Uploaded by yulianiyunus1974

NAZARNI

advertisement
Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 8, No. 8,
Desember 2020
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA-4 Materi Enzim
Dan Metabolisme Sel Pelajaran Biologi Melalui Model Pembelajaran
Talking Stik Pada SMA Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie
Nazarni
Guru SMA Negeri 1Sigli Kabupaten Pidie
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi materi enzim
dan metabolisme sel pada siswa kelas XII IPA-4 SMA Negeri 1 Sigli dengan
menggunakan model pembelajaran Talking Stik Tahun Ajaran 2019/2020.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (action research). Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA-4 SMA Negeri 1 Sigli yang
berjumlah 28 orang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: melalui
penggunaan model pembelajaran talking stik dalam penelitian tindakan kelas
pada SMA Negeri 1 Sigli sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada
pelajaran biologi, khususnya materi enzim dan metabolisme sel. Sebelum
dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran talking stik
nilai siswa adalah 48,54. Pada siklus I hasil evaluasi siswa mendapatkan nilai
rata-rata pada pertemuan ke I adalah 58,96, dan pada pertemuan ke II 63,57.
Sedangkan pada siklus II terus meningkat menjadi rata-ratanya 70,42 pada
pertemuan ke 1 dan 78,13 pada pertemuan ke 2. Dari penelitian tersebut terjadi
peningkatan ketuntasan belajar cukup besar dari siklus I ke siklus II sebesar,
karena ketuntasan pada siklus I hanya 70,83%, akan tetapi pada siklus II
mencapai 91,66%, berarti terdapat peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas
proses pembelajaran para peserta didik setelah dilakukan penelitian tindakan
kelas. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar
sebelum dan sesudah dilakukan tindakan kelas pada siswa kelas XII IPA-4
SMA Negeri 1 Sigli.
Kata Kunci : Hasil belajar melalui model pembelajaran talking stik
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan pengaruh, bantuan, atau tuntunan yang diberikan oleh orang
yang bertanggung jawab kepada anak didik (Hadi, 2003 : 18). Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Bab I Pasal I ayat
1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
sarana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu bentuk pelaksanaan pendidikan adalah
pengajaran. Dalam pendidikan, pengajaran mempunyai proporsi yang paling besar,
terutama di dalam pendidikan formal. Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan
1406
Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 8, No. 8,
Desember 2020
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan
mengajar merupakan kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi kegiatan
belajar yang optimal.
Asep dan Haris (2009 : 11) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu
proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu : belajar tertuju kepada apa yang harus
dilakukan oleh siswa dan mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru
sebagai pemberi pelajaran. Oleh karena itu konsep komunikasi dan perubahan sikap akan
selalu melekat dalam pembelajaran. Baik guru maupun siswa dalam sebuah pembelajaran
bersama-sama menjadi pelaku demi terlaksananya tujuan pembelajaran. Sedangkan
Driscoll dalam Robert E.Slavin (2008: 179) mendefinisikan pembelajaran sebagai
perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Namun bukan
perubahan yang disebabkan oleh perkembangan (seperti tumbuh makin tinggi) tetapi
karena dipembelajar merasakan dan mengalami sendiri pembelajaran melalui
pengalamannya.
Belajar pada dasarnya adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang
dapat diperoleh, di antaranya melalui pengalaman. Pengalaman dapat berupa interaksi
dengan lingkungan eksternal dan melibatkan proses yang tidak tampak. Oleh karena itu,
seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhiri dari aktivitasnya itu telah
memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman baru maka individu
itu telah belajar. Seperti diungkapkan Aceng Lukmanul Hakim (2006: 25) belajar adalah
proses perubahan tingkah laku yang relatif mantap yang ada dalam diri individu atau siswa
atas dasar pengalaman dan latihan yang berupa perubahan pengertian, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. Sedangkan menurut Djamarah (2002: 2) belajar ialah
aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa
yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sekitar dan
perubahan yang terjadi relatif permanen pada aspek psikologis.
