LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== NAMA / NIM : Cahya Pria Ardiansyah / 142011133165 KELAS /KELOMPOK : Akuakultur C / Kelompok 7 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------Praktikum Ke- : Ketiga Tanggal : 25 Maret 2021 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------Materi Praktikum : Fisiologi Sistem Syaraf Ikan Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui fisiologi sistem syaraf pada ikan setelah diberi perlakuan dengan memotong bagian - bagian sirip dan merusak linea lateralis pada ikan serta mengamati otak pada ikan. Alat dan Bahan Alat : 1. Akuarium / Toples 2. Gunting 3. Nampan 4. Pinset 5. Silet Bahan : 1. Ikan Komet (Carassius auratus) Cara Kerja : 1. Menyiapkan ikan hias, akuarium, gunting, pisau, dan nampan. 2. Melakukan pemotongan pada sirip ikan dan merusak linea lateralis. 3. Memasukan kembali ikan kedalam aquarium lalu mengamati selama 30 menit dan catat perubahan apa yang terjadi. LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== 4. Melakukan dokumentasi ikan. 5. Membedah pada bagian chepal lalu diamati serta dilakukan dokumentasi bagian otak pada ikan yang sudah diberi perlakuan. Hasil : TABEL HASIL PENGAMATAN INDIVIDU Tabel Pengamatan Sistem Syaraf Pada Ikan Komet (Carassius auratus) Memotong Sirip Caudal dan Menit ke- Sirip Ventral Tingkah laku Ikan cenderung berenang lambat 3 dan tidak kuat untuk berenang cepat Ikan sering berada di dasar 6 media dan tidak kuat untuk berenang Ikan berenang vertikal dengan 9 mengelilingi media dengan gerakan lambat Ikan berenang vertikal dengan 12 mengelilingi media dengan gerakan lambat Ikan berenang vertikal dengan 15 mengelilingi media dengan gerakan lambat Merusak Linea Lateralis Tingkah Laku Ikan berada di permukaan media, tidak bergerak tetapi bernapas Ikan berada di permukaan media, tidak bergerak tetapi bernapas Ikan berada di permukaan media, tidak bergerak tetapi bernapas Ikan berenang sangat lambat, miring dan berada di permukaan media Ikan berenang sangat lambat, miring dan berada di permukaan media LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== Ikan berenang vertikal dengan 18 mengelilingi media dengan Ikan berenang sangat lambat, miring dan berada di permukaan media gerakan lambat Ikan kehilangan keseimbangan 21 dengan berenang miring dengan berenang miring dengan berenang miring dengan berenang miring terkaget – kaget menunjukkan ketidak seimbangan Ikan cenderung banyak diam dan berenang terkaget – kaget menunjukkan ketidak seimbangan tubuhnya Ikan kehilangan keseimbangan 30 Ikan cenderung banyak diam dan berenang tubuhnya Ikan kehilangan keseimbangan 27 terkaget – kaget menunjukkan ketidak seimbangan tubuhnya Ikan kehilangan keseimbangan 24 Ikan cenderung banyak diam dan berenang Ikan cenderung banyak diam dan berenang terkaget – kaget menunjukkan ketidak seimbangan tubuhnya TABEL HASIL PENGAMATAN KELOMPOK PERLAKUAN Kontrol DOKUMENTASI IKAN OTAK TINGKAH LAKU Bergerak aktif, keseimbangan terjaga, respon normal PENAMPAKAN OTAK Bentuk normal Memotong 9 menit pertama diam di dasar Otak ikan sirip caudal wadah, menit ke 12 mulai bergerak, berbentuk normal, LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== menit ke 15 diam kembali di dasar bewarna putih wadah, menit selanjutnya sampai kelabu menit 30 ikan berenang cepat Dari menit pertama sampai menit Memotong ke 30 ikan berenang tetapi sirip caudal dan badannya condong berat ke bagian sirip anal chepal, ikan tampak sulit menyeimbangkan tubuh Memotong sirip pectoral Otak bewarna putih pucat, dan sedikit mengalami kerusakan Gerakan melambat, tubuh tidak Berwarna putih seimbang, dan mulut ikan lebih kelabu dan banyak ke permukaan (nyembul2) bentuknya normal Berwarna putih Memotong Keseimbangan berkurang, kelabu dan sirip pectoral pergerakan nya miring dan gerakan bentuknya sedikit dan sirip caudal pasif mengalami kerusakan Memotong sirip ventral Menit ke 3 ikan komet aktif di otak berwarna dasar air, menit 6-18 ikan pasif di putih dengan di dasar air, menit ke 21 ikan