LAPORAN TUGAS KELOMPOK EKSPLORASI NUKLIR EKSPLORASI GEOFISIKA DI SUMATERA B Nama kelompok : 1. M Defransyah Yuliadi 12116061 (PPT+Laporan) 2. Ericson Sijabat 12117072 (Laporan) 3. Rizky Setiawan 12117008 (Laporan) 4. Elda Deka Mayestri 12117026 (Laporan) 5. Agungsewu Ajie Pratama 12117108 (Laporan) 6. Tongam Tua Parlindungan Marsoit 119120046 (Laporan) 7. Siddiq Saputra 119120073 (Laporan) PENDAHULUAN Program Nuklir Indonesia merupakan program Indonesia untuk membangun dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir baik di bidang non-energi maupun di bidang energi untuk tujuan damai. Pemanfaatan non-energi di Indonesia sudah berkembang cukup maju. Sedangkan dalam bidang energi (pembangkitan listrik), hingga tahun 2011 Indonesia masih berupaya mendapatkan dukungan publik, walaupun sudah dianggap kalangan internasional bahwa Indonesia sudah cukup mampu dan sudah saatnya menggunakannya. Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mencatat total sumber daya uranium yang dimiliki Indonesia sebanyak 81.090 ton dan thorium sebanyak 140.411 ton. Bahan baku nuklir tersebut tersebar di tiga wilayah, yakni Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Sumatra memiliki 31.567 ton uranium dan 126.821 ton thorium, Kalimantan sebanyak 45.731 ton uranium dan 7.028 ton thorium, dan Sulawesi sebanyak 3.793 ton uranium dan 6.562 ton thorium. Sebagai gambaran, setidaknya untuk satu pembangkit nuklir berkapasitas 1.000 megawatt (MW), dibutuhkan 21 ton uranium untuk dapat memproduksi listrik selama 1,5 tahun. Dari kebutuhan 21 ton uranium, limbah yang dihasilkan hanya sepertiganya. Kegiatan pengembangan dan pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954. Panitia Negara tersebut mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik. Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN. Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya. Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 Tentang Ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir(BATAN)dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN). Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) didirikan tahun 1998. Penelitian energi atom dimulai di Indonesia. Selain untuk memproduksi listrik, teknologi nuklir juga digunakan untuk kegunaan medis, manipulasi genetika dan agrikultur. Rencana untuk program PLTN dihentikan tahun 1997 karena penemuan gas alam Natuna dan krisis ekonomi dan politik. Tetapi program ini kembali dijalankan sejak tahun 2005. Indonesia menyatakan bahwa, sebagai penandatangan NPT (Nonproliferation Treaty) dan Comprehensive Safeguard Agreement program akan berkembang dengan pantauan International Atomic Energy Agency (IAEA). Oleh sebab itu, Mohammed ElBaradei diundang untuk mengunjungi negara ini pada Desember 2006.Protes terhadap rencana ini muncul pada Juni 2007 didekat Jawa Tengah[1] dan juga lonjakan pada pertengahan 2007. Pada maret 2008, melalui menteri Riset dan Teknologi, Indonesia memaparkan rencananya untuk membangun 4 buah PLTN berkekuatan 4800 MWe (4 x 1200 MWe) PENGERTIAN NUKLIR Secara umum nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion. Energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Menurut Kamus Bahasa Indonesia nuklir diartikan sebagai hal yang berhubungan dengan atau menggunakan inti atau energi atom. Beberapa ensiklopedia menyebutkan sebutan inti untuk nuklir bisa berarti inti atom itu sendiri atau sesuatu yang berhubungan dengan inti atom, seperti reaksi nuklir yaitu reaksi yang melibatkan inti atom; energi nuklir yaitu energi yang dihasilkan pada reaksi nuklir; dan bom nuklir yaitu bom yang memanfaatkan reaksi inti. Dalam ilmu fisika, sebuah nuklir memiliki dua jenis reaksi, yaitu reaksi fusi dan reaksi fisi. Dikenal dua reaksi nuklir yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir. 1. Reaksi fusi nuklir ialah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energy juga dikenal sebagai reaksi yang bersih. 