UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI IT CHANGE MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK ITIL VERSI 3: STUDI KASUS PT. XL AXIATA TBK. KARYA AKHIR TRI DEVI ARIANTI SARI 1206194991 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2014 Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 UNIVERSITAS INDONESIA EVALUASI IT CHANGE MANAGEMENT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK ITIL VERSI 3: STUDI KASUS PT. XL AXIATA TBK. KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Teknologi Informasi TRI DEVI ARIANTI SARI 1206194991 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2014 Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 ii Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 iii Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini. Penulisan karya akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer - Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Widijanto Satyo Nugroho M.Math., Ph.D. dan Bapak Satrio Baskoro Yudhoatmojo S.Kom., M.T.I. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penyusunan karya akhir ini; 2. Pihak PT XL Axiata Tbk, khususnya tim IT Change and Release Management dan SOG-Change Management yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan; 3. Keluarga saya, khususnya Papa, Mama dan kedua Kakak saya beserta keluarga mereka masing-masing, yang telah memberikan dukungan moral dan pengertian atas kesibukan saya selama penelitian ini; 4. Mas Ajie Dwi Bharoto S.T, dan para sahabat yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang senantiasa ada untuk memberikan dukungan dan bantuan dalam berbagai bentuk. Akhir kata, saya berharap semoga Allah, Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Jakarta, 4 Juli 2014 Tri Devi Arianti Sari iv Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 v Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Tri Devi Arianti Sari : Magister Teknologi Informasi : Evaluasi IT Change Management dengan Menggunakan Framework ITIL Versi 3: Studi Kasus PT. XL Axiata Tbk. IT Change Management sudah diimplementasikan oleh PT XL Axiata Tbk. sejak 2011. Namun berdasarkan hasil audit yang dilakukan pada tahun 2013, disebutkan bahwa penerapan IT Change Management masih kurang memberikan kontribusi yang signifikan, sehingga perlu dilakukan tahap analisis dan perbaikan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keefektifan dari penerapan IT Change Management yang telah ada di XL dengan menggunakan framework ITIL versi 3. Tahap pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap dokumen kebijakan dan Focus Group Discussion. Selanjutnya, dilakukan tahap analisis kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal untuk menemukan bentuk rekomendasi perbaikan yang diperlukan berdasarkan prioritasnya. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa, saat ini IT Change Management XL telah berada pada level 3 – “Product”, sehingga untuk meningkatkan level kematangannya ke level selanjutnya, XL IT Change Management perlu melakukan beberapa perbaikan baik dari sisi people dan process, seperti: membentuk Change Process Owner dan ITSM Executive Committee, merancang mekanisme evaluasi, failure report dan validasi, merancang proses penanganan escalation approval, unauthorized change dan emergency karena business urgent, merancang matriks kategori berdasarkan prioritas, meningkatkan post implementation review dengan menyertakan informasi-informasi yang dibutuhkan, serta menambahkan komponen informasi mengenai tujuan bisnis. Kata Kunci: Tata kelola, IT Change Management, framework ITIL versi 3 vi Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 ABSTRACT Nama Program Studi Judul : Tri Devi Arianti Sari : Magister Teknologi Informasi : IT Change Management Evaluation using ITIL Version 3 Framework (Case Studi: PT. XL Axiata Tbk.) IT Change Management has been implemented in PT XL Axiata Tbk. since 2011. Unfortunately, 2013 annual audit result revealed IT Change Management incapability to give significant contribution for company, therefore XL need to analyze all of the gaps to improve its existing process. This study was conducted in order to evaluate and identify process improvements that can be implemented for improving XL IT Change Management effectiveness by referring to ITIL framework version 3. Data collection is conducted by observing the policy document and performing Focus Group Discussion. Furthermore, gap analysis is performed to compare current and expected condition in determining the design recommendations based on priority. The results of this study indicate that, currently IT Change Management XL has reached maturity level 3 – “Product”. In order to elevate its maturity to the next level, XL IT Change Management need to implement some improvements on both aspects: people and process, such as: formalize Change Process Owner and ITSM Executive Committee as a new role, design evaluation, failure report and validation mechanism, design escalation, unauthorized and emergency for business urgent handling process, design matrix categorization based on priority, improve post implementation review process with additional information, and add information from business perspective. Keywords: Good Corporate Governance, IT Change Management, ITIL Framework vii Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................... v ABSTRAK..............................................................................................................vi ABSTRACT...........................................................................................................vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah ......................................................................................... 4 1.3. Pertanyaan Penelitian ...................................................................................... 7 1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 7 1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 8 1.5.1. Bagi Kalangan Akademisi ......................................................................... 8 1.5.2. Bagi Kalangan Organisasi ......................................................................... 8 1.6. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9 2.1. Teori Pendukung.............................................................................................. 9 2.1.1. Corporate Governance (CG) ..................................................................... 9 2.1.2 IT Governance ......................................................................................... 11 2.1.3 Framework ITIL ...................................................................................... 19 2.1.4 Change Management ............................................................................... 24 2.1.5 Change Management pada Framework ITIL versi 3 .............................. 26 2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 32 2.2.1 Perancangan Proses Penanganan Layanan TI Berdasarkan Kerangka Kerja Tata Kelola ITIL Versi 3 Pada PT XYZ ........................................ 33 2.2.2 Analisis Kualitas Layanan Teknologi Informasi dengan Menggunakan Framework Information Technology Infrastructure Library V.3 (ITIL viii Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 V.3) Domain Service Transition (Studi Kasus pada Costumer Service Area Telkom Salatiga) ............................................................................. 34 2.2.3 Analisis Pengelolaan TI PT. X Dengan Menggunakan ITIL v3, Service Operation ................................................................................................. 36 2.3 Analisis Perbandingan dari Ketiga Penelitian Terdahulu .............................. 37 2.4 Kerangka Teoritis .......................................................................................... 40 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 43 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian ............................................................. 43 3.2 Uraian Diagram Alir Metodologi Penelitian ................................................. 44 3.2.1 Pengumpulan Data Awal ......................................................................... 44 3.2.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 44 3.2.3 Studi Pustaka ........................................................................................... 44 3.2.4 Evaluasi Kondisi IT Change Management Saat Ini................................. 45 3.2.5 Penyajian dan Analisis Data .................................................................... 45 3.2.6 Rekomendasi Peningkatan IT Change Management ............................... 46 3.2.7 Kesimpulan dan Saran ............................................................................. 46 3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 46 3.4 Jadwal Pelaksanaan ....................................................................................... 47 BAB 4 TINJAUAN ORGANISASI ..................................................................... 49 4.1 Sekilas tentang XL......................................................................................... 49 4.2 Visi, Misi dan Strategi XL ............................................................................. 50 4.2.1 Visi........................................................................................................... 50 4.2.2 Misi .......................................................................................................... 50 4.2.3 Strategi XL .............................................................................................. 50 4.3 Nilai dan Budaya Kerja XL ........................................................................... 51 4.3.1 Nilai XL ................................................................................................... 51 4.3.2 Budaya Kerja XL ..................................................................................... 52 4.4 Perkembangan XL dari Tahun ke Tahun ....................................................... 52 4.5 Struktur Organisasi ........................................................................................ 55 4.6 IT Change and Release Management ............................................................ 56 4.6.1 Sekilas tentang Unit IT Change and Release Management .................... 56 4.6.2 Struktur Organisasi IT Change and Release Management ...................... 57 4.6.3 Kegiatan Operasional IT Change and Release Management .................. 58 BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................... 61 5.1 Proses IT Change Management Saat Ini........................................................ 61 5.1.1 Pembagian Peran dan Tanggung Jawab .................................................. 61 ix Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 5.1.2 Kategorisasi Perubahan ........................................................................... 63 5.1.3 Critical Success Factor (CSF) dan Key Performance Index (KPI) Change Management Saat Ini ............................................................................... 66 5.2 Evaluasi Tingkat Kematangan Proses IT Change Management ................... 68 5.2.1 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 68 5.2.2 Hasil Evaluasi Tingkat Kematangan Proses IT Change Management .... 71 5.2.3 Pemetaan antara Harapan dan Kondisi Saat ini pada Unit IT Change and Release Management ............................................................................... 73 5.3 Rekomendasi Perbaikan ................................................................................ 75 5.3.1 Pemetaan Kondisi Change Management saat ini Berdasarkan Elemen Struktur yang Bersifat Mandatory (Label Merah) ................................... 76 5.3.2 Pemetaan Kondisi Change Management saat ini Berdasarkan Elemen Struktur yang Bersifat Non-Mandatory (Label Kuning) ......................... 77 5.3.3 Perancangan Rekomendasi Perbaikan ..................................................... 99 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 128 6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 128 6.2 Saran ............................................................................................................ 129 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 130 x Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Diagram Fishbone dari Akar Permasalahan yang terdapat pada Unit IT Change and Release Management ................................................ 5 Gambar 2.1 Fokus Area IT Governance (IT Governance Institute, 2007) ........... 12 Gambar 2.2 Penerapan IT Governance (W & S, 2009) ........................................ 18 Gambar 2.3 Penerapan Standar IT Governance berdasarkan Tingkatan Area (Yuwono, 2013) ............................................................................... 19 Gambar 2.4 Hasil Survey ITGI terhadap Penggunaan Frameworks dan Standard oleh 450 Perusahaan Besar di Dunia (ISACA, 2011) ...................... 20 Gambar 2.5 Framework ITIL v2 (ITSMF, 2007) ................................................. 21 Gambar 2.6 Framework ITIL v3 (ITSMF, 2007) ................................................. 22 Gambar 2.7 Kerangka Penelitian Maria Betha Trimawangsari (Trimawangsari, 2014) ................................................................................................ 33 Gambar 2.8 Kerangka Penelitian Ria Kurniawati dan Augie David Manuputty . 35 Gambar 2.9 Kerangka Penelitian Diana Trivena Yulianti dan Dian Anggraini (Yulianti & Anggraini, 2010) .......................................................... 36 Gambar 2.10 Model Penelitian ............................................................................. 40 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian ................................................. 43 Gambar 4.1 Perkembangan XL dari Tahun ke Tahun (PT. XL Axiata Tbk., 2012) ......................................................................................................... 53 Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT XL Axiata Tbk. (Management, 2014) ......... 55 Gambar 4.3 Struktur Organisasi Unit IT Change and Release Management (Management, 2014) ........................................................................ 57 Gambar 4.4 Gambaran Umum Proses IT Change Management (XL Change Management, 2012) ......................................................................... 59 Gambar 5.1 Ilustrasi ITIL Service Support Self-Assessment: Change Management ......................................................................................................... 73 Gambar 5.2 Rekomendasi Proses Logging dan Accepted ................................... 107 Gambar 5.3 Rekomendasi Mekanisme Penanganan Escalation Proses Approval ....................................................................................................... 116 Gambar 5.4 Rekomendasi Perancangan Mekanisme Penanganan Emergency Change karena Business Urgent .................................................... 119 Gambar 5.5 Mekanisme Pembuatan Failure Report ........................................... 122 Gambar 5.6 Rekomendasi Perancangan Mekanisme Pemberian Warning Letter untuk Unauthorized Change .......................................................... 125 Gambar 5.7 Rekomendasi Mekanisme Customer Satisfaction Evaluation ........ 126 xi Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Hasil Audit Eksternal terhadap Proses IT Change Management (Amdocs Consulting, 2013) ............................................................... 3 Tabel 2.1 Mekanisme Proses Berdasarkan Kategori (Pettinicchio, 2013) ............ 29 Tabel 2.2 Pemetaan CSF dan KPI dalam Framework ITIL Versi 3 untuk Change Management..................................................................................... 30 Tabel 2.3 Analisis Perbandingan dari Ketiga Penelitian Terdahulu ..................... 38 Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 47 Tabel 4.1 Peran dan Tanggung Jawab dalam Unit IT Change and Release Management (Management, 2014) .................................................. 58 Tabel 5.1 Pembagian Peran dan Tanggung Jawab pada Proses IT Change Management (XL Change Management, 2012) .............................. 61 Tabel 5.2 CSF dan KPI Unit IT Change and Release Management pada Tahun 2013 (Management, 2014) ............................................................... 67 Tabel 5.3 Tingkatan Kematangan yang dapat diukur dengan menggunakan ITIL Change Management Self-Assessment (Kent) ................................. 70 Tabel 5.4 Pemetaan Kondisi Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya (Mandatory) ..................................................................................... 76 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya (Non-Mandatory) ............................................................................. 77 Tabel 5.6 Rekomendasi Peran dan Tanggung Jawab dalam Proses IT Change Management................................................................................... 100 Tabel 5.7 CSF dan KPI dari Rekomendasi Peran dan Tanggung Jawab ............ 105 Tabel 5.8 CSF dan KPI dari Fase Logging dan Accepted ................................... 108 Tabel 5.9 Rekomendasi Kategori Perubahan berdasarkan prioritas ................... 109 Tabel 5.10 CSF dan KPI dari Fase Classification............................................... 118 Tabel 5.11 CSF dan KPI dari Rekomendasi Penanganan Emergency Change karena Business Urgent ................................................................. 121 Tabel 5.12 CSF dan KPI dari Fase Evaluation and Closure .............................. 127 xii Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Kuesioner ITIL Self-Assessment: Change Management ............ 132 LAMPIRAN 2 Gap Analysis dan Pemberian Prioritas ....................................... 139 LAMPIRAN 3 Lembar Kehadiran FGD - 11 April 2014 ................................... 154 LAMPIRAN 4 Lembar Pengesahaan Hasil Rekomendasi.................................. 155 LAMPIRAN 5 Standar Dokumentasi RFC ......................................................... 157 LAMPIRAN 6 Standar Dokumentasi Failure Report ........................................ 162 xiii Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini diawali dengan penjabaran latar belakang yang mendasari penelitian. Perumusan masalah dan pertanyaan penelitian dilakukan dengan mengacu kepada latar belakang tersebut. Tujuan, manfaat, dan ruang lingkup penelitian kemudian ditentukan untuk memberi arah dan batasan dalam pelaksanaan penelitian. 1.1. Latar Belakang PT. XL Axiata Tbk. (XL) didirikan pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari, XL mulai beroperasi sebagai perusahaan perdagangan barang dan jasa umum. Pada tahun 1996, XL mulai memasuki sektor telekomunikasi setelah mendapatkan izin operasi GSM 900 dan secara resmi meluncurkan layanan GSM. Dengan adanya dukungan infrastruktur jaringan serta layanan yang sangat luas di seluruh tanah air, XL berkembang menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. XL selalu dinamis dalam mengelola dan menjalankan usahanya, bersedia belajar, cepat beradaptasi dengan perubahaan di industri maupun keadaan pasar. XL juga senantiasa berusaha meningkatkan layanan secara menyeluruh (end-to-end) dan terus berinovasi, sehingga mampu memberikan atau menyediakan layanan yang berkualitas prima kepada pelanggan (PT. XL Axiata Tbk., 2012). Dengan memahami dinamika aktivitas dan persaingan dalam industri telekomunikasi yang ada saat ini, pada tahun 2012 XL mulai berkomitmen untuk meningkatkan praktik GCG (Good Corporate Governance) dan mengaitkannya dengan strategi bisnis perusahaan (PT. XL Axiata Tbk., 2012). Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pencapaian sasaran-sasaran usaha XL, serta untuk memerlihatkan kehandalan, konsistensi, dan kualitas layanan yang dapat diberikan bagi para pelanggannya, tidak terkecuali di bidang teknologi informasi (TI), karena bidang ini dianggap memiliki peranan yang amat penting bagi keberlangsungan usaha yang dijalankan oleh XL. 1 Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 2 Pemberlakuan praktik GCG terhadap bidang TI, diharapkan dapat membantu XL dalam memaksimalkan potensi sumber daya yang ada, dan menghindari tumpang tindih alokasi waktu, biaya serta sumber daya manusia. Penerapan praktik GCG juga dapat mengurangi risiko dalam pengembangan TI sehingga menjamin investasi TI dapat memberikan hasil yang optimal. Unit IT Change and Release Management merupakan salah satu unit yang telah menerapkan praktik GCG sejak pertengahan tahun 2011 (Management, 2014). Unit yang berada dibawah departemen IT Service Delivery Management ini, bertugas untuk mengelola berbagai macam perubahan yang terjadi di bidang TI dan memastikan bahwa perubahan tersebut sesuai dengan tujuan bisnis XL. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, unit IT Change and Release Management berfungsi untuk memastikan bahwa semua perubahan yang terjadi dicatat dalam change log, dievaluasi, ditinjau dan didokumentasikan, serta bertanggung jawab dalam melakukan perencanaan dan penjadwalan terhadap semua perubahan yang ada. Unit ini juga bertugas untuk memastikan bahwa hanya perubahan yang disetujui saja yang dapat diimplementasikan dengan menggunakan metode dan prosedur yang sudah disepakati bersama. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir akibat negatif yang dapat timbul terkait dalam pengimplementasian perubahan tersebut ke dalam production system. Namun menurut kepala unit IT Change and Release Management (Management, 2014), penerapan praktik GCG pada unit IT Change and Release Management masih kurang memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengendalikan siklus hidup dari perubahan yang terjadi di bidang TI. Hal ini dikarenakan oleh, masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran proses yang dilakukan dalam menjalankan proses IT Change Management. Peryataan tersebut semakin diperkuat dengan adanya hasil audit eksternal yang dilakukan pada pertengahan tahun 2013 terhadap Billing System (Amdocs Consulting, 2013), dimana berdasarkan hasil audit tersebut dinyatakan bahwa kurangnya tingkat keefektifan proses Change Management yang dijalankan saat ini pada bidang TI dapat menimbulkan berbagai macam dampak, yaitu: diabaikannya fungsi dari IT Change Management, berpengaruh kepada kualitas perubahan yang dilakukan Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 3 dalam production system, serta semakin meningkatnya risiko insiden yang terjadi, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Hasil Audit Eksternal terhadap Proses IT Change Management (Amdocs Consulting, 2013) Gap Improvement Impact Seriousness of IT Change management gets diminished Improve IT Change Management Effectiveness Can potentially affect quality of changes deployed in production Increases risk of incidents Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka pihak manajemen XL memiliki wacana untuk meningkatkan proses IT Change Management yang dimiliki dalam mengelola berbagai macam perubahan yang terjadi di bidang TI (Management, 2014). Penelitian ini ditujukan untuk menemukan bentuk perbaikan yang dapat dilakukan oleh unit IT Change and Relase Management berdasarkan framework Information Technology Infrastructure Library (ITIL) versi 3. Pemilihan framework ITIL versi 3 dalam penelitian ini didasari atas: 1. Posisi unit IT Change and Release Management yang berada pada level TI dan Business Operational Management. 2. Adanya penelitian yang menyatakan bahwa framework ITIL sudah menjadi salah satu metode yang diterima oleh semua kalangan di seluruh dunia sebagai pendekatan terstruktur untuk mengelola layanan TI, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman (Best Practice) dalam melakukan pengelolaan di bidang TI (Forrester Research, Inc, 2008). Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 4 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka inti permasalahan yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah kurangnya tingkat keefektifan proses IT Change Management yang dijalankan oleh unit IT Change and Release Management dalam mengelola perubahan TI di XL. Dalam melakukan tahapan analisis permasalahan tersebut, penulis menggunakan sebuah alat bantu yang dikenal dengan sebutan diagram fishbone untuk melihat hubungan sebab akibat yang terjadi di antara permasalahan yang ada dengan akar permasalahan yang mungkin terjadi dengan mengacu pada kondisi IT Change Management yang sedang dijalankan saat ini di XL. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 5 Process Belum dilakukannya standarisasi proses IT Change Management Masih banyak perubahan yang tidak melalui proses yang sudah ditetapkan People Tidak adanya pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas Kurangnya Tingkat Keefektifan Proses IT Change Management yang Dijalankan oleh unit IT Change and Release Management Sering berubahnya struktur organisasi dan kebijakan Masih banyak fungsi-fungsi yang masih dijalankan secara manual Kurangnya dukungan dari stakeholder dan high level management Structure Tools Framework Gambar 1.1 Diagram Fishbone dari Akar Permasalahan yang terdapat pada Unit IT Change and Release Management Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 6 Berdasarkan Gambar 1.1, penulis membagi permasalahan yang ada ke dalam empat kategori, yaitu: People, Process, Tools (Technology) dan Structure, dengan penjelasan sebagai berikut: 1. People Perubahan yang terjadi di dalam suatu perusahaan dapat mempengaruhi setiap bagian dari perusahaan tersebut, dari tingkat manajemen ke atas hingga ke bawah, dari bisnis hingga operasional TI. Tanpa adanya komunikasi yang kohesif mengenai tujuan utama dari perubahan tersebut, serta pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing pihak yang terlibat, dapat menimbulkan perlawanan secara individual maupun kelompok yang dapat membahayakan tingkat keefektifan dari proses IT Change Management itu sendiri. 