Bidang Sumebr Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung

advertisement
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Republik Indonesia
INDONESIA 2005 - 2025
BUKU PUTIH
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan
untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan
Energi Tahun 2025
Jakarta, 2006
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN
Dalam tata informasi, terdapat 9 dokumen dan produk hukum yang berkaitan
dengan kebijakan penyelenggaraan pembangunan Iptek di Indonesia, yaitu UUD
1945, UU No. 18 tahun 2002, Inpres No. 4 tahun 2003, Peraturan Pemenrintah No.
20 tahun 2005, Visi Misi Iptek 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) 2005-2009, Visi Misi Lembaga Litbang dan yang terakhir adalah Naskah
akademik dalam bentuk “Buku Putih”. Muara dari seluruh informasi, dokumen dan
arahan itu adalah Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009), yang merupakan pedoman arah,
prioritas dan kerangka kebijakan pembangunan
ilmu pengetahuan dan teknologi
tahun 2005-2009.
Mengikuti arahan pembangunan sebagaimana digariskan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah 2005-2009 dan dirumuskan strateginya secara
mendalam dalam JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009, maka naskah akademik “buku
putih” disusun dalam 6 bidang fokus yaitu pangan, energi, transportasi, teknologi
informasi, teknologi pertahanan dan kesehatan.
Tujuan penting yang hendak dicapai dengan penyusunan naskah akademik
”buku putih” adalah memberikan dukungan informasi dan landasan akademik setiap
bidang fokus dan juga memberikan
tahapan pencapaian atau
”roadmap” dari
strategi pembangunan Iptek sebagaimana direncanakan dalam RPJM 2005-2009
atau dirumuskan sebagai kebijakan strategis di dalam JAKSTRANAS IPTEK 20052009.
i
Diharapkan melalui Buku Putih Penelitian, Pengembangan Dan Penerapan
Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Energi Baru Dan Terbarukan Untuk
Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2005 - 2025 ini seluruh pihak
yang berkepentingan dengan pembangunan Iptek di Indonesia, baik pemerintah,
swasta, perguruan tinggi maupun lembaga litabang dapat memanfaatkan sebaikbaiknya informasi yang disampaikan, untuk diterapkan sebagai bagian strategi yang
disusun oleh masing-masing institusi.
Jakarta,
Agustus 2006
Menteri Negara Riset dan Teknologi
Kusmayanto Kadiman
ii
DAFTAR ISI
Sambutan
Daftar isi ...............................................................................................................
Daftar Singkatan dan Gambar .............................................................................
I. PENDAHULUAN...............................................................................................
II. KONDISI SEKARANG .....................................................................................
2.1 Ketersediaan Energi Saat Ini .................................................................
2.2 Antisipasi Terhadap ”Doomsday” Energi dan Usulan
untuk Menyelesaikannya ......................................................................
2.3 Pandangan Pemangku Kepentingan (Stakeholder) ..............................
III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS .......................................................
3.1 Kekuatan dan Kelemahan .....................................................................
3.2 Peluang dan Tantangan ........................................................................
3.3 Solusi ...........................................................................
IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN
PENERAPAN IPTEK ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MENDUKUNG
KETERSEDIAAN ENERGI 2025 ....................................................................
4.1 Visi .........................................................................................................
4.2 Misi ........................................................................................................
4.3 Tujuan ....................................................................................................
4.4 Sasaran .................................................................................................
4.5 Metodologi .............................................................................................
4.6 Roadmap ...............................................................................................
4.7 Strategi ..................................................................................................
4.8 Rekomendasi Kebijakan ........................................................................
4.9 Prakondisi dan Indikator Keberhasilan ..................................................
V. PENUTUP .......................................................................................................
Daftar Pustaka .....................................................................................................
Anggota Gugus Tugas Energi dan Nara Sumber ................................................
Lampiran Roadmap Sektor Energi........................................................................
1 Roadmap sektor energi Bio-Diesel ..............................................................
2 Roadmap sektor energi Bio-Ethanol ............................................................
3 Roadmap sektor energi Bio-Oil ....................................................................
4 Roadmap sektor energi Pure Plant Oil ........................................................
5 Roadmap sektor energi Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa ............
6 Roadmap sektor energi Panas Bumi ...........................................................
7 Roadmap sektor energi Angin / Bayu ..........................................................
8 Roadmap sektor energi Mikro Hidro ............................................................
9 Roadmap sektor energi Surya (Fotovoltaik) ................................................
10 Roadmap sektor energi Surya / Thermal .....................................................
11 Roadmap sektor energi Arus Laut ...............................................................
12 Roadmap sektor energi Gelombang ............................................................
13 Roadmap sektor energi Hidrogen/Fuel Cell .................................................
14 Roadmap sektor energi Nuklir .....................................................................
15 Roadmap sektor energi Batubara ................................................................
16 Roadmap sektor energi Gas Bumi ...............................................................
17 Roadmap sektor energi Minyak Bumi ..........................................................
18 Roadmap konservasi energi .................................... ..................................
Hal
i
iii
ii
1
2
2
4
10
12
12
12
13
15
15
15
15
15
16
17
17
20
20
22
23
24
28
29
34
39
42
45
48
53
56
59
63
67
70
73
77
83
87
93
97
iii
DAFTAR SINGKATAN
No
Singkatan
Kepanjangan
1
SBM
Setara Barel Minyak
2
BOE
Barrels of Oil Equivalent
3
TWh
Terra Watt-hours (Terrawatt-jam =TWjam)
4
TWth
Terra Watt-tahun
5
GWth
Gega Watt tahun
6
MMBTU
Millions British Thermal Unit
7
TSCF
Trillion Standard Cubic Feet
8
NPV
Net Present Value
9
FOB
Free on Board
10
PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Batubara, Minyak, Gas)
11
PLTB
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
12
PLTS
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
13
PLTMH
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
DAFTAR GAMBAR
No.
iv
Nama Gambar
Hal
1
Proyeksi kebutuhan energi final Nasional per sektor
5
2
Proyeksi penyediaan energi nasional
6
3
Proyeksi produksi pembangkitan listrik Nasional
6
4
Produksi listrik Jamali sesuai jenis bahan bakarnya
7
5
Grafik proyeksi ekspor-impor minyak mentah dan BBM
7
6
Grafik emisi gas buang sektor energi
8
7
NPV tahunan sektor energi
8
I. PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan unsur kemajuan peradaban
manusia yang sangat penting, karena melalui kemajuan IPTEK, manusia dapat
mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupannya. Kemajuan IPTEK
juga mendorong terjadinya globalisasi budaya kehidupan manusia karena manusia
semakin mampu mengatasi dimensi jarak dan waktu dalam kehidupannya.
Penguasaan Iptek suatu bangsa akan sangat mempengaruhi posisi tawar dalam
persaingan global. Beberapa indikasi sering diungkapkan di media ataupun dalam
pembicaraan di masyarakat, yaitu bahwa masyarakat Indonesia secara umum masih
tertinggal tingkat kesejahteraan dan pendidikannya, lemah dalam menghasilkan
karya yang inovatif dan kurang kreatif . Oleh karena itu bangsa Indonesia belum
sepenuhnya mandiri di tengah persaingan dengan bangsa lain di dunia.
Sudah diakui dunia, bahwa salah satu faktor penting penentu daya saing suatu
negara adalah penguasaan teknologi. Semua hal tersebut di atas mendasari visi
penelitian, pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(litbangrap IPTEK) bidang energi, yaitu: ”Terwujudnya ketersediaan energi yang
didukung kemampuan nasional IPTEK” yang mengacu pada amanat Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Undang-undang No 18 tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek, Inpres No.
4/2003 tentang Pengkoordinasian Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Strategis
Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Perpres No. 5/2006
tentang Kebijakan Energi Nasional.
Mengingat bahwa Pemerintah Indonesia mempunyai keterbatasan dalam sarana dan
pra-sarana yang diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka langkah
yang fokus dan strategis sangat diperlukan, sehingga pencapaian tujuan dari Visi
IPTEK 2025 Kementerian Ristek dapat berhasil. Dalam sistem nasional penelitian,
pengembangan dan penerapan Iptek, ada langkah yang dipandang sangat
mendesak, yaitu langkah yang harus dilakukan segera (urgent) untuk kelangsungan
hidup (survival) bangsa; dan ada langkah yang penting (important), yaitu langkah
yang strategis dan jangka panjang untuk kemandirian bangsa, dengan tetap
mengindahkan pengaruh dan konvensi internasional.
1
II. KONDISI SEKARANG
2.1. Ketersediaan Energi Saat Ini
Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan
lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan serta merupakan pendukung bagi
kegiatan ekonomi nasional. Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan
akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan prasyarat utama untuk
meningkatkan standar hidup masyarakat.
Keterbatasan akses ke energi komersial telah menyebabkan pemakaian energi per
kapita masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Konsumsi per kapita
pada saat ini sekitar 3 SBM yang setara dengan kurang lebih sepertiga konsumsi per
kapita rerata negara ASEAN. Dua pertiga dari total kebutuhan energi nasional
berasal dari energi komersial dan sisanya berasal dari biomassa yang digunakan
secara tradisional (non-komersial). Sekitar separuh dari keseluruhan rumah tangga
belum terjangkau dengan sistem elektrifikasi Nasional.
Data dari dokumen HDI (Human Development Index) tahun 2005 menyebutkan
bahwa konsumsi tenaga listrik/orang di Indonesia masih 463 kWh/cap. Angka ini
masih di bawah negara tetangga kita Malaysia, (3.234 kWh/cap), Thailand (1.860
kWh/cap), Filipina (610 kWh/cap), dan Singapura (7.961 kWh/cap).
Sumberdaya energi primer baik energi fosil maupun energi terbarukan yang ada di
Indonesia saat ini dapat ditunjukkan dalam tabel 1 berikut. Sumber energi
terbarukan, antara lain panas bumi, biomasa, energi surya dan energi angin relatif
cukup besar.
Penggunaan energi sampai saat ini secara ekonomi juga belum optimal, hal ini
ditunjukkan oleh elastisitas penggunaan energi yang masih di atas 1 (satu) dan
intensitas pemakaian energi yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas
rerata dari negara ASEAN. Indonesia memerlukan energi sekitar 4,1 kg setara
minyak untuk menghasilkan setiap $1 GDP (GDP per unit of energy use 2000 PPP
US$ per kg of oil equivalent). Sedangkan negara-negara lainnya memerlukan kurang
dari angka tersebut untuk menghasilkan GDP yang sama.
Tabel 1. Sumber Energi Primer di Indonesia (Tahun 2005)2
JENIS ENERGI
FOSIL
Minyak
Gas
Batubara
SUMBER
DAYA
CADANGAN
86,9
9,1
miliar barel miliar barel
384,7
185,8
TSCF
TSCF (P1+P2)
58
19,3
miliar ton
miliar ton
PRODUKSI
(per Tahun)
387
juta barel
2,97
TSCF
132
juta ton
RASIO CAD/PROD
(tanpa ekplorasi)
Tahun
23
62
146
2
ENERGI
NON FOSIL
Tenaga Air
Panas Bumi
Mini/micro hydro
Biomassa
SUMBER
DAYA
845,0
juta BOE
219,0
juta SBM
0,46 GW
Tenaga Surya
Tenaga Angin
Uranium
*)hanya
24.112 ton*)
SETARA
PEMAN
FAATAN
KAPASITAS
TERPASANG
75,67 GW
6.8851,0 GWh
4,2 GW
27,14 GW
2.593,50 GWh
0,852 GW
0,46 GW
49,81 GW
4,80
kWh/m2/hari
9,29 GW
33,0 GW*)
0,084 GW
0,302 GW
0,008 GW
0,0005 GW
di daerah Kalan, Kalimantan Barat
1)
PPP tahun 2000
DESDM
2)
Kita harus bersyukur bahwa negara kita dikaruniai dengan berbagai jenis sumber
energi, meskipun tidak banyak dibandingkan dengan cadangan dunia. Namun
apabila diperhatikan bahwa jumlah penduduk Indonesia juga cukup banyak, maka
cadangan per-kapita ternyata tidak cukup besar. Oleh karena itu kita harus cermat
dalam mengelola sumber energi tersebut.
Penggunaan BBM meningkat pesat, terutama untuk transportasi, yang sulit
digantikan oleh jenis energi lainnya. Ketergantungan kepada BBM masih tinggi, lebih
dari 60 persen dari konsumsi energi final. Pembangkitan tenaga listrik di beberapa
lokasi tertentu masih mengandalkan BBM karena pada waktu yang lalu harga BBM
masih relatif murah (karena di subsidi), jauh dari sumber batubara, jaringan pipa gas
bumi masih terbatas, lokasi potensi tenaga air yang jauh dari konsumen dan
pengembangan panas bumi serta energi terbarukan lain yang relatif masih lebih
mahal.
Kebutuhan energi dalam negeri selama ini dipasok dari produksi dalam negeri dan
sebagian dari impor, yang pangsanya cenderung meningkat. Komponen terbesar
dari impor energi adalah minyak bumi dan BBM. Kemampuan produksi lapangan
minyak bumi semakin menurun sehingga membatasi tingkat produksinya. Dalam
satu dekade terakhir, kapasitas produksi kilang BBM dalam negeri tidak bertambah,
sedangkan permintaan BBM di dalam negeri meningkat dengan cepat. Pada tahun
2005 peranan minyak bumi impor untuk kebutuhan bahan baku kilang BBM sudah
mencapai 40 persen sedangkan peranan BBM impor untuk pemakaian dalam negeri
mencapai 32 persen.
Ekspor minyak dan kondensat cenderung semakin menurun sejalan dengan produksi
minyak dalam negeri yang cenderung terus menurun karena penuaan sumur yang
ada dan juga keterlambatan investasi untuk eksplorasi dan eksploitasi sumber
minyak baru. Bilamana tidak segera ditemukan sumber minyak baru, Indonesia akan
semakin menjadi negara “net oil importer country” seperti yang sudah terjadi saat ini.
Suatu gejala yang cukup merisaukan bagi keberlanjutan penyediaan energi jangka
panjang, apalagi di tengah harga minyak internasional yang semakin tinggi seperti
sekarang ini.
Penggunaan energi terbarukan belum besar, kecuali tenaga air, karena biaya
produksinya belum kompetitif dibandingkan dengan energi konvensional. Pada
umumnya harga listrik yang dibangkitkan dari PLTS, PLTB, Geothermal dan PLT
energi terbarukan lainnya masih lebih tinggi daripada yang dibangkitkan dengan
3
BBM (bersubsidi) kecuali PLTMH. Sampai dengan tahun 2005, kapasitas terpasang
energi baru dan terbarukan hanya sekitar 3,0 % dari potensi yang tersedia.
Kapasitas terpasang dari PLTS sebesar 8 MW, dari PLTB sebesar 0,5 MW, dari
PLTMH sebesar 54 MW dan dari PLT terbarukan lainnya (biomassa) sebesar 302,5
MW. Sedangkan energi nuklir belum dapat dimanfaatkan meskipun sudah dapat
mencapai nilai keekonomiannya, karena adanya hambatan dari aspek penerimaaan
masyarakat dan besarnya investasi awal yang dibutuhkan.
2.2. Antisipasi terhadap ”Doomsday” Energi dan usulan untuk
menyelesaikannya
Kondisi kehidupan yang bergantung pada BBM import yang semakin besar, harga
minyak yang cenderung meningkat, subsidi yang sulit dihentikan, dan penggunaan
energi yang sangat boros, serta pertumbuhan penduduk masih tinggi, akan
membawa kehidupan ke berbagai permasalahan yang menghambat pertumbuhan
ekonomi. Apabila kondisi buruk ini (doomsday) terjadi, maka akan sulit untuk
memperbaikinya.
Pada saat ini kondisi energi nasional mengalami masa transisi dari monopolisentralisasi ke arah terbuka-desentralisasi. Tantangan globalisasi dan reformasi
telah membentuk restrukturisasi sektor energi agar dapat meningkatkan efisiensi dan
transparansi. Penggunaan energi nasional meningkat pesat sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi
yang andal dan terjangkau merupakan salah satu prasyarat penting untuk
meningkatkan standar hidup masyarakat.
Untuk itu diperlukan suatu kebijakan nasional jangka panjang di bidang energi yang
dapat menjawab beberapa tantangan utama yang tengah dihadapi masyarakat
Indonesia dalam mewujudkan penyediaan energi yang berkelanjutan (energy
sustainability). Penyediaan energi berkelanjutan meliputi antara lain: memperluas
akses kepada kecukupan pasokan energi, andal dan terjangkau dengan
memperhatikan seluruh sarana/prasarana yang diperlukan (energy security) dan
dampak lingkungan yang ditimbulkan. Untuk itu perlu dibuat suatu studi perencanaan
energi jangka panjang yang dapat memberikan kepastian jaminan pasokan energi
yang berkelanjutan.
Kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan energi nasional
dapat disebut sebagai “Doomsday Scenario” yaitu keterpurukan di bidang
penyediaan energi yang akan berdampak besar pada kehidupan sosial, politik,
ekonomi dan lingkungan di Indonesia.
Studi perencanaan energi yang dilakukan pada tahun 2003/2004 terdiri atas empat
tahap perhitungan yaitu mengembangkan sebuah skenario yang realistik, membuat
proyeksi kebutuhan (demand), membuat rencana pengembangan pembangkit listrik,
membuat kesetimbangan energi yang mempertemukan kebutuhan dan pasokan
(supply) berdasar prinsip market equilibrium. Studi ini memperkirakan pertumbuhan
penduduk rerata 1,4% per tahun atau dari 212 juta tahun 2002 menjadi 273 juta pada
tahun 2020. Sedangkan pertumbuhan ekonomi diasumsikan rerata sekitar 6%
pertahun. Harga minyak bumi diasumsikan 25 US$/barrel di awal studi dan
meningkat menjadi 28 $/barrel, harga batubara 24 US$/ton dan meningkat menjadi
27 US$/ton, harga gas adalah 2.2 US$/MMBTU (FOB) dengan peningkatan sesuai
harga minyak dan dengan discount rate 10%.
Dalam perkembangannya, pada tahun 2005 asumsi-asumsi yang digunakan dalam
studi ini telah mengalami banyak perubahan terutama asumsi mengenai harga
4
energi. Pada tahun 2005 harga minyak dunia rata-rata sebesar 53 US$/barel,
harga-harga energi fosil biasanya menyesuaikan dengan harga minyak bumi.
Dengan kondisi seperti ini, permasalahan energi di Indonesia menjadi semakin berat.
Mengingat wilayah Indonesia sangat luas, maka untuk dapat lebih merefleksikan
perkembangan masing-masing daerah dalam studi ini wilayah Indonesia dibagi
menjadi empat wilayah, yaitu: Jawa, Madura dan Bali (Jamali), Sumatra, Kalimantan,
dan Pulau Lain (Sulawesi, Maluku, Papua, NTB dan NTT). Pada bahasan tentang
permasalahan yang terkait dengan Doomsday Scenario, yang sering dimunculkan
adalah disparitas antara Jawa, Madura dan Bali (Jamali) dan Luar Jawa, karena di
kedua sisi wilayah tersebut muncul perbedaan besar hampir di semua sektor,
khususnya di sektor energi, baik dari sisi kebutuhan maupun dari sisi penyediaan.
Hasil proyeksi kebutuhan energi (demand) dan hasil proyeksi penyediaan energi
(supply):
350.00
16080 Juta SBM
300.00
250.00
200.00
150.00
673 Juta SBM
100.00
50.00
0.00
2002
Industry
2005
Freight transp.
2010
Passenger transp.
2015
Households
2020
Services
Gambar 1. Proyeksi Kebutuhan Energi Final Nasional per Sektor (GWth)
5
K SMB
1,400,000
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
200,000
Minyak
Batubara
Panas Bumi,Hidro
20
20
18
20
16
20
14
20
12
20
10
20
08
20
06
20
04
20
20
02
-
Gas
Biomassa,E. Matahari
Nuklir
Gambar 2. Proyeksi Penyediaan Energi Nasional (KSBM)
Hasil proyeksi kapasitas pembangkitan listrik nasional:
TWh
400
350
300
250
86,3 Twh
200
150
100
50
Jawa
Sumatra
Kalimantan
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
-
Pulau lain
Gambar 3. Proyeksi Produksi Pembangkitan Listrik Nasional (TWjam)
6
Produksi Listrik Menurut Jenis Bahan Bakar Pembangkit
Juta SBM
300
250
PLTN
200
TENAGA AIR
PANAS B
150
GAS
MINYAK
100
BATUBARA
50
20
24
20
22
20
20
20
18
20
16
20
14
20
12
20
10
20
08
20
06
20
04
20
02
-
Gambar 4. Produksi Listrik Jamali sesuai Jenis Bahan Bakarnya (Juta SBM)
Hasil proyeksi ekspor-impor energi dan hasil proyeksi emisi gas buang
KSBM
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
20
02
20
04
20
06
20
08
20
10
20
12
20
14
20
16
20
18
20
20
200,000
-
Impor Minyak Mentah & BBM Ekspor Minyak Mentah
Gambar 5. Grafik Proyeksi Ekspor-Impor Minyak Mentah dan BBM
7
Jumlah Emisi Tahunan, Ribu Ton
1000000
100000
10000
1000
100
20
02
20
04
20
06
20
08
20
10
20
12
20
14
20
16
20
18
20
20
10
CO2
NO x
SO x
CH4
PM10
Gambar 6. Grafik Emisi gas buang sektor energi
Hasil proyeksi nilai ekonomi sektor energi (NPV):
NPV Tahunan
35,000.00
30,000.00
Juta Dollar
25,000.00
20,000.00
15,000.00
10,000.00
5,000.00
20
20
8
20
1
20
16
14
20
12
20
10
20
8
20
0
6
20
0
04
20
20
02
0.00
Tahun
Skenario Dasar
Skenario-B
Selisih
Gambar 7. NPV tahunan sektor energi.
Dari beberapa contoh tabel dan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa ”Doomsday”
di bidang energi dapat terjadi bilamana diversifikasi energi dan peningkatan efisiensi
penggunaan energi tidak diperhatikan dengan serius, khususnya di Jawa.
Rangkuman kesimpulan studi tersebut adalah sebagai berikut:
8
1. Kebutuhan energi nasional akan meningkat dari 122 GWth (674 juta SBM) pada
tahun 2002 menjadi 304 GWth (1680 juta SBM) pada tahun 2020, meningkat sekitar
2,5 kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan rerata tahunan sebesar 5,2%.
Sekitar 51 % dari kebutuhan energi nasional ini akan digunakan di wilayah JawaMadura-Bali (Jamali).
2. Kebutuhan energi untuk listrik meningkat dengan laju pertumbuhan tertinggi dari
112,2 TWjam pada tahun 2002 menjadi 356,8 TWjam pada tahun 2020, mening
kat sekitar 3.2 kali lipat, atau dengan pertumbuhan rerata 6,6% per tahun.
Sekitar 68 % dari kebutuhan listrik nasional ini akan digunakan di wilayah Jamali.
3. Dalam waktu dekat Indonesia sudah akan menjadi net importer untuk total minyak
mentah dan BBM. Pada tahun 2002 import BBM mencapai sebesar 126,8 juta
BOE dan akan meningkat menjadi 797,7 juta BOE (6,3 kali lipat). Sedangkan net
importer hanya minyak mentah baru akan terjadi pada tahun 2011, dimana pada
tahun 2020 jumlah impor minyak mentah diperkirakan mencapai 207,2 juta barel
per tahun atau sekitar 1,7 kali lipat dari impor pada tahun 2002 yang berjumlah
123,9 juta barel.1
4. Konsumsi total batubara pada tahun 2002 mencapai 22,8 juta ton. Dari jumlah
tersebut 78,7% digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Sampai dengan
tahun 2020 akan terjadi peningkatan penggunaan energi batubara secara besarbesaran di bidang pembangkitan listrik dari 50 TWjam menjadi 320 TWjam (4,6
kali lipat). Pasokan batubara akan terus meningkat sehingga pada tahun 2020
akan dibutuhkan batubara sebanyak 108,3 juta ton, dan sekitar 84,2% dari total
produksi tahunan batubara akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di Jawa.
5. Sampai tahun 2020 total produksi gas di proyeksikan mencapai 63,58 TSCF,
sebagian berasal dari cadangan gas yang telah terikat dalam kontrak jangka
panjang (committed), sisanya berasal dari cadangan gas yang belum terikat
kontrak (non committed). Pada tahun 2020 masih cukup tersedia sisa cadangan
sebesar 123,41 TSCF atau lebih dari setengah total cadangan gas (proven,
probable, possible) sebesar 185 TSCF.
6. Peningkatan emisi gas buang hasil pembakaran berupa CO2 dari 183,1 juta Ton
pada tahun 2002 menjadi 584,9 juta Ton pada tahun 2020 (3,2 kali lipat), NOX
dari 651,5 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 2.292,5 ribu Ton pada tahun 2020
(3,5 kali lipat), SOx dari 192,5 ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 600 juta Ton
pada tahun 2020 (3,1 kali lipat), CH4 dari 131,7 ribu Ton pada tahun 2002
menjadi 286,7 juta Ton pada tahun 2020 (2,2 kali lipat), abu terbang dari 81,2
ribu Ton pada tahun 2002 menjadi 238,1 ribu Ton pada tahun 2020 (2,9 kali
lipat).
7. Dengan harga energi yang lebih tinggi (Skenario B), maka perbandingan nilai
uang ( net present value -NPV) yang dibelanjakan di sektor energi akan menjadi
lebih tinggi sekitar 19 %. Hal ini akan mempersulit neraca keuangan negara dan
masyarakat, karena akan menyebabkan peningkatan subsidi yang selanjutnya
akan menurunkan daya saing bangsa, sehingga akan dapat mengganggu laju
pertumbuhan ekonomi nasional dan akhirnya akan berdampak pada program
pembangunan nasional.
Perkembangan tentang ketersediaan energi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
situasi internasional, terutama terkait dengan harga minyak mentah internasional.
Sejak akhir tahun 2004 pada saat studi tentang kondisi “doomsday scenario” selesai,
1
Data dalam Blue-Print PEN 2005-2025 (Dep. ESDM) menyebutkan bahwa produksi minyak mentah (MM) Indonesia di tahun
2004 adalah sebesar 1.125 ribu barel per hari (RBPH), ekspor MM sebesar 514 RBPH, penggunaan dalam negeri 1.098
RBPH, impor MM sebesar 487 RBPH. Sedangkan produksi BBM dalam negeri sebesar 822 RBPH, kebutuhan BBM dalam
negeri 1.034 RBPH, sehingga diperlukan impor sebesar 212 RBPH.
