WORKSHEET NAMA : Selvi Novita Sari NIM : 1910105036 No 1. Aspek Mengenali gejala dan tanda kala II Uraian kegiatan Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi Ibu merasa adanya tekanan pada rektum dan atau vaginanya Terlihat perineum menonjol Terlihat vulva dan anus membuka Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah pervaginam 2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial Menyiapkan pertolongan persalinan untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir siap digunakan Untuk ibu Menyiapkan artus set, kain untuk alas bokong Menyiapkan oksitosin 10 unit. Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril sekali pakai didalam partus set . Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam kondisi bersih dan hangat. Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu : cairan kristaloid, set infus, set darah. . Untuk bayi Untuk resusitasi :tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, pengganjal bahu, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi. Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi dan termometer dalam kondisi baik dan bersih. Untuk bidan/petugas kesehatan Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker dan kacamata kedap air, tutup kepala, masker dan kacamata Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering Memakai sarung tangan DTT/steril untuk periksa dalam. Mangambil spuit dengan satu tangan (one hand) yang sudah bersarung tangan, isi dengan oksitosin 10 unit dan letakkan kembali spuit tersebut di partus set. 3 memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik 4 Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran 1. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang dibasahi air DTT. a. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang. b. Buang kapas atau kassa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia c. Lepas sarung tangan dan buang ketempat sampah infeksius jika terkontaminasi, serta ganti sarung tangan DTT/ steril 2. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. - Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi, perhatikan cairan ketuban 3. Buang sampah sesuai tempatnya dan dekontaminasi alat dengan larutan sabun. Buang sarung tangan di tempat sampah infeksius. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan 4. Periksa DJJ segera setelah kontraksi uterus mereda (relaksasi) untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120-160x/menit). Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal - Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partogra 1. Beritahukan ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik kemudian bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan nyaman dan sesuai dengan keinginannya. a. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang ada b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar 2. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman) 3. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau timbul kontraksi yang kuat: a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama) d. Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi e. Anjurkan keluarga memberikan dukungan dan semangat untuk ibu f. Beri cukup asupan cairan per oral (minum) g. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai h. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida) 4. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit 5 persiapan pertolongan kelahiran janin 6 persiapan pertolongan kelahiran bayi : 1. Lahirnya kepala 2. Lahirnya bahu 3. Lahirnya badan dan tungkai Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm Letakkan underpad di bawah bokong ibu Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan (termasuk duk steril) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan, letakan kain/duk steril yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu Lahirnya kepala Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang ksin/dik ysng dilipst 1/3 bagian di bawah bokong ibu. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil bernafas cepat dan dangkal. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakkan sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi. a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut Setelah kepala lahir, tunggu hingga kepala janin melakukan putaran paksi luar secara spontan Lahirnya bahu Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang. Lahirnya badan dan tungkai Setelah bahu lahir, geser tangan yang berada dibawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan yang berada diatas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. 7 penanganan bayi baru lahir a. b. c. d. e. f. g. Setelah tubuh dan lengan lahir,lanjutkan penelusuran tangan yang berada diatas ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang masig- masing mata kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jarijari lainnya agar bertemu dengan jari telunjuk). Bimbing Membaca doa bersalin Perhatikan dan Lakukan penilaian segera pada bayi (selintas): Apakah bayi cukup bulan? Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak dengan aktif? Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas dan megap-megap segera lakukan tindakkan resusitasi (-->langkah 25 ini berlanjut ke langkah- langkah prosedur resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia) Bila semua jawaban “Ya” lanjutkan ke langkah selanjtnya Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (kecuali telapak tangan) tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk yang kering. Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu. Periksa kembali uterus untuk memastikan tak ada janin kedua dalam uterus (hamil tunggal) Beritahukan ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin (agar uterus berkontraksi baik) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit (IM) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin) Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi, klem tali pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat kearah ibu ±2 cm distal dari klem pertama. (langkah ini dilewatkan apabila sebelumnya telah dilakukan pemotongan tali pusat karena lilitan tali pusat pada leher yang ketat ketika kepala bayi lahir seluruhnya dan sebelum putaran paksi) Pemotongan dan Pengikatan Tali Pusat Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit kemudian dan lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem tersebut. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan bahan apapun ke putung tali pusat. 8 Penatalaksanaan Aktif Kala Tiga h. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi. Letakkan bayi denga posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu atau areola mamae untuk inisiasi menyusu dini (IMD) Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. Jangan segera menimang atau memandikan bayi baru lahir Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam Sebagian besar bayi berhasil melakukan IMD dalam waktu 30 – 60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan berlangsung sekitar 10 – 15 menit, bayi cukup menyusu dari satu payudara i. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5–10 cm dari vulva Letakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis dan tangan lain menegangkan klem untuk menegangkan tali pusat. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan lain mendorong uterus ke arah belakang – atas (dorso-kranial) secara berhati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu Mengeluarkan Plasenta Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah dorsal, ternyata diikuti pergeseran tali pusat ke arah distal maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga placenta dapat dilahirkan. a. Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya di tegangkan (jangan ditarik secara kuat, terutama bila uterus tak berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir ke arah bawah sejajar lantai). b. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat: 1. Beri dosis ulangan 10 unit okstosin IM 2. Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh 3. Minta keluarga untuk menyiapkan merujuk 4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya 5. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir 6. Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar 9 Menilai Perdarahan 10 Melakukan Asuhan Pasca Persalinan plasenta sesuai arah jarum jam hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan. - Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem ovum DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal Rangsangan Taktil (Masase) Uterus Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan kain untuk alas telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras) - lakukan tindakan yang diperlukan (kompresi bimanual internal, kompresi aorta abdominalis, tampon kondom-kateter) jika uterus tidak berkontraksi setelah 15 detik melakukan rangsang taktil/masase Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi luas dan menyebabkan perdarahan Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun janin dan pastikan plasenta telah dilahirkan selaputnya lengkap dan utuh. Masukkan plasenta kedalam kantung plastik atau tempat khusus bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam Pastikan kandung kemih kosong, jika penuh lakukan kateterisasi Evaluasi Kbersihan dan keamanan Melangkapi paograf dan pemantauan kala IV