BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri sebagai perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan. (Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita, 2009. Resiko bunuh diri masih menjadi masalah yang serius di dunia bakhan di Indonesia. Perilaku bunuh diri disebabkan karena stress yang tinggi dan berkepanjangan dimana individu gagal dalam melakukan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah. Berikut beberapa faktor penyebab bunuh diri yang didasarkan pada kasus bunuh diri yang berbeda-beda tetapi memiliki efek interaksi di antaranya (Maris, dalam Maris dkk.,2000; Meichenbaum, 2008): Major-depressive illness, affective disorder,Penyalahgunaan obat-obatan (sebanyak 50% korban percobaan bunuh memiliki level alkohol dalam darah yang positif),Memiliki pikiran bunuh diri, berbicara dan mempersiapkan bunuh diri,Stresor atau kejadian hidup yang negatif (masalah pekerjaan, pernikahan, seksual, patologi keluarga, konflik interpersonal, kehilangan, berhubungan dengan kelompok teman yang suicidal),Kemarahan, agresi, dan impulsivitas. Peran perawat sangat penting dalam membantu pasien perilaku ide bunuh diri terutama menjaga keamanan klien. Posisi Indonesia hampir mendekati negara-negara bunuh diri, seperti Jepang, dengan tingkat bunuh diri mencapai lebih dari 30.000 orang per tahun dan China yang mencapai 250.000 per tahun. Pada tahun 2005, tingkat bunuh diri di Indonesia dinilai masih cukup tinggi. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2005, sedikitnya 50.000 orang Indonesia melakukan tindak bunuh diri tiap tahunnya. Dengan demikian, diperkirakan 1.500 orang Indonesia melakukan bunuh diri per harinya. Namun laporan di Jakarta menyebutkan sekitar 1,2 per 100.000 penduduk dan kejadian bunuh diri tertinggi di Indonesia adalah Gunung Kidul, Yogyakarta mencapai 9 kasus per 100.000 penduduk. Adapun kejadian bunuh diri tertinggi berada pada kelompok usia remaja dan dewasa muda (15 – 24 tahun), untuk jenis kelamin, perempuan melakukan percobaan 1 bunuh diri (attemp suicide) empat kali lebih banyak dari laki laki. Cara yang populer untuk mencoba bunuh diri pada kalangan perempuan adalah menelan pil, biasanya obat tidur, sedangkan kaum lelaki lebih letal atau mematikan seperti menggantung diri. Kelompok yang beresiko tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri adalah mahasiswa, penderita depresi, para lansia, pecandu alcohol, orang-orang yang berpisah atau becerai dengan pasangan hidupnya, orang-orang yang hidup sebatang kara, kaum pendatang, para penghuni daerah kumu dan miskin, kelompok professional tetentu, seperti dokter, pengacara, dan psikolog. 1.2 Rumusan masalah Bagaima konsep asuhan keperawatan jiwa resiko bunuh diri ? 1.3 Tujuan A. Tujuan Umum 1. Untuk mengetahui definisi dari resiko bunuh diri . 2. Untuk menegtahui etiologic dari resiko bunuh diri . 3. Untuk mengetahui tanda gejala dari risiko bunuh diri . 4. Untuk mengetahui rentang respons dari risiko bunuh diri. 5. Untuk mengetahui klasifikasi dari risiko bunuh diri. 6. Untuk mengetahui factor predisposisi dari risiko bunuh diri. 7. Untuk mengetahui factor risiko bunuh diri. 8. Untuk mengetahui mechanisme koping dari resko bunuh diri 9. Untuk mengetahui pohon masalah dari resiko bunuh diri . 10. Untuk mengetahui pelaksaan medis dan keperawatan dari resiko bunuh diri . B. Tujuan khusus Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada resiko bunuh diri . BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa ( fitria,2009) 2 Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008) Bunuh diri adalah suatu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendi untuk mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi. (Jenny.,dkk 2010) 2.2 Etiologi Secara universal: karena ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan masalah. Terbagi menjadi: a. Faktor Genetik b. Faktor Biologis lain c. Faktor Psikososial & Lingkungan 2.3 Tanda dan gejala Sedih Marah Putus asa Tidak berdaya Memeberikan isyarat verbal maupun non verbal Menurut Ade Herman Surya Direja 2011 : 158, tanda dan gejala bunuh diri adalah sebagai berikut : Mempunyai ide unutk bunuh diri Mengungkapkan keinginan unuuk mati Mengungkapkan rasa bersaah dan keputusasaan Impulsif Menunjukkan perilaku yang mencurigakan ( menjasi sangat patuh) Memiliki riwayat percobaan bunuh diri Verbal terselubung ( berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis mematikan) Status emosional ( harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah, mengasibngkan