Serambi Akademica Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Vol. 8, No. 8, Desember 2020 pISSN 2337–8085 eISSN 2657- 0998 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA-4 Materi Enzim Dan Metabolisme Sel Pelajaran Biologi Melalui Model Pembelajaran Talking Stik Pada SMA Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie Nazarni Guru SMA Negeri 1Sigli Kabupaten Pidie [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi materi enzim dan metabolisme sel pada siswa kelas XII IPA-4 SMA Negeri 1 Sigli dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stik Tahun Ajaran 2019/2020. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (action research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA-4 SMA Negeri 1 Sigli yang berjumlah 28 orang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: melalui penggunaan model pembelajaran talking stik dalam penelitian tindakan kelas pada SMA Negeri 1 Sigli sudah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran biologi, khususnya materi enzim dan metabolisme sel. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran talking stik nilai siswa adalah 48,54. Pada siklus I hasil evaluasi siswa mendapatkan nilai rata-rata pada pertemuan ke I adalah 58,96, dan pada pertemuan ke II 63,57. Sedangkan pada siklus II terus meningkat menjadi rata-ratanya 70,42 pada pertemuan ke 1 dan 78,13 pada pertemuan ke 2. Dari penelitian tersebut terjadi peningkatan ketuntasan belajar cukup besar dari siklus I ke siklus II sebesar, karena ketuntasan pada siklus I hanya 70,83%, akan tetapi pada siklus II mencapai 91,66%, berarti terdapat peningkatan hasil belajar siswa dan aktivitas proses pembelajaran para peserta didik setelah dilakukan penelitian tindakan kelas. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah dilakukan tindakan kelas pada siswa kelas XII IPA-4 SMA Negeri 1 Sigli. Kata Kunci : Hasil belajar melalui model pembelajaran talking stik PENDAHULUAN Pendidikan merupakan pengaruh, bantuan, atau tuntunan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak didik (Hadi, 2003 : 18). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional Bab I Pasal I ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu bentuk pelaksanaan pendidikan adalah pengajaran. Dalam pendidikan, pengajaran mempunyai proporsi yang paling besar, terutama di dalam pendidikan formal. Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan 1406 Serambi Akademica Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Vol. 8, No. 8, Desember 2020 pISSN 2337–8085 eISSN 2657- 0998 dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar merupakan kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi kegiatan belajar yang optimal. Asep dan Haris (2009 : 11) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu : belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa dan mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Oleh karena itu konsep komunikasi dan perubahan sikap akan selalu melekat dalam pembelajaran. Baik guru maupun siswa dalam sebuah pembelajaran bersama-sama menjadi pelaku demi terlaksananya tujuan pembelajaran. Sedangkan Driscoll dalam Robert E.Slavin (2008: 179) mendefinisikan pembelajaran sebagai perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Namun bukan perubahan yang disebabkan oleh perkembangan (seperti tumbuh makin tinggi) tetapi karena dipembelajar merasakan dan mengalami sendiri pembelajaran melalui pengalamannya. Belajar pada dasarnya adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang dapat diperoleh, di antaranya melalui pengalaman. Pengalaman dapat berupa interaksi dengan lingkungan eksternal dan melibatkan proses yang tidak tampak. Oleh karena itu, seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhiri dari aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman baru maka individu itu telah belajar. Seperti diungkapkan Aceng Lukmanul Hakim (2006: 25) belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang relatif mantap yang ada dalam diri individu atau siswa atas dasar pengalaman dan latihan yang berupa perubahan pengertian, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. Sedangkan menurut Djamarah (2002: 2) belajar ialah aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sekitar dan perubahan yang terjadi relatif permanen pada aspek psikologis. Suatu kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan diharapkan mampu membuat siswa belajar, karena secara tidak langsung siswa akan termotivasi untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Apabila semua komponen tersebut dapat bekerja sama secara maksimal maka kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancar dan diharapkan hasil belajar siswa baik dan tujuan pembelajaran tercapai. Kenyataannya pendidikan saat ini masih mengalami berbagai masalah, salah satu masalah yang dekat dengan hal tersebut adalah hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh sikap, perilaku dan prestasi belajar (nilai) siswa secara umum. Banyak siswa yang sering melalaikan tugas mereka seperti tidak mengerjakan PR atau tugas-tugas yang lain, mengacuhkan penjelasan materi dari guru, bahkan masih banyak juga siswa yang kesulitan saat menghadapi soal ulangan atau ujian semester pada beberapa mata pelajaran sehingga nilai mereka pun tidak maksimal. Biasanya mereka mengalami kesulitan pada mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman, ketelitian dan perhitungan. Berdasar pada pemaparan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Seperti halnya yang terjadi pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang beranggapan bahwa mata pelajaran biologi khususnya 1407 Nazarni materi-materi enzim dan metabolisme sel sulit dipahami, hal tersebut diungkapkan oleh beberapa siswa kelas XII IPA-4 SMA Negeri 1 Sigli. Menurut mereka untuk dapat mengerjakan soal-soal biologi diperlukan waktu yang lama karena mereka harus membaca, memahami, dan mencatat dengan teliti. Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Sigli Kabupaten Pidie, letaknya di Jalan Banda Aceh - Medan Km.115 Sigli dengan jumlah gurunya sudah memadai, sebanyak 91 orang. Keaktifan dan motivasi siswa untuk belajar dirasa masih rendah, hal tersebut ditunjukkan dalam perilaku mereka ketika mengikuti pembelajaran biologi. Ada beberapa siswa yang sering membuat suasana kelas menjadi gaduh dengan lelucon yang mereka buat, akibatnya siswa yang lain menjad ikut tertawa. Di samping itu, ada juga siswa yang tidak memperhatikan dna mengacuhkan penjelasan dari guru yang sedang memberikan penjelasan, bahkan siswa cenderung lebih menikmati obrolan dengan teman-teman mereka dibandingkan memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini menjadikan siswa tidak dapat menyerap materi pelajaran dengan maksimal, terbukti dengan adanya siswa yang masih kebingungan ketika menghadapi soal-soal biologi. Berdasarkan nilai ulangan akhir semester pertama biologi dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) sebesar 65 diketahui bahwa 58% siswa telah lulus KKM sedangkan 42% siswa tidak tuntas. Berdasarkan kondisi yang dipaparkan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Peneliti juga telah melakukan wawancara beberapa siswa. Beberapa siswa mengungkapkan bahwa kondisi kelas yang tidak kondusif, teman yang suka ramai di dalam kelas, cara guru menyampaikan materi kurang jelas, menjadi alasan siswa untuk malas belajar sehingga hasil belajar mereka rendah. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah melalui kreativitas yang dimiliki guru dalam memilih metode mengajar. Ahmadi dan Prasetya (2005: 52) mengemukakan pengertian metode mengajar, yaitu teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok atau klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Selama ini guru sudah menggunakan metode ceramah bervariasi, tetapi masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memahami konsep biologi sehingga perlu dicari suatu model pembelajaran biologi yang sesuai dengan kondisi siswa dan kelas tersebut, agar pembelajaran biologi dapat membuat siswa tertarik dan termotivasi. Model pembelajaran yang dipilih peneliti adalah model pembelajaran Talking Stick. Talking Stick merupakan sebuah model pembelajaran yang berguna untuk melatih keberanian siswa dalam menjawab dan berbicara kepada orang lain. Sedangkan penggunaan tongkat secara bergiliran sebagai media untuk merangsang siswa bertindak cepat dan tepat sekaligus untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi Maufur, Hasan Fauzu. 2009:88). Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini di ulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru. Pada mulanya, talking stick (tongkat berbicara) adalah cara yang di gunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Seiring 1408 Serambi Akademica Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Vol. 8, No. 8, Desember 2020 pISSN 2337–8085 eISSN 2657- 0998 perkembangan zaman, talking stick di gunakan dalam pembelajaran di ruang kelas, (Huda, 2013: 224). Model pembelajaran Talking Stick dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang, 2) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm, 3) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran, 4) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana. 5) Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan, 6) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru, 7) Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan, 8) Guru memberikan kesimpulan, 9) Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu dan 10) Guru menutup pembelajaran. Mata pelajaran biologi pada kompetensi dasar enzim dan metabolisme sel adalah mata pelajaran yang membutuhkan ketelitian dan kecermatan. Alternatif penggunaan model pada pembelajaran biologi diharapkan dapat meningkatkan minat, motivasi dan keaktifan siswa, dengan cara menempatkan siswa belajar secara berkelompok sehingga akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan dengan temannya. Dan pada akhirnya hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan model desain model PTK Kemmis S.and Mc. Taggart yang melalui beberapa langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, dan terdiri dari 2 siklus. Penelitian dilaksaakan di SMA Negeri 1 Sigli di kelas XII IPA-4 pada Tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2019. Subjek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII IPA-4 Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 28 orang, semua siswa berumur lebih kurang 16 tahun. Sumber daa dalam penelitian ini dihimpun dari: siswa kelas XII IPA-4 SMA Negeri 1 Sigli, Teman sejawat sebagai abservatory yaitu merupakan kolaborasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, dan pihak-pihak lain yang terkait. Dalam penelitian ini data yang dikumpukan dari hasil tes dan observasi. Lat pengumpulan data berupa buir soal te, lembar instrumen aktivitas siswa dan lember intrumen PBM guru. Analisis data yang digunakan adalah analisis dekskriptif. 1409 Nazarni HASIL PENELITIAN DA N PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran sebelum dilaksanakannya tindakan, guru mengajar secara konvensional. Guru cenderung mentransper ilmu kepada siswa, sehingga siswa hanya mendengar dan siswa kurang aktif bahkan cenderung bosan, disamping itu dalam penyampaian materi guru tidak menggunakan media pembelajaran. Proses pembelajaran tampak kaku karena siswa hanya melihat dan mendengar apa yang dijelaskan gurunya. Itu semua berdampak pada hasil nilai siswa di kelas XII IPA-4 SMA Negeri 1 Sigli. Tabel 1. Perolehan Data Hasil Belajar Pra Siklus No Kriteria 1 2 Sudah mencapai KKM Belum mencapai KKM Jumlah Data (Rentang Nilai) 65-100 35-64 Jumlah % Nilai RataRata Kelas 13 orang 15 orang 46,43% 53,57% 54 Tabel 2. Rata-Rata Hasil Tes Pra Siklus No 1 2 3 4 Keterangan Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata Nilai 70 40 1612 54 Pada tabel 1 dan 2 di atas dapat dilihat bahwa dari 28 siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa (46,43%) dan yang belum tuntas sebanyak 15 siswa (53,57%) Nilai tertinggi adalah 70 dan nilai terendah adalah 40, dengan rata-rata kelas 54. Untuk perolehan persentase aktivitas guru dan siswa pada tahap awal dalam pembelajaran Biologi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Aktivitas Guru dan Siswa No 1 2 Nilai 13 Aktivitas Guru Persentase 45,00% Aktivitas Siswa Nilai Persentase 15 55,00% Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase aktivitas guru haya 45% saja. dan aktivitas siswa hanya 55% siswa masih belum aktif dalam pembelajaran. Sehingga diperlukan perbaikan dalam pembelajaran. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I 1. Tahap Perencanaan 1) Melihat kurikulum, dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 3) Menyiapkan LKS. 4) Menyusun lembar instrument yang akan digunakan oleh observer sebagai acuan penilaian dan pengamatan tindakan para siswa. 1410 Serambi Akademica Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Vol. 8, No. 8, Desember 2020 pISSN 2337–8085 eISSN 2657- 0998 2. Tahapan Pelaksanaan Pertemuan 1 1. Kegiatan Awal a. Apersepsi Guru mengembangkan pengetahuan siswa tentang enzim dan metabolisme sel. Kemudian guru menguraikan dengan jelas gambaran umum mengenai enzim dan metabolisme sel. b. Motivasi Pemahaman mengenai enzim dan metabolisme sel sangat penting mengingat peranan enzim dan metabolisme seldalam perbiologian saat ini cukup besar. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Siswa dapat menjelaskan mengenai enzim dan metabolisme sel. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok (disesuaikan dengan jumlah siswa). b. Kelompok pertama diberi tugas untuk mencari informasi tentang pengertian enzim dan metabolisme sel. c. Kelompok kedua diberi tugas untuk mendeskripsikan jenjang enzim dan metabolisme sel. d. Kelompok ketiga diberi tugas untuk mencari informasi tentang prinsip-prinsip enzim dan metabolisme sel. e. Masing-masing kelompok mempresentasikan tugasnya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi. f. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, siswa : a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. 3. Kegiatan Akhir a. Guru dan siswa melakukan refleksi. b. Penilaian. Hasil kerja kelompok (kognitif) Lembar pengamatan (afektif) Lembar pengamatan (psiko motorik) c. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku biologi. Pertemuan II 1. Kegiatan Awal a. Apersepsi Guru mengembangkan pengetahuan siswa tentang enzim dan metabolisme sel. Kemudian guru menguraikan dengan jelas gambaran umum mengenai enzim dan metabolisme sel. 1411 Nazarni b. Motivasi Pemahaman mengenai enzim dan metabolisme sel sangat penting mengingat peranan enzim dan metabolisme seldalam perbiologian saat ini cukup besar. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Siswa dapat menjelaskan mengenai enzim dan metabolisme sel. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok (disesuaikan dengan jumlah siswa) b. Kelompok pertama diberi tugas untuk mencari informasi tentang pengertian enzim dan metabolisme sel. c. Kelompok kedua diberi tugas untuk mendeskripsikan jenjang enzim dan metabolisme sel. d. Kelompok ketiga diberi tugas untuk mencari informasi tentang prinsip-prinsip enzim dan metabolisme sel. e. Masing-masing kelompok mempresentasikan tugasnya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi. f. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, siswa : a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. 3. Kegiatan Akhir a. Guru dan siswa melakukan refleksi. b. Penilaian. Hasil kerja kelompok (kognitif) Lembar pengamatan (afektif) Lembar pengamatan (psiko motorik) c. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku biologi 3. Tahap Observasi dan Monitoring Pada tahap ini peneliti bersama observer yang juga teman sejawat menganalisis proses kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa. Analisis ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat keaktifan, kerja sama dan kreatifitas dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu juga menganalisis kekurangan-kekurangan dan kelebihan peneliti dalam mengajar. Hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan hasil yang lebih baik, artinya terjadi perubahan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dibandingkan dalam kegiatan belajar sebelumnya. 4. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil tes pada akhir pembelajaran pertemuan I penulis dapat mengklasifikasikan nilai seperti tabel nilai yang terlampir sesuai dengan nilai tabel penulis dapat menganalisis sebagai berikut: 1412 Serambi Akademica Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Vol. 8, No. 8, Desember 2020 pISSN 2337–8085 eISSN 2657- 0998 Dari 28 siswa, siswa yang mencapai KKM berjumlah 18 orang atau 64,29% dan yang belum tuntas 10 orang atau 35,71%. Dengan demikian hasil pembelajaran yang dicapai pada siklus pertama tatap muka satu, nilai tertinggi 80 dan nilai terrendah 50 Tingkat ketuntasan 64,29% Hasil belajar tatap muka dua penulis melakukan dengan tes atau pengukuran. Pada akhir pembelajaran pertemuan yang ke dua memperoleh hasil siswa yang sudah mencapai KKM 20 orang atau 71,43% dan tidak tuntas 8 orang atau 28,57%. Nilai tertinggi 80 dan nilai terrendah 50. Berikut hasil belajar pada siklus I dapat diketahui melalui tabel di bawah ini : Tabel 3. Perolehan Data Ketuntasan Belajar Siklus I No Kriteria 1 2. Sudah mencapai KKM Belum mencapai KKM Jumlah Data (Rentang Nilai) 65-100 35-64 Jumlah Siswa Pert.I Pert.II Rata-Rata Tuntas Nilai RataRata Kelas 18 orang 10 orang 20 orang 8 orang 67,86% 32,14% 62,29 Perolehan presentase aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran biologi dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4. Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I No Aktivitas Guru Pertm.I 1 Nilai 14 % 50 Pertm.II Nilai 20 % 71,43 Aktivitas Siswa Ratarata (%) 60,72 Pertm.I Nilai 18 % 66,66 Pertm.II Nilai 20 % 70 Rata-rata (%) 68,33 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadinya peningkatan aktivitas guru dan siswa pada diklus I jika dibandingkan pada kondisi awal. Terlihat bahwa guru sudah mulai optimal dalam melaksanaan pembelajaran, dan telah sesual dengan RPP. Siswa juga sudah lebih aktif, hanya saja perlu ditingkatkan lagi. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II 1. Tahap Perencanaan Adapun persiapan yang dilakukan peneliti ada siklus II ini adalah mempersiapkan bahan atau materi ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran antara lain : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkahlangkahnya yang sesuai dengan penerapan model pembelajaran talking stik dengan lebih mengaktifkan siswa. b. Menyusun LKS yang akan diselesaikan siswa. c. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan. d. Menyusun kuiz. e. Menyusun soal evaluasi akhir. 1413 Nazarni f. Menyusun lembar instrument aktivitas guru dan siswa tentang penggunaan model pembelajaran talking stik yang akan digunakan oleh observer sebagai acuan penilaian dan pengamatan tindakan guru dan para siswa. g. Peneliti juga meminta 2 orang teman guru untuk menjadi observer. 2. Tahap Pelaksanaan Pertemuan 1 1. Kegiatan Awal a. Apersepsi Guru mengembangkan pengetahuan siswa tentang enzim dan metabolisme sel. Kemudian guru menguraikan dengan jelas gambaran umum mengenai enzim dan metabolisme sel. b. Motivasi Pemahaman mengenai enzim dan metabolisme sel sangat penting mengingat peranan enzim dan metabolisme seldalam perbiologian saat ini cukup besar. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Siswa dapat menjelaskan mengenai enzim dan metabolisme sel. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok (disesuaikan dengan jumlah siswa) b. Kelompok pertama diberi tugas untuk mencari informasi tentang pengertian enzim dan metabolisme sel. c. Kelompok kedua diberi tugas untuk mendeskripsikan jenjang enzim dan metabolisme sel. d. Kelompok ketiga diberi tugas untuk mencari informasi tentang prinsip-prinsip enzim dan metabolisme sel. e. Masing-masing kelompok mempresentasikan tugasnya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi. f. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, siswa : a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. 3. Kegiatan Akhir a. Guru dan siswa melakukan refleksi. b. Penilaian. Hasil kerja kelompok (kognitif) Lembar pengamatan (afektif) Lembar pengamatan (psiko motorik) c. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku biologi. 1414 Serambi Akademica Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Vol. 8, No. 8, Desember 2020 pISSN 2337–8085 eISSN 2657- 0998 Pertemuan II 1. Kegiatan Awal a. Apersepsi Guru mengembangkan pengetahuan siswa tentang enzim dan metabolisme sel. Kemudian guru menguraikan dengan jelas gambaran umum mengenai enzim dan metabolisme sel. b. Motivasi Pemahaman mengenai enzim dan metabolisme sel sangat penting mengingat peranan enzim dan metabolisme seldalam perbiologian saat ini cukup besar. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Siswa dapat menjelaskan mengenai enzim dan metabolisme sel. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : a. Siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok (disesuaikan dengan jumlah siswa) b. Kelompok pertama diberi tugas untuk mencari informasi tentang pengertian enzim dan metabolisme sel. c. Kelompok kedua diberi tugas untuk mendeskripsikan jenjang enzim dan metabolisme sel. d. Kelompok ketiga diberi tugas untuk mencari informasi tentang prinsip-prinsip enzim dan metabolisme sel. e. Masing-masing kelompok mempresentasikan tugasnya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi. f. Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, siswa : a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui. b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. 3. Kegiatan Akhir a. Guru dan siswa melakukan refleksi. b. Penilaian. Hasil kerja kelompok (kognitif) Lembar pengamatan (afektif) Lembar pengamatan (psiko motorik) c. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi yang terdapat pada buku biologi. 3. Hasil Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan oleh teman sejawat selaku pengamat terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh penulis, dan aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi siklus II pertemuan I dan pertemuan ke II menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah kesesuaian dalam skenario atau rencana. Hasil belajar sudah meningkat secara signifikan hampir seluruh siswa mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 65. 