2. Reaksi fisi nuklir ialah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya dan menghasilkan energy dan atom baru yang bermassa lebih kecil serta radiasi eletromagnetik. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang sangat berbahaya bagi manusia. Contoh : 1. Reaksi fusi nuklir ialah reaksi yang terjadi di hampir semua inti bintang di alam semesta. Senjata bom hydrogen juga memanfaatkan prinsip reaksi fusi tak terkendali. 2. Reaksi fisi ialah ledakan senjata nuklir dan pembangkit listrik tenaga nuklir. Untuk unsur yang sering digunakan reaksi fisi nuklir ialah Plutonium dan Uranium ( terutama Plutonium-239, Uranium-235 ) sedangkan dalam reaksi fusi nuklir ialah Lithium dan Hidrogen ( terutama Lithium-6, Deuterium, Tritium ). BAHAN PEMBUATAN NUKLIR ● Deuterium Deuterium disebut juga Hidrogen-2, atau hidrogen berat (simbol ditulis D atau 2H) merupakan salah satu daripada tiga bentuk isotop hidrogen yang terdiri daripada protium, deuterium, dan tritium.Deuterium merupakan isotop stabil dengan kelimpahan alami di samudra Bumi kira-kira satu dari 6500 atom hidrogen (~154 PPM).Dengan demikian deuterium merupakan 0.015% (0.030% berat) dari semua hidrogen yang terbentuk secara alami. Inti deuterium, disebut deuteron, mengandung satu proton dan satu netron, sementara inti hidrogen paling umum terdiri dari hanya satu proton dan tanpa netron. Nama isotop berasal dari bahasa Yunani, deuteros yang berarti “dua”, untuk menunjukkan 2 partikel sub-atomik yang menyusun inti.Secara alami, deuterium ditemukan dalam jumlah kecil sebagai gas deuterium, ditulis 2H2 atau D2, tetapi kebanyakan keberadaanya secara alami di alam semesta terikat dengan atom 1H membentuk gas yang disebut hidrogen deuterida (HD atau 1H2H).Deuteron memiliki spin +1, sehingga merupakan sebuah boson. Frekuensi resonansi magnetik nuklir (NMR = Nuclear Magnetic Resonance) dari deuterium berbeda secara signifikan dari hidrogen ringan yang biasa. ● Plutonium Plutonium(IV) oksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia PuO2. Padatan bertitik lebur tinggi ini merupakan senyawa utama plutonium.Warna senyawa bervariasi dari kuning sampai hijau zaitun tergantung pada metode produksi, temperatur, dan ukuran partikel.Kelarutan dalam air tak larut Struktur Struktur kristal Fluorit (kubik), cF12 Grup ruang Fm3m, No. 225 Geometrk koordinasi Tetrahedral (O2–); kubik (PuIV) Bahaya Bahaya utama Radioaktif Titik nyala Tak terbakar Senyawa terkait Senyawa terkait Uranium(IV) oksida Neptunium(IV) oksida Amerisium(IV) oksida Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa). ● Uranium Uranium-235 adalah isotop uranium yang penting disamping uranium-238. Hanya 0,72% uranium alami adalah uranium-235, yang memiliki waktu paruh 7,038 x 108 tahun.Uranium-235 juga digunakan sebagai sumber utama penghasil neutron dalam reaksi nuklir, yang mana neutron-neutron ditembakkan ke arah uranium-238, dalam hal ini untuk membuat/ memproduksi plutonium.Uranium-235 dan plutonium-239 digunakan sebagai bahan bakar (fisi nuklir), dalam reaktor nuklir dan bom nuklir. Biji-biji uranium diambil/ dikeruk dari pertambangan, yang kemudian dihancurkan/ dihaluskan, dan kemudian diproses secara kimia (bertahap-tahap), hingga akhirnya dihasilkan/ didapatkan uranium murni (dalam bentuk U308 ). Kemudian diproses lagi (bertahap-tahap), dengan