diri) Kesehatan mental ( secara klinis klien terlihat sangat depresi, psikosis, dam menyalahginakan alkohol) Kesehatan fisik ( biasanya pada kliemn dengan penyakit kronis atau 2.4 terminal) Pengangguran (Kehilangan pekerjaan atau kegagagalan dalam karir) Status perkawinan ( mengalami kegagalan dalam perkawinan) Konflik interpersonal Latar belakang keluarga Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil Rentang respons Rentang Respons Protektif Diri Respon Adaptif Reapon Maladaptif 3 Peningkatan Bunuh Diri Beresiko Destruktif Destruktif diri tdk langsung Pencederaan Bunuh diri diri Gambar : Rentang Respons Protektif Diri, Sumber : Keliat (1999) a. Peningkatan diri Seseorang dapat meningkatkan proteksi atau pertahanan diri secara wajar terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri. Sebagai contoh seseorang mempertahankan diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas terhadap pimpinan ditempat kerjanya. b. Berisiko destruktif Seseorang memiliki kecenderungan atau beresiko mengalami perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat mempertahankan diri, seperti seseorang merasa patah semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal. c. Destruktif diri tidak langsung Seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladaptif) terhadap situasi yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri. Misalnya, karena pandangan pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal, maka seorang karyawan menjadi tidak masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak optimal. d. Pencederaan diri Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat hilangnya harapan terhadap situasi yang ada. e. Bunuh diri Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya hilang. 2.5 Klasifikasi Sementara itu, Yosep (2010) mengklasifikasikan terdapat tiga jenis bunuh diri, meliputi: a. Bunuh diri anomik Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh diri yang didasari oleh faktor lingkungan yang penuh tekanan (stressful) sehingga mendorong seseorang untuk bunuh diri. b. Bunuh diri altruistic Bunuh diri altruistik adalah tindakan bunuh diri yang berkaitan dengan kehormatan seseorang ketika gagal dalam melaksanakan tugasnya. c. Bunuh diri egoistic Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri yang diakibatkan faktor dalam diri 2.6 seseorang seperti putus cinta atau putus harapan. Faktor predisposisi 4 Stuart (2006) menyebutkan bahwa faktor predisposisi yang menunjang perilaku resiko bunuh diri meliputi: a. Diagnosis psikiatri Tiga gangguan jiwa yang membuat pasien berisiko untuk bunuh diri yaitu gangguan alam perasaan, penyalahgunaan obat, dan skizofrenia. b. Sifat kepribadian Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan peningkatan resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan, impulsif, dan depresi. c. Lingkungan psikososial Baru mengalami kehilangan, perpisahan atau perceraian, kehilangan yang dini, dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri. d. Riwayat keluarga Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor resiko untuk perilaku resiko bunuh diri e. Faktor biokimia Proses yang dimediasi serotonin, opiat, dan dopamine dapat menimbulkan perilaku resiko bunuh diri. Faktor pretisipasi Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang dialami 2.7 oleh individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang memalukan. Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau membaca melalui media mengenai orang yang melakukan bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri. Bagi individu yang emosinya labil, hal tersebut menjadi sangat rentan. Kondisi klien seperti kelemahan fisik ,keputus asaan ,ketidakberdayaan ,percaya, diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan . Demikian juga dengan situasi lingkup yang rebut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan ,kehilangan orang yang dicintai,atau merupakan factor penyebab yang lain. Interaksi social yang provokatif dan konflik dapat pula memicu kekerasan . 2.8 Mekanisme koping Seseorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme koping yang berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial, rasionalization, regression, dan magical thinking. Mekanisme pertahanan diri yang ada seharusnya tidak ditentang tanpa memberikan koping alternatif. Perilaku bunuh diri menunjukkan kegagalan mekanisme koping. Ancaman bunuh diri mungkin menunjukkan upaya terakhir untuk mendapatkan pertolongan agar dapat mengatasi masalah. Bunuh diri yang terjadi merupakan kegagalan koping dan mekanisme adaptif pada diri seseorang. 