Uploaded by User96623

Pengertian, prinsip kerja, jenis Air Conditioner (AC)

advertisement
Zamrud Kurnia Prasetyo
Anggie Alvionita
(185060300111013)
(185060300111015)
PENGENDALIAN MESIN ELEKTRIK (B)
AC (Air Conditioner)
A. PENGERTIAN
Air Conditioner (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi pengembangan dari
teknologi mesin pendingin, sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara dan
kelembaban suatu area (yang digunakan untuk pendinginan maupun pemanasan tergantung pada sifat
udara pada waktu tertentu).Umumnya menggunakan siklus refrigerasi tapi kadang-kadang
menggunakan penguapan, biasanya untuk kenyamanan pendingin di gedung-gedung dan kendaraan
bermotor. Alat ini dipakai bertujuan untuk memberikan udara yang sejuk dan menyediakan uap air
yang dibutuhkan bagi tubuh. Untuk dapat menghasilkan udara dengan kondisi yang diinginkan, maka
peralatan yang dipasang harus mempunyai kapasitas yang sesuai dengan beban pendinginan yang
dimiliki ruangan tersebut.Untuk itu diperlukan survey dan menentukan besarnya beban pendinginan.
Secara garis besar beban pendinginan terbagi atas dua kelompok,yaitu beban pendinginan
sensibel dan beban pendinginan laten. Beban pendinginan sensibel adalah beban panas yang
dipengaruhi oleh perbedaan suhu, seperti beban panas yang lewat kontruksi bangunan, peralatan
elektronik, lampu, dll. Sedangkan beban pendinginan laten adalah beban yang dipengaruhi oleh adanya
perbedaan kelembaban udara
B. KOMPOEN PENYUSUN
Komponen utama yang melakukan kerja proses pendingin adalah :
Gambar Proses Kerja Pendingin
1.
Coil Evaporator (Cooler)
Evaporator mempunyai 2 macam fungsi, pertama yaitu untuk menyerap enersi panas
udara ruangan agar temperaturnya turun, dan kedua untuk menurunkan tingkat kelembaban
udara ruangan. Agar evaporator dapat menyerap panas udara, maka temperatur evaporator harus
dibuat lebih rendah dari temperatur udara ruangan. Proses pendinginan evaporator dilakukan
dengan cara penguapan refrigran cair (biasa disebut freon) menjadi uap refrigran didalam
evaporator. Perubahan bentuk dari refrigran cair menjadi uap ini membutuhkan enersi panas.
Dan panas ini akan diserap dari media disekelilingnya, yaitu pipa coil evaporator dan udara yang
bersinggungan dengan coil evaporator tersebut. Proses inilah yang menyebabkan kenapa coil
evaporator temperaturnya menjadi dingin.
Pipa coil evaporator dilengkapi dengan sirip-sirip aluminium yang berfungsi untuk
memperluas permukaan yang bersinggungan dengan udara ruangan dengan tujuan agar
penyerapan panas udara bertambah menjadi lebih baik. Agar penyerapan panas udara ruangan
merata keseluruh ruangan, maka udara ruangan perlu disirkulasikan agar melewati coil
evaporator. untuk keperluan ini didesain khusus sebuah fan blower dengan bentuk seperti
tabung. Refrigran didalam coil evaporator merupakan campuran dalam bentuk cair dan uap serta
mempunyai temperatur dan tekanan yang konstan.
Saat akan meninggalkan coil evaporator dan masuk kedalam kompresor semua refrigran
harus sudah berubah menjadi uap dan temperatur biasanya sedikit naik diatas temperatur jenuh
uap refrigran tersebut yang dinamakan “super heat”. Saat meninggalkan coil evaporator, semua
refrigran harus sudah berubah sebagai uap, karena kompresor hanya boleh memampatkan dalam
bentuk uap. Jika refrigran cair ikut masuk kedalam pompa kompresor, maka hal ini dapat
merusak pompa kompresor, karena bentuk cair tidak bisa dimampatkan.
2.
