MAKALAH ILMU YANG HARUS DIMILIKI OLEH PERAWAT Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama yang diampu oleh H. Nanang Rahmat, MA.Pd Disusun oleh : (P17320120406) Devia Destiani Sarjana Terapan Keperawatan + Profesi Ners KEMENTERIAN KESAHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG 2020 KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahi rabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah “Ilmu yang harus dimiliki oleh Perawat” ini dengan tepat waktu. Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama yang diampu oleh H. Nanang Rahmat, MA.Pd. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat menyertai salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabiyullah Muhammad SAW, yang kita nanti-nantikan Syafa’atnya di akhirat kelak. Tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah meluangkan waktu membimbing Kelas Ners tingkat 1. Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca mengenai kewajiban menuntut ilmu dan mengamalkannya. Penulis tentu menyadari makalah ini hadir dengan segala kesederhanaannya dan masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar dalam penyusunan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi Insya Allah. Akhirnya, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembacanya dan Allah senantiasa meridhai segala urusan kita. Amin yarabbal’alamin. Bandung, 17 Oktober 2020 Penyusun i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1 1.3. Tujuan Umum................................................................................................. 2 1.4. Tujuan Khusus ................................................................................................ 2 BAB II ISI .................................................................................................................... 3 2.1. Pengertian Keperawatan menurut Islam ......................................................... 3 2.2. Fungsi Tenaga Kesehatan muslim .................................................................. 7 2.3. Peran perawat profesional menurut nilai-nilai islami..................................... 8 2.4. Akhlaq perawat muslim yang profesional .................................................... 11 2.5. Hal yang harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan muslim ........................ 15 2.6. Peran perawat dalam membimbing ibadah pasien ....................................... 16 2.7. Tanggung Jawab Perawat ............................................................................. 22 BAB III PENUTUP .................................................................................................. 24 3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 24 3.2. Saran ............................................................................................................. 24 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 25 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal yang di luar kemampuannya menghindari. Termasuk di sini karena faktor alam berupa rusaknya ekosistem, polusi di darat, laut dan udara dan pengaruh global yang semakin menurunkan derajat kesehatan penduduk dunia. Karena itu Islam memberi peringatan antisipatif: jagalah sehatmu sebelum sakitmu, dan jangan abaikan kesehatan, karena kesehatan itu tergolong paling banyak diabaikan orang. Orang baru sadar arti sehat setelah ia merasakan sakit. Keperawatan dalam Islam adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan merawat pasien, individu, keluarga, dan masyarakat sebagai manifestasi cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad. Keperawatan sebagai profesi bukan hal baru bagi Islam. Pada kenyataannya, itu adalah atributif untuk simpati dan tanggung jawab terhadap yang bersangkutan membutuhkan. Usaha ini telah dimulai selama pengembangan Islam sebagai agama, budaya, dan peradaban. Pada dasarnya manusia tersusun dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani. Jasmani adalah bentuk fisik atau lahiriah manusia yang disebut dengan raga. Sedangkan rohani adalah hakekat dan substansi manusia yang sering disebut jiwa atau roh (Sholeh dan Musbikin, 2005:33). Kedua-duanya harus sehat, karena apabila manusia sedang sakit akan sangat berpengaruh pada kehidupannya, selain dia merasakan sakit juga membuat manusia tidak produktif lagi dan merasa kurang percaya diri. Orang sakit dengan kondisi seperti itu sangat memerlukan bantuan yang tidak hanya bantuan fisik saja tetapi juga bantuan non fisik yang berupa bantuan spiritual atau bimbingan keagamaan. 