan riset dan pengembangan peningkatan kualitas bahan baku,intensifikasi teknologi produksi dan pemanfaatan hasil samping proses produksi biodiesel Peran Industri Menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar lain sebesar 15% untuk transportasi Partisipasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia Peran Industri Kerjasama kelompok petani/pekebun untuk memiliki pabrik biodiesel • Pengurangan pajak bagi perusahaan yang bekerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga litbang yang melakukan riset dan pengembangan peningkatan kualitas bahan baku, intensifikasi teknologi produksi dan pemanfaatan hasil samping proses produksi biodiesel Menerapkan kebijakan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar lain sebesar 20% untuk transportasi Partisipasi Pemanfaatan Mekanisme Seperti CDM di rezim iklim pasca Protokol Kyoto oleh industri biodiesel di Indonesia Kerjasama kelompok petani/pekebun untuk memiliki pabrik biodiesel 33 2. Roadmap Sektor Energi Bio-Etanol Tahun Market Pasar Produk 2005 – 2010 2011-2015 Pasokan Bioetanol 3,08 jt kl ( 15% total konsumsi bensin) Pasokan Bioetanol 1,85 jt kl (10% total konsumsi bensin) Gasohol E-10 (Bioetanol dari pati &molases) Gasohol/ FGE (Bioetanol dari pati , nira dan molases) 2016-2025 Pasokan Bioetanol 4,99 jt kl ( 20 % total konsumsi bensin) Gasohol/ FGE (Bioetanol dari lignoselulosa, nira dan pati ) STANDAR FUELGRADE ETHANOL (FGE) & GASOHOL NASIONAL Technology Teknologi Litbang R&D Produksi bioetanol 99,5% (FGE) dengan teknik dehidrasi kimiawi dan molecular sieving berbahan baku molases dan skala komersial Dehidrasi bioetanol dg adsorben Teknologi. membran utk dehidrasi Sumber daya karbohidrat untuk bahan baku bioetanol 34 Produksi bietanol 99,5% (FGE) dg laju produksi dan rasio energi tinggi berbahan baku pati dan nira pada skala komersial Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi Teknologi proses fermentasi Perbaikan strain yeast Produksi bioetanol 99,5% (FGE) dari serat lignoselulosa (limbah pertanian/kehutanan) nira dan pati (termasuk algae) pada skala komersial serat lignoselulosa sbg bahan baku bietanol & bahan bakar Millestones Bio Etanol Demo plant BPPT 8 kL/hari Pembangunan 104 plant @ 60kL/hari 2005 2007 2009 2010 Pembangunan 62 plant @ 60kL/hari 2013 Pembangunan 114 plant @ 60kL/hari 2015 2018 2020 2023 202 5 Catatan : 1). Kapasitas 60 kL/hari merupakan kapasitas terendah plant bioetanol komersial dengan bahan baku ubikayu. Diperlukan modal sekitar Rp 150 milyar per-plant. 2). Agar lebih efisien, investor perlu didorong untuk membangun plant 2-3 kali lipat dari kapasitas di atas. 3). Pengembangan plant komersial di bawah 60 kL/hari dimungkinkan dengan bahan baku lokal (khususnya nira-nira aren, lontar, nipah, tebu dan sorgum manis) untuk kawasan terpencil dengan harga BBM yang tinggi 35 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Litbang teknologi produksi Litbang teknologi fermentasi: Litbang teknologi produksi bioetanol menggunakan bioetanol dengan bahan perbaikan galur yeast tahan selulase dan bahan baku baku molases dan pati temperatur tinggi dan lignoselulosa. serta perbaikan strain yeast penerapannya pada fermentasi berbahan baku nira (tebu dll) dan pati. Penerapan teknologi utilitas Pengkajian dan produksi Litbang teknologi dehidrasi (steam dan listrik) secara FGE skala 200 L/hari etanol dengan teknologi co-generation pada demo dengan molecular sieve dan membran zeolit dan plant 8 kL/hari berbahan penambahan unit dehidrasi penambahan unit dehidrasi pada demo-plant 8 kL/hari membran pada demo plant 8 baku lignoselulosa. kL/hari. Uji karakteristik gasohol dan Uji karakteristik gasohol dan Pengembangan teknologi kinerja kendaraan berbahan kinerja kendaraan berbahan utilitas (steam dan listrik) secara co-generation. bakar gasohol dengan bakar gasohol E-10 serta kandungan etanol penyusunan standar > 10% . gasohol nasional Asistensi teknis rancang Asistensi teknis rancang Penyuluhan dan pelatihan bangun pabrik bioetanol bangun pabrik bioetanol budidaya bahan baku skala komersial. skala komersial. bioetanol secara berkelanjutan (ramah lingkungan). Studi kelayakan Pembangunan dua pabrik pembangunan pabrik percontohan di Sulawesi bioetanol di wilayah Selatan & Papua berbahan Indonesia timur. baku lokal kaps. 60 kL/hari. Peran Industri Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan. Kerjasama dalam penerapan Kerjasama dalam rancang Kerjasama dalam rancang teknologi utilitas (steam dan bangun pabrik bioetanol bangun pabrik bioetanol & listrik) secara co-generation berbahan baku peningkatan penggunaan lignoselulosa. bahan industri lokal untuk pembangunan pabrik bioetanol. Pengembangan formula bahan bakar gasohol untuk mesin otomotif dengan spesifikasi tertentu. Membantu dalam penyusunan standar gasohol nasional. Peluang Pasar Peran Pemerintah Persyaratan kandungan oksigen yang tinggi pada bahan bakar bensin 36 Jangka Pendek (2005-2010) Sumber BBM fosil menipis dan harga terus meningkat, sedangkan biaya produksi bioetanol cenderung menurun atau tetap. Sosialisasi penggunaan gasohol pada kendaraan berbahan bakar bensin di kawasan padat lalu lintas (Jakarta, dll) bekerjasama dengan Pemda setempat. Implementasi Program CDM berdasarkan Kyoto Protocol Konsumsi premium tahun 2004 sebesar 15 juta kL, dan pada tahun 2009 akan mencapai sekitar 21 juta kL (laju konsumsi 7% per tahun). Ditargetkan penggunaan bioetanol 1,85 jt kL (10% dari total konsumsi bensin) Jangka Menengah (2011-2015) Sumber BBM fosil menipis dan harga terus meningkat, sedangkan biaya produksi bioetanol cenderung menurun atau tetap. Penggunaan gasohol untuk transportasi umum di berbagai kota besar di Indonesia. Jangka Panjang (2016-2025) Sumber BBM fosil menipis dan harga terus meningkat, sedangkan biaya produksi bioetanol cenderung menurun atau tetap. Penggunaan gasohol untuk transportasi umum di seluruh wilayah Indonesia. Ditargetkan pada tahun 2015 penggunaan bioetanol mencapai 3,08 jt kL (15% dari total konsumsi bensin) Ditargetkan pada tahun 2025 penggunaan bioetanol mencapai 4,99 juta kL (20% dari total konsumsi bensin) Peran Industri Kawasan industri yang harus memenuhi persyaratan lingkungan secara global. Meningkatnya peran investasi dan industri bioetanol lokal untuk memenuhi kebutuhan gasohol, khususnya di daerah terpencil/pulaupulau kecil. Sosialisasi penggunaan bahan bakar gasohol oleh industri otomotif Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah Mendorong budidaya dan Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial produksi bahan baku skala komersial potensial skala komersial Pemberlakuan peraturan Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar penggunaan bahan bakar ramah lingkungan sesuai ramah lingkungan sesuai standar yang berlaku, standar yang berlaku, terutama di kota-kota besar terutama di kota-kota besar berpolusi tinggi berpolusi tinggi Mendorong dan Mendorong dan memberikan Kebijaksanaan Energi memberikan contoh dalam contoh dalam penggunaan Nasional mentargetkan 5% penggunaan gasohol yang gasohol yang ramah (2025) dari kebutuhan ramah lingkungan lingkungan energi dipenuhi dari bahan bakar terbarukan 37 Jangka Pendek (2005-2010) Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bioetanol : • Pemberian subsidi dengan menyamakan harga gasohol E-10 dengan harga premium yang disubsidi • Pemberian kredit lunak untuk produksi bioetanol skala kecil-menengah. • Pemberian kredit lunak untuk petani produsen bahan baku etanol. Jangka Menengah (2011-2015) Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bioetanol : • Pemberian subsidi dengan menyamakan harga gasohol E-10 dengan harga premium yang disubsidi • Pemberian kredit lunak untuk produksi bioetanol skala kecil-menengah. • Pemberian kredit lunak untuk petani produsen bahan baku etanol Jangka Panjang (2016-2025) Peran Industri Menerapkan kebijakan penggunaan bahan bakar yang memenuhi standar lingkungan Partisipasi Industri dalam Partisipasi Industri dalam implementasi program implementasi program CDMCDM-Kyoto Protocol Kyoto Protocol Kerjasama Kerjasama petani/perkebunan dengan petani/perkebunan dengan produsen bioetanol produsen bioetanol 38 3. Roadmap Sektor Energi Bio-oil (Pirolisa) Tahun 2005 - 2010 2011-2015 2016-2025 Market Sosialisasi dan Penggunaan Bio Oil di Jawa Barat Penggunaan Bio Oil Konsumsi Minyak Bakar Penggunaan Bio Oil sebesar 2,5% konsumsi Minyak Bakar & IDO Product Produk Bio Oil (Crude) Pasar Bio Oil (treated) Standar Bio Oil untuk keperluan Panas Technology Teknologi R&D Litbang Produksi bio oil untuk keperluan panas dengan teknologi pirolisa cepat skala semi komersial 8 ton/hari s/d Skala komersial 100 ton/hari Konversi 20-60% Model Reaktor Pirolisa Cepat Standar Bio Oil untuk keperluan panas dan mesin Produksi dan upgrading bio oil pada skala komersial 50-100 ton/hari Konversi 60-80% Penambaha n Solvent Emulsifikasi Teknologi Piro- lisa Cepat Bio Oil (treated) Standar Bio Oil untuk keperluan panas dan transportasi Produksi dan upgrading bio oil pada skala komersial 50-100 ton/hari Catalytic vapor cracking dan hydrotreating biooil Sumber daya limbah biomassa sebagai baku bio oil Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi 39 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Litbang teknologi pirolisa Litbang teknologi produksi Litbang teknologi produksi cepat bio oil bio oil dan upgrade bio oil bio oil dengan teknologi untuk keperluan mesin pirolisa cepat dan penggerak. pemetaan potensi bahan baku, produsen bio oil, kerjasama dengan pihak lain, dan diseminasi produk. Pengkajian dan produksi Litbang teknologi pirolisa Penerapan teknologi bio oil skala 8 -100 cepat dan upgrade bio oil pirolisa cepat secara ton/hari,konversi perolehan dengan skala 50-100 ton/hari komersial untuk keperluan 10-40% dengan konversi 60% bahan bakar campuran minyak diesel. Pengujian bio oil sebagai Uji karakteristik bio oil di Pengujian bio oil plus aditif campuran minyak disel boiler industri untuk sebagai bahan campuran untuk penggunaan mesin keperluan panas dengan minyak diesel untuk disel untuk keperluan penggunaan mesin diesel transportasi. stasioner. Pengkajian reaktor pirolisa Rancang bangun pabrik bio Rancang bangun pabrik bio cepat dan perangkat oil dan sistem upgrade bio oil oil dan sistem upgrade bio utilitasnya, skala semi skala komersial. oil skala komersial. komersial Studi kelayakan dan Studi kelayakan dan Studi kelayakan dan pembangunan pabrik bio oil pembangunan pabrik bio oil pembangunan pabrik bio oil di industri berbasis biomassa. di industri berbasis di industri berbasis biomassa. biomasa. Peran Industri Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan. Kerjasama dalam penerapan Kerjasama dalam Kerjasama dalam rancang penerapan teknologi dan teknologi dan rancang bangun pabrik bio oil dan rancang bangun teknologi bangun teknologi pirolisa pemanfaatan bio oil skala pirolisa cepat dan upgrade cepat dan upgrade bio oil semi komersial untuk bio oil skala komersial juga juga mendukung produksi komponen dan penyedia komponen dan memperbanyak komponen sistem pendukung pabrik sistem pendukung pabrik lokal. bio oil. bio oil. Pengembangan bio oil Pengembangan bio oil untuk Pengembangan bio oil untuk industri untuk mesin disel stasioner untuk mesin disel keperluan panas. transportasi Peluang Pasar Peran Pemerintah Sosialisasi penggunaan bio Penggunaan bio oil untuk Penggunaan bio oil untuk oil di industri mengganti bahan bakar campuran keperluan panas dan bahan minyak berat (marine fuel mesin penggerak dan bakar campuran untuk oil) untuk keperluan panas. keperluan panas. mesin disel transportasi. 40 Implementasi Program CDM berdasarkan Kyoto Protocol dan kesempatan pasar luar negeri dalam program Renewable Portfolio Standar di beberapa negara. Meningkatnya peran investasi pada industri bio oil khususnya di industri berbasis biomassa. Sosialisasi penggunaan bahan bakar bio oil oleh industri untuk keperluan panas Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan terutama yang terbarukan. Mendorong dan memberikan contoh dalam penggunaan bio oil di PTPN Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bio oil Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol Kerjasama industri berbasis biomassa dengan produsen bio oil Kemudahan peraturan dan perundangan yang mendorong penggunaan bio oil Peran Industri Meningkatnya peran investasi pada industri bio oil khususnya di industri berbasis biomassa. Sosialisasi penggunaan bahan bakar bio oil oleh industri untuk keperluan panas Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah Mengutamakan komponen lokal Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bio oil Peran Industri Partisipasi Industri dalam implementasi program CDMKyoto Protocol Kerjasama industri berbasis biomassa dengan produsen bio oil Meningkatnya peran investasi pada industri bio oil khususnya di industri berbasis biomassa. Sosialisasi penggunaan bahan bakar bio oil oleh industri untuk keperluan panas Kebijaksanaan Energi Nasional mentargetkan 5 % (2025) dari kebutuhan energi dipenuhi dari bahan bakar terbarukan Membuat kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri bio oil Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol Kerjasama industri berbasis biomassa dengan produsen bio oil 41 4. ROAD-MAP PURE PLANT OIL Tahun 2005 – 2010 Pasar Pemanfaatan Pure Plant Oil untuk konsumsi Minyak Solar disekitar industri & transportasi Kend. Berat & Kerosin Produk 2011-2015 Teknologi Produksi PPO untuk keperluan industri dari berbagai bahan baku PPO dari Bermacam bahan baku High grade Pure Plant Oil Dari Sawit, Jarak pagar, dll Standar PPO untuk keperluan Industri dan transportasi Produksi PPO skala komersial untuk keperluan Industri dan transportasi Optimasi Teknologi Pembuatan PPO Pengembangan teknologi pembuatan PPO Teknologi Pembuatan PPO Litbang Pencampuran, Pengujian, standardisasi 42 Pemanfaatan Pure Plant Oil untuk subtitusi Minyak Solar di sektor industri & transp. dan kerosin Pure Plant Oil dari Sawit dan Jarak pagar Standar PPO untuk Keperluan Industri Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi 2016-2025 Peningkatan Pemanfaatan Pure Plant Oil untuk subtitusi Minyak Solar di sektor industri& Tranp. & Kerosin