TUGAS PANGAN FUNGSIONAL SERAT PANGAN

advertisement
PANGAN FUNGSIONAL KE-10
SERAT PANGAN
PENDAHULUAN
1. Pengertian Serat Pangan
a. Menurut Hipley (1953)
Komponen yg tidak dapat dicerna yang terdiri dari
dinding sel tanaman.
b. Menurut the American Association of Cereal
Chemists (AACC.2000)
bagian tanaman dapat dimakan atau analog
karbohidrat yg tidak dapat dicerna dan diserap oleh
usus halus manusia, tetapi dapat dicerna
(difermentasi) sebagian atau seluruhnya dalam usus
besar.
Komponen Serat Pangan
Komponen Serat
Pangan
Golongan
Karbohidrat
Contoh atau sumber
selulosa
Selulosa tanaman (sayuran,bit,gula,bermacam-macam dedak)
Hemiselulosa
Arabinogalaktan,β-glukan,
arabinoksilan,glukuronoksilan,siloglukan,galaktomanan,senyawa pektik
Polifruktosa
Inulin,oligofruktan
Gum dan musilage
Ekstrak biji2an (galaktomanan,gum guar,gum kacang lokus),free exudates (gum
akasia,gum karaya,gum tragakan),polisakarida algae (alginat,agar,karagenan),
psyllium
Pektin
Buah-buahan,sayuran,kacang-kacangan,kentang,bit gula
Pati resisten dan
maltodekstrin
Bermacam-macam tanaman, misalnya jagung,kentang,kacang kapri
Sintesis kimia
Polidekstrosa,laktulosa,turunan selulosa (modified cellulose,MC; high polymer
modified cellulose,HPMC
Sintesis enzim
Neosugar atau frukto-oligosakarida berantai pendek (FOS), transgalaktooligosakarida (TOS),levan gum santan, oligofruktosa, silo-oligosakarida
(XOS),hidrolisat guar,curdian
Lignin
Lignin
Tanaman berkayu
Senyawa yg berasosiasi
dgn polisakarida non-pati
Suberin
Serat hewani
Chitin,chitosan,kolagen,
chondroitin
Polisakarida non pati dan
oligosakarida
Analog karbohidrat
kapang, (fungi), khamir (yeast), invertebrata
 Polisakarida tidak dapat dicerna (komponen serat
pangan) terdiri dr semua PNP yg tahan terhadap
pencernaan dlm usus halus, tetapi dpt difermentasi
dlm usus besar.
 Polisakarida yg tergolong sebagai PNP antara lain
selulosa yg mempunyai ikatan β-glikosida; gula-gula
non glukosa (hemiselulosa; arabinoksilan &
arabinogalaktan), gula asam (pektin); gum &
musilage.
 Kelompok senyawa lain yg juga digolongkan sebagai
serat pangan adalah lilin (waxes) dan kutin (cutin)
tanaman.
 Beberapa sistem klasifikasi telah digunakan
untuk menggolongkan komponen serat pangan,
antara lain adl klasifikasi serat pangan
berdasarkan dapat atau tidaknya difermentasi.
 Serat pangan yg dapat difermentasi adl serat
pangan larut.
 Serat pangan yg kurang atau tidak dapat
difermentasi adl serat pangan yg tidak larut.
Tabel.2. Klasifikasi serat pangan berdasarkan dapat atau tidaknya difermentasi
Karakteristik
Difermentasi
secara parsial
atau jumlah
yg dapat
difermentasi
rendah
Difermentasi
dengan baik
Komponen serat
Pangan sumber serat
selulosa
Tanaman (sayuran, bit gula, bermacam2 dedak)
Hemiselulosa
Biji-bijian (serealia)
Lignin
Tanaman berkayu
Kutin, suberin, lilin
tanaman lainnya
Tanaman berserat
Khitin dan khitosan,
kolagen
Kapang, khamir, invertebrata
Pati resisten
Tanaman (jagung, kentang, biji-bijian, kacang-kacangan, pisang)
curdian
Hasil fermentasi bakteri
β- glukan
Biji-bijian, oat, barley, rye
Pektin
Biji tanaman (guar, locust bean), ekstrak rumput laut (karagenan,
alginat), ekstrak tanaman (gum arab/akasia, gum karaya, gum
tragakan), gum mikroba (xanthan,gellan)
Inulin
Chicory, Jerusalem artichoke, bawang merah, gandum
Oligosakarida /
analog
Bermacam-macam oligosakarida tanaman dan sintetik
(polidekstrosa, maltodekstrin resisten, fruktooligosakarida,
galaktooligosakarida, laktulosa)
Asal hewan
Chondroitin
PENGARUH DALAM SALURAN PENCERNAAN
 Saluran pencernaan (gastrointestinal tract)
mrpkn tempat utama dimana serat pangan
memberikan pengaruhnya, terutama dalam usus
besar.
 Melalui bermacam – macam sifat fisiko –
kimianya, serat pangan yg dikonsumsi
mempengaruhi beberapa proses metabolisme
,termasuk penyerapan (absorpsi) zat – zat gizi
serta metabolisme karbohidrat, lemak dan sterol
(kolestrol).