9
harga minyak mentah telah bergejolak dan bahkah sampai saat ini masih
memperlihatkan situasi yang belum kembali ke harga yang semula digunakan
sebagai referensi dalam kajian tersebut.
Perkembangan ini juga sangat berpengaruh terhadap konsep pengelolaan energi
Nasional. Blue-print Pengelolaan Energi Nasional yang dibuat pada awal tahun 2005
selalu harus direvisi untuk mengakomodasikan kondisi perubahan harga minyak
mentah yang akhirnya juga mempengaruhi harga energi fosil lainnya. Sampai
akhirnya pada awal tahun 2006, Kebijakan Energi Nasional dituangkan dalam bentuk
Perpres No. 5 tahun 2006, yang pada prinsipnya, isinya menekankan pada:
1. Mengoptimalkan penggunaan bauran energi (diversifikasi)
2. Melakukan penghematan dan meningkatkan efisiensi energi (konservasi)
3. Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan yang sudah siap secara teknis
maupun ekonomis serta ramah lingkungan, seperti:
• Bahan Bakar Nabati (biodiesel, bio-ethanol/gasohol, bio-oil dan Pure Plant Oil)
• Bahan bakar sintetis ( Batubara Cair, GTL, DME,dll)
• Panas Bumi
• Mini dan mikro hidro
• Nuklir
• Surya
• Angin/bayu
• Hidrogen (fuel cell).
• Energi arus & gelombang samudera
4. Meningkatkan eksplorasi energi fosil (intensifikasi)
5. Meningkatkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur energi, baik disisi
hulu maupun disisi hilir, seperti:
• Industri pengilangan minyak dan sarana transportasinya
• Instalasi pemipaan atau terminal LNG dan sarana distribusinya
• Sarana transportasi dan pelabuhan batubara
• Pembangkit listrik dan sarana transmisi serta distribusinya.
6. Memperhatikan permasalahan lingkungan, khususnya di Jawa yang mempunyai
populasi sekitar 945 orang/km2, antara lain:
• Pengembangan teknologi energi fosil bersih
• Melakukan penelitian daya dukung lingkungan (lokasi, populasi, sos-bud, dll)
• Melakukan penelitian dan kajian tentang dampak lingkungan dan biaya
kerugian yang ditimbulkannya (eksternalitas).
7. Melakukan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi pada sektor tersebut di atas, serta melibatkan industri nasional
dalam rangka peningkatan kemampuan nasional.
2.3. Pandangan Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
Data sumber energi yang tersedia di Indonesia, serta kebijakan yang menjadikan
sumber daya energi sebagai suatu komoditas untuk mendapatkan devisa guna
menunjang pembangunan perlu dicermati. Ekspor sumber energi yang dilakukan
dengan suatu mekanisme kontrak jangka panjang, menimbulkan kekhawatiran
tentang prinsip terjaminnya pasokan energi nasional (security of energy supply) yang
diperlukan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Terjaminnya
10
pasokan energi lebih mendasarkan pada prinsip penguasaan sumber energi dan
bukan kepemilikan sumber energi tersebut. Hal ini sudah dibuktikan kebenarannya
oleh beberapa negara yang tidak memiliki sumber energi, tetapi mempunyai
kemampuan menguasai sumber energi sehingga pertumbuhan industrinya terjamin
dan berlangsung dengan baik sehingga menjadi negara maju. Berbagai pendapat
dari ahli kebijakan energi telah mengingatkan masalah tersebut. Beberapa
diantaranya telah menuangkan pendapatnya dalam beberapa tulisan yang
menyarankan perlunya dilakukan berbagai kebijakan dalam pengelolaan sumber
energi, termasuk diantaranya adalah langkah diversifikasi, pengembangan dan
peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan.
11
III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
3.1. Kekuatan dan Kelemahan
a. Letak Indonesia di antara 6° Lintang Selatan dan 11° Lintang Utara membentang
di sepanjang garis khatulistiwa. Posisi ini memberikan intensitas sinar matahari
yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini
merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi
surya.
b. Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin
yang bermacam-macam, diantaranya mempunyai prospek dalam pengembangan
Energi Angin (Bayu). Demikian pula adanya potensi dinamika lautan dapat
dijadikan sebagai sumber energi samudera.
c. Limpahan energi surya hampir sepanjang tahun serta kecukupan air memberikan
jaminan terjadinya proses fotosintesa atau asimilasi untuk produksi biomassa
yang dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam pengembangan energi
biomassa.
d. Indonesia mempunyai struktur geologi yang memiliki potensi sumber energi
seperti batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi
tersebut sebagian sudah sekian lama dieksploitasi (kecuali panas bumi) sehingga
jumlah cadangannya sudah mulai menyusut, namun eksplorasi masih membuka
peluang untuk mendapatkan sumber energi.
e. Indonesia terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam demikian
membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan perencanaan dan
penanganan yang tidak mudah.
f. Indonesia tergolong negara berpenduduk padat. Jumlah penduduk tahun 2005
telah mencapai sekitar 220 juta. Lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal
di pulau Jawa. Jumlah dan sebaran penduduk tersebut memerlukan sumber
energi yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat.
g. Emisi gas CO2 dan CH4 berperan penting dalam gejala pemanasan global atau
dikenal sebagai gejala rumah kaca (green house effect) yang diikuti oleh
penipisan lapisan ozon, telah menimbulkan ketidak-teraturan iklim dunia. Dampak
ini dapat berpengaruh terhadap pola iklim di Indonesia, mengganggu ekosistem,
merusak SDA hayati yang merupakan sumber energi berbasis biomassa. Oleh
karena itu pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan energi yang
berbasis pada sumber energi terbarukan (seperti antara lain biomassa, panas
bumi, surya, angin dll.) harus menjadi pertimbangan yang utama dalam
pengelolaan dan pemakaian sumber energi dimasa datang.
h. Tingkat kesejahteraan dan daya beli sebagian masyarakat Indonesia masih
rendah sehingga menuntut penyediaan energi yang terjangkau dan rasional.
i. Pola hidup sebagian besar masyarakat yang bersifat konsumtif dan budaya tidak
hemat memberikan dampak pada pemborosan sumber daya energi.
j. Budaya masyarakat yang kurang mencintai produk bangsa sendiri dapat
menghambat pengembangan litbangrap di bidang energi.
k. Sistem transportasi umum yang tidak kondusif memberikan dampak pada
pemborosan sumber daya energi.
12
3.2. Peluang dan Tantangan
a. Potensi iklim tropis basah dan sinar matahari merupakan “dapur” yang sangat
produktif untuk produksi biomassa melalui proses asimilasi yang merupakan
keunggulan komparatif terhadap negara lain.
b. Indonesia dengan penduduk yang demikian besar merupakan pangsa pasar yang
potensial. Namun demikian, pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat
menjadikan beban dalam mengupayakan pemenuhan ketersediaan energi.
c. Penyebaran penduduk Indonesia di berbagai pulau dan tidak merata memberikan
dampak terhadap distribusi penyediaan energi.
d. Pelaksanaan otonomi daerah yang konsisten diharapkan dapat memacu
pengembangan sumber energi sesuai dengan potensi dan kompetensi daerah.
e. Keberhasilan IPTEK bidang energi di negara maju dapat merupakan peluang
untuk alih teknologi dengan memanfaatkan teknologi informasi.
f. Terbukanya kerjasama dengan pihak asing di bidang IPTEK dapat memberikan
peluang untuk kegiatan litbangrap di bidang energi. Kerja sama ini sangat
menguntungkan ditengah minimnya anggaran pemerintah untuk penelitian masih
sangat minim.
g. Banyaknya komponen impor untuk kegiatan produksi dan distribusi sumber
energi dari luar (impor). Hal ini merupakan peluang untuk dapat disubstitusi
dengan hasil litbangrap nasional.
h. Issue global yang dihembuskan negara maju seperti isu HAM, demokrasi,
lingkungan hidup, Trades-related Intellectual Properties Rights (TRIPs),
penerapan standar internasional (ISO 14000 tentang menejemen lingkungan
hidup) dapat merupakan tantangan bagi dunia usaha Indonesia yang bergerak di
bidang energi.
i. Pengaruh kepentingan negara maju terhadap negara produsen minyak di Timur
Tengah masih merupakan faktor yang dominan dalam penciptaan fluktuasi harga
minyak dunia. Hal ini dapat berpengaruh pada kondisi pasar energi di dalam
negeri, dan dalam jangka panjang dapat berpengaruh pada litbangrap energi.
j. Masih rendahnya minat investor untuk melakukan kegiatan investasi di bidang
energi.
k. Meningkatnya pembangunan di sektor industri dan transportasi meningkatkan
kebutuhan energi. Hal ini merupakan permasalahan tersendiri dalam pemenuhan
kebutuhan energi.
l. Tingginya kebutuhan energi memerlukan inovasi dalam berbagai sumber energi
sehingga diperlukan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan
kompetensi,
m. Banyak hasil litbangrap dalam negeri bidang energi belum dapat didayagunakan
secara maksimal, karena masih banyak yang belum berorientasi ekonomi dan
pasar kurangnya kerja sama antara lembaga litbang dengan dunia usaha.
3.3. Solusi
Dari tinjauan kondisi saat ini dan analisa lingkungan stratejik SWOT tersebut di atas,
Indonesia ke depan akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi.
Dengan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak mungkin kebutuhan tersebut
dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung
ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka
13
pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan
issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara
arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk
memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, harus diterapkan konsep bauran
energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis teknologi
(technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya (resource
base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang IPTEK bidang
energi menjadi semakin jelas untuk mendukung kebijakan energi ke depan yang
berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, skenario terburuk di bidang
penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tidak terjadi.
14
IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN IPTEK
ENERGI BARU DAN TERBARUKAN UNTUK MENDUKUNG KEAMANAN
KETERSEDIAAN ENERGI 2005 - 2025
4.1. Visi
Terwujudnya ketersediaan energi yang didukung kemampuan nasional IPTEK.
4.2. Misi
1. Menyusun kebijakan dan strategi litbangrap IPTEK di tingkat pusat dan daerah
untuk mendukung dan menjamin ketersediaan energi.
2. Meningkatkan kemampuan litbangrap dalam bidang energi.
3. Mengoptimalkan litbangrap untuk mendapatkan energi dengan nilai tambah
tinggi.
4. Melakukan litbangrap untuk mendorong diversifikasi sumber daya energi dan
pemanfaatannya, serta meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
5. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbangrap dalam pengelolaan energi secara
etis (energy ethics) dan berkelanjutan.
6. Meningkatkan peran litbangrap dalam penyediaan energi yang terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat.
4.3. Tujuan
a. Mempersiapkan arah dan tahapan pencapaian pembangunan IPTEK yang
mempertimbangkan perkembangan teknologi dalam pemanfaatan sumber
energi nasional.
b. Menjadi acuan bagi penyusunan strategi pembangunan IPTEK di tingkat
pusat, daerah dan masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi nasional.
c. Mewujudkan peran litbangrap IPTEK pada pembangunan energi yang
berkesinambungan untuk meningkatkan daya saing nasional.
d. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan bauran energi (energy
mix) di Indonesia yang memenuhi nilai keekonomian dan ramah lingkungan.
e. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan sumber daya energi
lokal spesifik berkelanjutan.
4.4. Sasaran
a. Terwujudnya peran teknologi dan infrastruktur energi bangsa sendiri guna
mendukung bisnis energi.
b. Terwujudnya peran litbangrap untuk mencapai rasio elektrifikasi sektor
rumah tangga sebesar 90%.
c. Terwujudnya peran litbangrap dalam meningkatkan pangsa energi
terbarukan1 (selain panas bumi) menjadi sekurang-kurangnya 5%.
d. Digunakannya hasil litbangrap dalam pemanfaatan energi nuklir dengan
pangsa sekitar 4% dari produksi listrik nasional.
e. Digunakannya hasil litbangrap dalam penyediaan bio-fuels sektor
transportasi sebesar 10 %.
1
Hidro skala besar tidak diperhitungkan sebagai energi terbarukan
15
f. Digunakannya hasil litbangrap dalam penggunaan gas untuk sektor industri
& pembangkitan listrik, transportasi, dan rumah tangga
g. Terwujudnya peran Litbangrap untuk pemakaian energi perkapita sebesar
10 SBM.
h. Digunakannya hasil litbangrap dalam mendukung terwujudnya infrastruktur
energi yang mampu memaksimalkan akses masyarakat terhadap energi dan
pemanfaatannya untuk ekspor.
i. Digunakannya hasil litbangrap untuk mencari sumber energi di dalam dan
luar negeri.
j. Digunakannya hasil litbangrap konservasi energi untuk menurunkan
elastisitas energi lebih kecil dari 1.
k. Digunakannya hasil litbangrap dalam meningkatkan penggunaan kandungan
lokal dan meningkatnya peran sumber daya manusia nasional dalam industri
energi.
l. Digunakannya hasil litbangrap untuk memenuhi 100% kebutuhan listrik
masyarakat yang tidak terjangkau jaringan nasional.
4.5. Metodologi
Penetapan langkah strategis Buku Putih Litbangrap Energi Nasional adalah
menggunakan metodaTechnology Roadmapping (Peta Jalan) sebagai salah satu
alat stratejik dalan Technology Foresight (peramalan teknologi) untuk pencapaian
keberhasilan penyediaan energi. Peta jalan tersebut digunakan untuk membantu
mengidentifikasi teknologi dan kebijakan kunci yang harus dibuat dan langkahlangkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi
untuk keberhasilan penyediaan energi nasional.
Penetapan Peta Jalan Litbangrap energi diharapkan dapat menimbulkan:
-
Komunikasi: interaksi antar berbagai kelompok pemangku kepentingan
Konsentrasi atau fokus: untuk perencanaan jangka panjang
Koordinasi: menyatukan pemaham umum dari permasalahan
Konsensus: membentuk gambaran yang jelas tentang arah atau tindakan
yang harus dilakukan
Komitmen: yang lebih berupa tindakan/aksi, bukan hanya teori.
Komprehensif: pemahaman yang lebih baik tentang kemungkinan perubahan
lingkungan yang dapat terjadi.
Metodologi dan Langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta jalan litbangrap
energi nasional adalah sebagai berikut:
1. Konsultasi dengan para pakar dan berbagai pihak pemangku kepentingan.
2. Scenario planning sederhana: dengan memakai skenario “Keterpurukan
Energi” (Doomsday Scenario) nasional sebagai dasar.
3. Critical technology: pemilihan teknologi penentu yang dapat mempengaruhi
litbangrap IPTEK energi nasional.
Diharapkan dengan peta jalan tersebut timbul teknologi yang market driven yang
dapat dilakukan oleh industri Indonesia, perencanaan yang pasti dalam jangka
menengah-panjang, dan membuat dasar yang kuat bagi pengambil keputusan
16
maupun investor. Semua itu membutuhkan kerjasama antara pemerintah, lembaga
riset dan industri.
4.6. Roadmap
Transformasi penguasaan IPTEK perlu diupayakan agar dapat mencapai nilai
ambang batas yang dapat memicu dan memacu tumbuhnya kemandirian dalam
upaya menciptakan pembaharuan sumber daya RIPTEK secara keseluruhan. Untuk
mencapai tingkat itu dibutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang dapat
“membuktikan” bahwa aktivitas penguasaan dan pemberdayaan litbangrap IPTEK
bidang energi pasti akan memberikan sumbangsih bagi kehidupan negara. Oleh
karena itu diperlukan waktu yang panjang (15 – 25 tahun) untuk melakukan investasi
secara berkelanjutan sebelum teknologi potensial dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk itu ditetapkan pembuatan peta jalan
IPTEK Energi sampai tahun 2025, sehingga dapat :
a. Diprediksi dengan cermat capaiannya, dengan menggunakan indikator yang
jelas, menggunakan asumsi dasar yang sahih.
b. Diidentifikasi critical enabling technology dan jarak yang ada antara teknologi
yang ada saat ini dan yang akan dikembangkan kemudian.
c. Ditingkatkan kerja sama dan kemitraan melalui tukar menukar pengetahuan dan
teknologi.
d. Diwujudkan suatu konsensus nasional untuk bergerak maju dalam litbangrap
IPTEK Energi.
4.7. Strategi
Dengan tahapan pencapaian yang jelas, maka dapat ditetapkan Ilmu pengetahuan
dan teknologi Energi yang strategis dari berbagai cabang Iptek yang memiliki
keterkaitan yang luas dengan kemajuan iptek secara menyeluruh, atau berpotensi
memberikan dukungan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat, kemajuan
bangsa, keamanan dan ketahanan bagi perlindungan negara, pelestarian fungsi
lingkungan hidup, pelestarian nilai luhur budaya bangsa, serta peningkatan
kehidupan kemanusiaan.
Menyadari jalan panjang yang ditempuh, dalam Buku Putih Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Energi Baru dan
terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi 2025, akan ditempuh
sesuai dengan kerangka perioritas waktu yang bertahap, yaitu:
1. Pertama – Jangka Pendek (2005-2010)
Tahap ketahanan nasional yang dilakukan pada 5 tahun pertama dengan
indikator utama menjadikan IPTEK sebagai elemen kunci dalam tahap mencapai
kemandirian dalam pengelolan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan
secara terkendali dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi di bidang energi.
Tahap Pertama untuk mencapai kemandirian mencakup:
a. Penguasaan litbangrap IPTEK bidang energi
b. Litbangrap IPTEK dalam penyediaan sumber energi nasional mencakup
teknologi Energi dari sumber nabati/Biofuel , mikro/minihidro, teknologi fuel
cell, teknologi energi panas bumi, persiapan pembangunan PLTN,
17
penyusunan master plan gas alam, teknologi angin, teknologi energi surya
hibrida dan teknologi pembangkit listrik dan uap panas (cogeneration)
berbahan bakar biomassa, serta teknologi pemanfaatan batubara kualitas
rendah/ teknologi batubara bersih.
c. Penguasaan dan penerapan IPTEK bagi pengelolaan lingkungan hidup.
d. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat
rendah dan teknologi pencairan batubara, fuel cell dan infrastruktur gas.
2. Kedua – Jangka Menengah (2011-2015)
Tahap kreasi kekayaan berbasis IPTEK (wealth creation) dalam periode 10 tahun
pertama, dengan indikator utama tercapai kemandirian dan daya saing di bidang
energi.
Tahap Kedua untuk mencapai IPTEK yang mandiri sekaligus memiliki daya saing
pasar yang ekonomis mencakup:
a. Penerapan hasil penelitian dan pengembangan teknologi biomassa dan
biogas, teknologi intensifikasi gas bumi, teknologi mikro/ minihidro, hidrogen
dan biodiesel/bioetanol/bio-oil, teknologi pemanfaatan batubara berkualitas
rendah, teknologi energi surya, teknologi energi angin, dan teknologi energi
panas bumi.
b. Peningkatan litbangrap IPTEK untuk menunjang pemenuhan infrastruktur
energi.
c. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat
rendah dan teknologi pencairan batubara, Fuel Cell dan infrastruktur gas
3. Ketiga – Jangka Panjang (2016-2025)
Tahap percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan IPTEK
dalam pencapaian waktu 20 tahun, dengan indikator utama tumbuh dan
berkembangnya kehidupan sosial, ekonomis dan budaya berbasis IPTEK
(Knowledge Based Economy-KBE) dan masyarakat yang inovatif (innovative
society). Penguatan pilar ’Knowledge Based Economy-KBE’ menjadi tumpuan
dalam jangka panjang, yaitu:
a. Sistem Penyediaan Energi, yang menjamin masyarakat dapat memanfaatkan
IPTEK secara luas,
b. Sistem Inovasi, (termasuk sistem HKI) yang memungkinkan para peneliti dan
kalangan bisnis menerapkan secara komersial hasil RIPTEK,
c. Infrastruktur ICT, yang menjamin masyarakat dapat melakukan akses secara
efektif terhadap informasi sistem energi nasional,
d. Kerangka kelembagaan, peraturan perundang-undangan dan suasana yang
kondusif, yang menjamin kemantapan lingkungan makro ekonomi,
persaingan, lapangan kerja dan keamanan sosial.
Untuk mencapai sasaran ditetapkan strategi, yaitu:
ƒ Pentahapan litbangrap IPTEK
ƒ Pentahapan struktur litbangrap IPTEK yang kompetitif sesuai dengan aturan dan
permintaan pasar yang berlaku secara konsisten untuk mewujudkan industri
energi yang efisien
18
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
Pentahapan skema pendanaan, rezim fiskal, perpajakan dan insentif lainnya yang
kondusif untuk meningkatkan investasi.
Pemanfaatan IPTEK mandiri dengan memperhatikan kelompok masyarakat tidak
mampu;
Pemanfaatan IPTEK mandiri yang dapat bersaing sesuai dengan mekanisme
pasar agar dicapai harga yang paling menguntungkan bagi konsumen dan
produsen.
Pemanfaatan IPTEK mandiri yang menjadi pilihan yang kompetitif pada sisi
produsen untuk melayani kepentingan konsumen sehingga konsumen
mempunyai banyak pilihan
Pemanfaatan IPTEK mandiri untuk menciptakan open access pada sistem
penyaluran energi khususnya untuk BBM, gas dan listrik (mandiri bisa diganti
dengan “berbasis kemampuan bangsa sendiri”)
Pemberdayaan Daerah dalam pengembangan IPTEK
Mengembangkan perencanaan pengembangan IPTEK berbasis daerah sebagai
bagian dari perencanaan energi nasional dengan memprioritaskan energi
terbarukan
Pengembangan infrastruktur IPTEK
Mengembangkan infrastruktur IPTEK yang terpadu terutama di daerah yang
tingkat konsumsi energinya tinggi.
Meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengembangan
infrastruktur IPTEK.
Litbangrap IPTEK untuk peningkatan efisiensi energi
Litbangrap IPTEK dalam Demand Side Management (DSM) melalui peningkatan
efisiensi pemanfaatan listrik, penerapan standar dan pengendalian pemakaian
energi
Litbangrap IPTEK dalam Supply Side Management (SSM) melalui peningkatan
kinerja pembangkit yang sudah ada, jaringan transmisi dan distribusi listrik
Pemanfaatan IPTEK dalam meningkatkan peran industri energi nasional
Menyiapkan sumber daya manusia dalam negeri yang andal di bidang energi
Meningkatkan penguasaan teknologi energi yang mengutamakan industri
manufaktur nasional
Meningkatkan kemampuan perusahaan nasional dalam industri energi
Peningkatan kegiatan litbangrap untuk investasi oleh dunia usaha (industri dan
jasa) di bidang energi baru dan terbarukan:
¾ Peningkatan litbangrap untuk pendayagunaan dan peningkatan nilai tambah
gas bumi:
¾ Peningkatan keberdayaan masyarakat dengan pengembangan kapasitas
IPTEK-nya.
Melembagakan kemampuan IPTEK dalam pemberdayaan masyarakat;
Menciptakan kelembagaan IPTEK secara kemitraan dalam rangka
pengembangan sarana dan industri energi
Meningkatkan kelembagaan IPTEK terhadap peranan swadaya masyarakat,
usaha kecil menengah dan koperasi dalam industri energi
4.8. Rekomendasi Kebijakan
Agar sasaran dan strategi pencapaian Buku Putih energi dapat tercapai langkah
kebijakan yang ditempuh adalah melaksanakan penelitian, pengembangan dan
penerapan dan pemanfaatan IPTEK yang beriorientasi pada intensifikasi,
19
diversifikasi, dan konservasi energi di segala bidang, serta diikuti oleh langkah
pendukung yang antara lain:
• Meningkatkan dukungan iptek pada kelompok usaha kecil, menengah dan
koperasi, terutama di bidang material dan manufaktur.
• Mempermudah akses bagi dunia usaha/industri ke fasilitas penyedia IPTEK,
termasuk pemanfaatan kapasitas untuk peningkatan keterampilan tenaga kerja.
• Menajamkan prioritas kegiatan litbang pada sektor energi.
• Mengembangkan atau memperkuat hubungan antara industri besar dan industri
kecil dan menengah, khususnya yang berdampak pada peningkatan penguasaan
IPTEK.
• Menyusun skema insentif untuk mempercepat difusi IPTEK khususnya dari hasil
litbang dalam negeri bidang energi
• Meningkatkan dukungan IPTEK untuk menunjang daya saing sektor produksi
energi, serta sektor yang berpotensi untuk memberikan dampak ekonomi yang
luas.
• Meningkatkan peran lembaga penelitian, pengembangan dan rekayasa sebagai
mitra dunia usaha/industri untuk mengembangkan kemampuan inovasi pelaku
usaha/industri, serta mendorong pembangunan kelembagaan iptek di daerah.
• Mempersiapkan prasarana untuk pengembangan HKI, standar mutu, keamanan
produksi dan lingkungan, serta membina sumber daya manusia dan
memberdayakan organisasi profesi ilmiah.
4.9. Prakondisi dan Indikator Keberhasilan
Prakondisi
1. Tercapai kesamaan persepsi dan adanya dukungan dari seluruh sektor
terkait/pemangku kepentingan terhadap pemanfaatan hasil litbangrap.
2. Komitmen pemerintah dalam mengalokasikan anggaran yang memadai untuk
kegiatan litbangrap.
3. Adanya komitmen dari pihak swasta untuk meningkatkan rasio kontribusi
anggaran non pemerintah untuk kegiatan litbangrap.
4. Komitment pelaku riset dan lembaga litbang untuk melaksanakan program
litbangrap secara terencana, sungguh-sungguh, konsisten dan tepat waktu.
5. Adanya kebijakan fiskal, moneter dan peraturan perundangan yang berpihak
pada masyarakat dan UKM bidang energi.
6. Meningkatnya budaya masyarakat cinta produksi dalam negeri, hemat energi dan
tidak konsumtif.
Indikator Input
1. Tersusun perencanaan litbangrap yang saling mendukung/komplemen antar
kelembagaan IPTEK.
2. Alokasi anggaran yang memadai dari setiap unit penelitian yang terkait dengan
bidang energi di atas 20 % untuk pelaksanaan Buku Putih.
3. Alokasi dana penelitian melalui program insentif, program kompetitif dan
sejenisnya untuk pelaksanaan litbangrap yang mendukung Buku Putih, minimal
sebesar 15 %.
4. Tersedia sarana dan prasarana yang memadai untuk pelaksanaan Buku Putih.
5. Tersedia SDM yang kompeten dan memadai untuk mendukung pelaksanaan
Buku Putih.