Suatu kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan diharapkan mampu
membuat siswa belajar, karena secara tidak langsung siswa akan termotivasi untuk aktif
dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Apabila semua komponen tersebut dapat bekerja
sama secara maksimal maka kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancar dan
diharapkan hasil belajar siswa baik dan tujuan pembelajaran tercapai. Kenyataannya
pendidikan saat ini masih mengalami berbagai masalah, salah satu masalah yang dekat
dengan hal tersebut adalah hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh sikap, perilaku dan
prestasi belajar (nilai) siswa secara umum. Banyak siswa yang sering melalaikan tugas
mereka seperti tidak mengerjakan PR atau tugas-tugas yang lain, mengacuhkan penjelasan
materi dari guru, bahkan masih banyak juga siswa yang kesulitan saat menghadapi soal
ulangan atau ujian semester pada beberapa mata pelajaran sehingga nilai mereka pun tidak
maksimal. Biasanya mereka mengalami kesulitan pada mata pelajaran yang membutuhkan
pemahaman, ketelitian dan perhitungan. Berdasar pada pemaparan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa hasil belajar siswa masih rendah.
Seperti halnya yang terjadi pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Jurusan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang beranggapan bahwa mata pelajaran biologi khususnya
1407
Nazarni
materi-materi enzim dan metabolisme sel sulit dipahami, hal tersebut diungkapkan oleh
beberapa siswa kelas XII IPA-4 SMA Negeri 1 Sigli. Menurut mereka untuk dapat
mengerjakan soal-soal biologi diperlukan waktu yang lama karena mereka harus membaca,
memahami, dan mencatat dengan teliti. Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Sigli Kabupaten
Pidie, letaknya di Jalan Banda Aceh - Medan Km.115 Sigli dengan jumlah gurunya sudah
memadai, sebanyak 91 orang.
Keaktifan dan motivasi siswa untuk belajar dirasa masih rendah, hal tersebut
ditunjukkan dalam perilaku mereka ketika mengikuti pembelajaran biologi. Ada beberapa
siswa yang sering membuat suasana kelas menjadi gaduh dengan lelucon yang mereka
buat, akibatnya siswa yang lain menjad ikut tertawa. Di samping itu, ada juga siswa yang
tidak memperhatikan dna mengacuhkan penjelasan dari guru yang sedang memberikan
penjelasan, bahkan siswa cenderung lebih menikmati obrolan dengan teman-teman mereka
dibandingkan memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini menjadikan siswa tidak dapat
menyerap materi pelajaran dengan maksimal, terbukti dengan adanya siswa yang masih
kebingungan ketika menghadapi soal-soal biologi. Berdasarkan nilai ulangan akhir
semester pertama biologi dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebesar 65
diketahui bahwa 58% siswa telah lulus KKM sedangkan 42% siswa tidak tuntas.
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa masih rendah. Peneliti juga telah melakukan wawancara beberapa siswa. Beberapa
siswa mengungkapkan bahwa kondisi kelas yang tidak kondusif, teman yang suka ramai di
dalam kelas, cara guru menyampaikan materi kurang jelas, menjadi alasan siswa untuk
malas belajar sehingga hasil belajar mereka rendah.
Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk meningkatkan hasil belajar siswa
adalah melalui kreativitas yang dimiliki guru dalam memilih metode mengajar. Ahmadi
dan Prasetya (2005: 52) mengemukakan pengertian metode mengajar, yaitu teknik
penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada
siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok atau klasikal, agar
pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Selama ini
guru sudah menggunakan metode ceramah bervariasi, tetapi masih banyak siswa yang
merasa kesulitan dalam memahami konsep biologi sehingga perlu dicari suatu model
pembelajaran biologi yang sesuai dengan kondisi siswa dan kelas tersebut, agar
pembelajaran biologi dapat membuat siswa tertarik dan termotivasi.
