Materi kuliah ke12 - Universitas Mercu Buana

advertisement
Modul 7 Marketing
Segmentation, Targeting, and Positioning:
Building the Right Relationship with the
Right Customers
TIK, setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu untuk:
1). Mendefinisikan tiga langkah marketing target: segmentasi pasar, marketing
target, dan posisioning pasar
2). Mendata dan mendiskusikan dasar-dasar utama untuk mensegmentasi
pasar-pasar konsumen dan pasar-pasar bisnis.
3) Menjelaskan bagaimana perusahaan mengetahui atau mengidentifikasi
segmen-segmen
pasar yang menarik, dan memilih strategi pemasaran
target.
4). Mendiskusikan bagaimana perusahaan memposisikan produk-produk
mereka untuk memaksimumkan keunggulan bersaing di pasar.
1. Mendefinisikan tiga langkah marketing target: segmentasi pasar, marketing
target, dan posisioning pasar
2. Mendata dan mendiskusikan dasar-dasar utama untuk mensegmentasi
pasar-pasar konsumen dan pasar-pasar bisnis.
3. Menjelaskan bagaimana perusahaan mengetahui atau mengidentifikasi
segmen-segmen
pasar yang menarik, dan memilih strategi pemasaran
target.
4. Mendiskusikan bagaimana perusahaan memposisikan produk-produk
mereka untuk memaksimumkan keunggulan bersaing di pasar.
Previewing the Concepts
Sejauh ini, anda sudah mempelajari apa yang dimaksud dengan marketing dan
memahami pentingnya konsumer dan lingkungan pasar. Dengan hal-hal
tersebut sebagai latar belakang, sekarang anda siap untuk mempelajari lebih
mendalam mengenai strategi dan taktik-taktik marketing.
Bab ini akan mengulas lebih mendalam keputusan-keputusan strategi
merketing penting (key marketing strategy decisions) – bagaimana
membagi-bagi pasar menjadi kelompok-kelompok kustomer penting (market
segmentation), memilih kelompok-kelompok kustomer mana
untuk dilayani (target marketing), dan membuat penawaran
marketing yang melayani dengan baik kustomer yang ditetapkan sebagai
target (positioning). Diikuti pembahasan mengenai perangkat (tools) marketing
secara taktis – the 4 Ps – dimana marketer menggunakan strategi-strategi ini
untuk diimplementasikan.
Sebagai contoh pengantar atau pembuka mengenai segmentasi, targeting dan
posisioning, silahkan membaca kasus Procter & Gamble (P&G), yang
merupakan satu dari perusahaan-perusahaan penghasil produk-produk
konsumen terbaik di dunia.
‘12
1
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Perusahaan-perusahaan sekarang ini sudah menyadari bahwa mereka tidak
bisa menarik semua pembeli yang ada di pasar, atau setidak-tidaknya tidak
memperlakukan semua pembeli dengan cara yang sama. Pembeli atau buyers
begitu luas tersebar, dan begitu beragam kebutuhan-kebutuhan dan praktekpraktek atau cara-cara pembelian mereka. Lebih-lebih lagi, perusahaanperusahaan juga begitu beragam dalam kemampuan untuk memenuhi segmensegmen pasar berbeda. Oleh karenanya, perusahaan harus mengidentifikasi
atau mengenali bagian-bagian dari pasar yang dapat dilayani/dipenuhi dengan
baik dan yang paling menguntungkan. Untuk itu diperlukan rencana-rencana
strategi dalam membangun hubungan baik dengan kustomer-kustomer yang
tepat.
Jadi, perusahaan umumnya harus merubah cara-cara dari marketing massal
menjadi segmentasi dan targeting pasar – mengenali segmen-segmen pasar,
memilih satu atau lebih dari mereka, dan mengembangkan produk-produk dan
program-program pemasaran yang ditujukan ke masing-masing segmen.
Banyak faktor sekarang ini yang membuat marketing massal lebih sulit.
Misalnya, pasar massal dunia pelan-pelan terpecah menjadi banyak sekali
segmen-segmen kecil – the babyboomer disini, the Gen Xers disana, The
Hispanic Segment disini, the African-American segment disana, wanita
pekerja, orang tua tunggal, dll. Sekarang ini marketer merasakan sangat sulit
untuk menghasilkan produk tunggal (a single product) untuk semua segmen,
atau program-program yang menarik untuk semua kelompok-kelompok yang
berbeda ini.
Figure 7.1. memperlihatkan tiga langkah utama dalam “target marketing”.
Pertama adalah segmentasi pasar –
membagi seluruh pasar menjadi
kelompok-kelompok pembeli yang lebih kecil dengan kebutuhan-kebutuhan,
sifat-sifat, atau perilaku-perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau
bauran marketing berbeda.
Langkah kedua adalah “target marketing” – mengevaluasi setiap
segmen pasar yang mempunyai daya tarik dan memilih satu atau lebih dari
segmen-segmen tersebut untuk dilayani.
Langkah ketiga adalah posisioning pasar – menetapkan posisi
bersaing untuk produk dan membuat bauran marketing terperinci.
Berikut ini pembahasan dari setiap langkah tersebut:
I. Market Segmentation
‘12
2
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Pasar terdiri dari banyak pembeli, dan pembeli-pembeli berbeda dalam satu
atau beberapa hal. Mereka berbeda mungkin dari segi keinginan-keinginan,
sumberdaya-sumberdaya, lokasi, sikap-sikap pembelian, dan kebiasaankebiasaan melakukan pembelian.
Melalui segmentasi pasar, perusahaan-perusahaan membagi pasarpasar yang besar dan heterogen menjadi segmen-segmen yang lebih
kecil, yang dapat dijangkau dengan lebih efisien dan efektif dalam
menawarkan produk dan jasa-jasa yang sesuai dengan kebutuhankebutuhan unik mereka.
Pada sub-bab ini akan dibahas empat topik segmentasi yang
penting:
1. Pasar-pasar konsumen yang tersegmentasi
2. Pasar-pasar bisnis yang tersegmentasi
3. Pasar-pasar internasional yang tersegmentasi
4. dan Syarat-syarat segmentasi yang efektif
1.1. Segmenting Consumer Markets
Tidak ada satu cara yang paling andal dalam mensegmen suatu pasar. Seorang
marketer harus membaca variabel-variabel segmentasi yang berbeda, variabel
tunggal atau kombinasi, untuk menemukan cara terbaik dalam melihat struktur pasar.
Tabel 7.1. memperlihatkan garis-besar variabel-variabel utama yang mungkin
digunakan dalam mensegmentasi pasar-pasar konsumer. Pada tabel dapat
dilihat variabel-variabel utama: geographic, demographic, psychographic, dan
perilaku.
 Geographic Segmentation
Segmentasi geographic perlu membagi pasar menjadi unit-unit
geographic berbeda, misalnya negara-negara, wilayah-wilayah, negaranegara bagian, kabupaten-kabupaten, kota-kota, atau bahkan
lingkungan tetangga.
Sekarang ini, banyak perusahaan yang membatasi produk mereka, ads,
promosi, dan usaha-usaha penjualan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan wilayah, kota-kota, dan bahkan lingkungan tempat tinggal.
 Demographic Segmentation
Segmentasi demographic membagi pasar menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan variabel-variabel seperti usia, gender, ukuran famili, family
life-cycle, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi,
nasionalitas.
Faktor demographic merupakan basis paling popular untuk
mensegmentasi kelompok-kelompok kustomer.
Age and Life-Cycle Stage
Kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan konsumer berubah sesuai
dengan perkembangan usia. Sebagian perusahaan menggunakan
segmentasi usia dan siklus hidup, menawarkan perbedaan-perbedaan produk
atau menggunakan pendekatan-pendekatan pemasaran berbeda untuk
berbagai usia dan kelompok-kelompok life-cycle.
‘12
3
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Sebagai contoh, untuk anak-anak, P&G menjual sikat gigi yang ujung
gagangnya dihiasi gambar-gambar hewan, bunga-bunga dan anak kecil yang
mencerminkan sifat kesukaan anak-anak. Sedangkan untuk orang dewasa
P&G menjual model yang lebih serius yang menjanjikan “a dentist-clean
feeling twice a day”.
Gender Segmentation
‘12
4
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Segmentasi gender telah berlangsung lama penerapannya di bidang-bidang:
pakaian, kosmetik, toiletries (kelengkapan kamar mandi), dan majalahmajalah.
Meningkatnya sejumlah Web-Sites juga mentargetkan wanita, seperti Oxigen,
iVillage, Lifetime, dan WE. Misalnya Media Oxigen menjalankan satu website
“designed for women by women” (www.oxigen.com), yang menarik
wanita usia 18 hingga 34 tahun dengan informasi yang segar dan modern,
features dan pertukaran untuk beragam topik – dari kesehatan dan
kebugaran, uang dan pekerjaan, dan gaya serta rumah, hingga hubungan
dan penemuan jati diri (self-discovery).
