MAKALAH BIOMEDIK I SISTEM DARAH DAN SISTEM KARDIOVASKULER Dosen Pengampu : Dr.dr. Dien Gusta Anggraini Nursal., MKM. Oleh Kelompok 6 Vina Adizha 2011211011 Charina Qatrunnada Prameswari 2011211035 Hana Salsabila Putri 2011211053 Rizki Rahmadi 2011212007 Chi Chi Fitriani 2011212039 Leny Chania Putri 2011212047 Mutia Adhiva Riza 2011212049 Noviana Sinta Dewi S. 2011212051 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS 2020 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah kami dengan topik ―Sistem Darah dan Sistem Kardiovaskuler‖ Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.dr. Dien Gusta Anggraini Nursal., MKM. selaku dosen pengampu mata kuliah Biomedik I yang telah memberikan tugas kepada kami sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami terkait materi Sistem Darah dan Sistem Kardiovaskuler. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna akibat dari keterbatasan pengetahuan kami. Namun, kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami sendiri dan pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih. Padang, 30 September 2020 Penyusun i DAFTAR ISI Kata Pengantar ...................................................................................................... i Daftar Isi ............................................................................................................... ii Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2 D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2 Bab II Pembahasan A. Komponen Padat Darah ................................................................................ 3 B. Komponen Cair Darah .................................................................................. 11 C. Anatomi Jantung .......................................................................................... 14 D. Fisiologi Jantung .......................................................................................... 18 E. Anatomi Pembuluh Darah ............................................................................ 40 F. Fisiologi Vaskuler ........................................................................................ 48 Bab III Penutup A. Kesimpulan .................................................................................................. 61 B. Saran ............................................................................................................ 61 Daftar Pustaka .................................................................................................... iii ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan vaskuler ,cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh darah.Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung,dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah, dan pembuluh darah Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam rongga dada. Organ ini memiliki fungsi yang sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia. Jantung berperan dalam sistem sirkulasi dan berfungsi sebagai alat pemompa darah. Kontraksi dan relaksasi yang teratur dari otot-otot jantung memungkinkan darah yang mengandung banyak oksigen dari paru-paru dipompakan ke seluruh tubuh dan darah yang berasal dari seluruh tubuh dipompakan ke dalam paru-paru pada saat yang bersamaan.Mekanisme ini berlangsung terus-menerus dan memungkinkan jaringan tubuh kita mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah untuk proses metabolisme tubuh. Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai dengan manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen (oxsigen karier), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, serta mekanisme hemostasis.Darah diedarkan di dalam pembuluh darah. Pembuluh darah adalah mengedarkan darah ke seluruh bagian bagian 1 dari sistem tubuh peredaran yang manusia. Pembuluh ini mengedarkan sel-sel darah, nutrisi, dan oksigen ke jaringan tubuh serta mengangkut limbah dan karbondioksida untuk dikeluarkan dari tubuh. Untuk lebih memahami tentang Sistem Daram dan Sistem Kardiovaskuler, penulis akan memaparkan lebih lanjut tentang hal hal tersebut. B. Rumusan Masalah Adapun masalah yang dapat dirumuskan ialah: 1. Apa saja komponen padat darah ? 2. Apa saja komponen cair darah ? 3. Bagaimana anatomi jantung ? 4. Bagaimana fisiologi jantung ? 5. Bagaimana anatomi sistem pembuluh darah ? 6. Bagaimana fisiologi vaskuler ? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui komponen padat darah 2. Mengetahui komponen cair darah 3. Mengetahui anatomi jantung 4. Mengetahui fisiologi jantung 5. Mengetahui anatomi sistem pembuluh darah 6. Mengetahui fisiologi vaskuler D. Manfaat Adapun penulisan makalah ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman pembaca tentang anatomi dan fisiologi Sistem Kardiovaskuler. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Komponen Padat Darah Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel – sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat – zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Komposisi darah dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu korpuskula : 45% dan plasma darah : 55% Di dalam korpuskula terdapat : 1. Eritrosit (Sel darah merah), kandungannya sebesar 90%, eritrosit mengandung hemoglobin yang berfungsi mengedarkan oksigen. 2. Leukosit (Sel darah putih), kandungannya kira – kira 0,25% ,berfungsi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, membunuh bakteri atau virus yang mencoba masuk ke dalam tubuh. 3. Trombosit (Keping – keping darah), kandungannya : 0,6% - 1,0% , berfungsi utnuk membantu proses pembekuan darah. 1. Sel Darah Merah Sel darah merah (SDM) atau eritrosit adalah sel darah yang terbanyak di dalam darah karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna, yaitu hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah. a. Ciri-Ciri Sel Darah Merah 1) Sel-sel darah merah berbentuk cakram dengan lekukan pada bagian sentralnya (bikonkaf) 2) Berdiameter 7,65 µm 3) Dibungkus oleh membran sel dengan permeabilitas tinggi 4) Membran sel darah bersifat elastis dan fleksibel 3 5) Setiap eritrsoit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin yang dapat menigkat oksigen 6) Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel darah merah 7) Hemoglobin tersusun atas suatu protein globin, globin terdiri atas empat rantai polipetifa yang melekat pada 4 gugus hem yang mengandung zat besi. Hem berperan dalam pewarnaan darah 8) Hmoglobin orang dewasa (HgA) memiliki rantai polipeptida dari 2 rantai alfa dan 2 rantai beta yang identik. Hemoglobin janin (HgF) memiliki rantai polipeptida dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma. HgF memiliki afinitas (kecenderungan membentuk ikatan kimia ) terhadap oksigen yang lebih besar dibandingkan HgA. Gambar 1. Sel darah merah b. Fungsi Sel Darah Merah 1) Mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh: setelah dibentuk oleh tumbuh sumsum merah tulang, sel darah merah akan menyebar ke seluruh jaringanjaringan tubuh dengan membawa oksigen dari paru-paru lalu mengedarkannya dan membawanya kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan. 2) Penentuan golongan darah: Penentuan golongan darah ini dapat terjadi karena ditentukan oleh ada tidaknya antigen aglutinogen dalam sel darah merah. Golongan sel darah adalah A, B, AB, dan O. 4 3) Menjaga sistem kekebalan tubuh (antibodi): menjaga sistem kekebalan tubuh ini dapat terjadi karena adanya peran serta hemoglobin yang menangkal patogen atau bakteri melalui proses lisis dengan mengeluarkan radikal bebas yang dapat menghancurkan dinding dan membran sel patogen dan membunuh bakteri. 4) Pelebaran pembuluh darah: pelebaran pembuluh darah dapat terjadi karena eritrosit melepaskan senyawa dinamakan S-Nithrosothiol yang dilepaskan saat hemoglobain mengalami terdeogsigenerasi sehingga akan melebarkan pembuluh darah dan melancarkan darah menuju ke seluruh tubuh khususnya pada daerah yang kekurangan darah. c. Proses Pembetukan Sel Darah Merah Sel darah merah dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih. Selanjutnya, darah beredar ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah. Umur sel darah merah kurang lebih yakni120 hari. Sel darah merah yang sudah tua akan dibongkar di hati dan limpa diemoglobin diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin) yang kemudian ditampung dalam kantong empedu. Bilibirun ini berfungsi memberi warna pada feses. Zat besi yang terdapat pada hemoglobin kemudian dilepas dan digunakan untuk membentuk sel darah merah baru. Proses Terbentuknya Sel Darah Merah Berdasarkan TahapanTahapannya 1) Darah terbentuk atau diproduksi dalam sumsum merah tulang pipih. 2) Setiap detik sumsum merah tulang pipih membentuk sekitar dua juta sel. 3) Sel-sel yang telah diproduksi oleh sumsum merah tulang pipih dan dikeluarkan dinamakanretikulosit.Retikulosit memiliki kurang lebih 1% dalam dari sirkulasi darah. 4) Sel-sel yang mulai matang akan mengalami perubahan pada selaput plasmanya, sehingga fagosit dapat mengetahui sel-sel yang sudah tua yang akan menghasilkan fagositosis. 5 5) Hemoglobin diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin) yang kemudian ditampung dalam kantong empedu. 2. Sel Darah Putih a. Ciri-Ciri 1) Jumlah normal leukosit di dalam darah manusia sekitar 5.000-10.000 sel/mm3 darah. Infeksi atau kerusakan jaringan dapat menyebabkan peningkatan jumlah total leukosit. 2) Leukosit lebih banyak beraktivitas di dalam jaringan, bukan di dalam pembuluh darah. Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap benda asing, virus, dan bakteri 3) Setelah diproduksi di sumsum merah tulang maupun sumsum kuning tulang leukosit bertahan di dalam siroulasi darah hanya 1 hari sebelum masuk kejaringan. Leukosit di dalam jaringan mampu bertahan selama beberapa hari hingga beberapa bulan bergantung pada jenis leukositnya. 4) Leukosit bersifat sebagai berikut a) Diapedesis, mampu keluar menembus pori-pori membran kapiler menuju ke jaringan b) Bergerak ameboid, mampu bergerak seperti Amoeba sehingga sel menjadi lebih panjang hingga mencapai tiga kali panjang sel awal dalam waktu c) Kemotaksis, pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksis positif ) atau menjauhi (kemotaksis negatif) sumber zat d) Fagositosis, mampu menelan mikroorganisme, benda asing dan sel-sel darah merah yang sudah tua atau rusak b. Fungsi Melindungi badan dari infeksi penyakit serta pembentukan antibodi di dalam tubuh. Sel darah putih adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi luar. Saat terjadi luka, maka sel 6 darah putih akan berkumpul di tempat luka yang merupakan jalur masuk bagi bakteri dan virus. Saat ada bakteri atau virus yang masuk, maka sel darah putih akan melakukan pola penyerangan yang hasilnya akan menimbulkan nanah. Nanah itu sendiri merupakan gabungan dari sel darah putih yang mati, mikroorganisme, sel tubuh sekitar, dan cairan tubuh c. Jenis Leukosit Sel darah putih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu granulosit dan agranulosit. 