TOPIK 1 AUDIT KAS 1. Jumlah Pertemuan : 4 jam/ minggu 2. Tujuan Diharapkan mahasiswa mampu: : 1. Memahami tentang materialitas, risiko dan strategi audit terhadap kas. 2. Memahami akuntansi tentang berterima kas dan umum prinsip terhadap kas. 3. Memahami tentang pengujian pengendalian dan substantif terhadap kas 3. Diskripsi : Topik ini membahas : 1. Materialitas, risiko dan strategi audit terhadap kas. 2. Pemahaman atas struktur pengendalian intern kas (test of control). 3. Pengujian Substantif terhadap kas. 4. Manfaat : Diharapkan mahasiswa mampu : 1. Menentukan besarnya materialitas, risiko dan strategi audit terhadap kas. 2. Mendisain program pengujian pengendalian dan pengujian substantif terhadap kas. 3. Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif terhadap kas. 4. Membuat kertas kerja audit terhadap kas. TOPIK 2 AUDIT PIUTANG 1. Jumlah Pertemuan : 4 jam / minggu 2. Tujuan : Diharapkan mahasiswa mampu 1. Memahami tentang materialitas, risiko dan strategi audit terhadap piutang. 2. Memahami tentang piutang dan prinsip akuntansi berterima umum terhadap piutang. 3. Memahami tentang pengujian pengendalian dan substantif terhadap piutang. 3. Diskripsi : Topik ini membahas : 1. Materialitas, risiko dan strategi audit terhadap piutang. 2. Pemahaman atas struktur pengendalian intern piutang (test of control). 3. Pengujian substantif terhadap piutang. 4. Manfaat : Diharapkan mahasiswa mampu : 1. Menentukan besarnya materialitas, risiko dan strategi audit terhadap piutang. 2. Mendesain pengujian pengendalian dan pengujian substantif terhadap piutang. 3. Melaksanakan pengujian pengendalian dan substantif terhadap piutang. 4. Membuat kertas kerja audit terhadap piutang. TOPIK 3 AUDIT PERSEDIAAN 1. Jumlah Pertemuan : 4 jam / minggu 2. Tujuan Diharapkan mahasiswa mampu : : 1. Memahami tentang materialitas, risiko dan strategi audit terhadap persediaan. 2. Memahami tentang persediaan dan prinsip akuntansi berterima umum terhadap persediaan. 3. Memahami pengendalian tentang dan pengujian substantif terhadap persediaan 3. Diskripsi : Topik ini membahas : 1. Materialitas, risiko dan strategi audit terhadap persediaan. 2. Pemahaman atas struktur pengendalian intern persediaan (test of control) 3. Pengujian substantif terhadap persediaan 4. Manfaat : Diharapkan mahasiswa mampu : 1. Menentukan besarnya materialitas, risiko dan strategi audit atas persediaan. 2. Mendesain pengujian pengendalian dan pengujian substantif terhadap persediaan. 3. Melaksanakan pengujian pengendalian dan substantif terhadap persediaan. 4. Membuat kertas persediaan. kerja audit terhadap TOPIK 4 ASET ASET TETAP 1. Jumlah Pertemuan : 4 jam / minggu 2. T u j u a n Diharapkan mahasiswa mampu: : 1. Memahami tentang materialitas, risiko dan strategi audit terhadap aset tetap. 2. Memahami tentang aset tetap dan prinsip akuntansi berterima umum terhadap aset tetap. 3. Memahami tentang pengujian pengendalian dan substantif terhadap aset tetap 3. Diskripsi : Topik ini membahas : 1. Materialitas, risiko dan strategi audit terhadap aset tetap. 2. Pemahaman atas struktur pengendalian intern aset tetap (test of control). 3. Pengujian substantif terhadap aset tetap. 4. Manfaat : Diharapkan mahasiswa mampu : 1. Menentukan besarnya materialitas, risiko dan strategi audit terhadap aset tetap. 2. Mendesain pengujian pengendalian dan pengujian substantif terhadap aset tetap. 3. Melaksanakan pengujian pengendalian dan substantif terhadap aset tetap. 4. Membuat kertas kerja audit terhadap aset tetap. TOPIK 5 AUDIT UTANG USAHA 1. Jumlah Pertemuan : 4 jam/ minggu 2. Tujuan Diharapkan mahasiswa mampu : : 1. Memahami tentang materialitas, risiko dan strategi audit terhadap utang usaha. 2. Memahami tentang utang usahas dan prinsip akuntansi berterima umum terhadap utang usaha. 3. Memahami tentang pengujian pengendalian dan substantif terhadap utang usaha. 3. Diskripsi : Topik ini membahas : 1. Materialitas, risiko dan strategi audit terhadap utang usaha. 2. Pemahaman atas struktur pengendalian intern utang usaha (test of control). 3. Pengujian substantif terhadap utang usaha. 4. Manfaat : Diharapkan mahasiswa mampu : 1. Menentukan besarnya materialitas, risiko dan strategi audit terhadap utang usaha. 2. Mendesain pengujian pengendalian dan pengujian substantif terhadap utang usaha. 3. Melaksanakan pengujian pengendalian dan substantif terhadap utang usaha. 4. Membuat kertas utang kerja audit terhadap usaha. TOPIK 6 AUDIT EKUITAS MODAL SAHAM 1. Jumlah Pertemuan : 2. Tujuan 4 jam/ minggu : Diharapkan mahasiswa mampu : 1. Memahami tentang materialitas, risiko dan strategi audit terhadap ekuitas modal saham. 2. Memahami tentang ekuitas pemegang saham dan prinsip akuntansi berterima umum terhadap ekuitas modal saham. 3. Memahami pengendalian tentang dan pengujian substantif terhadap ekuitas modal saham. 3 Diskripsi Topik ini membahas : 1. Materialitas, risiko dan strategi audit terhadap ekuitas modal saham. 2. Pemahaman atas struktur pengendalian intern ekuitas modal saham (test of control). 3. Pengujian Substantif terhadap ekuitas modal saham. 4 Manfaat Diharapkan mahasiswa mampu : 1. Menentukan besarnya materialitas, risiko dan strategi audit terhadap ekuitas modal saham. 2. Mendesain pengujian pengendalian dan pengujian substantif terhadap ekuitas modal 3. Melaksanakan saham. pengujian pengendalian dan substantif terhadap ekuitas modal saham. 4. Membuat kertas kerja audit terhadap ekuitas modal saham. DAFTAR ISI HAL HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii TOPIK 1 MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT.................. 1 PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI) TOPIK 2 KAS (TEST OF CONTROL)...................................................... 1 PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIF TEST) TERHADAP KAS 4 PERTANYAAN ...................................................................... 22 MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT...................... 23 PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI) PIUTANG (TEST OF CONTROL).............................................. 24 PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIF TEST) TERHADAP TOPIK 3 PIUTANG………...................................................................... 26 PERTANYAAN ...................................................................... 41 MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT...................... 42 PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI) PERSEDIAAN (TEST OF CONTROL)......................................... 42 PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIF TEST) TERHADAP TOPIK 4 PERSEDIAAN…...................................................................... 45 PERTANYAAN ...................................................................... 61 MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT...................... 62 PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI) ASET TETAP (TEST OF CONTROL).......................................... 62 PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIF TEST) TERHADAP TOPIK 5 ASET TETAP …...................................................................... 67 PERTANYAAN ...................................................................... 79 MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT...................... 80 PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI) UTANG USAHA (TEST OF CONTROL)...................................... 80 PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIF TEST) TERHADAP UTANG USAHA.........….......................................................... 82 PERTANYAAN ...................................................................... 93 TOPIK 6 MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT...................... 94 PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI) EKUITAS MODAL SAHAM (TEST OF CONTROL)....................... 94 PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIF TEST) TERHADAP EKUITAS MODAL SAHAM....................................................... 97 PERTANYAAN ...................................................................... 110 DAFTAR PUSTAKA iii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan anugerah-Nya sehingga penulisan bahan ajar untuk mata kuliah “Auditing 2” ini dapat diselesaikan. Materi bahan ajar ini disusun dari beberapa buku atau literatur yang berkaitan dengan mata kuliah ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan bahan ajar ini : 1. Bapak Direktur Politeknik Negeri Bali. 2. Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali. 3. Bapak Kaprodi D-4 Akuntansi Manajerial Politeknik Negeri Bali. 4. Bapak Ketua UP2AI Politeknik Negeri Bali. 5. Pihak lainnya yang telah ikut membantu yang tidak dapat kami sebutkan secara satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa bahan ajar ini masih banyak kekurangannya dan sangat perlu penyempurnaan dimasa yang akan datang, untuk itu saran yang membangun dari rekan-rekan sejawat dan para mahasiswa pengguna bahan ajar ini sangat penulis harapkan. Denpasar, 30 Desember 2015 Penulis, Drs.Ec. Ida Bgs. Anom Yasa, MM., Ak. ii DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim, Totok Budi Santoso, 2004, Auditing 2, Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan, Yogyakarta, UPP YKPN. Boynton, William C, Johnson, Reymond N, Kell, Walter G, 2003, MODERN AUDITING, Edisi Ketujuh, Jilid II, Jakarta, Penerbit Airlangga. Elder, Randal J., Beasley, Mark S., Arens, Alvin A., Amir Abadi Yusuf, 2011, JASA AUDIT DAN ASSURANCE, Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia), Jakarta, Penerbit Salemba Empat. Henry Simamora, AUDITING, Jilid II, Cetakan Pertama, Yogyakarta, UPP AMP YKPN, 2002 Mulyadi, Kanaka Puradiredja, 1998, AUDITING, Buku Dua, Edisi Kelima, Jakarta, Penerbit Salemba Empat. Sukrisno Agoes, 2004, AUDITING (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik, Buku Satu dan Dua, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Theodorus M. Tuanakotta, 1982, AUDITING , Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik, Edisi Ketiga, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia, 2012, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta, Ikatan Akuntan Indonesia. BAHAN AJAR AUDITING 2 MKB 56415 OLEH : DRS.EC. IDA BGS. ANOM YASA, MM., AK. PROGRAM STUDI D-4 AKUNTANSI MANAJERIAL JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BALI 2015 i TOPIK 1 AUDIT SALDO KAS MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT Kas sangat terkait dengan transaksi-transaksi lainnya sehingga mengakibatkan volume transaksi yang melibatkan kas sangat tinggi. Tingginya volume transaksi mengakibatkan tingginya risiko bawaan kas. Faktor-faktor penyebab tingginya risiko bawaan kas : 1. Tingginya potensi salah saji akibat tingginya volume transaksi, 2. Sifat kas paling likuid dan sangat diminati, 3. Kesempatan manipulasi dalam bentuk kitting maupun window dressing. Tingginya risiko bawaan, menyebabkan perusahaan memperluas struktur pengendalian intern, untuk dapat mencegah dan mendeteksi adanya salah saji. Perluasan struktur pengendalian intern, secara signifikan mengurangi risiko pengendalian. Strategi audit yang digunakan adalah kombinasi strategi lower assessed level of control risk dengan primarily substantive approach, dengan lebih mengutamakan kepada pengujian substantif. PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI) KAS (TEST OF CONTROL) Pemahaman ini bertujuan untuk mengetahui keandalan/ memadai tidaknya struktur pengendalian intern kas klien. Pemahaman struktur pengendalian kas akan meliputi pertimbangan lingkungan pengendalian, informasi dan komunikasi (sistem akuntansi), penaksiran risiko, pemantauan dan aktivitas pengendalian. Pemahaman terhadap SPI kas klien sangat penting dalam proses audit, karena hasilnya sangat menentukan risiko pengendalian, besarnya materialitas dan luasnya pengujian berikutnya. Langkah-langkah pengujian meliputi kegiatan : Menyiapkan Program Pengujian Pengendalian Kas Program pengujian SPI biasanya dapat berbentuk satu set ICQ (Internal Control Quesionaire) standar yang telah disesuaikan dengan kondisi klien. Berikut ini diberikan contoh program pengujian SPI kas : Topik 1 - Audit Kas Hal 1 Y=Ya T= Tidak TDD = Tidak Dapat Diterapkan Klien : ELEMEN-ELEMEN SPI Y T TDD 1. Apakah digunakan kuitansi khusus perusahaan ? Bila Ya, apakah : a. Bernomor urut tercetak ? b. Digunakan menurut urutan nomor urut ? c. Bentuk pembayaran dinyatakan dalam kuitansi ? d. Buku kuitansi ter-register ? dan Dicatat secara uptodate ? e. Buku kuitansi terkontrol dengan baik ? f. Bagian Akuntansi memperhatikan urutan nomor urut ? 2. Bila digunakan bon (penjualan) kontan, apakah : a. Bernomor urut tercetak ? b. Digunakan menurut urutan nomor urut ? c. Bentuk pembayaran dinyatakan dalam kuitansi ? d. Bon kontan ter-register ? e. Dicatat secara uptodate ? f. Bagian Akuntansi memperhatikan urutan nomor urut ? 3. Apakah penagih piutang (kolektor) atau orang yang membuka sampul pengiriman uang (khusus perusahaan yang menerima pembayaran berupa check melalui pos) membuat suatu daftar check dan uang tunai yang diterima ? Bila Ya, apakah : a. Satu copy diberikan kepada Bagian Akuntansi ? b. Daftar tersebut dicocokkan oleh Bagian Akuntansi dengan kuitansi ? 4. Bila tidak digunakan kuitansi atau bon (penjualan) tunai, apakah perusahaan menggunakan cash register untuk mengadministrasikan penerimaan ? 1. Apakah penjuaian tunai atas sisa bahan dan sejenis nya (scrap, salvage), prosedurnya sama dengan penjualan biasa ? 2. Apakah hasil penerimaan baik dari penjualan tunai maupun penagihan piutang disetorkan secara utuh ke bank paling lambat keesokan harinya ? 3. Apakah penyetoran dilakukan oleh pegawai yang bukan pemegang buku piutang ? Topik 1 - Audit Kas Hal 2 4. Apakah bukti setoran dicocokkan dengan kuitansi bon (penjualan) tunai oleh Bagian Akuntansi ? 5. Apakah total yang tertera pada bukti setoran dicocokkan dengan transaksi Debit pada Buku Bank yang bersangkutan ? 6. Apakah Debit Memo dari bank diterima langsung oleh Pejabat tertentu (yang bukan Kasir) untuk diinvestigasi ? 7. Apakah tugas kasir terpisah dari pembukuan piutang, sehingga kasir atau orang yang menyetor ke Bank tidak mendapat kesempatan untuk mencatat atau mengubah angka pada buku piutang dan daftar perhitungan saldo yang akan dikirim kepada langganan ? 8. Bila perusahaan membina beberapa dana kas sesuai dengan sumber penggunaannya, apakah dana kas tersebut dan surat berharga secara pisik disimpan secara terpisah dan diadministrasikan masing-masing(tidak tercampur) ? 9. Cek mundur yang diterima apakah : a. Hanya diberikan kuitansi sementara penerimaan cek mundur ? b. Diberikan kuitansi asli bila telah dapat diuangkan ? c. Disetorkan ke bank pada saat jatuh tempo ? d. Dibina buku catatan cek mundur ? e. Bila Ya, apakah orang tertentu (bukan kasir) secara berkala mencocokkan catatan tersebut dengan kuitansi sementara/asli ? 10. Apakah pengamanan untuk menjaga uang kas cukup ? Sebutkan bagaimana ? 11. Disimpan dalam brankas yang kuncinya dipegang oleh dua orang yang berbeda (dual key). 12. Apakah atas kerugian yang mungkin diderita atas uang yang disimpan atau di perjalanan diasuransikan dengan cukup ? Sebutkan perinciannya ! Asuransi untuk Cash In Transit dengan insurance coverage ? 13. Apakah penerimaan yang sifatnya rutin, misalnya sewa, dividen, bunga dan sebagainya, secara berkala di-reviu sehingga atas kekurangannya segera dibuatkan catatan dan diinvestigasi ? 14. Apakah kantor Pusat mengontrol penerimaan Cabang ? Topik 1 - Audit Kas Hal 3 A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pernyataan di atas : …………………………………………………………. …………………………………………………………. B. Catatan lain : ………………………………………………………… ………………………………………………………… C. Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang, Buruk) ? D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya) Diisi oleh : Direview oleh : Gambar 1.1 : ICQ Pengujian SPI Kas Melaksanakan Pengujian Berdasarkan atas program pengujian SPI, maka pengujian dilakukan dengan mengadakan wawancara (interview) kepada pejabat dan karyawan yang terkait serta melakukan observasi terhadap pelaksanaan kelima elemen SPI kas klien. Menganalisis dan Menyimpulkan Hasil Pengujian Berdasarkan atas hasil pengujian maka dibuat simpulan apakah struktur pengendalian intern kas klien baik, sedang atau buruk. Simpulan ini akan digunakan sebagai dasar oleh auditor untuk menentukan risiko pengendalian dan luasnya pengujian berikutnya. PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIVE TEST) SALDO KAS. Pengujian substantif terhadap saldo kas merupakan proses pekerjaan lapangan yang bertujuan untuk menguji kewajaran saldo/nilai moneter kas yang tersaji di Topik 1 - Audit Kas Hal 4 laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh oleh auditor untuk melakukan pengujian adalah : Memahami Akun/siklus Yang Diaudit. Pemahaman terhadap saldo kas sebagai akun yang diaudit, harus dilakukan oleh auditor sebelum melaksanakan proses audit lebih lanjut. Saldo kas terdiri dari uang tunai (uang kertas, uang logam) surat berharga yang setara dengan uang (pos wesel, certified check, cashier’s check) dan dana yang disimpan di bank yang penggunaannya/pengambilannya tidak dibatasi untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas terdiri dari ; a) Kas di tangan (cash on hand) berupa dana kas kecil dan penerimaan kas yang belum disetor ke Bank; b) Kas di Bank (Cash at Bank) yaitu dana yang disimpan di Bank berbentuk rekening giro. Memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terhadap Kas. PABU terhadap kas merupakan standar akuntansi keuangan yang diterapkan untuk menyajikan kas di laporan posisi keuangan. Standar akuntansi untuk kas : 1. Kas yang tersaji di laporan posisi keuangan adalah saldo kas yang ada di tangan perusahaan dan saldo rekening giro di bank pada tanggal laporan posisi keuangan yang penggunaan/pengambilannya tidak dibatasi untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. 2. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas (segera jatuh tempo) dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. 3. Kas dalam bentuk valuta asing harus dicantumkan di laporan posisi keuangan sebesar nilai kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Memahami Tujuan Pengujian Substantif Kas. Tujuan pengujian substantif terhadap Kas adalah sebagai berikut : 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi kas klien, 2. Membuktikan keberadaan kas dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan kas yang tersaji pada Laporan posisi keuangan, Topik 1 - Audit Kas Hal 5 3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas kas yang tersaji pada laporan posisi keuangan, 4. Membuktikan kewajaran penilaian kas yang tersaji pada laporan posisi keuangan, 5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan kas pada Laporan posisi keuangan. Merencanakan Pengujian Substantif Kas. Berdasarkan atas ketentuan dalam standar auditing, untuk mencapai tujuan pengujian, maka auditor merencanakan prosedur audit yang akan ditempuh yang tertuang dalam bentuk program audit, seperti berikut ini : NO PROSEDUR AUDIT 1 Prosedur Audit Awal : 1) Usut saldo kas di Laporan posisi keuangan ke saldo Kas di buku besar. 2) Hitung kembali saldo kas di buku besar. 3) Lakukan reviu terhadap mutasi luar biasa. 4) Usut saldo awal kas di buku besar ke kertas kerja tahun lalu. 5) Usut posting pendebitan dan pengkreditan kas ke jurnal. Prosedur Analitik : 1) Hitung rasio Kas dengan Aset lancar. 2) Lakukan analisis dengan membandingkan rasio tahun audit dengan rasio harapan. 3) Bandingkan saldo Kas dengan jumlah saldo Kas yang dianggarkan atau saldo Kas akhir tahun lalu. Pengujian terhadap Akun Rinci.: 1) Hitung kas yang ada di tangan klien. 2) Rekonsiliasi catatan kas 2 3 INDEK KERTAS KERJA TANGGAL PELAKSANAAN PARAF PELAKSANA Topik 1 - Audit Kas Hal 6 dengan R/C bank yang bersangkutan. 3) Periksa cek yang beredar pada tanggal Laporan posisi keuangan ke dalam R/C Bank. 4 Pengujian Transaksi Rinci : 1) Lakukan pengujian pisah batas transaksi kas : a. Buatlah rekosiliasi saldo kas menurut cut-off bank statement dengan saldo kas menurut catatan klien. b. Usut setoran dalam perjalanan (deposit in transit) pada tanggal Laporan posisi keuangan ke dalam cut-off bank statement. c. Periksa tanggal yang tercantum di dalam cek yang beredar pada tanggal Laporan posisi keuangan. d. Periksa adanya cek kosong yang tercantum dalam cut-off bank statement. e. Periksa dalam semua cut-off statement cek bank kemungkinan hilangnya cek yang beredar pada tanggal Laporan posisi keuangan. 2) Buat transfer antar bank dalam periode sebelum dan setelah tangal Laporan posisi keuangan. 3) Buat dan lakukan analisis terhadap rekonsiliasi bank 4 kolom. 4) Periksa kemungkinan adanya penggelapan dengan cara lapping penerimaan dan pengeluaran kas. Topik 1 - Audit Kas Hal 7 5 VerifiKasi Penyajian dan Pengungkapan kas pada Laporan posisi keuangan, bandingkan dengan prinsip akuntansi berterima umum : 1) Periksa jawaban konfirmasi bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap pemakaian rekening tertentu. 2) Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas. Gambar 1.2 : Program Pengujian Substantif Kas Melaksanakan Pengujian Auditor menggunakan program audit yang tersedia untuk melakukan pengujian ke perusahaan klien, guna mengumpulkan dan mengevaluasi bukti sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam program audit. Prosedur Audit Awal Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti bahwa saldo kas pada Laporan posisi keuangan didukung catatan akuntansi yang memadai. Auditor merekonsiliasi antara saldo kas pada Laporan posisi keuangan dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Auditor terlebih dahulu harus memahami siklus akuntansi (accounting cycle) yang diterapkan oleh klien. 