20
Indikator Proses
1. Tercipta iklim yang kondusif terhadap pelaksanaan litbangrap
2. Ada motivasi yang kuat dari SDM dalam pelaksanaan litbangrap.
3. Terealisasi inovasi dalam litbangrap yang mengacu pada Buku Putih.
4. Terlaksana monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Buku Putih
5. Terdokumentasikan dengan baik hasil pelaksanaan Buku Putih.
Indikator Output
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas hasil litbangrap.
2. Peningkatan jumlah publikasi dan jumlah patent.
3. Paket teknologi dan model implementasi yang mendukung ketersedian energi
meningkat jumlahnya.
4. Diseminasi hasil litbangrap yang mendukung ketersediaan energi terjadi.
5. Akses informasi terhadap hasil litbangrap ke seluruh stakeholder meningkat.
Indikator Outcome
1. Tersedia dan dipakai hasil litbangrap (teknologi, inovasi, dan kebijakan) pada
tingkat pengguna.
2. Tersedia lapangan kerja baru di bidang produksi dan distribusi energi.
3. Terwujudnya budaya cinta produk dalam negeri dan hemat energi.
4. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat.
5. Tersedia energi untuk seluruh lapisan masyarakat.
21
V. PENUTUP
Letak Indonesia yang berada di antara 6° Lintang Selatan dan 11° Lintang Utara
membentang di sepanjang garis khatulistiwa memberikan intensitas sinar matahari
yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini
merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi
surya. Indonesia dengan iklim tropis nya menjadikan suatu rahmat dengan tumbuh
suburnya tanaman yang dapat menjadi sumber energi terbarukan yang potensial.
Indonesia yang mempunyai struktur geologi memiliki potensi sumber energi seperti
batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi tersebut
sebagian sudah sekian lama dieksploitasi dan sudah mulai menyusut jumlah
cadangannya (kecuali panas bumi), namun hasil eksplorasi masih membuka peluang
untuk mendapatkan sumber energi.
Indonesia yang terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam
demikian membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan
perencanaan dan penanganan yang cermat.
Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin yang
bermacam-macam, yang diantaranya mempunyai prospek pengembangan Energi
Bayu.
Indonesia yang tergolong negara berpenduduk padat memerlukan pasokan energi
yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat. Indonesia ke depan
akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi. Dengan kondisi
ketersediaan energi sekarang tidak memungkinkan kebutuhan tersebut dapat
tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung
ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka
pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan
issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara
arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk
memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, maka harus diterapkan konsep
bauran energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis
teknologi (technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya
(resource base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang
IPTEK untuk energi menjadi semakin jelas dalam mendukung kebijakan energi ke
depan yang berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, Skenario terburuk di
bidang penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tak terjadi.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan litbangrap IPTEK yang mendukung
pencapaian ketersediaan energi adalah:
ƒ Anggaran yang tersedia jauh lebih kecil dari yang dibutuhkan
ƒ Minat investor masih relatif kecil
ƒ Sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi masih sangat
kurang.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Kebijakan Energi Nasional 2003 – 2020, Departemen Energi Sumber Daya
Mineral, 24 Februari 2004.
2. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005 – 2025, Departemen Energi
Sumber Daya Mineral
3. Kajian Kebutuhan dan Penyediaan Energi di Indonesia Tahun 2020, Kementerian
Negara Riset dan Teknologi – Komite Nasional Indonesia-World Energy Council
(KNI-WEC)
4. Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional IPTEK 2005 – 2009, Kementerian
Negara Riset dan Teknologi
Visi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2025, Kementerian Negara Riset dan
Teknologi
23
Anggota Gugus Tugas Energi (GTE)
Tim Koordinasi Gugus Tugas Bidang Prioritas
Penciptaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan Terbarukan
Tahun Anggaran 2006,
Kepmen Nomor:17/M/Kp/II/2006
No.
Nama
Jabatan/Instansi
Tugas
Sesmenegristek
Ketua Gugus Tugas
Dep. Perkemb. Riptek
Penanggung Jawab
Asdep. Rekayasa, KNRT
Sekretaris Gugus Tugas
Staf Ahli Energi
Anggota Gugus Tugas
Dep. ESDM
Anggota Gugus Tugas
BATAN
Anggota Gugus Tugas
BPPT
Anggota Gugus Tugas
1.
Dr. Hudi Hastowo
2.
Dr. Bambang S. Pratomosunu
3.
Dr. Agus Rusyana Hoetman
4.
Prof. Dr. Martin Djamin
5.
Ir. Nenny Sri Utami
6.
Dr. Arnold Y. Soetrisnanto
7.
Ir. Aris Subarkah, MT
8.
Dr. Widodo W. Purwanto
UI
Anggota Gugus Tugas
9.
Dr. Mesdin K. Simarmata
BAPPENAS
Anggota Gugus Tugas
10. Dr. Tatang Hernas Surawidjaja
ITB
Anggota Gugus Tugas
11. Dr. Ing. Harwin Saptoadi, MSE
UGM
Anggota Gugus Tugas
IPB
Anggota Gugus Tugas
BPPT
Anggota Gugus Tugas
BAPETEN
Anggota Gugus Tugas
15. Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng
BPPT
Anggota Gugus Tugas
16. Dr. Agus Eko Tjahyono
BPPT
Anggota Gugus Tugas
17. Dr. Unggul Priyanto
BPPT
Anggota Gugus Tugas
18. Ir. Soni Solistia Wirawan M.Eng
BPPT
Anggota Gugus Tugas
19. Ir. Adiwardojo
BATAN
Anggota Gugus Tugas
20. Ir. Maryono Ismail, MSc.
LAPAN
Anggota Gugus Tugas
21. Drs. Suripno
LAPAN
Anggota Gugus Tugas
22. Dr. Priyo Sardjono
LIPI
Anggota Gugus Tugas
23. Ir. Raharjo Binudi
LIPI
Anggota Gugus Tugas
24. Dr. Djedi Widarto
LIPI
Anggota Gugus Tugas
25. Dr. Ir. Robert Manurung, M.Eng
ITB
Anggota Gugus Tugas
26. Dr. Ing. Putu M. Santika
KNRT
Anggota Gugus Tugas
27. Dr. Ir. Erie Sandhita G, MsAe, DEA
KNRT
Anggota Gugus Tugas
LIPI
Anggota Gugus Tugas
12. Dr. Ir. Erliza Hambali
13. Dr. Arief Yudiarto
14. Dr. Khoirul Huda, M.Eng
28. Dr. Herry Haeruddin
24
Daftar Anggota Narasumber
Gugus Tugas Energi 2006
No.
Nama
Instansi
Tugas
1.
Dr. Bukin Daulay
P3 Tekmira
Narasumber
2.
Dr. Arya Rezavidi
BPPT
Narasumber
3.
Ir. Endah Agustina, MS
IPB
Narasumber
4.
Ir. Novi Irawati
BPPT
Narasumber
5.
Dr. Hadi Punomo
Lemigas
Narasumber
6.
Ir. Endang Lestari, MSc
P3TK - EBT
Narasumber
7.
Dra. Nenen Rusnaeni
LIPI
Narasumber
8.
Ir. Ismail Zaini, M.Sc
BPPT
Narasumber
9.
Dr. M.A.M Oktaufik
BPPT
Narasumber
10.
Dr. Adiarso
BPPT
Narasumber
11.
Dra. Yenny Sofaeti, M.Si
P3 TEKMIRA
Narasumber
12.
Dr. Djedi Widarto
LIPI
Narasumber
13.
Ir. Jatmiko P. Atmojo, M.Eng.
BPPT
Narasumber
14.
Dr. Rustiono
BPPT
Narasumber
15.
Ir. Yusep K. Caryana
Lemigas
Narasumber
Sekretariat Anggota Gugus Tugas Energi:
No. Fax (021) 3102014
Email: [email protected]
1. Ir. Ramlan Mamentu Telp. 3169288 , Hp. 08128654395 Email: [email protected]
2. Drs. Wawan Gunawan
Telp. 3169288 , Hp. 081318643323 Email: [email protected]
3. Yuli Sulastri
Telp. 3169286, Hp. 0816908016 Email: [email protected]
25
ANGGOTA GUGUS TUGAS ENERGI 2005
Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi
No : 115/M/Kp/IX/2005
No
Nama
Instansi
1
Dr. Hudi Hastowo
2
Prof. Dr. Ir. Bambang Sutjiatmo
3
Dr. Bambang Setiadi, MS
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
4
Ir. Hari Purwanto, MSc.DIC
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
5
Soekarno Suyudi
6
Dr. Neni Sintawardani
LIPI
7
Dr. Ir. Bambang Prasetya, APU
LIPI
8
Prof. Lillik Hendrajaya, MSc
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
9
Dr. Ing. Raldi Artono Koestoer
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
10
Ir. Adiwardoyo
BATAN
11
Dr. Arnold J. Sutrisnanto
BATAN
12
Dr. Agus Rusyana Hoetman
BPPT
13
Drs. Ajat Sudradjat, MSc
BPPT
14
Drs. Suripno
15
Drs. Arjuno Brojonegoro
LIPI
16
Dr. Achiar Oemry
LIPI
17
Drs. Bambang Supriyo Utomo
BSN
18
Ir. Nenny Sri Utami
19
Dr. Ir. As Natio Lasman
20
Dr. Agus Salim Dasuki, MEng
BPPT
21
Ir. Soni Solistia Wirawan, MEng
BPPT
22
Dr. Rahayu Dwi Hartati
ESDM
23
Dr. Verina J. Wargadalam
ESDM
24
Dr. Totok M.S. Soegandi, MSc. APU
LIPI
25
Anjar Susatyo, ST
LIPI
26
BATAN
Kementerian Negara
Riset dan Teknologi
BATAN
LAPAN
ESDM
BAPETEN
NARA SUMBER
NO
NAMA
INSTANSI
1
Suryadarma PhD
Pertamina
2
Dr. Tatang H. Surawidjaja
ITB
3
Dr. Evita Legowo
Departemen ESDM
4
Noke Kiroyan
Kaltim Prima Coal (KPC)
5
Dr. Rinaldy Dalimi
UI
6
Mukaiyama Takehiko
Japan Atomic Industrial Forum (JAIF)
7
Dr.Ir. Hardiv Situmeang
KNI-WEC
8
Dr. Ir. Nur Pamuji
KNI-WEC
9
Gene Baranowski
BP Indonesia
10
Sujiastoto MA
Departemen ESDM
11
Dr. Emmy Perdanahari
Departemen ESDM
12
Dr. Ir. M. Arif Yudiarto MEng
BPPT
13
Dr. Ir. Unggul Priyanto MSc
BPPT
14
Ir. Rohmadi Ridlo MEng
BPPT
15
Dr. M.A.M. Oktaufik
BPPT
16
Drajat Pandjawi
KPC
17
Amir Fauzi
Pertamina
Sekretariat GUGUS TUGAS ENERGI
1. Drs. Sjaeful Irwan (Kementerian Negara Riset dan Teknologi)
2. Mustapa, S.Sos (Kementerian Negara Riset dan Teknologi)
27
LAMPIRAN
ROADMAP SEKTOR ENERGI
28
1. Roadmap Sektor Energi Bio Diesel
Tahun
Pasar
2005-2010
2011-2015
Pasokan Biodiesel
1,5 Jt kL10%
Solar Transportasi
2016-2025
Pasokan Biodiesel
3 juta kL15% Solar
Pasokan Biodiesel
6.4 juta KL(20% Solar
Transportasi)
(5% Konsumsi Solar)
STANDAR BIODIESEL NASIONAL
Produk
Biodiesel Sawit/
Jarak Pagar
Teknologi
Biodiesel
Berbiaya Produksi Rendah
Pabrik Komersial
Kapasitas
(5000 - 20000 Ton/Thn
Pabrik Komersial
Kapasitas 20.000 s/d
100.000 Ton/tahun
Rekayasa &
Disain Pabrik
Desain
Enjiniring
Intensifikasi
Proses
Biodiesel
Litbang
Teknologi
blending
Pemutakhiran
Standardisasi
dan Uji Unjuk
Kerja
Biodiesel
Biodiesel Kualitas
Kualitas Tinggi
Tinggi
Angka
Angka Setana
Setana Tinggi
Tinggi
Titik
Titik Kabut
Kabut Rendah
Rendah
Komersialisasi
Formula Biodiesel
Kualitas Tinggi
Uji Unjuk
Kerja
Optimasi
Dan
Modifikasi
Desain plant
Teknologi
Pembuatan
aditif
Gugus Tugas Energi
Kementrian Negara Riset dan Teknologi
29
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
• Penelitian dan
• Penelitian dan
• Penelitian dan
pengembangan aditip
pengembangan proses
pengembangan
biodiesel berkualitas
produksi biodiesel berbiaya
intensifikasi teknologi
tinggi
rendah
produksi biodiesel dari
bahan baku sawit, kelapa,
jarak pagar dan tumbuhan
lain.
• Pemanfaatan produk
• Pemanfaatan gliserol
• Penelitian dan
turunan gliserol dalam
menjadi produk turunan
pengembangan konversi
produk akhir (polimer,
lainnya (surfaktan,
gliserol menjadi etanol
consumer goods, dll)
monomer plastik, dll)
dan produk turunan
lainnya seperti surfaktan
• Penyediaan bibit unggul
• Penyediaan bibit unggul
• Peningkatan kualitas
tanaman jarak pagar
tanaman jarak pagar dan
tanaman jarak pagar dan
skala besar dengan teknik
bahan baku potensial
bahan baku potensial
lainnya
lainnya
in vitro
• Formulasi biodiesel
• Rekayasa dan Konstruksi
• Rekayasa dan konstruksi
berkualitas tinggi
pabrik biodiesel berbiaya
pabrik biodiesel secara
produksi rendah 20.000bertahap skala 5.000100.000 ton/tahun
20.000 ton/tahun
• Pemutakhiran uji
• Pemutakhiran uji
• Uji karakteristik, unjuk
karakteristik, unjuk kerja,
karakteristik, unjuk kerja, uji
kerja,uji jalan,
uji jalan, standar dan
jalan, standar dan
pemutakhiran standar dan
pembentukan
pembentukan Laboratorium
pembentukan lembaga
Laboratorium Uji Biodiesel
Uji Biodiesel di seluruh
sertifikasi mutu biodiesel
di setiap kabupaten
propinsi
(LSPro) serta
Laboratorium Uji Biodiesel
di beberapa propinsi
Peran Industri
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2005-2010)
(2011-2015)
(2016-2025)
Komersialisasi hasil
Komersialisasi hasil
Mendukung penelitian dan
penelitian teknologi produksi
penelitian teknologi
pengembangan perbaikan
formulasi biodiesel
proses produksi biodiesel di biodiesel berbiaya rendah
berkualitas tinggi
Perguruan Tinggi dan
lembaga litbang melalui
cost sharing dan kerjasama
kemitraan
Mesin dan peralatan
Peningkatan mesin dan
Peningkatan kandungan
biodiesel dengan
kandungan lokal peralatan
lokal mesin dan peralatan
kandungan lokal 100%
pabrik biodiesel sampai
pabrik biodiesel sampai
minimum 75%
minimum 50%
Pengembangan teknologi
Pengembangan teknologi
Pengembangan teknologi
engine agar dapat
engine lanjutan agar dapat
engine lanjutan agar dapat
mengikuti perkembangan
mengikuti perkembangan
mengikuti perkembangan
penggunaan biodiesel
penggunaan biodiesel
penggunaan biodiesel
Membantu dalam
Membantu dalam
Membantu dalam
pemutakhiran standar
pemutakhiran standar
pemutakhiran standar
biodiesel nasional
biodiesel nasional
biodiesel nasional
30
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Peningkatan target Program
Langit Biru yang merujuk
pada standar lingkungan
global
Penghapusan subsidi solar
dan pengenaan pajak
lingkungan terhadap solar
sebesar 10 %
Peran Industri
Jangka Menengah
(2011-2015)
Peningkatan target
Program Langit Biru yang
merujuk pada standar
lingkungan global
Pengenaan pajak
lingkungan terhadap solar
sebesar 25%
Sosialisasi penghematan
BBM karena kelangkaan
BBM fosil dan harga yang
terus meningkat
Sosialisasi penggunaan
biodiesel pada kendaraan
operasional di instansi
pemerintah dan transportasi
umum maksimum 10%
(B10)
Fasilitasi Pemanfaatan
Mekanisme Pembangunan
Bersih (CDM) oleh industri
biodiesel di Indonesia
Sosialisasi lanjutan
penghematan BBM karena
kelangkaan BBM fosil dan
harga yang terus meningkat
Penggunaan pada
transportasi umum di seluruh
Indonesia maksimum 20%
(B20)
Sosialisasi lanjutan
penghematan BBM karena
kelangkaan BBM fosil dan
harga yang terus meningkat
Penggunaan pada
transportasi umum di
seluruh Indonesia sampai
100% (B100)
Fasilitasi Pemanfaatan
Mekanisme Seperti CDM di
rezim iklim pasca Protokol
Kyoto oleh industri biodiesel
di Indonesia
• Sebesar 15% kebutuhan
• Sebesar 10% kebutuhan
solar transportasi dipenuhi
solar transportasi dipenuhi
dari biodiesel yaitu 3 juta kL
dari biodiesel yaitu 1.5
juta kL
Fasilitasi Pemanfaatan
Mekanisme Seperti CDM di
rezim iklim pasca Protokol
Kyoto oleh industri biodiesel
di Indonesia
• Sebesar 20% kebutuhan
solar transportasi dipenuhi
dari biodiesel yaitu 7.5
juta kL
• Sebesar 600 ribu kL
dipenuhi dari biodiesel
jarak pagar
• Sebesar 3 juta kL
• Sebesar 1.5 juta kL
dipenuhi dari biodiesel
dipenuhi dari biodiesel jarak
jarak pagar
pagar
Program Langit Biru yang
merujuk pada standar
lingkungan global
Pengurangan subsidi solar
untuk transportasi umum
Jangka Pendek
(2005-2010)
Kawasan industri harus
memenuhi standar emisi
yang disyaratkan oleh ISO
14000
Peningkatan produksi
biodiesel untuk pemakaian
oleh industri paling sedikit
10%
Sosialisasi penggunaan
bahan bakar biodiesel oleh
industri otomotif
Peran Industri
Kawasan industri harus
memenuhi standar emisi
yang disyaratkan oleh ISO
14000
Peran Industri
Peningkatan produksi
biodiesel untuk pemakaian
oleh industri paling sedikit
20%
Peningkatan peran industri
otomotif dan alat berat dalam
penggunaan biodiesel
Jangka Panjang
(2016-2025)
Kawasan industri harus
memenuhi standar emisi
yang disyaratkan oleh ISO
14000
Peningkatan produksi
biodiesel untuk pemakaian
oleh industri paling sedikit
50%
Peningkatan peran industri
otomotif dan alat berat
dalam penggunaan
biodiesel
31
Kebijakan
Peran Pemerintah
• Mendorong budidaya dan
• Mendorong budidaya dan • Mendorong budidaya dan
produksi bahan baku
produksi bahan baku
produksi bahan baku
potensial skala komersial
potensial skala komersial
potensial skala komersial
• Kebijakan penanaman jarak • Kebijakan penanaman
• Kebijakan penanaman
jarak pagar seluas 7.5 juta
pagar seluas 3.4 juta hektar
jarak pagar seluas 1.5 juta
hektar
hektar
Pemberlakuan peraturan
Pemberlakuan peraturan
Pemberlakuan peraturan
penggunaan bahan bakar
penggunaan bahan bakar
penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan sesuai
ramah lingkungan sesuai
ramah lingkungan sesuai
standar yang berlaku di
standar yang berlaku
standar yang berlaku
seluruh kota
terutama di kota-kota besar terutama di kota-kota besar
berpolusi tinggi
Penetapan target 10% dari
Penetapan target 15% dari
Penetapan target 20% dari
kebutuhan solar
kebutuhan solar transportasi
kebutuhan solar
transportasi dipenuhi dari
dipenuhi dari bahan bakar
transportasi dipenuhi dari
bahan bakar biodiesel
biodiesel
bahan bakar biodiesel
Kebijakan
Peran Pemerintah
Membuat kebijakan yang
Membuat kebijakan yang
Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
mendorong tumbuhnya
mendorong tumbuhnya
industri biodiesel :
industri biodiesel :
industri biodiesel :
• Harga biodiesel kompetitif • Harga biodiesel lebih murah • Harga biodiesel lebih
murah dibanding solar
dibanding solar
dibanding solar
• Pinjaman lunak (bunga
• Pinjaman lunak (bunga
• Pinjaman lunak (bunga
lebih rendah dengan
lebih rendah dengan waktu
lebih rendah dengan
waktu pengembalian lebih
pengembalian lebih
waktu pengembalian lebih
panjang) bagi
panjang) bagi pengembang
panjang) bagi
pengembang industri
industri biodiesel
pengembang industri
biodiesel
biodiesel
• Pengurangan pajak bagi
• Pengurangan pajak bagi
• Pengurangan pajak bagi
industri yang
industri yang menggunakan
industri yang
menggunakan 100%
100% biodiesel sebagai
menggunakan 100%
biodiesel sebagai
pengganti solar
biodiesel sebagai
pengganti solar
pengganti solar
• Pemberian tax holiday bagi • Pemberian tax holiday
• Pemberian tax holiday
tahun bagi usaha
usaha perkebunan jarak
bagi usaha perkebunan
perkebunan jarak pagar
pagar
jarak pagar
• Bagi perkebunan
• Bagi perkebunan tanaman • Bagi perkebunan tanaman
tanaman jarak pagar
jarak pagar diberikan Hak
jarak pagar diberikan Hak
diberikan Hak Guna
Guna Usaha (HGU) selama
Guna Usaha (HGU)
Usaha (HGU) selama 50
50 tahun
selama 50 tahun
tahun
• Pengurangan berbagai
• Pengurangan berbagai
• Pengurangan berbagai
jenis pajak dan retribusi
jenis pajak dan retribusi
jenis pajak dan retribusi
daerah untuk industri
daerah untuk industri
daerah untuk industri
biodiesel yang digunakan
biodiesel yang digunakan di
biodiesel yang digunakan
di dalam negeri
dalam negeri
di dalam negeri.
• Kewajiban industri biodiesel • Kewajiban industri
• Kewajiban industri
memasok kebutuhan dalam
biodiesel memasok
biodiesel memasok
negeri
kebutuhan dalam negeri
kebutuhan dalam negeri
32
• Pengurangan pajak bagi
perusahaan yang
bekerjasama dengan
perguruan tinggi dan
lembaga litbang yang
melakukan riset dan
pengembangan
peningkatan kualitas
bahan baku, intensifikasi
teknologi produksi dan
pemanfaatan hasil
samping proses produksi
biodiesel
Menerapkan kebijakan
penggunaan biodiesel
sebagai bahan bakar lain
sebesar 10% untuk
transportasi
Partisipasi Pemanfaatan
Mekanisme Pembangunan
Bersih (CDM) oleh industri
biodiesel di Indonesia
Kerjasama
petani/perkebunan dengan
produsen biodiesel dalam
bentuk skema inti plasma
• Pengurangan pajak bagi
perusahaan yang
bekerjasama dengan
perguruan tinggi dan
lembaga litbang yang
melakukan riset dan
pengembangan
peningkatan kualitas bahan
baku,intensifikasi teknologi
produksi dan pemanfaatan
hasil samping proses
produksi biodiesel
Peran Industri
Menerapkan kebijakan
penggunaan biodiesel
sebagai bahan bakar lain
sebesar 15% untuk
transportasi
Partisipasi Pemanfaatan
Mekanisme Seperti CDM di
rezim iklim pasca Protokol
Kyoto oleh industri biodiesel
di Indonesia
Peran Industri
Kerjasama kelompok
petani/pekebun untuk
memiliki pabrik biodiesel
• Pengurangan pajak bagi
perusahaan yang
bekerjasama dengan
perguruan tinggi dan
lembaga litbang yang
melakukan riset dan
pengembangan
peningkatan kualitas
bahan baku, intensifikasi
teknologi produksi dan
pemanfaatan hasil
samping proses produksi
biodiesel
Menerapkan kebijakan
penggunaan biodiesel
sebagai bahan bakar lain
sebesar 20% untuk
transportasi
Partisipasi Pemanfaatan
Mekanisme Seperti CDM di
rezim iklim pasca Protokol
Kyoto oleh industri biodiesel
di Indonesia
Kerjasama kelompok
petani/pekebun untuk
memiliki pabrik biodiesel
33
2. Roadmap Sektor Energi Bio-Etanol
Tahun
Market
Pasar
Produk
2005 – 2010
2011-2015
Pasokan Bioetanol
3,08 jt kl ( 15% total
konsumsi bensin)
Pasokan Bioetanol 1,85
jt kl (10% total
konsumsi bensin)
Gasohol E-10
(Bioetanol dari pati &molases)
Gasohol/ FGE (Bioetanol dari
pati , nira dan molases)
2016-2025
Pasokan Bioetanol
4,99 jt kl ( 20 % total
konsumsi bensin)
Gasohol/ FGE (Bioetanol dari
lignoselulosa, nira dan pati )
STANDAR FUELGRADE ETHANOL (FGE) & GASOHOL NASIONAL
Technology
Teknologi
Litbang
R&D
Produksi bioetanol 99,5% (FGE)
dengan teknik dehidrasi kimiawi
dan molecular sieving berbahan
baku molases dan skala
komersial
Dehidrasi
bioetanol dg
adsorben
Teknologi.
membran utk
dehidrasi
Sumber daya
karbohidrat untuk
bahan baku
bioetanol
34
Produksi bietanol 99,5% (FGE) dg
laju produksi dan rasio energi
tinggi berbahan baku pati dan nira
pada skala komersial
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Teknologi
proses
fermentasi
Perbaikan
strain yeast
Produksi bioetanol 99,5% (FGE) dari serat
lignoselulosa (limbah
pertanian/kehutanan) nira dan pati
(termasuk algae) pada skala komersial
serat lignoselulosa
sbg bahan baku
bietanol & bahan
bakar
Millestones Bio Etanol
Demo plant
BPPT
8 kL/hari
Pembangunan
104 plant @ 60kL/hari
2005
2007
2009
2010
Pembangunan
62 plant @ 60kL/hari
2013
Pembangunan 114 plant @ 60kL/hari
2015
2018
2020
2023
202 5
Catatan :
1). Kapasitas 60 kL/hari merupakan kapasitas terendah plant bioetanol komersial dengan
bahan baku ubikayu. Diperlukan modal sekitar Rp 150 milyar per-plant.