Kompresor
Kompresor bekerja untuk memompa refrigran agar bersirkulasi pada lingkaran pendingin
untuk membawa dan memindah enersi panas dari dalam ruangan keluar ruangan. Pada masukan
kompresor dipasang sebuah tabung yang dinamakan “akumulator”, yang mempunyai fungsi
utama untuk memisahkan refrigran cair dan refrigran ruang dan untuk mencegah refrigran cair
agar tidak ikut masuk kedalam kompresor. Selain itu akumulator juga berfungsi untuk mengikat
kotoran dan kelembaban uap air. Pompa kompresor bekerja menghisap ruangan coil evaporator
sehingga tekanan didalam evaporator menjadi rendah. Dan pada sisi lain akan memampatkan
uap refrigran pada coil kondensor sehingga tekanannya menjadi tinggi.
3.
Coil Kondensor (Out Door)
Refrigran dalam evaporator menyerap enersi panas udara dalam ruangan, kemudian
refrigran bersirkulasi membawa enersi panas tersebut keluar kearah kondensor, dan oleh
kondensor enersi panas akan dibuang ke udara bebas. Refrigran yang telah membuang panas
akan berulang bersirkulasi kembali masuk kedalam coil evaporator.
4.
Pipa Kapiler
Pipa kapiler mempunyai peranan yang sangat penting pada sistim pendingin dan
berfungsi untuk mengatur besarnya aliran refrigran cair dari kondenser yang masuk ke
evaporator. Hal ini ditentukan oleh panjang dan diameter lubang pipa kapiler. Menghambat
aliran refrigran sehingga tekanan pada keluaran pipa kapiler yang masuk ke coil evaporator turun
menjadi lebih rendah sehingga memungkinkan terjadinya penguapan refrigran.Kotoran yang
ikut bersirkulasi lama-kelamaan dapat mengendap padà dinding-dinding pipa kapiler dan dalam
jangka waktu yang lama dapat mempersempit atau menyumbat pipa kapiler. Oleh karena itu
dipasang sebuah filter (nama lainya adalah dryer, strainer) sebelum masukan ke pipa kapiler
untuk mencegah agar kotoran tidak sampai masuk ke pipa kapiler.
5. Refrigeran
Kalau kompresor ibarat jantung, maka refrigran adalah ibarat darahnya. Refrigran dipilih
sebagai media pembawa pemindah enersi panas terutama berdasarkan sifatnya yang mempunyai
titik didih yang sangat rendah dan enthaiphy yang tinggi. Refrigran jenis R22 misalnya
mempunyai titik didih sekitar minus 41°C. Kecuali itu refrigran juga dipilih dari bahan yang
tidak mudah terbakar, tidak mudah meledak, tidak berbau, tidak beracun, dan tidak bereaksi
dengan tembaga maupun oli.
C. PRINSIP KERJA
1. Proses pertama adalah kipas sentrifugal yang ada dalam evaporator menghisap udara di
dalam ruangan dan udara tersebut akan bersentuhan dengan pipa coil yang berisi cairan
refrigerant. Refrigerant kemudian akan menyerap panas udara sehingga udara menjadi dingin
yang menyebabkan refrigerant akan menguap. Refrigerant yang menguap tersebut
dikumpulkan dalam penampung uap.
2. Kemudian tekanan uap yang berasal dari evaporator disirkulasikan menuju kondensor.
Selama proses kompresi tersebut berlangsung, temperatur dan tekanan uap refrigerant
menjadi naik yang selanjutnya akan ditekan masuk ke dalam kondensor.
3. Tekanan refrigerant yang tinggi tersebut diturunkan menggunakan katup ekspansi untuk
mengatur laju aliran refrigerant yang masuk dalam evaporator. Saat udara keluar dari
condensor udara menjadi panas yang akan berubah menjadi uap. Uap refrigerant
memberikan panas kepada udara pendingin dalam condensor yang kemudian akan menjadi
embun pada pipa kapiler. Dalam mengeluarkan panas pada condensor, dibantu oleh kipas
propeller.
