I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi merupakan getaran atau goncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Fenomena gempa bumi yang terjadi dapat disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, vulkanik, dan runtuhan. Dari beberapa penyebab tersebut gempa yang sering terjadi di Indonesia adalah gempa tektonik yang merupakan jenis gempa dengan dampak kerusakan paling luas. Secara geografis Indonesia merupakan salah satu wilayah yang rawan terjadi gempa bumi, hal tersebut dikarenakan letak wilayah Indonesia yang berada diantara pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasifik. Aktivitas tektonik yang terjadi mengakibatkan terbentuknya deretan gunung api yang terbentang sepanjang Asia-Pasifik termasuk Indonesia. Sehingga wilayah Indonesia merupakan bagian dalam zona cincin api pasifik (ring of fire) yaitu daerah patahan yang rawan terjadinya gempa bumi dan letusan gunung berapi. Zona ini merupakan lempeng tektonik yang paling aktif di dunia, sehingga dapat memberikan dampak yang besar terhadap distribusi penyebaran gempa di Indonesia. (Amri, M. R., dkk. 2016) Dalam beberapa tahun terakhir beberapa wilayah di Indonesia mengalami gempa bumi, diantaranya yaitu gempa Kepulauan Mentawai tahun 2016 (8,3 SR), gempa Tasikmalaya tahun 2017 (6,9 SR), gempa Donggala – Sulawesi tahun 2018 (7,4 SR), gempa Banten tahun 2019 (6,9 SR), gempa Simulue – Aceh tahun 2020 (6,1 SR), gempa Maluku Utara tahun 2020 (6,8 SR), gempa 2 Lampung tahun 2021 (5,5 SR), Gempa Enggano – Bengkulu tahun 2021 (5,2 SR), gempa Majene dan Mamuju tahun 2021 (5,9 dan 6,2 SR), dll. (BMKG, 2021). Peristiwa gempa bumi dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup berat pada infrastruktur dan bangunan khususnya bangunan bertingkat. Hal tersebut disebabkan karena infrastruktur dan bangunan tidak mampu mempertahankan strukturnya ketika terjadi gempa bumi. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk meminimalisir kerusakan tersebut, yaitu dengan cara memenuhi kebutuhan akan bangunan yang tahan akibat pengaruh beban gempa. Dalam hal ini perlu dilakukan perencanaan yang menyeluruh terhadap desain bangunan tahan gempa dengan memperhitungkan gaya lateral yang diakibatkan oleh beban gempa sesuai dengan standar peraturan terbaru. Standar ini menentukan pengaruh gempa rencana yang harus ditinjau dalam perencanaan struktur gedung, akibat pengaruh gempa rencana struktur gedung secara keseluruhan diharuskan tetap berdiri walaupun sudah berada dalam ambang keruntuhan. Dan untuk analisis struktur bangunan terhadap beban gempa dapat dianalisis dengan menggunakan metode analisis statik ekuivalen atau analisis dinamik (respon spectrum dan time history). Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kegagalan struktur dan meminimalisir adanya korban jiwa. Dalam penelitian ini dilakukan studi kasus pada Gedung B Rumah Sakit Umum Muhammadyah Metro, yang terletak di Jl. Soekarno Hatta No.42, Mulyojati, Kec. Metro Bar., Kota Metro, Lampung. Gedung ini merupakan gedung dengan strukur beton bertulang berlantai 7 dan memiliki 1 basement dengan tinggi bangunan mencapai 34,2 meter. Berdasarkan data teknis dari gedung tersebut maka untuk analisis yang digunakan untuk menentukan kinerja struktur bangunan terhadap beban gempa yaitu dengan menggunakan analisis dinamik. Analisis dinamik untuk perancangan tahan gempa dilakukan untuk evaluasi yang lebih akurat dari gaya-gaya gempa yang bekerja pada struktur bangunan tingkat tinggi dan bangunan dengan konfigurasi tidak 3 teratur. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan yaitu analisis dinamik metode respon spectrum dengan menggunakan bantuan software ETABS. Gambar 1.1. Tampak Gedung yang akan Dianalisis. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil evaluasi dan kriteria level kinerja struktur pada bangunan bertingkat dengan metode analisis dinamik respon spectrum berdasarkan tinjauan base shear, dispalcement, dan drift pada pemodelan gedung menggunakan program ETABS? C. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Struktur yang digunakan adalah struktur beton bertulang meliputi : 2. Bangunan yang ditinjau adalah bangunan bertingkat yang berfungsi sebagai Rumah Sakit dengan 7 lantai dan 1 basement. 3. Analisis yang dilakukan hanya pada struktur atas gedung dan basement. 4. Pembebanan gedung meliputi: a. Beban mati berupa berat sendiri struktur. b. Beban hidup berupa beban akibat fungsi bangunan. c. Beban lateral berupa beban gempa sesuai dengan SNI 1726-2019. 4 d. Peraturan pembebanan berdasarkan SNI 1727-2020 tentang Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait untuk Bangunan Gedung dan Struktur Lain dan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983). 5. Analisis struktur menggunakan analisis dinamik dengan metode analisis respon spectrum menggunakan bantuan program ETABS. 6. Peraturan gempa menggunakan SNI 1726-2019 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. 7. Kriteria level kinerja struktur ditentukan berdasarkan (Applied Technology Council) ATC-40. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi dan mengetahui kriteria level kinerja struktur bangunan bertingkat akibat pengaruh beban gempa menggunakan metode analisis dinamik respon spectrum ditinjau berdasarkan base shear, displacement, dan drift. E. Manfaat Penelitian 1. Mengetahui pengaruh beban gempa pada kinerja strukur gedung bertingkat. 2. Mengembangkan pemahaman mengenai evaluasi kinerja struktur gedung bertingkat menggunakan metode analisis dinamik respon spectrum. 3. Menambah pengetahuan mengenai penggunaan software ETABS khususnya dalam analisis dinamik respon spectrum dengan model struktur gedung bertingkat. 4. Memberikan manfaat terhadap proses pengembangan dan pembelajaran khususnya pada perencanaan struktur gedung bertingkat tahan gempa.