Uploaded by User94032

UAS PAI YOGI PRANATA RAJAGUKGUK

advertisement
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
FAKULTAS PERTANIAN
Jln. Kaharuddin Nasution No. 113 Marpoyan Pekanbaru Telp.(0761) 674674
Website : Http : // faperta.uir.ac.id. Fax 0761-674681
Status Terakreditasi Berdasarkan SK. Dirjen. Dikti
Nomor : 023/BAN-PT/Ak-XV/S1/VIII/2012
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GANJIL TAHUN AKADEMIS 2020/2021
MATA KULIAH
HARI/TANGGAL
PUKUL
SEMESTER
JURUSAN/LOKAL
DOSEN PENGASUH
SIFAT UJIAN
: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
: Selasa/19-01-2021
: 13.30
:I
: AGROTEKNOLOGI/C-E
: ARY ANTONY PUTRA, S.PD.I., MA.
: BUKA BOOK
Petunjuk:
1. Berdoa’alah sebelum mulai mengerjakan soal.
2. Tulislah Nama dan NPM anda di lembar jawaban.
3. Bacalah soal dengan teliti dan laksanakan ujian ini dengan jujur dan tanggung
jawab.
4. Periksa kembali lembar jawaban sebelum discan dan diupload ke WhatsApp
5. Pastikan hasil scan dapat terbaca dengan baik dengan orientasi ‘potrate’.
6. Jawaban yang persis sama atau terindikasi plagiasi tidak diberi nilai.
Soal:
1. Jelaskan ruang lingkup ajaran Islam !
2. Rukun iman itu ada enam, jelaskan ke enam rukun tersebut !
3. Jelaskan hal-hal yang merusak keimanan !
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan akhlak & ruang lingkupnya !
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan syariah & ruang lingkupnya !
Verifikasi Soal Oleh Ka. Prodi
Dosen Pengampuh :
Disetujui Tgl :
Ka. Prodi
Nama
: Yogi Pranata Raja Gukguk
Kelas
: Agroteknologi E.1
NPM
: 204110259
1. Aqidah
Pendidikan aqidah merupakan asas kepada pembinaan Islam pada diri seseorang. Ia
merupakan inti kepada amalan Islam seseorang. Seseorang yang tidak memiliki aqidah
menyebabkan amalannya tidak mendapat pengiktirafan oleh Allah SWT. Ayat-ayat yang
terawal yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW di Makkah
menjurus kepada pembinaan aqidah.
Dengan asas pendidikan dan penghayatan aqidah yang kuat dan jelas maka nabi Muhammad
SAW telah berjaya melahirkan sahabat-sahabat yang mempunyai daya tahan yang kental
dalam mempertahan dan mengembangkan Islam ke seluruh dunia.
Bilal bin Rabah tidak tergoyah imannya walaupun disiksa dan di tindih dengan batu besar di
tengah padang pasir yang panas terik. Demikian juga keluarga Amar bin Yasir tetap teguh
iman mereka walau berhadapan dengan ancaman maut. Dari sini kita nampak dengan jelas
bahawa pendidikan aqidah amat penting dalam jiwa setiap insan muslim agar mereka dapat
mempertahan iman dan agama Islam lebih-lebih lagi di zaman globalisasi yang penuh dengan
cabaan dalam segenap penjuru terutamanya internet dan teknologi maklumat yang
berkembang dengan begitu pesat sekali
1.
Pengertian
Aqidah
Perkataan aqidah berasal dari perkataan bahasa Arab yaitu ‘aqada’ yang berarti ikatan atau
simpulan. Perkataan ini juga digunakan pada sesuatu yang maknawi seperti akad nikah dan
akad jual beli. Dari ikatan atau simpulan yang maknawi ini maka lahirlah aqidah yaitu ikatan
atau simpulan khusus dalam kepercayaan. Sementara dari segi istilah, aqidah bermaksud
kepercayaan yang terikat erat dan tersimpul kuat dalam jiwa seseorang sehingga tidak
mungkin
tercerai
atau
terurai.
Aqidah menurut istilah syara’ pula bermaksud kepercayaan atau keimanan kepada hakikathakikat atau nilai-nilai yang mutlak, yang tetap dan kekal, yang pasti dan hakiki, yang kudus
dan suci seperti yang diwajibkan oleh syara" yaitu beriman Kepada Allah SWT, rukun-rukun
Iman,
rukun-rukun
Islam
dan
perkara-perkaraghaibiyyat.