1) Granulosit, berdasarkan warna granulosit setelah diberikan pewarnaan Wright, granulosit dibedakan sebagai berikut. a) Neutrofil Neutrofil berukuran sekitar 14 μm, granulanya berbentuk butiran halus tipis dengan sifat netral sehingga terjadi percampuran warna asam (eosin) dan warna basa (metilen biru), sedang pada granula menghasilkan warna ungu atau merah muda yang samar. Neutrofil berfungsi sebagai garis pertahanan tubuh terhadap zat asing terutama terhadap bakteri. Bersifat fagosit dan dapat masuk ke dalam jaringan yang terinfeksi. Sirkulasi neutrofil dalam darah yaitu sekitar 10 jam dan dapat hidup selama 1-4 hari pada saat berada dalam jaringan ekstravaskuler. Neutrofil adalah jenis sel leukosit yang paling banyak yaitu sekitar 50-70% diantara sel leukosit yang lain. Ada dua macam netrofil yaitu neutrofil batang (stab) dan neutrofil segmen (polimorfonuklear). Perbedaan dari keduanya yaitu neutrofil batang merupakan bentuk muda dari neutrofil segmen sering disebut sebagai neutrofil tapal kuda karena mempunyai inti berbentuk seperti tapal kuda. Seiring dengan proses pematangan, bentuk intinya akan bersegmen dan akan 7 menjadi neutrofil segmen. Sel neutrofil mempunyai sitoplasma luas berwarna pink pucat dan granula halus berwarna ungu b) Eosinofil Berbintik-bintik kemerahan. Eosinofil dalam tubuh yaitu sekitar 1-6%, berukuran 16 μm. Berfungsi sebagai fagositosis dan menghasilkan antibodi terhadap antigen yang dikeluarkan oleh parasit. Masa hidup eosinofil lebih lama dari neutrofil yaitu sekitar 8-12 jam. Eosinofil hampir sama dengan neutrofil tapi pada eosinofil, granulasitoplasma lebih kasar dan berwarna merah orange. Warna kemerahan disebabkan adanya senyawa protein kation (yang bersifat basa) mengikat zat warna golongananilin asam seperti eosin, yang terdapat pada pewarnaan Giemsa. Granulanya samabesar dan teratur seperti gelembung dan jarang ditemukan lebih dari 3 lobus inti. Eosinofil lebih lama dalam darah dibandingkan neutrophil. Eosinofil akan meningkat jumlahnya ketika ditemukan penyakit alergi, penyakit parasitik, penyakit kulit, kanker, flebitis, tromboflebitis, leukemia mielositik kronik (CML), emfisema dan penyakit ginjal. Sedangkan pada orang stres, pemberian steroid per oral atau injeksi, luka bakar, syok danhiperfungsiadrenokortikal akan ditemukan jumlah eosinofil yang menurun. c) Basofil Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya yaitu kira-kira kurang dari 2% dari jumlah keseluruhan leukosit. Sel ini memiliki ukuran sekitar 14 μm, granula memiliki ukuran bervariasi dengan susunan tidak teratur hingga menutupi nukleus dan bersifat azrofilik sehingga berwarna gelap jika dilakukan pewarnaan Giemsa. Basofil memiliki granula kasar berwarna ungu atau biru tua dan seringkali 8 menutupi inti sel, dan bersegmen. Warna kebiruan disebabkan karena banyaknya granula yang berisi histamin, yaitu suatu senyawa amina biogenik yang merupakan metabolit dari asam amino histidin. Basofil jarang ditemukan dalam darah normal. Selama proses peradangan akan menghasilkan senyawa kimia berupa heparin, histamin, beradikinin dan serotonin. Basofil berperan dalam reaksi hipersensitifitas yang berhubungan dengan imunoglobulin E (IgE) 2) Agranulosit a) Mosonosit Jumlah monosit kira-kira 3-8% dari total jumlah leukosit. Monosit memiliki dua fungsi yaitu sebagai fagosit mikroorganisme (khusunya jamur dan bakteri) sertaberperan dalam reaksi imun. Monosit merupakan sel leukosit yang memiliki ukuran paling besar yaitu sekitar 18 μm, berinti padat dan melekuk seperti ginjal atau biji kacang, sitoplasma tidak mengandung granula dengan masa hidup 20-40 jam dalam sirkulasi. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda. Granula azurofil, merupakan lisosom primer, lebih banyak tapi lebih kecil. Ditemui retikulim endoplasma sedikit. Juga ribosom, pliribosom sedikit, banyak mitokondria. Aparatus Golgi berkembang dengan baik, ditemukan mikrofilamen dan mikrotubulus pada daerah identasi inti. Monosit terdapat dalam darah, jaringan ikat dan rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear (system retikuloendotel) dan mempunyai reseptor pada permukaan membrannya 9 tempat-tempat b) Limfosit Limfosit adalah jenis leukosit kedua paling banyak setelah neutrofil (20- 40% dari total leukosit). Jumlah limfosit pada anak-anak relatif lebih banyak dibandingkan jumlah orang dewasa, dan jumlah limfosit ini akan meningkat bila terjadi infeksi virus. Berdasarkan fungsinya limfosit dibagi atas limfosit B dan limfosit T. 1) Keduanya tidak dapat dibedakan dalam pewarnaan Giemsa karena memiliki morfologi yang sama dengan bentuk bulat dengan ukuran 12 μm. Sitoplasma sedikit karena semua bagian sel hampir ditutupi nukleus padat dan tidak bergranula 2) Limfosit B berasal dari sel stem di dalam sumsum tulang dan tumbuh menjadi sel plasma, yang menghasilkan antibodi. Limfosit T terbentuk jika sel stem dari sumsum tulang pindah ke kelenjar thymus yang akan mengalami pembelahan dan pematangan. Di dalam kelenjar thymus, limfosit T belajar membedakan mana benda asing dan mana bukan benda asing. Limfosit T dewasa meninggalkan kelenjar thymus dan masuk ke dalam pembuluh getah bening dan berfungsi sebagai pengawasan kekebalan. Gambar 2. Jenis-jenis Leukosit 10 bagian dari sistem 3. Keping-Keping Darah Keeping darah disebut juga trombosit. Sebenarnya, trombosit tidak dapat dipandang sebagai sel utuh karena berasal dari sel raksasa yang berada di sumsum tulang, yang dinamakan megakariosit. Dalam pematangannya, megakariosit ini pecah menjadi 3000 sampai 4000 serpihan sel, yang dinamai sebagai trombosit atau keeping sel (platelet) tersebut. Trombosit mempunyai bentuk bicembung dengan garis 0,75-2,25 mm. Dengan sendirinya trombosit ini tidak mempunyai inti. Akan tetapi keeping sel ini masih dapat melakukan sintesis protein. Selain itu, trombosit masih mempunyai mitokondria, butir glikogen yang mungkin berfungsi sebagai cadangan energi dan 2 jenis Trombosit berfungsi penting dalam usaha tubuh untuk mempertahankan keutuhan jaringan bila terluka, sehingga tubuh tidak mengalami kehilangan darah dan terlindung dari penyusupan benda atau sel asing dan untuk melakukan agregasi. B. Komponen Cair Darah 1. Protein Darah Plasma darah merupakan komponen darah yang berupa cairan bewarna kuning yang terdiri atas 91% air, 8% protein terlarut, 1% asam organik dan 1% garam. Plasma mengandung bermacam-macam zat yang dikategorikan dalam beberapa golongan,yaitu: golongan karbohidarat (glukosa), golongan protein (albumin, globulin dan fibrinogen), golongan lemak/lipid (cholesterol), golongan enzym (Amylase dan Transaminase), golongan hormon (insulin dan adrenalin), golongan mineral (zat besi (Fe) dan kalium (K) ), golongan vitamin (vitamin A dan K ), golongan ampas metabolik ( Urea, Asam Urat dan Kreatinin), golongan zat warna (Bilirubin) Bahan organik pada plasma merupakan protein yang disebut plasma protein. Macam-macam plasma protein : a) Fibrinogen Fibrinogen menyusun 4% protein plasma, salah satu protein yang disintesis oleh hati yang merupakan reaktan fasa akut berbentuk blobulin beta. 11 Protein ini berguna untuk proses hemostatis yang menstimulasi pembentukan thrombus. b) Albumin Albumin menyusun 60% protein plasma, albumin disentesis dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotik koloid darah. Fungsi albumin : 1) Mengusung hormon tiroid 2) Mengusung hormon lain, khususnya yangdapat larut dalam lemak 3) Memgusung asam lemak menuju hati 4) Memgusung obat-obatan dan memperpendek waktu paruh obat tersebut 5) Mengusung bilirubin 6) Mengikat ion Ca2+ 7) Sebagai larutan penyangga 8) Sebagai protein radang fase-akut negatif. c) Globulin Globulin menyusun 30% protein plasma, globulin banyak ditemukan sebagai antibodi yang disebut immunoglobulin. Globulin tersusun oleh dua komponen yaitu legumin dan vicilin (Harrow et al (1962)) yang bersifat tidak larut dalam air, mudah terkoagulasi oleh panas, mudah larut dalam larutan garam dan membentuk endapan dengan konsentrasi garam yang tinggi. Globulin terbagi atas : 1) Alpha 1 globulin dan alpha 2 globulin Alpha 1 dan Alpha 2 globulin memiliki karbohidrat sehingga disebut sebagai glikoprotein. Sekitar 3% Alpha globulin mengandung lipid sehingga disebut sebagai lipoprotein 2) Beta globulin 5% Beta globulin mengandung lipid terutama kolesterol yang juga disebut sebagai Beta lipoprotein 3) Gamma globulin 12 d) Immunoglobulin Immunoglobulin berperan dalam mekanisme pertahanan, dan terbagi atas lima kelas yaitu: 1) IgA merupakan immunoglobulin yang banyak diremukan pada sekret dalam sistem pernafasan, pencernaan dan dalam saluran kemih. 2) IgD memiliki jumlah yang sedikit tetapi fungsinya tidak diketahui. 3) IgE merupakan immunoglobun yang berperan pada infeksi cacing, tetapi konsentrasi yang tinggi dapat menyebebakan alergi. 4) IgG merupakan immunoglobin yang paling banyak jumlahnya dan berperan dalam menyerang patogen seperti bakteri. 5) IgM banyak ditemukan sebagai hasil infeksi, lalu jumlahnya akan berkurang. e) Protombin Sejenis glikoprotein yang dibentuk oleh dan disimpan dalam hati.Sekresi protombin ke dalam plasma darah terjadi karena stimulasi dari tromboplastin dan ion kalsium pada proses koagulasi. Dalam proses tersebut, protobin kemudian di konfrensi menjadi trombin oleh protrombinase lebih lanjut. Thrombin akan menkonfrensi fibrinogen menjadi fibrin. Vitamin K merupaka senyawa organik yang sangat penting pada sintesis protrombin. Fungsi plasma protein sebagai berikut : 1. Membantu mempertahankan tekanan normal darah dengan jalan penyokong viskositas darah. 2. Mempengaruhi stabilitas suspensi erythrocyte. 3. Membantu mengatur keseimbangan asam basa dalam darah. 4. Menyediakan anticorpora (gamma globulin). 5. Mempengaruhi kelarutan karbohidrat, lipid dan substansi lain yang larut dalam plasma. 6. Mengangkut Ca, P dn substansi lain dalam darah dengan jalan berikatan dengan albumin. 13 2. Tekanan Osmotik Plasma Tekanan osmotik koloid plasma berfungsi untuk mempertahankan cairan agar tidak mengalir ke dalam rongga interstitial. Dalam melaksanakan perannya, peredarah darah dibantu oleh protein albumin. Albumin sebagai pengatur cairan yang bersirkulasi dalam tunuh dan sebagai reservoir protein 3. Konsep Klirens Plasma Klirens adalah suatu proses eliminasi (pengurangan) jumlah atau kadar obat dalam plasma darah, yang terjadi pada ginjal, dan bekerja seiring proses ekskresi, dengan mekanisme sebagai berikut : a. Giltrasi Glomerulus Setiap menitnya darah mengalir ke ginjal sebanyak 1,2-1,5 liter darah. Tidak semua darah yang masuk dapat terfiltrasi di glomerulus hanya 10% dari jumlah total nya. Hanya obat dalam bentuk bebas saja yang dapat terfiltrasi oleh glomerulus. b. Reabsorbsi Reabsorbsi aktif terjadi pada beberapa senyawa endogen, misalnya vitamin, elektrolit, glukosa, dan asam amino. c. Augmentasi Analisis kadar obat dalam urin, perlu diperhatikan juga stabilitas obat tersebut dalam sampel urin maupun plasma. Metabolit metabolit yang tidak stabil, misalnya konjugat glukuronida memberikan hasil pengukuran yang kurang tepat. C. Anatomi Jantung Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom). Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada , diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. 14 Gambar 3. Posisi jantung Bentuk jantung menyerupai jantung pisang. Bagian atasnya yang tumpul (pangkal jantung) disebut basis kordis, sedangkan bagian bawahnya yang agak runcing disebut apeks kordis. Jantung memiliki panjang kira-kira 12 cm, lebar 89 cm serta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan kurang lebih sebesar kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2.000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah. Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk menjamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik. Otot jantung berkontraksi terusmenerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontraksi yang diawali kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf. 1. Bagian-Bagian Jantung Terdapat beberapa bagian jantung (secara anatomis), diantaranya yaitu : a. Lapisan Jantung 1) Endokardium, merupakan lapisan jantung yang terdapat di bagian paling dalam yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung. 15 2) Miokardium, merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otototot jantung. Lapisan ini adalah lapisan paling tebal. Otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu : a) Bundalan otot atria yang terdapat di bagian kiri/kanan dan basis kordis yang membentuk serambi atau aurikula kordis. b) Bundalan otot ventrikel yang membentuk bilik jantung dimulai dari cincin atrioventrikuler sampai apeks jantung. 