Uploaded by deviadestianiii26

ILMU YG HARUS DIMILIKI PERAWAT

advertisement
MAKALAH ILMU YANG HARUS DIMILIKI OLEH PERAWAT
Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama
yang diampu oleh H. Nanang Rahmat, MA.Pd
Disusun oleh :
(P17320120406) Devia Destiani
Sarjana Terapan Keperawatan + Profesi Ners
KEMENTERIAN KESAHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahi rabbil’alamin.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah “Ilmu yang harus dimiliki oleh Perawat” ini dengan tepat
waktu. Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama yang diampu
oleh H. Nanang Rahmat, MA.Pd. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat menyertai salam
semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabiyullah Muhammad SAW, yang kita
nanti-nantikan Syafa’atnya di akhirat kelak.
Tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah
meluangkan waktu membimbing Kelas Ners tingkat 1. Saya berharap makalah ini
dapat menambah wawasan bagi para pembaca mengenai kewajiban menuntut ilmu dan
mengamalkannya. Penulis tentu menyadari makalah ini hadir dengan segala
kesederhanaannya dan masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar dalam penyusunan makalah
berikutnya dapat lebih baik lagi Insya Allah. Akhirnya, semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi setiap pembacanya dan Allah senantiasa meridhai segala urusan kita.
Amin yarabbal’alamin.
Bandung, 17 Oktober 2020
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1.
Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3.
Tujuan Umum................................................................................................. 2
1.4.
Tujuan Khusus ................................................................................................ 2
BAB II ISI .................................................................................................................... 3
2.1.
Pengertian Keperawatan menurut Islam ......................................................... 3
2.2.
Fungsi Tenaga Kesehatan muslim .................................................................. 7
2.3.
Peran perawat profesional menurut nilai-nilai islami..................................... 8
2.4.
Akhlaq perawat muslim yang profesional .................................................... 11
2.5.
Hal yang harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan muslim ........................ 15
2.6.
Peran perawat dalam membimbing ibadah pasien ....................................... 16
2.7.
Tanggung Jawab Perawat ............................................................................. 22
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 24
3.1.
Kesimpulan ................................................................................................... 24
3.2.
Saran ............................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan
keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan.
Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan
aktivitas lainnya. Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian
rupa, risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal yang di luar
kemampuannya menghindari. Termasuk di sini karena faktor alam berupa rusaknya
ekosistem, polusi di darat, laut dan udara dan pengaruh global yang semakin
menurunkan derajat kesehatan penduduk dunia. Karena itu Islam memberi peringatan
antisipatif: jagalah sehatmu sebelum sakitmu, dan jangan abaikan kesehatan, karena
kesehatan itu tergolong paling banyak diabaikan orang. Orang baru sadar arti sehat
setelah ia merasakan sakit.
Keperawatan dalam Islam adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan
merawat pasien, individu, keluarga, dan masyarakat sebagai manifestasi cinta kepada
Allah dan Nabi Muhammad. Keperawatan sebagai profesi bukan hal baru bagi Islam.
Pada kenyataannya, itu adalah atributif untuk simpati dan tanggung jawab terhadap
yang bersangkutan membutuhkan. Usaha ini telah dimulai selama pengembangan
Islam sebagai agama, budaya, dan peradaban.
Pada dasarnya manusia tersusun dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani. Jasmani
adalah bentuk fisik atau lahiriah manusia yang disebut dengan raga. Sedangkan rohani
adalah hakekat dan substansi manusia yang sering disebut jiwa atau roh (Sholeh dan
Musbikin, 2005:33). Kedua-duanya harus sehat, karena apabila manusia sedang sakit
akan sangat berpengaruh pada kehidupannya, selain dia merasakan sakit juga
membuat manusia tidak produktif lagi dan merasa kurang percaya diri. Orang sakit
dengan kondisi seperti itu sangat memerlukan bantuan yang tidak hanya bantuan fisik
saja tetapi juga bantuan non fisik yang berupa bantuan spiritual atau bimbingan
keagamaan.
1.2.Rumusan Masalah
1
1. Apa pengertian keperawatan menurut islam ?
2. Bagaimana fungsi tenaga kesehatan muslim ?
3. Apa saja peran perawat professional menurut nilai-nilai islami ?
4. Bagaimana akhlak perawat muslim yang professional ?
5. Hal apa saja yang harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan muslim ?
6. Bagaimana peran perawat dalam membimbing pasien beribadah ?
7. Bagaimana Tanggung Jawab perawat ?
1.3.Tujuan Khusus
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui secara umum mengenai ilmu yang harus
dimiliki oleh seorang perawat. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Agama Prodi Sarjana Terapan Keperawatan + Profesi
Ners di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Bandung.
1.4.Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui pengertian keperawatan menurut islam.
2. Untuk mengetahui fungsi tenaga kesehatan muslim.
3. Untuk mengetahui peran perawat professional menurut nilai-nilai islami.
4. Untuk mengetahui akhlak perawat muslim yang professional.
5. Untuk mengetahui hal apa saja yang harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan
muslim.
