UNIVERSITAS DIPONEGORO MAGISTER ARSITEKTUR Metoda dan Proses Perancangan Karya Arsitektur Diyah Rusmaharani Departemen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang, Indonesia 50275 Abstrak Metode perancangan merupakan merupakan langkah-langkah atau tahapan-tahapan atau prosedur kegiatan yang sistematis dalam membuat karya arsitektur, sehingga didapatkan persiapan, proses dan hasil perancangan yang baik. Dalam Penelitian ini membahas mengenai metoda dan proses perancangan beberapa arsitektur dunia seperti Bernard Taschumi, Richard Meier, Tado Ando, Zaha Hadid dan Le Corbusier dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dari beberapa metode dan proses perancangan dan dapat dijadikan pengetahuan dan inspirasi dalam menyusun karya arsitektur. dalam penelitian ini menggunakan metode content analysis dengan pendekatan studi intertekstual yaitu mempelajari beberapa metode perancangan dan proses desain dari beberapa arsitek tersebut. Pembahasan dari penelitian ini meliputi pengenalan karya-karya dari arsitek, metode yang digunakan serta mencangkup proses-proses dan tahapan perancangan dari masing-masing arsitek sesuai dengan konsep masingmasing. Pendahuluan Dalam konteks ilmu arsitektur, metoda dapat diartikan sebagai cara mendekati, mengamati dan menjelaskan suatu gejala (dalam arsitektur, perancangan dan seterusnya) dengan menggunakan landasan teori. Sedangkan Pengertian perancangan atau desain berasal dari kata bahasa Latin, yaitu “Designose” (berasal dari kata dasar Sec) yang artinya memotong dengan gergaji atau bisa diartikan sebagai tindakan menakik guna memberi tanda. Maksud memberi tanda tersebut bisa dijabarkan sebagai penambahan citra pada suatu obyek tertentu. Perancangan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata “rancang” yang kemudian berkembang menjadi “merancang” yang dapat diartikan sebagai kegiatan mencocokkan sesuatu ke dalam tanah (Bahar & Syoufa, 2009). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode perancangan merupakan langkah-langkah atau tahapan-tahapan atau prosedur kegiatan yang sistematis dalam membuat karya arsitektur, sehingga didapatkan persiapan, proses dan hasil perancangan yang baik . Proses perancangan arsitektur merupakan salah satu proses dimana pencipta membuat berbagai keputusan. Seseorang berharap mereka mengetahui metode seperti itu yang akan memungkinkan terciptanya proyek tanpa prasangka; secara intuitif tetapi dengan cara yang sistematis. Setiap keputusan yang dibuat selama proses desain berdampak pada solusi akhir. Mengembangkan desain akhir mengikuti jalan yang berkelok-kelok dan menantang, yang tidak selalu mengarah langsung ke tujuan. Proses pengembangan hasil akhir perlu ditingkatkan dengan menerapkan metode yang tepat (Cieplucha, 2019). Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi dari beberapa metode dan proses perancangan yang digunakan oleh beberapa arsitek dunia seperti: Bernard Taschumi, Richard Meier, Tado Ando, Zaha Hadid dan Le Corbusier. Kajian mengenai beberapa metode dan proses perancangan ini diharapkan dapat dijadikan pengetahuan dan inspirasi dalam menyusun karya arsitektur. Metode Penelitian ini mengggunakan metode content analysis dengan pendekatan studi intertekstual yaitu mempelajari beberapa metode perancangan dan proses desain dari beberapa arsitek sepert: Bernard Taschumi, Richard Meier, Tado Ando, Zaha Hadid dan Le Corbusier. Melalui pengkajian literatur maka didapatkan pemikiran dan informasi teks karya-karya arsitekturnya. Proses Analisis yang dilakukan pertama kali adalah dengan mengelompokkan beberapa data dan membaginya kedalam berbagai bentuk kategori yang berupa pemikiran dalam