4. Kemudian agar sirkulasi udara dingin terus-menerus dalam ruangan, diperlukan adanya
thermostat untuk mengatur suhu dalam ruangan atau sesuai dengan keinginan. Hal tersebut
akan menyebabkan udara dalam ruang menjadi lebih dingin dibanding diluar ruangan sebab
udara di dalam ruangan dihisap oleh sentrifugal yang terdapat pada evaporator kemudian
terjadi udara bersentuhan dengan pipa/coill evaporator yang didalamnya terdapat gas
pendingin (freon). Pada saat ini terjadi adanya perpindahan panas sehingga suhu udara dalam
ruangan relatif dingin dari sebelumnya. Saat udara dalam ruangan menjadi lebih dingin,
sebaliknya suhu di luar ruangan lebih panas dibanding di dalam ruangan, sebab udara yang
di dalam ruangan yang dihisap oleh kipas sentrifugal dan bersentuhan dengan evaporator,
serta dibantu dengan komponen AC lainnya, kemudian udara dalam ruangan dikeluarkan
oleh kipas udara kondensor. Dalam hal ini udara di luar ruangan dapat dihisap oleh kipas
sentrifugal dan masuknya udara melalui kisi-kisi yang terdapat pada AC.
5. Selanjutnya gas refrigerant bersuhu tinggi saat akhir kompresi di condensor dengan mudah
dicairkan dengan udara pendingin pada sistem air cooled atau uap refrigerant menyerap
panas udara pendingin dalam condensor sehingga mengembun dan menjadi cairan di luar
pipa evaporator. Karena air atau udara pendingin menyerap panas dari refrigerant, maka air
atau udara tersebut menjadi panas pada waktu keluar dari kondensor. Uap refrigerant yang
sudah menjadi cair ini, kemudian dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui katup ekspansi.
Kejadian ini akan berulang kembali seperti di atas.
Gambar Cara Kerja AC
D. JENIS
Berdasarkan jenisnya ada 4 jenis AC yang sering dipergunakan pada rumah tangga yatiu
AC Split, AC Window, AC Sentral dan Standing AC.
1. AC Split
Mesin tata udara jenis ini, terbagi atas dua unit, satu di bagian luar ruangan (Outdoor
Unit) yang berisi kondensor dan kompresor, dan satu di dalam ruangan (Indoor Unit) berisi
evaporator dan kipas udara. Untuk AC split dengan kapasitas besar, unit dalam ruangan
dapat terdiri lebih dari satu unit (Multi Split) sedang unit di luarnya tetap satu. Tipe lain dari
AC sistem split ini adalah sistem AC split duct. Pada sistem ini untuk mengalirkan udara
dingin dibantu dengan sistem ducting, sehingga jangkauannya lebih luas dan merata.
Pada akhir-akhir ini di pasaran mulai berkembang AC sistem split yang telah dilengkapi
dengan inverter. Pada AC split konvensional. motor pada kompresor akan bekerja pada
kecepatan maksimum jika suhu ruangan belum terpenuhi dan akan mati bila suhu ruangan
sudah terpenuhi. Sedangkan arus yang dibutuhkan motor kompresor untuk start sangat
tinggi sehingga menyebabkan biaya listrik meningkat. Hal inilah yang coba dihindari oleh
sistem AC split inverter. Pada AC split dengan inverter ini hidup dan mati dari motor
kompresor diminimalkan, dengan menggunakan kompresor yang kecepatan motornya dapat
berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Pada saat suhu ruangan belum mencapai suhu yang
diinginkan. maka kecepatan motor kompresor akan maksimum dan kecepatan motor ini
akan semakin berkurang jika suhu ruangan sudah mendekati suhu yang diinginkan.
