Uploaded by Cahya Pria Ardiansyah

Cahya Pria Ardiansyah 142011133165 Kelas C Kelompok 7 FHA Fisiologi Sistem Sirkulasi

advertisement
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
===========================================
NAMA / NIM
: Cahya Pria Ardiansyah / 142011133165
KELAS /KELOMPOK
: Akuakultur C / Kelompok 7
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------Praktikum Ke-
: Keempat
Tanggal
: Kamis, 01 April 2021
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------Materi Praktikum
: Fisiologi Hewan Air : Fisiologi Sirkulasi Ikan
Tujuan Praktikum : Mengetahui Fisiologi Sirkulasi Ikan Dan Pengaruh Perbedaan
Konsentrasi Cairan Tubuh Terhadap Darah
Alat dan Bahan
 Alat
:
Pengamatan jantung ikan
1. 3 Cawan Petri
2. Nampan
3. Gunting
4. Scapel
Pembuatan ulas darah
1. Gunting
2. Scapel
3. Pinset
4. Objek galss
5. Spuit
6. Nampan
7. Stanning jar horizontal
8. Stanning jar vertikal
9. Mikrotube dan Mikroskop
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
===========================================
 Bahan :
Bahan pengamatan jantung
1. Ikan Lele (Clarias Sp)
2. Larutan Aquades
3. Larutan NaCl
4. Larutan Ringer
Bahan pengamatan ulas darah
1. Giensa
2. Methanol
3. Darah ikan lele
Cara Kerja
:
Pengamatan sel darah ikan
A. Pengambilan darah ikan :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mensterilkan injeksi dengan alkohol 70% dan bagian tubuh ikan yang akan di
injeksi (injeksi sudah dibilas dengan larutan EDTA)
3. Mengambil darah dengan jalan menyuntik tepat pada linea lateralis ikan
4. Menyentuhkan jarum suntik kearah vertebrae
5. Menarik spet injeksi secara perlahan-lahan sehingga akan didapatkan darah
6. Sebelum digunakan darah yang ada didalam injeksi dikeluarkan saja, kemudian
siap untuk digunakan
B. Pembuatan film/ulasan darah :
1. Meneteskan darah pada ujung obyek glass
2. Mengambil cover glass dan meletakkan hampir menyentuh tetes darah
3. Menarik cover glass ke belakang sehingga menyentuh tetesan darah pada obyek
glass sehingga muncul kapilaritas
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
===========================================
4. Setelah timbul kapilaritas, mendorong cover glass kearah berlawanan sehingga
akan menjadi film darah yang baik.
5. Setelah preparat kering rendam dalam methanol selama 3 menit dan keringkan
6. Rendam dalam giemsa 3% selama 25 menit
Bilas dengan air mengalir dan keringkan
C. Pengamatan sel darah ikan
1. Melakukan pengamatan mikroskop 1000x tambahkan tetesan minyak imersi
pada sempel film darah
2. Mengamati bentuk sel darah ikan
Pengamatan jantung ikan
1. Melakukan pembedahan ikan dan mencari jantung ikan
2. Mengamati gerak dan warna jantung pada ikan sebelum diberi perlakuan
3. Mengambil jantung secara hati-hati kemudian dimasukkan kedalam larutan
ringer,larutan NaCl fisiologis dan aquades
4. Mengamati perubahan warna, bentuk, dan adaptasi pada jantung dalam larutan
Hasil
:
Tabel 1. Hasil pengamatan sel darah ikan lele
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Gambar
Keterangan
Sel darah
Kontrol
normal dan
terlihat tersebar
dan rapi
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
===========================================
Sel darah
mengalami
pembengkakan
atau membesar
Aquades
dan jarak antar
sel darah
berjauhan atau
pecah sel
darahnya.
Sel darah
Larutan
mengkerut dan
gula
jarak antar sel
menjadi rapat.
