4. hormon paratiroid dan kalsitonin

advertisement
ASSALAMU ALAIKUM
W.W.
1
3. PROGESTIN
• 3.1. KIMIA
• Progesteron mrpkn hormon alami utama dlm tubuh
dg efek progestogenik. Terdpt senyawa sintetik yg
berefek progestogenik dan bbrp diantaranya juga
berefek androgenik atau estrogenik; golongan ini
disebut sbg derivat progestin. Ditinjau dr struktur
kimianya, progestin mrpkn modifikasi dr testosteron yg
tdk mempunyai atom C-19.
• Etisteron (17 a-etiniltestosteron) ialah progestin
pertama yg efektif pd pemberian oral. Derivat
testosteron tanpa ggs metil pd atom C-10 dan tanpa
atom C-19 ini (-nor-testosteron) lbh efektif pd
pemberian oral dibanding progesteron.
2
3. Progestin …
• Noretandrolon dan 17 a-etil-19-nortestosteron,
berefek progestogenik, androgenik dan juga mrpkn
anabolik kuat. Obat ini digunakan di klinik krn efek
anaboliknya.
• Noretindron, noretisteron atau 17 a-etinil-19nortestosteron, pd manusia berefek progestogenik
kuat sedangkan androgeniknya lemah. Penggantian
ikatan rangkapnya dr tempat atom C-4 dan C-5 ke
atom C-5 dan C-10, menghasilkan nor-etinodrel yg
juga berefek progestogenik kuat dan mrpkn progestin
yg pertama kali digunakan sbg kontrasepsi oral.
• Etinodiol mrpkn hasil reduksi ggs keto pd atom C-3
noretindron; ester diasetatnya berefek progestogenik
kuat dan digunakan sbg kontrasepsi oral.
3
3. Progestin …
• Eliminasi ggs O pd atom C-3 dr nor-etindron,
menghasilkan golongan estrenol, yg aktivitas
biologiknya tergantung dr jenis substitusi pd atom C17; misalnya etinilestrenol, berefek progestogenik kuat
tanpa efek androgenik atau anabolik; alilestrenol juga
berefek progestogenik, sedangkan etilestrenol
digunakan di klinik berdasarkan efek anaboliknya.
• Norgestrel atau 18-homonoretisteron mrpkn analog
13-etilnoretindron yg efek progestogeniknya hampir
100 kali efek noretindron dan banyak digunakan dlm
kontrasepsi oral.
• Golongan progestin lain yg juga aktif pd pemberian
oral ialah 6 a-kloro D 6-17 a-asetoksi progesteron
atau klormadinon asetat yg mrpkn senyawa
progestogenik murni yg kuat.
• Siproteron asetat, memperlihatkan efek
4
progestogenik kuat, tetapi juga berefek antiandrogenik
Gb -3. Struktur kimia bbrp progestin
5
3. Progestin …
3.2. BIOSINTESIS DAN SEKRESI
• Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium,
terutama dr korpus luteum pd fase luteal atau
sekretoris siklus haid. Hormon ini juga disintesis di
korteks adrenal, testis dan plasenta. Sintesis dan
sekresinya dirangsang oleh LH. Pd pertengahan fase
luteal kadarnya mencapai puncak kmd akan menurun
dan mencapai kadar paling rendah pd akhir siklus
haid, yg diakhiri dg perdarahan haid.
• Bila terjd konsepsi, implantasi terjd 7 hari setelah
fertilisasi dan segera terjd perkembangan trofoblas yg
mengeluarkan hormon gonadotropin korion ke dlm
sirkulasi. Hormon ini akan ditemukan di urin bbrp hari
sebelum taksiran waktu perdarahan haid yg
berikutnya.
6
3. Progestin …
• Pd bulan pertama kehamilan fungsi korpus luteum
akan dipertahankan dan hormon gonadotropin akan
terus disekresi sampai akhir kehamilan trimester 1. Pd
bulan kedua dan ketiga plasenta yg sedang tumbuh
mulai mensekresi estrogen dan progesteron, mulai
saat ini sampai partus, korpus luteum tdk diperlukan
lagi.
• Sekresi progesteron selama fase folikuler hanya bbrp
miligram sehari, kmd kecepatan sekresi ini terus
meningkat menjd 10 sampai 20 mg pd fase luteal
sampai bbrp ratus miligram pd akhir masa kehamilan.
Pd pria sekresi Ini hanya mencapai 1-5 mg sehari, dan
nilai ini kira-kira sama dg wanita pd fase folikuler.
