PENGERTIAN KISAH, MACAM – MACAM DAN TUJUANNYA SERTA KARAKTERISTIK KISAH DALAM AL-QUR’AN Di ajukan untuk mata kuliah “KISAH - KISAH ANAK DALAM AL-QUR’AN” Dosen pengampu: Juniawati Suza , M.Pd DISUSUN OLEH : ATIKA CHUSNAH CHOLIZAH AMAR’S (0308191019) ANNISA SALSABILA (0308193112) ASRIYANI PASARIBU (0308192094) ANNISA PAHIRA NASUTION (0308193176) PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA T.A 2020 i KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmatnya sehingga makalah ini tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang memberikan bantuan baik materi maupun pemikirannya. Dan harapan penulis sehingga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi isi lebih baik lagi. Karena keterbasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oeh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Medan, 09 April 2021 Penulis i DAFTAR ISI Kata Pengantar.................................................................................................i Daftar Isi............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................1 A. Latar Belakang.......................................................................................1 B. Rumusan Masalah..................................................................................2 C. Tujuan Penulisan....................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3 A. Pengertian Kisah – Kisah Dalam Al-Qur’an……….............................3 B. Macam – Macam Kisah Dalam Al-Qur’an............................................5 C. Tujuan Dan Karakteristik Dalam Al-Qur’an ........................................7 D. Hikmah Kisah Didalam Al-Qur’an……………………………………10 BAB III PENUTUP........................................................................................11 Kesimpulan......................................................................................................11 A. DAFTAR PUSTAKA................................................................................12 ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Quran diturunkan ke dunia agar menjadi petunjuk bagi manusia yang bertaqwa (QS. AlBaqarah; 2 : 2) sebagai petunjuk dan pedoman hidup, Al-Quran mengandung beberapa pokok ajaran. Ajaran itu mengenai aqidah, ibadah, muamalah, kisah-kisah dan lain-lain. Al-Quran sebagai kitab suci terakhir dan paling sempurna, memiliki posisi penting dalam sistem ajaran Islam, karena merupakan representasi firman Allah SWT sebagaimana diwahyukan kepada Nabi Saw. Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam serta memiliki autentisitas tak terbantahkan. Penerimaan wahyu oleh Nabi Saw terkait erat dengan kondisi aktual ketika ia berada di Mekkah dan Madinah. Meskipun demikian substansi pesan Al-Quran tetap relevan sepanjang zaman. Pada dasarnya kandungan Al-Quran itu terbagi menjadi bagianbagian, yang pertama berisi konsep-konsep dan bagian kedua berisi kisah-kisah, sejarah, amsal. Susunan ayat-ayat dan surat-surat yang terkandung dalam Al-Quran juga tidak sebagaimana susunan yang terdapat dalam buku-buku ilmiah yang “terkesan” lebih sistematis dan kronologis, dengan menggunakan suatu metode tertentu, yang kemudian dibagi ke dalam bab-bab dan pasalpasal. Hal ini dipahami bahwa Al-Quran bukanlah merupakan buku ilmiah yang dikarang dan disusun oleh manusia, melainkan merupakan suatu kitab suci yang segala aspeknya telah ditentukan oleh Allah SWT. Demikian pula dengan adanya kisah-kisah dalam Al-Quran, tidak berarti bahwa Al-Quran sama dengan buku-buku sejarah yang diuraikan secara kronologis dan lengkap dengan analisanya, serta bukan sastra, meskipun didalamnya diungkap dengan menggunakan bahasa yang amat indah, akan tetapi menurut Syayid Kutub pengungkapan kisah-kisah dalam AlQuran merupakan suatu metode untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, karena bagaimanapun juga Al-Quran adalah kitab dakwah agama dan kisah-kisah adalah satu metode untuk menyampaikan materinya. 