2. Process Belum dikembangkan dan diterapkannya standar proses yang baik dalam menjalankan solusi IT Change Management dapat mempengaruhi tingkat keefektifan dari proses IT Change Management yang sedang dijalankan oleh unit IT Change and Release Management itu sendiri. Tanpa adanya penerapan standar proses IT Change management yang baik, para stakeholder tidak mendapatkan gambaran yang terbaik mengenai tata cara dalam mengajukan perubahan. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pelanggaran-pelanggaran proses yang dapat membahayakan kestabilan maupun memberikan dampak-dampak negatif lainnya pada production system. 3. Tools (Technology) Dengan adanya kerterbatasan dari tools yang ada saat ini, sangat mempengaruhi tingkat keefektifan kinerja dari unit IT Change and Release Management dalam mengelola perubahan. Masih banyak fungsi-fungsi yang belum dapat diotomatisasi dengan menggunakan tools, sehingga masih harus dilakukan secara manual. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 7 4. Structure Kurangnya dukungan yang diberikan dari organisasi, baik dari para stakeholder maupun high level management, menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat keefektifan dari proses IT Change Management yang saat ini sedang dijalankan oleh unit IT Change and Release Management. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan struktur organisasi di XL, yang diiringi dengan terjadinya perubahan arahan maupun kebijakan yang berlaku, sehingga dapat mempengaruhi cara kerja dari masing-masing unit yang berada dibawah naungannya. Sesuai dengan penjabaran dari akar-akar permasalahan di atas, maka bentuk solusi yang perlu diterapkan oleh unit IT Change and Release Management adalah dengan membuat perbaikan proses IT Change Management yang mengacu kepada sebuah standar framework yang sudah diterima oleh semua kalangan di seluruh dunia, karena di dalam sebuah framework tersebut sudah terdapat pengaturan mengenai People, Process, Tools (Technology) dan Structure yang baik. 1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan hasil dari analisis masalah, maka dapat dikemukakan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Bagaimana cara memperbaiki proses IT Change Management yang ada pada unit IT Change and Release Management berdasarkan Framework ITIL Versi 3?” 1.4. Tujuan Penelitian Melalui pertanyaan penelitian yang telah ditetapkan, tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bentuk perbaikan IT Change Management yang dapat dilakukan oleh unit IT Change and Relase Management berdasarkan framework ITIL versi 3. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 8 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi kalangan akademisi maupun bagi kalangan organisasi, seperti yang dapat dilihat pada uraian dibawah: 1.5.1. Bagi Kalangan Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan penyusunan penelitian yang serupa dan lebih mendalam. 1.5.2. Bagi Kalangan Organisasi Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi organisasi dalam rangka untuk meningkatkan strategi IT Change Management yang sudah dimiliki oleh XL. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari pembahasan menjadi terlalu luas, maka diberlakukan batasanbatasan penelitian sebagai berikut: 1. Proses evaluasi yang dilakukan pada penelitian ini hanya terfokus kepada proses IT Change Management. 2. Framework yang digunakan pada penelitian ini adalah Framework ITIL Versi 3. 3. Penelitian ini tidak membahas mengenai tingkat keselarasan yang terjadi diantara TI dengan bisnis. 4. Penelitian ini tidak memberikan rancangan bentuk rekomendasi perbaikan dari sisi Tools (Technology). 5. Penelitian ini hanya memberikan rancangan bentuk rekomendasi perbaikan, tanpa melakukan proses evaluasi terhadap perbaikan tersebut. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian mengenai berbagai macam teori, penelitian terdahulu, dan kerangka teoritis yang relevan dan berkaitan dengan permasalahan penelitian yang sedang dibahas. Pembahasan dalam bab ini dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu: teori-teori yang berkaitan dengan Corporate Governance, IT Governance, Framework ITIL, dan Change Management, serta penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini. Pada akhir bab ini, semua teori tersebut dirangkum menjadi sebuah kerangka teoritis yang dijadikan dasar dari keseluruhan penelitian ini. 2.1. Teori Pendukung Teori pendukung yang terdapat pada penelitian ini digunakan sebagai referensi untuk menunjang maupun memperdalam pemahaman mengenai informasiinformasi yang di sajikan. 2.1.1. Corporate Governance (CG) 2.1.1.1 Pengertian Corporate Governance (CG) Menurut Solomon, (2013), Corporate Governance adalah sistem pengawasan dan keseimbangan baik internal maupun eksternal kepada perusahaan, yang menjamin bahwa perusahaan dapat melaksanakan kewajibannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) dan bertindak dengan tanggung jawab sosial dalam segala bidang dari bisnis perusahaan yang bersangkutan (Solomon, 2013). Namun Khomsiyah, Darmawati, dan Rahayu (2005), mengatakan bahwa Corporate Governance dapat dianggap sebagai suatu sistem yang dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk menjalankan usahanya secara baik, sesuai dengan hak dan kewajiban masingmasing pihak dalam rangka meningkatkan kesejahteraan semua pihak (Khomsiyah, Darmawati, & Rahayu, 2005). 9 Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 10 Berdasarkan kedua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Corporate Governance sebagai sebuah sistem yang mengatur, mengelola, dan mengawasi proses pengendalian perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan baik, benar, dan penuh integritas, serta membina hubungan dengan para stakeholders, guna untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 2.1.1.2 Prinsip Penerapan Corporate Governance (CG) yang Baik Penerapan Corporate Governance yang baik dapat meningkatkan keyakinan calon investor mengenai adanya nilai keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan tanggung jawab pengelolaan perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Terdapat lima prinsip utama yang dapat dijadikan pedoman bagi perusahaan dalam melakukan penerapan praktek Corporate Governance yang baik, yaitu: 1. Transparency Prinsip transparency ini secara sederhana dapat diartikan sebagai adanya keterbukaan informasi antara pihak perusahaan dengan para stakeholder-nya, di mana perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat dan tepat waktu. 2. Accountability Prinsip accountability ini dapat diartikan dengan adanya kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban dari setiap elemen perusahaan. 3. Responsibility Prinsip responsibility dapat dilihat dari adanya kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 11 4. Independency Prinsip independency mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. 5. Fairness Prinsip fairness menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, sehingga dapat dijadikan sebagai faktor pendorong dalam memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara beragam kepentingan dalam perusahaan. 2.1.2 IT Governance IT Governance merupakan bagian dari disiplin ilmu Corporate Governance yang berfokus pada bidang teknologi informasi (TI). Menurut Weill dan Ross (2004), IT Governance adalah wewenang dan tanggung jawab secara benar dalam menetapkan suatu keputusan untuk mendorong perilaku penggunaan teknologi informasi pada perusahaan (Weill & Ross, 2004). Sementara itu, Henderi dan Padeli (2009), mendefinisikan IT Governance sebagai landasan kerja yang mengukur dan memutuskan penggunan dan pemanfaatan teknologi informasi dengan mempertimbangkan maksud, tujuan, dan sasaran bisnis perusahaan (Henderi & Padeli, 2009). Berdasarkan kedua pengertian diatas, IT Governance dapat dianggap sebagai suatu bagian utuh dari Corporate Governance yang terdiri dari kepimpinan, struktur organisasi, dan proses-proses yang terlibat, guna untuk mensinergikan peran TI dalam rangka untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan atau organisasi. 2.1.2.2 Fokus Area IT Governance Pada tahun 2007, IT Governance Institute (ITGI) membedakan proses pengelolaan IT Governance ke dalam lima fokus area yang berbeda, yang seluruhnya didorong oleh Stakeholder Value (IT Governance Institute, 2007), Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 12 Gambar 2.1 Fokus Area IT Governance (IT Governance Institute, 2007) Gambar 2.1, menjelaskan mengenai kelima fokus area yang dimiliki oleh IT Governance, yaitu: 1. Strategic Alignment Berfokus pada bagaimana mencapai visi dan misi dari suatu organisasi yang selaras dengan tujuan bisnis organisasi tersebut. 2. Value Delivery Berfokus pada bagaimana mengoptimalkan nilai tambah dari teknologi informasi dalam mencapai visi dan misi suatu organisasi. 3. Resources Management Berfokus pada bagaimana sumber daya dan infrastruktur dapat mencukupi dalam penggunaannya yang optimal, berkaitan pada investasi yang optimal dari penggunaan TI yang ada. 4. Risk Management Berfokus pada bagaimana melakukan identifikasi kemungkinan resiko-resiko yang ada, serta bagaimana mengatasi dampak dari resiko-resiko tersebut. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 13 5. Performance Measurement Berfokus pada bagaimana mengukur serta mengawasi kinerja dari teknologi informasi dan menyesuaikan penggunaan dari TI sesuai dengan kebutuhan bisnis organisasi. 2.1.2.2 Tujuan IT Governance Terdapat sembilan tujuan utama dalam melakukan penerapan IT Governance (Henderi & Padeli, 2009), yaitu: 1. Meningkatkan peranan TI terhadap kinerja organisasi dalam mencapai tujuan dan sasarannya 2. Menyelaraskan investasi TI dan prioritas-prioritas bisnis dengan lebih teliti 3. Mengelola, mengevaluasi, membuat prioritas, membiayai, mengukur dan mengamati permintaan-permintaan pelayanan TI dan hasil kerja dan memenuhinya, dengan lebih konsisten dan berulang sesuai dengan behavior yang dapat mengoptimalkan keuntungan bisnis. 4. Mengelola utilisasi pertanggung jawaban sumber daya dan aset 5. Menjamin penyediaan dan penyelesaian TI sesuai dengan perencanaan, pembiayaan dan tanggung jawab 6. Membuat, menetapkan dan menjelaskan keadaan yang diminta untuk dipertanggungjawabkan dan diputuskan secara benar (mendefinisikan dan mengotorisasi peraturan secara jelas). 7. Mengelola resiko, tantangan dan kemungkinan secara proaktif 8. Memperbaiki kinerja organisasi TI, memenuhi permohonan, mengembangkan dan mendewasakan staf 9. Memperbaiki pelayanan dan mau mendengarkan pelanggan secara keseluruhan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 14 2.1.2.2 Model Standar IT Governance Terdapat berbagai standar model IT Governance yang banyak digunakan saat ini, antara lain: 1. ITIL (Information Technology Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC) suatu badan dibawah pemerintah Inggris, yang bekerja sama dengan The IT Service Management Forum (itSMF), suatu organisasi independen mengenai manajemen pelayanan TI, dan British Standard Institute (BSI), suatu badan penetapan standar pemerintah Inggris. ITIL merupakan suatu framework pengelolaan layanan TI (IT Service Management - ITSM) yang sudah diadopsi sebagai standar industri pengembangan industri perangkat lunak di dunia. ITIL framework terdiri dari dua bagian utama, yaitu: a. Service Support Yang terdiri dari: Service Desk, Incident Management, Problem Management, Configuration Management, Change Management, Release Management. b. Service Delivery Yang terdiri dari: Availability Management, Capacity Management, IT Service Continuity Management, Service Level Management, Financial Management for TI Services, Security Management. Standar ITIL berfokus kepada pelayanan customer, dan sama sekali tidak menyertakan proses penyelarasan strategi perusahaan terhadap strategi TI yang dikembangkan. 2. ISO/IEC 17799 ISO/IEC 17799 dikembangkan oleh The International Organization for Standardization (ISO) dan The International Electro technical Commission (IEC) dengan titel "Information Technology - Code of Practice for Information Security Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 15 Management". ISO/IEC 17799 dirilis pertama kali pada bulan Desember 2000. ISO/IEC 17799 bertujuan untuk memperkuat tiga elemen dasar keamanan informasi, yaitu: 1. Confidentiality: memastikan bahwa informasi hanya dapat diakses oleh yang berhak. 2. Integrity: menjaga akurasi dan selesainya informasi dan metode pemrosesan. 3. Availability: memastikan bahwa pengguna yang terotorisasi mendapatkan akses kepada informasi dan aset yang terhubung dengannya ketika memerlukannya. ISO/IEC 17799 terdiri dari 10 domain, diantaranya adalah: 1. Security Policy: memberikan panduan dan masukan pengelolaan dalam meningkatkan keamanan informasi. 2. Organizational Security: memfasilitasi pengelolaan keamanan informasi dalam organisasi. 3. Organizational Security: memfasilitasi pengelolaan keamanan informasi dalam organisasi. 4. Asset Classification and Control: melakukan inventarisasi aset dan melindungi aset tersebut dengan efektif. 5. Personnel Security: meminimalisasi risiko human error, pencurian, pemalsuan atau penggunaan peralatan yang tidak selayaknya. 6. Physical and Environmental Security: menghindarkan violation, deterioration atau disruption dari data yang dimiliki. 7. Access Control: mengontrol akses informasi. 8. Systems Development and Maintenance: memastikan bahwa keamanan telah terintegrasi dalam sistem informasi yang ada. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 16 9. Business Continuity Management: meminimalkan dampak dari terhentinya proses bisnis dan melindungi proses-proses perusahaan yang mendasar dari kegagalam dan kerusakan yang besar. 10. Compliance: menghindarkan terjadinya tindakan pelanggaran atas hukum, kesepakatan atau kontrak, dan kebutuhan keamanan. 3. COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) COSO merupakan kependekan dari Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission, sebuah organisasi di Amerika yang berdedikasi dalam meningkatkan kualitas pelaporan finansial mencakup etika bisnis, kontrol internal dan Corporate Governance. Komite ini didirikan pada tahun 1985 untuk mempelajari faktor-faktor yang menunjukan ketidaksesuaian dalam laporan finansial. COSO mengidentifikasi lima komponen kontrol yang diintegrasikan dan dijalankan dalam semua unit bisnis, dan akan membantu mencapai sasaran kontrol internal, yaitu: Monitoring, Information and communications, Control activities, Risk assessment, Control environment. Sasaran kontrol internal COSO sendiri dikategorikan menjadi beberapa area sebagai berikut: 1. Operations: efisisensi dan efektifitas operasi dalam mencapai sasaran bisnis yang juga meliputi tujuan performansi dan keuntungan. 2. Financial reporting: persiapan pelaporan anggaran finansial yang dapat dipercaya. 3. Compliance: pemenuhan hukum dan aturan yang dapat dipercaya. 4. COBIT (Control Objectives for Information and related Technology) COBIT Framework dikembangkan oleh IT Governance Institute, sebuah organisasi yang melakukan studi tentang model pengelolaan TI yang berbasis di Amerika Serikat. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 17 COBIT Framework terdiri atas empat domain utama, yaitu: a. Planning & Organisation Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI dengan strategi perusahaan. b. Acquisition & Implementation Domain ini menitikberatkan pada proses pemilihan, pengadaaan dan penerapan teknologi informasi yang digunakan. c. Delivery & Support Domain ini menitikberatkan pada proses pelayanan TI dan dukungan teknisnya. d. Monitoring Domain ini menitikberatkan pada proses pengawasan pengelolaan TI pada organisasi. COBIT mempunyai model kematangan (Maturity Models) untuk mengontrol proses-proses TI dengan menggunakan metode penilaian (Scoring) sehingga suatu organisasi dapat menilai proses-proses TI yang dimilikinya dari skala non-existent sampai dengan optimised (dari 0 sampai 5). Pemetaan yang dilakukan oleh model kematangan yang dimiliki oleh framework COBIT adalah untuk melihat: 1. Current status dari organisasi: untuk melihat posisi organisasi saat ini. 2. Current status dari kebanyakan industri saat ini: sebagai perbandingan. 3. Current status dari standar internasional: sebagai perbandingan tambahan. 4. Strategi organisasi dalam rangka perbaikan: level yang ingin dicapai oleh organisasi. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 18 2.1.2.2 Penerapan IT Governance Penerapan konsep tatakelola TI (IT Governance) harus disesuaikan dengan pada tingkat mana tatakelola tersebut perlu diterapkan. Idealnya konsep tatakelola diterapkan pada semua tingkatan, yaitu: Strategic Level, Management Level, dan Operational Level (W & S, 2009), seperti yang terlihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Penerapan IT Governance (W & S, 2009) Setiap standar IT Governance memiliki cakupan areanya masing-masing, seperti yang dapat terlihat pada Gambar 2.3. Untuk cakupan area menengah keatas dapat digunakan framework COBIT 4.1 dan ISO 38500 (AS 8015) sedangkan untuk cakupan area menengah kebawah dapat digunakan framework TOGAF (EA), ISO27001 (ISMS), ISO12207 (SDLC) dan ISO20000 (ITIL). Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 19 Gambar 2.3 Penerapan Standar IT Governance berdasarkan Tingkatan Area (Yuwono, 2013) 2.1.3 Framework ITIL Information Technology Infrastructure Library atau lebih dikenal dengan sebutan ITIL dikembangkan oleh British Office of Government Commerce pada tahun 2000 sebagai sebuah framework yang terdiri dari kumpulan best practice yang dapat digunakan untuk menjamin bahwa layanan teknologi informasi yang diberikan memiliki kualitas yang baik. Dalam kata lain, framework ini bertujuan untuk memberikan manfaat yang optimal dalam memudahkan pengelolaan, meningkatkan kualitas, bahkan sampai membuahkan kepuasan pengguna terhadap layanan teknologi informasi. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 450 perusahaan besar di seluruh dunia yang dilakukan oleh IT Governance Institute (ITGI) dalam laporan yang diterbitkan pada awal tahun 2011 yaitu Global Status Report the Governance Enterprise IT (GEIT) – 2011 (Gambar 2.4) memberikan informasi bahwa, ITIL adalah frameworks dan standard yang paling banyak digunakan oleh banyak perusahaan besar di seluruh dunia (ISACA, 2011). Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 20 Gambar 2.4 Hasil Survey ITGI terhadap Penggunaan Frameworks dan Standard oleh 450 Perusahaan Besar di Dunia (ISACA, 2011) 2.1.3.2 Framework ITIL Versi 3 Sampai dengan saat ini Office Government of Commerce (OGC), sudah mengeluarkan tiga versi dari framework ITIL ini dan dua diantaranya merupakan versi yang paling penting, yaitu: ITIL versi 2 dan ITIL versi 3, karena terdapat banyak perubahan yang terjadi pada struktur layanan yang ditawarkan. ITIL versi 2 diperkenalkan disekitar tahun 2000-2001, di mana pada versi ini framework ITIL dibagi menjadi delapan komponen dasar yang dikelompokkan berdasarkan kepada prosesnya, seperti yang ada pada gambar 2.5: Service Support, Service Delivery, ICT Infrastructure Management, Planning to Implement Service Management, Application Management, The Business Perspective Management, Security Management. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 21 Gambar 2.5 Framework ITIL v2 (ITSMF, 2007) ITIL versi 3 dikeluarkan pada tahun 2007 dengan melakukan revisi terhadap ITIL versi 2, menggunakan yang dimulai dari melakukan proses identifikasi keinginan pelanggan, proses perancangan, proses implementasi, proses pemantauan serta proses penyempurnaan layanan. Pada versi ketiga, framework ITIL hanya dibagi menjadi lima komponen dasar, seperti yang ada pada gambar 2.6: ITIL Service Strategy, ITIL Service Design, ITIL Service Transition, ITIL Service Operation, ITIL Continual Service Improvement. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 22 Gambar 2.6 Framework ITIL v3 (ITSMF, 2007) Dalam framework ITIL hal yang paling utama adalah membangun Service Strategy, yang berfokus pada identifikasi peluang pasar yang layanannya dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan internal ataupun eksternal pelanggan. Dalam Service Strategy terdapat tiga layanan yang harus diperhatikan, yakni: 1. Service Design Berfokus pada kegiatan yang berlangsung pada pengembangan strategi ke dalam desain dokumen, berisikan semua aspek yang ditujukan untuk layanan, dan semua aktifitas yang mendukung kegiatan tersebut. 2. Service Transition Berfokus pada implementasi dari output layanan desain dokumen dan penciptaan layanan produksi ataupun modifikasi layanan yang sudah ada. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 23 3. Service Operation Berfokus pada pada kegiatan yang dibutuhkan untuk mengoprasikan dan menjaga layanan yang dijelaskan dalam berbagai Service Level Agreements (SLA) dengan pelanggan. Strategy Service ITIL menghasilkan Continual Service Improvement berfokus pada kemampuan untuk menyampaikan Continual Improvement, sehingga memiliki kualitas layanan yang baik dalam organisasi IT. 2.1.3.2 Manfaat Penerapan Framework ITIL Versi 3 ITIL v3 digunakan sebagai kerangka kerja dalam melakukan koordinasi dan optimalisasi proses. Kerangka kerja best practice ITIL memungkinkan manajermanajer untuk melakukan dokumentasi, audit, dan meningkatkan proses-proses ITSM mereka (Tan, Cater-Steel, & Toleman, 2009). Secara spesifik untuk ITIL v3, banyak organisasi melihat bahwa ITIL v3 ditujukan untuk memfasilitasi penyelarasan proses-proses ITSM mereka dengan keseluruhan kebutuhan bisnis dan untuk menghindari kerugian akibat munculnya silo dari proses (Tan, CaterSteel, & Toleman, 2009). Aspek-aspek dari ITIL pada service management memberikan teknik-teknik untuk: 1. Menurunkan kesalahan-kesalahan (errors) dan kelebihan riset yang tidak perlu (research redundancies). 2. Membantu dalam perencanaan, eksekusi, dan analisis atas insiatif-insiatif yang berhubungan dengan TI. 3. Meningkatkan ketersediaan, reliability, keamanan, dan kontinuitas dari aset. 4. Mendefinisikan servis-servis untuk mendukung organisasi berdasarkan kebutuhan-kebutuhan user pada biaya-biaya yang terendah. 5. Mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab 6. Analisis pada key performance indicators. 7. Menerapkan lesson learned pada aktivitas-aktivitas di masa mendatang. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 24 2.1.4 Change Management 2.1.4.2 Pengertian Change Management Menurut Wibowo pada tahun 2008, Change Management adalah suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang terkena dampak dari proses tersebut (Wibowo, 2008). Menurut Winardi pada tahun 2008, Change Management adalah upaya yang ditempuh manajer untuk mengelola perubahan secara efektif, di mana diperlukan pemahaman tentang persoalan motivasi, kepemimpinan, kelompok, konflik, dan komunikasi (Winardi, 2008). Berdasarkan kedua definisi yang ada tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Change Management dapat dianggap sebagai serangkaian proses yang digunakan untuk memastikan bahwa perubahan strategis yang signifikan dalam organisasi dilakukan secara terkontrol dan sistematis, untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan dalam rangka meningkatkan keterlibatan dan pencapaian tujuan organisasi untuk mencapai transformasi yang efektif. Pencapaian perubahan yang berkelanjutan dimulai dengan pemahaman yang jelas tentang keadaan organisasi saat ini, diikuti dengan pelaksanaan strategi yang tepat sesuai dengan target yang sudah ditetapkan. 2.1.4.2 Tahapan dalam Change Management Berikut diuraikan tahapan-tahapan yang perlu dilalui agar dapat menghasilkan perubahan atau transformasi yang berhasil, yaitu: 1. Tahapan Pertama: Membangun Kebutuhan untuk Melakukan Perubahan. Sebuah proses tidak akan bisa berhasil tanpa ditopang oleh sebuah kebutuhan yang jelas. Dalam tahapan ini perlu untuk memberikan sejumlah alasan yang kuat agar dapat bisa menumbuhkan kesadaran untuk berubah, dapat dilakukan dengan mengungkapkan gap antara situasi saat ini dengan situasi yang dikehendaki. Dan juga dengan melakukan komunikasi untuk menyebarkan ekspektasi yang positif terhadap perubahan tersebut. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 25 2. Tahapan Kedua: Menciptakan Visi dan Tujuan Perubahan. Setelah disadari bahwa perubahan merupakan kebutuhan yang perlu dilakukan, maka dalam fase berikutnya perlulah dibangun tujuan dari perubahan tersebut secara jelas. Visi dan tujuan perubahan akan memberikan arahan yang jelas bagi proses transformasi yang tengah dilakukan. Dalam hal ini, tujuan perubahan sebaiknya disusun secara artikulatif, jelas, mudah dicerna, dan mampu memotivasi karyawan untuk bersama mencapainya. Tujuan dan visi perubahan mesti diterjemahkan ke dalam sasaran (goals) yang lebih rinci dan terukur (measurable). 