6. Untuk mengetahui peran perawat dalam membimbing pasien beribadah.
7. Untuk mengetahui tanggung jawab perawat.
2
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Keperawatan menurut Islam
Menurut Islam Keperawatan adalah suatu manifestasi dari ibadah yang
berbentuk pelayanan professional dan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasari pada keimanan, keilmuan dan amal. Pengertian menurut
keislaman nantinya dapat kita kaitkan kepada komponen paradigma keparawatan
dalam Islam. Oleh karena itu perlu kita memahami pengertiannya paradigma
keperawatan dalam Islam
2.1.1. Komponen Paradigma Keperawatan dalam Islam :
Paradigma keperawatan dalam Islam adalah cara pandang, persepsi,
keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi
keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam. Oleh karena
itu paradigma keperawatan dalam Islam memiliki empat komponen yang dilandasi
oleh prinsip dan ajaran islam Yaitu:
1. Manusia Dan Kemanusiaan.
Firman Allah SWT:
Artinya: “ Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.” (QS. At-Tiin: 4)
Berdasarkan dalil diatas , maka manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang
terbaik bentuknya dan dimuliakan Allah, terdiri dari : Jasad, Ruh, dan Psikologis,
dimana makhluk lainnya yang ada dilangit dan dibumi ditundukan oleh Allah
kepada manusia kecuali Iblis. Dalam Al-Quran manusia diistilahkan dengan
sebutan : Al-Basyar dan An-Naas. Al-Basyar mengambarkan manusia dalam
bentuk fisik : diciptakan dari tanah , dapat dilihat, memakan sesuatu, mendengar,
3
berjalan dan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan An-Naas.
Mengindikasikan bahwa manusia adalah mahluk social.
Sebagaimana firman Allah SWT.
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. AlHujurat: 13)
Manusia memiliki tiga komponen antara lain:
a. Jasad (fisik )
Artinya: ”Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan
makanan, dan tidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.” (QS. Al-Anbiyaa:
8)
b. Ruh.
Artinya: ”Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan
kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud
kepadanya.” (QS. Shaad: 72)
c. Nafs (jiwa)
4
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
2. Lingkungan
Lingkungan Internal: Lingkungan yang berada dalam diri manusia, meliputi:
Genetik, struktur dan tubuh, psikologis dan internal spiritual.
Lingkungan Eksternal: Lingkungan sekitas yang berada diluar diri manusia yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan maupun
perawatan, meliputi:
Lingkungan fisik, biologis, social, cultural dan spiritual
3. Sehat dan Kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera , penuh rasa syukur atas nikmat Allah dalam
aspek jasmani, rohani dan social. Dilandasi oleh Firman Allah SWT:
Artinya: ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Serta Hadist Tarmudzy dan Ibnu Majah ”Barang siapa sehat badannya, damai
dihatinya dan punyamakanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia
seisinya dianugrahkan kepadanya“
Upaya kesehatan adalah sebagai berikut:
▪
Promotif
5
Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS.
Al-Baqarah: 195)
▪
Prefentif
Firman Allah SWT:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” ( QS. At-Tahrim : 6)
▪
Kuratif
Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan apabila Aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku,” (QS. AsySyuara: 80)
6
▪
Rehabilitatif.
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’du:
11)
4. Keperawatan.
Adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan professional dan
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasari pada
keimanan, keilmuan dan amal.
2.2. Fungsi Tenaga Kesehatan Muslim
Tenaga kesehatan Muslim adalah unsur utama dalam kegiatan Rumah
Sakit terutama dalam perawatan dan pertolongan pasien, dan merekalah yang
paling dekat kepada pasien dan pengunjung Rumah Sakit. Tenaga kesehatan
Muslim bertugas merawat dan menolong pasien baik yang menyenangkan
maupun yang tidak menyenangkan, yang ringan maupun yang berat. Tenaga
kesehatan Muslim, tidak boleh melepaskan diri dari tugas dan kewajibannya
menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam. Dengan kata lain, Tenaga
kesehatan Muslim tidak terlepas dari tugas dan kewajiban melaksanakan Da’wah
Islamiyah sesuai dengan kemampuannya di dalam bidangnya masing-masing.
Jadi fungsi Tenaga kesehatan Muslim pada garis besarnya ada dua, yaitu
1. Sebagai tenaga para medis, yaitu melaksanakan tugas yang berhubungan dengan
perawatan / pertolongan pasien.
