PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENYULUHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER KADER POSYANDU DUKUH SIDEM Oleh : Aniatu Khoirun Nikmah (18.050) KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS V TRENGGALEK 2019 1 2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga, penyusunan proposal ini dapat terselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Proposal ini disususn dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai upaya untuk berperan serta dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, maupun perilaku masyarakat dalam hidup sehat sehingga masyarakat menyadari akan perawat dalam usaha promosi kesehatan Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak terkait penyusunan proposal ini, khususnya dosen pembimbing dan mahasiswa program studi D3 Keperawatan POLKESMA kampus V Trenggalek. Penyusun menyadari dengan sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari semua pihak yang terkait, laporan kegiatan ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan guna perbaikan-perbaikan selanjutnya. Demikianlah penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Trenggalek, 29 Juni 2019 Penyusun 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung dimana terjadi penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh nadi yang mengantarkan darah ke aorta ke jaringan yang melindungi rongga-rongga jantung. Sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan oksigen otot jantung dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau penyediaan yang menurun, atau bahkan gabungan diantara keduanya itu, penyebabnya adalah berbagai faktor seperti denyut jantung yang meningkat, kekuatan berkontraksi yang meninggi, tegangan ventrikel yang meningkat, merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan dari otot-otot jantung. Sedangkan faktor yang mengganggu penyediaan oksigen antara lain, tekanan darah koroner meningkat, yang salah satunya disebabkan oleh artheroskerosis yang mempersempit saluran sehingga meningkatkan tekanan, kemudian gangguan pada otot regulasi jantung dan lain sebagainya. Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (PLAK) yang mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima, atau permukana bagian dalam pembuluh darah. Plak ini membuat intima menjadi kasar, jaringan akan berkurang oksigen dan zat gizi sehingga menimbulkan infark, penyakit jantung koroner menunjukkan gejala gizi terjadi infark miokard atau bila terjadi iskemia miokard seperti angina pectori. Kolesterol serum dibawa oleh beberapa lipoprotein yang diklasifikasikan menurut densitasnya. Lipoprotein dalam urutan densitas yang meningkat adalah kilomikron. VLDL (Very Low Density Lopoprotein). LDL (low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) membawa hampir seluruh kolesterol dan merupakan yang paling aterojenik. HDL menurunkan risiko penyakit jantung ke hati, tempat kolesterol di metabolisme dan di ekskresikan. Penyebab PJK secara pasti belum diketahui, meskipun demikian secara umum dikenal berbagai faktor yang berperan 4 penting terhadap timbulnya PJK yang disebut sebagai faktor risiko PJK. Faktor risiko PJK dibagi menjadi faktor risiko alami, utama dan tidak langsung. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan permasalahan kesehatan utama yang dihadapi di berbagai negara di dunia. Banyaknya faktor yang mempengaruhi, menyebabkan diagnosis dan terapi penyakit tersebut terus berkembang. Di Indonesia kemajuan perekonomian menjadi salah satu faktor dalam meningkatnya prevalensi penyakit jantung koroner. Di Indonesia terjadi prevalensi kematian sebanyak 100.000- 499.999 orang. Dari data tersebut diketahui bahwa tingginya angka prevalensi kematian pada penderita PJK dikarenakan karena perubahan pola hidup masyarakat yang berubah yang menyebabkan pengaruh faktor risiko terjadinya PJK ini semakin besar. Berdasarkan uraian diatas bahwa penderita penyakit jantung koroner masih tinggi dan dengan melihat dari beberapa factor yang dapat menyebabkan semakin buruknya kondisi jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama, perlu adanya peran perawat dalam memberikan edukasi atau promosi kesehatan kepada tim kader masyarakat. Edukasi kesehatan tersebut dilakukan agar kader mampu melakukan deteksi dini penyakit hipertensi dengan harapan dapat meminimalkan terjadinya komplikasi. Dukuh sidem merupakan pendukuhan yang terdiri dari 6 RT, yang masing-masing RT memiliki kader kesehatan. Kader kesehatan yang ada di masayarakat diharapkan mampu menjadi perwakilan warga untuk mempelajari cara pencegahan penyakit jantung koroner sehingga untuk proses pembelajaran selanjutnya. B. Tujuan