3. Tahapan Ketiga: Mengelola Implementasi Proses Perubahan. Implementasi yang jelas dan sistematis perlu dilakukan untuk mendukung tercapainya keberhasilan dari sebuah perubahan. Namun, banyak perusahan yang sering mengalami kegagalan dalam menjalankan pada fase ini. Berikut adalah serangkain tindakan yang dapat dilakukan untuk mendukung proses perubahan antara lain adalah: a. Menciptakan sistem penghargaan yang mendukung proses perubahan merupakan sarana manajemen yang sangat kuat untuk meningkatkan buyin dan komitmen karyawan. b. Membuat anggaran yang lebih mendukung proses perubahan menjadi bagian yang krusial dari proses implementasi c. Membuat aturan dan prosedur pengoperasian yang lebih baru dan lebih sesuai dengan arah implementasi perubahan. Kebijakan dan aturan yang kondusif akan sangat membantu menciptakan iklim kerja dan kultur perusahaan yang mendukung proses perubahan. 4. Tahapan Keempat: Memelihara Momentum Perubahan Fase ini perlu dilakukan agar proses perubahan yang telah dijalankan tetap berada on track, dan tidak mundur lagi ke belakang. Bebarapa tindakan konkrit yang dapat dilakukan disini antara lain adalah membangun support Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 26 system bagi para change agent. Selain itu juga perlu dikembangkan kompetensi dan perilaku baru yang lebih sesuai dengan tujuan perubahan yang hendak diraih. 2.1.5 Change Management pada Framework ITIL versi 3 Berdasarkan Framework ITIL v3, Change Management terdapat pada komponen Service Transition. Change Management dapat dilakukan pada lapisan strategis, taktis dan operasional, yang digunakan untuk memastikan bahwa hanya perubahan yang disetujui saja yang dapat diimplementasikan dengan menggunakan metode dan prosedur yang sudah distandardisasi, sehingga dapat meminimalisir akibat negatif yang dapat timbul terkait pengimplementasian dari suatu perubahan tertentu. 2.1.5.2 Keuntungan Menerapkan Change Management Terdapat tiga keuntungan utama yang dapat dirasakan dalam menerapkan proses Change Management, yaitu: 1. Risk Reduction Change management dapat meminimalkan risiko dalam memperkenalkan perubahan yang berbahaya ke dalam lingkungan produksi. 2. Service Quality Improvement Melakukan proses assessment yang tepat terhadap suatu perubahan dapat mencegah adanya penurunan performa layanan yang tidak terjadwal, sehingga hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas dari layanan tersebut. 3. Cost Reduction Change management yang efektif dapat mengurangi adanya pengulangan pekerjaan yang serupa atau tidak tersedianya layanan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 27 2.1.5.2 Model Change Management berdasarkan Framework ITIL versi 3 Berdasarkan framework ITIL v3 Change Management model dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu: 1. Standard Changes (Pre-Approved) Perubahan yang termasuk ke dalam kategori Standard (pre-approved) adalah perubahan-perubahan yang bersifat operasional atau sehari-hari, serta memiliki dampak atau resiko yang rendah, sehingga tidak memerlukan persetujuan sebelum pelaksanaannya. Namun sebelum perubahan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam kategori ini, perubahan tersebut harus dimasukkan dan ditijau sebagai perubahan dengan kategori normal terlebih dahulu. Setelah perubahan tersebut sudah terdokumentasi secara lengkap dan terperinci, maka perubahan tersebut sudah dapat ditetapkan sebagai perubahan dengan kategori Standard (preapproved) dengan ketetapan sebagai berikut: a. Memiliki resiko rendah. b. Dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan standard dan dokumentasi yang sudah disetujui bersama. 2. Normal Changes Perubahan yang termasuk ke dalam kategori Normal adalah perubahan-perubahan yang harus mengikuti proses Change Management secara lengkap. Perubahan dengan kategori normal dapat dikelompokkan berdasarkan risiko dan dampaknya terhadap perusahaan atau bisnis. Pengkategorian risiko dan dampak tersebut dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: a. Minor: Jenis perubahan yang memiliki resiko dan dampak yang rendah b. Significant: Jenis perubahan yang memiliki risiko dan dampak menengah c. Major: Jenis perubahan yang memiliki resiko dan dampak yang tinggi Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 28 3. Emergency Changes Perubahan yang termasuk ke dalam kategori Emergency adalah perubahanperubahan yang harus diimplementasikan sesegera mungkin. Kategori perubahan ini dibutuhkan untuk menangani setiap gangguan layanan yang dapat digolongkan sebagai gangguan yang berdampak tinggi bagi perusahaan, sehingga harus ditanggapi dengan segera dengan menggunakan spesifik prosedur untuk penanganan perubahan darurat. 2.1.5.2 Proses, Peran dan Tanggung Jawab dalam Change Management berdasarkan Framework ITIL Versi 3 Pendeskripsian secara spesifik sangat diperlukan untuk menentukan peran dan tanggung jawab dari masing-masing pihak yang terlibat, diantaranya adalah: 1. Change Requestor: Membuat dan mengajukan RFC (Request for Change) untuk diproses lebih lanjut. 2. Change Implementer: Bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana perubahan dan untuk mencatat hasil perubahan tersebut. 3. Change Owner: Manajer dari Change Requestor, bertanggung jawab terhadap kinerja yang dilakukan oleh Change Requestor dan Change Implementer. 4. Service Owner: Pihak yang mendukung adanya perubahan tersebut 5. Change Manager: Bertanggung jawab untuk memverifikasi RFC sesuai standar proses change management yang berlaku. 6. Change Process Owner: Bertanggung jawab atas kualitas keseluruhan dan efektivitas proses change management. 7. Change Advisory Board: membantu Change Manager dalam perannya dalam menilai kelengkapan, keabsahan dan analisis risiko / dampak untuk perubahan yang bersifat signifikan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 29 Mekanisme proses yang terjadi di dalam Change Management dapat dilihat pada tabel 2.1, Tabel 2.1 Mekanisme Proses Berdasarkan Kategori (Pettinicchio, 2013) Change Categories Change Model (work flow) • Harus teruji Normal Changes • Harus punya rencana back-out • Dikaji pada waktu-waktu yang telah ditentukan (forum CAB) Change Authority • Change Manager • Change Advisory Board • Teruji Emergency Changes • Memiliki rencana back-out • Dikaji ketika dibutuhkan • Emergency CAB • Langsung dilakukan setelah mendapat persetujuan • Dilakukan berulang-ulang Standard Changes • Memilik resiko yang rendah • Teruji • Pre-approved • Hasilnya sudah diketahui Berdasarkan tabel 2.1 dapat dilihat bahwa untuk setiap change category memiliki mekanisme proses dan persyaratan masing-masing yang harus dipenuhi. Untuk jenis perubahan yang termasuk ke dalam kategori normal changes, di mana perubahan tersebut diharuskan untuk sudah teruji dan memiliki rencana back-out yang baik, terdapat dua pihak yang memiliki kewenangan untuk melakukan pengkajian terhadap perubahan tersebut, yaitu: Change Manager dan Change Advisory Board (CAB) pada waktu-waktu yang sudah ditetapkan. Dan untuk jenis perubahan yang termasuk ke dalam kategori emergency changes, di mana perubahan tersebut harus sudah teruji serta memiliki rencana back-out yang baik, maka mekanisme pengkajiannya harus dilakukan melalui pihak-pihak yang sudah diberikan kewenangan untuk melakukan emergency CAB sesuai dengan kebutuhan. Jenis perubahan yang termasuk ke dalam kategori standard changes Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 30 dapat dilakukan tanpa memerlukan persetujuan sebelum pelaksanaannya, namun harus dilakukan proses pengkajian dan peninjauan melaui mekanisme normal changes terlebih dahulu sebelum perubahan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam kategori ini. 2.1.5.2 Critical Success Factor dan Key Performance Index dalam Change Management berdasarkan Framework ITIL versi 3 Critical Succes Factor (CSF) merupakan indikator atau faktor – faktor yang mempengaruhi kesuksesan suatu perusahaan. Key Perfomance Indicator (KPI) adalah tolak ukur (indikator kunci yang bersifat terukur), yang memberikan informasi kepada kita sejauh mana kita berhasil mencapai sasaran kinerja yang ingin kita capai. Berikut adalah penjabaran mengenai CSF dan KPI yang digunakan framework ITIIL versi 3 untuk proses Change Management: Tabel 2.2 Pemetaan CSF dan KPI dalam Framework ITIL Versi 3 untuk Change Management CSF KPI Number of RFCs processed Controlling Changes Number of RFCs rejected Deskripsi Jumlah perubahan yang disetujui Jumlah perubahan yang ditolak Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 31 Tabel 2.2 Pemetaan CSF dan KPI dalam Framework ITIL Versi 3 untuk Change Management, lanjutan CSF KPI Deskripsi Jumlah perubahan Number of unauthorized changes detected diimplementasikan tanpa melalui mekanisme Change Management Controlling Changes Jumlah perubahan yang Number of RFCs implemented diimplementasikan on schedule sesuai dengan jadwal yang telah disepakati Number of RFCs requiring reschedules Jumlah perubahan yang membutuhkan penjadwalan ulang Jumlah perubahan yang Number of RFCs marked as ditandai sebagai URGENT perubahan yang sangat penting Making Quick and Accurate Jumlah perubahan yang Changes Based Number of RFCs not tested prior tidak dilakukan proses On Business to implementation testing sebelum di Priorities implementasikan Jumlah perubahan yang Number of RFCs that failed gagal untuk diimplementasikan Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 32 Tabel 2.2 Pemetaan CSF dan KPI dalam Framework ITIL Versi 3 untuk Change Management, lanjutan CSF Making Quick and Accurate Changes Based On Business Priorities KPI Number of RFCs without business case tidak memiliki alasan Number of RFCs bypassing CAB Jumlah perubahan yang or CAB/EC di eskalasikan ke CAB caused by RFC implementation Number of SEV2 incidents caused by RFC implementation Services When making Changes Jumlah perubahan yang bisnis Number of SEV1 incidents Protecting Deskripsi Jumlah perubahan yang mengakibatkan insiden dengan SEV 1 Jumlah perubahan yang mengakibatkan insiden dengan SEV 2 Number of other incidents Jumlah perubahan yang caused by RFC implementation mengakibatkan insiden Number of RFCs without a backup strategy Jumlah perubahan yang tanpa adanya rencana cadangan 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai evaluasi dan perbaikan proses dengan menggunakan pendekatan bestpractice bukanlah termasuk ke dalam penelitian yang baru. Beberapa peneliti telah menggunakan berbagai pendekatan dan studi kasus yang berbeda. Berikut adalah daftar penelitian-penelitian sebelumnya yang menjabarkan mengenai evaluasi dan perbaikan proses yang telah dilakukan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 33 2.2.1 Perancangan Proses Penanganan Layanan TI Berdasarkan Kerangka Kerja Tata Kelola ITIL Versi 3 Pada PT XYZ Penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 oleh Maria Betha Trimawangsari menjabarkan mengenai pentingnya pengelolaan proses layanan TI dengan baik dalam rangka untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja suatu perusahaan dalam menjalankan proses bisnis serta dapat memberikan dampak positif bagi pencapaian tujuan strategis perusahaan (Trimawangsari, 2014). Dalam penelitiannya ini, penulis lebih menitik beratkan penelitiannya pada evaluasi proses dari proses manajemen insiden yang terdapat pada PT XYZ. Tujuan dari penelitian yang dilakukannya adalah, untuk memperbaiki proses manajemen insiden agar dapat memenuhi target yang telah disepakati dengan cara memberikan rekomendasi rancangan proses yang dapat dilakukan oleh PT XYZ dalam menjalankan proses manajemen insiden yang sesuai dengan framework ITIL versi 3. Gambar 2.7 merupakan kerangka teoritis yang digunakan oleh penulis dalam penelitiannya: Framework ITIL V3 Kondisi Manajemen Insiden Saat ini Permasalahan yang dihadapi saat ini Kesimpulan untuk Meningkatkan Proses Incident Management Proses Evaluasi dan Perancangan Perbaikan Kondisi Manajemen Insiden yang Diharapkan Gambar 2.7 Kerangka Penelitian Maria Betha Trimawangsari (Trimawangsari, 2014) Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 34 Evaluasi terhadap proses manajemen insiden yang terdapat pada PT XYZ dilakukan dengan melakukan observasi terhadap dokumen laporan TI dan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Divisi IT Operation PT XYZ. Proses evaluasi ini dilakukan dalam rangka untuk melihat kesenjangan antara kondisi manajemen insiden yang dimiliki oleh PT XYZ saat ini dengan kondisi yang diharapkan. Berdasarkan hasil analisis kesenjangan tersebut, dibuatkan perancangan proses/aktivitas untuk memperbaiki proses manajemen insiden yang ada saat itu serta pemetaan KPI manajemen insiden yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pengukuran kinerja dari rancangan proses/aktivitas yang baru, sehingga dengan adanya rancangan proses/aktivitas beserta KPI-nya tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi permasalah-permasalahan yang terjadi dan dapat meningkatkan tingkat kematangan proses manajemen insiden pada divisi IT Operation PT XYZ. 2.2.2 Analisis Kualitas Layanan Teknologi Informasi dengan Menggunakan Framework Information Technology Infrastructure Library V.3 (ITIL V.3) Domain Service Transition (Studi Kasus pada Costumer Service Area Telkom Salatiga) Jurnal penelitian yang diterbitkan pada tahun 2013 oleh Ria Kurniawati dan Augie David Manuputty menjabarkan mengenai pentingnya untuk melakukan pengelolaan di bidang teknologi informasi dalam perencanaan pergantian sistem baru pada CSA (Customer Service Area) Telkom Salatiga dari SISKA menjadi ISISKA. Hal ini bertujuan agar sistem baru dapat di-release dan dioperasikan sesuai dengan harapan, tanpa adanya sikap penolakan dari para pegawai sehingga dapat digunakan untuk menanggapi keluhan pelanggan. Dalam jurnal ini, penulis lebih menitikberatkan penelitiannya pada domain service transition tentang analisis terhadap layanan teknologi informasi pada CSA Telkom Salatiga dengan menggunakan framework ITIL. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran serta kualitas layanan teknologi informasi pada sistem informasi pelayanan pelanggan (I-SISKA) yang ada pada CSA Salatiga jika dilihat dari service transition ITIL V.3, yaitu pada saat perencanaan Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 35 implementasi I-SISKA dari sistem sebelumnya yaitu SISKA. Penelitian ini membahas mengenai kesesuaian antara kondisi CSA yang ada saat ini dengan standar proses-proses yang terdapat di dalam domain Service Transition ITIL V.3, seperti: Transition Planning and Support, Change Management, Service Asset and Configuration Management, Release and Deployment Management, Service Validation and Testing, Evaluatio dan Service Knowledge Management. Gambar 2.8 merupakan kerangka teoritis yang digunakan oleh penulis dalam penelitiannya: Kondisi Service Transition CSA Saat Ini Permasalahan yang Dihadapi Saat ini Kesimpulan dan Rekomendasi untuk meningkatkan performa perusahaan dalam melayani pelanggan Analisa Data dan Kebutuhan ITIL V3 Service Transition Gambar 2.8 Kerangka Penelitian Ria Kurniawati dan Augie David Manuputty (Kurniawati & Manuputty, 2013) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, kantor CSA (Costumer Service Area) Salatiga pada dasarnya telah menjalankan proses service transition yang merupakan salah satu proses atau domain dalam ITIL V.3. CSA Salatiga menyadari pentingnya masa transisi sebelum release-nya sebuah sistem seperti pergantian sistem SISKA ke I-SISKA agar sistem yang baru dapat diterima oleh para pegawai sehingga dapat digunakan untuk menanggapi keluhan pelanggan. Namun, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah melengkapi dokumen-dokumen seperti Service Design Package, Service Criteria Accaptance, dan emergency change serta membentuk emergency change advisory board agar dapat meningkatkan performa perusahaan dalam melayani pelanggan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 36 2.2.3 Analisis Pengelolaan TI PT. X Dengan Menggunakan ITIL v3, Service Operation Jurnal penelitian yang diterbitkan pada tahun 2010 oleh Diana Trivena Yulianti dan Dian Anggraini menjabarkan mengenai pentingnya mengatur dan mendukung proses-proses TI dan layanan-layanan TI yang diimplementasikan dengan tingkatan yang sesuai, dapat melancarkan bisnis perusahaan, dapat meminimalisasi kerugian pendapatan, dapat memperbaharui hubungan bisnis, serta dapat mencapai tujuan perusahaan. Dalam jurnal ini, penulis lebih menitikberatkan penelitiannya pada domain Service Operation ITIL v3. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati keadaan perusahaan saat ini dan membandingkannya dalam hal Service Operation dalam ITIL v3 dan untuk memberikan rekomendasi penyesuaian-penyesuaian layanan TI perusahaan yang sesuai dengan ITIL v3. Proses-proses service operation ITIL v3 yang dibahas di dalam penelitian ini adalah E v e n t M a n a g e m e nt, Pro ble m R e q u est F ulfil m e nt, A c cess I n ci de nt M a n age m e nt. M a na gem e nt, M a na ge m e nt dan Gambar 2.9 merupakan kerangka teoritis yang digunakan oleh penulis dalam penelitiannya: Kondisi Service Operation PT X Saat Ini Permasalahan yang Dihadapi Saat ini Proses Evaluasi Kesimpulan dan rekomendasi penyesuaianpenyesuaian layanan TI ITIL V3 Service Operation Gambar 2.9 Kerangka Penelitian Diana Trivena Yulianti dan Dian Anggraini (Yulianti & Anggraini, 2010) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, PT. X sudah menggunakan framework ITIL v3 dalam melakukan pengelolaan layanan TI, khususnya pada domain Service Operation. Namun berdasarkan analisis kelemahanUniversitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 37 kelemahan (gap), terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki oleh PT. X dalam mengelola layanan TI-nya, yaitu: 1. Perlunya pengembangan aplikasi atau cara untuk penanganan masalah yang akan terjadi (bersifat proaktif) misalnya penambahan Service Desk, Known Error Database, Change Management dan Service Request. 2. Melakukan analisis secara keseluruhan menurut tahapan siklus hidup menggunakan ITIL v3 meliputi lima tahapan, yaitu Service Design, Service Improvement, Service Transition, dan Service Strategy untuk memajukan perusahaan sekaligus memberikan rekomendasi yang lebih baik lagi, karena tahapan ITIL v3 itu saling berhubungan erat. 3. Melakukan analisis menggunakan framework ITIL v3 / v4 selama lebih kurang 1 tahun untuk mendapatkan hasil lebih maksimal dalam hal pengumpulan data, analisis TI secara detail lagi, wawancara dan kuisioner, penelitian mengenai kebutuhan konsumen dan sebagainya. 2.3 Analisis Perbandingan dari Ketiga Penelitian Terdahulu Berdasarkan penjabaran yang telah dilakukan terhadap ketiga penelitian terdahulu terhadap evaluasi dan perbaikan proses dengan menggunakan pendekatan bestpractice, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 38 Tabel 2.3 Analisis Perbandingan dari Ketiga Penelitian Terdahulu No Penelitian 1 Penelitian 2 Penelitian 3 Analisis Kualitas Layanan Teknologi Informasi dengan Perancangan Proses Penanganan Layanan TI Judul Berdasarkan Kerangka Kerja Tata Kelola ITIL Versi 3 Pada PT XYZ Menggunakan Framework Information Technology Infrastructure Library V.3 (ITIL V.3) Domain Service Transition (Studi Analisis Pengelolaan TI PT. X Dengan Menggunakan ITIL v3, Service Operation Kasus pada Costumer Service Area Telkom Salatiga) Penulis Tahun Maria Betha Trimawangsari 2014 ITIL V3 Bidang Manajemen Insiden Ria Kurniawati dan Diana Trivena Augie David Yulianti dan Dian Manuputty Anggraini 2013 2010 ITIL V3 Service ITIL V3 Service Transition Operation Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 39 Tabel 2.3 Analisis Perbandingan dari Ketiga Penelitian Terdahulu, lanjutan No Penelitian 1 Evaluasi Incident Management Metodologi dengan menggunakan Framework ITIL Penelitian 2 Penelitian 3 Evaluasi Service Evaluasi Service Transition dengan Operation dengan menggunakan menggunakan Framework ITIL Framework ITIL Rekomendasi Kesimpulan Rekomendasi Rekomendasi untuk untuk untuk meningkatkan meningkatkan meningkatkan layanan TI yang layanan TI yang Incident berada pada domain berada pada Management service transition domain service berdasarkan berdasarkan operation Framework ITIL Framework ITIL berdasarkan Framework ITIL Tabel 2.3 menjabarkan mengenai perbedaan-perbedaan yang terdapat pada ketiga penelitian terdahulu dalam meningkatkan layanan maupun proses TI dengan menggunakan framework ITIL v3. Walaupun ketiga penelitian tersebut memiliki fokus yang berbeda-beda, namun ketiga penelitian tersebut mengindikasikan bahwa framework ITIL v3 dapat berguna untuk: 1. Memberikan pedoman dalam pengimplementasian sistem secara baik dan teratur 2. Memberikan berbagai saran yang diapat berguna bagi pengembangan langkah yang akan diambil untuk mencapai tujuan bisnis 3. Dapat melakukan penghematan keuangan karena tidak ada pengerjaan ulang 4. Memudahkan organisasi untuk melakukan kegiatan operasional harian. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 40 2.4 Kerangka Teoritis Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan sebelumnya, baik dari teori pendukung dan penelitan terdahulu yang dapat digunakan, maka dapat dirancang kerangka teoritis penelitian, sebagai berikut: Framework ITIL Versi 3 Kondisi Change Management saat ini Hasil Audit Eksternal berdasarkan CSF Perusahaan Permasalahan yang dihadapi saat ini: 1. People 2. Process 3. Tools (Tehnology) 4. Structure Proses Evaluasi dan Perancangan Perbaikan: 1. Melakukan Analisis Kesenjangan 2. Memberi Prioritas 3. Merancang Rekomendasi Perbaikan 4. Memetakan CSF dan KPI Kesimpulan untuk Meningkatkan Proses Change Management Gambar 2.10 Model Penelitian Gambar 2.10 menjelaskan mengenai kerangka teoritis yang digunakan pada penelitian ini, yaitu: 1. Identifikasi Permasalahan Pada tahap ini, penulis melakukan analisa terhadap kondisi IT Change Management yang ada saat ini dengan hasil temuan audit yang dilakukan oleh pihak eksternal pada tahun 2013. Di mana berdasarkan hasil audit tersebut, dinyatakan bahwa masih kurangnya tingkat keefektifan proses IT Change Management yang dijalankan oleh XL saat ini (Amdocs Consulting, 2013). Setelah proses analisa dilakukan, maka didapatkan permasalahan-permasalah yang saat ini sedang dihadapi oleh unit IT Change and Release Management dengan membaginya ke dalam empat kategori, yaitu: People, Process, Tools (Technology) dan Structure. 2. Proses Evaluasi dan Perancangan Perbaikan Terdapat empat langkah yang penulis lakukan dalam rangka untuk melakukan proses evaluasi dan perancangan perbaikan IT Change Management di XL berdasarkan framework ITIL Versi 3, yaitu: Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 41 a. Melakukan Analisis Kesenjangan Pada langkah ini, penulis melakukan analisa gap tingkat kesenjangan antara kondisi IT Change Management yang ada saat ini dan kondisi IT Change Management yang diharapkan dengan mengacu kepada Framework ITIL. Dan hasil dari analisa tersebut dirangkum kesebuah tabel kesenjangan kondisi IT Change Management yang ada pada XL saat ini. b. Memberikan Prioritas Setelah mendapatkan hasil analisa kesenjangan dari kondisi IT Change Management tersebut, maka dapat dilakukan pemberian prioritas terhadap elemen struktur yang ada. Berdasarkan matriks kelayakan ITIL Versi 3 yang digunakan pada tahap evaluasi, masing-masing elemen struktur memiliki bobot yang berbeda-beda. Elemen struktur dengan bobot yang terbesar harus diperbaiki terlebih dahulu dan ditandai dengan warna merah, sedangkan elemen struktur yang memiliki bobot yang lebih kecil dapat dikerjakan setelahnya dan ditandai dengan warna kuning. c. Merancang Rekomendasi Perbaikan Perancangan rekomendasi perbaikan yang dapat diterapkan guna untuk memperbaiki proses IT Change Management yang ada, dilakukan sesuai dengan prioritas yang telah dilakukan sebelumnya. Dimulai dari elemen struktur yang ditandai dengan warna merah (mandatory), lalu diikuti oleh elemen struktur yang ditandai dengan warna kuning (non-mandatory). d. Menentukan CSF dan KPI Penentuan CSF dan KPI dilakukan berdasarkan rancangan rekomendasi yang diberikan, agar dapat digunakan sebagai indikator serta tolak ukur dalam rangka mencapai sasaran kinerja untuk mengukur kesuksesan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 42 3. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang didapatkan dari tahap evaluasi dan perancangan rekomendasi perbaikan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bentuk perbaikan yang dapat diterapkan dalam rangka untuk memperbaiki permasalahan-permasalahan yang ada serta untuk meningkatkan tingkat kematangan proses IT Change Management yang ada pada PT XL. Axiata Tbk. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 43 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai desain dan metodologi yang digunakan dalam penelitian. Penelitian didesain menjadi beberapa langkah yang saling terkait dan digambarkan ke dalam suatu diagram alir. Desain tersebut kemudian dijabarkan dalam metode pengumpulan dan analisis data. 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Pada penelitian ini, metodologi yang digunakan adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1. Mulai Pengumpulan Data Awal Identifikasi Masalah: Kurangnya Tingkat Keefektifan Proses Change Management yang Dijalankan oleh unit IT Change and Release Management Evaluasi Kondisi Change Managemet saat ini Studi Pustaka Penyajian dan Analisis Data Rekomendasi Peningkatan Change Management Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 43 Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 44 3.2 Uraian Diagram Alir Metodologi Penelitian Berikut adalah penjelasan mengenai setiap langkah yang terdapat pada diagram alir metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini: 3.2.1 Pengumpulan Data Awal Pengumpulan data awal dilakukan untuk mencari pembuktian adanya permasalahan yang terjadi pada unit IT Change and Release Management. Proses ini diawali dengan melakukan observasi terhadap kegiatan operasional yang terjadi pada unit IT Change and Release Management dan diperkuat dengan adanya data hasil audit eksternal yang dilakukan pada pertengahan tahun 2013 mengenai penerapan praktik GCG dalam mengendalikan siklus hidup dari perubahan yang terjadi di bidang TI (Amdocs Consulting, 2013). 