Komunitas online wanita terkemuka iVillage (www.ivillage.com),
menawarkan “real solutions for real women” dan meminta para
pengunjung situsnya:“join our community of smart, compassionate, real
women.”
Income Segmentation
Segmentasi berdasarkan pendapatan telah lama digunakan para marketer
untuk produk-produk dan jasa-jasa seperti produk mobil, perkapalan (boats),
pakaian, kosmetik, jasa-jasa keuangan, dan perjalanan. Kebanyakan
perusahaan mentargetkan konsumer-konsumer kaya dengan menawarkan
barang-barang mewah dan jasa-jasa yang menyenangkan.
 Psychographic Segmentation
Segmentasi psychographic membagi pembeli-pembeli menjadi
kelompok-kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya-hidup, atau
sifat kepribadian. Orang-orang dalam demographic yang sama dapat
memiliki psychographic sangat berbeda.
Di bab 5, telah dibahas bagaimana produk-produk yang dibeli oleh orangorang mencerminkan gaya hidup mereka. Sehingga marketer seringkali
mensegmen pasar-pasar mereka berdasarkan gaya-hidup konsumer.
Sebagai contoh, Duck Head yang bergerak di bidang pakaian mentargetkan
gaya-hidup siswa yang kasual, menyatakan: “You cant’t get them old until
you get them new.”
Marketer juga menggunakan variabel-variabel personalitas untuk
mensegmen pasar-pasar. Contohnya, marketing scooter motor Honda
muncul untuk target orang-orang yang berusia sekitar 22 tahun yang modern
dan trendy.Tapi Honda sebenarnya membidik sebanyak mungkin kelompok
personalitas. Contoh dari satu iklannya, memperlihatkan kegembiraan anakanak melompat naik turun di tempat tidur ketika mendengarkan announcer
mengucapkan “You’ve been trying to get there all your life.” Iklan ini
mengingatkan kepada penonton perasaan bebas yang mereka dapatkan
ketika mereka lepas dari kekangan yang biasanya oleh orang tua tidak boleh
dilakukan. Sehingga Honda mengibaratkan seperti anak-anak yang bebas
lepas dari pengawasan. Seperti yang dikatakan Honda dalam Web page-nya,
“Fresh air, freedom, and flair – untuk scooter Honda, setiap hari adalah hari
kebebasan!”
Kenyataannya, lebih dari separuh penjualan motor scooter ini terjual kepada
profesional muda dan pembeli-pembeli dewasa – 15 % yang terjual kepada
kelompok umur di atas 50-an. “Kustomer-kustomer tetap saya umumnya
pria-pria kulit putih berusia di atas 60-an,” kata seorang dealer Honda,
“mereka membeli untuk mengenang mengendarai (motor scooter) sewaktu
mereka muda dulu.”
‘12
5
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
 Behavioral Segmentation
Segmentasi ini membagi pembeli-pembeli menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan atas pengetahuan, sikap (attitudes) penggunaan, atau
respon-respon terhadap suatu produk. Kebanyakan marketer percaya
bahwa varibel-variabel perilaku adalah “starting-point” terbaik untuk
menyusun segmen-segmen pasar.
Occasions
Pembeli-pembeli dapat dikelompokkan sesuai dengan kejadian atau
peristiwa atau saat-saat istimewa atau alasan-alasan tertentu ketika
mereka mendapatkan ide untuk membeli, ketika mereka benar-benar
membeli, atau menggunakan item/barang yang dibeli.
Segmentasi ini dapat membantu perusahaan membangun prosedure atau
cara produk sebaiknya digunakan. Sebagai contoh, Jus jeruk adalah
minuman yang paling sering dikonsumsi pada sarapan pagi, tapi para petani
jeruk mempromosikan minum jus jeruk sebagai minuman dingin dan
menyegarkan pada waktu-waktu selain pagi hari dan sepanjang hari.
Sebaliknya, Coca Cola mengkampanyekan “Coke in the Morning” dengan
iklan untuk menaikkan konsumsi Coke sebagai minuman pagi hari (an early
morning pick-me-up).
Beberapa hari libur, seperti hari ibu dan hari ayah, yang awal-mulanya
dipromosikan sebagai bagian untuk meningkatkan penjualan candy, bunga,
kartu, dan hadiah-hadiah lain. Kebanyakan marketer menyiapkan penawaranpenawaran khusus dan ads untuk peristiwa atau hari-hari libur.
Kodak, Konica, Fuji, dan pembuat kamera lainnya menggunakan
segmentasi occasion dalam menyiapkan dan memasarkan kamera-kamera
sekali pakai. Dengan lensa-lensa gabungan, kecepatan film, dan aksesories
lainnya, mereka mengembangkan kamera-kamera “disposable” khusus
untuk setiap acara pengambilan gambar, dari photography bawah air hingga
pengambilan gambar bayi. Kamera sekali pakai untuk air dan sport Kodak
(The Kodak Water & Sport one-time-use camera) adalah tahan air hingga
kedalaman 50 kaki dan feature rangka tahan guncangan, pelindung matahari,
lensa tahan goresan, dan film kecepatan 800. “It survives where your
regular camera won’t !” claims Kodak.
Benefits Sought
Bentuk segmentasi yang sangat kuat ialah mengelompokkan pembelipembeli berdasarkan pada perbedaan benefit-benefit yang mereka lihat dari
produk.
“Benefit Segmentation” membagi pasar menjadi kelompok-kelompok
sesuai dengan benefit yang berbeda dari suatu produk yang dicari
konsumen.
User Status
Pasar-pasar dapat disegmentasi menjadi kelompok-kelompok: bukan
pengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama
kali, dan pengguna tetap dari suatu produk.
Contohnya, dari satu studi menemukan bahwa pendonor darah umumnya
rendah dalam hal rasa harga diri (low in self-esteem), rendah dalam hal
keberanian mengambil resiko (low risk takers), dan lebih tinggi dalam hal
kepedulian terhadap kesehatan. Non-pendonor cenderung sebaliknya dalam
ketiga hal atau dimensi tersebut. Temuan ini menyarankan bahwa agen-agen
sosial (ex: Palang Merah) sebaiknya melakukan pendekatan-pendekatan
‘12
6
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
marketing berbeda untuk mempertahankan pendonor-pendonor yang ada
dan menarik pendonor-pendonor baru.
Usage Rate
Pasar-pasar juga dapat disegmentasi menjadi ringan/kecil, medium, dan
pengguna produk yang besar atau pengguna berat (heavy product
users).
Heavy users umumnya persentasenya kecil (jumlah) di pasar, tapi
pengaruhnya besar dari segi total konsumsi. Marketer biasanya lebih senang
untuk menarik satu pengguna berat terhadap produk atau jasa daripada
beberapa orang pengguna ringan/sedikit.
Sebagai contoh, di industri makanan cepat saji, pengguna berat mencakup
20 % dari pelanggan tapi mampu mengkonsumsi sekitar 60 % dari makanan
yang dijual. Satu pengguna berat (pelanggan berat), biasanya pria antara
usia 20 – 30 tahun yang tidak pernah mengetahui bagaimana cara memasak,
dapat menghabiskan sebanyak $40 sehari di restoran cepat saji, dan
berkunjung atau berbelanja lebih dari 20 kali dalam sebulan. Meskipun
diprotes oleh sebagian konsumer bahwa makanan ini merusak kesehatan,
para pelanggan berat ini tetap luar biasa loyal. Kata seorang analis:“They
insist they don’t need saving.”
Menariknya, meskipun perusahaan-perusahaan cepat saji seperti Burger
King, McD, dan KFC banyak tergantung pada pelanggan berat ini, dan
melakukan banyak hal yang bisa mereka lakukan untuk mempertahankan
kepuasan pelanggan ini pada setiap kunjungan mereka, perusahaanperusahaan ini seringkali mentargetkan ads dan promosi-promosi untuk
pengguna ringan (light users).
Seorang marketer Burger King mengatakan: “The heavy users are in our
restaurants already.” Bagian marketer perusahaan lebih banyak berusaha
untuk meyakinkan light users yang pertamakali menginginkan sebuah
burger.
Loyalty Status
Sebuah pasar dapat juga disegmentasi berdasarkan kesetiaan
konsumer. Konsumer dapat loyal terhadap brand-brand (Tide),
stores/pertokoan (Wal-Mart), dan perusahaan-perusahaan (Ford).