High grade Pure Plant Oil Sawit, Jarak Pagar, dll Standar PPO untuk keperluan Industri dan transportasi Produksi dan upgrading PPO pada skala komersial Pengembangan bahan baku lain menjadi PPO Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Litbang optimasi teknologi Litbang teknologi produksi Litbang teknologi produksi produksi PPO dalam rangka PPO dalam rangka upgrade PPO dengan teknologi upgrade kualitas untuk kualitas untuk keperluan murah dan pemetaan keperluan transportasi. transportasi. potensi bahan baku, produsen PPO, kerjasama dengan pihak lain, dan diseminasi produk. Uji karakteristik PPO untuk Uji karakteristik PPO untuk Uji karakteristik PPO keperluan diesel engine keperluan diesel engine upgrade kualitas untuk industri dan keperluan transportasi keperluan diesel engine panas transportasi Standarisasi karakteristik Standarisasi karakteristik Standarisasi karakteristik produksi PPO upgrade produksi PPO untuk produksi PPO untuk kualitas untuk keperluan keperluan diesel engine keperluan diesel engine diesel engine transportasi. transportasi. industri dan keperluan panas Studi kelayakan dan Studi kelayakan dan Studi kelayakan dan pembangunan pabrik PPO pembangunan pabrik PPO di pembangunan pabrik PPO di industri berbasis sawit industri berbasis bahan di industri berbasis bahan dan jarak pagar. biomassa lain. biomassa lain. Peran Industri Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui Mendukung litbang melalui penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana penyediaan data dan dana dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama dengan skema kerjasama penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan. penelitian atau kemitraan. Kerjasama dalam penerapan Kerjasama dalam Kerjasama dalam rancang penerapan teknologi dan teknologi dan rancang bangun pabrik PPO dan bangun teknologi proses dan rancang bangun teknologi pemanfaatan dalam skala proses dan upgrade PPO upgrade PPO juga semi komersial untuk skala komersial juga mendukung memperbanyak produksi komponen dan penyedia komponen dan komponen lokal. sistem pendukung pabrik sistem pendukung pabrik PPO. PPO. Pengembangan PPO Pengembangan PPO untuk Pengembangan PPO untuk upgrade kualitas untuk industri untuk diesel engine mesin diesel transportasi mesin diesel transportasi industri , transportasi berat, dan keperluan panas. Sosialisasi penggunaan PPO di industri untuk mengganti solar diesel industri, transportasi berat, minyak berat (marine fuel oil) untuk keperluan panas dan kompor rumah tangga. Peluang Pasar Peran Pemerintah Penggunaan PPO untuk transportasi Penggunaan PPO upgrade kualitas untuk keperluan diesel engine transportasi. 43 Jangka Pendek (2005-2010) Implementasi Program CDM berdasarkan Kyoto Protocol dan kesempatan pasar luar negeri dalam program Renewable Portfolio Standar di beberapa negara. Meningkatnya peran investasi pada industri PPO khususnya di industri berbasis minyak nabati. Sosialisasi dan komitmen penggunaan bahan bakar PPO oleh industri untuk keperluan panas Pemberlakuan peraturan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan terutama yang terbarukan. Mendorong dan memberikan contoh dalam penggunaan PPO di PTPLN, PTPN Membuat kebijakan dalam bentuk insentif yang mendorong tumbuhnya industri PPO Partisipasi Industri dalam implementasi program CDM-Kyoto Protocol Kerjasama industri berbasis minyak nabati dengan produsen PPO 44 Jangka Menengah (2011-2015) Kemudahan peraturan dan perundangan yang mendorong penggunaan PPO Peran Industri Meningkatnya peran investasi pada industri PPO khususnya di industri berbasis minyak nabati. Sosialisasi dan komitmen penggunaan bahan bakar PPO oleh industri transportasi Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah Memberlakukan pengutamakan penggunaan komponen lokal Mendorong dan memberikan contoh penggunaan PPO untuk sektor transportasi Membuat kebijakan dalam bentuk insentif yang mendorong tumbuhnya industri PPO Peran Industri Menerapkan pengunaan komponen lokal dalam industri PPO Kerjasama industri berbasis minyak nabati dengan produsen PPO Jangka Panjang (2016-2025) Kemudahan peraturan dan perundangan yang mendorong penggunaan PPO Meningkatnya peran investasi pada industri PPO khususnya di industri berbasis minyak nabati. Sosialisasi dan komitmen penggunaan bahan bakar PPO oleh industri transportasi Kebijaksanaan Energi Nasional mentargetkan 5 % (2025) dari kebutuhan energi dipenuhi dari bahan bakar terbarukan Mendorong pertumbuhan penggunaan PPO untuk sektor transportasi Membuat kebijakan dalam bentuk insentif yang mendorong tumbuhnya industri PPO Menerapkan pengunaan komponen lokal dalam industri PPO Kerjasama industri berbasis minyak nabati dengan produsen PPO 5. Roadmap Sektor Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa Tahun Pasar Reduction of environmental impacts Improvement of efficiency 20052010 Rumah tangga Industri kecil Industri menengah dan besar 20112015 Reduction of environmental impacts Improvement of efficiency Increase of economy 20162025 PLN Energi listrik Energi mekanis Produk Energi termal Briket biomassa High quality solid fuel New Fuel Type Fuel gas Biogas (CH4) cogeneration Tungku pembakaran (Fluidized bed, stoker, stove) Teknologi Briquette machine Reaktor karbonisasi Gasifier Desain Sistem Digester Desain dan rancang bangun komponen New Conversion Technology pembakaran Litbang briquetting karbonisasi karakterisasi Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi gasifikasi Anaerobic digestion Kontrol Sistem Material science Inventions & Improvements 45 Jangka Pendek (2005-2010) Fokus : Efisiensi & Lingkungan Jangka Menengah (2011-2015) Fokus : Efisiensi, Lingkungan & Ekonomi Jangka Panjang (2016-2025) Fokus : Efisiensi, Lingkungan, Ekonomi, Inovasi & Ekspor Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Mendukung karakterisasi Mendorong penyempurnaan berbagai macam biomassa berkelanjutan litbang di seluruh propinsi Teknologi Pembriketan, Karbonisasi, Gasifikasi dan Anaerobic Digestion macam macam biomassa, serta pembuatan prototipenya Mendorong penyempurnaan Mendorong berkelanjutan litbang penyempurnaan Teknologi Pembakaran berkelanjutan litbang berbagai macam biomassa, Teknologi Pembriketan, Karbonisasi, Gasifikasi dan serta pembuatan prototipenya Anaerobic Digestion berbagai macam biomassa, Mendorong litbang untuk serta pembuatan penemuan jenis bahan bakar prototipenya dan teknologi konversi baru Mendorong penyempurnaan Mendorong berkelanjutan litbang desain penyempurnaan dan rancang bangun berkelanjutan litbang komponen dan sistem Teknologi Pembakaran bebagai macam biomassa, pendukung serta pembuatan prototipenya Bekerjasama dengan industri Mendorong nasional dalam semua langkah penyempurnaan berkelanjutan litbang desain tersebut dan rancang bangun komponen dan sistem pendukung Memberikan informasi kemampuan & fasilitas manufaktur untuk pembuatan prototipe peralatan 46 Peran Industri Peningkatan kemampuan SDM untuk menunjang kegiatan manufakturnya Mengembangkan kapasitas industri komponen & sistem energi nasional Bekerjasama dengan pemerintah dalam pembuatan & penggunaan peralatan konversi energi biomassa Bekerjasama dengan pemerintah dalam pembuatan & penggunaan peralatan konversi energi biomassa Peluang Pasar Peran Pemerintah Memberikan insentif finansial Memberikan insentif finansial / pajak / subsidi kepada industri / pajak / subsidi kepada industri yang menggunakan yang menggunakan briket / Membuka kesempatan gas biomassa briket / gas biomassa ekspor bahan bakar biomassa (sejauh kebutuhan dalam negeri sudah Memberikan subsidi kepada Memberikan subsidi kepada tercukupi) rumah tangga yang rumah tangga yang menggunakan briket / gas menggunakan briket / gas biomassa biomassa Investasi untuk fasilitas manufakturing Memanfaatkan insentif pemerintah untuk pengembangan kekuatan bisnis Peran Industri Meningkatkan kemampuan manufacturing Mengembangkan model bisnis di bidang pembangkitan energi Mengembangkan pasar dan penyediaan bahan bakar domestik dan internasional Memanfaatkan insentif pemerintah untuk pengembangan kekuatan bisnis Kebijakan Mendorong dan mengarahkan pemakaian bahan bakar biomassa di rumah tangga & industri Peran Pemerintah Mendorong program untuk mengutamakan produksi bahanbakar biomassa dari Indonesia yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan Peran Industri Kesediaan untuk diversifikasi Kesediaan untuk diversifikasi energi, terutama pemakaian energi, terutama pemakaian energi dari biomassa yang energi dari biomassa yang ekonomis dan ramah ekonomis dan ramah lingkungan lingkungan Mengoperasikan peralatan pembakaran / gasifikasi skala besar Mendorong peningkatan teknologi dan kapasitas produksi bahan bakar biomassa, apabila memungkinkan untuk diekspor Meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar biomassa, apabila memungkinkan untuk diekspor Mengoperasikan peralatan pembakaran / gasifikasi skala besar 47 6. Roadmap Sektor Energi Panas Bumi Tahun 2005 2010 2011 Badan Usaha Pemerintah / Swasta bidang Eksplorasi & Eksploitasi Panasbumi Pasar • G-G-G Explorations SOP • Processing & Modeling Softwares • Reservoir Image and/or Model • Tracer Types Produk • Reservoir Modeling & Simulation Softwares • Reservoir Monitoring SOP • Re-injection SOP 1 2 Teknologi • Data Acquisition & Processing Technology (software) • Data Modeling (soft- and hard-wares) • Down-hole Imaging Technology (soft- & hard-wares) • Tracer Technology Exploration Science & Engineering GEOLOGY • Remote sensing Litbang & mapping • Volcanogeothermy • Petrology & Mineralogy • Hydrogeology • Fluid Inclusion Resources 48 GEOPHYSICS • Electromagnetics (MT/CSAMT, TDEM) • Electrical Resistivity • Self Potential • Gravity & Magnetic • Borehole geophysics GEOCHEMISTRY • Geothermometry • Geochronology / Absolute dating • Isotope Geochemistry • Monitoring Technology • Re-injection Technology • Modeling & Simulation Technology Geothermal Reservoir Engineering RESERVOIR SYSTEM • Characterization • Modeling & Simulation • Monitoring • Re-injection • Others Investment (Instrumentations & Laboratories, Human Res Dev) Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi Expertise 6. Roadmap Sektor Energi Panas Bumi 2015 - 2016 Tahun Pasar Produk Badan Usaha Negara / Swasta bidang Eksplorasi & Eksploitasi Panasbumi • Drilling SOP (big hole & directional) • Mud mixing SOP • Cementation SOP • Safety SOP • Piping & Separator SOP 2025 Badan Usaha Negara / Swasta di bidang Pembangkitan Tenaga Listrik / Agro-Industri Small-scale [<10 MWe] Binary PLTP & Direct Use Related-Industries PLTP (55 MWe) 1 2 Teknologi Litbang • Big hole drilling technology • Directional drilling technology • Mud drilling technology • Cementation technology • Safety drilling technology • Piping & Separator tech. DRILLING ENGINEERING • Big-hole type • Directional • Drilling Mud • Casing & Cementation • Safety PIPING SEPARATOR Resource Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi Binary PLTP Engr. Design & Direct Use FLUIDS UTILIZATIONS & ECONOMIC • Heater & Dryer System • Direct Use of Steam • Heat Exchanger • Fluids Utilization • Industrial Partnerships • Economic Analyses PLTP Design & Engineering POWER PLANT • Turbine • Generator • Condenser • Cooling Tower • Control Panels • Materials & Scaling Competence/ Expertise 49 Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang (2005-2010) (2011-2015) (2016-2025) Kebijakan, Penelitian dan pengembangan (litbang) dan Teknologi Peran Pemerintah Menyiapkan perangkat kebijakan di bidang litbang sains dan teknologi panasbumi, khususnya eksplorasi panasbumi untuk meningkatkan local content di bidang industri jasa eksplorasi pemanfaatan langsung Menyiapkan perangkat kebijakan litbang sains dan teknologi pemanfaatan panasbumi, khususnya di bidang eksploitasi panasbumi untuk meningkatkan local content dalam pengusahaan uap panasbumi dan pembangkit listrik panasbumi Menyiapkan perangkat kebijakan di bidang litbang sains dan teknologi pemanfaatan panasbumi untuk meningkatkan local content di bidang industri pembangkit tenaga listrik Menyediakan perangkat keras dan lunak, serta laboratorium untuk keperluan litbang sains dibidang panasbumi dan teknologi eksplorasi panasbumi yang masih belum tersedia. Bidang Geologi: • Absolute dating (K-Ar, ArAr, Zircon-Apatite) • Fluid inclusion technology Bidang Geofisika: • Electromagnetic/ magnetotelluric exploration system (natural source dan controlledsource) • Multi-electrode resistivity meter • Borehole geophysics Bidang Geokimia: • X-Ray diffraction clay mineralogy • Isotope hydrology • Gas detector/ monitoring system • Rekayasa pemanfaatan langsung (direct use) panasbumi Menyediakan perangkat keras dan lunak, serta laboratorium untuk keperluan litbang sains dan teknologi simulasi reservoir dan eksploitasi panasbumi, di antaranya: Menyediakan perangkat keras dan lunak, serta laboratorium untuk keperluan litbang teknologi pemanfaatan energi panasbumi, di antaranya: • Disain dan rekayasa sistem pembangkit listrik tenaga panasbumi Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang sains & teknologi eksplorasi,eksploitasi dan pemanfaatan panasbumi, Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang sains & teknologi simulasi reservoir dan eksploitasi panasbumi,dan teknologi pemanfatan 50 • Reservoir simulator and modeling • Artificial reservoir simulator • Fracture imaging • Teknologi sistem pembangkit listrik skala kecil. • Material & Scaling technology Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang teknologi pemanfaatan energi panasbumi melalui pendidikan di dalam maupun Jangka Pendek (2005-2010) melalui pendidikan di dalam maupun luar negeri Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) panasbumi melalui pendidikan luar negeri di dalam maupun luar negeri Melaksanakan litbang sains dan teknologi di bidang eksplorasi sumberdaya energi panasbumi, yang terdiri dari berbagai studi, yakni: Geologi: • Remote sensing • Volcano-geothermy • Petrology & mineralogy • Hydrogeology • Fluid inclusion Geofisika: • Electromagnetics (MT/CSAMT, TDEM) • Electrical resistivity • Self potential • Gravity & magnetic • Borehole geophysics Geokimia: • Chemical geothermometry • Isotope hydrology • Thermodynamics Serta teknologi pemanfatan panas bumi untuk skala kecil dan pemanfaatan langsung Melaksanakan litbang sains dan teknologi di bidang eksploitasi sumberdaya energi panasbumi, yang menyangkut: • Reservoir characterization, • Reservoir simulation and modeling • Reservoir monitoring and reinjection • Drilling technology • Piping • Separator • Fracture imaging • Teknologi pemanfaatan panasbumi untuk listrik Melaksanakan litbang teknologi di bidang pemanfaatan energi panasbumi, yakni menyangkut, • • • • • • Fluid utilizations, Heater & dryer system, Direct use system, Heat exchanger, Power plant systems, Material & scaling technology. Peran Industri/Swasta Membangun kemitraan dengan Pemerintah di bidang litbang sains dan teknologi eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya panasbumi Membangun kemitraan dengan Pemerintah di bidang litbang sains dan teknologi eksploitasi dan pemanfaatan untuk tenaga listrik dari sumberdaya panasbumi Membangun kemitraan dengan Pemerintah di bidang teknologi pembangkitan energi panasbumi Peluang Pasar Peran Pemerintah Mendorong pengusahaan di Mendorong pengusahaan di bidang eksplorasi & eksploitasi bidang eksplorasi & sumberdaya energi panasbumi eksploitasi sumberdaya energi panasbumi Mendorong pemanfaatan energi panasbumi sebagai pembangkit listrik maupun penggunaan secara langsung (direct use) 51 Memberikan insentif kepada industri di bidang pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi Memberikan insentif kepada industri di bidang pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi Memberikan insentif kepada industri di bidang pemanfaatan sumberdaya energi panasbumi agar tercapai harga keekonomian Peran Industri/Swasta Meningkatkan kegiatan pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi dan pemanfaatannya 52 Meningkatkan kegiatan pengusahaan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya energi panasbumi dan pemanfaatannya Meningkatkan pemakaian sumberdaya energi panasbumi untuk pembangkit listrik dan pemanfaatan secara langsung (direct use) 7. Roadmap Sektor Energi Bayu 2005-2010 Pasar Produk Teknologi Litbang 600 kW of grid dan 10 MW on grid terpasang US$ 15.9 juta SKEA skala s/d 300 kW SKEA skala menengah 300 kW (kandungan lokal tinggi) generator magnet permanen putaran rendah, advanced airfoil, struktur ringan & kuat serta sistem kontrol Pembuatan peta potensi energi angin global berdasarkan titik pengukuran Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi 2011-2015 1 MW off grid, 25 MW on Grid terpasang US$ 39 juta SKEA skala s/d 750 kW SKEA skala menegah/besar, 750 kW (kandungan lokal tinggi) 2016-2025 5 MW off grid 125 MW on Grid terpasang US $ 195 juta SKEA skala s/d > 1 MW SKEA skala besar s/d > 1 MW (kandungan lokal tinggi) generator magnet permanen, advanced airfoi , strukturl ringan & kuat serta sistem kontrol advanced airfoil , struktur ringan dan kuat serta sistem kontrol efisien Pembuatan peta potensi energi angin regional dan peta pengguna Pembuatan peta potensi energi angin perwilayah berdasarkan titik pengukuran dan pengguna 53 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Melanjutkan litbang dalam Melaksanakan litbang dengan Melaksanakan litbang material, system control, mengoptimasi sistem kendali, untuk meningkatkan rancang bangun dan rekayasa performance terhadap rotor SKEA pada regim kec. sistem kendali advanced air komponen SKEA dengan angin rendah, pemilihan teknologi tinggi untuk daya s/d foil dan generator dan material ringan dan kuat material yang ringan, kuat 1 MW. untuk daya s/d 300 kW dan tahan korosi untuk daya s/d 750 kW Meningkatkan kemampuan Mengembangkan pemanfaatan Meningkatkan partisipasi analisis desain dan teknologi SKEA untuk masyarakat daerah dalam rancang bangun SKEA penyediaan Hidrogen pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEA Peran Industri Meningkatkan kualitas Menurunkan biaya produksi Memproduksi komponen produksi komponen – dengan meningkatkan volume yang inovatif, handal dan komponen SKEA produksi efisien dengan tingkat perawatan yang rendah Mengurangi biaya konstruksi Mendukung pemerintah Meningkatkan penggunaan komponen dan instalasi SKEA dalam pembiayaan risetkomponen lokal untuk dengan optimasi penggunaan riset komponen SKEA pembuatan komponen SKEA komponen bahan baku Mengembangkan peralatan Meningkatkan kehandalan Menyiapkan infrastruktur pemanfaatan teknologi SKEA dan proses untuk kegiatan sistem melalui pemilihan untuk penyediaan Hidrogen produksi SKEA material yang ringan dan kuat namun relatif murah Peluang Pasar Peran Pemerintah Melanjutkan pemetaan potensi Melanjutkan pemetaan Melaksanakan pemetaan energi angin dan pengguna potensi energi angin dan potensi energi angin dan untuk pemanfaatan SKEA pengguna untuk pemanfaatan pengguna untuk pemanfaatan SKEA SKEA Menyelenggarakan Meningkatkan informasi Melaksanakan training dan openhouse, pameran, dan dan pendidikan (sekolah penyuluhan kepada workshop dan luar sekolah) dalam masyarakat pengguna pemanfaatan SKEA Mengembangkan strategi Menerbitkan / Mendukung mekanisme untuk mendapatkan material mempublikasikan hasil – hasil pasar dalam efektifitas unggulan untuk penggunaan litbang dan produk SKEA distribusi komponen khusus bagi keperluan komponnen pembangkit pengembangan SKEA listrik Melaksanakan diseminasi Membuat / mengadopsi hasil – hasil litbang melalui standar – standar dan proyek percontohan menerbitkan sertifikat SKEA Peran Industri Melaksanakan promosi produk Mengembangkan Meningkatkan partisipasi SKEA yang ada di pasaran kemungkinan pembiayaan dalam pengembangan dan dalam pemanfaatan SKEA pemanfaatan teknologi SKEA 54 Melaksanakan optimasi dalam Mengembangkan dan proses produksi komponen memproduksi berbagai SKEA model dan kapasitas SKEA untuk berbagai segmen pasar Melaksanakan produksi Melaksanakan pabrikasi massal komponen SKEA komponen SKEA skala skala kecil s/d 10 kW kecil - menengah Makin bertambahnya peran Berkembangnya peluang usaha swasta produsen listrik usaha swasta produsen listrik (IPP) yang berbasis yang berbasis SKEA baik SKEA dengan kapasitas untuk off-grid (stand alone) besar baik untuk off-grid maupun grid connected (stand alone) maupun grid connected Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah Menciptakan kebijakan yang Mendorong pembangunan mendukung pengembangan infrastruktur teknologi pasar dengan pemberian SKEA (standar, sertifikat) insentif pajak dan regulasi lainya Mendukung dan memberikan Mendukung standar nasional dan international kemudahan kredit untuk program listrik pedesaan yang yang relevan untuk produk menggunakan teknologi SKEA SKEA Meningkatkan koordinasi antar Melakukan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEA bidang teknologi SKEA Membuat kerangka kerja Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang peraturan dan kebijakan lebih mendukung usaha listrik yang mendukung usaha yang memanfaatkan teknologi listrik yang memanfaatkan teknologi SKEA agar dapat SKEA menjadi perusahaan publik Peran Industri Mendukung terciptanya pasar Membangun infrastruktur yang kompetitif jaringan distribusi untuk memasarkan produk SKEA Meningkatkan pengertian dan Bersama sama pemerintah kepedulian masyarakat melanjutkan kegiatan terhadap pelaku bisnis dan penyuluhan, training pengguna SKEA kepada masyarakat dan pengguna Menyiapkan dana untuk pembangunan infrastruktur pabrik SKEA skala besar Melaksanakan pabrikasi komponen SKEA skala menengah - besar Banyaknya usaha swasta produsen listrik (IPP) yang berbasis SKEA dan dapat go public (perusahaan public) Membuat kerangka kerja peraturan dan kebijakan yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEA Mendukung pemberian insentif pajak dan komponen biaya lainya dalam pengembangan dan pemanfaatan energi hijau Melakukan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEA Mendorong usaha listrik yang memanfaatkan teknologi SKEA agar dapat menjadi perusahaan publik Mendorong berlakunya mekanisme pasar SKEA yang kompetitif dan terbuka Bersama sama pemerintah melanjutkan kegiatan penyuluhan, training kepada masyarakat dan pengguna 55 8. Roadmap Sektor Mikro Hidro 2005-2010 PASAR PRODUK TEKNOLOGI LITBANG 56 Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi 2010-2015 2015-2025 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Percontohan PLTMH yang Mengembangkan generator Melanjutkan pengembangan lengkap dan berskala dan sistem kendali PLTMH generator dan sistem kendali PLTMH produk lokal komersial produk lokal Pengembangan Turbin Low head Melakukan studi-studi kelayakan di daerah yang berpotensi untuk penerapan PLTMH Pengembangan turbin PLTMH yang efisien dan pengembangan sistem kapasitas 750 kW Updating data potensi PLTMH di daerah dan pembuatan Feasibility Study PLTMH Melanjutkan pengembangan turbin PLTMH yang efisien dan pengembangan sistem kapasitas 1 MW Updating data potensi PLTMH di daerah dan melanjutkan pembuatan Feasibility Study PLTMH Peran Industri Memberi dukungan pendanaan pada proyek percontohan PLTMH yang lengkap dan berskala komersial Membentuk Pusat data dan informasi terpadu pada level nasional sebagai bagian promosi Mengusahakan pabrikasi hasil pengembangan turbin, generator dan sistem kendali PLTMH Peluang Pasar Peran Pemerintah Membentuk Pusat data dan informasi terpadu pada level propinsi/ kabupaten sebagai bagian promosi Mengembangkan skema pendanaan untuk penyebarluaskan penggunaan PLTMH yang berkesinambungan Bekerjasama dengan industri perbankan dan finansial untuk mendorong pendanaan untuk industri kelistrikan yang berbasis pada PLTMH Peran Industri Melakukan investasi untuk manufakturing sistem PLTMH guna memenuhi pasar domestik dengan target 60 MW on-grid, 15 MW off-grid terpasang Menciptakan model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTMH baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected) bekerjasama dengan lembaga perbankan dan finansial untuk mencapai target pemanfaatan PLTMH 150 MW on-grid, 50 MW off-grid terpasang. Mengusahakan pabrikasi hasil pengembangan turbin, generator dan sistem kendali PLTMH Mengintegrasikan seluruh Pusat data dan informasi terpadu yang ada dengan sistem jaringan informasi regional maupun internasional sebagai bagian promosi Mengembangkan inovasi sistem pendanaan untuk mendorong pendanaan untuk industri kelistrikan yang berbasis pada PLTMH Melakukan inovasi-inovasi untuk model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTMH baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected) untuk mencapai target pemanfaatan PLTMH 500 MW on-grid, 330 MW off-grid terpasang. 57 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah (2011-2015) Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah Menetapkan target Menetapkan target pemanfaatan PLTMH 0,02% pemanfaatan PLTMH energy mix nasional 0,06% energy mix nasional Peran Industri Memberikan masukan kepada Memberikan masukan kepada pemerintah untuk pemerintah dan legislatife tentang kebijakan yang harus mendorong dikeluarkannya kebijakan sistem dukungan dibuat untuk mendorong financial yang lebih dikeluarkannya kebijakan insentif untuk investasi industri kondusif untuk usaha kelistrikan berbasis PLTMH komponen PLTMH 58 Jangka Panjang (2016-2025) Menetapkan target pemanfaatan PLTMH 0,22% energy mix nasional Menciptakan inovasi-inovasi sistem financial untuk mendukung perluasan pasar PLTMH 9. Roadmap Sektor Energi Surya (Fotovoltaik) Tahun 2005-2010 Pasar Produk Teknologi Litbang Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi 59 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Melaksanakan litbang Pemurnian silikon hingga ke ’electronic grade’ Melaksanakan litbang untuk bahan metal-organic gases Peran Pemerintah Melanjutkan pelaksanakan litbang pemurnian silikon hingga ke ’electronic grade’ Melanjutkan melaksanakan litbang metalorganic gases untuk mendukung industri sel surya thin-film Melanjutkan litbang Melaksanakan litbang teknologi Melaksanakan litbang teknologi pembuatan sel pembuatan sel surya silikon teknologi pembuatan sel monokristal dan silikon surya silikon monokristal dan surya silikon monokristal dan silikon polykristal polykristal silikon polykristal dengan dengan tujuan untuk tujuan untuk meningkatkan meningkatkan kualitas kualitas dan umur sel dan dan umur sel dan modul modul surya surya Melanjutkan litbang Melaksanakan litbang Melaksanakan koordinasi teknologi pembuatan modul teknologi pembuatan modul seluruh balitbang dan surya dan pengembangan surya dan pengembangan perguruan tinggi untuk aplikasinya (hybrid, gridaplikasinya (hybrid, gridmelakukan pemilihan jenis teknologi sel surya yang sudah connected, building connected, building integrated, dll) integrated, dll) siap diproduksi secara komersial Membangun pilot proyek Memberikan dukungan Melanjutkan memberikan pabrikasi sel dan modul surya litbang kepada industri sel dukungan litbang kepada untuk kebutuhan dalam negeri dan modul surya lokal industri sel dan modul surya lokal Peran Industri/Swasta Menciptakan bahan baru Mendukung kegiatan litbang Mengembangkan model modul surya untuk volume produksi yang dan peralatan dengan efisiensi tinggi dan harga monocrystal/polycrystal dengan tinggi dengan melihat pasokan bahan mentah yang murah menyiapkan dana tersedia Menggalang kerjasama Mengembangkan produk Mengembangkan metoda kegiatan litbang PLTS skala kecil yang quality assurance/quality mudah diinstalasi control untuk pengujian di pabrik Mengembangkan sistem Mengembangkan teknologi Mengembangkan industri komponen sistem-sistem aplikasi PLTS yang handal dan komponen sistem-sistem murah PLTS (misalnya hybrid, grid PLTS yang diintegrasikan pada bangunan. connected) Mengembangkan pilot proyek Melanjutkan pengembangan Mengembangkan industri sistem PLTS untuk sistem PLTS untuk komponen sistem-sistem dihubungkan ke jala-jala PLN dihubungkan ke jala-jala PLN PLTS untuk dihubungkan ke jala-jala PLN 60 Melanjutkan melaksanakan litbang bahan metalorganic gases Melaksanakan penelitian material dasar sel surya lain selain silikon Peluang Pasar & Produk Peran Pemerintah Melaksanakan penerapan dan Melakukan pengkajian pengkajian sistem PLTS secara penerapan sistem-sistem PLTS hasil litbang terus