Sel darah
mengalami
Larutan
garam
mengembang
atau membesar
dan jarak antar
sel darah
berjauhan
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
===========================================
Tabel 2. Hasil pengamatan jantung ikan lele
Warna
Perlakuan
Kontrol
Aquades
Waktu
Sebelum Sesudah
Merah
Merah
tua
tua
Merah
Merah
tua
pucat
denyut
Tekstur
Sebelum
Sesudah
00.09.00
Lunak
Lunak
00.10.15
Lunak
Lebih lunak
00.12.00
Lunak
jantung
Merah
NaCl
Merah
fisiologis
tua
tua
Sedikit
mengeras
Sedikit
Ringer
Merah
Merah
tua
pucat
00.14.05
Lunak
mengeras
dan
mengembang
Gambar
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
===========================================
Pembahasan
:
1. Hasil Praktikum
A. Darah
Darah merupakan komponen cairan tubuh yang berbentuk suspensi dari partikel dalam
larutan koloid encer yang mengandung elektrolit. Hasil pengamatan sel darah ikan lele dari
beberapa perlakuan memberikan hasil yang berbeda disebabkan karena fragilitas osmotik
eritrosit yang menampung sejumlah air sebelum lisis. Perbandingan volume luas permukaan
menentukan kemampuan tersebut. Sel darah merah yang dimasukkan kedalam larutan
hipertonis akan mengalami krenasi karena air yang keluar lebih banyak dari daripada yang
masuk. Sedangkan dalam larutan hipotonis, maka osmosis terjadi dari luar kedalam sel yang
menyebabkan sel mengembung (Dewi, 2016).
Pada pengamatan sel darah ikan Lele dalam perlakuan kontrol terdapat sel darah normal,
terlihat tersebar rapi dan berwarna ungu (namun semua giemsa dapat masuk ke dalam eritrosit
karena konsentrasi dari giemsa kurang/rendah) dan apabila sel-sel tersebut tidak diberi
perlakuan maka kondisi eritrosit, leukosit dan trombosit dalam keadaan normal (Fatin, 2008).
Pada perlakuan aquades sel darah mengalami pembengkakan atau membesar (Lisis) dan jarak
antar sel darah berjauhan atau sel darahnya pecah. Kondisi tersebut adalah hipotonik, karena
tekanan osmotic cairan dalam sel lebih kecil dari tekanan osmotic luar sel, hal ini menyebabkan
cairan di luar sel masuk kedalam sel darah (Kholik, 2019). Pada perlakuan dalam larutan gula
sel darah ikan lele mengkerut (Krenasi) dan jarak antar sel menjadi rapat. Kondisi tersebut
adalah hipertonik, karena tekanan osmotic cairan dalam sel lebih besar dari tekanan osmotic
luar sel, hal ini menyebabkan cairan didalam sel keluar menuju luar sel. Akibatnya, sel darah
merah akan mengerut karena kehilangan air (Kurniawan, 2016). Pada perlakuan dalam larutan
garam sel darah mengembang atau membesar (Lisis) dan jarak antar sel darah berjauhan.
Kondisi tersebut adalah hipotonik, karena tekanan osmotic cairan dalam sel lebih kecil dari
tekanan osmotic luar sel, hal ini menyebabkan cairan di luar sel masuk kedalam sel darah
(Kholik, 2019). Krenasi adalah keadaan sel yang mengkerut hingga tidak berfungsi lagi. Hal
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
===========================================
ini terjadi karena larutan di luar sel bersifat hipertonik terhadap sel. Pada perlakuan keempat,
eritrosit ditambahkan larutan garam yang menyebabkan sel mengembang. Sel mengembang
karena larutan garam bersifat hipotonik terhadap sel sehingga osmosis terjadi di dalam sel
(Dewi, 2016).
B. Jantung
Dari tabel diatas jantung ikan sebagai kontrol, jantung ikan lele berdetak selama 9 menit,
jantung ikan tetap berwarna merah tua dan memiliki tekstur lunak, hal ini disebabkan karena
jantung kontrol tidak dipengaruhi suatu larutan atau bahan lain hanya oksigen yang ada di
udara bebas. Perlakuan jantung yang diberi aquades berdetak selama 10 menit 15 detik dan
mengalami perubahan, warna jantung ikan lele sebelumnya adalah merah tua, setelah direndam
dalam aquades menjadi berwarna merah pucat atau tidak pekat, tekstur jantung lele setelah
direndam dalam aquades menjadi lebih lunak. penyerapan larutan ke dalam jantung lele inilah
yang menyebabkan perubahan fisik pada jantung ikan lele, hal ini disebabkan sel-sel pada otot
jantung mengalami pengembangan karena air bersifat hipotonik. Pada perlakuan penambahan
NaCl fisiologis jantung berdetak selama 12 menit dan tidak terjadi perubahan warna namun
terjadi perubahan tekstur. Jantung mengeras karena larutan NaCl bersifat hipertonik terhadap
sel jantung yang menyebabkan sel jantung mengalami pengerutan. Pada perlakuan pemberian
ringer menunjukkan perubahan warna dan tekstur, warna jantung menjadi merah pucat serta
tekstrurnya mengeras dan mengembang. Pada perlakuan diberi larutan ringer jantung berdetak
selama 14 menit 5 detik karena ringer bersifat hipotonik sehingga konsentrasi sel jantung
bertambah menyebabkan otot jantung berkontraksi lebih cepat dan menyebabkan bentuk
semakin mengembang (Fatin, 2008).