Pembeli-pembeli dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok sesuai dengan
tingkat loyalitas mereka. Sebagian konsumer benar-benar loyal terhadap dua
atau tiga brands dari suatu produk atau menyukai satu brand walau
terkadang membeli yang lain. Pembeli-pembeli lainnya memperlihatkan tidak
ada loyalty pada suatu brand manapun. Mereka selalu menginginkan sesuatu
yang beda (brand) setiap kali mereka membeli atau membeli produk dengan
brand apapun yang dijual atau tersedia.
Using Multiple Segmentation Bases
Marketer jarang membatasi analisa segmentasi mereka hanya untuk satu atau
beberapa variabel. Kebanyakan menggunakan berbagai basis segmentasi sebagai
usaha untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan lebih baik kelompok-kelompok
target. Sebagai contoh, sebuah bank mungkin tidak hanya menidentifikasi
sekelompok manula pensiunan yang kaya-raya tapi juga di dalam group tersebut
kemudian dibedakan lagi menjadi beberapa segmen berdasarkan pendapatan
mereka sekarang ini, aset-aset, tabungan dan pilihan resiko, rumah, dan gaya hidup.
‘12
7
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Satu contoh bagus dari segmentasi multivariabel adalah segmentasi “geodemographic”. Satu sistem segmentasi gaya hidup yang terkenal yaitu sistem
the PRIZM, “You are where you live,” dari Claritas.
The PRIZM System menggabungkan faktor-faktor demographic kustomer (a
host of demographic factors) – seperti usia, tingkat pendidikan, pendapatan,
pekerjaan, susunan keluarga, etnis, dan perumahan – dengan data transaksi
pembelian dan informasi gaya hidup yang diambil dari survey-survey
konsumer.
The PRIZM mengklasifikasikan setiap orang ke dalam salah satu dari 62 tipe cluster
atau kelompok yang unik atau khas. Terlepas dari penamaan kategori, sistem ini
dapat membantu marketer untuk mensegmen orang-orang dan lokasi-lokasi ke
dalam kelompok-kelompok pasar konsumen yang sama atau pemahaman sama
(like-minded consumers). Setiap cluster memperlihatkan sifat-sifat khas dan
perilaku pembelian.
Sebagai contoh, untuk memasarkan “Shampo Suave”, divisi Helene Curtis Unilever
menggunakan PRIZM untuk menentukan rumahtangga-rumahtangga dengan lebih
mengkonsentrasikan untuk wanita pekerja. Wanita-wanita ini merespon sangat baik
pesan-pesan iklan yang dilakukan Suave, “Untuk terlihat hebat tidak harus
membebani hidup) – “Looking great doesn’t have to cost a fortune.”
Bookseller Barnes & Noble menempatkan toko-tokonya dimana ada konsentrasi
konsumer yang memiliki “money & brains”, karena mereka membeli banyak buku.
Dengan berkembangnya ketersediaan data dan peran komputer, marketer geodemographic terus-menerus menyaring teknik-teknik mereka.
1.2. Segmenting Business Markets
Marketer konsumer dan bisnis (cosumer and business marketers) menggunakan
banyak variabel yang sama untuk mensegmen pasa-pasar mereka. Pembeli-pembeli
bisnis (business buyers) dapat disegmentasi secara geographic, demographic
(industri, ukuran perusahaan) atau dengan mencari manfaat (benefit sought), status
pengguna, tingkat pemakaian (usage rate) dan status kesetiaan (loyalty status).
Tapi marketer bisnis juga menggunakan beberapa variabel tambahan, seperti sifat
operasi kustomer (customer operating characteristics), pendekatan-pendekatan
pembelian, faktor-faktor situasional, dan sifat-sifat personal. Dengan menetapkan
segmen-degmen sebagai pengganti keseluruhan pasar, perusahaan-perusahaan
dapat menyampaikan (deliver) hanya penawaran nilai yang tepat (the right value
proposition) kepada setiap segmen yang dilayani (to serve) dan sebagai
imbalannya akan memperoleh lebih banyak nilai (capture more value in return).
Hampir setiap perusahaan melayani paling sedikit beberapa pasar bisnis.
Sebagai contoh, American Express (AE) sebagai sebuah perusahaan yang
menawarkan kartu-kartu kredit pribadi kepada konsumer. Selain itu, AE juga
mentargetkan (perusahaan-perusahaan) bisnis di tiga segmen – pedagang,
perusahaan, pebisnis skala kecil. AE telah mengembangkan program-program
marketing yang berbeda untuk tiap segmen. Di segmen pedagang, AE fokus
pada bagaimana mayakinkan pedagang-pedagang baru untuk menerima dan
menggunakan kartu AE, dan membina hubungan dengan para pedagang yang
telah menjadi kustomer AE.
Untuk kustomer corporate yang besar-besar atau perusahaan besar, AE
menawarkan program kartu perusahaan, yang melibatkan secara ekstensif
cost-cost karyawan dan jasa-jasa manajemen perjalanan.
AE juga
‘12
8
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
menawarkan pada segmen ini banyak hal mulai dari manajemen aset,
perencanaan pensiun, jasa-jasa pendidikan keuangan.
Terakhir, untuk kustomer pebisnis kecil, AE telah melaksanakan “the OPEN:
Small Business Network, ”the one place that’s all about small business.”
Para pemegang kartu AE ini dapat mengakses jaringan-kerja (network) untuk
hal apapun mulai dari perangkat lunak manajemen biaya dan account, hingga
petunjuk atau bimbingan ahli manajemen bisnis kecil dan menyediakan link
antara pebisnis-pebisnis kecil untuk berbagi pengalaman dan untuk
mendapatkan rekomendasi.
Kebanyakan marketer percaya bahwa perilaku-perilaku pembelian dan benefitbenefit memberikan basis atau dasar terbaik untuk mensegmen pasar-pasar
bisnis.
1.3. Segmenting International Markets
Beroperasi di banyak negara menimbulkan tantangan-tantangan baru. Antar
negara meskipun saling berdekatan, dapat sangat berbeda dalam hal ekonomi,
budaya, dan susunan politiknya. Sehingga, seperti perusahaan-perusahaan
yang mengelola pasar domestik, maka perusahaan-perusahaan internasional
perlu untuk mengkelompokkan pasar-pasar dunia menjadi segmen-segmen
dengan kabutuhan-kebutuhan dan perilaku-perilaku pembelian berbeda.
Perusahaan-perusahaan dapat mensegmen pasar-pasar internasional
menggunakan satu atau kombinasi dari beberapa variabel.
Dapat disegmen dengan cara lokasi geographic. Pengelompokan negara-negara
berdasarkan wilayah seperti Eropah Barat, Lingkaran Pacific (the Pacific Rim), Timur
Tengah, atau Africa.
Segmentasi geographic mengasumsikan bahwa negara-negara yang saling
berdekatan mempunyai sifat-sifat dan perilaku-perilaku yang umumnya sama.
Meskipun cara ini seringkali untuk kasus-kasus tertentu perlu ada pengecualian.
Sebagai contoh, US dan Canada banyak kesamaan secara umum, tetapi keduanya
berbeda dibandingkan negara tetangganya Mexico, baik secara ekonomi maupun
budaya.
Oleh karenanya, sebagian marketer US menyatukan semua negara-negara Amerika
Tengah dan Selatan bersama-sama. Meskipun Republik Dominika sama sekali tidak
mirip Brazil bahkan lebih seperti Swedia. Bahkan kebanyakan orang-orang Amerika
Latin tidak berbahasa Spanyol, termasuk 140 juta orang Brazil berbicara Portugis
dan jutaan lain di negara-negara kawasan ini berbicara dengan beragam dialek
Indian.
Pasar-pasar dunia dapat juga disegmentasi berdasarkan basis faktor-faktor
ekonomi. Sebagai contoh, negara-negara dapat dikelompokkan berdasarkan
tingkat pendapatan penduduknya atau berdasarkan tingkat perkembangan ekonomi
negara.
Negara-negara dapat disegmen berdasarkan faktor-faktor politik dan hukum,
seperti tipe dan stabilitas pemerintahan, kesediaan menerima investasi asing,
regulasi keuangan, dan banyaknya birokrasi.
Faktor-faktor ini dapat memainkan peranan penting dalam hal perusahaan memilih
negara-negara mana yang akan dimasuki dan bagaimana.
Faktor-faktor budaya dapat juga digunakan, pasar-pasar dikelompokkan sesuai
bahasa utama yang sama, agama, sistem nilai dan sikap, adat-istiadat, dan
pola-pola perilaku.