2. Sebagai Da’i (mubaligh), yaitu mengingatkan, menasehati, dan memberi tuntunan
tentang ajaran Islam kepada pasien serta memberikan contoh mengamalkannya (role
model), sehingga diharapkan agar orang-orang yang sedang dan pernah dirawat di
7
rumah sakit akan bertambah taqwanya kepada Allah SWT, dan setelah sembuh dari
penyakitnya, akan meningkat amal ibadahnya bagi orang-orang yang sudah memeluk
agama Islam. Sedangkan bagi yang belum beragama Islam (non muslim) akan tertarik
pada agama Islam, minimal akan menimbulkan perasaan simpatik kepada ajaran
Agama Islam. Dan bagi orang yang sampai ajalnya, semoga hayatnya berakhir dengan
kebaikan (khusnul khotimah). Begitu pula bayi-bayi yang dilahirkan dibawah
pertolongan bidan-bidan Muslim, akan menemui suasana ke-Islaman yang disambut
dengan kalimah thoyyibah mengagungkan kebenaran dan keagungan Allah SWT.
2.3. Peran Perawat Profesional menurut nila-nilai Islami
Nabi SAW Telah mengangkat kedudukan akhlaq mulia dan menjelaskan
bahwa sebaik baik bekal hamba kepada Tuhan-Nya pada hari kiamat adalah akhlaq
mulia, dan sesuatu yang paling berat dalam timbangan orang mukmin adalah akhlaq
mulia. Jika berakhlaq mulia, persoalan- persoalan yang sulit akan menjadi mudah,
hati yang keras akan segera menjadi lembut, banyak orang yang akan mencintainya
dan musuhpun berkurang. Ketahuilah bahwa akhlaq yang jelek membuat sial
pelakunya, menyebabkan turunnya siksaan Allah di dunia sebelum siksaannya di
akhirat. Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya dan diperoleh
melalui pendidikan keperawatan. Seorang perawat dikatakan profesional jika
memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan keperawatan profesional serta memiliki
sikap profesional sesuai kode etik profesi.
Nilai – Nilai Islami dalam Peran dan Fungsi Perawat Profesional :
1. Peran Pelaksana
Peran ini dikenal dengan istilah care giver, yaitu peran perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada klien
sebagai individu keluarga dan masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini perawat
bertindak sebagai comforter, protector, dan advokat, communicator, serta
rehabilitator.
a. Sebagai comforter, perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman pada
klien. Islam mengajarkan bagaimana umat manusia dapat menolong terhadap
sesamanya, pertolongan itu diberikan secara tulus ikhlas dan holistic, sehingga
8
kita dapat merasakan apa yang klien kita rasakan. Ibarat orang mukmin saling
mencintai kasih mengasihi dan saling menyayangi adalah lukisan satu tubuh
Rasulluloh bersabda:
Artinya: ”Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi
dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota
tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam” (HR. Muslim)
b. Peran sebagai protector, lebih berfokus pada kemampuan perawat melindungi
dan menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan seimbang dalam
memperoleh pelayanan kesehatan. Misalnya, kewajiban perawat memenuhi hak
klien untuk menerima informasi dan penjelasan tentang tujuan dan manfaat serta
efek samping suatu terapi pengobatan atau tindakan keperawatan.
Dalam islam kita tidak boleh membuka aib saudara kita sendiri karena jika kita
membukanya sama saja kita memakan bangkai saudara kita yang mati.
Allah SWT Berfirman:
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah mencari-cari
kesalah orang lain dan jangan lah sebahagian kamu menggunjing sebagian yang
lain. Sukakah salah seseorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima lagi Maha Penyayang”(QS.
Al-Hujurat ayat 12)
c. Peran sebagai communicator, akan nampak bila perawat bertindak sebagai
mediator antara klien dengan anggota tim kesehatan lainnya. Peran ini berkaitan
erat dengan keberadaan perawat mendampingi klien sebagai pemberi asuhan
keperawatan selama 24 jam. Perawat dalam islam harus memberikan dukungan.
d. Rehabilitator berhubungan erat dengan tujuan pemberian asuhan keperawatan,
yakni mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat
berfungsi normal.
9
2. Peran Sebagai Pendidik (Health Educator)
Sebagai pendidik, perawat berperan mendidik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat serta tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada
dibawah tanggung jawabnya. Peran ini dapat berupa penyuluhan kesehatan kepada
klien (individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat).
Allah SWT Berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S Al-Mujadilah: 11)
3. Peran Sebagai Peneliti
Sebagai
peneliti
dibidang
keperawatan,
perawat
diharapkan
mampu
mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian
serta memanfaatkan hasil penelitian
untuk meningkatkan mutu asuhan atau
pelayanan dan pendidikan keperawatan
Allah SWT Berfirman:
janganlah kamu melupakan bahagiamu dari duniawi dan berbuat baiklah
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah berbuat kerusakan
dibumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
((QS. Al-Qashash: 77))
10
2.4. Akhlaq Perawat Muslim yang Profesional
Perawat adalah unsur utama dalam kegiatan Rumah sakit terutama dalam
perawatan dan pertolongan pasien, dan merekalah yang paling dekat kepada pasien
dan pengunjung rumah sakit lainnya. Perawat sebagai seorang muslim, tidak boleh
melepaskan diri dari tugas dan kewajibannya menegakan dan menjunjung tinggi
Agama islam, dengan kata lain Perawat tidak terlepas dari pada tugas dan kewajiban
melaksankan da’wah islamiyah sesuai dengan kemampuannya di dalam bidangnya
masing-masing.