Model pembelajaran yang dipilih peneliti adalah model pembelajaran Talking
Stick. Talking Stick merupakan sebuah model pembelajaran yang berguna untuk melatih
keberanian siswa dalam menjawab dan berbicara kepada orang lain. Sedangkan
penggunaan tongkat secara bergiliran sebagai media untuk merangsang siswa bertindak
cepat dan tepat sekaligus untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi
Maufur, Hasan Fauzu. 2009:88). Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib
menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini
di ulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab
pertanyaan dari guru. Pada mulanya, talking stick (tongkat berbicara) adalah cara yang di
gunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau
menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Seiring
1408
Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 8, No. 8,
Desember 2020
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
perkembangan zaman, talking stick di gunakan dalam pembelajaran di ruang kelas, (Huda,
2013: 224).
Model pembelajaran Talking Stick dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut : 1) Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang, 2) Guru menyiapkan
sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm, 3) Guru menyampaikan materi pokok yang akan
dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pelajaran, 4) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di
dalam wacana. 5) Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari
isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan, 6) Guru
mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru
memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk
menjawab setiap pertanyaan dari guru, 7) Siswa lain boleh membantu menjawab
pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan, 8) Guru
memberikan kesimpulan, 9) Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok
maupun individu dan 10) Guru menutup pembelajaran.
Mata pelajaran biologi pada kompetensi dasar enzim dan metabolisme sel adalah
mata pelajaran yang membutuhkan ketelitian dan kecermatan. Alternatif penggunaan
model pada pembelajaran biologi diharapkan dapat meningkatkan minat, motivasi dan
keaktifan siswa, dengan cara menempatkan siswa belajar secara berkelompok sehingga
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka
dapat saling mendiskusikan dengan temannya. Dan pada akhirnya hasil belajar siswa pun
mengalami peningkatan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan
model desain model PTK Kemmis S.and Mc. Taggart yang melalui beberapa langkah yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, dan terdiri dari 2 siklus. Penelitian
dilaksaakan di SMA Negeri 1 Sigli di kelas XII IPA-4 pada Tahun Pelajaran 2019/2020.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Oktober sampai dengan bulan
Desember 2019. Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII IPA-4 Tahun
Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 28 orang, semua siswa berumur lebih kurang 16
tahun. Sumber daa dalam penelitian ini dihimpun dari: siswa kelas XII IPA-4 SMA Negeri
1 Sigli, Teman sejawat sebagai abservatory yaitu merupakan kolaborasi dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar, dan pihak-pihak lain yang terkait. Dalam penelitian ini data yang
dikumpukan dari hasil tes dan observasi. Lat pengumpulan data berupa buir soal te, lembar
instrumen aktivitas siswa dan lember intrumen PBM guru. Analisis data yang digunakan
adalah analisis dekskriptif.
1409
Nazarni
HASIL PENELITIAN DA N PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Proses pembelajaran sebelum dilaksanakannya tindakan, guru mengajar secara
konvensional. Guru cenderung mentransper ilmu kepada siswa, sehingga siswa hanya
mendengar dan siswa kurang aktif bahkan cenderung bosan, disamping itu dalam
penyampaian materi guru tidak menggunakan media pembelajaran. Proses pembelajaran
tampak kaku karena siswa hanya melihat dan mendengar apa yang dijelaskan gurunya. Itu
semua berdampak pada hasil nilai siswa di kelas XII IPA-4 SMA Negeri 1 Sigli.