bentuk teks maupun karya desain. Langkah selanjutnya adalah menganalisis isi teks dan menemukan korelasi menggunakan parameter tertentu. Kemudian dilakukan pemahaman mengenai prinsip penafsiran maupun interpretasi dengan tujuan untuk menghindari subjektifitas. Menurut Jerebe Sonif (2011), terdapat empat prinsip penafsiran wacana yang akan dijadikan dasar dalam penelitian, sebagai berikut: Perancangan Arsitektur I 1 UNIVERSITAS DIPONEGORO a. b. c. d. e. MAGISTER ARSITEKTUR Prinsip Penafsiran Personal: Pembaca juga sekaligus penganalisis wacana harus mengetahui secara pasti orang yang terlibat dalam wacana. Ini dapat dlakukan dengan mengetahui latar belakang pelibat wacana, peranannya, hubungan antar pelibat dan konstribusinya dalam menentukan alur wacana. Prinsip Penafsiran Lokasional: Prinsip ini berkaitan dengan penafsiran tempat atau lokasi terjadinya suatu situasi (Keadaan, peristiwa, dan proses) dalam rangka memahami suatu wacana. Prinsip Penafsiran Temporal: Prinsip ini berkaitan dengan waktu terjadinya wacana (teks) dan diperlukan agar tidak kehilangan orientasi dalam memahami teks atau urutan-urutan peristiwa dalam teks pada saat emikiran-pemikiran dalam teks tersebut dikemukakan. (Jerebisonif, 2011) Prinsip Penafsiran Analogi: Dalam berbagai teks terkadang terdapat kata yang bisa menimbulkan penafsiran ganda, karena itu untuk memahaminya diperlukan pemahaman teks yang mendahului atau mengikutinya sehingga dapat dipahami maknanya dengan melihat teks secara keseluruhan Pembahasan 1. Metode Perancangan Bernard Tschumi Bernard Sumi adalah seorang Arsitek, penulis dan seorang aktivis Pendidikan yang terkenal dengan konsep deskontruktif. Dekonstruksi adalah suatu metode yang “un-closed, un-enclosable, not wholly formalizable ensemble of rules” sebuah metode yang terbuka, dan bukan suatu tatanan aturan-aturan formal (Lake, 2017). Beberapa contoh karya Arsitektur Bernard Tschumi antara lain: a. Glass Video Galery Groningen , Nederland (1988) Gambar 1. Glass Video Galerry Sumber: http://www.tschumi.com b. Parc de la Villette, Paris (1982 – 1998) Gambar 2. Parc de la Villette Sumber: https://www.flickr.com/photos c. Le Fresnoi Art Center Nasional Studio for the Contemporary Art Tourcoing, Perancis (1991) Gambar 3. Le Fresnoi Sumber : http://www.as-editions.com Perancangan Arsitektur I 2 UNIVERSITAS DIPONEGORO MAGISTER ARSITEKTUR Beberapa metode desain Bernard Tschumi yaitu (Jerobisoni, Manu, & Amabi, 2019): a. Space Kata space diartikan sebagai hasil pemikiran (ruang ideal) dan praktek sosial (pengalaman ruang) dalam hubungan dengan program dan movement: Pertama, dalam setiap desainnya menggunakan Envelope karena program dan kejadian yang diwadahinya beragam, kompleks dan tidak tetap. Kedua, in-between yang merupakan ruang statis yang terbentuk antara ruang-ruang yang diprogramkan yang dijalankan oleh movement yang menciptakan event diluar yang diprogramkan). b. Event Event merupakan kejadian yang terjadi berdasarkan yang telah ditentukan atau diprogramkan dan kejadian yang terjadi diluar dari program. Dalam hal ini Tschumi melakukan pemrograman yang memperhatikan unsur insiden, kejadian, item dan cara penggunaan tertentu. Dalam melakukan pemrograman Langkah yang dilakukan antara lain: a) Cross Programming, menggunakan konfigurasi spasial tertentu untuk program yang sama sekali berbeda. b) Transprogramming, mengkombinasikan dua program yang sifat dan konfigurasi spasialnya berbeda. c) Dispogramming, mengkombinasikan dua program sedemikian rupa sehingga konfigurasi ruang program pertama mengkontaminasi program dan konfigurasi ruang kedua. d) Combination: Dilakukan penggabungan beberapa variabel/ element yang berdiri sendiri. e) Superimposition Pertemuan element-element yang terpisah dan bertentangan yang berbeda dan berdiri sendiri yang mempengaruhi komposisi. f) Disjunction: tahap ini melakukan pemisahan sesuai dengan definisi disjunction yang berarti terputus, terpisah atau terpecah belah. g) Cinegram-montage: mengkombinasikan secara beragam fragmen-fragmen yang berdiri sendiri dengan cara pembalikan, perulangan, penggantian, dan penyisipan. c. Movement Diartikan sebagai: tindakan atau proses bergerak. Pergerakan tubuh djadikan pengalaman ruang. Berupa pergerakan acak (random movement), pergerakan berarah (vectorized movement). Arsitektur dianggap hanyalah sebuah organisme yang secara pasif terlibat dalam hubungan konstan dengan pengguna, yang tubuhnya terburu-buru melawan aturan pemikiran arsitektur yang ditetapkan dengan cermat. Beberapa Metoda tersebut diterapkan oleh Bernard Tschumi dalam membangun Glass Video Galery dengan menggunakan tahap space, event dan movement dengan metoda desain: superimposition, disjunction, montage dan Envelope. Sedangkan untuk pembangunan Park De La Villete, menggunakan metode Transformation, disjunction, combination, cinegram, movements Gambar 4. Tahap Transformation dalam perancangan Park De Villate Sumber: Jerobisoni, A., Manu, A. K., & Amabi, D. A. (2019) Perancangan Arsitektur I 3 UNIVERSITAS DIPONEGORO MAGISTER ARSITEKTUR Gambar 5. Tahap Combination dalam perancangan Park De La Vilette Sumber: Jerobisoni, A., Manu, A. K., & Amabi, D. A. (2019) 2. Metode Perancangan Richard Meier Richard Meier adalah seorang arsitek sekaligus pakar seni rupa yang memperoleh penghargaan Pritzker pada tahun 1984 dan AIA Gold Medal pada tahun 1997. Richard Meier berasal dari New Jersey, AS dan pernah sekolah di Jurusan Arsitektur Universitas Cornell dan lulus pada tahun 1957. Selama berkarya dalam bidang arsitektur Richard Meier telah menghasilkan puluhan karya, baik yang terbangun maupun yang tidak terbangun. Beberapa Karyanya antara lain : a) Barcelona Museum of Contemporary Art, Barcellona Gambar 7. Barcellona Musem of Contempory Art Sumber : www.richardmeier.com b) The Hague City Hall and Central Library, Netherland Gambar 8. The Hague City Hall and Central Library Sumber : www.richardmeier.com Perancangan Arsitektur I 4 UNIVERSITAS DIPONEGORO c) MAGISTER ARSITEKTUR Westchester House, New York Gambar 9 Westchester House Sumber : www.richardmeier.com Konsistensi selalu dijaga Richard Meier dalam karyanya melalui penolakan terhadap tren-tren baru yang muncul pada arsitektur modern dan selalu menjaga desain filosofisnya (Jerobisonif, Suddin, & Tualaka, 2020). Douglas House,House in Old Westbury dan Westchester House antara lain: 1) Mengkomposisikan bentuk geometrik dasar dalam sit e plan, denah dan tampak Gambar 10. Site Plan dan Denah Lantai Atap Douglas House sumber: www.richardmeier.com 2) Penciptaan bentuk silinder sebagai penghubung Gambar 11. Perancangan bentuk silinder sebagai penghubung antar ruang sumber: www.richardmeier.com 3) Penggunaan pola grid Gambar 12. Penyusunan Pola Grid sumber: www.richardmeier.com Perancangan Arsitektur I 5 UNIVERSITAS DIPONEGORO MAGISTER ARSITEKTUR 4) Menciptakan daylighting Penciptaan volume cahaya melalui pemikiran letak kaca dan pemilihan warna putih pada setiap bangunannya menjadi ciri khas dari rancangan Richard Meier. Gambar 13. Penciptaan daylighting atau permainan cahaya di The Hague City Hall and Central Library Sumber : www.richardmeier.com 5) Menciptakan keterhubungan antar ruang Gambar 14. Perancangan Pengubung Antar Ruang Sumber: ww.richardmeier.com 6) Menciptakan hubungan arsitektur dengan konteks lingkungan sekitarnya 