1.2.Rumusan Masalah 1 1. Apa pengertian keperawatan menurut islam ? 2. Bagaimana fungsi tenaga kesehatan muslim ? 3. Apa saja peran perawat professional menurut nilai-nilai islami ? 4. Bagaimana akhlak perawat muslim yang professional ? 5. Hal apa saja yang harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan muslim ? 6. Bagaimana peran perawat dalam membimbing pasien beribadah ? 7. Bagaimana Tanggung Jawab perawat ? 1.3.Tujuan Khusus Makalah ini bertujuan untuk mengetahui secara umum mengenai ilmu yang harus dimiliki oleh seorang perawat. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama Prodi Sarjana Terapan Keperawatan + Profesi Ners di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Bandung. 1.4.Tujuan Umum 1. Untuk mengetahui pengertian keperawatan menurut islam. 2. Untuk mengetahui fungsi tenaga kesehatan muslim. 3. Untuk mengetahui peran perawat professional menurut nilai-nilai islami. 4. Untuk mengetahui akhlak perawat muslim yang professional. 5. Untuk mengetahui hal apa saja yang harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan muslim. 6. Untuk mengetahui peran perawat dalam membimbing pasien beribadah. 7. Untuk mengetahui tanggung jawab perawat. 2 BAB II ISI 2.1. Pengertian Keperawatan menurut Islam Menurut Islam Keperawatan adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal. Pengertian menurut keislaman nantinya dapat kita kaitkan kepada komponen paradigma keparawatan dalam Islam. Oleh karena itu perlu kita memahami pengertiannya paradigma keperawatan dalam Islam 2.1.1. Komponen Paradigma Keperawatan dalam Islam : Paradigma keperawatan dalam Islam adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam. Oleh karena itu paradigma keperawatan dalam Islam memiliki empat komponen yang dilandasi oleh prinsip dan ajaran islam Yaitu: 1. Manusia Dan Kemanusiaan. Firman Allah SWT: Artinya: “ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tiin: 4) Berdasarkan dalil diatas , maka manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang terbaik bentuknya dan dimuliakan Allah, terdiri dari : Jasad, Ruh, dan Psikologis, dimana makhluk lainnya yang ada dilangit dan dibumi ditundukan oleh Allah kepada manusia kecuali Iblis. Dalam Al-Quran manusia diistilahkan dengan sebutan : Al-Basyar dan An-Naas. Al-Basyar mengambarkan manusia dalam bentuk fisik : diciptakan dari tanah , dapat dilihat, memakan sesuatu, mendengar, 3 berjalan dan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan An-Naas. Mengindikasikan bahwa manusia adalah mahluk social. Sebagaimana firman Allah SWT. Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. AlHujurat: 13) Manusia memiliki tiga komponen antara lain: a. Jasad (fisik ) Artinya: ”Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.” (QS. Al-Anbiyaa: 8) b. Ruh. Artinya: ”Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS. Shaad: 72) c. Nafs (jiwa) 4 Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28) 2. Lingkungan Lingkungan Internal: Lingkungan yang berada dalam diri manusia, meliputi: Genetik, struktur dan tubuh, psikologis dan internal spiritual. Lingkungan Eksternal: Lingkungan sekitas yang berada diluar diri manusia yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan maupun perawatan, meliputi: Lingkungan fisik, biologis, social, cultural dan spiritual 3. Sehat dan Kesehatan Sehat adalah suatu keadaan sejahtera , penuh rasa syukur atas nikmat Allah dalam aspek jasmani, rohani dan social. Dilandasi oleh Firman Allah SWT: Artinya: ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28) Serta Hadist Tarmudzy dan Ibnu Majah ”Barang siapa sehat badannya, damai dihatinya dan punyamakanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugrahkan kepadanya“ Upaya kesehatan adalah sebagai berikut: ▪ Promotif 5 Firman Allah SWT: Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195) ▪ Prefentif Firman Allah SWT: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” ( QS. At-Tahrim : 6) ▪ Kuratif Firman Allah SWT: Artinya: “Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku,” (QS. AsySyuara: 80) 6 ▪ Rehabilitatif. Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’du: 11) 4. Keperawatan. Adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal. 2.2. Fungsi Tenaga Kesehatan Muslim Tenaga kesehatan Muslim adalah unsur utama dalam kegiatan Rumah Sakit terutama dalam perawatan dan pertolongan pasien, dan merekalah yang paling dekat kepada pasien dan pengunjung Rumah Sakit. Tenaga kesehatan Muslim bertugas merawat dan menolong pasien baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, yang ringan maupun yang berat. Tenaga kesehatan Muslim, tidak boleh melepaskan diri dari tugas dan kewajibannya menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam. Dengan kata lain, Tenaga kesehatan Muslim tidak terlepas dari tugas dan kewajiban melaksanakan Da’wah Islamiyah sesuai dengan kemampuannya di dalam bidangnya masing-masing. Jadi fungsi Tenaga kesehatan Muslim pada garis besarnya ada dua, yaitu 1. Sebagai tenaga para medis, yaitu melaksanakan tugas yang berhubungan dengan perawatan / pertolongan pasien. 2. Sebagai Da’i (mubaligh), yaitu mengingatkan, menasehati, dan memberi tuntunan tentang ajaran Islam kepada pasien serta memberikan contoh mengamalkannya (role model), sehingga diharapkan agar orang-orang yang sedang dan pernah dirawat di 7 rumah sakit akan bertambah taqwanya kepada Allah SWT, dan setelah sembuh dari penyakitnya, akan meningkat amal ibadahnya bagi orang-orang yang sudah memeluk agama Islam. Sedangkan bagi yang belum beragama Islam (non muslim) akan tertarik pada agama Islam, minimal akan menimbulkan perasaan simpatik kepada ajaran Agama Islam. Dan bagi orang yang sampai ajalnya, semoga hayatnya berakhir dengan kebaikan (khusnul khotimah). Begitu pula bayi-bayi yang dilahirkan dibawah pertolongan bidan-bidan Muslim, akan menemui suasana ke-Islaman yang disambut dengan kalimah thoyyibah mengagungkan kebenaran dan keagungan Allah SWT. 2.3. Peran Perawat Profesional menurut nila-nilai Islami Nabi SAW Telah mengangkat kedudukan akhlaq mulia dan menjelaskan bahwa sebaik baik bekal hamba kepada Tuhan-Nya pada hari kiamat adalah akhlaq mulia, dan sesuatu yang paling berat dalam timbangan orang mukmin adalah akhlaq mulia. Jika berakhlaq mulia, persoalan- persoalan yang sulit akan menjadi mudah, hati yang keras akan segera menjadi lembut, banyak orang yang akan mencintainya dan musuhpun berkurang. Ketahuilah bahwa akhlaq yang jelek membuat sial pelakunya, menyebabkan turunnya siksaan Allah di dunia sebelum siksaannya di akhirat. Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya dan diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan keperawatan profesional serta memiliki sikap profesional sesuai kode etik profesi. Nilai – Nilai Islami dalam Peran dan Fungsi Perawat Profesional : 1. Peran Pelaksana Peran ini dikenal dengan istilah care giver, yaitu peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu keluarga dan masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai comforter, protector, dan advokat, communicator, serta rehabilitator. a. Sebagai comforter, perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada klien. Islam mengajarkan bagaimana umat manusia dapat menolong terhadap sesamanya, pertolongan itu diberikan secara tulus ikhlas dan holistic, sehingga 8 kita dapat merasakan apa yang klien kita rasakan. Ibarat orang mukmin saling mencintai kasih mengasihi dan saling menyayangi adalah lukisan satu tubuh Rasulluloh bersabda: Artinya: ”Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam” (HR. Muslim) b. Peran sebagai protector, lebih berfokus pada kemampuan perawat melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Misalnya, kewajiban perawat memenuhi hak klien untuk menerima informasi dan penjelasan tentang tujuan dan manfaat serta efek samping suatu terapi pengobatan atau tindakan keperawatan. Dalam islam kita tidak boleh membuka aib saudara kita sendiri karena jika kita membukanya sama saja kita memakan bangkai saudara kita yang mati. Allah SWT Berfirman: Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah mencari-cari kesalah orang lain dan jangan lah sebahagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seseorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima lagi Maha Penyayang”(QS. Al-Hujurat ayat 12) c. Peran sebagai communicator, akan nampak bila perawat bertindak sebagai mediator antara klien dengan anggota tim kesehatan lainnya. Peran ini berkaitan erat dengan keberadaan perawat mendampingi klien sebagai pemberi asuhan keperawatan selama 24 jam. Perawat dalam islam harus memberikan dukungan. d. Rehabilitator berhubungan erat dengan tujuan pemberian asuhan keperawatan, yakni mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi normal. 