Tabel 1. Perolehan Data Hasil Belajar Pra Siklus
No
Kriteria
1
2
Sudah mencapai KKM
Belum mencapai KKM
Jumlah Data
(Rentang Nilai)
65-100
35-64
Jumlah
%
Nilai RataRata Kelas
13 orang
15 orang
46,43%
53,57%
54
Tabel 2. Rata-Rata Hasil Tes Pra Siklus
No
1
2
3
4
Keterangan
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Jumlah Nilai
Nilai Rata-Rata
Nilai
70
40
1612
54
Pada tabel 1 dan 2 di atas dapat dilihat bahwa dari 28 siswa yang tuntas sebanyak
13 siswa (46,43%) dan yang belum tuntas sebanyak 15 siswa (53,57%) Nilai tertinggi
adalah 70 dan nilai terendah adalah 40, dengan rata-rata kelas 54.
Untuk perolehan persentase aktivitas guru dan siswa pada tahap awal dalam
pembelajaran Biologi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Aktivitas Guru dan Siswa
No
1
2
Nilai
13
Aktivitas Guru
Persentase
45,00%
Aktivitas Siswa
Nilai
Persentase
15
55,00%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase aktivitas guru haya 45%
saja. dan aktivitas siswa hanya 55% siswa masih belum aktif dalam pembelajaran.
Sehingga diperlukan perbaikan dalam pembelajaran.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
1. Tahap Perencanaan
1) Melihat kurikulum, dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3) Menyiapkan LKS.
4) Menyusun lembar instrument yang akan digunakan oleh observer sebagai acuan
penilaian dan pengamatan tindakan para siswa.
1410
Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 8, No. 8,
Desember 2020
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
2.
Tahapan Pelaksanaan
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru mengembangkan pengetahuan siswa tentang enzim dan metabolisme sel.
Kemudian guru menguraikan dengan jelas gambaran umum mengenai enzim dan
metabolisme sel.
b. Motivasi
Pemahaman mengenai enzim dan metabolisme sel sangat penting mengingat
peranan enzim dan metabolisme seldalam perbiologian saat ini cukup besar.
2.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Siswa dapat menjelaskan mengenai enzim dan metabolisme sel.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
a. Siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok (disesuaikan dengan jumlah siswa).
b. Kelompok pertama diberi tugas untuk mencari informasi tentang pengertian
enzim dan metabolisme sel.
c. Kelompok kedua diberi tugas untuk mendeskripsikan jenjang enzim dan
metabolisme sel.
d. Kelompok ketiga diberi tugas untuk mencari informasi tentang prinsip-prinsip
enzim dan metabolisme sel.
e. Masing-masing kelompok mempresentasikan tugasnya di depan kelas, sedangkan
kelompok yang lain menanggapi.
f. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa :
a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.
b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi.
b. Penilaian.
Hasil kerja kelompok (kognitif)
 Lembar pengamatan (afektif)
 Lembar pengamatan (psiko motorik)
c. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku biologi.
Pertemuan II
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru mengembangkan pengetahuan siswa tentang enzim dan metabolisme sel.
Kemudian guru menguraikan dengan jelas gambaran umum mengenai enzim dan
metabolisme sel.
1411
Nazarni
b. Motivasi
Pemahaman mengenai enzim dan metabolisme sel sangat penting mengingat
peranan enzim dan metabolisme seldalam perbiologian saat ini cukup besar.
2.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
a.
Siswa dapat menjelaskan mengenai enzim dan metabolisme sel.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
a. Siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok (disesuaikan dengan jumlah siswa)
b. Kelompok pertama diberi tugas untuk mencari informasi tentang pengertian
enzim dan metabolisme sel.
c. Kelompok kedua diberi tugas untuk mendeskripsikan jenjang enzim dan
metabolisme sel.
d. Kelompok ketiga diberi tugas untuk mencari informasi tentang prinsip-prinsip
enzim dan metabolisme sel.
e. Masing-masing kelompok mempresentasikan tugasnya di depan kelas, sedangkan
kelompok yang lain menanggapi.
f. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa :
a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.
b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi.
b. Penilaian.
Hasil kerja kelompok (kognitif)
 Lembar pengamatan (afektif)
 Lembar pengamatan (psiko motorik)
c. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku biologi
3.