menggunakan bahan-bahan kimia, dari: U308 menjadi UO2(NO3)2 ,kemudian menjadi ADU ,lalu menjadi UO2 ,menjadi UF4 ,dan akhirnya menjadi UF6 ( Uranium hexafluoride ). UF6 , sudah bisa diproses secara kimia, untuk didapatkan uranium dalam bentuk logam murni, Uranium238. Dalam bentuk UF6 , untuk meningkatkan kandungan Uranium-235 dalam materi tersebut, yang mana kandungannya kurang dari 1% (sisanya 99% lebih adalah uranium-238), maka perlu dilakukan pengayaan uranium ( uranium enrichment ). Setelah kandungan Uranium-235 nya, mencapai lebih dari 90%, yang mana sudah sesuai untuk senjata nuklir, materi UF6 diproses lagi secara kimia, untuk didapatkan uranium dalam bentuk logam murni, Uranium-235 . Sisanya, dalam bentuk UF6 ,yang mana kandungan Uranium-238 nya, lebih dari 99% ,diproses lagi secara kimia, untuk didapatkan uranium dalam bentuk logam murni, Uranium238. KEGUNAAN NUKLIR Nuklir ternyata memiliki banyak kegunaan. Berikut ini beberapa kegunaan nuklir yang telah digunakan oleh negara-negara maju , yang antara lain: 1. Sebagai Sumber Listrik yang Hemat Lebih dari 14% dari listrik dunia dihasilkan dari uranium dalam reaktor nuklir. Jumlah ini lebih dari 2500 miliar kWh setiap tahun, seperti halnya dari semua sumber listrik di seluruh dunia pada tahun 1960. Ini berasal dari beberapa 440 reaktor nuklir dengan kapasitas produksi total sekitar 377 000 megawatt (MWe) yang beroperasi di 30 negara. Lebih dari 60 reaktor lagi sedang dibangun dan lain 150 yang direncanakan. Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Finlandia, Perancis, Hungaria, Jepang, Korea Selatan, Slovakia, Slovenia, Swedia, Swiss dan Ukraina semua mendapatkan 30% atau lebih dari listrik dari reaktor nuklir. Amerika Serikat memiliki lebih dari 100 operasi reaktor, memasok 20% dari listrik. Perancis mendapat tiga perempat dari listrik dari uranium. 2. Senjata Militer Kedua uranium dan plutonium yang digunakan untuk membuat bom sebelum mereka menjadi penting untuk membuat listrik dan radioisotop. Jenis uranium dan plutonium untuk bom berbeda dari yang di pembangkit listrik tenaga nuklir. Bom-grade uranium sangat diperkaya (> 90% U-235, bukannya sampai dengan 5%), bom-plutonium yang cukup murni Pu-239 (> 90%, bukan 60% dalam reaktor-grade) dan dibuat dalam reaktor khusus. Sejak 1990-an, karena perlucutan senjata, banyak uranium militer menjadi tersedia untuk produksi listrik. Uranium militer diencerkan tentang 25:1 dengan uranium habis (kebanyakan U-238) dari proses pengayaan sebelum digunakan dalam pembangkit listrik. Plutonium militer mulai digunakan sama, dicampur dengan depleted uranium. 3. Radio Isotop Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan makanan, air dan kesehatan yang baik. Hari ini, isotop radioaktif memainkan peranan penting dalam teknologi yang menyediakan kita dengan semua tiga. Mereka diproduksi oleh membombardir sejumlah kecil elemen tertentu dengan neutron. Dalam dunia kedokteran, radioisotop secara luas digunakan untuk diagnosis dan penelitian. Pelacak kimia radioaktif memancarkan radiasi gamma yang menyediakan informasi diagnostik tentang seseorang anatomi dan fungsi organ tertentu. Radioterapi juga menggunakan radioisotop dalam pengobatan beberapa penyakit, seperti kanker. Lebih kuat sumber gamma digunakan untuk mensterilkan jarum suntik, perban dan peralatan medis lainnya. Sekitar satu orang dalam dua di dunia barat kemungkinan akan mengalami manfaat dari kedokteran nuklir di masa hidup mereka, dan gamma peralatan sterilisasi hampir universal. Dalam pengawetan makanan, radioisotop digunakan untuk menghambat tumbuh tanaman akar setelah panen, untuk membunuh parasit