menerus dan bertahap yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Melakukan pelatihan , dan Melanjutkan training dan melaksanakan “public “public awareness” tentang awarness” tentang PLTS secara PLTS di Indonesia. terus menerus Mengembangkan skema Bekerjasama dengan industri pendanaan untuk perbankan dan finansial untuk penyebarluasan penggunaan mendorong pendanaan untuk PLTS yang berkesinambungan industri kelistrikan yang berbasis pada PLTS Memfasilitasi pengembangan Memfasilitasi pengembangan infrastruktur distribusi untuk infrastruktur distribusi untuk penjualan retail penjualan retail Menetapkan SNI sistem dan komponen PLTS agar terjadi persaingan yang lebih sehat dalam upaya mendukung diversifikasi sistem PLTS sebagai pilihan konsumen Menyiapkan pendanaan untuk pembangunan industri dan melaksanakan promosi secara intensif tentang pasar domestik dan internasional. Melakukan investasi untuk manufakturing sistem PLTS guna memenuhi pasar domestik, dengan target pasar rata-rata 50 MW per tahun Melanjutkan pengkajian penerapan sistem-sistem PLTS hasil litbang Melanjutkan training dan “public awareness” tentang PLTS di Indonesia. Mengembangkan inovasi sistem pendanaan untuk mendorong pendanaan untuk industri kelistrikan yang berbasis pada PLTS Memfasilitasi pengembangan infrastruktur distribusi untuk penjualan retail Menetapkan SNI komponen Menetapkan SNI dan sistem PLTS hasil inovasi komponen dan sistem baru PLTS hasil inovasi baru Peran Industri / Swasta Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem PLTS Menciptakan model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTS baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected) bekerjasama dengan lembaga perbankan dan finansial untuk mencapai target pemanfaatan PLTS rata-rata 50 MW per tahun Melakukan inovasi-inovasi untuk model bisnis kelistrikan yang berbasis pada PLTS baik yang off grid (stand alone) maupun yang terintegrasi dengan jala-jala listrik (grid connected) 61 Kebijakan Peran Pemerintah Mengeluarkan kebijakan insentif Mengeluarkan kebijakan insentif (misalnya fiskal, moneter dan kolateral) untuk mendorong usaha kelistrikan yang seperti keringanan pajak bagi berbasis pada PLTS usaha PLTS dan mendorong lembaga keuangan dan perbankan menciptakan inovasi “kredit” untuk mendorong pemanfaatan sistem PLTS Membuat Standard Nasional Mendorong pengembangan Menerapkan kewajiban Indonesia untuk semua sistem- infrastruktur, seperti sertifikasi bagi penjualan sistem PLTS laboratorium uji untuk sistem-sistem PLTS sertifikasi Mewajibkan standard Menerapkan standard porto Mengeluarkan kebijakan tariff porto folio energi folio energi terbarukan bagi listrik khusus yang diarahkan pada pencapaian pemanfaatan produsen listrik/ energi sebesar terbarukan bagi produsen listrik/ energi sebesar 5% 5% dari total pembangkitan PLTS sesuai target yang dari total pembangkitan ditetapkan dalam Perpres 05/2006 Memantau pelaksanaan Memantau pelaksanaan Mendorong keluarnya kebijakan-kebijakan baik kebijakan-kebijakan baik di kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah di tingkat pusat maupun tingkat pusat maupun daerah daerah yang lebih yang lebih kondusif untuk yang lebih kondusif untuk kondusif untuk penerapan penerapan sistem PLTS penerapan sistem PLTS sistem PLTS Peran Industri / Swasta Memberikan masukan kepada Memberikan masukan kepada Menciptakan inovasipemerintah untuk mendorong inovasi system finansial pemerintah dan legislative untuk mendukung dikeluarkannya kebijakan tentang kebijakan yang harus perluasan pasar PLTS sistem dukungan finansial dibuat untuk mendorong yang lebih kondusif untuk dikeluarkannya kebijakan insentif untuk investasi industri usaha kelistrikan berbasis PLTS komponen PLTS Memproduksi komponenBersama-sama pemerintah Mendorong penggunaan komponen sistem PLTS membuat Standard Nasional standar nasional Indonesia sesuai SNI dan Indonesia untuk semua sistem- untuk produk-produk bersertifikat sistem PLTS komponen dan sistem yang dihasilkan 62 10. Roadmap Sektor Surya Thermal Surya Termal Litbang Litbang Teknologi Teknologi Produk Produk Pasar Pasar 2006 - 2010 2011 - 2015 Rumah Tangga, UKMK, Agroindustri, Rumah Sakit/Puskesmas, Bangunan Komersial Solar Dryer (Multi-produk), Solar Cooker , Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still / Desalination , Eco-House, Thermal Storage System , Solar Collector , Solar Concentrator, Solar Thermal Pump, Sterilisator Labelisasi Fasilitas Lab . Uji Terakreditasi Teknologi Surya Termal : Passive /Noctural Cooiling , Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Pengering Multiproduk, Pompa Air Kajian Teknologi Skala Kecil-Medium : Adsorption Cooling , Absorption Cooling , Recirculation Solar Drying , Konsentrator , Sterilisator, Desalinasi Standar Peralatan & Sistem Surya Termal Komponen Teknologi Surya Termal: Kolektor Temperatur Tinggi (Heat Pipe, dll), Thermal Storage, Konsentrator Rumah Tangga, UKMK, Industri, Rumah Sakit/Puskesmas, Bangunan Komersial Rumah Tangga, UKMK, Industri, Rumah Sakit/Puskesmas, Bangunan Komersial Solar Dryer, Solar Cooker , Solar Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still /Desalination , EcoHouse, Thermal-Storage System, Solar Collector , Solar Concentrator , Solar Thermal Pump, Sterilisator , Industrial Solar Process Heat , Solar Electric Solar Dryer , Solar Cooker, Solar Cooler/ Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still /Desalination , Eco-House, ThermalStorage System , Solar Collector , Solar Concentrator, Solar Thermal Pump, Sterilisator , Industrial Solar Process Heat , OTEC, Solar Electric Teknologi Surya Termal & Komponen: Passive/Noctural Cooiling, Heat Pipe, Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Pengering Multiproduk, Solar Process Heat, Solar Steam Turbine, Magnetized Plasma (Artificial Sun), OTEC, Absorber Coating (Thermal Material), Kolektor & Konsentrator Surya Termal Survei Potensi Energi Surya , Potensi Hasil Pertanian & Kelautan Daerah berbasis lokasi Kajian /Pengembangan Material & Komponen : Material Baru untuk Thermoelectric Cooling , Material Plastik UV Stabilized , Material Transparent , Kolektor Tabung Hampa , Thermal Storage Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi 2016 - 2025 Survei Potensi Energi Surya , Potensi Hasil Pertanian & Kelautan Daerah berbasis lokasi Kajian Teknologi Skala Kecil-Medium : Adsorption Cooling , Absorption Cooling , Recirculation Solar Drying , Konsentrator , Sterilisator , Desalinasi Kajian /Pengembangan Material & Komponen : Material Baru untuk Thermoelectric Cooling , Material Plastik UV Stabilized , Material Transparent , Kolektor Tabung Hampa , Thermal Storage 63 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2020) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Melanjutkan litbang Teknologi Surya Termal skala Melaksanakan litbang aplikasi kecil-medium untuk kegiatan pra & pasca panen Teknologi Surya Termal skala pertanian, rumah tangga, klinik/puskesmas desa, industri aplikasi kecil-medium untuk kecil-menengah-Besar: kegiatan pra & pasca panen pertanian, rumah tangga, Adsorption Cooling, Absorption Cooling, Recirculation klinik/puskesmas desa, industri Solar Drying, Konsentrator, Sterilisator, Desalinasi, kecil-menengah: Industrial Solar Process Heat, OTEC Pendingin Adsorbsi (Adsorption Cooling), Pendingin Absorpsi (Absorption Cooling), Pengering Surya Resirkulasi (Recirculation Solar Drying), Konsentrator, Sterilisator, Desalinasi Pengembangan aplikasi Pengembangan aplikasi Percontohan dan aplikasi komersial : Solar Dryer, komersial teknologi Surya semi-komersial teknologi Termal: Solar Dryer, Solar Surya Termal: Solar Dryer Solar Cooker, Solar Cooler/Refrigerator, Solar Cooker, Solar (Multi-produk), Solar Cooker, Water Heater, Solar Cooler/Refrigerator, Solar Solar Cooler/Refrigerator, Still/Desalination, EcoWater Heater, Solar Solar Water Heater, Solar House, Cool-Storage Still/Desalination, EcoStill/Desalination, Eco-House, System, Solar Collector, House, Cool-Storage Cool-Storage System, Solar Solar Concentrator, Solar System, Solar Collector, Collector, Solar Concentrator, Thermal Pump, Solar Concentrator, Solar Solar Thermal Pump, Thermal Pump, Sterilisator, Sterilisator, Industrial Sterilisator Solar Process Heat, Industrial Solar Process OTEC Heat Penelitian & Pengembangan Teknologi Surya Termal & Penelitian & Pengembangan Komponen: Passive/Noctural Cooiling, Heat Pipe, Heat Komponen Teknologi Surya Termal: Kolektor Temperatur Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Tinggi (Heat Pipe, dll), Thermal Pengering Multiproduk, Solar Process Heat, Solar Steam Turbine, Magnetized Plasma (Artificial Sun), OTEC, Storage, Konsentrator Absorber Coating (Thermal Material), Kolektor & Penelitian & Pengembangan Konsentrator Surya Termal sistem Teknologi Surya Termal: Passive/Noctural Cooiling, Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Pengering Multiproduk, Pompa Air Mengembangkan Standar Peralatan & Sistem Surya Termal untuk aplikasi komersial Pengembangan Fasilitas Lab. Uji Terakreditasi Survei Potensi Energi Surya, Pengembangan Basis Data potensi aplikasi teknologi Potensi Hasil Pertanian & Surya Termal Kelautan Daerah berbasis lokasi 64 Kajian /Pengembangan Material & Komponen: Material Baru untuk Thermoelectric Cooling, Material Plastik UV Stabilized, Material Transparent, Kolektor Tabung Hampa, Thermal Storage, etc. Partisipasi dalam kegiatan Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait, dan Litbang terapan terkait inisiatip melakukan investasi untuk produksi Initiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga Litbang dan Komersialisasi teknologi baru hasil litbang untuk mencapai target Bauran energi Nasional Market Opportunities (Peluang Pasar) Peran Pemerintah Sosialisasi: Sosialisasi: • Kampanye, Konsultasi, Pelatihan, Pendidikan, Penghargaan • Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen sebagai teknologi energi alternatif untuk substitusi BBM Mengembangkan skema pendanaan untuk penyebarluasan penggunaan teknologi Surya Termal yang berkesinambungan Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen Mengembangkan inovasi Bekerjasama dengan sistem pendanaan untuk industri perbankan dan mendorong pendanaan finansial untuk mendorong untuk industri produk pendanaan untuk industri teknologi Surya Termal produk teknologi Surya Termal Peran Industri Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem teknologi Surya Termal Menyiapkan pendanaan untuk pembangunan industri dan melaksanakan promosi secara intensif tentang pasar domestik dan internasional. Initiative procurement (Promosi peralatan Surya Termal) Kebijakan Peran Pemerintah Menerapkan kewajiban Membuat Standar Nasional Mendorong pengembangan sertifikasi/Labelisasi bagi Indonesia untuk semua infrastruktur, seperti penjualan sistem-sistem sistem-sistem Surya Termal laboratorium uji untuk Surya Termal dan Labelisasi sertifikasi & Labelisasi Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan baik di Mendorong keluarnya tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk kebijakan-kebijakan baik di penerapan sistem energi surya tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk penerapan sistem energi surya Kebijakan Insentif: mendorong penerapan teknologi energi surya termal yang bersih lingkungan Kebijakan Transformasi Pasar: meningkatkan penggunaan produk yang memanfaatkan sumber energi surya termal di masyarakat 65 Kebijakan Informasi: meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang sumber-sumber energi terbarukan Peran Industri Memberikan masukan untuk Partisipasi aktif dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan kebijakan pemerintah pemerintah dan memberikan masukan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan pemerintah Memproduksi komponenMendorong penggunaan Bersama-sama pemerintah komponen sistem standar nasional Indonesia membuat Standar Nasional teknologi energi surya untuk produk-produk Indonesia untuk semua termal sesuai SNI dan sistem-sistem teknologi energi komponen dan sistem bersertifikat aplikasi surya termal Menciptakan inovasiMemberikan masukan kepada Memberikan masukan inovasi system finansial kepada pemerintah untuk pemerintah dan legislative untuk mendukung mendorong dikeluarkannya tentang kebijakan yang harus perluasan pasar teknologi kebijakan sistem dukungan dibuat untuk mendorong energi surya finansial yang lebih kondusif dikeluarkannya kebijakan insentif untuk investasi industri untuk usaha produksi teknologi energi surya komponen energi surya 66 11. Roadmap Sektor Energi Arus Laut Tahun 2005 – 2010 2011 – 2015 Pasar Pengguna Khusus 12 x 25 kW off Grid 10 x 1000 mW of Grid SKEAL Skala 4 x 25kW SKEAL Skala > 500 kW (5 x 100kW) SKEAL Skala 25kW (terapung) SKEAL Skala 50 kW (terbenam) (Kandungan Lokal Tinggi) SKEAL Skala > 500 kW (terapung dan terbenam) (kandungan lokal tinggi) Produk Teknologi Litbang SKEAL Skala Kecil (Penelitian) SKEAL Skala Kecil 1 kW (Konstruksi Terapung, Terbenanm) Struktur terapung, struktur terbenam, generator kecp. Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, Sistem Kendali, SIstem Kapasitor /Inverter, Material Pembuatan Peta Potensi Energi Arus Laut di Wilayah Indonesia (Survey & Simulasi Numerik) Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi Struktur terapung, struktur terbenam, generator kecp. Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, Sistem Kendali, SIstem Kapasitor /Inverter, Material, Sistem Insfeksi & Sertifikasi 2016 - 2025 Struktur terapung, struktur terbenam, generator kecp. Rendah, Sudu Turbin, Gear Box, Sistem Kendali, SIstem Kapasitor /Inverter, Material, Sistem Inspeksi& Sertifikasi Pemetaan Rinci Energi Arus Laut di Daerah Potensial 67 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Melaksanakan Litbang untuk Melaksanakan pemetaan Melaksanakan pemetaan SKEAL skala menengah potensi arus laut untuk SKEAL lebih rinci untuk daerah( survey dan simulasi numerik) daerah yang potensial untuk dalam jumlah banyak (Marine Curent Turbin Tidal SKEAL di Indonesia Farm) Melaksanakan litbang kinerja Meningkatkan litbang dalam Melaksanakan litbang SKEAL terhadap lingkungan rancang bangun dan berbagai sistim konversi rekayasa komponen SKEAL tropis dan sksla menegah energi Arus Laut ( SKEAL ) dengan teknologi tinggi yakni konversi SKEAL sumbu terhadap lingkungan laut yang bergelombang turbin horisontal dan vertikal Meningkatkan kemampuan rancang bangun rekayasa sistem Darieus turbine blade tidak simetris skala kecil dan analisis disain rancang bangun sistem SKEAL skala menengah. Meningkatkan kinerja dan efisiensi sistem SKEAL skala menengah dengan mempertimbangkan pengaruh gelombang dan lingkungan sekelilingnya serta mengoptimumkan pengembangan sistem kendalinya. Membuat Prototipe SKEAL Membuat prototipe SKEAL skala 1 kW skala 25 kW dan meningkatkan kemampuan rancang bangun SKEAL skala menengah (50-300 kW) Peran Industri Menurunkan biaya produksi Menurunkan biaya dengan meningkatkan volume perawatan dengan pemilihan produksi komponen yang handal Mengurangi biaya konstruksi Mendukung pemerintah tower dan instalasi serta dalam pembiayaan riset-riset komponen lainya komponen SKEAL Melakasanakan litbang rotor daun turbin yang cocok dengan perairan Indonesia dan meningkatkan performance dan efisiensi SKEAL Darieus turbine blade tidak simetris skala kecil Meningkatkan kinerja dan efisiensi sistem SKEAL skala kecil dengan mempertimbangkan pengaruh gelombang dan lingkungan sekelilingnya serta mengoptimumkan sistem kendalinya. Mengembangkan peralatan dan proses untuk kegiatan produksi SKEAL Melaksanakan pemetaan 68 Meningkatkan litbang rancang bangun sistem kendali SKEAL Mengembangkan pemanfaatan teknologi SKEAL untuk berbagai keperluan Meningkatkan kualitas produksi komponen – komponen SKEAL Meningkatkan penggunaan komponen lokal untuk pembuatan komponen SKEAL Meningkatkan kehandalan sistem melalui pemilihan material yang sesuai namun relatif murah Peluang Pasar Peran Pemerintah Melanjutkan pemetaan Melanjutkan pemetaan Jangka Pendek (2005-2010) potensi energi Arus Laut dan pengguna untuk pemanfaatan SKEAL Menyelenggarakan openhouse, pameran, dan workshop Jangka Menengah (2011-2015) potensi energi arus laut dan pengguna untuk pemanfaatan SKEAL Meningkatkan informasi dan pendidikan (sekolah dan luar sekolah) dalam pemanfaatan SKEAL Menerbitkan / Mendukung mekanisme mempublikasikan hasil – hasil pasar dalam efektifitas litbang dan produk SKEAL distribusi komponen komponnen pembangkit listrik Melaksanakan diseminasi Membuat / mengadopsi hasil – hasil litbang melalui standar – standar dan proyek percontohan menerbitkan sertifikat SKEAL Peran Industri Melaksanakan promosi produk Mengembangkan SKEAL yang ada di pasaran kemungkinan pembiayaan dalam pemanfaatan SKEAL Jangka Panjang (2016-2025) potensi energi Arus Laut dan pengguna untuk pemanfaatan SKEAL Melaksanakan training dan penyuluhan kepada masyarakat pengguna Mengembangkan strategi untuk mendapatkan material unggulan untuk penggunaan khusus bagi keperluan pengembangan SKEAL Meningkatkan partisipasi dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEAL Menyiapkan dana untuk Melaksanakan optimasi dalam Mengembangkan dan pembangunan infrastruktur proses produksi komponen memproduksi berbagai SKEAL model dan kapasitas SKEAL pabrik SKEAL skala besar untuk berbagai segmen pasar Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah Menciptakan kebijakan yang Mendorong pembangunan Membuat kerangka kerja mendukung pengembangan infrastruktur teknologi peraturan dan kebijakan pasar dengan pemberian SKEAL (standar, sertifikat) yang mendukung insentif pajak dan regulasi pengembangan dan lainya pemanfaatan teknoloogi SKEAL Mendukung dan memberikan Mendukung standar nasional Mendukung pemberian dan international yang insentif pajak dan komponen kemudahan kredit untuk program listrik menggunakan relevan untuk produk SKEAL biaya lainya dalam pengembangan dan teknologi SKEAL pemanfaatan energi hijau Meningkatkan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEAL Peran Industri Mendukung terciptanya pasar Membangun infrastruktur Mendorong berlakunya yang kompetitif jaringan distribusi untuk mekanisme pasar SKEAL memasarkan produk SKEAL yang kompetitif dan terbuka Meningkatkan pengertian dan Melanjutkan kegiatan penyuluhan kepada kepedulian masyarakat masyarakat dan memberikan terhadap pelaku bisnis dan training pengguna SKEAL 69 12. Roadmap Sektor Energi Gelombang 2005-2010 Pasar Produk Teknologi Litbang 70 Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Meningkatkan litbang Melaksanakan litbang berbagai Melaksanakan litbang untuk dalam rancang bangun sistim konversi energi meningkatkan performance dan rekayasa komponen gelombang selain OWC Berbagai Sistem Konversi SKEG dengan teknologi Energi Gelombang (SKEG) tinggi Meningkatkan performance dan Meningkatkan kemampuan Meningkatkan litbang efisiensi SKEG metode OWC rancang bangun rekayasa rancang bangun sistem skala kecil sistem OWC kendali SKEG interkoneksi Meningkatkan partisipasi Meningkatkan kemampuan Mengembangkan masyarakat daerah dalam analisis desain dan rancang pemanfaatan teknologi pengembangan dan bangun SKEG SKEG untuk berbagai pemanfaatan teknologi SKEG keperluan Menurunkan biaya produksi dengan meningkatkan volume produksi Mengurangi biaya konstruksi tower dan instalasi serta komponen lainya Peran Industri Menurunkan biaya perawatan dengan pemilihan komponen yang handal Mendukung pemerintah dalam pembiayaan riset-riset komponen SKEG Meningkatkan kualitas produksi komponen – komponen SKEG Meningkatkan penggunaan komponen lokal untuk pembuatan komponen SKEG Mengembangkan peralatan dan Meningkatkan kehandalan proses untuk kegiatan produksi sistem melalui pemilihan SKEG material yang sesuai namun relatif murah Peluang Pasar Peran Pemerintah Melaksanakan pemetaan Melanjutkan pemetaan potensi energi angin dan potensi energi gelombang dan pengguna untuk pemanfaatan pengguna untuk pemanfaatan SKEG SKEG Menyelenggarakan openhouse, Meningkatkan informasi dan pameran, dan workshop pendidikan (sekolah dan luar sekolah) dalam pemanfaatan SKEG Menerbitkan / mempublikasikan Mendukung mekanisme pasar hasil – hasil litbang dan produk dalam efektifitas distribusi SKEG komponen komponnen pembangkit listrik Melaksanakan diseminasi hasil – hasil litbang melalui proyek percontohan Melanjutkan pemetaan potensi energi gelombang dan pengguna untuk pemanfaatan SKEA Melaksanakan training dan penyuluhan kepada masyarakat pengguna Mengembangkan strategi untuk mendapatkan material unggulan untuk penggunaan khusus bagi keperluan pengembangan SKEG Membuat / mengadopsi standar – standar dan menerbitkan sertifikat SKEG 71 Jangka Pendek (2005-2010) Melaksanakan promosi produk SKEG yang ada di pasaran Melaksanakan optimasi dalam proses produksi komponen SKEG Menciptakan kebijakan yang mendukung pengembangan pasar dengan pemberian insentif pajak dan regulasi lainya Mendukung dan memberikan kemudahan kredit untuk program listrik menggunakan teknologi SKEG Jangka Menengah (2011-2015) Peran Industri Jangka Panjang (2016-2025) Mengembangkan kemungkinan pembiayaan dalam pemanfaatan SKEG Meningkatkan partisipasi dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi SKEG Menyiapkan dana untuk Mengembangkan dan memproduksi berbagai model pembangunan infrastruktur pabrik SKEG dan kapasitas SKEA untuk skala besar berbagai segmen pasar Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah Mendorong pembangunan Membuat kerangka kerja infrastruktur teknologi SKEG peraturan dan kebijakan (standar, sertifikat) yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan teknoloogi SKEG Mendukung standar nasional Mendukung pemberian dan international yang relevan insentif pajak dan untuk produk SKEG komponen biaya lainya dalam pengembangan dan pemanfaatan energi hijau Meningkatkan koordinasi antar pelaku litbang dan bisnis di bidang teknologi SKEG Mendukung terciptanya pasar yang kompetitif Peran Industri Membangun infrastruktur jaringan distribusi untuk memasarkan produk SKEG Meningkatkan pengertian dan kepedulian masyarakat terhadap pelaku bisnis dan pengguna SKEG Melanjutkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat dan memberikan training 72 Mendorong berlakunya mekanisme pasar SKEG yang kompetitif dan terbuka 13. Roadmap Sektor Energi Hidrogen/Fuel Cell Tahun 2010 2005 2015 2025 Pasar 1 MW 50 MW 250 MW Produk Teknologi Litbang Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi 73 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah (2011-2015) Jangka Panjang (2016-2025) Peran institusi Litbang : Disain dan pengembangan stack Proton Exchange Fuel Cell (PEFC) dan unit portable PEFC kapasitas per unit 2 – 5 kW dengan kandungan lokal hingga 70%. Sasaran untuk pembangkit listrik mikro di rumah tangga, unit emergency, penggunaan khusus, dan telekomunikasi. Peran institusi Litbang : Disain dan pengembangan sistem PEFC kapasitas hingga 50 kW, dengan kandungan lokal 70-90 % . Sasaran untuk pembangkit listrik mikro di rumah tangga, unit emergency, penggunaan khusus, telekomunikasi, dan utk alat transportasi. Peran institusi Litbang : Disain dan pengembangan system power generator PEFC dengan kapasitas modular 50 kW untuk digunakan sebagai unit utilitas, di Rumah sakit, maupun hotel. Sasaran kandungan lokal hingga 90 %. Peran Pemerintah : - Keringanan pajak dan dukungan kemudahan import sistem/komponen fuel cell untuk pengembangan dan penguasaan teknologi fuel cell di dalam negeri. - Mendorong penggunaan sistem portable fuel cell di fasilitas-fasilitas yang dipunyai oleh pemerintah. - Pembuatan regulasi dan standarisasi yang diperlukan. - Menetapkan persentase kontribusi pembangkit energi ramah lingkungan dan terbarukan. - Sosialisasi Penggu-naan Teknologi Energi Hidrogen dan Ternologi Fuel Cell Peran Pemerintah : - Insentif pajak dan dukungan kemudahan untuk pengembangan industri fuel cell di dalam negeri. - Penggunaan sistem portable fuel cell di fasilitasfasilitas yang dipunyai oleh pemerintah dan mendorong penggunaannya di masyarakat luas. - Mendukung penyiapan sarana pendukung penggunaan teknologi fuel cell - Menetapkan tahapan persentase penggunaan komponen yang dikembangkan dengan teknologi bangsa sendiri dalam industri manufaktur di Indonesia. - Pembuatan dan penyesuaain regulasi dan standarisasi bila diperlukan. - Sosialisasi Penggunaan Teknologi Energi Hidrogen dan Ternologi Fuel Cell Peran Pemerintah : - Insentif pajak dan dukungan kemudahan untuk pengembangan industri fuel cell di dalam negeri. - Secara konsisten dan dukungan penuh untuk meningkatkan peran serta dan kesadran publik dalam penggunaan teknologi fuel cell. - Mendukung pengembngan sarana pendukung penggunaan teknologi fuel cell - Pembuatan dan penyesuaain regulasi dan standarisasi bila diperlukan. - Sosialisasi Penggunaan Teknologi Energi Hidrogen dan Ternologi Fuel Cell 74 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah (2011-2015) Jangka Panjang (2016-2025) Peran Swasta : Bekerjasama dan membuat jaringan dengan institusi litbang dalam negri dalam pertukaran informasi, pengembangan prototipe untuk komponen subsitusi, dan manufucturing. Mengembangkan unit perakitan dengan multi sourcing components, dan dengan sasran terus meningkatkan kandungan komponen lokal. Meningkatkan kapasitas produk dan dana investasi serta menciptakan kerjasama dengan investor luar negeri. Peran Swasta : Mengembangkan instalasi produksi, penyimpanan dan pendistribusian gas hidrogen. Mendukung aktif dalam pengembangan standar industri untuk peralatan fuel cell. Membangun dan mengembangkan kemampuan industri manufucturing fuel cell di dalam negeri. Pengembangan dan diversifikasi produk komponen fuel cell. Peran Swasta : • Pengembangan dan diversifikasi produk fuel cell. • Melakukan investasi manufaktur untuk menigkatkan kemampuan dan pemenuhan permintaan pasar dalam negeri dan peluang export. • Meningkatkan pengembangkan instalasi produksi, penyimpanan dan pendistribusian gas hidrogen. Sasaran Kapasitas Sasaran Kapasitas Terpasang dan Pengguna : Terpasang dan Pengguna : 50 Mega Watt 1 Mega Watt • Sistem dengan kapasitas • 2005 : s.d 15 kW, jenis hingga 50 kW mulai di portable, ±10 unit gunakan, khususnya untuk digunakan di rumah tangga komplek industri pariwisata, (rt) kls menengah keatas back up sistem pada sbg back-up sistem instalasi khusus. • 2006 : s.d 50 kW, portable,± 20 unit • Terintegrasi dengan jenis EBT lain ( PV dan Wind) digunakan di rumah tangga menjadi sistem pembangkit kls menengah keatas sbg tersebar yang digunakan back-up sistem pada daerah terpencil • 2007 : s.d 100 kW, ±50 untuk keperluan khusus, a.l unit portable, digunakan daerah wisata, pangkalan juga di industri parawisata. militer, telekomuni-kasi, • 2008 : s.d 250 kW, ±125 industri budidaya unit portable di rt dan perikanan. industri parawisata • 2011 : s.d 5 MW , ± • 2009 : s.d 500 kW, ±200 2500 unit* unit, diperkirakan mulai • 2012 : s.d 10 MW , ± digunakan juga pada sistem 5000 unit* telekomunikasi sbg catu • 2013 : s.d 20 MW , ± 10 daya dan back up system 000 unit* • 2010 : s.d 1000 kW, ±400 • 2014 : s.d 35 MW , ± 17 unit, digunakan di rt, unit 500 unit* parawisata, dan 2015 : s.d 50 MW , telekomunikasi Sasaran Kapasitas Terpasang dan Pengguna : 250 Mega Watt • Teknologi sistem Portable telah sangat maju dan teruji keandalannya. • Harga investasi per kW telah sangat kompetitif dengan pembangkit portable konvensional menggunakan bahan bakar non-EBT. • Mekanisme perkembangan penggunaan telah memasuki tahap mengkuti mekanisme pasar. • Diperkirakan penggunaan untuk sistem transportasi dimulai. Biaya per kW utk transportasi sudah mendekati US$ 100 s.d US $50. 