LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== NAMA / NIM : Cahya Pria Ardiansyah / 142011133165 KELAS /KELOMPOK : Akuakultur C / Kelompok 7 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------Praktikum Ke- : Kedua Tanggal : 18 Maret 2021 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------Materi Praktikum : Fisiologi Osmoregulasi Ikan. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui mekanisme Osmoregulasi pada ikan, jumlah BOP dan tingkah laku pada ikan di habitat aslinya dan sesudah di pindah ke habitat lain dalam waktu tertentu. Alat dan Bahan Alat : 1. Media Bak Berisi Air Tawar 2. Media Bak Berisi Air Laut 3. Gunting 4. Pinset 5. Handcounter 6. Talenan 7. Stopwatch 8. Timbangan Digital 9. Alat Tulis Bahan : 1. 2 ekor Ikan Komet (Carassius auratus) 2. 2 ekor Ikan Blue Devil (Chrysiptera cyanea) LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== Keterangan : 1 ekor Ikan Komet dan 1 ekor Ikan Blue Devil Digunakan Untuk Perlakuan, Sedangkan 1 ekor Lainnya hanya digunakan untuk Pembedahan Ginjal. Cara Kerja : 1. Menyiapkan Alat dan Bahan yang akan digunakan. 2. Menyiapkan media bak yang akan digunakan, masing masing diisi air tawar dan air laut. 3. Menimbang berat awal ikan. 4. Memasukkan ikan kedalam media sesuai habitatnya, lalu mengamati buka tutup operculum dan tingkah laku setiap 3 menit selama 30 menit. 5. Memasukkan ikan air tawar ke dalam air laut begitupun sebaliknya, mengamati buka tutup operculum dan tingkah laku setiap 3 menit selama 30 menit. 6. Mencatat hasil pengamatan. 7. Mengamati ginjal pada ikan air tawar maupun air laut dengan cara membedah dibagian anal menuju dorsal lalu kearah posterior operculum, mengamati ginjal dan mencatat hasilnya. Hasil : Tabel Osmoregulasi Ikan Air Tawar (Ikan Komet) di Bak Air Tawar Setiap 3 Menit selama 30 Menit Menit ke- Jumlah BOP Tingkah Laku 3 254 Normal, Bergerak Aktif 6 236 Normal, Bergerak Aktif 9 278 Normal, Bergerak Aktif 12 270 Normal, Bergerak Aktif 15 258 Normal, Bergerak Aktif 18 263 Normal, Bergerak Aktif 21 266 Normal, Bergerak Aktif 24 296 Normal, Bergerak Aktif LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== 27 321 Normal, Bergerak Aktif 30 287 Normal, Bergerak Aktif Tabel Osmoregulasi Ikan Air Tawar (Ikan Komet) di Bak Air Laut Setiap 3 Menit selama 30 Menit Menit ke- Jumlah BOP Tingkah Laku 3 301 Ikan Kaget Air 6 232 Gerakan Tidak Seimbang 9 160 Ikan Berenang Miring 12 41 Pola Gerakan Tdk Beraturan 15 4 Pola Gerakan Tdk Beraturan 18 0 Mati 21 0 Mati 24 0 Mati 27 0 Mati 30 0 Mati Tabel Osmoregulasi Ikan Air Laut (Ikan Blue Devil) di Bak Air Laut Setiap 3 Menit selama 30 Menit Menit ke- Jumlah BOP Tingkah Laku 3 710 Ikan Berenang Normal 6 654 Ikan Berenang Normal 9 671 Ikan Berenang Normal 12 582 Ikan Berenang Normal 15 623 Ikan Berenang Normal 18 654 Ikan Berenang Normal LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== 21 635 Ikan Berenang Normal 24 714 Ikan Berenang Normal 27 718 Ikan Berenang Normal 30 738 Ikan Berenang Normal Tabel Osmoregulasi Ikan Air Laut (Ikan Blue Devil) di Bak Air Tawar Setiap 3 Menit selama 30 Menit Menit ke- Jumlah BOP Tingkah Laku 3 648 Berenang Tidak Seimbang 6 720 Gerakan Ikan Pasif 9 742 Ikan Berenang Miring 12 667 Pasif Diam Ditempat 15 653 Pasif