Nama : Chavid Nurfallah NIM : 1801035140 Hariman Bone,, SE., M.Sc Audit Sektor Publik Kelas AK Pertemuan 10 Audit Perjalanan Dinas Pemahaman Umum Perjalanan Dinas Dalam laporan keuangan pemerintah terdapat akun Belanja perjalanan dinas yaitu berbagai pengeluaran yang dilakukan dalam rangka perjalanan dinas sehubungan dengan tugas dan fungsinya. Pertanggungjawaban Belanja perjalanan dinas ini merupakan salah satu kegiatan yang sering dijadikan objek pemeriksaan oleh BPK. Perjalanan dinas itu sendiri diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap yang meliputi : 1) Perjalanan Dinas Jabatan Merupakan perjalanan dinas yang dilakuakan ke tempat yang dituju di dalam kota maupun ke luar kota untuk melaksanakan tugas kemudian Kembali ke tempat kedudukan semula (didalam negeri). Perjalanan dinas ini berdasarkan perintah atasan pelaksana Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang dituangkan dalam surat tugas. Surat tugas dimaksud diterbitkan oleh: a) kepala satuan kerja untuk perjalanan dinas jabatan yang dilakukan oleh pelaksana SPD pada satuan kerja berkenaan; b) atasan langsung kepala satuan kerja untuk perjalanan dinas jabatan yang dilakukan oleh kepala satuan kerja; c) Pejabat Eselon II untuk perjalanan dinas jabatan yang dilakukan oleh pelaksana SPD dalam lingkup unit eselon II/ setingkat unit eselon II berkenaan; d) Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon I untuk perjalanan dinas jabatan yang dilakukan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon I/ Pejabat Eselon II. Biaya perjalanan dinas jabatan terdiri atas komponenkomponen sebagai berikut: a) uang harian (uang makan, uang transpor lokal, uang saku) uang harian dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi sebagaimana diatur dalam PMK mengenai Standar Biaya. b) biaya transpor biaya transpor pegawai dibayarkan sesuai dengan biaya riil. c) biaya penginapan biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil dan berpedoman pada PMK mengenai Standar Biaya. Dalam hal pelaksana SPD tidak menggunakan biaya penginapan, pelaksana SPD diberikan biaya penginapan sebesar 30% dari tarif hotel di kota tempat tujuan sebagaimana diatur dalam PMK mengenai Standar Biaya. d) uang representasi (khusus Pejabat Negara, Pejabat Eselon I dan II) uang representasi dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi sebagaimana diatur dalam PMK mengenai Standar Biaya e) sewa kendaraan dalam kota; dan/atau sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai dengan biaya riil dan berpedoman pada PMK mengenai Standar Biaya f) biaya menjemput/mengantar jenazah biaya pemetian jenazah dan biaya pengangkutan jenazah termasuk yang berhubungan dengan pengurusan jenazah dibayarkan sesuai dengan biaya riil. Pelaksana SPD mempertanggungjawabkan pelaksanaan perjalanan dinas paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah perjalanan dinas dilaksanakan dengan melampirkan dokumen: Surat tugas yang sah dari atasan pelaksana SPD; a) SPD yang telah ditandatangani oleh PPK dan pejabat di tempat pelaksanaan perjalanan dinas atau pihak terkait yang menjadi tempat tujuan perjalanan dinas; b) tiket pesawat, boarding pass, airport tax, retribusi, dan bukti pembayaran moda transportasi lainnya; c) Daftar pengeluaran riil; d) bukti pembayaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam kota berupa kuitansi atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan usaha yang bergerak di bidang jasa e) penyewaan kendaraan; f) bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya. 2) Perjalanan Dinas Pindah. Yaitu perjalanan dinas dari tempat kedudukan yang lama ke tempat kedudukan yang baru (berpindah tempat kedudukan) berdasarkan Surat Keputusan Pindah. Biaya perjalanan dinas pindah terdiri atas komponen sebagai berikut: a) biaya transpor pegawai; b) biaya transpor keluarga; c) biaya pengepakan dan angkutan barang; dan/atau d) uang harian. Biaya perjalanan dinas pindah tersebut di atas dibayarkan secara lumpsum (sekaligus/tidak diangsur) dan merupakan batas tertinggi sebagaimana diatur dalam PMK mengenai Standar Biaya. Pelaksana SPD mempertanggungjawabkan pelaksanaan perjalanan dinas paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah perjalanan dinas dilaksanakan dengan melampirkan dokumen: a) Fotokopi surat keputusan pindah; b) SPD yang telah ditandatangani pihak yang berwenang; c) kuitansi/bukti penerimaan untuk uang harian; d) kuitansi/bukti penerimaan untuk biaya transpor; dan e) kuitansi/bukti penerimaan untuk biaya pengepakan dan angkutan barang. Tujuan Audit Perjalanan Dinas Audit perjalanan dinas dilakukan terkait pertanggung jawaban terhadap akun belanja perjalanan dinas, dimana perjalanan dinas yang dilaporkan terkait biaya maupun pelaksanaannya benar benar dilakukan dan sesuai seperti yang telah dipertanggungjawabkan. Pengembangan Rencana Audit Maksud dari pengembangan rencana audit ini berupa pengembangan strategi menyeluruh untuk merencanakan pelaksanaan pemeriksaan. Adapun pemeriksaan yang dilakukan terkait perjalanan dinas meliputi : 1) Pemeriksaan Tiket Perjalanan Pemeriksaan tiket perjalanan merupakan Salah satu cara paling akurat memeriksa, apakah suatu perjalanan dinas memang benar dilakukan atau hanya fiktif. Beberapa hal yang perlu dilakukan atas pemeriksaan tiker pesawat adalah sebagai berikut: 1) Periksa apakah tiket yang digunakan sesuai dengan nama dan tanggal keberangkatan pegawai yang bersangkutan. 