75 ( 1kg Hidrogen ekivalen dengan 3,93 liter bahan bakar minyak, ekivalen dengan 33,5 kWjam listrik ) Penggunaan 5 jam per hari Penggunaan 7 jam per hari Penggunaan10 jam per hari selama 1 tahun : selama 1 tahun : selama 1 tahun : 2005 ; 2,2 ton Hidrogen 2005 ; 1,6 ton Hidrogen 2005 ; 3,2 ton Hidrogen 2005 ; 7,6 ton Hidrogen 2005 ; 5,4 ton Hidrogen 2005 ; 10,9 ton Hidrogen 2007 ; 15,3 ton Hidrogen 2007 ; 10,8 ton Hidrogen 2007 ; 21,8 ton Hidrogen 2008 ; 38,1 ton Hidrogen 2008 ; 27,2 ton Hidrogen 2008 ; 54,5 ton Hidrogen 2009 ; 76,3 ton Hidrogen 2009 ; 54,5 ton Hidrogen 2009 ; 109,5 ton Hidrogen 2010 ; 152,5 ton 2010 ; 108,9 ton 2010 ; 217,9 ton Hidrogen Hidrogen Hidrogen 2011 ; 762,7 ton 2011 ; 544,8 ton 2011 ; 1089,5 ton Hidrogen Hidrogen Hidrogen 2012 ; 1525,4 ton 2012 ; 1089,5 ton 2012 ; 2179,1 ton Hidrogen Hidrogen Hidrogen 2013 ; 3050,7 ton 2013 ; 2179,1 ton 2013 ; 4358,2 ton Hidrogen Hidrogen Hidrogen 2014 ; 5338,8 ton 2014 ; 3813,4 ton 2014 ; 7626,9 ton Hidrogen Hidrogen Hidrogen 2015 ; 7626,9 ton 2015 ; 5447,7 ton 2015 ; 10.896,5 ton Hidrogen Hidrogen Hidrogen 2016-2020 ; 68.097 ton 2016-2020 ; 95.335 ton 2016-2020 ; 136.194 ton Hidrogen Hidrogen Hidrogen 76 14. ROADMAP SEKTOR INDUSTRI ENERGI NUKLIR Tahun 2011-2015 2005-2010 2016-2025 PLTN 1, 2, 3 & 4 beroperasi Tahun Pasar Produk 2016, 2017, 2023 & 2024 4-5% listrik Jamali Desain pabrik pengolahan bahan dan elemen bakar nuklir Teknologi /Eksplorasi Konstruksi PLTN 3 & 4 Tahun 2018 dan 2019 Konstruksi PLTN 1 & 2 Tahun 2010 dan 2011 Basis data untuk pengambilan kebijakan pengelolaan energi nuklir jangka panjang Eksplorasi daerah potensial di Indonesia Pemilihan teknologi daur BBN Desain sistem dan komponen PLTN Teknologi reaktor dan sistem PLTN Rancang-bangun pabrikasi BBN dan pengelolaan limbah Desain dan rancang-bangun Sistem & komponen PLTN Pabrikasi BBN dan proses pengolahan limbah Litbang teknologi daur BBN Persiapan pembangunan & operasi Litbang industri komponen PLTN Litbang operasi dan perawatan Litbang Peta Cadangan Uranium di seluruh Indonesia Litbang keselamatan PLTN Kajian teknoekonomi bahan bakar nuklir (BBN) Pemetaan cadangan uranium di seluruh wilayah Indonesia Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi 77 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Basis data untuk pengambilan kebijakan pengembangan bahan bakar nuklir dan pengelolaan Uranium jangka panjang. Updating data sebagai bagian dari pengembangan kapasitas pasokan Uranium jangka panjang. Data terbukti tentang pasokan Uranium jangka panjang untuk mengamankan operasi PLTN. Explorasi Uranium di daerah Kalimantan, serta pengembangan pabrik Uranium Oksida (Yellow Cake) skala pilot. Kajian teknologi dan ekonomi bahan bakar nuklir yang disesuaikan dengan jenis PLTN yang akan dikembangkan di Indonesia. Kajian teknologi pengolahan limbah nuklir dan proses penyimpanan bahan bakar nuklir bekas. Eksplorasi Uranium di daerah Sumatera dan daerah lainnya di Indonesia. Cadangan Uranium di seluruh wilayah Indonesia. Desain pabrik bahan dan elemen bakar nuklir. Produksi bahan dan elemen bakar nuklir. Desain pabrik pengolahan limbah nuklir dan penyimpanan bahan bakar nuklir bekas. Proses pengolahan limbah nuklir dan penyimpanan bahan bakar nuklir bekas. Penyiapan laboratorium Science & technology base bidang teknologi PLTN, khususnya nuklir Dukungan litbang untuk operasi dan perawatan serta desain komponen dan sistem PLTN. Penerimaan masyarakat terhadap pembangunan PLTN. Penerimaan masyarakat terhadap pengoperasian PLTN. Sistem perizinan untuk Pembangunan dan pengoperasian PLTN. Perizinan pembangunan PLTN ke 3, 4 dan izin pengoperasian PLTN ke 1, 2, 3, 4. Penyiapan tapak dan draf Penyiapan studi tapak Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Dukungan untuk persiapan pembangunan (Pre-project activities), penyiapan URD, BIS, PSAR, transfer teknologi dan partisipasi industri nasional. Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000Mwe Public information & education, program penerimaan masyarakat terhadap PLTN. UU dan aturan pelaksanaannya, penyiapan dan penyelesaian sistem perizinan nasional, perizinan konstruksi PLTN ke 1 & 2. Penyiapan tapak dan draf 78 Jangka Pendek (2005-2010) dokumen pendukung URD, PSAR, BIS serta pendanaan dan pembentukan pemilik (owner) untuk PLTN 1 & 2. Litbang pembangunan dan pengoperasian PLTN, serta transfer teknologi dan partisipasi industri nasional (parnas). Litbang keselamatan untuk mendukung perizinan pembangunan dan pengoperasian PLTN, serta dikuasainya karakteristik keselamatan calon reaktor. Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) dokumen pendukung URD, terpilih lainnya di Wilayah PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4. Jamali. Transfer teknologi dan partisipasi industri nasional. Panas mencapai >30 %. Analisis keselamatan untuk dokumen izin konstruksi. Jaminan keselamatan operasi PLTN berikutnya. Peran Industri Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi, ekonomi dan pendanaan pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif. Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi produksi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif dalam rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional. Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan desain dan prototipe untuk komponen peralatan pabrik dan proses manufacturing, serta pengembangan material/bahan peralatan yang semakin efisien dengan harga yang makin bersaing. Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi PLTN, khususnya bagian kenukliran (nuclear island) dalam rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional. Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan desain dan prototipe untuk komponen PLTN dan proses manufacturing, serta pengembangan material/bahan peralatan yang semakin efisien dengan harga yang makin bersaing. Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi, ekonomi dan pendanaan dalam rangka persiapan pembangunan PLTN, rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional. 79 Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000Mwe Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam penyiapan tapak dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS serta pendanaan dan pembentukan pemilik (owner) untuk PLTN 1 & 2. Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi, ekonomi dan pendanaan dalam rangka persiapan pembangunan PLTN, rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional. Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam penyiapan tapak dan draf dokumen pendukung URD, PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4. Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pelaksanaan studi detil tapak terpilih lainnya di Wilayah Jamali. Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan teknologi PLTN, khususnya bagian kenukliran (nuclear island) dalam rangka transfer teknologi dan partisipasi industri nasional. Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah dalam pengembangan desain dan prototipe untuk komponen PLTN dan proses manufacturing, serta pengembangan material/bahan peralatan yang semakin efisien dengan harga yang makin bersaing. Peluang Pasar Peran Pemerintah Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Membantu BUMN dalam mengusahakan transfer teknologi tentang komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif. Membantu BUMN dalam mengembangankan desain komponen dan sistem pabrikasi, serta pembangunan pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif. Membantu BUMN dalam mengembangankan desain dan manufacturing komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif. Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Membantu BUMN/Swasta dalam mengushakan transfer teknologi dan pengembangan desain komponen dan sistem PLTN. Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe Membantu BUMN/Swasta dalam program penyiapan pembangunan PLTN 1 & 2, termasuk penyiapan partisipasi industri nasional. 80 Membantu BUMN/Swasta Membantu BUMN/Swasta dalam pengembangan desain dalam pengembangan komponen dan sistem PLTN. desain komponen dan sistem PLTN. Membantu BUMN/Swasta dalam proses pembangunan PLTN 1 & 2 dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4. Membantu BUMN/Swasta dalam proses pembangunan PLTN 3 & 4. Peran Industri Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Mengusahakan transfer teknologi tentang komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif. Mengembangkan desain komponen dan sistem pabrikasi, serta pembangunan pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif. Mengembangkan desain dan manufacturing komponen dan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif. Mengusahakan transfer teknologi serta pengembangan desain komponen dan sistem PLTN. Mengusahakan transfer teknologi serta pengembangan desain dan manufacturing komponen dan sistem PLTN. Berperan aktif pada proses pembangunan PLTN 1 & 2, khususnya partisipasi industri nasional dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4. Berperan aktif pada proses pembangunan PLTN 3 & 4, khususnya partisipasi industri nasional. Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Mengusahakan transfer teknologi yang terkait dengan komponen dan sistem PLTN. Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan program penyiapan pembangunan PLTN 1 & 2, khususnya partisipasi industri nasional. Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Bersama BUMN merencanakan dan mengusahakan sendiri pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif, karena sifatnya yang strategis secara politis dan keamanan nasional. Menetapkan sistem insentif dan disinsentif dalam transfer teknologi dan pengembangan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif. Menetapkan sistem insentif dan disinsentif dalam pengembangan/desain komponen dan sistem serta manufakturing pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif. Menetapkan sistem insentif dan disinsentif dalam transfer teknologi dan pengembangan desain komponen dan sistem PLTN. Menetapkan sistem insentif dan disinsentif serta pengembangan desain komponen dan sistem PLTN. Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Merencanakan dan melaksanakan program transfer teknologi, pengembangan/desain komponen dan sistem PLTN, serta mengusahakan partisipasi industri nasional 81 Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe Mendorong penggunaan energi nuklir dalam program diversifikasi energi nasional, serta menetapkan persentase kontribusi energi nuklir terhadap penyediaan energi nasional, dan kontribusi prosentasi parnas. Mendukung dan menetapkan sistem insentif dan disinsentif pada proses penyiapan dan pembangunan PLTN 1 & 2 dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4. Mendukung dan menetapkan sistem insentif dan disinsentif pada proses pembangunan PLTN 3 & 4. Peran Industri Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif Merencanakan dan mengusahakan pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif. Mengusahakan transfer teknologi dan pengembangan sistem pabrikasi bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif. Mengusahakan pengembangan/desain komponen dan sistem serta manufakturing pabrik bahan bakar nuklir dan pengolahan limbah radioaktif. Melaksanakan program transfer teknologi dan pengembangan/desain komponen dan sistem PLTN. Melaksanakan program pengembangan/ desain dan manufakturing komponen dan sistem PLTN. Teknologi Reaktor dan Sistem PLTN Merencanakan dan melaksanakan program transfer teknologi, pengembangan/desain komponen dan sistem PLTN, serta mengusahakan partisipasi industri nasional. Pembangunan & Pengoperasian PLTN 4x1000MWe Mengusahakan pembentukan pemilik (owner) PLTN dan proses pendanaannya. 82 Mengusahakan proses Mengusahakan proses penyiapan dan pembangunan pembangunan PLTN 3 & 4. PLTN 1 & 2 dan penyiapan pembangunan PLTN 3 & 4. 15. Roadmap Sektor Energi Batubara 2005 - 2010 Pasar Coal Co. , Ekspor Produk Marketable Coal Teknologi Upgrading 2011 - 2015 Industri ( tekstil, semen, kimia,dll) , Daerah, PLN Polution Control Mesin Briket Briket Polution Control Pulverizer Pulverizing PLTU Boile r Boiler Integrasi Sistem Industri (petrokimia), Transportasi Kemampuan Nasional PLTU Sistem Proses/pembangkit Efisien, Ramah Lingkungan B.B. Cair Chemicals Teknologi Liquefaksi, Separasi, B.B. Alternatif Disain Konsep Disain Komp. Mill Fire Fine CB PLN, Daerah, Industri 2016 - 2025 DeSOx Tek. Karboni sasi Upgrading Litbang Chemical Analysis Tek. Pembakaran Karakterisasi Mapping Bio-Coal Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi Teknologi Gasifikasi Teknologi Hidrogenas 83 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah (2011-2015) Jangka Panjang (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Finalisasi mapping dan karakterisasi (sifat kimia dan fisik) batubara Meningkatkan litbang Teknologi up-grading (blending, peningkatan nilai kalor, pencucian, bio-coal mixed fuel, pembriketan batubara) serta pembuatan prototipe berdasarkan kemampuan bangsa sendiri Melakukan kerjasama dengan industri dan perusahaan tambang batubara untuk peningkatan ke skala komersial Meningkatkan litbang di bidang teknologi pembakaran dan gasifikasi batubara peringkat rendah, serta disain sistemnya Melakukan litbang di bidang teknologi pembakaran & gasifikasi batubara peringkat rendah yang terintegrasi dengan lebih memperhatikan aspek lingkungan dan efisiensi. Meningkatkan litbang di bidang Menjembatani kerjasama antar industri nasional dan rekayasa rancang bangun gasifier, peralatan/komponen internasional untuk pembuatan skala komersial, pem-bangkit listrik (boiler, serta melaksanakan integrasi BOP, dll), modifikasi boiler sistem industri (fuel switching) serta pembuatan prototipenya. Meningkatkan litbang di bidang Melakukan kerjasama antar teknologi desulfurisasi pada industri untuk peningkatan ke sistem pembangkit dan skala komersial pencegahan kebakaran spontan batubara Meningkatkan litbang di bidang Melakukan kerjasama dengan industri dan optimalisasi teknologi fines perusahaan tambang coal briquetting atau briket batubara untuk pembuatan limbah batubara halus skala komersial Melanjutkan litbang Melakukan litbang di bidang pembuatan skala prototipe teknologi karbonisasi (pembuatan kokas briket dan dan mendorong kerjasama karbon aktif) dan hidrogenasi dengan industri untuk skala untuk penyediaan bahan bakar komersial terutama untuk briket kokas dan karbon aktif alternatif dan produk kimia Mendorong kerjasama antar industri dan perusahaan tambang batubara untuk pembuatan industri 84 Peningkatan kapasitas teknologi nasional di bidang pemanfaatan batubara peringkat rendah Mendorong investor nasional dan internasional untuk peningkatan ke skala komersial, serta melaksanakan integrasi sistem Mendorong kerjasama dengan industri dan perusahaan tambang batubara untuk pembuatan skala komersial Mendorong