2). Agar lebih efisien, investor perlu didorong untuk membangun plant 2-3 kali lipat dari
kapasitas di atas.
3). Pengembangan plant komersial di bawah 60 kL/hari dimungkinkan dengan bahan baku
lokal (khususnya nira-nira aren, lontar, nipah, tebu dan sorgum manis) untuk kawasan
terpencil dengan harga BBM yang tinggi
35
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Litbang teknologi produksi
Litbang teknologi fermentasi: Litbang teknologi produksi
bioetanol menggunakan
bioetanol dengan bahan
perbaikan galur yeast tahan
selulase dan bahan baku
baku molases dan pati
temperatur tinggi dan
lignoselulosa.
serta perbaikan strain yeast penerapannya pada
fermentasi berbahan baku
nira (tebu dll) dan pati.
Penerapan teknologi utilitas
Pengkajian dan produksi
Litbang teknologi dehidrasi
(steam dan listrik) secara
FGE skala 200 L/hari
etanol dengan teknologi
co-generation pada demo
dengan molecular sieve dan membran zeolit dan
plant 8 kL/hari berbahan
penambahan unit dehidrasi penambahan unit dehidrasi
pada demo-plant 8 kL/hari
membran pada demo plant 8 baku lignoselulosa.
kL/hari.
Uji karakteristik gasohol dan
Uji karakteristik gasohol dan Pengembangan teknologi
kinerja kendaraan berbahan
kinerja kendaraan berbahan utilitas (steam dan listrik)
secara co-generation.
bakar gasohol dengan
bakar gasohol E-10 serta
kandungan etanol
penyusunan standar
> 10% .
gasohol nasional
Asistensi teknis rancang
Asistensi teknis rancang
Penyuluhan dan pelatihan
bangun pabrik bioetanol
bangun pabrik bioetanol
budidaya bahan baku
skala komersial.
skala komersial.
bioetanol secara
berkelanjutan (ramah
lingkungan).
Studi kelayakan
Pembangunan dua pabrik
pembangunan pabrik
percontohan di Sulawesi
bioetanol di wilayah
Selatan & Papua berbahan
Indonesia timur.
baku lokal kaps. 60 kL/hari.
Peran Industri
Mendukung litbang melalui
Mendukung litbang melalui
Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana
penyediaan data dan dana
penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama
dengan skema kerjasama
dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan.
penelitian atau kemitraan.
penelitian atau kemitraan.
Kerjasama dalam penerapan Kerjasama dalam rancang
Kerjasama dalam rancang
teknologi utilitas (steam dan
bangun pabrik bioetanol
bangun pabrik bioetanol &
listrik) secara co-generation
berbahan baku
peningkatan penggunaan
lignoselulosa.
bahan industri lokal untuk
pembangunan pabrik
bioetanol.
Pengembangan formula
bahan bakar gasohol untuk
mesin otomotif dengan
spesifikasi tertentu.
Membantu dalam
penyusunan standar
gasohol nasional.
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Persyaratan kandungan
oksigen yang tinggi pada
bahan bakar bensin
36
Jangka Pendek
(2005-2010)
Sumber BBM fosil menipis
dan harga terus meningkat,
sedangkan biaya produksi
bioetanol cenderung
menurun atau tetap.
Sosialisasi penggunaan
gasohol pada kendaraan
berbahan bakar bensin di
kawasan padat lalu lintas
(Jakarta, dll) bekerjasama
dengan Pemda setempat.
Implementasi Program
CDM berdasarkan Kyoto
Protocol
Konsumsi premium tahun
2004 sebesar 15 juta kL,
dan pada tahun 2009 akan
mencapai sekitar 21 juta kL
(laju konsumsi 7% per
tahun). Ditargetkan
penggunaan bioetanol 1,85
jt kL (10% dari total
konsumsi bensin)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Sumber BBM fosil menipis
dan harga terus meningkat,
sedangkan biaya produksi
bioetanol cenderung
menurun atau tetap.
Penggunaan gasohol untuk
transportasi umum di
berbagai kota besar di
Indonesia.
Jangka Panjang
(2016-2025)
Sumber BBM fosil menipis
dan harga terus meningkat,
sedangkan biaya produksi
bioetanol cenderung
menurun atau tetap.
Penggunaan gasohol untuk
transportasi umum di
seluruh wilayah Indonesia.
Ditargetkan pada tahun 2015
penggunaan bioetanol
mencapai 3,08 jt kL (15%
dari total konsumsi bensin)
Ditargetkan pada tahun
2025 penggunaan bioetanol
mencapai 4,99 juta kL (20%
dari total konsumsi bensin)
Peran Industri
Kawasan industri yang harus memenuhi persyaratan lingkungan secara global.
Meningkatnya peran
investasi dan industri
bioetanol lokal untuk
memenuhi kebutuhan
gasohol, khususnya di
daerah terpencil/pulaupulau kecil.
Sosialisasi penggunaan
bahan bakar gasohol oleh
industri otomotif
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Mendorong budidaya dan
Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial
produksi bahan baku
skala komersial
potensial skala komersial
Pemberlakuan peraturan
Pemberlakuan peraturan
penggunaan bahan bakar
penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan sesuai
ramah lingkungan sesuai
standar yang berlaku,
standar yang berlaku,
terutama di kota-kota besar terutama di kota-kota besar
berpolusi tinggi
berpolusi tinggi
Mendorong dan
Mendorong dan memberikan Kebijaksanaan Energi
memberikan contoh dalam
contoh dalam penggunaan
Nasional mentargetkan 5%
penggunaan gasohol yang
gasohol yang ramah
(2025) dari kebutuhan
ramah lingkungan
lingkungan
energi dipenuhi dari bahan
bakar terbarukan
37
Jangka Pendek
(2005-2010)
Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
industri bioetanol :
• Pemberian subsidi
dengan menyamakan
harga gasohol E-10
dengan harga premium
yang disubsidi
• Pemberian kredit lunak
untuk produksi bioetanol
skala kecil-menengah.
• Pemberian kredit lunak
untuk petani produsen
bahan baku etanol.
Jangka Menengah
(2011-2015)
Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
industri bioetanol :
• Pemberian subsidi dengan
menyamakan harga
gasohol E-10 dengan harga
premium yang disubsidi
• Pemberian kredit lunak
untuk produksi bioetanol
skala kecil-menengah.
• Pemberian kredit lunak
untuk petani produsen
bahan baku etanol
Jangka Panjang
(2016-2025)
Peran Industri
Menerapkan kebijakan penggunaan bahan bakar yang memenuhi standar lingkungan
Partisipasi Industri dalam
Partisipasi Industri dalam
implementasi program
implementasi program CDMCDM-Kyoto Protocol
Kyoto Protocol
Kerjasama
Kerjasama
petani/perkebunan dengan
petani/perkebunan dengan
produsen bioetanol
produsen bioetanol
38
3. Roadmap Sektor Energi Bio-oil (Pirolisa)
Tahun
2005 - 2010
2011-2015
2016-2025
Market
Sosialisasi dan
Penggunaan Bio Oil
di Jawa Barat
Penggunaan Bio Oil
Konsumsi Minyak
Bakar
Penggunaan Bio Oil
sebesar 2,5% konsumsi
Minyak Bakar & IDO
Product
Produk
Bio Oil (Crude)
Pasar
Bio Oil (treated)
Standar Bio Oil untuk keperluan Panas
Technology
Teknologi
R&D
Litbang
Produksi bio oil untuk keperluan panas
dengan teknologi pirolisa cepat skala
semi komersial 8 ton/hari s/d
Skala komersial 100 ton/hari
Konversi 20-60%
Model Reaktor Pirolisa
Cepat
Standar Bio Oil untuk keperluan panas
dan mesin
Produksi dan upgrading bio oil pada
skala komersial 50-100 ton/hari
Konversi 60-80%
Penambaha
n Solvent
Emulsifikasi
Teknologi
Piro- lisa
Cepat
Bio Oil (treated)
Standar Bio Oil untuk keperluan panas
dan transportasi
Produksi dan upgrading bio oil
pada skala komersial 50-100
ton/hari
Catalytic vapor
cracking dan
hydrotreating biooil
Sumber daya limbah
biomassa sebagai
baku bio oil
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
39
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Litbang teknologi pirolisa
Litbang teknologi produksi
Litbang teknologi produksi
cepat bio oil
bio oil dan upgrade bio oil
bio oil dengan teknologi
untuk keperluan mesin
pirolisa cepat dan
penggerak.
pemetaan potensi bahan
baku, produsen bio oil,
kerjasama dengan pihak
lain, dan diseminasi produk.
Pengkajian dan produksi
Litbang teknologi pirolisa
Penerapan teknologi
bio oil skala 8 -100
cepat dan upgrade bio oil
pirolisa cepat secara
ton/hari,konversi perolehan dengan skala 50-100 ton/hari komersial untuk keperluan
10-40%
dengan konversi 60%
bahan bakar campuran
minyak diesel.
Pengujian bio oil sebagai
Uji karakteristik bio oil di
Pengujian bio oil plus aditif
campuran minyak disel
boiler industri untuk
sebagai bahan campuran
untuk penggunaan mesin
keperluan panas
dengan minyak diesel untuk
disel untuk keperluan
penggunaan mesin diesel
transportasi.
stasioner.
Pengkajian reaktor pirolisa
Rancang bangun pabrik bio
Rancang bangun pabrik bio
cepat dan perangkat
oil dan sistem upgrade bio oil oil dan sistem upgrade bio
utilitasnya, skala semi
skala komersial.
oil skala komersial.
komersial
Studi kelayakan dan
Studi kelayakan dan
Studi kelayakan dan
pembangunan pabrik bio oil
pembangunan pabrik bio oil pembangunan pabrik bio oil
di industri berbasis biomassa. di industri berbasis
di industri berbasis
biomassa.
biomasa.
Peran Industri
Mendukung litbang melalui
Mendukung litbang melalui
Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana
penyediaan data dan dana
penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama
dengan skema kerjasama
dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan.
penelitian atau kemitraan.
penelitian atau kemitraan.
Kerjasama dalam penerapan Kerjasama dalam
Kerjasama dalam rancang
penerapan teknologi dan
teknologi dan rancang
bangun pabrik bio oil dan
rancang bangun teknologi
bangun teknologi pirolisa
pemanfaatan bio oil skala
pirolisa cepat dan upgrade
cepat dan upgrade bio oil
semi komersial untuk
bio oil skala komersial juga
juga mendukung
produksi komponen dan
penyedia komponen dan
memperbanyak komponen
sistem pendukung pabrik
sistem pendukung pabrik
lokal.
bio oil.
bio oil.
Pengembangan bio oil
Pengembangan bio oil untuk Pengembangan bio oil
untuk industri untuk
mesin disel stasioner
untuk mesin disel
keperluan panas.
transportasi
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Sosialisasi penggunaan bio Penggunaan bio oil untuk
Penggunaan bio oil untuk
oil di industri mengganti
bahan bakar campuran
keperluan panas dan bahan
minyak berat (marine fuel
mesin penggerak dan
bakar campuran untuk
oil) untuk keperluan panas.
keperluan panas.
mesin disel transportasi.
40
Implementasi Program
CDM berdasarkan Kyoto
Protocol dan kesempatan
pasar luar negeri dalam
program Renewable
Portfolio Standar di
beberapa negara.
Meningkatnya peran
investasi pada industri bio
oil khususnya di industri
berbasis biomassa.
Sosialisasi penggunaan
bahan bakar bio oil oleh
industri untuk keperluan
panas
Pemberlakuan peraturan
penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan terutama
yang terbarukan.
Mendorong dan
memberikan contoh dalam
penggunaan bio oil di PTPN
Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
industri bio oil
Partisipasi Industri dalam
implementasi program
CDM-Kyoto Protocol
Kerjasama industri berbasis
biomassa dengan produsen
bio oil
Kemudahan peraturan dan
perundangan yang
mendorong penggunaan bio
oil
Peran Industri
Meningkatnya peran
investasi pada industri bio oil
khususnya di industri
berbasis biomassa.
Sosialisasi penggunaan
bahan bakar bio oil oleh
industri untuk keperluan
panas
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Mengutamakan komponen
lokal
Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
industri bio oil
Peran Industri
Partisipasi Industri dalam
implementasi program CDMKyoto Protocol
Kerjasama industri berbasis
biomassa dengan produsen
bio oil
Meningkatnya peran
investasi pada industri bio
oil khususnya di industri
berbasis biomassa.
Sosialisasi penggunaan
bahan bakar bio oil oleh
industri untuk keperluan
panas
Kebijaksanaan Energi
Nasional mentargetkan 5 %
(2025) dari kebutuhan
energi dipenuhi dari bahan
bakar terbarukan
Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
industri bio oil
Partisipasi Industri dalam
implementasi program
CDM-Kyoto Protocol
Kerjasama industri berbasis
biomassa dengan produsen
bio oil
41
4. ROAD-MAP PURE PLANT OIL
Tahun
2005 – 2010
Pasar
Pemanfaatan Pure Plant Oil
untuk konsumsi Minyak Solar
disekitar industri & transportasi
Kend. Berat & Kerosin
Produk
2011-2015
Teknologi
Produksi PPO untuk
keperluan industri dari
berbagai bahan baku
PPO dari
Bermacam
bahan baku
High grade Pure Plant Oil
Dari Sawit, Jarak pagar, dll
Standar PPO untuk keperluan Industri dan transportasi
Produksi PPO skala
komersial untuk keperluan
Industri dan transportasi
Optimasi
Teknologi
Pembuatan
PPO
Pengembangan
teknologi
pembuatan PPO
Teknologi
Pembuatan PPO
Litbang
Pencampuran,
Pengujian,
standardisasi
42
Pemanfaatan Pure Plant Oil
untuk subtitusi Minyak Solar di
sektor industri & transp. dan
kerosin
Pure Plant Oil
dari Sawit dan Jarak pagar
Standar PPO untuk Keperluan Industri
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
2016-2025
Peningkatan Pemanfaatan Pure
Plant Oil untuk subtitusi Minyak
Solar di sektor industri& Tranp.
& Kerosin
High grade Pure Plant Oil
Sawit, Jarak Pagar, dll
Standar PPO untuk keperluan Industri
dan transportasi
Produksi dan upgrading
PPO pada skala
komersial
Pengembangan
bahan baku lain
menjadi PPO
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Litbang optimasi teknologi
Litbang teknologi produksi
Litbang teknologi produksi
produksi PPO dalam rangka
PPO dalam rangka upgrade
PPO dengan teknologi
upgrade kualitas untuk
kualitas untuk keperluan
murah dan pemetaan
keperluan transportasi.
transportasi.
potensi bahan baku,
produsen PPO, kerjasama
dengan pihak lain, dan
diseminasi produk.
Uji karakteristik PPO untuk
Uji karakteristik PPO untuk
Uji karakteristik PPO
keperluan diesel engine
keperluan diesel engine
upgrade kualitas untuk
industri dan keperluan
transportasi
keperluan diesel engine
panas
transportasi
Standarisasi karakteristik
Standarisasi karakteristik
Standarisasi karakteristik
produksi PPO upgrade
produksi PPO untuk
produksi PPO untuk
kualitas untuk keperluan
keperluan diesel engine
keperluan diesel engine
diesel engine transportasi.
transportasi.
industri dan keperluan
panas
Studi kelayakan dan
Studi kelayakan dan
Studi kelayakan dan
pembangunan pabrik PPO
pembangunan pabrik PPO di pembangunan pabrik PPO
di industri berbasis sawit
industri berbasis bahan
di industri berbasis bahan
dan jarak pagar.
biomassa lain.
biomassa lain.
Peran Industri
Mendukung litbang melalui
Mendukung litbang melalui
Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana
penyediaan data dan dana
penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama
dengan skema kerjasama
dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan.
penelitian atau kemitraan.
penelitian atau kemitraan.
Kerjasama dalam penerapan Kerjasama dalam
Kerjasama dalam rancang
penerapan teknologi dan
teknologi dan rancang
bangun pabrik PPO dan
bangun teknologi proses dan rancang bangun teknologi
pemanfaatan dalam skala
proses dan upgrade PPO
upgrade PPO juga
semi komersial untuk
skala komersial juga
mendukung memperbanyak
produksi komponen dan
penyedia komponen dan
komponen lokal.
sistem pendukung pabrik
sistem pendukung pabrik
PPO.
PPO.
Pengembangan PPO
Pengembangan PPO untuk Pengembangan PPO untuk
upgrade kualitas untuk
industri untuk diesel engine mesin diesel transportasi
mesin diesel transportasi
industri , transportasi berat,
dan keperluan panas.
Sosialisasi penggunaan
PPO di industri untuk
mengganti solar diesel
industri, transportasi berat,
minyak berat (marine fuel
oil) untuk keperluan panas
dan kompor rumah tangga.
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Penggunaan PPO untuk
transportasi
Penggunaan PPO upgrade
kualitas untuk keperluan
diesel engine transportasi.
43
Jangka Pendek
(2005-2010)
Implementasi Program
CDM berdasarkan Kyoto
Protocol dan kesempatan
pasar luar negeri dalam
program Renewable
Portfolio Standar di
beberapa negara.
Meningkatnya peran
investasi pada industri PPO
khususnya di industri
berbasis minyak nabati.
Sosialisasi dan komitmen
penggunaan bahan bakar
PPO oleh industri untuk
keperluan panas
Pemberlakuan peraturan
penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan terutama
yang terbarukan.
Mendorong dan
memberikan contoh dalam
penggunaan PPO di
PTPLN, PTPN
Membuat kebijakan dalam
bentuk insentif yang
mendorong tumbuhnya
industri PPO
Partisipasi Industri dalam
implementasi program
CDM-Kyoto Protocol
Kerjasama industri berbasis
minyak nabati dengan
produsen PPO
44
Jangka Menengah
(2011-2015)
Kemudahan peraturan dan
perundangan yang
mendorong penggunaan
PPO
Peran Industri
Meningkatnya peran
investasi pada industri PPO
khususnya di industri
berbasis minyak nabati.
Sosialisasi dan komitmen
penggunaan bahan bakar
PPO oleh industri
transportasi
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Memberlakukan
pengutamakan penggunaan
komponen lokal
Mendorong dan memberikan
contoh penggunaan PPO
untuk sektor transportasi
Membuat kebijakan dalam
bentuk insentif yang
mendorong tumbuhnya
industri PPO
Peran Industri
Menerapkan pengunaan
komponen lokal dalam
industri PPO
Kerjasama industri berbasis
minyak nabati dengan
produsen PPO
Jangka Panjang
(2016-2025)
Kemudahan peraturan dan
perundangan yang
mendorong penggunaan
PPO
Meningkatnya peran
investasi pada industri PPO
khususnya di industri
berbasis minyak nabati.
Sosialisasi dan komitmen
penggunaan bahan bakar
PPO oleh industri
transportasi
Kebijaksanaan Energi
Nasional mentargetkan 5 %
(2025) dari kebutuhan
energi dipenuhi dari bahan
bakar terbarukan
Mendorong pertumbuhan
penggunaan PPO untuk
sektor transportasi
Membuat kebijakan dalam
bentuk insentif yang
mendorong tumbuhnya
industri PPO
Menerapkan pengunaan
komponen lokal dalam
industri PPO
Kerjasama industri berbasis
minyak nabati dengan
produsen PPO
5. Roadmap Sektor Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa
Tahun
Pasar
Reduction of environmental
impacts
Improvement of efficiency
20052010
Rumah
tangga
Industri
kecil
Industri
menengah
dan besar
20112015
Reduction of environmental
impacts
Improvement of efficiency
Increase of economy
20162025
PLN
Energi listrik
Energi mekanis
Produk
Energi termal
Briket
biomassa
High quality
solid fuel
New Fuel
Type
Fuel
gas
Biogas
(CH4)
cogeneration
Tungku pembakaran
(Fluidized bed, stoker, stove)
Teknologi
Briquette
machine
Reaktor
karbonisasi
Gasifier
Desain
Sistem
Digester
Desain dan
rancang
bangun
komponen
New
Conversion
Technology
pembakaran
Litbang
briquetting
karbonisasi
karakterisasi
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
gasifikasi
Anaerobic
digestion
Kontrol
Sistem
Material
science
Inventions &
Improvements
45
Jangka Pendek
(2005-2010)
Fokus : Efisiensi &
Lingkungan
Jangka Menengah
(2011-2015)
Fokus : Efisiensi,
Lingkungan & Ekonomi
Jangka Panjang
(2016-2025)
Fokus : Efisiensi,
Lingkungan,
Ekonomi, Inovasi & Ekspor
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Mendukung karakterisasi
Mendorong penyempurnaan
berbagai macam biomassa berkelanjutan litbang
di seluruh propinsi
Teknologi Pembriketan,
Karbonisasi, Gasifikasi dan
Anaerobic Digestion macam
macam biomassa, serta
pembuatan prototipenya
Mendorong penyempurnaan
Mendorong
berkelanjutan litbang
penyempurnaan
Teknologi Pembakaran
berkelanjutan litbang
berbagai macam biomassa,
Teknologi Pembriketan,
Karbonisasi, Gasifikasi dan serta pembuatan prototipenya
Anaerobic Digestion
berbagai macam biomassa,
Mendorong litbang untuk
serta pembuatan
penemuan jenis bahan bakar
prototipenya
dan teknologi konversi baru
Mendorong penyempurnaan
Mendorong
berkelanjutan litbang desain
penyempurnaan
dan rancang bangun
berkelanjutan litbang
komponen dan sistem
Teknologi Pembakaran
bebagai macam biomassa, pendukung
serta pembuatan
prototipenya
Bekerjasama dengan industri
Mendorong
nasional dalam semua langkah
penyempurnaan
berkelanjutan litbang desain tersebut
dan rancang bangun
komponen dan sistem
pendukung
Memberikan informasi
kemampuan & fasilitas
manufaktur untuk
pembuatan prototipe
peralatan
46
Peran Industri
Peningkatan kemampuan
SDM untuk menunjang
kegiatan manufakturnya
Mengembangkan kapasitas
industri komponen & sistem
energi nasional
Bekerjasama dengan
pemerintah dalam pembuatan
& penggunaan peralatan
konversi energi biomassa
Bekerjasama dengan
pemerintah dalam pembuatan
& penggunaan peralatan
konversi energi biomassa
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Memberikan insentif finansial Memberikan insentif finansial /
pajak / subsidi kepada industri
/ pajak / subsidi kepada
industri yang menggunakan yang menggunakan briket /
Membuka kesempatan
gas biomassa
briket / gas biomassa
ekspor bahan bakar
biomassa (sejauh kebutuhan
dalam negeri sudah
Memberikan subsidi kepada Memberikan subsidi kepada
tercukupi)
rumah tangga yang
rumah tangga yang
menggunakan briket / gas
menggunakan briket / gas
biomassa
biomassa
Investasi untuk fasilitas
manufakturing
Memanfaatkan insentif
pemerintah untuk
pengembangan kekuatan
bisnis
Peran Industri
Meningkatkan kemampuan
manufacturing
Mengembangkan model bisnis
di bidang pembangkitan energi
Mengembangkan pasar
dan penyediaan bahan bakar
domestik dan internasional
Memanfaatkan insentif
pemerintah untuk
pengembangan kekuatan
bisnis
Kebijakan
Mendorong dan
mengarahkan pemakaian
bahan bakar biomassa di
rumah tangga & industri
Peran Pemerintah
Mendorong program untuk
mengutamakan produksi
bahanbakar biomassa dari
Indonesia yang lebih ekonomis
dan ramah lingkungan
Peran Industri
Kesediaan untuk diversifikasi Kesediaan untuk diversifikasi
energi, terutama pemakaian energi, terutama pemakaian
energi dari biomassa yang
energi dari biomassa yang
ekonomis dan ramah
ekonomis dan ramah
lingkungan
lingkungan
Mengoperasikan peralatan
pembakaran / gasifikasi skala
besar
Mendorong peningkatan
teknologi dan kapasitas
produksi bahan bakar
biomassa, apabila
memungkinkan untuk
diekspor
Meningkatkan kapasitas
produksi bahan bakar
biomassa, apabila
memungkinkan untuk
diekspor
Mengoperasikan peralatan
pembakaran / gasifikasi skala
besar
47
6. Roadmap Sektor Energi Panas Bumi
Tahun
2005
2010 2011
Badan Usaha Pemerintah / Swasta
bidang Eksplorasi & Eksploitasi Panasbumi
Pasar
• G-G-G Explorations SOP
• Processing & Modeling Softwares
• Reservoir Image and/or Model
• Tracer Types
Produk
• Reservoir Modeling & Simulation
Softwares
• Reservoir Monitoring SOP
• Re-injection SOP
1
2
Teknologi
• Data Acquisition & Processing Technology (software)
• Data Modeling (soft- and hard-wares)
• Down-hole Imaging Technology (soft- & hard-wares)
• Tracer Technology
Exploration Science & Engineering
GEOLOGY
• Remote sensing
Litbang
& mapping
• Volcanogeothermy
• Petrology &
Mineralogy
• Hydrogeology
• Fluid Inclusion
Resources
48
GEOPHYSICS
• Electromagnetics
(MT/CSAMT, TDEM)
• Electrical Resistivity
• Self Potential
• Gravity & Magnetic
• Borehole geophysics
GEOCHEMISTRY
• Geothermometry
• Geochronology /
Absolute dating
• Isotope
Geochemistry
• Monitoring Technology
• Re-injection Technology
• Modeling & Simulation Technology
Geothermal Reservoir Engineering
RESERVOIR SYSTEM
• Characterization
• Modeling & Simulation
• Monitoring
• Re-injection
• Others
Investment
(Instrumentations & Laboratories, Human Res Dev)
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Expertise
6. Roadmap Sektor Energi Panas Bumi
2015 - 2016
Tahun
Pasar
Produk
Badan Usaha Negara /
Swasta bidang Eksplorasi &
Eksploitasi Panasbumi
• Drilling SOP (big hole & directional)
• Mud mixing SOP
• Cementation SOP
• Safety SOP
• Piping & Separator SOP
2025
Badan Usaha Negara / Swasta di
bidang Pembangkitan Tenaga Listrik /
Agro-Industri
Small-scale [<10 MWe]
Binary PLTP & Direct Use
Related-Industries
PLTP
(55 MWe)
1
2
Teknologi
Litbang
• Big hole drilling technology
• Directional drilling technology
• Mud drilling technology
• Cementation technology
• Safety drilling technology
• Piping & Separator tech.
