Uploaded by User93658

Dangerous Goods 1

advertisement
DANGEROUS GOODS
(1)
EXPRESS & LOGISTICS SERVICES
AZIZA LEILA KOMALA ST., SS., MBA
© copyright of AKO 2017
General Philosophy & Regulation
Jika sementara ini faktor manusia berpotensi dalam terjadinya kecelakaan
pesawat, maka kemungkinan barang berbahayapun dapat membahayakan
keselamatan penumpang apabila barang tersebut tidak diwaspadai dengan
cermat.
Suatu barang yang dikategorikan barang berbahaya yang akan dimuat di
pesawat udara, sengaja atau tidak sengaja dimungkinkan akan mencelakakan
manusia dan dapat merusak benda lain apabila barang tersebut meledak atau
terbakar.
Walaupun sudah ada referensi atau buku-buku yang menyangkut barang
berbahaya (dalam pembahasan disingkat dengan BB) namun sosialisasi BB
belum menjangkau masyarakat umum atau perusahaan penerbangan itu
sendiri.
Pengertian Barang Berbahaya
Menurut Asosiasi Angkutan Udara International (IATA) dalam buku Peraturan
Barang Berbahaya (Dangerous Goods Regulation) dan Annex 18 tentang The
Safe Transport of Dangerous Goods by Air, bahwa Barang Berbahaya
didefinisikan sebagai berikut :
bahwa suatu barang berbahaya adalah bahan atau zat yang berpotensi dapat
membahayakan secara nyata terhadap kesehatan, keselamatan atau harta milik
apabila diangkut dengan pesawat udara.
Bahaya yang ditimbulkan akan berakibat pada keselamatan.
Pada dasarnya barang berbahaya dapat diangkut dengan pesawat udara, namun
harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk
aturan kemasan dan cara pengemasannya, pemberian label serta penyimpanan
dan permuatannya.
Kelompok Barang Berbahaya
Barang berbahaya sebagai kargo dapat diangkut dengan pesawat udara
dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
• Kelompok A adalah barang-barang berbahaya yang dapat diangkut dengan
pesawat udara penumpang atau dengan pesawat udara kargo.
• Kelompok B adalah barang-barang berbahaya yang dapat diangkut dengan
pesawat udara kargo saja
• Kelompok C adalah barang-barang berbahaya yang tidak boleh diangkut
dengan pesawat udara
Pengelompokan ini didasarkan pada ciri-ciri atau jenis barang berbahaya
ataupun jumlah yang akan diangkut dengan pesawat udara yang didasarkan
pada IATA DG Regulation.
Kelompok Barang Berbahaya (2)
Kategori Barang-Barang Berbahaya Angkutan barang atau bahan yang dilarang
diangkut karena akibat yang ditimbulkan dapat membahayakan keselamatan
penerbangan dibagi dalam 4 (empat) kategori antara lain :
a. Explosive (Bahan Peledak)
b. Weapons (Senjata)
c. Dangerous Goods (Barang Berbahaya
d. Dangerous Article (Yang dapat membahayakan)
Contoh : Gunting, Obeng, Cutter, silet dan lain-lain.
Kelompok Barang Berbahaya (3)
Sesuai dengan dasar pengelompokan kategori Dangerous Goods / barang berbahaya tersebut
diatas, maka barang berbahaya sebagai kargo udara dapat dibagi dalam 4 (empat) kategori :
• Barang berbahaya yang dapat diterima untuk diangkut dengan pesawat udara
(excepted from the provision of the regulation) antara lain :
Dangerous Goods carried by passengers or crew (tabel 2.3.A)
Dangerous Goods Air Mail
Dangerous Goods of the operator :
For or sale : Aerosol, Alkohol Beverage, Parfum
Air Worthines & op. Requirement : Live Rest, Portable Firex, Flare Gun
Dangerous Goods in excepted quantities .
• Barang berbahaya yang terlarang diangkut dengan pesawat udara karena keadaannya
•
•
(forbidden for transport).