7
3. Progestin …
• 3.3. FAAL DAN FARMAKOLOGI
• TRAKTUS GENITALIS. Progesteron menyebabkan fase luteal
(fase sekretoris) endometrium. Pd akhir siklus haid, terjd
penurunan sekresi progesteron korpus luteum secara tiba-tiba
dan keadaan inilah yg menyebabkan perdarahan haid.
• Bila fase luteal ini diperpanjang dg mempertahankan fungsi
korpus luteum atau dg pemberian obat berefek progestogenik,
maka stroma endometrium akan mengalami perubahan,
gbannya mirip dg masa kehamilan dini.
• Progesteron juga akan mempengaruhi kelenjar endoserviks,
sekret kelenjar yg di bawah pengaruh estrogen jmlnya banyak
dan sifatnya encer, menjd lbh pekat dan berkurang jmlnya.
Gban mikroskopik sekret kelenJar ini yg di bawah pengaruh
estrogen membtk gban daun pakis (feming), oleh pengaruh
progestin akan menghilang.
• Maturasi epitel vagina atas pengaruh estrogen, akan
mengalami perubahan menjd seperti pd kehamilan di bawah
pengaruh progestin. Perubahan ini dpt dilihat dg pemeriksaan
8
hapus vagina.
3. Progestin …
• KEHAMILAN. Kadar progesteron sangat meningkat
selama kehamilan. Peran hormon inl sangat penting
datam mempertahankan kehamilan, antara lain krn
fungsinya menghambat kontraktilitas uterus.
Progesteron diduga berperan dlm proses nidasi dan
mencegah reaksi penolakan secara imunologik thd
fetus pd waktu terjd nidasi.
• Meskipun pernah dikernukakan bhw gonadotropin
korion berperan pd proses tsb, tetapl tampaknya
progesteron pun mempunyai arti penting. Adanya
peran progesteron dlm mempertahankan kehamilan
menimbulkan dugaan bhw hormon ini berguna pd
ancaman abortus (threatened abortion). Tetapi kmd
efektivitasnya diragukan krn ternyata keguguran
spontan jarang disebabkan krn kekurangan
progesteron.
9
3. Progestin …
• KELENJAR PAYUDARA. Selama masa kehamilan dan juga pd
fase luteal, progesteron dan estrogen merangsang proliferasi
asini payudara. Pd akhir masa kehamilan asini terisi penuh dg
sekret kelenjar dan vaskularisasi bertambah.
• Sesudah partus, terjd penurunan estrogen dan progesteron
secara mendadak, dan mulailah terjd pengeluaran air susu ibu
krn rangsangan prolaktin. Selanjutnya rangsangan isapan bayi
pd puting susu merangsang pengeluaran prolaktin.
• EFEK TERMOGENIK. Bila suhu tubuh seorang wanita diukur
setiap pagi sepanjang suatu siklus haid, terutama pd waktu
sebelum bangun darl tempat tidurnya, akan terlihat adanya
kenaikan suhu 10°F mulai sekitar pertengahan siklus. Kenaikan
suhu ini akan menetap sampai terjd perdarahan haid. Terjdnya
kenaikan suhu ini berhubungan dg terjdnya ovulasi dan telah
dibuktikan bhw hal ini disebabkan oleh progestprrin
10
2. Antiestrogen …
• 3.4. FARMAKOKINETIK
• Progesteron dlm larutan minyak yg diberikan secara
parenteral akan segera diabsorpsi dg cepat, shg efek
terapeutik optimalnya sukar didpt. Telah dibuktikan
bhw satu dosis yg terbagi dlm beberapa kali
pemberian sehari lbh efektif drpd pemberian satu
dosis tunggal sekaligus.
• Progesteron yg diberikan per oral juga akan
diabsorpsi dg cepat dan mengalami sirkulasi
enterohepatik. Inaktivasinya terjd di hepar, dan dlm
sirkulasi enterohepatik hormon ini akan mengalami
perubahan yg cukup cepat shg pemberian oral kurang
11
efektif dibandingkan dg pemberian parenteral.
2. Antiestrogen …
• Inaktivasi progesteron di hepar menghasilkan
pregnanediol yg setelah dikonyugasi dg asam
glukuronat diekskresi melalui urin. Sebanyak 50 - 60
% progesteron radio aktif yg diberikan akan ditemukan
di urin dan kira-kira 10 % dlm tinja. Pd keadaan
normal, pregnanediol di urin mrpkn 12 sampai 15 % dr
progesteron yg dimetabolisme, jml ini akan meningkat
sampai kira-kira 30 % pd penggunaan progesteron
jangka lama, pd fase luteal dan pd kehamilan.