Mensegmentasi pasar-pasar internasional berbasiskan geographic, ekonomi, politik,
budaya, dan faktor-faktor lain diasumsikan bahwa segmen-segmen sebaiknya terdiri
‘12
9
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
dari cluster-cluster atau kelompok-kelompok negara. Akan tetapi banyak perusahaan
menggunakan pendekatan berbeda yang disebut “intermarket segmentation”.
Dengan pendekatan ini perusahaan menyusun segmen-segmen konsumer
yang memiliki kebutuhan-kebutuhan dan perilaku pembelian yang sama,
meskipun mereka berbeda warga negara.
Sebagai contoh, Mercedes-Benz mentargetkan orang-orang kaya dunia,
terlepas dari asal negaranya. MTV mentargetkan remaja-remaja dunia.
Sebanyak 560 juta remaja dunia memiliki banyak kesamaan secara umum.
Mereka belajar, berbelanja, dan tidur, mereka terbuka dari berbagai isu-isu
utama yang sama: cinta, kriminal, tunawisma, lingkungan, dan orangtuaorangtua bekerja. Dalam banyak hal, mereka memiliki kesamaan satu sama
lain dibandingkan bahkan dengan orang tua mereka. “Tahun lalu saya keliling
di 17 negara,” kata seorang pakar, “dan cukup sulit menemukan hal-hal
berbeda, kecuali dalam hal bahasa, dikalangan remaja Jepang, UK, dan China.
Pakar lain mengatakan: ”remaja-remaja global di Buenos Aires, Beijing, dan
Bangalore bergoyang dengan irama musik MTV sambil minum Coke.” MTV
menjembatani perbedaan antara budaya. Tertarik dengan apa yang remaja
diseluruh dunia lakukan, Sony, Reebok, Nike, Swatch, dan banyak lagi
perusahaan yang aktif mentargetkan remaja-remaja global ini.
1.4. Requirements for Effective Segmentation
Ringkasnya, ada banyak cara untuk mensegmen suatu pasar, meskipun tidak
semua segmentasi efektif, karena sangat tergantung pada banyak hal:
perusahaan, kustomer target, produk dan variabel-variabel segmentasi.
Sebagai contoh, pembeli garam meja dapat saja kustomernya dibagi
berdasarkan kustomer kelompok sosial kelas atas dan menengah. Tapi
faktanya kelas sosial tidak mempengaruhi dalam jumlah pembelian garam,
misalnya karena orang kaya apakah lantas membeli garam jumlah besar dan
kelas menengah membelinya sedikit? Karena kebutuhan akan garam meja
semua konsumen hampir sama dan harganya juga hampir sama. Jadi dalam
hal ini, perusahaan tidak akan meperoleh benefit atau manfaat dengan
melakukan segmentasi atau mensegmen pasar produk ini.
Untuk berguna, segmen-segmen pasar haruslah:
 Measurable
 Accesible
 Substantial
 Differentiable
 Acttionable
II. Target Marketing
Segmentasi pasar menunjukkan peluang-peluang segmen pasar untuk
perusahaan. Perusahaan harus mengevaluasi beragam segmen dan harus
memutuskan berapa banyak segmen dan segmen-segmen mana saja yang
mungkin dapat terlayani dengan baik.
Pembahasan berikut ini mengenai bagaimana perusahaan-perusahaan
mengevaluasi dan menyeleksi segmen-segmen target.
2.1. Evaluating Market Segments
‘12
10
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Dalam mengevaluasi segmen-segmen pasar yang berbeda, setiap perusahaan
harus melihat tiga hal/faktor:
1. Ukuran dan pertumbuhan segmen
2. Daya tarik struktur segmen. Dan
3. Sasaran-sasaran dan sumber-sumber daya perusahaan.
Pertama,
perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisa data
berdasarkan atas penjualan terhadap segmen, tingkat pertumbuhan dari
keuntungan yang diharapkan untuk beragam segmen saat ini.
Ukuran segmen yang tepat dan pertumbuhan adalah suatu hal yang sifatnya
relatif. Segmen-segmen yang paling besar dan pertumbuhannya paling cepat
tidak selalu satu-satunya yang menarik bagi setiap perusahaan
Selanjutnya,
perusahaan juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor
struktur penting yang mempengaruhi daya tarik segmen untuk jangka panjang.
Sebagai contoh, suatu segmen kurang menarik jika segmen tersebut
diperebutkan oleh banyak pesaing kuat dan agresif. Atau keberadaan
produk itu sendiri dan produk pengganti potensial terdapat banyak di
pasar dan akan membatasi harga-harga dan keuntungan yang diperoleh
perusahaan dari segmen tersebut.
Faktor lain, yaitu kekuatan relatif pembeli juga mempengaruhi daya tarik
segmen. Pembeli-pembeli yang kekuatan penawaran relatifnya besar atau
kuat terhadap para penjual, akan berusaha menekan harga-harga agar
turun, menuntut pelayanan yang lebih banyak, dan dapat mengatur
persaingan antar sesama kompetitor – sekaligus membebani profitabilitas
penjual.
Terakhir,
suatu segmen bisa juga kurang menarik kalau segmen tersebut
memiliki supplier-supplier yang kuat yang dapat mengendalikan harga-harga
atau mengurangi kualitas atau kuantitas pesanan barang-barang dan jasa-jasa.
Walaupun suatu segmen memiliki ukuran dan pertumbuhan yang baik, serta
secara struktur menarik, hal-hal tersebut bukanlah jaminan karena perusahaan
harus tetap mempertimbangkan sasaran-sasaran dan sumber-sumber daya
yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan sebaiknya memasuki hanya segmen-segmen
dimana perusahaan dapat menawarkan nilai-nilai yang
superior atau terbaik dan memiliki keunggulan dibanding
pesaing-pesaing.
2.2. Selecting Target Market Segments
Setelah mengevaluasi perbedaan segmen-segmen, selanjutnya perusahaan
harus memutuskan yang mana dan berapa banyak segmen yang akan
dijadikan target.
Suatu pasar yang dijadikan target (a target market) terdiri dari sekumpulan
pembeli-pembeli yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau memiliki ciri-ciri
yang umumnya sama dan memungkinkan dipilih perusahaan untuk dilayani
atau dipenuhi.
Karena para pembeli mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan
yang khas atau unik, maka seorang penjual (a seller) secara potensial dapat
‘12
11
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
memandang setiap pembeli sebagai suatu pasar target tersendiri (a separate target
market).
Figure 7.2, memperlihatkan bahwa perusahaan-perusahaan dapat memilih
pasar target sangat luas (undiffrentiated marketing), sangat sempit atau
terbatas (micro marketing), atau pasar diantara keduanya (yaitu: differentiated
or concentrated marketing)
Undiffrentiated Marketing
Menggunakan suatu strategi pemasaran yang tidak membeda-bedakan pasar
atau tidak mensegmen pasar (an undifferentiated marketing or mass marketing
strategy).
Suatu perusahan mungkin memilih untuk tidak membeda-bedakan segmen
pasar dan target keseluruhan pasar dengan melakukan hanya satu penawaran.
Strategi ini yang juga disebut strategi marketing massal yang memfokuskan
kepada apa yang konsumer umumnya butuhkan daripada perbedaaanperbedaan yang dibutuhkan konsumen.
Perusahaan memproduksi satu produk dan satu program marketing yang
ditujukan untuk menarik pembeli-pembeli yang jumlahnya terbesar atau
terbanyak.
Sebagai catatan untuk mengingatkan, di awal bab ini dijelaskan bahwa,
umumnya marketer modern sangat meragukan strategi ini. Kesulitan-kesulitan
akan muncul dalam mengembangkan suatu produk atau brand yang dapat
memuaskan semua konsumen. Lebih-lebih lagi, marketer massal seringkali
merasakan kesulitan bila bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang lebih
fokus dan melakukan pelayanan lebih baik dalam memenuhi kebutuhankebutuhan segmen tertentu (specific segment) dan segmen ceruk (nieches
segments).
Differentiated Marketing
Menggunakan strategi yang terdifferensiasi atau tersegmentasi (a
differentiated marketing or segmented marketing strategy), artinya perusahaan
memutuskan untuk mentargetkan beberapa segmen dan menawarkan desain
atau rencana pasar terpisah untuk setiap segmen.
Contohnya, General Motors, mencoba untuk memprodukasi sebuah mobil
untuk setiap “purse, purpose, and personality.” Gap Inc. melakukan atau
‘12
12
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
membuat tiga format toko retail yang berbeda – Gap, Banana Republic,
and Old Navy – untuk memenuhi beragam kebutuhan dari segmensegmen fashion berbeda.
Contoh lainnya, America Express (AE) menawarkan tidak hanya kartukartu hijau (green cards) tradisionalnya, tapi juga kartu-kartu emas (gold
cards), platinum, corporate cards, dan bahkan kartu hitam (black card)
yang disebut “the Centurian” dengan fee tahunan $1000, per-orang
dengan target segmen “super premium customers.”
