1 BAGAIMANA MASING-MASING PIHAK BEKERJA PENGGUNA ANGGARAN, KUASA PENGGUNA ANGGARAN DAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DENGAN HADIRNYA PERATURAAN PRESIDEN 12 TAHUN 2021 DAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 77 TAHUN 2020 Oleh: Ns. Eka Noviana Nasriyanto, S.Kep., MKM Peserta Pelatihan Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Berdasarkan Peraturan Presiden 12 tahun 2021 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 77 Tahun 2020. Lembaga Pengembangan dan Konsultasi Nasional. Tahun 2021 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui bahwa Perubahan Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah menjadi Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021, sifatnya tidak mencabut Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018, namun hanya hanya mengganti beberapa ketentuan, yaitu 34 pasal berubah dari total 94 pasal, 4 (empat) pasal baru yang disisipkan dan 144 (serratus empat puluh empat) ayat berubah dari total 421 ayat. Dan hal tersebut berlaku sejak diundangkan , yaitu tanggal 2 (dua) Februari Tahun 2021. Latar belakang hadirnya Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 yaitu diantaranya yang pertama adalah berkaitan dengan Undang-undang Ciptakerja yang memberikan klaster kemudahan dan perlindungan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta klaster kemudahan berusaha. Yang kedua yaitu untuk Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa belum tersedia secara optimal dan untuk mengatasi ketidak optimalan Jabatan Fungsional tersebut maka hadirlah Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 tersebut untuk upaya optimalisasi dan eksistensi pengelola pengadaan barang dan jasa. Yang ketiga dari segi kelembagaan pengelola barang dan jasa yang dinilai masih belum matur dan hal ini juga akan mengoptimalkan optimalisasi eksistensi pengelola barang dan jasa. Yang keempat yaitu untuk memperjelas dan memperbaiki aturan sebeumnya untuk lebih baik dimana point perubahannya yaitu terletak pada pelaku pengadaan, sumber daya manusia dan kelembagaan, usaha mikri kecil dan menengah, koperasi dan pendayagunaan produksi dalam negeri, jasa konstruksi, pembinaan penyedia, e-marketplace pengadaan, persiapan pengadaan dan yang terakhir yaitu pemilihan penyedia. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Memberikan perluasan dan pemahaman pengetahuan terhadap materi yang telah diajarkan dalam seminar yang telah diadakan oleh LPKN (Lembaga Pengembangan dan Konsultasi Nasional) tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Tahun 2021, Berdasarkan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 77 Tahun 2020 3 1.2.2 Tujuan Khusus - Untuk mengetahui gambaran umum bagaimana masing-masing pihak bekerja mulai dari Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen dengan hadirnya peraturaan presiden 12 tahun 2021 - Untuk Memenuhi tugas dari seminar tersebut dan memperoleh sertifikat. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGGUNA ANGGARAN (PA) Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga/ Perangkat Daerah. Berperan sebagai Pimpinan Organisasi K/L/PD, berwenang atas pengelolaan keuangan, dan menjadi pelaku pengadaan. Dalam fungsi manajerial, dapat menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dapat melakukan fungsi delegasi dan mandat sesuai peraturan yang mengatur. Untuk di daerah, memiliki tugas dan kewenangan bertindak sebagai PPK. Diantara tugas yang diemban yaitu sebagai berikut: Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja; Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran belanja yang telah ditetapkan; Menetapkan perencanaan pengadaan; Menetapkan dan