Diam Ditempat 18 689 Gerakan Ikan Pasif 21 623 Gerakan Ikan Pasif 24 654 Gerakan Ikan Pasif 27 666 Gerakan Ikan Pasif 30 672 Gerakan Ikan Pasif Tabel Pengamatan Ikan Air Tawar (Ikan Komet) dan Ikan Air Laut (Ikan Blue Devil) Perlakuan Ikan Air Tawar di Bak Air Tawar Berat Awal Berat Akhir Pengamatan Ginjal Ginjal Berwarna 4,42 g 4,44 g Merah Tua dan Sepasang LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== Ginjal Berwarna Ikan Air Tawar di 4,44 g Bak Air Laut 4,46 g Merah Tua dan Sepasang Ginjal Berwarna Ikan Air Laut di Merah Tua, Bak Air Laut Berbentuk Seperti Garis Garis Ginjal Berwarna Ikan Air Laut di Merah Tua, Bak Air Tawar Berbentuk Seperti Garis Garis JUMLAH BUKAAN OPERCULUM DATA OSMOREGULASI IKAN AIR TAWAR 350 300 321 301 254 250 278 296 270 236 232 200 287 258 263 266 4 0 0 0 0 0 15 18 21 24 27 30 160 150 100 41 50 0 3 6 9 12 WAKTU (TIAP 3 MENIT) Habitat Awal (Air Tawar) Habitat Akhir (Air Laut) LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== DATA OSMOREGULASI IKAN AIR LAUT JUMLAH BUKAAN OPERCULUM 800 700 720 654 710 648 742 671 667 582 600 653 623 689 654 635 623 714 654 718 666 738 672 24 27 30 500 400 300 200 100 0 3 6 9 12 15 18 21 WAKTU (TIAP 3 MENIT) Habitat Awal (Air Laut) Habitat Akhir (Air Tawar) 1. Mortalitas a) Mortalitas Ikan Komet (Carassius auratus) Pada Media Air Tawar 𝑦 Mortalitas = 𝑦𝑜 𝑥 100% 0 = 1 x 100% =0 b) Mortalitas Ikan Komet (Carassius auratus) Pada Media Air Laut 𝑦 Mortalitas = 𝑦𝑜 𝑥 100% 1 = 1 x 100% =1 LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== c) Mortalitas Ikan Blue Devil (Chrysiptera cyanea) Pada Media Air Laut 𝑦 Mortalitas = 𝑦𝑜 𝑥 100% 0 = 1 x 100% =0 d) Mortalitas Ikan Blue Devil (Chrysiptera cyanea) Pada Media Air Tawar 𝑦 Mortalitas = 𝑦𝑜 𝑥 100% 0 = 1 x 100% =0 2. Kebutuhan Oksigen Keterangan: • DOo = 3,9 mg/l (Tawar) • DOo = 2,99 mg/l (Laut) • DOt = 3,2 mg/l (Tawar) • DOt = 2,24 mg/l (Laut) a) Tawar - Tawar Ikan Komet (Carassius auratus) Diketahui : DOo = 3,9 DOt = 3,2 ∑BOP = 2729 Kebutuhan Oksigen = (𝐷𝑂𝑜−𝐷𝑂𝑡) ∑𝐵𝑂𝑃 = (3,9−3,2) 2729 = 0,0002565042139 = 0,0003 b) Tawar - Laut Ikan Komet (Carassius auratus) Diketahui : DOo = 3,9 LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== DOt = 2,24 ∑BOP = 738 Kebutuhan Oksigen = (𝐷𝑂𝑜−𝐷𝑂𝑡) ∑𝐵𝑂𝑃 = (3,9−2,24) 738 = 0,0022493224932 = 0,002 c) Laut - Laut Ikan Blue Devil (Chrysiptera cyanea) Diketahui : DOo = 2,99 DOt = 2,24 ∑BOP = 6696 Kebutuhan Oksigen = (𝐷𝑂𝑜−𝐷𝑂𝑡) ∑𝐵𝑂𝑃 = (2,99−2,24) 6696 = 0,0001120071684 = 0,0001 d) Laut - Tawar Ikan Blue Devil (Chrysiptera cyanea) Diketahui : DOo = 2,99 DOt = 3,2 ∑BOP = 6734 Kebutuhan Oksigen = (𝐷𝑂𝑜−𝐷𝑂𝑡) ∑𝐵𝑂𝑃 = (2,99−3,2) 6734 = -3,1185031185 = -3,1 3. Survival Rate (SR) a) Survival Rate Ikan Komet (Carassius auratus) Pada Media Air Tawar 𝑁𝑡 SR = 𝑁𝑜 X 100% LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== 1 SR = 1 X 100% SR = 1 b) Survival Rate Ikan Komet (Carassius auratus) Pada Media Air Laut 𝑁𝑡 SR = 𝑁𝑜 X 100% 0 SR = 1 X 100% SR = 0 c) Survival Rate Ikan Blue Devil (Chrysiptera cyanea) Pada Media Air Laut 𝑁𝑡 SR = 𝑁𝑜 X 100% 1 SR = 1 X 100% SR = 1 d) Survival Rate Ikan Blue Devil (Chrysiptera cyanea) Pada Media Air Tawar 𝑁𝑡 SR = 𝑁𝑜 X 100% 1 SR = X 100% 1 SR = 1 Pembahasan : 1. Hasil praktikum dan grafik yang diperoleh serta hubungan dengan soal