Estee Lauder menawarkan lusinan produk-produk berbeda dengan
membidik segmen-segmen yang terpilih secara cermat.
Mengembangkan rencana-rencana marketing berbeda untuk
segmen-segmen berbeda memerlukan ekstra riset pemasaran,
peramalan, analisa penjualan, perencanaan promosi, dan
manajemen distribusi. Dan usaha untuk menjangkau segmensegmen pasar berbeda dengan ads berbeda akan menambah
biaya-biaya promosi. Sehingga perusahaan harus menghitung
peningkatan penjualan dengan peningkatan biaya-biaya ketika
memutuskan strategi marketing tersegmentasi.
Concentrated Marketing
Strategi ke-tiga “market-coverage”, marketing terkonsentrasi (concentrated
marketing) atau marketing ceruk (niche marketing) adalah menarik khususnya
bagi perusahaan yang sumberdayanya terbatas.
Sebagai contoh, Oshkosh Truck adalah produsen terbesar dunia untuk
truk-truk keamanan atau penyelamatan airport dan pencampur semen
beton “front-loading”. Tetra menjual 80 % dari makanan ikan tropis
dunia, dan Steiner Optical menguasai 80 % dari pasar teropong militer di
dunia.
Melalui pasar yang terkonsentrasi, perusahaan mencapai posisi pasar yang
kuat karena pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik mengenai
kebutuhan-kebutuhan konsumer di “ceruk” yang dilayaninya, ditambah
reputasi khusus yang diperolehnya.
Segmen-segmen pasar yang besar, normalnya menarik cukup banyak pesaing,
berbeda dengan “niches” umumnya segmen pasarnya kecil dan mungkin menarik
hanya satu atau beberapa pesaing saja. “Niching” menawarkan kepada
perusahaan-perusahaan kecil suatu peluang untuk bersaing dengan fokus pada
sumber-sumberdaya terbatas yang dimiliki, sehingga hanya melayani “niches” yang
mungkin kurang penting atau terlupakan oleh kompetitor-kompetitor yang lebih
besar.
Perhatikan contoh berikut, Apple meskipun pernah menikmati pangsa
pasar di atas 13 %, saat ini Apple adalah “market nicher,” yang
menguasai sekitar 3.5 % di pasarnya. Daripada bersaing berhadaphadapan (head-on) dengan pembuat PC lainnya yang melakukan banting
harga dan fokus pada volume (jumlah), Apple lebih berinvestasi di R&D
dan membuat trendsetter di industrinya. Sebagai contoh, ketika baru-baru
ini perusahaan memperkenalkan iTunes. Perusahaan ini merebut lebih
dari 70 % pasar “the music download.” Inovasi ini menghasilkan
konsumer-konsumer yang loyal, dan bersedia membayar lebih untuk
produk-produk “Apple’s cutting edge.”
‘12
13
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Kebanyakan perusahaan pertama-tama sebagai “nicher” untuk mendapatkan pijakan
melawan yang lebih besar yaitu pesaing-pesaing yang memiliki lebih banyak
sumber-sumber daya, setelah tumbuh kemudian menjadi pesaing-pesaing yang lebih
besar.
Sebaliknya ketika posisi berubah beberapa mega marketer mengembangkan pasarpasar niche untuk menaikkan/meningkatkan penjualan.
Misalnya, pada tahun-tahun terakhir ini, Pepsi telah mengintroduksikan
beberapa produk “niche”, seperti Sierra Mest, Pepsi Blue, Mountain Dew
Red, dan Mountain Dew Live Wire.
Pemasaran terkonsentrasi mungkin sangat menguntungkan. Tapi bersamaan
dengan itu, cara ini juga beresiko tinggi. Perusahaan-perusahaan yang
menggantungkan hanya pada satu atau sedikit segmen untuk bisnisnya akan
mengalami kerugian besar jika segmen-segmen tersebut menjadi tidak puas (turns
sour). Atau pesaing-pesaing lebih besar memutuskan ikut bermain di segmen yang
sama dengan sumberdayanya yang besar. Untuk alasan-alasan ini banyak
perusahaan-perusahaan menyukai untuk mendiversifikasi ke beberapa segmen.
Micromarketing
Micromarketing adalah praktek marketing yang menyesuaikan produk-produk
dan program-program marketing agar cocok dengan selera dari tiap individu
dan kelompok-kelompok kustomer lokal. Termasuk di dalamnya adalah
marketing lokal (local marketing) dan marketing individual (individual
marketing).
Local marketing
Marketing lokal meliputi penyesuaian-penyesuaian brand dan promosi untuk
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan dari kelompok-kelompok
kustomer lokal – kota-kota, kawasan pemukiman, bahkan toko-toko tertentu.
Citibank menawarkan bauran jasa banking berbeda di setiap cabangnya,
tergantung pada demographic dan lingkungan pemukiman.
Kraft membantu rantai (tata-niaga) supermarket untuk mengetahui macam
ragam keju khusus dan memposisikan penempatannya di gerai-gerai
tayang (shelfs) yang memungkinkan mengoptimalkan penjualan keju di
toko-toko yang low-income, middle-income, dan high-icome dan di
komunitas-komunitas etnik berbeda.
Lokal marketing memiliki beberapa kelemahan. Cara ini akan meningkatkan biaya
produksi (pabrik) dan marketing dengan mengurangi skala ekonominya. Cara ini juga
dapat menimbulkan masalah-masalah logistik sewaktu perusahaan mencoba untuk
memenuhi beragam tuntutan atau persyaratan dari pasar-pasar lokal dan regional
berbeda. Lebih jauh lagi, imej brand secara keseluruhan mungkin menurun jika
produk-produk dan pesan yang disampaikan begitu beragam di lokasi-lokasi
berbeda. Meskipun demikian, ketika perusahaan menghadapi pasar-pasar yang
semakin terfragmentasi dan ketika teknologi pendukung berkembang, keunggulan
dari marketing lokal seringkali lebih banyak daripada kekurangannya. Marketing lokal
membantu perusahaan untuk menjual lebih efisien dalam menghadapi perbedaanperbedaan pasar lokal dan regional yang tajam dalam hal demographic dan gaya
hidup. Cara ini juga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelanggan lini pertama
perusahaan – retailer – yang lebih senang beragam produk (more fine-tuned) untuk
para kustomernya.
Individual Marketing
‘12
14
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Secara ekstrim, micromarketing menjadi individual marketing – jika membuat
produk-produk dan program-program pemasaran untuk kebutuhan-kebutuhan
kustomer individual. Individual Marketing juga disebut one-to-one marketing,
mass customization, and markets-of-one marketing.
Meluasnya penggunaan marketing massal (mass marketing) telah mengaburkan
fakta bahwa untuk berabad-abad, konsumer telah dilayani sebagai individual:
Penjahit membuat pakaian berdasarkan pesanan; Tukang sepatu merancang sepatu
untuk individual; Tukang lemari membuat furniture sesuai pesanan.
Dengan dukungan teknologi terbaru, komputer berkemampuan tinggi, database yang
lengkap, produksi dijalankan secara robotik dan proses manufaktur yang fleksibel,
dan media komunikasi interaktif seperti email dan internet, kesemuanya mendorong
perusahaan kembali ke marketing “customized.” Atau “mass
customization,” – yaitu proses dimana perusahaan berinteraksi oneto-one dengan massa pelanggan, untuk membuat dan mendisain
produk-produk dan jasa-jasa yang ditujukan untuk kepentingan
individual.
Marketer barang-barang konsumer (consumer goods marketer) bukan satusatunya yang menjalankan “one-to-one,” marketer business-to-business juga
menjalankan cara-cara baru untuk “customize” penawaran-penawaran mereka.
Sebagai contoh, BD, perusahaan besar bergerak sebagai suplier barangbarang medik, menawarkan segala kebutuhan rumah sakit sesuai pesanan.
BD menawarkan labeling desain, kemasan individual, customized quality
control, software komputer dan customized billing.
John Deere memproduksi peralatan penabur benih untuk pertanian yang
dapat di setting lebih dari 2 juta versi berdasarkan persyaratan atau
permintaan pelanggan individu. Mesin ini diproduksi sekali untuk satu
waktu pada satu lini tunggal produksi.
Tidak seperti pada produksi massal, dimana mengabaikan kebutuhan untuk
saling berinteraksi, one-to-one menjalin hubungan dengan kustomer lebih
penting dari sebelumnya.
Seperti produksi massal yang dulunya merupakan prinsip
marketing dari abad lalu, maka “mass customization,” akan
menjadi prinsip marketing untuk abad 21 ini.
