1 PRAKATA Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan chapter book ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Evolusi, dengan judul “Evolusi Jagat Raya”. Kami menyadari bahwa dalam penulisan chapter book ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak sehingga dapat terselesaikan tepat waktu. Untuk itu perkenankan kami menyampaikan terima kasih kepada bapak Dr. Cartono, M.Pd., M.T. dan ibu Cita Tresnawati, M. Pd. sebagai dosen pengampu yang telah memberikan petunjuk dan bimbingannya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa chapter book ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat diperlukan. Akhir kata kami berharap chapter book ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan. i Bandung, Februari 2020 Penyusun ii DAFTAR ISI PRAKATA ....................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................. iii DAFTAR GAMBAR ...................................................... v PENDAHULUAN ......................................................... vi BAB I EVOLUSI JAGAT RAYA .................................. 1 A. Evolusi ................................................................. 1 1. Pengertian Evolusi............................................ 1 2. Faktor- Faktor Terjadinya Evolusi ................... 3 3. Jenis-Jenis Evolusi di Alam ............................. 6 B. Jagat Raya ............................................................ 7 1. Teori Terbentuknya Jagat Raya........................ 9 2. Galaksi dalam Jagat Raya .............................. 10 3. Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways Galaxy) 17 iii 4. Nebula ............................................................ 21 5. Rasi Bintang ................................................... 22 6. Bintang (The star)........................................... 22 C. Penciptaan Alam Semesta Menurut Alquran ..... 24 1. Hakikat alam semesta ..................................... 24 2. Penciptaan Alam Semesta .............................. 28 3. Hakikat Tujuh Langit ..................................... 53 INDEKS ........................................................................ 66 GLOSARIUM ............................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA ................................................... 76 iv DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Galaksi Spiral .............................................. 13 Gambar 2. Galaksi Elips ............................................... 15 Gambar 3. Galaksi Magellan ........................................ 16 Gambar 4. Galaksi Bima Sakti...................................... 18 Gambar 5. Nebula ......................................................... 21 v PENDAHULUAN Teori evolusi adalah teori yang paling penting dalam biologi. Tidak ada gagasan lain dalam biologi yang begitu merangsang kuat secara secara ilmiah, intelektual. atau lebih Evolusi dapat menambahkan dimensi ketertarikan ekstra ke sisi yang paling menarik dari sejarah alam. Bagaimana ahli biologi evolusi modern cenderung berpendapat bahwa keberadaan seks adalah teka-teki yang paling dalam dari semuanya, dan sangat mungkin merupakan kesalahan yang setengahnya, makhluk hidup di planet ini akan lebih baik tanpanya. Evolusi juga memberi makna pada fakta-fakta kehidupan yang lebih kering, dan merupakan salah satu kesenangan subjek untuk melihat bagaimana ada ide-ide serta fakta-fakta dalam teknik-teknik yang membingungkan dari laboratorium genetika, dan seberapa dalam teori-teori tentang sejarah kehidupan dapat bergantung pada pengukuran lebar daerah yang disebut "prodissoconch II" dalam cangkang larva vi siput, atau jumlah tulang rusuk di ekor trilobita. Begitu hebatnya kedalaman dan jangkauan biologi evolusioner yang harus dirasakan. Evolusi merupakan cabang sains biologi yang menjelaskan mengenai proses perkembangan dan perubahan makhluk hidup baik secara genetik maupun organik. Kemunculan teori evolusi pada awalnya tepatnya pada fase fixisme tidak dipersoalkan dan tidak menimbulkan berbagai perdebatan, baik dikalangan kalangan agamawan. ilmuan Perdebatan maupun mulai hadir ketika seorang ilmuan berkebangsaan Inggris Charles Darwin, mempublikasikan hasil penelitiannya mengenai spesies makhluk hidup yang menjelaskan bahwa spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan tetapi diciptakan berdasarkan dari nenek moyang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat seleksi alam. Penemuan dan penelitian tersebut kontradiktif dikalangan baik dikalangan agamawan. vii Teori menimbulkan ilmuan maupun evolusi Charles Darwin menganggap Sinpanse memicu (kera), pro manusia berasal dari pernyataan tersebut yang kontra, sehingga karena teori evolusi seleksi alam Charles Darwin mayoritas manusia evolusi menyamakannya yang lain. ketidakpercayaan dan Hal dengan teori ini mengakibatkan keraguan terhadap teori perdebatan teori evolusi yang sudah berkembang. Menjelang evolusi dengan seleksi abad ke 20, alam mengalami berkembangnya ilmu titik terang genetika yang menemukan struktur molekul DNA oleh ahli Botani dari Austria Gregor Mendelan pada tahun 1865. Pada tahun 1950 setelah ditemukan struktur gen dan kromosom menguatkan penemuan struktur molekul DNA (Deoxyribonucleic Acid)yang berisi informasi genetik meragukan teori evolusi seleksi alamnya Charles Darwin dengan alasan kerumitan yang luar biasa dari kehidupan untuk berubah menjadi species baru dan ketidakabsahan mekanisme evolusi yang diajukan Charles Darwin. viii Dalam surat Al- Hijir ayat 28 Allah berfirman "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.". Firman Allah dalam kalimat 'maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud' menandakan bahwa manusia lebih tinggi derajatnya daripada malaikat sekalipun. Jika dalam al-quran malaikat digambarkan sebagai makhluk Allah yang Indah maka pantaskah manusia-manusia purba disebut lebih sempurna daripada malaikat. Jagat raya yang sangat luas merupakan suatu keindahan yang luar biasa yang diberikan oleh Tuhan. Bumi yang saat ini kita tempati dengan segala isinya yang senantiasa kita nikmati, tentunya tidak terjadi begitu saja, tidak ada dengan sendirinya tanpa ada hal besar yang melatar belakangi keberadaannya. Hal itu pun telah dijelaskan dalam Al-Qur’an seperti berikut: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu ix adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya…..” (Al Anbiya’ 30). Jika kita melihat pada ayat Al-Qur’an di atas, jelas Allah mengatakan bahwa pada mulanya bumi dan langit adalah satu kesatuan yang tidak terpisah seperti saat ini. Tetapi kemudian Allah menjadikannya dua bagian yang terpisah seperti halnya yang kita lihat saat ini. Setiap kemajuan baru di dalam pemahaman jagat raya ternyata semakin memperkecil peran kita didalamnya. Walaupun demikian, setiap kemajuan ini selalu menimbulkan rasa kekaguman baru pada abad ke tujuh belas astronom mengungkapkan fakta bahwa bumi bukanlah pusat tata surya melainkan salah satu dari beberapa planet yang mengitari matahari (Anugraha, 2005:152). Bukti pengembangan jagat raya datangnya dari pergeseran Doppler cahaya galaksi-galaksi jauh. Informasi pengembangan jagat raya yang sebagian besar dihimpun dalam tahun 1920-an dan 1930-an ini memperlihatkan bahwa x sewaktu jagat raya mengembang setiap galaksi bergerak saling menjauh. Ini merupakan bukti eksperimental bagi peristiwa pengembangan jagat raya yang memang telah diterima kalangan ilmuan ketika teori ini ditemukan. Ada dua tafsiran mengenai pengembangan. (1) jika setiap galaksi bergerak saling menjauhi, berarti jauh di masa lampau jarak antargalaksi lebih dekat. Jadi, pada masa itu kerapatan jagat raya lebih besar, dan jika kita menengok lebih jauh lagi ke masa lampau kita dapati sebuah titik dengan kerapatan tak hingga ini adalah hipotesis Big Bang yang pertama kali ditemukan oleh George Gamow. (2) kerapatan jagat raya tetap tidak berubah. Sewaktu galaksi-galaksi bergerak saling menjauhi, dalam ruang antar galaksi terus terciptakan materi baru, agar mempertahankan kerapatan jagat raya kurang lebih konstan (Krane,2008:694-701). Model kosmologi standar yang bersandar kepada prinsip kosmologi, deskripsi fluida sempurna yang menghasilkan tensor energi-momentum dan teori relativitas umum Einstein menunjukkan bahwa alam xi semesta ini semestinya mengembang, yang dimulai dari keadaan yang sangat padat dan sangat panas pada masa lalu yang jangka waktunya berhingga dari sekarang. Proses terbentuknya jagat raya ini mendorong para ilmuwan untuk mencari tahu tentang bagaimana sebenarnya jagat raya ini tercipta. Hingga akhirnya lahirlah teori-teori tentang terbentuknya jagat raya yang dikemukakan oleh para ilmuwan. xii BAB I EVOLUSI JAGAT RAYA A. Evolusi 1. Pengertian Evolusi Evolusi (juga dikenal sebagai evolusi biologi, genetik atau organik) adalah perubahan sifat mewarisi dari populasi organisme melalui generasi berturut-turut. Perubahan ini hasil dari interaksi antara proses-proses yang memperkenalkan variasi dalam populasi, dan proses lainnya yang menghapus itu. Akibatnya, varian dengan sifat-sifat tertentu menjadi lebih, atau kurang, umum. sifat adalah cirianatomi tertentu, biokimia atau perilaku-yang merupakan hasil dari interaksi gen-lingkungan. Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahanperubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang 1 diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan- perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Evolusi berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya berbagai makhluk hidup yang ada didunia saat ini. Evolusi mempelajari bagaimana spesies baru dapat muncul dari berbagai spesias tumbuhan dan hewan dalam jangka waktu tertentu. Evolusi spesies-spesies juga yang mempelajari berbeda kekerabatan. 2 dapat bagaimana memiliki 2. Faktor- Faktor Terjadinya Evolusi Evolusi pada umumnya dapat disebabkan oleh dua faktor penyebab, yaitu antara lain : a. Faktor Dalam / Faktor Gen / Faktor Genetika Pada setiap makhluk hidup pasti memiliki substansi gen pada kromosom. Perubahan pada gen atau genetika pada makhluk tersebut akan berakibat pada terjadinya perubahan sifat organisme tersebut. Perubahan pada gen kromosom dapat terjadi akibat : a) Mutasi Gen Mutasi adalah perubahan materi genetik yang bersifat menurun. Mutasi gen adalah perubahan pada struktur kimia gen yang bersifat turuntemurun yang terjadi bisa secara spontan atau tidak spontan oleh zat kimia, radiasi sinar radioaktif, terinfeksi virus, dan lain sebagainya, serta kesalahan selama proses meiosis ataupun replikasi DNA. Mutasi dapat terjadi pada semua organisme yang merupakan sumber dari adanya variasi Hereditas. Jika ada satu atau beberapa gen yang bermutasi,maka akan mengakibatkan terjadinya perubahan frekuensi gen. Mutasi 3 adalah bahan mentah dari evolusi karena seleksi alam bekerja pada fenotip, sedangkan fenotipe muncul dari gen. Agar suatu populasi dapat bertahan terhadap seleksi alam, populasi itu harus memiliki variasi genetik yang tinggi. Sebagian besar mutasi bersifat buruk. Akan tetapi, sebagian besar dari kesalahan genetik ini bersifat resesif dan kemudian akan menjadi target seleksi alam. Sebagian mutasi yang bersifat baik misalnya mutasi pada reseptor dipermukaan sel pada sel pada manusia yang menghambat infeksi HIV b) Rekombinasi Gen Pengertian dan arti definisi rekombinasi gen adalah penggabungan beberapa gen induk jantan dan betina ketika pembuahan ovum oleh sperma yang menyebabkan adanya susunan pasangan gen yang berbeda dari induknya. Akibatnya adalah lahirnya variasi spesies baru. Percobaan yang ilakukan oleh Wilhem Ludwing Johansen (Denmark 1857-1927) pada tahun 1905 4 dan kelompok peneliti dari universitas Illinois pada tahun 1985 menunjukka bahwa : 1. Seleksi sangat rekomendasi efektif pada terhadap organisme yang melakukan perkawinan silang. 2. Seleksi merupakan pembatas, dan fakor pengarah, penstabil terhadap rekomendasi gen. b. Faktor Lingkungan Luar Makhluk hidup dalam kesehariannya pasti berada di lingkungan habitat tempat tinggalnya sesuai dengan kondusi fisik maupun kondisi karakteristiknya. Organisme makhluk hidup dituntut untuk dapat menyesuaikan atau adaptasi dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Mahluk hidup yang melakukan perubahan fisik dan karakter secara terusmenerus untuk dapat selalu beradaptasi dengan lingkungannya spesies baru menyebabkan yang munculnya bermacam-macam baranekaragam 5 varian dan 3. Jenis-Jenis Evolusi di Alam a. Evolusi Kosmik Evolusi kosmik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan abiotik atau lingkungan tidak hidup / tak hidup. Dan ketika kita berbicara masalah evolusi, adalah gambaran kera dan spesies manusia yang selalu terbayang di otak kita. Kemudian kita mulai membayangkan tentang dinosaurus yang telah musnah, atau hewan-hewan prehistoris lainnya. Namun sekarang, gambaran tentang evolusi mulai berubah. Bukan perihal masalah biologis saja, namun perihal kosmik secara keseluruhan. Kosmik ini mempunyai segala ciri dari materi bilogi. Bintang-bintang muncul dan hancur, diikuti kehadiran planet dan tata surya baru. Galaksi satu dengan yang lain tumbuh dan berkembang. Bahkan, alam semesta inipun tumbuh berkembang hingga mencapai sebuah titik yang tidak kita ketahui. Kosmik ini begitu luas, dan kemungkinan- kemungkinan yang ada di dalamnya sangat beragam. Bayangkan bahwa barangkali di luar sana sama sekali tidak ada kehidupan, bahwa kita adalah sebuah 6 entitas yang istimewa. Sekarang, cukup ragu untuk mengatakan bahwa pemikiran saya di masa lalu itu adalah benar. Kehidupan barangkali dapat tercipta dimanapun, di setiap sudut kosmik ini. b. Evolusi Organik Evolusi organik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan biotik pada mahluk hidup dari generasi kegenerasi. evolusi organic adalah perkembangan progresif organ-organ hewan dan tumbuhan dari bentuk sederhana menjadi bentuk-bentuk yang lebih kompleks. Evolusi organis itu merupakan proses yag sangat lambat, berlangsung lama, dan karenanya pada setiap penambahan tingkat kompleksitas melalui waktu, seperti evolusi system matahari, evolusi masyarakat manusia, dan sebagainya. Kata sifat organic menunjuk kepada pengertian spesies tumbuhan dan hewan. B. Jagat Raya Pernahkah kamu memikirkan tentang proses terbentuknya alam semesta atau jagat raya ini? Tuhan telah menganugrahkan kita akal untuk berfikir 7 tentang apa yang ada di bumi dan di langit sebagai ciptaan-Nya. Walau sampai saat ini, masih banyak sisi gelap dari penciptaan alam semesta ini yang belum diketahui manusia. Orang dikelilingi melihat oleh kenyataan planet-planet bahwa matahari yang orbitnya berbentuk hampir mendekati bentuk lingkaran dan lintasannya hampir berimpit. Arah peredaran semua planet itu adalah sama, yaitu berlawanan dengan arah perputaran jarum jam. Jika kita memandangnya dari Kutub Utara, ternyata arah revolusi planet-planet itu sama dengan arah rotasi matahari dan juga arah satelit-satelit pada planet. Arah seperti ini merupakan arah negatif, sedangkan arah benda langit yang berlawanan arah dengan arah tersebut dinamakan arah positif, seperti arah peredaran matahari terbit dari timur dan terbenam di barat, jika kita mengamatinya dari bumi. 8 1. Teori Terbentuknya Jagat Raya Terdapat dua teori utama yang mendasari terjadinya alam semesta atau jagat raya ini, yaitu teori ledakan besar dan teori mengembang dan memampat, sebagai berikut. a. Teori ledakan besar (The big bang theory) Menurut teori ledakan besar, jagat raya berawal dari adanya suatu massa yang sangat besar dengan berat jenis besar pula yang mengalami ledakan yang sangat dahsyat karena adanya reaksi pada inti massa. Ketika terjadi ledakan besar, bagian-bagian dari massa tersebut berserakan terpental menjauhi pusat ledakan. Setelah milyaran tahun kemudian, bagianbagian yang terpental itu membentuk kelompokkelompok yang kita kenal sebagai galaksi-galaksi. b. Teori mengembang dan memampat (The oscillating theory) Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini, jagat raya 9 terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan masa ekspansi atau mengembang yang disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen, pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun, selanjutnya galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup, kemudian memampat yang didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian memampat lagi. 2. Galaksi dalam Jagat Raya Galaksi adalah kumpulan bintang yang membentuk suatu sistem yang terdiri atas satu atau lebih benda angkasa yang berukuran besar dan dikelilingi oleh benda-benda angkasa lainnya sebagai anggotanya yang bergerak mengelilinginya secara teratur. Di dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas bintang10 bintang, gas dan debu yang amat luas, yang anggotanya mempunyai gaya tarik menarik (gravitasi). Suatu galaksi pada umumnya terdiri atas milyaran bintang-bintang yang mempunyai ukuran, warna, dan karakteristik yang sangat beraneka ragam. Secara garis besar, menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu galaksi spiral, galaksi elips, dan galaksi tak beraturan. Pembagian tipe ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi-galaksi tersebut. Galaksi- galaksi yang diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri atas sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tak beraturan. Namun bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat di alam semesta ini. Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah galaksi elips. Jika kita mengambil volume ruang angkasa yang sama, kita akan menemukan lebih banyak galaksi elips daripada 11 galaksi spiral. Hanya saja galaksi tipe ini banyak yang redup, sehingga sulit untuk diamati. a. Galaksi spiral (Spiral galaxy) Galaksi spiral merupakan tipe yang paling umum dikenal orang. Mungkin karena bentuk spiralnya yang indah itu. Jika kita mendengar kata galaksi, biasanya yang terbayang adalah galaksi tipe ini. Galaksi kita termasuk galaksi spiral. Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk lengan spiral), dan bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota galaksi spiral adalah bintang-bintang muda dan tua. Bintangbintang tua terdapat pada gugus-gugus bola yang tersebar menyelimuti galaksi. Gugus bola adalah kumpulan bintang-bintang yang berjumlah puluhan sampai ratusan ribu bintang yang lahir bersama-sama, mengumpul berbentuk bola. Gugus-gugus bola inilah yang membentuk halo bersama sama dengan bintang-bintang yang tidak terdapat di bidang galaksi. 12 Gambar 1. Galaksi Spiral (Sumber: www.ipac.jpl.nasa.gov) Bintang-bintang muda terdapat di lengan spiral galaksi yang berada di bidang galaksi. Bintangbintang muda ini masih banyak diselimuti materi antar- bintang, yaitu bahan yang membentuk bintang itu. Bulge pada galaksi spiral adalah bagian yang paling padat. Pada Bima Sakti, pusat galaksi terletak di arah Rasi Sagitarius, tetapi kita tidak dapat mengamatinya dengan mudah, sebab materi antarbintang banyak menyerap cahaya yang berasal dari pusat galaksi itu. 13 Galaksi spiral berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih besar daripada galaksi elips. Kecepatan rotasinya yang besar itulah menyebabkan galaksi ini memipih dan membentuk bidang galaksi. Besar kecilnya kecepatan rotasi pada galaksi spiral bergantung pada massa galaksi tersebut. Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral sendiri tidaklah sama. Semakin ke arah pusat galaksi, kecepatan rotasinya semakin besar. Contoh lain galaksi spiral selain Bima Sakti adalah galaksi Andromeda. Ukuran Andromeda ini sedikit lebih besar daripada Bima Sakti. Galaksi Andromeda dan Bima Sakti termasuk galaksi spiral raksasa. Jarak galaksi Andromeda ini sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Untuk mengarungi jarak sejauh itu, cahaya memerlukan waktu 2,5 juta tahun. Ini berarti bahwa cahaya yang kita terima dari galaksi ini adalah cahaya yang dikirimnya 2,5 juta tahun yang lalu yang menggambarkan keadaan galaksi tersebut pada waktu itu. Jarak ini dalam ukuran astronomi masih terhitung dekat, jarak ke galaksi-galaksi lainnya jauh 14 lebih fantastis. Bahkan ada yang sampai milyaran tahun cahaya. b. Galaksi elips (Elliptical galaxy) Galaksi berbentuk elips meliputi kurang lebih 17 % dari jumlah galaksi yang telah dikenal. Galaksi ini menyerupai bentuk dasar bulatan besar yang berbentuk lonjong (elips) di angkasa yang memancarkan sinar yang relatif terang. Contohnya, Galaksi Fornax dan Galaksi Skulpter. Gambar 2. Galaksi elips (Sumber: www.ipac.jpl.nasa.gov) 15 c. Galaksi tak beraturan (Irregular galaxy) Galaksi yang tidak mempunyai bentuk dasar spiral ataupun elips disebut galaksi tak beraturan. Dengan kata lain, galaksi ini terlihat seperti suatu kumpulan bintang dan benda-benda angkasa lainnya yang letaknya tidak beraturan. Contohnya Galaksi Magellan Gambar 3. Galaksi Magellan (Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 1, halaman 214 dan 220) 16 3. Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways Galaxy) Galaksi kita termasuk galaksi spiral berbentuk seperti cakram dengan garis tengah kira-kira 100.000 tahun cahaya (30.600 pc). Bintang yang lebih tua ditemukan di pusat tonjolan dengan ketebalan 20.000 tahun cahaya (6.100 pc). Bintang yang lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat galaksi berada dalam gugusan bintang Sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices, sedangkan kutub selatannya di Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan spiral Carina Cygnus kira-kira 32.000 tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat galaksi. Diperkirakan galaksi berumur 12-14 biliun tahun dan terdiri atas 100 biliun bintang. 17 Gambar 4. Galaksi Bima Sakti (Sumber: www.ipac.jpl.nasa.gov) Untuk membayangkan bagaimana kira-kira bentuk galaksi kita, maka kita dapat membayangkan dua buah telur mata sapi yang bagian bawahnya disatukan. Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam waktu satu tahun cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta juta kilometer. Jadi, satu tahun cahaya adalah 9,5 juta juta km. Ini berarti garis tengah galaksi kita sekitar 100.000 × 9,5 juta juta km, atau 950 ribu juta juta km (950 diikuti oleh 15 buah nol di belakangnya). Untuk memudahkan perhitungan, digunakan satuan jarak yaitu tahun cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi kita sekitar 10.000 tahun cahaya. Lalu, di mana letak Matahari kita? Matahari terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang istimewa, 18 tetapi hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang anggota Bima Sakti. Bintang bintang anggota Bima Sakti ini tersebar dengan jarak dari satu bintang ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga bintang Alpha Centauri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi, jarak antarbintang semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi ke arah pusat semakin besar. Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi di alam semesta ini. Jumlah keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm di Mt. Palomar mungkin sampai kira-kira satu milyar buah galaksi. Jadi, tidak salah jika kita mengira bahwa jika mempunyai teleskop yang lebih besar, kita akan dapat melihat jauh lebih banyak lagi. Sebelum kita memiliki metode pengukuran jarak yang cukup baik, para astronom mengira Bima Sakti adalah keseluruhan dari alam semesta. Bercakbercak cahaya yang tampak di langit pada mulanya 19 diklasifikasikan sebagai nebula (kabut), yang juga adalah anggota Bima Sakti. Dikenal ada dua macam nebula, yaitu nebula gas dan nebula spiral. Harlow Shapley dan George Ellery Hale, merupakan dua orang astronom yang amat berjasa membangun pengertian tentang galaksi. Shapley telah mengembangkan metode untuk mengukur diameter Bima Sakti, sedangkan Hale, amat besar perannya dalam pengembangan teleskopteleskop besar, yang digunakan untuk pengamatan bintang-bintang dan nebula. Atas jasa merekalah, sehingga kita mengetahui bahwa yang semula disebut nebula spiral itu adalah galaksi yang juga seperti Bima Sakti, terdiri atas ratusan juta sampai milyaran bintang, dan berada amat jauh dari kita, jauh di luar Bima Sakti. Melalui jalan yang telah mereka rintis, kita menyadari bahwa Bima Sakti hanyalah satu dari sekian banyak galaksi yang bertebaran di alam semesta yang amat luas ini. 20 4. Nebula Nebula adalah kabut atau awan debu dan gas yang bercahaya dalam suatu kumpulan sangat luas. Nebula banyak diyakini oleh para ahli sebagai suatu materi cikal bakal terbentuknya suatu sistem bintang, seperti sistem bintang matahari atau biasa disebut tata surya. Nebula yang terkenal, antara lain Nebula Orion M42 di rasi Orion dan Nebula Trifid di rasi Sagitarius. Gambar 5. Nebula (Sumber: Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 1, halaman .179) 21 5. Rasi Bintang Kelompok bintang-bintang yang membentuk pola tertentu dan letaknya berdekatan disebut Rasi Bintang atau Konstelasi Bintang. Contohnya Rasi Bintang Pari (Crux) merupakan kumpulan dari empat bintang yang letaknya berdekatan, yakni Bintang Alfa, Beta, Gamma, dan Delta. Selain Rasi Bintang Pari, nama-nama rasi bintang lainnya antara lain Rasi Bintang Orion, Centauri, Ursa Mayor, Lyra, dan Aquilla. Di sekitar Ekliptika yang seolah-olah melingkari bola langit terdapat 12 rasi bintang yang disebut Zodiak. 