3) Pericardium, yaitu sebagai lapisan jantung paling luar yang merupakan selaput pembungkus. Terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan parietal dan lapisan viseral. Lapisan parietal merupakan lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru. Sedangkan lapisan viseral adalah lapisan permukaan jantung itu sendiri, yang disebut juga epikardium. Di dalam lapisan jantung tersebut terdapat cairan pericardium, dimana cairan tersebut mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung saat memompa. Gambar 4. Struktur lapisan jantung b. Ruang dalam Jantung Jantung memiliki empat ruang, yaitu : 1) Dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi), terdiri dari atrium kanan dan kiri. 2) Dua ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik), terdiri dari bilik kanan dan kiri. 16 Atrium memiliki dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya, ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal. Terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatriorum), sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-ventrikulorum). Gambar 5. Struktur jantung c. Katup-Katup Jantung Untuk menghubungkan antara ruang satu dengan yang lain, jantung dilengkapi dengan katup-katup, diantaranya : 1) Katup Atrioventrikuler Oleh karena letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katup atrio-ventrikuler. a) Katup trikuspidalis Merupakan katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan, serta mempunyai 3 buah daun katup. b) Katup mitral atau bikuspidalis Merupakan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri, serta mempunyai 2 buah daun katup. 17 2) Katup Semilunar a) Katup pulmonal Terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup pulmonalis terdiri dari 3 daun katup. b) Katup aorta Terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Kedua katup semilunar ini mempunyai bentuk yang sama, yakni terdiri dari 3 daun katup yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Gambar 6. Katup Jantung D. Fisiologi Jantung 1. Metabolisme dan Kerja Jantung Meskipun secara anatomis jantung adalah organ tunggal tetapi sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua pompa terpisah. Jantung dibagi menjadi paruh kanan dan kiri serta memiliki empat rongga, satu rongga atas dan satu rongga bawah di masing-masing paruh. Rongga-rongga atas (atrium) menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke rongga bawah (ventrikel) yang memompa darah dari jantung. Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium adalah vena dan yang membawa darah dari ventrikel ke jaringan adalah arteri. Kedua paruh jantung 18 dipisahkan oleh septum, suatu partisi berotot kontinyu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung.Pemisahan ini sangat penting karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah miskin O2, sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah kaya O2. Gambar 7 Sirkulasi paru dan sistemik dalam hubungannya dengan jantung Jantung berfungsi sebagai suatu pompa ganda, dengan mengikuti jejak setetes darah melintasi satu sirkuit lengkap. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui dua vena besar (vena kava), satu mengembalikan darah dari level di atas jantung dan yang lain dari level di bawah jantung. Tetes darah yang masuk ke atrium kanan telah kembali dari jaringan tubuh, dimana O2, telah diambil darinya dan CO2 ditambahkan ke dalamnya. Darah yang terdeoksigenasi parsial ini mengalir dari atrium kanan kedalam ventrikel kanan, yang memompanya keluar menuju arteri pulmonaIis, yang segera membentuk dua cabang, satu berjalan ke masing- 19 masing dari kedua paru. Karena itu, sisi kanan jantung menerima darah dari sirkulasi sistemik dan memompanya ke dalam sirkulasi paru. Di dalam paru, tetes darah tersebut kehilangan CO2 ekstra dan menyerap pasokan segar O2 sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis yang datang dari kedua paru. Darah kaya O2 yang kembali ke atrium kiri ini selanjutnya mengalir ke dalam ventrikel kiri, rongga pemompa yang mendorong darah ke seluruh sistem tubuh kecuali paru. Jadi, sisi kiri jantung menerima darah dari sirkulasi paru dan memompanya ke dalam sirkulasi sistemik. Satu arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri besar yang mendarahi berbagai organ tubuh. Gambar 8 Kerja Pompa Ganda Jantung Berbeda dari sirkulasi paru, dimana semua darah mengalir ke paru, sirkulasi sistemik dapat dipandang sebagai suatu rangkaian jalur sejajar. Sebagian dari darah yang dipompa oleh ventrikel kiri mengalir ke otot, sebagian ke ginjal, sebagian ke otak, dan sebagainya (Gambar 1.2). Karena itu, keluaran ventrikel kiri terdistribusi sedemikian sehingga setiap bagian tubuh menerima darah segar, darah arteri yang sama tidak mengalir dari organ ke organ. Karena itu, tetes darah yang kita telusuri mengalir hanya ke satu organ sistemik. Sel-sel jaringan di dalam organ tersebut menyerap O2 dari darah dan menggunakannya untuk mengoksidasi nutrien untuk menghasilkan energi dalam prosesnya, sel jaringan membentuk CO2 sebagai produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Tetesan darah yang sekarang hilang kandungan O2 nya sebagian dan mengalami peningkatan kandungan CO2 20 kembali ke sisi kanan jantung, yang kembali memompanya ke paru. Satu sirkuit selesai sudah. Kedua sisi jantung secara simultan memompa darah dalam jumlah setara. Volume darah miskin O2 yang sedang dipompa ke paru oleh sisi kanan jantung segera menjadi sama dengan volume darah kaya O2 yang sedang disalurkan ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru adalah sistem bertekanan rendah dan beresistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistem bertekanan tinggi dan beresistensi tinggi. Tekanan adalah gaya yang ditimbulkan di dinding pembuluh oleh darah yang dipompa ke dalam pembuluh oleh jantung. Resistensi adalah oposisi terhadap aliran darah, terutama disebabkan oleh gesekan antara darah yang mengalir dan dinding pembuluh. Meskipun sisi kanan dan kiri jantung memompa darah dalam jumlah yang sama namun sisi kiri melakukan kerja lebih besar, karena memompa darah dalam jumlah yang sama pada tekanan yang lebih tinggi ke dalam sistem yang lebih panjang dengan resistensi lebih tinggi. Karena itu, otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di sisi kanan, menyebabkan sisi kiri menjadi pompa yang lebih kuat. Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium, ventrikel, dan arteri. Adanya 4 katup jantung satu arah memastikan darah mengalir ke satu arah. Katup-katup diposisikan sedemikian sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif akibat perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah Gambar 9 Mekanisme kerja katup 21 Gradien tekanan ke arah depan yaitu, tekanan di belakang katup lebih besar, memaksa katup terbuka, seperti membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya, sementara gradien tekanan yang mengarah kebelakang/mundur yaitu, tekanan di depan katup lebih besar, mendorong katup tertutup, seperti memberi tekanan di sisi berlawanan pintu untuk menutupnya. Gradien mundur dapat memaksa katup menutup tetapi tidak dapat membukanya ke arah berlawanan. 2. Elektrofisiologi Sel Otot Jantung Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung itu sendiri yang disebut ―autorhytmicity‖. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung, yaitu: sel kontraktil dan sel otoritmik. Sel kontraktil melakukan kerja mekanis, yaitu memompa, sedangkan sel otoritmik mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja. Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membran istirahat. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membran istirahat, tetapi memperlihatkan aktivitas ―pacemaker‖ (picu jantung), berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membran tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian, timbulah potensial aksi secara berkala yang akan menyebar keseluruh jantung dan menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf. a. Potensial aksi pada sel saraf dan sel otot rangka Suatu saraf atau membran otot pada keadaan istirahat (tidak adanya proses konduksi impuls listrik), konsentrasi ion Na+ lebih banyak di luar sel dari pada dalam sel sehingga di dalam sel akan lebih negatif dibanding luar sel. Apabila potensial diukur dengan galvanometer akan mencapai – 90 mVolt, membran sel ini disebut dalam keadaan polarisasi, dengan suatu potensial membran istirahat – 90 mVolt.Apabila 22 suatu rangsangan terhadap membran dengan mempergunakan listrik, mekanik atau zat kimia, maka butir-butir membran akan berubah dan beberapa ion Na+ akan masuk dari luar sel ke dalam sel. Di dalam sel akan menjadi kurang negatif dari pada di luar sel dan potensial membran akan meningkat. Keadaan membran ini di katakan menjadi depolarisasi. Suatu rangsangan yang cukup kuat mencapai titik tertentu sehingga dapat menimbulkan depolarisasi membran, titik tertentu ini disebut nilai ambang, dan proses depolarisasi akan berkelanjutan serta irreversible, ion-ion Na+ akan mengalir ke dalam sel secara cepat dan dalam jumlah yang banyak. Pada keadaan ini potensial membran akan naik dengan mencapai overshoot + 40 mVolt. Terjadinya depolarisasi cepat sel membran secara tiba -tiba disebut potensial aksi, yang berlangsung kurang dari 1 mdetik. Segera setelah potensial aksi mencapai puncak, mekanisme pengangkutan di dalam sel membran dengan cepat mengembalikan ion Na+ ke luar sel sehingga mencapai potensial membran istirahat (- 90 mVolt) yang disebut repolarisasi. Suatu rangsangan yang mencapai nilai ambang timbul potensial aksi kemudian mencapai repolarisasi dan berakhir dengan potensial membran istirahat, keseluruhan siklus ini mencapai 3 mdetik. Setelah timbul potensial aksi, sel membran akan mengalami repolarisasi. Proses repolarisasi sel membran disebut suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter ada dua fase yaitu periode refrakter absolut dan periode refrakter relatif. Periode refrakter absolute terjadi selama tidak ada rangsangan, tidak ada unsur kekuatan untuk menghasilkan potensial aksi yang lain. Periode refrakter relatif terjadi setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari periode refrakter absolut akan menjadi periode refrakter relatif, dan apabila ada stimulus yang kuat secara normal akan menghasilkan potensial aksi yang baru. 23 b. Elektrofisiologi Jantung Kontraksi sel otot jantung dalam siklus di picu oleh aksi potensial yang menyebar ke seluruh membran sel otot. Terdapat dua jenis sel otot jantung yaitu: a. Sel kontraktil yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja mekanis memompa darah. Dalam keadaan normal, sel ini tidak membentuk sendiri potensial aksinya. b. Sel otoritmik, yang tidak berkontraksi tapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil. Sel otoritmik jantung merupakan sel otot khusus yang berbeda dari sel saraf dan sel otot rangka di mana sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel ini memperlihatkan aktivitas pemicu yaitu potensial membran secara perlahan terdepolarisasi sampai ke ambang (potensial pemicu).Dengan siklus yang berulang tersebut, sel otoritmik memicu potensial aksi yang kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk memicu denyut berirama tanpa rangsangan saraf apapun. Sel-sel jantung otoritmik ini membentuk area tersendiri di: 1) Nodus Sinoatrial (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat pintu masuk vena cava superior. 2) Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung khusus yang terdapat pada dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas pertemuan atrium dan ventrikel. 