dan hama, dan untuk mengontrol pematangan buah dan sayuran disimpan. Iradiasi pangan diterima oleh dunia dan nasional otoritas kesehatan untuk konsumsi manusia dalam peningkatan jumlah negara. Mereka meliputi kentang, bawang, buahbuahan kering dan segar, biji-bijian dan produk biji-bijian, unggas dan ikan. Beberapa makanan prepacked juga dapat diradiasi. Dalam ternak tumbuh tanaman dan peternakan, radioisotop juga memainkan peran penting. Mereka digunakan untuk memproduksi hasil tinggi, varietas tahan penyakit dan tahan cuaca tanaman, untuk mempelajari bagaimana pupuk dan insektisida bekerja, dan untuk meningkatkan produktivitas dan kesehatan hewan domestik. Industri, dan pertambangan, mereka digunakan untuk memeriksa Welds, untuk mendeteksi kebocoran, untuk mempelajari laju memakai logam, dan untuk distream analisis berbagai mineral dan bahan bakar. EKSPLORASI URANIUM Kebutuhan energi listrik nasional di tahun 2025 diperkirakan mencapai angka 115 Giga Watt. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik nasional pemerintah menggalakkan energi baru dan terbarukan (EBT) diantaranya mikro hidro, panas bumi, panas matahari, dan biomassa sebagai sumber energi listrik. Pemerintah menargetkan EBT berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional sebesar 23 persen. Hingga saat ini EBT mampu berkontribusi hanya sekitar 15–16 persen, sehingga masih terdapat kekurangan sebesar 7 persen. Kekurangan ini diharapkan dapat dipenuhi oleh nuklir sebagai salah satu alternatif sumber energi listrik nasional. Seperti yang kita ketahui sumber pembangkit listrik tenaga nuklir berasal dari unsur radioaktif, salah satunya Uranium. Uranium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang U dan nomor atom 92. Sebuah logam berat, beracun, berwarna putih keperakan dan radioaktif alami, uranium termasuk ke actinide series (seri aktinida). Isotopnya digunakan sebagai bahan bakar reaktor nuklir dan senjata nuklir. Uranium biasanya terdapat dalam jumlah kecil di bebatuan, tanah, air, tumbuhan, dan hewan (termasuk manusia). Di Indonesia sendiri, diperkirakan terdapat cadangan 70 ribu ton yang tersebar di sejumlah lokasi di Indonesia. Sebagian besar cadangan Uranium kebanyakan berada di Kalimantan Barat, sebagian lagi ada di Papua, Bangka Belitung dan Sulawesi Barat. Pada tahun 2013 Badan Pengawas Tenaga Nuklir telah melakukan penelitian atas kandungan uranium di Kabupaten Mamuju seperti di desa Takandeang, Kecamatan Tapalang, juga di desa Belang Belang, kecamatan Kalukku. Kemungkinan keterdapatan uranium di Indonesia jika dilihat dari kondisi geologinya, tipe deposit yang berhubungan dengan magmatisme dapat dikaitkan dengan Intrusive Deposits dan Volcanic Deposits. Di dunia, tambang uranium terbesar berada di negara Kazakhstan, diikuti Kanada dan Australia di peringkat kedua dan ketiga. (sumber: World Nuclear Association, July 2016). METODE GEOFISIKA DALAM EKSPLORASI URANIUM Geofisika terapan difokuskan pada studi kerak bumi, mencari bahan baku, penyelidikan benda bawah tanah dan sifat batuan serta pemantauan lingkungan. Salah satu keuntungan dari metode geofisika adalah bahwa, untuk pengukuran sebagian besar dibuat di permukaan, pemotongan terkait dengan fitur geologi bawah permukaan dapat dengan mudah dibuat. Banyak digunakan metode geofisika meliputi gravimetri, magnetometry dan penebangan lubang serta geolistrik, radiometrik dan seismik. Sifat fisik uranium adalah petunjuk untuk parameter yang akan membantu dalam deteksi (Tabel 1).Meskipun kepadatan sangat tinggi, mineralisasi uranium, dalam segala bentuknya, tidak menimbulkan anomali gravitasi diamati. Suseptibilitas magnetik