3.2.2 Identifikasi Masalah Permasalahan yang ditemukan dianalisa dan dirumuskan penyebabnya dengan menggunakan diagram fishbone. Keluaran proses ini adalah pertanyaan penelitian, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup penelitian, seperti yang telah dijabarkan pada BAB 1. 3.2.3 Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai permasalahan yang dibahas. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk menentukan teori, metodologi, serta penelitian sebelumnya yang relevan. Studi pustaka dapat ditelusuri melalui literatur berupa buku panduan, jurnal, hasil penelitian orang lain berupa tesis dan skripsi, serta pencarian informasi melalui internet. Keseluruhan tinjauan pustaka tersebut kemudian dirangkum untuk membentuk sebuah kerangka teoritis yang mendasari penelitian ini. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 45 3.2.4 Evaluasi Kondisi IT Change Management Saat Ini Untuk mengetahui keberhasilan dari penerapan dari IT Change Management yang ada saat ini, maka diperlukanlah tahapan evaluasi. Tahapan evaluasi ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang dapat dijadikan penentu keberhasilan dari model yang sudah ada saat ini. Dalam melakukan tahapan evaluasi ini, terdapat dua macam data yang dibutuhkan, yaitu: 1. Data Sekunder Terdapat empat data sekunder yang dapat digunakan dalam penelitian ini, yaitu: a. SOP-NETW-142 mengenai IT Change Management b. POL-CORP-018 mengenai Enterprise Information Security Policy c. SUP-ITSA-073 mengenai IT Change Management Rule and Guidance d. SUP-SERVM-007 mengenai Communications and Operations Management 2. Data Primer Data primer yang digunakan dalam penelitian ini, didapatkan berdasarkan hasil dari Focus Group Discussion (FGD) terhadap beberapa partisipan yang dipilih berdasarkan kesamaan karakteristik yang dimilikinya, yaitu memiliki pengetahuan yang luas mengenai framework ITIL dan memiliki tanggung jawab untuk mendorong kesuksesan jalannya IT Change Management di XL. 3.2.5 Penyajian dan Analisis Data Setelah semua data berhasil dikumpulkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap data tersebut. Tahapan ini dilakukan dalam upaya untuk mengkaji dan mengolah data yang telah terkumpul agar data dapat lebih mudah dimengerti dalam rangka untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah didefinisikan sebelumnya. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 46 3.2.6 Rekomendasi Peningkatan IT Change Management Setelah tahapan penyajian dan analisis data dilakukan, maka penulis dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi serta memberikan model solusi terbaik yang dapat diterapkan oleh unit IT Change and Release Management untuk meningkatkan IT Change management yang dimilikinya. 3.2.7 Kesimpulan dan Saran Setelah semua tahapan telah selesai dilakukan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan yang dapat dijadikan sebagai ringkasan akhir dari hasil penelitian yang mampu menjawab tujuan penelitian yang dilakukan. Setelah itu diberikan pula saran-saran yang membangun, baik untuk organisasi maupun untuk penelitian mendatang yang dapat digunakan demi kemajuan bersama. 3.3 Metode Pengumpulan Data Cara-cara yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Pengumpulan data primer dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: a. Observasi Lapangan Observasi lapangan adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian, seperti melakukan pengamatan terhadap internal proses dalam unit IT Change and Release Management. b. Focus Group Discussion (FGD) Salah satu metode pengumpulan data primer yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan teknik Focus Group Discussion (FGD), yaitu suatu teknik yang dapat digunakan untuk Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 47 mendapatkan informasi dengan bentuk diskusi yang dirancang untuk memunculkan informasi mengenai keinginan, kebutuhan dan pengalaman yang dikehendaki partisipan dalam mengeksplorasi masalah yang spesifik, yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti terhadap masalah yang diteliti serta untuk menarik kesimpulan terhadap makna-makna intersubjektif yang sulit diberi makna sendiri oleh peneliti karena dihalangi oleh dorongan subjektivitas peneliti mendapatkan informasi dengan cara melakukan tanya jawab penelusuran masalah dan pencarian data melalui pihak-pihak yang terkait (S, H, Wuryaningsih, & Ariawan, 1999). 2. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya, dapat berupa dokumentasi, laporan yang telah tersedia pada unit IT Change and Release Management maupun dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian. 3.4 Jadwal Pelaksanaan Berikut adalah jadwal pelaksanaan penelitian yang dilakukan, kegiatan ini dimulai dari studi literatur hingga penarikan kesimpulan, jadwal pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini: Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian No Kegiatan 1 Identifikasi Masalah 2 Studi Literatur 3 Evaluasi Kondisi Saat ini 3.1 Observasi Lapangan 3.2 Pengumpulan data sekunder Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 48 Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian, lanjutan No 3.3 Kegiatan Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengumpulan data primer 3.3.a FGD 3.3.b Verifikasi Data 4 Penyajian data dan Analisa 5 Menentukan Rekomendasi 6 Kesimpulan dan Saran 10 Penyusunan Laporan Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 49 BAB 4 TINJAUAN ORGANISASI Bab ini menjelaskan tentang profil organisasi, tujuan, struktur organisasi perusahaan tempat studi kasus, serta penjelasan singkat mengenai unit IT Change and Release Management beserta kegiatan yang dijalankannya. 4.1 Sekilas tentang XL PT. XL Axiata Tbk. (XL) pertama kali didirikan pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari, XL mulai beroperasi sebagai perusahaan perdagangan barang dan jasa umum. XL mulai memasuki sektor telekomunikasi pada tahun 1996, setelah mendapatkan izin operasi GSM 900 dan secara resmi meluncurkan layanan GSM. Dengan demikian, XL menjadi perusahaan swasta pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telepon selular. Perseroan mengubah nama menjadi PT Excelcomindo Pratama, sesuai dengan perjanjian kerja sama antara Grup Rajawali dan tiga investor asing (NYNEX, AIF, dan Mitsui). Setelah sembilan tahun menjadi perusahaan swasta, XL kemudian melakukan Penawaran Saham Perdana (IPO) pada September 2005 dan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, yang sekarang dikenal sebagai Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada saat itu, XL merupakan anak perusahaan Indocel Holding Sdn. Bhd., yang sekarang dikenal sebagai Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd., yang seluruh sahamnya dimiliki oleh TM International Sdn. Bhd. (“TMI”) melalui TM International (L) Limited. Pada tahun 2009, TMI berganti nama menjadi Axiata Group Berhard (“Axiata”) dan di tahun yang sama PT Excelcomindo Pratama Tbk. berganti nama menjadi PT XL Axiata Tbk. untuk kepentingan sinergi. Dengan adanya infrastruktur jaringan dan layanan yang sangat luas di seluruh tanah air, XL telah berkembang dari perusahaan kecil yang menjual layanan dasar telepon menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di tanah air. Berdasarkan laporan tahunan tahun 49 2012, XL Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 50 menawarkan berbagai produk dan layanan telekomunikasi seperti percakapan, SMS, layanan berbasis data dan layanan tambahan lainnya kepada lebih dari 90 persen penduduk Indonesia yang berjumlah 240 juta orang. Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, XL senantiasa berusaha meningkatkan layanan menyeluruh (end-to-end) dan terus berinovasi untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan pelanggan, selalu dinamis dalam mengelola dan menjalankan usahanya. XL juga selalu bersedia belajar dan cepat beradaptasi dengan perubahaan di industri atau keadaan pasar sehingga mampu memberikan atau menyediakan layanan berkualitas prima kepada pelanggan (PT. XL Axiata Tbk., 2012). 4.2 Visi, Misi dan Strategi XL 4.2.1 Visi Menjadi juara selular Indonesia dan dapat memuaskan pelanggan, pemegang saham dan karyawan. 4.2.2 Misi 1. Menghasilkan layanan jasa yang bermutu dan terbaik bagi pelanggan 2. Meningkatkan pangsa pasar XL melalui strategi pemasaran yang efektif dan didukung dengan sistem manajemen yang baik. 4.2.3 Strategi XL Untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, XL telah menerapkan sebuah strategi dalam menjalankan bisnisnya. Strategi XL tersebut lebih dikenal dengan sebuah jargon “1-2-3-4”, yang berarti: 1. Menjadi nomor 1 dalam customer experience. Customer experience dimaknai oleh XL sebagai different offer for different customer. XL harus mampu memberikan produk-produk yang memang dibutuhkan oleh pelanggan. Masing-masing pelanggan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu XL terlebih dahulu harus dapat mengenali Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 51 lebih dekat karakteristik dari pelanggan-pelanggan yang mereka miliki. 2. Menghasilkan 2 (dua) kali revenue. Target pada 2014, XL harus dapat menghasilkan revenue sebesar 40 (empat puluh) triliun rupiah atau sebesar 2 (dua) kali lipat dari revenue 2011 yang sebesar 20 (dua puluh) triliun rupiah. Revenue ini dihitung dari bisnis telekomunikasi yang telah lama dijalani oleh XL, dan bisnis-bisnis penunjang lainnya yang mulai digerakkan oleh XL. 3. Terlaksana dalam 3 (tiga) tahun (sampai dengan 2014). Pencapaian semua target bisnis yang disebutkan dalam “jargon 1-2-3-4” ini dalam jangka waktu 4 tahun, yaitu periode 2012-2015. 4. Memiliki 4 (empat) kali jumlah pelanggan. Pertumbuhan pelanggan XL dari bisnis-bisnis baru yang dijalankan sangat cepat. Target untuk memiliki 4 (empat) kali jumlah pelanggan pada 2014 adalah bukan target yang mustahil dicapai oleh XL apabila XL benar-benar menekuni bisnis-bisnis baru yang dijalaninya. 4.3 Nilai dan Budaya Kerja XL 4.3.1 Nilai XL XL memiliki tiga nilai utama yang dapat disingkat sebagai “ITS XL”, yaitu 1. Integrity (Integritas) Dapat dipercaya dan selalu mematuhi etika profesi dan bisnis. 2. Teamwork (Kerja sama) Saling mendukung dan secara aktif terlibat dalam mencapai tujuan bersama. 3. Service Excellence (Pelayanan Prima) Sepenuh hati memberikan solusi terbaik untuk memenuhi harapan pelanggan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 52 4.3.2 Budaya Kerja XL XL melakukan transformasi budaya kerja dalam mewujudkan inspirasinya untuk menjadi nomor 1 dalam pengalaman pelanggan, yaitu: 1. Taking Ownership Berani bertanggung jawab dalam memberi pelayanan kepada pelanggan internal maupun (pelanggan) eksternal 2. Outside In Memahami kebutuhan pokok pelanggan dan menjadikannya acuan dalam semua tindakan kita sehari-hari 3. Demanding Menetapkan standarisasi yang tinggi bagi diri sendiri, rekan kerja, anggota tim, dan mitra kerja eksternal untuk memastikan kualitas yang tinggi serta pelayanan yang tepat waktu. 4. End to End Memahami keseluruhan proses yang ada untuk memastikan pelayanan tepat waktu yang telah kita janjikan kepada pelanggan. 4.4 Perkembangan XL dari Tahun ke Tahun Menurut Laporan tahun 2012, selama 18 tahun dalam menjalankan bisnisnya (dari tahun 1996-sekarang), XL telah banyak mengalami berbagai macam peristiwaperistiwa yang dapat dijadikan sebagai tonggak sejarah, hingga mampu memberikan atau menyediakan layanan yang berkualitas prima kepada pelanggan (PT. XL Axiata Tbk., 2012), seperti yang tertuang pada Gambar 4.1, Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 53 2011-2014, Melakukan transformasi strategi usaha. 2001-2005, Memperluas infrastruktur telekomunikasi ke seluruh Indonesia 2006-2010, Melakukan Brand Positioning 1996-2000, Memperoleh ijin seluler sistem GSM 900 dan resmi beroperasi secara komersial dengan fokus di area Jawa dan Sumatera Gambar 4.1 Perkembangan XL dari Tahun ke Tahun (PT. XL Axiata Tbk., 2012) Berdasarkan gambar tersebut, tahun 1996 hingga tahun 2000 dapat dianggap sebagai tonggak paling bersejarah bagi XL dalam menjalankan bisnisnya sebagai perusahaan telekomunikasi di Indonesia, karena pada tahun itu XL memperoleh ijin seluler sistem GSM 900 dan resmi beroperasi secara komersial, serta mulai menetapkan fokusnya untuk melakukan pengembangan infrastruktur telekomunikasi di area Jawa dan Sumatera hingga tahun 2000. Dalam rangka untuk menjamin kesinambungan pertumbuhan jangka panjangnya, pada tahun 2001-2005 XL mulai melakukan ekspansi dalam mengembangkan infrastruktur telekomunikasi yang dimilikinya hingga melingkupi seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Dengan memaksimalkan penggunaan dari seluruh infrastruktur yang ada, pada tahun 2006-2010 XL mulai melakukan strategi branding positioning dengan meluncurkan berbagai macam produk yang sangat kompetitif dalam rangka untuk menarik minat pelanggan sebanyak-banyaknya dengan memberikan harga yang terjangkau. Pada tahun 2011 hingga saat ini, XL mulai melakukan transformasi strategi yang dimilikinya, yaitu dengan lebih berfokus kepada memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas bagi para pelanggannya, serta berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari semua proses Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 54 operasionalnya dengan mulai berkomitmen untuk meningkatkan praktik GCG (Good Corporate Governance) dan mengaitkannya dengan strategi bisnis perusahaan. Hal ini bertujuan untuk dapat memaksimalkan pencapaian sasaransasaran usaha XL, karena dengan menerapkan praktik GCG dapat membantu XL dalam memaksimalkan potensi sumber daya yang ada, dan menghindari tumpang tindih alokasi waktu, biaya dan sumber daya manusia. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 55 4.5 Struktur Organisasi Chief Executive Officer Finance Financial Accounting & Treasury Investor Relation, Bus.Control & Corp.Fin Leased & Cost Management Revenue Assurance & Fraud Management Taxation & Payable Management Operating Synergy and Integration Integration Organization Digital Services Corporate Strategy &Business Transform Consumer Marketing Commerce Business Strategy & Partnerships Demand Management & Technology Business Development Business Transformation Services Customer Management & Insight Channel Management Commercial Strategic Partnership Information Technology Digital Service Analytics Corporate Strategy& Planning Customer Service Commerce Performance Management General vendor Management Network Development Digital Services Transformation Program Management Deputy CMO Enterprise and Community Procurement Operations PMO Service Management Solution Development Service Experience Management Modern Channel Strategic Partnership Services Management Project Management Office Region Central Service Assurance, Ops & Corp Security Region East Service Partner Management Region Jabodetabek Executive Office IO-Finance Corporate Communications IO-Human Resource Corporate Legal IO-Legal, Regulatory & Corp Secretary Corporate Secretary IO-Marketing Governance & Compliance IO-Sales & Distribution Human Capital Development IO-Technology Internal Audit and Risk Management Regulatory and Government Relations Region North Region West Tower Business and Carrier Relation Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT XL Axiata Tbk. (Management, 2014) Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 56 XL dipimpin oleh seorang CEO, dan memiliki 8 divisi yaitu finance, marketing, service management, technology & digital services, commerce, corporate business transformation, business strategy & executives, dan executive office. XL memiliki dua unit yang terlibat aktif dalam kegiatan Change Management, yaitu unit SOG-Change Management yang berada dibawah divisi Service Partner Management dan unit IT Change Management yang berada dibawah divisi Information Technology. Kedua unit tersebut saling bekerja sama dalam melakukan pengelolaan terhadap berbagai macam perubahan yang terjadi di XL. Unit SOG-Change Management bertugas untuk membuat dan merumuskan kebijakan maupun prosedur yang dapat diterapkan untuk mengelola perubahan di XL, serta mengawasi pelaksanaan implementasi dari kebijakan tersebut, sedangkan unit IT Change and Release Management bertugas untuk menjalankan dan mengontrol penerapan dari kebijakan maupun prosedur yang telah ditetapkan oleh unit SOG-Change Management pada area IT. 4.6 IT Change and Release Management 4.6.1 Sekilas tentang Unit IT Change and Release Management Unit IT Change and Release Management merupakan salah satu unit berada dibawah divisi IT Service Delivery Management ini, bertugas untuk mengelola berbagai macam perubahan yang terjadi di bidang TI dan memastikan bahwa perubahan tersebut sesuai dengan tujuan bisnis XL. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, unit ini berfungsi untuk memastikan bahwa semua perubahan yang terjadi dicatat dalam change log, dievaluasi, ditinjau dan terdokumentasikan dengan baik, serta bertanggung jawab dalam melakukan perencanaan dan penjadwalan terhadap semua perubahan yang ada, sehingga hanya perubahan yang disetujui saja yang dapat diimplementasikan dengan menggunakan metode dan prosedur yang sudah disepakati bersama. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir akibat negatif yang dapat timbul terkait dalam pengimplementasian perubahan tersebut ke dalam production system. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 57 4.6.2 Struktur Organisasi IT Change and Release Management Information Technology IT Service Delivery Management IT Security Operations IT Governance & Cost Management IT Service Build IT Partner Management IT Service Operations and Monitoring IT Change and Release Management Analyst Officer Officer Gambar 4.3 Struktur Organisasi Unit IT Change and Release Management (Management, 2014) Gambar 4.3 menjelaskan mengenai struktur organisasi yang ada di unit IT Change and Release Management yang berada dibawah department Information Technology. Unit IT Change and Release Management dikepalai oleh seorang Manager, yang membawahi tiga orang staff, yaitu seorang analyst dan dua orang officer. Di mana masing-masing dari mereka telah memiliki tugas dan tanggung jawabnya sendiri-sendiri dalam menjalankan dan memajukan unit IT Change and Release Management. Tabel 4.1 memberikan penjabaran mengenai tugas dan tanggung jawab dari masing-masing personel unit IT Change and Release Management, Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 58 Tabel 4.1 Peran dan Tanggung Jawab dalam Unit IT Change and Release Management (Management, 2014) No 1 Peran Tugas Manager Mendorong dan mengontrol kesuksesan jalannya proses IT Change Management dengan cara menanamkan budaya GCG di dalam organisasi. 2 Analyst • Mendefinisikan dan melakukan penilaian terhadap dampak dari suatu perubahan • Mengembangkan dan memelihara rencana IT Change management 3 Officer • Meninjau ulang desain dari proses bisnis • Mengelola kegiatan IT Change management yang bersifat operasional dan membuat laporan secara berkala • Memastikan bahwa setiap perubahan sudah mengikuti proses IT Change Management yang berlaku. 4.6.3 Kegiatan Operasional IT Change and Release Management Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dalam mengelola perubahan pada area TI, unit IT Change and Release Management sudah memiliki dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus diikuti, yaitu: SOP-NEWT-142. Dokumen tersebut menjelaskan secara detail mengenai mekanisme proses yang berlangsung di dalam unit IT Change and Release Management dalam melakukan pengelolaan perubahan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 59 Gambar 4.4 Gambaran Umum Proses IT Change Management (XL Change Management, 2012) Gambar 4.4 menjelaskan mengenai mekanisme proses dari IT Change Management yang berlaku pada unit IT Change and Release Management secara garis besar, dimulai dari perubahan tersebut diinisiasi, dievaluasi, dijadwalkan, diimplementasikan hingga siklus hidup dari perubahan tersebut dianggap selesai. Pada saat perubahan diinisiasi oleh Change Requestor ke dalam bentuk RFC (Request for Change), RFC tersebut haruslah sudah dilengkapi semua dokumendokumen standar change yang sudah ditetapkan sebelumnya, seperti: deskripsi perubahan, rencana detail pengerjaannya, rencana back-out, analisis risk dan impact, security checklist dll. Setelah semua kelengkapan dokumen sudah disetujui oleh unit IT Change and Release Management, maka perubahan tersebut dapat dibahas di dalam forum CCB (Change Control Board), yang dilakukan dua kali dalam seminggu, yaitu: setiap hari selasa dan hari kamis. Pengkajian risk dan impact secara detail dan menentukan apakah RFC tersebut sudah layak untuk dilaksanakan, ditunda maupun ditolak dilakukan di dalam forum CCB. Namun apabila RFC tersebut memiliki risk dan impact yang besar bagi keberlangsungan bisnis XL, maka unit IT Change and Release Management berkewajiban untuk melakukan proses eskalasi terhadap RFC tersebut ke tingkat CAB (Change Advisory Board), yang berisikan para Higher Level Management di XL. Setelah semua RFC telah dikaji, maka forum CCB berkewajiban Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 60 untuk mengeluarkan jadwal pengerjaan yang sudah disepakati bersama di dalam forum dengan mempertimbangkan prioritas, tingkat kesulitan, resources yang dibutuhkan serta keterkaitan RFC tersebut dengan RFC yang lain. Jadwal yang telah dikeluarkan tersebut wajib diikuti oleh pihak Change Requestor dan Change Implementer dari mulai proses pengerjaan RFC hingga siklus hidupnya selesai. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 61 BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan secara detail mengenai kondisi IT Change Management saat ini, tahapan kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan evaluasi dari proses IT Change Management yang sudah ada berdasarkan framework ITIL serta pemberian analisis rekomendasi perbaikan yang dapat digunakan XL guna untuk meningkatkan proses IT Change Management yang telah ada berdasarkan prioritasnya. 5.1 Proses IT Change Management Saat Ini 5.1.1 Pembagian Peran dan Tanggung Jawab Dalam rangka untuk memperjelas peran dan tanggung jawab dari setiap stakeholder dalam proses IT Change Management, maka di dalam SOP-NETW142 unit IT Change and Release Management mengklasifikasikan stakeholder berdasarkan peran dan tanggung jawabnya dalam menjalankan proses IT Change Management, yaitu: Tabel 5.1 Pembagian Peran dan Tanggung Jawab pada Proses IT Change Management (XL Change Management, 2012) No 1 Peran Definisi Change Requestor Pihak yang bertanggung jawab untuk (Requester) membuat dan mengajukan RFC (Request for Change), Change Requestor bisa juga bertindak sebagai Change Implementer. 2 Change Implementer Pihak yang bertanggung jawab untuk (Executor) mengimplementasikan rencana perubahan dan melaporkan hasil dari implementasi tersebut. 61 Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 62 Tabel 5.1 Pembagian Peran dan Tanggung Jawab pada Proses IT Change Management, lanjutan (XL Change Management, 2012) No 3 Peran Change Owner Definisi Pimpinan dari Change Requestor, pihak yang bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dan keefektifan kerja dari Change Requestor dan Change Implementer. 4 5 Service Owner (Business Pihak yang menginisiasi dan menyetujui User) perubahan. Change Manager Pihak yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa RFC yang diajukan sudah sesuai dengan standar proses IT Change Management yang ada. 6 Change Control Board Forum yang berfungsi untuk menilai (CCB) kelengkapan, keabsahan dan menganalisis dampak serta resiko dari setiap perubahan. 7 Change Advisory Board Forum yang berfungsi untuk membantu peran (CAB) CCB dalam menilai kelengkapan, keabsahan dan menganalisis dampak serta resiko dari perubahan yang signifikan. 8 Testing Team Pihak yang bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari sebuah perubahan, dengan melakukan UAT dan Sanity Test. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 63 Tabel 5.1 Pembagian Peran dan Tanggung Jawab pada Proses IT Change Management, lanjutan (XL Change Management, 2012) No 9 Peran Evaluator Definisi Pihak yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi kualitas dari sebuah perubahan yang telah diimplementasikan, baik dari sisi bisnis, operasional dan kepuasan pelanggan. 10 Emergency CAB (ECAB) Forum yang berfungsi untuk menganalisis dampak serta resiko dari perubahan yang ditujukan untuk memperbaiki kesalahan dalam layanan TI yang dapat memberikan dampak negatif terhadap bisnis hingga ketingkatan yang sangat tinggi. Forum ini terdiri dari Insiden tim (jika terkait dengan insiden), change manager dan kepala dari masing-masing unit TI 5.1.2 Kategorisasi Perubahan Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dalam mengelola proses perubahan di area TI, unit IT Change and Release Management telah membakukan beberapa dokumen yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengajukan perubahan, dokumen-dokumen tersebut dikenal sebagai Standar Operasional Procedure (SOP) dan Supporting Document (SUP). Unit IT Change and Release Management membedakan perubahan ke dalam tiga kategori (IT Change & Release Management, 2013), yaitu: Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 64 1. Normal Changes Jenis perubahan yang dapat dikategorikan sebagai perubahan dengan tipe normal adalah semua jenis perubahan yang telah direncanakan terlebih dahulu serta memiliki dampak bagi organisasi dan bisnis dalam berbagai tingkatan. Perubahan dengan tipe normal harus melalui proses IT Change Management yang biasa, dimulai dari pendaftaran perubahan sebagai sebuah RFC (Request for Change), kemudian dilakukan peninjauan, penilaian dan penjadwalan terhadap RFC tersebut di dalam forum CCB (Change Control Board), hingga jadwal implementasi dari semua RFC yang telah ditinjau dirilis kepada semua stakeholder yang berkepentingan, dengan kriteria sebagai berikut: a. Telah direncakana sebelumnya (2-4 hari dari waktu pelaksanaan) b. Tidak dikategorikan ke dalam perubahan dengan tipe pre-approved maupun perubahan dengan tipe emergency. c. Perubahan dapat diimplementasikan di dalam waktu yang telah disepakati di dalam forum. Perubahan yang telah dikategorikan ke dalam tipe normal namun memiliki resiko dan dampak yang besar bagi organisasi dan bisnis harus mendapatkan persetujuan dari forum CAB (Change Advisory Board) terlebih dahulu. 