• Ekskresi progesteron pd fase folikuler,
pascamenopause dan pd pria, sekitar 1 mg sehari; pd
fase luteal 2-4 mg, dan pd kehamilan sebelum aterm
50-70 mg sehari.
12
2. Antiestrogen …
3.5. INDIKASI
• KONTRASEPSI. Bbrp derivat progestin sering
dikombinasi dg derivat estrogen utk kontrasepsi oral.
Selain itu sbg obat tunggal medroksiprogesteron
asetat dan noretindron enantat digunakan sbg
kontrasepsi suntikan jangka panjang.
• DISFUNGSI PERDARAHAN RAHIM. Perdarahan
rahim akibat gangguan keseimbangan estrogen dan
progesteron tanpa ada kelainan organik antara lain
perdarahan rahim fungsional. Keadaan ini sering
dijumpai pd wanita muda yg siklus ovulasinya belum
teratur dan pd wanita yg mendekati mati haid.
13
2. Antiestrogen …
• Siklus ditandai efek estrogen yg dominan tanpa
interupsi efek progesteron, endometrium rapuh dan
hiperplasia, ditandai dg perdarahan berlbhan atau
ireguler, mungkin bersifat kronik atau bercak saja
(spotting). Utk menghentikan perdarahan yg berlbhan
dan pengaturan siklus haid, diberikan progestin oral
dosis besar, misalnya MPA 10 mg/hari selama 10 hari;
atau mula-mula diberikan noretindron 5-10 mg, 4-6
kali sehari utk 24 jam pertama utk menghentikan
perdarahan, kmd diberi 2 kali sehari 5 mg selama 1
atau 2 minggu utk mencegah perdarahan. Perdarahan
putus obat yg terjd mrpkn perdarahan haid normal.
14
2. Antiestrogen …
• Cara lain yg dpt dilakukan ialah pemberian progestin
dosis kecil selama bbrp hari, shg penghentian obat
akan diikuti oleh perdarahan putus obat. Dg cara ini
perdarahan dpt dikuasai.
• Utk mencegah berulangnya perdarahan rahim
fungsional perlu diberikan progestin oral secara
berkala misalnya 5-10 mg noretindron sehari selama 5
hari tiap bulan, dimulai pd hari ke 20 sampai hari ke
25 siklus haid.
15
2. Antiestrogen …
• NYERI HAID. Pemberian kombinasi estrogen dg
progestin diindikasikan pd nyeri haid yg tdk dpt diatasi
dg estrogen saja. Progestin ditambahkan mulai hari ke
5 sampai ke 25 atau selama 5 hari terakhir dr siklus
haid.
• ENDOMETRIOSIS. Penyebab nyeri haid hebat pd
endometriosis belum jelas diketahui tetapi pd
endometriosis yg berat, nyeri diduga disebabkan oleh
perdarahan dr jaringan endometrium ekstra-uterin.
Dpt diberikan noretindron 5 mg selama 2 minggu,
ditingkatkan 2,5 mg/hari setiap 1-2 minggu sampai
16
mencapai 15 mg per hari.
2. Antiestrogen …
• ANCAMAN ABORTUS & ABORTUS HABITUALIS.
Sekarang progestin tdk lagi diindikasikn utk abortus
habitualis.
• Hidroksi progesteron dpt diberikan pd pasien dg
defisiensi progesteron, dan diberikan pd trimester 1.
Utk diagnosis harus dilakukan pemeriksaan kadar
pregnanediol di urin dan plasma, dan hrs
dipertimbangkan kemungkinan timbulnya efek
teratogenik pd fetus.
• KARSINOMA. MPA (medroksi progesteron asetat) dg
dosis 200-400 mg/hari oral atau 400-1.000 mg IM
setiap minggu, dpt diberikan pd pasien karsinoma
17
endometrium yg rekurens atau yg telah bermetastasis.
2. Antiestrogen …
3.6. SEDIAAN
• Derivat progestin memperlihatkan aktivitas yg
berbeda-beda. Sebagian menunjukkan efek
estrogenik, androgenik dan/atau anabolik.
• Tabel 1 menunjukkan berbagai sediaan tsb dg efek
farmakologinya.
• Desogestrel, mrpkn derivat 3-desoksi-steroid,
senyawaan hormon steroid yg tdk mempunyai atom 0
pd posisi atom C3.