tercapainya kontribusi batu bara cair sedikitnya 2 % terhadap bauran energi nasional pada Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) pencairan batubara dalam tahun 2025 skala demonstrasi/ komersial Peran Industri Peningkatan kemampuan Memberikan informasi SDM untuk menunjang kemampuan & fasilitas manufaktur untuk pembuatan kegiatan manufaktur dan prototipe peralatan up-grading peluang pasar batubara (blending, bio-coal mixed fuel, peningkatan nilai kalor, pencucian, pembriketan batubara) serta sistem PLTU dan boiler industri. Peluang Pasar Memberikan insentif finansial maupun pajak kepada pengusaha dan fabrikator teknologi nasional Memberikan kesempatan kepada fabrikator untuk memproduksi komponen & sistem Investasi untuk fasilitas manufakturing Menghimpun kemampuan manufakturing Memanfaatkan insentif pemerintah seoptimal mungkin untuk pengembangan kekuatan bisnis Mengembangkan kapasitas industri komponen & sistem energi nasional Peran Pemerintah Investasi untuk peningkatan infrastruktur, serta jejaring untuk distribusi Memberikan fasilitas untuk pengembangan SDM Memberikan kemudahan keterlibatan swasta nasional dalam program PLN, Industri lain, dll Peran Industri Meningkatkan kemampuan manufakturing Mengembangkan model bisnis di bidang pembangkit listrik, industri, penyediaan bahan bakar, dan produk kimia serta jaringannya Membuka kesempatan pengembangan usaha di dalam negeri maupun luar negeri Mengembangkan pasar domestik dan internasional. Kebijakan Peran Pemerintah • Mengarahkan pemakaian batubara peringkat rendah baik digunakan sebagai bahan bakar langsung maupun tidak langsung melalui proses konversi di PLTU dan industri • Mendorong industri untuk mengutamakan produksi bangsa sendiri Meningkatkan kapasitas teknologi dan industri pemanfaatan energi batubara peringkat rendah nasional • Mendorong perusahaan tambang batubara untuk meningkatkan produksi 85 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah (2011-2015) Jangka Panjang (2016-2025) • Meningkatkan litbang untuk peningkatan kandungan lokal yang tinggi (≥ 68 %) dalam pembangunan PLTU skala kecil Mengkonsentrasikan pada kebijakan peningkatan kemampuan untuk dapat mandiri 86 Peran Industri Meningkatkan kemampuan SDM dan fasilitas produksi Meningkatkan kapasitas dan daya saing produk 16. Roadmap Sektor Gas Bumi 2005 - 2010 Pasar Produk Teknologi Konsumen Gas : •Pembangkit Listrik • Industri •Rumah Tangga & Komersial •Transportasi 2011-2015 2016-2025 Penggunaan Gas domestik minimal 15 % dalam Energi Mix. Kandungan lokal meningkat dalam peralatan gas Penggunaan Gas domestik Mencapai 30,6 % dalam Energi Mix. Kandungan lokal tinggi dalam peralatan gas Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), LPG, LNG Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), BBG, LPG Hidrat, LNG, Syngas, listrik Teknologi Infrastruktur (Pipa, BBG/SPBG, LPG) Teknologi CNG/LGV Teknologi PLTG Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), Teknologi Small Scale : GTL, LNG, Hidrat, GTW, Fuel Cell Kelayakan Teknologi : Pipa, CNG/BBG, LPG, PLTG (Small Scale) GTL, LNG, Hidrat, reduksi flare gas, combustion, Fuel Cell Pilot Proyek Teknologi : (Small Scale) GTL , LNG, Hidrat, Natural gas based Fuel Cell Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), BBG, LPG Hidrat, LNG, Syngas, listrik Gas Pipa (Transmisi & distribusi Gas), Teknologi Small Scale : GTL, LNG, Hidrat, GTW, Fuel Cell (Kandungan Lokal Tinggi) Optimasi antara : •Sumber Energi Gas •Penggunaan Gas Domestik •Infrastruktur •Kandungan/Komponen Lokal Litbang Pemetaan Sumber Energi Gas : Lapangan Gas/stranded, CBM, Biogenic gas, Hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam. Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi 87 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Penyusunan Peta/Pemetaan Evaluasi/Review Kebijakan Evaluasi & Review Nasional Sumber Energi Gas: Energi, Peta Nasional Kebijakan Energi lapangan Gas/stranded, Sumber Energi Gas: CBM, Biogenic gas, hidrat di lapangan Gas/stranded, darat/lepas pantai/laut dalam CBM, Biogenic gas, hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam. Evaluasi/Review Master Plan Persiapan dan Penyusunan Gas: Alokasi, Harga, Master Plan Gas: Alokasi, Pengembangan / litbang, Harga, Pengembangan/ Standarisasi diversifikasi litbang, Standarisasi sumber (fosil maupun energi diversifikasi sumber (fosil terbarukan, dll.) maupun energi terbarukan) Kajian Optimasi & Studi Kelayakan sumber-sumber gas/stranded gas, peningkatan teknologi produksi gas bumi, Kajian Optimasi/Studi Kelayakan pengembangan stranded gas, peningkatan teknologi produksi gas bumi. Kajian Teknologi Pengawasan/monitoring Inspeksi/Monitoring Pipa Gas Transmisi dan Distribusi Gas (Kehandalan sistem pipa) Bumi Kajian teknologi kendaraan BBG, SPBG, tangki BBG Kajian kelayakan teknologi konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat.) Peningkatan status cadangan gas dari kategori probable / possible menjadi kategori proven melalui pemboran sumur-sumur pengembangan di lapanganlapangan gas yang telah ditemukan. Upaya peningkatan nilai keekonomian cadangan gas dari lapangan-lapangan marjinal melalui strategi pengembangan yang tepat Pembangunan infrastruktur produksi gas secara terpadu dalam upaya optimasi pengembangan lapanganlapangan gas. 88 Peningkatan kandungan teknologi lokal pada Pemanfaatan BBG transportasi. Peningkatan kandungan lokal pada konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat.) Upaya penemuan cadangan gas baru dari reservoir overlook zone melalui kajian ulang lapangan-lapangan gas yang telah ditemukan. Upaya mengembangkan lapangan-lapangan gas marjinal secara komersial melalui proyek terpadu Kesinambungan pembangunan infrastruktur produksi gas secara terpadu Peningkatan kandungan teknologi lokal pada industri hulu gas bumi. Pengawasan/monitoring Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Mempertahankan besar cadangan gas kategori proven yang dapat menjamin target produksi gas nasional Tercapainya pengembangan semua potensi cadangan gas dari lapangan-lapangan marjinal Tersedianya infrastruktur produksi gas terpadu sehingga semua lapangan gas dapat dikembangkan secara ekonomis Jangka Pendek (2005-2010) Pengembangan teknologi eksploitasi lapangan gas di laut dalam (deep offshore) Jangka Menengah (2011-2015) Implementasi teknologi pengembangan lapanganlapangan gas di laut dalam Penelitian potensi cadangan gas inkonvensional (coalbed methane and gas hydrate) serta pelaksanaan proyek pilot. Eksplorasi gas di daerah frontier & laut dalam di Cekungan berpotensi mengandung gas, di wilayah Indonesia bagian Barat & Timur Persiapan & implementasi: kajian teknis penentuan wilayah eksplorasi, inventarisasi dan kemudahan akses data Uji komersialisasi produksi gas inkonvensional dari coalbed methane dan gas hidrat. Pengujian/percontohan Optimasi & Kelayakan sumber-sumber gas, peningkatan teknologi produksi Gas Bumi Pilot proyek Penerapan teknologi pengawasan/keamanan pipa gas, konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat) Berperan aktif dalam pelaksanaan pengembangan cadangan gas nasional melalui program kerja dan investasi yang tepat. Evaluasi dan monitoring kegiatan eksplorasi lanjut untuk keperluan pelaksanaan pengembangan lapangan gas Monitoring pengembangan prospek-prospek berpotensi mengandung gas secara ekonomis di cekungan-frontier & laut dalam. Peran Industri Penerapan teknologi peningkatan produksi Gas Bumi Pengembangan & Penerapan teknologi pengawasan/keamanan pipa gas, teknologi konversi pilihan (LNG, GTL, H2, Hidrat) Pembentukan konsorsium dan kerjasama yang saling menguntungkan diantara stakeholders dalam upaya optimalisasi pengembangan cadangan gas nasional Perencanaan, program kerja Implementasi pembentukan dan pelaksanaan Speculative konsorsium antar instansi terkait (pemerintah & industri survey dan pemboran eksplorasi migas di Cekungan migas) untuk kegiatan eksplorasi lanjut frontier & laut dalam Kajian Pasar Gas Nasional & Internasional Penyusunan peta dan rencana strategis pengembangan industri pemakai gas Jangka Panjang (2016-2025) Terciptanya standard baku (good engineering practices) pengembangan lapangan gas di laut dalam Pengembangan lapangan coalbed methane dan gas hidrat secara komersial skala penuh Tercapainya pengembangan semua potensi cadangan gas nasional dalam upaya memenuhi target produksi gas Pengembangan dan komersialisasi lapanganlapangan gas daerah frontier & laut dalam untuk menjamin pasokan gas jangka panjang Peluang Pasar Peran Pemerintah Pengembangan Pasar Gas Nasional & Internasional Evaluasi Rencana strategis pengembangan industri pemakai gas 89 Jangka Pendek (2005-2010) Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Rumah Tangga Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Transportasi Kajian Kebutuhan dan pelelangan Infrastruktur Gas Bumi/LPG (Rencana Induk Transmisi dan Distribusi Gas Bumi) Perencanaan, Monitor dan kendali Implementasi Substitusi BBM oleh Gas/LPG Penyusunan Peta Pembangkit Gas bumi, dan kajian pengembangan PLTG, FC. Kajian peningkatan kandunga lokal sistem PLTG dan FC. Penetapan kebijakan prioritas pemanfaatan produksi gas Pengembangan teknologi pemanfaatan gas skala kecil dan menengah Pembangunan sarana dan prasarana untuk pemasaran gas kepada konsumen Penyusunan peta sebaran potensi gas Penyiapan dan melaksanakan penawaran wilayah kerja eksplorasi gas daerah froniter dan laut dalam Implementasi rencana induk pengembangan industri pemakai gas Distribusi Gas Bumi/LPG ke Pengguna Implementasi Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Rumah Tangga Pembangunan Infrastruktur Gas Bumi/LPG 90 Jangka Menengah (2011-2015) Evaluasi Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Rumah Tangga Evaluasi Rencana Induk Substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Transportasi Evaluasi/review dan monitoring Infrastruktur Gas Bumi/LPG (Rencana Induk Transmisi dan Distribusi Gas Bumi) Evaluasi Monitor dan kendali Implementasi Substitusi BBM oleh Gas/LPG Evaluasi dan Review Peta Pembangkit Gas bumi, dan kajian pengembangan PLTG, FC. Meningkatkan kandungan lokal sistem PLTG dan FC. Strukturisasi harga gas yang tepat sehingga lebih kompetitif Pengembangan peluang pasar domestik dalam pemanfaatan gas secara ekonomis Peningkatan sarana dan prasarana sebagai upaya berkesinambungan dari rencana sebelumnya Pemanfaatan potensi gas untuk pengembangan gas & peningkatan produksi gas Intensifikasi penawaran wilayah kerja eksplorasi gas Peran Industri Pengembangan industri pemakai gas Perluasan distribusi gas bumi ke pengguna Peningkatan/perluaan substitusi BBM oleh Gas/LPG Sektor Rumah Tangga Pengembangan infrastruktur gas bumi Jangka Panjang (2016-2025) Terciptanya pemanfaatan gas secara nasional Terciptanya peluang pasar gas domestik secara nasional Terciptanya sarana dan prasarana pemasaran gas Mempertahankan pengembangan gas untuk menambah peningkatan produksi gas Pengembangan industri lokal peralatan teknologi Jangka Pendek (2005-2010) Pelaksanaan produksi gas dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar melalui rencana kerja dan investasi yang tepat Penggunaan teknologi eksplorasi gas daerah frontier dan laut dalam Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2025) Upaya mempertahankan Terpenuhinya kebutuhan produksi gas untuk memenuhi pasar gas baik domestik kebutuhan pasar maupun ekspor Mempercepat pelaksanaan investasi eksplorasi gas Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah Mendukung dan memberikan Mendukung standar nasional kemudahan kredit untuk dan international yang program peningkatan relevan untuk penggunaan penggunaan gas di dalam gas bumi negeri Melakukan koordinasi antar Meningkatkan koordinasi pelaku litbang dan bisnis di antar pelaku litbang dan bidang teknologi Gas bisnis di bidang teknologi Gas Upaya perbaikan regulasi Perumusan dan penetapan regulasi dalam pengusahaan untuk menarik investor berpartisipasi dalam dan pengelolaan cadangan pengusahaan dan gas inkonvensional pengelolaan cadangan gas inkonvensional Perbaikan rumusan insentif Perumusan insentif (pajak/royalti) serta model (pajak/royalti) serta model keekonomian yang saling keekonomian dalam menguntungkan bagi pengembangan lapangan pemerintah dan investor gas marjinal serta lapangan gas inkonvensional. Mempertahankan kondisi Menciptakan kondisi sosial, sosial, politik dan keamanan politik dan keamanan nasional yang kondusif bagi nasional yang kondusif bagi investor dalam kegiatan investor dalam kegiatan pengusahaan cadangan gas pengusahaan cadangan gas Penentuan regulasi insentif eksplorasi gas daerah frontier dan laut dalam Penentuan regulasi kemudahan akses dan akuisisi data, serta penyiapan lahan eksplorasi gas Menyusun dan melaksanakan rencana strategis eksplorasi sumberdaya gas Evaluasi dan monitoring regulasi insentif, akses data dan akuisisi data untuk tujuan meningkatkan investasi di bidang eksplorasi gas Menjalin kerjasama dengan investor disektor hulu Melanjutkan pelaksanaan renstra eksplorasi sumberdaya gas Meningkatkan pelaksanaan investasi eksplorasi gas Mendukung pemberian insentif pajak dan komponen biaya lainnya dalam pengem- bangan dan pemanfaatan Gas/LPG Terciptanyan regulasi yang baku sebagai acuan bagi investor dalam pengusahaan dan pengelolaan cadangan gas inkonvensional Terciptanya rumusan insentif (pajak/royalti) serta model keekonomian yang memiliki daya tarik bagi investor Terciptanya kondisi sosial, politik dan keamanan nasional yang kondusif bagi investor dalam kegiatan pengusahaan cadangan gas Peningkatan kerjasama dengan investor disektor hulu Melanjutkan pelaksanaan renstra eksplorasi sumberdaya gas 91 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah (2011-2015) Peran Industri Membangun infrastruktur jaringan Transmisi dan distribusi gas Jangka Panjang (2016-2025) Percontohan/Long-term test Mendorong berlakunya teknologi kendaraan BBG, mekanisme pasar Gas/LPG SPBG, tangki dan industri yang kompetitif dan terbuka pemakai gas Pengujian dan Piloting Peningkatan kandungan lokal teknologi PLTG dan FC lokal. pada teknologi industri pemakai gas komponen automotif BBG, SPBG, PLTG dan FC untuk pembangkitan listrik Mendukung terciptanya