3) Berkas His (berkas atrioventrikuler), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel. Disini berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel dan berjalan balik kearah atrium di sepanjang dinding luar. 24 4) Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon. Sistem konduksi diatas di mulai dari nodus sinoatrial sebagai pacemaker yang berguna untuk memicu setiap siklus jantung. Nodus SA ini biasa di pengaruhi oleh sistem saraf pusat, seperti impuls dari saraf simpatis akan menambah kecepatannya dan saraf parasimpatis akan memperlambatnya. Hormon tiroid dan epinefrin yang dibawa oleh darah juga dapat mempengaruhi kecepatan impuls nodus SA. Setelah impuls listrik yang diinisiasi oleh nodus SA, impulnya akan menyebar melalui kedua atrium sehinggamenyebabkan kedua atrium berkontraksi secara berkesinambungan. Pada saat yang sama impuls tersebut mendepolarisasi nodus atrioventrikular yang berada dibawah atrium kanan. Dari nodus AV ini, cabang dari serat konduksi yaitu berkas His melalui otot jantung sampai septum interventrikular. Berkas His ini kemudian bercabang menjadi cabang kanan (right bundle) dan cabang kiri (left bundle). Walaupun berkas His mendistribusikan energi listrik ini sampai melewati permukaan medial ventrikel, kontraksi sesungguhnya distimulasi oleh berkas purkinje (serat otot konduksi) yang muncul dari cabang bundle yang dilanjutkan ke sel miokardium ventrikel. c. Potensial Aksi Sel Otoritmik Jantung a. Fase 0 (Depolarisasi Cepat) Dibawah keadaan normal, serat otot jantung dapat berkontraksi sekitar 60-100 kali/menit oleh karena impuls listrik yang dihasilkan oleh nodus SA.Aksi ini merubah potensial istirahat membran dan membiarkan masuknya aliran Na+ (sodium) secara cepat ke dalam sel melalui natrium channel. Dengan masuknya ion natrium (bersifat positif) ke dalam sel, maka 25 potensial dalam membran sel akan menjadi lebih positif sehingga ambang potensialnya akan naik (depolarisasi) sekitar 30 mV. b. Fase 1 (Repolarisasi Awal) Segera setelah fase 0, channel untuk ion K+ (potassium) terbuka dan melewatkan ion kalium ke luar dari dalam sel. Hal ini membuat potensial membran sel menjadi lebih turun sedikit. c. Fase 2 (Plateu) Segera setelah repolarisasi awal, untuk mempertahankan ambang potensial di membran sel maka ion kalsium (Ca+) akan segera masuk sementara ion kalium tetap keluar. Dengan begini, ambang potensial membran sel akan tetap datar untuk mempertahankan kontraksi sel otot jantung. d. Fase 3 (Repolarisasi Cepat) Aliran lambat ion kalsium berhenti, akan tetapi aliran ion kalium yang keluar membran membran menjadi sel turun tetap terjadi sehingga potensial (lebih negatif) dan disebut dengan repolarisasi. e. Fase 4 (Istirahat/resting state) Potensial membran menjadi ke fase istirahat dimana potensialnya sekitar – 90 mV. Dikarenakan ion natrium yang berlebihan di dalam sel dan ion kalium yang berlebihan di luar sel dikembalikan ke tempat semula dengan pompa natrium-kalium, sehingga ion natrium kembali ke luar sel dan ion kalium kembali ke dalam sel Gambar 10 Potensial Aksi Sel Otoritmik Jantung 26 Pada otot jantung, ion Na+ mudah bocor sehingga setelah repolarisasi, ion Na+ akan masuk kembali ke sel disebut depolarisasi spontan (nilai ambang dan potensial aksi tanpa memerlukan rangsangan dari luar). Sel otot jantung akan mencapai nilai ambang dan potensial aksi pada kecepatan yang teratur disebut Natural Rate / kecepatan dasar membran sel. 3. Sistem Konduksi Jantung Sistem konduksi jantung bukan merupakan suatu sistem tunggal tapi merupakan sistem sirkuit yang cukup kompleks yang terdiri dari sel yang identik. Seluruh sel miosit di dalam sistem konduksi jantung memiliki beberapa kesamaan yang membedakan dengan sel otot yang bekerja untuk fungsi pompa.4 Pada manusia, komponen yang berfungsi pada sistem konduksi jantung dapat dibagi menjadi sistem yang berfungsi untuk menghasilkan impuls dan sistem yang berfungsi untuk menjalarkan impuls. Sistem konduksi jantung meliputi a. Sinoatrial node (SA node) Suatu tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada didalam dinding atrium kanan di ujung krista terminalis. Nodusini merupakan pendahuluan dari kontraksi jantung. Dari sini impuls diteruskan ke atriovenrikuler node. b. Atrioventrikuler node (AV node) Susunannya sama seperti sinoatrial node, berada di dalamseptum atrium dekat muara sinus koronari. Impuls-impulsditeruskan ke bundle atrioventrikuler melalui berkas Wenkebach. c. Bundel atrioventrikular Mulai dari bundel AV berjalan ke arah depan pada tepi posterior dan tepi bawah pars membranasea septum interventrikulare. Pada bagian cincin yang terdapat antara atrium dan ventrikel disebut analus fibrosus rangsangan terhenti 1/10 detik, selanjutnya menuju apeks kordis dan bercabang dua: 27 1) Pars septalis dektra: Melanjut ke arah bundel AV didalam pars muskularis septum interventrikular menujuke dinding depan ventrikel dektra. 2) Pars septalis sinistra: Berjalan di antara pars membranase dan pars muskularis sampai di sisi kiri septum interventrikularis menuju basis M. papilaris inferiorventrikel sinistra. Serabut-serabut pars septialis kemudian bercabang-cabang menjadi serabut terminal(serabut purkinje). d. Serabut penghubung terminal (serabut purkinje), Anyaman yang berada pada endocardium menyebar pada kedua ventrikel jantung mendapat persarafan dari cabang simpatis dan parasimpatis dari susunan saraf otonom. Sistem simpatis menggiatkan kerja jantung sedangkan sistem parasimpatis bersifat menghambat kerja jantung. Perangsangan simpatisjantung mempunyai efek mempercepat denyut jantung sehingga menyebabkan takikardia dan daya kontraksi jantungmenjadi lebih kuat terutama kontraksi miokardium ventrikel. Setiap kerja jantung diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan melalui pengendalian persarafan. Pada keadaanistirahat pengaruh nervus vagus lebih besar dari nervus simpatikus. Waktu kerja otot atau stres tonus simpatis meningkat dan tonus vagus menurun. Pengaturan jantung oleh persarafan terjadi secar refleks. Untuk terjadinya refleks diperlukan stimulus dan lengkung refleks sehingga memungkinkan terjadinya jawaban dalam bentuk menggiatkan atau menghambat kerja jantung 28 Gambar 11 Konduksi jantung 4. Siklus Jantung Peristiwa yang terjadi pada jantung dimulai dari awal sebuah denyut jantung sampai awal denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung. Setiap siklus diawali oleh pembentukan potensial aksi spontan di dalam simpul sinus. Simpul ini terletak pada dinding lateral superior atrium kanan dekat muara vena cava superior, selanjutnya potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi melalui kedua atrium dan kemudian melalui berkas A-V ke ventrikel. Oleh karena adanya pengaturan khusus dalam sistem konduksi dari atrium menuju ke ventrikel, ditemukan perlambatan selama lebih dari 0,1 detik ketika impuls jantung dihantarkan dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini memungkinkan atrium untuk berkontraksi mendahului kontraksi ventrikel, serta memompakan darah ke dalam ventrikel sebelum terjadi kontraksi ventrikel yang kuat. Jadi, atrium itu bekerja sebagai pompa pendahulu bagi ventrikel, dan ventrikel selanjutnya akan menyediakan sumber kekuatan utama untuk memompakan darah ke sistem pembuluh darah tubuh. 29 a) Sistolik dan Diastolik Siklus jantung terdiri atas satu periode relaksasi yang disebut diastolik, yaitu periode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh satu periode kontraksi yang disebut sistolik. Lama berlangsungnya keseluruhan siklus jantung termasuk sistol dan diastol, berbanding terbalik dengan frekuensi denyut jantung. Sebagai contoh, bila frekuensi denyut jantung adalah 72 denyut/menit, lama siklus jantung adalah 1/72 denyut/ menit–sekitar 0,0139 menit per denyut, atau 0,833 detik per denyut. Gambar 12 Peristiwa pada siklus jantung untuk fungsi ventrikel kiri, menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada tekanan atrium kiri, tekanan ventrikel kiri, tekanan aorta, volume ventrikel, elektrokardiogram, dan fonokardiogram. Gambar 12 memperlihatkan berbagai peristiwa berbeda yang terjadi selama siklus jantung untuk sisi kiri jantung. Ketiga kurva teratas secara berurutan menunjukkan perubahan tekanan di dalam aorta, ventrikel kiri, dan atrium kiri. Kurva keempat melukiskan perubahan volume ventrikel kiri, kurva kelima adalah elektrokardiogram, dan kurva keenam adalah fonokardiogram, yang 30 merupakan rekaman bunyi yang dihasilkan oleh jantung terutama oleh katup jantung sewaktu memompakan darah. Jantung Apabila frekuensi denyut jantung meningkat, lama berlangsungnya setiap siklus jantung akan turun, termasuk fase kontraksi dan relaksasi. Lama potensial aksi dan periode kontraksi (sistol) juga turun, namun tidak sebesar persentase fase relaksasi (diastol). Pada frekuensi denyut jantung normal sebesar 72 denyut/ menit, sistol berlangsung sekitar 0,4 bagian dari seluruh siklus jantung. Pada frekuensi tiga kali frekuensi denyut normal, sistol berlangsung 0,65 bagian dari seluruh siklus jantung. Hal ini berarti bahwa jantung yang berdenyut dengan frekuensi yang sangat cepat, tidak memiliki waktu relaksasi yang cukup untuk pengisian sempurna ruang jantung, sebelum kontraksi berikutnya. Gelombang-gelombang P, Q, R , S, T yang ditunjukkan oleh elektro kardiogram pada Gambar 12 Gelombang-gelombang ini merupakan tegangan listrik yang ditimbulkan oleh jantung dan direkam oleh elektrokardiograf dari permukaan tubuh. Gelombang P disebabkan oleh penyebaran depolarisasi kontraksi atrium, melewati atrium, yang diikuti oleh yang menyebabkan kurva tekanan atrium naik sedikit segera sesudah gelombang P pada elektrokardiogram. Kira-kira 0,16detik sesudah dimulainya gelombang P, muncul gelombang QRS sebagai hasil depolarisasi listrik pada ventrikel, yang mengawali kontraksi ventrikel dan menyebabkan tekanan ventrikel mulai meningkat, seperti yang ditunjukkan pula dalam gambar. Oleh karena itu, kompleks QRS dimulai sesaat sebelum sistolik ventrikel, Akhirnya,marilah kitalihat gelombang T ventrikel pada eletrokardiogram. Gelombang T ventrikel mewakili tahap repolarisasi ventrikel ketika serat-serat otot ventrikel mulai berelaksasi. Oleh karena itu, gelombang T terjadi sesaat sebelum akhir dari kontraksi ventrikel. 31 Pada keadaan normal, darah mengalir secara terus-menerus dari vena-vena besar menuju ke atrium; kira-kira 80 persen dari darah tersebut akan mengalir langsung melewati atrium dan masuk ke dalam ventrikel bahkan sebelum atrium berkontraksi. Selanjutnya, kontraksi atrium biasanya menyebabkan tambahan pengisian ventrikel sebesar 20 persen. Oleh karena itu, atrium dikatakan berfungsi sebagai pompa primer yang meningkatkan efektivitas pompa ventrikel sebanyak 20 persen. Namun, jantung bahkan dapat terus bekerja pada keadaan tanpa tambahan efektivitas sebesar 20 persen tersebut, karena secara normal jantung mempunyai kemampuan untuk memompakan darah 300 sampai 400 persen lebih banyak darah daripada yang dibutuhkan oleh tubuh pada keadaan istirahat. Oleh karena itu, bila atrium gagal berfungsi, perbedaan ini tidak terlalu diperhatikan kecuali kalau orang tersebut berolahraga; maka adakalanya timbul gejalagejala gagal jantung akut, terutama sesak napas. Perubahan Tekanan di Dalam Atrium—Getombang-Gelombang a, c, dan v. Pada kurva tekanan atrium pada Gambar 12 dapat dilihat tiga peningkatan tekanan kecil, yang disebut gelombang tekanan atrium a, c, dan v. Gelombang a disebabkan oleh kontraksi atrium. Biasanya selama kontraksi atrium, tekanan atrium kanan meningkat sebesar 4 sampai 6 mm Hg, sedangkan tekanan atrium kiri meningkat kira-kira sebesar 7 sampai 8 mm Hg. Gelombang c terjadi pada saat ventrikel mulai berkontraksi; gelombang ini sebagian disebabkan oleh adanya sedikit aliran balik darah ke dalam atrium pada permulaan kontraksi ventrikel, tetapi terutama disebabkan oleh penonjolan katup A-V kembali ke arah atrium akibat adanya peningkatan tekanan di dalam ventrikel. Gelombang v terjadi menjelang akhir kontraksi ventrikel; gelombang ini disebabkan oleh aliran darah yang lambat dari vena ke dalam atrium sementara katup A-V tertutup sewaktu kontraksi ventrikel. 