18
Tabel 1. FARMAKOLOGI SEDIAAN PROGESTIN
19
KONTRASEPSI
HORMONAL
20
KONTRASEPSI
• Kontrasepsi ialah pencegahan konsepsi atau
pencegahan kehamilan.
• Berbagai cara dpt dilakukan, antara lain
– penggunaan obat per oral, suntikan, atau intravaginal;
– penggunaan alat dlm saluran reproduksi (kondom, alat
kontrasepsi dlm rahim/AKDR);
– operasi (tubektomi, vasektomi); atau
– dg obat topikal intravaginal yg bersifat spermisid.
• Penggunaan obat hormonal oral atau suntikan dan
AKDR, mrpkn cara yg paling banyak digunakan krn
sudah lama dikenal dan efektivitasnya sbg kontrasepsi
cukup tinggi.
21
KONTRASEPSI …
4.1. JENIS DAN CARA PENGGUNAAN
Kontrasepsi oral.
• Dikenal 4 tipe kontrasepsi oral, yakni:
–
–
–
–
tipe kombinasi,
tipe sekuensial,
pil mini, dan
pil pascasanggama (morning afterpill).
• Tetapi yg banyak digunakan sampai saat ini tipe
kombinasi dan pil mini.
22
KONTRASEPSI …
• Tipe kombinasi terdiri dr 21-22 pil dan setiap
pilnya berisi derivat estrogen dan progestin
dosis kecil, utk penggunaan satu siklus.
– Pil pertama mulai diminum pd hari ke 1 perdarahan
haid, selanjutnya setiap hari 1 pil selama 21 -22
hari.
– Umumnya 2-3 hari sesudah pil terakhir diminum,
akan timbul perdarahan haid, yg sebenarnya mrpkn
perdarahan putus obat (withdrawal bleeding).
– Penggunaan pd siklus selanjutnya, sama seperti
siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pd hari
ke 1 perdarahan haid.
23
KONTRASEPSI …
• Tipe sekuensial terdiri dr 14-15 pil yg hanya
berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya
berisi kombinasi estrogen dan progestin.
– Cara penggunaannya sama dg tipe kombinasi.
– di bbrp negara tipe ini ditarik dr peredaran.
– Di Indonesia belum pernah beredar.
• Tipe pil mini yg hanya berisi derivat progestin,
noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri
dr 21-22 tablet.
– Cara pemberiannya sama dg tipe kombinasi.
24
KONTRASEPSI
• Pil pascasanggama td dietilstilbestrol 25 mg,
– Diminum 2 kali sehari, dlm waktu kurang dr 72 jam
pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
• Kontrasepsi suntikan. Yg banyak digunakan
ialah medroksiprogesteron asetat 150 mg dlm
btk depo dan noretindron enantat 200 mg.
– Kedua jenis suntikan Ini diberikan pd hari kelima
perdarahan haid, secara IM dan harus cukup dlm,
di daerah gluteus. Utk jenis pertama disuntikkan
setIap 12 minggu dan jenis kedua diberikan setiap
8 minggu.
25
KONTRASEPSI …
• Kontrasepsi implantasi. Implant yg td 6 tube
silastik yg berisi 36 mg levonorgestrel
(Norplant), yg ditanam SK di lengan atas kiri,
dan digunakan utk 5 th.
Kmd beredar jenis implant yg td satu tube
silastik, berisi 3-keto-desogestrel 60 mg, dg
cara penggunaan yg sama dg Norplant, dpt
bekerja selama 3 th.
Implant rata-rata mengeluarkan 30 ng/hari zat
aktifnya. Setelah habis masa kerjanya kedua
jenis implant tsb hrs dikeluarkan dr tubuh. 26
KONTRASEPSI …
4.2. FARMAKODINAMIK
• MEKANISME KERJA. Penggunaan sediaan
kombinasi atau sekuensial yg dimulai pd hr ke 5
siklus haid akan meniadakan kdr puncak FSH
dan LH pd pertengahan siklus.
• Penurunan kdr gonadotropin ini menyebabkan
hambatan ovulasi.
• Kelemahan sediaan sekuensial ialah bhw
kadang-kadang obat ini justru merangsang
sekresi LH shg ovulasi masih dpt terjd.
27
KONTRASEPSI …
• Penggunaan preparat yg hanya mengandung
derivat progesteron atau progestin saja, tdk
selalu dpt menghambat ovulasi.