Pengabdian Masyarakat Melakukan pelatihan kader posyandu tentang penyakit jantung koroner dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan perilaku masyarakat di dukuh Sidem. C. Program dan Kegiatan Pengabdian Masyarakat 1. Pembuatan proposal pengabdian masyarakat 2. Pengajuan surat izin kepada kepala dukuh Sidem, Ngepeh, Tugu 3. Koordinasi dengan kader setiap RT dukuh Sidem, Ngepeh, Tugu 4. Menjelaskan mengenai penyakit jantung koroner dan cara pencegahannya 5 a. Melakukan talk show mengenai bahaya penyakit jantung koroner dan cara pencegahannya b. Pembagian leaflet kepada semua peserta 5. Penyusunan laporan pengabdian masyarakat D. Target Program 1. Kader yang diundang sejumlah 24 kader yang terdiri dari 4 kader perwakilan masing RT dari 6 RT dukuh Sidem datang semua dalam acara penyuluhan pendidikan kesehatan tentang penyakit jantung koroner 2. Kader peserta pelatihan mampu memahami bahaya dan cara pencegahan penyakit jantung koroner E. Rencana Biaya NO JENIS JUMLAH KEBUTUHAN HARGA TOTAL SATUAN 1. Backdrop 1 Rp 200.000,00 Rp 200.000,00 2. Snack 43 Rp 6000,00 Rp 258.000,00 3. Leaflet 25 Rp 3000,00 Rp 75.000,00 4. ATK 1 paket Rp 100.000,00 Rp 100.000,00 5. Biaya tak terduga - Rp 250.000,00 Rp 250.000,00 JUMLAH BIAYA 6 Rp 883.000,00 BAB II PEMBAHASAN A. Garis Besar Materi 1. Pengertian penyakit jantung koroner 2. Penyebab terjadinya penyakit jantung koroner 3. Tanda dan gejala penyakit jantung koroner 4. Pencegahan penyakit jantung koroner 5. Pengobatan penyakit jantung koroner B. Metode Pelaksanaan 1. Pembagian leaflet 2. Ceramah 3. Tanya jawab C. Strategi Pelaksanaan No. 1. Waktu 5 menit Kegiatan Penyuluhan Pembukaan : Penyaji memberikan salam Penyaji memperkenalkan diri Penyaji melakukan kontrak topik, waktu, dan tempat Kegiatan Sasaran Peserta membalas salam Peserta mendengarkan penyaji Peserta mendengarkan penyaji Leaflet mulai dibagikan Peserta menerima leaflet 2. 15 menit Penyampaian materi : Peserta memperhatikan Penyuluh menjelaskan dan penjelasan materi menguraikan materi tentang: dengan cermat a. Pengertian penyakit jantung koroner Peserta menanyakan hal yang belum jelas b. Penyebab terjadinya penyakit jantung koroner c. Tanda dan gejala penyakit 7 Peserta menerima dan memperhatikan jawaban yang jantung koroner diberikan d. Pencegahan penyakit jantung koroner e. Pengobatan penyakit jantung koroner Penyuluh memberi kesempatan peserta untuk bertanya Penyuluh menjawab pertanyaan peserta 3. 7 menit Evaluasi : Penyaji menanyakan peserta beberapa mengenai materi kepada menjawab pertanyaan pertanyaan yang Peserta sesuai dengan pemahaman telah disampaikan 4. 3 menit Terminasi : Penyaji menyimpulkan hasil dari kegiatan penuluhan Peserta mendengarkan penyaji Peserta membalas Penyaji mengucapkan terimakasih dari terimakasih. penyaji Penyaji mengucapkan salam. Penutup Peserta membalas salam D. Media dan Alat 1. Leaflet 2. Ppt 8 E. Setting Tempat Keterangan : : Penyuluh : Peserta F. Pengorganisasian Penyuluh : Aniatu Khoirun Nikmah G. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur 4 hari sebelum kegiatan dilakukan rencana kegiatan dipersiapkan dengan melakukan kontrak dengan warga dan mempersiapkan tempat 3 hari sebelum kegiatan. Sarana prasarana dan materi penyuluhan disiapkan paling lambat 2 hari sebelum pelaksanaan kegiatan. 2. Evaluasi Proses a. Kegiatan berlangsung sesuai waktu yang ditentukan b. Semua peserta hadir c. Selama enyuluhan berlangsung peserta memperhatikan dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh penyaji d. Saat penyaji selesai memberikan penyuluhan para peserta aktif bertanya tenang hal yang belum dimengerti dan memperhatikan jawaban dari penyaji e. Peserta aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyaji 9 f. Selama kegiatan berlangsung peserta tidak meninggalkan tempat 3. Evaluasi Hasil Para peserta penyuluhan mampu : a. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengertian penyakit jantung koroner b. Memahami dan mampu menyebutkan kembali penyebab terjadinya penyakit jantung koroner c. Memahami dan mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala penyakit jantung koroner d. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pencegahan penyakit jantung koroner e. Memahami dan mampu menyebutkan kembali pengobatan penyakit jantung koroner H. Lampiran-lampiran 1. Materi 2. Soal 3. Leaflet LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER A. Pengertian Penyakit Jantung Koroner Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung dimana terjadi penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan oksigen otot jantung dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau penyediaan yang menurun. B. Penyebab Terjadinya Penyakit Jantung Koroner 1. Rokok Rokok adalah faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Kandungan nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok dapat membebani kerja jantung, dengan 10 memacu jantung bekerja lebih cepat. Kedua senyawa tersebut juga meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah. Senyawa lain dalam rokok juga dapat merusak dinding arteri jantung dan menyebabkan penyempitan. Oleh karena itu, risiko terserang penyakit jantung pada perokok hampir 25 persen lebih tinggi dibanding orang yang tidak merokok. 2. Diabetes Diabetes menyebabkan dinding pembuluh darah menebal dan menghambat aliran darah. Penderita diabetes diketahui 2 kali lipat lebih berisiko terserang penyakit jantung koroner. 3. Trombosis Trombosis adalah bekuan darah yang dapat terbentuk di pembuluh darah vena atau arteri. Bila terbentuk di arteri, akan menghambat aliran darah ke jantung, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung. 4. Tekanan Darah Tinggi Tekanan darah tinggi atau hipertensi membuat jantung harus bekerja lebih keras. Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi. Tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. 5. Kadar Kolestrol Tinggi Kolesterol adalah lemak yang dihasilkan oleh hati, dan penting bagi proses pembentukan sel sehat. Meskipun demikian, kadar kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. 6. Kurang Beraktivitas Aktivitas fisik seperti olahraga dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Olahraga juga dapat membantu mengontrol kadar kolesterol dan gula darah, mencegah obesitas, serta membantu menurunkan tekanan darah 7. Riwayat Kesehatan Keluarga Risiko PJK meningkat pada seseorang yang memiliki keluarga dengan penyakit jantung. 8. Usia Makin tua usia seseorang, makin tinggi risikonya terserang penyakit jantung koroner. Penyakit ini lebih sering menimpa pria usia lebih dari 45 tahun dan wanita lebih dari 55 tahun. 9. Jenis Kelamin 11 Umumnya, PJK lebih banyak menyerang pria dibanding wanita. Namun demikian, risiko terkena penyakit yang sama akan meningkat pada wanita pasca menopause. 10. Stress Penelitian menunjukkan, stres dalam berbagai lingkup kehidupan, dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. Stres juga dapat memicu faktor risiko lain. Sebagai contoh, stres dapat memicu seseorang merokok atau makan berlebihan 11. Preeklamsia Preeklamsia adalah komplikasi yang terjadi dalam masa kehamilan, ditandai dengan hipertensi dan kadar protein tinggi dalam urine. Kondisi ini meningkatkan risiko gangguan pada jantung, termasuk PJK. C. Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koroner 1. Angina Angina adalah nyeri dada akibat berkurangnya suplai darah ke otot jantung. Meskipun pada umumnya tidak mengancam nyawa, tetapi angina dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung atau stroke. 2. Serangan Jantung Serangan jantung terjadi ketika arteri sudah tersumbat sepenuhnya. Kondisi ini harus segera ditangani, agar tidak terjadi kerusakan permanen pada otot jantung. Nyeri akibat serangan jantung serupa dengan angina. Hanya saja, nyeri pada serangan jantung akan terasa lebih berat, dan dapat terjadi walaupun penderita sedang beristirahat. Gejala serangan jantung bisa berupa nyeri yang menjalar dari dada ke lengan, dagu, leher, perut, dan punggung. Nyeri tersebut dapat berlangsung selama lebih dari 15 menit. Selain gejala tadi, penderita juga bisa mengalami pusing, berkeringat, mual, dan tubuh terasa lemas. 3. Gagal Jantung Penderita penyakit jantung koroner juga dapat mengalami gagal jantung, bila jantung terlalu lemah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan darah menumpuk di paru-paru, sehingga penderita mengalami sesak napas. 12 D. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner 1. Konsumsi makanan bergizi seimbang Perbanyaklah mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah. Selain itu, batasi kadar garam pada makanan, tidak lebih dari 1 sendok teh sehari. Hindari makanan dengan kadar kolesterol tinggi, terutama bila kadar LDL Anda cukup tinggi. Jenis makanan lain yang harus dihindari adalah makanan berkadar gula tinggi, karena dapat meningkatkan risiko terkena diabetes, salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner. 2. Lakukan olahraga rutin Olahraga rutin dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga tekanan darah tetap normal. Luangkan waktu setidaknya 150 jam dalam seminggu, untuk berolahraga. Misalnya dengan jogging 30 menit setiap hari. 3. Konsumsi obat dengan benar Sangat penting untuk mengikuti petunjuk dokter dalam mengonsumsi obat. Penting untuk diingat