2. Pre-approved Changes Jenis perubahan yang dapat dikategorikan sebagai perubahan dengan tipe preapproved adalah semua jenis perubahan yang sering diimplementasikan dengan langkah-langkah implementasi yang sama, atau dapat disebut juga sebagai perubahan yang bersifat BAU (Business as Usual), serta memiliki dampak dan resiko yang telah dikenali dan dipahami oleh semua stakeholder. Untuk menegaskan bahwa suatu perubahan dapat dikategorikan sebagai perubahan dengan tipe pre-approved, perubahan tersebut tetap harus melalui proses Change Management biasa terlebih dahulu, namun setelah mendapatkan persetujuan dari forum bahwa perubahan tersebut dapat dikategorikan sebagai perubahan dengan tipe pre-approve, maka untuk proses selanjutnya hanya Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 65 perlu mendapatkan persetujuan dari unit IT Change and Release Management sebelum perubahan tersebut diimplementasikan ke production system. Perubahan dengan tipe pre-approved memiliki kriteria sebagai berikut: a. Dampak dan Risiko perubahan telah dikenal dan dipahami dengan baik oleh semua stakeholder. b. Merupakan bagian dari perubahan yang bersifat BAU. c. Sering diimplementasikan d. Memiliki langkah-langkah implementasi yang sama e. Telah mendapatkan persetujuan dari forum untuk pertama kali. Proses evaluasi untuk perubahan dengan tipe pre-approved dilakukan setiap tiga bulan sekali, hal ini bertujuan untuk melihat kesesuaiannya dengan kebutuhan dari sisi operasional dan bisnis. Pengkategorisasian dari sebuah perubahan yang telah dinyatakan sebagai perubahan dengan tipe pre-approved dapat dicabut, apabila perubahan tersebut menyebabkan maupun memacu insiden atau memberikan dampak negatif terhadap layanan TI. 3. Emergency Change Jenis perubahan yang dapat dikategorikan sebagai perubahan dengan tipe emergency adalah semua jenis perubahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan dalam layanan TI yang dapat memberikan dampak negatif terhadap bisnis hingga ketingkatan yang sangat tinggi. Perubahan dengan tipe ini biasanya didorong dengan adanya insiden bisnis yang penting. Perubahan dengan tipe ini harus dilakukan secepatnya dalam rangka untuk meningkatkan maupun mengembalikan fungsi dari layanan TI kembali ke kondisi sebelumnya. Perubahan dengan tipe emergency memiliki kriteria sebagai berikut: a. Pemulihan penuh terhadap layanan TI yang memiliki insiden dengan prioritas nomer 1 (P1) maupun prioritas nomer 2 (P2). b. Pemulihan sementara terhadap layanan TI yang memiliki insiden dengan Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 66 prioritas nomer 1 (P1) maupun prioritas nomer 2 (P2). c. Pemulihan terhadap layanan TI yang memiliki insiden yang selalu berulang dengan prioritas nomer 3 (P3). Suatu perubahan dapat dikategorikan sebagai perubahan dengan tipe emergency, hanya apabila perubahan tersebut memenuhi ketiga kriteria diatas, dan penanganan perubahan ini dapat mengikuti jalur emergency changes, seperti yang tertuang di dalam SUP-ITSA-073 pada bagian IT Emergency Change Handling Guidance. 5.1.3 Critical Success Factor (CSF) dan Key Performance Index (KPI) Change Management Saat Ini Di dalam kebijakan keamanan informasi perusahaan yang tertuang di dalam POLCORP-018 yang telah disetujui dan disahkan oleh semua jajaran direksi XL pada tanggal 1 may 2013 (Directors, 2013), tertuang pula kebijakan yang mengatur mengenai tata cara pengelolaan perubahan yang bersifat operasional. Di mana di dalam dokumen tersebut dinyatakan bahwa semua perubahan yang berkaitan dengan pengolahan informasi dan sistem harus dikelola dengan baik. Pengelolaan perubahan tersebut harus mencakup proses identifikasi dan pencatatan, proses penilaian dampak, proses persetujuan (approval), proses komunikasi antara pihakpihak yang terlibat, dan proses identifikasi tanggung jawab untuk membatalkan maupun memulihkan dari perubahan yang gagal, sehingga dapat meminimalisir akibat negatif yang dapat timbul terkait dalam pengimplementasian perubahan tersebut ke dalam production system. Dengan mengacu kepada kebijakan tersebut, maka unit IT Change and Release Management membentuk beberapa CSF (Critical Success Factor) dan KPI (Key Performance Index) yang dapat digunakan sebagai indikator dan alat ukur kinerja dari unit IT Change and Release Management dalam melakukan pengelolaan perubahan pada area TI untuk menjamin keselarasan antara TI dengan kebijakan perusahaan yang ada, seperti yang terlihat pada tabel 5.2, Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 67 Tabel 5.2 CSF dan KPI Unit IT Change and Release Management pada Tahun 2013 (Management, 2014) No CSF KPI Deskripsi Jumlah perubahan yang Deviation Change 1 Making Process Compliance Quick and Rate Accurate disetujui di luar proses Change Management yang ada dibanding dengan jumlah perubahan yang disetujui dalam periode waktu tertentu Changes 2 Based On Jumlah perubahan yang berhasil Business diimplementasikan ke dalam Priorities Success Rate Changes to production system Production dibandingkan dengan jumlah perubahan yang disetujui dalam periode waktu tertentu Jumlah perubahan yang diimplementasikan sesuai 3 Planned Window Time dengan rentang waktu yang Compliance telah disepakati dibandingkan (Governance) dengan jumlah perubahan yang Controlling disetujui dalam periode waktu Changes tertentu # Development & 4 Enhancement Change Process Banyaknya peningkatanpeningkatan proses Change Management yang dilakukan dalam periode waktu tertentu Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 68 Tabel 5.2 CSF dan KPI Unit IT Change and Release Management pada Tahun 2013, lanjutan (Management, 2014) No CSF KPI Jumlah perubahan yang Protecting Services 5 When Making Deskripsi menimbulkan insiden dalam % of Incidents due to pengimplementasiannya Change dibandingkan dengan jumlah Changes perubahan yang disetujui dalam periode waktu tertentu 5.2 Evaluasi Tingkat Kematangan Proses IT Change Management Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dijabarkan pada BAB I, maka perlu untuk dilakukan tahap evaluasi tingkat kematangan proses IT Change Management yang dimiliki oleh unit IT Change and Release Management yang sudah ada. Dengan harapan dapat memberikan rekomendasi perbaikan IT Change Management yang selaras dengan kebutuhan bisnis XL. Oleh karena itu, diperlukanlah penggalian informasi lebih dalam untuk mengetahui permasalahan maupun keluhan yang dirasakan selama ini. 5.2.1 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) sebagai media untuk mengumpulkan data-data maupun informasi-informasi yang berkaitan dengan proses IT Change Management, karena FGD memberikan kebebasan bagi para peserta untuk menyampaikan ide, pendapat dan juga masukan selama masih dalam batas kerangka kerja dari tujuan FGD. Dengan kata lain, data yang diperoleh dari FGD merupakan data yang lebih terperinci apabila dibandingkan dengan menggunakan metode kuesioner yang hanya memberikan penilaian terhadap atribut yang sudah ditentukan sebelumnya. FGD kali ini, menggunakan enam orang partisipan yang dipilih berdasarkan kesamaan karakteristik yang dimilikinya, yaitu memiliki pengetahuan yang luas mengenai framework ITIL dan memiliki tanggung jawab untuk mendorong Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 69 kesuksesan jalannya proses IT Change Management di XL, dengan tujuan untuk mendapatkan indikator-indikator yang berguna dari pandangan praktisi IT mengenai tingkat kesuksesan dari proses IT Change Management yang telah dikerahkan dan dieksekusi. Pemilihan keenam orang partisipan tersebut didasari oleh adanya penelitian yang dilakukan oleh Kreuger pada tahun 1988 (Krueger, 1988), yang menyatakan bahwa sebuah kelompok kecil (4 - 6 Orang) dapat digunakan apabila partisipan memiliki pengetahuan yang luas mengenai topik atau memiliki banyak pengalaman terhadap topik diskusi. FGD dimulai dengan memberikan gambaran secara umum mengenai topik yang dibahas, tujuan pembahasan dan mekanisme yang dilakukan selama FGD berlangsung. Agar pembicaraan lebih terarah dan tepat sasaran, maka pengukuran dilakukan dengan menggunakan standar pertanyaan yang ada di dalam kuesioner ITIL Change Management Self-Assessment yang disusun oleh Stephen Kent dari Office of Government Commerce (OGC) (Kent), seperti yang terdapat pada Lampiran 1. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian antara proses Change Management yang telah dijalankan dengan proses Change Management yang ada pada framework ITIL, sehingga dapat mempermudah pengembangan tahap selanjutnya guna untuk meningkatkan kemampuan dari unit IT Change and Release Management dalam mengelola perubahan TI secara lebih efektif lagi dengan cara menciptakan kesadaran tentang isu-isu mengenai manajemen dan kontrol. Terdapat lima level tingkatan dalam sistem penilaian ini, untuk masing-masing level terdiri dari 2 sublevel, kecuali pada level 5. Karena level 5 merupakan level tertinggi di dalam sistem penilaian ini, di mana level ini dianggap sebagai level yang memiliki tingkat kematangan yang paling sempurna. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada tabel 5.3: Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 70 Tabel 5.3 Tingkatan Kematangan yang dapat diukur dengan menggunakan ITIL Change Management Self-Assessment (Kent) No 1 Level Nama Level 1 Prerequisite Deskripsi Memastikan tingkatan minimum dari semua persyaratan sudah tersedia demi mendukung jalannya kegiatan IT Change Management Level 1.5 Management Memastikan sudah Intent kebijakan, pernyataan, tujuan bisnis organisasi dan melakukan kegiatan tersedianya petunjuk IT dalam Change Management 2 Level 2 Process Meneliti Capability Management yang sedang dilakukan untuk kegiatan IT mengidentifikasi Change semua set kegiatan dalam tingkat minimal telah dilakukan Level 2.5 Internal Memastikan Integration saling terintegrasi telah cukup untuk memenuhi bahwa tujuan kegiatan dari yang proses IT Change Management 3 Level 3 Products Meneliti hasil keluaran dari proses IT Change Management untuk memastikan bahwa semua produk yang relevan sedang diproduksi Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 71 Tabel 5.3 Tingkatan Kematangan yang dapat diukur dengan menggunakan ITIL Change Management Self-Assessment, lanjutan (Kent) No Level Level 3.5 Nama Quality Control Deskripsi Fokus dalam melakukan review dan verifikasi hasil keluaran dari proses untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan kualitas yang diinginkan 4 Level 4 Management Fokus dengan tata kelola proses untuk Information memastikan bahwa ada informasi yang memadai dan tepat waktu yang dihasilkan dari proses IT Change Management dalam rangka mendukung keputusan manajemen Level 4.5 External Memastikan bahwa semua antarmuka Integration eksternal, diskrit hubungan dan antara proses lainnya telah proses ditetapkan dalam organisasi 5 Level 5 Customer Fokus terhadap review eksternal dan Interface validasi proses untuk memastikan bahwa hal tersebut tetap dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan 5.2.2 Hasil Evaluasi Tingkat Kematangan Proses IT Change Management Berdasarkan hasil FGD yang telah dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 11 April 2014 di ruang rapat 8B gedung GrhaXL lantai 8, didapatkan hasil bahwa saat ini proses IT Change Management yang dijalankan oleh unit IT Change and Release Management memiliki tingkat kematangan yang berada pada level 3 – “Products”, seperti yang terdapat pada Lampiran 1. Di mana pada level tersebut dapat dinyatakan, unit IT Change and Release Management sudah mampu Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 72 memastikan bahwa hasil keluaran yang didapatkan dari proses IT Change Management sedang dilaksanakan, hasil keluaran tersebut dapat berupa laporan bulanan maupun laporan mingguan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan operasional dan manajemen. Tabel tersebut, menjabarkan mengenai hasil dari selfassessment yang dilakukan pada unit IT Change and Release Management untuk melihat kesesuaian antara proses IT Change Management yang telah dijalankan dengan proses IT Change Management yang ada pada framework ITIL. Setiap level terdiri dari sekumpulan elemen struktur yang telah diberi bobot, di mana ada elemen struktur yang memiliki bobot yang lebih besar jika dibandingkan dengan yang lain dan ditandai dengan simbol “M”. Setiap level juga memiliki nilai minimum yang harus dilewati sebelum bisa berpindah pada level selanjutnya, hal ini bertujuan untuk melihat area-area yang masih harus ditingkatkan kemampuannya. Penilaian ini didasarkan pada framework ITIL yang mengakui bahwa adanya sejumlah elemen struktur yang harus diterapkan terlebih dahulu dalam membangun proses IT Change Management yang baik. Dengan mengacu kepada hasil evaluasi dari unit IT Change and Release Management yang terdapat pada Lampiran 1, masih terdapat beberapa area yang belum terpenuhi dengan baik, seperti pada level 2.5 mengenai: belum terkelolanya catatan perubahan yang dapat menggambarkan perkembangan perubahan yang sedang terjadi dan pada level 3.5 mengenai: masih dipertanyakannya kemampuan dari personil yang bertanggung jawab dalam menjalankan kegiatan IT Change Management serta belum ditetapkannya kembali target maupun tujuannya untuk Change Management, apabila dibandingkan standar yang telah ditetapkan oleh OGC (Office of Government Commerce) dan ditandai dengan warna biru, seperti yang dapat dilihat pada gambar 5.1. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 73 Gambar 5.1 Ilustrasi ITIL Service Support Self-Assessment: Change Management 5.2.3 Pemetaan antara Harapan dan Kondisi Saat ini pada Unit IT Change and Release Management Berdasarkan hasil self-assessment yang telah didapatkan pada bagian sebelumnya, maka perlu pula untuk dilakukan pemetaan antara harapan (kondisi ideal) yang ingin dicapai, terhadap kondisi unit IT Change and Release Management yang ada saat ini. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan identifikasi dan prioritasi proses-proses yang perlu diperbaiki pada unit IT Change and Release Management. Dengan mengacu kepada hasil self-assessment yang telah dilakukan terhadap unit IT Change and Release Management, maka pemetaan yang dilakukan tidak meliputi seluruh tingkatan kematangan yang dapat diukur dengan menggunakan ITIL Change Management Self-Assessment (level 5). Namun pemetaan ini hanya dilakukan hingga level 3.5 – “Quality Control”, yaitu tingkatan terakhir yang tidak dapat dilewati oleh unit IT Change and Release Management dalam selfassessment ini, karena framework ITIL mengakui adanya sejumlah elemen struktur yang harus diterapkan terlebih dahulu dalam membangun proses Change Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 74 Management yang baik. Berdasarkan hasil pemetaan antara kondisi unit IT Change and Release Management saat ini dan harapan (kondisi ideal) yang ingin dicapai beserta labelnya, seperti yang terdapat pada lampiran 2. Pemberian label “merah”, “kuning” dan “hijau” pada masing-masing poin mengindikasikan prioritas dari masing-masing elemen struktur yang terdapat pada ITIL Self-Assessment untuk proses IT Change Management, dengan penjelasan sebagai berikut: a. Label Merah, Pemberian label merah pada suatu elemen stuktur menggambarkan mengenai kondisi IT Change Management saat ini yang tidak memenuhi syarat yang diminta, melalui pertanyaan yang bersifat Mandatory (“M”) dan memiliki bobot yang lebih besar dari pertanyaan yang lain, sehingga perlu untuk lebih diprioritaskan. b. Label Kuning Pemberian label kuning pada suatu elemen struktur menggambarkan mengenai kondisi IT Change Management saat ini yang tidak memenuhi syarat yang diminta, melalui pertanyaan yang tidak bersifat Mandatory, maupun kondisi IT Change Management yang sudah memenuhi syarat yang diminta namun dari pihak operasional menginginkan adanya perbaikan untuk kondisi tersebut. c. Label Hijau Pemberian label hijau pada suatu elemen struktur menggambarkan mengenai kondisi IT Change Management saat ini yang sudah memenuhi syarat yang diminta, melalui elemen struktur yang ada pada ITIL Self-Assessment untuk Change Management. Berdasarkan pemberian label yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa, sebenarnya sudah banyak hal-hal yang sudah memenuhi persyaratan standar dari sebuah IT Change Management yang baik menurut framework ITIL, namun masih banyak pula bentuk perbaikan-perbaikan yang tetap harus Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 75 diterapkan oleh unit IT Change and Release Management untuk mencapai hasil yang diinginkan dan sesuai dengan kebutuhan bisnis XL. 5.3 Rekomendasi Perbaikan Dengan mengacu kepada harapan (kondisi ideal) yang ingin dicapai oleh unit IT Change and Release Management, maka perlu disusun langkah-langkah atau tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi IT Change Management yang ada saat ini, dalam bentuk rekomendasi perbaikan yang mengacu kepada arahan yang diberikan oleh framework ITIL, serta telah disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang ada di XL, baik dari segi operasional maupun dari segi bisnis, seperti yang terdapat pada Lampiran 4. Pemberian rekomendasi perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan cara memetakan kondisi IT Change Management saat ini berdasarkan elemen struktur yang bersifat Mandatory (label merah) dan elemen struktur yang bersifat nonMandatory maupun elemen struktur yang perlu disempurnakan (label kuning). Hal ini bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan yang terstruktur, terarah dan tepat sasaran untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 76 5.3.1 Pemetaan Kondisi Change Management saat ini Berdasarkan Elemen Struktur yang Bersifat Mandatory (Label Merah) Tabel 5.4 Pemetaan Kondisi IT Change Management saat ini dan Rekomendasinya (Mandatory) Level 3.5: Quality Control No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Tidak, karena belum 1 3.5-25: Apakah semua personel dari personil yang unit IT Change and bertanggung jawab Release dalam menjalankan Management yang kegiatan Change sudah mendapatkan Management sudah pelatihan Change dilatih dengan baik? Management secara Perlu untuk memberikan pelatihan dan sertifikasi Change Management kepada tim yang terlibat langsung dalam pengelolaan perubahan. formal Rekomendasi People: Membentuk Change Process Owner (CPO), yang bertugas untuk melakukan review dan memberikan saran mengenai perbaikan-perbaikan yang perlu diterapkan, baik dari sisi people, process, tools maupun mekanisme eskalasi, kepada pihak manajemen. Dengan mengacu kepada tabel diatas, yaitu tabel 5.4 (pemetaan rekomendasi dengan label merah), maka dapat disimpulkan bahwa rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan adalah dengan membentuk Change Process Owner (CPO) sebagai bagian dari membuat, memodifikasi dan memperjelas peran dan tanggung jawab dari masing-masing stakeholder yang terlibat dalam proses IT Change Management. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 77 5.3.2 Pemetaan Kondisi Change Management saat ini Berdasarkan Elemen Struktur yang Bersifat Non-Mandatory (Label Kuning) Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya (NonMandatory) Level 1: Pre-requisites No Elemen Struktur 1-1: Setidaknya ada kegiatan Change Management yang ditetapkan oleh organisasi, misalnya: mencatat permintaan 1 perubahan, meninjau perubahan, merencanakan perubahan, meninjau implementasi dari perubahan yang telah dilakukan? Kondisi Saat Ini Harapan XL sudah menjalankan kegiatan Change Kegiatan Change Management. Hal ini Management yang saat ditandai dengan ini dijalankan adanya kebijakan mendapatkan dukungan perusahaan yang penuh dari semua menyatakan bahwa stakeholder (dari semua perubahan kalangan bisnis hingga yang terjadi di XL operasional). harus dikontrol (POL-CORP-018). Rekomendasi People: Membentuk Change Process Owner (CPO), yang bertanggung jawab untuk memastikan proses Change Management telah berjalan dengan baik dan tepat sasaran, sesuai dengan visi dan tujuan strategis organisasi, serta menjembatani proses Change Management dengan CIO, maupun manajemen puncak dalam rangka untuk mendapatkan dukungan dari semua stakeholder. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 78 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 1: Pre-requisites No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Ada, hal ini ditandai 2 1-2: Apakah ada dengan dibentuknya individu atau suatu unit SOG-Change bidang fungsional Management dan IT tertentu yang Change and Release ditugaskan untuk Management yang melakukan kegiatan- memiliki peran aktif kegiatan Change dalam mengelola Management? kegiatan perubahan Menambah knowledge dari setiap individu yang ada di dalam tim tersebut di XL. Rekomendasi People: Membentuk Change Process Owner (CPO), yang bertugas untuk melakukan review dan memberikan saran mengenai perbaikan-perbaikan yang perlu diterapkan, baik dari sisi people, process, tools maupun mekanisme eskalasi, kepada pihak manajemen. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 79 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 1: Pre-requisites No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Ada, hal ini ditandai dengan sudah diformulasikannya 1-3: Apakah ada prosedur yang mengatur untuk 3 mengajukan dan mengeluarkan permintaan untuk perubahan? SOP dan SUP yang terkait dengan kegiatan Change Management, yaitu: SOP-NETW-142 IT Change Management dan SUP-ITSA-073 IT Melakukan peninjauan ulang secara berkala terhadap SOP dan SUP yang telah dimiliki guna untuk menyelaraskan dengan kebutuhan bisnis XL. Change Management Rule and Guidance Rekomendasi People: Membentuk Change Process Owner (CPO), yang bertanggung jawab untuk meninjau ulang kesesuaian antara SOP dan SUP yang ada dengan kebutuhan bisnis maupun kebijakan-kebijakan yang ada. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 80 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 1.5: Management Intent No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Sudah, hal ini ditandai dengan selalu dilakukannya 1.5-4: Apakah tujuan 4 dan manfaat dari Change Management telah disebarluaskan? sosialisasi setiap kali Perlu untuk dilakukan unit IT and Release peninjauan secara berkala Management mengenai pemahaman melakukan stakeholder terhadap penambahan maupun pentingnya penerapan perubahan dalam Change Management mengelola dalam sebuah organisasi. perubahan kepada semua stakeholder yang terlibat. Rekomendasi Process: Merancang mekanisme evaluasi secara rutin, dalam rangka untuk melihat pemahaman para stakeholder terhadap proses Change Management. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 81 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 1.5: Management Intent No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Sudah, hal ini ditandai dengan 1.5-5: Apakah ruang 5 lingkup kegiatan dari Change Management telah ditetapkan? adanya compliance report yang Terkelolanya semua dikeluarkan oleh perubahan dari setiap SOG-Change bisnis unit yang ada. Management yang memisahkan antara TI dan Telco. Rekomendasi People: Membentuk Change Process Owner (CPO), yang bertanggung jawab untuk meninjau ulang kesesuaian antara SOP dan SUP yang ada dengan kebutuhan bisnis maupun kebijakan-kebijakan yang ada. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 82 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 1.5: Management Intent No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Sudah, hal ini 1.5-6: Apakah organisasi sudah memiliki standar atau 6 kriteria kualitas lain dalam melakukan pengajuan dan pendaftaran perubahan? ditandai dengan adanya beberapa standar dokumentasi yang telah ditetapkan oleh unit IT Change and Release Management dan tertuang di dalam Perlu untuk meningkatkan kompetensi maupun kualitas dari faktor-faktor yang dibutuhkan oleh sebuah perubahan. dokumen SOP dan SUP. Rekomendasi Process: Menambahkan proses validasi bertingkat untuk mengurangi human error. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 83 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 2: Process Capability No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Sudah, hal ini ditandai dengan 2-7: Apakah pembagian tanggung jawab untuk setiap 7 kegiatan Change Management sudah ditetapkan dengan baik? adanya penjabaran Perlu untuk mengenai peran dan menambahkan tanggung jawab dari penjabaran peran dan semua pihak yang tanggung jawab untuk terlibat dalam proses posisi evaluator, Change sehingga dapat Management di melakukan evaluasi dalam dokumen SOP perubahan baik dari sisi dan SUP. bisnis maupun dari sisi (Requestor, kepuasan pelanggan. Assessor, dan executor) Rekomendasi People: Membuat, memodifikasi dan memperjelas peran dan tanggung jawab dari masing-masing stakeholder yang terlibat dalam proses Change Management. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 84 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 2: Process Capability No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Perlu untuk 8 Sudah, hal ini meningkatkan ditandai dengan pengetahuan dari masing- selalu diinputkannya masing stakeholder 2-8: Apakah prosedur semua request terkait dengan proses untuk melakukan perubahan yang Change Management perubahan selalu diinisiasi melalui serta meningkatkan ditaati? proses yang sudah kualitas informasi yang disepakati bersama dicantumkan di dalam sesuai dengan SOP RFC menjadi lebih dan SUP. komprehensif dan terarah. Rekomendasi Process: Merancang mekanisme evaluasi secara rutin, dalam rangka untuk melihat pemahaman para stakeholder terhadap proses Change Management. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 85 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 2: Process Capability No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Ada, semua prosedur 2-9: Apakah ada prosedur yang digunakan untuk 9 menyetujui, memverifikasi dan menjadwalkan perubahan? yang digunakan untuk menyetujui, memverifikasi dan Perlu ntuk membuat dan menjadwalkan membakukan standar perubahan sudah escalation proses ditetapkan di dalam approval. SOP dan SUP. (Normal, Standard, Emergency) Rekomendasi Process: Merancang mekanisme penanganan escalation process approval. Iya, hal ini ditandai dengan selalu 10 2-10: Apakah dilakukannya proses dampak bisnis dan penilaian terhadap teknis dari setiap dampak dari sisi perubahan selalu bisnis dan teknis di dievaluasi? dalam CCB meeting sebelum perubahan tersebut disetujui. Perlu untuk meningkatkan kepedulian dari setiap stakeholder terhadap pentingnya resiko bisnis yang diakibatkan oleh perubahan serta mengkuantifikasi resiko dan dampak terhadap bisnis. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 86 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Rekomendasi Process: Merancang matriks kategori berdasarkan prioritas Level 2: Process Capability No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Perlu untuk 2-11: Apakah progres Iya, hal ini ditandai 11 dari perubahan yang dengan dilakukanya dilakukan dipantau Post Implementation oleh Change Review secara Management? berkala. meningkatkan materi yang direview agar dapat memberikan dampak positif sebagai pembelajaran dalam melakukan penilaian perubahan. Rekomendasi Process: Meningkatkan proses PIR dan informasi-informasi yang dibutuhkannya. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 87 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 2: Process Capability No Elemen Struktur 2-12: Apakah keberhasilan pelaksanaan dari 12 suatu perubahan dikonfirmasi ulang oleh Change Management? Kondisi Saat Ini Harapan Iya, hal ini ditandai Perlu untuk mendapatkan dengan adanya informasi yang aktual laporan yang terkait dengan perubahan diberikan kepada yang terjadi, sehingga unit IT Change and dapat menghindari Release kesalahan dalam proses Management melalui pelaporan, penarikan suatu sistem yang kesimpulan dan telah disepakati pengambilan keputusan bersama. dalam tahap berikutnya. Rekomendasi Tools: Meningkatkan fungsi tools yang ada guna untuk memastikan bahwa perubahan tersebut ditangani dalam jalur dan rentang waktu yang telah ditetapkan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 88 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 2: Process Capability No Elemen Struktur 2-13: Apakah ada prosedur yang dapat 13 digunakan untuk meninjau ulang semua perubahan yang telah dilakukan? Kondisi Saat Ini Harapan Ada, hal ini ditandai Perlu untuk mendapatkan dengan adanya masukan maupun forum yang tanggapan dari dilakukan dan manajemen puncak laporan yang terkait dengan laporan dihasilkan secara yang dihasilkan dalam berkala mengenai forum PIR untuk melihat Post Implementation dampak perubahan dari Review. sisi bisnis dan organisasi. Rekomendasi People: Membentuk ITSM Executive Committee, yang bertugas untuk mengkaji semua laporan yang dihasilkan, dalam rangka untuk melihat dampak perubahan dari sisi bisnis dan organisasi. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 89 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 2: Process Capability No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Ada, hal ini ditandai 2-14: Apakah ada laporan detail 14 mengenai Change Management yang dihasilkan? dengan adanya laporan Change Management yang dihasilkan secara berkala (mingguan, bulanan dan pasca implementasi) Harapan Perlu untuk mendapatkan masukan maupun tanggapan dari manajemen puncak terkait dengan laporan yang dihasilkan dalam forum PIR untuk melihat dampak perubahan dari sisi bisnis dan organisasi. Rekomendasi People: Membentuk ITSM Executive Committee, yang bertugas untuk mengkaji semua laporan yang dihasilkan, dalam rangka untuk melihat dampak perubahan dari sisi bisnis dan organisasi. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 90 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 2.5: Internal Integration No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Sudah, hal ini ditandai dengan 2.5-15: Apakah semua perubahan yang diinisiasi sudah 15 melalui jalur Change Management yang sudah disepakati bersama? adanya peran dari unit IT Change and Release Management sebagai satu-satunya pintu yang dapat digunakan untuk menginisiasi perubahan di bidang Perlu untuk memisahkan fungsi, peran dan tanggung jawab dari unit SOG-Change Management dan IT Change and Release Management dalam mengelola perubahan di XL. TI. Rekomendasi People: Membuat, memodifikasi dan memperjelas peran dan tanggung jawab dari masing-masing stakeholder yang terlibat dalam proses Change Management. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 91 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 2.5: Internal Integration No Elemen Struktur 2.5-16: Apakah setiap perubahan direncanakan dan 16 diprioritaskan, baik secara perorangan maupun melalui kesepakatan bersama? Kondisi Saat Ini Harapan Iya, hal ini ditandai dengan adanya forum yang digunakan untuk menyetujui, memverifikasi dan menjadwalkan perubahan yang Perlu untuk menyesuaikan serta membakukan SOP dan SUP dengan kebijakan perusahan yang berlaku saat ini. diinisiasi. Rekomendasi Process: Merancang matriks kategori berdasarkan prioritas Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 92 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 2.5: Internal Integration No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Tidak, hal ini ditandai dengan belum lengkapnya 2.5-17: Apakah catatan perubahan yang dikelola dapat 17 menggambarkan perkembangan perubahan yang sedang terjadi? informasi yang diberikan kepada unit IT Change and Release Management mengenai perkembangan Perlu untuk meningkatkan budaya dan disiplin terhadap pentingnya pengelolaan perubahan. perubahan secara berkala melalui jalur yang sudah disepakati bersama. Rekomendasi Tools: Meningkatkan fungsi tools yang ada guna untuk memastikan bahwa perubahan tersebut ditangani dalam jalur dan rentang waktu yang telah ditetapkan. Process: Merancang mekanisme penanganan pelanggaran proses Change Management (unauthorized changes) Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 93 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 2.5: Internal Integration No Elemen Struktur 2.5-18: Apakah alasan-alasan yang menyebabkan 18 kegagalan dari suatu perubahan dicatat dan dievaluasi secara jelas? Kondisi Saat Ini Harapan Iya, hal ini dapat dilihat dari laporan yang dihasilkan oleh forum Post Implementation Perlu untuk menginisiasi pembuatan failure report setiap terjadi kegagalan. Review. Rekomendasi Process: Membuat mekanisme pembuatan failure report setiap terjadi kegagalan. Tools: Mengintegrasikan tools yang telah ada dengan tools yang dimiliki Incident dan Problem Management. 2.5-19: Apakah perubahan yang telah 19 terjadi, ditinjau kembali kebutuhan bisnisnya? Tidak, hal ini dapat Perlu untuk dilihat dari hasil menambahkan komponen Post Implementation informasi mengenai Review, di mana tujuan bisnis dari setiap proses review yang perubahan yang diajukan dilakukan hanya ke dalam salah faktor sampai pada level kualitas pengajuan dan operasionalnya saja. pendaftaran perubahan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 94 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Rekomendasi Process: Menambahkan komponen informasi mengenai tujuan bisnis dari masingmasing perubahan ke dalam salah satu syarat yang dibutuhkan untuk mengajukan RFC. Level 3: Products No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Sudah, hal ini ditandai dengan 3-21: Apakah jadwal perubahan yang 20 sudah disetujui diumumkan secara rutin? adanya informasi Pengurangan durasi yang diberikan dan penyebaran informasi disebarkan kepada mengenai perubahan setiap stakeholder yang sudah disetujui, mengenai perubahan karena ada banyak ad yang sudah disetujui hoc request. setelah CCB meeting dilakukan. Rekomendasi Process: Merancang mekanisme penanganan Emergency karena business urgent. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 95 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 3: Products No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Sudah, hal ini ditandai dengan adanya laporan yang dihasilkan oleh unit 3-22: Apakah ada 21 laporan standar yang disediakan secara teratur? IT Change and Release Management secara rutin terkait dengan Memiliki laporan harian yang terotomatisasi. pengelolaan perubahan yang terjadi XL. (laporan bulanan, mingguan dan laporan PIR). Rekomendasi Tools: Menambahkan fungsi yang mampu menghasilkan laporan mengenai proses Change Management secara harian. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 96 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 3: Products No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Ada, hal ini ditandai dengan adanya standar dokumen 22 3-23: Apakah ada RFC yang standar khusus yang dikeluarkan oleh unit Memiliki kesamaan ditetapkan untuk IT Change and standar dokumentasi mendokumentasikan Release RFC dengan mitra usaha. perubahan? Management dalam melakukan pengelolaan perubahan. Rekomendasi Process: Merancang standar dokumentasi yang dapat aplikasikan oleh semua kalangan RFC (Internal XL maupun mitra usaha) Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 97 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 3.5: Quality Control No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Tidak, Perusahaan saat ini sering mengalami perubahan struktur 3.5-26: Apakah organisasi menetapkan dan 23 meninjau kembali target maupun tujuannya untuk Change Management? organisasi sehingga target dan objektifitas perusahan pun kerap mengalami perubahan, namun tidak ada yang terfokus dengan Perlu penetapan tujuan yang jelas dari penerapan proses Change Management di dalam bentuk kebijakan perusahaan pentingnya penerapan proses Change Management di perusahaan. Rekomendasi People: Membentuk ITSM Executive Committee, yang bertugas untuk membuat dan meninjau kembali target maupun tujuan dari Change Management. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 98 Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi IT Change Management Saat Ini dan Rekomendasinya, lanjutan (Non-Mandatory) Level 3.5: Quality Control No Elemen Struktur Kondisi Saat Ini Harapan Iya, hal ini ditandai 3.5-27: Apakah organisasi menggunakan tools 24 untuk mendukung jalannya proses Change Management? dengan sudah adanya sebuah sistem yang digunakan oleh unit IT Change and Release Management sebagai pintu satu-satunya Meng-upgrade sistem yang bisa mengintegrasikan keseluruhan proses Change Management untuk menginisiasi perubahan Rekomendasi Tools: Meninjau dan mengajukan perbaikan fungsionalitas maupun sistem baru yang lebih sesuai dan mampu mengintegrasikan keseluruhan proses Change Management dengan proses lain. Dengan mengacu kepada tabel 5.5, dan batasan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dapat di simpulkan bahwa rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan adalah: 1. Merancang mekanisme evaluasi secara rutin sebagai bagian dari peningkatan proses IT Change Management. 2. Menambahkan proses validasi bertingkat sebagai bagian dari peningkatan Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 99 proses IT Change Management. 3. Merancang mekanisme penanganan escalation proses approval sebagai bagian dari peningkatan proses IT Change Management. 4. Merancang matriks kategori berdasarkan prioritas sebagai bagian dari peningkatan proses IT Change Management. 5. Meningkatkan PIR dengan menyertakan informasi-informasi yang dibutuhkan sebagai bagian dari peningkatan proses IT Change Management. 6. Membentuk ITSM Executive Committee sebagai bagian dari membuat, memodifikasi dan memperjelas peran dan tanggung jawab dari masing-masing stakeholder yang terlibat dalam proses IT Change Management. 7. Merancang mekanisme penanganan pelanggaran proses IT Change Management (unauthorized changes) sebagai bagian dari peningkatan proses IT Change Management. 8. Membuat mekanisme pembuatan failure report sebagai bagian dari peningkatan proses IT Change Management. 9. Menambahkan komponen informasi mengenai tujuan bisnis sebagai bagian dari peningkatan proses IT Change Management. 10. Merancang mekanisme penanganan Emergency karena Business Urgent sebagai bagian dari peningkatan proses IT Change Management. 11. Merancang standar dokumentasi RFC sebagai bagian dari peningkatan proses IT Change Management. 5.3.3 Perancangan Rekomendasi Perbaikan Berdasarkan pemberian prioritas yang telah dilakukan, maka perancangan rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 100 5.3.3.1 Membuat, Memodifikasi dan Memperjelas Peran dan Tanggung Jawab dalam Proses IT Change Management Penjabaran peran dan tanggung jawab yang spesifik bagi setiap stakeholder yang terlibat menjadi sangat penting untuk dilakukan, hal ini bertujuan untuk menjamin proses IT Change Management dapat berjalan dengan baik. Berikut adalah penjabaran peran dan tanggung jawab yang direkomendasikan berdasarkan framework ITIL: Tabel 5.6 Rekomendasi Peran dan Tanggung Jawab dalam Proses IT Change Management No 1 Peran Definisi Change Requestor Pihak yang bertanggung jawab untuk (Requester) membuat dan mengajukan RFC (Request for Change), Change Requestor bisa juga bertindak sebagai Change Implementer. 2 Change Implementer Pihak yang bertanggung jawab untuk (Executor) mengimplementasikan rencana perubahan dan melaporkan hasil dari implementasi tersebut. 3 Change Owner Pimpinan dari Change Requestor, pihak yang bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dan keefektifan kerja dari Change Requestor dan Change Implementer. 3 4 Service Owner (Business Pihak yang menginisiasi dan menyetujui User) perubahan Change Manager Pihak yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa RFC yang diajukan sudah sesuai dengan standar proses IT Change Management yang ada. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 101 Tabel 5.6 Rekomendasi Peran dan Tanggung Jawab dalam Proses IT Change Management, lanjutan No 5 Peran Definisi Change Control Board Forum yang berfungsi untuk menilai (CCB) kelengkapan, keabsahan dan menganalisis dampak serta resiko dari setiap perubahan. 6 Change Advisory Board Forum yang berfungsi untuk membantu peran (CAB) CCB dalam menilai kelengkapan, keabsahan dan menganalisis dampak serta resiko dari perubahan yang signifikan. 7 Testing Team Pihak yang bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari sebuah perubahan, dengan melakukan UAT dan Sanity Test 8 Evaluator Pihak yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi kualitas dari sebuah perubahan yang telah diimplementasikan, baik dari sisi bisnis, operasional dan kepuasan pelanggan. 9 Emergency CAB (ECAB) Forum yang berfungsi untuk menganalisis dampak serta resiko dari perubahan yang ditujukan untuk memperbaiki kesalahan dalam layanan TI yang dapat memberikan dampak negatif terhadap bisnis hingga ketingkatan yang sangat tinggi. Forum ini terdiri dari Insiden tim (jika terkait dengan insiden), change manager dan kepala dari masing-masing unit TI Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 102 Tabel 5.6 Rekomendasi Peran dan Tanggung Jawab dalam Proses IT Change Management, lanjutan No Peran 10* Change Process Owner (CPO) Definisi Pihak yang bertanggung jawab atas kualitas dan efektivitas dari keseluruhan proses IT Change Management. 11* ITSM Executive Committee (ITSM EC) Pihak yang bertanggung jawab untuk mengawasi perancangan, pengembangan dan implementasi dari tata kelola TI dan kebijakannya 12* Change Management Pihak yang bertanggung jawab untuk Process Steering memastikan bahwa visi dan misi dari proses Committee (CMPSC) IT Change Management sudah terpenuhi. Secara umum, penjabaran peran dan tanggung jawab dalam proses IT Change Management yang diajukan pada tabel 5.6, tidak terlalu memiliki perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan dengan kondisi yang sudah ada. Namun terdapat beberapa penambahan peran lain guna untuk menyempurnakan proses IT Change Management yang telah ada di XL, serta untuk memastikan bahwa proses IT Change Management mendapatkan dukungan penuh dari manajemen puncak, seperti menambahkan peran dan tanggung jawab dari Change Process Owner (10*), ITSM Executive Committee (11*) dan Change Management Process Steering Committee (12*). 1. Change Process Owner (CPO) CPO berfungsi untuk menjamin keefektifan dari proses IT Change Management dari sisi perbaikan maupun metriks pengukurannya, dengan tanggung jawab, sebagai berikut: Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 103 1. Memastikan bahwa proses dan struktur tata kelola IT Change Management sudah sesuai dengan tujuannya. 2. Memastikan adanya kesesuaian antara people, process, dan tools (technology) serta arahan-arahan yang ada. 3. Memastikan Key Performance Indicators yang sesuai telah ditetapkan. 4. Memastikan bahwa laporan yang berkualitas telah dihasilkan, disebarkan dan dimanfaatkan dengan baik. 5. Menyelaraskan proses IT Change Management dengan kebijakan organisasi yang ada. 6. Memiliki “holistic view” dalam mengawasi dan memastikan keselarasan antara proses IT Change Management dengan proses lainnya. Apabila mengacu kepada stuktur organisasi yang ada saat ini di XL, maka pihak harus mengemban tanggung jawab ini adalah kepala dari departemen IT Service Delivery Management. 2. Change Management Process Steering Committee (CMPSC) CMPSC berfungsi untuk memastikan bahwa visi dan misi dari proses IT Change Management sudah terpenuhi dengan baik serta bertugas untuk memberikan masukan-masukan yang membangun bagi Change Manager dan CPO terhadap berbagai macam isu yang mungkin timbul, selain itu Change Management Process Steering Committee juga bertanggung jawab untuk: 1. Mewakili pandangan dari masing-masing unit TI. 2. Membicarakan isu dan memberikan bimbingan. 3. Membantu dalam menciptakan dan menyempurnakan aturan proses 4. Membangun dan memelihara peraturan CAB 5. Melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan committee kepada pihak manajemen dan setiap unit IT untuk Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 104 mendapatkan masukan dan pandangan yang membangun. Apabila mengacu kepada stuktur organisasi yang ada saat ini di XL, maka pihak harus mengemban tanggung jawab ini adalah kepala dari masing-masing unit TI yang berada di dalam divisi Information Technology. 3. ITSM Executive Committee (ITSM EC) ITSM Executive Committee berfungsi untuk mengawasi perancangan, pengembangan dan implementasi dari tata kelola TI dan kebijakannya. ITSM Executive Committee terdiri dari CIO, petinggi dari masing-masing unit TI dan CPO, dengan tanggung jawab, sebagai berikut: 1. Mengatur dan mengawasi strategi IT Change Management yang tepat. 2. Memberikan bimbingan dan masukan dari berbagai unit TI untuk menyelaraskan proses IT Change Management dengan proses-proses yang ada. 3. Meninjau kembali laporan-laporan yang dihasilkan oleh masing-masing unit TI. 4. Memberikan saran kepada CIO mengenai isu-isu yang timbul dari pengembangan dan pelaksanaan strategi IT Change Management. Pemberian rekomendasi terhadap peran dan tanggung jawab yang jelas di dalam proses IT Change Management, diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan dukungan dari setiap stakeholder, dalam rangka untuk membantu unit IT Change and Release Manager untuk melakukan pengontrolan perubahan, sehingga CSF dan KPI yang dapat digunakan, seperti yang dapat dilihat pada tabel 5.7: Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 105 Tabel 5.7 CSF dan KPI dari Rekomendasi Peran dan Tanggung Jawab CSF KPI Deskripsi Consistent and Reduction in Mengurangi jumlah perubahan effective handling Unauthorize Change yang tidak melalui proses IT of changes Number Change Management yang ada di XL. Reduction in Mengurangi jumlah perubahan Deviation Change yang Number proses disetujui tanpa melalui IT Change yang telah standar Management ditetapkan. 5.3.3.2 Peningkatan Proses IT Change Management Pemberian rekomendasi peningkatan proses IT Change Management berdasarkan hasil self-assessment yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, dilakukan dengan cara membaginya kedalam lima fase proses yang terdapat di dalam framework ITIL, yaitu: 1. Fase Logging and Accepted Rekomendasi perbaikan proses IT Change Management yang termasuk kedalam fase ini adalah: a. Merancang Standar Dokumentasi RFC dan Menambahkan Komponen Informasi Mengenai Tujuan Bisnis dari RFC Pembuatan standar dokumentasi RFC bertujuan untuk menjamin agar setiap RFC yang diajukan sudah memiliki standar informasi yang dibutuhkan dan sesuai dengan proses IT Change Management yang berlaku di XL. Informasi-informasi yang perlu dimiliki oleh setiap RFC adalah sebagai berikut: Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 106 1. Nomer RFC yang unik 2. Deployment plan, yang terdiri dari:  Deskripsi dari RFC yang diusulkan  Alasan dan tujuan yang mendasari RFC, baik dari sisi binis dan teknikal  Langkah-langkah implementasi beserta penanggung jawabnya  Rencana rollback beserta penanggung jawabnya  Dokumen hasil testing dan/atau konfirmasi dari Service Owner  Resiko maupun dampak yang mungkin timbul, baik dari sisi binis maupun teknikal.  Skenario Sanity Testing beserta penanggung jawabnya  Konfirmasi dari tim security mengenai kelayakan dari RFC 3. Nomer Insiden dan konfirmasi dari tim insiden, jika RFC tersebut ada keterkaitan dengan insiden yang terjadi. Contoh standar dokumentasi RFC dapat dilihat pada Lampiran 5. b. Menambahkan Proses Validasi Bertingkat Proses validasi bertingkat ini ditujukan untuk mengurangi adanya human error, pada saat pembuatan dokumen RFC. Proses validasi dilakukan oleh Subject Matter Expert (SME) yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perubahan tersebut, dari sisi teknikal dan operasional. Rekomendasi perbaikan yang diberikan ditandai dengan warna “merah” pada gambar 5.2, Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 107 Logging and Accepted Phase Requestor Subject Matter Expert Change Manager Start 1. Create RFC Document 2. Assess RFC Document No 4. Submit RFC Document 3. Pass? Yes No 5. Complete? Yes 6. Log and Accept End Gambar 5.2 Rekomendasi Proses Logging dan Accepted Gambar 5.2 menjelaskan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjalankan mekanisme validasi bertingkat pada fase Logging dan Accepted, yaitu: 1. Activity 1: Requestor membuat RFC dengan menggunakan standar dokumentasi yang sesuai dengan proses IT Change Management. 2. Activity 2: SME dari masing-masing pihak yang terlibat di dalam perubahan, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap perubahan tersebut, melakukan proses validasi terhadap RFC dari sisi teknikal dan operasional. 3. Decision 3: SME dari masing-masing pihak yang terlibat di dalam perubahan menentukan hasil validasinya, jika a. Yes: sudah valid, menuju ke activity 4 Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 108 b. No: belum valid, kembali ke activity 1 untuk dimodifikasi kembali. 4. Activity 4: Requestor mengajukan dokumen RFC yang telah di validasi ke Change Manager. 5. Decision 5: Change Manager melakukan pengecekan kelengkapan informasi yang dibutuhkan, jika: a. Yes: sudah lengkap, menuju ke activity 6 b. No: belum lengkap, kembali ke activity 1 untuk dimodifikasi kembali. 