Gambar Iverter dan Convensional
Untuk penggunaan sistem Split di Mall dan Perkantoran biasanya unit Compressor diletakkan
di atap untuk mengurangi kebisingan didalam- ruangan. Sedangkan untuk unit di dalam ruang
mempunyai berbagai alternative pemasangan, antara lain:
• Ceiling cassete
Gambar Ceiling cassete
•
Wall mounted
Gambar Wall Mounted
•
Floor standing
Gambar Floor Standing
•
Ceiling suspended
Gambar ceiling suspended
2. AC Window.
AC jenis ini merupakan pendingin yang relatif murah untuk kapasitas kecil mudah
digunakan dan mudah pemasangannya. Kelemahan dari AC ini adalah penggunaannya yang
cenderung menimbulkan kebisingan di dalam ruangan, karena letak kompresor AC dari
ruangan berdekatan. Bagian kondensor dari AC ini perlu diletakkan diluar ruangan. Pendingin
jenis ini cocok digunakan untuk ruangan yang kecil.
Gambar AC Window
Pada AC jenis window, semua komponen AC seperti filter udara, evaporator, blower,
kompresor, kondenser, refrigerant filter, ekspansion valve dan controll unit terpasang pada
satu base plate, kemudian base plate beserta semua komponen AC tersebut dimasukkan
kedalam kotak plat sehingga menjadi satu unit yang kompak. Biasanya dipilih karena
pertimbangan keterbatasan ruangan, seperti pada rumah susun.
3. AC Sentral
Pada AC jenis ini udara dari ruangan didinginkan pada cooling plant di luar ruangan
tersebut, kemudian udara yang telah dingin dialirkan kembali kedalam ruangan tersebut. AC
sentral ini biasa digunakan di hotel, mall atau gedung-gedung dengan ruangan yang banyak.
Berbeda dengan AC split dan AC window. dalam sistem ini refrigerant yang digunakan tetap
sama, tetapi untuk mendistribusikan ke FCU dan AHU digunakan air dingin (chilled water)
dengan suhu sekitar 5°C. Air dingin dihasilkan oleh chiller (mesin penghasil air dingin yang
juga menggunakan refrigerant sebagai zat pendingin).
AC sentral mempunyai dua unit terpisah, yaitu indoor unit (evaporator) dan outdoor
unit (kompresor dan kondensor). Secara singkat Cara kerja AC sentral ini dapat dilihat pada
gambar. Pada saat udara panas yang berasal dari ruangan mengalir melalui koil evaporator,
panas akan diserap oleh evaporator. Di dalam evaporator ini terdapat air dingin yang
dihasilkan oleh chiller. Air yang keluar dari evaporator akan memiliki suhu yang tinggi dan
akan disalurkan ke outdoor unit yang terletak di luar ruangan. Di outdoor unit ini air akan
mengalami beberapa proses melalui kondensor, chiller, dan sebagainya, sehingga air yang
keluar dari kondensor ini akan kembali memiliki suhu yang rendah. Air ini kemudian
dialirkan ke evaporator untuk mengalami proses yang sama dengan awal tadi. Udara dingin
yang keluar dari evaporator akan disalurkan ke ruangan-ruangan melalui ducting.
4. Standing AC.
Jenis AC ini cocok dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan situasional dan mobil karena
fungsinya yang mudah dipindahkan, seperti seminar, pengajian outdoor dsb.
2.4
Komponen Utama Sitem Pendingin
1. Kompresor
Kompresor atau pompa isap mempunyai fungsi yang vital. Dengan adanya kompresor,
refrigerant bisa mengalir ke seluruh sistem pendingin. Sistem kerjanya adalah dengan
mengubah tekanan, sehingga terjadi perbedaan tekanan yang memungkinkan refrigeran
mengalir (berpindah) dari sisi bertekanan rendah ke sisi bertekanan tinggi.
Ketika bekerja, refrigerant yang dihisap dari evaporator dengan suhu dan tekanan
rendah dimampatkan sehingga suhu dan tekanannya naik. Gas yang dimampatkan ini
ditekan keluar dari kompresor lalu dialirkan ke kondensor, tinggi rendahnya suhu dikontrol
dengan thermostat. Jenis kompresor yang banyak digunakan adalah kompresor torak,
kompresor rotary, kompresor sudu, dan kompresor sentrifugal.
a. Kompresor torak (Reciprocating compressor)
Pada saat langkah hisap piston, gas refrigerant yang bertekanan rendah ditarik
masuk melalui katup hisap yang terletak pada piston atau di kepala kompresor.