Sedangkan dasar dari aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Didalam Al-Qur’an
banyak disebut pokok-pokok aqidah, yakni keimanan, maka aqidah disini identik dengan
keimanan. Ayat Al-Qur’an yang memuat kandungan aqidah Islam, antara lain;
` 285. Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitabNya dan rasul-rasul-Nya.(mereka mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan
mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat. "(mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya
Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
Dalam sebuah hadis riwayat imam Muslim di sebutkan:
”Hendaklah engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasulrasul-Nya, hari akhir, dan hendaklah engkau beriman kepada qadar ketentuan baik dan
buruk. ’(Al-Hadits).
Ditinjau dari sumbernya agama-agama yang dikenal manusia terdiri atas dua jenis agama
yaitu:
a.
Agama wahyu: yaitu agama yang diterima oleh akal manusia dari Allah melalui
malaikat Jibril dan disebarkan oleh Rasul-Nya kepada manusia. Agama wahyu disebut pula
sebagai agama samawi atau agama langit. Agama Islam termasuk agama wahyu, agama
samawi atau agama langit.
b.
Agama budaya: yaitu agama yang bersumber dari ajaran seorang manusia yang
dipandang mempunyai pengetahuan mendalam tentang kehidupan. Agama budaya di sebut
pula sebagai agama ardhi atau agama bumi. Contoh agama budaya dalam agama Budha yang
merupakan ajaran Budha Gautama (Aminuddin dkk, 2005).
2.
Tujuan Aqidah Islam
Tujuan aqidah Islam bagi setiap muslim adalah:
a.
Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang ada sejak lahir. Hal ini karena
manusia adalah makhluk yang berketuhanan sejak ia dilahirkan.
kepercayaan terhadap Tuhan YME.
c.
Menghindarkan diri dari pengaruh akal yang menyesatkan manusia. Manusia diberi
kelebihan oleh Allah berupa akal pikiran. Pendapat atau faham ini semata-mata didasarkan
akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri.
d.
Oleh karena itu, pikiran manusia perlu dibimbing oleh aqidah Islam, agar terhindar
dari kehidupan yang sesat.
3.
Keimanan
Dalam menjelaskan definisi aqidah ada disebut perkataan, kepercayaan atau keimanan. Hal
Ini disebabkan Iman merupakan unsur utama kepada aqidah. Dari segi bahasa Iman berasal
dari kata “amana-yu’ minu-imanan” yang berarti percaya. Menurut istilah, iman berarti
membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan melakukan dengan anggota badan
(beramal).
Iman ialah perkataan orang Arab yang berarti percaya. Yang merangkumi ikrar (pengakuan)
dengan lidah, membenarkan dengan hati dan mempraktikkan dengan perbuatan. Ini adalah
berdasarkan sebuah hadis yang bermaksud: “Iman itu iyalah mengaku dengan lidah,
membenarkan ia dengan hati dan beramal dengan anggota badan”.
Walaupun iman itu merupakan peranan hati yang tidak diketahui oleh orang lain selain dari
dirinya sendiri dan Allah SWT namun dapat diketahui oleh orang melalui bukti-bukti
amalanya. Iman tidak pernah berkompromi atau bersekongkol dengan kejahatan dan maksiat.
Sebaliknya iman yang mantap di dada merupakan pendorong ke arah kerja-kerja yang sesuai
dengan kehendak dan tuntutan iman itu sendiri.
4.
Tingkatan-tingkatan Keimanan
Iman itu boleh bertambah dan berkurang malahan iman seseorang boleh dihinggapi penyakit.
Ada iman senantiasa bertambah yaitu Iman kepara Nabi dan Rasul. Ada Iman yang tidak
bertambah atau berkurang yaitu Iman para Malaikat. Ada Iman yang kadang-kadang
bertambah dan ada ketikanya menurun yaitu Iman kebanyakan orang mukmin. Terdapat juga
jenis Iman yang jarang-jarang bertambah tetapi banyak menurun yaitu Iman orang-orang
yang fasik lagi jahat.