yang rendah tidak memungkinkan deteksi langsung uranium dengan cara kontras magnetik. Sementara tahanan listrik dari uranium sangat rendah, mineralisasi uranium tidak terwujud dirinya sebagai konduktor yang baik. Secara umum, mineral uranium tidak dapat dibedakan dengan kontras konduktivitas listrik dari batu tetangga, namun beberapa bentuk mineralisasi yang terdeteksi dengan metode listrik dan elektromagnetik. Uranium adalah radioaktif, dan metode radiometrik teknik deteksi utama yang digunakan selama eksplorasi. Aplikasi gravitasi, magnet, listrik, elektromagnetik dan teknik prospeksi seismik dapat secara signifikan meningkatkan pemahaman bawah permukaan pengaturan geologi suatu daerah. METODE UTAMA 1. METODE RADIOMETRIK Metode Radiometrik atau disebut juga gamma-ray spectrometric adalah metode geofisika yang digunakan untuk mengestimasi konsentrasi dari radioelement seperti potassium, uranium, dan thorium dengan mengukur sinar gamma yang diemisikan isotope radioaktif selama peluruhan. Konsepnya adalah inti atom yang tidak stabil akan mengalami peluruhan dan memancarkan radiasi nuklir. Radiasi tersebutlah yang kemudian ditangkap oleh instrumen radiometrik sebagai sinyal. Semua batuan dan tanah yang mengadung isotope radioaktif, dan hampir semua sinar gamma yang terdeteksi di dekat permukaan bumi adalah hasil dari peluruhan natural radioaktif dari potassium, uranium, dan thorium. Sinar gamma adalah suatu kumpulan radiasi elektromagnetik yang terkarakterisasi oleh frekuensi dan energi yang tinggi. Sinar ini memiliki sedikit penetrasi, dan dapat melewati batuan sejauh 35 centimeter dan ratusan meter ketika melewati udara. Setiap sinar gamma memiliki karateristik energi, dimana pengukuran dari energy tersebut memungkinkan untuk diagnosa radiasi potassium, uranium, dan thorium secara spesifik. Metode radiometric memiliki banyak aplikasi, tapi biasanya lebih sering digunakan sebagai alat pemetaan geologi. Perubahan litologi dan tipe tanah sering disertai dengan perubahan konsentrasi radioelement. Metode ini mampu mendeteksi langsung deposit suatu mineral. Oleh karena itu metode radiometric merupakan sarana utama untuk prospeksi dan evaluasi bahan baku radioaktif dan pemetaan geologi dengan mengukur radiasi nuklir. METODE PENDUKUNG 1. Resistivity metode Resistivity survei adalah metode penyelidikan bawah permukaan dimana arus listrik dilewatkan melalui tanah melalui dua elektroda. Dua elektroda lain yang digunakan untuk mengukur potensi di tanah jauh dari elektroda saat ini, menghasilkan resistivitas semu. Teknik survei telah dirancang untuk menentukan struktur vertikal dari bumi berlapis, atau terdengar listrik vertikal (VES), dan perubahan lateral resistivitas, atau resistivitas profil. Baru dirancang, teknik yang lebih canggih, seperti pencitraan listrik menganalisis kedua variasi resistivitas vertikal dan lateral. Perkiraan batu resistivitas didasarkan pada pengukuran lapangan di mana saya arus listrik diperkenalkan ke dalam tanah melalui elektroda arus C1 dan C2, dan beda potensial ΔV diukur antara dua elektroda potensial P1 dan P2. Jarak dan pengaturan keempat elektroda disebut array elektroda. 2. Elektromagnet Metode Metode elektromagnetik, seperti metode resistivitas, terutama digunakan untuk menyelidiki variasi resistivitas bawah permukaan batu, namun mereka bergantung pada prinsip-prinsip fisik yang berbeda, yang paling penting adalah metode induction.Electromagnetic elektromagnetik memanfaatkan lapangan harmonik yang dihasilkan atau lapangan sementara, yang berasal setelah perubahan tiba-tiba kekuasaan sumber. Sebuah arus bolak-balik yang diterapkan menghasilkan medan elektromagnetik waktu bervariasi. Vektor diinduksi intensitas magnetik H (t) tergantung pada intensitas H0 bidang utama. 