pasar Melanjutkan kegiatan penyuluhan kepada yang kompetitif serta meningkatkan pengertian dan masyarakat dan memberikan pelatihan. kepedulian masyarakat terhadap pelaku bisnis dan pengguna Gas Bumi Menjamin terpenuhinya Meningkatkan besar dan Berperan aktif dalam status cadangan gas melalui kebutuhan gas nasional pengembangan semua baik domestik maupun program kerja dan investasi potensi cadangan gas ekspor melalui konsep yang berkesinambungan nasional secara komersial usaha yang saling serta pemanfaatan baik yang berskala kecil, menguntungkan perkembangan teknologi menengah maupun besar Transfer teknologi akuisisi Eksplorasi dan Melanjutkan eksplorasi data eksplorasi pengembangan gas secara dan pengembangan gas komersial secara komersial 92 17. Roadmap Sektor Minyak Bumi 2005-2010 TAHUN PASAR Residential 2011-2015 Commercial Industry Electricity 2016-2025 Transportation Crude oil supply Clean Petroleum Fuels & Blend with Biofuels& synfuels PRODUK Reliable Petroleum Logistic TEKNOLOGI Exploration & Production Logistic System Low grade crude oil utilization LITBANG Otimization Logistic Integrated Refinery Refinery Clean Fuels Technology Blending with bio-fuels and synthetic fuels Energy efficiency & Improve Process E-P Offshore/Deep Water Enhancement Oil Recovery Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi 93 Jangka Pendek (2005-2010) Explorasi dan Produksi • Melaksanakan Libang Enhanced Oil Recovery (EOR) • Melaksanakan Litbang Eksplorasi – produksi migas offshore/deep water Jangka Menengah (2011-2015) Penelitian dan Pengmbangan (litbang) Peran Pemerintah • Melaksanakan litbang EOR • Melaksanakan Litbang Eksplorasi – produksi migas offshore/deep water Logistik Minyak Bumi • Litbang optimisasi sistem Meningkatkan kehandalan logistik minyak mentah sistem logistik minyak bumi baik dan bahan bakar • Litbang minimisasi emisi disisi wholesale maupun retail polutan sistem distribusi BBM di sisi retail (SPBU) • Kilang Minyak • Meningkatkan kinerja kilang • Meningkatkan kinerja baik dari aspek efisiensi kilang baik dari aspek energi maupun aspek efisiensi energi maupun lingkungan aspek lingkungan • Intensifikasi proses kilang via • Feasibility study (FS) pembangunan kilang baru bio-process dan revamping yang memenuhi kebutuhan BBM domestik dan spesifikasi bahan bakar ramah lingkungan Bahan bakar bersih Studi peningkatan kualitas Meningkatkan kualitas BBM BBM dalam negeri melalui dalam negeri pembangunan kilang modern dan blending dengan biofuels dan synfuels Peran Industri Eksplorasi dan Produksi Bekerjasama dengan institusi Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah litbang pemerintah melaksanakan riset dan melaksanakan riset dan pengembangan EOR & deep pengembangan EOR & deep water/offshore water/offshore technology technology 94 Jangka Panjang (2016-2025) • Melaksanakan litbang EOR • Melaksanakan Litbang Eksplorasi – produksi migas offshore/deep water Meningkatkan kehandalan sistem logistik minyak bumi baik disisi wholesale maupun retail • Meningkatkan kinerja kilang baik dari aspek efisiensi energi maupun aspek lingkungan • Intensifikasi proses kilang via bio-process Meningkatkan kualitas BBM dalam negeri Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan riset dan pengembangan EOR & deep water/offshore technology Logistik Minyak Bumi Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan riset pengembangan logistik minyak yang handal Kilang Minyak Bumi • Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan benchmarking kinerja kilang minyak nasional • FS pembangunan kilang baru dan revamping Bahan bakar bersih • Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset produksi bahan bakar bersih, biofuels dan synfuels • Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset blending BBM dengan biofuels dan synfuels Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan FS pembangunan infrastruktur (kilang, transportasi, penyimpanan) Bekerjasama dengan institusi litbang pemerintah melaksanakan FS pembangunan infrastruktur (kilang, transportasi, penyimpanan) • Bekerjasama dengan institusi litbang, melaksanakan studi Life Cycle Analysis (LCA) kilang minyak • Bekerjasama dengan institusi litbang, melaksanakan studi intensifikasi proses untuk meningkatkan kinerja kilang dan mereduksi limbah • Bekerjasama dengan institusi litbang studi intensifikasi proses untuk meningkatkan kinerja kilang dan mereduksi limbah • Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset produksi bahan bakar bersih, biofuels dan synfuels • Bekerjasama dengan institusi litbang melaksanakan riset produksi bahan bakar bersih, biofuels, dan synfuels Peluang Pasar Peran Pemerintah • Mendorong industri dalam • Mendorong industri dalam • Mendorong industri dalam meningkatkan intensifikasi meningkatkan intensifikasi meningkatkan intensifikasi melalui EOR, dan eksplorasi – melalui EOR, dan melalui EOR, dan produksi potensi migas deep eksplorasi – produksi eksplorasi – produksi potensi migas deep potensi migas deep water/offshore water/offshore water/offshore • Mempercepat • Mempercepat pembangunan pembangunan infrastruktur minyak bumi infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan untuk menjamin pasokan BBM nasional BBM nasional • Mendorong industri dalam • Menetapkan target pembangunan kilang modern minimum kinerja kilang • Mendorong industri dalam baru pembangunan kilang modern baru • Mempercepat pembangunan infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM nasional • Mendorong produksi bahan bakar bersih 95 • Menetapkan standar • Mendorong produksi bahan kualitas bahan bakar yang bakar bersih lebih bersih Peran Industri • Meningkatkan produksi • Meningkatkan produksi minyak melalui EOR dan minyak melalui EOR dan pengembangan lapangan pengembangan lapangan offshore/deep water offshore/deep water • Investasi pembangunan infrastruktur minyak: kilang, penyimpanan, transportasi • Produksi bahan bakar bersih • Investasi pembangunan infrastruktur minyak: kilang, penyimpanan, transportasi • Produksi bahan bakar bersih • Meningkatkan produksi minyak melalui EOR dan pengembangan lapangan offshore/deep water • Investasi pembangunan infrastruktur minyak: kilang, penyimpanan, transportasi • Produksi bahan bakar bersih Kebijakan dan Inisiatif Peran Pemerintah •Paket insentif untuk meningkatkan produksi minyak melalui EOR untuk sumur tua dan cadangan offshore •Kebijakan skema financial •Kebijakan skema financial percepatan pembangunan percepatan pembangunan infrastruktur minyak bumi infrastruktur minyak bumi untuk menjamin pasokan BBM untuk menjamin pasokan nasional BBM nasional • Paket Insentif untuk • Menetapkan standar • Paket Insentif untuk meningkatkan produksi kualitas bahan bakar yang meningkatkan produksi bahan lebih bersih bakar bersih termasuk biofuels bahan bakar bersih termasuk biofuels dan dan synfuels synfuels Peran Industri • Meningkatkan produksi • Meningkatkan produksi • Meningkatkan produksi minyak melalui investasi di minyak melalui investasi di minyak melalui investasi kegiatan EOR untuk sumur kegiatan EOR untuk sumur di kegiatan EOR untuk tua dan cadangan tua dan cadangan offshore sumur tua dan cadangan /deep water offshore/deep water offshore/deep water • Investasi pembangunan • Investasi pembangunan infrastruktur minyak bumi infrastruktur minyak bumi • Investasi produksi bahan • Investasi produksi bahan bakar ramah lingkungan baik bakar ramah lingkungan melalui pembangunan kilang baik melalui modern maupun blending pembangunan kilang modern maupun blending 96 • Investasi pembangunan infrastruktur minyak bumi • Investasi produksi bahan bakar ramah lingkungan baik melalui pembangunan kilang modern maupun blending 18. Roadmap Konservasi Energi Gugus Tugas Energi Kementerian Negara Riset dan Teknologi 97 Jangka Pendek (2005-2010) Jangka Menengah Jangka Panjang (2011-2015) (2016-2020) Penelitian dan Pengembangan (litbang) Peran Pemerintah Litbang Teknologi Disain Kajian Teknologi Konversi Kajian Teknologi Konservasi Rekayasa & Manufaktur Energi Baru: Energi di sektor pemakai Sistem Energi: energi; Industri, Bangunan dan Rumah Tangga: • Prototipe komersial Adv. •Prototipe Adv. Conversion/ Pengembangan Standar Conversion/ Generating Generating Syst.: Fuel Cell, Peralatan Hemat Energi Hybrid, EBT Syst.: Fuel Cell, Hybrid, Pengembangan metode EBT analisis Energi/Exergi untuk menentukan potensi penghematan energi Pengembangan metode Integrasi Proses di Industri Melanjutkan Kajian Disain Litbang Optimasi Sistem Kajian Disain Sistem Sistem & Proses Konversi & Komponen/Peralatan Teknologi Energi: Energi Analisis Optimasi Sistem & Energi: Kajian Teknologi Litbang Teknologi Disain Komponen/Peralatan Konservasi Energi di Rekayasa & Manufaktur Energi sektor Industri, Sistem Energi Kajian Penyempurna Daya Bangunan, Rumah Kajian Disain Sistem & Listrik Tangga & Transportasi Proses Konversi Energi Kajian sistem Prototipe Komersial Kendali/Automatisation Kajian Bangunan Hemat Energi Kajian Pemanfaatan Kalor Buang/Sisa, Optimasi Disain Boiler Multifuel skala menengah-kecil. Pengembangan Standar Evaluasi Penerapan dan Melanjutkan Evaluasi Peralatan Hemat Energi Pengembangan Standar Penerapan & Peralatan Hemat Energi Pengembangan Standar Peralatan Hemat Energi Melanjutkan dan Litbang Analisis/Audit Energi Melanjutkan Analisis/Audit Mengembangkan Energi & Benchmarking; & Benchmarking: Analisis/Audit Energi & Evaluasi Indikator energi Pengembangan nasional & sektoral Manajemen Energi Benchmarking (Elastisitas Energi, Intensitas Pemetaan potensi Energi penghematan energi melalui analisis/audit energi sektor pemakai energi Peran Industri Inisiatif melakukan Partisipasi dalam kegiatan Partisipasi dalam kegiatan investasi untuk produksi Litbang terapan terkait Litbang terapan terkait, dan peralatan hemat energi inisiatif melakukan investasi atau implementasi untuk produksi peralatan teknologi yang lebih hemat energi atau efisien. implementasi teknologi yang lebih efisien. 98 Inisiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga Litbang guna meningkatkan kinerja perusahaan Sosialisasi: Kampanye, Konsultasi, Pelatihan, Pendidikan, Penghargaan, DSM (Rumah tangga, PJU) Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen tentang teknologi konservasi energi dan penggunaan energi alternatif untuk substitusi BBM Insentif/Disinsentif: Reduksi pajak Dana Investasi berbunga rendah Pemberian audit energi yang free of charge, workshop dan pelatihan Menyediakan pedoman atau standar yang bermanfaat dalam perencanaan, pengoperasian dan pengendalian suatu sistem energi Mengembangkan Penerapan Program Demand Side Management Initiative procurement (Promosi peralatan hemat energi) Menerapkan Manajemen Energi di perusahaan Menerapkan tindakan efisiensi energi secara kontinyu melalui manajemen energi yang dimiliki (DSM) Inisiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga Litbang guna meningkatkan kinerja perusahaan Peluang Pasar Peran Pemerintah Sosialisasi: Komersialisasi teknologi baru hasil litbang untuk mencapai target penurunan elastisitas energi nasional. Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen tentang teknologi konservasi energi Menyediakan informasi yang memadai dan akurat yang diperlukan konsumen tentang teknologi konservasi energi Insentif/Disinsentif: Reduksi Pajak Dana Investasi berbunga rendah Kebijakan Tarif Energi Menyediakan pedoman atau standar yang bermanfaat dalam perencanaan, pengoperasian dan pengendalian suatu sistem energi Mengembangkan Program Demand Side Management Insentif/Disinsentif: Reduksi Pajak Dana Investasi berbunga rendah Kebijakan Tarif Energi Mengembangkan pedoman atau standar yang bermanfaat dalam perencanaan, pengoperasian dan pengendalian suatu sistem energi Mengembangkan Program Demand Side Management Peran Industri Initiative procurement (Promosi peralatan hemat energi) Menerapkan & mengembangkan Manajemen Energi di perusahaan Menerapkan tindakan efisiensi energi secara kontinyu melalui manajemen energi yang dimiliki (DSM) Sosialisasi: Initiative procurement (Promosi peralatan hemat energi) Menerapkan & mengembangkan Manajemen Energi di perusahaan Menerapkan tindakan efisiensi energi secara kontinyu melalui manajemen energi yang dimiliki (DSM) 99 Mengikuti program Mengikuti program standarisasi & Labelisasi standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi dan Efisiensi (Peralatan (Peralatan Rumah Tangga Rumah Tangga dan dan Peralatan Industri) Peralatan Industri) Kebijakan Peran Pemerintah Kebijakan Pengaturan: Kebijakan Pengaturan: Kebijakan Pengaturan: Tenaga fungsional Tenaga fungsional mempercepat realisasi Manajemen energi program konservasi energi dan Manajemen energi Audit Energi Audit Energi menciptakan iklim yang Pengawasan Konsumsi Pengawasan Konsumsi kondusif bagi implementasi Energi Energi konservasi energi Target Intensitas & Target Intensitas & Tenaga fungsional elastisitas Energi elastisitas Energi Manajemen energi Desain Efisien Energi Desain Efisien Energi Audit Energi Pemberlakuan SNI Pemberlakuan SNI Pengawasan Konsumsi Standar Implementasi Standar Implementasi Energi Labelisasi Peralatan Labelisasi Peralatan Target Intensitas & Listrik RT Listrik RT elastisitas Energi Desain Efisien Energi Pemberlakuan SNI Standar Implementasi Labelisasi Peralatan Listrik RT Kebijakan Insentif: mendorong penerapan konsumsi energi yang bersifat cost efektif Kebijakan Transformasi Pasar: meningkatkan penggunaan produk yang hemat energi di masyarakat Kebijakan Informasi: meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang konservasi energi Mengikuti program standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Energi dan Efisiensi (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri) Peran Industri Mengikuti program Mengikuti program Mengikuti program standarisasi & Labelisasi standarisasi & Labelisasi standarisasi & Labelisasi Tanda Tingkat Hemat Tanda Tingkat Hemat Tanda Tingkat Hemat Energi Energi dan Efisiensi Energi dan Efisiensi dan Efisiensi (Peralatan (Peralatan Rumah Tangga Rumah Tangga dan Peralatan (Peralatan Rumah Tangga dan Peralatan Industri) dan Peralatan Industri) Industri) Menerapkan kebijakan Manajemen Energi dan penghematan energi di perusahaan 100