5 2.9 Pohon Masalah effect core problem causa Bunuh Diri Resiko Bunuh Diri Isolasi Sosial Harga Diri Rendah Kronis 2.10 a. b. 2.11 1. Penatalaksanaan Medis Untuk pasien dengan depresi dapat diberikan terapi elektro konvulsi. Diberikan obat obat terutama anti depresan dan psikoterapi. Penatalaksanaan keperawatan Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman. 2. Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara: a. Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya. b. Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif. c. Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting d. Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien e. Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan 3. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara: a. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya b. Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing cara penyelesaian masalah c. Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA 3.1 1. PENGKAJIAN Identitas pasien 6 Nama : …………………….. (L/P) Umur : …………….. ……… Alamat : ……………………… Pendidikan : ..................................... Agama : .................................... Status : .................................... Pekerjaan : ……………………… JenisKel. : ……………………… No RM : ……………………… 2. Alasan Masuk a Data primer Tanggal Dirawat : ……… Tanggal Pengkajian : ……………........ Ruang Rawat : ………………… Biasanya pasien dengan resiko bunuh diri mengatakan lebih baik mati saja . b Data sekunder Biasanya pasien dengan resiko bunuh diri terlihat murung, dan ada bekas 3. percobaan bunuh diri . Riwayat Penyakit dan Faktor Presipitasi Stressor Sosial Budaya Stress dapat ditimbulkan oleh beberapa factor antara factor lain dan factor keluarga seperti menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya dirawat di rumah sakit. Stressor Psikologis Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu mengatasi masalah diyakini akan menimbulkan berbagai masalah resiko bunuh diri. 4. Faktor Predisposisi a Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya Tidak JikaYa,Jelaskan: b Pengobatansebelumnya Berhasil Kurangberhasil Tidakberhasil Jelaskan: 7 c Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang) Ya Tidak Jika ya Jelaskan d Pernah ada riwayat NAPZA Narkotika Penyalahgunaan Psikotropika Zat aditif : kafein, nikotin, alkohol Dll e Riwayat Trauma Usia 1. Pelaku Korban Saksi Aniayafisik ………… ………… ………… ………… 2. Aniayaseksual ………… 3. ………… ………… ………… Penolakan ………… ………… ………… ………… 4. Kekerasan dalam keluarga ………… 5. ………… ………… Tindakan kriminal ………… 6. ………… ………… ………… ………… Usaha Bunuh diri ………… ………… ………… ………. Jelaskan: Masalah/ DiagnosaKeperawatan : Perubahanpertumbuhandanperkembangan Resikotinggikekerasan 8 Berdukaantisipasi Ketidakefektifan Berdukadisfungsional penatalaksanaan regiment Responpaska trauma terapeutik Sindroma trauma perkosaan Resti Suicide Koping Individu inefektif f Koping Keluarga inefektif Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan, kematian, perpisahan ) Bila Ya jelaskan Masalah/ DiagnosaKeperawatan : Perubahan pertumbuhan dan perkembangan Berdukaantisipasi Berdukadisfungsional Respon paska trauma Sindroma trauma perkosaan Lain-lain, jelaskan 5. 1. riwayat penyakit keluarga Anggota keluarga yang gangguan jiwa ? Ada Tidak Kalau ada : 9 Hubungan keluarga : Gejala : Riwayat pengobatan : Masalah / Diagnosa Keperawatan: Koping keluarga tidak efektif : ketidakmampuan Koping keluarga tidak efektif : kompromi Resiko tinggi kekerasan Lain-lain, jelaskan 2. PEMERIKSAAAN FISIK Tanggal : ………………. 1. Keadaan umum : biasanya pasien keadaan umum stabil, kesadaran composmetis, GCS 456 2. Tanda vital: TD: …….mm/Hg N:……..x/m S……. P……..x/m 3. Ukur: BB …….kg TB…….cm Turun Naik 4. Keluhan fisik: Nyeri : Ringan (1,2,3),Sedang(4,5,6), Berat terkontrol (7 8 9), Berat tidak terkontrol (10) (Standar JCI) Ya : P= Q= R= S= 10 T= Tidak Keluhan lain Tidak ada keluhan Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan : Risiko tinggi perubahan suhutubuh Defisit Volume Cairan Kelebihan Volume Cairan ResikoTinggiterhdapInfeksi RisikoTinggiterhadapTransmisiInfeksi PerubahanNutrisi: KurangdarikebutuhanTubuh PerubahanNutrisi: LebihdarikebutuhanTubuh KerusakanMenelan PerubahanEliminasifaeses PerubahanEliminasi urine Kerusakanintegritaskulit Lain-lain, jelaskan........... 6. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL Genogram: Keterangan Gambar : : laki-laki : klien : perempuan 11 Jelaskan: Ayah pasien mempunyai 3 anak dan 2 anak perempuan 1 anak laki-laki Masalah / DiagnosaKeperawatan : Kopingkeluargatidakefektif : ketidakmampuan Lain-lain, jelaskan........... Kopingkeluargatidakefektif : kompromi Kopingkeluarga : potensialuntukpertumbuhan 7. Konsep diri a. Citra tubuh : Pandangan individu terhadap tubuhnya, disadari atau tidak disadari. Termasuk persepsi dan perasaan masa lalu dan sekarang, tentang ukuran tubuh, fungsi, penampilan dan potensi. Pandangan ini terus berubah oleh pengalaman dan persepsi baru. Citra tubuh yang diterima secara realistis akan meningkatkan keyakinan diri sehingga dapat mantap dalam menjalani kehidupan. Biasanya klien menyukai seluruh anggota tubuhnya. b. Identitas : Pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu. c. Peran : Serangkaian perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok sosial. d. Ideal diri : Persepsi individu tentang bagaimana seharusnya ia berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu. e. Hargadiri : Penilaiain pasien terhadap dirinya jelek ,klien tampak kotor, tidak rapi, duduk menyendiri, tatapan mata kosong, lebih sering menunduk,ekspresi wajah sedih, 12 tidak mau bertemu dengan orang lain,klien mengatakan dirinya bodoh, tidak bisa apa-apa, klien mengatakan dirinya tidak berguna Masalah / DiagnosaKeperawatan : Pengabaian unilateral Harga diri rendah kronis Gangguan citra tubuh Harga diri rendah Gangguan identitas pribadi situasional Lain-lain, jelaskan.......... 1. Hubungan sosial a. Orang yang berarti/terdekat: b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Masalah / DiagnosaKeperawatan : Kerusakan komunikasi Isolasi sosial Kerusakan komunikasi verbal Lain-lain, jelaskan.......... Kerusakan interaksi sosial 2. Spiritual a. Nilai dan keyakinan b. Kegiatan ibadah Masalah / DiagnosaKeperawatan: Distress spiritual Lain-lain, jelaskan 8. Status mental 1. Penampilan Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai Cara berpakaian t idak sesuai fungsinya Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan: 13 Sindroma defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toileting, instrumentasi) Defisit perawatan diri (makan, mandi, berhias, toileting, instrumentasi) Lain-lain, jelaskan.......... 2. Pembicaraan Cepat Keras Gagap Apatis Lambat Membisu Tidakmampu memulai pembicaraan Lain-lain……….. Jelaskan: (sesuai data focus) Masalah / DiagnosaKeperawatan: Kerusakan komunikasi Kerusakan komunikasi verbal Lain-lain, jelaskan.......... 3. Aktifitasmotorik/Psikomotor Kelambatan : Hipokinesia,hipoaktifitas Katalepsi Sub stupor katatonik Fleksibilitasserea Jelaskan: 14 Peningkatan : Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace Gagap Otomatisma Stereotipi Negativisme GaduhGelisahKatatonik Reaksikonversi Mannarism Tremor Katapleksi Verbigerasi Tik Berjalankaku/rigid Ekhopraxia Kompulsif :sebutkan ………… Command automatism Jelaskan: Masalah/ DiagnosaKeperawatan : Risiko tinggi cidera Defisit aktivitas deversional / hiburan Kerusakan mobilitas fisik Intoleransi aktivitas Perilaku kekerasan Resiko tinggi kekerasan Lain-lain, jelaskan.......... 4. Afek dan Emosi Pertanyaan : Bagaimana perasaan anda akhir akhir ini ? Jika tidak ada respon, lanjutkan dengan pertanyaan : Bagaimana perasaan anda senang apa sedih? Jika pasien tampak sedih, tanyakan : bagaimana sedihnya? Dapatkah anda menceritakannya? Jika pasien menunjukkan gambaran depresi , lanjutkan dengan pertanyaan: Bagaimana dengan masa depanmu?Apakah anda benar benar tidak punya harapan? Jika “ya” Lanjutkan dengan : Bukankah hidup ini berharga? Lanjutkan dengan pertanyaan : adalah keininginan untuk bunuh diri? a. Afek Adekuat Tumpul 15 Dangkal/datar Inadekuat Labil Ambivalensi Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan: Risiko tinggi cidera Kerusakan interaksi sosial Kerusakan komunikasi Isolasi sosial Kerusakan komunikasi verbal b. Emosi MerasaKesepian Apatis Marah Anhedonia Eforia Cemas (ringan,sedang,berat,panic) sedih Depresi Keinginan bunuh diri Lain-lain, jelaskan.......... Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan Risiko tinggi cidera Risiko bunuh diri Ansietas, .....(jelaskan : ringan/sedang/berat) Risiko diri penganiayaan diri Ketakutan Risiko tinggi mutilasi diri Isolasi sosial Lain-lain, jelaskan.......... Ketidakberdayaan 5. Interaksi selama wawancara Bermusuhan Tidakkooperatif Mudahtersinggung Kontakmatakurang 16 Defensif Curiga Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan : Kerusakan komunikasi Risiko tinggi kekerasan Kerusakan interaksi sosial Risiko tinggi penganiayaaan Isolasi sosial diri Risiko membahayakan diri Risiko tinggi mutilasi diri Lain-lain, jelaskan.......... 