mulai bagian otak berenang ke atas permukaan, menit belakang sedikit ke 24 ikan masih berenang ke atas merah-merah dan permukaan dengan mulut diatatss, bentuk masih dan menit 27-30 ikan pasif di dasar bagus LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== Menit ke 3 ikan pasif di dasar, menit 6 ikan pasif bergerak ke Memotong permukaan, menit ke 9-21 ikan sirip ventral pasif berenang di permukaan dan sirip dengan mulut diatas, menit ke 24 pectoral ikan sedikit akftif demgan mulut diatas, dan kenit 27-30 ikan pasif di Otak ikan berwana putih kelabu dan bentuk otak sedikit memanjang permukaan. Dari menit pertama hingga menit Memotong 30 tetap berenang, tetapi sirip dorsal berenangnya di pinggiran. Berpindah tempatnya lambat. Memotong sirip dorsal dan sirip ventral Dari menit pertama hingga menit 30 tetap berenang, tetapi bergoyang goyang secara tidak stabil, badan tidak seimbang. Otaknya masih normal, berwarna putih pucat. Otak masih normal, berwarna putih tulang. Warna otak putih kelabu ebih pucat Pada awal dimasukkan air sampai Memotong 30 mnt, ikan hanya berdiam di semua sirip dasar, sesekali melakukan gerakan tubuh untuk berpindah ke sisi lain dari ikan perlakuan sebelummnya, otak mudah hancur saat dibuka bagian atas kepalanya, LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== lembek dan sepertinya mengalami lisis Pada 6 menit pertama, ikan masih mencoba berenang, namun gerakan Memotong sirip dorsal dan sirip pectoral tidak stabil, menit 6 - 15 ikan kurang aktif bergerak, hanya naik keatas untuk mengambil oksigen, menit 15-30 ikan terkadang berdiam di dasar kadang naik Otaknya masih terlihat normal, warna putih kelabu, tidak ada tanda2 lisis keatas Menit 3 sampai 9 ikan berada dipermukaan media tidak bergerak tetapi bernapas, menit ke 12 sampai Merusak linea lateralis 30 ikan berenang sangat lambat, miring dan berada dipermukaan media, ikan cenderung banyak diam dan berenang terkaget – kaget menunjukkan ketidak seimbangan sistem tubuhnya. Berwarna putih kelabu, akan tetapi bagian posteriornya mengalami kerusakan kemungkinan mengalami lisis. Menit ke 3 ikan cenderung Memotong sirip caudal dan sirip ventral berenang lambat dan tidak kuat berenang dengan cepat, menit ke 6 ikan sering berada didasar media dan tidak kuat untuk berenang, menit ke 9 sampai 30 ikan berenang Bentuk normal dan berwarna putih kelabu LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== vertikal dan mengelilingi media dengan gerakan lambat dan ikan kehilangan keseimbangan dengan berenang miring. Pembahasan : 1. Pengertian Sistem Syaraf, Reseptor, dan Efektor. Sistem saraf berperan dalam memperoleh impuls (informasi) dari lingkungan dan memberikan respon balik. Respon diberikan dengan cara melepaskan impuls ke jaringan otot atau kelenjar (Affandi, 1992 dalam Devi, 2013). Sistem saraf merupakan membran yang khas bagi hewan, karena membran saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Hal ini dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan (Alamsjah, 1977 dalam Devi, 2013). Sistem saraf pusat merupakan system yang mengatur kegiatan seluruh tubuh, Sistem syaraf dibagi menjadi system syaraf pusat dan system syaraf tepi (periferi). Sistem syaraf pusat terdiri otak dan sumsum tulang belakang (membran spinalis). Sistem syaraf periferi terdiri dari syaraf cranial dan spinal beserta cabang cabangnya. Sistem syaraf otonom merupakan bagian dari membran periferi, mempengaruhi otot polos dan kelenjar. Unit terkecil system syaraf adalah sel syaraf atau neuron. Neuron merupakan sel fungsional pada membran syaraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensial aksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya (Devi, 2013). LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== 2. Mekanisme atau Cara Kerja Sistem Syaraf, Reseptor, dan Efektor. Syaraf adalah organ yang paling dulu dibentuk dari lapisan terluar (exoderm) yang berfungsi sebagai penghubung. Sistem saraf pada ikan mempunyai tiga macam peranan vital, yaitu: Orientasi terhadap