PENYEBARAN VIRUS CORONA DI INDONESIA TUGAS BESAR UJIAN TENGAH SEMESTER Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Berpikir Solusi Kreatif Oleh : Kelompok 19 Michelle Limasaputra (101320075) Rahel B. Girsang (101320077) Charlotte Eugene Chrissandra Thoha (101320083) Stefani Rante Siama (101320085) Febriani Ansila Kefi (101320103) PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI UNIVERSITAS PERTAMINA 2021 BAB I LATAR BELAKANG COVID-19 adalah suatu penyakit yang timbul karena infeksi saluran pernapasan yang dapat menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. COVID-19 ini ditimbulkan karena virus corona atau Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 ( SARS-CoV-2).[1] Virus ini pertama kali ditemukan pada akhir tahun 2019 di Wuhan, China. Virus corona ini bersifat zoonosis yang berarti dapat dipindahkan dari hewan ke manusia, juga dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui droplet, kontak dengan droplet, dan bahkan melalui penularan fekal-oral.[2] Infeksi COVID-19 menyebar sangat cepat tidak hanya pada satu wilayah tertentu, tetapi peningkatan jumlah pasien terjadi di seluruh dunia. Kasus COVID-19 memiliki gejala awal seperti muncul demam dan batuk yang akan berkembang menjadi sesak napas, dispnea, dan pneumonia yang menyebabkan ARDS, gagal ginjal, disfungsi koagulasi, multiple kegagalan organ dan kematian.[3] Metode yang digunakan untuk menguji atau mengonfirmasi virus ini, yaitu dengan metode rRT-PCR dengan melakukan swab tenggorokan, sputum, dan bronchoalveolar lavage, untuk penanganan tingkat lanjut dapat dilakukan CT scan pada dada untuk mendapatkan gambaran normal hingga abnormal, yaitu ground-glass opacities, konsolidasi, efusi pleura, dan gambaran pneumonia lainnya.[2] COVID-19 dinyatakan masuk ke Indonesia pertama kali pada bulan Maret 2020, ketika ada seorang perempuan yang bertempat tinggal di Depok, Jawa Barat terpapar virus dari seorang warga Jepang yang tinggal di Malaysia. Saat pasien pertama tersebut melakukan interaksi dengan orang-orang disekitarnya secara langsung, hingga membuat orang-orang yang berinteraksi terjangkit virus corona dan membuat sebuah klaster pertama, yaitu klaster Jakarta.[4] Hingga hari ini terkonfirmasi 1,425,044 kasus dengan 9,6% atau sekitar 136,524 kasus aktif, 87,7% atau 1,249,947 kasus sembuh, dan 2,7% atau 38,573 kasus meninggal. DKI Jakarta dengan 359,987 kasus, Jawa Barat dengan 231,692 kasus, dan Jawa Tengah dengan 160,896 kasus adalah tiga provinsi yang memiliki kasus COVID-19 terbanyak.[5] Terkonfirmasi hingga Januari 2021 sudah ada 1146 klaster penyebaran COVID-19 di Indonesia.[6] Ada lima klaster besar penularan COVID-19 di Indonesia, yaitu klaster Secapa Bandung, klaster 3 perusahaan di Semarang, klaster asrama haji Surabaya, klaster Ijtima Gowa, dan klaster Pusdikpom Cimahi.[7] Untuk mengurangi penyebaran COVID-19 di Indonesia ada beberapa pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu membersihkan tangan secara teratur, menggunakan alat pelindung diri, menjaga jarak minimal 1 meter, membatasi diri terhadap interaksi atau kontak dengan orang lain.[8] BAB 2 PENDEFINISIAN MASALAH Why Why Diagram Casual Loop Problem Statement : 1. Bagaimana cara membuktikan bahwa pola hidup tak sehat merupakan faktor penyebab penyebaran COVID-19 di Indonesia? Potential Solution: ● Penduduk Indonesia berasumsi bahwa mereka memiliki imunitas tubuh yang lebih kuat dibandingkan dengan negara lain, sehingga menganggap bahwa penerapan pola hidup sehat tidak memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap penyebaran COVID-19. 2. Bagaimana cara membuktikan bahwa kurangnya sosialisasi oleh pemerintah/ lembaga kesehatan merupakan faktor penyebab penyebaran COVID-19 di Indonesia? ● Indonesia dikenal sebagai salah satu negara berkembang, yang mana tingkat pembangunan dan persebaran penduduk masih belum merata, sehingga menyebabkan daerah terpencil sulit diakses. Apalagi saat pandemi COVID-19 sekarang ini, dimana sebagian besar wilayah terinfeksi dan terisolasi. Hal ini juga menimbulkan hambatan pembangunan di berbagai daerah yang menyebabkan pemerintah semakin kesulitan untuk mengakses daerah terpencil untuk melakukan sosialisasi mengenai penyebaran COVID - 19 dan adanya kesulitan untuk melakukan persebaran alat kesehatan secara merata kepada penduduk. BAB III PENGUMPULAN IDE Problem Statement 1: ● Parameter 1, Jenis Pola Hidup Sehat: ❖ Konsumsi makanan bergizi secara teratur ❖ Berolahraga secara rutin ❖ Istirahat yang cukup ❖ Menjaga kebersihan