2. Melakukan auditing trail yaitu penelusuran terhadap transaksi yang mendukung saldo kas di Laporan posisi keuangan. Untuk melakukan pekerjaan ini auditor membutuhkan pensil 2B, karet penghapus, buku agenda untuk mencatat temuan-temuan audit, dan kalkulator ber-printer untuk mencetak hasil perhitungan yang dilakukan. Bkt .Trs. Jurnal Bk. Bsr Lap. Keu. Bk.Pembantu Accounting cycle. Audit trail. Langkah-langkah yang dilakukan : Topik 1 - Audit Kas Hal 8 1. Mengusut saldo kas pada laporan posisi keuangan ke saldonya di buku besar, untuk meyakinkan bahwa saldo kas pada laporan posisi keuangan bersumber dari akun kas. 2. Hitung kembali saldo kas di dalam buku besar, yang bertujuan untuk meyakinkan kebenaran saldonya di buku besar. Untuk itu lakukan footing dan cross footing kemudian hitung kembali saldonya. 3. Usut saldo awal kas dan di dalam buku besar ke kertas kerja tahun lalu, jika audit yang sekarang dilakukan untuk kesekian kalinya. 4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa baik dalam penerimaan maupun pengeluaran kas, yang bertujuan untuk mengetahui ketidakberesan transaksi kas baik dalam jumlah maupun sumbernya. 5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun kas di buku besar ke jurnal penerimaan dan pengeluaran kas, untuk meyakinkan bahwa mutasi kas yang tercatat di buku besar berasal dari jurnal. 6. Besarnya sampel yang diambil dalam prosedur ini akan sangat tergantung dari hasil tes pengendalian. Prosedur Analitik (analytical review). Prosedur ini bertujuan untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Menghitung rasio Kas seperti berikut ini : Rasio kas (Cash Rasio), dengan rumus : ( Kas / Aset Lancar ) x 100% = % 2. Menetapkan rasio harapan yang dapat berupa rasio tahun lalu, rasio standar, rasio industri atau rasio yang dianggarkan. 3. Membandingkan antara rasio tahun audit dengan rasio harapan, yang akan membantu auditor untuk mengungkapkan apakah terdapat peristiwa yang tidak biasa, perubahan akuntansi atau terjadi salah saji terhadap kas. Pengujian terhadap Akun Rinci. Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan (eksistensi) saldo kas yang tercantum pada laporan posisi keuangan, baik kas di tangan klien maupun kas di bank. Topik 1 - Audit Kas Hal 9 Kas Ditangan (Cash on Hand). Keberadaan kas di tangan klien dapat dibuktikan dengan melakukan prosedur Cash Count/Cash Opname, yaitu pengecekan/ penghitungan kas secara pisik, yang dapat dilakukan sebelum, tepat atau setelah tanggal Laporan posisi keuangan (31 Desember). Penghitungan kas dilakukan dengan menerapkan “surprise audit” yaitu penghitungan secara serentak dan mendadak baik terhadap penerimaan kas yang belum disetor ke bank maupun terhadap kas kecil, untuk menghindari terjadinya transfer uang tunai antar dana yang dimiliki oleh klien. Penghitungan pisik terhadap surat-surat berharga juga harus dilakukan serentak dan bersamaan dengan penghitungan kas. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penghitungan kas : 1. Penghitungan kas harus dilakukan di muka pejabat yang bertanggungjawab atas penyimpanan kas (kasir/penyimpan dana kas kecil). Pejabat tersebut harus selalu di tempat penghitungan kas selama dilakukan penghitungan untuk menghindari tuduhan kepada akuntan jika terjadi kekurangan kas, 2. Hasil penghitungan kas harus dibuatkan Berita Acara Penghitungan Kas yang harus segera ditandatangani oleh pejabat penyimpan kas sebagai bukti : 1) Setuju atas jumlah kas sesuai dengan hasil penghitungan oleh akuntan, 2) Penerimaan kembali jumlah kas yang dihitung secara utuh sesuai dengan yang tercantum dalam berita acara tersebut. 3. Elemen-elemen seperti cek mundur, perangko dan meterai serta kas bon tidak dimasukkan dalam elemen kas pada saat penghitungan pisik tetapi harus dibuatkan Berita Acara Penghitungan kertas berharga tersebut. Cash count dilakukan tepat pada tanggal laporan posisi keuangan, maka Berita Acara Penghitungan Kas ditangan adalah seperti Gambar 1.3. Jika perusahaan klien menerapkan kas kecil, maka Berita Acara Penghitungan Kas Kecil dapat dibuat seperti Gambar 1.4. Cash count dilakukan setelah tanggal laporan posisi keuangan misalnya tanggal 10 Januari 2014, maka untuk membuktikan eksistensi kas ditangan klien pada tanggal laporan posisi keuangan (31 Desember 2013) dilakukan dengan cara menarik mundur dengan “work-back/set-back procedure” seperti terlihat pada Gambar 1.5. Topik 1 - Audit Kas Hal 10 Jika audit merupakan audit ditengah-tengah tahun (interim audit), maka audit harus ditekankan untuk menentukan berfungsi atau tidaknya sistem pengendalian intern kas klien. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah : 1) Penghitungan kas harus dilakukan dengan menempuh surprise audit, 2) Tentukan sampel mengenai bulan atau masa yang akan diaudit, 3) Tekanan audit harus diberikan kepada berfungsi atau tidaknya sistem pengendalian intern, misalnya apakah terdapat pengeluaran kas yang tidak diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, apakah ada pengeluaran pinjaman karyawan yang bersifat fiktif dan seterusnya. Kas di Bank (Cash at Bank) Eksistensi saldo kas klien yang disimpan di bank dapat dibuktikan, dengan menempuh prosedur berikut : 1. Membuat atau meminta klien untuk membuat rekonsiliasi bank pada tanggal Laporan posisi keuangan. Jika akuntan meminta rekonsiliasi bank dari kliennya, maka audit akan meliputi : 1) Melakukan pengecekan atas kebenaran perhitungan seperti penjumlahan, perkalian dan seterusnya terhadap angka-angka yang tersaji pada laporan rekonsiliasi bank klien, 2) Memeriksa kebenaran cek-cek yang beredar (check outstanding) di luar. Prosedur yang dilakukan adalah : a. Cocokkan antara catatan kredit buku bank klien dengan catatan debit laporan R/C bank regular (regular bank statement). Tentukan perbedaan angka-angka transaksi yang tersaji pada kedua laporan tersebut, b. Kemudian telusuri perbedaan tersebut ke cut-off laporan bank (cut-off bank statement) pada periode berikutnya. Cut-off laporan bank adalah rekening koran bank yang mencakup jangka waktu lebih pendek daripada laporan R/C bank regular, biasanya kurang dari 1 bulan misalnya 10 – 15 hari, sedangkan laporan R/C bank regular adalah laporan R/C bank biasanya mencakup jangka waktu 1 (satu) bulan. Topik 1 - Audit Kas Hal 11 Index : A/2 PT. BUKIT BERBUNGA BERITA ACARA PENGHITUNGAN KAS PER : 31 DESEMBER 2013 JENIS UANG UANG KERTAS Jumlah Uang Kertas UANG LOGAM Jumlah Uang Logam Jumlah Uang Tunai CEK: PEMILIK CEK UD. Arta Jaya Gede Arya CV. Logam SATUAN JUMLAH 100.000,00 50.000,00 20.000,00 10.000,00 5.000,00 1.000,00 500,00 100,00 100 100 150 10 100 100 400 1.000,00 500,00 100,00 50,00 BANK BNI 1946 Mandiri BCA 500 450 JUMLAH RUPIAH 10.000.000,00 χ 5.000.000,00 χ 3.000.000,00 χ 100.000,00 χ 500.000,00 χ 100.000,00 χ 20.000,00 χ 0,00 18.720.000,00 Λ 0,00 250.000,00 χ 45.000,00 χ 0.00 295.000,00 19.015.000,00 Λ NO. CEK B7002 QZ2345 14567C Jumlah Uang Tunai & Cek NILAI 2.500.000,00 Φ 2.000.000,00 Φ 1.500.000,00 Φ 7.000.000,00 26.015.000,00 Λ DIBUAT OLEH : DIREVIU OLEH : TANGGAL : TANGGAL : Dian Utami 31/01/2013 Gede Yudha 31/01/2013 Kepada Akuntan : Jumlah uang tunai tersebut di atas, adalah benar merupakan hasil penghitungan kas yang dilakukan oleh akuntan pada tanggal 31 Desember 2013 dihadapan saya. Jumlah uang tunai tersebut telah dikembaikan kepada saya dalam jumlah penuh segera setelah penghitungan kas selesai dilakukan oleh akuntan. Denpasar, 31 Desember 2013 Bagian Kasir, Putri (Ni Putu Putri Aprilia Sari) Χ Λ Φ Test hasil perkalian telah dilakukan Test kebenaran footing telah dilakukan Telah diperiksa ke register cek. Gambar 1.3 : Berita Acara Penghitungan Kas di tangan. Topik 1 - Audit Kas Hal 12 Index : A/2 PT. BUKIT BERBUNGA BERITA ACARA PENGHITUNGAN KAS KECIL PER : 31 DESEMBER 2013 JENIS UANG UANG KERTAS Jumlah Uang Kertas UANG LOGAM Jumlah Uang Logam Jumlah Uang Tunai Bukti Kas Kecil : UNTUK Konsumsi Karyawan Alat-alat Tulis Kantor Photo Copy SATUAN JUMLAH 100.000,00 50.000,00 20.000,00 10.000,00 5.000,00 1.000,00 500,00 100,00 100 100 150 10 100 100 400 0 1.000,00 500,00 100,00 50,00 0 500 450 0 Tgl. BPKK 24/12/2013 31/12/2013 08/01/2014 No. BPKK 7005 7255 8790 JUMLAH RUPIAH 10.000.000,00 χ 5.000.000,00 χ 3.000.000,00 χ 100.000,00 χ 500.000,00 χ 100.000,00 χ 20.000,00 χ 0,00 18.720.000,00 Λ 0,00 250.000,00 χ 45.000,00 χ 0.00 295.000,00 19.015.000,00 Λ DIBUAT OLEH : JUMLAH 500.000,00 V 400.000,00 V 85.000,00 V 985.000,00 20.000.000,00 Λ DIREVIU OLEH : TANGGAL : TANGGAL : Jumlah Uang Tunai & Cek Dian Utami 31/12/2013 Gede Yudha 31/12/2013 Kepada Akuntan : Jumlah uang tunai tersebut di atas, adalah benar merupakan hasil penghitungan kas yang dilakukan oleh akuntan pada tanggal 31 Desember 2013 dihadapan saya. Jumlah uang tunai tersebut telah dikembaikan kepada saya dalam jumlah penuh segera setelah penghitungan kas selesai dilakukan oleh akuntan. Denpasar, 31 Desember 2013 Bagian Kas Kecil, Putri (NI Putu Putri Aprilia Sari) χ Test hasil perkalian telah dilakukan Λ Test kebenaran footing telah dilakukan V Telah diperiksa ke bukti transaksi No. JP Keterangan Debit --------------------------------------------------------------------JP-1 Beban Karyawan 500.000,00 Beban Administrasi 400.000,00 - Kas Kecil (Untuk mencatat bukti kas kecil yang belum diakui) Kredit ----------------900.000,00 Gambar 1.4 : Berita Acara Penghitungan Kas Kecil. Topik 1 - Audit Kas Hal 13 Saldo cash opname pada tanggal : 10 Januari 2014 Index : A/2-2 Rp. 32.750.250,00 © Ditambah : Pengeluaran kas tanggal : 1 s.d 10 Januari 2014 Rp. 7.975.675,00 TVC Rp. 40.725.925,00 Λ Dikurangi : Penerimaan kas tanggal :1 s.d 10 Januari 2014 Rp. 20.725.925,00 TVC Saldo kas per-tes pada tanggal : 31 Desember 2013 Rp. 20.000.000,00 Saldo kas per-book pada tanggal : 31 Desember 2013 Rp. 20.000.000,00 Θ Selisih Rp 0 ^ © T V C Θ Λ Sesuai dengan hasil kas opname tgl. 10 Jan. 2014 Telah di-trace ke perkiraan kas Telah diperiksa ke bukti transaksi Telah diperiksa ke Jurnal Pen. & Peng. Kas Cocok dengan saldo per-book Footing telah ditest kebenarannya Dibuat oleh : Direviu oleh : Dian Utami Gede Yudha Tanggal : Tanggal 12/01/2014 : 13/01/2014 Gambar : 1.5 : Work-back Procedure Penghitungan Kas c. Memeriksa kebenaran setoran dalam perjalanan (deposit in transit). Prosedur yang dilakukan adalah : a) Cocokkan antara catatan debit buku bank klien dengan catatan kredit laporan R/C bank regular (regular bank statement). Tentukan perbedaan angka-angka transaksi yang tersaji pada kedua laporan tersebut. b) Kemudian telusuri perbedaan tersebut ke cut-off laporan bank (cut-off bank statement) pada periode berikutnya. 3) Mencocokkan saldo menurut laporan R/C bank regular dengan hasil konfirmasi bank. Kertas kerja rekonsiliasi bank seperti Gambar 1.6. 2. Mengirimkan Permintaan Konfirmasi Saldo Bank. Permintaan konfirmasi mengenai saldo-saldo pada tanggal Laporan posisi keuangan langsung dari bank yang bersangkutan. Informasi yang diperlukan dari bank : Topik 1 - Audit Kas Hal 14 Index : A/1-1 PT. BUKIT BERBUNGA REKONSILIASI BANK – BNI 1946 Per : 31 Desember 2013 Saldo menurut R/C BNI 1946 per 31 Des 2013 Rp. 2.789.650.000,00 © Ditambah : - Beban Administrasi Bank Rp. 850.750,00 £ - Deposit in transit Rp 138.654.000,00 ® Rp. 2.929.154.750,00 Λ Dikurangi : - Pendapatan Bunga Bank Rp. 1.750.875,00 £ - Cek yang sedang beredar Rp 72.875.000,00 µ ® Saldo per-book per 31 Desember 2013 Rp 2.854.528.875,00 Θ Λ © Sesuai dengan saldo R/C bank per 31 Des 2013 £ Telah ditelusur ke R/C bank per 31 Des 2013 ® Telah diperiksa ke Register Cek µ Telah diperiksa ke bonggol cek Θ Cocok dengan saldo per-book klien Λ Footing telah ditest kebenarannya Dibuat oleh : Direviu oleh : Dian Utami Tanggal Gede Yudha : Tanggal 06/01/2014 : 07/01/2014 Gambar 1.6 : Rekonsiliasi Bank 1) Saldo tiap jenis rekening klien di bank pada tanggal laporan posisi keuangan. 2) Saldo tiap jenis utang klien di bank pada tanggal laporan posisi keuangan beserta tanggal jatuh tempo, bunga, dan jenis jaminan yang bersangkutan dengan utang tersebut. 3) Saldo utang bersyarat yang mungkin menjadi kewajiban klien. 4) Batasan-batasan terhadap rekening bank lain. Pengujian Transaksi Rinci Pengujian yang dilakukan akan meliputi : Topik 1 - Audit Kas Hal 15 1. Pengujian Asersi Kelengkapan dan Keterjadian Transaksi. Prosedur yang ditempuh pada pengujian ini adalah memeriksa bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang tercatat dalam akun kas. Langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor adalah : 1) Memilih secara random sampel stratafikasi transaksi penerimaan maupun pengeluaran kas untuk diperiksa, yang dicatat pada jurnal penerimaan dan pengeluaran kas, seperti terlihat pada tabel berikut : No. 1 2 3 4 5 6 Stratafikasi Transaksi Penerimaan Kas (Rp) > 17.500.000,> 15.000.000 – 17.500.000 > 12.500.000 – 15.000.000 > 10.000.000 – 12.500.000 > 7.500.000 - 10.000.000 ≤ 7.500.000 TOTAL Jumlah Transanksi Jumlah Rupiah 10 55 18 22 35 60 200 Sampel (50%) 225.760.500907.500.000,243.450.750,258.500.000,341.250.000,417.000.000,2.393.461.250,- 5 27 9 11 18 30 100 Gambar 1.7 : Stratafikasi Transaksi Penerimaan Kas dan Besarnya Sampel. 2) Ambil bukti transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang dijadikan sampel, baik dokumen sumber maupun dokumen pendukungnya, 3) Lakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti tersebut : a. Periksa kelengkapan dokumen yang mendukung dokumen sumber. b. Periksa kesesuaian data yang tercantum dalam dokumen sumber ke dokumen pendukung. c. Periksa apakah dokumen tersebut telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. d. Periksa kebenaran penghitungan matematis. e. Periksa kebenaran postingnya ke buku besar dan pada akun yang sesuai. 4) Buat Kertas Kerja hasil audit seperti pada Gambar 1.8. 2. Verifikasi Pisah Batas (cut-off) Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan konsistensi klien dalam menggunakan pisah batas dan kepatutan terhadap pengakuan pos-pos penerimaan dan pengeluaran terhadap kas pada tahun yang diaudit. Langkah-langkah yang ditempuh : Topik 1 - Audit Kas Hal 16 1) Periksa dokumen penerimaan kas dalam minggu terakhir terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal laporan posisi keuangan, 2) Periksa dokumen pengeluaran kas dalam minggu terakhir terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal laporan posisi keuangan. TANGGAL 5-Agus-13 NO. Bkt Pen.Kas BKM-12 10-Agus-13 16-Agus-13 BKM-20 BKM-21 JUMLAH (Rp) NO. AC A B C D E 1.500.000,8.750.500,- 121 410 V V V V V V V V V V Invoice Juli’ 13 Penjualan tunai UD. Mekar, pelunasan Invoice Sept’13 UD. Buana, pelunasan Invoice Nop’13 Penjualan tunai UD. Mekar, pelunasan 15.000.000,9.650.450,- 121 410 V V V V V V V V V V 12.500.000,- 121 V V V V V 6.500.000,12.854.200,- 121 410 V V V V V V V V V V Invoice Sept’13 UD. Buana, pelunasan Invoice Nop’13 Sample dipilih dalam bentuk Bukti Kas Masuk (BKM) A Mathematical Accuracy B Kelengkapan Bukti Pendukung C Otorisasi D Kebenaran nomor perkiraan E Kebenaran posting ke Buku Besar 3.750.000,- 121 V V V V V 1.250.000,- 121 V V V V V 08-Des-13 12-Des-13 BKM-62 BKM-75 16-Des-13 BKM-80 18-Des-13 22-Des-13 30-Des-13 BKM-85 BKM-90 KETERANGAN UD. Asih Jaya, pelunasan Invoice Juli ‘13 Penjualan tunai UD. Arta Mas, pelunasan KET . BKM-97 Dibuat Oleh : Dian Utami Tanggal : 07/01/14 Direviu Oleh: Gede Yudha Tanggal: 08/01/14 Klien : PT BUKIT BERBUNGA Skedul : Test Trs. Penerimaan kas Periode: Tahun 2013 Index WP : A/2-1 Gambar 1.8 : Kertas Kerja Uji Asersi Kelengkapan dan Keterjadian Transaksi. Verifikasi Penggelapan Kas di Laporan Posisi Keuangan. Kas adalah aset perusahaan yang dapat mudah untuk digelapkan. Bentuk penggelapan kas dapat berupa : 1. Lapping, Lapping adalah bentuk penggelapan uang kas ditangan klien oleh pemegang kas dengan melakukan pinjaman tanpa persetujuan dari pejabat yang berwenang, yang dilakukan dengan cara menunda pencatatan penerimaan kas. Lapping akan Topik 1 - Audit Kas Hal 17 terjadi jika fungsi penyimpan kas merangkap sebagai pencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Jenis kegiatan lapping meliputi : 1) Tidak dicatatnya sejumlah semua penerimaan kas, 2) Diambilnya penerimaan-penerimaan yang tidak dicatat tadi oleh pemegang kas, pengambilan ini yang disebut dengan “pinjaman”, 3) Unsur gali lobang tutup lobang, yang dalam hal ini penerimaan yang tidak dicatat diisi dengan peneriman kemudian. Contoh kegiatan lapping dapat dilihat pada Gambar 1.9 berikut ini : TGL 1 Mei 2 Mei 3 Mei 4 Mei KOMPOSISI JUMLAH PENCATATAN DEBITUR Uang tunai A Rp TAGIHAN 300,000,00 Cek ......... . B Rp 246.210,00 B Rp Cek......... . C Rp 195.300,00 C Rp Jumlah 1 Mei Rp 741.510,00 Rp Uang tunai D Rp 150.000,00 C:ek ......... E Rp 247.100,00 E Cek........... F Rp 869.200,00 F Jumlah 2 Mei Rp 1.266.300,00 Uang tunai G Rp 249.000,00 Cek ..........H Rp 321.150,00 SETORAN 246.210,00 B Rp 246.210,00 195.300,00 C Rp 195.300,00 441.510,00 Rp 441.510,00 Rp 247.100,00 E Rp 247.100,00 Rp 869.200,00 F Rp 869.200,00 1.166.300,00 Rp 1.166.300,00 Tak ada tagihan Rp A 300.000,00 A Rp 300.000,00 Tak ada tagihan Rp D 150.000,00 B Rp 150.000,00 Jumlah 3 Mei Rp 570.150,00 Uang tunai I Rp 198.000,00 Cek .......... J Rp 465.180,00 Cek .......... K Rp Cek .......... L Jumlah 4 Mei Rp 450.000,00 Rp 450.000,00 J Rp 465.180,00 J Rp 465.180,00 111.110,00 K Rp 111.110,00 K Rp 111.110,00 Rp 94.160,00 L Rp 94.160,00 L Rp 94.160,00 Rp 868.450,00 Rp 670.450,00 Rp 670.450,00 Gambar 1.9 : Contoh Lapping Topik 1 - Audit Kas Hal 18 Jumlah uang yang digelapkan melalui lapping, terlihat sebagai berikut : TANGGAL TAGIHAN 1 Mei Rp 741.510,00 2 Mei 3 Mei 4 Mei Rp 1.266.300,00 Rp 570.150,00 Rp 868.450,00 DICATAT Rp DIGELAPKAN 441.510,00 Rp 300.000,00 Rp 1.116.300,00 Rp 450.000,00 Rp 670.450,00 Rp Rp Rp 150.000,00 120.150,00 198.000,00 Rp 768.150,00 JUMLAH Gambar 1.10 : Jumlah Uang yang Digelapkan Melalui Lapping Untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya lapping, dilakukan langkahlangkah : 1) Menguji ketelitian/ kebenaran saldo kas (proof of cash) dengan membuat rekonsiliasi bank 4 kolom, seperti terlihat pada Gambar 1.11. Rekonsiliasi bank dibuat untuk periode 1 (satu) bulan yang dipilih sebagai sampel untuk diuji sesuai dengan judgement auditor. Melalui prosedur ini maka lapping akan dapat dideteksi dengan jalan mempertemukan antara setoran bank dengan catatan penerimaan kas. Apabila terjadi ketidaksesuaian maka menunjukkan indikasi adanya lapping. 2) Telusuri catatan penerimaan kas ke kartu piutang masing-masing debitur dan cocokkan dengan jurnal penerimaan kas, 3) Telusuri catatan tersebut ke bukti-bukti setoran secara detail baik jumlah uangnya, nama debitur maupun tanggal penerimaan dan setoran. 2. Check Kitting, Chek kitting merupakan bentuk penggelapan dengan cara menutupi pemakaian kas melalui pemanfaatan transfer rekening dari bank yang satu ke bank yang lain yang dananya digelapkan. Contoh : UD Beton memiliki rekening giro masing-masing di BNI 1946 sebesar Rp 100 juta dan Bank Mandiri Rp 230 juta. Pejabat perusahaan menarik uang di BNI 1946 sebesar Rp 30 juta untuk digunakan secara pribadi dan untuk menutupi kecurangannya, maka pejabat yang bersangkutan menjelang akhir bulan (pada tanggal dipastikan tidak ada kegiatan clearing), mentransfer dana dengan menggunakan cek sebesar Rp 30 juta dari Bank Mandiri ke BNI 1946. Setoran tersebut akan dicatat oleh BNI 1946, sedangkan rekening giro di Bank Mandiri tidak akan terjadi perubahan saldo dana Topik 1 - Audit Kas Hal 19 karena belum terjadi proses clearing. Saldo rekening koran pada kedua bank tersebut akan menunjukkan saldo yang seolah-olah tidak terjadi mutasi. Check kitting dapat dideteksi dengan membuat transfer antar bank (inter bank transfer) beberapa hari pada akhir tahun yang diperiksa dan beberapa pada awal tahun berikutnya, seperti terlihat pada Gambar 1.12. Indek : A/2-3 PT. BUKIT BERBUNGA Daftar Transfer Antar Bank 31 Desember 2013 Nomor Tanggal Transfer Dari/ Ke Bank Mandiri – BNI 1946 BNI 1946 - BCA Nilai Cek Per-Cek £ PerBook ® PerBank µ B-2033 28/12/13 28/12/13 05/01/14 A-2009 6/04/13 6/04/13 8/04/13 (Rp) 30.000.000,00 50.000.000,00 £ Telah diperiksa ke bonggol cek ® Telah diperiksa ke register cek µ Telah ditelusur ke laporan R/C bank Dibuat Oleh: Direviu Oleh : Dian utami Gede Yudha Tanggal : Tanggal 10/01/2014 : 12/01/2014 Gambar 1.12 : Transfer antar Bak (inter bank transfer) Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Kas di Laporan posisi keuangan Prosedur yang dilakukan adalah : 1. Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap pemakaian rekening tertentu klien di bank, 2. Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas klien. Topik 1 - Audit Kas Hal 20 PT. BUKIT BERBUNGA PENGUJIAN KETELITIAN SALDO KAS PER : DESEMBER 2013 Saldo KETERANGAN Saldo R/C Bank Index : A/2-2 Desember 2013 30/11/13 (Rp) Penerimaan (Rp) 8.400.000,00 (1) 21.000.000,00 (1) 1.200.000,00 (2) (1.200.000,00) (2) 1.800.000,00 (2) Saldo Pengeluaran (Rp) 31/12/13 (Rp) 23.500.000,00 (1) 5.900.000,00 (1) Deposit in Transit : - Awal periode - Akhir periode 1.800.000,00 (2) Check Outstanding : - Awal periode (2.500.000,00) (3) (2.500.000,00) (3) - Akhir periode 3.000.000,00 (3) 3.000.000,00 (3) Beban Adm. Bank (500.000,00) (4) 500.000,00 (4) Pendpt. Bunga Saldo per-book (1.100.000,00) (4) 7.100.000,00 (5) 20.500.000,00 (5) (1.100.000,00) (4) 23.500.000,00 (5) 10.100.000,00 (5) Dibuat Oleh : Direviu Oleh : Dian Utami Gede Yudha Tanggal : Tanggal : 05/01/2014 (1) (2) (3) (4) (5) 06/01/2014 Diringkas dari laporan bank bulan Desember Cocok dengan buku penerimaan kas pada akhir bulan dan penelusuran ke laporan bank pada awal bulan berikutnya Daftar cek yang beredar telah di-posting. Telah juga diperbandingkan dengan tanggal pencatatan perusahaan dengan tanggal pembayaran oleh bank Telah diperiksa ke laporan R/C bank bulan Desember Telah ditrasir cek-cek pembayaran ke register cek yang bersagkutan dengan tanggal penerimaan, jumlah, endosemen-endosemen. Register cek juga telah di-posting. Gambar 1.11 : Kertas Kerja Proof of Cash Topik 1 - Audit Kas Hal 21 PERTANYAAN : 1. Jelaskan yang dimaksud dengan kas ? 2. Sebutkan dan jelaskan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan dalam penyajian kas di Laporan posisi keuangan ? 3. Sebutkan dan jelaskan tujuan pengujian substantif terhadap kas ? 4. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk membuktikan bahwa saldo kas pada Laporan posisi keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang memadai ? 5. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk membuktikan eksistensi saldo kas pada Laporan posisi keuangan ? 6. Apakah yang dimaksud dengan uji analitik dan jelaskan kegunaannya ? 7. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit untuk memverifikasi kewajaran nilai kas usaha klien pada Laporan posisi keuangan ?. Topik 1 - Audit Kas Hal 22 TOPIK 2 AUDIT PIUTANG MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT Piutang merupakan bagian dari siklus pendapatan. Siklus pendapatan berisi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pertukaran barang atau jasa antara perusahaan dengan pelanggan. Siklus pendapatan perusahaan meliputi transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari pelanggan dan penyesuaian atas penjualan (potongan penjualan, retur penjualan, cadangan retur penjualan dan piutang tak tertagih). Transaksi penjualan merupakan sumber utama pendapatan operasional dan komponen utama yang menentukan laba bersih. Penjualan kredit akan menambah saldo akun piutang dagang, merupakan akun yang berpengaruh material terhadap laporan posisi keuangan. Pengaruh material dari transaksi penjualan kredit disebabkan oleh tingginya frekuensi penjualan, sehingga mengakibatkan tingginya risiko bawaan. Akun piutang dagang, aliran kas dan penyesuaian piutang yang material, menuntut auditor untuk lebih cermat dalam melaksanakan prosedur audit, dan memilih strategi audit tepat. Tingginya risiko bawaan menyebabkan banyak perusahaan memprioritaskan dan memperluas struktur pengendalian intern untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Strategi audit yang sering dipakai adalah pendekatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan rendah (Low Assesed Level of Control Risk), jika auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern efektif dapat mencegah salah saji. Untuk asersi hak dan kewajiban, pelaporan dan pengungkapan auditor akan menggunakan primarily substantive approach yaitu menguji data-data keuangan berdasarkan sampel yang diambil. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi audit adalah pertimbangan cost and benefit, yaitu dengan membandingkan antara biaya melakukan pengujian pengendalian intern dan Topik II - Audit piutang Hal 23 penghematan yang diperoleh dengan berkurangnya pengujian substantif bila telah melakukan pengujian pengendalian. PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN (SPI) PIUTANG (TEST OF CONTROL) Pemahaman ini bertujuan untuk mengetahui keandalan/memadai tidaknya struktur pengendalian intern siklus pendapatan klien. Pemahaman struktur pengendalian siklus pendapatan akan meliputi pertimbangan lingkungan pengendalian, informasi dan komunikasi (sistem akuntansi), penaksiran risiko, pemantauan dan aktivitas pengendalian. Pemahaman terhadap SPI siklus pendapatan klien sangat penting dalam proses audit, karena hasilnya sangat menentukan risiko pengendalian, besarnya materialitas dan luasnya pengujian berikutnya. Langkah-langkah pengujian meliputi kegiatan : Menyiapkan Program Audit SPI piutang Kantor Akuntan Publik (KAP) biasanya telah memiliki program audit SPI piutang yang telah disesuaikan dengan keadaan klien. Program ini biasanya berbentuk satu set ICQ (Internal Control Quesionaire) standar. Berikut ini diberikan contoh program audit SPI piutang : Y = Ya, T = Tidak, TDD = KLIEN : Tidak Dapat Diterapkan NO ELEMEN-ELEMEN SPI Y 1 Apakah dibuat kartu piutang? Bila Ya, apakah : a. Apakah secara periodik dicocokkan dengan kartu kontrolnya (buku besar) ? b. Apakah pengamanan kartu piutang secara pisik cukup ? c. Apakah hanya orang tertentu yang memegangnya ? T TDD Topik II - Audit piutang Hal 24 2 Apakah pencatatan di kartu piutang : a. Sering bergilir ? b. Terpisah dari yang mengerjakan di buku besar ? 3 4 A B C Apakah akun piutang perlangggan secara periodik diteliti mengenai : a. Pelanggan yang sering terlambat ? b. Bukti adanya salah pembebanan ? c. Bukti adanya pelunanasan sebagian ? d. Bukti adanya penghapusan yang tidak dilaporkan? e. Sesuatu ketidaklaziman ? Apakah secara periodik dibuat analisis umur piutang dan yang sudah lama jatuh tempo di-folow up ? Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan di atas : …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ……………. Catatan lain : ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……………………………………………………………… ……….. Jumlah jawaban : ï‚· Ya = ……………………………………….. ï‚· Tidak = ……………………………………….. ï‚· TDD = ……………………………………….. Kesimpulan penilaian : (Baik, Sedang, Buruk) Dibuat oleh : ……………………….. Di-review oleh : ………………………. Gambar 2.1 : ICQ Piutang Melaksanakan Pengujian. Pengujian dilakukan dengan mengadakan wawancara (interview) kepada pejabat dan karyawan yang terkait dengan menggunakan ICQ, serta melakukan observasi terhadap pelaksanaan sistem piutang klien. Menganalisis dan Membuat Simpulan Hasil Pengujian Berdasarkan atas hasil pengujian maka dibuat simpulan apakah struktur pengendalian intern piutang klien baik, sedang atau buruk. Simpulan ini akan Topik II - Audit piutang Hal 25 digunakan sebagai dasar oleh auditor untuk menentukan luasnya pengujian berikutnya. PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIVE TEST) PIUTANG Pengujian substantif terhadap piutang merupakan proses pekerjaan lapangan yang bertujuan untuk menguji kewajaran saldo/nilai moneter piutang yang tersaji di laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh oleh auditor untuk melakukan pengujian adalah : Memahami akun/siklus yang diaudit. Sebelum melaksanakan proses audit lebih lanjut auditor harus memahami piutang sebagai akun yang diaudit. Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas, uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan. Piutang akan disajikan di Laporan posisi keuangan dalam kelompok : 1) Piutang Usaha yaitu piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan , 2) Piutang Non Usaha yaitu piutang yang timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar. Memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terhadap Piutang. PABU terhadap piutang merupakan standar akuntansi keuangan yang diterapkan untuk menyajikan piutang di laporan posisi keuangan. Beberapa standar akuntansi untuk piutang : 1. Piutang yang tersaji di laporan posisi keuangan sejumlah nilai yang diperkirakan dapat ditagih dari para debitur pada tanggal laporan posisi keuangan (net realizable value) yaitu nilai bruto dikurangi dengan cadangan kerugian piutang, 2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang, maka harus diungkapkan di laporan posisi keuangan bahwa piutang usaha tersebut adalah dalam jumlah bersih (neto), 3. Jika piutang bersaldo material pada tanggal Laporan posisi keuangan, harus disajikan rinciannya di laporan posisi keuangan, Topik II - Audit piutang Hal 26 4. Piutang usaha bersaldo kredit yang tersaji di kartu piutang pada tanggal Laporan posisi keuangan, harus disajikan ke dalam kelompok utang lancar, 5. Jika piutang non usaha jumlahnya bersaldo material, harus disajikan terpisah dari piutang usaha. Memahami Tujuan Pengujian Substantif Piutang. Tujuan pengujian substantif terhadap piutang adalah sebagai berikut : 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi piutang usaha klien, 2. Membuktikan keberadaan piutang dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang yang tersaji di laporan posisi keuangan, 3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang yang tersaji di laporan posisi keuangan, 4. Membuktikan kewajaran penilaian piutang yang tersaji di laporan posisi keuangan, 5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang di laporan posisi keuangan. Merencanakan Pengujian Substantif Piutang. Sesuai dengan ketentuan standar auditing, untuk mencapai tujuan pengujian, maka auditor merencanakan prosedur audit yang akan ditempuh yang tertuang dalam bentuk program audit, seperti berikut ini : NO PROSEDUR AUDIT 1 Prosedur Audit Awal : 1. Usut saldo piutang di Laporan posisi keuangan ke saldo piutang di buku besar, 2. Hitung kembali saldo piutang di buku besar, 3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa, 4. Usut saldo awal piutang di buku besar ke kertas kerja tahun lalu, 5. Usut posting pendebitan dan INDEK KERTAS KERJA TANGGAL PELAKSANAAN PARAF PELAKSANA. Topik II - Audit piutang Hal 27 2 3 pengkreditan piutang ke jurnal. Prosedur Analitik : 1. Hitung rasio piutang dan cadangan kerugian piutang, 2. Lakukan analisis dengan membandingkan Rasio tahun audit dengan Rasio harapan, 3. Bandingkan saldo piutang dengan jumlah saldo piutang yang dianggarkan atau saldo piutang akhir tahun lalu. Pengujian terhadap Akun Rinci.: 1. Lakukan konfirmasi piutang, 2. Lakukan prosedur alternatif untuk konfirmasi positif yang tidak diperoleh jawabannya, 3. Lakukan evaluasi terhadap kecukupan akun Cadangan Kerugian Piutang klien, 4 Pengujian Transaksi Rinci : 1. Lakukan pengujian pisah batas transaksi penjualan, retur penjualan, dan penerimaan kas, 2. Periksa sampel transaksi pendebitan dan pengkreditan piutang yang tercatat ke dokumen yang mendukung, 5 Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Piutang : 1. Bandingkan penyajian piutang usaha di laporan posisi keuangan dengan prinsip akuntansi berterima umum, 2. Periksa surat representasi klien mengenai piutang.. Gambar 2.2 : Program Pengujian Substantif Piutang. Melaksanakan Pengujian Auditor melakukan pengujian ke perusahaan klien dengan menggunakan program audit yang tersedia, guna mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam program audit. Topik II - Audit piutang Hal 28 Prosedur Audit Awal : Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti bahwa saldo piutang di laporan posisi keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang memadai. Auditor akan merekonsiliasi antara saldo piutang di laporan posisi keuangan dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Auditor terlebih dahulu harus memahami siklus akuntansi (accounting cycle) yang diterapkan oleh klien, 2. Melakukan auditing trail yaitu penelusuran terhadap transaksi yang mendukung saldo piutang di laporan posisi keuangan. Untuk melakukan pekerjaan ini auditor membutuhkan pensil 2B, karet penghapus, buku agenda untuk mencatat temuan-temuan audit, dan kalkulator ber-printer untuk mencetak hasil perhitungan yang dilakukan. Bkt .Trs. Jurnal Bk. Bsr Lap. Keu. Bk.Pembantu Accounting cycle. Audit trail. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Mengusut saldo piutang dan cadangan kerugian piutang usaha di Laporan posisi keuangan ke saldonya di buku besar, untuk meyakinkan bahwa saldo piutang di Laporan posisi keuangan bersumber dari akun piutang, 2. Hitung kembali saldo piutang dan cadangan kerugian piutang usaha di dalam buku besar, yang bertujuan untuk meyakinkan kebenaran saldonya di buku besar. Lakukan footing dan cross footing kemudian hitung kembali saldonya. 3. Usut saldo awal piutang dan cadangan kerugian piutang di dalam buku besar ke kertas kerja tahun lalu, jika audit yang sekarang dilakukan untuk kesekian kalinya, Topik II - Audit piutang Hal 29 4. Lakukan reviu terhadap mutasi luar biasa baik dalam penerimaan maupun pengeluaran piutang, yang bertujuan untuk mengetahui ketidakberesan transaksi piutang baik dalam jumlah maupun sumbernya, 5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun piutang di buku besar ke jurnal penjualan dan penerimaan kas, untuk meyakinkan bahwa mutasi piutang yang tercatat di buku besar berasal dari jurnal. 6. Besarnya sampel yang diambil dalam prosedur ini akan sangat tergantung dari hasil tes pengendalian. Melakukan Prosedur Analitik (analytical review). Prosedur ini bertujuan untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Menghitung Rasio piutang seperti berikut ini : a. Rasio tingkat perputaran piutang (Account Receivable Turnover) dan hari pengumpulan piutang (days of collection period), Rumus : 1) (Penjualan kredit / Rerata piutang) 2) (360 / Tingkat perputaran ) = kali = hari b. Rasio piutang usaha dengan aset lancar, Rumus : (Piutang usaha / Aset Lancar ) x 100% = % c. Rasio kerugian piutang usaha dengan pendapatan penjualan bersih, Rumus : (Kerugian piutang / Penjualan bersih) x 100% = d. % Rasio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagih, Rumus : (Kerugian piutang / Piutang usaha tak tertagih) x 100% = % 2. Menetapkan rasio harapan yang dapat berupa rasio tahun lalu, rasio standar, rasio industri atau rasio yang dianggarkan, 3. Membandingkan antara rasio tahun audit dengan rasio harapan, yang akan membantu auditor untuk mengungkapkan apakah terdapat peristiwa yang tidak biasa, perubahan akuntansi atau terjadi salah saji terhadap piutang. Topik II - Audit piutang Hal 30 Pengujian terhadap Akun Rinci. Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan (eksistensi) saldo piutang usaha yang tercantum di Laporan posisi keuangan. Prosedur yang ditempuh yaitu : 1) lakukan konfirmasi, 2) lakukan prosedur alternatif. Melakukan Konfirmasi Konfirmasi (confirmation) adalah prosedur meminta informasi kepada para debitur untuk menegaskan kembali apakah benar debitur berutang kepada klien sejumlah yang tertera dalam bukunya klien. Ada 3 (tiga) tahap yang harus ditempuh : 1. Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan. 1) Metode Konfirmasi. Ada 2 metode konfirmasi yaitu : a. Metode Positif, atau konfirmasi langsung yaitu metode dimana klien harus mengirimkan jawaban apakah saldo utangnya sesuai atau tidak dengan jumlah yang tertera dalam surat konfirmasi. Ada 2 jenis model konfirmasi positif : a) Formulir konfirmasi kosong (blank confirmation form), yaitu model konfirmasi yang tidak menyebutkan jumlah utangnya debitur yang dikonfirmasi, tetapi mensyaratkan kepada debitur yang dikonfirmasi untuk mengisi jumlah utangnya atau memasukkan informasi lain. b) Konfirmasi tagihan (invoice confirmation), yaitu konfirmasi individual, bukan keseluruhan piutang pelanggan. Konfirmasi ini meminta pelanggan untuk menyatakan keberadaan utangnya sesuai dengan yang tertera dalam surat konfirmasi, persyaratan atau perjanjian khusus antara klien dengan pelanggan, seperti terlihat pada Gambar 2.3. Metode konfirmasi positif digunakan apabila : 1) Jumlah debitur sedikit dengan saldo per debitur besar/material. 2) SPI piutang klien tidak memadai dimana terdapat banyak kesalahan perhitungan. 3) Timbul sengketa antara debitur dengan klien. Topik II - Audit piutang Hal 31 b. Metode Negatif, yaitu metode dimana klien hanya akan mengirimkan surat jawaban apabila utangnya tidak cocok dengan jumlah yang tercantum di dalam surat konfirmasi. (Contoh dapat dilihat pada Gambar 2.4). Metode ini digunakan apabila : 1) SPI piutang klien memadai. 2) Jumlah debitur banyak dengan saldo per debitur relatif kecil. 3) Debitur bersikap tidak peduli atau tidak perhatian dengan surat konfirmasi yang diterima. 2) Saat Konfirmasi. Surat konfirmasi akan dikirimkan kepada para debitur adalah bisa tepat pada tanggal Laporan posisi keuangan (31 Desember 2013) atau setelah tanggal laporan posisi keuangan, misalnya tanggal 7 Januari 2014. 3) Luasnya konfirmasi. Luasnya konfirmasi adalah menentukan jumlah debitur dan nilai piutang yang akan dikonfirmasi. Jika jumlah debitur terlalu banyak, maka auditor dapat menentukan jumlah debitur yang akan dijadikan sampel untuk dikirimkan surat konfirmasi. Langkah-langkah yang ditempuh : a. Mintalah daftar piutang klien, b. Membuat sampel stratafikasi jumlah dan nilai debitur, seperti terlihat pada gambar 2.5 berikut ini. Jumlah sampel debitur sebanyak 100. No. 1 2 3 4 5 6 Stratafikasi Saldo Piutang (Rp) > 17.500.000,> 15.000.000 – 17.500.000 > 12.500.000 – 15.000.000 > 10.000.000 – 12.500.000 > 7.500.000 - 10.000.000 ≤ 7.500.000 TOTAL Jumlah Piutang Debitur Rupiah 10 225.760.50055 907.500.000,18 243.450.750,22 258.500.000,35 341.250.000,60 417.000.000,200 2.393.461.250,- Gambar 2.5: Stratafikasi Saldo Piutang dan Besarnya Sampel Sample (50%) 5 27 9 11 18 30 100 Topik II - Audit piutang Hal 32 c. Memilih Debitur. Tahapan ini adalah auditor memilih nama-nama debitur yang akan dikonfirmasi dan terdapat 100 nama debitur yang akan dikirimkan surat konfirmasi. Langkah-langkah yang ditempuh adalah : a) Mintalah daftar piutang klien, pilih debitur yang dikirimkan surat konfirmasi secara random, b) Buatlah daftar nama debitur yang dikonfirmasi. 1. Mengirim dan Menganalisis Jawaban Surat Konfirmasi. Langkah berikutnya adalah menetapkan debitur yang akan dikonfirmasi yang dipilih secara random. Prosedur yang ditempuh seperti gambar berikut : Akuntan Publik Klien Debitur Gambar 2.6 : Prosedur Mengirim Surat Konfirmasi. Pada saat jawaban konfirmasi diterima dari debitur, maka langkah berikutnya adalah menganalisis jawaban surat konfirmasi tersebut. Jenis jawaban konfirmasi dapat digolongkan : 1) Confirm Balance (CB) yang artinya debitur setuju dengan saldo utangnya, seperti yang tertera dalam surat konfirmasi, 2) Reporting Difference (RD) artinya debitur tidak setuju dengan saldo utangnya dengan menyebutkan alasan perbedaan. Terhadap hal ini perbedaan tersebut mungkin dapat direkonsiliasi untuk mengetahui saldo mana yang benar atau mungkin tidak dapat direkonsiliasi, 3) Not Reply (NR) artinya debitur tidak memberikan jawaban, 4) Returned by Post Office (RPO) yaitu surat konfirmasi dikembalikan oleh Kantor Pos, yang mungkin disebabkan karena alamat yang tidak diketahui atau debitur pindah alamat. Topik II - Audit piutang Hal 33 Denpasar, 4 Januari 2014 Kepada Yth : PT. BIDADARI JL. G. Soputan No. 22 Denpasar Dengan hormat, Kami mohon saudara memberitahu auditor kami “Sidharta & Rekan”, mengenai benar atau tidaknya saldo utang saudara kepada kami pada tanggal 31 Desember 2013 seperti yang kami cantumkan pada bagian bawah formulir ini. Jika terdapat ketidakcocokkan antara catatan kami dengan catatan saudara, silakan mejelaskan penyebabnya. Jawaban saudara segera kami harapkan dengan mengembalikan bagian bawah surat ini pada amplop berperangko yang kami sertakan bersama surat ini, langsung kepada auditor kami tersebut di atas. Jawaban saudara sangat kami perlukan untuk penyelesaian audit atas laporan keuangan kami. Terimakasih atas bantuan saudara, PT. BUKIT BERBUNGA Bukitarsnv I Gede Bukit Arsana Direktur Keuangan ----------------------------------------------------------------------------------------------------No. Konfirmasi :02 KAP “Sidharta & Rekan” Jl. Gunung Batur No. 20 Denpasar. Dengan hormat, Pernyataan saudara bahwa saldo utang kami kepada saudara tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp15.750.000,00 adalah benar/salah *) dengan penjelasan seperti berikut ini. Hormat saya, PT. BIDADARI Lanusarwn ,.. I Made Lanus Arsawan Direktur Keuangan. *) Coret yang tidak perlu. Tanggal : 11 Januari 2014 Perkecualian : Kami telah telah membayar uang Rp10.000.000,- pada tanggal 2 Januari 2014. Sisa utang kami sebesar Rp5.750.000,-. Kami akan melunasinya seminggu lagi. Gambar 2.3 Surat Konfirmasi dengan Metode Positif. Topik II - Audit piutang Hal 34 Kepada Yth :………………………… Denpasar, 4 Januari 2014 Kepada Yth. : UD. LANCAR Jl. Bukit Kapur No. 122 Jimbaran- Badung Dengan hormat, Saldo utang usaha saudara pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp Rp7.850.000,- Jika menurut saudara saldo tersebut tidak benar, kami mohon saudara memberitahu auditor kami, “Sidharta & Rekan”. Silakan mejelaskan penyebabnya. Jawaban saudara segera kami harapkan dengan mengembalikan bagian bawah surat ini di dalam amplop berperangko yang kami sertakan bersama surat ini, langsung kepada auditor kami tersebut di atas. Tetapi jika menurut saudara saldo di atas benar, saudara tidak perlu membalas surat konfirmasi ini. Terimakasih atas bantuan saudara, PT. BUKIT BERBUNGA Bukitarsnv I Gede Bukit Arsana, S.St.Ak. Direktur Keuangan --------------------------------------------------------------------------------------------------No. Konfirmasi : 03 KAP “SIDHARTA & REKAN JL. GUNUNG BATUR NO. 20 DENPASAR. Dengan hormat, Pernyataan saudara bahwa saldo utang kami kepada saudara pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp7.850.000,- adalah benar/salah *) dengan penjelasan seperti berikut ini. Hormat saya, UD. LANCAR Nugrhass… Putu Setyadi Nugraha, SE.,Ak. Manajer Keuangan. *) Coret yang tidak perlu. Tanggal : 8 Januari 2014 Perkecualian : Kami telah mentransfer dana sebesar Rp5.000.000,- ke BCA bank anda dengan no transfer K-5003, pada tanggal 29 Desember 2013. Sisanya akan kami lunasi pada minggu ini. Gambar 2.4 : Surat Konfirmasi dengan Metode Negatif. Topik II - Audit piutang Hal 35 Berdasarkan atas jawaban tersebut langkah selanjutnya adalah lakukan penyesuaian dan buatlah kertas kerja seperti terlihat pada gambar 2.7. 2. Melakukan Prosedur Alternatif (alternative procedure). Eksistensi saldo piutang klien, terutama untuk surat konfirmasi dengan jawaban NR atau dapat diuji dengan melaksanakan prosedur alternatif yaitu : 1) Melakukan subsequent collection test yaitu memeriksa catatan dan dokumen penerimaan kas dari debitur setelah tanggal laporan posisi keuangan, 2) Memeriksa dokumen yang mendukung pendebitan dan pengkreditan piutang usaha terhadap debitur yang bersangkutan, baik dokumen sumber maupun dokumen pendukungnya. Pengujian Transaksi Rinci . Pengujian ini meliputi : 1) Pengujian Asersi Kelengkapan dan Keterjadian Transaksi. Prosedur pada pengujian ini adalah memeriksa bukti transaksi yang menimbulkan dan mengurangi piutang yang tercatat dalam akun piutang usaha. Pada langkah ini auditor akan melakukan : a. Memilih sampel akun debitur yang akan diperiksa mutasi transaksinya. Langkah-langkah yang ditempuh adalah : 1) Mintalah daftar piutang klien pada akhir periode. 2) Pilihlah debitur yang akan dijadikan sample sesuai dengan metode yang ditetapkan oleh auditor. 3) Mintalah buku pembantu piutang klien sesuai dengan nama debitur yang dipilih untuk dijadikan sampel. b. Memilih sampel transaksi yang tercatat dalam akun debitur yang dipilih. Langkah-langkah yang ditempuh adalah : 1) Tentukan transaksi yang dicatat dalam buku pembantu masing-masing debitur terpilih untuk dijadikan sampel. 2) Mintalah bukti transaksi yang menimbulkan dan mengurangi piutang yang dijadikan sampel, baik dokumen sumber maupun dokumen pendukungnya. 