3. Metode Gravity Gravitasi adalah salah satu teknik geofisika yang paling berguna yang berlaku untuk mendeteksi lateral, dan sampai batas tertentu, perbedaan vertikal dalam kepadatan batuan bawah permukaan. Gravity survei berlaku untuk menemukan mayat terkubur lebih besar, batas-batas litologi dan fitur struktural di bawah asumsi kepadatan cukup kontras antara target dan tuan litologi. Studi medan gravitasi didasarkan pada dua prinsip dasar: hukum gravitasi Newton dan prinsip superposisi. Hukum Newton mendefinisikan gaya tarik F antara dua massa, m1 dan m2 (kg), yang berbanding lurus dengan massa produk tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat r perpisahan mereka (m) sebagai F = G m1 m2 / r2 4. Metode Magnetic Medan magnet dari tubuh geologi tunggal (anomali magnetik) akan memanifestasikan dirinya sebagai gangguan di bidang geomagnetik normal bumi karena jumlah terkandung bahan feromagnetik. Bentuk, ukuran, posisi, kedalaman dan sifat petrografi dari geologi terkait inhomogeneities semua mempengaruhi anomali magnetik yang dihasilkan. Respon magnetik tubuh terkubur tergantung pada kedua arah magnetisasi tubuh dan medan magnet kejadian bumi. Ini adalah alasan mengapa anomali magnetik lebih kompleks daripada anomali gravitasi. Sebuah anomali magnetik, sebagai indikasi bawah permukaan inhomogeneity magnet, dapat ditentukan sebagai perbedaan antara nilai yang terukur dan medan magnet latar belakang normal .Kedua gravitasi dan survei magnetik dapat berhasil diterapkan di geologis pemetaan daerah selama tahap awal eksplorasi uranium. Dalam kasus penutup lengkap disebabkan oleh unsur-unsur seperti glasial sampai, pasir atau pengembangan regolith ekstrim, pemetaan bawah permukaan geologi fitur atas area yang luas dapat biaya efektif dilakukan melalui survei magnetik. 5. Metode Seismik Prospeksi seismik memanfaatkan propagasi gelombang elastis melalui batu. Sifat elastis dari media isotropik pada umumnya dijelaskan oleh modulus Young elastisitas dan rasio Poisson. Energi yang ditransfer ke dalam media menghasilkan strain waktu-variabel, yang menghasilkan osilasi partikel. Osilasi menyebarkan, dan gelombang elastis yang dihasilkan. Tergantung pada sifat dari osilasi relatif terhadap arah propagasi, gelombang elastis yang dikenal sebagai memanjang (P) atau melintang (S) gelombang. Sgelombang tidak melakukan perjalanan melalui cairan. Karakteristik dasar gelombang seismik yang panjang gelombang, λ, frekuensi (jumlah osilasi per detik), f, dan kecepatan rambat, v; di mana v = f λ. P-gelombang merambat hampir dua kali lebih cepat S-gelombang. Amplitudo gelombang menunjukkan intensitasnya. Kecepatan gelombang seismik dalam media batu tergantung pada rock parameter elastis, densitas, porositas dan saturasi air. Kecepatan gelombang P dalam lapisan tanah lapuk, kerikil atau pasir jenuh kurang dari 1000 m / s, sedangkan pada batuan padat seperti granit, batu kapur dan batulempung, kecepatan berkisar antara tahun 2000 dan 6000 m / s. Selain P dan S gelombang (gelombang tubuh menembus media batu), gelombang permukaan (gelombang Rayleigh dan gelombang cinta) perjalanan di lapisan permukaan yang sempit langsung dari sumber ke sensor. Impedansi seismik (Z) dari media batu merupakan produk densitasnya (ρ) dan kecepatan gelombang seismik, v; Z = ρv (G / cm2s). Seismik refleksi adalah alat yang ampuh untuk penyelidikan struktur geologi bawah permukaan pada kedalaman yang besar dan sering divisualisasikan dalam bentuk bagian vertikal atau sebagai gambar 3-D. Seismik refleksi adalah bentuk terdengar gema. Sudut refleksi dari Pgelombang adalah sama dengan insiden P-ray tapi di sisi berlawanan dari normal. Waktu tempuh sinar seismik dari sumber ke reflektor geologi dan kembali lagi dicatat. Catatan grafis dari masing-masing saluran seismik menunjukkan jejak semua kedatangan gelombang seismik. 