DRILLING ENGINEERING
• Big-hole type
• Directional
• Drilling Mud
• Casing & Cementation
• Safety
PIPING
SEPARATOR
Resource
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Binary PLTP Engr.
Design &
Direct Use
FLUIDS UTILIZATIONS &
ECONOMIC
• Heater & Dryer System
• Direct Use of Steam
• Heat Exchanger
• Fluids Utilization
• Industrial Partnerships
• Economic Analyses
PLTP Design
&
Engineering
POWER PLANT
• Turbine
• Generator
• Condenser
• Cooling Tower
• Control Panels
• Materials & Scaling
Competence/
Expertise
49
Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2005-2010)
(2011-2015)
(2016-2025)
Kebijakan, Penelitian dan pengembangan (litbang) dan Teknologi
Peran Pemerintah
Menyiapkan perangkat
kebijakan di bidang litbang
sains dan teknologi
panasbumi, khususnya
eksplorasi panasbumi untuk
meningkatkan local content
di bidang industri jasa
eksplorasi pemanfaatan
langsung
Menyiapkan perangkat
kebijakan litbang sains dan
teknologi pemanfaatan
panasbumi, khususnya di
bidang eksploitasi panasbumi
untuk meningkatkan local
content dalam pengusahaan
uap panasbumi dan pembangkit
listrik panasbumi
Menyiapkan perangkat
kebijakan di bidang litbang
sains dan teknologi
pemanfaatan panasbumi
untuk meningkatkan local
content di bidang industri
pembangkit tenaga listrik
Menyediakan perangkat
keras dan lunak, serta
laboratorium untuk keperluan
litbang sains dibidang
panasbumi dan teknologi
eksplorasi panasbumi yang
masih belum tersedia.
Bidang Geologi:
• Absolute dating (K-Ar, ArAr, Zircon-Apatite)
• Fluid inclusion technology
Bidang Geofisika:
• Electromagnetic/
magnetotelluric
exploration system (natural
source dan controlledsource)
• Multi-electrode resistivity
meter
• Borehole geophysics
Bidang Geokimia:
• X-Ray diffraction clay
mineralogy
• Isotope hydrology
• Gas detector/ monitoring
system
• Rekayasa pemanfaatan
langsung (direct use)
panasbumi
Menyediakan perangkat keras
dan lunak, serta laboratorium
untuk keperluan litbang sains
dan teknologi simulasi reservoir
dan eksploitasi panasbumi, di
antaranya:
Menyediakan perangkat
keras dan lunak, serta
laboratorium untuk
keperluan litbang teknologi
pemanfaatan energi
panasbumi, di antaranya:
• Disain dan rekayasa
sistem pembangkit listrik
tenaga panasbumi
Peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM di bidang
sains & teknologi
eksplorasi,eksploitasi dan
pemanfaatan panasbumi,
Peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM di bidang sains
& teknologi simulasi reservoir
dan eksploitasi panasbumi,dan
teknologi pemanfatan
50
• Reservoir simulator and
modeling
• Artificial reservoir simulator
• Fracture imaging
• Teknologi sistem pembangkit
listrik skala kecil.
• Material & Scaling
technology
Peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM di bidang
teknologi pemanfaatan
energi panasbumi melalui
pendidikan di dalam maupun
Jangka Pendek
(2005-2010)
melalui pendidikan di dalam
maupun luar negeri
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
panasbumi melalui pendidikan luar negeri
di dalam maupun luar negeri
Melaksanakan litbang sains
dan teknologi di bidang
eksplorasi sumberdaya
energi panasbumi, yang
terdiri dari berbagai studi,
yakni:
Geologi:
• Remote sensing
• Volcano-geothermy
• Petrology & mineralogy
• Hydrogeology
• Fluid inclusion
Geofisika:
• Electromagnetics
(MT/CSAMT, TDEM)
• Electrical resistivity
• Self potential
• Gravity & magnetic
• Borehole geophysics
Geokimia:
• Chemical geothermometry
• Isotope hydrology
• Thermodynamics
Serta teknologi pemanfatan
panas bumi untuk skala kecil
dan pemanfaatan langsung
Melaksanakan litbang sains dan
teknologi di bidang eksploitasi
sumberdaya energi panasbumi,
yang menyangkut:
• Reservoir characterization,
• Reservoir simulation and
modeling
• Reservoir monitoring and reinjection
• Drilling technology
• Piping
• Separator
• Fracture imaging
• Teknologi pemanfaatan
panasbumi untuk listrik
Melaksanakan litbang
teknologi di bidang
pemanfaatan energi
panasbumi, yakni
menyangkut,
•
•
•
•
•
•
Fluid utilizations,
Heater & dryer system,
Direct use system,
Heat exchanger,
Power plant systems,
Material & scaling
technology.
Peran Industri/Swasta
Membangun kemitraan
dengan Pemerintah di
bidang litbang sains dan
teknologi eksplorasi dan
eksploitasi sumberdaya
panasbumi
Membangun kemitraan dengan
Pemerintah di bidang litbang
sains dan teknologi eksploitasi
dan pemanfaatan untuk tenaga
listrik dari sumberdaya
panasbumi
Membangun kemitraan
dengan Pemerintah di
bidang teknologi
pembangkitan energi
panasbumi
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Mendorong pengusahaan di Mendorong pengusahaan di
bidang eksplorasi & eksploitasi
bidang eksplorasi &
sumberdaya energi panasbumi
eksploitasi sumberdaya
energi panasbumi
Mendorong pemanfaatan
energi panasbumi sebagai
pembangkit listrik maupun
penggunaan secara
langsung (direct use)
51
Memberikan insentif kepada
industri di bidang
pengusahaan eksplorasi dan
eksploitasi sumberdaya
energi panasbumi
Memberikan insentif kepada
industri di bidang pengusahaan
eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya energi panasbumi
Memberikan insentif kepada
industri di bidang
pemanfaatan sumberdaya
energi panasbumi agar
tercapai harga keekonomian
Peran Industri/Swasta
Meningkatkan kegiatan
pengusahaan eksplorasi dan
eksploitasi sumberdaya
energi panasbumi dan
pemanfaatannya
52
Meningkatkan kegiatan
pengusahaan eksplorasi dan
eksploitasi sumberdaya energi
panasbumi dan
pemanfaatannya
Meningkatkan pemakaian
sumberdaya energi
panasbumi untuk
pembangkit listrik dan
pemanfaatan secara
langsung (direct use)
7. Roadmap Sektor Energi Bayu
2005-2010
Pasar
Produk
Teknologi
Litbang
600 kW of grid dan
10 MW on grid terpasang
US$ 15.9 juta
SKEA skala s/d
300 kW
SKEA skala menengah 300 kW
(kandungan lokal tinggi)
generator magnet
permanen putaran
rendah, advanced airfoil,
struktur ringan & kuat
serta sistem kontrol
Pembuatan peta
potensi energi angin
global berdasarkan titik
pengukuran
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
2011-2015
1 MW off grid,
25 MW on Grid terpasang
US$ 39 juta
SKEA skala s/d 750
kW
SKEA skala menegah/besar, 750 kW
(kandungan lokal tinggi)
2016-2025
5 MW off grid
125 MW on Grid terpasang
US $ 195 juta
SKEA skala s/d > 1 MW
SKEA skala besar s/d > 1 MW
(kandungan lokal tinggi)
generator
magnet permanen,
advanced airfoi ,
strukturl ringan & kuat
serta sistem kontrol
advanced airfoil ,
struktur ringan dan
kuat serta sistem
kontrol efisien
Pembuatan peta
potensi energi angin
regional dan peta
pengguna
Pembuatan peta potensi
energi angin perwilayah
berdasarkan titik
pengukuran dan
pengguna
53
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Melanjutkan litbang dalam
Melaksanakan litbang dengan Melaksanakan litbang
material, system control,
mengoptimasi sistem kendali, untuk meningkatkan
rancang bangun dan rekayasa
performance terhadap
rotor SKEA pada regim kec.
sistem kendali advanced air komponen SKEA dengan
angin rendah, pemilihan
teknologi tinggi untuk daya s/d
foil dan generator dan
material ringan dan kuat
material yang ringan, kuat 1 MW.
untuk daya s/d 300 kW
dan tahan korosi untuk
daya s/d 750 kW
Meningkatkan kemampuan Mengembangkan pemanfaatan
Meningkatkan partisipasi
analisis desain dan
teknologi SKEA untuk
masyarakat daerah dalam
rancang bangun SKEA
penyediaan Hidrogen
pengembangan dan
pemanfaatan teknologi SKEA
Peran Industri
Meningkatkan kualitas
Menurunkan biaya produksi
Memproduksi komponen
produksi komponen –
dengan meningkatkan volume yang inovatif, handal dan
komponen SKEA
produksi
efisien dengan tingkat
perawatan yang rendah
Mengurangi biaya konstruksi Mendukung pemerintah
Meningkatkan penggunaan
komponen dan instalasi SKEA dalam pembiayaan risetkomponen lokal untuk
dengan optimasi penggunaan riset komponen SKEA
pembuatan komponen SKEA
komponen bahan baku
Mengembangkan peralatan
Meningkatkan kehandalan Menyiapkan infrastruktur
pemanfaatan teknologi SKEA
dan proses untuk kegiatan
sistem melalui pemilihan
untuk penyediaan Hidrogen
produksi SKEA
material yang ringan dan
kuat namun relatif murah
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Melanjutkan pemetaan potensi
Melanjutkan pemetaan
Melaksanakan pemetaan
energi angin dan pengguna
potensi energi angin dan
potensi energi angin dan
untuk pemanfaatan SKEA
pengguna untuk pemanfaatan pengguna untuk
pemanfaatan SKEA
SKEA
Menyelenggarakan
Meningkatkan informasi
Melaksanakan training dan
openhouse, pameran, dan
dan pendidikan (sekolah
penyuluhan kepada
workshop
dan luar sekolah) dalam
masyarakat pengguna
pemanfaatan SKEA
Mengembangkan strategi
Menerbitkan /
Mendukung mekanisme
untuk mendapatkan material
mempublikasikan hasil – hasil pasar dalam efektifitas
unggulan untuk penggunaan
litbang dan produk SKEA
distribusi komponen
khusus bagi keperluan
komponnen pembangkit
pengembangan SKEA
listrik
Melaksanakan diseminasi
Membuat / mengadopsi
hasil – hasil litbang melalui
standar – standar dan
proyek percontohan
menerbitkan sertifikat
SKEA
Peran Industri
Melaksanakan promosi produk Mengembangkan
Meningkatkan partisipasi
SKEA yang ada di pasaran
kemungkinan pembiayaan dalam pengembangan dan
dalam pemanfaatan SKEA pemanfaatan teknologi SKEA
54
Melaksanakan optimasi dalam Mengembangkan dan
proses produksi komponen
memproduksi berbagai
SKEA
model dan kapasitas SKEA
untuk berbagai segmen
pasar
Melaksanakan produksi
Melaksanakan pabrikasi
massal komponen SKEA
komponen SKEA skala
skala kecil s/d 10 kW
kecil - menengah
Makin bertambahnya peran
Berkembangnya peluang
usaha swasta produsen listrik usaha swasta produsen
listrik (IPP) yang berbasis
yang berbasis SKEA baik
SKEA dengan kapasitas
untuk off-grid (stand alone)
besar baik untuk off-grid
maupun grid connected
(stand alone) maupun grid
connected
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Menciptakan kebijakan yang
Mendorong pembangunan
mendukung pengembangan
infrastruktur teknologi
pasar dengan pemberian
SKEA (standar, sertifikat)
insentif pajak dan regulasi
lainya
Mendukung dan memberikan Mendukung standar
nasional dan international
kemudahan kredit untuk
program listrik pedesaan yang yang relevan untuk produk
menggunakan teknologi SKEA SKEA
Meningkatkan koordinasi antar Melakukan koordinasi antar
pelaku litbang dan bisnis di
pelaku litbang dan bisnis di
bidang teknologi SKEA
bidang teknologi SKEA
Membuat kerangka kerja
Membuat kerangka kerja
peraturan dan kebijakan yang peraturan dan kebijakan
lebih mendukung usaha listrik yang mendukung usaha
yang memanfaatkan teknologi listrik yang memanfaatkan
teknologi SKEA agar dapat
SKEA
menjadi perusahaan publik
Peran Industri
Mendukung terciptanya pasar Membangun infrastruktur
yang kompetitif
jaringan distribusi untuk
memasarkan produk SKEA
Meningkatkan pengertian dan Bersama sama pemerintah
kepedulian masyarakat
melanjutkan kegiatan
terhadap pelaku bisnis dan
penyuluhan, training
pengguna SKEA
kepada masyarakat dan
pengguna
Menyiapkan dana untuk
pembangunan infrastruktur
pabrik SKEA skala besar
Melaksanakan pabrikasi
komponen SKEA skala
menengah - besar
Banyaknya usaha swasta
produsen listrik (IPP) yang
berbasis SKEA dan dapat go
public (perusahaan public)
Membuat kerangka kerja
peraturan dan kebijakan yang
mendukung pengembangan
dan pemanfaatan teknologi
SKEA
Mendukung pemberian insentif
pajak dan komponen biaya
lainya dalam pengembangan
dan pemanfaatan energi hijau
Melakukan koordinasi antar
pelaku litbang dan bisnis di
bidang teknologi SKEA
Mendorong usaha listrik yang
memanfaatkan teknologi SKEA
agar dapat menjadi
perusahaan publik
Mendorong berlakunya
mekanisme pasar SKEA yang
kompetitif dan terbuka
Bersama sama pemerintah
melanjutkan kegiatan
penyuluhan, training kepada
masyarakat dan pengguna
55
8. Roadmap Sektor Mikro Hidro
2005-2010
PASAR
PRODUK
TEKNOLOGI
LITBANG
56
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
2010-2015
2015-2025
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Percontohan PLTMH yang
Mengembangkan generator Melanjutkan pengembangan
lengkap dan berskala
dan sistem kendali PLTMH generator dan sistem kendali
PLTMH produk lokal
komersial
produk lokal
Pengembangan Turbin Low
head
Melakukan studi-studi
kelayakan di daerah yang
berpotensi untuk penerapan
PLTMH
Pengembangan turbin
PLTMH yang efisien dan
pengembangan sistem
kapasitas 750 kW
Updating data potensi
PLTMH di daerah dan
pembuatan Feasibility
Study PLTMH
Melanjutkan pengembangan
turbin PLTMH yang efisien
dan pengembangan sistem
kapasitas 1 MW
Updating data potensi PLTMH
di daerah dan melanjutkan
pembuatan Feasibility Study
PLTMH
Peran Industri
Memberi dukungan
pendanaan pada proyek
percontohan PLTMH yang
lengkap dan berskala
komersial
Membentuk Pusat data dan
informasi terpadu pada level
nasional sebagai bagian
promosi
Mengusahakan pabrikasi
hasil pengembangan turbin,
generator dan sistem
kendali PLTMH
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Membentuk Pusat data dan
informasi terpadu pada
level propinsi/ kabupaten
sebagai bagian promosi
Mengembangkan skema
pendanaan untuk
penyebarluaskan penggunaan
PLTMH yang
berkesinambungan
Bekerjasama dengan
industri perbankan dan
finansial untuk mendorong
pendanaan untuk industri
kelistrikan yang berbasis
pada PLTMH
Peran Industri
Melakukan investasi untuk
manufakturing sistem PLTMH
guna memenuhi pasar
domestik dengan target 60
MW on-grid, 15 MW off-grid
terpasang
Menciptakan model bisnis
kelistrikan yang berbasis
pada PLTMH baik yang off
grid (stand alone) maupun
yang terintegrasi dengan
jala-jala listrik (grid
connected) bekerjasama
dengan lembaga
perbankan dan finansial
untuk mencapai target
pemanfaatan PLTMH 150
MW on-grid, 50 MW off-grid
terpasang.
Mengusahakan pabrikasi hasil
pengembangan turbin,
generator dan sistem kendali
PLTMH
Mengintegrasikan seluruh
Pusat data dan informasi
terpadu yang ada dengan
sistem jaringan informasi
regional maupun internasional
sebagai bagian promosi
Mengembangkan inovasi
sistem pendanaan untuk
mendorong pendanaan untuk
industri kelistrikan yang
berbasis pada PLTMH
Melakukan inovasi-inovasi
untuk model bisnis kelistrikan
yang berbasis pada PLTMH
baik yang off grid (stand
alone) maupun yang
terintegrasi dengan jala-jala
listrik (grid connected) untuk
mencapai target pemanfaatan
PLTMH 500 MW on-grid, 330
MW off-grid terpasang.
57
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Menetapkan target
Menetapkan target
pemanfaatan PLTMH 0,02%
pemanfaatan PLTMH
energy mix nasional
0,06% energy mix nasional
Peran Industri
Memberikan masukan kepada Memberikan masukan
kepada pemerintah untuk
pemerintah dan legislatife
tentang kebijakan yang harus mendorong dikeluarkannya
kebijakan sistem dukungan
dibuat untuk mendorong
financial yang lebih
dikeluarkannya kebijakan
insentif untuk investasi industri kondusif untuk usaha
kelistrikan berbasis PLTMH
komponen PLTMH
58
Jangka Panjang
(2016-2025)
Menetapkan target
pemanfaatan PLTMH 0,22%
energy mix nasional
Menciptakan inovasi-inovasi
sistem financial untuk
mendukung perluasan pasar
PLTMH
9. Roadmap Sektor Energi Surya (Fotovoltaik)
Tahun
2005-2010
Pasar
Produk
Teknologi
Litbang
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
59
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Melaksanakan litbang
Pemurnian silikon hingga ke
’electronic grade’
Melaksanakan litbang untuk
bahan metal-organic gases
Peran Pemerintah
Melanjutkan pelaksanakan
litbang pemurnian silikon
hingga ke ’electronic grade’
Melanjutkan
melaksanakan litbang
metalorganic gases untuk
mendukung industri sel
surya thin-film
Melanjutkan litbang
Melaksanakan litbang teknologi Melaksanakan litbang
teknologi pembuatan sel
pembuatan sel surya silikon
teknologi pembuatan sel
monokristal dan silikon
surya silikon monokristal dan surya silikon monokristal
dan silikon polykristal
polykristal
silikon polykristal dengan
dengan tujuan untuk
tujuan untuk meningkatkan
meningkatkan kualitas
kualitas dan umur sel dan
dan umur sel dan modul
modul surya
surya
Melanjutkan litbang
Melaksanakan litbang
Melaksanakan koordinasi
teknologi pembuatan modul teknologi pembuatan modul
seluruh balitbang dan
surya dan pengembangan
surya dan pengembangan
perguruan tinggi untuk
aplikasinya (hybrid, gridaplikasinya (hybrid, gridmelakukan pemilihan jenis
teknologi sel surya yang sudah connected, building
connected, building
integrated, dll)
integrated, dll)
siap diproduksi secara
komersial
Membangun pilot proyek
Memberikan dukungan
Melanjutkan memberikan
pabrikasi sel dan modul surya litbang kepada industri sel
dukungan litbang kepada
untuk kebutuhan dalam negeri dan modul surya lokal
industri sel dan modul
surya lokal
Peran Industri/Swasta
Menciptakan bahan baru
Mendukung kegiatan litbang
Mengembangkan model
modul surya
untuk volume produksi yang dan peralatan dengan
efisiensi tinggi dan harga
monocrystal/polycrystal dengan tinggi dengan melihat
pasokan bahan mentah yang murah
menyiapkan dana
tersedia
Menggalang kerjasama
Mengembangkan produk
Mengembangkan metoda
kegiatan litbang
PLTS skala kecil yang
quality assurance/quality
mudah diinstalasi
control untuk pengujian di
pabrik
Mengembangkan sistem
Mengembangkan teknologi Mengembangkan industri
komponen sistem-sistem
aplikasi PLTS yang handal dan komponen sistem-sistem
murah
PLTS (misalnya hybrid, grid PLTS yang diintegrasikan
pada bangunan.
connected)
Mengembangkan pilot proyek
Melanjutkan pengembangan Mengembangkan industri
sistem PLTS untuk
sistem PLTS untuk
komponen sistem-sistem
dihubungkan ke jala-jala PLN
dihubungkan ke jala-jala PLN PLTS untuk dihubungkan
ke jala-jala PLN
60
Melanjutkan melaksanakan
litbang bahan metalorganic
gases
Melaksanakan penelitian
material dasar sel surya
lain selain silikon
Peluang Pasar & Produk
Peran Pemerintah
Melaksanakan penerapan dan Melakukan pengkajian
pengkajian sistem PLTS secara penerapan sistem-sistem
PLTS hasil litbang
terus menerus dan bertahap
yang bekerjasama dengan
Pemerintah Daerah
Melakukan pelatihan , dan
Melanjutkan training dan
melaksanakan “public
“public awareness” tentang
awarness” tentang PLTS secara PLTS di Indonesia.
terus menerus
Mengembangkan skema
Bekerjasama dengan industri
pendanaan untuk
perbankan dan finansial untuk
penyebarluasan penggunaan
mendorong pendanaan untuk
PLTS yang berkesinambungan industri kelistrikan yang
berbasis pada PLTS
Memfasilitasi pengembangan
Memfasilitasi pengembangan
infrastruktur distribusi untuk
infrastruktur distribusi untuk
penjualan retail
penjualan retail
Menetapkan SNI sistem dan
komponen PLTS agar terjadi
persaingan yang lebih sehat
dalam upaya mendukung
diversifikasi sistem PLTS
sebagai pilihan konsumen
Menyiapkan pendanaan untuk
pembangunan industri dan
melaksanakan promosi secara
intensif tentang pasar domestik
dan internasional.
Melakukan investasi untuk
manufakturing sistem PLTS
guna memenuhi pasar
domestik, dengan target pasar
rata-rata 50 MW per tahun
Melanjutkan pengkajian
penerapan sistem-sistem
PLTS hasil litbang
Melanjutkan training dan
“public awareness”
tentang PLTS di
Indonesia.
Mengembangkan inovasi
sistem pendanaan untuk
mendorong pendanaan
untuk industri kelistrikan
yang berbasis pada PLTS
Memfasilitasi
pengembangan
infrastruktur distribusi
untuk penjualan retail
Menetapkan SNI komponen
Menetapkan SNI
dan sistem PLTS hasil inovasi komponen dan sistem
baru
PLTS hasil inovasi baru
Peran Industri / Swasta
Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem
PLTS
Menciptakan model bisnis
kelistrikan yang berbasis pada
PLTS baik yang off grid (stand
alone) maupun yang
terintegrasi dengan jala-jala
listrik (grid connected)
bekerjasama dengan lembaga
perbankan dan finansial untuk
mencapai target pemanfaatan
PLTS rata-rata 50 MW per
tahun
Melakukan inovasi-inovasi
untuk model bisnis
kelistrikan yang berbasis
pada PLTS baik yang off
grid (stand alone) maupun
yang terintegrasi dengan
jala-jala listrik (grid
connected)
61
Kebijakan
Peran Pemerintah
Mengeluarkan kebijakan insentif Mengeluarkan kebijakan insentif (misalnya fiskal, moneter
dan kolateral) untuk mendorong usaha kelistrikan yang
seperti keringanan pajak bagi
berbasis pada PLTS
usaha PLTS dan mendorong
lembaga keuangan dan
perbankan menciptakan inovasi
“kredit” untuk mendorong
pemanfaatan sistem PLTS
Membuat Standard Nasional
Mendorong pengembangan
Menerapkan kewajiban
Indonesia untuk semua sistem- infrastruktur, seperti
sertifikasi bagi penjualan
sistem PLTS
laboratorium uji untuk
sistem-sistem PLTS
sertifikasi
Mewajibkan standard
Menerapkan standard porto
Mengeluarkan kebijakan tariff
porto folio energi
folio energi terbarukan bagi
listrik khusus yang diarahkan
pada pencapaian pemanfaatan produsen listrik/ energi sebesar terbarukan bagi produsen
listrik/ energi sebesar 5%
5% dari total pembangkitan
PLTS sesuai target yang
dari total pembangkitan
ditetapkan dalam Perpres
05/2006
Memantau pelaksanaan
Memantau pelaksanaan
Mendorong keluarnya
kebijakan-kebijakan baik
kebijakan-kebijakan baik di
kebijakan-kebijakan baik di
tingkat pusat maupun daerah di tingkat pusat maupun
tingkat pusat maupun daerah
daerah yang lebih
yang lebih kondusif untuk
yang lebih kondusif untuk
kondusif untuk penerapan
penerapan sistem PLTS
penerapan sistem PLTS
sistem PLTS
Peran Industri / Swasta
Memberikan masukan kepada Memberikan masukan kepada Menciptakan inovasipemerintah untuk mendorong inovasi system finansial
pemerintah dan legislative
untuk mendukung
dikeluarkannya kebijakan
tentang kebijakan yang harus
perluasan pasar PLTS
sistem dukungan finansial
dibuat untuk mendorong
yang lebih kondusif untuk
dikeluarkannya kebijakan
insentif untuk investasi industri usaha kelistrikan berbasis
PLTS
komponen PLTS
Memproduksi komponenBersama-sama pemerintah
Mendorong penggunaan
komponen sistem PLTS
membuat Standard Nasional
standar nasional Indonesia
sesuai SNI dan
Indonesia untuk semua sistem- untuk produk-produk
bersertifikat
sistem PLTS
komponen dan sistem yang
dihasilkan
62
10. Roadmap Sektor Surya Thermal
Surya Termal
Litbang
Litbang
Teknologi
Teknologi
Produk
Produk
Pasar
Pasar
2006 - 2010
2011 - 2015
Rumah Tangga, UKMK, Agroindustri, Rumah
Sakit/Puskesmas, Bangunan Komersial
Solar Dryer (Multi-produk), Solar Cooker , Solar
Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still /
Desalination , Eco-House, Thermal Storage System ,
Solar Collector , Solar Concentrator, Solar Thermal
Pump, Sterilisator
Labelisasi
Fasilitas Lab .