1 Jelasnya bahwa adanya kisah tersebut tidak lain merupakan petunjuk, nasehat dan ibrah bagi manusia. Agar menjadi pelajaran dalam meniti hidup dan kehidupannya (QS. Hud (11) : 120). Hanya saja pengulangan kisah dalam Al-Quran mempunyai karakteristik tertentu, yakni pengulangan mempunyai tekanan yang berbeda setiap episode kisah, pengulangan bervariasi dalam cara dan tujuan kisah sekalipun batang tubuhnya sama sehingga tidak membosankan, dan disampaikan dengan bahasa yang lugas serta dalam kisah memberikan kesempatan untuk mengembangkan pola fikir kreatif. Hanya saja pengulangan kisah-kisah itu dalam bentuk kalimat yang berbeda-beda, kadang-kadang secara singkat, sedang atau panjang lebar. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa Pengertian Kisah Dalam Al-Qur’an? 2. Apa Saja Macam – Macam Kisah Didalam Al-Qur’an? 3. Apa Tujuan dan Krakteristik Kisah Didalam Al-Qur’an? C .Tujuan Penulisan 1. Memahami Pengertian Kisah Dalam Al-Qur’an. 2. Mengerti Berbagai Macam Kisah Didalam Al-Qur’an. 3. Memahami Tujuan dan Karakteristik Kisah Didalam Al-Qur’an. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kisah Dalam A-Qur’an Secara sematik kisah berari cerita, kisah atau hikayat. Dapat pula berarti mencari jejak (QS. Al-Kahfi : 64), menceritakan kebenaran (QS. AlAn’am : 57) menceritakan ulang hal yang tidak mesti terjadi (QS Yusuf: 5) dan berarti pula berita berurutan (QS. Ali Imran : 62). Sedangkan kisah menurut istilah ialah suatu media untuk menyalurkan tentang kehidupan atau suatu kebahagiaan tertentu dari kehidupan yang mengungkapkan suatu peristiwa atau sejumlah peristiwa yang satu dengan yang lain saling berkaitan, dan kisah harus memiliki pendahuluan dan bagian akhir. Sedangkan Hasby Ash Shidiqiy mendefinisikan kisah ialah pemberitaan masa lalu tentang umat, serta menerangkan jejak peninggalan kaum masa lalu. Muhammad Al Majzub dalam Nadzariyat Yahlilliyat fi al Qishas AlQuran, menurutnya kisah Al-Quran ialah segala jenis dan gayanya merupakan gambaran penjelmaan yang abadi diantara nilai-nilai kebajikan yang ditegakkan dalam kepemimpinan para nabi untuk memperbaiki kebejatan yang dilancarkan tokoh-tokohnya.1 Secara lughawi kisah berasal dari bahasa Arab qishshah yang berarti suatu cerita, hikayat atau riwayat . Kata tersebut berasal dati al-qish yang berarti menelusuri atsar Gejak) seperti dalam firman Allah swt: "qala dzalika md kunnd nabtaghi Jartaddd 'ala atsdrihima qashasha', lalu Musa AS berkata: "Itulah tempat yang kita cari", lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula. Karena itu yang dimaksudkan disini adalah cerita atau kisah dalam Al-Qur'an yang menceritakan hal-ihwal umat-umat terdahulu dan Nabi-Nabi mereka dan peristiwa yang telah terjadi, yang sedang terjadi dan akan terjadi. 1 Ira Puspita Jati “ Kisah – Kisah Dalam Al-Qur’an Dalam Perspektif Pendikan” Jurnal Didaktika Islamika Volume 8 Nomor 2 – Agustus 2016 3 Kisah dalam al-Qur’an bukanlah kisah fiktif belaka, namun kisahnya dari peristiwa yang benar-benar terjadi pada umat terdahulu. Kisah al-Qur’an juga dapat dibuktikan kebenarannya dari peninggalan yang dapat kita lihat sampai saat ini, seperti halnya danau Qorun, piramida, spink, luxor, masjidil aqsa, masjidil haram, ka’bah dan lain sebagainya. Manfaat dari qashash Quran itu sendiri dapat memberikan kesejukan hati, bahan renungan, pemikiran, pelajaran serta membangkitakan imajinasi baik pembaca maupun pendengarnya. Dari segi istilah, kisah berarti berita-berita mengenai suatu permasalahan dalam masa-masa yang saling berturut-turut. Sedangkan Qashash al Quran adalah pemberitaan