6. Persepsi – Sensorik Pertanyaan pada pasien : Apakah anda sering mendengar suara saat tidak ada orang atau saat tidak ada orang yang berbicara? ATAU : Apakah anda mendengar suara orang yang tidak dapat anda lihat. Jika : ‘ya” Apakah itu benar benar suara yang datng dari luar kepala anda atau dalam pikiran anda. Apa yang dikatakan oleh suara itu? Berikan contohnya, apa yang anda denar hari ini atau kemarin Halusinasi Pendengaran Penglihatan Perabaan Pengecapan Penciuman Ilusi Ada Tidakada Depersonalisasi Ada Tidakada 17 Derealisasi Ada Tidakada Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan : Gangguan persepsi sensori : halusinasi........... (pendengaran, penglihatan, perabaan , pengecapan, penciuman) Lain-lain, jelaskan.......... 7. Proses Pikir Pertanyaan : 1. Pernahkah anda percaya bahwa seseorang atau suatu kekuatan di luar anda memasukkan buah pikiran yang bukan milik anda ke dalam pikiran anda, atau menyebabkan anda bertindak tidak seperti biasanya ? 2. Pernahkan anda percaya bahwa anda sedang dikirimi pesan khusus melalui TV, radio atau koran, atau bahwa ada seseorang yang tidak anda kenal secara pribdai tertarik pada anda? 3. Pernahkah anda percaya bahwa seseorang sedang membaca pikiran anda atau bisa mendengar pikiran anda atau bahkan anda bisa membaca atau mendengar apa yang sedang dipikirkan oleh orang lain ? 4. Pernahkah anda percaya bahwa seseorang sedang memata matai anda, atau seseorang telah berkomplot melawan anda atau menciderai anda ? 5. Apakah keluarga atau teman anda pernah menganggap keyakinan anda aneh atu tidak lazim ? a. Arus Pikir : Koheren Inkoheren Sirkumstansial Neologisme 18 Tangensial Logorea Kehilanganasosiasi Bicaralambat Flight of idea Bicaracepat Irrelevansi Main kata-kata Blocking PengulanganPembicaraan/perseverasi Afasia Asosiasibunyi Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan: Gangguan proses pikir : ........................... (jelaskan) Lain-lain, jelaskan.......... b. Isi Pikir Obsesif Ekstasi Fantasi Alienasi PikiranBunuhDiri Preokupasi PikiranIsolasisosial Ide yang terkait PikiranRendahdiri Pesimisme Pikiranmagis Pikirancuriga Fobia,sebutkan………….. Waham: 19 Agama Somatik/hipokondria Kebesaran Kejar / curiga Nihilistik Dosa Sisippikir Siar piker Kontrolpikir Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan: Gangguan proses pikir : ........................... (jelaskan) Lain-lain, jelaskan.......... 8. Kesadaran Menurun: Compos mentis Sopor Apatis/sedasi Subkoma Somnolensia Koma Meninggi Hipnosa Disosiasi: ………………. Gangguanperhatian Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan: 20 Risiko tinggi cidera Lain-lain, jelaskan .......................... Gangguan proses pikir, .....(jelaskan) 9. Orientasi Waktu Tempat Orang Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan: Risiko tinggi cidera Lain-lain, Gangguan proses pikir, .....(jelaskan) jelaskan .......................... 10. Memori Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan) Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan) Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam) Amnesia Paramnesia: Konfabulasi Dejavu Jamaisvu Fause reconnaissance hiperamnesia Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan : Gangguan proses pikir :............... (jelaskan) Lain-lain, jelaskan..................... 11. Tingkat konsentrasi dan berhitung Mudah beralih Tidak mampu berkonsentrasi Tidak mampu berhitung sederhana 21 Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan : Gangguan proses pikir :............... (jelaskan) Isolasi sosial Lain-lain, jelaskan .......................... 12. Kemampuan penilaian Gangguan ringan Gangguanbermakna Jelaskan: Sesuai data fokusMasalah / DiagnosaKeperawatan : Gangguan proses pikir :............... (jelaskan) 13. Dayatilik diri Mengingkaripenyakit yang diderita Menyalahkanhal-haldiluardirinya Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan : Gangguan proses pikir :............... (jelaskan) 9. Kebutuhan persiapan pulang 1. Makan Mandiri Bantuan Minimal 22 Bantuan total Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan : Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh Perubahan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh Lain-lain, jelaskan .......................... 