Choosing a Target Marketing Strategy
Perusahaan perlu mempertimbangkan banyak faktor ketika memilih strategi
marketing target. Strategi mana yang terbaik tergantung pada sumber-sumber
daya perusahaan (company resources).
Bila sumberdaya perusahaan terbatas maka pilihan atau konsentrasi marketing
ialah melakukan yang paling masuk akal/paling memungkinkan.
Strategi terbaik juga tergantung pada sejauh mana variabilitas
produk.
Marketing yang tidak terdifferensiasi lebih sesuai untuk produkproduk yang uniform/seragam.
Produk-produk yang dibuat secara beragam atau bervariasi seperti
kamera, mobil dsbnya akan lebih cocok dengan melakukan
differensiasi atau konsentrasi (differentiation or concentration).
‘12
15
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Tahap siklus hidup produk juga harus dipertimbangkan. Sewaktu
perusahaan mengintroduksi satu produk baru, mungkin akan lebih
mudah dilaksanakan dengan meluncurkan hanya satu versi, dan
marketing
yang
tidak
terdifferensiasi
atau
marketing
terkonsentrasi adalah pilihan yang paling sesuai.
Pada tahap dimana produk sudah “mature” dalam siklus hidupnya,
maka marketing terdifferensiasi merupakan pilihan yang masuk
akal untuk dijalankan.
Faktor lainnya adalah variabilitas pasar. Jika umumnya pembelipembeli memiliki selera sama, membeli jumlah yang sama, dan
bereaksi dengan cara yang sama terhadap aktivitas marketing
perusahaan, marketing yang tidak terdifferensiasi adalah pilihan
yang tepat.
Terkahir, strategi marketing para pesaing juga penting untuk
dipertimbangkan. Bila pesaing-pesaing menggunakan marketing
terdifferensiasi atau terkonsentrasi, dan perusahaan melakukan
marketing tidak terdifferensiasi sama saja seperti melakukan
bunuh diri. Sebaliknya, bila pesaing-pesaing menerapkan
marketing tidak terdifferensiasi, perusahaan dapat meraih
keunggulan dengan menggunakan marketing terdifferensiasi atau
terkonsentrasi.
2.3. Socially Responsible Target Marketing
Penetapan target yang cerdas/tepat akan mendukung perusahaan untuk lebih
efisien dan efektif dengan fokus pada segmen-segmen yang paling dapat dipuaskan
dan paling menguntungkan. Targeting atau penetapan target juga menguntungkan
konsumer, karena perusahaan akan dengan cermat untuk memuaskan kebutuhankebutuhan mereka. Akan tetapi, marketing target terkadang menimbulkan
kontroversi dan kehawatiran. Isu-isu terbesar biasanya menyangkut konsumer
target yang dirugikan atau tidak puas dengan produk-produk yang kontroversi
atau yang potensial berbahaya.
Sebagai contoh, selama bertahun-tahun, industri cereal dikritik tajam atas
kegiatan-kegiatan marketingnya yang ditujukan kepada anak-anak. Pengkritik
khawatir bahwa penawaran-penawaran premium dan advertising yang sangat
kuat disampaikan melalui ucapan dari karakter-karakter animasi yang memikat
akan meruntuhkan pertahanan anak-anak sehingga tergoda. Para marketer
produk-produk mainan dan lainnya juga melakukan berulang-ulang seringkali
dengan justifikasi yang baik.
Masalah-masalah lain muncul sewaktu marketing untuk produk-produk orang
dewasa menyerbu masuk ke segmen anak-anak – disengaja atau tidak
disengaja.
Sebagai contoh, Komisi Perdagangan Federal (KPF), dan kelompok aksi
masyarakat menuduh perusahaan-perusahaan rokok mentargetkan perokokperokok di bawah umur. Dari studi KPF terbaru, menemukan bahwa 80 %
bioskop-bioskop kategori dewasa (R-rated) dan 70 % game-game video dengan
‘12
16
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
rating untuk dewasa mentargetkan anak-anak di bawah usia 17 tahun. Dan
banyak contoh-contoh lainnya.
Untuk menumbuhkan periklanan yang bertanggung jawab, Unit Pertimbangan
Periklanan Anak-anak, telah menerbitkan pedoman lengkap periklanan terhadap
anak-anak untuk menghargai kepentingan khusus penonton anak-anak.
Marketing bertanggung jawab secara sosial (socially responsible
marketing) mengharuskan segmentasi dan targeting tidak hanya
memenuhi kepentingan-kepentingan perusahaan tapi juga
kepentingan-kepentingan mereka-mereka yang dijadikan target.
III. Positioning for Competitive Advantage
Setelah memutuskan segmen-segmen mana dari pasar yang dijadikan target,
perusahaan harus memutuskan posisi-posisi apa yang diinginkan untuk
menguasai segmen-segmen tersebut.
A product’s position is the way the product is defined
by consumers on important attributes – the place the
product occupies in consumer’s minds relative to
competing products.
Positioning melibatkan penanaman benefit atau manfaat dan perbedaan
kekhasan brand ke dalam pikiran atau ingatan konsumer.
Tide memposisikan sebagai detergen keluarga untuk segala kebutuhan
yang powerful; Ivory Snow memposisikan sebagai detergen yang lembut
untuk pakaian-pakaian halus dan pakaian bayi.
Di restauran Subway, you “Eat Fresh,” di Restauran Garden Olive, “When
You’re Here, You’re Family.”
Di pasar permobilan, “Toyota Echo and Ford Focus” memposisikan
berdasarkan ekonomi. Mercedes dan Cadillac berdasarkan kemewahan
(luxury), Porsche dan BMW berdasarkan performance/ketangguhan.
Volvo memposisikan sebagai kendaraan sangat aman (powerfully on
safety). Toyota memposisikan irit bahan bakar, dll.
Konsumer menerima banyak dan terkadang berlebihan informasi mengenai produkproduk dan jasa-jasa. Mereka tidak selalu bisa mengevaluasi ulang mengenai
produk-produk setiap kali mereka melakukan keputusan membeli. Untuk
menyederhanakan proses sewaktu membeli, konsumer menetapkan produk-produk,
jasa-jasa, dan perusahaan-perusahaan ke dalam kategori-kategori dan posisi di
dalam ingatan mereka.
A product’s position adalah serangkaian atau sekumpulan
yang kompleks dari persepsi-persepsi, impresi-impresi, dan
perasaan-perasaan yang konsumer miliki untuk membandingbandingkan suatu produk dengan produk-produk pesaing.
3.1. Positioning Maps
Dalam perencanaan strategi-strategi positioning perusahaan, marketer
seringkali
mempersiapkan
“perceptual
positioning
maps,”
yang
memperlihatkan persepsi konsumer terhadap brand-brand perusahaan versus
produk-produk pesaing berdasarkan dimensi-dimensi pembelian penting
(important buying dimensions)
‘12
17
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Figure 7.3, memperlihatkan suatu pemetaan posisioning pasar Sport Utility
Vihicle (SUV) mewah di US. Posisi setiap lingkaran pada peta menunjukkan
posisioning yang membedakan antara brand dari dua dimensi – harga dan
orientasi (Luxury VS Performance). Ukuran dari tiap lingkaran menunjukkan
pangsa pasar relatif dari brand tersebut. Sehingga, kustomer bisa melihat
bahwa Cadillac Escalade si pemimpin pasar sebagai SUV Luxury dengan harga
sedang dan menyeimbangkan antara “Luxury and Performance.”
The original Hummer H1 diposisikan sebagai SUV dengan Performance dan
harga sangat tinggi. Hummer mentargetkan the H1 untuk segmen kecil dari
“Well-off rugged individualists.”
Sebaliknya, meskipun berorientasi juga pada performance, the Hummer H2
diposisikan sebagai Luxury SUV yang lebih berorientasi lebih mewah dengan
harga masuk akal. The H2 ditargetkan untuk segmen yang lebih besar yaitu
para profesional urban dan suburban.
3.2. Choosing a Positioning Strategy
Tiap perusahaan harus membedakan penawaran-penawarannya dengan
membangun serangkaian benefit yang unik atau khas untuk menarik kelompok
substansial dalam segmen. Tiga hal yang harus dilakukan dalam posisioning:
1. Identifikasi
serangkaian
keunggulan
bersaing
memungkinkan untuk membangun sebuah posisi.
‘12
18
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
yang
2. Memilih keunggulan bersaing yang tepat, dan
3. Menyeleksi keseluruhan strategi posisioning
Perusahaan harus mengkomunikasikan dan menyampaikan dengan cara yang
efektif pilihan posisinya ke pasar.