mengenai keadaan umat yang telah lalu, nubuwat yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang terjadi (al Qaththan, 1973: 57). M. Khalafullah membagi definisi kisah pada pendekatan dua arah, pertama, pendekatan etimologi seperti yang bisa kita baca di atas, kedua, pendekatan religius, yaitu mengaitkannya dengan maksud dan tujuan kisah-kisah al Quran itu sendiri. Kisah tidak hanya sekedar menceritakan sebuah berita namun kisah adalah sebuah karya sastra dalam kapasitasnya sebagai hasil imajinasi seorang pengisah atas kejadian tertentu yang dialami oleh seorang tokoh tak dikenal, ataupun sebaliknya.2 M. Abdurrahim dalam mu’jizat wa ajaib, menambahkan satu macam kisah mengenai kejadiankejadian yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW masih hidup seperti kisah perang badar, uhud, Ahzab dan lain-lain. Berbeda dengan Khalafullah yang memberikan beberapa model kisah al Quran sesuai dengan model yang berlaku dalam dunia sastra: model sejarah, yakni kisah yang menceritakan sejarah tertentu seperti cerita nabi dan rasul. Model perumpamaan, kisah-kisah yang menurut orang terdahulu, kejadiannya dimaksudkan untuk menerangkan dan menjelaskan suatu hal atau nilai-nilai. Peristiwa ini tidak perlu benar-benar terjadi dan bisa hanya cerita fiktif. Model legenda, kisah yang diambil dari mitos-mitos yang dikenal dan berlaku dalam sebuah komunitas social. Banyaknya kisah dalam Al-Qur'an ini jelaslah bukan berarti al-Qur'an hanya sekedar dongeng yang bersifat fantastis atau pelipur lara sebagaimana dituduhkan oleh orang-orang kaftt. Namun Allah SWT menegaskan "inna hadza la-huwa alqashash al-haqq" , sesungguhnya ini adalah kisah yang benar3 Ana Rahmawati “ Penguatan Pendidikan Karakter Dengan Qashash Al-Qur’an” Jurnal Tarbawi Vol. 15. No. 1. Januari – Juni 2018 3 Umaiyatus Syarifah “Manhaj Tafsir Dalam Memahami Ayat- Ayat Kisah Dalam Al-Qur’an” Jurnal Ulul Albab 2 Volume 13, No.2 Tahun 2010 4 B. Macam – Macam Kisah Dalam Al-Qur’an Kisah-kisah yang termuat dalam Al-Quran cukup banyak macamnya, akan teapi secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam tiga macam, yaitu: Kisah para nabi: yaitu kisah-kisah tentang para nabi yang diceritakan dalam Al-Quran, cara dakwah kepada kaumnya dan tahapan perkembangannya, mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada mereka, akibat-akibat yang diperoleh orang-orang yang akan menerima dakwah dan balasan terhadap yang mendustakannya. Seperti kisah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan lain-lain. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu dan orang yang tidak dapat dipastikan kenabiannya. Seperti kisah beribu-ribu orang yang keluar dari kampungnya karena takut mati QS al-Baqarah (2) : 243, kisah Thalut dan Jalut QS Al Maidah (5) : 27 – 30, kisah Qorun (QS. Al Qashash (28) : 76 – 79, QS al Ankabut (29) : 39, QS. Ghafir (40) : 24. kisah Ashabul kahfi QS Kahfi (18) : 9 – 29 dan lainlain. Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi masa Rasulullah seperti perang Badar, Uhud (dalam QS Ali Imran) perang Hunain dan Tabuk (dalam QS At Taubah), perang Ahzab dalam QS Al Ahzab, hijarah Nabi dan kaum muslimin.4 1. Kisah-kisah Para N abi dan Rasul Allah SWT Kisah-kisah Para Nabi dan Rasul Allah SWT Dalam Al-Qu:r'an banyak dijumpai kisah-kisah para Nabi dan Rasul terdahulu beserta umatnya. Allah SWT juga mence:ritakan berbagai mukjizat para Nabi tersebut untuk mematahkan tantangan umatnya yang mengingkari. Begitu pula juga dikisahkan fase-fase dakwah mereka hingga akibat yang diterima dari golongan yang beriman dan yang mendustakan perintah Allah swt. Kisah-kisah para nabi tersebut menjadi informasi yang sangat berguna bagi upaya meyakini para Nabi dan Rasul Allah. Keimanan kepada para Nabi dan Rasul Allah me:rupakan suatu