Pada saat langkah buang, piston menekan refrigerant dan mendorongnya keluar
melalui katup buang, yang biasanya terletak pada kepala silinder.
b.
Kompresor rotary
Rotor adalah bagian yang berputar didalam stator, rotor terdiri dari dua balingbaling.Langkah hisap terjadi saat katup mulai terbuka dan berakhir setelah katup
tertutup.Pada waktu katup sudah tetutup dimulai langkah tekan sampai katup
pengeluaran membuka, sedangkan pada katup secara bersamaan sudah terjadi
langkah hisap, demikian seterusnya.
c.
Kompresor sudu
Kompresor jenis ini kebanyakan digunakan untuk lemari es, frezer, dan
pengkondisan udara rumah tangga, juga digunakan sebagai kompresor pembantu
pada bagian tekanan rendah sistem kompresi bertingkat besar.
2. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk membuang kalor yang diserap dari evaporator dan panas
yang diperoleh dari kompresor, serta mengubah wujud gas menjadi cair. Banyak jenis
kondensor yang dipakai, untuk kulkas rumah tangga digunakan kondensor dengan pendingin
air. Jenis lain kondensor berpendingin air memiliki pipa-pipa yang dapat dibersihkan.
Kondensor dibedakan menjadi 3 jenis, yakni Air-cooled Condensor, Water-cooled
Condensor dan Evaporative-cooled Condensor.
a.
Air-cooled Condensor
Dalam Air-cooled condensor, kalor dipindahkan dari refrigeran ke udara dengan
menggunakan sirkulasi alamiah atau paksa.Kondensor dibuat dari pipa baja, tembaga
dengan diberi sirip untuk memperbaiki transfer kalor pada sisi udara. Refrigeran mengalir
didalam pipa dan udara mengalir diluarnya. Air cooled condensor hanya digunakan untuk
kapasitas kecil seperti refrigerator dan small water cooler.
b.
Water cooled Condensor.
Water cooled condensor dibedakan menjadi 3 jenis yakni shell and tube, shell and
coil, double tube.
• Shell and Tube
Salah satu jenis alat penukar kalor yang menurut kontruksinya dicirikan oleh
adanya sekumpulan pipa (tabung) yang dipasangkan didalam shell (pipa galvanis)
yang berbentuk silinder dimana 2 jenis fluida saling bertukar kalor yang mengalir
secara terpisah (air dan freon).
• Shell and Coil.
Terdiri dari sebuah cangkang yang dilas elektrik dan berisi koil air, kadangkadang juga dengan pipa bersirip.
• Double Tube
Refrigeran mengembun diluar pipa dan air mengalir dibagian dalam pipa pada
arah yang berlawanan. Double tube digunakan dalam hubungan dengan cooling
tower dan spray pond.
c.
Evaporative Condensor
Refrigeran pertama kali melepaskan kalorya ke air kemudian air melepaskan kalornya
ke udara dalam bentuk uap air. Udara meninggalkan uap air dengan kelembaban yang
tinggi seperti dalam cooling tower. Oleh karena itu kondensor evaporative
menggabungkan fungsi dari sebuah kondensor dan cooling tower. Evaporative condensor
banyak digunakan dipabrikamoniak.
Kondensor yang digunakan disini adalah jenis water cooled kondensor tipe shell and
tube, karena lebih mudah dalam menganalisa temperatur jika dibandingkan dengan Air
cooled Kondensor yang sering terjadi fluktuasi pada temperaturnya. Watercooled
condensor ini ditempatkan di antara kompresor dan alat pengatur bahan pendingin (pipa
kapiler). Posisinya ditempatkan berhubungan langsung dengan udara luar agar gas di
dalam kondensor juga didinginkan oleh suhu ruangan.
Gas yang berasal dari kompresor memiliki suhu dan tekanan tinggi, ketika mengalir
di dalam pipa kondensor, gas mengalami penurunan suhu hingga mencapai suhu
kondensasi kemudian mengembun. Wujud gas berubah menjadi cair dengan suhu rendah
sedangkan tekanannya tetap tinggi.