lingkungan luar, menerima stimulus dari luar dan meresponnya, mengatur agar kerja sekalian membra dalam tubuh bersesuaian, dengan bantuan kerja kelenjar endokrin dan tempat ingatan dan kecerdasan (khusus vertebrata tingkat tinggi). Peranan ini semua disempurnakan oleh saraf, medulla spinalis, dan otak, dibantu oleh organ indra sebagai reseptor, dan otot serta kelenjar sebagai efektor. Unit terkecil system syaraf adalah sel syaraf atau neuron. Neuron merupakan sel fungsional pada membra syaraf, yang bekerja dengan cara menghasilkan potensial aksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke sel berikutnya. Pembentukan potensial aksi merupakan cara yang dilakukan sel syaraf dalam memindahkan informasi (Devi, 2013). Sistem saraf digambarkan dengan kehadiran jenis sel yang disebut neuron. Neuron dapat dibedakan dengan sel yang lain dengan beberapa cara, tapi mereka secara fundamental berkomunikasi dengan neuron yang lain melalui synapses, dimana simpangan antar membran berisi mesin molekuler yang memungkinkan transmisi atau signal dengan cepat, juga signal elektrik atau bahan kimia. Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Asetilkolin LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis (Rahardjo, 2011). Saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan. Afektor merangsang reseptor, kemudian melalui transmiter informasi tersebut diteruskan ke effector atau melalui forward transmiter, selanjutnya informasi diteruskan ke regulator. Sebagai hasil kerja effector adalah beberapa output yang dapat menstimulasi feed back transmiter yang akan kembali berinteraksi dengan regulator. Secara ekofisiologis, hubungan antara afektor (cahaya), kemudian oleh mata terutama pada bagian retina yang di dalamnya terdapat photoreseptor (cone dan rod) merubah dari energi cahaya ke energi listrik (transmiter) sehingga dapat diterjemahkan oleh sistem syaraf dan diteruskan ke otak sebagai pusat regulator. Impuls dari otak ini yang akan menghasilkan suatu aktivitas. Dikatakan juga bahwa dalam photoreseptor cone dan rod terdapat sel-sel horizontal yang mengandung Gamma-Aminobutyric Acid sebagai syarafsyaraf penerjemah (neurotransmitter). Selain itu, terdapat syaraf yang keluar dari organ cristal cerebelli di dalam medula oblongata pada otak bagian belakang ikan yang berfungsi untuk mengadakan schooling atau berenang secara berkelompok (Fernald in Evans dkk., 1993 dalam Satria, 2009). 3. Hasil Praktikum dan Literatur. Pada pengamatan terhadap ikan komet (Carrasius auratus) di beri perlakuan dengan memotong bagian-bagian sirip dan merusak linea lateralis ikan yang di perlakukan di dalam akuarium selama 30 menit, dan setalah 30 menit ikan diamati tingkah laku ikan dan perubahan otak pada ikan setelah diberi perlakuan tersebut. LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== Pada perlakuan dengan pemotongan bagian sirip caudal dan ventral setelah 30 menit tingkah laku ikan bergerak pasif atau melambat karena kehilangan fungsi dari sirip caudal yang memiliki daya mendorong yang optimal secara hidrodinamik yang dihasilkan oleh otot longitudinalis hypochordal (Lauder dkk, 2000; Flammang & Lauder dkk, 2016 dalam Yuzrizal, 2018), namun keseimbangan tetap terjaga dan respon ikan tetap normal karena dapat dibantu oleh sirip-sirip lainnya sperti sirip pectoral untuk menambah dorongan ke arah depan dan menjaga keseimbangan ketika ikan bergerak pada kecepatan tinggi (Aiello dkk, 2018 dalam Yuzrizal, 2018). Sirip punggung dan sirip anal ikan berfungsi memelihara stabilitas, mempertahankan posisi tubuh, dan menambah gaya dorong yang berasal dari pergerakan otot di pangkal sirip punggung dan anal (Lauder & Madden dkk, 2007; Standen & Lauder dkk, 2007 dalam Yuzrizal, 2018) pada otak ikan terdapat berbentuk normal dan berwarna putih kelabu. Pada perlakuan dengan pemotongan bagian sirip pectoral setelah 30 menit tingkah laku ikan bergerak pasif atau melambat dengan tubuh ikan yang tidak seimbang, pada otak ikan warna otak putih kelabu. Pada perlakuan dengan pemotongan bagian