mengumumkan RUP; Melaksanakan konsolidasi pengadaan barang/jasa; Menetapkan penunjukan langsung untuk tender/ seleksi ulang gagal; Menetapkan pengenaan sanksi daftar hitam; Menetapkan PPK, pejabat pengadaan, penyelenggara swakelola, tim teknis, tim juri/tim ahli pelaksanaan melalui sayembara/ kontes; Menyatakan tender gagal seleksi gagal; dan Menetapkan pemenang pemilihan/penyedia untuk metode pemilihan: 1) tender/penunjukan langsung/e-purchasing untuk paket pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai pagu anggaran paling sedikit di atas Rp100.000.000.000,00; atau seleksi/penunjukan langsung untuk paket pengadaan jasa konsultansi dengan nilai pagu anggaran paling sedikit di atas Rp10.000.000.000,00. 5 2.2 Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kuasa Pengguna Anggaran pada Pelaksanaan APBN adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk Melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada kementerian Negara/ Lembga yang bersangkutan. Kuasa Pengguna Anggaran pada Pelaksanaan APBD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Perangkat Daerah. Berperan sebagai Kepala Satuan Kerja Kementerian/lembaga atau Kepala Unit SKPD, berwenang atas pengelolaan keuangan, dan menjadi pelaku pengadaan. Dalam fungsi manajerial, dapat menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dapat melakukan fungsi delegasi dan mandat sesuai peraturan yang mengatur. untuk di daerah, memiliki tugas dan kewenangan merangkap sebagai PPK. Diantara tugas yang diembannya yaiu sebagai berikut: 1. Melaksanakan pendelegasian sesuai dengan pelimpahan dari Pengguna Anggaran. 2. Menjawab sanggah banding peserta tender pekerjaan konstruksi. 3. Kuasa Pengguna Anggaran dapat menugaskan Pejabat Pembuat Komitmen untuk melaksanakan kewenangan yang terkait dengan: a. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja; dan/atau b. Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran belanja yang telah ditetapkan. 2.3 Pejabat Pembuat Komitmen Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah. Menjadi bagian dari pengelola keuangan Kementerian/Lembaga dalam pengangkatan, harus memenuhi persyaratan pengangkatan sebagai PPK. Dapat diemban oleh Pengguna/Kuasa Pengguna Anggaran dalam hal mengadakan ikatan untuk pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hadir dari awal sampai dengan akhir proses pengadaan (sejak perencanaan s.d serah terima). 6 Diantara tugas yang yaitu, sebagai berikut: Menyusun perencanaan pengadaan; Melaksanakan Konsolidasi Pengadaan barang/Jasa Menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK); Menetapkan rancangan kontrak; Menetapkan HPS; Menetapkan besaran uang MUKA yang akan dibayarkan kepada Penyedia; Mengusulkan perubahan jadwal kegiatan; Menetapkan TIM pendukung; Menetapkan TIM atau tenaga ahli; Melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah); Menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa; Mengendalikan Kontrak; Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada PA/ KPA; Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA/ KPA dengan berita acara penyerahan; Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan; dan Menilai kinerja Penyedia. 7 BAB III PEMBAHASAN Berikut merupakan pembahasan mengenai detail tugas dari Pengguna Anggaran. Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen. 3.1 Penjabaran Tugas dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) No 1 Tugas dan Kewenganan Keterangan Melakukan tindakan yangmengakibatkan dalam pengelolaan keuangan sesuai mekanisme pengeluaran anggaran pengelolaan keuangan belanja pengelolaan keuangan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja" 2 Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam dalam pengelolaan keuangan sesuai mekanisme batas anggaran belanja pengelolaan keuangan yang telah ditetapkan berdasarkan penggunaan anggaran belanja yang telah ditetapkan, seperti perjanjian dalam pengadaan barang/jasa." 3 Menetapkan perencanaan pengadaan dalampenyusunan RKA-KL/RKA-PD pada fase perencanaan dan menyepakati produk perencanaan tersebut" 4 Menetapkan dan mengumumkan RUP 5 put ke aplikasi SIRUP dan diumumkan oleh PA/KPA Melaksanakan konsolidasi pengadaan barang/jasa; Barang/Jasa yang menggabungkan beberapa paket Pengadaan Barang/Jasa sejenis 8 pengadaannya, untuk disusun strategi optimalisasi VFM." 6 Menetapkan penunjukan eleksi ulang gagal, PA/KPA langsung untuk tender/ melakukan reviu dan memutuskan terpenuhi atau seleksi ulang gagal; tidaknya kriteria untuk dilakukan penunjukan langsung. persetujuan untuk dilakukan penunjukan langsung. Proses penunjukan langsung dilakukan oleh Pokja Pemilihan." 7 Menetapkan pengenaan sanksi daftar hitam; tahapan yang meliputi : a. pengusulan; b. pemberitahuan; c. keberatan; d. permintaan rekomendasi; e. pemeriksaan usulan; dan f. penetapan. Sanksi Daftar Hitam berdasarkan usulan penetapan Sanksi Daftar Hitam dari PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan/Agen Pengadaan dan rekomendasi APIP" 8 "Menetapkan PPK, pejabat pengadaan," keuangan, dapat menggunakan sumber daya personel "penyelenggara untuk mencapai tujuan organisasi melalui swakelola, tim teknis, tim pengangkatan/penugasan. juri/tim ahli pelaksanaan melalui sayembara/ angan ini tidak diberlakukan untuk KPA di APBD" kontes;" 9 Menyatakan tender Dalam hal terjadi tender / seleksi gagal dalam hal gagal/seleksi gagal terjadi korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme melibatkan Pokja Pemilihan/ PPK Kewenangan ini tidak diberlakukan untuk KPA di APBD 10 Menetapkan pemenang pemilihan/penyedia untuk Pertimbangan penetapan oleh PA/KPA adalah besaran nilai anggaran. 9 metode pemilihan: 1) Dalam konteks mintigasi risiko atas besaran tender/penunjukan penggunaan anggaran, maka pelibatan PA/KPA dalam langsung/e-purchasing hal ini akan dapat lebih mengoptimalkan fungsi kontrol untuk paket pengadaan melalui perangkat organisasi kelembagaan/pengelolaan barang/pekerjaan keuangan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai pagu anggaran paling sedikit di atas Rp100.000.000.000,00; atau seleksi/penunjukan langsung untuk paket pengadaan jasa konsultansi dengan nilai pagu anggaran paling sedikit di atas Rp10.000.000.000,00. Kewenangan ini tidak diberlakukan untuk KPA di APBD 10 3.2 Penjabaran Tugas dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) No Tugas dan Kewenangan Keterangan 1. Menyusun perencanaan pengadaan Memperhatikan tahapan waktu Lingkup : Identifikasi, penetapan pengadaan, cara, waktu, dan anggaran 1 Perencanaan Pengadaan Bahan penetapan oleh PA/KPA 2. Melakukan Konsolidasi Pengadaan Bagian dari strategi pengadaan untuk VFM Mempertimbangkan Spend Analysis dan pendekatan SCM Menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja (KAK) Menetapkan rancangan kontrak 2 Persiapan Pengadaan Menetapkan HPS Menetapkan besaran uang MUKA yang akan dibayarkan kepada Penyedia Mengusulkan perubahan jadwal kegiatan Melaksanakan E-Purchasing untuk nilai paling sedikit diatas Rp. 200 juta Pemilihan Penyedia untuk pengadaan DALAM Pengadaan Darurat 3 Pemilihan Penyedia Pengadaan langsung untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang menggunakan bukti pembelian atau kuitansi Pelibatan teknis dalam tahapan pemilihan penyedia, seperti reviu DPP dan penjelasan pekerjaan Menetapkan Surat Penunjukan Penyedia 4 Kontrak dan Serah Terima Barang/Jasa