2. Mekanisme Peredaran Darah
Ikan memiliki sistem peredaran darah tertutup, artinya darah tidak keluar dari
pembuluhnya, jadi tidak ada hubungan langsung dengan sel tubuh sekitarnya. Darah memberi
bahan materi dengan perantaraan difusi melalui dinding yang tipis dari kapiler darah, dan
kembali ke jantung melalui pembuluh yang ke dua. Seri pertama dinamakan sistem arteri dan
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
===========================================
seri kedua disebut sistem vena. Sistem peredaran darah, organ utamanya adalah jantung yang
bertindak sebagai pompa tekan merangkap pompa hisap. Darah ditekan mengalir keluar dari
jantung melalui pembuluh arteri ke seluruh tubuh sampai ke kapiler darah, kemudian dihisap
melalui pembuluh vena dan kembali ke jantung. Sistem peredaran darah ini disebur sistem
peredaran darah tunggal. Ikan memiliki sirkulasi tunggal, dimana darah melalui jantung hanya
sekali selama setiap rangkaian lengkap. Darah yang kekurangan oksigen dari jaringan tubuh
datang ke jantung, dimana ia dipompa ke insang. Pertukaran gas terjadi dalam insang dan darah
beroksigen dari insang yang beredar keseluruh tubuh (Gde, 2011).
Secara umum sistem peredaran darah ikan mirip dengan sistem hidrolik yang terdiri dari
pompa, pipa, katup dan cairan. Namun, ada empat aspek dari hati yang bertulang. Tapi
nyatanya, ini mirip dengan pompa silinder tunggal atau piston tunggal. Untuk memastikan
aliran darah berkelanjutan, area tersebut dipompa dengan tekanan diferensial. Tekanan jantung
lebih besar dari tekanan arteri, dan tekanan arteri lebih besar dari tekanan arterionale. Akibat
adanya perbedaan tekanan maka aliran darah dapat terjadi (Soewolo, 2005).
Jantungnya terdiri atas dua ruang, yaitu 1 atrium (serambi) dan 1 ventrikel (bilik) serta
sinus venosus yang menerima darah dari vena kardinalis anterior dan vena kardinalis posterior.
Aliran darah ikan yaitu: darah dari jantung keluar melalui aorta ventral menuju insang. Di
insang aorta bercabang menjadi arteri brankial dan akhirnya menjadi kapiler-kapiler (terjadi
pertukaran gas yaitu pelepasan CO2 dan pengambilan O2 dari air. Dari kapiler insang darah
mengalir ke aorta dorsal, kemudian ke kapiler seluruh tubuh untuk memberikan O2 dan sari
makanan serta mengikat CO2. Selanjutnya darah kembali ke jantung melalui vena kardinalis
anterior dan vena kardinalis posterior. Darah dari seluruh tubuh yang mengandung
karbondioksida mengalir kesinus venosus, kemudian masuk ke atrium. Sinus venosus adalah
ruang atau rongga jantung yang terletak di antara ventrikel dan atrium. Pada saat
jantungmengendur, darah mengalir melalui klep, masuk ke dalam ventrikel. Dari ventrikel
darah diteruskan ke konus arteriosus, kemudian menuju aorta ventralis dan dilanjutkan ke
insang. Di insang, aorta bercabang-cabang menjadi kapiler (pembuluh darah kecil).