Uji
Terakreditasi
Teknologi Surya Termal :
Passive /Noctural Cooiling ,
Heat Pump, Sistem
Hibrida, Pendingin
Termoelektrik, Pengering
Multiproduk, Pompa Air
Kajian Teknologi
Skala Kecil-Medium :
Adsorption Cooling , Absorption
Cooling , Recirculation Solar Drying ,
Konsentrator , Sterilisator,
Desalinasi
Standar
Peralatan & Sistem
Surya Termal
Komponen Teknologi
Surya Termal: Kolektor
Temperatur Tinggi
(Heat Pipe, dll),
Thermal Storage,
Konsentrator
Rumah Tangga, UKMK, Industri,
Rumah Sakit/Puskesmas,
Bangunan Komersial
Rumah Tangga, UKMK, Industri,
Rumah Sakit/Puskesmas,
Bangunan Komersial
Solar Dryer, Solar Cooker , Solar
Cooler/Refrigerator, Solar Water
Heater, Solar Still /Desalination , EcoHouse, Thermal-Storage System,
Solar Collector , Solar Concentrator ,
Solar Thermal Pump, Sterilisator ,
Industrial Solar Process Heat , Solar
Electric
Solar Dryer , Solar Cooker, Solar Cooler/
Refrigerator, Solar Water Heater, Solar
Still /Desalination , Eco-House, ThermalStorage System , Solar Collector , Solar
Concentrator, Solar Thermal Pump,
Sterilisator , Industrial Solar Process Heat ,
OTEC, Solar Electric
Teknologi Surya Termal & Komponen: Passive/Noctural Cooiling, Heat
Pipe, Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Pengering
Multiproduk, Solar Process Heat, Solar Steam Turbine, Magnetized
Plasma (Artificial Sun), OTEC, Absorber Coating (Thermal Material),
Kolektor & Konsentrator Surya Termal
Survei
Potensi Energi Surya , Potensi
Hasil Pertanian & Kelautan
Daerah berbasis lokasi
Kajian /Pengembangan
Material & Komponen :
Material Baru untuk Thermoelectric Cooling ,
Material Plastik UV Stabilized , Material
Transparent , Kolektor Tabung Hampa ,
Thermal Storage
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
2016 - 2025
Survei
Potensi Energi Surya , Potensi
Hasil Pertanian & Kelautan
Daerah berbasis lokasi
Kajian Teknologi
Skala Kecil-Medium :
Adsorption Cooling , Absorption Cooling ,
Recirculation Solar Drying , Konsentrator ,
Sterilisator , Desalinasi
Kajian /Pengembangan
Material & Komponen :
Material Baru untuk Thermoelectric Cooling ,
Material Plastik UV Stabilized , Material
Transparent , Kolektor Tabung Hampa ,
Thermal Storage
63
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2020)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Melanjutkan litbang Teknologi Surya Termal skala
Melaksanakan litbang
aplikasi kecil-medium untuk kegiatan pra & pasca panen
Teknologi Surya Termal skala
pertanian, rumah tangga, klinik/puskesmas desa, industri
aplikasi kecil-medium untuk
kecil-menengah-Besar:
kegiatan pra & pasca panen
pertanian, rumah tangga,
Adsorption Cooling, Absorption Cooling, Recirculation
klinik/puskesmas desa, industri Solar Drying, Konsentrator, Sterilisator, Desalinasi,
kecil-menengah:
Industrial Solar Process Heat, OTEC
ƒ Pendingin Adsorbsi
(Adsorption Cooling),
Pendingin Absorpsi
(Absorption Cooling),
Pengering Surya Resirkulasi
(Recirculation Solar Drying),
Konsentrator, Sterilisator,
Desalinasi
Pengembangan aplikasi
Pengembangan aplikasi
Percontohan dan aplikasi
komersial : Solar Dryer,
komersial teknologi Surya
semi-komersial teknologi
Termal: Solar Dryer, Solar
Surya Termal: Solar Dryer
Solar Cooker, Solar
Cooler/Refrigerator, Solar
Cooker, Solar
(Multi-produk), Solar Cooker,
Water Heater, Solar
Cooler/Refrigerator, Solar
Solar Cooler/Refrigerator,
Still/Desalination, EcoWater Heater, Solar
Solar Water Heater, Solar
House, Cool-Storage
Still/Desalination, EcoStill/Desalination, Eco-House,
System, Solar Collector,
House, Cool-Storage
Cool-Storage System, Solar
Solar Concentrator, Solar
System, Solar Collector,
Collector, Solar Concentrator,
Thermal Pump,
Solar Concentrator, Solar
Solar Thermal Pump,
Thermal Pump, Sterilisator, Sterilisator, Industrial
Sterilisator
Solar Process Heat,
Industrial Solar Process
OTEC
Heat
Penelitian & Pengembangan Teknologi Surya Termal &
Penelitian & Pengembangan
Komponen: Passive/Noctural Cooiling, Heat Pipe, Heat
Komponen Teknologi Surya
Termal: Kolektor Temperatur
Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik,
Tinggi (Heat Pipe, dll), Thermal Pengering Multiproduk, Solar Process Heat, Solar Steam
Turbine, Magnetized Plasma (Artificial Sun), OTEC,
Storage, Konsentrator
Absorber Coating (Thermal Material), Kolektor &
Penelitian & Pengembangan
Konsentrator Surya Termal
sistem Teknologi Surya
Termal: Passive/Noctural
Cooiling, Heat Pump, Sistem
Hibrida, Pendingin
Termoelektrik, Pengering
Multiproduk, Pompa Air
Mengembangkan Standar Peralatan & Sistem Surya Termal untuk aplikasi komersial
Pengembangan Fasilitas Lab. Uji Terakreditasi
Survei Potensi Energi Surya,
Pengembangan Basis Data potensi aplikasi teknologi
Potensi Hasil Pertanian &
Surya Termal
Kelautan Daerah berbasis
lokasi
64
Kajian /Pengembangan Material & Komponen: Material Baru untuk Thermoelectric
Cooling, Material Plastik UV Stabilized, Material Transparent, Kolektor Tabung Hampa,
Thermal Storage, etc.
Partisipasi dalam kegiatan
Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait, dan
Litbang terapan terkait
inisiatip melakukan investasi untuk produksi
Initiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga
Litbang dan Komersialisasi teknologi baru hasil litbang untuk mencapai target Bauran
energi Nasional
Market Opportunities (Peluang Pasar)
Peran Pemerintah
Sosialisasi:
Sosialisasi:
• Kampanye, Konsultasi,
Pelatihan, Pendidikan,
Penghargaan
• Menyediakan informasi yang
memadai dan akurat yang
diperlukan konsumen
sebagai teknologi energi
alternatif untuk substitusi
BBM
Mengembangkan skema
pendanaan untuk
penyebarluasan penggunaan
teknologi Surya Termal yang
berkesinambungan
Menyediakan informasi
yang memadai dan akurat
yang diperlukan konsumen
Mengembangkan inovasi
Bekerjasama dengan
sistem pendanaan untuk
industri perbankan dan
mendorong pendanaan
finansial untuk mendorong
untuk industri produk
pendanaan untuk industri
teknologi Surya Termal
produk teknologi Surya
Termal
Peran Industri
Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem
teknologi Surya Termal
Menyiapkan pendanaan untuk
pembangunan industri dan
melaksanakan promosi secara
intensif tentang pasar
domestik dan internasional.
Initiative procurement (Promosi peralatan Surya Termal)
Kebijakan
Peran Pemerintah
Menerapkan kewajiban
Membuat Standar Nasional
Mendorong pengembangan
sertifikasi/Labelisasi bagi
Indonesia untuk semua
infrastruktur, seperti
penjualan sistem-sistem
sistem-sistem Surya Termal
laboratorium uji untuk
Surya Termal
dan Labelisasi
sertifikasi & Labelisasi
Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan baik di
Mendorong keluarnya
tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk
kebijakan-kebijakan baik di
penerapan sistem energi surya
tingkat pusat maupun daerah
yang lebih kondusif untuk
penerapan sistem energi
surya
Kebijakan Insentif:
mendorong penerapan teknologi energi surya termal yang bersih lingkungan
Kebijakan Transformasi Pasar:
meningkatkan penggunaan produk yang memanfaatkan sumber energi surya termal di
masyarakat
65
Kebijakan Informasi:
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang sumber-sumber energi
terbarukan
Peran Industri
Memberikan masukan untuk
Partisipasi aktif dalam
meningkatkan efektivitas
pelaksanaan kebijakan
kebijakan pemerintah
pemerintah dan memberikan
masukan untuk meningkatkan
efektivitas kebijakan
pemerintah
Memproduksi komponenMendorong penggunaan
Bersama-sama pemerintah
komponen sistem
standar nasional Indonesia
membuat Standar Nasional
teknologi energi surya
untuk produk-produk
Indonesia untuk semua
termal sesuai SNI dan
sistem-sistem teknologi energi komponen dan sistem
bersertifikat
aplikasi
surya termal
Menciptakan inovasiMemberikan masukan kepada Memberikan masukan
inovasi system finansial
kepada pemerintah untuk
pemerintah dan legislative
untuk mendukung
mendorong dikeluarkannya
tentang kebijakan yang harus
perluasan pasar teknologi
kebijakan sistem dukungan
dibuat untuk mendorong
energi surya
finansial yang lebih kondusif
dikeluarkannya kebijakan
insentif untuk investasi industri untuk usaha produksi
teknologi energi surya
komponen energi surya
66
11. Roadmap Sektor Energi Arus Laut
Tahun
2005 – 2010
2011 – 2015
Pasar
Pengguna Khusus
12 x 25 kW off Grid
10 x 1000 mW of Grid
SKEAL Skala
4 x 25kW
SKEAL Skala > 500 kW
(5 x 100kW)
SKEAL Skala 25kW (terapung)
SKEAL Skala 50 kW (terbenam)
(Kandungan Lokal Tinggi)
SKEAL Skala > 500 kW
(terapung dan terbenam)
(kandungan lokal tinggi)
Produk
Teknologi
Litbang
SKEAL Skala Kecil
(Penelitian)
SKEAL Skala Kecil 1 kW
(Konstruksi Terapung, Terbenanm)
Struktur terapung,
struktur terbenam, generator kecp.
Rendah, Sudu Turbin, Gear Box,
Sistem Kendali, SIstem Kapasitor
/Inverter, Material
Pembuatan Peta Potensi Energi
Arus Laut di Wilayah Indonesia
(Survey & Simulasi Numerik)
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Struktur terapung,
struktur terbenam, generator kecp.
Rendah, Sudu Turbin, Gear Box,
Sistem Kendali, SIstem Kapasitor
/Inverter, Material,
Sistem Insfeksi & Sertifikasi
2016 - 2025
Struktur terapung,
struktur terbenam, generator kecp.
Rendah, Sudu Turbin, Gear Box,
Sistem Kendali, SIstem Kapasitor
/Inverter, Material,
Sistem Inspeksi& Sertifikasi
Pemetaan Rinci Energi Arus Laut
di Daerah Potensial
67
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Melaksanakan Litbang untuk
Melaksanakan pemetaan
Melaksanakan pemetaan
SKEAL skala menengah
potensi arus laut untuk SKEAL lebih rinci untuk daerah( survey dan simulasi numerik) daerah yang potensial untuk dalam jumlah banyak
(Marine Curent Turbin Tidal
SKEAL
di Indonesia
Farm)
Melaksanakan litbang kinerja Meningkatkan litbang dalam
Melaksanakan litbang
SKEAL terhadap lingkungan rancang bangun dan
berbagai sistim konversi
rekayasa komponen SKEAL
tropis dan sksla menegah
energi Arus Laut ( SKEAL )
dengan teknologi tinggi
yakni konversi SKEAL sumbu terhadap lingkungan laut
yang bergelombang
turbin horisontal dan vertikal
Meningkatkan kemampuan
rancang bangun rekayasa
sistem Darieus turbine blade
tidak simetris skala kecil dan
analisis disain rancang
bangun sistem SKEAL skala
menengah.
Meningkatkan kinerja dan
efisiensi sistem SKEAL skala
menengah dengan
mempertimbangkan
pengaruh gelombang dan
lingkungan sekelilingnya
serta mengoptimumkan
pengembangan sistem
kendalinya.
Membuat Prototipe SKEAL
Membuat prototipe SKEAL
skala 1 kW
skala 25 kW dan
meningkatkan kemampuan
rancang bangun SKEAL
skala menengah (50-300
kW)
Peran Industri
Menurunkan biaya produksi
Menurunkan biaya
dengan meningkatkan volume perawatan dengan pemilihan
produksi
komponen yang handal
Mengurangi biaya konstruksi Mendukung pemerintah
tower dan instalasi serta
dalam pembiayaan riset-riset
komponen lainya
komponen SKEAL
Melakasanakan litbang rotor
daun turbin yang cocok
dengan perairan Indonesia
dan meningkatkan
performance dan efisiensi
SKEAL Darieus turbine blade
tidak simetris skala kecil
Meningkatkan kinerja dan
efisiensi sistem SKEAL skala
kecil dengan
mempertimbangkan pengaruh
gelombang dan lingkungan
sekelilingnya serta
mengoptimumkan sistem
kendalinya.
Mengembangkan peralatan
dan proses untuk kegiatan
produksi SKEAL
Melaksanakan pemetaan
68
Meningkatkan litbang
rancang bangun sistem
kendali SKEAL
Mengembangkan
pemanfaatan teknologi
SKEAL untuk berbagai
keperluan
Meningkatkan kualitas
produksi komponen –
komponen SKEAL
Meningkatkan penggunaan
komponen lokal untuk
pembuatan komponen
SKEAL
Meningkatkan kehandalan
sistem melalui pemilihan
material yang sesuai namun
relatif murah
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Melanjutkan pemetaan
Melanjutkan pemetaan
Jangka Pendek
(2005-2010)
potensi energi Arus Laut dan
pengguna untuk pemanfaatan
SKEAL
Menyelenggarakan
openhouse, pameran, dan
workshop
Jangka Menengah
(2011-2015)
potensi energi arus laut dan
pengguna untuk
pemanfaatan SKEAL
Meningkatkan informasi dan
pendidikan (sekolah dan luar
sekolah) dalam pemanfaatan
SKEAL
Menerbitkan /
Mendukung mekanisme
mempublikasikan hasil – hasil pasar dalam efektifitas
litbang dan produk SKEAL
distribusi komponen
komponnen pembangkit
listrik
Melaksanakan diseminasi
Membuat / mengadopsi
hasil – hasil litbang melalui
standar – standar dan
proyek percontohan
menerbitkan sertifikat
SKEAL
Peran Industri
Melaksanakan promosi produk Mengembangkan
SKEAL yang ada di pasaran
kemungkinan pembiayaan
dalam pemanfaatan SKEAL
Jangka Panjang
(2016-2025)
potensi energi Arus Laut
dan pengguna untuk
pemanfaatan SKEAL
Melaksanakan training dan
penyuluhan kepada
masyarakat pengguna
Mengembangkan strategi
untuk mendapatkan material
unggulan untuk penggunaan
khusus bagi keperluan
pengembangan SKEAL
Meningkatkan partisipasi
dalam pengembangan dan
pemanfaatan teknologi
SKEAL
Menyiapkan dana untuk
Melaksanakan optimasi dalam Mengembangkan dan
pembangunan infrastruktur
proses produksi komponen
memproduksi berbagai
SKEAL
model dan kapasitas SKEAL pabrik SKEAL skala besar
untuk berbagai segmen
pasar
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Menciptakan kebijakan yang
Mendorong pembangunan
Membuat kerangka kerja
mendukung pengembangan
infrastruktur teknologi
peraturan dan kebijakan
pasar dengan pemberian
SKEAL (standar, sertifikat)
yang mendukung
insentif pajak dan regulasi
pengembangan dan
lainya
pemanfaatan teknoloogi
SKEAL
Mendukung dan memberikan Mendukung standar nasional Mendukung pemberian
dan international yang
insentif pajak dan komponen
kemudahan kredit untuk
program listrik menggunakan relevan untuk produk SKEAL biaya lainya dalam
pengembangan dan
teknologi SKEAL
pemanfaatan energi hijau
Meningkatkan koordinasi antar
pelaku litbang dan bisnis di
bidang teknologi SKEAL
Peran Industri
Mendukung terciptanya pasar Membangun infrastruktur
Mendorong berlakunya
yang kompetitif
jaringan distribusi untuk
mekanisme pasar SKEAL
memasarkan produk SKEAL yang kompetitif dan terbuka
Meningkatkan pengertian dan Melanjutkan kegiatan
penyuluhan kepada
kepedulian masyarakat
masyarakat dan memberikan
terhadap pelaku bisnis dan
training
pengguna SKEAL
69
12. Roadmap Sektor Energi Gelombang
2005-2010
Pasar
Produk
Teknologi
Litbang
70
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Meningkatkan litbang
Melaksanakan litbang berbagai Melaksanakan litbang untuk
dalam rancang bangun
sistim konversi energi
meningkatkan performance
dan rekayasa komponen
gelombang selain OWC
Berbagai Sistem Konversi
SKEG dengan teknologi
Energi Gelombang (SKEG)
tinggi
Meningkatkan performance dan Meningkatkan kemampuan
Meningkatkan litbang
efisiensi SKEG metode OWC
rancang bangun rekayasa
rancang bangun sistem
skala kecil
sistem OWC
kendali SKEG
interkoneksi
Meningkatkan partisipasi
Meningkatkan kemampuan
Mengembangkan
masyarakat daerah dalam
analisis desain dan rancang
pemanfaatan teknologi
pengembangan dan
bangun SKEG
SKEG untuk berbagai
pemanfaatan teknologi SKEG
keperluan
Menurunkan biaya produksi
dengan meningkatkan volume
produksi
Mengurangi biaya konstruksi
tower dan instalasi serta
komponen lainya
Peran Industri
Menurunkan biaya perawatan
dengan pemilihan komponen
yang handal
Mendukung pemerintah dalam
pembiayaan riset-riset
komponen SKEG
Meningkatkan kualitas
produksi komponen –
komponen SKEG
Meningkatkan
penggunaan komponen
lokal untuk pembuatan
komponen SKEG
Mengembangkan peralatan dan Meningkatkan kehandalan
proses untuk kegiatan produksi sistem melalui pemilihan
SKEG
material yang sesuai namun
relatif murah
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Melaksanakan pemetaan
Melanjutkan pemetaan
potensi energi angin dan
potensi energi gelombang dan
pengguna untuk pemanfaatan
pengguna untuk pemanfaatan
SKEG
SKEG
Menyelenggarakan openhouse, Meningkatkan informasi dan
pameran, dan workshop
pendidikan (sekolah dan luar
sekolah) dalam pemanfaatan
SKEG
Menerbitkan / mempublikasikan Mendukung mekanisme pasar
hasil – hasil litbang dan produk dalam efektifitas distribusi
SKEG
komponen komponnen
pembangkit listrik
Melaksanakan diseminasi hasil
– hasil litbang melalui proyek
percontohan
Melanjutkan pemetaan
potensi energi gelombang
dan pengguna untuk
pemanfaatan SKEA
Melaksanakan training
dan penyuluhan kepada
masyarakat pengguna
Mengembangkan strategi
untuk mendapatkan
material unggulan untuk
penggunaan khusus bagi
keperluan pengembangan
SKEG
Membuat / mengadopsi
standar – standar dan
menerbitkan sertifikat SKEG
71
Jangka Pendek
(2005-2010)
Melaksanakan promosi produk
SKEG yang ada di pasaran
Melaksanakan optimasi dalam
proses produksi komponen
SKEG
Menciptakan kebijakan yang
mendukung pengembangan
pasar dengan pemberian
insentif pajak dan regulasi
lainya
Mendukung dan memberikan
kemudahan kredit untuk
program listrik menggunakan
teknologi SKEG
Jangka Menengah
(2011-2015)
Peran Industri
Jangka Panjang
(2016-2025)
Mengembangkan
kemungkinan pembiayaan
dalam pemanfaatan SKEG
Meningkatkan partisipasi
dalam pengembangan
dan pemanfaatan
teknologi SKEG
Menyiapkan dana untuk
Mengembangkan dan
memproduksi berbagai model pembangunan
infrastruktur pabrik SKEG
dan kapasitas SKEA untuk
skala besar
berbagai segmen pasar
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Mendorong pembangunan
Membuat kerangka kerja
infrastruktur teknologi SKEG
peraturan dan kebijakan
(standar, sertifikat)
yang mendukung
pengembangan dan
pemanfaatan teknoloogi
SKEG
Mendukung standar nasional Mendukung pemberian
dan international yang relevan insentif pajak dan
untuk produk SKEG
komponen biaya lainya
dalam pengembangan
dan pemanfaatan energi
hijau
Meningkatkan koordinasi antar
pelaku litbang dan bisnis di
bidang teknologi SKEG
Mendukung terciptanya pasar
yang kompetitif
Peran Industri
Membangun infrastruktur
jaringan distribusi untuk
memasarkan produk SKEG
Meningkatkan pengertian dan
kepedulian masyarakat
terhadap pelaku bisnis dan
pengguna SKEG
Melanjutkan kegiatan
penyuluhan kepada
masyarakat dan memberikan
training
72
Mendorong berlakunya
mekanisme pasar SKEG
yang kompetitif dan
terbuka
13. Roadmap Sektor Energi Hidrogen/Fuel Cell
Tahun
2010
2005
2015
2025
Pasar
1 MW
50 MW
250 MW
Produk
Teknologi
Litbang
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
73
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Peran institusi Litbang :
Disain dan pengembangan
stack Proton Exchange Fuel
Cell (PEFC) dan unit portable
PEFC kapasitas per unit 2 –
5 kW dengan kandungan
lokal hingga 70%. Sasaran
untuk pembangkit listrik mikro
di rumah tangga, unit
emergency, penggunaan
khusus, dan telekomunikasi.
Peran institusi Litbang :
Disain dan pengembangan
sistem PEFC kapasitas
hingga 50 kW, dengan
kandungan lokal 70-90 % .
Sasaran untuk pembangkit
listrik mikro di rumah tangga,
unit emergency, penggunaan
khusus, telekomunikasi, dan
utk alat transportasi.
Peran institusi Litbang :
Disain dan
pengembangan system
power generator PEFC
dengan kapasitas modular
50 kW untuk digunakan
sebagai unit utilitas, di
Rumah sakit, maupun
hotel. Sasaran kandungan
lokal hingga 90 %.
Peran Pemerintah :
- Keringanan pajak dan
dukungan kemudahan
import sistem/komponen
fuel cell untuk
pengembangan dan
penguasaan teknologi fuel
cell di dalam negeri.
- Mendorong penggunaan
sistem portable fuel cell di
fasilitas-fasilitas yang
dipunyai oleh pemerintah.
- Pembuatan regulasi dan
standarisasi yang
diperlukan.
- Menetapkan persentase
kontribusi pembangkit
energi ramah lingkungan
dan terbarukan.
- Sosialisasi Penggu-naan
Teknologi Energi Hidrogen
dan Ternologi Fuel Cell
Peran Pemerintah :
- Insentif pajak dan
dukungan kemudahan
untuk pengembangan
industri fuel cell di dalam
negeri.
- Penggunaan sistem
portable fuel cell di fasilitasfasilitas yang dipunyai oleh
pemerintah dan mendorong
penggunaannya di
masyarakat luas.
- Mendukung penyiapan
sarana pendukung
penggunaan teknologi fuel
cell
- Menetapkan tahapan
persentase penggunaan
komponen yang
dikembangkan dengan
teknologi bangsa sendiri
dalam industri manufaktur
di Indonesia.
- Pembuatan dan
penyesuaain regulasi dan
standarisasi bila
diperlukan.
- Sosialisasi Penggunaan
Teknologi Energi Hidrogen
dan Ternologi Fuel Cell
Peran Pemerintah :
- Insentif pajak dan
dukungan kemudahan
untuk pengembangan
industri fuel cell di dalam
negeri.
- Secara konsisten dan
dukungan penuh untuk
meningkatkan peran
serta dan kesadran
publik dalam
penggunaan teknologi
fuel cell.
- Mendukung
pengembngan sarana
pendukung penggunaan
teknologi fuel cell
- Pembuatan dan
penyesuaain regulasi
dan standarisasi bila
diperlukan.
- Sosialisasi Penggunaan Teknologi Energi
Hidrogen dan Ternologi
Fuel Cell
74
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Peran Swasta :
ƒ Bekerjasama dan membuat
jaringan dengan institusi
litbang dalam negri dalam
pertukaran informasi,
pengembangan prototipe
untuk komponen subsitusi,
dan manufucturing.
ƒ Mengembangkan unit
perakitan dengan multi
sourcing components, dan
dengan sasran terus
meningkatkan kandungan
komponen lokal.
ƒ Meningkatkan kapasitas
produk dan dana investasi
serta menciptakan
kerjasama dengan investor
luar negeri.
Peran Swasta :
ƒ Mengembangkan instalasi
produksi, penyimpanan dan
pendistribusian gas
hidrogen.
ƒ Mendukung aktif dalam
pengembangan standar
industri untuk peralatan
fuel cell.
ƒ Membangun dan
mengembangkan
kemampuan industri
manufucturing fuel cell di
dalam negeri.
ƒ Pengembangan dan
diversifikasi produk
komponen fuel cell.
Peran Swasta :
• Pengembangan dan
diversifikasi produk fuel
cell.
• Melakukan investasi
manufaktur untuk
menigkatkan
kemampuan dan
pemenuhan permintaan
pasar dalam negeri dan
peluang export.
• Meningkatkan
pengembangkan
instalasi produksi,
penyimpanan dan
pendistribusian gas
hidrogen.
Sasaran Kapasitas
Sasaran Kapasitas
Terpasang dan Pengguna : Terpasang dan Pengguna :
50 Mega Watt
1 Mega Watt
• Sistem dengan kapasitas
• 2005 : s.d 15 kW, jenis
hingga 50 kW mulai di
portable, ±10 unit
gunakan, khususnya untuk
digunakan di rumah tangga
komplek industri pariwisata,
(rt) kls menengah keatas
back up sistem pada
sbg back-up sistem
instalasi khusus.
• 2006 : s.d
50 kW,
portable,± 20 unit
• Terintegrasi dengan jenis
EBT lain ( PV dan Wind)
digunakan di rumah tangga
menjadi sistem pembangkit
kls menengah keatas sbg
tersebar yang digunakan
back-up sistem
pada daerah terpencil
• 2007 : s.d 100 kW, ±50
untuk keperluan khusus, a.l
unit portable, digunakan
daerah wisata, pangkalan
juga di industri parawisata.
militer, telekomuni-kasi,
• 2008 : s.d 250 kW, ±125
industri budidaya
unit portable di rt dan
perikanan.
industri parawisata
• 2011 : s.d 5 MW , ±
• 2009 : s.d 500 kW, ±200
2500 unit*
unit, diperkirakan mulai
•
2012 : s.d 10 MW , ±
digunakan juga pada sistem
5000 unit*
telekomunikasi sbg catu
• 2013 : s.d 20 MW , ± 10
daya dan back up system
000 unit*
• 2010 : s.d 1000 kW, ±400
• 2014 : s.d 35 MW , ± 17
unit, digunakan di rt, unit
500 unit*
parawisata, dan
2015 : s.d 50 MW ,
telekomunikasi
Sasaran Kapasitas
Terpasang dan
Pengguna :
250 Mega Watt
• Teknologi sistem
Portable telah sangat
maju dan teruji
keandalannya.