Tahap Observasi dan Monitoring
Pada tahap ini peneliti bersama observer yang juga teman sejawat menganalisis
proses kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Analisis ini dilakukan untuk
mengukur sejauh mana tingkat keaktifan, kerja sama dan kreatifitas dalam kegiatan
pembelajaran. Selain itu juga menganalisis kekurangan-kekurangan dan kelebihan peneliti
dalam mengajar. Hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran
pada siklus I sudah menunjukkan hasil yang lebih baik, artinya terjadi perubahan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dibandingkan dalam kegiatan belajar sebelumnya.
4.
Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil tes pada akhir pembelajaran pertemuan I penulis dapat
mengklasifikasikan nilai seperti tabel nilai yang terlampir sesuai dengan nilai tabel penulis
dapat menganalisis sebagai berikut:
1412
Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora


Vol. 8, No. 8,
Desember 2020
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
Dari 28 siswa, siswa yang mencapai KKM berjumlah 18 orang atau 64,29% dan
yang belum tuntas 10 orang atau 35,71%. Dengan demikian hasil pembelajaran
yang dicapai pada siklus pertama tatap muka satu, nilai tertinggi 80 dan nilai
terrendah 50 Tingkat ketuntasan 64,29%
Hasil belajar tatap muka dua penulis melakukan dengan tes atau pengukuran. Pada
akhir pembelajaran pertemuan yang ke dua memperoleh hasil siswa yang sudah
mencapai KKM 20 orang atau 71,43% dan tidak tuntas 8 orang atau 28,57%. Nilai
tertinggi 80 dan nilai terrendah 50.
Berikut hasil belajar pada siklus I dapat diketahui melalui tabel di bawah ini :
Tabel 3. Perolehan Data Ketuntasan Belajar Siklus I
No
Kriteria
1
2.
Sudah mencapai KKM
Belum mencapai KKM
Jumlah
Data
(Rentang
Nilai)
65-100
35-64
Jumlah Siswa
Pert.I
Pert.II
Rata-Rata
Tuntas
Nilai RataRata Kelas
18 orang
10 orang
20 orang
8 orang
67,86%
32,14%
62,29
Perolehan presentase aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran biologi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4. Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I
No
Aktivitas Guru
Pertm.I
1
Nilai
14
%
50
Pertm.II
Nilai
20
%
71,43
Aktivitas Siswa
Ratarata (%)
60,72
Pertm.I
Nilai
18
%
66,66
Pertm.II
Nilai
20
%
70
Rata-rata
(%)
68,33
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadinya peningkatan aktivitas guru
dan siswa pada diklus I jika dibandingkan pada kondisi awal. Terlihat bahwa guru sudah
mulai optimal dalam melaksanaan pembelajaran, dan telah sesual dengan RPP. Siswa juga
sudah lebih aktif, hanya saja perlu ditingkatkan lagi.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Adapun persiapan yang dilakukan peneliti ada siklus II ini adalah mempersiapkan
bahan atau materi ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran antara lain :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkahlangkahnya yang sesuai dengan penerapan model pembelajaran talking stik
dengan lebih mengaktifkan siswa.
b. Menyusun LKS yang akan diselesaikan siswa.
c. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan.
d. Menyusun kuiz.
e. Menyusun soal evaluasi akhir.
1413
Nazarni
f. Menyusun lembar instrument aktivitas guru dan siswa tentang penggunaan model
pembelajaran talking stik yang akan digunakan oleh observer sebagai acuan
penilaian dan pengamatan tindakan guru dan para siswa.
g. Peneliti juga meminta 2 orang teman guru untuk menjadi observer.
2. Tahap Pelaksanaan
Pertemuan 1
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru mengembangkan pengetahuan siswa tentang enzim dan metabolisme sel.