3) Periksa kelengkapan dokumen yang mendukung dokumen sumber. Topik II - Audit piutang Hal 36 4) Periksa kesesuaian data yang tercantum dalam dokumen sumber ke dokumen pendukung. 5) Periksa kebenaran data yang di-posting ke akun piutang berdasarkan dokumen sumber. 6) Periksa kebenaran pendebitan maupun pengkreditan pada akun tersebut. c. Buat Kertas pengujian seperti terlihat pada gambar 2.8 berikut ini : 2) Verifikasi Pisah Batas (cut-off) Pengujian ini dimaksudkan untuk membuktikan konsistensi klien dalam menggunakan pisah batas dan kepatutan terhadap pengakuan pos-pos penjualan kredit pada tahun yang diaudit. Langkah-langkah yang ditempuh : a. Periksa dokumen yang menimbulkan piutang dalam minggu terakhir terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal Laporan posisi keuangan. b. Periksa dokumen yang mengurangi piutang dalam minggu terakhir terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal Laporan posisi keuangan. Verifikasi Kewajaran Nilai Piutang di Laporan Posisi Keuangan. Piutang di laporan posisi keuangan disajikan sebesar net realizable value yaitu nilai piutang bruto dikurangi dengan cadangan kerugian piutang. Kewajaran nilai piutang bruto telah diuji pada pengujian akun rinci, maka pada pengujian ini dimaksudkan untuk menilai kewajaran penentuan jumlah cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien pada tanggal laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh : 1. Hitung kembali cadangan kerugian piutang klien sesuai dengan metode yang digunakan. Apabila klien menentukan besarnya cadangan berdasarkan umur piutang, maka periksa penentuan umur piutang yang dibuat oleh klien. 2. Bandingkan cadangan kerugian piutang klien pada tahu audit yang tersaji di Laporan posisi keuangan dengan cadangan per-test, dan bandingkan dengan cadangan kerugian piutang tahun sebelumnya. Topik II - Audit piutang Hal 37 3. Hitung besarnya tingkat perputaran piutang dan hari pengumpulan piutang (days of collection period) dan bandingkan dengan besarnya cadangan kerugian piutang klien. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Piutang di Laporan Posisi Keuangan Ada beberapa prosedur yang dilakukan : 1. Bandingkan penyajian piutang usaha klien dengan penyajian menurut Prinsip Akuntansi Berterima Umum, 2. Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aset lancar dan tidak lancar. 3. Periksa klasifikasi piutang kedalam piutang usaha dan non usaha. 4. Periksa kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan dan piutang yang telah dianjakkan. Topik II - Audit piutang Hal 38 TANGGAL 05-Agus-04 10-Agus-04 16-Agus-04 08-Des-04 12-Des-04 16-Des-04 18-Des-04 22-Des-04 30-Des-04 NO. FAKTUR PENJUA LAN Fkt-103 Fkt-110 Fkt-112 Fkt-145 Fkt-148 Fkt-156 Fkt-156 Fkt-156 Fkt-156 KETERANGAN Penjualan kredit Penjualan kredit Penjualan kredit Penjualan kredit Penjualan kredit Penjualan kredit Penjualan kredit Penjualan kredit Penjualan kredit JUMLAH (Rp) NO. AKUN A B C D E 1.500.000,8.750.500,15.000.000,9.650.450,12.500.000,6.500.000,12.854.200,3.750.000,1.250.000,- 121 & 410 121 & 410 121 & 410 121 & 410 121 & 410 121 & 410 121 & 410 121 & 410 121 & 410 V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V KET. V V V V V V V V V Sample dipilih dalam bentuk Faktur Penjualan Dengan debitur UD. Arta Mas. A Mathematical Accuracy B Kelengkapan Bukti Pendukung C Otorisasi D Kebenaran nomor perkiraan E Kebenaran posting ke Buku Besar Dibuat Oleh : Direviu Oleh : Tanggal : Tanggal Agus Raharja 04/01/14 Bagiada 05/01/14 Klien : Periode : Schedule : Test Transaksi Tahun 2013 PT. BUKIT BERBUNGA : Penjualan Kredit. Index WP : A/2-1 Gambar 2.8 : Kertas Kerja Pengujian Asersi Kelengkapan Transaksi Piutang. Topik II - Audit piutang Hal 39 IKHTISAR HASIL KONFIRMASI Positif PERUSAHAAN : Negatif TANGGAL LAPORAN POSISI KEUANGAN : 31 Desember 2013 PT. BUKIT BERBUNGA NAMA AKUN : TANGGAL SALDO YANG METODE SAMPLING: Piutang Dagang DIKONFIRMASIKAN TAHUN INI : TAHUN LALU : Random Random : 31 Desember 2013 TANGGAL PENGIRIMAN KONFIRMASI : 04-1-2014 KONFIRMASI PERTAMA 11 -1-2014 KONFIRMASI KE DUA % DARI JUMLAH KETERANGAN (Rp) Jumlah Piutang Jumlah Konfirmasi Yang Dikirim TOTAL DEBITUR 300.000.000 23 Rp. 213.361.200 10 147.750.700 52.500.000 ----13.110.500 213.361.200 KONFIRMASI YANG DIKIRIM DEBITUR Rp. DEBITUR 71 % 43,5% 100% 100% 8 49,2% 34,8% 69,2% 80% 1 ----1 10 17,5% ----4.3 71% 4,35% ----4.35% 4.35% 34,6% ----6.2% 100% 10% --10% 100% Jawaban Konfirmasi a. Jawaban Setuju b. Jawaban Berbeda 1) Bisa Direkonsiliasi 2) Tidak Bisa Direkonsiliasi c. Dikembalikan Kantor Pos d. Tidak Dijawab Total DIBUAT OLEH : Agus Raharja PARAF TANGGAL Ags 22/01/14 DI-REVIU OLEH : Bagiada PARAF Bgd TANGGAL Jelaskan penyelesaian dari perbedaan-perbedaan yang material dan rinci hasil konfirmasi yang tidak diselesaikan secara memuaskan pada lembaran terpisah. 23/01/14 Gambar 2.7 : Ikhtisar Hasil Konfirmasi Piutang. Topik II - Audit piutang Hal 40 PERTANYAAN : 1. Jelaskan yang dimaksud dengan piutang ? 2. Sebutkan dan jelaskan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan dalam penyajian piutang di laporan posisi keuangan ? 3. Sebutkan dan jelaskan tujuan pengujian substantif terhadap piutang ? 4. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk membuktikan bahwa saldo piutang di laporan posisi keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang memadai ? 5. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk membuktikan eksistensi saldo piutang di laporan posisi keuangan ? 6. Apakah yang dimaksud dengan uji analitik dan jelaskan kegunaannya ? 7. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit untuk memverifikasi kewajaran nilai piutang usaha klien di Laporan posisi keuangan ?. Topik II - Audit piutang Hal 41 TOPIK 3 AUDIT PERSEDIAAN MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT Persediaan merupakan bagian dari siklus produksi. Siklus produksi merupakan siklus yang berhubungan dengan penggunaan bahan baku, bahan pembantu, bahan habis pakai, dan menghasilkan barang jadi yang akan dijual ke konsumen. Transaksi persediaan seringkali sangat material, terutama pada perusahaan manufaktur. Nilai persediaan sangat mempengaruhi nilai beban pokok penjualan, sehingga kesalahan dalam penghitungan beban pokok produksi, akan mempengaruhi nilai persediaan yang tersaji pada laporan posisi keuangan. Risiko bawaan siklus produksi – persediaan pada banyak perusahaan adalah tinggi, yang diakibatkan oleh tingginya volume transaksi persediaan. Strategi audit yang dapat dilakukan oleh auditor adalah dengan mengkombinasikan antara strategi pendekatan tingkat pengendalian yang ditetapkan lebih rendah dengan primarily substantive approach. Pertimbangan lainnya dalam memilih strategi audit adalah pertimbangan cost dan benefit. PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN PERSEDIAAN (TEST OF CONTROL) INTERN (SPI) Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui keandalan/ memadai tidaknya struktur pengendalian intern persediaan klien. Evaluasi terhadap SPI persediaan klien sangat penting dalam proses audit, karena hasilnya akan sangat menentukan luasnya pengujian berikutnya. Langkah-langkah pengujian meliputi kegiatan : Menyiapkan Program Audit SPI Persediaan. Kantor Akuntan Publik (KAP) biasanya telah memiliki program audit SPI persediaan. Program ini biasanya berbentuk satu set ICQ (Internal Control Quesionaire) standar. Contoh program audit SPI persediaan adalah : Topik III - Audit persediaan Hal 42 Y= Ya, T = Tidak, TDD =Tidak Dapat Diterapkan. KLIEN : ELEMEN-ELEMEN SPI Y T TDD PENYIMPANAN DAN PENGAWASAN PISIK 1. Apakah persediaan ; a. Dipisahkan atas kelompok ; 1. Bahan baku ? 2. Barang dalam proses ? 3. Barang jadi / dagang ? 4. Bahan pembantu (supplies) dan sparepart ? b. Diatur secara rapi dan tertib ? c. Tercegah dari : 1. Pencurian? 2. Kerusakan? 3. Kebakaran, banjir dan risiko lain ? d. Secara berkala dicocokkan dengan kartu gudang ? 2. Apakah persediaan di bawah pengawasan seorang penjaga gudang atau orang tertentu lainnya ? 3. Apakah kecuali petugas gudang dilarang masuk gudang ? 4. Apakah setiap pengeluaran bahan baku/ sparepart berdasarkan bukti persetujuan tertulis ? 5. Apakah setiap pengeluaran barang jadi / barang dagang harus berdasarkan D.O. atau sejenisnya yang diotorisasi pejabat yang berwenang ? 6. Apakah terdapat pos-pos penjagaan yang mengawasi arus keluar masuk barang dengan efektif ? PEMBUKUAN PERSEDIAAN 7. Bila klien menggunakan perpetual inventory system : a. Apakah dibuat kartu persediaan untuk : 1. Bahan baku ? 2. Barang dalam proses ? 3. Barang jadi / dagang ? Topik III - Audit persediaan Hal 43 4. Bahan pembantu dan spareparts ? b. Apakah kartu persediaan tersebut dikerjakan oleh petugas yang tidak menguasai persediaan secara pisik ? c. Apakah total jumlah menurut kartu persediaan tersebut secara berkala dicocokkan dengan akun kontrol (buku besar) persediaan. d. Apakah saldo kartu persediaan dicocokkan dengan hasil stock opname paling sedikit setahun sekali ? e. Bila terdapat selisih, apakah diinvestigasi oleh orang yang tidak menguasai persediaan secara pisik atau pemegang kartu persediaan ? f. Apakah adjusment atas selisih diotorisasi oleh petugas yang berwenang ? 8. Bila digunakan periodic system, sebutkan pengawasan yang dilakukan prosedur dan STOCK OPNAME 9. Apakah yang mengawasi / melakukan perhitungan atau menyusun ikhtisar hasil perhitungan terlepas dari : a. Penguasaan secara phisik atas barang (penjaga gudang dan sebagainya) ? b. Pencatatan kartu persediaan ? 10. Apakah dibuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname dan dijelaskan kepada pelaksana stock opname ? 11. Apakah dilakukan cut-off atas penerimaan pengeluaran barang selama stock opname ? 12. Apakah barang yang slow moving, usang, rusak, dipisahkan ? 13. Apakah hasil stock opname dicocokkan dengan perkiraan Buku Besar? Topik III - Audit persediaan Hal 44 A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan di atas : …………………………………………………………………. …………………………………………………………………. …………………………………………………………………. B. Catatan lain: ……………...................................................... …………………………………………………………………. ………………………………………………………............ C. Jumlah Jawaban : ï‚· Y = ………………… ï‚· T = ………………… ï‚· TDD = ………………… Kesimpulan penilaian ( Baik, Sedang, Buruk ) ? D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya). Dibuat oleh : ……………………….. Di-review oleh : ………………………. Gambar 3.1 : ICQ Persediaan Melaksanakan Pengujian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program, dengan mengadakan wawancara (interview) kepada pejabat dan karyawan yang terkait serta melakukan observasi terhadap pelaksanaan sistem persediaan klien. Menganalisis dan Membuat Simpulan Hasil Pengujian Berdasarkan atas hasil pengujian maka dibuat simpulan apakah struktur pengendalian intern persediaan klien baik, sedang atau buruk. Simpulan ini akan digunakan sebagai dasar oleh auditor untuk menentukan luasnya pengujian berikutnya. PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIVE TEST) PERSEDIAAN. Pengujian substantif terhadap persediaan merupakan proses pekerjaan lapangan yang bertujuan untuk menguji kewajaran saldo/nilai moneter persediaan Topik III - Audit persediaan Hal 45 yang tersaji di laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh oleh auditor untuk melakukan pengujian adalah : Memahami akun/siklus yang diaudit. Auditor harus memahami persediaan sebagai akun yang diaudit sebelum melaksanakan proses audit lebih lanjut. Persediaan adalah aset : a) yang tersedia dijual kembali dalam kegiatan usaha normal; b) dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terhadap Persediaan. PABU terhadap persediaan merupakan standar akuntansi keuangan yang diterapkan untuk menyajikan persediaan di laporan posisi keuangan. Ada beberapa standar akuntansi untuk persediaan : 1. Persediaan harus diukur berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). 2. Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. 3. Pengungkapan yang memadai harus dilakukan pada laporan keuangan jika terjadi perubahan atas metode penilaian persediaan, persediaan digadaikan, terdapat perjanjian pembeliaan persediaan dalam jumlah material dan bersifat luar biasa. 4. Persediaan pada perusahaan manufaktur harus dikelompokkan kedalam kelompok utama yaitu persediaan produk jadi, produk dalam proses dan bahan baku, yang diurut berdasarkan urutan likuiditasnya. 5. Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya nilai persediaan setelah tanggal laporan posisi keuangan, harus dibentuk dengan menyisihkan sebagian laba ditahan. Memahami Tujuan Pengujian Substantif Persediaan. Tujuan pengujian substantif terhadap persediaan adalah sebagai berikut : Topik III - Audit persediaan Hal 46 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi persediaan usaha klien. 2. Membuktikan keberadaan persediaan dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan persediaan yang tersaji di laporan posisi keuangan. 3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas persediaan yang tersaji di laporan posisi keuangan. 4. Membuktikan kewajaran penilaian persediaan yang tersaji di laporan posisi keuangan. 5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan persediaan di laporan posisi keuangan. Merencanakan Pengujian Substantif Persediaan. Auditor merencanakan prosedur audit yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan pengujian, yang tertuang dalam bentuk program audit sesuai dengan ketentuan dalam standar auditing, seperti berikut ini : NO PROSEDUR AUDIT 1 Prosedur Audit Awal : 1) Usut saldo persediaan di laporan posisi keuangan ke saldo persediaan di buku besar, 2) Hitung kembali saldo persediaan di buku besar, 3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa, 4) Usut saldo awal persediaan di buku besar ke kertas kerja tahun lalu, 5) Usut posting pendebitan dan pengkreditan persediaan ke jurnal. 6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol persediaan dalam buku besar ke buku pembantu persediaan. Prosedur Analitik : 1) Hitung tingkat perputaran persediaan, 2) Rasio laba bersih dengan persediaan. 3) Rasio persediaan dengan volume 2 INDEK KERTAS KERJA TANGGAL PELAKSANAAN PARAF PELAKSANA. Topik III - Audit persediaan Hal 47 penjualan yang diharapkan, Lakukan analisis dengan membandingkan Rasio tahun audit dengan Rasio harapan, 5) atau saldo persediaan akhir tahun lalu. Pengujian terhadap Akun Rinci : 1) Lakukan pengamatan terhadap penghitungan pisik persediaan, 2) Konfirmasi persediaan yang berada di tangan pihak luar, 3) Periksa perjanjian konsinyasi. 4) 3 4 Pengujian Transaksi Rinci : 1) Lakukan pemeriksaan atas dokumen pendukung transaksi yang dicatat dalam akun persediaan, 2) Lakukan pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan persediaan. 5 Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Persediaan : 1) Bandingkan penyajian persediaan usaha di laporan posisi keuangan dengan prinsip akuntansi berterima umum, 2) Periksa pengungkapan klien mengenai persediaan. Gambar 3.2 : Program Audit Substantif Persediaan Melaksanakan Pengujian Substantif Persediaan. Program audit substantif digunakan oleh auditor untuk melakukan pengujian ke perusahaan klien, guna mengumpulkan dan mengevaluasi bukti. sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam program tersebut. Prosedur Audit Awal. Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti bahwa saldo persediaan di laporan posisi keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang memadai. Auditor akan merekonsiliasi antara saldo persediaan di laporan posisi keuangan dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Auditor terlebih dahulu harus memahami siklus akuntansi (accounting cycle) yang diterapkan oleh klien, Topik III - Audit persediaan Hal 48 2. Melakukan auditing trail yaitu penelusuran terhadap transaksi yang mendukung saldo persediaan di laporan posisi keuangan. Untuk melakukan pekerjaan ini auditor membutuhkan pensil 2B, karet penghapus, buku agenda untuk mencatat temuan-temuan audit, dan kalkulator ber-printer untuk mencetak hasil perhitungan yang dilakukan. Bkt .Trs. Jurnal Bk. Bsr Lap. Keu. Bk.Pembantu Accounting cycle. Audit trail. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Mengusut saldo persediaan di laporan posisi keuangan ke saldonya di buku besar, untuk meyakinkan bahwa saldo persediaan di laporan posisi keuangan bersumber dari akun persediaan. 2. Hitung kembali saldo persediaan di dalam buku besar, yang bertujuan untuk meyakinkan kebenaran saldonya di buku besar. Untuk itu lakukan footing dan cross footing kemudian hitung kembali saldonya. 3. Usut saldo awal persediaan di dalam buku besar ke kertas kerja tahun lalu, jika audit yang sekarang dilakukan untuk kesekian kalinya. 4. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam perkiraan persediaan dan cadangan depresiasinya, yang bertujuan untuk mengetahui ketidakberesan transaksi persediaan baik dalam jumlah maupun sumbernya. 5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun persediaan di buku besar ke jurnal yang bersangkutan, untuk meyakinkan bahwa mutasi persediaan yang tercatat di buku besar berasal dari jurnal. 6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu persediaan dengan akun kontrolnya di buku besar. 7. Besarnya sampel yang diambil dalam prosedur ini akan sangat tergantung dari hasil test pengendalian. Topik III - Audit persediaan Hal 49 Melakukan Prosedur Analitik (analytical review). Prosedur ini bertujuan untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Menghitung rasio persediaan seperti berikut ini : a. Rasio tingkat perputaran persediaan (account receivable turnover). b. Rasio persediaan dengan aktiva lancar. c. Rasio laba bruto dengan hasil penjualan. 2. Menetapkan rasio harapan yang dapat berupa Rasio tahun lalu, rasio standar, rasio industri atau rasio yang dianggarkan. 3. Membandingkan antara rasio tahun audit dengan rasio harapan, yang akan membantu auditor untuk mengungkapkan apakah terdapat peristiwa yang tidak biasa, perubahan akuntansi atau terjadi salah saji terhadap persediaan. Pengujian Akun Rinci. Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan (eksistensi) saldo persediaan yang tercantum di laporan posisi keuangan, baik terhadap : 1) persediaan yang disimpan di gudang klien; 2) persediaan yang disimpan di gudang pihak luar dan 3) persediaan yang merupakan barang konsinyasi. Persediaan Disimpan di Gudang Klien Eksistensi saldo persediaan di gudang klien, dapat diuji dengan melakukan inventory taking (stock opname), yaitu penghitungan pisik persediaan yang ada di gudang. Efektifnya SPI persediaan klien ditunjukkan oleh apabila klien secara rutin mengadakan stock opname terhadap persediaannya. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengadakan stock opname adalah : 1. Dibutuhkan petugas independen yang melakukan fungsi terpisah sebagai penghitung (counter) dan pengecek (checker), 2. Penggunaan kartu penghitungan pisik (Inventory Tag/Bin Tag) persediaan bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan. Contoh inventory tag seperti terlihat pada Gambar 3.3 berikut ini : Topik III - Audit persediaan Hal 50 NO. 7575 TELAH DIHITUNG NO. 7575 PERHITUNGAN KEDUA No Persediaan : Nama Persediaan : Lokasi : Jumlah : Satuan : Pengecek : Tanggal : NO. 7575 PERHITUNGAN PERTAMA Jumlah : Satuan : Penghitung : Tanggal : Gambar 3.3 : Kartu Penghitungan Pisik Persediaan (Bin Tag) 3. Pindahkan data bin tag ke Inventory count Sheet seperti terlihat pada Gambar 3.4 berikut ini : Topik III - Audit persediaan Hal 51 TANGGAL STOCK OPNAME KLIEN : BAGIAN : Gudang : 31-12-2013 PT. BUKIT BERBUNGA LOKASI : Denpasar. NAMA DAN JUMLAH CATATAN JENIS BARANG SATUAN 1st Count Semen Gresik 50 Zak 100 100 - 1 Zak semen beku Kayu Balok – Kf M3 200 198 2 2 batang patah Kayu Papan – Kf M3 48 50 2 Kesalahan hitung Paku Kg 30 30 - Teakblok Lembar 10 10 - Cat tTembok Kaleng 15 15 - Dibuat oleh : Agus Raharja Tanggal : 31-12-2014 2nd Count SELISIH Direviu oleh : Bagiada Tanggal : 31-12-2014 Index: C/1 Klien: Berbunga Skedul : PT. Bukit Inventory Count Sheet Gambar 3.4 : Inventory Count Sheet 4. Pengecekan secara independen terhadap pencantuman dan perkalian antara kos persediaan per unit dengan kuantitas dalam daftar hasil penghitungan persediaan (Inventory Summary Sheet/Final Inventory List), seperti terlihat dalam Gambar 3.5 5. Pengecekan secara independen posting ke buku pembantu persediaan berdasarkan daftar hasil penghitungan pisik persediaan. Topik III - Audit persediaan Hal 52 KLIEN : PT. BUKIT BERBUNGA SKEDUL : PENGHITUNGAN PERSEDIAAN N0. NAMA BARANG NO. KODE SATUAN UNIT PRICE COST 100 0 125.000 12.500.000,- 200 200 0 4.000.000 800.000.000,- 50 50 0 5.000.000 250.000.000,- Kg 30 30 0 15.000 450.000,- Lembar 10 10 0 250.000 2.500.000,- 15 0 275.000 4.125.000,- Zak 2 Kayu Balok – Kf KB 3 Kayu Papan – Kf KP M M3 4 Paku 5 Teakblok 6 Cat tTembok 3 Kaleng 15 SELISIH TV TV 1.069.575.000,^ TOTAL T NILAI 100 SGR-50 CTB QUANTITY Index : C/2 PerCount Semen Gresik 50 TBL 31 Desember 2013 PerCard 1 PK PERIODE : Telah ditelusur ke akun persediaan, daftar persediaan dan kartu persediaan. V Telah diperiksa ke faktur pembelian. DIBUAT OLEH : DIREVIU OLEH : Agus Raharja TANGGAL : Bagiada TANGGAL : 03/01/2014 04/01/2014 ` Gambar 3.5 : Daftar Hasil Penghitungan Persediaan (Final Inventory List). Prosedur yang ditempuh oleh auditor untuk menguji eksistensi saldo persediaan di laporan posisi keuangan, apabila klien secara periodik melakukan penghitungan pisik atas persediaannya, adalah : 1. Pelajari instruksi penghitungan pisik persediaan yang dibuat oleh klien. Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa penghitungan pisik akan menghasilkan penghitungan yang akurat dan dapat diandalkan. 2. Lakukan pengamatan terhadap penghitungan pisik persediaan. Pengamatan dilakukan terhadap pemisahan fungsi penghitung dan pengecek, independensi karyawan yang melaksanakan tugas tersebut, tanggungjawab terhadap pemakaian formulir, alat-alat yang digunakan dalam perhitungan persediaan Topik III - Audit persediaan Hal 53 dan tanggungjawab atas penyimpanan dan pencatatan persediaan di fungsi akuntansi. 3. Lakukan uji hitung (test count), untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan hasil penghitungan pisik persediaan yang dilaksanakan oleh klien. 