Akhlaq seorang perawat menurut pandangan islam, seorang perawat selalu
dijadikan roll model oleh setiap pasiennya, oleh sebab itu seorang perawat harus
memiliki sikap :
1) Ikhlas
Ikhlas disini dalam artian sikap yang murni, semata-mata demi memperoleh ridhla
dalam keperawatannya, Allah menerangkan dalam surat Al-Bayyinah 98 : 5
Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah
agama yang lurus”.
Ikhlas disini dapat dilakukan dengan cara :
1.
Selalu Menolong Dengan Segala Cara. Bersegeralah menolong seseorang
dengan segenap kemampuan, baik berupa harta, tenaga, waktu atau setidak-tidaknya
perhatian yang tulus hanya untuk mendengarkan keluh kesahnya. Setiap kali kita
menolong seseorang dengan ikhlas, berarti kita telah menabung untuk mendapat
pertolongan Allah. Karena sesungguhnya kesempatan menolong orang lain hanya
ada jika Allah yang maha agung memberi kesempatan kepada kita. Andaikata
kemampuan menolong secara fisik sangat terbatas, tolonglah dengan taburan do’a.
Percayalah, tidak ada kebaikan sekecil apapun kecuali diperhatikan dan dibalas
11
dengan sempurna oleh Allah SWT.
2.
Sumbangkan Ilmu Pengetahuan. Sumbangkan Ilmu pengetahuan, sedikitpun
jangan pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang kita miliki
agar
orang
lain
bertambah
ilmunya,
wawasannya,
pengalamannya
dan
kemampuannya. Kita harus amanah dengan ilmu dan pengalaman kita dengan cara
menyalurkannya untuk membantu orang lain.
3.
Hindari Penghinaan Terhadap Pasien Segala sesuatu yang bersifat
merendahkan, mengejek, menghina dalam bentuk apapun terhadap seseorang, baik
tentang postur tubuhnya, keadaan penyakitnya, kepribadiannya, keadaan sosial dan
sebagainya.
2) Ramah dan Santun
Ramah dan santun dalam menghadapi pasien dengan tidak membedakan kaya atau
miskin, golongan muslim atau non-muslim.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya : ”Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai)
sedekah”
Ramah dan santun seorang perawat yang patut kita hadirkan adalah wajah Yang
Selalu Ceria Entah kenapa wajah yang cerah ceria selalu tampak menyenagkan,
sebaliknya wajah yang cemberut, angkuh, musam, selalu saja terlihat tidak
menyenangkan. Rasulullah SAW bahkan bersabda :
“Janganlah selalu membebani jiwamu dengan sesungguh hati. Hiburlah dirimu
dengan hal-hal yang ringan dan lucu. Sebab, bila hati terus dipaksakan dengan
memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta”. (HR Abu Dawud).
Marilah kita bertekad sekuatnya agar setiap berjumpa dengan orang lain terutama
pasien upayakan berwajah secerah-cerahnya. Senyuman Yang Tulus Rasulullah
SAW senantiasa tersenyum manis, bila dipandang beliau terlihat menyenangkan
hati. Senyum merupakan sunnah Rasul. Senyum, selain akan membahagiakan kita
juga akan membahagiakan orang yang melihat kita. Kata-kata yang santun dan
12
lembut pilihlah kata-kata yang paling sopan, dengan cara paling santun dalam
berkomunikasi dengan pasien. Bahasanya baik dan bersih, serta disampaikan dengan
cara yang lembut. Sikap seperti inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah ketika
berbicara
dihadapan
para
sahabatnya
sehingga
menimbulkan
suasana
menyenangkan dan penuh keakraban. Selalu menyapa dan senang mengucapkan
salam upayakan diri kita agar menjadi orang yang selalu terlebih dahulu
mengucapkan sapa dan salam. Sampaikan salam dengan penuh kesungguhan, rama
dan cerah. Jabatlah tangan pasien kita dengan penuh kehangatan. Hati-hati jangan
berlebihan sehingga menyakitinya. Kemudian lepaslah tangan kita ketika tangan
pasien mulai melepaskannya.
3) Belas Kasih
Belas kasih dalam merawat pasien, yakni sikap simpati terhadap penderitaan orang
lain sehingga menimbulkan kesungguhan untuk menolong.
Rasulullah SAW bersabda :
“Belaskasihanilah penduduk kami, niscaya yang ada dilangit mengasihani kamu”
(HR Abu Dawud).