Iman terbahagi kepada lima peringkat:
a. Iman Taqlid, yaitu ikutan. Orang yang beriman secara taqlid beramal semata-mata
mengikut orang lain. Iman jenis ini sangat berbahaya.
b. Iman Ilmu, yaitu Iman yang berdasarkan semata-mata kepada ilmu dan fikiran sematamata dan ia tidak terpahat di dalam hati. Iman pada tahap ini juga terdedah kepada bahaya
dan penyelewengan.
c. Iman Ayan, yaitu Iman yang dapat dihayati sehingga ke lubuk hati. Iman pada tahap ini
dimiliki oleh orang-orang soleh. Seseorang yang beriman pada tahap ini amalannya bertolak
dari hati yang ikhlas untuk mencari keredhaan Allah SWT. Iman kita juga sekurangkurangnya berada pada tahap ini.
d. Iman Hak, yaitu Iman yang hakiki yang terlepas dari godaan nafsu dan syaitan. Iman pada
tahap ini dimiliki oleh golongan muqarrabin.
e. Iman Hakikat, yaitu Iman peringkat yang paling tinggi yang boleh dicapai oleh manusia.
Mereka yang memiliki Iman pada tahap ini hidup semata-mata untuk Allah SWT.
5.
Rukun Iman
Perkara yang menjadi asas atau pokok keimanan dalam Islam dikenali sebagai rukun-rukun
Iman ialah enam perkara sebagaimana firman Allah SWT:
136 Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya
,rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauhjauhnya.
Beriman kepada Allah SWT
Iman kepada Allah artinya meyakini adanya Allah dengan sepenuh hati tanpa adanya
keraguan sedikitpun, karena Dia-lah yang kita sembah, yang Esa, lagi Pencipta, yang pertama
lagi permulaan, yang akhir tanpa penghabisan, pemilik keagungan dan kesempurnaan. Dialah Allah yang Esa sebagaiman firmannya:
‫ٌَ َدق ََ ۡ قّٰللاَقُۡ ۡ ُقل‬
‫ُ ۡد َل ۡقّٰللاَقُّللَا‬
‫قلقّللَاَۡۙۡ قَِ َ ّللَاۡ َقل‬
ۡ ‫ّللَاَۡۙۡ قِۡ یُ َ مل‬
‫ۡلقّللَاَۡۙۡ ق ِۡو ََفقّللَاهَّق َنَ َ ُقُۡ ۡ ُقل‬
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,4. Dan tidak
ada seorangpun yang setara dengan dia."
a. Beriman kepada Allah SWT.
b. Beriman kepada Malaikat
c. Beriman Kepada Kitab-kitab-Nya
d. Iman Kepada Para Rasul
e. Iman Kepada Hari Akhir
f. Iman Kepada Qadha dan Qadar Allah
2.
Akhlak
Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai
gambaran batin yang bersifat maknawi dan rohani. Dimana dengan gambaran itulah manusia
dibangkitkan disaat hakikat segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti. Perilaku dan tabiat
manusia baik yang terpuji maupun yang tercela disebut dengan akhlak. Akhlak merupakan
etika perilaku manusia terhadap manusia lain perilaku manusia dengan Allah SWT maupun
perilaku manusia terhadap lingkungan hidup. Segala macam perilaku atau perbuatan baik
yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut akhlakul kharimah atau akhlakul
mahmudah. Acuannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta berlaku universal.
1. Pengertian Akhlak
Secara Etimologi, ahklak adalah perkataan ‘akhlak’ berasal dari bahasa Arab yang jama’nya
dari bentuk mufrad ‘Khuluqun’ yang menurut logat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat.
Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan khalkun yang berarti
kejadian, serta erat hubunganya ‘Khaliq’ yang berarti Pencipta dan “Makhluk” yang berarti
yang diciptakan.
Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka
kebiasaannya itu disebut akhlak. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti
benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkannya dalam pergaulan semata-mata taat kepada
Allah dan tunduk kepada-Nya. Oleh karena itu seseorang yang sudah memahami akhlak
maka dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran,
perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak
yang dihayati dalam kenyataan hidup sehari-hari. Semua yang telah dilakukan itu akan
melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah,
sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang
bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk
Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam. Namun
sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang
dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami
akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni pembuatan itu selalu diulangulang dengan kecenderungan hati atau disebut sadar.