12 Rasi bintang yang ada di sekitar ekliptika adalah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricornus, Aquarius, dan Pisces 6. Bintang (The star) Bintang adalah benda angkasa berbentuk bulat yang mempunyai cahaya sendiri. Salah satu bintang yang paling kita kenal adalah bintang Matahari (The 22 Sun Star), nama-nama bintang lainnya yaitu Polaris, Antares, Aldebaran, Sirius, Spica, Betelguese, Hidra, Pegasus, Phoenix, Carina, dan lain-lain. Derajat terang atau tingkat kecemerlangan bintang disebut magnitudo. Magnitudo Bintang dihitung mulai dari 1 sampai 6. Bintang yang magnitudonya 1 lebih terang 2,5 kali daripada bintang yang bermagnitudo 2, dan seterusnya. Bintang pada tingkat kecemerlangan lebih terang daripada bintang bermagnitudo 1 diberi tanda – (minus). Matahari sebagai salah satu bintang mempunyai magnitudo sekitar – 26,8, artinya matahari merupakan bintang yang sangat cemerlang bila dilihat dari bumi. Hal ini dikarenakan letaknya paling dekat dengan bumi, sedangkan bintang yang sangat jauh dan hampir tidak terlihat oleh mata disebut bintang bermagnitudo 6. 23 C. Penciptaan Alam Semesta Menurut Alquran 1. Hakikat alam semesta Tafakur terhadap alam semesta merupakan salah satu cara mengenal Allah SWT. Manusia dengan menggunakan akal dan pikirannya dalam mengamati alam semesta dan segala fenomenanya akan mengetahui kebesaran Allah sang pencipta, dimana alam semesta dan segala fenomenanya merupakan tanda (ayat) kebesaran Allah. Ayat-ayat yang menguraikan alam semesta dengan segala fenomenanya tersebut paling tidak berjumlah 750 ayat, yang tersebar dalam berbagai surat. Keseluruhan ayat-ayat tersebut menjelaskan antara lain tentang kejadian alam, berbagai fenomena jagat raya, tujuan penciptaan alam dan keterkaitan manusia dengan alam itu sendiri (Nata, 2008). Kejadian alam di dalam alquran tidak terlalu banyak dijelaskan, terdapat dua pandangan yang menjelaskan hal tersebut. Pertama, alam dengan 24 segala isinya dan segala hukum yang mengaturnya secara serasi terjadi dengan sendirinya, tanpa adanya suatu pencipta dan terjadi secara kebetulan. Kedua, alam dengan segala isinya yang teratur, terorganisasi secara sistematis dan segala hukum yang mengaturnya ada yang menciptakan. Nata (2008) menjelaskan para teolog dalam memandang kejadian alam berbeda pandangan, perbedaan pandangan ini didasarkan dalam mendefinisikan kata qodim (eksis sejak semula), sebagai lawan kata hadis (baru). Pandangan pertama mengatakan bahwa alam ini diciptakan dari tiada, sang pencipta dalam menciptakan alam ini memulainya dari nol, tanpa diawali oleh sesuatu atau materi. Pandangan ini didasarkan pada kata qadim yang didefinisikan sebagai la qadima illa Allah tidak ada yang eksis sejak semula selain Allah, segala sesuatu bersifat baru kecuali Allah. Pandangan kedua, menyatakan alam diciptakan sang pencipta bukan dari tiada, melainkan diawali oleh suatu materi. Pandangan kedua mendefinisikan 25 qadim sebagai ma huwa fi hudutsin da‟im (sesuatu yang terjadi secara terus menerus; berkesinambungan), alam semesta diciptakan Allah dari sesuatu yang telah ada, dari al-maddah al-ula (materi pertama). Pandangan ini sejalan dengan pemikiran filosof yang menyatakan bahwa penciptaan alam ini dimulai dari sesuatu (al-ijad min syay‟). Istilah alam dalam alquran terdapat dua yaitu pertama kata alam itu sendiri yang berasal dari bahasa arab. Kata „alam dalam alquran berbentuk jamak yaitu „alamin yang disebutkan sebanyak 73 kali dalam ayat-ayat yang tersebar dalam 30 surat. Kata „alamin dalam alquran dimaksudkan sebagai kumpulan yang sejenis dari makhluk yang berakal atau yang memiliki sifat-sifat yang mendekati mahkluk yang berakal (Nata, 2008). Hal ini berarti kurang tepat jika mengartikan „alamin sebagai alam semesta. Menurut Nata (2008) istilah kedua tentang alam semesta dalam alquran yaitu al-samāwāt wa al26 ardh wa ma baynahuma yang artinya langit dan bumi beserta segala isi yang terkandung di dalamnya, baik bersifat materi maupun non materi serta baik fisik maupun non fisik. Kalimat alsamāwāt wa al-ardh wa ma baynahuma disebutkan sebanyak 20 kali yang tersebar dalam 15 surat. Alam semesta sebagai ciptaan Allah dan tunduk kepada hukum-hukum alamiahnya yang ditentukan Allah, terlihat begitu rapi, teratur dan harmonis membentuk satu ekosistem yang jika kesatuan ekosistemnya ini terganggu, akan membawa malapetaka bagi segala isinya. Sekalipun keteraturan dan keharmonisan alam dengan segala fenomenanya membuat manusia terkagum-kagum, serta banyak hal yang belum dapat mereka ketahui, hendaknya manusia tidak menganggap hal ini sebagai sesuatu yang sakral. Sebaliknya, manusia harus meyakini bahwa ketidaktahuannya pada sebagian fenomena alam tersebut, adalah menunjukkan ke Maha Kuasaan dan ke Maha Perkasaan Allah terhadap ciptaan-Nya. 27 Alam menurut segi bahasa adalah segala hal yang ada di langit dan di bumi. Ilmuwan menyatakan bahwa alam semesta adalah kosmos yakni ruang angkasa serta semua benda langit yang terdapat di dalamnya. Menurut definisi „ālam/alam adalah segala sesuatu ilmu agama selain Allah. Alam bukan saja benda-benda angkasa, atau bumi dengan segala isinya, tetapi juga yang terdapat antara keduanya, bahkan semua yang maujud, baik yang telah diketahui manusia maupun yang belum mereka ketahui. Kata „ālam/alam seakar dengan kata „alāmah/alamat artinya sesuatu yang menjelaskan sesuatu selainnya. Alam semesta adalah alamat yang sangat jelas menunjuk Allah, Pencipta yang Maha Esa, Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui (Shihab, 2005). 2. Penciptaan Alam Semesta Ayat alquran yang membahas tentang hidup dan kehidupan termasuk alam raya dengan segala fenomenanya kurang lebih berjumlah 750 ayat. Ayatayat alquran yang membahas tentang kejadian 28 penciptaan alam semesta amatlah sedikit. Jika ditelusuri secara cermat ayat-ayat alquran yang membahas penciptaan alam, terdapat tiga kata kunci yang artinya menunjukkan secara langsung penciptaan alam semesta, yaitu khalq, bad‟, fathr (Nata, 2008). Kata khalq dalam berbagai bentuknya terdapat dalam alquran sebanyak 261 kali yang tersebar dalam 75 surat. Sebelas kali diantaranya tersebar dalam tujuh surat ditujukan kepada pengertian yang bukan berarti penciptaan. Al-Raghib al-Ashfahaniy dalam Nata (2008) menjelaskan kata khalq yang menggambarkan penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya, memiliki dua makna yang pertama berarti menciptakan sesuatu tanpa bahan/materi (alAn‟ām/6: 1,73; al-A‟rāf/7: 54; Hūd/: 7; alImrān/3: 47). Kedua makna khalq yang berarti menciptakan sesuatu setelah sebelumnya ada bahan/materinya (al-Mu‟minun/23: 12-16). Kata kunci kedua yang berkaitan dengan penciptaan alam semesta secara langsung, di dalam 29 alquran dijumpai kata bad‟ berarti Allah menciptakan sesuatu tanpa alat, materi, waktu dan tempat. Kata badīu dalam alquran yang berarti mubdi‟ merupakan suatu ciptaan baru yang belum ada sebelumnya dan juga dari bahan yang belum ada. Penciptaan seperti ini hanya dapat dilakukan oleh Allah, sehingga kata ini menjadi salah satu nama dan sifat khusus bagi-Nya. Kata bad‟ dalam alquran dengan derivasinya disebutkan sebanyak empat kali dalam empat surat (Nata, 2008). Menurut Nata (2008) kata kunci ketiga yang mengandung pengertian penciptaan alam semesta, di dalam alquran dipergunakan kata fathr. Kata fathr dengan segala derivasinya terulang dalam alquran sebanyak 20 kali yang tersebar dalam 17 surat, sebanyak 14 kali diantaranya mengandung arti penciptaan. Kata fathr dalam alquran mengandung pengertian penciptaan dari tiada (Ijad wa Ibda). Perbedaan kata fathr dengan badi‟ hanya terletak pada penekanannya. Kata fathr penekanannya penciptaan sesuatu dari permulaan sedangkan badi‟ 30 titik tekannya pada tiada contoh sebelumnya, dalam arti pertama kali atau hal yang baru sama sekali. Tiga kata kunci yang artinya penciptaan alam semesta, yaitu khalq, bad‟, fathr ditujukan kepada Allah, hal ini berarti Allah dengan segala kekuasaanNya, ke maha Agungan-Nya menciptakan alam semesta dengan sesuatu kemampuan yang sama sekali tidak dimiliki manusia dan itu diciptakan dari sesuatu yang beluk ada sebelumnya, khalq almuthlaq serta menunjukkan bahwa Allah lah satusatunya pemilik muthlaq dari alam semesta ini, sekaligus sebagai penguasa tunggal. Allah adalah realitas tertinggi yang menjadi sebab adanya al- makhlūq (alam semesta dan manusia). Relasi Allah dengan makhluk-Nya tentu bukan relasi relasi aktif pasif. Relasi itu mencerminkan dan fungsional dimana Allah beraktivitas di dalam alam semesta. Meskipun Allah tidak terjangkau oleh makhluk, namun sifat-sifatNya mengejawantah dalam seluruh hukum-Nya di dalam alam semesta. Kekuasaan 31 Allah atas makhluk-Nya bukan sekedar bersifat potensial, tetapi bersifat aktual (Abdullah, 2010). Ayat-ayat tentang alam semesta tidak dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akan berbagai informasi ilmiah. Allah menginginkan proses pencarian pengetahuan dilakukan melalui pengamatan, penelitian deduktif dan eksperimen yang dapat dilakukan sepanjang zaman-karena keterbatasan indra manusia dan karakter dasar ilmu pengetahuan yang bersifat akumulatif. Meskipun begitu, ayat-ayat alquran tentunya mengandung berbagai fakta ilmiah tentang alam semesta yang tidak bisa diperdebatkan karena merupakan wahyu dari Sang Pencipta, pemilik kebenaran mutlak. Alquran bagaimana dalam proses enam ayat penciptaan menjelaskan alam semesta, penghancurannya dan pengembaliannya ke bentuk semula secara sempurna, indah, teliti, harmonis dan mengagumkan. Ayat-ayat (Thayyarah, 2013): 32 tersebut meliputi a. Lalu, Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. b. Dan, sesungguhnya itu benar-benar sumpah yang besar sekiranya kamu mengetahui (al- Waqi‟ah/56: 75-76).Dan, langit kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Kami benar- benar meluaskannya (adz-Dzariyat/51: 47). c. Dan, apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan keduanya… (al- Anbiya‟/21: 30). d. Kemudian, Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap (Fushshilat/41: 11). e. (Ingatlah) pada hari ketika langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti Kami tepati. Sungguh Kami akan melaksanakannya (alAnbiya‟/21: 104). 