2) Periksa apakah dalam tiket disertakan boarding pass, 3) Periksa apakah harga tiket sesuai dengan harga pasar biaya 4) perjalanan dalam negeri, jika itu perjalanan dalam negeri. 5) Jika memungkinkan, periksa manifest penerbangan 2) Pemeriksaan Tarif Uang Harian dan lama Keberangkatan Sesuai dengan Permenkeu No. 113/PMK.05/2012 bahwa setiap perjalanan dinas berhak mendapatkan: a) Uang Harian, berupa uang saku dan uang makan. b) Uang Transport c) Uang Penginapan d) Uang Representasi e) Uang Kendaraan dalam kota Dalam rangka untuk memeriksa besaran dan tarif yang diberikan kepada yang bersangkutan, dapat dilakukan hal-hal berikut: 1) Periksa besaran tarif masing-masing item perjalanan, apakah sudah sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan mengenai tarif perjalanan Dinas. 2) Periksa jumlah hari perjalanan apakah sudah sesuai dengan surat tugas yang diberikan oleh pimpinan atau atasan langsung. 3) Pemeriksaan Pejabat Penerima di Lokasi Tujuan Pemeriksaan terhadap Pejabat Penerima di Lokasi Tujuan terkait pejabat yang penandatangan visum. Pejabat tersebut adalah pejabat yang berwenang dan mengetahui kedatangan dan proses pemulangan pegawai yang melakukan perjalanan dinas. Upaya pemeriksaan dapat dilakukan beberapa hal berikut: 1) Periksa siapakah nama pejabat yang menandatangani visum kedatangan pegawai tersebut. 2) Periksa apakah pejabat yang bertanda tangan relevan dengan acara atau kegiatan yang dilakukan untuk perjalanan dinas. 3) Periksa apakah pejabat yang bersangkutan memang ada di tempat tujuan pada saat tanggal di tandatanganinya visum. 4) Periksa keaslian tanda tangan. 5) Periksa keaslian stempel. Temuan Audit Perjalanan Dinas Salah satu temuan audit yang berkaitan dengan perjalanan dinas yaitu Pemeriksaan Belanja Daerah Pemerintah Kota GTO TA 2007 dan 2008 yang mengungkap indikasi perjalanan dinas fiktif. Keberhasilan pengungkapan perjalanan dinas berindikasi fi ktif tersebut cukup dengan langkah audit yang sederhana yaitu dengan menggunakan manisfest penerbangan sebagai dokumen yang digunakan sebagai verifi kasi bukti-bukti pertanggungjawaban perjalanan dinas yang disampaikan Pemerintah Daerah. Manifest penerbangan adalah dokumen maskapai penerbangan yang berisi data nama penumpang, tanggal keberangkatan pesawat, bandara asal, bandara tujuan dan nomor seri/kode tiket. Bentuk Penyimpangan Perjalanan Dinas Ada beberapa modus operandi penyimpangan perjalanan dinas, yang telah dapat diidentifi kasi antara lain: 1) perjalanan dinas fiktif, artinya perjalanan dinas tidak benar benar terjadi atau tidak benar benar dilaksanakan. 2) perjalanan dinas tumpang tindih, yaitu seseorang mendapatkan biaya perjalanan dinas pada waktu yang sama dengan tempat tugas/tujuan yang berbeda. 3) perjalanan dinas dilaksanakan kurang dari waktu dalam surat penugasan, artinya perjalanan yang dilakukan tidak sesuai dengan surat penugasan, dimana perjalanan dilakukan kurang dari waktu, namun biaya dalam spj selama waktu dalam surat penugasan. 4) pembentukan “dana taktis”/non budgeter dengan SPJ perjalanan dinas, yaitu dana pembentukan dana cadangan yang tidak dapat direncanakan penggunaannya sebelumnya dengan SPJ perjalanan dinas. 5) perjalanan dinas sebagai sumber tambahan penghasilan yang tidak sah, 6) perjalanan dinas diberikan kepada yang tidak berhak, 7) Sumber pendanaan perjalanan dinas dari 2 atau lebih sumber pendanaan, 8) mark up biaya perjalanan dinas, dll, yaitu adanya selisih biaya atau peningkatan biaya dari yang seharusnya. Beberapa Alasan Penyimpangan Perjalanan Dinas Berbagai modus penyimpangan perjalanan dinas digunakan untuk menambah pundipundi tambahan penghasilan tidak resminya. Ada beberapa penyebab/ alasan terjadinya penyimpangan perjalanan dinas, antara lain: (1) Rendahnya tingkat penghasilan; (2) Adanya tuntutan pembentukan “dana taktis”, untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang tidak ada anggarannya; (3) Tuntutan adanya “biaya politis” bagi para anggota DPRD; (4) Kesengajaan pelaku perjalanan dinas untuk melakukan memperoleh tambahan penghasilan dari perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan; (5) Lemahnya Sistem Pengendalian Intern; (6) Political will dari Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, pegawai pemerintah dan DPRD yang rendah; (7) Lemahnya penegakan hukum