2. Macam-macam akhlak terpuji
Akhlakul karimah (sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya, diantaranya adalah husnuzzan,
gigih, berinisiatif, rela berkorban, tata karama terhadap makhluk Allah, adil, ridho, amal
shaleh, sabar, tawakal, qona’ah, bijaksana, percaya diri, dan masih banyak
lagi. Husnuzzan adalah berprasangka baik atau disebut juga positive thinking. Lawan dari
kata ini adalah su’uzzan yang artinya berprasangka buruk atau negative thinking. Gigih atau
kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak mulia yakni percaya akan hasil positif
dalam segala usaha.
Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti mampu
berprakarsa melakukan kegiatan yang positif serta menhindarkan sikap terburu-buru
bertindak kedalam situasi sulit, bertindak dengan kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah,
dan selalu menggunakan nalar ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan
masyarakat.
Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi sesuatu atau demi
seseorang. Semua ini apabila dengan maksud atau dilandasi niat dan tujuan yang baik. Tata
karama terhadap sesama makhluk Allah SWT ini sangat dianjurkan kepada makhluk Allah
karena ini adalah salah satu anjuran Allah kepada kaumnya. Adil dalam bahasa arab
dikelompokkan menjadi dua yaitu: kata al-adl dan al-idl. Al-adl adalah keadilan yang
ukurannya didasarkan kalbu atau rasio, sedangkan al‘idladalah keadilan yang dapat diukur
secara fisik dan dapat dirasakan oleh panca indera seperti hitungan atau timbangan. Ridho
adalah suka, rela, dan senang. Konsep ridho kepada Allah mengajarkan manusia untuk
menerima secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita. Amal Shaleh adalah
perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal positif atau bermanfaat. Sabar adalah
tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak disenangi dengan sikap ridho dan
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya
kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan.
Qona’ah adalah selalu merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat
ketidakpuasan atau kekurangan. Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang
dilakukan dengan cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu permasalahan yang terjadi
baik itu terjadi pada dirinya sendiri ataupun pada orang lain. Percaya diri adalah keadaan
yang memastikan akan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena ia
merasa memiliki kelebihan baik itu kelebihan postur tubuh, keturunan, status sosial,
pekerjaan
ataupun
pendidikan.
3.
Syari’ah
Syari’ah arti bahasanya jalan, sedang arti istilahnya ialah peraturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan tiga pihak Tuhan, sesama manusia dan alam
seluruhnya, peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan disebut
ibadah, dan yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam
seluruhnya disebut Muamalah. Rukun Islam yang lima yaitu syahadat, shalat, zakat,
puasa dan haji termasuk ibadah, yaitu ibadah dalam artinya yang khusus yang materi
dan tata caranya telah ditentukan secara parmanen dan rinci dalam al-Qur’an dan
sunnah Rasululah Saw.
Selanjutnya Pembagian Syari’ah dapat dirinci lagi, sehingga terdiri dari
Syariah meliputi 2 bagian utama:
a. Ibadah (dalam arti khusus), yang membahas hubungan manusia dengan Allah (vertikal).
Tata cara dan syarat-rukunya terinci dalam Al-Qur’an dan Sunah. Misalnya: shalat, zakat,
puasa
b. Mu'amalah, yang membahas hubungan horisontal (manusia dan lingkungannya) Dalam
hal ini aturannya aturannya lebih bersifat garis besar. Misalnya: munakahat, dagang,
bernegara, dll.
Syari’ah Islam secara mendalam dan mendetil dibahas dalam ilmu fiqh. Dalam
menjalankan syari’ah Islam, ada beberapa yang perlu menjadi pegangan:
a. Berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunah menjauhi bid'ah (perkara yang diadaadakan).
b. Syari’ah Islam telah memberi aturan yang jelas apa yang halal dan haram, maka :
- Tinggalkan yang subhat (meragukan)
- Ikuti yang wajib, jauhi yang haram, terhadap yang didiamkan jangan bertele-tele
c. Syari’ah Islam diberikan sesuai dengan kemampuan manusia, dan menghendaki
kemudahan. Sehingga terhadap kekeliruan yang tidak disengaja dan kelupaan diampuni
Allah, amal dilakukan sesuai kemampuan.