7) Melakukan repetisi elemen-elemen arsitektur yaitu peninjauan terhadap ukuran keterbukaan Gambar 15. Peninjauan Terhadap Ukuran Keterbukaan Sumber: ww.richardmeier.com 3. Metode Perancangan Tado Ando Tado Ando merupakan arsitek asal Jepang. Beliau memulai karirnya pada tahun Metoda perancangan yang dilakukan Tado Ando merupakan hasil penelaahan dan penerapan dari teori “Self Enclose Modernity” yang berate segala sesuatu dibangun diantara unsur regionalisme yang kritis dan berakar pada budaya, namun tetap memperhatikan segi fungsi dan rasionalisasi sebagai bagian dari modernisme serta dalam kesatuan antara tempat tinggal dan alam yang hilang dalam proses modernisasi . Tahapan perancangan yang digunakan Ando dalam meciptakan karya arsitektur adalah sebagai berikut: a. Mengintegerasikan antara ruang dalam arsitektur barat b. Memberikan makna pada ruang dengan mengaitkan kesuluruhan sejarah dan c. Metoda Ando untuk menuangkan idenya dalam desain bangunan kedalam gambar dan teknologi adalah dengan menggabungan secara singkat dan mengekspresikan karyanya dalam suatu gambar sketsa d. Menyajikan potongan, prespektif , aksonometri dan kadang kala memasukkan rencana gambar dalam skala berbeda untuk menyajikkan detail Perancangan Arsitektur I 6 UNIVERSITAS DIPONEGORO Gambar 16. Sketsa Konsep Vitra Seminar House German MAGISTER ARSITEKTUR Gambar 17. Potongan Vitra Seminar House German Gambar 18. Maket Vitra Seminar House German Gambar 19. Denah Lantai 1 dan 2 Vitra Seminar House German Dalam merencanakan Vitra Seminar House German, terlihat kesatuan antara maket dengan gambar sketsa konsep massa bangunan serta potongan . Perencanaan Ando dalam membentuk dan meletakkan massa bangunan, garis-garis yang ditarik sehingga membentuk sudut untuk perletakan dan oroentasi bangunan. Ando berusaha menggabungkan dari sketsa potongan hingga maket. (Setyowati, 2009) 4. Metode Perancangan Zaha Hadid Zaha Hadid merupakan arsitek seorang arsitek Britania kelahiran Irak. Ia adalah wanita muslim pertama yang meraih penghargaan Arsitektur Pritzker, memenangkannya pada 2004. Ia meraih Penghargaan Stirling pada 2010 dan 2011. Beberapa Karya Arsitektur dari Zaha Hadid antara lain : Maxxi Museo Roma ; Heydar Aliyev Centre, Dongdaemun Design Plaza (DDP) Seoul; Galaxy Soho Beijing ; London Aquatics Centre dan masih banyak lagi. Dalam hal merancang, Hadid menganggap desain sebagai operasi yang melibatkan konsepm rasionalitas dan pendekatan yang menginspeksi serta mengatur pola hidup modern Strategi hadid dapat diringkas menjadi lima tahap; itu adalah penyelidikan pribadi, gagasan bentuk, penciptaan bentuk; sirkulasi dan fungsi, dan akhirnya desain interior. Setiap tahap dapat mempengaruhi bentuk akhir yang mungkin dari proyek. Gaya desain dari seorang Zaha Hadid bisa disebut desain yang berani, kontemporer, organik, inovatif. Dalam merancang, program-program arsitektur digital digunakan sebagai alat untuk menjadikan bentuk rancangannya menjadi bentuk-bentuk yang unik., Zaha Hadid menggunakan pendekatan Metode Black Box secara intuitif dan imagining untuk proses menemukan inspirasi bentuk dan untuk tahap perancangan setelah penentuan bentuk digunakan metode Glass box dengan metode yang sistematis. Ketika Hadid sudah mapan dengan gagasan bentuk, ia mulai mewujudkannya dalam desainnya dengan menerapkan beberapa teknik membuat konfigurasi baru untuk sebuah proyek yang membutuhkan rasa imajinasi. Metode ini diajarkan kepada murid-muridnya, dia mendorong murid-muridnya untuk melewati tempat yang tidak diketahui; tempat penemuan, imajinasi dan penemuan. (Pangesti & Anjarwulan, 2019) Proses Desain Zaha Hadid antara lain ( (AbdUllaha, Saidb, & Ossena, 