3. Katup Ekspansi
Komponen utama yang lain untuk mesin refrigerasi adalah katup ekspansi. Katup
ekspansi ini dipergunakan untuk menurunkan tekanan dan untuk mengekspansikan secara
adiabatik cairan yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai mencapai tingkat tekanan
dan temperatur rendah, atau mengekspansikan refrigeran cair dari tekanan kondensasi ke
tekanan evaporasi, refrigerant cair diinjeksikan keluar melalui oriffice, refrigerant segera
berubah menjadi kabut yang tekanan dan temperaturnya rendah.
Selain itu, katup ekspansi juga sebagai alat kontrol refrigerasi yang berfungsi:
1. Mengatur jumlah refrigeran yang mengalir dari pipa cair menuju evaporator sesuai
dengan laju penguapan pada evaporator.
2. Mempertahankan perbedaan tekanan antara kondensor dan evaporator agar penguapan
pada evaporator berlangsung pada tekanan kerjanya.
4. Pipa Kapiler
Pipa kapiler adalah salah satu alat ekspansi. Alat ekspansi ini mempunyai dua kegunaan
yaitu untuk menurunkan tekanan refrigeran cair dan untuk mengatur aliran refrigeran ke
evaporator. Cairan refrigeran memasuki pipa kapiler tersebut dan mengalir sehingga
tekanannya berkurang akibat dari gesekan dan percepatan refrigeran. Pipa kapiler hampir
melayani semua sistem refrigerasi yang berukuran kecil, dan penggunaannya meluas hingga
pada kapasitas regrigerasi 10kw. Pipa kapiler mempunyai ukuran panjang 1 hingga 6 meter,
dengan diameter dalam 0,5 sampai 2 mm (Stoecker, 1996). Diameter dan panjang pipa kapiler
ditetapkan berdasarkan kapasitas pendinginan, kondisi operasi dan jumlah refrigeran dari
mesin refrigerasi yang bersangkutan.
Konstruksi pipa kapiler sangat sederhana, sehingga jarang terjadi gangguan. Pada waktu
kompresor berhenti bekerja, pipa kapiler menghubungkan bagian tekanan tinggi dengan
bagian tekanan rendah, sehingga menyamakan tekanannya dan memudahkan start berikutnya.
Pipa kapiler ditunjukkan pada Gambar 2.2
Gambar Pipa Kapiler
5. Evaporator (Penguap)
Evaporator adalah komponen pada sistem pendingin yang berfungsi sebagai penukar
kalor, serta bertugas menguapkan refrigeran dalam sistem, sebelum dihisap oleh kompresor.
Panas udara sekeliling diserap evaporator yang menyebabkan suhu udara disekeliling
evaporator turun. Suhu udara yang rendah ini dipindahkan ketempat lain dengan jalan
dihembus oleh kipas, yang menyebabkan terjadinya aliran udara.
Ada beberapa macam evaporator sesuai tujuan penggunaannya dan bentuknya dapat
berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena media yang hendak didinginkan dapat berupa
gas, cairan atau padat. Maka evaporator dapat dibagi menjadi beberapa golongan, sesuai
dengan refrigeran yang ada di dalamnya, yaitu : jenis ekspansi kering, jenis setengah basah,
jenis basah, dan sistem pompa cairan.
1) Jenis ekspansi kering
Dalam jenis ekspansi kering, cairan refrigerant yang diekspansikan melalui katup
ekspansi pada waktu masuk ke dalam evaporator sudah dalam keadaan campuran cair dan
uap, sehingga keluar dari evaporator dalam keadaan uap air.
2) Evaporator jenis setengah basah
Evaporator jenis setengah basah adalah evaporator dengan kondisi refrigeran diantara
evaporator jenis ekspansi kering dan evaporator jenis basah. Dalam evaporator jenis ini,
selalu terdapat refrigeran cair dalam pipa penguapnya.