• Harga investasi per kW
telah sangat kompetitif
dengan pembangkit
portable konvensional
menggunakan bahan
bakar non-EBT.
• Mekanisme
perkembangan
penggunaan telah
memasuki tahap
mengkuti mekanisme
pasar.
• Diperkirakan
penggunaan untuk
sistem transportasi
dimulai. Biaya per kW utk
transportasi sudah
mendekati US$ 100 s.d
US $50.
75
( 1kg Hidrogen ekivalen dengan 3,93 liter bahan bakar minyak, ekivalen dengan
33,5 kWjam listrik )
Penggunaan 5 jam per hari Penggunaan 7 jam per hari
Penggunaan10 jam per hari
selama 1 tahun :
selama 1 tahun :
selama 1 tahun :
ƒ 2005 ; 2,2 ton Hidrogen
ƒ 2005 ; 1,6 ton Hidrogen
ƒ 2005 ; 3,2 ton Hidrogen
ƒ 2005 ; 7,6 ton Hidrogen
ƒ 2005 ; 5,4 ton Hidrogen
ƒ 2005 ; 10,9 ton Hidrogen
ƒ 2007 ; 15,3 ton Hidrogen
ƒ 2007 ; 10,8 ton Hidrogen
ƒ 2007 ; 21,8 ton Hidrogen
ƒ 2008 ; 38,1 ton Hidrogen
ƒ 2008 ; 27,2 ton Hidrogen
ƒ 2008 ; 54,5 ton Hidrogen
ƒ 2009 ; 76,3 ton Hidrogen
ƒ 2009 ; 54,5 ton Hidrogen
ƒ 2009 ; 109,5 ton Hidrogen
ƒ 2010 ; 152,5 ton
ƒ 2010 ; 108,9 ton
ƒ 2010 ; 217,9 ton
Hidrogen
Hidrogen
Hidrogen
ƒ 2011 ; 762,7 ton
ƒ 2011 ; 544,8 ton
ƒ 2011 ; 1089,5 ton
Hidrogen
Hidrogen
Hidrogen
ƒ 2012 ; 1525,4 ton
ƒ 2012 ; 1089,5 ton
ƒ 2012 ; 2179,1 ton
Hidrogen
Hidrogen
Hidrogen
ƒ 2013 ; 3050,7 ton
ƒ 2013 ; 2179,1 ton
ƒ 2013 ; 4358,2 ton
Hidrogen
Hidrogen
Hidrogen
ƒ 2014 ; 5338,8 ton
ƒ 2014 ; 3813,4 ton
ƒ 2014 ; 7626,9 ton
Hidrogen
Hidrogen
Hidrogen
ƒ 2015 ; 7626,9 ton
ƒ 2015 ; 5447,7 ton
ƒ 2015 ; 10.896,5 ton
Hidrogen
Hidrogen
Hidrogen
ƒ 2016-2020 ; 68.097 ton
ƒ 2016-2020 ; 95.335 ton
ƒ 2016-2020 ; 136.194 ton
Hidrogen
Hidrogen
Hidrogen
76
14. ROADMAP SEKTOR INDUSTRI ENERGI NUKLIR
Tahun
2011-2015
2005-2010
2016-2025
PLTN 1, 2, 3 & 4 beroperasi Tahun
Pasar
Produk
2016, 2017, 2023 & 2024 4-5% listrik Jamali
Desain pabrik pengolahan bahan
dan elemen bakar nuklir
Teknologi
/Eksplorasi
Konstruksi PLTN 3 & 4
Tahun 2018 dan 2019
Konstruksi PLTN 1 & 2
Tahun 2010 dan 2011
Basis data untuk pengambilan
kebijakan pengelolaan energi
nuklir jangka panjang
Eksplorasi daerah potensial di
Indonesia
Pemilihan teknologi daur
BBN
Desain sistem dan
komponen PLTN
Teknologi reaktor dan sistem PLTN
Rancang-bangun pabrikasi
BBN dan pengelolaan limbah
Desain dan rancang-bangun
Sistem & komponen PLTN
Pabrikasi BBN dan proses
pengolahan limbah
Litbang teknologi
daur BBN
Persiapan
pembangunan & operasi
Litbang industri
komponen PLTN
Litbang operasi
dan perawatan
Litbang
Peta Cadangan Uranium di
seluruh Indonesia
Litbang keselamatan
PLTN
Kajian teknoekonomi bahan
bakar nuklir (BBN)
Pemetaan cadangan uranium di seluruh wilayah Indonesia
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
77
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif
Basis data untuk pengambilan
kebijakan pengembangan
bahan bakar nuklir dan
pengelolaan Uranium jangka
panjang.
Updating data sebagai bagian
dari pengembangan kapasitas
pasokan Uranium jangka
panjang.
Data terbukti tentang
pasokan Uranium jangka
panjang untuk
mengamankan operasi
PLTN.
Explorasi Uranium di daerah
Kalimantan, serta
pengembangan pabrik
Uranium Oksida (Yellow
Cake) skala pilot.
Kajian teknologi dan ekonomi
bahan bakar nuklir yang
disesuaikan dengan jenis
PLTN yang akan
dikembangkan di Indonesia.
Kajian teknologi pengolahan
limbah nuklir dan proses
penyimpanan bahan bakar
nuklir bekas.
Eksplorasi Uranium di daerah
Sumatera dan daerah lainnya
di Indonesia.
Cadangan Uranium di
seluruh wilayah Indonesia.
Desain pabrik bahan dan
elemen bakar nuklir.
Produksi bahan dan
elemen bakar nuklir.
Desain pabrik pengolahan
limbah nuklir dan
penyimpanan bahan bakar
nuklir bekas.
Proses pengolahan limbah
nuklir dan penyimpanan
bahan bakar nuklir bekas.
Penyiapan laboratorium
Science & technology base
bidang teknologi PLTN,
khususnya nuklir
Dukungan litbang untuk
operasi dan perawatan
serta desain komponen dan
sistem PLTN.
Penerimaan masyarakat
terhadap pembangunan
PLTN.
Penerimaan masyarakat
terhadap pengoperasian
PLTN.
Sistem perizinan untuk
Pembangunan dan
pengoperasian PLTN.
Perizinan pembangunan
PLTN ke 3, 4 dan izin
pengoperasian PLTN ke 1,
2, 3, 4.
Penyiapan tapak dan draf
Penyiapan studi tapak
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN
Dukungan untuk persiapan
pembangunan (Pre-project
activities), penyiapan URD,
BIS, PSAR, transfer teknologi
dan partisipasi industri
nasional.
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000Mwe
Public information &
education, program
penerimaan masyarakat
terhadap PLTN.
UU dan aturan
pelaksanaannya, penyiapan
dan penyelesaian sistem
perizinan nasional, perizinan
konstruksi PLTN ke 1 & 2.
Penyiapan tapak dan draf
78
Jangka Pendek
(2005-2010)
dokumen pendukung URD,
PSAR, BIS serta pendanaan
dan pembentukan pemilik
(owner) untuk PLTN 1 & 2.
Litbang pembangunan dan
pengoperasian PLTN, serta
transfer teknologi dan
partisipasi industri nasional
(parnas).
Litbang keselamatan untuk
mendukung perizinan
pembangunan dan
pengoperasian PLTN, serta
dikuasainya karakteristik
keselamatan calon reaktor.
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
dokumen pendukung URD,
terpilih lainnya di Wilayah
PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4. Jamali.
Transfer teknologi dan
partisipasi industri nasional.
Panas mencapai >30 %.
Analisis keselamatan untuk
dokumen izin konstruksi.
Jaminan keselamatan
operasi PLTN berikutnya.
Peran Industri
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif
Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
pengembangan teknologi,
ekonomi dan pendanaan
pabrikasi bahan bakar nuklir
dan pengolahan limbah
radioaktif.
Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
pengembangan teknologi
produksi bahan bakar nuklir
dan pengolahan limbah
radioaktif dalam rangka
transfer teknologi dan
partisipasi industri nasional.
Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
dalam pengembangan
desain dan prototipe untuk
komponen peralatan pabrik
dan proses manufacturing,
serta pengembangan
material/bahan peralatan
yang semakin efisien
dengan harga yang makin
bersaing.
Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
pengembangan teknologi
PLTN, khususnya bagian
kenukliran (nuclear island)
dalam rangka transfer
teknologi dan partisipasi
industri nasional.
Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
dalam pengembangan
desain dan prototipe untuk
komponen PLTN dan
proses manufacturing,
serta pengembangan
material/bahan peralatan
yang semakin efisien
dengan harga yang makin
bersaing.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN
Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
pengembangan teknologi,
ekonomi dan pendanaan
dalam rangka persiapan
pembangunan PLTN, rangka
transfer teknologi dan
partisipasi industri nasional.
79
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000Mwe
Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
penyiapan tapak dan draf
dokumen pendukung URD,
PSAR, BIS serta pendanaan
dan pembentukan pemilik
(owner) untuk PLTN 1 & 2.
Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
pengembangan teknologi,
ekonomi dan pendanaan
dalam rangka persiapan
pembangunan PLTN, rangka
transfer teknologi dan
partisipasi industri nasional.
Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
penyiapan tapak dan draf
dokumen pendukung URD,
PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4.
Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
dalam pelaksanaan studi
detil tapak terpilih lainnya di
Wilayah Jamali.
Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
pengembangan teknologi
PLTN, khususnya bagian
kenukliran (nuclear island)
dalam rangka transfer
teknologi dan partisipasi
industri nasional.
Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
dalam pengembangan
desain dan prototipe untuk
komponen PLTN dan
proses manufacturing,
serta pengembangan
material/bahan peralatan
yang semakin efisien
dengan harga yang makin
bersaing.
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif
Membantu BUMN dalam
mengusahakan transfer
teknologi tentang komponen
dan sistem pabrikasi bahan
bakar nuklir dan pengolahan
limbah radioaktif.
Membantu BUMN dalam
mengembangankan desain
komponen dan sistem
pabrikasi, serta pembangunan
pabrik bahan bakar nuklir dan
pengolahan limbah radioaktif.
Membantu BUMN dalam
mengembangankan desain
dan manufacturing
komponen dan sistem
pabrikasi bahan bakar
nuklir dan pengolahan
limbah radioaktif.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN
Membantu BUMN/Swasta
dalam mengushakan transfer
teknologi dan pengembangan
desain komponen dan sistem
PLTN.
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000MWe
Membantu BUMN/Swasta
dalam program penyiapan
pembangunan PLTN 1 & 2,
termasuk penyiapan
partisipasi industri nasional.
80
Membantu BUMN/Swasta
Membantu BUMN/Swasta
dalam pengembangan desain dalam pengembangan
komponen dan sistem PLTN. desain komponen dan
sistem PLTN.
Membantu BUMN/Swasta
dalam proses pembangunan
PLTN 1 & 2 dan penyiapan
pembangunan PLTN 3 & 4.
Membantu BUMN/Swasta
dalam proses
pembangunan PLTN 3 & 4.
Peran Industri
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif
Mengusahakan transfer
teknologi tentang komponen
dan sistem pabrikasi bahan
bakar nuklir dan pengolahan
limbah radioaktif.
Mengembangkan desain
komponen dan sistem
pabrikasi, serta
pembangunan pabrik bahan
bakar nuklir dan pengolahan
limbah radioaktif.
Mengembangkan desain
dan manufacturing
komponen dan sistem
pabrikasi bahan bakar
nuklir dan pengolahan
limbah radioaktif.
Mengusahakan transfer
teknologi serta
pengembangan desain
komponen dan sistem PLTN.
Mengusahakan transfer
teknologi serta
pengembangan desain dan
manufacturing komponen
dan sistem PLTN.
Berperan aktif pada proses
pembangunan PLTN 1 & 2,
khususnya partisipasi industri
nasional dan penyiapan
pembangunan PLTN 3 & 4.
Berperan aktif pada proses
pembangunan PLTN 3 & 4,
khususnya partisipasi
industri nasional.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN
Mengusahakan transfer
teknologi yang terkait dengan
komponen dan sistem PLTN.
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000MWe
Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah
melaksanakan program
penyiapan pembangunan
PLTN 1 & 2, khususnya
partisipasi industri nasional.
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif
Bersama BUMN
merencanakan dan
mengusahakan sendiri
pabrikasi bahan bakar nuklir
dan pengolahan limbah
radioaktif, karena sifatnya
yang strategis secara politis
dan keamanan nasional.
Menetapkan sistem insentif
dan disinsentif dalam transfer
teknologi dan pengembangan
sistem pabrikasi bahan bakar
nuklir dan pengolahan limbah
radioaktif.
Menetapkan sistem insentif
dan disinsentif dalam
pengembangan/desain
komponen dan sistem serta
manufakturing pabrik
bahan bakar nuklir dan
pengolahan limbah
radioaktif.
Menetapkan sistem insentif
dan disinsentif dalam transfer
teknologi dan pengembangan
desain komponen dan sistem
PLTN.
Menetapkan sistem insentif
dan disinsentif serta
pengembangan desain
komponen dan sistem
PLTN.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN
Merencanakan dan
melaksanakan program
transfer teknologi,
pengembangan/desain
komponen dan sistem PLTN,
serta mengusahakan
partisipasi industri nasional
81
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000MWe
Mendorong penggunaan
energi nuklir dalam program
diversifikasi energi nasional,
serta menetapkan persentase
kontribusi energi nuklir
terhadap penyediaan energi
nasional, dan kontribusi
prosentasi parnas.
Mendukung dan menetapkan
sistem insentif dan disinsentif
pada proses penyiapan dan
pembangunan PLTN 1 & 2
dan penyiapan pembangunan
PLTN 3 & 4.
Mendukung dan
menetapkan sistem insentif
dan disinsentif pada proses
pembangunan PLTN 3 & 4.
Peran Industri
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif
Merencanakan dan
mengusahakan pabrikasi
bahan bakar nuklir dan
pengolahan limbah radioaktif.
Mengusahakan transfer
teknologi dan pengembangan
sistem pabrikasi bahan bakar
nuklir dan pengolahan limbah
radioaktif.
Mengusahakan
pengembangan/desain
komponen dan sistem serta
manufakturing pabrik
bahan bakar nuklir dan
pengolahan limbah
radioaktif.
Melaksanakan program
transfer teknologi dan
pengembangan/desain
komponen dan sistem PLTN.
Melaksanakan program
pengembangan/ desain
dan manufakturing
komponen dan sistem
PLTN.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN
Merencanakan dan
melaksanakan program
transfer teknologi,
pengembangan/desain
komponen dan sistem PLTN,
serta mengusahakan
partisipasi industri nasional.
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000MWe
Mengusahakan pembentukan
pemilik (owner) PLTN dan
proses pendanaannya.
82
Mengusahakan proses
Mengusahakan proses
penyiapan dan pembangunan pembangunan PLTN 3 & 4.
PLTN 1 & 2 dan penyiapan
pembangunan PLTN 3 & 4.
15. Roadmap Sektor Energi Batubara
2005 - 2010
Pasar
Coal Co. ,
Ekspor
Produk
Marketable
Coal
Teknologi
Upgrading
2011 - 2015
Industri ( tekstil, semen, kimia,dll) , Daerah, PLN
Polution
Control
Mesin
Briket
Briket
Polution
Control
Pulverizer
Pulverizing
PLTU
Boile
r
Boiler
Integrasi
Sistem
Industri (petrokimia),
Transportasi
Kemampuan
Nasional PLTU
Sistem
Proses/pembangkit
Efisien, Ramah
Lingkungan
B.B. Cair
Chemicals
Teknologi
Liquefaksi, Separasi,
B.B. Alternatif
Disain
Konsep
Disain
Komp.
Mill Fire
Fine CB
PLN, Daerah, Industri
2016 - 2025
DeSOx
Tek.
Karboni
sasi
Upgrading
Litbang
Chemical
Analysis
Tek.
Pembakaran
Karakterisasi
Mapping
Bio-Coal
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Teknologi
Gasifikasi
Teknologi
Hidrogenas
83
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Finalisasi mapping dan
karakterisasi (sifat kimia dan
fisik) batubara
Meningkatkan litbang
Teknologi up-grading
(blending, peningkatan nilai
kalor, pencucian, bio-coal
mixed fuel, pembriketan
batubara) serta pembuatan
prototipe berdasarkan
kemampuan bangsa sendiri
Melakukan kerjasama
dengan industri dan
perusahaan tambang
batubara untuk peningkatan
ke skala komersial
Meningkatkan litbang di bidang
teknologi pembakaran dan
gasifikasi batubara peringkat
rendah, serta disain sistemnya
Melakukan litbang di bidang
teknologi pembakaran &
gasifikasi batubara peringkat
rendah yang terintegrasi
dengan lebih memperhatikan
aspek lingkungan dan
efisiensi.
Meningkatkan litbang di bidang Menjembatani kerjasama
antar industri nasional dan
rekayasa rancang bangun
gasifier, peralatan/komponen internasional untuk
pembuatan skala komersial,
pem-bangkit listrik (boiler,
serta melaksanakan integrasi
BOP, dll), modifikasi boiler
sistem
industri (fuel switching) serta
pembuatan prototipenya.
Meningkatkan litbang di bidang Melakukan kerjasama antar
teknologi desulfurisasi pada
industri untuk peningkatan ke
sistem pembangkit dan
skala komersial
pencegahan kebakaran
spontan batubara
Meningkatkan litbang di bidang Melakukan kerjasama
dengan industri dan
optimalisasi teknologi fines
perusahaan tambang
coal briquetting atau briket
batubara untuk pembuatan
limbah batubara halus
skala komersial
Melanjutkan litbang
Melakukan litbang di bidang
pembuatan skala prototipe
teknologi karbonisasi
(pembuatan kokas briket dan dan mendorong kerjasama
karbon aktif) dan hidrogenasi dengan industri untuk skala
untuk penyediaan bahan bakar komersial terutama untuk
briket kokas dan karbon aktif
alternatif dan produk kimia
Mendorong kerjasama antar
industri dan perusahaan
tambang batubara untuk
pembuatan industri
84
Peningkatan kapasitas
teknologi nasional di bidang
pemanfaatan batubara
peringkat rendah
Mendorong investor nasional
dan internasional untuk
peningkatan ke skala
komersial, serta
melaksanakan integrasi
sistem
Mendorong kerjasama
dengan industri dan
perusahaan tambang
batubara untuk pembuatan
skala komersial
Mendorong tercapainya
kontribusi batu bara cair
sedikitnya 2 % terhadap
bauran energi nasional pada
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
pencairan batubara dalam
tahun 2025
skala demonstrasi/ komersial
Peran Industri
Peningkatan kemampuan
Memberikan informasi
SDM untuk menunjang
kemampuan & fasilitas
manufaktur untuk pembuatan kegiatan manufaktur dan
prototipe peralatan up-grading peluang pasar
batubara (blending, bio-coal
mixed fuel, peningkatan nilai
kalor, pencucian, pembriketan
batubara) serta sistem PLTU
dan boiler industri.
Peluang Pasar
Memberikan insentif finansial
maupun pajak kepada
pengusaha dan fabrikator
teknologi nasional
Memberikan kesempatan
kepada fabrikator untuk
memproduksi komponen &
sistem
Investasi untuk fasilitas
manufakturing
Menghimpun kemampuan
manufakturing
Memanfaatkan insentif
pemerintah seoptimal mungkin
untuk pengembangan
kekuatan bisnis
Mengembangkan kapasitas
industri komponen & sistem
energi nasional
Peran Pemerintah
Investasi untuk peningkatan
infrastruktur, serta jejaring
untuk distribusi
Memberikan fasilitas untuk
pengembangan SDM
Memberikan kemudahan
keterlibatan swasta nasional
dalam program PLN, Industri
lain, dll
Peran Industri
Meningkatkan kemampuan
manufakturing
Mengembangkan model
bisnis di bidang pembangkit
listrik, industri, penyediaan
bahan bakar, dan produk
kimia serta jaringannya
Membuka kesempatan
pengembangan usaha di
dalam negeri maupun luar
negeri
Mengembangkan pasar
domestik dan internasional.
Kebijakan
Peran Pemerintah
• Mengarahkan pemakaian
batubara peringkat rendah
baik digunakan sebagai
bahan bakar langsung
maupun tidak langsung
melalui proses konversi di
PLTU dan industri
• Mendorong industri untuk
mengutamakan produksi
bangsa sendiri
Meningkatkan kapasitas
teknologi dan industri
pemanfaatan energi batubara
peringkat rendah nasional
• Mendorong perusahaan
tambang batubara untuk
meningkatkan produksi
85
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
• Meningkatkan litbang untuk
peningkatan kandungan
lokal yang tinggi (≥ 68 %)
dalam pembangunan PLTU
skala kecil
Mengkonsentrasikan pada
kebijakan peningkatan
kemampuan untuk dapat
mandiri
86
Peran Industri
Meningkatkan kemampuan
SDM dan fasilitas produksi
Meningkatkan kapasitas dan
daya saing produk
16. Roadmap Sektor Gas Bumi
2005 - 2010
Pasar
Produk
Teknologi
Konsumen Gas :
•Pembangkit Listrik
• Industri
•Rumah Tangga & Komersial
•Transportasi
2011-2015
2016-2025
Penggunaan Gas domestik
minimal 15 % dalam Energi Mix.
Kandungan lokal meningkat
dalam peralatan gas
Penggunaan Gas domestik
Mencapai 30,6 % dalam
Energi Mix. Kandungan lokal
tinggi dalam peralatan gas
Gas Pipa (Transmisi &
distribusi Gas), LPG, LNG
Gas Pipa (Transmisi &
distribusi Gas), BBG, LPG
Hidrat, LNG, Syngas, listrik
Teknologi Infrastruktur
(Pipa, BBG/SPBG, LPG)
Teknologi CNG/LGV
Teknologi PLTG
Gas Pipa (Transmisi &
distribusi Gas), Teknologi
Small Scale : GTL, LNG,
Hidrat, GTW, Fuel Cell
Kelayakan Teknologi :
Pipa, CNG/BBG, LPG, PLTG
(Small Scale) GTL, LNG,
Hidrat, reduksi flare gas,
combustion, Fuel Cell
Pilot Proyek Teknologi :
(Small Scale) GTL , LNG, Hidrat,
Natural gas based Fuel Cell
Gas Pipa (Transmisi &
distribusi Gas), BBG, LPG
Hidrat, LNG, Syngas, listrik
Gas Pipa (Transmisi &
distribusi Gas), Teknologi
Small Scale : GTL, LNG,
Hidrat, GTW, Fuel Cell
(Kandungan Lokal Tinggi)
Optimasi antara :
•Sumber Energi Gas
•Penggunaan Gas Domestik
•Infrastruktur
•Kandungan/Komponen Lokal
Litbang
Pemetaan Sumber Energi Gas : Lapangan Gas/stranded,
CBM, Biogenic gas, Hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam.
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
87
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Penyusunan Peta/Pemetaan Evaluasi/Review Kebijakan
Evaluasi & Review
Nasional Sumber Energi Gas: Energi, Peta Nasional
Kebijakan Energi
lapangan
Gas/stranded, Sumber Energi Gas:
CBM, Biogenic gas, hidrat di lapangan Gas/stranded,
darat/lepas pantai/laut dalam CBM, Biogenic gas, hidrat di
darat/lepas pantai/laut dalam.
Evaluasi/Review Master Plan
Persiapan dan Penyusunan
Gas: Alokasi, Harga,
Master Plan Gas: Alokasi,
Pengembangan / litbang,
Harga, Pengembangan/
Standarisasi diversifikasi
litbang, Standarisasi
sumber (fosil maupun energi
diversifikasi sumber (fosil
terbarukan, dll.)
maupun energi terbarukan)
Kajian Optimasi & Studi
Kelayakan sumber-sumber
gas/stranded gas,
peningkatan teknologi
produksi gas bumi,
Kajian Optimasi/Studi
Kelayakan pengembangan
stranded gas, peningkatan
teknologi produksi gas bumi.
Kajian Teknologi
Pengawasan/monitoring
Inspeksi/Monitoring Pipa Gas Transmisi dan Distribusi Gas
(Kehandalan sistem pipa)
Bumi
Kajian teknologi kendaraan
BBG, SPBG, tangki BBG
Kajian kelayakan teknologi
konversi pilihan (LNG, GTL,
H2, Hidrat.)
Peningkatan status
cadangan gas dari kategori
probable / possible menjadi
kategori proven melalui
pemboran sumur-sumur
pengembangan di lapanganlapangan gas yang telah
ditemukan.
Upaya peningkatan nilai
keekonomian cadangan gas
dari lapangan-lapangan
marjinal melalui strategi
pengembangan yang tepat
Pembangunan infrastruktur
produksi gas secara terpadu
dalam upaya optimasi
pengembangan lapanganlapangan gas.
88
Peningkatan kandungan
teknologi lokal pada
Pemanfaatan BBG
transportasi.
Peningkatan kandungan lokal
pada konversi pilihan (LNG,
GTL, H2, Hidrat.)
Upaya penemuan cadangan
gas baru dari reservoir
overlook zone melalui kajian
ulang lapangan-lapangan
gas yang telah ditemukan.
Upaya mengembangkan
lapangan-lapangan gas
marjinal secara komersial
melalui proyek terpadu
Kesinambungan
pembangunan infrastruktur
produksi gas secara terpadu
Peningkatan kandungan
teknologi lokal pada industri
hulu gas bumi.
Pengawasan/monitoring
Transmisi dan Distribusi
Gas Bumi
Mempertahankan besar
cadangan gas kategori
proven yang dapat
menjamin target produksi
gas nasional
Tercapainya
pengembangan semua
potensi cadangan gas dari
lapangan-lapangan
marjinal
Tersedianya infrastruktur
produksi gas terpadu
sehingga semua lapangan
gas dapat dikembangkan
secara ekonomis
Jangka Pendek
(2005-2010)
Pengembangan teknologi
eksploitasi lapangan gas di
laut dalam (deep offshore)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Implementasi teknologi
pengembangan lapanganlapangan gas di laut dalam
Penelitian potensi cadangan
gas inkonvensional (coalbed
methane and gas hydrate)
serta pelaksanaan proyek
pilot.
Eksplorasi gas di daerah
frontier & laut dalam di
Cekungan berpotensi
mengandung gas, di wilayah
Indonesia bagian Barat &
Timur
Persiapan & implementasi:
kajian teknis penentuan
wilayah eksplorasi,
inventarisasi dan
kemudahan akses data
Uji komersialisasi produksi
gas inkonvensional dari
coalbed methane dan gas
hidrat.