32 Kemudian, sewaktu kontraksi ventrikel berakhir, katup A-V membuka, sehingga darah atrium yang tersimpan ini dapat mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel dan menyebabkan hilangnya gelombang v. a. Pengisian Ventrikel Selama Diastol. Selama fase sistol ventrikel, sejumlah besar darah berkumpul dalam atrium kiri dan kanan, karena katup A-V tertutup. Oleh karena itu, segera sesudah sistol selesai dan tekanan ventrikel turun lagi sampai ke nilai diastolnya yang rendah, tekanan yang cukup tinggi, yang telah terbentuk di dalam atrium selama fase sistol ventrikel, segera mendorong katup A-V agar terbuka sehingga darah dapat mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, seperti yang diperlihatkan dengan naiknya kurva volume ventrikel kiri dalam Gambar 12. Keadaan ini disebut sebagai periode pengisian cepat pada ventrikel. Periode pengisian cepat berlangsung kira-kira pada sepertiga pertama dari diastolik. Selama sepertiga kedua dari diastolik, biasanya hanya ada sedikit darah yang mengalir ke dalam ventrikel; darah ini adalah darah yang terus mengalir masuk ke dalam atrium dari vena-vena, dan dari atrium langsung masuk ke ventrikel. Selama periode sepertiga akhir dari diastolik, atrium berkontraksi dan memberikan dorongan tambahan terhadap aliran darah yang masuk ke dalam ventrikel; dan merupakan kira-kira 20 persen dari pengisian ventrikel pada setiap siklus jantung. b. Pengosongan Ventrikel Selama Sistolik 1) Periode Kontraksi Isovolemik (Isometrik). Segera sesudah ventrikel mulai berkontraksi, tekanan ventrikel meningkat dengan tiba-tiba, seperti yang digambarkan dalam Gambar 12, sehingga menyebabkan katup A-V menutup. 33 Selanjutnya dibututuhkan tambahan waktu sebanyak 0,02 sampai 0,03 detik bagi ventrikel agar dapat menghimpun tekanan yang cukup untuk mendorong katup semilunaris (katup aorta dan katup pulmonalis) agar terbuka melawan tekanan di dalam aorta dan arteri pulmonalis. Oleh karena itu, selama periode ini, akan terjadi kontraksi di dalam ventrikel, namun belum ada pengosongan. Periode ini disebut sebagai periode kontraksi isometrik atau isovolemik, yang berarti ada kenaikan tegangan di dalam otot namun tidak ada atau terjadi sedikit pemendekan serat-serat otot. 2) Periode Ejeksi. Bila tekanan ventrikel kiri meningkat sedikit di atas 80 mm Hg, (dan tekanan ventrikel kanan meningkat sedikit di atas 8 mm Hg), maka tekanan ventrikel ini akan mendorong katup semilunaris supaya terbuka. Segera setelah itu, darah mulai mengalir keluar dari ventrikel, sekitar 70 persen dari proses pengosongan darah terjadi selama sepertiga pertama dari periode ejeksi dan 30 persen sisa pengosongan terjadi selama dua pertiga berikutnya. Oleh karena itu, waktu sepertiga yang pertama disebut sebagai periode ejeksi cepat dan waktu duapertiga yang terakhir disebut sebagai periode ejeksi lambat. 3) Periode Relaksasi Isovolemik (Isometrik). Pada akhir sistolik, relaksasi ventrikel mulai terjadi secara tiba-tiba, sehingga baik tekanan intraventrikel kiri maupun kanan menurun dengan cepat. Peninggian tekanan di dalam arteri besar yang berdilatasi, yang baru saja diisi dengan darah yang berasal dari ventrikel yang berkontraksi, segera mendorong darah kembali ke ventrikel sehingga aliran darah ini akan menutup katup aorta dan katup pulmonalis dengan keras. Selama 0,03 sampai 0,06 34 detik berikutnya, otot ventrikel terus berelaksasi, meskipun volume ventrikel tidak berubah, sehingga menyebabkan periode relaksasi isovolemik atau isometrik. Selama periode ini, tekanan intraventrikel menurun dengan cepat sekali ke tekanan diastoliknya yang rendah. Selanjutnya katup A-V akan terbuka untuk memulai siklus pemompaan ventrikel yang baru. Volume Diastolik-Akhir, Volume Sistolik-Akhir, dan Curah Isi Sekuncup. Selama fase diastolik, pengisian ventrikel yang normal akan meningkatkan volume setiap ventrikel sampai kira-kira 110 hingga 120 ml. Volume ini disebut volume diastolik-akhir. Selanjutnya, sewaktu ventrikel mengosongkan isinya selama fase sistolik, volume ventrikel akan menurun sampai kira-kira 70 ml, yang disebut sebagai curah isi sekuncup. Volume yang masih tertinggal dalam setiap ventrikel, yakni kira-kira 40 sampai 50 ml, disebut sebagai volume sistolik-akhir. Bagian dari volume diastolik-akhir yang disemprotkan keluar disebut bagian ejeksi biasanya sama dengan kira-kira 60 persen. Bila jantung berkontraksi dengan kuat, volume sistolik-akhir dapat berkurang hingga mencapai 10 sampai 20 ml. Sebaliknya, bila sejumlah besar darah mengalir masuk ke dalam ventrikel selama fase diastolik, volume diastolik akhir ventrikel dapat menjadi 150 sampai 180 ml pada jantung yang sehat. Dengan menaikkan volume diastolik-akhir dan menurunkan volume sistolik-akhir, curah isi sekuncup sering kali dapat ditingkatkan sampai kira-kira lebih dari dua kali volume normal. Katup A-V (katup trikuspid dan katup mitral) mencegah aliran balik darah yang berasal dari ventrikel menuju ke atrium selama fase sistolik, dan katup semilunaris (yakni katup aorta dan arteri pulmonalis) mencegah aliran balik darah yang berasal dari aorta dan arteri pulmonalis kembali ke ventrikel 35 selama diastolik. Katup-katup ini, menutup dan membuka secara pasif. tekanan yang tinggi dalam arteri pada akhir sistolik akan menyebabkan katup semilunaris tersentak dan menutup dengan keras Pada akhir mengejeksikan sistolik, darah dan setelah katup aorta ventrikel berhenti tertutup, elastisitas dinding arteri akan tetap mempertahankan tekanan yang tinggi di dalam arteri, bahkan selama diastolik. Bila katup aorta menutup, pada kurva tekanan aorta akan timbul suatu insisura. Insisura ini disebabkan oleh periode singkat aliran balik darah segera sebelum penutupan katup, yang selanjutnya akan diikuti dengan penghentian aliran balik tersebut secara tiba-tiba. Sesudah katup aorta menutup, tekanan di dalam aorta akan berkurang secara perlahan-lahan sepanjang fase diastolik karena darah yang disimpan di dalam arteri elastis yang berdilatasi akan mengalir secara terus-menerus melalui pembuluh darah perifer kembali ke vena. Sebelum ventrikel berkontraksi lagi, biasanya tekanan aorta turun sampai kira-kira 80 mm Hg (tekanan diastolik), yang merupakan dua pertiga dari tekanan maksimum sebesar 120 mm Hg (tekanan sistolik) yang terjadi di dalam aorta selama kontraksi ventrikel. 5. Bunyi Jantung Selama siklus jantung secara normal dapat didengar dua bunyi jantung utama dengan stetoskop. Bunyi jantung pertama bernada rendah, iembut, dan relatif lama-sering dikatakan sebagai bunyi "lub". Bunyi jantung kedua memiliki nada lebih tinggi serta lebih singkat dan tajamsering dikatakan berbunyi seperti "dup". Karena itu, secara normal kita mendengar "lub-dup-lub-dupJub-dup ...". Bunyi jantung pertama berkaitan dengan penutupan katup AV, sementara berhubungan dengan penutupan katup semilunar. 36 bunyi jantung kedua Pembukaan katup tidak menimbuikan suara apapun. Bunyi disebabkan oleh getaran yang terbentuk di dalam dinding ventrikel dan arteri besar sewaktu katup menutup, bukan oleh katup itu sendiri. Karena katup AV menutup pada permulaan kontraksi ventrikel, ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, maka bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel. Katup semilunar menutup pada permulaan relaksasi ventrikel, sewaktu tekanan ventrikel kiri dan kanan masing-masing turun di bawah tekanan orta dan arteri pulmonalis. Karena itu, bunyi jantung kedua menandakan awitan diastol ventrikel Aliran darah turbulen menghasilkan murmur jantung Bunyi jantung abnormal atau murmur (bising), biasanya (tetapi tidak selalu) berkaitan dengan penyakit jantung. Murmur yang tidak melibatkan patologi jantung, yang dinamai murmur fungsional, lebih sering pada orang berusiamuda. Darah dalam keadaan normal mengalir secara lamina yaitu, lapisan-lapisan cairan meluncur/bergeseran secara halus satu sarna lain (lamina artinya "lapisari'). Aliran laminar tidak menimbulkan suara apapun. Namun, ketika aliran darah menjadi turbulen dapat terdengar suara. Suara abnormal seperti itu disebabkan oleh getaran yang diciptakan oleh aliran turbulen di struktur sekitarnya. Penyebab tersering turbulensi adalah mal fungsi katup, baik stenotik maupun insufisiensi. Katup stenotik adalah katup kaku menyempit yang tidak membuka sempurna. Darah harus dipaksa melewati lubang yang menyempit dengan kecepatan sangat tinggi sehingga terjadi turbulensi yang menimbulkan suara siulan abnormal seperti suara yang timbul ketika anda memaksa udara keluar cepat melalui bibir yang menyempit saat bersiul. Katup insufisien atau inkompeten adalah katup yang tidak menutup dengan sempurna, biasanya karena pada tepi-tepi katup terdapat jaringan parut dan tidak menyatu dengan benar. Turbulensi terjadi ketika darah 37 mengalir balik melalui katup yang insufisien tersebur dan bertumbukan dengan darah yang mengalir dalam arah berlawanan, menciptakan murmur berdesis atau berkumur. Aliran balik darah semacam ini dikenal sebagai regurgitasi. Katup jantung yang insufisien sering disebut katup bocor, karena memungkinkan darah mengalir balik saar karup sebenarnya harus tertutup Gambar 13 Perbandingan Aliran Laminar dan Turbulen Waktu timbul murmur merujuk kepada bagian dari siklus jantung saat mana murmur terdengar. Bunyi jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel, dan bunyi jantung kedua mengisyaratkan awitan diastol ventrikel. Karena itu, murmur antara bunyi jantung pertama dan kedua (lub-murmur-dup, lub-murmur-dup) adalah murmur sistolik. Murmur diastolik, sebaliknya, terjadi antara bunyi jantung kedua Suara murmur ditandai dan pertama (lub-dup-murmur, lub-dup-mur-mur). sebagai murmur stenotik (bersiul) atau murmur insufisiensi (berdesis). Berbekal fakta-fakta ini, kita dapat menentukan penyebab suatu murmur. Sebagai contoh, murmur bersiul (menandakan suatu srenosis katup) yang terjadi antara bunyi jantung pertama dan kedua (menandakan murmur sistolik) menunjukkan stenosis di suatu katup yang seharusnya terbuka ketika sistol. Katup ini mungkin katup aorta atau katup semilunar pulmonalis yang dilalui oleh darah ketika terjadi ejeksi. Identifikasi katup mana yang stenotik dapat dilakukan dengan menemukan di mana murmur terdengar paling baik. 38 Kekhawatiran utama dengan murmur jantung tentu sajaadalah bukan murmur itu sendiri tetapi efek merugikan terhadap sirkulasi yang ditimbulkan oleh defek penyebabnya Pola yang Jenis terdengar Cacat saat katup Auskultasi Lub-Siul- Stenotik Dup Waktu Murmur Sistolik Penyakit Katup Komentar Stenosis Katup Semilunar Murmur sistolik bersiul menandakan bahwa katup yang harusnya terbuka saat sistol (katup semilunar) tidak terbuka secara sempurna Lub-Diup- Stenotik Diastolik Stenosis Murmur diastolik bersiul Siul Katup AV menandakan bahwa katup yang harusnya terbuka sewaktu diastol (katup AV) tidak membuka secara sempurna. LubInsufisien Sistolik Insufisiensi Murmur sistolik berdesis Desis-Dup Katup AV menandakan bahwa katup yang seharusnya tertutup selama sistol (katup AV) tidak menutup secara sempurna Lub-Dup- Insufisien Diastolik Insufisiensi Murmur diastolik Desis Katup berdesis menandakan Semilunar bahwa katup yang seharusnya tertutup selama diastol (katup semilunad tidak menutup secara sempurna Tabel 1 Waktu dan jenis murmur yang berkaitan dengan berbagai kelainan katup jantung 39 E. Anatomi Sistem Pembuluh Darah Gambar 14. Struktur Pembuluh Darah 1. Arteri Arteri membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh darah arteri terdiri atas lapisan-lapisan sebagai berikut: a. Tunika intima adalah terdalam dari pembuluh darah yang terdiri atas selapis sel endotel yang membatasi permukaan dalam pembuluh. b. Tunika media ini adalah lapisan tengah yang terdiri