Belas kasihan seorang perawat sangatlah penting yang perlu kita hadirkan salah
satunya bersikaplah sangat sopan dan penuh penghormatan jika Rasulullah SAW
berbincang dengan para sahabatnya, beliau selalu berusaha menghormatinya sebagai
perawat kita yang wajib mencontoh, berilah penghormatan kepada pasien dengan
cara perhatian, cara mengobatinya, mendengarkan keluhannya dan sebagainya.
Dalam keperawatan ada sebutan bahwa kasih sayang dan belas kasihan seseorang
perawat seperti seorang ibu terhadap anaknya. Senangkan Perasaannya selalu
memujilah dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil kita
kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga pasien yang dipuji teringat akan asal
muasal nikmat
yang diraihnya walaupun dalam keadaan sakit. Selalu mendo’akan agar Allah
menyempurnakan ganjaran kebaikan terhadapnya dan mendo’akan untuk
kesembuhannya.
4) Sabar dan Tak Lekas Marah.
13
Bila seorang perawat sedang kesal, waspadalah, karena kemarahan dan kekesalan
yang tidak terkendali biasanya menghasilkan kata dan perilakul yang keji, yang akan
melukai orang lain. Hal itu bisa membuat pasien merasa takut dan disa berakibat
patal bagi penya kitnya. Kita harus senantiasa bersabar dan menyayangi pasien
seperti keluarga sendiri.
Allah SWT berfirman :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu
sesungguhnya Allah besrta orang-orang yang sabar” (QS Al-Baqarah :153).
Artinya: Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan (QS. Asy Syura: 43)
5) Bersikap Tenang
Bersikap tenang disini mempunyai arti tidak tergesa-gesa, teliti yakni seksama,
dengan hati-hati sekali, cermat dan rapi dalam merawat pasien.
“Bila Engkau hendak melakukan suatu pekerjaan, hadapilah dengan tenang, hingga
Allah menjalankan kepada engkau jalan keluar”
6) Tenaga Kesehatan Muslim Harus Kuat Menyimpan Rahasia
Penyakit itu adalah salah satu aib (noda) bagi orang yang sakit. Ada beberapa macam
penyakit yang merupakan aib, hal ini sangat dirahasiakan oleh pasien. Agama Islam
tidak membenarkan seseorang membuka aib orang lain. Oleh sebab itu seorang
tenaga kesehatan Muslim tidak boleh membuka aib pasien kepada orang lain. Orang
yang suka mebicarakan aib orang lain, Allah SWT. mengancamnya dengan siksaan
yang sangat pedih, baik di dunia maupun di akherat kelak.
14
Artinya: “Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi
aibnya. (HR. Al- Bukhary no. 2442 dan Muslim no. 2580 dari hadits Ibnu Umar
radhiyallahu anhuma, serta Muslim no. 2699 dari hadits Abu Hurairah
2.5. Hal yang harus diperhatikan oleh Tenaga Kesehatan Muslim
1) Tenaga Kesehatan Muslim Harus Selalu Bersih, Rapih, Baik Jasmani Maupun
Rohani
Rohani atau jiwa Tenaga kesehatan Muslim hendaknya selalu bersih dan suci dari
sifat-sifat : hasad (dengki), sentimen, takabbur (sombong) dan lain-lain sifat yang
tidak baik. Sebab hanya dari jiwa yang bersih dan sucilah akan memancarkan sifatsifat yang terpuji, sikap yang baik dan ucapan yang menyenangkan. Tubuh dan
pakaian Tenaga kesehatan Muslim harus selalu bersih, rapih, sederhana dan tidak
berlebihan dalam ber make up atau memakai perhiasan.
2) Penampilan yang Menyenangkan
Gunakan selalu pakaian yang rapi, serasi dan tercium harum, kita tahu harumharuman yang baik akan membuat senang siapa pun yang berada disekitar kita.
Memakai pakain yang baik bukanlah tanda kesombongan. Allah maha indah dan
menyukai keindahan. Tentu saja dalam batas syari’at yang disukai Allah. Jangan
meremehkan penampilan karena hal ini akan membuat orang lain senang atau
sebaliknya
3) Mempunyai Sifat Pengabdian Pada Profesi
Kita tahu bahwa segala bentuk pekerjaan yang dilandasi oleh niat yang baik adalah
termasuk kedalam ranah ibadah, perlu kita ketahui bahwa bekerja adalah amanah,
bekerja adalah anugerah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Jika engkau mencari kekayaan dunia, ibaratkanlah bahwa dirimu akan hidup
selamnya di dunia ini, dan apabila engkau mencari bekal akhirat, ibaratkanlah
kamu akan meninggal hari esok”.
Bila kita melihat makna yang tersirat dari sabda tersebut adalah seimbangkanlah
antara bekalmu didunia dengan bekalmu diakhirat, jika engkau mencari bekal
kekayaan dunia, pergunakanlah kekayaan harta bendamu dijalan yang diridoi Alloh,
15
sesungguhnya harta yang kamu dapatkan itu semua adalah milik Alloh semata dan
akan dimintai pertanggungjawabannya kelak diakhirat.