1. d. Hendaklah
mementingkan
persatuan
dan
menjauhi
perpecahan
dalam syari’ah.Syari’ah harus ditegakkan dengan upaya sungguh-sungguh (jihad) dan
amar ma'ruf nahi munkar
2. Rukun Iman :
1. Iman kepada Allah SWT
Rukun iman pertama yang wajib diyakini adalah percaya kepada Allah SWT. Setiap orang
yang beragama Islam harus percaya bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan tiada
Tuhan selain Allah.
Percaya kepada Allah SWT juga berarti percaya bahwa Allah Maha Kuasa terhadap segala
sesuatu, percaya kepada ketetapan Allah, dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Asmaul
Husna.
Percaya kepada Allah SWT diwujudkan dalam perilaku yang selalu menjalani perintah Allah
SWT dan menjauhi setiap larangan-Nya
2. Iman kepada malaikat
Yang kedua, setiap Muslim mesti percaya bahwa Allah juga menciptakan malaikat dengan
berbagai macam tugas. Jumlah malaikat sangat banyak dan ada 10 malaikat yang wajib
diketahui.
Berikut 10 malaikat yang wajib diketahui:
1. Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu
2. Malaikat Mikail bertugas menyampaikan rezeki
3. Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala
4. Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa
5. Malaikat Munkar menanya ruh di alam kubur
6. Malaikat Nakir bertugas menanya ruh di alam kubur
7. Malaikat Raqib bertugas mencatat amal baik manusia
8. Malaikat Atid bertugas mencatat amal buruk manusia
9. Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka
10. Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga.
Dengan mempercayai keberadaan malaikat beserta tugasnya, manusia mesti
mengamalkannya dan berperilaku yang baik. Misalnya percaya kepada malaikat berarti
percaya ada yang mengawasi dan mencatat setiap perbuatan baik dan buruk yang dilakukan.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
Setiap umat Islam juga mesti mengimani kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT yakni kitab
Zabur kepada Nabi Daud AS, kitab Taurat kepada Nabi Musa AS, kitab Injil kepada Nabi Isa
AS, dan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW.
Percaya kepada kitab berarti mengamalkan apa yang terdapat dalam kitab suci tersebut. Umat
Islam mesti berpegangan pada Alquran dalam menjalankan kehidupan.
4. Iman kepada nabi dan rasul
Setiap Muslim juga harus meyakini Allah mengutus nabi dan rasul untuk menyampaikan
wahyu. Terdapat 25 nabi dan rasul yang wajib diimani yakni dari nabi pertama Nabi Adam
AS hingga nabi terakhir Nabi Muhammad SAW.
Percaya pada nabi dan rasul diwujudkan dengan meyakini serta meneladani setiap kisahnya.
Umat Islam juga mesti mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW.
5. Iman kepada hari akhir
Umat islam harus percaya bahwa hari akhir atau hari kiamat pasti akan terjadi. Terdapat dua
kiamat yang diyakini yakni kiamat sugro atau kiamat kecil dan kiamat kubro atau kiamat
besar.
Kiamat sugro berupa bencana alam dan juga kematian. Sedangkan kiamat kubro berarti
hancurnya semua alam semesta dan tanda dimulainya kehidupan akhirat.
Iman kepada hari kiamat ditandai dengan berperilaku dan beribadah dengan baik bahwa
setiap amal dan perbuatan bakal diperhitungkan dan dibalas Allah di hari kiamat.
6. Iman kepada qada dan qadar
Terakhir, umat Islam mesti mengimani terdapat qada dan qadar yang baik maupun yang
buruk. Allah sudah menetapkan baik dan buruknya takdir untuk umat-Nya.
Dengan beriman pada qada dan qadar, setiap orang yang beragama Islam harus berusaha dan
juga berserah diri pada ketetapan Allah, apapun yang terjadi. Setiap orang juga harus
berprasangka baik pada ketetapan Allah, baik dan buruknya, merupakan sesuatu yang baik
untuk umatnya yang beriman dan bertakwa
3. 1.Berbuat kesyirikan. Syirik adalah menyekutukan Alloh SWT dengan sesuatu atau
menyamakan Alloh dengan yang lain (menyembah selain Alloh). Perbuatan syirik adalah
perbuatan sia-sia dan bertentangan dengan ajarann islam. Orang yang menyembah selain
Alloh di sebut musyrik. Alloh SWT sangat mengutuk perbuatan syirik, karena sangat
merendahkan Alloh SWT dan tidak akan mendapat ampunan dari Alloh SWT. Firman
Alloh dalam surat An-Nisa ayat 48: Yang artinya : Sesungguhnya Alloh tidak
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu,
bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Alloh, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S An-Nisa 48).
