Penyerapan Kalsium dan Penyebab Osteoporosis

advertisement
Penyerapan Kalsium dan Penyebab Osteoporosis Oleh : Ahkam Zubair Ada anggapan keliru di masyarakat mengenai rapuh tulang (osteoporosis), yaitu osteoporosis timbul karena kekurangan kalsium (Ca) dan untuk mencegah dan mengobatinya cukup dengan mengkonsumsi makanan yang kaya dengan Ca. Padahal teori gizi mengatakan bahwa Ca bekerja efektif apabila tubuh tersedia posfor (P) yang cukup dalam mengimbangi Ca, dan apabila tidak, maka Ca akan menjadi racun dalam tubuh. Hanya dalam rasio yang tepat kalsium (Ca) dan Posfor (P) dapat dimanfaatkan secara optimal oleh tubuh. Ca dan p bekerja saling berkaitan dalam tubuh, lebih dari 98% Ca dan 85% P di dalam tubuh terdapat pada tulang, dengan rasio Ca/P = 2 : 1, yang satu‐satunya jenis pangan menyamai rasio di atas adalah Air Susu Ibu (ASI). Kandungan Ca dan P yang terdapat pada ASI tidak akan mampu menyamai produk susu yang ada di pasaran sebagai pengganti ASI. Susu sapi saja rasionya hanya (Ca/P) 1,3 : 1. Itulah sebabnya bayi yang diberi susu formula sebagai pengganti ASI biasanya tidak cocok, bahkan kebanyakan mengalami kejang‐kejang karena rendahnya kadar Ca. Makanya para penyuluh kesehatan bayi dan ibu menganjurkan untuk menyusukan bayinya 2 – 3 tahun. Proses penyerapan Ca di dalam tubuh sangat ditentukan dan dipengaruhi keasaman perut. Produk perut ini juga sangat dipengaruhi oleh pertambahan usia seseorang. Semakin bertambah usia penyerapan Ca dalam tubuh semakin menurun. Oleh sebab itu orang dewasa hanya mampu menyerap Ca 30% ‐ 50% yang dikonsumsi. Sedangkan anak‐anak mampu menyerap Ca sampai 74 %. Sumber utama yang baik adalah susu. Di masyarakat yang pola makannya menganut istilah “life still” (gaya hidup) banyak mengkonsumsi produk olahan dari susu, seperti es krim yang didalamnya terkandung susu, gula dan coklat. Kalau dilihat dari komposisinya bisa diperkirakan betapa besar kalori yang dikandung es krim tersebut. Namun karena proses pengolahannya (pembuatannya) sebagian kalorinya terlepas sehingga kalorinya berkurang. Namun demikian kandungan Ca‐nya tetap tinggi dan ternyata osteoporosis tetap menjadi masalah. Penyebabnya adalah konsumsi produk olahan susu diikuti dengan tingginya rasa manis (gula). Teori populasi mengatakan bahwa kemakmuran suatu bangsa berbanding lurus dengan konsumsi gula. Hal ini http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=325:penyerapa
n‐kalsium&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E‐Buletin Edisi Februari 2015 ISSN. 2355‐3189 terlihat pada masyarakat AS. Mengkonsumsi es krim, biskuit dan snack dalam jumlah yang besar akan diikuti besarnya kandungan gula, sedangkan teori gizi menyebutkan, gula akan menyebabkan turunnya kadar P dalam darah, meski kadar Ca dalam es krim, biskuit tinggi, namun tidak dapat dimanfaatkan. Turunnya kadar P akibat gula sehingga rasionya tidak sebanding. Dengan pola makan masyarakat di atas yang sering juga makan bersama keluarga di kafe, warung makan, restaurant fast food cenderung mengkonsumsi natrium (garam,MSG) berlebihan, karena tempat makan tersebut rata‐rata menyediakan garam meja dan penyedap rasa sebagai pelengkap. Akibatnya sangat berpeluang terjadi kebocoran Ca melalui air seni (urine). Akibatnya kadar Ca dalam darah menurun menyebabkan lepasnya hormon paratiroid (yang mengganggu tulang) dalam usaha tubuh mempertahankan kadar Ca dalam darah. Jumlah Ca yang tidak bisa mengimbangi P yang terus meningkat, mengakibatkan integritas tulang terganggu dan menimbulkan kerapuhan tulang, termasuk seringnya kita mengkonsumsi buah‐buahan yang kaya dengan P. Demikian juga meminum minuman yang mengandung kafein (kopi dan minuman lain yang mengandung kafein) sampai tiga cangkir, tubuh terpaksa mengeluarkan 45 mg Ca dan penelitian menyimpulkan bahwa tiga perempat kasus osteoporosis muncul pada wanita perokok. Kebiasaan mengkonsumsi gula secara berlebihan sejak kanak‐kanak, sangat merugikan. Makanya dikatakan gula dinilai “paling jahat” sebagai biang kerok terjadinya penyakit. Gangguan tulang bisa muncul bila bertahun‐tahun terus‐menerus mengkonsumsi gula akhirnya muncul penyakit. Penyakit yang muncul mulai dari sakit leher, pinggang, yang diikuti rasa sakit kronis sebagai dampak tubuh kekurangan P, sementara gejala jantung berdebar, insomnia (sulit tidur), rasa kebal di lengan dan tungkai, arthritis, kram sewaktu haid, dan sebagainya karena kekurangan Ca. Selain beberapa penyebab di atas, aluminium (Al) juga mempengaruhi penyerapan Ca. Kehadiran Al melalui alat masak seperti panci, wajan termasuk timah (Pb) sebagai pembungkus makanan turut menyumbang terjadinya osteoporosis. Untuk mengurangi gejala dan rasa sakit di atas, dianjurkan untuk membatasi mengkonsumsi es krim, yoghurt, kot, teh (yang mengandung kafein), http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=325:penyerapa
n‐kalsium&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E‐Buletin Edisi Februari 2015 ISSN. 2355‐3189 rokok dan produk yang mengandung Al. Perbanyak mengkonsumsi sayur (daun hijau), kedelai dan produk olahannya, jus wortel, pisang susu, dan pisang ambon. http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=325:penyerapa
n‐kalsium&catid=42:ebuletin&Itemid=215 Artikel E‐Buletin Edisi Februari 2015 ISSN. 2355‐3189 
Download