33 f. (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit (Ibrahim/14: 48). Sumpah Allah seperti yang tertera dalam surat alWaqi‟ah/56: 75-76 merupakan perhatian bentuk orang-orang islam penarik khususnya dan manusia secara umum terhadap isi sumpah. Mengapa Allah bersumpah atas nama orbit bintang-bintang? Karena manusia dari permukaan bumi tidak mungkin bisa melihat bintang-bintang secara langsung, tetapi mereka hanya dapat melihat orbit yang telah dilalui bintang-bintang itu. Sumpah yang menakjubkan ini memberikan perhatian kepada ruang. Sebab, pemantauan orbit bintang-bintang merupakan titik tolak pengetahuan manusia mengenai cara Allah menciptakan alam semesta. Ketika para ilmuwan mengamati bintang-bintang, mulai mempelajari orbit-orbitnya, dan menentukan sifat fisik dan kimiawinya, semesta mereka yang menemukan melingkupi kita bahwa ini senantiasa mengembang dan meluas (Thayyarah, 2013). 34 alam Menurut Thayyarah (2013) bentuk ismi fa‟il dengan makna mashdar pada kata lamūsi‟ūn (kami benar-benar meluaskannya) pada surat adz- Dzariyat/51: 47 menunjukkan makna perluasan alam secara terus menerus sejak ia diciptakan hingga pada suatu saat nanti sesuai kehendak Allah. Jika kita kembali ke masa lalu bersama proses perluasan itu, tentunya kita akan menemukan materi alam yang masih berbentuk satu benda padat. Benda padat itu memiliki intensitas energi sangat tinggi, di mana semua hukum fisika terkumpul di dalamnya dan menjadikannya dalam kondisi yang sangat kritis. Kemudian benda padat itu meledak atas perintah Allah dan berubah menjadi gumpalan asap. Dari gumpalan asap inilah Allah menciptakan bumi dan benda-benda angkasa lainnya. Kita akan menemukan materi yang pertama jika melihat asal muasalnya pada masa lalu, dimana alam terus mengembang. Materi itu memiliki intensitas energi yang sangat tinggi, sehingga membuatnya kritis. Materi itu kemudian meledak dan berubah 35 menjadi gumpalan. Allah menciptakan pusaran yang mengumpulkan sejumlah materi dan energi di sekeliling pusat gravitasi dari gumpalan asap tersebut. Kumpulan berakumulasi dalam materi dirinya dan energi hingga itu dengan kekuasaan-Nya terbentuk menjadi beberapa benda angkasa yang beraneka rupa. Menurut Purwanto (2012) dalam menafsirkan surat adz-Dzariyat/51: 47 dengan jamak taksir menjelaskan samā‟un samawātun-samāwātun (langit). Banā-yabnί-binā‟an-bunyānan (membina, membangun, mendirikan). Aidί jamak taksir dari yadun (tangan). Mūsiūn isim wazan dari wasi‟ayasi‟u-si‟atan (lapang, luas). Ayat ini sangat menarik dan menggelitik serta perlu digali lebih lanjut, hal ini disebabkan oleh dua hal yaitu: alsamā‟a (langit) dalam bentuk tunggal, bukan dalam bentuk jamak al-samawāt, dan aidin (tangan) dalam bentuk jamak, bukan tunggal atau dua. Akan tetapi, dalam konteks ini hanya digunakan untuk membantu memahami sifat jagat raya yang diwakili oleh 36 sifat meluasnya mengingatkan langit. Langit pada temuan yang meluas pergeseran merah (redshift) dari cahaya yang dipancarkan galaksigalaksi, dimana galaksi saling menjauh. Di ruang angkasa, bintang-bintang maupun galaksi- galaksi tampak menempel pada permukaan langit. Dengan demikian, langit meluas meski mata kita tidak mampu menangkap dan membedakannya. Apa maksud langit dibangun dengan kekuatan? Kekuatan apa? Apa maksud langit diluaskan? Sedang diluaskan? Apa indikasinya? Jika sedang diluaskan kapan mengerutnya? Jagat raya dengan berbagai kandungan di dalamnya serta aneka peristiwa yang berlangsung menimbulkan aneka pertanyaan, tetapi secara umum dikelompokkan menjadi tiga pertanyaan utama. Pertama, tersusun dari unsur fundamental apakah tubuh alam semesta ini? Kedua, sesungguhnya apa itu perubahan atau apa yang dimaksud perubahan itu? Ketiga, bagaimana perubahan tersebut terjadi?. Pertama, di alam semesta ini hanya ada tiga realitas yaitu materi, 37 ruang dan waktu. Materi tersusun dari atom yang terikat untuk selamanya, sedangkan ruang dan waktu adalah absolut. Artinya, ruang dan waktu akan selalu ada bahkan jika materi di alam semesta ini musnah. Kedua, perubahan tidak lebih dari sekedar perpisahan, penggabungan dan pergerakan dengan berbagai variasinya dari partikel yang tetap tadi. Ketiga, perubahan dalam ruang dan waktu itu terlaksana dan diatur oleh hukum-hukum fisika (Purwanto, 2008). Apakah alam semesta tak terbatas? Atau ia berbatas dan dalam keadaan tetap? Dari dulu sekali, ini sudah menjadi perdebatan para pemikir besar. Sebagian pemikir besar berpendapat bahwa alam semesta bukanlah ruang berbatas, sementara yang lain menyatakan bahwa batas- batasnya sudah ada. Alquran menggambarkannya sebagai jagat raya yang terus mengembang dan dinamis. Menurut gambaran alquran, alam semesta setiap saat mempunyai aspek baru yang menyimpang dari konsep ruang tak terbatas; pengembangannya 38 yang terus-menerus menolak konsep jagat raya berbatas dan keadaan tetap. Jadi, alquran mengajukan alternatif ketiga, menghentikan kontroversi panas para pemikir (Taslaman, 2010). Alquran menggambarkan sejumlah fakta yang telah dibuktikan diantaranya dengan tentang sains adanya dan teknologi ledakan yang memisahkan langit dan bumi, adanya perluasan alam semesta, stabilitas suhu panas dan gambar asap semesta yang terdapat di ujung-ujung semesta, serta distribusi unsur-unsur di permukaan semesta sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Anbiya‟/21: 30 yang artinya “Dan, apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan keduanya dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman? (alAnbiya‟/21: 30). Kata ratqun (menyatu) dalam ayat di atas secara bahasa adalah antonym dari kata fatqun (berpisah). Ratqun berarti berkumpul dan berakumulasi. Ini 39 adalah gambaran yang sangat teliti atas kondisi alam sewaktu masih berbentuk materi pertama, sebelum terjadi ledakan besar. Alam dalam kondisi ini dapat dikategorikan berada pada periode masih bersatu. Adapun kata fatqun berarti ledakan, persebaran, dan perpisahan. Alam setelah materi pertama meledak hingga mengalami perluasan dikatakan berada pada periode pemisahan. Alquan sebagai pelopor teori ledakan besar dan memberikan fondasi yang kokoh bagi teori big bang sebagai suatu fakta karena adanya petunjuk di dalam alquran. Atas dasar ini, semesta pada mulanya adalah sebuah padat alam materi (periode masih bersatu) lalu materi itu meledak (periode pemisahan) dan kemudian berubah menjadi gumpalan asap/periode asap (Thayyarah, 2013). Menurut Taslaman (2010) al-Anbiya‟/21: 30 memperingatkan orang kafir karena mengabaikan mukzijat yang sudah nyata. Hujah pokok kalangan ateis adalah bahwa materi tidak memiliki awalan dan bahwa materilah yang 40 menciptakan semuanya, baik makhluk hidup maupun benda mati, secara kebetulan. Teori big bang berlawanan dengan pernyataan mendasar ateis karena teori tersebut menganggap bahwa alam semesta dan waktu memiliki awalan. “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui eksplisit. Secara ….? tersirat Merupakan dalam pernyataan ayat tersebut menunjukkan fakta bahwa langit dan bumi dalam keadaan bersatu sebelum keduanya dipisahkan, adalah sesuatu yang rasional dan diterima akal pikiran. Kalimat penutup dari ayat ini, “maka mengapakah mereka juga tidak beriman? Sangat jelas, sejarah menguatkan kebenaran ini dan orangorang kafir tetap menyangkal walau bukti telah ditunjukkan. Meskipun demikian, argumen ayat ini, menentang dalil kaum kafir tentang materi yang kekal dan memaksa mereka untuk beriman. Einstein mengatakan bahwa apa yang membuatnya lebih takjub adalah kemenyeluruhan tentang alam semesta, 41 temuan-temuannya daripada temuan itu sendiri. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menekankan kenyataan bahwa fenomena ini pada kenyataannya berada di dalam cakupan kapasitas mental manusia (Taslaman, 2006). Para ilmuwan empiris menyatakan alam berubah menjadi gumpalan debu dan alquran telah sejak dahulu menunjukkan mendasari mengenai formasi alam proses semesta yang yang menghasilkan komposisi planet yang terhampar di jagat raya ini dalam firman berikut: “Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpakasa. “keduanya menjawab: “ Kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. 42 Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. (Fushshilat/41: 11-12) Alquran tidak mengajukan metode atau teknik baru dalam masalah ini. Ia justru menunjukkan adanya eksistensi sesuatu yang ada di balik alam semesta dengan menunjukkan kehidupan yang terjadi di alam semesta menggunakan adanya argumentasi kehidupan menggunakan itu di pemikiran sendiri. Alquran untuk membuktikan balik materi yang telah dengan diperoleh manusia melalui pengalamannya dalam mempelajari alam semesta. Alquran mengajak manusia untuk mengenal Allah beserta kemahasempurnaan-Nya melalui kesempurnaan dan keutamaan hukumhukum-Nya serta manifestasi-Nya seperti yang terlihat dalam dunia materi. (Rahman, 2007). Alquran menegaskan bahwa ledakan besar mengubah alam berbentuk gumpalan asap. Lalu, dari asap itulah Allah menciptakan semua bendabenda angkasa. memenuhi Asap ruang-ruang 43 yang di tersisa antara kemudian benda-benda angkasa. Asap tersebut pernah diambil gambarnya di beberapa sisi jagat raya yang sudah terpantau. Bahkan, akhir-akhir ini, kita melihat bintang-bintang baru yang tercipta dari asap tersebut. Bintangbintang itu terletak di dalam kabut (nebula), persis seperti pada masa awal penciptaan. Menurut Thayyarah (2013) para ilmuwan empiris menyatakan bahwa proses pengembangan alam semesta tidak mungkin akan berlangsung terus tiada henti. Pasalnya, proses itu adalah akibat dari ledakan pertama. Bilamana pengembangan alam pada saat sekarang mulai melambat dibandingkan dengan masa awal-awal, akan datang suatu masa dimana gravitasi) kekuatan dan pendorong ledakan (kontra- kekuatan gravitasi menjadi berimbang. Kemudian, bilamana kekuatan kontragravitasi melemah, kekuatan gravitasi akan mulai menyatukan alam semesta sekali lagi menjadi satu benda angkasa, persis seperti benda angkasa pertama pada masa awal penciptaan. Teori ini oleh para ilmuwan kontemporer dinamakan Teori Runtuhan 44 Besar atau The Big Crunch Theory. Al-Quran mendahului sains sejauh 1.400 tahun mengenai prediksi ilmiah ini. Allah telah berfirman, “Ingatlah pada hari ketika langit Kami gulung seperti menggulung kertas. lembaran-lembaran Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami mengulanginya lagi (Suatu) janji yang pasti Kami tepati. Sungguh, Kami akan melaksanakannya.” (Al-Anbiya‟: 104). Semua ayat yang telah dijelaskan di atas ini menunjukkan sejumlah fakta tentang alam semesta yang harmonis dan teratur diantaranya (El- Naggar, 2010): a. Terjadinya proses perluasan alam semesta sejak pertama kali diciptakannya hingga waktu yang telah ditentukan oleh Allah. b. Permulaan diciptakannya alam semesta dari planet primitif, yaitu periode penyatuan. c. Pemiasahan planet primitif alam semesta, atau proses terjadinya ledakan besar, yaitu periode pemisahannya. 45 d. Berubahnya materi pada planet primitif alam semesta ketika dipisahkan menjadi asap, yaitu periode asap. e. Diciptakannya bumi dan langit dari asap yaitu periode pembentukan bumi dan langit. f. Kepastian kembalinya alam semesta menjadi planet primitif seperti semula yang darinya dimulai penciptaannya, yaitu periode panyatuan keduanya atau digulungnya alam semesta. g. Kepastian terpisahnya benda kedua ini, atau ledakannya yang besar, yaitu periode pemisahan kedua. h. Kepastian setelah berubahnya penyatuan kedua dipisahkannya menjadi gumpalan asap alam semesta. i. Diciptakannya bumi kembali selain bumi yang kita huni sekarang dan langut yang juga bukan langit tempat kita berteduh sekarang, serta permulaan perjalanan akhirat. Semua hakikat alam semesta ini tidak sedikit pun diketahui oleh manusia, kecuali pada abad ke dua 46 puluh, ketika ilmu modern pada sepertiga pertama pada abad itu sampai kepada pembuktian bahwa alam semesta mengalami perluasan. Kemudian dengan hasil penelitian ini mereka terdorong mencapai kesimpulan logis bahwa kita kembali dengan perluasan ini ke belakang bersama waktu, maka semua bentuk materi dan energi yang tersebar di alam semesta akan bertemu, sebagaimana ruang dan waktu juga akan menyatu, dan semua yang berada di alam semesta berada pada satu titik yang hampir mendekati nol, atau ketiadaan seperti bentuk planet primitif sangat kecil, sebagaimana sudah dipastikan bahwa bentuknya sangat padat dan sangat panas, sehingga tidak dapat digambarkan oleh akal manusia, lalu mengalami ledakan, yaitu mengalami periode pemisahan. Penciptaan alam dan struktur yang ada pada seluruh bagian dari jagat raya ini dilaksanakan dengan perencanaan yang sangat matang. Allah mengisyaratkan bahwa alam semesta diciptakan dalam suatu struktur yang sangat harmonis dan 47 selaras. Keterangan yang menjelaskan mengenai hal tersebut dapat ditemukan dalam banyak ayat di alquran, di antaranya Surah ar-Ra`d/13: 2: Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia menundukkan matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan (makhluk-Nya), dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu (ar-Ra`d/13: 2). Allah menjelaskan penciptaan sesuatu secara terstruktur dengan baik. Rincian yang diuraikan dalam penciptaan adalah dengan menerangkan halhal apa saja yang merupakan kelanjutan dari penciptaan yang disebut. Artinya, penciptaan sesuatu akan dilanjutkan dengan penciptaan bendabenda yang terkait dengan benda tersebut. 48 Kata ’Amad bermakna tiang, untuk menyangga benda-benda yang terbentang di atasnya. Semua benda yang dibentangkan di atas tanah pasti memerlukan tiang sebagai penyangga. Konstruksi langit tanpa tiang hanya mungkin apabila langit itu berbentuk bola. Dari penemuan ilmiah diungkapkan bahwa alam semesta merupakan sesuatu yang bentuknya seperti menerangkan sebuah bagaimana bola besar. Allah langit ditinggikan tanpa tiang seperti yang terlihat. Andai saja benda sebesar dan seluas langit ini mesti memerlukan tiang untuk menyangganya, semrawutnya dapat alam dibayangkan semesta. Namun betapa dengan kekuasan- Nya, alam semesta dicipta menyerupai bentuk sebuah bola besar, yang dindingnya menyatu dengan tiang yang saling bertemu antara dasar, dinding, dan atap atau langitnya (Lajnah, 2010). Allah menciptakan benda-benda langit dan menjelaskan bagaimana menundukkan matahari dan bulan, dalam arti menetapkan keadaannya yang meliputi fungsi, gerak rotasi dan revolusinya 49 yang terus berlaku sesuai dengan ketetapan waktu yang telah ditentukan. Matahari dan bulan selalu berada sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan. Hal ini telah dijelaskan Allah dalam Surah az-Zumar/39: 5, yang berbunyi sebagai berikut: Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masingmasing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Maha Mulia, Maha Pengampun. (az-Zumar/39: 5) Allah menjelaskan keadaan matahari yang bersinar dan bagaimana sinar ini memberikan pengaruh pada alam raya, yaitu dengan terjadinya malam dan siang. Fenomena ini merupakan akibat logis dari pergerakan benda-benda angkasa pada porosnya. Seperti menyebabkan bumi yang juga berotasi, sebagian wilayahnya menghadap matahari dan mendapat sinar sehingga menjadi 50 terang dan sebagian lainnya membelakangi matahari sehingga menjadi gelap. Inilah penyebab munculnya malam dan siang, sebagaimana yang dijelaskan Allah pada Surah Ibrahim/14: 33: Dan Dia telah menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus- menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan malam dan siang bagimu. (Ibrahim/14: 33) Allah menjelaskan bahwa pada hakikatnya matahari yang memiliki cahaya, sedangkan bulan tidak. Karena itu, bulan tidak dapat memancarkan sinar setiap saat, sebab benda ini hanya memantulkan sinar matahari. Allah juga menerangkan bagaimana bulan bergerak pada posisiposisi tertentu, yang ternyata hal itu merupakan pertanda dari perjalanan waktu. Sehubungan dengan struktur seperti ini, Allah menginformasikan dalam Surah Yunus/10: 5: Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan 51 tujuh langit: tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orangorang yang mengetahui. (Yunus/10: 5) Setelah menjelaskan proses penciptaan bumi yang dihamparkan bagi makhluk-Nya dan langit yang di atas sebagai atap, Allah kemudian menjelaskan penciptaan hujan yang diturunkan dari langit dan manfaatnya; yaitu, untuk menyuburkan bumi sehingga bagian ini dapat menumbuhkan tanaman dan buah-buahan yang bermanfaat sebagai makanan bagi semua yang hidup di atasnya. Struktur demikian merupakan grand design dari perencanaan yang ditetapkan Allah. Isyarat dari struktur penciptaan yang demikian dapat ditemukan pada Surah al-Baqarah/2: 22 berikut: (Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, 52 lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buahbuahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan- tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (al-Baqarah/2: 22). Demikianlah perencanaan matang dari struktur alam raya ini. Semua ditetapkan dalam grand design yang terarah dengan kesempurnaan yang mengagumkan. Yang dapat menciptakan hal seperti ini hanyalah Allah Yang Maha Kuasa, yang tidak ada satu makhluk pun yang dapat menyamai-Nya (Lajnah, 2010). 