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
===========================================
Kapilerkapiler insang melepaskan karbondioksida dan mengambil oksigen dari air. Dari
kapiler-kapiler insang darah mengalir ke aorta dorsalis yang bercabang-bercabang. Dari
cabang-cabang aorta dorsalis ini darah di distribusikan ke kapiler-kapiler di seluruh bagian
tubuh untuk mengedarkan oksigen dan zat-zat makanan ke seluruh tubuh. Selain itu darah juga
mengambil karbondioksida untuk dibawa kembali ke jantung melalui vena kava dan sinus
venosus. Jantung bekerja dengan gerakan memompa secara kontinyu yang menyebabkan
tekanan dalam pembuluh dapat bertahan tetap tinggi. Kemudian hasilnya darah yang keluar
akan masuk ke jantung kembali lalu darah mengalir dalam pembuluh secara langsung kesetiap
sel tubuh sebagai pasokan sari makanan dan oksigen untuk proses metabolisme (Sulmartiwi
dkk., 2015).
3. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada Sistem Peredaran Darah
Faktor-faktor yang berpengaruh pada sistem peredaran darah yaitu kondisi fisiologi tubuh
ikan yang apabila organisme dalam keadaan kurang/tidak normal maka akan menyebabkan
stress pada ikan yang dapat mengganggu keseimbangan fisiologis ikan atau homeostatis
dengan mempercepat aliran energi dalam sistem tubuh. Selain kondisi fisiologi ikan faktor lain
yang berpengaruh adalah suhu yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah, dan
menurunnya kadar protein plasma darah. Keadaan lingkungan tempat ikan hidup dapat
mempengaruhi peredaran darah pada ikan. Lingkungan yang memiliki suhu ekstrim,
perbedaan osmotik yang tinggi, adanya racun, maupun infeksi akan menyebabkan ikan stress.
Keadaan ikan yang stress dapat menyebabkan penurunan volume darah, penurunan jumlah
leukosit, hingga penurunan glikogen pada hati yang menyebabkan tingginya glukosa dalam
darah. (Tang dkk., 2018).
Aktivitas ikan yang meningkat dapat meningkatkan jumlah cadangan darah ke organ yang
aktif dan mengurangi penyebaran ke daerah yang pasif. Perbedaan tekanan jantung yang lebih
besar daripada tekanan arteri dan tekanan arterionale yang lebih kecil dari tekanan arteri akan
mengakibatkan terjadinya aliran darah yang maksimal. Serta energi yang disalurkan kedarah
akan menyebabkan jantung memompa darah dan membantu proses peredaran darah dapat
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
===========================================
berlangsung. Darah pada ikan mengandung beberapa sel yaitu sel eritrosit dan sel leukosit. Sel
leukosit pada ikan berfungsi melawan penyakit atau sebagai sistem imun. Jadi kesehatan ikan
juga mempengaruhi sistem peredaran darah pada ikan. Ikan yang terserang penyakit akan
memproduksi banyak leukosit untuk memfagosit bakteri dan mensintesis antibodi (Sababalat,
2015).
Aktivitas ikan juga berpengaruh pada sistem peredaran darah. Ikan yang aktif bergerak
memiliki jumlah eritrosit lebih tinggi. Hal ini dikarenakan ikan membutuhkan oksigen ekstra
untuk metabolisme sel agar menghasilkan energi yang ekstra. Eritrosit berfungsi untuk
membawa oksigen ke jaringan. Selain itu viskositas darah juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi sistem peredaran darah. viskositas adalah ukuran yang menyatakan
kekentalan suatu cairan atau fluida. Semakin tinggi viskositas pada darah maka aliran darah
akan semakin lambat (Sulmartiwi dkk., 2015).
4. Mekanisme Komponen Buffer Dalam Darah
Darah memiliki komponen buffer agar mampu mempertahankan PH dalam tubuh menjadi
stabil. Sel-sel dalam tubuh ikan akan melakukan metabolisme pada proses oksidasi asam
glukosa. Glukosa darah merupakan sumber energi utama dan sumber pasokan bahan bakar dan
substrat esensial untuk metabolisme sel terutama sel otak. Glukosa dibutuhkan secara terus
menerus untuk berfungsinya otak secara kontinyu. Selain itu sebagai hasil metabolisme ion ini
akan mempengaruhi PH. Dengan adanya buffer pada homeostatis maka proses penambahan
atau pengurangan ion H tidak akan menaikkan dan menurunkan PH darah (Fajriyani dkk.,
2017).
