PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK (AC) Dosen Pengampu Ir. I Gusti Ngurah Janardana, M.Erg DISUSUN OLEH : “KELOMPOK 3” GICELLA IRMIN MEISYA LEBA (2005541079) HOIRUR ROSIQIN HAVIVI (2005541085) I GUSTI NGURAH AGUNG BAYU NUGRAHA (2005541090) PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2021 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proses pengukuran dalam sistem tenaga listrik merupakan salah satu prosedur standar yang harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaranbesaran yang diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang diinginkan oleh seorang pengguna.Kepentingan alat-alat ukur dalam kehidupan kita tidak dapat disangkal lagi. Bagi mahasiswa Elektro,pengukuran merupakan hal yang sangat penting. Karena tanpa pengukuran listrik maka kita akan sangat sulit untuk mengetahui besaran – besaran listrik yang sangat kita perlukan dalam membuat suatu perencanaan, pemasangan atau pembuatan barang – barang elektronika dan listrik. Listrik yang umumnya digunakan di rumah-rumah, di kantorkantor, di sekolah-sekolah atau di tempat-tempat lainnya merupakan listrik arus bolak balik. Selain listrik arus bolak balik ada juga listrik arus searah. Salah satu kelebihan listrik arus bolak-balik di bandingkan dengan listrik arus searah adalah bahwa tegangan listrik arus bolak-balik dinaikkan atau diturunkan menggunakan transformator.Arus bolak-balik dibangkitkan oleh sebuah generator (dinamo arus bolak-balik) prinsip kerja dinamo listrik adalah berdasarkan atas induksi gaya gerak listrik (g.g.l).Kawat penghantar yang berada dalam medan magnet dan letaknya tegak lurus terhadap arah medan (V) bila digerakkan memotong garis-garis gaya (B) timbullah di dalam kawat itu arus listrik. Berarti bahwa dalam kawat timbul gaya gerak magnet listrik. Apabila suatu coil diputar dalam medan magnit homogen maka pada coil dimaksudkan dibangkitkan gaya gerak listrik (ggl) berubah-ubah (Nuraeni, Reni dan Charles Selan.2014. Dasar dan Pengukuran Listrik). Jakarta:PP- Depdiknas) .Mengingat begitu pentingnya pengukuran listrik khususnya listrik arus bolak balik ( AC), maka dalam paper ini akan dibahas mengenai instrument alat ukur arus bolak balik atau AC. 1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana prinsip kerja Elektrodinamometer? Bagaimana prinsip kerja Instrumen Besi Putar? Bagaimana prinsip kerja Instrumen Jenis Penyearah? Bagaimana Termo Instrumen? Bagaimana Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya? Bagaimana prinsip kerja Alat Ukur Watt / Jam? Bagaimana prinsip kerja Alat Ukur Faktor Daya? Bagaimana prinsip kerja Alat Ukur Frekuensi? 1.3 TUJUAN Mengetahui prinsip kerja Elektrodinamometer. Mengetahui prinsip kerja Instrumen Besi Putar. Mengetahui prinsip kerja Instrumen Jenis Penyearah. Mengetahui prinsip kerja Termo Instrumen. Mengetahui Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya. Mengetahui prinsip kerja Alat Ukur Watt / Jam. Mengetahui prinsip kerja Alat Ukur Faktor Daya. Mengetahui prinsip kerja Alat Ukur Frekuensi. BAB II PEMBAHASAN 2.1 ELEKTRODINAMOMETER Elektrodinamometer merupakan salah satu alat ukur arus bolak balik yang paling penting, dan sering digunakan sebagai voltmeter dan ampermeter yang akurat tidak hanya pada frekuensi jala-jala, akan tetapi juga dalam daerah frekuensi audio yang rendah. Elektrodinamometer dengan sedikit modifikasi dapat dipakai untuk mengukur : Daya (wattmeter). VAR (VAR meter). Faktor daya (power-factor meter) Frekuensi (frequency-meter). Gerak elektrodinamometer dapat berfungsi sebagai instrumen alih, karena dapat dikalibrasi pada arus searah dan digunakan langsung pada arus bolak balik, menyatakan secara langsung untuk menyamakan pengukuran tegangan dan arus (dc dan ac). Perbedaan antara elektrodinamometer dan gerak d’Arsonval adalah: Elektrodinamometer memanfaatkan arus yang akan diukur untuk menghasilkan fluksi medan yang diperlukan, sedang gerak dArsonval menggunakan maknet permanen untuk menghasilkan medan magnet Rangkaian / skema dari elektrodinamometer ditunjukkan pada gambar 1, terdiri dari : Dua buah kumparan tetap ( diam ) dibagi menjadi dua bagian yang sama, yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnet di dalam mana kumparan putar berputar.Kedua kumparan ini dihubungkan seri dengan kumparan berputar dan dialiri arus yang diukur, dan keduanya ditempatkan agak berjauhan, untuk memberikan ruangan bagi poros kumparan berputar. Sebuah kumparan berputar yang berfungsi menggerakkan jarum yang diimbangi oleh beban-beban lawan, dan putaran jarum diatur oleh pegas-pegas pengatur, seperti pada gerak dArsonval (Gambar 2.1.1) Untuk melindungi instrumen dari pengaruh medan magnet, peralatan dibungkus dengan penutup yang telah dilaminasi. (Cooper, William David.1994. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta : Erlangga) 2.1.1 Prinsip Kerja Elektrodinamometer Prinsip kerja elektrodinamometer dapat dipahami dengan meninjau kembali persamaan torsi yang dibangkitkan oleh sebuah kumparan yang tergantung dalam medan maknet, yaitu : T = B x Ax I x N Persamaan torsi diatas menyatakan bahwa torsi yang menyebabkan defleksi kumparan putar berbanding lurus dengan konstanta-konstanta kumparan (A dan H), kuat medan maknet dimana kumparan berputar (B), dan arus melalui kumparan (I).Pada elektrodinamometer kerapatan fluksi (B) bergantung pada arus melalui kumparan tetap, jadi berbanding lurus dengan arus defleksi (I). Dimensi-dimensi dan jumlah lilitan kumparan merupakan besaran-besaran yang diketahui, maka torsi yang dibangkitkan merupakan fungsi kuadrat arus, oleh karena itu elektrodinamometer untuk pemakaian arus searah, skala kuadratnya mudah diamati, yaitu melalui tanda-tanda skala yang banyak pada nilai-nilai arus. sangat rendah, dan menyebar maju pada nilai arus yang frekuensinya tinggi. Pada pengukuran arus bolak balik, torsi yang dibangkitkan setiap saat, sebanding dengan kuadrat arus sesaat (i2), dimana nilai sesaat i selalu positif dan akibatnya dihasilkan torsi yang bergetar, namun gerakan jarum tidak dapat mengikuti perubahan torsi yang cepat, sehingga jarum menempati suatu posisi dimana torsi rata-rata diimbangi oleh torsi pegas-pegas pengatur.Jadi defleksi alat ukur merupakan fungsi rata-rata dari kuadrat arus.Skala elektrodinamometer, umumnya dikalibrasi dalam akar kuadrat arus rata-rata, yang mempunyai arti bahwa alat ukur membaca nilai rms atau efektif arus bolak balik. (Cooper, William David.1994. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta : Erlangga) 2.1.2 Sifat-Sifat Pengalihan Elektrodinamometer Sifat-sifat pengalihan eletrodinamometer menjadi jelas bila membandingkan nilai efektif arus bolak balik terhadap arus searah berdasarkan pengaruh pemanasan atau pengalihan dayanya.Suatu arus bolak balik menghasilkan panas di dalam sebuah tahanan yang besarnya diketahui, pada laju rata-rata yang sama dengan arus searah ( I ), yang menurut definisi akan mempunyai nilai sebesar I amper. Laju rata-rata pengeluaran panas oleh arus searah sebesar I amper didalam sebuah tahanan adalah I2 R watt.Laju rata-rata pengeluaran panas oleh suatu arus bolak balik “ i” amper selama satu perioda dalam tahanan R yang sama adalah : 𝑇 I2R = (1/T) ∫0 𝑖 2 𝑅 dt jadi berdasarkan definisi : I2R = 𝑇 (1/T) ∫0 𝑖 2 𝑅 dt 𝑇 I = √(1/T) ∫0 𝑖 2 dt dan = √𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑖 2 Dimana I adalah nilai rms atau nilai efektif dari arus bolak balik dan sering disebut nilai arus searah ekivalen. Jika elektrodinamometer dikalibrasi untuk arus searah 1 A, dan pada skala diberi tanda menyatakan nilai 1 A, maka arus bolak balik yang menyebabkan jarum menyimpang ke tanda skala untuk 1 A dc tersebut, harus memiliki nilai arus efektif sebesar 1 A, dengan kata lain kita dapat mengalihkan pembacaan yang dihasilkan arus searah ke nilai arus bolak balik yang sesuai, dan ini akan menetapkan hubungan antara dc dan ac. (Cooper, William David.1994. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta : Erlangga) 2.2 ALAT UKUR BESI PUTAR Alat ukur tipe besi putar adalah sederhana dan kuat dalam konstruksi. Alat ukur ini digunakan sebagai alat ukur arus dan tegangan pada frekuensi – frekuensi yang dipakai pada jaringan distribusi. Instrumen ini pada dasarnya ada dua buah bentuk yaitu tipe tarikan (attraction) dan tipe tolakan (repulsion). Cara kerja tipe tarikan tergantung pada gerakan dari sebuah besi lunak di dalam medan magnit, sedang tipe tolakan tergantung pada gaya tolak antara dua buah lembaran besi lunak yang telah termagnetisasi oleh medan magnit yang sama. Apabila digunakan sebagai ampermeter, kumparan dibuat dari beberapa gulungan kawat tebal sehingga ampermeter mempunyai tahanan yang rendah terhubung seri dengan rangkaian. Jika digunakan sebagai voltmeter, maka kumparan harus mempunyai tahanan yang tinggi agar arus yang melewatinya sekecil mungkin, dihubungkan paralel terhadap rangkaian. Kalau arus yang mengalir pada kumparan harus kecil, maka jumlah kumparan harus banyak agar mendapatkan amper penggerak yang dibutuhkan. Tipe Tarikan (Attraction) Pada gambar 2.1 terlihat bahwa jika lempengan besi yang belum termagnetisasi digerakkan mendekatai sisi kumparan yang dialiri arus, lempengan besi akan tertarik di dalam kumparan. Hal ini merupakan dasar dalam pembuatan suatu pelat dari besi lunak yang berbentuk bulat telur, bila dipasangkan pada batang yang berada diantara "bearings" dan dekat pada kumparan, maka pelat besi tersebut akan terayun ke dalam kumparan yang dialiri arus. Kuat medan terbesar berada ditengah - tengah kumparan, maka pelat besi bulat telur harus dipasang sedemikian rupa sehingga lebar gerakannya yang terbesar berada di tengah kumparan. 2.2.1 Tipe Tarikan (Attraction). (Gambar 2.2.1 Prinsip kerja instrumen tipe tarikan) (Gambar 2.2.2 Beberapa bagian dari instrumen tipe tarikan) Bila sebuah jarum penunjuk dipasangkan pada batang yang membawa pelat tadi, maka arus yang mengalir dalam kumparan akan mengakibatkan jarum penunjuk menyimpang. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.2.2. Besar simpangan akan lebih besar, jika arus yang mengalir pada kumparan besar. Demikian pula simpangan penunjuk yang bergerak diatas skala, sebelumnya skala harus sudah dikalibrasi. Besarnya momen gerak (deflecting torque) diperlihatkan pada gambar 2.2.3 di bawah. (Gambar 2.2.3 Besarnya momen gerak) 2.2.2 Tipe Tolakan (Repolsion) Bagian-bagian instrumen jenis tolakan digambarkan pada Gambar 2.2.4. Dalam gambar terdapat kumparan tetap diletakkan didalamnya dua buah batang besi lunak A dan B sejajar dengan sumbu kumparan. Salah satu dari besi tersebut A dipasang tetap, sedang B dipasang mudah bergerak dan membawa sebuah penunjuk yang mudah bergerak diatas skala yang telah dikalibrasi. (Gambar 2.2.4 Beberapa bagian penampang jenis repulsion) Apabila arus yang akan diukur dilewatkan melalui kumparan, maka akan membangkitkan medan magnit memagnetisir kedua batang besi. Pada titik yang berdekatan sepanjang batang besi mempunyai polaritas magnit yang sama. Dengan demikian akan terjadi gaya tolak menolak sehingga penunjuk akan menyimpang melawan momen pengontrol yang diberikan oleh pegas. Gaya tolak ini hampir sebanding dengan kuadrat arus yang melalui kumparan; kemanapun arah arus yang melalui kumparan, kedua batang besi tersebut akan selalu sama - sama termagnetisasi dan akan saling tolak-menolak. Untuk mendapatkan skala uniform, digunakan 2 buah lembaran besi yang berbentuk seperti lidah (Gambar 2.2.5). (Gambar 2.2.5 Dua buah lembaran besi yang berbentuk seperti lidah) Pada Gambar 2.2.5 tampak besi tetap terdiri dari lempengan besi berbentuk lidah dililitkan dalam bentuk silinder, sedang besi yang bergerak terdiri dari lempengan besi dan dipasang sedemikian rupa sehingga dapat bergerak sejajar terhadap besi tetap. Dengan adanya gaya. Tolak menolak antara dua batang besi yang sama-sama termagnetisasi tersebut akan timbul momen. Karena polaritas dari kedua batang besi tersebut berlawanan secara serentak, maka instrumen ini dapat digunakan untuk ac maupun dc. (Waluyanti, Sri dkk. 2008. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1 (BSE). Jakarta: PP-Depdiknas) 2.3 INSTRUMEN JENIS PENYEARAH Penyearah adalah perangkat yang mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Ini dilakukan dengan menggunakan dioda atau sekelompok dioda. Ada dua jenis penyearah, yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh. Penyearah setengah gelombang menggunakan satu dioda, sedangkan penyearah gelombang penuh menggunakan banyak dioda. 2.3.1. Penyearah Setengah Gelombang Sebuah penyearah setengah gelombang didefinisikan sebagai jenis penyearah yang hanya memungkinkan setengah siklus gelombang tegangan AC untuk lulus, dan memblokir setengah siklus lainnya. Penyearah setengah gelombang digunakan untuk mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC, dan hanya membutuhkan satu dioda untuk membuatnya. Diagram di bawah mengilustrasikan prinsip dasar penyearah setengah gelombang. Ketika bentuk gelombang AC dilewatkan melalui penyearah setengah gelombang, hanya setengah dari bentuk gelombang AC yang tersisa. Penyearah setengah gelombang hanya mengizinkan setengah siklus (setengah siklus positif atau negatif) dari tegangan AC dan akan memblokir setengah siklus lainnya di sisi DC, seperti yang terlihat di bawah ini. (Gambar 2.3.1 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang) Proses penyearah setengah gelombang mengubah tegangan AC menjadi output DC. Tegangan AC tinggi diterapkan ke sisi primer transformator step-down dan akan mendapatkan tegangan rendah pada belitan sekunder yang akan diterapkan ke dioda. Selama setengah siklus positif dari tegangan AC, dioda akan bias maju dan arus mengalir melalui dioda. Selama setengah siklus negatif tegangan AC, dioda akan dibiaskan terbalik dan aliran arus akan diblokir. Bentuk gelombang tegangan keluaran akhir pada sisi sekunder (DC) ditunjukkan pada gambar di atas. Bentuk gelombang keluaran yang diperoleh adalah bentuk gelombang DC yang berdenyut. Inilah yang diperoleh saat menggunakan penyearah setengah gelombang tanpa filter. Filter adalah komponen yang digunakan untuk mengubah (memperhalus) bentuk gelombang DC yang berdenyut menjadi bentuk gelombang DC yang konstan. Meskipun penyearah setengah gelombang tanpa filter secara teori dimungkinkan, tetapi tidak dapat digunakan untuk aplikasi praktis apa pun. Karena peralatan DC memerlukan bentuk gelombang konstan, perlu untuk 'menghaluskan' bentuk gelombang yang berdenyut ini agar bisa digunakan di dunia nyata. Sebuah kapasitor atau induktor dapat digunakan sebagai filter, tapi penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor yang paling sering digunakan. Diagram rangkaian di bawah ini menunjukkan bagaimana filter kapasitif dapat digunakan untuk memperhalus bentuk gelombang DC yang berdenyut menjadi bentuk gelombang DC konstan. (Gambar 2.3.2 Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Dengan Filter) Penyearah setengah gelombang tidak umum digunakan sebagai penyearah gelombang. Meskipun demikian, masih memiliki beberapa kegunaan seperti untuk aplikasi perbaikan, untuk aplikasi demodulasi sinyal, dan untuk aplikasi puncak sinyal. Keuntungan utama penyearah setengah gelombang adalah kesederhanaannya. Karena tidak memerlukan banyak komponen, lebih sederhana dan lebih murah untuk disiapkan dan dibangun. Kekurangan Penyearah Setengah Gelombang adalah kehilangan daya karena penyearah setengah gelombang hanya mengizinkan setengah siklus gelombang dan membuang setengah siklus lainnya. 2.3.2. Penyearah Gelombang Penuh Penyearah gelombang penuh mengubah kedua bagian dari setiap siklus gelombang bolak-balik (sinyal AC) menjadi sinyal DC yang berdenyut. Penyearah gelombang penuh diklasifikasikan menjadi Centre-tapped Full Wave Rectifier (Penyearah Gelombang Penuh yang diketuk tengah) dan Full Wave Bridge Rectifier (Penyearah Jembatan Gelombang Penuh). o Penyearah Gelombang Penuh yang diketuk tengah Trafo Sadap Tengah Ini adalah trafo normal dengan sedikit modifikasi. Ini memiliki kabel tambahan yang terhubung ke pusat belitan sekunder yang tepat. Jenis konstruksi ini membagi tegangan AC menjadi dua tegangan yang sama dan berlawanan yaitu tegangan +Ve (Va) dan tegangan -ve (Vb). Tegangan keluaran total adalah V = Va + Vb. (Gambar 2.3.3 Penyearah Gelombang Penuh yang diketuk Tengah) (Gambar 2.3.4 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh yang diketuk Tengah) Dengan menerapkan tegangan AC ke trafo input. Selama setengah siklus positif dari tegangan AC, terminal 1 akan positif, keran tengah akan berada pada potensial nol dan terminal 2 akan menjadi potensial negatif. Ini akan menyebabkan bias maju di dioda D1 dan menyebabkan arus mengalir melaluinya. Selama waktu ini, dioda D2 berada dalam bias balik dan akan memblokir arus yang melewatinya. (Gambar 2.3.5 Siklus Positif) Selama setengah siklus negatif dari tegangan AC input, terminal 2 akan menjadi positif dengan relatif terhadap terminal 2 dan center-tap. Ini akan menyebabkan bias maju di dioda D2 dan menyebabkan arus mengalir melaluinya. Selama ini, dioda D1 berada dalam bias terbalik dan akan memblokir arus yang melewatinya. (Gambar 2.3.6 Siklus Negatif) Selama siklus positif dioda D1 bekerja, dan selama siklus negatif dioda D2 bekerja. Akibatnya, kedua setengah siklus tersebut diizinkan untuk dilewati. Output tegangan DC di sini hampir dua kali dari output tegangan DC dari penyearah setengah gelombang. Dengan Bentuk Gelombang Keluaran seperti berikut : (Gambar 2.3.7 Gelombang