bahwa jangan menghentikan pengobatan tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter, karena dapat mengakibatkan gejala makin memburuk. E. Pengobatan Penyakit Jantung Koroner 1. Farmakologi Beberapa jenis obat untuk menangani penyakit jantung koroner, antara lain: a. Pengencer Darah, dokter dapat meresepkan pengencer darah jenis antiplatelet, kecuali pada pasien dengan gangguan pembekuan darah. Antiplatelet dapat membantu mencegah pembekuan darah, dan menurunkan risiko angina serta serangan jantung. Contoh obat ini adalah aspirin dan clopidogrel. b. Statin, Statin berfungsi menurunkan kolesterol tinggi, dengan membuang LDL dari darah, sehingga memperlambat perkembangan penyakit jantung. Contoh obat statin yang biasa diresepkan adalah atorvastatin dan simvastatin. 13 c. Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors), jenis obat ini digunakan untuk mengobati hipertensi, di antaranya captopril dan enalapril. d. Angiotensin II receptor blockers (ARB), fungsi obat ini sama seperti ACE inhibitors, yaitu mengatasi hipertensi. Contohnya adalah valsartan dan telmisartan. e. Penghambat beta (beta blockers), obat ini berfungsi mencegah angina dan mengatasi hipertensi. Contohnya adalah bisoprolol dan metoprolol. f. Nitrat, nitrat berfungsi melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah ke jantung meningkat, dan jantung tidak memompa darah lebih keras. Salah satu jenis nitrat adalah nitrogliserin. g. Antagonis kalsium, obat ini bekerja melebarkan pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun. Contohnya adalah verapamil dan diltiazem. h. Diuretik, jenis obat ini bekerja mengurangi kadar air dan garam dalam darah melalui urine, dan melebarkan pembuluh darah agar tekanan darah. Bila obat sudah tidak efektif untuk mengatasi gejala yang dialami, pasien akan disarankan untuk menjalani operasi. Dokter juga akan menjalankan operasi bila penyempitan pembuluh darah disebabkan oleh penumpukan ateroma. Sejumlah tindakan yang dilakukan, antara lain:menurun. a. Pasang ring jantung atau angioplasti koroner dilakukan dengan memasukkan kateter ke bagian arteri yang mengalami penyempitan. Kemudian, dokter akan mengembangkan balon kecil melalui kateter untuk melebarkan arteri yang menyempit. Dengan demikian, aliran darah dapat kembali lancar. Ring (stent) akan dipasang di arteri guna mencegah penyempitan kembali. b. Bypass jantung dilakukan dengan membedah dada pasien. Oleh karena itu, prosedur ini umumnya hanya dilakukan bila terdapat lebih dari satu arteri yang tersumbat. Prosedur ini dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari bagian tubuh lain, untuk ditempel (dicangkok) ke bagian antara pembuluh darah besar (aorta) dan arteri, dengan melewati area yang menyempit. Dengan begitu, darah akan mengalir lancar melalui rute baru tersebut. c. Tranplantasi Jantung, tindakan ini dilakukan jika kerusakan jantung sudah sangat parah, dan sudah tidak dapat lagi diatasi dengan obat. 14 Tranplantasi jantung dilakukan dengan mengganti jantung yang rusak, dengan jantung yang sehat dari pendonor. 2. Non-Farmakologi a. Berhenti merokok. b. Mengurangi atau berhenti mengonsumsi alkohol. c. Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. d. Mengurangi stress. e. Menjaga berat badan ideal. f. Berolahraga secara teratur. 15 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung dimana terjadi penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Peyebab terjadinya Penyakit jantung koroner diantara lain rokok, diabetes, trombosis, tekanan darah tinggi kadar kolestrol tinggi, kurang beraktivitas, riwayat kesehatan keluarga, usia, jenis kelamin, stress, preeklamsia. Tanda gejala yang sering mumcul adalah angina, serangan jantung, gagal jantung. Pengobatan penyakit jantung koroner dapat dilakukan secara farmakologi maupun non-farmakologi, apabila kedua pengobatan tersebut tidak memnunjukan hasil maka disarankan untuk dilakukannya operasi. B. SARAN Penyusunan proposal ini masih, jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari pembaca demi tersusunnya proposal yang lebih baik lagi. 16 DAFTAR RUJUKAN Willy, Tjin. 2019. https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner/pengobatan. Diakses 3 Juli 2019 Willy, Tjin. 2019. https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner/pencegahan . Diakses 3 Juli 2019 Willy, Tjin. 2019. https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner/pengertian . Diakses 3 Juli 2019 Willy, Tjin. 2019. https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner/penyebab . Diakses 3 Juli 2019 Willy, Tjin. 2019. https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner/gejala . Diakses 3 Juli 2019 17