9 2. Peran Sebagai Pendidik (Health Educator) Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat serta tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada dibawah tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat). Allah SWT Berfirman: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S Al-Mujadilah: 11) 3. Peran Sebagai Peneliti Sebagai peneliti dibidang keperawatan, perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan Allah SWT Berfirman: janganlah kamu melupakan bahagiamu dari duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah berbuat kerusakan dibumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” ((QS. Al-Qashash: 77)) 10 2.4. Akhlaq Perawat Muslim yang Profesional Perawat adalah unsur utama dalam kegiatan Rumah sakit terutama dalam perawatan dan pertolongan pasien, dan merekalah yang paling dekat kepada pasien dan pengunjung rumah sakit lainnya. Perawat sebagai seorang muslim, tidak boleh melepaskan diri dari tugas dan kewajibannya menegakan dan menjunjung tinggi Agama islam, dengan kata lain Perawat tidak terlepas dari pada tugas dan kewajiban melaksankan da’wah islamiyah sesuai dengan kemampuannya di dalam bidangnya masing-masing. Akhlaq seorang perawat menurut pandangan islam, seorang perawat selalu dijadikan roll model oleh setiap pasiennya, oleh sebab itu seorang perawat harus memiliki sikap : 1) Ikhlas Ikhlas disini dalam artian sikap yang murni, semata-mata demi memperoleh ridhla dalam keperawatannya, Allah menerangkan dalam surat Al-Bayyinah 98 : 5 Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus”. Ikhlas disini dapat dilakukan dengan cara : 1. Selalu Menolong Dengan Segala Cara. Bersegeralah menolong seseorang dengan segenap kemampuan, baik berupa harta, tenaga, waktu atau setidak-tidaknya perhatian yang tulus hanya untuk mendengarkan keluh kesahnya. Setiap kali kita menolong seseorang dengan ikhlas, berarti kita telah menabung untuk mendapat pertolongan Allah. Karena sesungguhnya kesempatan menolong orang lain hanya ada jika Allah yang maha agung memberi kesempatan kepada kita. Andaikata kemampuan menolong secara fisik sangat terbatas, tolonglah dengan taburan do’a. Percayalah, tidak ada kebaikan sekecil apapun kecuali diperhatikan dan dibalas 11 dengan sempurna oleh Allah SWT. 2. Sumbangkan Ilmu Pengetahuan. Sumbangkan Ilmu pengetahuan, sedikitpun jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang kita miliki agar orang lain bertambah ilmunya, wawasannya, pengalamannya dan kemampuannya. Kita harus amanah dengan ilmu dan pengalaman kita dengan cara menyalurkannya untuk membantu orang lain. 3. Hindari Penghinaan Terhadap Pasien Segala sesuatu yang bersifat merendahkan, mengejek, menghina dalam bentuk apapun terhadap seseorang, baik tentang postur tubuhnya, keadaan penyakitnya, kepribadiannya, keadaan sosial dan sebagainya. 2) Ramah dan Santun Ramah dan santun dalam menghadapi pasien dengan tidak membedakan kaya atau miskin, golongan muslim atau non-muslim. Rasulullah SAW bersabda: Artinya : ”Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah” Ramah dan santun seorang perawat yang patut kita hadirkan adalah wajah Yang Selalu Ceria Entah kenapa wajah yang cerah ceria selalu tampak menyenagkan, sebaliknya wajah yang cemberut, angkuh, musam, selalu saja terlihat tidak menyenangkan. Rasulullah SAW bahkan bersabda : “Janganlah selalu membebani jiwamu dengan sesungguh hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu. Sebab, bila hati terus dipaksakan dengan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta”. (HR Abu Dawud). Marilah kita bertekad sekuatnya agar setiap berjumpa dengan orang lain terutama pasien upayakan berwajah secerah-cerahnya. Senyuman Yang Tulus Rasulullah SAW senantiasa tersenyum manis, bila dipandang beliau terlihat menyenangkan hati. Senyum merupakan sunnah Rasul. Senyum, selain akan membahagiakan kita juga akan membahagiakan orang yang melihat kita. Kata-kata yang santun dan 12 lembut pilihlah kata-kata yang paling sopan, dengan cara paling santun dalam berkomunikasi dengan pasien. Bahasanya baik dan bersih, serta disampaikan dengan cara yang lembut. Sikap seperti inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah ketika berbicara dihadapan para sahabatnya sehingga menimbulkan suasana menyenangkan dan penuh keakraban. Selalu menyapa dan senang mengucapkan salam upayakan diri kita agar menjadi orang yang selalu terlebih dahulu mengucapkan sapa dan salam. Sampaikan salam dengan penuh kesungguhan, rama dan cerah. Jabatlah tangan pasien kita dengan penuh kehangatan. Hati-hati jangan berlebihan sehingga menyakitinya. Kemudian lepaslah tangan kita ketika tangan pasien mulai melepaskannya. 