Pengujian/percontohan
Optimasi & Kelayakan
sumber-sumber gas,
peningkatan teknologi
produksi Gas Bumi
Pilot proyek Penerapan
teknologi
pengawasan/keamanan pipa
gas, konversi pilihan (LNG,
GTL, H2, Hidrat)
Berperan aktif dalam
pelaksanaan pengembangan
cadangan gas nasional
melalui program kerja dan
investasi yang tepat.
Evaluasi dan monitoring
kegiatan eksplorasi lanjut
untuk keperluan
pelaksanaan pengembangan
lapangan gas
Monitoring pengembangan
prospek-prospek
berpotensi mengandung
gas secara ekonomis di
cekungan-frontier & laut
dalam.
Peran Industri
Penerapan teknologi
peningkatan produksi Gas
Bumi
Pengembangan & Penerapan
teknologi
pengawasan/keamanan pipa
gas, teknologi konversi pilihan
(LNG, GTL, H2, Hidrat)
Pembentukan konsorsium
dan kerjasama yang saling
menguntungkan diantara
stakeholders dalam upaya
optimalisasi pengembangan
cadangan gas nasional
Perencanaan, program kerja Implementasi pembentukan
dan pelaksanaan Speculative konsorsium antar instansi
terkait (pemerintah & industri
survey dan pemboran
eksplorasi migas di Cekungan migas) untuk kegiatan
eksplorasi lanjut
frontier & laut dalam
Kajian Pasar Gas Nasional &
Internasional
Penyusunan peta dan
rencana strategis
pengembangan industri
pemakai gas
Jangka Panjang
(2016-2025)
Terciptanya standard baku
(good engineering
practices) pengembangan
lapangan gas di laut dalam
Pengembangan lapangan
coalbed methane dan gas
hidrat secara komersial
skala penuh
Tercapainya
pengembangan semua
potensi cadangan gas
nasional dalam upaya
memenuhi target produksi
gas
Pengembangan dan
komersialisasi lapanganlapangan gas daerah
frontier & laut dalam untuk
menjamin pasokan gas
jangka panjang
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Pengembangan Pasar Gas
Nasional & Internasional
Evaluasi Rencana strategis
pengembangan industri
pemakai gas
89
Jangka Pendek
(2005-2010)
Rencana Induk Substitusi
BBM oleh Gas/LPG Sektor
Rumah Tangga
Rencana Induk Substitusi
BBM oleh Gas/LPG Sektor
Transportasi
Kajian Kebutuhan dan
pelelangan Infrastruktur Gas
Bumi/LPG (Rencana Induk
Transmisi dan Distribusi Gas
Bumi)
Perencanaan, Monitor dan
kendali Implementasi
Substitusi BBM oleh Gas/LPG
Penyusunan Peta
Pembangkit Gas bumi, dan
kajian pengembangan PLTG,
FC.
Kajian peningkatan kandunga
lokal sistem PLTG dan FC.
Penetapan kebijakan
prioritas pemanfaatan
produksi gas
Pengembangan teknologi
pemanfaatan gas skala kecil
dan menengah
Pembangunan sarana dan
prasarana untuk pemasaran
gas kepada konsumen
Penyusunan peta sebaran
potensi gas
Penyiapan dan
melaksanakan penawaran
wilayah kerja eksplorasi gas
daerah froniter dan laut
dalam
Implementasi rencana induk
pengembangan industri
pemakai gas
Distribusi Gas Bumi/LPG ke
Pengguna
Implementasi Rencana Induk
Substitusi BBM oleh Gas/LPG
Sektor Rumah Tangga
Pembangunan Infrastruktur
Gas Bumi/LPG
90
Jangka Menengah
(2011-2015)
Evaluasi Rencana Induk
Substitusi BBM oleh Gas/LPG
Rumah Tangga
Evaluasi Rencana Induk
Substitusi BBM oleh Gas/LPG
Sektor Transportasi
Evaluasi/review dan
monitoring Infrastruktur Gas
Bumi/LPG (Rencana Induk
Transmisi dan Distribusi Gas
Bumi)
Evaluasi Monitor dan kendali
Implementasi Substitusi BBM
oleh Gas/LPG
Evaluasi dan Review Peta
Pembangkit Gas bumi, dan
kajian pengembangan PLTG,
FC.
Meningkatkan kandungan
lokal sistem PLTG dan FC.
Strukturisasi harga gas yang
tepat sehingga lebih
kompetitif
Pengembangan peluang
pasar domestik dalam
pemanfaatan gas secara
ekonomis
Peningkatan sarana dan
prasarana sebagai upaya
berkesinambungan dari
rencana sebelumnya
Pemanfaatan potensi gas
untuk pengembangan gas &
peningkatan produksi gas
Intensifikasi penawaran
wilayah kerja eksplorasi gas
Peran Industri
Pengembangan industri
pemakai gas
Perluasan distribusi gas bumi
ke pengguna
Peningkatan/perluaan
substitusi BBM oleh Gas/LPG
Sektor Rumah Tangga
Pengembangan infrastruktur
gas bumi
Jangka Panjang
(2016-2025)
Terciptanya pemanfaatan
gas secara nasional
Terciptanya peluang pasar
gas domestik secara
nasional
Terciptanya sarana dan
prasarana pemasaran gas
Mempertahankan
pengembangan gas untuk
menambah peningkatan
produksi gas
Pengembangan industri
lokal peralatan teknologi
Jangka Pendek
(2005-2010)
Pelaksanaan produksi gas
dalam upaya memenuhi
kebutuhan pasar melalui
rencana kerja dan investasi
yang tepat
Penggunaan teknologi
eksplorasi gas daerah frontier
dan laut dalam
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2025)
Upaya mempertahankan
Terpenuhinya kebutuhan
produksi gas untuk memenuhi pasar gas baik domestik
kebutuhan pasar
maupun ekspor
Mempercepat pelaksanaan
investasi eksplorasi gas
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Mendukung dan memberikan Mendukung standar nasional
kemudahan kredit untuk
dan international yang
program peningkatan
relevan untuk penggunaan
penggunaan gas di dalam
gas bumi
negeri
Melakukan koordinasi antar
Meningkatkan koordinasi
pelaku litbang dan bisnis di
antar pelaku litbang dan
bidang teknologi Gas
bisnis di bidang teknologi Gas
Upaya perbaikan regulasi
Perumusan dan penetapan
regulasi dalam pengusahaan untuk menarik investor
berpartisipasi dalam
dan pengelolaan cadangan
pengusahaan dan
gas inkonvensional
pengelolaan cadangan gas
inkonvensional
Perbaikan rumusan insentif
Perumusan insentif
(pajak/royalti) serta model
(pajak/royalti) serta model
keekonomian yang saling
keekonomian dalam
menguntungkan bagi
pengembangan lapangan
pemerintah dan investor
gas marjinal serta lapangan
gas inkonvensional.
Mempertahankan kondisi
Menciptakan kondisi sosial,
sosial, politik dan keamanan
politik dan keamanan
nasional yang kondusif bagi
nasional yang kondusif bagi
investor dalam kegiatan
investor dalam kegiatan
pengusahaan cadangan gas pengusahaan cadangan gas
Penentuan regulasi insentif
eksplorasi gas daerah
frontier dan laut dalam
Penentuan regulasi
kemudahan akses dan
akuisisi data, serta
penyiapan lahan eksplorasi
gas
Menyusun dan
melaksanakan rencana
strategis eksplorasi
sumberdaya gas
Evaluasi dan monitoring
regulasi insentif, akses data
dan akuisisi data untuk
tujuan meningkatkan
investasi di bidang
eksplorasi gas
Menjalin kerjasama dengan
investor disektor hulu
Melanjutkan pelaksanaan
renstra eksplorasi
sumberdaya gas
Meningkatkan pelaksanaan
investasi eksplorasi gas
Mendukung pemberian
insentif pajak dan
komponen biaya lainnya
dalam pengem- bangan dan
pemanfaatan Gas/LPG
Terciptanyan regulasi yang
baku sebagai acuan bagi
investor dalam
pengusahaan dan
pengelolaan cadangan gas
inkonvensional
Terciptanya rumusan
insentif (pajak/royalti) serta
model keekonomian yang
memiliki daya tarik bagi
investor
Terciptanya kondisi sosial,
politik dan keamanan
nasional yang kondusif
bagi investor dalam
kegiatan pengusahaan
cadangan gas
Peningkatan kerjasama
dengan investor disektor
hulu
Melanjutkan pelaksanaan
renstra eksplorasi
sumberdaya gas
91
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Peran Industri
Membangun infrastruktur
jaringan Transmisi dan
distribusi gas
Jangka Panjang
(2016-2025)
Percontohan/Long-term test
Mendorong berlakunya
teknologi kendaraan BBG,
mekanisme pasar Gas/LPG
SPBG, tangki dan industri
yang kompetitif dan terbuka
pemakai gas
Pengujian dan Piloting
Peningkatan kandungan lokal
teknologi PLTG dan FC lokal. pada teknologi industri
pemakai gas komponen
automotif BBG, SPBG, PLTG
dan FC untuk pembangkitan
listrik
Mendukung terciptanya pasar Melanjutkan kegiatan
penyuluhan kepada
yang kompetitif serta
meningkatkan pengertian dan masyarakat dan memberikan
pelatihan.
kepedulian masyarakat
terhadap pelaku bisnis dan
pengguna Gas Bumi
Menjamin terpenuhinya
Meningkatkan besar dan
Berperan aktif dalam
status cadangan gas melalui kebutuhan gas nasional
pengembangan semua
baik domestik maupun
program kerja dan investasi
potensi cadangan gas
ekspor melalui konsep
yang berkesinambungan
nasional secara komersial
usaha yang saling
serta pemanfaatan
baik yang berskala kecil,
menguntungkan
perkembangan teknologi
menengah maupun besar
Transfer teknologi akuisisi
Eksplorasi dan
Melanjutkan eksplorasi
data eksplorasi
pengembangan gas secara
dan pengembangan gas
komersial
secara komersial
92
17. Roadmap Sektor Minyak Bumi
2005-2010
TAHUN
PASAR
Residential
2011-2015
Commercial
Industry
Electricity
2016-2025
Transportation
Crude oil supply
Clean Petroleum Fuels & Blend with Biofuels& synfuels
PRODUK
Reliable
Petroleum Logistic
TEKNOLOGI
Exploration
& Production
Logistic
System
Low grade crude oil
utilization
LITBANG
Otimization
Logistic
Integrated
Refinery
Refinery
Clean
Fuels Technology
Blending with bio-fuels
and synthetic fuels
Energy efficiency & Improve Process
E-P Offshore/Deep Water
Enhancement Oil Recovery
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
93
Jangka Pendek
(2005-2010)
Explorasi dan Produksi
• Melaksanakan Libang
Enhanced Oil Recovery
(EOR)
• Melaksanakan Litbang
Eksplorasi – produksi
migas offshore/deep
water
Jangka Menengah
(2011-2015)
Penelitian dan Pengmbangan (litbang)
Peran Pemerintah
• Melaksanakan litbang EOR
• Melaksanakan Litbang
Eksplorasi – produksi migas
offshore/deep water
Logistik Minyak Bumi
• Litbang optimisasi sistem
Meningkatkan kehandalan
logistik minyak mentah
sistem logistik minyak bumi baik
dan bahan bakar
• Litbang minimisasi emisi disisi wholesale maupun retail
polutan sistem distribusi
BBM di sisi retail (SPBU)
• Kilang Minyak
• Meningkatkan kinerja kilang
• Meningkatkan kinerja
baik dari aspek efisiensi
kilang baik dari aspek
energi maupun aspek
efisiensi energi maupun
lingkungan
aspek lingkungan
• Intensifikasi proses kilang via
• Feasibility study (FS)
pembangunan kilang baru bio-process
dan revamping yang
memenuhi kebutuhan
BBM domestik dan
spesifikasi bahan bakar
ramah lingkungan
Bahan bakar bersih
Studi peningkatan kualitas Meningkatkan kualitas BBM
BBM dalam negeri melalui dalam negeri
pembangunan kilang modern
dan blending dengan
biofuels dan synfuels
Peran Industri
Eksplorasi dan Produksi
Bekerjasama dengan institusi
Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah litbang pemerintah
melaksanakan riset dan
melaksanakan riset dan
pengembangan EOR & deep
pengembangan EOR &
deep water/offshore
water/offshore technology
technology
94
Jangka Panjang
(2016-2025)
• Melaksanakan litbang EOR
• Melaksanakan Litbang
Eksplorasi – produksi
migas offshore/deep water
Meningkatkan kehandalan
sistem logistik minyak bumi
baik disisi wholesale maupun
retail
• Meningkatkan kinerja
kilang baik dari aspek
efisiensi energi maupun
aspek lingkungan
• Intensifikasi proses kilang
via bio-process
Meningkatkan kualitas BBM
dalam negeri
Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
melaksanakan riset dan
pengembangan EOR &
deep water/offshore
technology
Logistik Minyak Bumi
Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
melaksanakan riset
pengembangan logistik
minyak yang handal
Kilang Minyak Bumi
• Bekerjasama dengan
institusi litbang
melaksanakan
benchmarking kinerja
kilang minyak nasional
• FS pembangunan kilang
baru dan revamping
Bahan bakar bersih
• Bekerjasama dengan
institusi litbang
melaksanakan riset
produksi bahan bakar
bersih, biofuels dan
synfuels
• Bekerjasama dengan
institusi litbang
melaksanakan riset
blending BBM dengan
biofuels dan synfuels
Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah
melaksanakan FS
pembangunan infrastruktur
(kilang, transportasi,
penyimpanan)
Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
melaksanakan FS
pembangunan infrastruktur
(kilang, transportasi,
penyimpanan)
• Bekerjasama dengan institusi
litbang, melaksanakan studi
Life Cycle Analysis (LCA)
kilang minyak
• Bekerjasama dengan institusi
litbang, melaksanakan studi
intensifikasi proses untuk
meningkatkan kinerja kilang
dan mereduksi limbah
• Bekerjasama dengan
institusi litbang studi
intensifikasi proses untuk
meningkatkan kinerja
kilang dan mereduksi
limbah
• Bekerjasama dengan institusi
litbang melaksanakan riset
produksi bahan bakar bersih,
biofuels dan synfuels
• Bekerjasama dengan
institusi litbang
melaksanakan riset
produksi bahan bakar
bersih, biofuels, dan
synfuels
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
• Mendorong industri dalam
• Mendorong industri dalam • Mendorong industri dalam
meningkatkan intensifikasi
meningkatkan intensifikasi meningkatkan intensifikasi
melalui EOR, dan eksplorasi – melalui EOR, dan
melalui EOR, dan
produksi potensi migas deep
eksplorasi – produksi
eksplorasi – produksi
potensi migas deep
potensi migas deep
water/offshore
water/offshore
water/offshore
• Mempercepat
• Mempercepat pembangunan
pembangunan
infrastruktur minyak bumi
infrastruktur minyak bumi
untuk menjamin pasokan
untuk menjamin pasokan
BBM nasional
BBM nasional
• Mendorong industri dalam
• Menetapkan target
pembangunan kilang modern
minimum kinerja kilang
• Mendorong industri dalam baru
pembangunan kilang
modern baru
• Mempercepat
pembangunan infrastruktur
minyak bumi untuk
menjamin pasokan BBM
nasional
• Mendorong produksi bahan
bakar bersih
95
• Menetapkan standar
• Mendorong produksi bahan
kualitas bahan bakar yang bakar bersih
lebih bersih
Peran Industri
• Meningkatkan produksi
• Meningkatkan produksi
minyak melalui EOR dan
minyak melalui EOR dan
pengembangan lapangan
pengembangan lapangan
offshore/deep water
offshore/deep water
• Investasi pembangunan
infrastruktur minyak:
kilang, penyimpanan,
transportasi
• Produksi bahan bakar
bersih
• Investasi pembangunan
infrastruktur minyak: kilang,
penyimpanan, transportasi
• Produksi bahan bakar bersih
• Meningkatkan produksi
minyak melalui EOR dan
pengembangan lapangan
offshore/deep water
• Investasi pembangunan
infrastruktur minyak: kilang,
penyimpanan, transportasi
• Produksi bahan bakar
bersih
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
•Paket insentif untuk
meningkatkan produksi
minyak melalui EOR untuk
sumur tua dan cadangan
offshore
•Kebijakan skema financial •Kebijakan skema financial
percepatan pembangunan percepatan pembangunan
infrastruktur minyak bumi
infrastruktur minyak bumi
untuk menjamin pasokan BBM
untuk menjamin pasokan
nasional
BBM nasional
• Paket Insentif untuk
• Menetapkan standar
• Paket Insentif untuk
meningkatkan produksi
kualitas bahan bakar yang meningkatkan produksi bahan
lebih bersih
bakar bersih termasuk biofuels bahan bakar bersih
termasuk biofuels dan
dan synfuels
synfuels
Peran Industri
• Meningkatkan produksi
• Meningkatkan produksi
• Meningkatkan produksi
minyak melalui investasi di
minyak melalui investasi di
minyak melalui investasi
kegiatan EOR untuk sumur
kegiatan EOR untuk sumur
di kegiatan EOR untuk
tua dan cadangan
tua dan cadangan offshore
sumur tua dan cadangan
/deep water
offshore/deep water
offshore/deep water
• Investasi pembangunan
• Investasi pembangunan
infrastruktur minyak bumi
infrastruktur minyak bumi
• Investasi produksi bahan • Investasi produksi bahan
bakar ramah lingkungan baik
bakar ramah lingkungan
melalui pembangunan kilang
baik melalui
modern maupun blending
pembangunan kilang
modern maupun blending
96
• Investasi pembangunan
infrastruktur minyak bumi
• Investasi produksi bahan
bakar ramah lingkungan
baik melalui pembangunan
kilang modern maupun
blending
18. Roadmap Konservasi Energi
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
97
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
Jangka Panjang
(2011-2015)
(2016-2020)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Litbang Teknologi Disain
Kajian Teknologi Konversi
Kajian Teknologi Konservasi
Rekayasa & Manufaktur
Energi Baru:
Energi di sektor pemakai
Sistem Energi:
energi; Industri, Bangunan
dan Rumah Tangga:
• Prototipe komersial Adv.
•Prototipe Adv. Conversion/
ƒ Pengembangan Standar
Conversion/ Generating
Generating Syst.: Fuel Cell,
Peralatan Hemat Energi
Hybrid, EBT
Syst.: Fuel Cell, Hybrid,
ƒ Pengembangan metode
EBT
analisis Energi/Exergi untuk
menentukan potensi
penghematan energi
ƒ Pengembangan metode
Integrasi Proses di Industri
Melanjutkan Kajian Disain
Litbang Optimasi Sistem
Kajian Disain Sistem
Sistem & Proses Konversi
& Komponen/Peralatan
Teknologi Energi:
Energi
ƒ Analisis Optimasi Sistem & Energi:
ƒ Kajian Teknologi
ƒ Litbang Teknologi Disain
Komponen/Peralatan
Konservasi Energi di
Rekayasa & Manufaktur
Energi
sektor Industri,
Sistem Energi
ƒ Kajian Penyempurna Daya
Bangunan, Rumah
ƒ Kajian Disain Sistem &
Listrik
Tangga & Transportasi
Proses Konversi Energi
ƒ Kajian sistem
ƒ Prototipe Komersial
Kendali/Automatisation
ƒ Kajian Bangunan Hemat
Energi
ƒ Kajian Pemanfaatan Kalor
Buang/Sisa, Optimasi
Disain Boiler Multifuel skala
menengah-kecil.
Pengembangan Standar
Evaluasi Penerapan dan
Melanjutkan Evaluasi
Peralatan Hemat Energi
Pengembangan Standar
Penerapan &
Peralatan Hemat Energi
Pengembangan Standar
Peralatan Hemat Energi
Melanjutkan dan
Litbang Analisis/Audit Energi Melanjutkan Analisis/Audit
Mengembangkan
Energi & Benchmarking;
& Benchmarking:
Analisis/Audit Energi &
Evaluasi Indikator energi
ƒ Pengembangan
nasional & sektoral
Manajemen Energi
Benchmarking
(Elastisitas Energi, Intensitas
ƒ Pemetaan potensi
Energi
penghematan energi
melalui analisis/audit energi
sektor pemakai energi
Peran Industri
Inisiatif melakukan
Partisipasi dalam kegiatan
Partisipasi dalam kegiatan
investasi untuk produksi
Litbang terapan terkait
Litbang terapan terkait, dan
peralatan hemat energi
inisiatif melakukan investasi
atau implementasi
untuk produksi peralatan
teknologi yang lebih
hemat energi atau
efisien.
implementasi teknologi yang
lebih efisien.
98
Inisiatif untuk membuat
kegiatan litbang sendiri
maupun secara kemitraan
dengan lembaga Litbang
guna meningkatkan kinerja
perusahaan
Sosialisasi:
ƒ Kampanye, Konsultasi,
Pelatihan, Pendidikan,
Penghargaan, DSM
(Rumah tangga, PJU)
ƒ Menyediakan informasi
yang memadai dan akurat
yang diperlukan konsumen
tentang teknologi
konservasi energi dan
penggunaan energi
alternatif untuk substitusi
BBM
Insentif/Disinsentif:
ƒ Reduksi pajak
ƒ Dana Investasi berbunga
rendah
ƒ Pemberian audit energi
yang free of charge,
workshop dan pelatihan
ƒ Menyediakan pedoman
atau standar yang
bermanfaat dalam
perencanaan,
pengoperasian dan
pengendalian suatu sistem
energi
ƒ Mengembangkan
Penerapan Program
Demand Side Management
Initiative procurement
(Promosi peralatan hemat
energi)
Menerapkan Manajemen
Energi di perusahaan
Menerapkan tindakan
efisiensi energi secara
kontinyu melalui manajemen
energi yang dimiliki (DSM)
Inisiatif untuk membuat
kegiatan litbang sendiri
maupun secara kemitraan
dengan lembaga Litbang
guna meningkatkan kinerja
perusahaan
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Sosialisasi:
Komersialisasi teknologi
baru hasil litbang untuk
mencapai target
penurunan elastisitas
energi nasional.
Menyediakan informasi yang
memadai dan akurat yang
diperlukan konsumen tentang
teknologi konservasi energi
Menyediakan informasi
yang memadai dan akurat
yang diperlukan
konsumen tentang
teknologi konservasi
energi
Insentif/Disinsentif:
ƒ Reduksi Pajak
ƒ Dana Investasi berbunga
rendah
ƒ Kebijakan Tarif Energi
ƒ Menyediakan pedoman
atau standar yang
bermanfaat dalam
perencanaan,
pengoperasian dan
pengendalian suatu sistem
energi
ƒ Mengembangkan Program
Demand Side Management
Insentif/Disinsentif:
ƒ Reduksi Pajak
ƒ Dana Investasi berbunga
rendah
ƒ Kebijakan Tarif Energi
ƒ Mengembangkan
pedoman atau standar
yang bermanfaat dalam
perencanaan,
pengoperasian dan
pengendalian suatu
sistem energi
ƒ Mengembangkan
Program Demand Side
Management
Peran Industri
Initiative procurement
(Promosi peralatan hemat
energi)
Menerapkan &
mengembangkan
Manajemen Energi di
perusahaan
Menerapkan tindakan
efisiensi energi secara
kontinyu melalui manajemen
energi yang dimiliki (DSM)
Sosialisasi:
Initiative procurement
(Promosi peralatan hemat
energi)
Menerapkan &
mengembangkan
Manajemen Energi di
perusahaan
Menerapkan tindakan
efisiensi energi secara
kontinyu melalui
manajemen energi yang
dimiliki (DSM)
99
Mengikuti program
Mengikuti program
standarisasi & Labelisasi
standarisasi & Labelisasi
Tanda Tingkat Hemat Energi Tanda Tingkat Hemat
Energi dan Efisiensi
dan Efisiensi (Peralatan
(Peralatan Rumah Tangga
Rumah Tangga dan
dan Peralatan Industri)
Peralatan Industri)
Kebijakan
Peran Pemerintah
Kebijakan Pengaturan:
Kebijakan Pengaturan:
Kebijakan Pengaturan:
ƒ Tenaga fungsional
ƒ Tenaga fungsional
mempercepat realisasi
ƒ Manajemen energi
program konservasi energi dan ƒ Manajemen energi
ƒ Audit Energi
ƒ Audit Energi
menciptakan iklim yang
ƒ Pengawasan Konsumsi
ƒ Pengawasan Konsumsi
kondusif bagi implementasi
Energi
Energi
konservasi energi
ƒ Target Intensitas &
ƒ Target Intensitas &
ƒ Tenaga fungsional
elastisitas Energi
elastisitas Energi
ƒ Manajemen energi
ƒ Desain Efisien Energi
ƒ Desain Efisien Energi
ƒ Audit Energi
ƒ Pemberlakuan SNI
ƒ Pemberlakuan SNI
ƒ Pengawasan Konsumsi
ƒ Standar Implementasi
ƒ Standar Implementasi
Energi
ƒ Labelisasi Peralatan
ƒ Labelisasi Peralatan
ƒ Target Intensitas &
Listrik RT
Listrik RT
elastisitas Energi
ƒ Desain Efisien Energi
ƒ Pemberlakuan SNI
ƒ Standar Implementasi
ƒ Labelisasi Peralatan Listrik
RT
Kebijakan Insentif:
mendorong penerapan konsumsi energi yang bersifat cost efektif
Kebijakan Transformasi Pasar:
meningkatkan penggunaan produk yang hemat energi di masyarakat
Kebijakan Informasi:
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang konservasi energi
Mengikuti program
standarisasi & Labelisasi
Tanda Tingkat Hemat Energi
dan Efisiensi (Peralatan
Rumah Tangga dan
Peralatan Industri)
Peran Industri
Mengikuti program
Mengikuti program
Mengikuti program
standarisasi & Labelisasi
standarisasi & Labelisasi
standarisasi & Labelisasi
Tanda Tingkat Hemat
Tanda Tingkat Hemat
Tanda Tingkat Hemat Energi
Energi dan Efisiensi
Energi dan Efisiensi
dan Efisiensi (Peralatan
(Peralatan Rumah Tangga
Rumah Tangga dan Peralatan (Peralatan Rumah Tangga
dan Peralatan Industri)
dan Peralatan Industri)
Industri)
Menerapkan kebijakan Manajemen Energi dan penghematan energi di perusahaan
100
Download