 Usus besar mempunyai peranan penting dalam hal
mengatur dan mempertahankan air dan elektrolit yg
terkandung dalam makanan yang dikonsumsi setelah
mengalami pencernaan dalam usus halus ,serta
memberi jalan untuk pembuangan komponen makanan
yg tidak tercerna senyawa beracun.
 Kapasitas menahan air (WHC) serat pangan mempunyai
hubungan tidak langsung dengan kekambaan feses
melalui pengaruhnya terhadap fermentasi serat pangan.
 Produk akhir fermentasi serat pangan, yaitu gas, SCFA
dan meningkatnya jumlah mikroba dlm usus besar,
memberikan pengaruh besar terhadap efek fisiologis
serat, baik terhadap usus besar maupun thd tubuh
manusia scr keseluruhan.
 SCFA yg diproduksi dr hasil fermentasi serat pangan
dalam usus besar, dpt digunakan sebagai sumber energi
di dalam hati.
Tabel. Jenis, sumber dan efek fisiologis poli- dan oligo-sakarida yg tidak dapat dicerna
Nama
Sumber / diproduksi
Efek fisiologis pada manusia
β-glukan
Serealia (barley, oats)
Difermentasi dlm kolon, memproduksi asam butirat
dlm jumlah tinggi, memberikan efek pd lipida
darah.
Pektin
Sayuran dan buah-buahan (apel, jeruk,
bunga matahari, bit glukan)
Menurunkan laju pengosongan perut dan waktu
transit di dlm usus kecil (bsifat hipoglikemik).
Difermentasi dlm usus besar, tidak berpengaruh pd
berat feses, dpt menurunkan kadar kolestrol dlm
darah.
Gum Guar oligosakarida
Diproduksi melalui hidrolisis parsial guam
guar
Difermentasi oleh mikrobiota kolon, dapat
menurunkan kadar lipid dan glukosa plasma darah.
Oligosakarida
Transfruktosilasi menggunakan enzim βfruktosidase. Aspergillus niger dari sukrosa.
Diproduksi secara degradasi parsial
enzimatik dari inulin
Propionat dan butirat dalam jumlah tinggi, yg
diperlukan untuk kesehatan usus besar, serta dapat
mempengaruhi kadar gula dan lipid darah.
Selulosa
termodifikasi (MC,
CMC, MHPC)
Reaksi kimia dengan basa, diikuti oleh
reaksi dengan pereaksi pensubtitusi
Defermentasi secara parsial dalam kolon.
Polidekstrosa
Polimerisasi termal vakum glukosa, sobitol
dan asam sitrat
Difermentasi menghasilkan SCFA, meningkatkan
jumlah mikrobiota dlm usus besar serta
meningkatkan kekambaan dan melunakkan feses.
Karagenan
Diekstraksi dari algae merah (Rhodophyceae)
Meningkatkan viskositas, menurunkan laju
pengosongan perut dan waktu transit dalam usus
kecil (bersifat hipoglisemik). Difermentasi dalam
usus besar menghasilkan SCFA.
EFEK FISIOLOGIS
1. Pati Resisten
 Pati resisten dapat di fermentasi oleh mikrobia usus besar
(Heijnen et al., 1998) dan percobaan in vitro menggunakan
slurry feses manusia mendukung hal tersebut (Botham et
al.,1998).
 konsumsi pati resisten atau maltodekstrin resisten, dapat
menstimulir pertumbuhan bakteri spesifik yg menguntungkan
bagi kesehatan yaitu bakteri Bifidus dan Lactobacillus (Tungland
dan Meyer,2002).
 Manfaat pati resisten untuk kesehatan, antara lain :
a. mengontrol kadar gula darah dan kolestrol
b. mengontrol berat badan dan manajemen konsumsi energi
c. mencegah terjadinya kelainan usus serta mencegah timbulnya
kanker kolon.
2. Pektin
 Penggunaan pektin dalam pengolahan pangan
adl sbg gelling dan thickening agents.
 Pektin yg digunakan berasal dr buah jeruk & apel,
krn sifatnya dapat membentuk gel, polisakarida
larut air ini dapat menurunkan laju pengosongan
perut dan mempengaruhi waktu transit dalam
usus kecil.
 Pektin dapat difermentasi dalam usus besar,
tidak berpengaruh thd feses, tetapi dapat
menurunkan kadar kolestrol dalam serum darah.
3. Gum Guar
 Hidrolisis parsial gum guar oleh enzim
menghasilkan suatu produk yg dapat digunakan
sebagai serat pangan larut, oleh karena itu efek
fisiologis gum guar sama dengan serat pangan
larut.
 Gum Guar dapat memperbaiki fungsi usus besar
dan mengurangi diare, serta menyembuhkan
konstipasi.
 Gum Guar dapat menurunkan kadar kolestrol
maupun trigliserida, serta mengurangi glisemia
postprandial. (Wolever et al.,1979).