2. Berkeras hati. Berkeras hati untuk mendatangi tempat – tempat tertentu yang kurang
membawa manfaat, sebagaimana sabda rosululloh saw dalam khadist. Dari Abu
Hurairah Rasululloh bersabda “jangan berkeras hati untuk berpergian kecuali untuk
menuju tiga buah masjid, Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha”
3. Mendatangi tukang ramal. Mendatangi dengan membenarkan tukang ramal dalam
segala hal dengan keyakinan bahwa tukang ramal itu mengetahui segala sesuatu,
maka hal tersebut hukumnya haram dan termasuk golongan orang kafir (keluar dari
Islam), segala amal ibadahnya tidak diterima. “Barang siapa mendatangi tukang
ramal lalu bertanya sesuatu, maka sholat yang dia kerjakan selama empat puluh hari
tidak diterima” (HR. Muslim)
4. Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu ” Al-Khulk ” yang berarti tabeat, perangai,
tingkah laku, kebiasaan, kelakuan. Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di
dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa
adanya suatu pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan.
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu
keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak adalah bentuk
jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau
tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat
memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.Kata akhlak
diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara
berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktuwaktu saja.
Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh
motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi
pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk
berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari
akhlak. Dalam Encyclopedia Brittanica akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai
arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilaibaik, buruk, seharusnya
benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu,
selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafatmoral
Ruang Lingkup Akhlak

Akhlak Pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang
itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada
diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri
dari jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan
semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai
perbuatan.

Akhlak Berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban orang tua
terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan
anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak, setiap agama telah
memerintahkan kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan
dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap
lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik
untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri,
kehormatan dan kemuliaan.Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena
mereka lebih berhak dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati.
Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai
dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat,
berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan
adalah putera ayah dan ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong ayah dan ibumu
dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana engkau gembira dan membelamu bilamana
perlu. Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya mereka sayang kepadamu dan ingin agar engkau
selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya
disetiap keperluan.

Akhlak Bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu
susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan menolak
kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti
ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat pada tetangga. Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak
dapat terlepas dari pendidikan sosial kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul di dalam
masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan
perkembangan masyarakat.
Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi
berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini
merupakan apa yang disebut masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat
lancar dan tertib jika tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti
aturan-aturan yang sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.

Akhlak Bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama
denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama
mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah
salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.

Akhlak Beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang
lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan
Tuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.
A. Pengertian Syariah
Sebelum kita merujuk pengertian Syari’ah menurut para ahli kami akan menjelaskan
terlebih dahulu pengertian Syariah menurut Al Qur,an. Karena Alquranlah sumber pedoman
dan petunjuk bagi manusia . [3]
Pengertian Syari’ah menurut Alqur’an :
1.Q.S Asy-Syura ayat 13
Artinya : Dia (Allah) telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kamu wahyukan kepadamu dan apa yang
telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan
janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama
yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepadaNya) (Quran surat Asy-Syura ayat 13).
5.
2.Q.S Asy-Syura ayat 21
Artinya
:
Apakah
mereka
mempunyai
sembahan-sembahan
selain
Allah
yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diijinkan Allah ? sekiranya tak ada
ketetapan yang menentukan (dari Allah tentukanlah mereka dibinasakan. Dan sesungguhnya
orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang pedih. (Qur’an Surat Asy-Syura
Ayat : 21).
3.Q.S Al-Jatsiyah ayat 18
Artinya : Kemudian kami jadikan kamu berada di atas syariat (peraturan) dari urusan
(agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang
tidak mengetahui. (Qur’an Surat Al-Jatsiyah ayat : 18).
Dari ke 3 dalil Alquran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwasanya Pengertian Syari’at
adalah: ketentuan-ketentuan (peraturan) agama yang merupakan pegangan bagi manusia di
dalam hidupnya untuk meningkatkan kwalitas hidup dalam rangka mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat.