Kemudian guru menguraikan dengan jelas gambaran umum mengenai enzim dan
metabolisme sel.
b. Motivasi
Pemahaman mengenai enzim dan metabolisme sel sangat penting mengingat
peranan enzim dan metabolisme seldalam perbiologian saat ini cukup besar.
2.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Siswa dapat menjelaskan mengenai enzim dan metabolisme sel.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
a. Siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok (disesuaikan dengan jumlah siswa)
b. Kelompok pertama diberi tugas untuk mencari informasi tentang pengertian
enzim dan metabolisme sel.
c. Kelompok kedua diberi tugas untuk mendeskripsikan jenjang enzim dan
metabolisme sel.
d. Kelompok ketiga diberi tugas untuk mencari informasi tentang prinsip-prinsip
enzim dan metabolisme sel.
e. Masing-masing kelompok mempresentasikan tugasnya di depan kelas, sedangkan
kelompok yang lain menanggapi.
f. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa :
a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.
b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi.
b. Penilaian.
Hasil kerja kelompok (kognitif)
 Lembar pengamatan (afektif)
 Lembar pengamatan (psiko motorik)
c. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku biologi.
1414
Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 8, No. 8,
Desember 2020
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
Pertemuan II
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
Guru mengembangkan pengetahuan siswa tentang enzim dan metabolisme sel.
Kemudian guru menguraikan dengan jelas gambaran umum mengenai enzim dan
metabolisme sel.
b. Motivasi
Pemahaman mengenai enzim dan metabolisme sel sangat penting mengingat
peranan enzim dan metabolisme seldalam perbiologian saat ini cukup besar.
2.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Siswa dapat menjelaskan mengenai enzim dan metabolisme sel.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
a. Siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok (disesuaikan dengan jumlah siswa)
b. Kelompok pertama diberi tugas untuk mencari informasi tentang pengertian
enzim dan metabolisme sel.
c. Kelompok kedua diberi tugas untuk mendeskripsikan jenjang enzim dan
metabolisme sel.
d. Kelompok ketiga diberi tugas untuk mencari informasi tentang prinsip-prinsip
enzim dan metabolisme sel.
e. Masing-masing kelompok mempresentasikan tugasnya di depan kelas, sedangkan
kelompok yang lain menanggapi.
f. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa :
a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.
b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi.
b. Penilaian.
Hasil kerja kelompok (kognitif)
 Lembar pengamatan (afektif)
 Lembar pengamatan (psiko motorik)
c. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku biologi.
3. Hasil Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh teman sejawat selaku pengamat terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis, dan aktifitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Hasil observasi siklus II pertemuan I dan pertemuan ke II
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah kesesuaian dalam skenario atau
rencana. Hasil belajar sudah meningkat secara signifikan hampir seluruh siswa mencapai
nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 65.
1415
Nazarni
Tabel 5. Perolehan Data Ketuntasan Belajar Siklus II
Jumlah Siswa
No
Kriteria
Jumlah Data
(Rentang Nilai)
Pert.I
Pert.II
Rata-Rata
Tuntas
Nilai RataRata Kelas
1
2.
Sudah mencapai KKM
Belum mencapai KKM
65-100
35-64
24 orang
4 orang
26 orang
2 orang
89,28%
10,72%
72,75
Berdasarkan tabel di atas, dari 28 siswa, yang tuntas pada pertemuan I sebanyak 24
siswa (85,71%) dan pada pertemauan II sebanyak 26 siswa (92,85%). Sedangkan yang
tidak tuntas pada pertemuan I sebanyak 4 siswa (14,29%) dan pada pertemuan kedua
sebanyak 2 siswa (7,15%). Ketuntasan siswa siklus I menjadi 67,86% dan tidak tuntas
32,14%, dengan rata-rata dari siklus I 72,75. Tingkat ketuntasan meningkat dari siklus I
67,86% menjadi 89,28%, meningkat sebesar
Tabel 6. Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II
No
Pertm.I
1
Nilai
24
%
85,57
Aktivitas Guru
Pertm.II
Nilai
26
%
92,85
Rata-rata
(%)
82,5
Pertm.I
Nilai
24
%
85,57
Aktivitas Siswa
Pertm.II
Nilai
26
%
92,85
Rata-rata
(%)
89,21
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa baik aktivitas guru maupun
aktivitas siswa mengalami pengingkatan yang signifikan jika dibandingan dengan siklus I.
