MAKALAH PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH RAIHAN AHMAD SAGGAF 28.0564 D3 23 KATA PENGANTAR Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Indramayu, 19 Februari 2021 Penyusun BAB I 1.1 LATAR BELAKANG pajak menurut Mardiasmo (2009) mengatakan bahwa: “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Sedangkan pengertian Pajak menurut Abut (2007) menyatakan bahwa: “Pajak merupakan iuran kepada negara, yang dapat dipaksakan dan terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.” Dari beberapa pengertian pajak tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan iuran wajib dari rakyat kepada negara sebagai wujud peranserta dalam pembangunan, yang pengenaannya didasarkan pada undang-undang dan tidak mendapat imbalan secara langsung, serta dapat dipaksakan kepada mereka yang melanggarnya. Sebagaimana halnya dengan pajak pusat, pajak daerah mempunyai peran penting dalam pelaksanaan fungsi negara/pemerintahan, baik dalam fungsi mengatur (regulatory), penerimaan (budgetory), redistribusi (redistributive), dan alokasi sumber daya (resource allocation) maupun kombinasi antara keempatnya. Pada umumnya fungsi pajak daerah lebih diarahkan untuk alokasi sumber daya dalam rangka penyediaan pelayanan kepada masyarakat, di samping fungsi regulasi untuk pengendalian. Sesuai hal tersebut, fungsi pajak daerah dapat dibedakan menjadi 2 (dua) fungsi utama, yaitu fungsi budgetory dan fungsi regulatory. Namun, pembedaan ini tidaklah dikotomis. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 Bagaimana metode perhitungan pajak restoran Bagaimana metode perhitungan pajak hotel Bagaimana metode perhitungan pajak parker Bagaimana metode perhitungan pajak retribusi pelayanan pasar 1.3 TUJUAN PEMBAHASAN 1.3.1 Untuk mengetahui metode perhitungan pajak restoran 1.3.2 Untuk mengetahui metode perhitungan pajak hotel 1.3.3 Untuk mengetahui metode perhitungan pajak parker 1.3.4 Untuk mengetahui metode perhitungan pajak retribusi pelayanan pasar BAB II 2.1 Metode Perhitungan Pajak Restoran Tarif pajak restoran ditetapkan sebesar 10%. Banyak pihak yang mengira pajak restoran dikenakan ketika membeli makanan atau minuman, termasuk pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sebenarnya, pajak restoran tidak sama dengan PPN. Pemungut pajak restoran adalah Pemerintah Daerah (Pemda) dan PPN dipungut oleh Pemerintah Pusat. Di samping itu, pengusaha bisnis restoran wajib melaporkan SPT Masa dan SPT Tahunan apabila melakukan pemungutan: PPh Pasal 21 atas pembayaran gaji, tunjangan, bonus kepada karyawan atau pihak perorangan lain yang berjasa. PPh Pasal 23 atas pembayaran jasa ke Badan Usaha lain di dalam negeri. Pelaporan ini dilakukan hanya ketika ada transaksi jasa. PPh Pasal 25 atas angsuran PPh Tahunan. Pelaporannya berupa lampiran Surat Setoran Pajak (SSP) atau Surat Setoran Elektronik (SSE) setiap bulan. PPh Pasal 26 atas pembayaran jasa ke luar negeri, seperti franchise, royalti atau jasa manajemen lainnya. PPh Pasal 29 atas penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun buku/bulan. Pelaporannya paling lambat dilakukan 3 bulan setelah Tahun Pajak berakhir. PPh Pasal 4 atas pembayaran sewa ruang dan bangunan. Pelaporan dilakukan apabila terjadi transaksi saja. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas transaksi yang menggunakan faktur pajak standar atau sejenisnya. Pajak restoran dipungut atas pelayanan yang disediakan oleh restoran kepada pengunjung atau pembeli. Untuk menghitung pajak restoran, cukup dengan mengalikan tarif pajak 10% dengan dasar pengenaan pajak. Dasar pengenaan pajak merupakan sejumlah bayaran yang diterima atau yang seharusnya dipungut oleh restoran. Rumus Pajak Bisnis Restoran = Dasar Pengenaan Pajak (DPP) × Tarif Pajak Contoh: Dasar Pengenaan Pajak (nominal pembayaran yang diterima atau dipungut sesuai dengan struk atau dokumen lainnya yang sejenis) sebesar Rp70.000.000. Tarif pajak sebesar 10% Perhitungan pajak restoran: = Dasar pengenaan pajak × Tarif Pajak = Rp70.000.000 × 10% = Rp7.000.000 2.2 Metode Perhitungan Pajak Hotel Perhitungan pajak di hotel menjadi salah satu komponen penting dalam administrasi perhotelan. Namun pengalaman