6. Welloging Sebuah pengukuran geofisika diterapkan dalam lubang bor melalui proses penebangan wireline memungkinkan penyelidikan dan penentuan sifat fisik batuan pada kedalaman diketahui secara tepat. Berbeda dengan permukaan pengukuran, ke lubang penebangan menyediakan geometri pengukuran konstan, resolusi vertikal yang lebih besar dari formasi geologi dan kemungkinan korelasi dengan core.Most bor prinsip geofisika yang digunakan adalah sama dengan yang digunakan dari permukaan. Magnet, listrik dan elektromagnetik, geofisika nuklir dan beberapa metode murni teknis semua diterapkan dalam lubang bor. Berbagai jenis penebangan lubang bor dapat memberikan banyak parameter untuk interpretasi, termasuk: litologi, stratigrafi kontinuitas, porositas, bulk density, resistivitas, konduktivitas, kadar air, saturasi air, mineral konsentrasi, stres dan modulus elastisitas, gerakan tanah dan kimia dan karakteristik fisik. Tidak semua metode dapat digunakan dalam lubang bor cased sejak beberapa log memerlukan kontak terbuka dengan dinding sumur. Pengukuran geofisika di lubang bor secara luas diterapkan dalam industri minyak dan gas, dan mineral, baik pada tahap pertambangan atau eksplorasi murni. Dimana uranium yang bersangkutan, perhitungan cadangan uranium / sumber daya secara fundamental didasarkan pada measurements.The lubang bor log gamma-gamma mendeteksi Compton tersebar sinar gamma pada dinding lubang bor yang disebabkan oleh sumber radioaktif buatan (137Cs atau 60Co) dalam probe. Log gamma-gamma akan mencerminkan kepadatan. Demikian pula, log neutronneutron digunakan untuk mengukur porositas. 7. Remote Sensing Pengukuran geofisika juga bisa dibuat menggunakan bagian-bagian tertentu dari spektrum elektromagnetik yang dipantulkan terlihat dan dekat inframerah. Mineral dan kelompok mineral yang dikenal untuk menyerap bagian diskrit dari spektrum elektromagnetik, sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok ini didasarkan pada sistem reflektansi spectra.Satellite diamati menyediakan data resolusi yang semakin tinggi diatur ke pengguna akhir. Resolusi ini meningkat baik dari segi ukuran tanah pixel dan spektrum diatasi. Pengukuran spektral yang mungkin dalam inframerah sangat dekat (NIR), gelombang inframerah pendek (SWIR) dan band termal. Pengolahan informasi ini kemudian dapat menyebabkan membangun kehadiran kumpulan mineral seperti besi besi, besi oksida, vegetasi, mineral lempung, karbonat, kuarsa dan feldspar. Portabel instrumen pengukuran SWIR tanah berbasis digunakan untuk mengkalibrasi dan SWIR hasil survei udara tindak lanjut. Ahli geologi eksplorasi uranium menggunakan alat ini untuk memetakan litologi, mineralogi dan perubahan tanah liat tanda tangan di singkapan dan drill core. DAMPAK EKSPLORASI NUKLIR Setiap hal yang dilakukan pasti terdapat konsekuensinya, begitupun eksplorasi nuklir. Berikut dampak – dampak negatif yang diakibatkan oleh adanya eksplorasi nuklir : 1. Radiasi Radiasi dapat terjadi apabila suatu reaktor nuklir mengalami kebocoran. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan sistem pada reaktor, bencana alam, kerusakan mesin, dan lainnya. Contoh peristiwa kebocoran pada reaktor nuklir yaitu pada PLTN Chernobyl dan PLTN Fukushima. Bencana kebocoran reaktor nuklir PLTN Chernobyl (Sumber : historycollection.com) 2. Senjata Nuklir Saat atom pertama kali ditemukan oleh Rutherfrd pada tahun 1911, Rutherford melihat potensi sifat ekplosif dari atom yang telah ditemukannya. Kemudian dia bersama ilmuwan lainnya seperti Niels Bohr, Albert Einstein, Robert Oppenheimer, dan Otto Hahn mulai melakukan penelitian terkait perkembangan energi atom sekitar tahun 1920 – 1930. Pada 6 Januari 1939, energi nuklir sudah dapat digunakan untuk keperluan masyarakat sipil dan militer. Namun tidak lama setelah tanggal tersebut, peneliti dari Austria, Lise Meitner dan Otto Frisch menemukan bahwa reaksi nuklir – fission dapat menghasilkan energi besar dan energi ini bersifat eksplosif. Pada saat itu, para ilmuwan berharap masalah energi di dunia dapat diselesaikan dengan ditemukannya energi nuklir, tetapi tidak dengan pemikiran pemimpin negara - negara seperti jerman, Britania Raya, Uni Soviet, dan Amerika Serikat. Saat itu dunia sedang berada pada titik jurang perperangan. Dengan mendengar kemampuan energi nuklir dapat menghasilkan daya ledak yang besar, mereka bekerja sama dengan beberapa ilmuwan untuk menciptakan suatu senjata super power yang sangat efektif bagi keperluan militer, yaitu bom atom. Negara – negara superpower saat itu berlomba – lomba untuk membuat senjata nuklir paling ampuh sehingga mereka dapat memenangkan “perang” dalam senjata nuklir. Namun hal tersebut terhalang oleh beberapa kendala seperti ketersediaan uranium yang langka. Oleh karena itu, tidak hanya siapa yang dapat menyelesaikan senjata nuklir terlebih dahulu, namun siapa yang memiliki cadangan uranium yang memadai yang dapat melanjutkan projeknya. Hingga pada Juni 1944, saat keperluan uranium sangat diperlukan, Amerika Serikat dan Inggris Raya menyepakati perjanjian Combined Development Trust, yang tujuan utamanya yaitu mengawasi cadangan uranium di dunia. Amerika Serikat dan Inggris Raya mendapatkan pengawasan lebih dari 97% produksi uranium di dunia. Eksplorasi nuklir tidak selamanya menimbulkan kerugian bagi lingkungan dan umat manusia, tetapi dengan adanya eksplorasi nuklir terdapat beberapa dampak postifnya seperti : 1. Sebagai alternatif bahan bakar yang selama ini masih bergantung pada migas dan batubara 2. Energi nuklir dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang karena Uranium memiliki waktu paruh yang lama sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar seperti roket untuk penelitian luar angkasa 3. Tidak terpengaruh oleh cuaca global karena nuklir tidak menimbulkan SO2, NOx, logam berat, dan CO2 4. Lebih kompetitif dari segi ekonomi dibandingkan energi konvensional DAFTAR PUSTAKA Lihat Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran Lihat Netsains.net, 2009, Energi Nuklir, Pengertian dan Pemanfaatannya, diakses pada tanggal 20 Februari 2014, URL : http://netsains.net/2009/04/energinuklir-pengertian-danpemanfaatannya/ Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta, h. 1009 Lihat batan.go.id, Ensiklopedi Teknologi Nuklir, diakses pada 15 Februari 2014, URL : http://www.batan.go.id/ensiklopedi/index.php https://www.dosenpendidikan.co.id/nuklir-adalah/ https://medium.com/@TERRAITB/eksplorasi-uranium-4782e3d453b8 Sukir; Soenarto, Sunaryo. 1993. BAHAYA NUKLIR PLTN TERHADAP L1NGKUNGAN: SUATU ANTISIPASI PENCEGAHAN. Hal 90 – 91 Koesrianti. 2016. Surabaya. Dua Sisi Nuklir : Senjata Nuklir dan Kesejahteraan Manusia. Penerbit Zifatama Publisher (Wibowo, Trihastuti, & Idris, 2016, p. 2) Imam Basthori dan Moch. Djoko Birmano, “Analisis Ketersediaan Uranium di Indonesia Untuk Kebutuhan PLTN Tipe PWR 10000 MWe,” jurnal pengembangan energy nuklir., vol.19, no.2, hal 95-102, 2017.