Barang berbahaya yang terlarang diangkut dengan pesawat udara, kecuali kalau
dibebaskan oleh negara yang bersangkutan (Forbidden for transfort unles exemted by
state).
Barang berbahaya yang dikecualikan dari IATA DGR (acceptable for transport).
Pengirim harus memastikan bahwa barang yang berbahaya tersebut idak dilarang untuk
diangkutsesuai dengan DGR, baik wadah, kuantitas/jumlah, tanda/label, kelengkapan
dokumen yang diperlukan.
Istilah Pengemasan
✓ Packing : (the art and operation by which articles or substance are enveloped
in wrapping and or enclosed in packaging or otherwise secured. “adalah
suatu seni/cara pelaksanaan pengemasan rehadap bahan atau zat yang
dibungkus atau dikemas dalam suatu kemasan paket yang dijamin
keamanannya”.
✓ Package : (non radioactive material) the complate product of the packing
operation consisting of the packinging and contens prepared for transport.
“adalah hasil lengkap pelaksanaan pengemasan dalam bentuk paket/kemas
yang terisi yang siap untuk diangkut”.
✓ Packaging : (non radioactive material) Receptacles and any other component
or materials necesarry for the receptacles to perfrom its containmnet
function and tensure compliance with the minimum packing requirement of
these regulations. “adalah wadah dan komponen/bahan lain yang diperlukan
untuk membentuk suatu kemasan/paket sesuai dengan persyaratan
minimum pengemasan berdasarkan peraturan yang berlaku”.
Istilah Pengemasan (2)
Istilah umum yang digunakan berkaitan dengan kemasan
❑ Kemasan : Package/paket
❑ Kemasan Tunggal : Wadah atau tempat yang tidak memerlukan kemasan
dalam
❑ Kemasan Kombinasi : (Combation Packaging) suatu paket yang terdiri dari
satu atau lebih kemasan dalam (Inner Packaging) dalam kemasan luar (Outer
Packaging) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
❑ Kemasan Dalam : (Inner Packaging) adalah pembungkus atau wadah dalam
satuan kecil
❑ Kemasan Luar : (Outer Packaging) adalah pembungkus luar untuk melindungi
kemasan kombinasi berikut bantalan, alat penyerap dan lain-lain yang
diperlukan.
❑ Kemasan Ganda/Peti Kemas : (Overpack) suatu peti kemas yang berisi satu
atau lebih kemasan dan tersusun dalam satu wadah untuk memudahkan
pengangkutan dan penyimpanan.
Packaging and Marking
A. Packing berdasarkan tingkat bahayanya :
• Packing Group I (X) Great Danger (Resiko Bahaya Besar)
• Packing Group II (Y) Medium Danger (Resiko Bahaya Menengah)
• Packing Group III (Z) Minor Danger (Resiko Bahaya Kecil)
B. Marking berdasarkan jenisnya :
• UN Number
• Proper Shipping Name (PSN)
• UN Specification Packages
Packaging and Marking
A. Packing berdasarkan tingkat bahayanya :
• Packing Group I (X) Great Danger (Resiko Bahaya Besar)
• Packing Group II (Y) Medium Danger (Resiko Bahaya Menengah)
• Packing Group III (Z) Minor Danger (Resiko Bahaya Kecil)
B. Marking berdasarkan jenisnya :
• UN Number
• Proper Shipping Name (PSN)
• UN Specification Packages
Klasifikasi Barang Berbahaya
Pengertian Kelas dan Divisi
Sesuai dengan dasar pembagian kelas dan divisi barang-barang berbahaya yang
diantaranya ada yang dapat dikirim dengan pesawat udara untuk penumpang
dan ada yang dapat dikirim hanya denga pesawat udara untuk cargo terdapat
kurang lebih 3.000 jenis barang berbahaya.
Berdasarkan IATA (Internastional Air Transport Association) Barang dan atau
bahan berbahaya dapat diklasifikasikan menjadi 9 kelas dan divisi dan masingmasing diberi kode tertentu.