Identifying Possible Competitive Advantages
Untuk membangun hubungan yang menguntungkan dengan kustomer target,
marketer harus memahami kebutuhan-kebutuhan kustomer lebih baik dari
kompetitor, dengan melakukan dan memberikan lebih banyak nilai (value). Untuk
mencapai itu, perusahaan dapat memposisikan dirinya sebagai pemberi atau
penyedia nilai yang superior atau terbaik. Sehingga perusahaan mendapatkan
“competitive advantage atau keunggulan bersaing.” Akan tetapi posisi-posisi
yang solid tidak mungkin dibangun atas janji-janji kosong. Jika perusahaan
memposisikan produk-produknya dengan menawarkan kualitas dan layanan
terbaik, maka perusahaan harus memberikan kualitas dan layanan sesuai yang
dijanjikan. Sehingga posisioning dimulai dengan mendiferensiasi penawaran
marketing perusahaan secara nyata agar posisioning memberikan kepada
konsumer nilai-nilai yang superior. Untuk mendapatkan masukan mengenai
diferensiasi, marketer harus berpikir melalui cara dan pengalaman kustomer
menyikapi produk-produk atau jasa-jasa yang ditawarkan perusahaan. Perusahan
yang jeli akan menemukan cara-cara untuk mendiferensiasi dirinya pada setiap
kontak dengan kustomer.
Dengan cara-cara yang spesifik dapatkah perusahaan mendiferensiasi dirinya
atau penawaran terhadap pasarnya? Jawabnya dapat, sepanjang terkait
dengan produk-produk, jasa-jasa, saluran pendistribusian (channels), orangorang, atau imej/citra.
Diferensiasi produk
Di ekstrim yang satu, produk-produk fisik ada yang hanya sedikit variasinya
atau keberagamannya, contoh: ayam, logam, aspirin. Di ekstrim yang lainnya
ada produk-produk yang sangat terdiferensiasi, seperti: mobil, pakaian, dan
furniture. Produk-produk ini dapat didiferensiasi berdsarkan feature,
performance, style dan disain.
Oleh karenanya, Volvo menyediakan features keselamatan yang baru dan
lebih baik. Whirlpool merancang mesin-cuci dengan piringan (dishwasher)
yang bila dioperasikan tidak berisik (more quietly). Bose memposisikan produk
speakernya dengan ciri-ciri disain yang mencolok. Demikian juga perusahaan
lainnya dapat mendiferensiasikan produk-produk mereka berdasarkan sifatsifat seperti konsistensi, daya tahan (durability), tahan uji (reliability), atau
repairability.
Diferensiasi jasa/services
Beberapa perusahaan melakukan diferensiasi jasa/service dengan cara:
kecepatan/speedy, ketepatan, atau pengiriman yang berhati-hati. Sebagai contoh,
BankOne telah membuka cabang-cabang layanan penuh di supermarketsupermarket dengan menyediakan kemudahan atau kedekatan lokasi,
sepanjang hari Sabtu, Minggu, dan sorehari pada hari-hari kerja yang sibuk.
Instalasi
Instalasi juga dapat membedakan perusahaan satu dengan yang lain. Kebanyakan
pembeli mobil akan dengan senang hati membayar sedikit lebih dan perjalanan agak
‘12
19
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
sedikit jauh untuk membeli sebuah mobil dari sebuah dealer yang memberikan
layanan perbaikan atau servis yang sangat baik. Ada juga perusahaan yang
mendiferensiasi penawaran mereka dengan menyediakan jasa pelatihan, jasa
konsultasi – data, sistem informasi, dan jasa-jasa advice yang dibutuhkan pembeli.
Mc. Kesson Corp. perusahaan besar grosir obat-obatan, mencari keterangan
dari 12.000 apoteker independen untuk membantu mereka membuat laporan
(keuangan), inventory, dan sistem-sitem pemesanan yang terkomputerisasi.
Dengan mendukung kustomer-kustomernya agar bersaing lebih baik,
McKesson mendapatan kesetiaan kustomer dan menyebabkan penjualan
produknya meningkat.
Diferensiasi Saluran/channel differentiation
Keunggulan bersaing bisa juga diperoleh melalui diferensiasi cakupan penyaluran
atau pendistribusian, keahlian, dan performance. Amazon.com, Dell, dan Avon
menetapkan diri mereka terpisah dengan penyalur langsung yang high quality.
Keberhasilan Caterpillar dalam industri peralatan konstruksi mengandalkan
pada superioritas distributor. Dealer-dealernya di seluruh dunia terkenal
dengan layanan “first-rate”-nya.
Diferensiasi Melalui SDM
Perusahaan dapat meraih keunggulan kompetitif yang kuat melalui
diferensiasi SDM/orang-orang perusahaan – SDM yang terseleksi dan terlatih
baik dibandingkan dengan yang dilakukan kompetitor. SDM Disney terkenal
dengan sikap ramah dan bersahabat. Diferensiasi SDM mengharuskan
perusahaan menseleksi SDM yang berhubungan dengan kustomer secara
cermat dan melatih mereka dengan baik.
Sebagai contoh, Disney melatih SDM-nya dengan ketat untuk menjamin
agar mereka kompeten, sopan, dan bersahabat – mulai dari petugaspetugas di “check-in hotel” hingga pengendara monorail, petugaspetugas perjalanan, hingga orang-orang yang membersihkan jalan-jalan
utama. Setiap karyawan dilatih dengan teliti untuk memahami kustomer
dan untuk membuat para pengunjung senang/happy.
Diferensiasi pencitraan/image
Meskipun ketika persaingan menawarkan hal-hal yang kelihatan-nya sama, para
pembeli mungkin mempersepsikan sesuatu yang beda berdasarkan perusahaan
atau diferensiasi citra brand (brand image differentiation). Citra perusahaan atau
brand seharusnya menggambarkan posisioning dan benefit yang berbeda dengan
brand perusahaan kompetitor untuk produk yang sama. Mengembangkan citra yang
kuat dan berbeda memerlukan kreativitas dan kerja keras. Perusahaan tidak bisa
mengembangkan suatu citra dalam ingatan publik hanya dalam semalam dengan
menggunakan sedikit advertensi.
Jika Ritz-Carlton berkonotasi kualitas, citra ini harus didukung dengan segala
hal, baik yang dikatakan mapun yang dilakukan perusahaan.
Simbol-simbol – seperti telapak emas McD, batu the Prudential, raungan atau
deru Nike, atau logo warna-warni Google – dapat memberikan pengakuan
kepada perusahaan atau brand dan diferensiasi pencitraan yang kuat.
Perusahaan mungkin membangun brand seputar orang terkenal, seperti Nike
dengan sepatu basketball “Air Jordan”, dan produk-produk Golfing Tiger
Woods. Ada beberapa perusahaan menjadi terasosiasi dengan warna-warna,
misalnya IBM (blue atau UPS (brown).
‘12
20
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Pilihan simbol-simbol dan unsur-unsur pencitraan lainnya haruslah
dikomunikasikan melalui advertising yang menunjukkan personalitas
perusahaan atau brand.
Choosing the Right Competitive Advantages
Seandainya perusahaan sudah memiliki beberapa keunggulan kompetitif potensial.
Perusahaan tersebut harus memilih satu dari yang akan dikembangkan sebagai
strategi posisioning. Perusahaan harus memutuskan berapa banyak perbedaan dan
yang mana.
How Many Differences to Promote?
Kebanyakan marketer menganggap bahwa perusahaan sebaiknya
mengembangkan secara agresif hanya satu benefit kepada pasar yang
dijadikan target (the target market). Sebagai contoh, Advertensi Rosser
Reeser mengatakan, “perusahaan sebaiknya mengembangkan “a unique
selling proposition,” untuk masing-masing brand dan “stick to it.”
Setiap brand sebaiknya memilih satu ciri dan perlakukan ciri itu sebagai the
number one, khususnya di masyarakat yang over communicated. Oleh
karenanya, Crest pasta gigi secara konsisten mengkomunikasikannya sebagai
perlindungan anti gigi berlubang. Wal-Mart mempromosikan harga-harga
murah (low prices).
Perusahaan-perusahaan yang serius menekuni satu dari posisi-posisi tersebut
dan secara konsisten mengkomunikasikannya, kemungkinan akan menjadi
sangat dikenal dan diingat untuk itu.
Marketer lainnya menganggap bahwa perusahaan sebaiknya memposisikan
diri mereka pada lebih dari satu pembeda/diferensiator. Ini diperlukan jika dua
atau lebih perusahaan mengklaim menjadi terbaik untuk sifat-sifat yang sama.