3. Hakikat Tujuh Langit Tujuh langit yang diciptakan Allah dalam dua masa (lihat Surah Fussilat/41: 12) merupakan sesuatu yang belum jelas hakikatnya bagi sebagian besar masyarakat. Beragam penjelasan yang dikemukakan para mufasir ketika mereka menguraikan maknanya, masing-masing menerangkan artinya sesuai dengan 53 pengetahuan dan keyakinannya. Misalnya saja alMaragi, dalam karyanya Tafsirul-Maragi, mengatakan bahwa yang dimaksud dengan tujuh langit itu adalah tujuh planet dalam tata surya kita, selain bumi dan bulan. Sedangkan Hamka, dalam Tafsir Al- Azhar, berpendapat bahwa yang dimaksud dengan tujuh adalah untuk menunjukkan adanya benda-benda langit yang sangat banyak jumlahnya. Dengan demikian, tujuh itu bukan untuk menunjukkan bilangan enam tambah satu, tetapi untuk menunjukkan sesuatu yang sangat banyak (Lajnah, 2010). Alquran telah menjelaskan bagaimana fenomena penciptaan langit tujuh diciptakan oleh Allah. Salah satu ayat yang menjelaskan fenomena tersebut terdapat pada Surah al-Mulk/67: 3, yaitu: Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat? (al-Mulk/67: 3) 54 Tibaq merupakan ism masdar dari tabaqa yang artinya tingkatan atau lapisan. Jika disebut tabaqatussamawat berarti tingkatan benda-- benda alam yang terdapat di ruang angkasa yang luas. Jika disebut tabaqatul-ardi, artinya lapisan bumi yang terdiri dari beragam unsur, seperti humus, tanah, pasir, batu, dan lainnya. Tabaqah diartikan dengan tingkatan jika berkenaan dengan benda-benda alam yang satu berada di atas yang lain seperti langit, dan diartikan sebagai lapisan bila berkaitan dengan sesuatu yang keberadaannya berdempet atau melekat tanpa jarak, seperti keadaan struktur bumi (tanah), sehingga frase pabaqatul-arci artinya lapisan burni, dan bukan tingkatan bumi. Tibaq dalam ayat ini merupakan hal (penjelas keadaan) yang disebut untuk menyatakan keadaan benda-benda di alam raya yang jumlahnya sangat banyak. Makna yang lebih sesuai dari kata tersebut pada ayat ini adalah bahwa Tuhan telah menciptakan benda-benda di alam raya yang jumlahnya tidak sedikit "dalarn keadaan bertingkat-tingkat", dalam arti yang satu lebih jauh 55 dari lainnya, karena yang satu berada lebih atas dari yang lainnya (Lajnah, 2010). Allah menciptakan bertingkat-tingkat. tujuh langit secara setiap benda alam itu seakan terapung kokoh di tengah-tengah jagat raya, tanpa ada tiang-tiang yang menyangga dan tanpa ada tali yang mengikatnya. Langit yang terlihat di alam ini terwujud tanpa tiang yang menyangganya. Allah menegaskan fenomena ini dalam Surah Luqman/31: 10, yang berbunyi: Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya. (Luqman/31: 10) Menurut sebagian ahli tafsir, kata tujuh langit diartikan sebagai galaksi-galaksi ruang angkasa yang terdapat di yang jumlahnya sangat banyak. Pendapat demikian didasarkan pada dua anggapan, yaitu bahwa angka tujuh dalam bahasa Arab biasa digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang jumlahnya banyak atau suatu jumlah enam ditambah satu. Selain ini, ada pula pakar yang mengatakan 56 bahwa yang dimaksud dengan tujuh lapis langit itu adalah tujuh bintang yang ada di sekitar matahari. Namun tidak demikian, mau ada pula mufasir yang menjelaskan maknanya, dan hanya menyerahkan kepada Allah, karena hal itu ada pada pengetahuan-Nya dan belum diketahui dengan pasti oleh manusia (Lajnah, 2010). Penciptaan tujuh langit ini merupakan penyempurnaan dari benda di alam raya yang telah dicipta. Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa semua itu mesti terkait antara yang satu dengan lainnya. Firman Allah yang menunjukkan penyempurnaan ciptaan-Nya adalah sebagai berikut: Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu. (al- Baqarah/2: 29) Penciptaan tersusun secara tujuh langit ini diisyaratkan berlapis- lapis, sesuai dengan ungkapan pada ayat ini, yaitu bertingkat-tingkat. Ini 57 menandakan bahwa tujuh langit yang dicipta tidak bertumpuk, tetapi terdapat jarak antara yang satu dengan lainnya. Selain itu, penciptaan yang demikian juga menunjukkan betapa besar dan hebatnya alam ini, serta langitnya yang begitu luas dan bertingkat-tingkat. Sehubungan dengan hal ini, layak pula diperhatikan informasi Al-Qur'an pada Surah Nuh/71: 15: Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis? Tibaq dalam ayat ini merupakan hal (penjelas keadaan) yang dapat diartikan dalam beberapa makna. Kata ini dapat disebut untuk menyatakan keadaan benda-benda di alam raya yang jumlahnya sangat banyak, dan dapat pula diartikan sebagai keadaan benda-benda yang dicipta itu bertingkattingkat. Makna yang lebih sesuai dari kata tersebut pada ayat ini adalah bahwa Tuhan telah menciptakan benda-benda di alam raya yang jumlahnya sedikit "dalam keadaan tidak bertingkat-tingkat". Pengertiannya, yang satu lebih jauh dari lainnya, 58 karena yang satu berada lebih atas dari lainnya. Jadi, benda-benda di alam raya ini atau langit yang berada di atas kita, pada hakikatnya adalah yang satu lebih jauh tingkat keberadaannya dari yang lain (Lajnah, 2010). Selanjutnya, Allah memerintahkan memandang dan memperhatikan dan yang apa mempelajari sifat ada dan di manusia langit, bumi, atasnya, serta keadaannya. Misalnya, perhatikan matahari bersinar dan bulan bercahaya apa manfaat sinar dan cahaya itu bagi kehidupan seluruh makhluk. Perhatikan binatang ternak di padang rumput, tumbuhan yang menghijau, gununggunung yang tinggi menjulang, laut yang terhampar luas membiru, dan lain sebagainya. Semuanya tumbuh dan berkembang sesuai dengan aturannya. Apakah ada cacat atau cela pada makhluk ciptaan Allah ini?. Allah mempertanyakan apakah masih ada keraguan pada manusia setelah menyaksikan semua itu. Apakah mereka masih ragu terhadap sistem, hukum, dan peraturan yang telah ditetapkan 59 untuk makhluk-Nya? Mahabesar dan Maha Pencipta Allah, Tuhan Pemelihara alam. Tidak ada suatu cacat atau cela yang terdapat pada makhluk ciptaan-Nya. Tujuh langit yang dicipta Allah merupakan materi-materi yang ada di ruang angkasa. Semuanya dicipta dalam kondisi yang kokoh dan tidak mudah rusak. Informasi ini dapat ditemukan dalam Surah an-Naba/78: 12: Dan kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh. (an- Naba/78: 12). Ayat ini menjelaskan tentang kekuasaan Allah yang terkait dengan penciptaan tujuh langit yang sangat kokoh. Langit merupakan sesuatu yang ada di atas bumi. Dalam berbagai ayat telah diinformasikan bahwa ketujuh langit itu dibangun tanpa tiang. Namun demikian, dapat diketahui pula bahwa bangunan yang tanpa tiang itu ternyata sangat kokoh dan belum pernah ambruk selama ini. Fenomena seperti ini karena setiap langit memiliki fungsi dan keadaan yang berbeda dari langit 60 lainnya. Maksudnya, mempunyai kegunaan masing-masing langit yang untuk berbeda kepentingan makhluk yang ada di bawahnya. Ada di antaranya yang berfungsi untuk memperkuat gaya tarik bagi planet-planet, sehingga langit itu terbentang di angkasa demikian kuat dan tidak memerlukan tiang bagi keberadaannya. Selain itu, gaya tarik dari langit itu juga menyebabkan stabilnya benda-benda langit bergerak pada orbitnya, dan tidak oleng atau menyimpang dari jalur yang mungkin dapat menyebabkan tabrakan antara yang satu dengan lainnya (Lajnah, 2010). Menurut shihab (2005) dalam menafsirkan surah al-Mulk/67: 3, Dialah tujuh langit Yang telah menciptakan berlapis-lapis serasi dan sangat harmonis, engkau-siapapun