saya ketika implementasi aplikasi hotel menemukan beberapa hotel masih belum begitu paham mengenai perhitungan pajak ini. Pajak yang muncul dalam tagihan tamu ini disebut dengan PB1 atau Pajak Pembangunan Satu yang besarannya 10%, merupakan Pajak yang nantinya disetorkan ke Pemda setempat. PB1 ini biasanya dikenakan ke industri hotel, restoran, wisata, hiburan ataupun tempat-tempat lainnya. Jadi ini berbeda dengan PPN ya. Oke sekarang ke perhitungannya ya. Misal kita punya komponen harga kamar Rp.200.000,- lalu harga tersebut dikenakan service charge 10% yaitu senilai Rp.20.000,- maka perhitungan pajak PB1 nya adalah 10% x (harga kamar + service charge) = 10% x (200.000+20.000) = Rp.22.000. Total yang dibayarkan oleh tamu adalah = harga kamar + service charge + pajak = 200.000 + 20.000 + 22.000 = Rp. 242.000,-. Lalu, kok di lembar tagihan tamu munculnya harga kamar 200.000 dan dibawahnya ada tulisan Tax & Service 21% ? itu bagaimana muncul angka 21% nya ? Begini saya turunkan rumusnya ya heheheh (biar gaya). Harga kamar + Service Charge 10% + Pajak 10% Harga Kamar + (Harga Kamar x 10% ) + ((Harga Kamar + ( Harga Kamar x 10% )) x 10% ) Harga Kamar + (Harga Kamar x 10% ) + (Harga Kamar x 10% ) + (Harga Kamar x 10% x 10% ) Harga Kamar x ( 1 + 10% + 10 % + (10 % x 10%) Harga Kamar x ( 1 + 20% + 1 % ) Harga Kamar x ( 1 + 21% ) Harga Kamar + ( Harga Kamar x 21%) Nah, di poin 7 silahkan anda masukkan Harga Kamar Rp. 200.000 200.000 + (200.000 x 21%) = 200.000 + 42.000 = 242.000,- 2.3 Metode perhitungan Pajak parker PP = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak PP = Pajak Parkir Contoh perhitungan Pajak : Tagihan parker : 1.000.000 Diskon 20%: 200.000 Pp= 30% x 1000.000 PP= 300.000 2.4 Metode perhitungan Pajak retribusi pelayanan pasar a. Tarif Retribusi Penyewaan Toko/Kios berdasarkan perkalian ukuran luas dengan tarif pemakaian menurut klasifikasi pasar dengan rincian sebagai berikut : 1. Klasifikasi I A. Rp. 5.000,-/m²/bulan B. Rp. 4.000,-/m²/bulan C. Rp. 3.000,-/m²/bulan 2. Klasifikasi II A. Rp. 3.500,-/m²/bulan B. Rp. 2.500,-/m²/bulan 3. Non Inpres A. Rp. 5.000,-/m²/bulan B. Rp. 3.500,-/m²/bulan C. Rp. 3.000,-/m²/bulan D. Rp. 2.500,-/m²/bulan b. Tarif Retribusi Pemakaian Persil Tanah Pasar A. Rp. 1.500,-/m²/bulan B. Rp. 1.000,-/m²/bulan c. Tarif Retribusi Pemberian Izin : 1. Membuka batas dinding Toko/ Kios Rp 20.000,-/ m². 2. Balik Nama Hak Sewa sebesar jumlah retribusi untuk 2 (dua) tahun pembayaran retribusi Toko/Kios yang bersangkutan. 3. Balik Nama Hak memakai sebanyak 5 % (lima perseratus) dari harga jual ditambah Retribusi Izin sesuai dengan klasifikasi. 4. Pemakaian baru Toko/Kios, klasifikasi A. Rp. 300.000,B. Rp. 250.000,C. Rp. 200.000,5. Menggunakan hak sewa sebagai agunan/borg/ jaminan hutang pada lembaga perbankan, dengan rincian sebagai berikut : a) Pinjaman sampai dengan Rp 5.000.000,dikenakan Rp 50.000,b) Pinjaman Rp 5.000.000,-s/d Rp 10.000.000,- dikenakan Rp 200.000,c) Pinjaman Rp 10.000.000,-s/d Rp 20.000.000,- dikenakan Rp 400.000,d) Pinjaman Rp 20.000.000,-s/d Rp 50.000.000,- dikenakan Rp 600.000,e) Pinjaman Rp 50.000.000,- ke atas dikenakan Rp 800.000,d. Tarif Retribusi Perpanjangan Izin : Penyewaan Toko/Kios dengan klasifikasi A. Rp. 50.000,- B. Rp. 35.000,C. Rp. 25.000,e. Tarif Retribusi Pemakaian Meja Kanter Rp 2.500,-/m2/ bulan f. Tarif Retribusi Pemakaian Payung Rp 1.000,-/payung/ hari g. Tarif Retribusi Pemakaian Pelataran Pasar bagi Pedagang Kaki Lima Rp 500,-/hari bagi yang menggunakan areal dengan ukuran 1 x 1,5 m; - Rp 1.000,-/hari bagi yang menggunakan areal dengan ukuran 2 x 3 m; - Rp 1.500,-/hari bagi yang menggunakan areal dengan ukuran 3 x 4 m; - Rp 2.000,-/hari bagi yang menggunakan areal dengan ukuran maksimal 4 x 5 m. h. Tarif Retribusi Pemakaian Pelataran Pasar bagi Pedagang Pujasera: - Rp 1.000,-/malam bagi yang tidak menyediakan tempat duduk; - Rp 1.500,-/malam bagi yang menyediakan tempat duduk dengan kapasitas 1 s/d 6 orang; - Rp 2.000,-/malam bagi yang menyediakan tempat duduk dengan kapasitas 6 orang ke atas; i. Tarif Retribusi Toilet/ WC Umum 1. Buang air kecil Rp 500,- /sekali masuk 2. Buang air besar/mandi Rp 1.000,- /sekali masuk -