4. Lakukan pengujian kompilasi (compilation test), untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penyalinan data dari kartu penghitungan pisik (bin tag) ke dalam daftar hasil penghitungan persedian (final inventory list). 5. Lakukan pengujian kos (pricing test), untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penyalinan kos per satuan setiap persediaan yang dihitung dari kartu persediaan dan ketelitian penghitungan kos total yang tercantum dalam daftar hasil penghitungan persediaan. 6. Lakukan Adjustment test, untuk memperoleh keyakinan mengenai digunakannya data hasil penghitungan pisik persediaan untuk meng-adjust catatan akuntansi persediaan. Waktu pelaksanaan penghitungan pisik persediaan dapat dilakukan ; 1) tepat pada tanggal laporan posisi keuangan ; 2) sebelum tanggal laporan posisi keuangan ; 3) setelah tanggal laporan posisi keuangan. Jika auditor melakukan penghitungan pisik persediaan sebelum tanggal laporan posisi keuangan, maka harus menempuh “forward procedure” seperti terlihat pada Gambar 3.6. Namun, jika penghitungan pisik persediaan dilakukan setelah tanggal laporan posisi keuangan maka harus ditempuh “Backward Procedure / Setback Procedure” seperti terlihat pada Gambar 3.7. Topik III - Audit persediaan Hal 54 KLIEN : PT. BUKIT BERBUNGA SKEDUL : Test Saldo Persediaan PERIODE : 31 Desember 2013 Hasil stock opname per 23 Desember 2013 + Pembelian : tgl. 23 Des s.d 31 Des 2013 INDEX : C/3 1.000 unit 2.000 unit 3.000 unit Λ 500 unit 2.500 unit 2.500 unit - Penjualan ; tgl. 23 Des s.d 31 Des 2013 Saldo persediaan per-test 31 Desember 2013 Saldo persediaan per-book 31 Desember 2013 Φ Vß Vß Θ Λ Φ V ß Θ Λ DIBUAT OLEH : Sesuai dengan hasil stock opname Agus Raharja Telah diperiksa ke Fkt. Pembelian, LPB Telah diperiksa ke kartu persediaan TANGGAL : Cocok dengan saldo persediaan klien Penjumlahan footing telah ditest 31/12/2013 kebenarannya DIREVIU OLEH : Bagiada TANGGAL : 31/12/2013 Gambar 3.6 : Forward Procedure Penghitungan Persediaan KLIEN : PT. BUKIT BERBUNGA SKEDUL : Test Saldo Persediaan PERIODE : 31 Desember 2013 Hasil stock opname per 10 Januari 2014 + Penjualan : tgl. 1 Jan s.d 10 jan 2014 INDEX : C/3 1.000 unit Φ 2.000 unit Vß 3.000 unit Λ 500 unit Vß 2.500 unit 2.500 unit Θ - Pembelian ; tgl. 1 Jan s.d 10 Jan 2014 Saldo persediaan per-test 31 Desember 2013 Saldo persediaan per-book 31 Desember 2013 Catatan : stok opname dilakukan pada hari DIBUAT OLEH : Agus Raharja Jumat, tgl 10/01/2014 jam 15.00 WIB, semua aktivitas penjualan dan pembelian TANGGAL : dihentikan. Φ Sesuai dengan hasil stock opname 10/01/2014 V Telah diperiksa ke Fkt. Pembelian, LPB ß Telah diperiksa ke kartu persediaan Θ Cocok dengan saldo persediaan klien Λ Penjumlahan footing telah ditest kebenarannya Λ DIREVIU OLEH: Bagiada TANGGAL : 11/01/2014 Gambar 3.7: Backward Procedure Penghitungan Persediaan. Topik III - Audit persediaan Hal 55 Persediaan Disimpan di Gudang Pihak Luar. Apabila persediaan klien disimpan di gudang pihak lain, maka untuk menguji eksistensi persediaan tersebut ditempuh prosedur mengirimkan surat konfirmasi kepada perusahaan yang menyimpan persediaan tersebut. Di Gudang Klien terdapat Barang Konsinyasi. Jika di gudang klien terdapat barang konsinyasi, maka prosedur yang ditempuh adalah dengan cara mewawancarai manajer Bagian Pemasaran (inquiry) dan memeriksa arsip korespondensi antara klien dengan perusahaan yang menitipkan barang tersebut. Pengujian Transaksi Rinci . Jenis pengujian yang dilakukan dalam pengujian ini yaitu : 1. Pengujian Asersi Kelengkapan dan Keterjadian Transaksi. Prosedur yang ditempuh pada pengujian ini adalah memeriksa bukti transaksi yang menimbulkan dan mengurangi persediaan yang tercatat dalam akun persediaan. Pada langkah ini auditor akan melakukan : 1) Memilih sampel akun persediaan yang akan diperiksa mutasi transaksinya. Langkah-langkah yang ditempuh adalah : a. Mintalah daftar persediaan klien pada akhir periode seperti terlihat pada Gambar 3.5. b. Pilihlah jenis persediaan yang akan dijadikan sampel. c. Mintalah buku pembantu persediaan klien sesuai dengan jenis persediaan yang dipilih untuk dijadikan sampel. 2) Memilih sampel transaksi yang tercatat dalam akun persediaan yang dipilih. Transaksi yang mempengaruhi persediaan adalah transaksi ; a) pembelian; b) penjualan dan c) pemakaian persediaan. Langkah-langkah yang ditempuh adalah : a. Tentukan transaksi yang dicatat dalam buku pembantu masing-masing persediaan terpilih untuk dijadikan sampel. Sampel dapat dipilih dengan metode stratafikasi seperti pada Gambar 3.8 berikut ini : Topik III - Audit persediaan Hal 56 No. 1 2 3 4 5 6 Stratafikasi Nilai Pembelian (Rp) > 17.500.000,> 15.000.000 – 17.500.000 > 12.500.000 – 15.000.000 > 10.000.000 – 12.500.000 > 7.500.000 - 10.000.000 ≤ 7.500.000 TOTAL Jumlah Transanksi Jumlah Rupiah 10 225.760.500,55 907.500.000,18 243.450.750,22 258.500.000,35 341.250.000,60 417.000.000,200 2.393.461.250,- Sampel (50%) Gambar 3.8: Stratafikasi Nilai Pembelian dan Besarnya Sampel. 5 27 9 11 18 30 100 b. Mintalah bukti transaksi yang menimbulkan dan mengurangi persediaan yang dijadikan sampel, baik dokumen sumber maupun dokumen pendukungnya. c. Periksa kelengkapan dokumen yang mendukung dokumen sumber. d. Periksa kesesuaian data yang tercantum dalam dokumen sumber ke dokumen pendukung. e. Periksa kebenaran data yang di-posting ke akun persediaan berdasarkan dokumen sumber. f. Periksa kebenaran pendebitan maupun pengkreditan pada akun tersebut. g. Buat kertas kerja untuk pengujian asersi kelengkapan transaksi persediaan dapat dilihat pada Gambar 3.9. 2. Verifikasi Pisah Batas (cut-off) Pengujian ini dimaksudkan untuk membuktikan konsistensi klien dalam menggunakan pisah batas dan kepatutan terhadap pengakuan pos-pos pembelian dan penjualan terhadap persediaan pada tahun yang diaudit. Langkah-langkah yang ditempuh : 1) Periksa dokumen yang menimbulkan persediaan dalam minggu terakhir terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal laporan posisi keuangan. 2) Periksa dokumen yang mengurangi persediaan dalam minggu terakhir terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal laporan posisi keuangan. Topik III - Audit persediaan Hal 57 TANGGAL 5 Jan 13 NO. PO. P 07/J/13 KETERANGAN NO. AC A B C D E F 510 120 210 V V V V V V V V V V V V V V V V V V 510 120 210 V V V V V V V V V V V V V V V V V V PT. Adi Mekar, Pembelian 100 Zak Semen @ Rp180.000 100 Cat tembok @ Rp320.000,PPN 10% 26 Jan 13 P 37/J/13 JUMLAH (Rp) 18.000.000,32.000.000,50.000.000,5.000.000,55.000.000,^ PT. Talok Raya, Pembelian 50 M3 Balok Kf @ Rp4.000.000,50 M3 Papan Kf @ Rp5.000.000,PPN 10% Mathematical Accuracy Kelengkapan Bukti Pendukung Otorisasi Posting ke Kartu Stock Posting ke Buku Besar Persediaan dan Utang Posting ke Buku Pembantu Persediaan dan Utang sample dipilih secara random dalam bentuk Purchases Order (PO) yang berjumlah > Rp 1.000.000,Φ No. Ac yang dicatat di sebelah debet dicatat di No.Ac yang dokredit perk. Utang karena semua pembelian dilakukan secara kredit. @ Bukti Pendukung terdiri dari : Purchases Requisition (PR), Purcahases Order (PO), Supplier Invoice dan Receiving Report. 200.000.000,250.000.000,450.000.000, 45.000.000,495.000.000,^ A B C D E F # Klien : Skedul : PT. BUKIT BERBUNGA Test Transaksi Persediaan- Januari 2013 Dibuat Oleh : Agus Raharja Tanggal : 04/02/2014 Direviu Oleh: Bagiada Tanggal 05/02/14 Periode No. WP. Tahun C/91 Januari 2013 Gambar 3.9 : Kertas Kerja Pengujian Asersi Kelengkapan Transaksi Persediaan. Topik III - Audit persediaan Hal 58 Verifikasi Kewajaran Nilai Persediaan di Laporan posisi keuangan. Persediaan di laporan posisi keuangan disajikan sebesar nilainya yang lebih rendah di antara nilai pasar dengan kosnya (lower of cost or market) pada tanggal laporan posisi keuangan, oleh karena itu pengujian ini dimaksudkan untuk menilai kewajaran penentuan nilai pasar dan kos persedian pada tanggal laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh : 1. Mintalah informasi mengenai metode penilaian persediaan yang digunakan oleh klien, dan analisis apakah metode yang digunakan tersebut sesuai dengan kondisi persediaannya. 2. Periksa kesesuaian kos per satuan persediaan dengan ketentuan yang terdapat pada prinsip akuntansi berterima umum. 3. Periksa catatan pendukung yang bersangkutan dengan data kos persatuan persediaan, seperti cost sheet pada perusahaan manufaktur. 4. Hitung nilai persediaan pada tahun audit dengan menggunakan analisis laba bruto (gross profit method) dan bandingkan dengan tahun lalu. Misalkan gross profit margin tahun lalu sebesar 30%, persediaan tahun yang diaudit sebesar Rp 60.000.000,00, pembelian Rp 200.000.000,00 dan penjualan pada tahun tersebut Rp 280.000.000,00 maka test terhadap nilai persediaan pada tahun yang diaudit seperti terlihat pada Gambar 3.10 berikut ini : 5. Lakukan pengamatan terhadap persediaan yang rusak, yang harus disajikan sebagai pengurang nilai persediaan di laporan posisi keuangan. 6. Lakukan pengamatan terhadap persediaan yang lambat pemakaian atau penjualannya. 7. Hitung tingkat perputaran persediaan pada tahun audit dan bandingkan dengan tahun sebelumnya. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Persediaan di Laporan posisi keuangan. Ada beberapa prosedur yang dilakukan : 1. Periksa klasifikasi persediaan di laporan posisi keuangan, sesuaikan dengan klasifikasi menurut prinsip akuntansi berterima umum. 2. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan persediaan. Topik III - Audit persediaan Hal 59 KLIEN : PT. BUKIT BERBUNGA PERIODE : SKEDUL : Test Nilai Persediaan. 31-Desember 2013 INDEX : C/5 Persediaan Awal (at cost) Rp 60.000.000,- Φ Pembelian (at cost) Rp200.000.000,- TV Barang yang tersedia untuk dijual Rp260.000.000,^ Hasil penjualan (at market) (-) Taksiran laba bruto 30% x Rp 280.000.000,00 Rp280.000.000,Rp84.000.000,- Beban Pokok Penjualan Rp196.000.000,- Taksiran Persedian Akhir (at cost) per - test Rp64.000.000,- Nilai Persediaan per – book Rp64.000.000,- Selisih Cat. : Margin laba bruto telah diperiksa ke kebijakan penjualan klien. Φ Sesuai dengan saldo per audit tahun lalu T Telah di trasir ke jurnal, buku besar dan kartu persediaan klien. V Telah diperiksa ke Faktur Pembelian . TV TV - Rp 0 DIBUAT OLEH : DIREVIU OLEH : Agus Raharja Bagiada TANGGAL : TANGGAL : 04/01/2014 05/01/2014 Gambar 3.10 : Gross Profit Test Topik III - Audit persediaan Hal 60 PERTANYAAN : 1. Jelaskan yang dimaksud dengan persediaan ? 2. Sebutkan dan jelaskan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan dalam penyajian persediaan di laporan posisi keuangan ? 3. Sebutkan dan jelaskan tujuan pengujian substantif terhadap persediaan ? 4. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk membuktikan bahwa saldo persediaan di laporan posisi keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang memadai ? 5. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk membuktikan eksistensi saldo persediaan di laporan posisi keuangan ? 6. Apakah yang dimaksud dengan uji analitik dan jelaskan kegunaannya ? 7. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit untuk memverifikasi kewajaran nilai persediaan usaha klien di laporan posisi keuangan ?. Topik III - Audit persediaan Hal 61 TOPIK 4 AUDIT ASET TETAP MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT Siklus pengeluaran meliputi berbagai keputusan dan proses yang perlu untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dalam kegiatan operasional bisnis perusahaan. Siklus ini berkaitan dengan pembelian aset tetap, barang dan jasa dan pembayaran atas pembelian tersebut. Transaksi dalam siklus pengeluaran sering kali lebih mempengaruhi laporan keuangan daripada siklus lainnya. Kesalahan dalam mengklasifikasi pengeluaran untuk aset dan sebagai beban akan menyebabkan laporan keuangan salah saji material. Aset tetap merupakan akun yang material secara individu, sehingga risiko bawaan dalam akun ini adalah tinggi. Strategi audit yang tepat dilakukan oleh auditor adalah dengan mengkombinasikan antara strategi pendekatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah dengan primarily substantive approach. PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI) ASET TETAP (TEST OF CONTROL) Pemahaman ini bertujuan untuk mengetahui keandalan/memadai tidaknya struktur pengendalian intern siklus pendapatan klien. Pemahaman struktur pengendalian siklus pendapatan akan meliputi pertimbangan lingkungan pengendalian, informasi dan komunikasi (sistem akuntansi), penaksiran risiko, pemantauan dan aktivitas pengendalian. Pemahaman terhadap SPI siklus pendapatan klien sangat penting dalam proses audit, karena hasilnya sangat menentukan risiko pengendalian, besarnya materialitas dan luasnya pengujian berikutnya. Langkah-langkah pengujian meliputi kegiatan : Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 62 Menyiapkan Program Audit SPI Aset Tetap. Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) biasanya telah memiliki program audit SPI. Program ini biasanya berbentuk satu set ICQ (Internal Control Quesionaire) standar. Contoh program audit SPI aset tetap adalah : Y = Ya T = Tidak TR = Tidak Dapat Diterapkan. KLIEN : ELEMEN-ELEMEN SPI Y T TDD PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ASET TETAP 1. Apakah semua tambahan atau pengurangan : a. Diotorisasikan sebagaimana mestinya secara tertulis ? b. Diusulkan dengan surat yang menunjukkan : 1) Pertimbangan? 2) Harga taksiran (estimated cost)? 3) Supplier ? 4) Spesifikasi ? 5) Perkiraan yang di debit/di kredit? 6) Taksiran umur (estimated useful life) dan prosentase penyusutan atas tambahan baru ? c. Apakah bukti atas dilepaskannya sesuatu aset tetap yang akan diganti baru (replaced) telah diotorisasi ? d. Apakah setiap mutasi atau pemindahan secara rutin dilaporkan kepada Bagian Akuntansi ? 2. Apakah disusun anggaran untuk pengeluaran Modal investasi (capital expenditure) dan persetujuan tertulis atas setiap proyek yang besar ditandatangani oleh staf yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris dalam rapat umum pemegang saham dan diberikan kepada : a. Bagian pembelian? b. Bagian teknik? c. Bagian akuntansi? semua pengeluaran investasi (capital dalam bentuk upah, bahan dan persediaan harus melalui prosedur administrasi yang sama dengan revenue expenditure (pengeluaran yang langsung dibebankan sebagai biaya) ? 3. Apakah expenditure) Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 63 ASET TETAP DALAM PEMBANGUNAN 4. Apakah proyek tersebut : 1. Terpisah dalam perkiraan kontrol tersendiri dalam Buku Besar (misalnya Construction in progress)? 2. Terkontrol atas tiap jenis akun ? 3. Diotorisasikan dan dirumuskan secara jelas? 4. Penyimpangan dari anggaran yang telah ditetapkan harus mendapatkan persetujuan tambahan ? REGISTRASI 5. Apakah registrasi/dokumen aset tetap: a. Disimpan dengan baik oleh perusahaan ? b. Up to date ? c. Secara berkala dicocokkan dengan akun kontrol Buku Besar? d. Menunjukkan perincian sebagai berikut: 1. Nomor identifikasi ? 2. Lokasi? 3. Taksiran umur? 4. Prosentase penyusutan? 6. Apakah semua aset tetap : a. Diamankan dengan baik? b. Dirawat dengan baik? c. Diasuransikan dengan cukup? 7. Apakah peralatan dan perkakas kecil terkontrol dengan cukup: a. Atas perolehannya? b. Atas penyusutannya ? c. Diamankan dan dirawat dengan baik ? 8. Apakah terdapat pengawasan yang baik terhadap buktibukti pemilikan (Title deeds) aset tetap: a. Perincian secara jelas pemilikan dibuat dalam suatu daftar? b. Disimpan oleh bagian yang terpisah dari bagian Akuntansi? CURRENT VALUE Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 64 9. Apakah nilai buku aset tetap jauh menyimpang bila dibandingkan dengan taksiran harga pasar yang berlaku (estimated current market value )? 10. Apakah metode dan prosentase penyusutan : a. Sesuai dengan SAK ? b. Sesuai dengan UU PPh ? c. Metode penyusutan yang digunakan adalah : ......... Straight Line .................... PENYEWAAN ASET TETAP (LEASING FIXED ASSET) 11. Apabila aset tetap disewa dan bukan dibeli, apakah: a. Kontrak sewa menyewa diotorisasikan sebagai mana mestinya? b. Pembukuannya cocok dengan jenis sewa yang bersangkutan dan sesuai dengan SAK? c. Uang sewa dan perjanjiannya secara jelas dinyatakan untuk dapat menunjukkan keadaan dengan layak? UMUM 12. Apakah sistem informasi meliputi dimana perlu: a. Anggaran untuk pengeluaran investasi (capital expenditure) ? b. Alasan untuk pengeluaran investasi ? c. Prosentase keuntungan yang diharapkan atas investasi tersebut? d. Perbandingan anggaran dengan pengeluaran sesungguhnya? e. Penjelasan atas penyimpangan yang besar antara anggaran dengan pengeluaran yang sesungguhnya? 13. Apakah perusahaan telah menetapkan perumusan kebijaksanaan yang jelas untuk membedakan pengeluaran investasi (capital expenditure) dengan pengeluaran biaya (revenue expenditure).? Jelaskan : Pengeluaran di atas Rp. 30.000.000,- dikapitalisasi ? 14. Apakah dibuat buku/daftar aset tetap? 15. Apakah total jumlah perincian dicocokkan secara berkala dengan akun kontrolnya? Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 65 16. Apakah masing masing aset tetap diberi tanda/kode pengenal? 17. Apakah aset tetap yang telah disusutkan penuh, tapi masih tetap digunakan tetap tercatat pada akun aset tetap? 18. Apakah buku/daftar aset tetap di-reviu minimal setahun sekali, untuk mengetahui barang yang rusak atau yang menganggur ? Jelaskan : Dilakukan bersamaan dengan inventarisasi aset tetap ? 19. Apakah prosedur rutin menjamin bahwa selalu segera dilaporkan kepada Bagian Akuntansi dan dibukukan atas: a. Proyek yang sudah selesai? b. Aset tetap yang disingkirkan berguna lagi (retirement) ? karena tidak c. Penjualan aset tetap? 20. Bila dibuat laporan keuangan interim, apakah biaya penyusutan diperhitungkan ? A.Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pertanyaan di atas : …………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………. B. Catatan lain: …………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………. C. Kesimpulan penilaian ( Baik, Sedang, Buruk ) ? D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya). Diisi oleh : Direview oleh : Gambar 4.1 : ICQ Aset Tetap Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 66 Melaksanakan Pengujian. Program ICQ digunakan untuk melakukan pengujian dengan mengadakan wawancara (interview) kepada pejabat dan karyawan yang terkait, kemudian melakukan observasi terhadap pelaksanaan sistem aset tetap klien. Berdasarkan atas hasil pengujian maka dibuat simpulan apakah struktur pengendalian intern aset tetap klien baik, sedang atau buruk. Simpulan ini akan digunakan sebagai dasar oleh auditor untuk menentukan luasnya pengujian berikutnya. PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIVE TEST) TERHADAP ASET TETAP. Pengujian substantif terhadap aset tetap merupakan proses pekerjaan lapangan yang bertujuan untuk menguji kewajaran saldo/nilai moneter aset tetap yang tersaji di laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh oleh auditor untuk melakukan pengujian adalah : Memahami akun/siklus yang diaudit. Sebelum melaksanakan proses audit lebih lanjut auditor harus memahami aset tetap sebagai akun yang diaudit. Aset tetap adalah aset berwujud yang : a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan administratif; dan b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Karena memiliki wujud, maka aset tetap sering disebut dengan aset tetap berwujud (fixed tangible assets). Memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terhadap Aset Tetap. PABU terhadap aset tetap merupakan standar akuntansi keuangan yang diterapkan untuk menyajikan aset tetap di laporan posisi keuangan. Ada beberapa standar akuntansi untuk aset tetap : 1. Dasar penilaian aset tetap harus dicantumkan di laporan posisi keuangan. Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi sebagai aset pada awalnya diukur sebagai biaya perolehan. Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 67 2. Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. 3. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset, harus disusutkan secara terpisah. 4. Metode penyusutan yang digunakan harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aset oleh entitas. 5. Aset tetap yang telah habis didepresiasi, tetapi masih beroperasi harus dijelaskan jika jumlahnya material. 6. Aset tetap harus dipecah kedalam golongan terpisah jika jumlahnya material, 7. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat : 1) dilepaskan; atau 2) tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Memahami Tujuan Pengujian Substantif Aset Tetap. Tujuan pengujian substantif terhadap aset tetap adalah sebagai berikut : 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi aset tetap usaha klien, 2. Membuktikan keberadaan aset tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aset tetap yang tersaji di laporan posisi keuangan, 3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aset tetap yang tersaji di laporan posisi keuangan, 4. Membuktikan kewajaran penilaian aset tetap yang tersaji di laporan posisi keuangan, 5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aset tetap di laporan posisi keuangan. Merencanakan Pengujian Substantif Aset Tetap. Sesuai dengan ketentuan standar auditing, untuk mencapai tujuan pengujian, maka auditor merencanakan prosedur audit yang akan ditempuh yang tertuang dalam bentuk program audit, seperti berikut ini : Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 68 NO PROSEDUR AUDIT 1 Prosedur Audit Awal : 1) Usut saldo aset tetap di laporan posisi keuangan ke saldo aset tetap di buku besar, 2) Hitung kembali saldo aset tetap di buku besar, 3) Lakukan reviu terhadap mutasi luar biasa, 4) Usut saldo awal aset tetap di buku besar ke kertas kerja tahun lalu, 5) Usut posting pendebitan dan pengkreditan aset tetap ke jurnal. 6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol aset tetap dalam buku besar ke buku pembantu aset tetap. Prosedur Analitik : 1) Rasio laba bersih dengan aset tetap. 