Sekarang ini, waktu dimana pasar massal (mass market) terpecah menjadi
banyak segmen yang kecil-kecil. Perusahaan harus berusaha memperluas atau
meperlebar strategi posisioning mereka untuk menarik lebih banyak segmen.
Sebagai contoh, Unilever mengintroduksikan sabun mandi “three-in-one” yang
pertama – Lever 2000 — dengan menawarkan manfaat: cleansing, deodorizing,
and moisturizing. Jadi jelas, banyak pembeli menginginkan ketiga manfaat
tersebut. Tantangannya ialah untuk meyakinkan kustomer bahwa satu brand
dapat memberikan tiga benefit/manfaat sekaligus.
Berdasarkan kesuksesan yang mencolok untuk Lever 2000, Unilever berarti
dengan mudah memenuhi tantangan tersebut. (lihat gambar iklan Lever 2000!).
‘12
21
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Which Differences to Promote?
Tidak semua perbedaan-perbedaan brand akan bermakna atau bernilai; tidak
setiap perbedaan menghasilkan suatu pembeda/diferensiator yang baik. Setiap
perbedaan memiliki potensi untuk menimbulkan atau menambah biaya-biaya
bagi perusahaan, begitu juga manfaatnya bagi kustomer. Oleh karenanya,
perusahaan harus hati-hati memilah cara-cara agar cara yang dipilih akan
membedakannya dari para kompetitor. Suatu perbedaan atau diferensiator
adalah penetapan suatu nilai yang untuk itu harus memenuhi kriteria berikut:
 Important: pembeda memberikan benefit yang bernilai tinggi untuk pembeli
target.
 Distinctive: para kompetitor tidak menawarkan perbedaan tersebut atau
perusahaan menawarkannya dalam cara-cara yang berbeda.
 Superior: perbedaan adalah superior dibandingkan cara-cara yang kompetitor
lakukan yang dirasakan atau diperoleh kustomer.
 Communicable: perbedaan dapat dikomunikasikan dan terlihat oleh para
pembeli/buyer.
 Preemptive: para kompetitor tidak mudah meniru perbedaan tersebut.
 Affordable: para pembeli mampu membayar untuk atau karena perbedaan
tersebut.
 Profitable: perusahaan dapat mengintroduksikan perbedaan tersebut sehingga
dapat memberikan keuntungan.
Kebanyakan perusahaan yang mengintroduksikan diferensiasi-diferensiasi
tersebut gagal untuk memenuhi satu atau lebih syarat-syarat tersebut di atas.
Ketika Hotel Westin Stanford di Singapura mengiklankan bahwa hotel ini
adalah hotel tertinggi di dunia, perbedaan tersebut ternyata tidak penting bagi
para turis umumnya – sehingga akhirnya beberapa bagian dari hotel tersebut
harus ditutup. Oleh karenanya, memilih keunggulan bersaing tergantung
bagaimana suatu produk atau jasa diposisikan, mungkin saja sulit, tapi
pemilihan ini penting untuk keberhasilan perusahaan.
Selecting an Overall Positioning Strategy
Konsumer biasanya memilih produk atau jasa yang memberikan kepada
mereka nilai atau manfaat terbaik (the greatest value).
Value proposition: the full mix of benefits upon which the brand is
positioned.
Value proposition adalah jawaban terhadap pertanyaan customer:
“Why should I buy your brand?”
Volvo’s value proposition mengandalkan pada keselamatan tapi juga termasuk
reliabilitas, ruang yang lega, style, kesemuanya untuk satu harga yaitu lebih
tinggi dari rata-rata tapi setara atau sepadan dengan gabungan dari benefitbenefit yang diperoleh kustomer.
‘12
22
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Figure 7.4, memperlihatkan kemungkinan penawaran-penawaran nilai (value
propositions) dimana perusahaan dapat memposisikan produknya.
Pada figure ada lima kotak berwarna hijau yang menggambarkan penawaranpenawaran nilai yang menarik atau berhasil – posisioning yang memberikan
keunggulan kompetitif perusahaan. Kotak-kotak berwarna merah adalah
sebaliknya mewakili proposisi-proposisi nilai yang gagal.
Kotak di tengah yang berwarna kuning menggambarkan posisi marginal.
Berikut penjelasan ke lima proposisi nilai yang berhasil, dimana perusaaan
dapat memposisikan produknya:
- more for more
- more for the same
- the same for less
- Less for much less, and
- More for less
More for More
Posisioning “more for more” mencakup penyediaan atau penawaran produk atau
jasa “super mewah” dengan menetapkan harga lebih tinggi untuk menutup biayabiaya (produksi, dll) yang tinggi.
More for the Same
Perusahaan dapat menyerang posisi kompetitor yang menerapkan “more-formore” dengan mengintroduksi suatu brand yang menawarkan kualitas yang
setara, tapi dengan harga lebih rendah.
The Same for Less
Menawarkan “the same for less”, bisa menjadi proposisi nilai yang powerfull –
setiap konsumen menghendaki transaksi yang baik atau menguntungkan.
Less for Much Less
Pasar untuk posisioning yang menawarkan “less and therefore cost less,”
selalu eksis. Karena tidak setiap konsumen selalu mampu membeli yang
‘12
23
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
terbaik (the very best). Ada konsumer yang lebih senang less performance
daripada optimal performance.
Posisioning “less for much less” perlu mempertemukan kemampuan
konsumen yang kurang atau yang tidak menuntut kualitas dengan harga yang
lebih rendah.
Developing a Positioning Statement
Posisioning perusahaan dan brand sebaiknya dinyatakan atau diungkapkan
dalam suatu pernyataan posisioning (a positioning statement). Pernyataan
sebaiknya mengikuti format: To (target segment and need) our
(brand) is (concept) that (point-of-difference).
Sebagai contoh: “To busy professionals who need to stay organized. Palm
is an electronic organizer that allows you to backup files on your PC easily
and reliably than competitive products.”
Terkadang suatu pernyataan posisioning lebih detail:
“To young, active soft drink consumers who have little time for sleep,
Mountain Dew is the soft drink that gives you more energy than any
other brand because it has the highest level of caffeine. With Mountain
Dew, you can stay alert and keep going even when you haven’t been able
to get a good night’s sleep.”
Perhatikan bahwa pernyataan pertama posisioning mengelompokkan produk
dalam satu kategori (Mountain Dew is soft drink) dan selanjutnya
memperlihatkan poin perbedaannya dari kelompok kategori (has more
caffeine).
3.3. Communicating & Delivering the Chosen Position
Setelah perusahaan memilih satu posisi, perusahaan harus mengambil langkahlangkah tegas untuk menyampaikan dan mengkomunikasikan posisi yang diinginkan
tersebut kepada konsumer target. Seluruh bauran pemasaran perusahaan
berupaya untuk mendukung strategi posisioning ini.
Posisioning perusahaan memerlukan tindakan kongkrit, tidak hanya
diucapkan. Jika perusahaan memutuskan untuk membangun suatu posisi atas
dasar layanan dan kualitas yang lebih baik, maka pertama perusahaan harus
menyampaikan posisi tersebut.
Merancang bauran pemasaran – product, price, place, and
promotions – meliputi penyusunan rincian secara taktis
strategi posisioning. Sehingga perusahaan yang menggunakan misalnya
posisi “a more-for-more” mengetahui bahwa dirinya harus menghasilkan
produk-produk berkualitas tinggi, menetapkan harga tinggi, mendistribusikan
melalui para dealer yang berreputasi sangat baik, dan mengiklankannya di
media-media yang sangat berbobot. Perusahaan harus mempekerjakan dan
melatih banyak tenaga pelayanan yang sangat baik, mencari retailer yang
mempunyai reputasi baik di pelayanan, dan mengembangkan pesan-pesan
iklan dan penjualan yang mampu menyampaikan jasa-jasa atau layanan
superior perusahaan. Ini adalah satu-satunya cara untuk membangun posisi
“more-for-more,” yang konsisten dan bisa dipercaya.
‘12
24
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Sekali perusahaan membangun posisi yang dipilih, maka harus waspada untuk
menjaga posisi tersebut dengan kinerja atau prestasi dan komunikasi yang
konsisten. Perusahaan harus cermat memonitor dan menyesuaikan posisi sepanjang
waktu untuk mencocokkan perubahan-perubahan kebutuhan konsumer dan juga
strategi-strategi kompetitor. Akan tetapi, perusahaan sebaiknya tidak melakukan
perubahan secara mendadak yang dapat membingungkan konsumer. Oleh
karenanya, posisi produk sebaiknya berubah atau berkembang secara gradual
disesuaikan dengan lingkungan marketing yang selalu berubah.
….Selamat belajar…..
.. Selamat belajar semoga sukses…
‘12
25
Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
Ir. Eddy S. Tumenggung MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Download