Mengendalikan Kontrak Pemeriksaan dan Penerimaan barang/jasa 11 Melaksanakan tugas pelimpahan kewenangan dari PA/KPA Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan 5 Proses Administrasi dan Tata Kelola kepada PA/ KPA Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada PA/ KPA dengan berita acara penyerahan Menilai kinerja Penyedia Menetapkan TIM pendukung Menetapkan TIM ahli atau tenaga ahli 12 BAB IV PENUTUP 4.1. KESIMPULAN Di dalam siklus Pengelolaan Barang dan Jasa pada sector pemerintah, tentu terdapat tugas dan kewenangan yang diampu oleh masing-masing peranan, seperti Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Pengadaan dan Tim Pendukung Lainnya. Pengguna Anggaran pada kementerian perhubungan yaitu Menteri Perhubungan, pada kepolisian Republik Indonesia Pengguna Anggarannya yaitu Kepala Polisi Republik Indonesia, pada Kejaksaan agung Pengguna Anggarannya yaitu Jaksa Agung, pada Kepolisian Daerah Kalimantan Timur misalnya Pengguna Anggarannya yaitu Kepala Kepolisian Reublik Indonesia dan Kuasa Pengguna Anggarannya yaitu Kepala Polisi Daerah (Kapolda), Pada Kepolisian Resort Kota Bogor misalnya Pengguna Anggarannya yaitu Kepala Kepolisian Republik Indonesia (KAPOLRI) dan Kuasa Pengguna Anggarannya yaitu Kepala Polisi Resort Kota Bogor. Pada Kementerian Perhubungan Penguna Anggarannya yaitu Menteri Perhubungan dan yang bertindak sebagai Kusa Pengguna Anggarannya yaitu Bapak Dirjen (Direktorat Jenderal tertentu), bisa juga Kepala Satuan Kerja (Kasatker) atau Kepala Balai (Kabalai). Pada sebuah wilayah Kota Sukabumi Pengguna Anggarannya yaitu Kepala SKPD (Sekretarus daerah, Kepala Dinas, Kepala Badan, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja yang memiliki kewenangan mengelola anggaran. Pada intinya semua harus berproses dalam peranannya masing-masing di dalam pengelolaan barang dan jasa tersebut, agar kemudahan serta implikasi terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme bisa ditekan sedini mungkin, dengan peranannya mereka di dalam tugas mereka hal ini diyakini akan meringankan tugas organisasi di dalam mencapai tujuannya. Tentu semua harus berkomitmen dalam hal menolak korupsi, kolusi dan nepotisme agar tujuan hidup organisasi dan bernegara dalam berlangsung searah, berkomitmen, berkesinambungan, adil dan merata. Demikian juga kita harus berhati-hati di dalam berkegiatan, seperti misalnya yaitu SPJ yang mendahului SIRUP hal ini tentu yang akan menjadi bahan pertanyaan proses audit oleh auditor dan menjadi bahan temuan yang sangat bermasalah, oleh karena itu pada Pengguna Anggaran dan Kuasa Penguuna Anggaran jangan sampai ada keterlambatan proses di dalam 13 mengumumkan SIRUP. Berprosesnya dan berkegiatanlah secara normal, terukur, secara cerdas guna menuju Bangsa Indonesia yang adil dan merata. 4.2. SARAN Pada waktu yang akan datang mohom agar pelatihan diadakan kelas secara tatap muka dari pagi sampai dengan sore dengan protokol Kesehatan ketat demi kefokusan di dalam penerimaan materi dikarenakan kalau kami mengikuti pelatihan dengan status kami masih bekerja di pagi dan sorenya (tidak dinas luar karena pelatihan) kami merasa terganggu dengan kegiatan rutinitas kami sehari-hari di kantor. Dan begitu pula jikalau pelatihan diadakan di malam hari, kami sudah lelah dengan aktifitas kami di kantor. Terima Kasih. Salam Sejahtera. Salam Sehat Dan Salam Germas. 14 DAFTAR PUSTAKA 1. Fahrurrazi & Lembaga Pengembangan dan Konsultasi Nasional. 2021. Modul Pelatihan Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Berdasarkan Peraturan Presiden 12 tahun 2021 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 77 Tahun 2020. Lembaga Pengembangan dan Konsultasi Nasional, Jakarta