Guru sudah menerapkan pembelajaran sesuai dengan yang tertera pada RPP, siswa juga
sudah lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
4.
Refleksi
Berdasarkan hasil tes pada akhir pembelajaran dua penulis dapat
mengklasifikasikan nilai seperti tabel nilai yang terlampir sesuai dengan nilai tabel di atas
penulis dapat menganalisis sebagai berikut. Siklus II pertemuan I, jumlah siswa 28 orang
24 orang siswa yang tuntas 85,71 % sedangkan yang belum tuntas 4 orang siswa 14,29%
telah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 65. Pada siklus II pertemuan II jumlah siswa
28 orang mencapai ketuntasan 26 orang = 92,28% yang belum mencapai ketuntasan 2
orang siswa = 7,12 %. Dengan demikian hasil pembelajaran yang dicapai pada siklus ke
dua, nilai rata-rata 72,75, persentase ketuntasan siklus II pertemuan I dan II adalah 85,71%
tambah 92,85% rata-rata ketuntasan pada siklus II = 89,28%.
PENUTUP
Simpulan
Setelah melakukan penelitin ini selama dua siklus, maka telah terjadi peningkatan
hasil belajar siswa yang cukup baik, berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis
lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran talking stik
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut ditandai dengan terjadinya
tingkat ketuntasan belajar siswa, dimana ke 28 siswa di kelas XII IPA-4 sudah mencapai
nilai tuntas (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 65. Berdasarkan paparan hasil penelitian
tindakan yang sudah dilakukan selama dua siklus dengan nilai yang didapat para rata-rata
1416
Serambi Akademica
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora
Vol. 8, No. 8,
Desember 2020
pISSN 2337–8085
eISSN 2657- 0998
hasil evaluasi yang telah dilakukan pada setiap siklus, ternyata terjadi peningkatan yang
cukup baik pada setiap siklus yang dilaksanakan dimana pada siklus I diperoleh nilai ratarata siswa yaitu 62,29 dengan tingkat aktivitas siswa 68,33% dan aktivitas guru mencapai
60,72%. Sedangkan pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 72,75 dengan tingkat
aktivitas siswa 89,21% dan aktivitas guru 82,5%. Oleh karena itu penelitian ini dianggap
cukup berhasil dan memuaskan bagi peneliti, dimana peneliti dapat mengetahui bahwa :
Dengan menggunakan model pembelajaran talking stik dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa enzim dan metabolisme sel di kelas XII IPA-4 SMA Negeri 1 Sigli, Hal ini
ditandai dengan semakin berkualitas belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran talking stik dapat meningkatkan kemampuan siswa mengelompokkan
dan membedakan bilangan bulat biasa dan campuran dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Prasetya, Joko Tri. 2005. Strategi belajar mengajar. Bandung: CV.
Pustaka Setia.
Asep Jihad & Haris.A. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi. Pressindo.
Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan
nasional. Jakarta : Depdiknas.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Rineka Cipta.
Hadi, Soedomo. 2003. Pengantar Pendidikan. Surakarta: UNS Pers.
Hakim, Aceng Lukmanul. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 060, Mei tahun 2006.
Huda, Miftahul. 2013. Model–model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Maufur, Hasan Fauzu. 2009. Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikkan. Semarang: PT. Sindur
Press.
Robert E.Slavin. 2009. Cooperatif Learning. Bandung: Nusa Media.
1417
Download