3) Belas Kasih Belas kasih dalam merawat pasien, yakni sikap simpati terhadap penderitaan orang lain sehingga menimbulkan kesungguhan untuk menolong. Rasulullah SAW bersabda : “Belaskasihanilah penduduk kami, niscaya yang ada dilangit mengasihani kamu” (HR Abu Dawud). Belas kasihan seorang perawat sangatlah penting yang perlu kita hadirkan salah satunya bersikaplah sangat sopan dan penuh penghormatan jika Rasulullah SAW berbincang dengan para sahabatnya, beliau selalu berusaha menghormatinya sebagai perawat kita yang wajib mencontoh, berilah penghormatan kepada pasien dengan cara perhatian, cara mengobatinya, mendengarkan keluhannya dan sebagainya. Dalam keperawatan ada sebutan bahwa kasih sayang dan belas kasihan seseorang perawat seperti seorang ibu terhadap anaknya. Senangkan Perasaannya selalu memujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil kita kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga pasien yang dipuji teringat akan asal muasal nikmat yang diraihnya walaupun dalam keadaan sakit. Selalu mendo’akan agar Allah menyempurnakan ganjaran kebaikan terhadapnya dan mendo’akan untuk kesembuhannya. 4) Sabar dan Tak Lekas Marah. 13 Bila seorang perawat sedang kesal, waspadalah, karena kemarahan dan kekesalan yang tidak terkendali biasanya menghasilkan kata dan perilakul yang keji, yang akan melukai orang lain. Hal itu bisa membuat pasien merasa takut dan disa berakibat patal bagi penya kitnya. Kita harus senantiasa bersabar dan menyayangi pasien seperti keluarga sendiri. Allah SWT berfirman : Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu sesungguhnya Allah besrta orang-orang yang sabar” (QS Al-Baqarah :153). Artinya: Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan (QS. Asy Syura: 43) 5) Bersikap Tenang Bersikap tenang disini mempunyai arti tidak tergesa-gesa, teliti yakni seksama, dengan hati-hati sekali, cermat dan rapi dalam merawat pasien. “Bila Engkau hendak melakukan suatu pekerjaan, hadapilah dengan tenang, hingga Allah menjalankan kepada engkau jalan keluar” 6) Tenaga Kesehatan Muslim Harus Kuat Menyimpan Rahasia Penyakit itu adalah salah satu aib (noda) bagi orang yang sakit. Ada beberapa macam penyakit yang merupakan aib, hal ini sangat dirahasiakan oleh pasien. Agama Islam tidak membenarkan seseorang membuka aib orang lain. Oleh sebab itu seorang tenaga kesehatan Muslim tidak boleh membuka aib pasien kepada orang lain. Orang yang suka mebicarakan aib orang lain, Allah SWT. mengancamnya dengan siksaan yang sangat pedih, baik di dunia maupun di akherat kelak. 14 Artinya: “Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya. (HR. Al- Bukhary no. 2442 dan Muslim no. 2580 dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, serta Muslim no. 2699 dari hadits Abu Hurairah 2.5. Hal yang harus diperhatikan oleh Tenaga Kesehatan Muslim 1) Tenaga Kesehatan Muslim Harus Selalu Bersih, Rapih, Baik Jasmani Maupun Rohani Rohani atau jiwa Tenaga kesehatan Muslim hendaknya selalu bersih dan suci dari sifat-sifat : hasad (dengki), sentimen, takabbur (sombong) dan lain-lain sifat yang tidak baik. Sebab hanya dari jiwa yang bersih dan sucilah akan memancarkan sifatsifat yang terpuji, sikap yang baik dan ucapan yang menyenangkan. Tubuh dan pakaian Tenaga kesehatan Muslim harus selalu bersih, rapih, sederhana dan tidak berlebihan dalam ber make up atau memakai perhiasan. 2) Penampilan yang Menyenangkan Gunakan selalu pakaian yang rapi, serasi dan tercium harum, kita tahu harumharuman yang baik akan membuat senang siapa pun yang berada disekitar kita. Memakai pakain yang baik bukanlah tanda kesombongan. Allah maha indah dan menyukai keindahan. Tentu saja dalam batas syari’at yang disukai Allah. Jangan meremehkan penampilan karena hal ini akan membuat orang lain senang atau sebaliknya 3) Mempunyai Sifat Pengabdian Pada Profesi Kita tahu bahwa segala bentuk pekerjaan yang dilandasi oleh niat yang baik adalah termasuk kedalam ranah ibadah, perlu kita ketahui bahwa bekerja adalah amanah, bekerja adalah anugerah. Rasulullah SAW bersabda: “Jika engkau mencari kekayaan dunia, ibaratkanlah bahwa dirimu akan hidup selamnya di dunia ini, dan apabila engkau mencari bekal akhirat, ibaratkanlah kamu akan meninggal hari esok”. Bila kita melihat makna yang tersirat dari sabda tersebut adalah seimbangkanlah antara bekalmu didunia dengan bekalmu diakhirat, jika engkau mencari bekal kekayaan dunia, pergunakanlah kekayaan harta bendamu dijalan yang diridoi Alloh, 15 sesungguhnya harta yang kamu dapatkan itu semua adalah milik Alloh semata dan akan dimintai pertanggungjawabannya kelak diakhirat. 