6. Activity 6: Change manager mencatat RFC dan mendaftarkannya ke dalam CCB meeting dan proses selesai. Pemberian rekomendasi terhadap fase Logging dan Accepted ini, diharapkan dapat digunakan untuk membantu unit IT Change and Release Manager untuk menjamin bahwa perubahan yang dilakukan tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan customer (Service Owner) dan memiliki dampak dan resiko yang paling minimal dari segi bisnis dan operasional, sehingga CSF dan KPI yang dapat digunakan, seperti yang terlihat pada tabel 5.8: Tabel 5.8 CSF dan KPI dari Fase Logging dan Accepted CSF KPI Deskripsi Protection of IT Reduction in number Mengurangi Services during of incidents perubahan Changes jumlah yang dapat menyebabkan insiden Increase in change Meningkatkan success rate perubahan yang jumlah berhasil diimplementasikan ke dalam production system Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 109 2. Fase Classification Rekomendasi perbaikan proses IT Change Management yang termasuk kedalam fase ini adalah: a. Merancang Matriks Kategori Berdasarkan Prioritas Perancangan matriks kategori berdasarkan prioritas ini diharapkan dapat membantu Change Manager maupun forum CCB untuk menentukan tingkat kepentingan relatif dari sebuah RFC terhadap RFC lainnya serta tingkat kesulitan dan dampak dari RFC, sehingga dapat digunakan sebagai parameter dalam menentukan tingkat otorisasi yang diperlukan sebelum RFC dapat diimplementasikan. Berikut adalah rekomendasi pengkategorian perubahan berdasarkan prioritas yang telah disesuaikan dengan framework ITIL dan kebutuhan XL, Tabel 5.9 Rekomendasi Kategori Perubahan berdasarkan prioritas Kategori Deskripsi Perubahan Pengajuan dan Level Otoritas RFC didokumentasikan • Menangani insiden P1, maksimal 2 hari Emergency insiden P2 maupun insiden setelah Change P3 yang selalu berulang diimplementasikan Melayani kebutuhan bisnis Dikaji dan disetujui • oleh: Emergency CAB Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 110 Tabel 5.9 Rekomendasi Kategori Perubahan berdasarkan prioritas, lanjutan Kategori Deskripsi Perubahan • Pengajuan dan Level Otoritas Memiliki resiko dan dampak yang besar terhadap layanan TI, baik bagi bisnis dan user Normal Change with Major Impact • Localised: 10 - 48 jam RFC diajukan Regional: 4 - 10 jam minimal 30 hari Nationwide: 1 - 4 jam sebelum target Memiliki prosedur pengerjaannya implementasi dan rollback Dikaji dan disetujui yang sangat rumit, oleh: CAB (OpCOM) membutuhkan waktu yang sangat lama dan resource yang sangat banyak dalam pengerjaannya Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 111 Tabel 5.9 Rekomendasi Kategori Perubahan berdasarkan prioritas, lanjutan Kategori Deskripsi Perubahan • Pengajuan dan Level Otoritas Memiliki resiko dan dampak yang menengah terhadap layanan TI, baik bagi bisnis dan user Normal Change with Significant Impact • Localised: 4 - 10 jam RFC diajukan Regional: 1 - 4 jam minimal 15 hari Nationwide: 15 mnt - 1 jam sebelum target Memiliki prosedur pengerjaannya implementasi dan rollback Dikaji dan disetujui yang cukup rumit, oleh: CMPSC membutuhkan waktu yang cukup lama dan resource yang banyak dalam pengerjaannya Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 112 Tabel 5.9 Rekomendasi Kategori Perubahan berdasarkan prioritas, lanjutan Kategori Deskripsi Perubahan • Pengajuan dan Level Otoritas Memiliki resiko dan dampak yang kecil terhadap layanan TI, baik bagi bisnis dan user Localised: 1 - 4 jam Regional: 15 mnt - 1 jam Nationwide: 0 - 5 menit Normal Change with Minor • Memiliki prosedur implementasi dan rollback Impact yang simpel dan tidak membutuhkan waktu yang RFC diajukan minimal 7 hari sebelum target pengerjaanya Dikaji dan disetujui oleh: CCB lama dan tidak membutuhkan resource yang banyak dalam pengerjaannya • Standard Change • Memiliki dampak yang sangat kecil dan hampir RFC diajukan tidak ada terhadap layanan minimal 1 hari TI, baik bagi bisnis dan sebelum target user pengerjaannya Dilakukan secara rutin Dikaji dan disetujui tanpa menimbulkan adanya oleh Change Manager masalah (BAU) Berdasarkan tabel 5.9, terdapat empat kategori perubahan berdasarkan prioritas yang dapat digunakan, yaitu: Emergency, Normal Change with Major Impact, Normal Change with Significant Impact, Normal Change with Minor Impact dan Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 113 Standard Change, 1. Emergency Change Emergency Change merupakan tipe perubahan yang harus dilakukan sesegera mungkin, untuk menangani insiden P1, insiden P2, insiden P3 yang selalu berulang, maupun untuk melayani kebutuhan bisnis yang mendesak, setelah mendapatkan persetujuan dari tim insiden atau ECAB. Perubahan dengan kategori ini memiliki aturan proses yang cukup berbeda dari kategori lainnya, di mana proses implementasi perubahan dapat dilakukan tanpa harus mengajukan RFC terlebih dahulu, namun proses pendokumentasian RFC tetap harus dilakukan maksimal 2 hari setelah implementasi berlangsung. 2. Normal Change with Major Impact Normal Change with Major Impact merupakan tipe perubahan yang harus diajukan minimal 30 hari sebelum target pelaksanaannya dan harus disetujui oleh CAB, karena perubahan dengan kategori ini: • Memiliki resiko dan dampak yang besar terhadap layanan TI, baik bagi bisnis dan user Localised: 10 - 48 jam Regional: 4 - 10 jam Nationwide: 1 - 4 jam • Memiliki prosedur implementasi dan rollback yang sangat rumit, membutuhkan waktu yang sangat lama dan resource yang sangat banyak dalam pengerjaannya. 3. Normal Change with Significant Impact Normal Change with Significant Impact merupakan tipe perubahan yang harus diajukan minimal 15 hari sebelum target pelaksanaannya dan harus disetujui oleh CMPSC, karena perubahan dengan kategori ini: Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 114 • Memiliki resiko dan dampak yang menengah terhadap layanan TI, baik bagi bisnis dan user Localised: 4 - 10 jam Regional: 1 - 4 jam Nationwide: 15 menit - 1 jam • Memiliki prosedur implementasi dan rollback yang cukup rumit, membutuhkan waktu yang cukup lama dan resource yang banyak dalam pengerjaannya 4. Normal Change with Minor Impact Normal Change with Minor Impact merupakan tipe perubahan yang harus diajukan minimal 7 hari sebelum target pelaksanaannya dan harus disetujui oleh CCB, karena perubahan dengan kategori ini: • Memiliki resiko dan dampak yang kecil terhadap layanan TI, baik bagi bisnis dan user Localised: 1 - 4 jam Regional: 15 menit - 1 jam Nationwide: 0 - 5 menit • Memiliki prosedur implementasi dan rollback yang simpel dan tidak membutuhkan waktu yang lama dan tidak membutuhkan resource yang banyak dalam pengerjaannya 5. Standard Change Standard Change merupakan tipe perubahan yang harus diajukan minimal 1 hari sebelum target pelaksanaannya dan harus disetujui oleh Change Manager, karena perubahan dengan kategori ini: • Merupakan perubahan yang bersifat operasional atau sehari-hari, serta Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 115 memiliki dampak yang sangat kecil dan hampir tidak ada bagi bisnis dan user. • Dilakukan secara rutin tanpa menimbulkan adanya masalah sesuai dengan standard dan dokumentasi yang sudah disetujui bersama. b. Mekanisme Penanganan Escalation Proses Approval Dengan mengacu kepada perancangan matriks kategori berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan di atas, maka struktur otoritas yang dapat diterapkan untuk menangani proses IT Change Management adalah sebagai berikut: Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 116 Requestor Escalation Process Level 1. Initiate Change Start 4. Submit RFC End 3. Assess and Approved Yes 2. Incident? 5. Standard? Change Manager Incident Team No Yes 6. Assess and Approved End No 7. Register to CCB 9. Assessment and Approval Stage CCB End Minor 8. Risk and Impact? Major 12. Register to CAB with Recommendation Schedule Significant CAB CMPSC 10. Escalate to IT Management with Recommendation Schedule End 11. Assessment and Approval Stage End 13. Assessment and Approval Stage Gambar 5.3 Rekomendasi Mekanisme Penanganan Escalation Proses Approval Gambar 5.3 menjelaskan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjalankan mekanisme escalation process approval, yaitu: 1. Activity 1: Requestor menginisiasi perubahan dengan menggunakan standar dokumentasi yang sesuai dengan proses IT Change Management. 2. Decision 2: incident team menentukan apakah perubahan ini berkaitan dengan Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 117 insiden P1/P2/P3 yang berulang, jika: Yes: Perubahan harus dilakukan segera, menuju activity 3 No: Perubahan tidak harus dilakukan segera, menuju ke activity 4 3. Activity 3: Incident Team melakukan proses assessment dan approval dan proses selesai. 4. Activity 4: Requestor mengajukan RFC kepada Change Manager. 5. Decision 5: Change Manager menentukan apakah RFC tersebut termasuk ke dalam kategori standard change, jika Yes: RFC termasuk ke dalam kategori standard change, menuju ke activity 6 No: RFC tidak termasuk ke dalam kategori standard change, menuju ke activity 7 6. Activity 6: Change manager melakukan proses assessment dan approval dan proses selesai. 7. Activity 7: Change manager mendaftarkan RFC tersebut kedalam CCB meeting 8. Decision 8: CCB menentukan resiko dan dampak RFC berdasarkan hasil analisa yang dilakukan: Minor: RFC memiliki dampak yang minor, menuju activity 9 Significant: RFC memiliki dampak yang Significant, menuju activity 10 Major: RFC memiliki dampak yang major, menuju activity 12 9. Activity 9: CCB melakukan proses assessment dan approval dan proses selesai 10. Activity 10: CCB meminta bantuan CMPSC untuk melakukan pengkajian lebih lanjut dengan memberikan hasil analisa dan rekomendasi 11. Activity 11: CMPSC melakukan proses assessment dan approval dan proses Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 118 selesai 12. Activity 12: CCB mendaftarkan RFC tersebut kedalam CAB meeting dengan memberikan hasil analisa dan rekomendasi 13. Activity 13: CAB melakukan proses assessment dan approval dan proses selesai Pemberian rekomendasi perbaikan terhadap pengkategorisasian perubahan dan penanganan Escalation Proses Approval di dalam proses IT Change Management, diharapkan dapat digunakan untuk membantu unit IT Change and Release Manager untuk melakukan pengontrolan perubahan berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengambilan keputusan, yang dimulai dari RFC diajukan hingga RFC dijadwalkan, serta dapat digunakan juga untuk mengurangi jumlah RFC yang dapat dikategorikan sebagai perubahan yang bersifat emergency, sehingga CSF dan KPI yang dapat digunakan, seperti yang terlihat pada tabel 5.10: Tabel 5.10 CSF dan KPI dari Fase Classification CSF KPI Deskripsi Controlled Process Avg. time submission Waktu yang diperlukan untuk for Modifications mengambil keputusan dari sebuah to approval of IT Services RFC, dari tahap pengajuan disetujui. Reductions in the Mengurangi perubahan yang di percentage of kategorikan sebagai emergency changes that are change categorized as emergency changes Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 119 3. Fase Approval and Planning Rekomendasi perbaikan proses IT Change Management yang termasuk kedalam fase ini adalah: a. Merancang Mekanisme Penanganan Emergency karena Business Urgent Berdasarkan rekomendasi pengkategorian perubahan pada bagian sebelumnya, yang menyebutkan bahwa ada perubahan yang dapat di masukkan ke dalam kategori emergency change karena adanya kebutuhan binis yang mendesak. Namun untuk menjaga agar perubahan dengan tipe ini, tidak merusak proses IT Change Management yang sudah ada, maka diperlukanlah mekanisme penanganan emergency change untuk business urgent yang harus ditetapkan pada IT Change Management, Emergency due to Business Urgent Requestor Start End 1. Submit RFC 3. Register to CCB No 2. Urgent? No Yes 4. SO Approval? Change Manager Yes 6. Assess and Approve Yes 5. Low Risk and Impact? No ECAB 7. Calls ECAB End 8. Assess and Approve Gambar 5.4 Rekomendasi Perancangan Mekanisme Penanganan Emergency Change karena Business Urgent Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 120 Gambar 5.4 menjabarkan mengenai rekomendasi perancangan mekanisme penanganan emergency change yang disebabkan oleh adanya kebutuhan binis yang mendesak, 1. Activity 1: Requestor mengajukan RFC kepada Change Manager 2. Decision 2: Change Manager menentukan tingkat kebutuhannya, jika Yes: RFC memiliki kebutuhan bisnis yang mendesak, menuju ke activity 4 No: RFC tidak memiliki kebutuhan bisnis yang mendesak, menuju ke activity 3 3. Activity 3: Change Manager mendaftarkan perubahan tersebut kedalam CCB meeting dan proses selesai 4. Decision 4: Change Manager melakukan pengecekan dokumen RFC terkait dengan konfirmasi persetujuan dari Service Owner (VP atau Sr. GM level) sesuai dengan SUP-SERVM-007, jika: Yes: RFC sudah dilengkapi dengan konfirmasi dari SO, menuju ke decision 5 No: RFC belum dilengkapi dengan konfirmasi dari SO, kembali ke Activity 1 5. Decision 5: Change Management menentukan resiko dan dampak dari RFC, jika: Yes: RFC memiliki resiko dan dampak yang kecil, menuju Activity 6 No: RFC memiliki resiko dan dampak yang besar, menuju Activity 7 6. Activity 6: Change Manager melakukan proses assessment dan approval dan proses selesai 7. Activity 7: Change Manager memanggil peserta ECAB yang sudah terdaftar dan memiliki otoritas. 8. Activity 8: ECAB melakukan proses assessment dan approval dan proses selesai Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 121 Pemberian rekomendasi terhadap mekanisme penanganan emergency change yang disebabkan oleh adanya kebutuhan binis yang mendesak di dalam proses IT Change Management, diharapkan dapat digunakan untuk membantu unit IT Change and Release Manager untuk mengurangi jumlah emergency change yang dilakukan, sehingga CSF dan KPI yang dapat digunakan, seperti yang terlihat pada tabel 5.11: Tabel 5.11 CSF dan KPI dari Rekomendasi Penanganan Emergency Change karena Business Urgent CSF KPI Deskripsi Controlled Process Reductions in the Mengurangi perubahan yang di for Modifications percentage of kategorikan sebagai emergency of IT Services changes that are change categorized as emergency changes 4. Fase Implementation Berdasarkan hasil self assessment yang dilakukan terhadap proses IT Change management tidak ada rekomendasi perbaikan proses IT Change Management yang termasuk kedalam fase ini. 5. Fase Evaluation and Closure Rekomendasi perbaikan proses IT Change Management yang termasuk kedalam fase ini adalah: a. Meningkatkan Proses PIR dengan Menambahkan Komponen Failure Report. Dengan menambahkan komponen failure report dalam Post Implementation Review (PIR), dapat membantu Change Manager untuk menemukan alasan mengapa perubahan mengalami kegagalan, sehingga dapat dilakukan berbagai Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 122 bentuk perbaikan baik dari sisi people, process maupun technology. Failure report berisikan informasi mengenai, serangkaian pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang hasil dari implementasi RFC ditambah dengan beberapa informasi yang lebih detail, seperti: 1. Rekomendasi perbaikan teknologi maupun infrastruktur yang dapat dilakukan. 2. Pelajaran yang dapat diambil 3. Rekomendasi untuk perbaikan proses. Failure report ini maksimal harus dipersiapkan sebelum proses PIR berlangsung, untuk perubahan yang mengalami maupun perubahan yang menyebabkan insiden. Contoh standar dokumentasi Failure Report dapat dilihat pada Lampiran 6. 1. Implement Change Start 2. Fail? Yes 3. Create Failure Report No Change Manager Executor Failure Report Mechanism End 5. Change Closure 4. PIR Gambar 5.5 Mekanisme Pembuatan Failure Report Gambar 5.5 menjelaskan mengenai mekanisme rekomendasi pembuatan Failure Report, 1. Activity 1, Eksekutor mengimplementasikan RFC yang sudah di setujui ke production system. 2. Decision 2, Pihak eksekutor menentukan hasil akhir dari proses implementasi berdasarkan hasil sanity, jika: Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 123 Yes: implementasi RFC gagal, menuju ke activity 3 No: Implementasi RFC berhasil, menuju ke activity 4 3. Activity 3, Eksekutor membuat failure report berdasarkan kondisi pada saat implementasi RFC dilakukan dan menyerahkannya ke pihak Change Manager. 4. Activity 4: Change Manager melaksanakan Post Implementation Review untuk membahas semua perubahan yang terjadi. 5. Activity 5: Change Manager menutup RFC berdasarkan hasil PIR yang telah disepakati bersama. b. Merancang Mekanisme Penanganan Pelanggaran Proses Change Management (Unauthorized Change) Dengan melakukan perancangan mekanisme penanganan pelanggaran proses IT Change management diharapkan dapat mengurangi angka unauthorized change yang terjadi. Unauthorized change adalah suatu bentuk perubahan atau aktivitas yang terdeteksi dalam lingkungan produksi TI yang melanggar kebijakan atau SOP yang telah disepakati untuk IT Change management. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap infrastruktur dan regulasi yang terdapat di XL, maka bentuk rekomendasi yang dapat rancangan adalah dengan menggunakan bentuk peringatan yang bertingkat terhadap change implementer maupun change requestor yang terlibat langsung terhadap perubahan tersebut, karena tidak diketahui kualitas serta dampak dan resiko yang mungkin ditimbulkan sehingga dapat membahayakan production system. Bentuk peringatan terhadap unauthorized change dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 124 1. Level 1 Apabila change manager mendeteksi adanya aktivitas yang tidak sesuai dengan aturan IT Change management, maka pihak change manager dapat memberi peringatan langsung kepada pihak change requestor dan change implementer di dalam PIR meeting. Dan hasil dari meeting tersebut diteruskan kembali kepada pihak Change owner, selaku pihak yang bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dan keefektifan kerja dari Change Requestor dan Change Implementer. 2. Level 2 Apabila Change manager mendeteksi adanya aktivitas yang tidak sesuai dengan aturan IT Change management untuk kedua kalinya dan dilakukan oleh pihak Change requestor maupun pihak change implementer yang sama, maka pihak change manager dapat memberikan surat peringatan kepada pihak Change requestor maupun pihak change implementer dengan sepengetahuan atasan langsung dari masing-masing pihak yang terlibat (VP atau Sr. GM level). 3. Level 3 Pemberian sanksi disiplin atau hukuman dapat diberikan, apabila pihak Change requestor maupun pihak change implementer masih menyangkal dan tetap mengulangi aktivitas yang tidak sesuai dengan aturan IT change management dan dapat membahayakan production system, hingga dapat menimbulkan insiden dan kerugian bisnis. Pemberian sanksi atau hukuman yang diberikan bergantung kepada aturan yang diterapkan pada setiap organisasi. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 125 Incident Management/ Operational Team Warning Letter Mechanism Start 1. Find Unauthorized Activity 2. Report to Change Manager Change Manager 3. Analyze Unauthorized Activity 5. L1: Invite to PIR 4. Define Warning Level? 6. L2: Send Warning Letter, CC Change Owner 7. L3: Request Punishment to HR End Gambar 5.6 Rekomendasi Perancangan Mekanisme Pemberian Warning Letter untuk Unauthorized Change Gambar 5.6 menjelaskan mengenai mekanisme pemberian warning letter untuk unauthorized change, 1. Activity 1: Menemukan aktivitas yang tidak sah oleh pihak insiden atau operasional team 2. Activity 2: pihak insiden atau operasional team melaporkan aktivitas yang tidak sah tersebut ke Change Manager 3. Activity 3: Change manager melakukan analisa terhadap aktivitas yang diindikasikan sebagai aktivitas yang tidak sah 4. Decision 4: Change Manager menentukan warning level dari aktivitas tersebut, jika: Level 1: mengundang pihak requestor dan atau pihak implementer ke dalam PIR, dan proses selesai Level 2: Mengirimkan warning letter ke pihak requestor dan atau pihak Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 126 implementer dengan sepengetahuan Change Owner, dan proses selesai Level 3: Meminta pemberian sanksi atau hukuman kepada HR sesuai dengan aturan yang berlaku, dan proses selesai c. Merancang Mekanisme Evaluasi Secara Rutin Keberhasilan pelaksanaan IT Change management tidak terlepas dari adanya penanaman budaya proses untuk memastikan bahwa setiap orang mengikuti proses dan kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui apakah budaya change management telah di pahami oleh semua stakeholder, maka perlu untuk dilakukan tahap evaluasi terhadap pemahaman dari masing-masing stakeholder yang terlibat setiap tiga bulan sekali, agar proses yang ada tidak dilupakan dan untuk membuat proses change management menjadi lebih baik lagi. CCB Member Change Management Customer Satisfaction Evaluation: Quarterly Start 1. Prepare questionnaire for customer satisfaction 2. Distribute questionnaire to CCB member 4. Analyze feedback and make improvement 5. socialize improvement End 3. Provide feed back Gambar 5.7 Rekomendasi Mekanisme Customer Satisfaction Evaluation Gambar 5.7 menjelaskan mengenai mekanisme Customer Satisfaction Evaluation, 1. Activity 1: Change manager mempersiapkan kuesioner untuk melakukan evaluasi terhadap kepuasan dari setiap stakeholder 2. Activity 2: Change Manager mendistribusikan kuesioner yang telah dibuat kepada semua stakeholder yang terlibat 3. Activity 3: Setelah mengisi kuesioner, para stakeholder memberikan feed back terhadap kuesioner yang telah diberikan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 127 4. Activity 4: Change manager melakukan analisis feed back dan mempertimbangkan bentuk peningkatan yang dapat dilakukan. 5. Activity 5: Setelah bentuk peningkatan dibuat, maka pihak change manager wajib untuk melakukan sosialisasi kepada para stakeholder, dan proses selesai. Pemberian rekomendasi untuk membuat failure report, mekanisme penanganan unauthorized change, serta mekanisme untuk melakukan evaluasi terhadap customer satisfaction, diharapkan dapat digunakan untuk membantu unit IT Change and Release Manager untuk melakukan pengontrolan hasil akhir dari perubahan-perubahan yang ada maupun proses yang saat ini sedang di jalankan, sehingga CSF dan KPI yang dapat digunakan, seperti yang terlihat pada tabel 5.12: Tabel 5.12 CSF dan KPI dari Fase Evaluation and Closure CSF KPI Deskripsi Controlled Process Increase in change Meningkatkan jumlah perubahan for Modifications yang berhasil diimplementasikan success rate of IT Services ke dalam production system Reduction in Mengurangi jumlah perubahan Unauthorize Change yang tidak melalui proses IT Number Change Management yang ada di XL. Improve Increase in scores of Meningkatkan kepuasan Stakeholder survey of stakeholder stakeholder terhadap proses IT Satisfaction satisfaction for the Change management change management process Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 128 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran untuk penelitian selanjutnya. 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Setelah melakukan tahap evaluasi terhadap proses IT Change Management berdasarkan framework ITIL versi 3, maka didapatkan hasil bahwa proses IT Change Management yang sedang dijalankan oleh unit IT Change and Release Management saat ini, memiliki tingkat kematangan yang berada pada level 3 – “Products”. Pada level tersebut dapat dinyatakan bahwa, unit IT Change and Release Management sudah mampu memastikan bahwa hasil keluaran yang didapatkan dari proses IT Change Management sedang dilaksanakan, di mana hasil keluaran tersebut dapat berupa laporan bulanan maupun laporan mingguan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan operasional dan manajemen. 2. Untuk meningkatkan level kematangan unit IT Change and Release Management ke level selanjutnya, yaitu: level 3.5 – “Quality Control”, maka terdapat beberapa perancangan rekomendasi perbaikan yang diberikan dalam penelitian ini berdasarkan prioritasnya, seperti: a. Rekomendasi perbaikan yang bertipe mandatory: Rekomendasi perbaikan lebih ditujukan untuk membentuk Change Process Owner (CPO) sebagai bagian dari membuat, memodifikasi dan memperjelas peran dan tanggung jawab dari masing-masing stakeholder yang terlibat dalam proses IT Change Management. 128 Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 129 b. Rekomendasi perbaikan yang bertipe non-mandatory: Merancang mekanisme evaluasi secara rutin Menambahkan proses validasi bertingkat Merancang mekanisme penanganan escalation proses approval Merancang matriks kategori berdasarkan prioritas Meningkatkan PIR dengan menyertakan informasi-informasi yang dibutuhkan Membentuk ITSM Executive Committee (ITSM EC) Merancang mekanisme penanganan pelanggaran proses IT Change Management (unauthorized changes) Membuat mekanisme pembuatan failure report Menambahkan komponen informasi mengenai tujuan bisnis Merancang mekanisme penanganan Emergency karena Business Urgent 6.2 Saran Penelitian ini juga masih memiliki kemungkinan untuk dikembangkan sebagai penelitian-penelitian selanjutnya. Saran dari peneliti untuk penelitian selanjutnya terkait dengan pembentukan program Release Management sebagai salah satu bentuk perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja dari proses IT Change Management yang ada. Release Management menawarkan kerangka tambahan dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan perubahan, sehingga dapat mengurangi resiko atau dampak negatif yang dapat terjadi pada production system. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 130 DAFTAR PUSTAKA Amdocs Consulting. (2013). XL Audit Report for IT. Jakarta. Directors, B. o. (2013). POL-CORP-018 - Enterprise Information Security Policy. Jakarta: PT XL Axiata Tbk. Forrester Research, Inc. (2008, September 16). Diambil kembali dari www.mixprize.org: http://www.mixprize.org/sites/default/files/media/posts/documents/WhyITSM-Matters-Forrester-2008.pdf Henderi, & Padeli. (2009, March 1). Diambil kembali dari IT Governance – Support for Good Governance: http://www.blogster.com/henderi/itgovernance-support-for-good-governance ISACA. (2011). Global Status Report on The Governance of Enterprise IT (GEIT)-2011. http://www.isaca.org/knowledgecenter/research/researchdeliverables/pages/global-status-report-on-thegovernance-of-enterprise-it-geit-2011.aspx. IT Change & Release Management. (2013). SUP-ITSA-073 - IT Change & Release Management Rule and Guidance. Jakarta: PT XL Axiata Tbk. IT Governance Institute. (2007). COBIT 4.1 Framework Control Objectives, Management Guidelines, Maturity Models. IT Governance Institute. ITSMF. (2007). Diambil kembali dari An Introductory Overview of ITIL v3: https://www.best-managementpractice.com/gempdf/itSMF_An_Introductory_Overview_of_ITIL_V3.pdf Kent, S. (t.thn.). ITIL Change Management Self-Assessment. OGC. Khomsiyah, Darmawati, D., & Rahayu, R. (2005). Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Diambil kembali dari http://jraiiai.org: http://jrai-iai.org/home/index.php/catalog/articles/209-hubungancorporate-governance-dan-kinerja-perusahaan Krueger, R. A. (1988). FOCUS GROUPS: A Practical Guide for Applied Research. California: SAGE Publications. Kurniawati, R., & Manuputty, A. D. (2013). Analisis Kualitas Layanan Teknologi Informasi dengan Menggunakan Framework Information Technology Infrastructure Library V.3 (ITIL V.3) Domain Service Transition (Studi Kasus pada Customer Service Area Telkom Salatiga). Indonesia. Management, X. C. (2014, April 11). Focus Group Discussion. (T. D. Sari, Pewawancara) Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 131 Pettinicchio, F. (2013). McGill IT Services Change Management Process Guide. PT. XL Axiata Tbk. (2012). Towards Digital Lifestyle Annual Report. Jakarta. S, K., H, E., Wuryaningsih, E., & Ariawan, I. (1999). Aplikasi Penelitian Kualitatif dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta: Universitas Indonesia. Solomon, J. (2013). Corporate Governance and Accountability. Tan, W., Cater-Steel, A., & Toleman, M. (2009). Implementing IT service management: A case study focussing on critical success factors. The Journal of Computer Information Systems (50:2), 1. Trimawangsari, M. b. (2014). Perancangan Proses Penanganan Layanan TI Berdasarkan Kerangka Kerja Tata Kelola ITIL Versi 3 Pada PT XYZ. Jakarta: Universitas Indonesia. W, V., & S, D. (2009). Enterprise Governance of IT. Springer. Weill, P., & Ross, J. (2004). IT Governance; How Top Performers Manage IT Decision Right for Superior Results. Boston: Harvard Business School. Wibowo. (2008). Manajemen Perubahan. Edisi ke dua. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Winardi, J. (2008). Manajemen Perubahan. Jakarta: Prenada Media Group. XL Change Management. (2012). SOP-NETW-142 - IT Change Management. Jakarta: PT XL Axiata Tbk. Yulianti, D., & Anggraini, D. (2010). Analisis Pengelolaan TI PT. X Dengan Menggunakan ITIL v3, Service Operation. Jurnal Sistem Informasi Volume 5 Nomor 2 September 2010, 111-122. Yuwono, B. (2013). Survey Efektivitas Mekanisme Tata Kelola TI. Jakarta: Universitas Indonesia. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 132 LAMPIRAN 1 Kuesioner ITIL Self-Assessment: Change Management ITIL Service Support Self Assessment: Change Management (Y)es or (N)o Level 1: Pre-requisites 1. Are at least some change management (CM) M activities established in the organisation, e.g. logging of change requests, change Y 2 Y 1 Y 1 PASS 4 Y 2 Y 1 Y 1 PASS 4 assessments, change planning? 2. Is change management activities assigned to specific individuals or functional areas? 3. Is there a procedure for raising and issuing requests for change? Minimum score to achieve this level: 'Y' for all mandatory ('M') questions + 1 other answer 'Y' Level 1.5: Management Intent 4. Has the purpose and benefits of change M management been disseminated within the organisation? 5. Has the scope of change management activity been established within the organisation? 6. Does the organisation have standards or other quality criteria for the raising and registering of changes? Minimum score to achieve this level: 'Y' for all mandatory ('M') questions + 1 other answer 'Y' Level 2: Process Capability Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 133 M M M 7. Have responsibilities for various change management activities been assigned? 8. Are the procedures for initiating change always adhered to? 9. Is there a procedure for approving, verifying and scheduling changes? 10. Are the business and technical impacts of changes always assessed? 11. Is change progress monitored adequately by Change Management? 12. Is the successful implementation of a change confirmed by Change Management? 13. Is there a procedure for the review of all changes? 14. Are adequate change management reports produced? Y 4 Y 4 Y 4 Y 1 Y 1 Y 1 Y 1 Y 1 PASS 17 Y 3 Y 3 N 0 Y 1 N 0 Minimum score to achieve this level: 'Y' for all mandatory ('M') questions + 2 other answer 'Y' Level 2.5: Internal Integration M M 15. Are all changes initiated through the agreed change management channels? 16. Are changes planned and prioritised, centrally or by common agreement? 17. Are change records maintained to reflect the progress of changes? 18. Are the reasons for change failure explicitly recorded and evaluated? 19. Are successful changes reviewed against the original business needs? Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 134 Minimum score to achieve this level: 'Y' for all mandatory ('M') questions + 1 other PASS 7 Y 2 Y 2 Y 1 Y 1 PASS 6 Y 2 N 0 N 0 Y 1 FAIL 3 answer 'Y' Level 3: Products M 20. Are formal change records maintained? M 21. Is a change schedule of approved changes routinely issued? 22. Are standard reports on changes produced on a regular basis? 23. Are there established standards for documenting changes? Minimum score to achieve this level: 'Y' for all mandatory ('M') questions + 1 other answer 'Y' Level 3.5: Quality Control 24. Are there standards and other quality M criteria for the documentation of change made explicit and applied? M 25. Are the personnel responsible for change management activities suitably trained? 26. Does the organisation set and review either targets or objectives for Change Management? 27. Does the organisation use any tools to support the change management process? Minimum score to achieve this level: 'Y' for all mandatory ('M') questions + 1 other answer 'Y' Level 4: Management Information Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 135 28. Does Change Management provide M pertinent information concerning requests for 0 change received? 29. Does Change Management provide M pertinent information concerning the change 0 schedule? 30. Does Change Management provide pertinent information concerning number of 0 changes? 31. Does Change Management provide pertinent information concerning number of 0 successful and failed changes? 32. Does Change Management provide pertinent information concerning lead times by 0 category? 33. Does Change Management provide pertinent information concerning change 0 slippage? 34. Does Change Management provide pertinent information concerning number of 0 problem record initiated changes? Minimum score to achieve this level: 'Y' for all mandatory ('M') questions + 2 other FAIL 0 answer 'Y' Level 4.5: External Integration 35. Do you hold regular meetings with M interested parties in which Change 0 Management matters are discussed? 36. Does CM exchange information with M Configuration Management regarding change 0 progress and change closure? Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 136 37. Does CM exchange information with M Configuration Management regarding change 0 impact assessment on configuration items? 38. Does CM exchange information with M Problem Management regarding changes 0 required to resolve problems / known errors? 39. Does CM exchange information with M Problem Management regarding progress 0 reporting and for receiving problem escalation reports? 40. Does CM exchange information with M Problem Management regarding obtaining 0 problem information relating to change? 41. Does CM exchange information with the Service Desk for notification of change 0 progress? 42. Does CM exchange information with the Service Desk for notification of change 0 schedule? 43. Does CM exchange information with the Service Desk for assessing impact of change 0 on Service Desk support levels? 44. Does CM exchange information with the Service Desk for obtaining information 0 concerning incidents and calls relating to change? 45. Does CM exchange information with Release Management concerning change 0 implementation? Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 137 46. Does CM exchange information with Release Management concerning the 0 notification and scheduling of software releases? 47. Does CM exchange information with Service Level Management regarding the 0 change schedule? 48. Does CM exchange information with Service Level Management regarding potential 0 change impact on service level agreements? 49. Does CM exchange information with Business Continuity Management for 0 notification of change schedule? 50. Does CM exchange information with Business Continuity Management for 0 assessing impact of change on contigency plans? 51. Does CM exchange information with Capacity Management regarding performance 0 and capacity issues relating to change? Minimum score to achieve this level: 'Y' for all mandatory ('M') questions + 2 other FAIL 0 answer 'Y' Level 5: Customer Interface 52. Do you check with the customer if the M activities performed by Change Management 0 adequately support their business needs? M M 53. Do you check with the customer that they 0 are happy with the services provided? 54. Are you actively monitoring trends in 0 customer satisfaction? Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 138 55. Are you feeding customer survey M information into the service improvement 0 agenda? M 56. Are you monitoring the customers value 0 perception of the services provided to them? Minimum score to achieve this level: 'Y' for all mandatory ('M') questions FAIL 0 Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 139 LAMPIRAN 2 Gap Analysis dan Pemberian Prioritas ITIL Service Support Self-Assessment: Change Management Level 1: Pre-requisites Kondisi Saat Ini Harapan Label 1. Setidaknya ada kegiatan Change M Management yang XL sudah ditetapkan oleh menjalankan organisasi, kegiatan Change misalnya: mencatat Management. Hal permintaan ini ditandai dengan perubahan, adanya kebijakan meninjau Y perusahaan yang perubahan, menyatakan bahwa merencanakan semua perubahan perubahan, yang terjadi di XL meninjau harus dikontrol implementasi dari (POL-CORP-018). perubahan yang Kegiatan Change Management yang saat ini dijalankan mendapatkan dukungan Kuning penuh dari semua stakeholder (dari kalangan bisnis hingga operasional). telah dilakukan? Ada, hal ini ditandai 2. Apakah ada dengan dibentuknya individu atau suatu bidang fungsional tertentu yang ditugaskan untuk melakukan kegiatan-kegiatan Change Management? Y unit SOG-Change Menambah Management dan IT knowledge dari Change and Release setiap individu Management yang yang ada di memiliki peran aktif dalam tim dalam mengelola tersebut Kuning kegiatan perubahan di XL. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 140 3. Apakah ada prosedur yang mengatur untuk mengajukan dan Y mengeluarkan permintaan untuk perubahan? Ada, hal ini ditandai Melakukan dengan sudah peninjauan diformulasikannya ulang secara SOP dan SUP yang berkala terkait dengan terhadap SOP kegiatan Change dan SUP yang Management, yaitu: telah dimiliki SOP-NETW-142 IT guna untuk Change menyelaraskan Management dan dengan SUP-ITSA-073 IT kebutuhan Change bisnis XL. Kuning Management Rule and Guidance Level 1.5: Management Intent 4. Apakah tujuan dan manfaat dari M Change Management telah disebarluaskan? Y Kondisi Saat Ini Harapan Sudah, hal ini Perlu untuk ditandai dengan dilakukan selalu dilakukannya peninjauan sosialisasi setiap secara berkala kali unit IT and mengenai Release pemahaman Management stakeholder melakukan terhadap penambahan pentingnya maupun perubahan penerapan dalam mengelola Change perubahan kepada Management semua stakeholder dalam sebuah yang terlibat. organisasi. Label Kuning Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 141 Sudah, hal ini ditandai dengan 5. Apakah ruang adanya compliance Terkelolanya lingkup kegiatan report yang semua dari Change Y dikeluarkan oleh perubahan dari Management telah SOG-Change setiap bisnis ditetapkan? Management yang unit yang ada. Kuning memisahkan antara TI dan Telco. Sudah, hal ini ditandai dengan 6. Apakah adanya beberapa organisasi sudah standar dokumentasi memiliki standar yang telah atau kriteria kualitas lain dalam Y melakukan pengajuan dan pendaftaran perubahan? ditetapkan oleh unit IT Change and Release Management dan tertuang di dalam dokumen SOP dan Perlu untuk meningkatkan kompetensi maupun kualitas dari faktor- Kuning faktor yang dibutuhkan oleh sebuah perubahan. SUP. Level 2: Process Capability Kondisi Saat Ini Harapan Label Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 142 Sudah, hal ini ditandai dengan adanya penjabaran M 7. Apakah mengenai peran dan pembagian tanggung jawab dari tanggung jawab semua pihak yang untuk setiap terlibat dalam proses kegiatan Change Y Change Management Management di sudah ditetapkan dalam dokumen dengan baik? SOP dan SUP. (Requestor, Assessor, dan executor) Perlu untuk menambahkan penjabaran peran dan tanggung jawab untuk posisi evaluator, sehingga dapat Kuning melakukan evaluasi perubahan baik dari sisi bisnis maupun dari sisi kepuasan pelanggan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 143 Perlu untuk meningkatkan pengetahuan dari masing- prosedur untuk perubahan selalu ditaati? masing ditandai dengan stakeholder selalu diinputkannya terkait dengan 8. Apakah M melakukan Sudah, hal ini Y semua request proses Change perubahan yang Management diinisiasi melalui serta proses yang sudah meningkatkan disepakati bersama kualitas sesuai dengan SOP informasi yang dan SUP. dicantumkan di Kuning dalam RFC menjadi lebih komprehensif dan terarah. Ada, semua prosedur yang 9. Apakah ada digunakan untuk Perlu ntuk prosedur yang menyetujui, membuat dan digunakan untuk memverifikasi dan membakukan M menyetujui, Y menjadwalkan standar memverifikasi dan perubahan sudah escalation menjadwalkan ditetapkan di dalam proses perubahan? SOP dan SUP. approval. Kuning (Normal, Standard, Emergency) Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 144 Perlu untuk meningkatkan kepedulian dari Iya, hal ini ditandai dengan selalu 10. Apakah dilakukannya proses dampak bisnis dan penilaian terhadap teknis dari setiap Y dampak dari sisi perubahan selalu bisnis dan teknis di dievaluasi? dalam CCB meeting sebelum perubahan tersebut disetujui. setiap stakeholder terhadap pentingnya resiko bisnis yang Kuning diakibatkan oleh perubahan serta mengkuantifika si resiko dan dampak terhadap bisnis. Perlu untuk meningkatkan materi yang 11. Apakah progres dari perubahan yang dilakukan dipantau oleh Change Management? direview agar Iya, hal ini ditandai dapat dengan dilakukanya memberikan Y Post Implementation dampak positif Review secara sebagai berkala. pembelajaran Kuning dalam melakukan penilaian perubahan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 145 Perlu untuk mendapatkan informasi yang aktual terkait 12. Apakah keberhasilan pelaksanaan dari suatu perubahan dikonfirmasi ulang oleh Change Management? Y Iya, hal ini ditandai dengan dengan adanya perubahan yang laporan yang terjadi, diberikan kepada sehingga dapat unit IT Change and menghindari Release kesalahan Management dalam proses melalui suatu sistem pelaporan, yang telah penarikan disepakati bersama. kesimpulan dan Kuning pengambilan keputusan dalam tahap berikutnya. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 146 Perlu untuk mendapatkan masukan Ada, hal ini ditandai maupun 13. Apakah ada dengan adanya tanggapan dari prosedur yang forum yang manajemen dapat digunakan dilakukan dan puncak terkait untuk meninjau Y laporan yang dengan laporan ulang semua dihasilkan secara yang dihasilkan perubahan yang berkala mengenai dalam forum telah dilakukan? Post Implementation PIR untuk Review. Kuning melihat dampak perubahan dari sisi bisnis dan organisasi. Perlu untuk mendapatkan masukan Ada, hal ini ditandai dengan adanya 14. Apakah ada laporan Change laporan detail mengenai Change Management yang dihasilkan? Y Management yang dihasilkan secara berkala (mingguan, bulanan dan pasca implementasi) maupun tanggapan dari manajemen puncak terkait dengan laporan Kuning yang dihasilkan dalam forum PIR untuk melihat dampak perubahan dari sisi bisnis dan organisasi. Level 2.5: Internal Integration Kondisi Saat Ini Harapan Label Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 147 Perlu untuk M Sudah, hal ini memisahkan ditandai dengan fungsi, peran 15. Apakah semua adanya peran dari dan tanggung perubahan yang unit IT Change and jawab dari unit diinisiasi sudah Release SOG-Change Management Management sebagai satu-satunya dan IT Change Management yang pintu yang dapat and Release sudah disepakati digunakan untuk Management bersama? menginisiasi dalam perubahan di bidang mengelola TI. perubahan di melalui jalur Change Y Kuning XL. 16. Apakah setiap Iya, hal ini ditandai Perlu untuk perubahan dengan adanya menyesuaikan direncanakan dan forum yang serta diprioritaskan, digunakan untuk membakukan M baik secara Y menyetujui, SOP dan SUP perorangan memverifikasi dan dengan maupun melalui menjadwalkan kebijakan kesepakatan perubahan yang perusahan yang bersama? diinisiasi. berlaku saat ini. Kuning Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 148 Tidak, hal ini ditandai dengan belum lengkapnya 17. Apakah catatan perubahan yang dikelola dapat menggambarkan N perkembangan perubahan yang sedang terjadi? informasi yang Perlu untuk diberikan kepada meningkatkan unit IT Change and budaya dan Release disiplin Management terhadap mengenai pentingnya perkembangan pengelolaan perubahan secara perubahan. Kuning berkala melalui jalur yang sudah disepakati bersama. 18. Apakah alasanalasan yang Iya, hal ini dapat Perlu untuk menyebabkan dilihat dari laporan menginisiasi kegagalan dari suatu perubahan Y yang dihasilkan oleh pembuatan forum Post failure report dicatat dan Implementation setiap terjadi dievaluasi secara Review. kegagalan. Kuning jelas? Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 149 Perlu untuk menambahkan komponen Tidak, hal ini dapat informasi 19. Apakah dilihat dari hasil mengenai perubahan yang Post Implementation tujuan bisnis telah terjadi, Review, di mana dari setiap proses review yang perubahan yang kebutuhan dilakukan hanya diajukan ke bisnisnya? sampai pada level dalam salah operasionalnya saja. faktor kualitas ditinjau kembali N Kuning pengajuan dan pendaftaran perubahan. Level 3: Products Kondisi Saat Ini Harapan Label Sudah, hal ini ditandai dengan sudah 20. Apakah catatan M perubahan dikelola dengan baik? Y tersentralisasinya Semua pendokumentasian pencatatan dan perubahan ke dalam pendokumentasi sebuah sistem yang an perubahan digunakan oleh unit sudah IT Change and tersentralisasi Release ke dalam sebuat Management untuk sistem. Hijau melakukan pengelolaan perubahan Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 150 21. Apakah jadwal perubahan yang M sudah disetujui diumumkan secara rutin? Y Sudah, hal ini Pengurangan ditandai dengan durasi adanya informasi penyebaran yang diberikan dan informasi disebarkan kepada mengenai setiap stakeholder perubahan yang Kuning mengenai perubahan sudah disetujui, yang sudah disetujui karena ada setelah CCB banyak ad hoc meeting dilakukan. request. Sudah, hal ini ditandai dengan adanya laporan yang dihasilkan oleh unit 22. Apakah ada laporan standar yang disediakan secara teratur? IT Change and Release Y Management secara rutin terkait dengan pengelolaan Memiliki laporan harian yang Kuning terotomatisasi. perubahan yang terjadi XL. (laporan bulanan, mingguan dan laporan PIR). Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 151 Ada, hal ini ditandai dengan adanya standar dokumen 23. Apakah ada RFC yang standar khusus yang ditetapkan untuk dikeluarkan oleh Y unit IT Change and Release mendokumentasik Management dalam an perubahan? melakukan Memiliki kesamaan standar dokumentasi Kuning RFC dengan mitra usaha. pengelolaan perubahan. Level 3.5: Quality Control Kondisi Saat Ini Harapan Label Sudah, hal ini ditandai dengan 24. Apakah ada adanya kriteria- standar maupun kriteria tertentu dari kriteria kualitas setiap perubahan M tertentu yang Y yang harus diterapkan dalam dipenuhi. (sudah mendokumentasik tertuang di dalam an perubahan? dokumen SOP dan Kondisi saat ini sudah memenuhi Hijau harapan. SUP Change Management) Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 152 Perlu untuk 25. Apakah Tidak, karena belum memberikan personil yang semua personel dari pelatihan dan bertanggung jawab unit IT Change and sertifikasi dalam Release Change M menjalankan N Management yang Management kegiatan Change sudah mendapatkan kepada tim Management pelatihan Change yang terlibat sudah dilatih Management secara langsung dalam dengan baik? formal pengelolaan Merah perubahan. Tidak, Perusahaan saat ini sering mengalami perubahan struktur 26. Apakah organisasi menetapkan dan meninjau kembali target maupun tujuannya untuk Change Management? organisasi sehingga target dan objektifitas perusahan pun kerap N mengalami perubahan, namun tidak ada yang terfokus dengan pentingnya penerapan proses Perlu untuk menetapkan tujuan yang jelas dari penerapan proses Change Kuning Management di dalam bentuk kebijakan perusahaan Change Management di perusahaan. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 153 Iya, hal ini ditandai dengan sudah 27. Apakah adanya sebuah organisasi sistem yang menggunakan digunakan oleh unit tools untuk IT Change and mendukung Y Release jalannya proses Management Change sebagai pintu satu- Management? satunya untuk Meng-upgrade sistem yang bisa mengintegrasik Kuning an keseluruhan proses Change Management menginisiasi perubahan Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 154 LAMPIRAN 3 Lembar Kehadiran FGD - 11 April 2014 Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 155 LAMPIRAN 4 Lembar Pengesahaan Hasil Rekomendasi WAWANCARA Unit : IT Change and Release Management Anggota : (Manager) Yulius Wihardja [email protected] Muhammad Panji Negara [email protected] Ario Timur [email protected] XLAPP.Ery Noer Wibowo [email protected] Tanggal Q1 : 12 Juni 2014 Dalam rangka untuk menindaklanjuti hasil FGD yang telah kita lakukan sebelumnya, saya ingin menanyakan perihal perbaikan yang dapat diterapkan pada unit IT Change and Release Management. Apakah rekomendasi yang saya berikan sudah dapat mengakomodasi kebutuhan unit IT Change and Release Management dalam mengelola perubahan? A1 Mungkin perlu ditambahkan peran dan tanggung jawab yang melibatkan CIO di dalamnya, karena tanpa adanya dukungan dari semua manajemen puncak hingga ke level CIO, proses IT Change Management tetap tidak akan berjalan dengan semestinya. Q2 Baiklah pak, saya akan menambahkan peran dan tersebut ke dalam rekomendasi saya. Namun dari segi prosesnya sendiri, apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapakan IT Change and Release Management? Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 156 A2 Untuk saat ini, rekomendasi tersebut sudah cukup membantu. Hal ini dapat terlihat dari mulai diberlakukannya standar dokumentasi RFC sebagai salah satu komponen terpenting di dalam mengelola perubahan. Q3 Apakah dimungkinkan rekomendasi proses yang saya ajukan dapat diformalkan kedalam bentuk SOP dan SUP yang terbaru? A3 Sampai sekarang, kami masih dalam tahap melakukan proses validasi SOP dan SUP, untuk melihat kesesuaiannya dengan bisnis. Dan mengingat sudah ada beberapa dari rekomendasi kamu yang sudah digunakan, maka pasti akan dimasukkan ke dalam SOP dan SUP terbaru. Rekomendasi lainnya akan dibicarakan didalam third parties meeting mengingat proses kita harus diimplementasikan, bukan hanya di dalam internal XL. Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 157 LAMPIRAN 5 Standar Dokumentasi RFC RFC Summary Information Change Initiator RFC Number [The person who initially perceives the need for the change and develops, plans, and executes the steps necessary to [Request for Change number from SAP] meet the initial requirements for a RFC] Change Title [Title of the change] Impact/Risk (Operational or Business) Change Overview [General review or summary of the change with reason and purpose from the business] Impacted Systems [expected and/or potential from operational and business [description of the affected area] perspective] Expected Result [Predicted output conditions] Plan Start Plan Finis Change Date/Time: Date/Time: Duration 21/1/2014 25/1/2014 23:00 2:30 3 days 03 hours 30 minutes Contact Escalation Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 158 Level Team Team Member Role Contact Email Number L1 L2 L3 L4 L5 Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 159 Implementation Plan Plan Start Date/Time: Detailed Deployment Plan 21/1/14 23:00 Sr. Activities Host Implem enter Start Date/T ime Durati on Finish Date/T ime Comme nts Pre Requisite Go No GO Decision Change Implementation Activities A Implementati on Activities Bounce B Application & Systems Bounce C Application & Systems Go No GO Decision D Application Sanity Go - No - GO - To confirm - Change Implemented Successfully or Failed change Rollback Plan A Implementati on Activities Bounce B Application & Systems Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 160 Bounce C Application & Systems Go No GO Decision D Application Sanity Go - No - GO - To confirm - All Sevices Back to Normal Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 161 Sanity Test Scenario ID Test Cases Description Measure of Success Result S1 S2 S3 S4 S5 Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 162 LAMPIRAN 6 Standar Dokumentasi Failure Report Failure Report Reporting Date : Report Creator : RFC Detail RFC# : Description : Change Schedule : Change Requestor : Change Implementer : Implementation schedule : Failure Details Failure Type : [incident/fail] Failure Description : Impact and Root Cause Analysis Impact Duration : Business Impact : Technical Impact : Root Cause Analysis : Restoration Action : Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014 163 Lesson Learn and Recommendation Lesson Learn : Recommendation : Universitas Indonesia Evaluasi it change..., Tri Devi Arianti Sari, Fasilkom UI, 2014