2016) : a) Melakukan penelitian atau peninjauan dalam aspek: situs, alam, Lingkungan, Fungsi Proyek dan sejarah sosial. b) Membuat proyek menejemen tool dengan mendapatkan inspirasi dari : situs, seni, alam, arsitektur, desain digital dan program ang telah dirancang c) Form Creation yaitu menambahkan zona, iklim dan beberapa elemen orientasi cuaca. d) From Liberaion yaitu strategi perancangan dengan memperhatikan pencahayaan e) From Embedded-ness yaitu penambahan perancangan topografi situs, pengaturan sirkulasi dan pengolahan proyek disekitarnya. f) Circulation Movement And Function merupakan tahap merancang dengan memperhatikan kenyaman pengguna dengan unsur-unsur kegembiraan, ketenangan, motivasi dan cara berfikir pengguna. Perancangan Arsitektur I 7 UNIVERSITAS DIPONEGORO g) 5. MAGISTER ARSITEKTUR Other supplement and Interior Design yaitu tahap akhir dari proses desain dengan melihat dan menyatukan diseluruh bagian proyek dan penambahan elemen seperti : material, pencahayaan listrik dan infrastruktur. Metode Perancangan Le Corbusier Le Corbusier (1889-1965) merupakan arsitek Swiss-Perancis dengan beberapa karya yang menjadi warisan budaya di Eropa, Jepang, Amerika, India. Karyanya paling berpengaruh pada abad ke20, anatara lain : museum seni barat, Tokyo ; Villa La Rosche ; Plan Voisin; La Tourrette; Notre Dame du Hau dan masih banyak lagi. Karya karya arsitekturnya dirancang dengan dengan metode dari oratoret hingga desain yang dikembangkan, sering kali memiliki filosofi tertentu. Le Corbusier mengembangkan desain dengan menerapkan proses secara ketat (Steyn, 2011). 1. Sejarah, teori, teknologi, analogi, preseden, dan konsep yang dikembangkan sebelumnya semuanya diselidiki dengan berbagai cara untuk mencari ide-ide formatif. 2. Melakukan investigasi integral dan kongruen dengan konseptualisasi dan pengembangan desain. 3. proses umum dalam semua contoh adalah bahwa analisis empiris, pengamatan langsung dan eksplorasi tektonik diselidiki, diintegrasikan, diasimilasi, dan digabungkan melalui sketsa. Keempat, penelitian bagus yang digabungkan dengan wawasan reflektif dapat memiliki fungsi prediksi. Dalam pencarian ide Le Corbusier menerapkan strategi konseptual dengan melakukan sketsa bangunan dan landscape. Tahapan terakhir perancangannya adalah menyatukkan beberapa rancangan. Dalam tahap analisis program dilakukan dengan berfokus pada simbolisme daripada pencitraan, dan pada pola iklim serta sosial dan budaya. Gambar 21. Sketsa Awal Le Corbusier Gambar 22. Perancangan Landscape oleh Le Corbusier Perancangan Arsitektur I 8 UNIVERSITAS DIPONEGORO MAGISTER ARSITEKTUR Daftar Pustaka AbdUllaha, A., Saidb, I. B., & Ossena, D. R. (2016). Zaha Hadid Strategy Of Design. Sains Humanika, 2-8. Cieplucha, W. (2019). SEVEN DESIGN METHODS. Cracow University of Technology, 14-16. Jerebisonif, A. (2011). Aplikasi Desain Ekologis dalam Karya Arsitektur Ken Yeang. Tesis. Jokjakarta: Teknik Arsitektur UGM. Jerobisoni, A., Manu, A. K., & Amabi, D. A. (2019). Konsep dan Metode Desain Arsitektur Bernard Tschumi. Gewang, 21-26. Jerobisonif, A., Suddin, S., & Tualaka, T. M. (2020). Konsep dan Metode Desain Arsitektur Richard Meier. Gewang, 72-75. Lake, R. C. (2017). Metode Pendekatan Desain Menurut Henry Bergson Dan Gilbert Ryle Terhadap Arsitektur Dekonstruksi. Seminar Nasional Riset dan Teknologi Terapan (pp. 52-53). Kupang: RITEKTRA 2017. Pangesti, S., & Anjarwulan. (2019). SAINS DAN TEKNOLOGI BANGUNAN DEKONSTRUKSI. Jurnal Arsitektur Grid, 34-35. Setyowati, W. (2009). Teori, Metoda dan Teori Arsitektur Tado Ando. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan, 81-92. Perancangan Arsitektur I 9