2.6.Peran Perawat Dalam Membimbing Praktek Ibadah Pasien Peranan perawat tidak sebatas memberikan pengobatan secara fisik melainkan juga pengobatan psikis (kejiwaan) pasien. Diyakini, dengan dibantu oleh terapi secara psikis akan lebih membantu kesembuhan pasien karena kondisi kejiwaannya lebih tenang. Kedudukan perawat amat penting, karena satu-satunya tenaga kesehatan yang secara 24 jam dituntut untuk selalu di samping pasien. Kebutuhan dasar manusia dalam pandangan keperawatan meliputi biologi, psikis, sosial, dan spiritual hingga fungsi perawat untuk membantu pasien. Dalam menjalankan tugas, seorang perawat harus melandasi kepada pikiran dan perasaan cinta, afeksi, dan komitmen mendalam kepada pasiennya yang dapat dilakukan dengan cara: 1) Perawat juga bisa membimbing ritual keagamaan sesuai dengan keyakinan klien, seperti cara bertayamum, salat sambil tiduran, atau berzikir dan berdoa. Bila diperlukan perawat dapat mendatangkan guru agama pasien untuk dapat memberikan bimbingan rohani hingga merasa tenang dan damai. Dalam kondisi sakaratul maut perawat berkewajiban mengantarkan klien agar wafat dengan damai dan bermartabat. 2) Tugas seorang perawat, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. “Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat, katanya”. 3) Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin shaleh yang bisa mendatangkan ”manjurnya” doa. Sedangkan Isep Zainal Arifin menekankan, perawat bisa memberikan bimbingan langsung seperti tukar pikiran, berdoa bersama, dan bimbingan ibadah. “Bimbingan tak langsung bisa berupa ceramah, percikan kata hikmah, buletin, doa tertulis, maupun tuntunan ibadah secara tertulis. Dengan bimbingan itu diharapkan dapat membantu proses kesembuhan pasien,” timpalnya. 16 Setelah perawat mengkaji agama pasien, yang harus dilakukan adalah menanyakan apakah pasien kita mampu melakukan ibadahnya . Jadi, tugas kita disini adalah mendampingi pasien tersebut dan membantu segala keterbatasan fisiknya. Tentu bantuan disini disesuaikan dengan agama pasien dan bagaimana keadaan pasien sendiri. Beberapa peran perawat dalam membimbing pasien praktek ibadah sehari-hari antara lain : 1. Membimbing Pasien Untuk Berwudhu atau Bertayamum (Thaharah) Seorang perawat harus memiliki rasa perhatian penuh terhadap pasien, bahkan perawatpun harus mapan dalam membantu pasien saat bersuci. Pada saat hendak melaksanakan ibadah maka perawat harus bisa membantu pasien untuk bersuci (thaharah) terlebih dahulu. Thaharah hukumnya wajib berdasarkan Alquran dan sunah. Pertama yang harus dilakukan oleh perawat membimbing pasien untuk berwudhu, bila pasien tidak mampu, perawat yang akan membantu untuk melakukan tayamum. Tayamum adalah bentuk thaharah (bersuci) sebagai pengganti wudhu dan mandi untuk menghilangkan hadas. Tayamum dilakukan ketika wudhu dan mandi tidak dapat dilakukan. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak 17 memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. (QS. AlMaidah : 6) 2. Membimbing Pasien Sholat Apabila Waktunya Telah Tiba Shalat hukumnya fardhu (wajib) bagi setiap orang yang beriman yang telah memenuhi syarat, baik laki-laki maupun perempuan walaupun dalam keadaan sakit. Shalat dibebankan kepada setiap kaum muslimin dan tidak boleh meninggalkannya, kecuali bagi orang gila, anak kecil yang belum baligh, dan wanita yang sedang haid atau nifas. maka dari itu sebagai perawat kita wajib mengingatkan pasien kita agar terus menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim Allah Ta’ala berfirman: Artinya: “Jagalah (peliharah) segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu". (Qs. AlBaqarah: 238). Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orangorang yang beriman”. (Q. S. An-Nisa’: 103) Apabila pasien tidak mampu melaksanakan solat dengan berdiri, maka bisa dengan posisi duduk, jika tidak bisa dalam posisi duduk pasien bisa melakukan dalam posisi berbaring dengan menghadap ke arah kiblat. Dan untuk pasien yang kondisinya 18 sangat lemah bisa melakukan solatnya dalam hati. 3. Membimbing Tadarus Al-Qur’an Bimbing pasien dengan membaca Al-Quran terutama ayat-ayat dengan orang sakit, rahmat allah, dan karunia allah, dengan begitu pasien akan termotivasi untuk sembuh. Dan memberikan pengertian bagi pasien supaya membaca AlQuran daripada mengeluh atas penyakit yang dideritanya. Allah Ta’ala berfirman : Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (Al-Ankabut : 45) 4. Membimbing Agar Selalu Berdoa Kepada Allah Pasien dalam keadaan sakit apapun tetap harus memohon petolongan kepada Allah SWT, karena hakekatnya Allahlah yang memberikan kesembuhan bagi yang sedang sakit. Seorang perawat harus mampu membimbing berdoa pasiennya agar lekas diberikan kesembuhan oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman : Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman ”Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Ghafir :60) 5. Membimbing Pasien Agar Selalu Berdzikir Kepada Allah Keadaan batin pasien tidak stabil, selalu berprasangka buruk dengan apa 19 yang Allah ujikan kepadanya. Sebagai perawat yang profesional kita harus mampu membimbing pasien agar selalu mengingat Allah (dzikir) agar batin pasien menjadi lebih tenang dan tidak berprasangka buruk terhadap apa yang pasien hadapi. Dzikir adalah mengingat Allah. Bila seseorang berdoa dengan khusyu hingga tak terasa air mata menetes karena sangat nikmat berdzikir dan munajat kepadaNya, Allah akan memberikan pertolongan kepadanya pada hari kiamat kelak. Begitulah Allah SWT menguji manusia ( dengan sakit ) , untuk melihat siapa di antara hamba-Nya yang memang benar-benar berada dalam keimanan dan kesabaran. Karena sesungguhnya iman bukanlah sekedar ikrar yang diucapkan melalui lisan, tapi juga harus menghujam di dalam hati dan teraplikasian dalam kehidupan oleh seluruh anggota badan. Allah SWT menegaskan bahwa Dia akan menguji setiap orang yang mengaku beriman 6. Membimbing Untuk Bersabar dan Rela Terhadap Ketentuan Allah SWT Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu sesungguhnya Allah besrta orang-orang yang sabar” (QS AlBaqarah :153) Artinya: “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan” (QS. Asy Syura: 43) 20 Artinya: “Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf: 87) Rasulluloh bersabda: “Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT dalam menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti pada waktu ia lahir dari kandungan ibunya” .(HR. Hakim) 7. Sebelum Pasien Pulang, Perawat Membimbing Pasien dan Keluarga Untuk Berdoa (Mensyukuri Nikmat Sembuh) Artinya: “Wahai Tuhanku, bahwasanya aku memohon kelapangan dalam waktu yang dekat, kesabaran yang sempurna, rizki yang luas, terhindar dari segala bala. Ya Allah aku memohon kepada Engkau untuk pandai mensyukuri nikmat sehat yang Engkau limpahkan. Ya Allah aku memohon kepada Engkau kecukupan dari manusia (tidak memerlukan kepada orang lain). Tak ada daya dan tak ada tenaga, kekuatan melainkan dengan Allah yang Mahatinggi lagi maha besar”. Orang yang cerdas secara spiritual, ia harus dapat merasakan kehadiran dan peranan Allah dalam hidupnya. “Spiritual intelligence is the faculty of our nonmaterial dimension- the human soul,” kata Khalil Khawari. Ia harus sudah menemukan makna hidupnya dan mengalami hidup yang bermakna. Ia tampak pada orang-orang di sekitarnya sebagai “orang yang berjalan dengan membawa cahaya.” (Q.S. Al-An’am:122) Artinya: “Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf: 87) 21 Rasulluloh bersabda: “Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT dalam menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti pada waktu ia lahir dari kandungan ibunya” .(HR. Hakim) 2.7. Tanggung Jawab Perawat 1. Tanggung jawab utama terhadap tuhannya. Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang paling utama adalah tanggung jawab di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya penglihatan, pendengaran dan hati akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Tuhan. Dalam sudut pandang Etik pertanggung jawaban perawat terhadap Tuhannya terutama yang menyangkut hal-hal berikut ini : ▪ Apakah perawat berangkat menuju tugasnya dengan niat ikhlas karena Tuhan ? ▪ Apakah perawat mendo’akan klien selama dirawat dan memohon kepada Tuhan untuk kesembuhannya ? ▪ Apakah perawat mengajarkan kepada klien hikmah dari sakit ? ▪ Apakah perawat menjelaskan mafaat do’a untuk kesembuhannya ? ▪ Apakah perawat memfasilitasi klien untuk beribadah selama diRS? ▪ Apakah perawat melakukan kolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan spiritual klien? 2. Tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat. Tanggung jawab perawat terhadap klien berfokus terhadap apa yang dilakukannya terhadap klien. Contoh bentuk tanggung jawab perawat terhadap klien: mengenal kondisi klien, merawat klien selama jam dinas, tanggung jawab dalam pendokumentasian, menjaga keselamatan klien, bertanggung jawab bila terjadi penurunan kondisi klien, dan sebagainya. Tanggung jawab perawat juga erat hubungannya dengan tugas utama perawat yaitu care. Seperti dalam tugas – tugas yang didelegasikan misalnya dalam pemberian obat. Meskipun ini adalah tugas yang didelegasikan, perawat harus turut bertanggung jawab meskipung kesalahan utama terkadang terletak pada atasan yang member delegasi. Berbagai tanggung jawab lainnya dari perawat terhadap kliennya 22 seperti bertanggung jawab dalam memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai budaya dan agama dari individu selama melaksanakan pengabdian di bidang keperawatan serta bertanggung jawab dalam menjalin kerja sama dengan individu, keluarga, dan masyarakat khususnya dalam mengadakan upaya kesehatan dan kesejahteraan.anggung Jawab Perawat 23 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Tenaga kesehatan Muslim adalah unsur utama dalam kegiatan Rumah Sakit terutama dalam perawatan dan pertolongan pasien, dan merekalah yang paling dekat kepada pasien dan pengunjung Rumah Sakit. Tenaga kesehatan Muslim bertugas merawat dan menolong pasien baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, yang ringan maupun yang berat. Peran tenaga kesehatan dalam hal ini perawat muslim dikenal dengan istilah care giver, yaitu peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu keluarga dan masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai comforter, protector, dan advokat, communicator, serta rehabilitator. seorang perawat selalu dijadikan roll model oleh setiap pasiennya, oleh sebab itu seorang perawat harus memiliki sikap Ikhlas, Ramah dan Santun, Belas Kasih, Sabar dan Tak Lekas Marah, Bersikap Tenan, Kuat Menyimpan Rahasia, Harus Selalu Bersih, Rapih, Baik Jasmani Maupun Rohani , Penampilan yang Menyenangkan dan Mempunyai Sifat Pengabdian Pada Profesi. 3.2. Saran Sebagai perawat kita harus melakukan tugas dengan sebaik mungkin, tak hanya itu perawat juga harus memberikan motivasi kepada pasien agar dapat sabar menghadapi penyakit yang dideritanya. Perawat muslim juga harus selalu membimbing pasiennya ke jalan yang baik seperti mengajak pasien untuk berdzikir, bershalawat, beribadah dan selalu taat kepada ajaran allah swt. 24 DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku : Ahmad Watikan Pratikna dan Abdussalam Sofro, Islam Etika Dan Kesehatan, Jakarta: CV Rajawali, 1996. Hlm. 260-261. Arifin, H.M., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, Jakarta : Golden Taya H. Jalaluddin, Prof., Dr., Psikologi Agama: Memahami Perilaku Keagamaan dengan Mengaplikasikan Prinsip-prinsip Psikologi, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta), Edisi Revisi, Cetakan ke-9, 2005 Imam Nawawi Hisnul Muslim (Kumpulan Doa Dalam Al-Qur‟an & Al-Hadits), oleh Said Bin Ali Bin Wahf Al-Qahthaniran Press, 1982. Pratikna, Ahmad Watikan dan Sofro, Abdussalam., Islam Etika Dan Kesehatan, Jakarta: CV Rajawali, 1996. . M. Sholihin, Dr., M. Ag. Terapi Sufistik, Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Prespekti Tasawuf, (Pustaka Setia: Bandung), Nop., 2004 Salim. Samsudin,. Bimbingan Rohani Pasien Upaya Mensinergisitaskan Layanan Medis dan Spiritual di Rumah Sakit, Semarang: 2005. Susan B. Bastable. “Perawat sebagai Pendidik” . Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC. Sumber lainnya : http://wulanimoudt.blogspot.com/2013/12/peran-perawat-menurutislam.html#:~:text=Keperawatan%20dalam%20Islam%20adalah%20pelayanan,kepada %20Allah%20dan%20Nabi%20Muhammad.&text=Usaha%20ini%20telah%20di mulai%20selama,agama%2C%20budaya%2C%20dan%20peradaban https://poltekkestjkronianasoka.blogspot.com/2019/03/makalah-perawat-dalamperspektif-islam.html http://etikakeperawatan3.blogspot.com/2015/03/tanggung-jawab-dan-tanggunggugat-dalam.html 25