2. BAB/BAK Mandiri Bantuan minimal Bantuan total Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan : Perubahan eliminasi fases Perubahan eliminasi urin Defisit perawatan diri : ..............(makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi) Lain-lain, jelaskan .......................... 3. Mandi Mandiri Bantuan minimal Bantuan total 4. sikat gigi Mandiri Bantuan minimal Bantuan total 5. keramas Mandiri Bantuan minimal Bantuan total Jelaskan 23 Masalah / DiagnosaKeperawatan : Defisit perawatan diri : .... .....(makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi) Lain-lain, jelaskan .......................... 6. Berpakaian/berhias Mandiri Bantuan Minimal Bantuan total Jelaskan Masalah / DiagnosaKeperawatan : Defisit perawatan diri : .... (makan, mandi, berhias, toiletting, instrumentasi) Lain-lain, jelaskan .......................... 7. Istirahatdantidur Tidur Siang, Lama : ____________ s/d _____________ TidurMalam, Lama : _____________ s/d _____________ Aktifitassebelum/sesudahtidur : __________ , _________ Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan : Gangguan pola tidur Lain-lain, jelaskan .......................... 8. Penggunaan obat Bantuan Minimal Bantuan total Jelaskan Masalah / DiagnosaKeperawatan : Perubahan pemeliharaan kesehatan Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik Ketidakpatuhan Lain-lain, jelaskan .......................... 24 9. Pemeliharaankesehatan Ya Tidak PerawatanLanjutan Sistem pendukung Ya Tidak Keluarga Terapis Teman sejawat Kelompok sosial Jelaskan : Masalah/ DiagnosaKeperawatan : Perilaku mencari bantuan kesehatan Lain-lain, jelaskan .......................... 10. Aktifitasdalamrumah Ya Tidak Ya Tidak Mempersiapkanmakanan Menjagakerapihanrumah MencuciPakaian Pengaturankeuangan 11. Aktifitas di luarrumah Belanja 25 Transportasi Lain-lain Jelaskan : Masalah/ DiagnosaKeperawatan : Perubahan pemeliharaan kesehatan Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah Lain-lain, jelaskan .......................... 12. MEKANISME KOPING Adaptif Bicaradengan orang lain Maladaptif Minumalkhohol Mampumenyelesaikanmasalah Reaksilambat/berlebihan Teknikrelaksasi Bekerjaberlebihan Aktifitaskonstruktif Menghindar Olah raga Mencideraidiri Lain-lain……………. Lain-lain………….. Jelaskan : Sesuaidata fokus………………………………………………………………………………….......... ........Masalah/ DiagnosaKeperawatan : Kegiatan penyesuaian Koping individu tidak efektif Koping individu tidak efektif (koping defensif) Koping individu tidak efektif (menyangkal) Lain-lain, jelaskan .......................... 26 13. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Masalahdengandukungankelompok, spesifiknya Masalahberhubungandenganlingkungan, spesifiknya Masalahdenganpendidikan, spesifiknya Masalahdenganpekerjaan, spesifiknya Masalahdenganperumahan, spesifiknya Masalahdenganekonomi, spesifiknya Masalahdenganpelayanankesehatan, spesifiknya Masalahlainnya, spesifiknya Masalah/ DiagnosaKeperawatan : Perubahan pemeliharan kesehatan Enuresis maturasi Perubahan pada eliminasi urine Ketidakberdayaan Gangguan konsep diri (Gangguan citra tubuh) Keputusasaan Gangguan konsep diri (Gangguan identitas pribadi) Perubahan kinerja Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri) peran Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri rendah kronis) Sindrom stres relokasi Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri rendah Lain-lain, jelaskan...... situasional Perilaku mencari bantuan kesehatan 14. ASPEK PENGETAHUAN Apakahklienmempunyaimasalah yang berkaitandenganpengetahuan yang kurangtentangsuatuhal? Penyakit/gangguanjiwa Sistempendukung Faktorpresipitasi Mekanismekoping Penyakitfisik Obat-obatan Lain-lain, jelaskan Jelaskan: Masalah / DiagnosaKeperawatan: Perilaku mencari bantuan kesehatan Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik 27 Kurang pengetahuan (tentang ............................ 15. ASPEK MEDIS Diagnosis medik : Axis 1 : F. 20,13 Axis 2 : Kepribadian : Introvert Axis 3 : Axis 4 : Pasien pengangguran Axis 5 : 20-30 Terapimedik 3.2 : ANALISA DATA NO 1 DATA MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN DS: pasien mengatakan sudah tidak ingin hidup Resiko bunuh diri lagi, lebih baik mati saja, mengancam akan mengakhiri hidupnya. DO: asien terlihat murung, tidak bergairah untuk hidup . 