dari serat otot polos yang tersusun melingkar. c. Tunika adventisia atau lapisan terluar terdiri atas dengan jaringan ikat kolagen dan elastis, terutama kolagen tipe I. d. Arteriovenosa adalah hubungan langsung antara sirkulasi arteri dan vena. Anastomosis arteriovenosa ini tersebar di seluruh tubuh dan umumnya terdapat pada pembuluh-pembuluh kecil berfungsi mengatur sirkulasi pada daerah tertentu, terutama pada jari, kuku, dan telinga. Ada tiga jenis arteri: arteri elastis, otot arteri, dan arteriol. Dalam perjalanan dari jantung ke kapiler perifer, darah melewati serangkaian arteri dengan diameter semakin kecil: arteri elastis, otot arteri, dan arteriol. a. Arteri Elastis Arteri elastis adalah pembuluh darah besar dengan diameter luminal hingga sekitar 2,5 cm. Arteri ini mengangkut sejumlah besar 40 darah dari jantung. Contohnya termasuk arteri pulmonalis dan aorta serta cabang utamanya, seperti arteri brakiosefalika dan arteri karotis, subklavia, dan iliaka komunis. Itu intima dalam arteri elastis relatif tebal dan terdiri dari endotel lapisan dan lamina basal kolagen yang mendasari dan serat jaringan ikat elastis. Sebuah lapisan jaringan elastis, membran elastis internal, memisahkan intima dari media. Dinding arteri elastis sangat lentur karena media tunika mengandung serat elastis dengan kepadatan tinggi dan sel otot polos yang relatif sedikit. Akibatnya, arteri elastis dapat mentolerir perubahan tekanan pada siklus jantung. Sel otot polos yang ada di dalam media elastis tidak berkontraksi sebagai respons terhadap stimulasi simpatis atau lokal. Selama sistol ventrikel, tekanan di dalam sistem arteri meningkat dengan cepat, dan arteri elastis meregang. Selama diastol ventrikel, tekanan darah turun, dan elastis mundur ke dimensi berat. Bantalan peregangan mereka meningkat tekanan secara tiba-tiba selama sistol ventrikel, dan peregangannya kembali penurunan tekanan selama diastol ventrikel dan darah maju menuju kapiler. b. Arteri Otot Arteri otot (arteri berukuran sedang) mengangkut darah ke kerangka otot tubuh dan organ dalam. Arteri muskuler tipikal memiliki diameter luminal sekitar 4 mm. Sebagian besar arteri yang terlihat dan dinamai adalah arteri berotot, tetapi banyak arteri otot yang terlalu kecil untuk dikenali dengan mata telanjang. Dalam arteri otot, media lebih tebal dan mengandung lebih banyak secara signifikan sel otot polos dari pada arteri elastis. Selain itu, membran elastis internal yang menonjol memisahkan intima dari media. Divisi simpatik ANS dan stimulasi lokal mengontrol diameter luminal arteri otot. Dengan membatasi atau merelaksasikan kelancaran otot di 41 media, sistem saraf otonom mengatur aliran darah ke masing-masing organ secara mandiri. c. Arteriol Arteriol jauh lebih kecil dari arteri otot. Arteriol memiliki diameter luminal rata-rata sekitar 30 µm dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. memiliki petualangan yang tipis. Media terdiri dari satu atau dua lapisan sel otot polos yang mungkin tidak membentuk lapisan yang lengkap. Arteri otot yang lebih kecil dan semua arteriol berubah diameter luminalnya sebagai respons terhadap kondisi lokal atau stimulasi simpatis atau endokrin. Arteriol mengontrol aliran darah antara arteri dan kapiler. Arteri elastis dan otot saling berhubungan dengan mulus, dan pembuluh darah karakteristik berubah secara bertahap saat pembuluh semakin menjauh dari jantung. Misalnya, arteri otot terbesar mengandung cukup banyak jaringan elastis, sedangkan yang terkecil menyerupai arteriol yang sangat berotot. 2. Vena Vena mengembalikan darah ke jantung. Vena terdiri dari beberapa lapisan, yaitu : a. Tunika intima: terdiri dari lapisan endotelium yang mengandung sel pipih selapis, dan lapisan subendotelium yang berisi jaringan ikat tipis langsung berhubungan dengan tunika adventisia. b. Tunika media: lapisan ini tipis, otot polosnya bercampur dengan jaringan ikat. c. Tunika adventisia: adalah lapisan paling tebal pada vena, lapisan ini juga lapisan yang paling berkembang. Jaringan ikat longgar dengan serat kolagen yang membentuk berkas-berkas longitudinal, sel fibroblas tampak diantaranya. Sel-sel otot polos juga sering tampak pula Vena diklasifikasikan sebagai venula, vena berukuran sedang, dan vena besar. Vena mengumpulkan darah dari semua jaringan dan organ dan mengembalikannya ke jantung. Dinding vena lebih tipis dari pada arteri yang 42 sesuai karena tekanan darah di vena lebih rendah daripada di arteri. Vena diklasifikasikan berdasar ukurannya. Meski dindingnya lebih tipis, pada umumnya vena punya diameter luminal yang lebih besar dari arteri yang sesuai. a. Venula Venula, vena terkecil, mengumpulkan darah dari kapiler. Venula terkecil disebut venula postkapiler, menyerupai kapiler yang membesar. Venula lebih kecil diameter total lebih dari 50 mm tidak memiliki media yang lengkap, hanya memiliki isolasi sel otot polos jauh sampai intima. Media venula lebih besar dari diameter 50 mm mengandung satu atau dua lapisan sel otot polos, tetapi memang demikian tipis dan didominasi oleh jaringan ikat. b. Vena berukuran sedang Diameter luminal dari vena berukuran sedang berkisar antara 2 sampai 10 mm. Paling banyak vena dalam (vena radial, tibialis, dan poplitea) termasuk dalam kategori ini. Sebuah vena berukuran sedang biasanya ditemukan dalam jaringat ikat sehat dan berdampingan dengan arteri otot. c. Vena berukuran besar Pembuluh darah besar termasuk vena kava superior dan inferior dan anak sungai semacam itu sebagai vena subklavia, ginjal, mesenterika, dan portal di dalam abdomino pelvis dan rongga dada. Intima dan media kecil dan sulit dibedakan satu sama lain di vena besar. Lapisan paling tebal adalah adventitia. Lapisan ini mengandung kolagen dan serat elastis dan terisolasi, sel otot polos tersusun secara longitudinal. Vena berukuran besar tidak memiliki katup, tetapi mengalami perubahan tekanan di dalam rongga tubuh untuk membantu memindahkan darah ke jantung. 43 Perbedaan arteri dan vena Arteri dan vena di daerah tubuh yang sama biasanya terletak berdampingan di dalam selubung jaringan ikat. Kita bisa membedakan arteri dari vena dengan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Dinding pembuluh darah: Dinding arteri lebih tebal dari pada pembuluh darah vena. Media arteri mengandung lebih banyak otot polos dan serat elastis daripada vena. Komponen kontraktil dan elastis ini menahan tekanan yang dihasilkan oleh jantung saat memaksa darah masuk ke sirkuit. 2. Lumen pembuluh: Dinding arteri akan berkontraksi, menyempitkan lumen. Oleh karena itu, jika dilihat selama pembedahan atau penampang, lumen arteri tampak lebih kecil dari vena yang menyertainya. Karena arteri dinding lebih tebal dan kuat, mereka mempertahankan bentuk melingkar di bagian histologis. Sebaliknya, urat yang dipotong runtuh, dan pada bagian histologis sering terlihat pipih atau terdistorsi. 3. Lapisan pembuluh: Lapisan endotel arteri tidak dapat berkontraksi, ketika arteri menyempit, endoteliumnya melipat. Sebab, arteri dibelah berpenampilan lipit. Lapisan pembuluh darah tidak memiliki lipatan ini. 4. Katup: Vena biasanya mengandung katup — struktur internal yang mencegah aliran balik darah menuju kapiler. Arteri tidak memiliki katup. 44 Gambar 15. Perbedaan Arteri dan Vena 3. Kapiler Kapiler (pembuluh rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat halus, berdiameter sekitar 0,008 mm, serta berdinding sangat tipis sehingga memudahkan plasma darah dan zat makanan merembes ke cairan jaringan antarsel. Dinding kapiler tersusun dari selapis endotelium. Kapiler menghubungkan arteriola dengan venula. Area kapiler di seluruh tubuh sangat luas, diperkirakan sekitar 7.000 m2 pada orang dewasa. Bagian tubuh yang tidak memiliki kapiler, yaitu rambut, kuku, tulang rawan, dan kornea mata Fungsi kapiler antara lain sebagai berikut, a. Penghubung antara arteri dan vena b. Mengambil zat-zat dari kelenjer 45 c. Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara daerah dengan cairan jaringan d. Menyerap zat-zat makanan dari usus e. Menyaring darah yang terdapat pada ginjal 4. Sistem Pembuluh Limfe a. Komponen pembuluh limfe a. Kapiler getah bening, merupakan pembuluh limfe terkecil, membentuk anyaman yang luas dan berakhir buntu. Kapiler ini memiliki fungsi untuk menampung cairan limfe yang berasal dari masing-masing kapiler. Kapiler ini terdiri atas saluran yang berndinding tipis, dilapisi endotel, lumenya tidak teratur b. Pembuluh limfe besar Gambar 16. Pembuluh limfe kanan dan dada Sistem limfatik tubuh terdiri dari sisterna kili, ductus thoraccus, kelenjar limfe dan pembuluh limfe. Sisterna kili adalah sebuah kantong limfatik yang terletak sebelah anterior dari vertebra L2 dan sebelah posterolateral dari aorta abdominalis. Ductus thoracicus bermula dari sisterna kili dekat vertebra Th-12 dan berjalan keatas melalui hiatus aorta diafragma, pada permukaan anterior kolumna 46 vertebralis diantara aorta torakalis dan vena Azygos, duktus torasikus terletak di mediastinum posterior. Setinggi vertebra Th-4, 14 ductus thoracicus menyilang kekiri kolumna vertebralis dan berjalan keatas dibelakang arkus aorta, dan bermuara pada vena subklavia. Beberapa buah pembuluh limfe menghubungkan kelenjar limfe yang terletak sekitar vertebra lumbalis dan sisterna kili. 1) Ductus Lymphaticus Dexter, Ductus Lymphaticus Dexter atau pembuluh limfe kanan ini mengangkut limfe yang berasal dari kepala, dada sebelah kanan, dan lengan kanan. Pembuluh limfe kanan bermuara pada pembuluh balik di bawah vena subclavia dextra (vena yang melewati tulang selangka sebelah kanan) 2) Ductus Thoracicus, Pembuluh limfe dada atau ductus thoracicus mengangkut limfe yang berasal dari bagian tubuh lain dan bermuara ke pembuluh balik dibawah vena subclavia sinistra (vena yang melewati tulang selangka kiri). Pembuluh limfe dada juga merupakan tempat bermuaranya pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaittu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak yang diserap dari usus. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfe berwarna kuning keputih-putihan. 5. Limfa Sistem limfatik, yang secara fungsional merupakan bagian dari sistem peredaran darah dan sistem imun, terdiri dari jaringan limfatik, organ limfatik, dan pembuluh limfatik. Pembuluh limfatik mengangkut getah bening. Sistem limfatik, atau sistem limfoid, yang secara fungsional merupakan bagian dari sistem peredaran darah dan sistem imunitas, memiliki beberapa komponen. Ia memonitor dan mengangkut jaringan ikat cairan yang disebut getah bening. Pembuluh getah bening disebut pembuluh limfatik, dan selnya tersuspensi di dalam getah bening (dan darah) adalah limfosit. Jaringan limfatik khusus dan organ limfatik mengatur komposisi getah bening dan memproduksi limfosit dari berbagai jenis. 47 Pembuluh limfatik berasal dari jaringan perifer dan mengantarkan getah bening ke sistem vena. Getah bening terdiri dari : a. cairan interstisial, yang menyerupai darah plasma tetapi memiliki konsentrasi protein yang lebih rendah, b. limfosit, sel-sel yang bertanggung jawab untuk respon imun, dan c. makrofag, yaitu sel fagositik dari berbagai jenis. Pembuluh limfatik sering dimulai di dalam atau melewati jaringan limfatik dan organ limfatik, struktur itu mengandung sejumlah besar limfosit, makrofag, dan (dalam banyak kasus) sel induk limfatik. Gambar 17. Limfa F. Fisiologi Vaskuler Sistem vaskuler atau pembuluh darah terdiri dari arteri yang membawa darah dari jantung ke seluruh jaringan tubuh, kapiler berdinding tipis yang memungkinkan difusi gas dan zat metabolik serta vena dan venula yang bertugas mengembalikan darah ke jantung. Sistem ini berkaitan dengan sistem kardiovaskuler, yang berasal dari kata ―cardio‖ yang berarti jantung dan ―vascular‖ yang berarti pembuluh darah.Secara bahasa, sistem kardiovaskuler adalah sistem jantung dan pembuluh darah. Secara istilah, sistem kardiovaskuler 48 adalah suatu sistem yang secara umum berperan mengedarkan darah, sekaligus membawa oksigen dan zat gizi ke seluruh jaringan tubuh serta mengangkut semua zat buangan. Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Sistem ini juga disebut dengan sistem sirkulasi. 1. Aliran Darah Mekanisme sistem peredaran darah pada manusia ada 2 yaitu, peredaran darah kecil (pulmonalis) dan peredaran darah besar (sistemik). Kedua peredaran darah ini disebut peredaran darah ganda. a. Peredaran Darah Kecil Peredaran darah/sirkulasi ini merupakan sirkulasi darah dari jantung menuju paru – paru dan sebaliknya. Sirkulasi ini berlangsung saat darah yang mengandung CO2 dari sisa metabolisme tubuh kembali ke jantung melalui pembuluh vena besar (vena cava). Lalu, memasuki serambi (atrium) kanan dan akan dialirkan ke paru – paru melalui arteri pulmonalis untuk melakukan pertukaran gas karbondioksida dengan oksigen. Setelah itu, darah bersih yang kaya oksigen akan memasuki serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis. Darah kaya oksigen ini dilanjutkan ke bilik (ventrikel) kiri dan siap dipompakan ke aliran darah sistemik. Gambar 18. Peredaran darah kecil b. Peredaran Darah Besar Peredaran/sirkulasi ini merupakan sirkulasi yang mencakup seluruh tubuh. Sirkulasi ini berlangsung ketika ketika darah yang mengandung oksigen mengisi serambi (atrium) kiri jantung melalui vena pulmonalis, 49 usai melakukan pelepasan CO2 di paru – paru. Kemudian, darah yang sudah berada di atrium kiri diteruskan ke bilik (ventrikel) kiri, untuk selanjutnya disalurkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah utama (aorta). Darah yang dipompa melewati aorta akan terus mengalir hingga ke bagian tepi seluruh area tubuh. Setelah menyalurkan berbagai zat yang dibawanya ke sel – sel tubuh, darah akan mengalir kembali menuju serambi (atrium) kanan jantung untuk melakukan pembersihan darah. Lalu, kembali terjadi sirkulasi darah pulmonalis. Gambar 19. Peredaran darah besar 2. Mikrosirkulasi Mikrosirkulasi didefinisikan sebagai sirkulasi darah melalui pembuluh darah terkecil yaitu, arteriol, kapiler, dan venula. Mikrosirkulasi terdiri dari sel darah, darah, dan beragam unsur nutrisi. Dalam mikrosirkulasi, pembuluh 50 darah terkecil hanya berukuran 2 mikron sedangkan yang terbesar berukuran 100 mikron. Gambar 20. Mikrosirkulasi Pembuluh darah kapiler adalah pembuluh darah mikrosirkulasi terkecil yang juga merupakan komonen peling penting, dimana jaringan sel melakukan pertukaran zatnya. Kapiler memiliki dinding yang terdir dari 1 lapisan endotel, berfungsi sebagai pengganti transfer cepat oksigen dan nutrisi ke jaringan serta penerimaan produk sampingan metabolik. Ada sekita 10 miliar kapiler yang menyediakan luas permukaan total yang melebihi 6.300 m2 untuk pertukaran nutrisi. Kapiler banyak digunakan dalam jaringan metabolisme aktif, seperti otot jantung dan kerangka. Sedangkan pada jaringan yang kurang aktif, kepadatan kapiler rendah. Aliran darah dalam kapiler kira – kira 1 mm perdetik dan bersifat intermiten daripada kontinu. Aliran darah intermiten ini mencerminkan kontraksi dan relaksasi metarterioles dan sfingter precapillary dalam siklus bergantian 6 – 12 kali/menit. Fenomena kontraksi dan relaksasi bergantian ini dikenal dengan vasomotion. Mikrosirkulasi memiliki 3 tahapan utama, yaitu ; a. Pra Kapiler Pada sektor ini yang berperan adlah arteriol dan sfingter prekapiler. Fungsinya untuk mengatur aliran darah sebelum masuk ke kapiler dan venula dengan kontraksi dan relaksasi otot polos yang ada pada dindingnya. 51 b. Kapiler, Tempat terjadinya pertukaran zat dan gas antara darah dan cairan interstisial (cairan tubuh). c. Pasca Kapiler Yang berperan pada sektor ini adalah venula pasca kapiler, yang dibentuk oleh lapisan sel endotel yang memungkinkan pergerakan bebas beberapa zat. Fungsi dari mikrosirkulasi ini secara umum adalah : a. Mengangkut oksigen, nutrisi, dan energi ke setiap bagian tubuh. b. Mengatur aliran darah dan perfusi jaringan, sehingga mempengaruhi tekanan darah dan respons terhadap peradangan yang daat mencakup endema (pembengkakan). c. Membawa zat – zat berbahaya seperti asam otot, asam laktat dan CO2 keluar dari tubuh. Sistem mikrosirkulasi ini bukan bagian dari proses metabolisme tubuh, tapi merupakan tempat dimana metabolisme itu terjadi. Hal yang aling mendasar untuk menjamin kesehatan manusia. Sebagaimana dikatakan oleh seorang ahli kesehatan di Cina, bahwa penyakit dan pengobatan pada tubuh manusia bergantung pada kondisi mikrosirkulasi tubuh. Adanya hambatan/gangguan yang terjadi pada sistem mikrosirkulasi akan langsung berdampak pada kesehatan. 3. Tekanan darah Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian tekanan darah, yaitu : a. Menurut Palmer (2007) tekanan darah adalah gaya dan dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. b. Menurut Sheps (2005) tekanan darah adalah tenaga yang terdapat pada dinding arteri saat darah dialirkan. Tenaga ini mempertahankan aliran darah dlam arteri agar tetap lancar. c. Menurut Hayens (2003) tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. 52 Otot jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini, dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat. a. Jenis Tekanan Darah 1) Tekanan darah arteri adalah tekanan darah yang dihasilkan oleh ejeksi ventrikel kiri ke aorta dan ke arteri sistemik. Tekanan arteri sistemik terdiri atas : a) Sistolik (systolic pressure) Sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak dan memompakan darah. b) Diastolik Diastolik adalah tekanan darah saat jantung beristirahat diantara detakan. Berikut adalah tabel tekanan darah. Tabel 2. Tekanan darah Dari tabel diatas, data kita simpulkan bahwa rat – rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg. Apabila tekanan darah dibawah 90/60 mmHg dikategorikan hipotensi/ darah rendah. Sedangkan, diatas 140/90 mmHg dikategorikan hipertensi/ darah tinggi. 53 2) Tekanan vena, terbagi atas: a) Tekanan darah vena jugular atau tekanan pembuluh darah jugular internal mencerminkan tekanan vena sentral (pusat). b) Tekanan vena perifer (tepi), vena besar mempunyai tahanan rendah terhadap aliran darah ketika meregang. 3) Tekanan Kapiler Tekanan kapiler cenderung menggerakkan cairan ke luar melintasi ujung arteri membran kapiler. Diperkirakan bahwa tekanan kapiler pada ujung arteri kapiler 47 adalah 25 mmHg, sedangkan tekanan pada ujung kapiler vena adalah 10 mmHg, sesuai dengan tekanan venula. Tekanan kapiler rata-rata sekitar 17 mmHg.Perubahan tekanan arterial memiliki sedikit pengaruh pada tekanan dan aliran kapiler karena adanya penyesuaian tahanan pembuluh precapillary. Autoregulasi menggambarkan pemeliharaan dari aliran darah pada jaringan yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan tekanan perfusi. b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu: curah jantung, volume darah, dan resistensi perifer. Peningkatan setiap faktor ini menyebabkan peningkatan tekanan darah, sedangkan penurunan ke tiga faktor ini menyebabkan penurunan tekanan darah. Curah jantung ditentukan oleh denyut jantung dan isi sekuncup. Peningkatan atau penurunan curah jantung menyebabkan perubahan yang sebanding dengan tekanan darah. Volume darah dapat berkurang karena perdarahan berat, muntah, diare, atau asupan air berkurang. Penurunan volume darah menyebabkan penurunan tekanan darah. Sebaliknya, jika tubuh menahan terlalu banyak cairan, volume darah dan tekanan darah meningkat. Resistensi perifer adalah perlawanan terhadap aliran darah yang diciptakan oleh gesekan darah terhadap dinding pembuluh darah. Peningkatan resistensi perifer akan meningkatkan tekanan darah, 54 sedangkan penurunan tahanan perifer menurunkan tekanan darah. Resistensi perifer ditentukan oleh diameter pembuluh, panjang total pembuluh, dan viskositas darah. Arteriol memainkan peran penting dalam mengontrol tekanan dengan mengubah diameter pembuluh darah. Ketika arteriol berkontriksi, resistensi perifer meningkat dan tekanan darah meningkat pula. Ketika arteriol berdilatasi, resistensi perifer dan tekanan darah menurun. c. Cara mengukur tekanan darah Tekanan darah dapat diukur secara langsung dengan kanula (alat ukur) langsung ke dalam arteri, dan dengan menggunakan manometer air raksa dapat diketahui tekanan darah arteri. Cara mengukur tekanan darah salah satunya adalah menggunakan manset yang dihubungkan dengan manometer air raksa. Manset ini dililitkan di lengan bangian atas dan stetoskop diletakkan di atas arteri brachialis pada daerah siku. Manset dengan cepat dikembangkan sampai tekanannya di atas sistolik arteri yang diperiksa. Akibatnya, arteri akan terbendung oleh tekanan manset, dan tidak ada terdengar suara. Lalu, tekanan dlam manset diturunkan secara perlahan – lahan sampai terdengar bunyi pertama. Tekanan dimana terdengar bunyi pertama ini adalah tekanan sistolik. Bila tekanan manset diturunkan lebih lanjut, suara detakan akan memudar dan lama – lama hilang. Tekanan dimana suara detakan hilang adalah tekanan diastolik. d. MAP (Mean Arterial Pressure) Tekanan arteri rata – rata (mean arterial pressure) nilainya sedikit lebih kecil dari tekanan sistolik dan diastolik rata – rata di aorta.. Curah jantung (CO), atau volume menit, adalah jumlah darah yang dipompa oleh jantung per menit, dan tahanan perifer (PR) adalah resistansi total terhadap darah yang dipompa. Ini berbanding lurus dengan curah jantung dikali resistensi perifer. 55 MAP = CO x PR atau MAP = diastolik + 1/3 (tekanan sitolik p – tekanan diatolik) contoh : Untuk seseorang yang tekanan sistoliknya 120 dan diastoliknya 80, maka MAP? MAP = 80mm Hg + 1/3 (120-80 mm Hg) = 93 mm Hg 4. Pusat vasomotor Pusat vasomotor terletak di medulla oblongata dan pons. Fungsinya mentransmisikan impuls sistem saraf simpatik melewati sumsum tulang menuju semua pembuluh darah. Peningkatan aktivitas simpatis menyebabkan vasokontriksi menyeluruh dan meningkatkan tekanan darah. Sebaliknya, penurunan aktivitas simpatis memungkinkan relaksasi otot polos pembuluh darah dan menyebabkan penurunan tekanan darah sampai pada nilai basal. Aktivitas pusat vasomotor dapat dipengaruhi oleh impuls dari beberapa tempat, termasuk area difusi pada reticular activating system, hipotalamus, dan korteks selebral. Pusat vasomotor dan kardiovaskular akan bersama – sama meregulasi tekanan darah dengan mempengaruhi curah jantung dan diameter pembuluh darah. Gambar 21. Pusat vasomotor 56 5. Sistem Humoral Pengaturan sirkulasi secara humoral berarti pengaturan oleh bahan-bahan yang disekresi atau diabsorbsi ke dalam cairan tubuh seperti hormon dan ion. Sistem ini menjadi faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Faktor paling penting yang mempengaruhi fungsi sirkulasi adalah bahan vasokonstriktor dan bahan vasodilator. Bahan yang termasuk dalam vasokonstriktor diantaranya norepinefrin dan epinefrin, angiotensin, vasopresin, dan endotelin. a. Norepinefrin adalah hormon vasokonstriktor yang sangat kuat, sedangkan epinefrin tidak begitu kuat pada beberapa keadaan, bahkan dapat menyebabkan vasodilatasi ringan, yang kadangkadang terjadi pada jantung untuk mendilatasikan arteri koronarius selama peningkatan aktivitas jantung. b. Angiotensin adalah salah satu bahan vasokonstriktor paling kuat. Sedikit saja (sepersepuluh juta gram) dapat meningkatkan tekanan darah arteri manusia 50 mm Hg atau lebih. Vasopresin juga disebut hormon antidiuretik, bahkan lebih kuat dibandingkan angiotensin sebagai vasokonstriktor. c. Endotelin merupakan vasokonstriktor kuat dalam pembuluh darah yang rusak. Peptida besar (21 asam amino) yang disebut endotelin yang hanya sejumlah nanogram dapat menyebabkan vasokonstriksi yang kuat. Bahan yang termasuk vasodilator adalah bradikinin, serotonin, histamin, prostaglandin.Beberapa bahan yang disebut kinin dapat menyebabkan vasodilatasi kuat, dibentuk dalam darah dan cairan jaringan beberapa organ.Kinin merupakan polipeptida kecil yang dipisahkan oleh enzim proteolitik dari alfa2-globulin dalam plasma atau cairan jaringan. a. Bradikinin menyebabkan vasodilatasi arteriol secra hebat dan peningkatan permeabilitas kapiler. b. Serotonin (5-hidroksitriptamin) 7 terdapat dalam konsentrasi besar dalam jaringan kromafin usus dan struktur abdominal lainnya. Serotonin juga terdapat dalam konsentrasi tinggi di trombosit. Serotonin dapat memberikan efek vasodilatator atau vasokonstrikstor, bergantung pada kondisi daerah sirkulasi. Meskipun pengaruh ini dapat menjadi sangat kuat, fungsi serotonin dalam sirkulasi hampir seluruhnya tidak diketahui. 