Masyarakat pada umumnya belum banyak mengenal secara pasti bahwa suatu
barang itu berbahaya kalau diangkut dengan pesawat udara, guna memudahkan
mengenal barang berbahaya tersebut maka dibagi kelas dan divisi.
Klasifikasi Barang Berbahaya (2)
Klasifikasi Barang Berbahaya (3)
Pembagian Kelas dan Divisi
I. Kelas 1 : Bahan Peledak (Explosives)
Yaitu bahan atau zat yang dapat meledak apabila terkena api atau panas.
Bahan peledak ini terdiri dari 6 divisi yaitu :
• Barang Berbahaya yang mempunyai bahaya ledakan tinggi/mass explosion hazard (REX).
• Barang Berbahaya yang mempunyai bahaya proyeksi tinggi (suara keras) / mass
projection hazard (REX).
• Barang Berbahaya yang mempunyai bahaya hembusan (ledakan) kecil/monitor blast
hazard (RCX dan RGX).
• Barang Berbahaya yang tidak menimbulkan bahaya berarti/no significant hazard (REX).
terdiri dari 6 group yaitu dengan kode IMP (Interline Message Procedures) adalah RXB,
RXC, RXD, RXE, RXG dan RXS.
• Barang Berbahaya yang mempunyai bahaya ledakan tinggi/mass explosion hazard (REX)
• Barang Berbahaya yang mempunyai bahaya yang tidak mengakibatkan bahaya ledakan
dasyat/no mass explosion hazard (REX). Contoh : Petasan, Kembang Api, Peluru
Catatan : Peluru dapat dibawa penumpang dengan ukuran 9 mm/0,45” maksimum 12
pes/org sebagai cargo
Klasifikasi Barang Berbahaya (3)
Pembagian Kelas dan Divisi
II. Kelas 2 : Bahan Gas (Gases)
Yaitu bahan gas yang dapat mengeluarkan asap dan dapat menyala oleh bunga api atau api.
Gas ini terdiri dari 3 Divisi yaitu :
• Flamable Gas yaitu gas yang mudah terbakar (RFG)
• Non Flamabe Gas (RNG), Non Toxic Gas (RCL), gas-gas ini mempunyai reaksi keras
terhadap 02. Contoh : Karbon Dioksida, Fire Extinguisher
• Toxic Gas atau Gas Beracun (RPG), contoh : Aerosol.
III. Kelas 3 : Cairan yang mudah terbakar (Flamable Liquids / RFL)
Yaitu cairan dengan titik nyala di bawah 60,5°. dibawah suhu tersebut cairan dapat
mengeluarkan asap yang mudah terbakar. Kelas 3 ini tidak mempunyai divisi. Contoh : Cat,
Alkohol.
Klasifikasi Barang Berbahaya (4)
Pembagian Kelas dan Divisi
IV. Kelas 4 : Bahan padat yang mudah terbakar (Falamable Solids)
Yaitu cairan padat yang dapat menimbulkan api melalui gesekan. Kelas ini mempunyai 3
(tiga) divisi sebagai berikut :
• Flamabel solid/zat padat yang mudah terbakar , Contoh : Korek api
• Spontaneous Combustible, yaitu zat yang kalau beraksi dengan udara dapat
terbakar dengan sendirinya (RSC) Contoh : Phospor
• Dangerous when wet (bahaya apabila basah). Zat ini akan mudah terbakar atau
mengeluarkan gas apabila bercampur dengan air (RFW). Contoh : Kalsium Karbid.
V. Kelas 5 : Oxidizing Substances and Organic Peroxide
Yaitu Zat yang beroksidasi dan zat organik terpencar. Kelas ini terdiri dari 2 divisi, yaitu :
• Zat-zat yang mudah menghasilkan 02, zat ini membantu timbulnya pembakaran atau api
dengan mudah Contoh : Kalsium Klorat.
• Organic Peroxides (ROP)
• Zat padat atau cair yang mudah terbakar dan dapat menimbulkan api apabila terjadi
gesekan atau pengisapan uap lembab atau reaksi kimia.