Mampu mempertahankan pH, artinya darah memiliki sifat buffer (penyangga) sehingga pH
dalam tubuh menjadi stabil. Semua sel-sel dalam tubuh akan mengadakan metabolismenya
pada proses oksidasi yang akan menghasilkan C2H2O6 + airenergi. Asam sebagai hasil
metabolisme mempunyai ion H (H+) dimana ion ini akan mempengaruhi pH. Selama masih
ada homeostasis dengan adanya buffer makan penambhan atau pengurangan ion H tidak akan
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
===========================================
menaikkan dan menurunkan pH darah. Cairan tubuh mengandung beberapa macam buffer
antara lain NaHCO3, H2CO3 dan H2PO4 termasuk darah (Hb) (Sulmartiwi dkk., 2015).
5. Perbedaan Sel Darah Normal, Krenasi, Dan Lisis
Sel darah normal adalah sel darah dalam keadaan biasa tidak diberi tambahan gula, garam
maupun aquades. Apabila sel-sel tersebut tidak diberi perlakuan maka kondisi eritrosit,
leukosit dan trombosit dalam keadaan normal (Fatin, 2008).
Sel darah lisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas ke dalam
medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat disebabkan oleh antara
lain penambahan larutan hipotonis ke dalam darah, penurunan tekanan permukaan membran
eritrosit, zat/unsur kimia tertentu, pemanasan atau pendinginan, serta rapuh karena ketuaan
dalam sirkulasi darah. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis medium tersebut
(plasma dan larutan) akan masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat
semipermiabel dan menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi
menahan tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya
hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya (Santoso, 2009).
Sel darah krenasi adalah kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal di sekitar pinggir
sel setelah dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis.
(sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan di sekitar
luar sel), osmosis menyebabkan pergerakan air keluar dari sel, menyebabkan sitoplasma
berkurang volumenya. Sebagai akibatnya sel mengecil (Santoso, 2009).
Normal
Lisis
Krenasi
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
===========================================
Kesimpulan
:
Sirkulasi darah pada ikan adalah sirkulasi darah tertutup tunggal. Organ yang berperan
pada sistem peredaran ikan adalah jantung dan pembuluh darah. Di dalam pembuluh darah
terdapat sel yang terdiri dari eritrosit dan leukosit serta terdapat plasma darah. Pemberian
beberapa perlakuan pada eritrosit dan jantung menyebabkan perubahan. Sistem peredaran
darah ikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam tubuh (internal) maupun
dari luar tubuh (eksternal). Peredaran darah pada ikan juga memiliki kemampuan untuk
menyeimbangkan kondisinya atau bersifat homeostasis. Hal ini dibuktikan dengan adanya
komponen buffer sebagai penyangga pH dalam darah.
Daftar Pustaka
:
Dewi, F., Melati, Kartika. 2016. Laporan Praktikum Biokimia II Koloid, Buffer, dan Tekanan
Osmotik. Institut Pertanian Bogor.
Fajriyani, A., dkk. 2017. Pengaruh Serbuk Jahe pada Pakan Terhadap Profil Darah,
Pertumbuhan, dan Kelulushidupan, Ikan Patin (Pangasius sp.). Journal of
Aquaculture Management and Technology. 6(4): 39-48.
Fatin, A. 2008. Kamus Kimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Gde, Suranaya. 2011. Pedoman Praktikum Ichthyology. Warmadewa University Press. Denpasar
Bali.
Kholik, Z. 2019. Rupa Sel Darah Merah Sebelum dan Sesudah Haemolisis dan Penentuan
Tekanan Osmotik. Universitas Riau. Pekanbaru.
Kurniawan, A. 2016. Analisis Kadar Glukosa Darah Ikan Tawes dari Bandung Rolak. Jurnal Ilmu
Pengetahuan. Bandung.
Sababalat, S. 2015. Gambaran Darah Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Manajemen
Kesehatan Organisme Akuakultur. Institut Pertanian Bogor.
Santoso, Putra. 2009. Bahan Ajar Fisiologi Hewan. Universitas Andalas. Padang.
Soewolo. 2017. Pengantar Fisiologi Hewan. Departemen Pendidikan Tinggi. Jakarta.
LEMBAR KERJA
TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
===========================================
Sulmartiwi, L., Hari Suprapto, Sapto Andriyono. 2015. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air.
Surabaya: PT Revka Petra Media.
Tang, U., Aryani, Masjudi, Hidayat. 2018. Pengaruh Suhu Terhadap Stress Pada Ikan Baung
(Hemibagrus nemurus). Asian Journal of Environment, History and Heritage.
2(1).
Download