57 c. Histamin. Pada dasarnya histamin dikeluarkan dalam setiap jaringan tubuh yang mengalami kerusakan atau yang merupakan subjek dari reaksi alergi. Histamin memiliki efek vasodilator kuat terhadap arteriol dan seperti bradikinin, memiliki kemampuan untuk meningkatkan porositas kapiler secara hebat, sehingga timbul kebocoran cairan maupun protein plasma ke dalam jaringan. d. Prostaglandin. Hampir setiap jaringan tubuh mengandung sejumlah kecil sampai sedang beberapa bahan yang secara kimiawi saling berhubungan, disebut prostaglandin. Bahan ini memiliki efek intraseluler yang penting. Bahan tersebut dilepaskan ke dalam cairan jaringan lokal dan ke dalam darah sirkulasi pada kondisi fisiologis dan patologis. Sebagian besar dari prostaglandin bersifat vasodilator, walaupun dapat juga menyebabkan vasokontriksi. 6. Sistem Hemodinamik Sistem Hemodinamik adalah sistem aliran darah dalam sistem peredaran tubuh, baik melalui sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva (sirkulasi dalam paru paru). Dalam kondisi normal, hemodinamik akan selalu dipertahankan dalam kondisi yang fisiologis dengan kontrol neurohormonal. Dipengaruhi juga oleh volume darah, susunan kapiler, perubahan tekanan osmotik, dan hidrostatik bagian luar, dan dalam sistem vaskuler. 7. Sistem Limfatik Pembuluh limfe pada dasarnya adalah saluran yang membawa cairan jelas atau keputih-putihan, yang disebut getah bening. Cairan ini memasuki pembuluh dengan cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin diantara kapiler sistem kardiovaskuler. Apabila sudah berada dalam pembuluh limfatik, cairan ini disebut getah bening yang mana komposisinya hampir sama dengan komposisi cairan interstisial. Getah bening ini membantu dalam kliring jaringan infektif organisme, racun, dan lain-lain. Salurannya berbentuk tabung, mirip pembuluh darah yang mencakup semua jaringan tubuh Disepanjang pembuluh limfe terdapat organ yang disebut nodus limfe (lymph node) yang menyaring limfe. Di dalam nodus limfe terdapat jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah dengan ruang-ruang yang penuh dengan sel darah putih. Nodus limfatikus terdapat di sepanjang jalur 58 pembuluh limfe berupa benda oval atau bulat kecil. Fungsi nodus ini untuk menyaring antigen dari limfe dan menginisasi respon imun. Pembuluh limfe atau getah bening berperan dalam penyerapan cairan dan makromolekul dari jaringan dan mengambil lipid pada usus. Bahkan, pembuluh limfe juga mengangkut antigen dan leukosit diantara jaringan perifer atau jaringan paling luar, kelenjar getah bening, dan darah. Karena hal itu, pembuluh ini penting dalam induksi dan regulasi respon sistem imun . Pembuluh limfe merupakan bagian dari sistem limfatik, yang merupakan sistem pertahanan sekunder. Sistem pertahanan primer dilaksanakan oleh kulit dan membarana mukosa. Selain pembuluh darah, pembuluh limfe juga berkontribusi dalam respon inflamasi tubuh. Pembuluh limfe meregulasikan respon inflamasi dengan cara membawa cairan leukosit dan antigen dari jaringan yang terinfeksi ke noda limfe dan ke organ limfe sekunder, dengan demikian hal ini berkontribusi dalam menurunkan infeksi dan memulai inisiasi respon imun spesifik Fungsi lain dari pembuluh limfe antara lain: a. Mengumpulkan dan mengembalikan cairan interstisial, termasuk protein plasma ke darah, sehinga membantu mempertahankan keseimbangan cairan (fluid balance) b. Mempertahakan tubuh terhadap penyakit dengan memproduksi limfosit (Anonim, 2009) c. Menyerap lemak dari intestinum dan membawa ke darah d. Mengeluarkan zat-zat toksik dan debris seluler dari jaringan setelah infeksi atau kerusakan jaringan e. Pembuluh limfe mengendalikan kualitas aliran cairan dengan cara menyaring melalui nodus-nodus limfe sebelum mengembalikannya ke sirkulasi. Cairan interestial yang menggenangi jaringan secara terus menerus yang diambil oleh kapiler kapiler limfatik disebut dengan Limfa. 10 Limfa mengalir 59 melalui sistem pembuluh yang akhirnya kembali ke sistem sirkulasi. Ini dimulai pada ekstremitasdari sistem kapiler limfatik yang dirancang untuk menyerap cairan dalam jaringanyang kemudian dibawa melalui sistem limfatik yang bergerak dari kapiler kelimfatik (pembuluh getah bening) dan kemudian ke kelenjar getah bening. Getah bening ini disaring melalui benjolan dan keluar dari limfatik eferen. Dari sana getah bening melewati batang limfatik dan akhirnya ke dalam saluran limfatik. Pada titik ini getah bening dilewatkan kembali ke dalam aliran darah dimana perjalanan ini dimulai lagi. 60 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem yang mempunyai peranan sangat vital bagi kehidupan manusia. Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung,dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung Sistem sirkulasi darah dimulai dari jantung yang berfungsi untuk memompa darah yang kemudian dialirkan melalui aorta dan diteruskan ke cabang-cabang pembuluh darah. Sistem kardiovaskuler berhubungan erat dengan darah dimana masing -masing darah memiliki tugas atau fungsi masing-masing dan saling berkaitan satu sama lain. Sistem kardiovaskular memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. B. Saran Dari pemaparan diatas penulis memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan maupun ilmu alam lainnya penting sekali memahami sistem darah dan kardiovaskuler secara tepat agar terhindar dari kelalaian baik itu dirumah sakit maupun di alam yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktivitas positif untuk memberikan kesehatan terhadap jantung sebagai pusat kehidupan. Oleh karena itu, untuk menjaga agar semua yang ada tidak rusak 61 ataupun mengalami gangguan, perbiasakanlah hidup sehat dalam kehidupan sehari hari. 62 PERTANYAAN 1. Dalam sistem peredaran darah manusia dikenal adanya tiga pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Pernyataan berikut ini yang berkaitan dengan vena adalah. . . A. Mengangkut darah di mana kadar darah O2 tinggi B. Jalannya meninggalkan jantung C. Mengangkut darah di mana kadar darah CO2 tinggi D. Jalannya menuju jantung E. Mengangkut darah di mana kadar darah CO2 tinggi Jalannya menuju jantung Jawaban : E 2. Di dalam jantung terdapat beberapa katup atau sekat yang membatasi ruang ruang jantung. Katup semilunaris terdapat antara. . . A. Bilik kiri dengan aorta B. Serambi kanan dan bilik kanan C. Bilik lkanan dan nadi paru paru D. Serambi kiri dan bilik kiri E. Serambi kiri dan serambi kanan Jawaban : A 3. Setelah mengalami proses pencernaan, sari makanan siap untuk diserap dan dibawa ke seluruh tubuh oleh darah. Bagian darah yang berperan dalam pengangkutan adalah …. A. Plasma B. Eritrosit C. Leukosit D. Trombosit E. limfosit Jawaban : B 4. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah A. Spigmomanometer 63 B. Stetoskop C. Anemometer D. Termometer raksa E. Dinamometer Jawaban : A 5. Tekanan diastole adalah tekanan yang terjadi pada saat darah. . . A. keluar dari serambi jantung B. masuk ke serambi jantung C. masuk ke bilik jantung D. keluar dari jantung E. keluar dari bilik jantung Jawaban : D 6. Tekanan darah yang normal adalah sekitar ... A. 120 / 100 mmHg B. 80 / 120 mmHg C. 100 / 400 mmHg D. 120 / 80 mmHg E. 150 / 80 mmHg Jawaban : D 7. Lapisan jantung yang paling tebal yang terdiri atas otot-otot jantung adalah ….. A. Endokardium B. Miokardium C. Perikardium D. Epikardium E. Lapisan Parietal Jawaban : B 8. Sel darah putih yang termasuk agranulosit adalah … A. Limfosit B. Eosinofil C. Basofil 64 D. Neutrofil E. Platelet Jawaban : A 9. Area jantung yang berfungsi sebagai pacemaker atau pemicu setiap siklus jantung adalah … A. Serabut penghubung terminal B. Nodus Atrioventrikuler (AV) C. Nodus Sinoatrial (SA) D. Serabut Purkinje E. Berkas His Jawaban : C 10. Pembuluh darah yang memiliki tekanan paling kecil dan merupakan mikrosirkulasi terkecil adalah… A. Arteri B. Arteriola C. Vena D. Venula E. Kapiler Jawaban : E 11. Sistem limfatik secara fungsional merupakan bagian dari sistem peredaran darah dan sistem…. A. Imun B. Reproduksi C. Ekskresi D. Syaraf E. Rangka Jawaban : A 12. Bahan berikut ini merupakan bahan yang termasuk ke dalam vasokontriksi, kecuali… A. Angotensin 65 B. Epinefrin C. Serotonin D. Endotelin E. Vasopresin Jawaban : C 13. Usia sel darah merah sebelum akhirnya dirombak kembali adalah… A. 110 hari B. 120 hari C. 130 hari D. 100 hari E. 90 hari. Jawaban : B 14. Komponen darah yang berfungsi untuk membantu proses pembekuan darah saat terjadi luka adalah … A. Eritrosit B. Leukosit C. Plasma darah D. Trombosit E. Hemoglobin Jawaban : D 15. Jumlah darah yang dipompa oleh jantung per menit disebut… A. Curah jantung B. Resistensi perifer C. Denyut jantung D. Siklus jantung E. Bunyi jantung Jawaban : A 66 DAFTAR PUSTAKA Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta:ECG Guyton, A.C., Hall, J. E. 2014 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Jakarta:EGC Sutanta. 2019. Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Thema Publishing. Irawati, Lili. Jurnal: Aktivitas Listrik pada Otot jantung. Diakses pada link http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/306 Suharsono, Hamong. 2017. Pembuluh Limfe. Denpasar : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Diakses pada link https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/73d9fb2895e87bfe6b7 6b493abfbd28c.pdf Diakses pada link http://repository.unimus.ac.id/1214/3/BAB%20II.pdf Diakses pada link https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/elekdankom/article/download/558/44 Diakses pada link http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Biomedik-Dasar-Komprehensif.pdf Diakses pada link https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/b2d83c1ec6b331b5e 1fe5f232817a615.pdf Diakses pada link https://www.poltekkeskupang.ac.id/informasi/download/category/8mkjk.html?download=19:ah Diakses pada link https://www.academia.edu/34657925/MAKALAH_ANATOMI_DAN_FISIO LOGI_JANTUNG Diakses pada link http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdllukmanhadi-6708-2-babii.pdf Diakses pada link https://docplayer.info/35483973-Anatomi-jantung-manusia.html Martini, Frederic H, Robert B. Tallitsch,, Judi L. Nath. 2017. Human Anatomy, 9th Edition. United States of America: Pearson iii Chalik, Raimundus, S.Si., M.Sc., Apt. 2016. Anatomy Fisiologi Manusia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Gunawan, Dary. 2017. Fisiologi Vaskuler. Diakses pada linkhttps://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/d86da803a59b17d f4285c9445d002869.pdf Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta Selatan : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Wardah, Rissa Roykhatul. 2011. Perbedaan Perubahan Tekanan Darah Pasien LakiLaki Usia 25-39 Tahun Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) Gemuk dan Normal Setelah Pemberian Anastesikum Lokal yang Mengandung Vasokonstriktor (Pehacaine) (Penelitian Eksperimental Klinis). Skripsi. Jember : Universitas Jember Campbell, Neil A dan Jane B. Reece. 2010. Biologi. Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta : Erlangga iv