diri ❖ Mengatur pola pikir agar tetap positif ● Parameter 2, Penerapan Pola Hidup Sehat Selama Pandemi ❖ Memakai masker ❖ Mencuci tangan pakai sabun di air mengalir ❖ Melaksanakan social distancing ❖ Menjauhi kerumunan. ❖ Mengurangi mobilitas ❖ Memeriksa kesehatan secara berkala Pola hidup tak sehat merupakan salah satu faktor penyebab penyebaran COVID19.Sehingga cara yang tepat dalam mencegah penyebaran COVID-19 adalah dengan melakukan berbagai kegiatan seperti yang disebutkan pada parameter pertama. Dijelaskan bahwa mengkonsumsi makanan bergizi secara teratur, berolahraga secara rutin, istirahat yang cukup, menjaga kebersihan diri dan mengatur pola pikir agar tetap positif adalah beberapa jenis pola hidup sehat.Setelah mengetahui jenis-jenis pola hidup sehat kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari yang biasa kita kenal sebagai 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun di air yang mengalir,melaksanakan social distancing,menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Selain penerapan 5M juga dapat dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala di lembaga kesehatan. Problem Statement 2: ● Parameter 1, Jenis-jenis sosialisasi ❖ Sosialisasi secara langsung (offline) ❖ Sosialisasi secara tidak langsung/virtual (online) ● Parameter 2, Upaya pelaksanaan sosialisasi ❖ Pemasangan spanduk berisi slogan- slogan hidup sehat ❖ Tenaga medis memberikan penyuluhan langsung terkait COVID-19 ● Parameter 3, Penerapan sosialisasi yang efektif ❖ Pembagian masker secara gratis kepada masyarakat ❖ Pembagian hand sanitizer secara langsung kepada masyarakat ❖ Pembagian sembako kepada masyarakat yang membutuhkan Cara membuktikan bahwa kurangnya sosialisasi merupakan salah satu faktor penyebab penyebaran COVID-19 di Indonesia. Sosialisasi sangat dibutuhkan terutama pada masyarakat yang tinggal di daerah terpelosok. Dengan adanya sosialisasi yang merata segala informasi tentang COVID-19 dapat diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sosialisasi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Di tengah pandemi ini upaya sosialisasi dapat dilakukan melalui pemasangan spanduk dan slogan tentang pola hidup sehat dan penyuluhan secara langsung oleh tenaga medis pada masyarakat mengenai COVID-19. Selain itu sosialisasi secara langsung dapat dilakukan juga dengan pembagian masker, hand sanitizer, dan sembako secara gratis bagi para masyarakat yang membutuhkan. DAFTAR PUSTAKA [1] Alodokter.com.(2021). Virus Corona. Virus Corona - Gejala, Penyebab, dan Mengobati - Alodokter. Diakses pada 13 Maret 2021 pukul 22.00 WIB. [2] Harahap, Rara Julia Timbara.(2020).KARAKTERISTIK KLINIS PENYAKIT CORONAVIRUS 2019. Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol. 2 No. 3. e-ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757 [3] Chen, N., dkk. (2020). Epidemiological and clinical characteristics of 99 cases of 2019 novel coronavirus pneumonia in Wuhan, China: a descriptive study. The Lancet, 395(10223), 507-513. https://doi.org/10.1016/S0140- 6736(20)302117 [4] Rosalina, M. Puteri, Albertus Krisna, Slamet J.P..Fase Awal Kluster-Kluster Covid19. Fase Awal Kluster-Kluster Covid-19 – Tutur Visual (kompas.id). Diakses pada 16 Maret 2021 pukul 7.07 WIB. [5] Covid19.go.id.(2021).Peta Sebaran. Peta Sebaran | Covid19.go.id. Diakses pada 16 Maret 2021 pukul 07.22 WIB. [6] Rokom.(2021).Kemenkes: Ada 1146 kluster penyebaran COVID-19 di Indonesia. Kemenkes : Ada 1146 Kluster Penyebaran COVID-19 di Indonesia - Sehat Negeriku (kemkes.go.id). Diakses pada 16 Maret 2021 pukul 07.44 WIB [7] Kompas.com.(2020). 5 Klaster Terbesar Penularan Covid-19 di Indonesia, Mana Saja ?. 5 Klaster Terbesar Penularan Covid-19 di Indonesia, Mana Saja? Halaman all - Kompas.com. Diakses pada 16 Maret 2021 pukul 08.00 WIB. [8] Sugihantono, Anung, dkk. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. LEMBAR PENILAIAN Prodi: Teknik Perminyakan No. Nama Anggota Kelompok: 19 Ide/Opini (30%) Penilai: Rahel B. Girsang Nilai Partisipasi/peran Penyelesaian dalam diskusi Tugas (30%) (40%) Nilai Total Michelle 30% 40% 30% 100% Limasaputra 2. Rahel B. Girsang 30% 40% 30% 100% Charlotte Eugene 3. 30% 40% 30% 100% Chrissandra Thoha Stefani Rante 4. 30% 40% 30% 100% Siama Febriani Ansila 5. 30% 40% 30% 100% Kefi Catatan: Semua anggota kelompok aktif dalam menyampaikan aspirasi dan berdiskusi dengan baik. Semua laporan dikerjakan bersama-sama melalui media elektonik yang memungkinkan semua anggota kelompok untuk bekerja dalam waktu yang bersamaan. 1.