sirip ventral setelah 30 menit tingkah laku ikan bergerak pasif atau melambat dengan tubuh ikan yang tidak seimbang, pada otak ikan warna otak lebih kemerahan. Pada perlakuan dengan pemotongan bagian sirip dorsal setelah 30 menit tingkah laku ikan bergerak lambat dan pasif dengan respon tidak seimbang, karena fungsi dari sirip dorsal untuk menjaga keseimbangan tubuh, pada otak ikan berwarna lebih pucat. Pada perlakuan dengan pemotongan semua sirip setelah 30 menit tingkah laku ikan bergerak pasif, ikan tidak dapat berenang dengan seimbang , pada otak ikan berwarna putih pucat. Pada perlakuan dengan merusak bagian linea lateralis, setelah 30 menit tingkah laku ikan Bergerak pasif, tubuh ikan tidak seimbang, pada otak ikan berwarna pucat. Pada perlakuan dengan pemotongan bagian sirip caudal dan sirip anal setelah 30 menit tingkah laku ikan bergerak tidak seimbang dan pergerakan sedikit miring serta badan agak condong ke arah chepal, pada otak ikan berwarna putih pucat. Pada perlakuan dengan pemotongan bagian sirip pectoral dan sirip caudal setelah 30 menit tingkah laku ikan bergerak LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== pasif, keseimbangan tubuh berkurang, pada otak ikan berwarna putih kelabu. Pada perlakuan dengan pemotongan bagian sirip ventral dan sirip pectoral setelah 30 menit tingkah laku ikan bergerak pasif atau melambat dengan tubuh dan respon ikan yang tidak seimbang, pada otak ikan warna otak lebih putih kelabu. Pada perlakuan dengan pemotongan bagian sirip dorsal dan sirip ventral setelah 30 menit tingkah laku ikan bergerak aktif, tubuh tidak seimbang, pada otak ikan bentuk normal namun warna pucat. Pada perlakuan dengan pemotongan bagian sirip dorsal dan sirip pectoral setelah 30 menit tingkah laku ikan bergerak pasif atau lambat, tubuh tidak seimbang, pada otak ikan bentuk normal namun warna putih kelabu. Pada perlakuan dengan Merusak linea lateralis dan setelah 30 menit tingkah laku ikan bergerak pasif, ikan tidak dapat berenang dengan seimbang, pada otak ikan bewarna putih kelabu dan bentuk bagian posterior rusak kemungkinan lisis. 4. Kesimpulan dan Pengaplikasian dalam Budidaya Perikanan. Pemotongan sirip secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku dari ikan tersebut. Pada prinsipnya pemotongan sirip ini sudah dilakukan untuk memberi tanda khusus pada induk ikan. Pemotongan sirip ikan ini dapat dilakukan pada sirip caudal, sirip ventral pada bagian kanan dan kiri ataupun pada bagian sirip yang lainnya misalnya sirip dorsal atau anal. Apabila bagian sirip yang dipotong tersebut tumbuh lagi maka mudah dikenali (Effendie dkk, 1997 dalam E Patriono, 2009). Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi ikan yang ekonomis, menghemat waktu dan biaya adalah dengan diganggunya anggota fisik ikan yaitu dengan pemotongan sirip yang justru membuat cacat anggota fisik ternyata dapat mempercepat pertambahan berat ikan tersebut (Suryadi dkk, 1983 dalam E Patriono 2009). Kesimpulan : Dari hasil praktikum tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemotongan sirip dan merusak linea lateralis secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkah laku dari ikan LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== tersebut. Serta dapat mempengaruhi kerja sistem syaraf pada ikan yaitu otak, sehingga dapat mengalami perubahan baik bentuk maupun warna pada otak. Daftar Pustaka : Devi Apriliyanti, M. 2013. Sistem Saraf. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Enggar, Patriono. 2009. Pengaruh Pemotongan Sirip Ikan Terhadap Pertumbuhan Panjang Tubuh Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Penelitian Sains Khusus Hal 63-66. M. F. Rahardjo, D. 2011. Iktiology. Jln Pelajar Pejuang 45 No. 123 Bandung: CV. Lubuk Agung. Satria, A. R. 2009. Adaptasi Fisiologis Retina Mata Dan Tingkah Laku Ikan Terhadap Cahaya. Bawal. 2(5): 215-224. Yuzrizal, Akmal. 2018. Morfologi Tulang Anggota Gerak (Ossa appendicularis) Ikan Keureling, Tor tambroides (Bleeker, 1854). Jurnal Ikhtiologi Indonesia. 261274.