berikutnya. Pada 30 menit pertama, pada ikan Komet (Carrasius auratus) diletakkan di habitat aslinya memiliki pergerakan yang normal, lincah atau bergerak aktif didalam media, dapat bernafas dengan teratur atau stabil dan buka tutup operculum yang stabil dan hal tersebut terpenuhinya oksigen sehingga ikan tidak mengalami strees. Dan pada ikan Blue Devil (Chrysiptera cyanea) diletakkan dihabitat aslinya yaitu air laut, ikan tersebut normal dan bergerak aktif, buka tutup operculum ikan tersebut juga terjadi dengan stabil dan dipastikan ikan tersebut tidak mengalami strees. LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== Pada 30 menit ke dua ikan komet dipindahkan ke habitat air laut, di menit awal ikan kaget dengan perubahan lingkungannya dan dimenit-menit selanjutnya ikan terlihat tidak stabil dan buka tutup operkulumnya tidak teratur karena berkurangnya oksigen. Selain itu, operculum mengalami pelebaran karena kadar garam yang tinggi. Maka dari itu di menit ke 18 ikan komet mengalami kematian. Hal ini disebut dengan mekanisme regulasi hipersomatik dimana konsentrasi cairan tubuh yang lebih tinggi dari konsentrasi media. Dan pada perpindahan ikan blue devil ke habitat air tawar, saat pertama kali dimasukkan ke air tawar gerakan ikan tidak beraturan dan ikan berenang dengan cepat, bahkan buka tutup operculum juga mengalami percepatan. Pada awal dimasukkan ke air tawar ikan blue devil kehilangan keseimbangan tubuhnya sehingga posisinya seperti tidur didalam media. Warna dari ikan tersebut juga terlihat memudar atau pucat. Hal ini disebut dengan mekanisme regulasi hiposomik dimana konsentrasi cairan tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi media. Ikan yang tidak mampu mengontrol proses osmoregulasi yang terjadi dalam tubuhnya akan mengalami stres dan berakibat pada kematian. Hal ini terjadi karena tidak adanya keseimbangan konsentrasi larutan tubuh dengan lingkungan, terutama pada saat ikan dipelihara pada lingkungan yang berada di luar batas toleransinya (Pamungkas, 2012). 2. Mekanisme Osmoregulasi Pada Masing-masing Ikan Osmoregulasi merupakan upaya yang dilakukan oleh ikan untuk mengontrol keseimbangan air dalam ion-ion antara tubuh ikan dengan lingkungannya. Mekanisme osmoregulasi ikan dipengaruhi oleh sistem endokrin dan sistem saraf (Imam, 2006). Mekanisme osmoregulasi meliputi volume air, kandungan zat terlarut dan distribusi zat terlarut (Evans dkk., dalam Pamungkas, 2012). Osmoregulasi bagi ikan merupakan upaya ikan untuk mengontrol keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungan melalui mekanisme pengaturan tekanan osmotic. Terdapat tiga regulasi ion air yaitu : 1) Regulasi hipertonik atau hipersomatik, yaitu pengaturan secara aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih tinggi dari konsentrasi media. Hal ini terjadi misalnya pada ikan air tawar (potandrom). LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== 2) Regulasi hipertonik atau hiposomatik, yitu pengaturan secara aktif konsentrasi cairan tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi media. Hal ini terjadi misalnya pada ikan air laut (Oseanodrom) 3) Regulasi isotomic atau isoosmotik, yaitu bila konsentrasi cairan tubuh sama dengan konsentrasi media, sama dengan ikan-ikan yang hidup pada daerah eustaria. Semua organisme yang hidup dalam air tawar akan melakukan osmoregulasi akibat perbedaan tekanan osmosis. Sifat fisik lingkungan yang berbeda menyebabkan terjadinya perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar dengan ikan air laut. Pada ikan air tawar, air secara terus-menerus masuk ke dalam tubuh ikan melalui insang. Ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung seimbang (Pamungkas, 2012). Ikan air tawar harus selalu menjaga dirinya agar garam tidak melarut dan lolos ke dalam air. Garam garam dari lingkungan akan diserap oleh ikan menggunakan energi metaboliknya. Ikan mempertahankan keseimbangannya dengan tidak banyak minum air, kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis lewat insang, produksi urinnya encer, dan memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang. Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhnya tidak mudah bocor ke dalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang. Cairan tubuh ikan air tawar mempunyai tekanan yang lebih besar dari lingkungan sehingga garam-garam cenderung keluar dari tubuh (Pamungkas 2012). Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki tekanan osmotik lebih kecil dari lingkungan sehingga garam-garam cenderung masuk ke dalam tubuh dan air akan keluar. Agar proses fisiologis di dalam tubuh berjalan normal, maka diperlukan suatu tekanan osmotik yang konstan. Pada ikan air laut terjadi kehilangan air dari dalam tubuh melalui kulit dan kemudian ikan akan mendapatkan garam-garam dari air laut yang masuk lewat mulutnya. Organ dalam LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti Na+, K+, dan Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan selanjutnya disirkulasi. Selanjutnya, insang ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke lingkungan luar (Pamungkas, 2012). 3. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Osmoregulasi Osmoregulasi merupakan suatu fungsi fisiologis yang dikontrol oleh penyerapan selektif ion-ion melewati insang dan beberapa bagian tubuh lainnya dikontrol oleh pembuangan yang selektif terhadap garam-garam. Kemampuan osmoregulasi bergantung suhu, musim, umur, kondisi fisiologis, jenis kelamin, dan perbedaan genotip. Salinitas di perairan menimbulkan tekanan-tekanan osmotik yang bisa berbeda dari tekanan osmotik di dalam tubuh organisme perairan, sehingga menyebabkan organisme tersebut harus melakukan mekanisme osmoregulasi di dalam tubuhnya sebagai upaya menyeimbangkan tekanan osmotik tubuh dengan tekanan osmotik lingkungan di luar tubuh. Ikan yang berada pada kondisi lingkungan yang mempunyai tekanan osmosis berbeda dengan tekanan osmosis dalam tubuhnya akan mengatur tekanan osmosis dalam tubuh agar seimbang dengan lingkungannya. Peristiwa pengaturan osmosis dalam tubuh ikan disebut dengan osmoregulasi (Fujaya dkk., dalam Pamungkas, 2012). 