2) Rasio aset tetap dengan modal saham, 3) Rasio beban depresiasi dengan beban reparasi dan pemeliharaan aset tetap, 4) Lakukan analisis dengan membandingkan rasio tahun audit dengan rasio harapan, atau saldo aset tetap akhir tahun lalu. Pengujian terhadap Akun Rinci.: 1) Lakukan inspeksi terhadap aset tetap, 2) Periksa bukti hak kepemilikan aset tetap klien, 3) Periksa dokumen yang mendukung pembayaran utang usaha setelah tanggal laporan posisi keuangan, 4) Periksa bukti hak kepemilikan aset tetap dan kontrak, 5) Lakukan review terhadap penghitungan depresiasi aset tetap. 2 3 4 INDEK KERTAS KERJA TANGGAL PELAKSANAAN PARAF PELAKSANA. Pengujian Transaksi Rinci : Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 69 1) Lakukan pemeriksaan atas dokumen pendukung transaksi yang dicatat dalam akun aset tetap, 2) Lakukan pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan aset tetap. 5 Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Aset tetap : 1) Bandingkan penyajian aset tetap usaha di laporan posisi keuangan dengan prinsip akuntansi berterima umum, 2) Periksa pengungkapan klien mengenai aset tetap. Gambar 4.2 : Program Pengujian Substantif Aset Tetap Melaksanakan Pengujian Substantif Aset Tetap. Program audit yang tersedia digunakan oleh auditor untuk melakukan pengujian ke perusahaan klien, guna mengumpulkan dan mengevaluasi bukti sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam program. Auditor harus membedakan antara audit yang pertama kali dilakukan dengan audit yang telah kesekian kalinya dilakukan dan jika audit dilakukan untuk pertama kalinya, maka keharusan bagi auditor untuk memverifikasi saldo awal aset tetap klien. Jika audit dilakukan untuk kesekian kalinya, maka auditor akan memverifikasi mutasi atas aset tetap dan tidak perlu lagi memverifikasi saldo awal, kecuali pendapat auditor sebelumnya adalah “wajar dengan pengecualian” terhadap aset tetap tersebut. Prosedur Audit Awal. Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo aset tetap di laporan posisi keuangan didukung catatan akuntansi yang memadai. Auditor akan merekonsiliasi antara saldo aset tetap di laporan posisi keuangan dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Auditor terlebih dahulu harus memahami siklus akuntansi (accounting cycle) yang diterapkan oleh klien, 2. Melakukan auditing trail yaitu penelusuran terhadap transaksi yang mendukung saldo aset tetap di laporan posisi keuangan. Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 70 Untuk melakukan pekerjaan ini auditor membutuhkan pensil 2B, karet penghapus, buku agenda untuk mencatat temuan-temuan audit, dan kalkulator ber-printer untuk mencetak hasil perhitungan yang dilakukan. Bkt .Trs. Jurnal Bk. Bsr Lap. Keu. Bk.Pembantu Accounting cycle. Audit trail. Langkah-langkah yang dilakukan : 1) Mengusut saldo aset tetap di laporan posisi keuangan ke saldonya di buku besar, untuk meyakinkan bahwa saldo aset tetap di laporan posisi keuangan bersumber dari akun aset tetap, 2) Hitung kembali saldo aset tetap di dalam buku besar, yang bertujuan untuk meyakinkan kebenaran saldonya di buku besar. Lakukan footing dan cross footing kemudian hitung kembali saldonya, 3) Usut saldo awal aset tetap di dalam buku besar ke kertas kerja tahun lalu, jika audit yang sekarang dilakukan adalah audit untuk kesekian kalinya, 4) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun aset tetap dan cadangan depresiasinya, yang bertujuan untuk mengetahui ketidakberesan transaksi aset tetap baik dalam jumlah maupun sumbernya, 5) Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun aset tetap di buku besar ke jurnal yang bersangkutan, untuk meyakinkan bahwa mutasi aset tetap yang tercatat di buku besar berasal dari jurnal. 6) Lakukan rekonsiliasi buku pembantu aset tetap dengan akun kontrolnya di buku besar. Besarnya sampel yang diambil dalam prosedur ini akan sangat tergantung dari hasil tes pengendalian. Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 71 Melakukan Prosedur Analitik (analytical review). Prosedur ini bertujuan untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Menghitung rasio aset tetap seperti berikut ini : a. Rasio laba bersih dengan aset tetap. b. Rasio aset tetap dengan modal saham. c. Rasio beban depresiasi dan pemeliharaan dengan aset tetap. 2. Menetapkan rasio harapan yang dapat berupa rasio tahun lalu, rasio standar, rasio industri atau rasio yang dianggarkan. 3. Membandingkan antara rasio tahun audit dengan rasio harapan, yang akan membantu auditor untuk mengungkapkan apakah terdapat peristiwa yang tidak biasa, perubahan akuntansi atau terjadi salah saji terhadap aset tetap. Pengujian Akun Rinci. Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan (eksistensi) aset tetap dan hak dan kepemilikan klien atas aset tetap yang tercantum di laporan posisi keuangan. Menguji Eksistensi Aset Tetap Dalam Tahun yang Diaudit. Untuk menguji eksistensi saldo aset tetap klien dapat dilakukan dengan melakukan langkah-langkah : 1. Melakukan pemeriksaan fisik/inspeksi (inspection) terhadap aset tetap klien, dengan langkah-langkah : 1) Minta Daftar Aset Tetap klien pada tahun yang diaudit seperti terlihat pada Gambar 4.3. 2) Lakukan inspeksi fisik aset tetap klien yang terdapat dalam daftar sesuai dengan kode aset tetap yang bersangkutan. SPI aset tetap klien yang memadai adalah ditandai dengan adanya nomor kode pada masing-masing aset tetap tersebut. Hitung dan cocokkan jumlah dan jenis aset sesuai dengan kodenya. 2. Verifikasi tambahan/mutasi aset tetap klien ke dokumen yang mengotorisasi tambahan aset tetap(authorization for expenditure/AFE) dengan cara : Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 72 1) Telusuri (trace) tambahan aset tetap tersebut ke debit akun aset tetap klien pada tahun audit, 2) Telusuri tambahan aset tetap tersebut ke Notulen Rapat Dewan Komisaris/Direksi, 3) Periksa bukti yang mendukung tambahan aset tetap tersebut ke Bukti Kas Keluar beserta dokumen pendukungnya seperti Surat Order Pembelian, Laporan Penerimaan Barang dan Faktur Pembelian dari pemasok. PT. BUKIT BERBUNGA Daftar Aset Tetap 31-Desember-2013 (Dibuat oleh klien) No Jenis No Th. Per- Jumlah Aset Tetap Kode olehan (Unit) Nilai Perolehan Mutasi Nilai Perolehan s.d 31/12/2012 Tahun 2013. s.d 31/12/2013 (Rp) (Rp). (Rp) 1 Tanah AT-01 2010 800 M2 1.750.000.000,- - 1.750.000.000,- 2 Gedung Kantor AT-02 2010 1 Unit 275.850.000,- - 275.850.000,- 3 Gudang AT-03 2010 1 Unit 850.750.000,- - 850.750.000,- 4 Mesin-mesin AT-04 2010 1 Set 475.900.000,- 25.700.000,- 501.600.000,- 5 Mobil Truk AT-05 2010 1 Buah 125.600.000,- - 125.600.000,- 6 Sepeda Motor AT-06 2010 2 Buah 9.750.000,- 12.700.000,- 22.450.000,- 7 Komputer AT-07 2011 1 Set - 4.375.000,- 4.375.000,- 8 Avanza AT-05 2011 1 Buah - 175.500.000,- 175.500.000,- 9 Mebelair Kantor AT-08 2010 1 Set 3.750.000,- 1.250.000,- 5.000.000,- 10 Peralatan AT-09 2010 1 Set 1.767.500,- 375.000,- 2.142.500,- 3.493.367.500,- 219.900.000,- 3.713.267.500,- TOTAL Gambar 4.3: Daftar Aset Tetap. Menguji Hak dan Kepemilikan Klien terhadap Aset Tetap di Laporan posisi keuangan. Aset tetap yang terdapat pada perusahaan klien perlu diverifikasi hak dan kepemilikannya, untuk itu auditor harus mengetahui cara klien untuk memperoleh aset tersebut. Aset tetap yang dimiliki klien dapat diperoleh melalui membeli, mengadakan sendiri, melalui leasing atau dapat juga dengan cara menyewa. 1. Jika aset tetap diperoleh dari membeli atau mengadakan sendiri, maka langkah pengujiannya adalah dengan memeriksa bukti kepemilikan dan dokumen yang Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 73 mendukung timbulnya aset tetap tersebut yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Cocokkan nama klien dengan nama yang tertera pada masingmasing dokumen tersebut, seperti : 1) Tanah – bukti hak miliknya berupa SHM (Sertifikat Hak Milik), dengan dokumen pendukungnya seperti akta jual beli oleh Notaris dan bukti kas keluar. 2) Bangunan – bukti kepemilikan dapat berupa IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) dan bukti pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan). 3) Kendaraan – bukti pemilikan berupa BPKB (Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor) dan bukti pendukungnya adalah bukti kas keluar. 4) Aset tetap lainnya, bukti kepemilikan dapat ditelusuri ke bukti kas keluar. 2. Jika Aset Tetap klien diperoleh melalui leasing, maka hak kepemilikan klien dapat ditelusur dengan cara menganalisis pasal-pasal yang terdapat dalam perjanjian leasing. Pada pasal-pasal tersebut akan dapat diketahui apakah leasing tersebut termasuk capital lease atau operating lease. Jika jenis lease adalah operating lease, maka perlakuannya adalah sebagai sewa biasa. 3. Jika terdapat aset tetap yang diperoleh melaui sewa, maka harus ditelusur ke perjanjian sewa dan bukti transaksi yang mendukung transaksi sewa tersebut, sehingga dapat diketahui aset tetap yang bukan menjadi miliknya klien, 4. Hak dan kepemilikan klien atas aset tetap di laporan posisi keuangan dapat juga ditelusur ke Polis Asuransi, jika aset tetapnya diasuransikan. Lakukan inspeksi terhadap polis asuransi tersebut, dan yakinkan nama klien tertera dalam polis. 5. Apabila aset tetap yang dimiliki klien dihentikan pengoperasiannya, karena dijual, usang atau rusak, maka harus dikeluarkan dari daftar aset tetap. Telusuri ke catatan kredit akun aset tetap, bukti kas masuk dan bukti memorial untuk menghentikan pengoperasian aset tetap tersebut, demikian pula apabila aset tetap tersebut digadaikan atau dijadikan jaminan. Pengujian Transaksi Rinci. Pengujian yang dilakukan adalah untuk menguji : Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 74 Pengujian Asersi Kelengkapan dan Keterjadian Transaksi. Prosedur yang ditempuh pada pengujian ini adalah memeriksa bukti transaksi yang menimbulkan dan mengurangi aset tetap yang tercatat dalam akun aset tetap. Prosedur yang dilakukan oleh auditor : 1. Periksa dokumen mutasi yang menambah aset tetap tersebut pada tahun audit, dengan langkah-langkah yang ditempuh adalah : 1) Mintalah daftar aset tetap klien pada akhir periode seperti terlihat pada Gambar 4.3. 2) Periksa jenis aset tetap yang mengalami penambahan pada tahun audit. 3) Telusuri tambahan aset tersebut ke dokumen yang mendukungnya, baik dokumen sumber mapun dokumen pendukungnya, seperti ; faktur pembelian dari supplier, notulen rapat direksi dan dewan komisaris, anggaran modal dan bukti kas keluar. 2. Periksa mutasi berkurangnya aset tetap ke dokumen yang mendukungnya. Prosedur yang ditempuh oleh auditor adalah untuk menemukan adanya penghentian aset tetap yang tidak dicatat (unrecorded retirement). Langkah-langkah yang ditempuh adalah : 1) Mintalah daftar aset tetap klien pada akhir periode seperti terlihat pada Gambar 4.3, 2) Periksa jenis aset tetap yang mengalami pengurangan pada tahun audit, 3) Telusuri tambahan aset yang jumlahnya material dalam tahun yang diaudit untuk menemukan apakah aset tetap yang lama telah ditukarkan dan telah diganti dengan aset tetap yang baru tersebut, 4) Lakukan analisis terhadap akun pendapatan di luar usaha, untuk menemukan adanya penerimaan kas dari penjualan aset tetap, 5) Telusuri apakah terdapat penghentian produksi terhadap produk tertentu, untuk menemukan apakah terdapat penghentian aset tetap yang digunakan untuk memproduksi produk tertentu, 6) Periksa dokumen atau perintah kerja yang mengotorisasi penghentian pemakaian aset tetap tersebut, Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 75 7) Selidiki adanya penurunan jumlah pertanggungan asuransi untuk menentukan kemungkinan penghentian aset tetap. Verifikasi pisah batas (cut-off). Verifikasi ini dimaksudkan untuk menemukan kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi mutasi aset tetap yang tidak dalam periode akuntansi yang seharusnya. Ketidaktepatan pisah batas akan mempunyai akibat penentuan modal kerja dan laba rugi di luar usaha akibat dari penjualan, pertukaran, atau penghentian pemakaian aset tetap. Langkah-langkah yang ditempuh : 1. Periksa tanggal bukti kas keluar dan dokumen laporan penerimaan barang yang dibuat dan dicatat oleh klien dalam periode sebelum dan setelah laporan posisi keuangan, 2. Bandingkan antara tanggal bukti kas keluar dengan tanggal laporan penerimaan barang dan tanggal pencatatan transaksi tersebut, untuk membuktikan apakah transaksi bertambahnya aset terjadi dalam periode sebelum atau setelah tanggal laporan posisi keuangan. Verifikasi Kewajaran Nilai Aset tetap di Laporan Posisi Keuangan. Aset tetap di laporan posisi keuangan disajikan pada nilai buku, yaitu selisih antara kos aset tetap dengan akumulasi depresiasinya. Kos aset tetap dipengaruhi oleh harga perolehan aset tetap, pengeluaran modal (capital expenditure), revaluasi penghentian pemakaian dan penjualan aset tetap yang terjadi dalam tahun yang diaudit. Langkah-langkah yang ditempuh : 1. Hitung kembali besarnya depresiasi dan deplesi aset tetap sesuai dengan metode yang digunakan oleh klien. 2. Hitung kembali jumlah rupiah yang dicatat dalam akun-akun yang terkait dengan transaksi penghentian aset tetap. 3. Lakukan review terhadap akun beban reparasi dan pemeliharaan aset tetap, untuk membuktikan apakah pengeluaran tersebut merupakan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) atau pengeluaran modal Topik IV – Audit Aset Tetap (capital Hal 76 expenditure), jika beban tersebut merupakan pengeluaran modal, maka harus menambah kos aset tetap tersebut, seperti terlihat pada Gambar 4.4. Tanggal No. Bukti Keterangan Jumlah 05/04/13 BKK-29 Service truk Fuso DK 567 BJ 10/08/13 BKK-45 Pemasangan AC double Blower Kijang £ Rp 3.650.000,00 TVC 11/11/13 BKK-85 Pengecatan Gedung Kantor Rp 2.500.000,00 TVC 12/12/13 BKK-98 Perbaikan computer Rp 15/12/13 BKK-102 Perbaikan Gudang Rp 1.300.000,00 TVC Rp Jumlah 875.500,00 TVC 250.000,00 TVC Rp 8.575.500,00 Θ Λ T Telah ditrasir ke buku besar V Telah diperiksa ke bukti pengeluaran kas C Telah di-compare ke jurnal pengeluaran kas £ Telah diperiksa ke kebijakan kapitalisasi perusahaan Θ Cocok dengan saldo buku besar Λ Test kebanaran footing telah dilakukan No. Jp ---------Jp-12 Jp-13 Keterangan ----------------------------------Kendaraan - B. Reparasi & Pemeliharaan (Koreksi atas pemasangan AC kendaraan) Beban Penyusutan Kendaraan - B. Reparasi & Pemeliharaan (Koreksi atas up-graded computer ) Debit -----------------------Rp 3.650.000,- Kredit --------------------Rp3.650.000,- Rp 250.000,- Rp 250.000,- DIBUAT OLEH : DI-REVIU OLEH : KLIEN : INDEX : Agus Raharja Bagiada PT. BUKIT BERBUNGA G/3 TANGGAL : TANGGAL : Schedule : 22/02/2014 23/02/2014 Reparasi & Pemeliharaan Gambar 4.4 : Kertas Kerja Beban Reparasi dan Pemeliharaan. Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 77 4. Jika aset tetap diperoleh melalui capital lease, maka kos aset tetap ditentukan dengan nilai tunai pembayaran sewa dengan menggunakan imputed interest rate. Auditor harus mengevaluasi kewajaran tingkat bunga yang diperhitungkan dalam penghitungan nilai tunai pembayaran sewa dan nilai tunai dari pembayaran sewa tersebut. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Aset tetap di Laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor : 1. Periksa klasifikasi aset tetap di laporan posisi keuangan berdasarkan atas prinsip akuntansi berterima umum, 2. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aset tetap mengenai metode depresiasi, atau deplesi yang dipakai, aset tetap yang dijaminkan atau digadaikan dan aset tetap yang telah habis di depresiasi namun masih digunakan dalam kegiatan perusahaan. Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 78 PERTANYAAN : 1. Jelaskan yang dimaksud dengan aset tetap ? 2. Sebutkan dan jelaskan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan dalam penyajian aset tetap di laporan posisi keuangan ? 3. Sebutkan dan jelaskan tujuan pengujian substantif terhadap aset tetap ? 4. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk membuktikan bahwa saldo aset tetap di laporan posisi keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang memadai ? 5. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk membuktikan eksistensi saldo aset tetap di laporan posisi keuangan ? 6. Apakah yang dimaksud dengan uji analitik dan jelaskan kegunaannya ? 7. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit untuk memverifikasi kewajaran nilai aset tetap usaha klien di laporan posisi keuangan ?. Topik IV – Audit Aset Tetap Hal 79 TOPIK 5 AUDIT UTANG USAHA MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT Utang dagang merupakan bagian dari siklus pengeluaran yaitu proses yang berkaitan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dalam kegiatan operasional bisnis perusahaan. Siklus pengeluaran memiliki risiko bawaan yang tinggi, karena merupakan sumber salah saji material dalam laporan keuangan. Faktor-faktor penyebab tingginya risiko bawaan adalah : 1) volume transaksi yang tinggi, 2) pembelanjaan dan pengeluaran tanpa otorisasi yang terjadi, 3) pembelian aset yang tak perlu dan 4) masalah akuntansi yang berkembang seperti apakah cost (harga perolehan) dikapitalisasi atau dianggap biaya. Strategi audit yang dapat dilakukan oleh auditor adalah dengan mengkombinasikan pendekatan risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah dengan primarily substantive approach. PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI) UTANG USAHA (TEST OF CONTROL). Pemahaman ini bertujuan untuk mengetahui keandalan/ memadai tidaknya struktur pengendalian intern utang usaha klien. Pemahaman struktur pengendalian utang usaha akan meliputi pertimbangan lingkungan pengendalian, informasi dan komunikasi (sistem akuntansi), penaksiran risiko, pemantauan dan aktivitas pengendalian. Pemahaman terhadap SPI utang usaha klien sangat penting dalam proses audit, karena hasilnya sangat menentukan risiko pengendalian, besarnya materialitas dan luasnya pengujian berikutnya. Langkah-langkah pengujian meliputi kegiatan : Menyiapkan Program Audit SPI Utang Usaha. Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) biasanya telah memiliki program audit SPI. Program ini biasanya berbentuk satu set ICQ (Internal Control Quesionaire) standar. Berikut ini diberikan contoh program audit SPI Utang usaha : Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 80 Y = Ya T = Tidak TDD = Tidak Dapat Diterapkan KLIEN : ELEMEN-ELEMEN SPI Y T TDD 1. Apakah pembelian dilakukan : a. Oleh Pejabat/Bagian khusus? Sebutkan oleh siapa ! Bagian Pembelian b. Yang terpisah dari Bagian : 1) Akuntansi ? 2) Pembayaran ? 3) Penerimaan Barang ? 4) Penyimpanan ? 5) Pencatatan Persediaan ? c. Dengan syarat yang menguntungkan (misalnya tender, supplier terseleksi ? 2. Apakah order pembelian (purchases order) : a. Dibuat untuk semua pembelian ? b. Diotorisasi oleh Pejabat tertentu ? c. Diberi nomor urut cetak ? d. Tersimpan lengkap termasuk yang dibatalkan ? e. Blanko tersimpan dengan baik ? f. Tembusan dikirim kepada : 1) Bagian Akuntansi untuk dicocokkan dengan laporan penerimaan barang dan faktur ? 2) Bagian penerimaan barang sebagai otorisasi untuk menerima barang ? 3. Apakah harga penawaran penjual yang terdaftar ditinjau secara berkala ? 4. Apakah pernyataan penjual dibandingkan dengan utang dagang yang dicatat ?: 5. Apakah adjustment utang dagang dilakukan dengan tepat ? 6. Apakah saldo debit utang usaha ditinjau kembali dan dituruti dengan tepat ? 7. Adakah prosedur, yang karenanya faktur dibayar dalam periode discount ? 8. Apakah beban-beban yang masih harus dibayar dicatat dengan tepat ? 9. Apakah transaksi wesel diawasi untuk menghindari peminjaman-peminjaman yang tak terotorisasi ? 10. Apakah Dewan Komisaris atau komite mengotorisasi peminjaman atas wesel ? 11. Apakah wesel dicatat di dalam suatu catatan yang teroganisir, yang menunjukkan : a. Jumlah wesel ? Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 81 b. c. d. e. f. Tanggal jatuh tempo ? Tanggal bunga ? Pembayaran pokok ? Pembayaran bunga ? Apakah pencatatan wesel yang dirinci secara teratur, disesuaikan dengan akun kontrol ? A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pertanyaan di atas : ………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………….. B. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya). Diisi oleh : Direviu oleh : Melaksanakan Pengujian. Dengan menggunakan program, maka pengujian dilakukan dengan mengadakan wawancara (interview) kepada pejabat dan karyawan yang terkait serta melakukan observasi terhadap pelaksanaan sistem Utang usaha klien. Berdasarkan atas hasil pengujian maka dibuat simpulan apakah struktur pengendalian intern utang usaha klien baik, sedang atau buruk. Simpulan ini akan digunakan sebagai dasar oleh auditor untuk menentukan luasnya pengujian berikutnya. PENGUJIAN SUBSTANTIF (SUBSTANTIVE TEST) TERHADAP UTANG USAHA. Pengujian substantif terhadap utang usaha merupakan proses pekerjaan lapangan yang bertujuan untuk menguji kewajaran saldo/nilai moneter utang usaha yang tersaji di laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh oleh auditor untuk melakukan pengujian adalah : Memahami akun/siklus yang diaudit. Sebelum melaksanakan proses audit lebih lanjut auditor harus memahami utang lancar sebagai akun yang diaudit. Utang lancar adalah semua kewajiban Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 82 yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tanggal laporan posisi keuangan atau dalam siklus normal perusahaan). Ada beberapa jenis kewajiban jangka pendek : 1. Utang dagang (account payable) yaitu kewajiban kepada pihak ketiga yang berasal dari pembelian barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun, 2. Pinjaman dari bank (short term loan), yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian kredit (loan agreement), biasanya dalam bentuk kredit modal kerja (working capital loan) ataupun kredit rekening koran (overdraft facility), 3. Bagian dari kredit jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun (current portion of long term loan). Per tanggal laporan posisi keuangan, bagian dari kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang harus direklasifikasi utang usaha dari kewajiban jangka panjang ke kewajiban jangka pendek. 