2.6.Peran Perawat Dalam Membimbing Praktek Ibadah Pasien
Peranan perawat tidak sebatas memberikan pengobatan secara fisik melainkan juga
pengobatan psikis (kejiwaan) pasien. Diyakini, dengan dibantu oleh terapi secara
psikis akan lebih membantu kesembuhan pasien karena kondisi kejiwaannya lebih
tenang. Kedudukan perawat amat penting, karena satu-satunya tenaga kesehatan
yang secara 24 jam dituntut untuk selalu di samping pasien. Kebutuhan dasar
manusia dalam pandangan keperawatan meliputi biologi, psikis, sosial, dan spiritual
hingga fungsi perawat untuk membantu pasien. Dalam menjalankan tugas, seorang
perawat harus melandasi kepada pikiran dan perasaan cinta, afeksi, dan komitmen
mendalam kepada pasiennya yang dapat dilakukan dengan cara:
1) Perawat juga bisa membimbing ritual keagamaan sesuai dengan keyakinan
klien, seperti cara bertayamum, salat sambil tiduran, atau berzikir dan berdoa.
Bila diperlukan perawat dapat mendatangkan guru agama pasien untuk dapat
memberikan bimbingan rohani hingga merasa tenang dan damai. Dalam kondisi
sakaratul maut perawat berkewajiban mengantarkan klien agar wafat dengan
damai dan bermartabat.
2) Tugas seorang perawat, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi
menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. “Pernyataan
tidak memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan.
Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja
menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat, katanya”.
3) Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
hingga kondisinya semakin shaleh yang bisa mendatangkan ”manjurnya” doa.
Sedangkan Isep
Zainal Arifin menekankan, perawat bisa memberikan
bimbingan langsung seperti tukar pikiran, berdoa bersama, dan bimbingan
ibadah. “Bimbingan tak langsung bisa berupa ceramah, percikan kata hikmah,
buletin, doa tertulis, maupun tuntunan ibadah secara tertulis. Dengan
bimbingan itu diharapkan dapat membantu proses kesembuhan pasien,”
timpalnya.
16
Setelah perawat mengkaji agama pasien, yang harus dilakukan adalah
menanyakan apakah pasien kita mampu melakukan ibadahnya . Jadi, tugas kita
disini adalah mendampingi pasien tersebut dan membantu segala keterbatasan
fisiknya. Tentu bantuan disini disesuaikan dengan agama pasien dan bagaimana
keadaan pasien sendiri.
Beberapa peran perawat dalam membimbing pasien praktek ibadah sehari-hari
antara lain :
1. Membimbing Pasien Untuk Berwudhu atau Bertayamum (Thaharah)
Seorang perawat harus memiliki rasa perhatian penuh terhadap pasien,
bahkan perawatpun harus mapan dalam membantu pasien saat bersuci. Pada saat
hendak melaksanakan ibadah maka perawat harus bisa membantu pasien untuk
bersuci (thaharah) terlebih dahulu. Thaharah hukumnya wajib berdasarkan
Alquran dan sunah. Pertama yang harus dilakukan oleh perawat membimbing
pasien untuk berwudhu, bila pasien tidak mampu, perawat yang akan membantu
untuk melakukan tayamum. Tayamum adalah bentuk thaharah (bersuci) sebagai
pengganti wudhu dan mandi untuk menghilangkan hadas. Tayamum dilakukan
ketika wudhu dan mandi tidak dapat dilakukan.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
17
memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih);
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan
kamu,
tetapi
Dia
hendak
membersihkan
kamu
dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. (QS. AlMaidah : 6)
2. Membimbing Pasien Sholat Apabila Waktunya Telah Tiba
Shalat hukumnya fardhu (wajib) bagi setiap orang yang beriman yang telah
memenuhi syarat, baik laki-laki maupun perempuan walaupun dalam keadaan
sakit. Shalat dibebankan kepada setiap kaum muslimin dan tidak boleh
meninggalkannya, kecuali bagi orang gila, anak kecil yang belum baligh, dan
wanita yang sedang haid atau nifas. maka dari itu sebagai perawat kita wajib
mengingatkan pasien kita agar terus menjalankan kewajibannya sebagai umat
muslim
Allah Ta’ala berfirman:
Artinya: “Jagalah (peliharah) segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat
wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu". (Qs. AlBaqarah: 238).
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah
di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila
kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orangorang yang beriman”. (Q. S. An-Nisa’: 103)
Apabila pasien tidak mampu melaksanakan solat dengan berdiri, maka bisa dengan
posisi duduk, jika tidak bisa dalam posisi duduk pasien bisa melakukan dalam posisi
berbaring dengan menghadap ke arah kiblat. Dan untuk pasien yang kondisinya
18
sangat lemah bisa melakukan solatnya dalam hati.