keha:rusan bagi umat Islam yang harus ditanamkaan semenjak usia dini. Tanpa adanya keyakinan ini, seseorang tak akan bisa membenarkan wahyu Allah SWT yang terdapat dalam kitab-kitab Allah SWT maupun lembaranlembaran yang berisi berbagai macam perintah maupun larangan-Nya. Ira Puspita Jati “ Kisah – Kisah Dalam Al-Qur’an Dalam Perspektif Pendikan” Jurnal Didaktika Islamika Volume 8 Nomor 2 – Agustus 2016 4 5 Jika seorang anak telah memiliki kemantapan dalam mengimani para Nabi dan Rasul, mereka akan dibawa dalam suatu keyakinan yang sama-sama diimani semua Nabi, yakni keesaan Allah SWT (tauhid). Keyakinan monoteisme ini harus ditanamkan sejak masa anak-anak agar mereka terhindar dari pengaruh ajaran yang tidak benar. 2. Kisah-kisah Umat Terdahulu Kisah-kisah Umat Terdahulu Dalam Al-Qur'an juga banyak disebutkan kisahkisah umat terdahulu dari kalangan yang bukan Nabi, baik itu cerita tentang tokoh yang perlu diteladani maupun cerita tentang golongan yang tidak perlu diteladani oleh kaum mukminin. Di antara contoh kisah-kisah teladan seperti: kisah wanita shalihah Maryam, ibunda Nabi Isa AS yang terdapat dalam surat Ali Imran: 36-45, alNisa': 156, 171, surat al-Maidah: 17, 110, surat Maryam: 16, 27, surat alMukminun: 50 dan surat al-Tahrim: 12. Kemudian kisah Ali Imran yang terdapat dalam surat Ali Imran: 33-35 dan kisah Ashhabul Kahft yang diceritakan dalam surat al-Kahfi surat al-Kahfi. Sedangkan di antara kisah-kisah yang tidak perlu dijadikan teladan seperti: kisah Fir'aun yang lalim dan keji yang terdapat dalam surat alBaqarah: 49-50, surat Ali Imran: 11, surat al-A'raf: 103-141, surat al-Anfal: 52-54 dan ayat-ayat lain) dani setelah tiadanya para Nabi dan Rasul. Sementara kisahkisah yang tidak layak dijadikan teladan juga bermanfaat bagi upaya penjagaan diri agar tidak terjerumus pada perbuatan yang sama. Dari kedua model kisah yang baik dan buruk tersebut bisa dijadikan bahan perbandingan pada diri anak didik untuk membentuk karakter masingmasing anak agar kelak setelah dewasa tidak masuk dalam kelompok orangorang yang tak layak diteladani. 6 3. Kisah-kisah yang terjadi pada Mas a Rasulullah SAW Kisah-kisah yang terjadi pada Masa Rasulullah SAW Dalam Al-Qur'an juga dikisahkan pula tentang peristiwa yang terjadi pada ' masa Rasulullah Saw. Peristiwa tersebut seperti: kisah perang Badar yang merupakan titik kemenangan umat Islam atas orang-orang musyrik. Dalam peperangan ini Allah menampakkan atas pertolongan orang-orang mukmin karena keimanan dan ketulusan mereka dalam berjuang meskipun melawan orang-orang musyrik yang jumlahnya jauh lebih banyak. 5 Al-Qur'an juga mengkisahkan perang Uhud yang berujung kekakalahan di tubuh umat Islam meskipun sebenarnya sudah nyaris menang. Kekalahan ini akibat ketidak tulusan sebagian pasukan umat Islam yang lebih banyak berorientasi untuk mencari harta rampasan perang (ghanimah), di samping juga tidak mentaati komando Rasulullah SAW . Peristiwa lain yang memiliki nilai strategis dalam sejarah umat Islam adalah peristiwa Isra' Mi'raj yang menjadi salah satu mu'jizat Rasulullah SAW. Dalam peristiwa ini Rasulullah benar-benar diangkat derajatnya di sisi Allah SWf di saat masyarakat Makkah memberikan penghinaan dan cacian yang tiada henti hingga akan dihabisi nyawa beliau. Terlebih dalam isra' dan mi'raj tersebut Rasulullah SAW mendapat perintah lanhgsung dati Allah SWT berupa kewajiban menjalankan shalat lima kali dalam sehari semalam. C. Tujuan Dan Karakteristik Dalam Al-Qur’an Kisah-kisah dalam al Quran tidak hanya sebagai pelengkap, tapi di dalamnya banyak tujuan yang ingin dicapai di antaranya: 1. Menetapkan dan juga membenarkan bahwasanya Muhammad SAW adalah rasul yang diutus oleh Allah, dengan membawa satu risalah seperti halnya nabi-nabi sebelumnya yaitu beribadah kepada Allah. 