28 3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN Risiko Bunuh Diri 3.4 POHON MASALAH effect Bunuh Diri core problem Resiko Bunuh Diri causa Isolasi Sosial Harga Diri Rendah Kronis 3.5 DIAGNOSA PRIORITAS Resiko bunuh diri 3.6 Tgl INTERVENSI No Dx Perencanaan Dx Keperawata Tujuan n Kriteria Intervensi Evaluasi Resiko TUM: Klien bunuh diri tidak mencederai diri sendiri TUK: 1. Klien dapat Setelah … kali 1. Bina hubungan saling membina interaksi, klien hubungan menunjukkan gunakan eskpresi komunikasi wajah percaya dengan mengprinsip 29 saling percaya bersahabat, terapeutik : dengan menun-jukkan perawat. rasa senang, ada ramah baik verbal kontak mata, mau berjabat maupun tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk mengutarakan masalah yang dihadapi. Perkenalkan diri dengan sopan. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan perawat, mau non verbal. berdampingan dengan Sapa klien dengan yang disukai klien. Jelaskan tujuan pertemuan. Jujur dan menepati janji. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan 2. Klien dapat Setelah … kali terlindungi interaksi, klien dari prilaku dapat terlindung bunuh diri. dari prilaku bunuh diri. dasar klien. 1. jauhkan klien dari benda-benda yang dapat membahayakan 2. tempatkan klien di ruang yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat 3. awasi klien secara ketat setiap saat 3. Klien dapat mengespresik Setelah … kali 1. Dengarkan keluhan interaksi, klien yang dirasakan klien 30 an persaannya dapat 2. Bersikap empati mengeekspresika untuk meningkatkan n perasaannya ungkapan keraguan, ketakutan, dan keputusasaan 3. Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaannya 4. Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukan keinginan untuk hidup. 4. Klien Setelah … kali 1. Bantu untuk dapat interaksi, klien memahami bahwa meningkatka dapat klien dapat mengatasi n harga diri meningkatkan keputusasaannya 2. Kaji dan kerakan harga diri sumber-sumber internal individu 3. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (missal hubungan antar sesame, keyakinan, hal-hal untuk diselesaaikan) 5. Klien Setelah … kali 1. Ajarkan dapat interaksi, klien mengidentifikasi menggunaka dapat pengalaman- n koping menggunakan pengalaman yang 31 yang adaptif koping yang adaptif menyenangkan 2. Bantu untuk mengenali hal-hal yang ia cintai dan yang ia sayangi dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain 3. Beri dorongan untuk bebagi keprihatinan pada orang lain 6. Klien Klien dapat 1. Kaji dan dapat menggunakan manfaatkan sumber- menggunaka dukungan sosial sumber eksternal n dukungan individu 2. Kaji system sosial pendukung keyakinan yang dimiliki klien 3. Lakukan rujukan sesuiindikasi (pemuka agama) 7. Klien Setelah … kali 1. Diskusikan dengan dapat interaksi, klien klien tentang manfaat menggunaka dapat dan n obat menggunakan minum obat, nama , dengan obat dengan benar warna, dosis, cara , benar dan dan tepat efek terapi dan efek tepat kerugian samping tidak penggunan obat 2. Pantau klien saat penggunaan obat Beri pujian jika klien menggunakan obat 32 dengan benar 3. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal – hal yang tidak di inginkan . 3.7 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Menurut Setiadi,(2012) dalam buku Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan, implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. SP 1 a. Membina hubungan saling percaya denggan klien b. Mengidentifikasikan benda-benda yang dapat membahayakan (misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang) c. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien d. Melakukan kontrak treatment e. Mengajarkan cara mengendalikan SP 2 dorongan bunuh diri f. Masukkan dalam jadwal harian pasien a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1) b. Mengidentifikasi aspek positif 33 pasien c. Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri sendiri d. Mendorong pasien menghargai diri untuk sendiri sebagai individu yang berharga e. Masukkan dalam jadwal harian SP 3 pasien a. Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2 ) b. Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien c. Menilai pola koping yang biasa dilakukan d. Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif e. Mendorong pasien memilih pola koping yang konstruktif f. Mengajurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif dalam kegiatan harian a. Evaluasi kegiatan yang lalu SP 1,2 & 3) b. Membuat depan yang rencana masa realistis bersama pasien c. Mengidentifikasi cara mencapai rencana masa depan yang realistis d. Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka SP 1 Keluarga meraih masa depan yang realistis a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala resiko bunuh diri, dan jenis perilaku yang dialami pasien beserta 34 proses terjadinya c. Menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko bunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya d. Rencana tindak lanjut keluarga / SP 2 Keluarga jadwal keluarga untuk merawat pasien a. Evaluasi SP 1 b. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan resiko bunuh diri c. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien resiko bunuh diri d. RTL / jadwal keluarga untuk SP 3 Keluarga merawat pasien a. Evaluasi SP 1 dan 2 b. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirimuah termasuk minum obat c. Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau oleh keluarga 3.8 EVALUASI KEPERAWATAN Menurut Setiadi,(2012) dalam buku Konsep & Penulisan Asuhan Keperawatan, Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencaan tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya. Komponen catatan perkembangan, antara lain sebagai berikut. 1. Kartu SOAP (data subjektif, data objektif, analisis/assessment, dan perencanaan/plan) dapat dipakai untuk mendokumentasikan evaluasi dan pengkajian ulang. 2. Kartu SOAPIER sesuai sebagai catatan yang ringkas mengenai penilaian diagnosis keperawatan dan penyelesaiannya. SOAPIER S (Subjektif) : data subjektif yang diambil dari keluhan klien, kecuali pada klien yang afasia. O (Objektif) : data objektif yang diperoleh dari hasil observasi perawat, misalnya tanda-tanda akibat penyimpanan fungsi fisik, tindakan keperawatan, atau akibat pengobatan. 35 A (Analisis/assessment) : masalah dan diagnosis keperawatan klien yang dianalisis/dikaji dari data subjektif dan data objektif. Karena status klien selalu berubah yang mengakibatkan informasi/data perlu pembaharuan, proses analisis/assessment bersifat diinamis. Oleh karena itu sering memerlukan pengkajian ulang untuk menentukan perubahan diagnosis, rencana, dan tindakan. (Perencanaan/planning) : perencanaan kembali tentang pengembangan tindakan keperawatan, baik yang sekarang maupun yang akan datang (hasil modifikasi rencana keperawatan) dengan tujuan memperbaiki keadaan kesehatan klien. Proses ini berdasarkan kriteria tujaun yang spesifik dan periode yang telah ditentukan. I (Intervensi) : tindakan keperawatan yang digunakan untuk memecahkan atau menghilangkan masalah klien. Karena status klien selalu berubah, intervensi harus dimodifikasi atau diubah sesuai rencana yang telah ditetapkan. E (Evaluasi) : penilaian tindakan yang diberikan pada klien dan analisis respons klien terhadapintervensi yang berfokus pada kriteria evaluasi tidak tercapai, harus dicari alternatif intervensiyang memungkinkan kriteria tujuan tercapai. R (Revisi) : tindakan revisi/modifikasi proses keperawatan terutama diagnosis dan tujuan jika ada indikasi perubahan intervensi atau pengobatan klien. Revisi proses asuhan keperawatan ini untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan. a. Perhatikan hari demi hari b. Libatkan klien dalam mengevaluasi perilakunya Apakah ancaman bunuh diri sudah menghilang? Apakah perilaku menunjukkan kepedulian pada kegiatan sehari-hari? Apakah sumber koping sudah dipakai semua? Apakah klien sudah dapat menggambarkan dirinya dengan positif? Apakah sudah memakai koping positif? Apakah klien terlibat dalam aktivitas meningkatkan diri? Apakah klien sudah mendapatkan keyakinan untuk pertumbuhan diri? 36 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008). Etiologi risiko bunuh diri Secara universal: karena ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan masalah. Terbagi menjadi: 4.2 a. Faktor Genetik. b. Faktor Biologis lain. c. Faktor Psikososial & Lingkungan. Saran Penulis mengharapkan agar teman-teman mampu memahami hasil pemaparan dari makalah kami tentang asuhan keperawatan pediculosis . Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat belum begitu sempurna. maka dari itu penulis mengharapkan masukan yang dapat membangun agar pembuatan makalah berikutnya dapat lebih sempurna. 37 DAFTAR PUSTAKA Dalami, E, (2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Jiwa. Jakarta, Trans Info Media. Jenny, (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan, USU Press. Keliat. B.A, (2009). Tingkah Laku Bunuh Diri. Jakarta, EGC. Kompas, (2016) di Peroleh dari situs kompas.com pada tanggal 18 Mei 2016. Stuart, GW, (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta, EGC. Sujono & Teguh, (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta, Graha Ilmu. Yosep, I, (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung, Refika Aditama. 38