Klasifikasi Barang Berbahaya (5)
Pembagian Kelas dan Divisi
VI. Kelas 6 : Toxic (Poisonous) Substances
Yaitu bahan atau zat racun dan infections substances atau zat menular.
Kelas ini terjadi dari 2 divisi yaitu :
• Divisi Toxic (Poison) substances (RPB)
Zat yang menyebabkan kematian apabila dihirup atau ditelan atau disentuh dengan
kulit bisa luka atau membahayakan kesehatan . Contoh : Pestisida
• Divisi Infections substances (RIS)
Zat yang mengundang micro organisme hidup termasuk bakteri, virus, jamur dll. yang
menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan. Contoh : Hepatitis, Rabies, HIV
Klasifikasi Barang Berbahaya (6)
Pembagian Kelas dan Divisi
VII. Kelas 7 : Bahan Radioaktif
Adalah bahan yang mengeluarkan sinar radiasi yang berbahaya bagi manusia, binatang dan
barang. Sinar tersebut tak dapat dilihat dan hanya dapat dikontrol dengan alat yang Geiger.
Bahan ini terdiri dari tiga kategori.
Masing-masing memiliki tingkat radiasi yang berbeda-beda, sebagai berikut :
Kategori I Radioaktif (RRW)
Zat ini memiliki tingkat radiasi rendah dan yang kurang dapat diukur, sehingga tidak memiliki
nomor indeks transport (transport index atau T.I)
Bahan ini diberi label putih dengan 1 (satu)
Garis merah : Contoh : Kobalt 60
Kategori II
Bahan atau zat yang memiliki tingkat radiasi lebih tinggi dari kategori 1 dengan nomor indeks
transport tidak lebih dari 1. zat ini diberi label berwarna kuning pada kemasan dengan 2 (dua)
garis merah.
Kategori III
Zat ini memiliki tingkat radiasi lebih tinggi dari pada kategori II dan memiliki indeks transport 1,0
dan tidak melebihi 10 per kemasan. Zat ini diberi label kuning dengan 3 (tiga) garis merah.
Klasifikasi Barang Berbahaya (7)
Pembagian Kelas dan Divisi
VIII. Kelas 8 : Corrosive Materials (RCM)/
Bahan bersifat menimbulkan Karat.
Bahan ini bentuknya cair atau padat yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit jika
disentuh. Kalau berasap sangat berbahaya jika dihirup dan dapat menyebabkan iritasi pada
mata, dapat merusak logam (struktur pesawat) atau merusak barang atau kargo.
Kelas ini tidak mempunyai divisi. Contoh : Mercury
IX. Kelas 9 : Miscellaneous Dangerous Goods (barang berbahay lain)
Barang atau benda-benda lainnya yang dianggap dapat membahayakan namun tidak
termasuk dalam 8 (delapan) kelas tersebut di atas. Kemungkinan dapat menimbulkan
bahaya terhadap manusia (petugas), pesawat apabila tidak ditangani dengan baik.
Barang berbahaya lain-lain ini dibagi menjadi 4 bagian, yaitu :
• Kelas 9 (RMD) : Miscellaneous Dangerous Goods/BB Lain. Seperti : Engine Internal
Combustion
• Kelas 9 (RSB) : Polymeric beads
• Kelas 9 (ICE) : Karbon Dioksida atau Dry Ice
• Kelas 9 (MAG) : Bahan yang mengandung magnet, bila pada jarak 4,6 M dapat
menimbulkan efek > 0,418 A/M atau pada kompas jarum tertarik s.d 2°.
Marking and Labeling
Marking and Labeling (2)
TANDA atau MARKA
Pada dasarnya marka atau tanda-tanda yang harus ditempel atau dipasang pada paket atau kemasan
suatu Barang Berbahaya menjadi tanggung jawab pengirim (Shipper).
Ada dua jenis marka atau tanda yaitu :
• Marka khusus kemasan
•
Package specifikation marking yaitu tanda yang menunjukkan ciri-ciri, misal UN 4G artinya tanda kotak dari bahan fiberkayu (fiberboard box).