– Senyawa ini terutama mengubah jml dan
konsistensi mukus kelenjar serviks sedmk rupa shg
menghambat masuknya sperma dan dg dmk
mengurangi kemungkinan terjdnya konsepsi.
• Hormon kelamin eksogen yg digunakan terus
menerus juga dpt mengganggu kontraksi tuba
Falopii, shg perjalanan telur dpt terhambat, juga
terjd gangguan keseimbangan hormonal shg
28
nidasi telur yg telah dibuahi terhambat.
KONTRASEPSI …
EFEKNYA PD ALAT KELAMIN.
• Penggunaan kontrasepsi hormonal, utk waktu lama,
dpt menyebabkan perubahan pd organ kelamin.
• Ovarium. Fungsi ovarium menurun, pertmbhn folikel
dan korpora lutea terganggu dan sekresi hormon
endogen menurun.
• Uterus. Dpt menyebabkan perubahan gambrn
histologi endometrium dan miometrium. Terjd hipertrofi
miometrium, dilatasi sinusoid dan udem.
• Pemberian progestin jangka panjang dpt
menyebabkan atrofi endometrium, sedangkan
estrogen menyebabkan otot uterus menjd lunak dan
29
mengalami hipertrofi. Umumnya bersifat reversibel.
KONTRASEPSI …
EFEKNYA PD ALAT KELAMIN.
• Tuba. Fungsi utama tuba ialah dlm hal transport
gamet, fertilisasi, nutrisi, dan perkembangan embrio.
• Hal ini dimungkinkan krn adanya pergerakan
segmental, aktivitas siliaris endosalping dan sekresi
kelenjar tuba.
• Hormon steroid dlm kontrasepsi pd hewan dpt
menyebabkan perubahan aktivitas fisiologik tuba.
• Serviks. Oleh pengaruh progestin, sekresi mukus
serviks menjd lbh kental, keruh dan jmlnya berkurang.
• Ini menjd salah satu mekanisme preparat yg hanya
mengandung progestin.
30
KONTRASEPSI …
• Kelenjar payudara. Bbrp akseptor pil kombinasi
mengalami pembesaran kelenjar payudara, yg lain
mengalami keadaan sebaliknya. Kadang2 pmbesaran
kelenjar disertai rasa nyeri tekan, dan ini sering
berhubungan dg dosis obat. Umumnya estrogen
menghambat laktasi, sedangkan derivat progesteron
hampir tdk mempengaruhi laktasi.
• Siklus haid. Kontrasepsi hormon sering menyebabkn
gangguan siklus haid. Pd akseptor kontrasepsi oral dg
dosis estrogen rendah dpt tdk mengalami perdarahan
putus obat atau menjd amenore, atau hanya spotting.
• Bbrp akseptor kontrasepsi suntikan sering mengalami
31
perdarahan sedikit2 (spotting), dpt berkepanjangan.
KONTRASEPSI …
EFEK LAIN.
• Hepar. Estrogen dan progestin dpt mempengaruhi
proses bio-kimia dan fungsi fisiologik hepar yg mrpkn
organ penting dlm proses metabolisme.
• Gangguan ini mudah terjd pd penggunaan estrogen
dosis besar utk jangka waktu lama atau yg pernah
mengalami penyakit hepar.
• Dpt terjd hambatan sekresi empedu, eksreksi bilirubin
dan asam empedu, serta metabolisme bromsulftalein.
• Wanita yg sering mengalami ikterus pd masa
kehamilannya akan lbh mudah mengalami ikterus
kolestatik pd penggunaan kontrasepsi oral.
32
KONTRASEPSI …
• Metabolisme karbohidrat. Pd pemberian pil oral
kombinasi, dpt terjd gangguan penggunaan glukosa
yg akan dikompensasi oleh meningkatnya sekresi
insulin.
• Gangguan ini antara lain disebabkan oleh
meningkatnya hormon pertumbuhan yg sering terjd pd
tahun pertama penggunaan obat; hormon
pertumbuhan ini bersifat anti-insulin. Setelah satu
tahun umumnya kadar hormon ini akan turun kembali.
• Estrogen dan progestin, kedua-duanya dpt
mempengaruhi metabolisme karbohidrat, tetapi
tampaknya progestinlah yg mempunyai etek lbh besar.
33
KONTRASEPSI …
• Metabolisme lemak dan protein. Kontrasepsi
hormonal dpt menyebabkan perubahan lemak dan
lipoprotein darah. Selanjutnya dpt menyebabkan
gangguan sistem kardiovaskuler.