Output) (Gambar 2.3.8 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh yang diketuk Tengah Dengan Filter) Penyearah gelombang penuh menghasilkan tegangan DC yang berdenyut dengan banyak riak sebagai output. Jadi, untuk mengubah tegangan DC yang berdenyut menjadi tegangan DC murni, menggunakan rangkaian filter seperti yang ditunjukkan di atas. Dengan cara menempatkan kapasitor di seberang beban. Cara kerja rangkaian filter kapasitif adalah untuk memperpendek riak dan memblokir komponen DC sehingga mengalir melalui jalur lain dan tersedia melintasi beban. Selama setengah gelombang positif, kapasitor tidak diisi dayanya, dan ketika kita menerapkan tegangan AC input yang kebetulan lebih dari tegangan kapasitor, kapasitor segera mengisi daya ke nilai maksimum tegangan input. Pada titik ini, tegangan suplai sama dengan tegangan kapasitor. (Gambar 2.3.9 Gelombang Output Dengan Filter) Ketika tegangan AC yang diterapkan mulai menurun dan kurang dari kapasitor, kapasitor mulai mengosongkan daya dengan lambat tetapi ini lebih lambat jika dibandingkan dengan pengisian kapasitor dan tidak mendapat cukup waktu untuk melepaskan seluruhnya dan pengisian dimulai lagi. Jadi sekitar setengah dari muatan yang ada di kapasitor habis. Selama siklus negatif, dioda D2 mulai berjalan, dan proses di atas terjadi lagi. Ini akan menyebabkan arus mengalir melalui arah yang sama melintasi beban. o Penyearah Jembatan Gelombang Penuh Penyearah jembatan gelombang penuh adalah jenis penyearah yang akan menggunakan empat dioda atau lebih dari itu dalam formasi jembatan. Gambar 2.3.10 Rangkain Penyearah Jembatan Gelombang Penuh Kami menerapkan AC di jembatan. Selama setengah siklus positif, terminal 1 menjadi positif, dan terminal 2 menjadi negatif. Ini akan menyebabkan dioda A dan C menjadi bias maju, dan arus akan mengalir melaluinya. Sementara dioda B dan D akan menjadi bias balik dan memblokir arus yang melewatinya. Arus akan mengalir dari 1 ke 4 ke 3 ke 2. Gambar 2.3.11 Siklus Positif Selama setengah siklus negatif, terminal 1 akan menjadi negatif, dan terminal 2 akan menjadi positif. Ini akan menyebabkan dioda B dan D menjadi bias maju dan memungkinkan arus melewatinya. Pada saat yang sama, dioda A dan C akan dibiaskan terbalik dan akan memblokir arus yang melewatinya. The arus akan mengalir dari 2 dan 4 3-1. Gambar 2.3.12 Siklus Negatif Dengan Bentuk Gelombang Keluaran seperti berikut : Gambar 2.3.13 Gelombang Output Penyearah Jembatan Gelombang Penuh mendapatkan tegangan DC yang berdenyut dengan banyak riak sebagai output dari penyearah jembatan gelombang penuh. Tegangan ini tidak dapat digunakan untuk aplikasi praktis. Jadi, untuk mengubah tegangan DC yang berdenyut menjadi tegangan DC murni, kami menggunakan rangkaian filter seperti yang ditunjukkan di bawah. Dengan menempatkan kapasitor di seberang beban. Cara kerja rangkaian filter kapasitif adalah untuk memperpendek riak dan memblokir komponen DC sehingga mengalir melalui jalur lain dan itu melalui beban. Selama setengah gelombang, dioda A dan C bekerja. Ini mengisi kapasitor segera ke nilai maksimum tegangan input. Ketika tegangan pulsasi yang diperbaiki mulai menurun dan kurang dari tegangan kapasitor, kapasitor mulai melepaskan dan memasok arus ke beban. Pengosongan ini lebih lambat jika dibandingkan dengan pengisian kapasitor, dan tidak mendapat cukup waktu untuk melepaskan seluruhnya dan pengisian dimulai lagi di pulsa berikutnya dari bentuk gelombang tegangan yang diperbaiki. Jadi sekitar setengah dari muatan yang ada di kapasitor habis. Selama siklus negatif, dioda B dan D mulai berjalan, dan proses di atas terjadi lagi. Hal tersebut menyebabkan, arus terus mengalir melalui arah yang sama melintasi beban. Gambar 2.3.14 Penyearah Jembatan Gelombang Penuh dengan Filter Keuntungan dari Penyearah Gelombang Penuh yaitu memiliki efisiensi penyearah yang lebih tinggi daripada penyearah setengah gelombang . Ini berarti bahwa mereka mengubah AC ke DC dengan lebih efisien.Mereka memiliki kehilangan daya yang rendah karena tidak ada sinyal tegangan yang terbuang dalam proses perbaikan. Dan Tegangan output penyearah gelombang penuh yang disadap tengah memiliki riak yang lebih rendah daripada penyearah setengah gelombang. Sedangkan Kekurangan dari Penyearah Gelombang Penuh adalah Penyearah dengan tap tengah lebih mahal daripada penyearah setengah gelombang dan cenderung menempati banyak ruang. (Cooper, William David. 1994. InstrunmentasiElektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Erlangga) 2.4 TERMO INSTRUMEN Gambar 2.4.1 Skema Ampermeter Kawat Panas Sejarah awal dari instrumen-instrumen yang bekerja berdasarkan pemanasan (termo-instrumen) adalah mekanisme kawat-panas, yang ditunjukkan secara skematis dalam Gambar 2.4. Arus yang akan diukur dilewatkan melalui sebuah kawat halus yang diregang kencang antara dua terminal. Kawat kedua diikat ke kawat halus tersebut pada satu ujung dan pada ujung lainnya ke sebuah pegas yang berusaha menarik kawat halus ke bawah. Kawat kedua ini dilewatkan melalui sebuah canai (roller) di mana jarum dihu-bungkan. Arus yang akan diukur menyebabkan pemanasan kawat halus dan memuai sebanding dengan kuadrat arus pemanasan. Perubahan panjang kawat menggerakkan jarum dan menunjukkan besarnya arus. Ketidakstabilan karena regangan kawat, lambatnya tanggapan (respons), dan kurangnya kompensasi terhadap temperatur sekeliling membuat mekanisme ini tidak memuaskan secara komersil. Sekarang ini mekanisme kawat panas tidak dipakai lagi dan diganti dengan yang lebih sensitif, lebih teliti dan memiliki kombinasi kompensasi yang lebih baik bagi elemen termolistrik.( Cooper, William David.1994. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta : Erlangga) 2.5 ELEKTRODINAMIKA DALAM PENGUKURAN DAYA Daya listrik adalah Usaha yang dibutuhkan untuk memindahkan elektron dari suatu titik ke titik lain. untuk mengukur daya listrik dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa wattmeter.Wattmeter terbagi 2 yaitu : Wattmeter satu fasa Wattmeter banyak fasa Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik searah (DC) maupun bolak-balik (AC). Ada 3 tipe Wattmeter yaitu Elektrodinamometer, Induksi dan Thermokopel. Jika ditinjau dari fasanya ada 2 yaitu wattmeter satu fasa dan wattmeter tiga fasa ( banyak fasa ) 2.5.1. Wattmeter Satu Fasa Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam pengukuran daya, wattmeter tipe Elektrodinamometer dapat dipakai untuk mengukur daya searah (DC) maupun daya bolak-balik (AC) untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak terbatas pada gelombang sinus saja. Wattmeter tipe elektrodinamometer terdiri dari satu pasang kumparan yaitu kumparan tetap yang disebut kumparan arus dan kumparan berputar yang disebut dengan kumparan tegangan, sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui suatu sudut, yang berbanding lurus dengan hasil perkalian dari arus-arus yang melalui kumparan-kumparan tersebut. Gambar 1 menunjukkan susunan wattmeter satu fasa. Gambar 2.5.1 Wattmeter satu fasa Arus sesaat didalam kumparan yang berputar (kumparan tegangan) adalah Ip, besarnya Ip=e/Rp dimana e adalah tegangan sesaat pada jala – jala dan Rp adalah tahanan total kumparan tegangan beserta tahanan serinya. Defleksi kumparan putar sebanding dengan perkalian Ic dan Ip , defleksi ratarata selama satu perioda dapat dituliskan : rata rata K Ic Ip dt dimana: rata-rata = defleksi sudut rata-rata kumparan K = konstanta instrumen Ic = arus sesaat dalam kumparan arus Ip = Arus sesaat di dalam kumparan tegangan Dengan menganggap sementara Ic =arus beban I (secara aktual Ic = Ip + I) dan menggunakan nilai Ip = e/Rp didapatkan : Menurut definisi, daya rata-rata didalam suatu rangkaian adalah : Menurut definisi, daya rata-rata didalamsuaturangkaianadalah : Elektrodinamometer yang dihubungkan dalam konfigurasi gambar 1 mempunyai defleksi yang sebanding dengan daya ratarata. Jika f dan I adalah besaran sinus dengan bentuk e = Em sin wt dan I = Im sin (wt + f ) maka persamaan di atas berubah menjadi : dimana E dan I menyatakan nilai - nilai rms tegangan dan arus menyatakan sudut fasa antara tegangan dan arus. Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah daya untuk mempertahankan medan magnetnya, tetapi ini biasanya sangat kecil dibandingkan daya beban sehingga dapat diabaikan, Jika diperlukan pembacaan daya yang tepat, arus kumparan harus sama dengan arus beban, dan kumparan potensial harus dihubungkan diantara terminal beban. Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan tegangan diatasi dengan wattmeter yang terkompensasi. Kumparan arus terdiri dari dua kumparan, masingmasing mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu kumparan menggunakan kawat lebih besar yang membawa arus beban ditambah arus untuk kumparan tegangan. Kumparan lain menggunakan kawat kecil (tipis) dan hanya membawa arus ke kumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan dengan arus didalam kumparan besar, menyebabkan fluks yang berlawanan dengan fluks utama. Berarti efek I dihilangkan dan wattmeter menunjukkan daya yang sesuai. 2.5.2. Wattmeter Tiga Fasa Pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak, memerlukan pemakaian dua atau lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan pembacaan masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel menyatakan bahwa daya nyata dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter dan sejumlah kawat-kawat dalam setiap fasa banyak, dengan persyaratan bahwa satu kawat dapat dibuat common terhadap semua rangkaian potensial. Gambar 2 menunjukkan sambungan dua wattmeter untuk pengukuran konsumsi daya oleh sebuah beban tiga fasa yang setimbang yang dihubungkan secara delta. Kumparan arus wattmeter 1 dihubungkan dalam jaringan A, dan kumparan tegangan dihubungkan antara (jala-jala, line) A dan C. Kumparan arus wattmeter 2 dihubungkan dalam jaringan B , dan kumparan tegangannya antara jaringan B dan C. Daya total yang dipakai oleh beban setimbang tiga fasa sama dengan penjumlahan aljabar dari kedua pembacaan wattmeter. Diagram fasor gambar 4-5 menunjukkan tegangan tiga fasa VAC, VCB, VBA dan arus tiga fasa IAC, ICB dan IBA. Beban yang dihubungkan secara delta dan dihubungkan secara induktif dan arus fasa ketinggalan dari tegangan fasa sebesar sudut Ɵ. Gambar 2.5.2 Konfigurasi Wattmeter Kumparan arus wattmeter 1 membawa arus antara IA’A yang merupakan penjumlahan vektor dan arus-arus fasa IAC dan IAB. Kumparan potensial wattmeter 1 dihubungkan ke tegangan antara VAC. Dengan cara sama kumparan arus wattmeter 2 membawa arus antara IB’B yang merupakan penjumlahan vektor dari arus-arus fasa IBA dan IAC, sedang tegangan pada kumparan tegangannya adalah tegangan antara VBC. Karena beban adalah setimbang, tegangan fasa dan arus-arus fasa sama besarnya dan dituliskan : VAC = VBC = V dan IAC = ICB =IBA = I Gambar 3. Diagram fasor tegangan tiga fasa VAC, VCB (Cooper, William David.1994. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta : Erlangga) 2.6 ALAT UKUR WATT/JAM Watt-hour meter (Alat Ukur Watt/Jam) merupakan alat pengukur yang dapat mengevaluasi dan mencatat daya listrik yang melewati suatu rangkaian dalam waktu tertentu. Dengan mengimplementasikan Watt-hour meter, kita dapat mengetahui seberapa besar energi listrik yang digunakan oleh konsumen yang bertenaga listrik. Utilitas listrik memasang pengukur ini di tempat konsumen untuk mengevaluasi penggunaan listrik untuk tujuan penagihan. Pembacaan dilakukan di setiap periode penagihan. Biasanya, unit penagihan adalah Kilowatt-hour (kWh). Ini sama dengan total penggunaan energi listrik oleh konsumen sebesar satu kilowatt selama periode satu jam. Pengukur Watt-Hour ini sering juga disebut dengan Pengukur Energi atau Pengukur Listrik.Pada dasarnya, watt-hour meter diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu Pengukur induksi tipe elektromekanis, Pengukur energi elektronik, dan Pengukur energi pintar 2.6.1. Pengukur Induksi tipe Elektromekanis Pada meteran jenis ini, piringan logam aluminium non-magnet dan konduktif listrik dibuat untuk berputar dalam medan magnet . Rotasi dimungkinkan dengan daya yang melewatinya. Kecepatan putaran sebanding dengan aliran daya melalui meteran. Kereta roda gigi dan mekanisme penghitung digabungkan untuk mengintegrasikan kekuatan ini. Meteran ini bekerja dengan menghitung jumlah putaran dan itu relatif terhadap penggunaan energi. Sebuah magnet seri dihubungkan secara seri dengan garis dan yang terdiri dari kumparan beberapa putaran dengan kawat tebal. Sebuah magnet shunt dihubungkan dalam shunt dengan suplai dan terdiri dari sebuah kumparan sejumlah besar putaran dengan kawat tipis. Sebuah magnet pengereman yang merupakan magnet permanen disertakan untuk menghentikan disk pada saat listrik mati dan untuk menempatkan disk pada posisinya. Ini dilakukan dengan menerapkan gaya yang berlawanan dengan putaran cakram. Gambar 2.6.1 Pengukur Induksi tipe Elektromekanis Sebuah fluks dihasilkan oleh magnet seri yang berbanding lurus dengan aliran arus dan fluks lain dihasilkan oleh magnet shunt yang sesuai dengan tegangan. Karena sifat induktif, kedua fluks ini tertinggal satu sama lain sejauh 90o. Arus eddydikembangkan dalam disk yang merupakan antarmuka dari dua bidang. Arus ini dihasilkan oleh gaya yang sesuai dengan hasil kali arus sesaat, tegangan dan sudut fasa di antaranya. Torsi putus dikembangkan pada cakram dengan magnet pengereman yang ditempatkan di satu sisi cakram. Kecepatan cakram menjadi konstan saat kondisi berikut tercapai, Torsi pengereman = Torsi penggerak. Pengaturan roda gigi yang dihubungkan dengan poros cakram diimplementasikan untuk mencatat jumlah putaran. Ini untuk pengukuran AC fase tunggal. Jumlah kumparan tambahan dapat diterapkan untuk konfigurasi fase yang berbeda. 2.6.2. Pengukur Energi Elektronik Fitur utama dari pengukur elektronik selain pengukuran penggunaan daya adalah dapat menampilkan penggunaan energi pada layar LED atau LCD. Dalam beberapa meteran lanjutan, hasil pembacaan dapat dikirim ke daerah terpencil. Itu juga dapat mencatat jumlah energi penggunaan di jam sibuk dan jam tidak sibuk. Selain itu, meter ini dapat merekam parameter suplai dan beban seperti voltase, daya reaktif yang digunakan, laju permintaan penggunaan sesaat, faktor daya , permintaan maksimum, dll. 2.6.3. Pengukur Energi Cerdas Dalam jenis komunikasi meteran di kedua arah (Utilitas ke pelanggan dan pelanggan ke utilitas) dimungkinkan. Komunikasi pelanggan ke utilitas mencakup nilai parameter, konsumsi energi, alarm, dll. Dan utilitas untuk komunikasi konsumen termasuk instruksi pemutusan/penyambungan kembali, sistem pembacaan meter otomatis, peningkatan perangkat lunak meteran, dll. Modem diimplementasikan dalam meter ini untuk memudahkan komunikasi. Sistem komunikasi termasuk kabel fiber, komunikasi saluran listrik, nirkabel, telepon dll. ( Cooper, William David. 1994. InstrunmentasiElektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Erlangga) 2.7 ALAT UKUR FAKTOR DAYA Menurut definisi, faktor daya adalah cosinus sudut fasa antara tegangan dan arus, dan pengukuran faktor daya biasanya menyangkut penentuan sudut fasa ini. Pada dasarnya instrumen ini bekerja berdasarkan prinsip elektrodinamometer, dimana elemen yang berputar terdiri dari dua kumparan yang dipasang pada poros yang sama tetapi tegak lurus satu sama lain.Kumparan putar berputar di dalam medan magnetik yang dihasilkan oleh kumparan medan yang membawa arus jala. (Waluyanti,Sri dkk. 2008. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 2.Jakarta:PPDepdiknas). Penyambungan alat ukur ini di dalam sebuah rangkaian satu fasa ditunjukkan pada diagram Gambar 2.7.1 Seperti biasanya kumparan medan dihubungkan seri dengan antaran dan mengalirkan arus antaran. Salah satu kumparan dari elemen yang berputar dihubungkan seri dengan sebuah tahanan (R) pada antaran-antaran dan menerima arus dari beda potensial yang dimasukkan. Kumparan kedua elemen yang berputar tersebut Gambar 2.7.1 Rangkaian Satu Fasa Gambar 2.7.1 Rangkaian alat ukur faktor daya kumoran silang satu fasa dihubungkan seri dengan sebuah induktor (L) pada antaran. Karena di sini tidak diguna-kan pegas-pegas pengatur posisi setimbang, elemen yang berputar akan bergantung pada torsi yang diakibatkan oleh kedua kumparan yang saling bersilang. Bila elemen yang berputar dalam posisi setimbang, kontribusi masing-masing elemen terhadap torsi total harus sama tetapi berlawanan tanda. Torsi yang dibangkitkan di dalam masing-masing kumparan adalah fungsi arus melalui kumparan dan berarti bergantung pada impedansi rangkaian kumparan tersebut. Torsi juga bergantung pada induktansi bersama antara tiap bagian kumparan yang bersilang dan kumparan medan stasioner. Induktansi bersama ini bergantung pada posisi sudut elemen-elemen kumparan bersilang terhadap posisi kumparan medan stasioner. Bila elemen yang berputar dalam keadaan setimbang, dapat dilihat bahwa simpangan sudutnya merupakan fungsi dari sudut fasa antara arus antaran (kumparan medan) dan tegangan antaran (kumparan-kumparan yang bersilang). Penunjukan jarum yang dihubungkan ke elemen berputar dikalibrasi langsung dalam sudut fasa atau faktor daya. Alat ukur faktor daya dengan daun terpolarisasi (polarized vane powerfactor meter) digunakan dalam sistem daya tiga fasa sebab prinsip kerjanya bergantung pada pemakaian tegangan tiga fasa. Kumparan luar adalah kumparan potensial yang dihubungkan ke an-taran-antaran sistem tiga fasa. Penyambungan tegangan tiga fasa ke kumparan