Uploaded by puskesmasjatihandap06

8. SOP HIPERTENSI

advertisement
HIPERTENSI
SOP
No. Dokumen
: C/VII/SOP/04/2016/339
No. Revisi
: 00
Tanggal Terbit
: 11 April 2016
Halaman
: 1/2
Puskesmas
Watubelah
1. Pengertian
2. Tujuan
Dr. Joice Untari, M.HKes
NIP.195903251989032001
Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90
mmHg.
Sebagai acuan dalam penatalaksanaan Hipertensi di
UPT Puskesmas Watubelah
3. Kebijakan
SK Kepala Puskesmas No. A/I/SK/03/2016/010 tentang
Standar pelayanan klinis
4. Referensi
Panduan praktik Klinik Bagi Dokter di fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer edisi II tahun 2014.
1. Petugas menyiapkan alat diagnosis yang diperlukan,
seperti tensimeter, stetoskop, thermometer, timbangan
dan kertas resep
2. Petugas melakukan anamnesis
a. Menanyakan Identitas pasien
b. Menanyakan keluhan Utama
a) Keluhan hipertensi antara lain: (sakit kepala,
gelisah, jantung berdebar, pusing, leher kaku,
penglihatan kabur, rasa sakit di dada, rasa berat
di tengkuk)
b) Keluhan tidak spesifik antara lain : (tidak nyaman
di kepala, mudah lelah, impotensi)
c. Menggali riwayat penyakit sekarang
d. Menggali riwayat penyakit dahulu
e. Menggali riwayat penyakit keluarga dan gaya hidup
misalnya (pola tidur, tingkat stress, kebiasaan
merokok, kebiasaan makan
f. Menggali riwayat alergi obat
3. Menggali riwayat faktor resiko hipertensi
a. Pemeriksaan fisik
a) Pasien tampak sehat, dapat terlihat sakit ringanberat bila terjadi komplikasi hipertensi ke organ
lain.
b) Tekanan darah meningkat sesuai kriteria JNC
VII.
c) Pada pasien dengan hipertensi, wajib diperiksa
status neurologis dan pemeriksaan fisik jantung
(tekanan vena jugular, batas jantung, dan ronki).
b. Penegakkan Diagnosis (sesuai kriteria JNC VII)
5. Langkah/
Prosedur
Klasifikasi
Normal
Pre-Hipertensi
Hipertensi stage -1
Hipertensi stage -2
TD Sistolik
< 1 2 0 mmHg
1 2 0 - 139 mmHg
1 4 0 - 159 mmHg
≥ 160 mmHg
4. Penatalaksanaan
a) Non Farmakologi
TD Diastolik
< 80 mm Hg
80-89 mmHg
80-99 mmHg
≥ 100 mmHg
1) Edukasi pasien
2) Konsultasi Gizi ke petugas Gizi
3) Olahraga teratur
b) Farmakologi
1) Pemberian obat anti hipertensi merupakan
pengobatan jangka panjang.
2) Kontrol pengobatan di lakukan 2 minggu – 1
bulan sekali
3) Hipertensi tanpa komplikasi dapat di berikan
diuresik (HCT 12,5 – 50 ml/hari / Furosemid
2x20-80 g/hari) atau dapat di berikan
penghambat ACE (Captopril 2x25-100g/hari)
4) Bila target tercapai setelah observasi 2
minggu-1 bulan dapat di berikan kombinasi
2 obat, biasanya golongan diuresik dan
penghambat ACE.
5) Kriteria Rujukan
1.Hipertensi dengan komplikasi
2.Resistensi hipertensi
3.Hipertensi emergensi (hipertensi dengan
tekanan darah sistole >180)
5. Petugas mengecek kembali kesesuaian antara hasil
pemeriksaan dengan diagnosa dan penatalaksanaan
6. Mencatat kedalam rekam medis
6. Bagan alir
Petugas
menyiapkan
alat
diagnostik
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Penegakan diagnostik
Penatalaksanaan
Ya
Kriteria
rujukan
Rujuk RS
tidak
Mengecek kembali
7. Unit terkait
Poli Umum, UGD
8. Dokumen Terkait
Rekam Medik, kertas resep
Petugas
melengkapi
rekam medis
2/2
9. Rekaman/
Historis
Perubahan
No
Yang di
ubah
Isi Perubahan
Tanggal mulai di
berlakukan
3/2
Download