5 Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur 'an: Qira 'ah Mu 'ashirah , hal. 172 7 2. Bukti kebenaran bahwa al Quran adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Al Quran banyak mengisahkan kisah-kisah nabi terdahulu, yang Nabi Muhammad sendiri tidak pernah menyaksikannya. 3. Meneguhkan hati Rasulullah SAW dan umatnya atas agama Allah SWT, memperkuat kepercayaan orang mukmin atas kebenaran. 4. Menjelaskan bahwa agama seluruhnya dari Allah, sejak masa Nabi Nuh sampai nabi Muhammad SAW dan bahwa orang mukmin seluruhnya adalah umat satu, sedangkan Allah SWT menjadi Tuhan mereka semua (Sayyid Quthb, 2004: 163). Dalam surat al Anbiyaa sesudah menyebutkan kisah nabi Musa, Harun, Ibrahim, Luth, Daud, Sulaiman, Ayyub, Ismail Idris, Zulkiflli, Zunnun, dan Zakaria, firman Allah SAW diakhiri dengan: “Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku” (QS al Anbiyaa: 92). 5. Mengingatkan umat manusia akan bahaya Iblis yang suka menyesatkan manusia. Kisah ini juga menunjukkan permusuhan abadi antar Iblis dan manusia. 6. Menerangkan kekuasan Allah untuk menciptakan peristiwa-peristiwa luar biasa. Seperti kisah kejadian Adam as dan kisah lahirnya Isa as (Sayyid Quthb: 171). 7. Pendidikan (pengajaran). Yaitu, membentuk perasaan yang kuat dan jujur ke arah akidah Islamiyah dan prinsip-prisipnya, dan ke arah pengorbanan jiwa untuk mewujudkan kebenaran dan kebaikan.6 Segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah sebagaimana yang tertuang dalam Al-Quran mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Hal tersebut juga mencakup tentang kisah-kisah yang terdapat didalamnya, yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu, sebagaimana diterangkan oleh Manna Khalil al-Qaththan sebagai berikut: 1. Untuk menjelaskan dasar-dasar dakwah dan pokok-pokok syari’at yang dibawa oleh para Rasul (QS. Al-Anbiya, 21 : 25) 2. Untuk memantapkan hati Rasulullah dan umatnya dalam menegakkan agama Allah. 6 Umaiyatus Syarifah “Manhaj Tafsir Dalam Memahami Ayat- Ayat Kisah Dalam Al-Qur’an” Jurnal Ulul Albab Volume 13, No.2 Tahun 2010 8 3. Mengabadikan usaha-usaha para Nabi dan mengungkapkan bahwa Nabi-Nabi dahulu adalah benar. 4. Menampakkan kebenaran Nabi Muhammad Saw dalam dakwahnya dengan dapat menerangkan keadaan-keadaan umat yang telah lalu. 5. Menyingkap kebohongan ahl al-Kitab yang telah menyembunyikan isi kitab mereka yang masih murni.7 Sedangkan Karakteristik Kisah dalam Al-Qur’an Sebagai produk wahyu, kisah-kisah dalam Al-Quran berbeda dengan kisah atau dongeng hasil kreasi manusia, karena karakteristik yang dimilikinya. Kisah-kisah dalam Al-Quran merupakan karya sastra yang agung yang memiliki tema-tema tertentu, tujuan-tujuan, materi dan merefleksikan ajaran substansial agama. Fenomena kisah-kisah dalam A-lQuran yang diyakini sangat erat kaitannya dengan sejarah. Karena Jalaludin Al Syuyuthiy sebagaimana dikutip Ahmad Al Syirbasiy mengatakan bahwa kisah dalam Al-Quran tidak sama sekali dimasudkan untuk mengingkari sejarah, lantaran sejarah dianggap salah dan membahayakan Al-Quran. Kisah-kisah dalam Al-Quran merupakan petikan dari sejarah kepada umat manusia sebagaimana mestinya mereka menarik manfaat dari peristiwa-peristiwa sejarah.13 Kisahkisah dalam Al-Quran berfungsi menggambarkan suatu peristiwa yang pada akhirnya, kisah tersebut memberi implikasi makna yang positif bagi pembacanya atau pendengarnya baik makna itu menyentuh ruhani imannya, intelektual perasaan ataupun perilaku perkataan, perbuatan dan sikap hidupnya yang pada akhirnya dijadikan way of life dalam hidupnya. Karakteristik pengulangan kisah-kisah dalam Al-Quran itu memiliki hikmah sebagai berikut: 1. Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghoh Al-Quran dan terbukti bisa mengungkapkan kisah sampai beberapa kali tetapi dalam ungkapan yang berlainan sehingga tidak membosankan bahkan mengasyikkan pendengarnya. Ira Puspita Jati “ Kisah – Kisah Dalam Al-Qur’an Dalam Perspektif Pendikan” Jurnal Didaktika Islamika Volume 8 Nomor 2 – Agustus 2016 7 9 2. Membuktikan ketinggian mukjzat Al-Quran, yakni bisa menjelaskan satu makna (suatu kisah) dalam berbagai bentuk kalimat yang bermacam-macam 3. Untuk lebih memperhatikan kepada pentingnya kisah-kisah Al-Quran sehingga perlu disebutkan dengan berulang-ulang sampai berkali-kali agar dapat lebih meresap dalam jiwa. Dan lebih terpatri dalam hati sanubari. Sebab cara pengulangan termasuk salah satu teknik memperkuat peresapan dan salah satu bukti meningkatkan perhatian.8 D. Hikmah Kisah Didalam Al-Qur’an Dari kisah – kisah didalam Al-Qur’an mengandung pelajaran bagi kehidupan manusia, sekaligus dapat menjadikan bahan metode pembelajaran dalam suatu proses pendidikan dengan harapan melalui kisah tersebut dapat membuat pembaca memiliki perubahan pada sikap atau perilaku, dan memiliki motivasi yang kuat. Dan membuat manusia untuk maju dan timbul kesadaran untuk melaksanakan perintah agama dan lebih taat kepada Allah, dan baik kepada semua orang, selain itu kisah – kisah didalam Al-Qur’an mengandung berbagai informasi tentang peristiwa sejarah baik mengenai kehidupan Nabi , orang-orang sholeh, orang-orang durhaka ataupun peristiwa lainnya yang behubungan dengan sejarah perkembangan kehidupan manusia yang sangat penting untuk di ketahui. Dan hikmah lainnya adalah manusia dapat bercermin dari kisah-kisah para Nabi, dapat mencontoh perbuatan baik para Nabi dan perjuangan Nabi dalam membela Islam, dan manusia dapat lebih menaati semua perintah Allah seperti mengerjakan sholat 5 waktu dan berbuat baik kepada manusia lainnya. Ira Puspita Jati “ Kisah – Kisah Dalam Al-Qur’an Dalam Perspektif Pendikan” Jurnal Didaktika Islamika Volume 8 Nomor 2 – Agustus 2016 8 10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kisah dalam al-Qur’an bukanlah kisah fiktif belaka, namun kisahnya dari peristiwa yang benar-benar terjadi pada umat terdahulu. Kisah al-Qur’an juga dapat dibuktikan kebenarannya dari peninggalan yang dapat kita lihat sampai saat ini, seperti halnya danau Qorun, piramida, spink, luxor, masjidil aqsa, masjidil haram, ka’bah dan lain sebagainya. Manfaat dari qashash Quran itu sendiri dapat memberikan kesejukan hati, bahan renungan, pemikiran, pelajaran serta membangkitakan imajinasi baik pembaca maupun pendengarnya. Dari segi istilah, kisah berarti berita-berita mengenai suatu permasalahan dalam masa-masa yang saling berturut-turut. Sedangkan Qashash al Quran adalah pemberitaan mengenai keadaan umat yang telah lalu, nubuwat yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang terjadi (al Qaththan, 1973: 57). M. Khalafullah membagi definisi kisah pada pendekatan dua arah, pertama, pendekatan etimologi seperti yang bisa kita baca di atas, kedua, pendekatan religius, yaitu mengaitkannya dengan maksud dan tujuan kisah-kisah al Quran itu sendiri. Kisah tidak hanya sekedar menceritakan sebuah berita namun kisah adalah sebuah karya sastra dalam kapasitasnya sebagai hasil imajinasi seorang pengisah atas kejadian tertentu yang dialami oleh seorang tokoh tak dikenal, ataupun sebaliknya. 11 DAFTAR PUSTAKA Ana Rahmawati “ Penguatan Pendidikan Karakter Dengan Qashash Al-Qur’an” Jurnal Tarbawi Vol. 15. No. 1. Januari – Juni 2018 Ira Puspita Jati “ Kisah – Kisah Dalam Al-Qur’an Dalam Perspektif Pendikan” Jurnal Didaktika Islamika Volume 8 Nomor 2 – Agustus 2016 Muhammad Syahrur, al-Kitab wa al-Qur 'an: Qira 'ah Mu 'ashirah , hal. 172 Umaiyatus Syarifah “Manhaj Tafsir Dalam Memahami Ayat- Ayat Kisah Dalam Al-Qur’an” Jurnal Ulul Albab Volume 13, No.2 Tahun 2010 12