4. Utang pajak (taxes payable), yaitu kewajiban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam periode berikutnya, misalnya utang PPh 21 (pajak penghasilan atas gaji, upah, honorarium), pajak penghasilan badan, PPN (pajak pertambahan nilai) dan lain-lain. 5. Beban-beban yang masih terutang (accrued payable). Memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terhadap Utang Lancar. PABU terhadap utang usaha merupakan standar akuntansi keuangan yang diterapkan untuk menyajikan Utang lancar di laporan posisi keuangan. Ada beberapa standar akuntansi untuk utang lancar : 1. Setiap kewajiban jangka pendek harus disajikan terpisah jika jumlahnya material, yang dapat diklasifikasikan dengan cara yang sama dengan aset lancar. 2. Utang dagang, utang biaya pegawai dan utang biaya operasi lainnya membentuk sebagian modal kerja yang digunakan dalam siklus normal perusahaan, diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek walaupun pos- Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 83 pos tersebut diselesaikan dalam lebih dari 12 bulan dari tanggal laporan posisi keuangan. 3. Utang kepada perusahaan afiliasi, pemegang saham, dan karyawan perusahaan harus dipisahkan dari utang kepada pihak ketiga yang independen. 4. Aset yang dijaminkan dalam penarikan utang lancar, harus diungkapkan dalam laporan keuangan. 5. Aset dan utang tidak boleh digabungkan penyajiannya dalam jumlah netto, 6. Utang bersyarat harus dijelaskan dalam laporan posisi keuangan. Memahami Tujuan Pengujian Substantif Utang usaha. Tujuan pengujian substantif terhadap utang usaha adalah sebagai berikut : 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi utang usaha usaha klien, 2. Membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan utang usaha yang tersaji di laporan posisi keuangan, 3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo utang usaha yang disajikan di laporan posisi keuangan, 4. Membuktikan kewajiban klien yang tersaji di laporan posisi keuangan, 5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang usaha di laporan posisi keuangan. Merencanakan Pengujian Substantif Utang usaha. Sesuai dengan ketentuan standar auditing, untuk mencapai tujuan pengujian, maka auditor merencanakan prosedur audit yang akan ditempuh yang tertuang dalam bentuk program audit, seperti berikut ini : Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 84 NO 2 3 INDEK KERTAS KERJA PROSEDUR AUDIT TANGGAL PELAKSANAAN PARAF PELAKSANA. Prosedur Audit Awal : 1) Usut saldo utang usaha di laporan posisi keuangan ke saldo utang usaha di buku besar, 2) Hitung kembali saldo utang usaha di buku besar, 3) Lakukan reviu terhadap mutasi luar biasa, 4) Usut saldo awal utang usaha di buku besar ke kertas kerja tahun lalu, 5) Usut posting pendebitan dan pengkreditan utang usaha ke jurnal. 6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol utang usaha dalam buku besar ke buku pembantu utang usaha. Prosedur Analitik : 1) Rasio tingkat perputaran utang usaha, 2) Rasio utang usaha dengan utang lancar, 3) Lakukan analisis dengan membandingkan rasio tahun audit dengan rasio harapan, atau saldo utang usaha akhir Pengujian terhadap Akun Rinci.: 1) Lakukan konfirmasi utang usaha, a. Lakukan identifikasi pen-jual besar dengan me-review register bukti kas keluar atau buku pembantu utang dan kirimkan konfir-masi kepada kreditur klien, yang berkarakteristik :1) bersaldo besar, 2) terdapat kegiatan pembelian yang luar biasa, 3) bersaldo kecil atau nol, 4) bersaldo debit. b. Lakukan penyelidikan dan Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 85 sesuaikan jika terjadi perbedaan. c. Periksa dokumen yang mendukung pembayaran utang usaha setelah tanggal laporan posisi keuangan. 2) Lakukan rekonsiliasi utang usaha yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan utang bulanan yang diterima oleh klien dari kreditur. 4 Pengujian Transaksi Rinci : 1) Periksa sampel transaksi utang usaha yang tercatat ke dokumen yang mendukung timbulnya utang usaha. a. Periksa pengkreditan akun utang usaha ke dokumen pendukung bukti kas keluar, laporan penerimaan barang, surat order pembelian atau dokumen pendukung lain, b. Periksa pendebitan akun utang usaha ke dokumen pendukung bukti kas keluar, memo debit untuk re tur pembelian. 2) Lakukan verifikasi pisah batas (cutoff) : a. Periksa dokumen yang men dukung transaksi pembelian dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal laporan posisi keuangan, b. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha dalam minggu terakhir tahun yang diaudit dan minggu per tama setelah tanggal laporan posisi keuangan. 3) Lakukan pencarian utang yang belum dicatat : a. Periksa bukti-bukti yang mendukung transaksi pengeluaran kas yang dicatat setelah tanggal laporan posisi Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 86 keuangan b. Periksa bukti kas yang dibuat setelah tanggal laporan posisi keuangan c. Periksa catatan persedian konsinyasi masuk d. Pelajari peraturan perpajakan yang menyangkut bisnis klien e. Lakukan reviu terhadap anggaran modal, perintah kerja, dan kontrak pembangunan untuk memperoleh bukti adanya utang yang belum dicatat 5 Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan utang usaha : 1) Bandingkan penyajian utang usaha usaha di laporan posisi keuangan dengan prinsip akuntansi berterima umum, 2) Periksa klasifikasi utang usaha klien di laporan posisi keuangan, 3) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang non usaha, 4) Mintalah informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang belum diungkapkan dan utang bersyarat dan periksa penjelasan yang bersangkutan dengan utang tersebut. Melaksanakan Pengujian Dengan menggunakan program audit yang tersedia, maka auditor melakukan pengujian ke perusahaan klien guna mengumpulkan dan mengevaluasi bukti. sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam program. Untuk melakukan pengujian auditor harus membedakan antara audit aset lancar dengan utang lancar. Pengujian substantif terhadap utang lancar lebih ditujukan kepada 2 (dua) hal yaitu : a. Untuk menemukan adanya penyajian utang lancar yang lebih rendah dari jumlah yang seharusnya (understatement value), Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 87 b. Untuk menemukan adanya utang lancar yang belum dicatat pada tanggal laporan posisi keuangan (unrecorded liabilities). Sedangkan pengujian substantif terhadap aset lancar lebih ditujukan untuk menentukan kewajaran nilai aset lancar (nilai bersih yang dapat direalisasikan) yang dicantumkan dalam laporan posisi keuangan. Prosedur Audit Awal. Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti bahwa saldo utang usaha di laporan posisi keuangan didukung catatan akuntansi yang memadai. Sehingga auditor akan merekonsiliasi antara saldo utang usaha di laporan posisi keuangan dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Auditor terlebih dahulu harus memahami siklus akuntansi (accounting cycle) yang diterapkan oleh klien. 2. Melakukan auditing trail yaitu penelusuran terhadap transaksi yang mendukung saldo utang usaha di laporan posisi keuangan. Untuk melakukan pekerjaan ini auditor membutuhkan pensil 2B, karet penghapus, buku agenda untuk mencatat temuan-temuan audit, dan kalkulator berprinter untuk mencetak hasil perhitungan yang dilakukan. Bkt .Trs. Jurnal Bk. Bsr Lap. Keu. Bk.Pembantu Accounting cycle. Auditing trail. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Mengusut saldo utang usaha di laporan posisi keuangan ke saldonya di buku besar, untuk meyakinkan bahwa saldo utang usaha di laporan posisi keuangan bersumber dari perkiraan utang usaha, 2. Hitung kembali saldo utang usaha di dalam buku besar, yang bertujuan untuk meyakinkan kebenaran saldonya di buku besar. Untuk itu lakukan footing dan cross footing kemudian hitung kembali saldonya. Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 88 3. Usut saldo awal utang usaha di dalam buku besar ke kertas kerja tahun lalu, jika audit yang sekarang dilakukan untuk kesekian kalinya, 4. Lakukan reviu terhadap mutasi luar biasa baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam perkiraan utang usaha, 5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha di buku besar ke jurnal yang bersangkutan, untuk meyakinkan bahwa mutasi utang usaha yang tercatat di buku besar berasal dari jurnal. 6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun kontrolnya di buku besar. Besarnya sampel yang diambil dalam prosedur ini akan sangat tergantung dari hasil test pengendalian. Melakukan Prosedur Analitik (analytical review). Prosedur ini bertujuan untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Menghitung rasio utang usaha seperti berikut ini : a. Tingkat Perputaran utang usaha, Rumus : (Pembelian / Rata-rata utang usaha) = kali b. Rasio utang usaha dengan utang lancar, Rumus : ( Utang usaha / Utang lancar ) x 100% = % 2. Menetapkan rasio harapan yang dapat berupa rasio tahun lalu, rasio standar, rasio industri atau rasio yang dianggarkan, 3. Membandingkan antara rasio tahun audit dengan rasio harapan, yang akan membantu auditor untuk mengungkapkan apakah terdapat peristiwa yang tidak biasa, perubahan akuntansi atau terjadi salah saji terhadap utang usaha. Pengujian Akun Rinci. Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan (eksistensi) utang usaha klien di laporan posisi keuangan dan kewajiban klien kepada krediturnya. Untuk membuktikan hal tersebut ditempuh melalui : Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 89 1. Melakukan Konfirmasi Utang Usaha. Prosedur konfirmasi dalam pengujian substantif terhadap utang usaha bukanlah merupakan prosedur yang diharuskan (non mandatory procedure), karena : 1) Tujuan utama pengujian substantif terhadap utang usaha adalah untuk menemukan utang yang tidak tercatat (unrecorded liabilities), sedangkan konfirmasi dilakukan terhadap utang usaha klien yang telah dicatat. 2) Kebanyakan utang usaha yang tercatat pada tanggal laporan posisi keuangan telah dibayar oleh klien sebelum auditor menyelesaikan pekerjaan lapangan, yang membuktikan bahwa utang tersebut memang benar ada (eksis) pada tanggal laporan posisi keuangan. 3) Sehingga, konfirmasi utang usaha akan efektif dilakukan jika terdapat kondisi : 1). SPI utang usaha klien sangat lemah; 2). tidak ditemukan surat pernyataan piutang dari kreditur kepada klien, dan apabila konfirmasi dilaksanakan oleh auditor, maka langkah-langkahnya adalah : a. Mintalah daftar utang klien pada tanggal laporan posisi keuangan. b. Tentukan kreditur-kreditur yang melakukan penjualan besar kepada klien. yang memiliki transaksi yang bersifat luar biasa, dan yang memiliki hubungan istimewa dengan klien. c. Kirimkan konfirmasi kepada para kreditur yang memiliki kriteria tersebut. 2. Periksa Dokumen yang Mendukung Transaksi Pembayaran Utang Usaha Setelah Tanggal Laporan posisi keuangan (Subsequent Payment Test) Pembayaran utang usaha yang dilakukan oleh klien setelah tanggal laporan posisi keuangan, membuktikan bahwa memang benar utang/ kewajiban klien kapada para krediturnya ada. Langkah-langkahnya adalah : 1) Periksa jurnal kas keluar klien setelah tanggal laporan posisi keuangan. 2) Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha klien. 3) Periksa catatan register cek keluar. 4) Periksa nama-nama kreditur yang tercatat dalam catatan dan dokumen tersebut. Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 90 5) Cocokkan nama-nama kreditur tersebut dengan nama-nama kreditur dalam daftar utang klien pada tanggal laporan posisi keuangan, sehingga dapat diketahui bahwa kreditur tersebut benar-benar ada dan kreditur mana yang tidak dicatat oleh klien pada tanggal laporan posisi keuangan. 3. Rekonsiliasi Utang Usaha yang Tidak Dikonfirmasi ke Pernyataan Piutang Bulanan yang Diterima oleh Klien dari Kreditur. Untuk membuktikan utang usaha klien yang tidak dikonfirmasi, dapat diverifikasi melalui rekonsiliasi utang tersebut dengan surat pernyataan piutang yang diterima setiap bulan dari kreditur. Pengujian Transaksi Rinci . Ada 2 jenis pengujian yang dilakukan dalam pengujian ini yaitu : 1. Pengujian asersi kelengkapan dan keterjadian transaksi Prosedur pada pengujian ini adalah memeriksa bukti transaksi yang mendukung terjadi dan berkurangnya utang usaha yang tercatat dalam akun utang usaha. Pada langkah ini auditor akan melakukan : 1) Memilih sampel akun kreditur yang akan diperiksa mutasi transaksinya. Langkah-langkah yang ditempuh adalah : a. Mintalah daftar utang klien pada akhir periode. b. Pilihlah kreditur yang akan dijadikan sampel sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh auditor. c. Mintalah buku pembantu utang klien sesuai dengan nama kreditur yang dipilih untuk dijadikan sampel. 2) Memilih sample transaksi yang tercatat dalam akun kreditur yang dipilih Langkah-langkah yang ditempuh adalah : a. Tentukan transaksi yang dicatat dalam buku pembantu masing-masing kreditur terpilih untuk dijadikan sampel. b. Mintalah bukti transaksi yang menimbulkan dan mengurangi utang yang dijadikan sampel, baik dokumen sumber maupun dokumen pendukungnya. c. Periksa kelengkapan dokumen yang mendukung dokumen sumber. d. Periksa kesesuaian data yang tercantum dalam dokumen sumber ke dokumen pendukung. Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 91 e. Periksa kebenaran data yang di-posting ke akun utang berdasarkan dokumen sumber. f. Periksa kebenaran pendebitan maupun pengkreditan pada akun tersebut. Kertas pengujian dapat dilihat pada Gambar berikut ini : TANGGAL 05-Agus-13 10-Agus-13 16-Agus-13 08-Des-13 12-Des-13 16-Des-13 18-Des-13 22-Des-13 30-Des-13 NO. FAKTUR PEMBELIAN . KETERANGAN JUMLAH (Rp) NO. AKUN A B C D E Fkt-103 Fkt-110 Fkt-112 Fkt-145 Fkt-148 Fkt-156 Fkt-156 Fkt-156 Fkt-156 Pembelian Pembelian Pembelian Pembelian Pembelian Pembelian Pembelian Pembelian Pembelian 1.500.000,8.750.500,15.000.000,9.650.450,12.500.000,6.500.000,12.854.200,3.750.000,1.250.000,- 211 & 211 & 211 & 211 & 211 & 211 & 211 & 211 & 211 & V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V 510 510 510 510 510 510 510 510 510 Sample dipilih dalam bentuk Faktur Pembelian Dengan kreditur PT. Panca Bakti. A Mathematical Accuracy B Kelengkapan Bukti Pendukung C Otorisasi D Kebenaran nomor perkiraan E Kebenaran posting ke Buku Besar Dibuat Oleh : Dian Utami Tanggal : 14-2-2014 Direviu Oleh : Gede Yudha Tanggal : 15-2-2014 Klien : PT.Bukit Berbunga Schedule : Test Transaksi Pembelian Kredit. Periode : Tahun 2013 Index: WPE/2-1 Gambar 2.6 : Kertas Kerja Pengujian Asersi Kelengkapan Transaksi Utang. 2. Verifikasi pisah batas (cut-off). Verifikasi cut-off dimaksudkan untuk membuktikan konsistensi klien dalam menggunakan pisah batas dan kepatutan terhadap pengakuan pos-pos penjualan kredit pada tahun yang diaudit. Langkah-langkah yang ditempuh : 1) Periksa dokumen yang menimbulkan utang dalam minggu terakhir terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal laporan posisi keuangan. Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 92 2) Periksa dokumen yang mengurangi utang dalam minggu terakhir terakhir tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal laporan posisi keuangan. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan Utang usaha di Laporan Posisi Keuangan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor : 1. Periksa klasifikasi utang usaha di laporan posisi keuangan berdasarkan atas prinsip akuntansi berterima umum, 2. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang non usaha mengenai utang jangka panjang yang segera jatuh tempo dilunasi dengan aset tidak lancar (sinking fund), maka utang ini tetap dsajikan sebagai uang jagnka panjang, 3. Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang usaha, misalnya aset yang digunakan sebagai jaminan atas utang ini, 4. Mintalah informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang belum diungkapkan dan utang bersyarat dan periksa penjelasan yang bersangkutan dengan utang tersebut. PERTANYAAN : 1. Jelaskan yang dimaksud dengan Utang usaha ? 2. Sebutkan dan jelaskan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan dalam penyajian Utang usaha di laporan posisi keuangan ? 3. Sebutkan dan jelaskan tujuan pengujian substantif terhadap Utang usaha ? 4. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk membuktikan bahwa saldo Utang usaha di laporan posisi keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang memadai ? 5. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk membuktikan eksistensi saldo Utang usaha di laporan posisi keuangan ? 6. Apakah yang dimaksud dengan uji analitik dan jelaskan kegunaannya ? 7. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit untuk memverifikasi kewajaran nilai Utang usaha usaha klien di laporan posisi keuangan ?. Audit Utang usaha (Topik V ) Hal 93 TOPIK 6 AUDIT EKUITAS MODAL SAHAM MATERIALITAS, RISIKO DAN STRATEGI AUDIT Siklus pendanaan berkaitan dengan transaksi penghimpunan dana dari pihak lain sebagai setoran modal melalui penjualan saham maupun utang jangka panjang. Pengeluaran surat berharga obligasi maupun penjualan saham perusahaan pada umumnya dilakukan dalam jumlah besar, oleh karena itu saldo saham dan utang obligasi pada umumnya material bagi laporan posisi keuangan. Risiko salah saji pada transaksi pendanaan umumnya rendah, karena transaksi ini umumnya jarang terjadi. Strategi audit akan tergantung pada transaksi pendanaan. Jika frekuensinya rendah, auditor akan menghemat biaya dengan menerapkan primarily substantive approach. Sebaliknya, jika frekuensi transaksi tinggi, auditor akan menghemat biaya jika melakukan pengujian pengendalian untuk menghimpun bukti yang mendukung lower assessed of control risk. PEMAHAMAN ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN (SPI) EKUITAS (TEST OF CONTROL) Pemahaman ini bertujuan untuk mengetahui keandalan/memadai tidaknya struktur pengendalian intern ekuitas klien. Pemahaman struktur pengendalian ekuitas akan meliputi pertimbangan lingkungan pengendalian, informasi dan komunikasi (sistem akuntansi), penaksiran risiko, pemantauan dan aktivitas pengendalian. Pemahaman terhadap SPI ekuitas klien sangat penting dalam proses audit, karena hasilnya sangat menentukan risiko pengendalian, besarnya materialitas dan luasnya pengujian berikutnya. Langkah-langkah pengujian meliputi kegiatan : Menyiapkan Program Audit SPI Ekuitas Modal Saham. Setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) biasanya telah memiliki program audit SPI. Program ini biasanya berbentuk satu set ICQ (Internal Control Quesionaire) standar. Berikut ini diberikan contoh program audit SPI Ekuitas ModalSaham : Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 94 Y = Ya T = Tidak, TDD = Tidak Dapat Diterapkan KLIEN : ELEMEN-ELEMEN SPI Y T TDD 1. Apakah perusahaan mempunyai akte pendirian ? 2. Apakah akte pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM dan diumumkan dalam Lembaran Negara ? 3. Apakah sertifikat saham telah diterbitkan ? 4. Apakah sertifikat saham sudah dibagikan kepada para pemegang saham ? 5. Apahan perusahaan mengadakan “stock certificate book (Daftar Induk Pemegang Saham)” ? 6. Jika “Ya” apakah Daftar tersebut selalu di “update” (dimutakhirkan)? 7. Apakah perusahaan sudah mempunyai Corporate Secretary ? 8. Apakah perusahaan menggunakan jasa “Independent registrar and stock transfer agent “ atau “Independent Trustee” (Biro Administrasi Efek) ? 9. Apakah setiap perubahan dalam perkiraan modal sudah mendapat otorisasi dari : a. Dewan Komisaris, b. Rapat Umum Pemegang Saham, c. Menteri Kehakiman dan HAM, d. BKPM, e. BKPMD. f. Presiden, g. Ketua Bapepam. 10. Apakah pembagian dan pembayaran dividen sudah diotorisasi oleh pejabat perusahan yang berwenang (Direksi dan RUPS) ? 11. Apakah setiap koreksi atas perkiraan Retained Earning/Deficit : a. Sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang ? b. Didukung oleh bukti-bukti yang lengkap ? c. Jurnalnya sudah benar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia ? 12. Apakah akumulasi kerugian perusahan sudah melebihi modal disetor ? 13. Jika Ya : a. Apakah ada rencana dari perusahaan untuk menambah setoran modal ? Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 95 b. c. d. Apakah ada rencana lainnya untuk memperbaiki defisit yang terjadi? Jika Ya, jelaskan di lembar terpisah dan cantumkan pendapat auditor mengenai masuk akal atau tidaknya rencana tersebut ? Apakah auditor yakin mengenai “going concern” perusahaan ? A. Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pertanyaan di atas : ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… B. Catatan lain: ……………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………….. C. Kesimpulan penilaian ( Baik, Sedang, Buruk ) ? D. Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya). Diisi oleh : Direviu oleh : Gambar 5.1 : ICQ Euitas Pemegang Saham Melaksanakan Pengujian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan ICQ dan mengadakan wawancara (interview) kepada pejabat dan karyawan yang terkait serta melakukan observasi terhadap pelaksanaan sistem ekuitas modal saham klien, Berdasarkan atas hasil pengujian maka dibuat simpulan apakah struktur pengendalian intern ekuitas modal saham klien baik, sedang atau buruk. Simpulan ini akan digunakan sebagai dasar oleh auditor untuk menentukan luasnya pengujian berikutnya. Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 96 PENGUJIAN SUBSTANTIF EKUITAS MODAL SAHAM. Pengujian substantif terhadap ekuitas modal Saham merupakan proses pekerjaan lapangan yang bertujuan untuk menguji kewajaran saldo/nilai moneter ekuitas modal Saham yang tersaji di laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang ditempuh oleh auditor untuk melakukan pengujian adalah : Memahami Akun/siklus yang Diaudit. Auditor harus memahami ekuitas modal saham sebagai akun yang diaudit sebelum melaksanakan proses audit lebih lanjut. Ekuitas merupakan jumlah kumulatif kontribusi yang diberikan oleh pemilik kepada perusahaan sebagai entitas ditambah dengan laba yang ditahan di dalam perusahaan. Ekuitas merupakan bagian hak milik dalam perusahaan yaitu selisih antara aset dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Ekuitas akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan, atau karena kerugian. Sesuai jenis kepemilikan perusahaan maka jenis modal sendiri pada : 1. Perusahaan Perorangan, modal sendiri ditunjukkan di laporan posisi keuangan oleh akun “Modal” atas nama seseorang dan akun “Prive” atas nama pemilik perusahaan. 