3. Membimbing Tadarus Al-Qur’an
Bimbing pasien dengan membaca Al-Quran terutama ayat-ayat dengan
orang sakit, rahmat allah, dan karunia allah, dengan begitu pasien akan termotivasi
untuk sembuh. Dan memberikan pengertian bagi pasien supaya membaca AlQuran daripada mengeluh atas penyakit yang dideritanya.
Allah Ta’ala berfirman :
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (Al-Ankabut : 45)
4. Membimbing Agar Selalu Berdoa Kepada Allah
Pasien dalam keadaan sakit apapun tetap harus memohon petolongan kepada
Allah SWT, karena hakekatnya Allahlah yang memberikan kesembuhan bagi
yang sedang sakit. Seorang perawat harus mampu membimbing berdoa
pasiennya agar lekas diberikan kesembuhan oleh Allah SWT. Allah SWT
berfirman :
Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman ”Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS.
Ghafir :60)
5. Membimbing Pasien Agar Selalu Berdzikir Kepada Allah
Keadaan batin pasien tidak stabil, selalu berprasangka buruk dengan apa
19
yang Allah ujikan kepadanya. Sebagai perawat yang profesional kita harus
mampu membimbing pasien agar selalu mengingat Allah (dzikir) agar batin
pasien menjadi lebih tenang dan tidak berprasangka buruk terhadap apa yang
pasien hadapi. Dzikir adalah mengingat Allah. Bila seseorang berdoa dengan
khusyu hingga tak terasa air mata menetes karena sangat nikmat berdzikir dan
munajat kepadaNya, Allah akan memberikan pertolongan kepadanya pada hari
kiamat kelak.
Begitulah Allah SWT menguji manusia ( dengan sakit ) , untuk melihat siapa
di antara hamba-Nya yang memang benar-benar berada dalam keimanan dan
kesabaran. Karena sesungguhnya iman bukanlah sekedar ikrar yang diucapkan
melalui lisan, tapi juga harus menghujam di dalam hati dan teraplikasian dalam
kehidupan oleh seluruh anggota badan. Allah SWT menegaskan bahwa Dia akan
menguji setiap orang yang mengaku beriman
6. Membimbing Untuk Bersabar dan Rela Terhadap Ketentuan Allah SWT
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu sesungguhnya Allah besrta orang-orang yang sabar” (QS AlBaqarah :153)
Artinya: “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya
(perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan” (QS. Asy
Syura: 43)
20
Artinya: “Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir” (QS. Yusuf: 87)
Rasulluloh bersabda:
“Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan
Allah SWT dalam menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti
pada waktu ia lahir dari kandungan ibunya” .(HR. Hakim)
7. Sebelum Pasien Pulang, Perawat Membimbing Pasien dan Keluarga Untuk
Berdoa (Mensyukuri Nikmat Sembuh)
Artinya: “Wahai Tuhanku, bahwasanya aku memohon kelapangan dalam waktu
yang dekat, kesabaran yang sempurna, rizki yang luas, terhindar dari segala
bala. Ya Allah aku memohon kepada Engkau untuk pandai mensyukuri nikmat
sehat yang Engkau limpahkan. Ya Allah aku memohon kepada Engkau
kecukupan dari manusia (tidak memerlukan kepada orang lain). Tak ada daya
dan tak ada tenaga, kekuatan melainkan dengan Allah yang Mahatinggi lagi
maha besar”.
Orang yang cerdas secara spiritual, ia harus dapat merasakan kehadiran dan
peranan Allah dalam hidupnya. “Spiritual intelligence is the faculty of our nonmaterial dimension- the human soul,” kata Khalil Khawari. Ia harus sudah
menemukan makna hidupnya dan mengalami hidup yang bermakna. Ia tampak
pada orang-orang di sekitarnya sebagai “orang yang berjalan dengan membawa
cahaya.” (Q.S. Al-An’am:122)
Artinya: “Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir” (QS. Yusuf: 87)
21
Rasulluloh bersabda:
“Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan
Allah SWT dalam menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti
pada waktu ia lahir dari kandungan ibunya” .(HR. Hakim)
2.7. Tanggung Jawab Perawat
1. Tanggung jawab utama terhadap tuhannya.
Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang
paling utama adalah tanggung jawab di hadapan Tuhannya. Sesungguhnya
penglihatan, pendengaran dan hati akan dimintai pertanggung jawabannya di
hadapan Tuhan. Dalam sudut pandang Etik pertanggung jawaban perawat
terhadap Tuhannya terutama yang menyangkut hal-hal berikut ini :
▪
Apakah perawat berangkat menuju tugasnya dengan niat ikhlas karena
Tuhan ?
▪
Apakah perawat mendo’akan klien selama dirawat dan memohon kepada
Tuhan untuk kesembuhannya ?
▪
Apakah perawat mengajarkan kepada klien hikmah dari sakit ?
▪
Apakah perawat menjelaskan mafaat do’a untuk kesembuhannya ?
▪
Apakah perawat memfasilitasi klien untuk beribadah selama diRS?
▪
Apakah perawat melakukan kolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan
spiritual klien?
2. Tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat.
Tanggung jawab perawat terhadap klien berfokus terhadap apa yang
dilakukannya terhadap klien. Contoh bentuk tanggung jawab perawat terhadap
klien: mengenal kondisi klien, merawat klien selama jam dinas, tanggung jawab
dalam pendokumentasian, menjaga keselamatan klien, bertanggung jawab bila
terjadi penurunan kondisi klien, dan sebagainya.
Tanggung jawab perawat juga erat hubungannya dengan tugas utama
perawat yaitu care. Seperti dalam tugas – tugas yang didelegasikan misalnya dalam
pemberian obat. Meskipun ini adalah tugas yang didelegasikan, perawat harus turut
bertanggung jawab meskipung kesalahan utama terkadang terletak pada atasan yang
member delegasi. Berbagai tanggung jawab lainnya dari perawat terhadap kliennya
22
seperti bertanggung jawab dalam memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai budaya dan agama dari individu selama melaksanakan
pengabdian di bidang keperawatan serta bertanggung jawab dalam menjalin kerja
sama dengan individu, keluarga, dan masyarakat khususnya dalam mengadakan
upaya kesehatan dan kesejahteraan.anggung Jawab Perawat
23
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tenaga kesehatan Muslim adalah unsur utama dalam kegiatan Rumah
Sakit terutama dalam perawatan dan pertolongan pasien, dan merekalah yang
paling dekat kepada pasien dan pengunjung Rumah Sakit. Tenaga kesehatan
Muslim bertugas merawat dan menolong pasien baik yang menyenangkan
maupun yang tidak menyenangkan, yang ringan maupun yang berat. Peran
tenaga kesehatan dalam hal ini perawat muslim dikenal dengan istilah care giver,
yaitu peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung
atau tidak langsung kepada klien sebagai individu keluarga dan masyarakat.
Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai comforter, protector,
dan advokat, communicator, serta rehabilitator. seorang perawat selalu dijadikan
roll model oleh setiap pasiennya, oleh sebab itu seorang perawat harus memiliki
sikap Ikhlas, Ramah dan Santun, Belas Kasih, Sabar dan Tak Lekas Marah,
Bersikap Tenan, Kuat Menyimpan Rahasia, Harus Selalu Bersih, Rapih, Baik
Jasmani Maupun Rohani , Penampilan yang Menyenangkan dan Mempunyai
Sifat Pengabdian Pada Profesi.
3.2. Saran
Sebagai perawat kita harus melakukan tugas dengan sebaik mungkin, tak
hanya itu perawat juga harus memberikan motivasi kepada pasien agar dapat
sabar menghadapi penyakit yang dideritanya. Perawat muslim juga harus selalu
membimbing pasiennya ke jalan yang baik seperti mengajak pasien untuk
berdzikir, bershalawat, beribadah dan selalu taat kepada ajaran allah swt.
24
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Ahmad Watikan Pratikna dan Abdussalam Sofro, Islam Etika Dan Kesehatan,
Jakarta: CV Rajawali, 1996. Hlm. 260-261.
Arifin, H.M., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, Jakarta :
Golden Taya
H. Jalaluddin, Prof., Dr., Psikologi Agama: Memahami Perilaku Keagamaan dengan
Mengaplikasikan Prinsip-prinsip Psikologi, (PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta), Edisi Revisi,
Cetakan ke-9, 2005
Imam Nawawi Hisnul Muslim (Kumpulan Doa Dalam Al-Qur‟an & Al-Hadits), oleh
Said Bin Ali Bin Wahf Al-Qahthaniran Press, 1982.
Pratikna, Ahmad Watikan dan Sofro, Abdussalam., Islam Etika Dan Kesehatan,
Jakarta: CV Rajawali, 1996. .
M. Sholihin, Dr., M. Ag. Terapi Sufistik, Penyembuhan Penyakit Kejiwaan Prespekti
Tasawuf, (Pustaka Setia: Bandung), Nop., 2004
Salim. Samsudin,. Bimbingan Rohani Pasien Upaya Mensinergisitaskan Layanan
Medis dan Spiritual di Rumah Sakit, Semarang: 2005.
Susan B. Bastable. “Perawat sebagai Pendidik” . Jakarta : Penerbit buku kedokteran
EGC.
Sumber lainnya :
http://wulanimoudt.blogspot.com/2013/12/peran-perawat-menurutislam.html#:~:text=Keperawatan%20dalam%20Islam%20adalah%20pelayanan,kepada
%20Allah%20dan%20Nabi%20Muhammad.&text=Usaha%20ini%20telah%20di
mulai%20selama,agama%2C%20budaya%2C%20dan%20peradaban
https://poltekkestjkronianasoka.blogspot.com/2019/03/makalah-perawat-dalamperspektif-islam.html
http://etikakeperawatan3.blogspot.com/2015/03/tanggung-jawab-dan-tanggunggugat-dalam.html
25
Download