1415 Nazarni Tabel 5. Perolehan Data Ketuntasan Belajar Siklus II Jumlah Siswa No Kriteria Jumlah Data (Rentang Nilai) Pert.I Pert.II Rata-Rata Tuntas Nilai RataRata Kelas 1 2. Sudah mencapai KKM Belum mencapai KKM 65-100 35-64 24 orang 4 orang 26 orang 2 orang 89,28% 10,72% 72,75 Berdasarkan tabel di atas, dari 28 siswa, yang tuntas pada pertemuan I sebanyak 24 siswa (85,71%) dan pada pertemauan II sebanyak 26 siswa (92,85%). Sedangkan yang tidak tuntas pada pertemuan I sebanyak 4 siswa (14,29%) dan pada pertemuan kedua sebanyak 2 siswa (7,15%). Ketuntasan siswa siklus I menjadi 67,86% dan tidak tuntas 32,14%, dengan rata-rata dari siklus I 72,75. Tingkat ketuntasan meningkat dari siklus I 67,86% menjadi 89,28%, meningkat sebesar Tabel 6. Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II No Pertm.I 1 Nilai 24 % 85,57 Aktivitas Guru Pertm.II Nilai 26 % 92,85 Rata-rata (%) 82,5 Pertm.I Nilai 24 % 85,57 Aktivitas Siswa Pertm.II Nilai 26 % 92,85 Rata-rata (%) 89,21 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami pengingkatan yang signifikan jika dibandingan dengan siklus I. Guru sudah menerapkan pembelajaran sesuai dengan yang tertera pada RPP, siswa juga sudah lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. 4. Refleksi Berdasarkan hasil tes pada akhir pembelajaran dua penulis dapat mengklasifikasikan nilai seperti tabel nilai yang terlampir sesuai dengan nilai tabel di atas penulis dapat menganalisis sebagai berikut. Siklus II pertemuan I, jumlah siswa 28 orang 24 orang siswa yang tuntas 85,71 % sedangkan yang belum tuntas 4 orang siswa 14,29% telah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 65. Pada siklus II pertemuan II jumlah siswa 28 orang mencapai ketuntasan 26 orang = 92,28% yang belum mencapai ketuntasan 2 orang siswa = 7,12 %. Dengan demikian hasil pembelajaran yang dicapai pada siklus ke dua, nilai rata-rata 72,75, persentase ketuntasan siklus II pertemuan I dan II adalah 85,71% tambah 92,85% rata-rata ketuntasan pada siklus II = 89,28%. PENUTUP Simpulan Setelah melakukan penelitin ini selama dua siklus, maka telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang cukup baik, berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran talking stik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut ditandai dengan terjadinya tingkat ketuntasan belajar siswa, dimana ke 28 siswa di kelas XII IPA-4 sudah mencapai nilai tuntas (KKM) yang ditentukan sekolah yaitu 65. Berdasarkan paparan hasil penelitian tindakan yang sudah dilakukan selama dua siklus dengan nilai yang didapat para rata-rata 1416 Serambi Akademica Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Vol. 8, No. 8, Desember 2020 pISSN 2337–8085 eISSN 2657- 0998 hasil evaluasi yang telah dilakukan pada setiap siklus, ternyata terjadi peningkatan yang cukup baik pada setiap siklus yang dilaksanakan dimana pada siklus I diperoleh nilai ratarata siswa yaitu 62,29 dengan tingkat aktivitas siswa 68,33% dan aktivitas guru mencapai 60,72%. Sedangkan pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 72,75 dengan tingkat aktivitas siswa 89,21% dan aktivitas guru 82,5%. Oleh karena itu penelitian ini dianggap cukup berhasil dan memuaskan bagi peneliti, dimana peneliti dapat mengetahui bahwa : Dengan menggunakan model pembelajaran talking stik dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa enzim dan metabolisme sel di kelas XII IPA-4 SMA Negeri 1 Sigli, Hal ini ditandai dengan semakin berkualitas belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran talking stik dapat meningkatkan kemampuan siswa mengelompokkan dan membedakan bilangan bulat biasa dan campuran dalam kehidupan sehari-hari. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Prasetya, Joko Tri. 2005. Strategi belajar mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia. Asep Jihad & Haris.A. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi. Pressindo. Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta : Depdiknas. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Hadi, Soedomo. 2003. Pengantar Pendidikan. Surakarta: UNS Pers. Hakim, Aceng Lukmanul. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 060, Mei tahun 2006. Huda, Miftahul. 2013. Model–model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Maufur, Hasan Fauzu. 2009. Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikkan. Semarang: PT. Sindur Press. Robert E.Slavin. 2009. Cooperatif Learning. Bandung: Nusa Media. 1417