2. Perusahaan Persekutuan berbentuk Firma atau CV, modal sendiri disajikan di laporan posisi keuangan dengan akun “Modal” atas nama tiap-tiap sekutu dan akun “Prive” atas nama tiap-tiap sekutu pula. 3. Prusahaan Perseroan, modal sendiri perusahaan ditunjukkan pada akun “Modal Saham (Capital Stock), Paid-in Capital, Treasury Stock, Saldo Laba dan Cadangan (reserve)”. Memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terhadap Ekuitas ModalSaham. PABU terhadap Ekuitas ModalSaham merupakan standar akuntansi keuangan yang diterapkan untuk menyajikan Ekuitas Modal Saham di laporan posisi keuangan. Ada beberapa standar akuntansi untuk Ekuitas Modal Saham : Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 97 1. Modal saham harus dijelaskan secara lengkap di laporan posisi keuangan dalam bentuk catatan kaki (footnote) atau sebagai catatan atas laporan keuangan (notes to financial statements), meliputi : 1) Jenis saham, nilai nominalnya dan tarif dividen. 2) Untuk saham istimewa, harus dijelaskan sifat keistimewaannya, misalnya hak istimewa dalam pembagian dividen, hak istimewa dalam hal likuidasi perusahan. 3) Jumlah saham yang diijinkan untuk dikeluarkan, yang telah dikeluarkan, yang ada ditangan perusahaan sebagai treasury stock dan yang beredar. 4) Jumlah dividen kumulatif saham istimewa yang belum dapat dibayar oleh perusahaan, baik jumlah total maupun jumlah saham. 5) Jumlah saham yang disediakan untuk stock option plans untuk ditukarkan dengan obligasi atau saham istimewa. Jumlah saham yang dipesan tetapi belum dikeluarkan, dividen saham yang telah diumumkan tetapi belum dibagikan dan saham yang dikeluarkan dalam penggabungan perusahaan. 2. Treasury stock, harus disajikan di laporan posisi keuangan dalam kelompok modal saham, yang disajikan sebesar Cost-nya sebagai pengurang terhadap modal saham dan saldo laba. 3. Saldo Laba. Perubahan saldo laba dalam tahun yang diaudit harus disajikan dalam laporan tersendiri disebut “Laporan Perubahan Saldo Laba”, atau digabung dengan laporan laba rugi yang disebut dengan “Laporan Laba Rugi dan Perubahan Saldo Laba”. Informasi yang bersangkutan dan pembatasan penggunaan saldo laba harus dijelaskan dalam notes to financial statement. Memahami Tujuan Pengujian Substantif Ekuitas ModalSaham. Tujuan pengujian substantif terhadap Ekuitas Modal Saham adalah sebagai berikut : 1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi ekuitas modal saham usaha klien, 2. Membuktikan keberadaan ekuitas modal saham dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan ekuitas modal saham yang tersaji di laporan posisi keuangan, Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 98 3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo ekuitas modal saham yang disajikan di laporan posisi keuangan, 4. Membuktikan ekuitas modal saham yang dicantumkan di laporan posisi keuangan merupakan klaim pemilik terhadap aset entitas, 5. Membuktikan kewajaran penilaian ekuitas modal saham yang dicantumkan di laporan posisi keuangan, 6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan ekuitas modal saham di laporan posisi keuangan. Merencanakan Pengujian Substantif Ekuitas Modal Saham. Standar auditing menyatakan bahwa auditor harus merencanakan prosedur audit yang akan ditempuh, yang akan tertuang dalam bentuk program audit, seperti berikut ini : INDEK KERTAS KERJA NO PROSEDUR AUDIT 1 Prosedur Audit Awal : 1) Usut saldo ekuitas modal saham di laporan posisi keuangan ke saldo ekuitas modal saham di buku besar, 2) Hitung kembali saldo ekuitas modal saham di buku besar, 3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa, 4) Usut saldo awal ekuitas modal saham di buku besar ke kertas kerja tahun lalu, 5) Usut posting pendebitan dan pengkreditan ekuitas modal saham ke jurnal. 6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol ekuitas modal saham dalam buku besar ke buku pembantu ekuitas modal saham dan buku sertifikat saham. Prosedur Analitik : 1) Rasio nilai buku saham biasa 2) Return on common stock- 2 TANGGAL PELAKSANAAN PARAF PELAKSANA. Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 99 holder’s equity, 3) Dividend payout, 4) Earning per share, 5) Lakukan analisis dengan membandingkan rasio tahun audit dengan rasio harapan, atau saldo ekuitas modal saham akhir tahun lalu. 3 Pengujian terhadap Akun Rinci: 1) Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien, 2) Pelajari notulen rapat pemegang saham dan dewan komisaris, 3) Pelajari kontrak underwriting dan persyaratan emisi saham, 4) Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai pembagian dividen, 5) Pelajari kontrak antar klien dengan independent registrar dan transfer agent, 6) Pelajari surat perjanjian penarikan kredit dan bond identures menganai pasal yang membatasi pembagian dividen, 7) Lakukan analisis terhadap akun modal saham, 8) Lakukan analisis terhadap akun treasury stock, 9) Lakukan analisis terhadap saldo laba, 10) Dapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfer agen, 11) Periksa pertanggungjawaban nomor urut sertifikat saham, 12) Periksa semua sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya, 13) Selidiki adjustment yang berasal dari tahun sebelumnya yang dicatat di Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 100 dalam akun laba ditahan. 4 Pengujian Transaksi Rinci : 1) Periksa bukti pendukung pencatatan ke dalam akun Modal saham, Paid-in capital, Treasury Stock, Saldo Laba dan cadangan, 2) Periksa pencatatan transaksi pengumuman dividen dan pembayarannya. 5 Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan ekuitas modal saham : 1) Periksa pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah modal saham dengan paid-in capital , 2) Periksa penyajian treasury stock, 3) Periksa penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit, 4) Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan unsur modal saham. Gambar 5.2 : Program Pengujian Substantif Ekuitas ModalSaham. Melaksanakan Pengujian. Program audit substatif akan digunakan oleh auditor untuk melakukan pengujian ke perusahaan klien guna mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam program. Prosedur Audit Awal Prosedur ini bertujuan untuk memperoleh bukti bahwa saldo ekuitas modal saham di laporan posisi keuangan didukung catatan akuntansi yang memadai. Sehingga auditor akan merekonsiliasi antara saldo ekuitas modal saham di laporan posisi keuangan dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Auditor terlebih dahulu harus memahami siklus akuntansi (accounting cycle) yang diterapkan oleh klien, Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 101 2. Melakukan auditing trail yaitu penelusuran terhadap transaksi yang mendukung saldo Ekuitas ModalSaham di laporan posisi keuangan. Untuk melaksanakan prosedur ini auditor membutuhkan pensil 2B, karet penghapus, buku agenda untuk mencatat temuan-temuan audit, dan kalkulator berprinter untuk mencetak hasil perhitungan yang dilakukan. Bkt .Trs. Jurnal Bk. Bsr Lap. Keu. Bk.Pembantu Accounting cycle. Auditing trail. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Mengusut saldo ekuitas modal saham di laporan posisi keuangan ke saldonya di buku besar, untuk meyakinkan bahwa saldo ekuitas modal saham di laporan posisi keuangan bersumber dari perkiraan ekuitas modal saham. 2. Hitung kembali saldo ekuitas modal saham di dalam buku besar, yang bertujuan untuk meyakinkan kebenaran saldonya di buku besar. Untuk itu lakukan footing dan cross footing kemudian hitung kembali saldonya. 3. Usut saldo awal ekuitas modal saham di dalam buku besar ke kertas kerja tahun lalu, jika audit yang sekarang dilakukan untuk kesekian kalinya. 4. Lakukan reviu terhadap mutasi luar biasa baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam perkiraan ekuitas modal saham. 5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun ekuitas modal saham di buku besar ke jurnal yang bersangkutan, untuk meyakinkan bahwa mutasi ekuitas modal saham yang tercatat di buku besar berasal dari jurnal. 6. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu ekuitas modal saham dengan akun kontrolnya di buku besar. Besarnya sampel yang diambil dalam prosedur ini akan sangat tergantung dari hasil tes pengendalian. Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 102 Melakukan Prosedur Analitik (Analytical Review). Prosedur ini bertujuan untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Menghitung rasio ekuitas modal saham seperti berikut ini : a) Rasio nilai buku saham biasa Rumus : (Ekuitas Modalsaham / Rata-rata jumlah saham yang beredar) x 100% = % b) Return common stockholders’ equity , Rumus : ( Laba bersih / Rata-rata jumlah saham yang beredar) x 100% = % c) Dividend payout, Rumus : (Dividen kas /Laba bersih) x 100% = % d) Laba per saham Rumus : (Laba bersih/ Rata-rata tertimbang jumlah saham beredar) x 100% = % 2. Menetapkan rasio harapan yang dapat berupa rasio tahun lalu, rasio standar, rasio industri atau rasio yang dianggarkan, 3. Membandingkan antara rasio tahun audit dengan rasio harapan, yang akan membantu auditor untuk mengungkapkan apakah terdapat peristiwa yang tidak biasa, perubahan akuntansi atau terjadi salah saji terhadap ekuitas modal saham. Pengujian Akun Rinci. Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan (eksistensi) ekuitas modal saham klien di laporan posisi keuangan dan kewajiban klien kepada krediturnya. Untuk membuktikan hal tersebut ditempuh melalui : 1. Pelajari anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan klien. Auditor harus mempelajari anggaran dasar dan anggaran tumah tangga perusahaan serta perubahannya yang terjadi dalam tahun yang diaudit. Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 103 Informasi penting yang berhubungan dengan akuntansi yang perlu diketahui oleh auditor adalah : 1) Nama berbagai jenis saham yang dikeluarkan oleh perusahaan (misalnya saham biasa, saham istimewa yang dapat diubah ke dalam saham biasa). 2) Jumlah lembar saham yang diijinkan untuk dikeluarkan oleh perusahaan. 3) Nilai nominal setiap jenis saham yang beredar. 4) Berbagai ketentuan yang berhubungan dengan pelunasan kembali saham istimewa. 5) Ketentuan yang bersangkutan dengan penukaran saham istimewa menjadi saham biasa. 6) Hak istimewa yang melekat pada setiap jenis saham yang dikeluarkan oleh perusahaan. 2. Pelajari notulen Rapat Pemegang Saham dan Dewan Komisaris. Informasi yang dibutuhkan oleh auditor dalam notulen rapat pemegang saham adalah keputusan-keputusan yang berkaitan dengan : 1) Penambahan, pengurangan, pelunasan dan emisi saham. 2) Pembentukan cadangan (reserves). 3) Tawaran pemberian saham kepada karyawan dan kebijakan pembagian dividen, Semua hal tersebut di atas memerlukan otorisasi dari pemegang saham. 3. Pelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham mengenai pembagian dividen. Untuk memverifikasi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam tahun yang diaudit, maka auditor harus mempelajari notulen rapat dewan komisaris dan pemegang saham untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan : 1) Kebijakan pembagian dividen. 2) Jenis dividen yang akan dibagikan. 3) Tanggal pembagian dividen. Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 104 4. Lakukan Analisis terhadap Otorisasi Akun Modal Saham. Analisis akun modal saham bertujuan untuk mengetahui apakah transaksi yang berkaitan dengan penambahan, pengurangan, pelunasan dan emisi saham telah memperoleh otorisasi dari pemegang saham atau dewan komisaris. Auditor harus mempelajari/memeriksa notulen rapat pemegang saham atau dewan komisaris, untuk mengetahui transaksi-transaksi yang diijinkan oleh yang berwenang dalam hubungannya dengan mutasi akun Modal Saham. 5. Pelajari Kontrak Underwriting dan Persyaratan Emisi Saham Auditor harus mempelajari kontrak underwriting yang ditandatangani bersama antara klien dengan perusahaan underwriter, jika klien adalah perusahaan yang go public. 6. Pelajari Kontrak Antara Klien dengan Independent Registrar dan Transfer Agent. Independent registrar adalah badan yang memberikan jasa untuk melindungi pemegang saham dari pengeluaran saham yang melebihi jumlah yang ditentukan atau kecurangan dalam sertifikat saham. Badan ini berfungsi mengawasi sertifikat saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sesuai dengan otorisasi yang ditentukan di dalam anggaran dasar dan otorisasi dari dewan komisaris. Sertifikat saham akan menjadi sah jika telah ditandatangani oleh badan ini. Transfer agent, berfungsi untuk menyelenggarakan catatan pemegang atas nama pemeang saham, pada tanggal pencatatan nama pemegang saham dalam pembagian dividen. Transfer agent sering ditunjuk sebagai agen yang membagikan dividen kepada para pemegang saham. 7. Pelajari Surat Perjanjian Penarikan Kredit dan Bond Identure Mengenai Pasal yang Membatasi Pembagian Dividen. Dengan mempelajari surat perjanjian ini auditor akan mengetahui kepatuhan klien atas persyaratan perjanjian kredit tersebut. Biasanya dalam utang jangka panjang seringkali kreditur mengenakan pembatasan terhadap pembagian dividen selama klien memiliki kewajiban jangka panjang. Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 105 8. Lakukan Analisis terhadap Akun Modal Saham. Auditor sangat berkepentingan untuk menilai kewajaran saldo awal akun modal saham. Oleh karena itu auditor harus melakukan analisis terhadap modal saham sejak perusahan tersebut berdiri sampai dengan awal tahun yang diaudit. Dalam pemeriksaan selanjutnya auditor akan menitikberatkan verifikasinya terhadap transaksi pendebitan dan pengkreditan akun tersebut dalam tahun yang diaudit. Analisis modal saham meliputi : 1) Mengumpulkan informasi mengenai sifat perubahan akun modal saham yang terjadi dalam tahun yang diaudit. 2) Pemeriksaan terhadap bukti yang mendukung setiap pengkreditan dan pendebitan akum modal saham. 3) Pemeriksaan terhadap penerapan prinsip akuntansi berterima umum oleh klien dalam mencatat transaksi perubahan akun modal saham. 9. Lakukan Analisis Terhadap Akun Saldo Laba. Akun saldo laba dikredit dengan laba yang ditransfer dari akun Laba-rugi, cadangan, yang sudah dihentikan dan dikembalikan ke akun saldo laba, dan penggabungan perusahaan yang dicatat sebagai pooling of interest. Akun ini didebit dengan rugi yang dialami perusahaan dalam periode akuntansi, pembagian dividen tunai dan saham, pembentukan dan penambahan cadangan. Penyisihan sebagian salado laba memerlukan otorisasi dari dewan komisaris. Auditor melakukan analisis terhadap saldo laba bertujuan untuk mengetahui : 1) Apakah semua transaksi yang menyangkut akun tersebut telah diotorisasi oleh yang berwenang. 2) Apakah transaksi yang menyangkut pendebitan dan pengkreditan akun saldo laba telah dilakukan oleh klien sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. 10. Dapatkan Konfirmasi Dari Independent Registrar dan Transfer Agent. Auditor harus mendapatkan konfirmasi dari independent registrar dan transfer agent mengenai jumlah lembar saham yang dikeluarkan. Jawaban yang diterima oleh auditor harus diusut ke dalam catatan klien. Jumlah saham yang beredar menurut akun modal saham di buku besar harus sama dengan jawaban Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 106 konfirmasi yang diterima dari kedua badan tersebut. Jika klien tidak menuntut independent registrar dan transfer agent, maka auditor harus memeriksa pertanggungjawaban penggunaan nomor urut sertifikat saham. 11. Periksa Pertanggungjawaban Nomor Urut Sertifikat Saham. SPI yang baik adalah penggunggunaan nomor urut cetak pada sertifikat saham yang dikeluarkan oleh perusahan klien. Auditor harus memeriksa pertanggungjawaban sertifikat saham yang dikeluarkan oleh klien, baik yang sudah dikeluarkan yang dibatalkan pemakaiannya karena rusak atau sebab lain, dan yang belum beredar serta yang berada di tangan klien. 12. Periksa Semua Sertifikat Saham yang Dibatalkan Pemakaiannya. Untuk menghindari penyalahgunaan sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya, maka klien harus membubuhkan tanda tertetu sedemikian rupa, sehingga memudahkan pengenalan sertifikat saham yang telah dibatalkan pemakaiannya. Untuk auditor harus : 1) Mencatat nomor sertifikat saham yang dibatalkan pemakaiannya. 2) Memeriksa apakah klien telah memberikan tanda khusus sehingga menghindari penyalahgunaan sertifikat yang telah dibatalkan tersebut. 13. Selidiki adjustment yang berasal dari tahun sebelumnya yang dicatat dalam akun saldo laba. Adjustment tahun yang lalu yang dicatat oleh klien pada tahun yang sekarang akan sangat berpengaruh terhadap penyajian saldo awal akun saldo laba. Jumlah yang digunakan untuk meng-adjust adalah sebesar jumlah setelah dikurangi pajak penghasilan. Tugas auditor adalah menyelidiki pendebitan dan pengkreditan akun saldo laba yang diberi keterangan sebagai adjustment tahun sebelumnya untuk menentukan apakah klien telah mencatatnya sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Menurut prinsip akuntansi berterima umum, modal saham harus disajikan di laporan posisi keuangan sebesar nilainya pada tanggal laporan posisi keuangan, yaitu sebesar nilai nominal ditambah atau dikurangi dengan paid-in capital, dikurangi dengan treasury stock, ditambah atau dikurangi dengan saldo laba. Oleh karena itu verifikasi Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 107 penilaian ini dimaksudkan untuk menilai kewajaran penentuan nominal modal saham, saldo akun paid-in capital, treasury stock dan akun saldo laba. 14) Lakukan Analisis Terhadap Akun Treasury Stock. Treasury stock adalah saham milik klien yang dibeli kembali oleh klien. Untuk itu tugas auditor adalah : 1) Memperoleh keyakinan bahwa sertifikat saham yang berada ditangan klien sebagai treasury stock adalah saham yang dikeluarkan atas nama klien. 2) Membuat daftar sertifikat saham sebagai treasury stock tersebut ke dalam kertas kerja yang memeperlihatkan nomor urut sertifikat dan jumlah lembar sertifikatnya, dalam audit selanjutnya nomor sertifikat treasury stock ini harus dibandingkan dengan kertas kerja yang dibuat dalam tahun sebelumnya, untuk mendeteksi adanya kemungkinan transaksi penjualan dan pembelian kembali saham yang tidak diotorisasi dan tidak dicatat. 3) Memperoleh keyakinan bahwa klien tidak membagikan dividen untuk saham yang dimilikinya sebagai treasury stock. Treasury stock harus dicatat sebesar cost-nya. Jika treasury stock tersebut dijual kembali dan hasil penjualannya berbeda dengan kos yang dicatat di dalam akun treasury stock, maka perbedaan ini harus diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun modal. Jika klien menjual kembali treasury stock dengan menerima aset tetap, maka auditor harus memeriksa apakah nilai aset tetap yang dicatat tidak lebih tinggi dari nilai tunai yang dapat direalisasikan dari treasury stock yang dikeluarkan. Pengujian Transaksi Rinci . Ada dua prosedur yang harus ditempuh oleh auditor : 1. Periksa bukti pendukung pencatatan ke dalam akun Modal Saham, Paidin Capital, Treasury stock, Saldo Laba, dan Cadangan. Auditor harus mengusut penerimaan kas dari emisi saham ke jurnal penerimaan kas dan rekening koran bank. Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 108 2. Periksa pencatatan transaksi pengumuman dividen dan pembayarannya. Auditor harus mereviu notulen rapat direksi yang bersangkutan dengan pembagian dividen. Auditor harus mencatat tanggal dan jumlah dividen yang dibagikan menurut keputusan rapat tersebut. Nama Pemegang Saham Jumlah saham (lembar) Stock issued 31/12/13 Subcribed stock Subscription Receivable Stock dividend Common stock Paid in capital per-book 31/12/13 Subcribed stock Paid in capital per-audit 31/12/13 Authorized Nona Yulia Ny. Dewi Ny. Rosa Tn. Gede 275 275 275 275 275.000.000,-© 55.000.000,- T 330.000.000,^ 330.000.000,- 275.000.000,-© 55.000.000,- T 330.000.000,^ 330.000.000,- 220.000.000,-© 55.000.000,- C (55.000.000) C 55.000.000,- T 275.000.000,^ 55.000.000,330.000.000,- ^ 330.000.000,- ^ 330.000.000,- ^ 330.000.000,- ^ © Cocok dengan kertas kerja tahun lalu C Telah dilakukan konfirmasi T Telah ditelusur ke Notulen Rapat para Pemegang Saham ® Sesuai dengan Notulen Rapat Pemegang Saham tanggal 1 Januari 2013 ^ Tes kebenaran penjumlahan telah dilakukan ^ DIREVIU OLEH : Agus Raharja TANGGAL 22/02/2014 1.100 - © 275.000.000,-® 275.000.000,^ 275.000.000,- 770.000.000,55.000.000,55.000.000,165.000.000,275.000.000,1.210.000.000,^ (220.000.000) 990.000.000,- - ^ 990.000.000,- ^ DIBUAT OLEH : Total ^ KLIEN : Bagiada PT. Bukit Berbunga TANGGAL SKEDUL : 23/02/2013 Ekuitas Modal Saham ^ INDEX : G/3 Verifikasi Penyajian Modal Sendiri di Laporan posisi keuangan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor : 1. Periksa pencatatan transaksi emisi saham untuk menentukan pemisahan jumlah modal saham dengan paid-in capital di laporan posisi keuangan berdasarkan atas prinsip akuntansi berterima umum, 2. Periksa penyajian treasury stock, 3. Periksa penyisihan saldo laba dalam tahun yang diaudit, 4. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan unsur ekuitas modal saham. Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 109 PERTANYAAN : 1. Jelaskan yang dimaksud dengan Ekuitas Modal Saham ? 2. Sebutkan dan jelaskan prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan dalam penyajian Ekuitas Modal Saham di laporan posisi keuangan ? 3. Sebutkan dan jelaskan tujuan pengujian substantif terhadap Ekuitas Modal Saham ? 4. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk membuktikan bahwa saldo Ekuitas Modal Saham di laporan posisi keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang memadai ? 5. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit yang ditempuh auditor untuk membuktikan eksistensi saldo Ekuitas Modal Saham di laporan posisi keuangan ? 6. Apakah yang dimaksud dengan uji analitik dan jelaskan kegunaannya ? 7. Sebutkan dan jelaskan prosedur audit untuk memverifikasi kewajaran nilai Ekuitas Modal Saham usaha klien di laporan posisi keuangan ?. Topik V - Audit Ekuitas Modal Saham Hal 110