3) Evaporator jenis basah
Dalam evaporator jenis basah, sebagian besar dari evaporator terisi oleh cairan
refrigeran. Perpindahan panas yang terjadi pada evaporator adalah konveksi paksa yang
terjadi di dalam dan di luar tabung serta konduksi pada tabungnya. Perpindahan panas total
yang terjadi merupakan kombinasi dari ketiganya. Harga koefisien perpindahan panas
menyeluruh dapat ditentukan dengan terlebihi dahulu menghitung koefisien perpindahan
kalor pada sisi refrigeran dan sisi udara yang telah dijelaskan sebelumnya. Selanjutnya
koefisien perpindahan panas total dihitung berdasarkan luas permukaan dalam pipa dan
berdasarkan luas permukaan luar pipa.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelemahan :
Konsumsi listrik yang menyebabkan membengkaknya anggaran rumah tangga atau
perusahaan.
Dampak lingkungan yang kurang baik, jika AC tidak dalam keadaan terawat.
Bagian sebagian orang akan merugikan dengan suhunya yang dingin dan tingkat kelembaban
yang kurang. Terutama dampak bagi kulit yang menyebabkan kekeringan.
Apabila freon yang terdapat didalam AC bocor , itu akan mrnyebabkanglobal warming yang
akan merusak lingkungan
Menyetel AC terlalu dingin dapat membuat pemakaian listrik meningkat & usia pakainya
lebih singkat karena AC akan terus bekerja dengan kemampuan maksimalnya agar bisa
mencapai suhu yang disetel. Jika suhu lebih dingin, di atas sudah dibagikan akibatnya pada
tubuh. Sedangkan jika suhu terlalu panas, akan membuat cepat lelah & emosi meningkat.
AC membuat tubuh kekeringan (dehidrasi). Pastikan cukup minum untuk mencegahnya.
Kebutuhan cairan yang disarankan untuk mereka yang bekerja di ruangan ber-AC adalah
sekitar 50-60cc/kgBB/ hari. Contohnya jika berat badan 50kg, maka paling sedikit harus
minum sekitar 2500cc/hari. > Bekerja seharian di ruang yang menggunakan pendingin
ruangan saat ini sudah seperti kewajiban sejak beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan
semakin panasnya suhu udara yang diakibatkan oleh pemanasan global. Padahal penggunaan
pendingin ruangan juga salah satu penyebab terjadinya pemanasan global karena menipisnya
lapisa ozon.
7. Para pekerja yang bekerja di dalam ruangan tertutup lebih terpapar oleh polutan yang berada
di dalam ruangan. Polutan tersebut berasal dari penggunaan bahan bangunan sintetis yang
terus meningkat serta bisa juga berasal dari perawatan pribadi orang tersebut dan produkproduk rumah tangga lainnya yang mengandung berbagai macam zat kimia. Pada gedung
tertutup yang menggunakan pendingin udara, maka sirkulasi udaranya hanya berputar
disekitar tempat yang itu-itu saja dan ditambahi adanya polutan pada udara yang sama. Hal
ini bisa memicu timbulnya Sick Building Syndrome. Sindrom ini bisa mengakibatkan infeksi
saluran pernafasan serta dapat memperburuk penderita penyakit asma dan alergi akibat udara
yang kotor.Gejala yang ditimbulkan dari sindrom ini adalah sakit kepala, pusing, sinus
dengan hidung tersumbat, gatal-gatal, mata mudah merah dan berair, gatal tenggorokan,
mual, lesu dan sulit untuk berkonsentrasi. Jika tidak segera ditangani maka bisa
menimbulkan penyakit yang lebih serius. Selain itu penggunaan pendingin ruangan yang
terus menerus bisa membuat kulit menjadi kering dan tubuh kehilangan cairan.