Kemasan yang menggunakan tanda untuk : Jenis Barang Berbahaya, Pengirim BB, Penerima BB
dan lainnya.
TANDA-TANDA SPESIFIK KEMASAN
Setiap kemasan yang akan diangkut dengan pesawat udara harus diberi tanda atau marking,
sebagaimana contoh berikut :
UN 4G/Y50/S/99
NL/VL 824
Keterangan :
UN
4G
Y
50
S
99
NL
VL
= United Nations (Simbul Internasional)
= 4 kode Fiberboard/papan fiber; G kode Boxs/kotak
= Packing Group (kelompok kemasan)
= Maksimum kuantitas 50 kg
= Solid/padat : Inner Packing
= Tahun pembuatan 1999
= Negara yang berkepentingan
= Nomor pabrik
Pemasangan Tanda
Tanda-tanda yang diperlukan harus ditempel sesuai dengan jenis Barang berbahaya yang
terdapat dalam kemasan. Tanda-tanda itu harus lekat benar dan tulisan harus tercetak
jelas dengan catatan :
• Tahan lama
• Mudah dilihat
• Latar belakang yang menyolok atau kontras
• Tidak tertutup oleh tanda lain
Sesuai dengan peraturan barang berbahaya atau DGR, bahwa tanda-tanda harus terletak
pada kemasan dengan posisi yang benar sesuai dengan aturan di atas.
Apabila terdapat sisa tanda yang tidak perlu yang masih melekat pada kemasan, maka
tanda lama tersebut harus dicabut dan diganti yang baru.
Kaitannya dengan pemasangan tanda-tanda ini, pihak pengirim perlu mengadakan
pemeriksaan ulang, apakah tanda-tanda pada kemasan telah lengkap dan memenuhi
syarat, selain itu tiap kemasan tunggal juga diberikan tanda-tanda.
Label (Labeling)
Pengertian Umum
Setiap kemasan yang akan diangkut dengan pesawat udara harus ditempel label sesuai
dengan isi kemasan. Pengirim bertanggung jawab menempelkan label pada kemasan
tersebut, Sedangkan Airline (operator yang mengangkut) bertanggung jawab hanya
mengganti label yang tidak jelas atau rusak selama pengangkutan.
Yang dimaksud label adalah kertas bergambar dan bertuliskan, berbentuk segi empat
yang menggambarkan Barang Berbahaya yang ditempel pada kemasan berukuran 100
mm x 100 mm
Jenis Label :
a. Hazards Label atau label bahaya
Adalah label yang mengidentifikasikan adanya bahaya atau risiko, berupa gambar simbol dan
nomor kelas yang masing-masing mempunyai warna dasar berbeda sesuai kelasnya.
b. Handling Label atau label Instruksi
Adalah label yang berisi gambar dan tulisan serta petunjuk lain yang merupakan instruksi
untuk dilaksanakan atau ditaati.
Label (Labeling)
Pengertian Umum
Setiap kemasan yang akan diangkut dengan pesawat udara harus ditempel label sesuai
dengan isi kemasan. Pengirim bertanggung jawab menempelkan label pada kemasan
tersebut, Sedangkan Airline (operator yang mengangkut) bertanggung jawab hanya
mengganti label yang tidak jelas atau rusak selama pengangkutan.
Yang dimaksud label adalah kertas bergambar dan bertuliskan, berbentuk segi empat
yang menggambarkan Barang Berbahaya yang ditempel pada kemasan berukuran 100
mm x 100 mm
Jenis Label :
a. Hazards Label atau label bahaya
Adalah label yang mengidentifikasikan adanya bahaya atau risiko, berupa gambar simbol dan
nomor kelas yang masing-masing mempunyai warna dasar berbeda sesuai kelasnya.
b. Handling Label atau label Instruksi
Adalah label yang berisi gambar dan tulisan serta petunjuk lain yang merupakan instruksi
untuk dilaksanakan atau ditaati.
Download