• Estrogen dpt meningkatkan kolesterol total, trigliserid,
HDL dan LDL.
• Progestin, terutama derivat 19-nortestosteron memp.
pengaruh yg berlawanan.
• Progestin androgenik dan derivat progesteron yg dlm
dosis kecil umumnya pengaruhnya kecil thd HDL.
• Preparat dg efek progestogenik kuat dpt menurunkan
HDL, oleh krnnya sedpt mungkin dihindr pd wanita yg
34
memp. resiko mendptkan penyakit kardiovaskular.
KONTRASEPSI …
4.3. EFEK SAMPING
• Efek samping kontrasepsi hormonal bervariasi dr yg
ringan sampai yg berat. Reaksi ringan meliputi mual,
mastalgia, perdarahan antar-haid, sakit kepala ringan,
perubahan berat badan dan udem.
• Peningkatan berat badan sering terjd akibat derivat
progestin yg berefek anabolik; sedangkan udem berhubungn dg efek retensi air dan elektrolit dr estrogen.
• Efek samping lain yg tdk tergolong ringan antara lain
ialah perubahan psikis sehubungan dg rasa aman krn
tdk khawatir menjd hamil; kadang2 depresif atau
agresif; dan perubahan libido, mudah tersinggung.
35
KONTRASEPSI …
• Amenore setelah penghentian penggunaan
kontrasepsi hormonal sering menimbulkan
kegelisahan krn kekhawatiran tentang kemungkinan
hamil. Lamanya amenore bervariasi dr 2-3 bulan
sampai lbh dr 1 th. Keadaan ini kadang-kadang dpt
diatasi dg klomifen atau gonadotropin korion insani.
• Hiperpigmentasi kulit terutama daerah muka,
umumnya sukar diatasi.
• Eksaserbasi akne mungkin timbul akibat
penggunaan progestin androgenik.
• Gangguan metabolisme karbohidrat.
• Gangguan metabolisme lemak dan lipoprotein.
36
KONTRASEPSI
• Gangguan sistem kardiovaskular. Banyak akseptor
yg mengalami kenaikan tek. darah. Hal ini dpt
disebabkn peningkatan renin darah; dugaan lain krn
perubahan kardiodinamik jantung akibat progestin yg
bersifat androgenik atau estrogen yg meretensi air
dan elektrolit.
• Perubahan sistem darah dan metabolisme lemak
mempermudah terjdnya trombosis.
• Btk tromboemboli dpt berupa tromboflebitis perifer,
emboli paru atau trombosis koroner.
• Bbrp keadaan yg dpt m’permudah timbulnya
trombosis pd pemakai obat ini ialah obesitas, sickle
cell anemia, diabetes melitus dan hiperlipidemia. 37
KONTRASEPSI
4.4. KONTRAINDIKASI
• Kontrasepsi hormonal tdk boleh diberikan pd pasien
yg sedang atau yg pernah mengalami tromboemboli,
tromboflebitis, apopleksi serebri, hipertensi berat,
gangguan fungsi hati, anemia hemolitik kronik,
hiperlipidemia, perdarahan genitalis yg blm diketahui
sebabnya dn amenore, kanker payudara atau genital,
depresi mental yg hebat, varises, hiperlipidemia,
penyakit Hodgkin, migren dan payah jantung.
• Pemberian pil oral dpt memperberat diabetes melitus,
asma dan dermatitis eksematosa.
• Tdk dianjurkan pd usia lbh 35 th, kecuali yg hanya
38
berisi derivat progestin dpt digunakan sampai 40 th.
KONTRASEPSI
4.5. SEDIAAN DAN PEMILIHANNYA
• Krn kontrasepsi hormonal diberikan utk waktu lama
secara siklik dan terus menerus, maka sebaiknya
sebelum pemberian obat harus dilakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik dan laboratorium yg lbh teliti.
• Sebaiknya dimulai dg pemilihan sediaan estrogen
dosis kecil yaitu 30 mcg etinilestradiol; sedangkan utk
progestin dosisnya sangat bervariasi. Perlu diingat
pula kemungkinan timbulnya perdarahan antarhaid pd
pemakaian dosis estrogen yg terlalu kecil.
• Bbrp jenis kontrasepsi hormonal yg beredar di
Indonesia, dpt dilihat pd tabel 2.
39
Tabel 2. BBRP KONTRASEPSI HORMONAL YG
ADA Dl INDONESIA
40
WASSALAMU ALAIKUM W.W.
41
Download