8. AC dimobil juga memberi masalah bagi pengendaranya. Mikroorganisme telah ditemukan
dalam unit pendingin mobil yang dapat membahyakan saluran pernafasan. Para pencliti di
Lousiana State Medical Centre mengidentifikasi terdapat jamur (cendawan) yang hidup
dalam 22 dari 25 mobil yang diuji. Unit pendingin kendaraan juga bisa menyebabkan
penyakit Legionnaire (Legionella pneumonia; Pontiac fever), suatu infeksi saluran
pernafasan akut yang disebabkan oleh bakteri Legbnella Pneumophilia dan spesies lainnya
dari Legionella; yang bisa menyebabkan serangkaian penyakit, mulai dari batuk ringan dan
demam sampai pneumonia. Jika pendingin kendaraan menggunakan filter murahan dan tidak
dirawat dengan baik, maka polutan akan diresirkulasi dan tentu sangat tidak baik untuk
kesehatan pengendara didalam kabin
E. Pengaruh Distorsi Harmonisasi Pada Air Conditioner
Salah satu kelemahan dari AC non inverter yaitu pemakaian energi yang berlebihan.
Jenis AC ini biasanya dibekali daya listrik 800 watt. Kompresosr pada AC ini saat dinyalakan
akan langsung bekerja secara total sehingga tarikan daya listrik langsung tinggi. Untuk
mencegah ini dapat digunakan sistem inverter. AC sistem inverter merupakan suatu alat yang
berfungsi untuk mengatur sistem pengondisian udara. Dimana pada fungsinya adalah untuk
mengurangi pemakaian energi listrik yang dihasilkan AC non inverter. Untuk penggunaannya
yang paling umum digunakan adalah AC non inverter atau split karna harganya yang lebih
terjangkau, namun yang seperti disebutkan tadi bahwa kekurangan dari AC no inverter adalah
tingkat konsumtif energi listrik yang boros. Hal ini dikarenakan siklus on-off yang diterapkan
pada AC split. Akan tetapi pada penggunaanya AC termasuk jenis beban non linear. Dimana
beban yang tidak linear dapat menyebabkan timbulnya gangguan (distorsi) sehingga
menimbulkan harmonisa. Untuk distorsi harmonisa yang dihasilkan akan berbeda tergantung
pada penggunaan dan pengoperasian beban non linear pada unit AC . Penelitian Yuslan Basir,
Dina Fitria, dan Relis Stardo 2021mengungkapkan bahwa pada AC sistem Inverter memiliki
nilai THDi lebih tinggi dari AC non Inverter dengan perbandingan 66% hingga 87%.
Sedangkan untuk THDv berdasarkan pengujian pasa satu jam pertama, AC sistem Inverter
memiliki nilia THDv sevesar 1,69% dan pada AC non Inverter sebesar 2,08%. Untuk
meningkatkan efisiensi dari pemakaian Air Conditioner sistem inverter selain
pengoperasiannya yang hemat energi, diperlukan suatu filter pasif harmonisa yang berguna
untuk mengurangi kadar distorsi harmonisa.
Gambar Perbandingan AC Inverter dan Non Inverter
Salah satu jenis filter pasif yang dapat digunakan untuk meredam harmonisa yaitu Single Tunned Pasif
Filter. Fitler ini terdiri dari rangkaian seri kapasitor, reactor, dan resistor (RLC). Pada prinsipnya single
tunned filter dipasang untuk setiap harmonisa yang akan dihilangkan. Filter-filter ini dihubungkan
pada busbar dimana pengurangan tegangan harmonic ditentukan. Bersama-sama, filter ini mebentuk
filter bank.
Sumber :
Direktorat Pengembangan Energi. (n.d.). Petunjuk teknis konservasi energi; Prosedur Audit Energi
Pada Bangunan Gedung. Jakarta: Departemen Pertambangan dan Energi. Direktotat Jendral
Pengembangan Energi.
Prasetijo, H. (2012). Analisa Perancangan Filter Pasif Untuk Meredam Harmonik Pada Instalasi
Beban Nonlinear. Techno, 57-67.
Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. (2003). SMK : Bidang Keahlian Teknik
Telekomunikasi : Teknik Dasar AC. Jakarta : Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Yuslan Basir, D. F. (2021). Analisa Pengaruh Distorsi Harmonisa Pada Air Conditioner Sistem
Inverter. Jurnal Desiminasi.
Download