Sedangkan pengertian syaria’h menurut para ahli, Syariah berarti tatanan,perundangundangan atau hukum. Jadi pengertian Syariah adalah hukum yang mengatur pola hubungan
manusia dengan Allah secara vertikal dan hubungan manusia dengan sesamanya secara
horizontal. Komponen Islam yang sering disebut dengan Syariah yang berisi peraturan dan
perundang-undangan yang mengatur aktifitas yang seharusnya dikerjakan dan yang tidak
boleh dikerjakan manusia. Dalam pengertian lain Syariah ialah sistem nilai Islam yang
ditetapkan oleh Allah sendiri dalam kaitan ini Allah disebut sebagai Syaari' atau pencipta
hukum.
Sistem nilai Islam secara umum meliputi dua bidang,yaitu :
a. Syariah yang mengatur hubungan manusia secara vertikal dengan Allah, seperti sholat,
puasa, dan haji, serta yang juga berdimensi hubungan dengan manusia, seperti zakat .
Hubungan manusia dalam bentuk peribadatan biasa dengan Allah disebut
ibadah mahdhah atau ibadah khusus, karena sifatnya yang khas dan tata caranya sudah
ditentukan secara pasti oleh Allah dan dicontohkan secara rinci oleh Rasulullah.
b. Syariah yang mengatur hubungan manusia secara horizontal, dengan sesama manusia dan
makhluk lainnya disebut muamalah. Muamalah meliputi ketentuan atau peraturan segala
aktivitas hidup manusia dalam pergaulan dengan sesamanya dan dengan alam
sekitarnya. Kedudukan Syari’ah dalam pokok ajaran Islam. Syari’ah merupakan bukti aqidah
yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan perbuatan. Perbuatan tersebut dilakukan manusia
semenjak lahir sampai mati dalam ruang waktu kehidupan dunia ini. Semenjak manusia
terbangun dari tidur hingga tidur kembali dalam waktu 24 jam, perbuatan manusia dibingkai
oleh nilai nilai transendental thaharah dan shalat.Umumnya manusia beristirahat malam hari
dan bekerja pada siang hari. Hasil pekerjaan tersebut disyukuri dengan cara berbagi kepada
orang yang tidak mampu bekerja. Nilai nilai transedental zakat melandasi setiap tetes
keringat yang keluar dari tubuh manusia karena kerja keras mereka pada saat terjaga.
Kedudukan syari’ah dalam ajaran Islam adalah sebagai bukti aqidah. Setiap detik kehidupan
manusia diisi dengan perbuatan perbuatan. Perbuatan perbuatan itu dilandasi akar keyakinan
hati akan tunduk dan patuh secara sukarela pada kehendak Tuhan(aqidah). Buah dari
perbuatan itu dinamai akhlaq.Dengan demikian ,seluruh hukum ,dan aturan aturan Allah yang
diturunkan keapada rosulnya yang mengatur hubungan manusia dengan tuhannya dan
hubungan manusia degan sesamanya .
B. Ruang Lingkup Syariah
Pada garis besarnya ruang Syari’ah lingkup terbagi dua bagian besar:
A Realisasi dari pada keyakinan akan kebenaran ajaran agama islam kedalam kehidupan di
dunia ini disebut ibadah.[7]Ibadah dalam arti khas (Qa’idah ‘Ubudiyah), yaitu tata aturan
Ilahi yang mengatur hubungan ritual langsung antara hamba dengan Tuhannya, yang cara ,
acara, tata-cara dan upacaranya telah ditentukan secara terperinci dalam al-Quran dan sunnah
rasul. Pembahasan mengenai ‘Ibadah dalam arti khusus ini biasanya berkisar sekitar:
thaharah, shalat, zakat, shaum, haji.
b.Mu’amalah dalam arti luas, tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan
sesama manusia dan hubungan manusia dengan benda. Mu’amalah dalam arti luas ini pada
garis besarnya terdiri atas dua bagian besar: Al-Qanunu ‘l-Khas(khusus) hukum perdata
(Mu’amalah dalam arti agak luas), yang meliputi: Mu’amalah dalam arti sempit = hukum
niaga; Munakahah ( hukum nikah ) waratsah ( hukum waris) dsb. Al-Qanunu ‘l-‘Am (umum)
hukum publik yang meliputi: Jinayah (hukum pidana) Khilafah = hukum kenegaraan; Jihad =
hukum perang dan damai.Denagn demikian Syari’ah memberikan kaidah kaidah umum
(universal)dan kaedah kaedah terperinci dan sangat pokok (fundamental)
Download