4. Kesimpulan dan Pengaplikasian dalam Budidaya Perikanan Pada 30 menit pertama, pada ikan Komet (Carassius auratus) diletakkan di habitat aslinya (air tawar) dan Ikan blue devil (Chrysiptera cyanea) diletakkan di habitat aslinya (air laut) memiliki pergerakan yang normal, lincah atau bergerak aktif. Pada 30 menit ke dua ikan komet dipindahkan ke habitat air laut atau bisa di sebut regulasi hipersomatik, dari menit awal ikan sudah mengalami tanda – tanda seperti berenang miring dan ketidakseimbangan tubuhnya, dan dimenit-menit selanjutnya ikan terlihat mulai mengambang dan operculumnya mengalami pelebaran dan di menit 18 ikan mengalami kematian. Pada ikan blue devil dipindahkan ke habitat air tawar atau bisa di sebut regulasi hiposomatik mengalami kehilangan keseimbangan tubuhnya sehingga posisinya seperti tidur didalam media dan mengalami kepucatan warna. LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== Toleransi suhu dan pertumbuhan optimal ikan di pengaruhi oleh salinitas karena interaksi keduanya berpengaruh terhadap osmoregulasi. Salinitas merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap sintasan, metabolisme, dan distribusi larva ikan air laut (Olla & Davis dkk., dalam Pamungkas, 2012). Perubahan salinitas berpengaruh terhadap larva antara lain terhadap konsentrasi total osmotic, konsentrasi partikel ion, dan ketersediaan oksigen karena terdapat korelasi antara ketiganya. Menurut (Woo & Kelly dkk., dalam Pamungkas, 2012) pertumbuhan yang optimum pada ikan akan di capai pada kondisi salinitas isoosmotis, hal tersebut terjadi karena pada kondisi isoosmotik ikan atau organisme akuatik lainnya tidak memerlukan energi yang besar untuk proses osmoregulasi sehingga energi yang digunakan untuk pertumbuhan lebih banyak. Pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan ikan tidak hanya berkaitan dengan total konsentrasi padatan terlarut, tetapi juga dipengaruhi oleh konsentrasi ion-ion divalent (Ca2C dan Mg2C) karena pengaruhnya terhadap membrane permeable dan osmoregulasi. Kesimpulan : Perubahan salinitas pada lingkungan budidaya sangat berpengaruh terhadap tingkat metabolisme dan pertumbuhan pada ikan. Lingkungan yang optimal akan meningkatkan pertumbuhan ikan, oleh karena itu, diperlukan lingkungan pemeliharaan yang dapat mendukung kebutuhan hidup ikan secara optimal dengan memperhatikan faktor lingkungan dan asupan energi yang dibutuhkan secara tepat. Pada 30 menit pertama, pada ikan Komet (Carassius auratus) diletakkan di habitat aslinya (air tawar) dan Ikan blue devil (Chrysiptera cyanea) diletakkan di habitat aslinya (air laut) memiliki pergerakan yang normal, lincah atau bergerak aktif. Pada 30 menit ke dua ikan komet dipindahkan ke habitat air laut atau bisa di sebut regulasi hipersomatik, dari menit awal ikan sudah mengalami tanda – tanda seperti berenang miring dan ketidakseimbangan tubuhnya, dan dimenit-menit selanjutnya ikan terlihat mulai mengambang dan operculumnya mengalami pelebaran dan di menit 18 ikan mengalami kematian. Pada ikan blue devil dipindahkan ke habitat air tawar atau bisa di sebut regulasi LEMBAR KERJA TUGAS PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR =========================================== hiposomatik mengalami kehilangan keseimbangan tubuhnya sehingga posisinya seperti tidur didalam media dan mengalami kepucatan warna. Daftar Pustaka : Imam Taufik, E. K. 2006. Peran Hormon Dan Syaraf Pada Osmoregulasi Hewan Air. Media Akuakultur. 1(2): 81-85. Pamungkas, W. 2012. Aktivitas Osmoregulasi, Respons Pertumbuhan, dan Energetic Cost Pada Ikan Yang Dipelihara Dalam Lingkungan Bersalinitas. Media Akuakultur. 7(1): 44-51.