engkau-kini dan masa datang tidak melihat pada ciptaan ar-Rahman Tuhan Yang maha rahmat-Nya mencakup seluruh wujudbaik pada ciptaan-Nya yang kecil maupun yang besar- sedikit pun ketidakseimbangan. Maka ulangilah pandangan yakni lihatlah sekali lagi dan 61 berulang-ulang kali disertai dengan upaya berpikir, adakah engkau melihat atau menemukannya padanya, jangan kan besar atau banyak, sedikitpun keretakan sehingga menjadikannya tidak seimbang dan rusak? Kemudian setelah sekian lama engkau terus-menerus memandang dan memandang untuk mencari keretakan dan ketidakseimbangan, kembalikanlah lagi pandangan-mu dua kali yakni pandanglah dan carilah berkali-kali tanpa batas,niscaya akan kembali kepadamu pandanganmu itu dalam keadaan kecewa, terdiam dan hina karena tidak menemukan sesuatu cacat yang engkau upayakan menemukannya dan ia yakin pandanganmu itu menjadi lelah, tumpul kehilangan daya setelah berulang-ulang kali membuka mata selebar-lebarnya dan dengan menggunakan seluruh kemampuannya. Dari pandangan alquran kita telah melihat bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk memahami alam. Manusia melalui indra- indra eksternal dan intelek seharusnya lebih dekat kepada Allah dengan memahami tanda-tanda ilahi. Satu-satunya cara yang 62 terbuka yang dilakukan setiap orang untuk mendapatkan pengetahuan melalui pengamatan dan perenungan. Alquran menyediakan rujukan dan bukti- bukti ilahi dalam bentuk fisik, Allah selalu memberikan kemampuan memahaminya kepada manusia-manusia dari kelompok khusus. Beberapa contoh, misalnya (Effendi, 2003): a. Para perenung terdapat dalam Yunus/10: 10-11 dan al-Jātsiyah/45: 13. b. Orang yang arif terdapat dalam al-Baqoroh/2: 164 dan an-Nahl/16: 12. c. Orang-orang yang memahami (Ulil Albab) terdapat dalam ali-Imran/3: 180 dan az- dalam al- Zumar/39: 21). d. Orang-orang beriman terdapat Jātsiyah/45: 3 dan an- Naml/27: 86. e. Orang-orang yang bertaqwa terdapat dalam Yunus/10: 6 dan al- Baqoroh/2: 63. f. Orang yang berilmu („alim) ar-Rum/30: 22 dan Yunus/10: 5. 63 terdapat dalam g. Orang yang ingat/sadar terdapat dalam anNahl/16: 13 dan adz-Dzāriyat/51: 49. h. Orang yang mendengarkan kebenaran fiman Allah terdapat dalam ar- Rum/30: 23 dan anNahl/16: 65. i. Orang-orang yang yakin terdapat dalam alJātsiyah/45: 4 dan adz-Dzāriyat/51: 20-21. j. Orang-orang memiliki yang wawasan menguji kebenaran, dan memahami terdapat dalam al-an‟ām/6: 98dan al-Hijr/15: 73-75. Apa yang dipahami dari kata-kata tafakkur, ta‟aqqul, tafaqguh yang digunakan dalam alquran adalah merujuk pada tingkatan-tingkatan persepsi intelektual yang berbeda dan sebagian diantaranya diperlukan bagi bagian yang lain. Ulul albab memiliki karakteristik fokus penalaran, perenungan, ketaqwaan, pengetahuan, mendengarkan kebenaran, mampu menjauhi menyembah Allah, kepalsuan-kepalsuan bijaksana, menyadari ilusi, dan mengambil pelajaran dan pengalaman-pengalaman masa lalu. Ulul albab memiliki hampir seluruh 64 karakteristik di dalam alquran untuk memahami alam. Mereka memiliki intelek yang dibersihkan dan dengan demikian, memiliki kemampuan lebih untuk meraih pengetahuan tentang alam yang lebih mendalam (Effendi, 2003). Dengan mempelajari demikian proses dari penjelasan penciptaan alam tentang semesta menurut alquran di atas ibroh atau pelajaran yang dapat diperoleh diantaranya akan semakin mendekatkan diri kepada Allah, semakin takut akan kekuasaan Allah, mempelajari alam dengan iman akan mempertebal keimanan dan Allah mempunyai skenario tersendiri dengan berbagai ketentuan-Nya. 65 INDEKS A Absolut Alam semesta Alquran Astronom B Bumi D DNA F Fase fixisme Fenomena Fluida G Gugus bola Galaksi spiral 66 Galaksi Andromeda Galaksi Fornax Galaksi Skulpter Galaksi Bima Sakti Genetik Gravitasi H Hipotesis K Kontradiktif Kosmologi L Langit M Matahari Mekanisme Mutasi 67 N Nebula P Planet R Rasi Bintang Resesif Revolusi S Spesies Sinpanse T Tafsiran Teori big bang Tibaq 68 GLOSARIUM A Absolut : Mutlak Alam semesta : Seluruh ruang waktu kontinu tempat kita berada, dengan energi dan materi yang dimilikinya. Alquran : Sebuah kitab suci utama dalam agama Islam, yang umat Muslim percaya bahwa kitab ini diturunkan oleh Tuhan, kepada Nabi Muhammad. Astronom : Seseorang yang mencurahkan waktunya dalam kegiatan astronomi, dan memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu astronomi. B Bumi : Planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. 69 D DNA : Salah satu jenis asam nukleat yang memiliki kemampuan pewarisan sifat. F Fase fixisme : Teori biologis yang menetapkan bahwa semua spesies makhluk hidup di planet Bumi diciptakan seperti sekarang ini. Fenomena : Hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah. Fluida : Segala jenis zat yang dapat mengalir dalam wujud gas maupun cair. G Gugus bola : Kumpulan bintang-bintang yang berjumlah puluhan sampai ratusan ribu bintang yang lahir bersamasama, mengumpul berbentuk bola. Galaksi spiral : Tipe galaksi yang terdiri dari piringan galaksi yang rata dan berputar, yang berisi bintang, 70 medium antarbintang, dan pusat konsentrasi bintangbintang di bagian tengah galaksi. Galaksi Andromeda : Sebuah galaksi spiral yang berjarak kira-kira 2,5 juta tahun cahaya dari bumi. Galaksi Fornax : Sebuah galaksi kecil, tetapi memiliki lubang hitam sangat besar di tengahnya. Galaksi Bima Sakti : Galaksi spiral yang besar, yang di dalamnya terdapat Tata Surya, tempat planet Bumi beredar mengelilingi matahari. Genetik : Cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat gen pada organisme maupun suborganisme. Gravitasi : Gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang memiliki massa atau bobot di semesta. H Hipotesis : Anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. 71 K Kontradiktif : Bersifat kontradiksi; berlawanan; bertentangan. Kosmologi : Ilmu yang mempelajari tentang struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. L Langit : Bagian atas dari permukaan bumi, dan digolongkan sebagai lapisan tersendiri yang disebut atmosfer. M Matahari : Bintang di pusat tata surya. Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. Mekanisme : Teori bahwa semua gejala alam bersifat fisik dan dapat dijelaskan dalam kaitan dengan perubahan material atau materi yang bergerak. 72 Mutasi : perubahan yang terjadi pada bahan genetik baik pada taraf tingkatan gen maupun pada tingkat kromosom. N Nebula : Awan antarbintang yang terdiri dari debu, gas, dan plasma. P Planet : Benda astronomi yang mengorbit sebuah bintang atau sisa bintang yang cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri, tidak terlalu besar untuk menciptakan fusi termonuklir, dan telah "membersihkan" daerah sekitar orbitnya yang dipenuhi planetesimal. R Rasi Bintang : Sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Resesif : Gen yang lemah dan tertutupi oleh ekspresi gen lainnya. Revolusi : Perubahan. 73 S Spesies : Suatu peringkat taksonomi yang dipakai dalam klasifikasi biologis untuk merujuk pada satu atau beberapa kelompok individu makhluk hidup yang serupa dan dapat saling membuahi satu sama lain di dalam kelompoknya sehingga menghasilkan keturunan yang fertil. Sinpanse : Nama umum untuk dua spesies yang masih hidup dari kera dalam genus Pan. T Tafsiran : Proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara simultan atau berurutan. Teori big bang : Sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahsyat). 74 Tibaq : Tingkatan atau lapisan. 75 DAFTAR PUSTAKA J, Douglas. 2017. Evolution 4th. Sinauer Associates, Inc, 23 Pluntree Road, Sunderland, USA. Ridley, Mark. 2006. Evolution 3rd. UK Copyright, Designs, and Patents Act 1988. Wluya, Bagja. 2009. Memahami Geografi 1 SMA/MA : Untuk Kelas X, Semester 1 dan 2. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Malik, Adam dan Nurul, Dadan. 2016. Penciptaan Alam Semesta Menurut Alquran Dan Teori Big Bang. UIN Sunan Gunung Djati : Bandung. Rizki, Afif. 2019. Teori Pembentukan Jagad Raya. https://pahamify.com/blog/artikel/geografi-kelas-x-ipsteori-pembentukan-jagat-raya/. Diakses pada 7 Februari 2021. Afiyah, Luluk Sayyidatul. 2016. Makalah Evolusi. https://luluksafiyah.wordpress.com/2016/03/03/makalahevolusi/. Diakses pada 7 Februari 2021. 76 Siti S, Aas. TEORI EVOLUSI MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN. Hal 110. Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) : Jakarta. Hapy Linawati, Eka. 2019. Teori Evolusi Menurut AlQuran.https://www.kompasiana.com/ekahepylinawati/5d cfeeac097f364a205155b2/teori-evolusi-menurut-al-quran. Diakses pada 7 Februari 2021. UNY. Jagad Raya dan Proses Pembentukannya. UNY : Yogyakarta. 77