4. Gum Arab
 Efek fisiologis gum arab pada manusia dapat
difermentasi secara sempurna dalam usus besar
dan memberikan efek bifidogenik, serta mampu
menurunkan kadar trigliserida & kolestrol serum
darah (McLean-Rose et al.,1983)
5. Fruktan
Dibagi menjadi 2 kelas, yaitu
a. Levans
b. Inulin
Levans tidak dapat diperoleh secara komersial.
Inulin diproduksi dengan cara ekstraksi umbi akar
Chicory,
sedangkan
frukto-oligosakarida
(FOS)
diproduksi baik dengan cara hidrolisis enzimatik dari
inulin maupun dengann cara transfruktosilasi dari
sukrosa.
Efek fisiologis inulin dan FOS identik, krn kedua molekul
tersebut sampai ke usus besr dalam keadaan utuh, yg
kemudian difermentasi secara selektif oleh bakteri
bifidus dan laktobasilus.
6. Galakto-Oligosakarida
 Galakto-oligisakarida tidak dapat dicerna dalam
saluran pencernaan manusia dan bersifat
sebagai serat pangan larut (soluble dietary fiber,
SDF).
 Efek fisiologis Galakto-oligosakarida yaitu
mereduksi patogen dalam usus sehingga terjadi
perubahan mikrobiota dalam usus besar.
7. Laktulosa
 merupakan disakarida yang tidak dapat dicerna
dalam saluran pencernaan manusia, dan dapat
meningkatkan jumlah bakteri bifido dalam usus
besar.
 Laktulosa di daerah Eropa digunakan sebagai
obat untuk mencegah konstipasi dan
portosystemic encephalopathy.
Implikasi Terhadap Kesehatan
1. Kanker Kolon
 kanker mrpkn penyakit yg paling ditakuti oleh
masyarakat di seluruh dunia.
 Kanker kolon merupakan penyebab kesakitan
dan kematian utama di negara2 Barat.
 Penggunaan
serat pangan yg dapat
difermentasi oleh mikrobia usus besar
menyebabkan terjadinya perubahan jumlah
dan jenis bakteri, dan perubahan aktivitas
metabolisme
dalam
hal
menurunkan
pembentukan genotoksin, karsinogen dan
promotor tumor.
 Ulasan mengenai mekanisme penghambatan
timbulnya
kanker
kolon,
menekankan
pentingnya untuk mengetahui aktivitas probiotik
(bakteri hidup,laktat) dan prebiotik (serat
pangan ttn.)
 Mekanisme
utama
yg
diusulkan
adl
berkurangnya produksi senyawa karsinogenik
dengan cara mengurangi jumlah bakteri patogen
dalam kolon atau menurunkan pH sehingga
mempengaruhi reaksi enzim yg dipengaruhi oleh
pH.
 Mengurangi jumlah senyawa karsinogenik yg
dapat menyerang mukosa usus dengan cara
“menempelkan/adsorption”
senyawa
pada
dinding sel mikrobiota.
2. Diabetes Melitus (DM)
 Serat pangan yg dapat difermentasi dengan baik
dapat memberikan viskositas tinggi dalam usus
besar, mempunyai potensi untuk mengurangi
respon glisemik.
 Serat pangan enyebabkan timbulnya kekentalan
yg tinggi dalam usus kecil (gum guar & pektin),
memberikan pengaruh yg lebih besar.
 SCFA yg diproduksi dlm usus besar sebagai hasil
fermentasi serat pangan (inulin) akan
mempengaruhi sintesis kolestrol dalam hati,
serta produksi dan penggunaan glukosa.
3. Penyakit Kadiovaskuler
 Kadar kolestrol total dan LDL (Low Density
Lipoprotein) dlm darah telah diterima sebagai
biomarker indikatif resiko potensial timbulnya
penyakit jantung koroner.
 Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa
kadar kolestrol dlm darah dapat ditunkan
dengan cara meningkatkan konsumsi serat
pangan yg dapat difermentasi dan menimbulkan
viskositas tinggi dlm usus.
 Mekanisme penurunan kadar kolestrol oleh
serat pangan yg difermentasi, misal psyllium,
oat, & pektin ; adl bhwa serat pangan tersebut
dapat mengikat asam empedu sehingga akan
meningkatkan ekskresinya (mell feses), serta
menurunkan sintesis kolestrol dalam hati.
4. Kesehatan saluran Pencernaan
 Kesehatan dinding usus besar dan ekosistem
mikroba mempunyai peranan penting dalam
menjaga kesehatan saluran pencernaan.
 Serat pangan SCFA mrpk elemen penting baik untuk
menjaga kesehatan dinding usus besar maupun
untuk menstimulir perbaikan terhadao kerusakan yg
terjadi pada kolon.
 Kesehatan organ usus besar sangat penting karena
merupakan tempat re-absorbsi air, merupakan
organ imun dan berfungsi sbg penghalang (barrier)
untuk mencegah materi asing dr makanan yg
dikonsumsi atau dr mikroba untuk menembus
dinding usus dan masuk ke dalam tubuh.
Tugas
 Menjelaskan 1 jenis makanan atau minuman
fungsional sebagai sumber serat dalam
bentuk ppt minimal 5 slide
 Tugas dikirim via email
[email protected] paling lambat tgl 2
Juni 2016
Download