potensial menyebabkannya bertindak seperti stator motor induksi tiga fasa sewaktu membangkitkan suatu fluksi magnett berputar. Kumparan di tengah atau kumparan arus dihubungkan seri dengan salah satu antaran fasa, dan ini mempolariser daun-daun besi. Daun-daun terpolarisasi ini bergerak di dalam medan magnet berputar dan mengambil suatu posisi di mana medan putar pada suatu saat mempunyai fluksi polarisasi paling besar (maksimal). Posisi ini merupakan indikasi sudut fasa dan berarti indikasi faktor daya. Instrumen ini dapat digunakan dalam sistem satu fasa dengan syarat bahwa sebuah rangkaian pemisah fasa (serupa dengan yang digunakan dalam motor satu fasa) ditambahkan untuk membangkitkan medan magnet putar yang diperlukan.Kedua jenis alat ukur faktor daya terbatas pada pengukuran frekuensi yang relatif rendah dan khususnya digunakan pada frekuensi jala-jala (60 Hz)..(Cooper, William David.1994. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta : Erlangga) 2.8 ALAT UKUR FREKUENSI METER Frekuensi meter adalah meter yang digunakanuntuk mengukur banyaknya pengulangan gerakanperiodik perdetik. Gerakan periodik seperti detak jantung, ayunan bandul jam. Ada dua jenis frekuensi meter, yaitu frekuensi meter analog dan rekuensi meter digital. 2.8.1. Frekuensi Meter Analog Frekuensi meter analog merupakan alat ukur yangdigunakan untuk mengukur besaran frekuensi dan yangberkaitan dengan frekuensi. Terdapat beberapa jenisfrekuensimeter analog diantaranya jenis batang ataulidah getar, alat ukur ratio dan besi putar. o Alat Ukur Frekuensi Jenis Lidah Bergetar Alat ukur frekuensi lidah getar prinsip kerjanya berdasarkan resonansi mekanis. Jikasederetan kepingan baja yang tipis membentuk lidah-lidah getar, masing-masingmempunyai frekuensi getar yang berbeda. Lidah-lidah getar dipasang bersama-samapada sebuah alas fleksibel yang terpasang pada sebuah jangkar elektromagnit.Kumparan elektromagnet diberi energi listrik dari jala-jala arus bolak-balik yangfrekuensinya akan ditentukan, maka salah satu dari lidah-lidah getar akan beresonansidan memberikan defleksi yang besar bila frekuensi getarnya sama dengan frekuensimedan magnet bolak-balik tersebut. o Alat Ukur Frekuensi Jenis Batang Bergetar Gambar 2.8.1 Alat Ukur Frekuensi Jenis Batang Bergetar Gambar 2.8.2 Display Frekuensi Batang yang frekuensi dasarnya sama dengan frekuensi electromagnet diberi energi, akan membentuk suatu getaran. Getaran batang ini dapat dilihat pada panel alat ukur berupa getaran batang ditunjukkan melalui jendela. Apabila frekuensi yang diukur berada diantara frekuensi duabatang yang berdekatan, maka kedua batang akan bergetar danfrekuensi jala-jala paling dekat pada batang yang bergetar paling tinggi.Frekuensi langsung terbaca dengan melihat skala pada bagian yangpaling banyak bergetar ( misal 50 Hz). Gambar 2.8.3 Alat Ukur Frekuensi Jenis Batang Getar o Alat Pengukur Frekuensi Dari Tipe Alat Ukur Rasio Dalam alat ukur frekuensi ini, kumparan-kumparan medan sebagianmembentuk dua rangkaian resonansi terpisah. Kumparam medan 1 seridengan induktor L 1 dan kapasitor C , dan membentuk sebuahrangkaian resonan yang diset ke suatu 1 frekuensi sedikit di bawah skalaterendah dari instrumen. Kumparan medan 2 adalah seri denganinduktor L2 dan Capasitor C2 , dan membentuk sebuah rangkaianresonan yang diatur pada frekuensi sedikit lebih tinggi dari skalatertinggi instrumen. Gambar 2.8.4 Alat Pengukur Frekuensi Dari Tipe Alat Ukur Rasio o Alat Ukur Frekuensi Besi Putar Prinsip kerja alat ukur ini tergantung pada perubahan arus yang dialirkanpada dua rangkaian paralel, satu induktif dan yang lain non induktif. Bilaterjadi perubahan frekuensi dua kumparan A dan B yang terpasang permanensumbu-sumbu magnetnya akan saling tegak lurus satu sama lain. Bagianpusat dipasangkan sebuah jarum panjang dari besi lunak ringan dan lurussepanjang resultante medan magnet dari dua kumparan. Alat ukur ini tidakmenggunakan peralatan pengontrol Rangkaian tersusun dari elemenelemenseperti halnya jembatan Wheatstone sebagai penyeimbang pada frekuensisumber Gambar 2.8.5 Alat Ukur Frekuensi Besi Putar 2.8.2. Frekuensi Meter Digital Prinsip kerja dari frekuensi meter analog adalah sebagai berikut, Sinyal yang akan diukur frekuensinya diubah menjadi barisan pulsa, satu pulsauntuk setiap siklus sinyal. Kemudian jumlah pulsa yang terdapat padainterval waktu tertenu dihitung dengan counter elektronik. Karena pulsa ini dari siklus sinyal yang tidak diketahui, jumlah pulsa pada countermerupakan frekuensi sinyal yang diukur. Karena counter elektronik inisangat cepat, maka sinyal dari frekuensi tinggi dapat diketahui. Gambar 2.8.6 Frekuensi Meter Digital Sinyal diperkuat sebelum masuk Schmitt Trigger. Dalam SchmittTrigger sinyal diubah menjadi gelombang kotak (kotak) denganwaktu naik dan turun yang sangat cepat, kemudian dideferensierdan dipotong (clipped). Keluaran dari Schmitt Trigger berupa barisan pulsa, satu pulsa untuk setiap siklus sinyal.Pulsa keluaran Schmitt Trigger masuk ke gerbang startstop. Bila gerbang terbuka (start),pulsa input melalui gerbang inidanmulaidihitungoleh counter elektronik. Bila pintutertutup (stop), pulsa input pada counter berhenti dan counter berhenti menghitung.Counter memperagakan (display) jumlah pulsa yang telah masuk melaluinya antarainterval waktu . Untuk mengetahui frekuensi sinyal input, interval waktu gerbang antarastart dan stop harus diketahui dengan teliti. Interval waktu perlu diketahui sebagai timebase rangkaian secara blok. Bila interval waktu ini diketahui, kecepatan dan frekuensipulsa sinyal input dapat diketahui. Misalnya f adalah frekuensi dari sinyal input, N jumlah pulsa yang ditunjukkan counter dan t adalah interval waktu antara start dan stopdari gerbang. Maka frekuensi dari sinyal yang tidak diketahui dapat dihitung dengan persamaan F. Gambar 2.8.7 Blok Diagram Pembentukan Time Base (Syahputra,Rudi. 2015. Bahan Ajar Institut Teknologi Adhitama. Surabaya : INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA) 2.9 ALAT UKUR KWH METER KWH Meter adalah alat penghitung pemakaian energi listrik. Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan magnet tersebut menggerakan piringan yang terbuat dari alumunium. Pengukur Watt atau Kwatt, yang pada umumnya disebut Watt-meter/Kwatt meter disusun sedemikian rupa, sehingga kumparan tegangan dapat berputar dengan bebasnya, dengan jalan demikian tenaga listrik dapat diukur, baik dalam satuan WH (watt Jam) ataupun dalam Kwh (kilowatt Hour). Pemakaian energi listrik di industri maupun rumah tangga menggunakan satuan kilowatt- hour (KWH), dimana 1 KWH sama dengan 3.6 MJ. Karena itulah alat yang digunakan untuk mengukur energi pada industri dan rumah tangga dikenal dengan watthourmeters. Besar tagihan listrik biasanya berdasarkan pada angka-angka yang tertera pada KWH meter setiap bulannya Untuk saat ini. KWH meter induksi adalah satusatunya tipe yang digunakan pada perhitungan daya listrik rumah tangga. Bagian-bagian utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus,sebuah piringan aluminium, sebuah magnet tetap, dan sebuah gir mekanik yang mencatat banyaknya putaran piringan. Jika meter dihubungkan ke daya satu fasa, maka piringan mendapat torsi yang membuatnya berputar seperti motor dengan tingkat kepresisian yang tinggi. Semakin besar daya yang terpakai, mengakibatkan kecepatan piringan semakin besar; demikian pula sebaliknya. Apabila dilihat dari cara kerjanya, KWH Meter dibedakan menjadi : 2.9.1. KWH Meter Analog Adapun bagian-bagian utama dari sebuah KWH meter Analog antara lain, sebagai berikut : kumparan tegangan kumparan arus piringan aluminium magnet tetap gear mekanik yang mencatat jumlah perputaranpiringan aluminium Bendera pengereman berfungsi mengatur piringan pengujian beban nol pada tegangan normal. Lidah pengereman adalah merupakan pasangan dengan bendera posisi lidah pengereman dan bendera pengereman harus tepat sehingga: Pada beban nol,tegangan norminal piringan berhenti pada saat posisi mereka berdekatan. Tetapi arus mula (0,5 % Id) piringan harus dapat berputar > 1 putaran. 2.9.2. KWH Meter Digital KWH Meter digital digunakan untuk mengatasi kelemahan dari KWH Meter analog. Adapun kelebihan dari KWH Meter Digital antara lain sebagai berikut : Sistem pembayarannya dengan sis.tem prabayar, dengan sistem prabayar menggantikan cara pembayaran umumnya, dengan menggunakan kartu prabayar elektronik pengganti tagihan bulanan. KWH meter denan tampilan digital yang menyala dan berukuran cukup besar. Akurasi perhitungan KWH, tidak adanya tunggakan pembayaran tagihan listrik, kemudahan memutus sambungan listrik pelanggan yang melakukan tunggakan tagihan dengan menggunakan alat yang bisa di set up dari jarak maximal 200 meter. Adapun sistem pembayaran KWH Meter digital yaitu dengan sistem pembayaran moderen membeli sebuah voucher elektronik, berisi besaran digital yang berfungsi sebagai pulsa dan juga sebagai pembanding besaran energi yang digunakan. Secara otomatis sistem ini memutuskan tegangan rumah bila besaran tersebut mencapai nilai 0. BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Elektrodinamometer merupakan salah satu alat ukur arus bolak balik yang paling penting, dan sering digunakan sebagai voltmeter dan ampermeter yang akurat tidak hanya pada frekuensi jala-jala, akan tetapi juga dalam daerah frekuensi audio yang rendah. Elektrodinamometer berbeda dengan gerak dArsonval , Elektro-dinamometer memanfaatkan arus yang akan diukur untuk menghasilkan fluksi medan yang diperlukan, sedang gerak dArsonval menggunakan magnet permanen untuk menghasilkan medan magnet. Alat ukur besi putar digunakan sebagai alat ukur arus dan tegangan pada frekuensi – frekuensi yang dipakai pada jaringan distribusi Penyearah adalah perangkat yang mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Ada dua jenis penyearah, yaitu penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh. Keuntungan dari Penyearah Gelombang Penuh yaitu memiliki efisiensi penyearah yang lebih tinggi Sedangkan Kekurangan dari Penyearah Gelombang Penuh adalah Penyearah dengan tap tengah lebih mahal. termo-instrumen adalah instrumen-instrumen yang bekerja berdasarkan pemanasan . Untuk mengukur daya listrik dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa wattmeter.Wattmeter terbagi 2 yaitu Wattmeter satu fasa dan Wattmeter banyak fasa Instrumen faktor daya bekerja berdasarkan prinsip elektrodinamometer, dimana elemen yang berputar terdiri dari dua kumparan yang dipasang pada poros yang sama tetapi tegak lurus satu sama lain.Kumparan putar berputar di dalam medan maknetik yang dihasilkan oleh kumparan medan yang membawa arus jala-jala. Frekuensi meter adalah meter yang digunakanuntuk mengukur banyaknya pengulangan gerakanperiodik perdetik. Ada dua jenis frekuensi meter, yaitu: frekuensi meter analog dan digital. DAFTAR PUSTAKA Cooper, William David.1994. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta : Erlangga Nuraeni, Reni dan Charles Selan.2014. Dasar dan Pengukuran Listrik(BSE). Jakarta:PP-Depdiknas Waluyanti,Sri dkk. 2008. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 1(BSE).Jakarta: PPDepdiknas Waluyanti,Sri dkk. 2008. Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 2(BSE).Jakarta: PPDepdiknas Syahputra,Rudi. 2015. Bahan Ajar Institut Teknologi Adhitama .Surabaya : INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA Electrical4u. 2020. “Watt Hour Meter”, https://www.electrical4u.com/watt-hour-meter, Electrical4u. 2020. “Half Wafe Rectifier Circuit Diagram & Working Principle”, https://www.electrical4u.com/half-wave-rectifier Electrical4u. 2020. “FullWafe Rectifier”, https://www.electrical4u.com/full-waverectifiers