Uploaded by rizkyadriyan9

PEKAN-12-SIKOLA-2020-RENCANA-UMUM-DAN-TONASE

advertisement
RENCANA UMUM & TONASE
PENGUKURAN TONASE KAPAL
DESAIN DAN KAPASITAS KAPAL DAN SEJARAH PENGUKURAN TONASE
ANDI DIAN EKA ANGGRIANI, S.T., M.T.
PERTEMUAN KEDUABELAS SIKOLA 2020
Murphy, Sabat, Taylor, MarAD, 1965
Hurst, Buxton, BSRA, 1991/92
Evans, 1959, Kiss, Taggart (1980), Gale, Lamb (2003), Papanikolaou (2014)
CONCEPTS IN SHIP DESIGN
SHIP DESIGN SPIRAL
KAPASITAS KAPAL
(DWT, LWT, GT DAN NT)
THE PRODUCT MODEL
DESAINER KAPAL :
HARUS MAMPU DAN CAKAP
MENGUKUR TONASE KAPAL
TONASE KAPAL MENJADI DASAR UNTUK :
•
•
•
•
PENGAWAKAN,
KESELAMATAN,
REGISTRASI,
BEA PELABUHAN DAN PENGEDOKAN, dll.
SERTIFIKAT TIDAK MEMILIKI TANGGAL KADALUWARSA, TETAPI
HARUS DIUBAH JIKA ADA KONVERSI KE KAPAL.
PADA ABAD KE-13, ANGGUR MERUPAKAN KOMODITAS ATAU MUATAN KAPAL
DAN SAAT ITU KAPAL
DIPUNGUT BIAYANYA SESUAI DENGAN TUN
(KERANJANG ATAU TONG ANGGUR) YANG BISA BAWA. SELANJUTNYA
KRITERIA INI MENJADI NORMA YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMUNGUT BIAYA
KAPAL YANG DISEBUT TUNNAGE , YANG KEMUDIAN MENJADI TONNAGE
TUNNAGE DARI KAPAL DIDASARKAN PADA JUMLAH MAKSIMUM AMPHORES
YANG BISA DIBAWA SERTA.
TARIF ANGKUT DAN IURAN UNTUK KAPAL
DIDASARKAN JUGA PADA TUNNAGE. MENURUT MCGOWAN, MULLER, DAN LANE
DALAM VASUDEVAN A (2010), ADA UNIT LAIN YANG JUGA DIGUNAKAN UNTUK
MENUNJUKKAN KAPASITAS KARGO SEPERTI BOTTA DI VENICE, TONNEAU DI
PERANCIS, SALMA DI SISILIA DAN LAST DI SKANDINAVIA.
TONGGAK-TONGGAK (MILESTONES) EVOLUSI METODE PENGUKURAN TONASE KAPAL ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
1851
SEORANG INGGRIS BERNAMA GEORGE MOORSOM, MEMPERKENALKAN CARA PENGUKURAN KAPAL DENGAN
MEMPERGUNAKAN SIMPSON RULE.
1925
PEMBENTUKAN PANITIA PERUMUS OLEH LIGA BANGSA BANGSA.
1931
DIRUMUSKAN TENTANG RANCANGAN REGULATION FOR TONNAGE MEASUREMENT.
1938
DILUAR JADWAL DIADAKAN KONVENSI DI NORWEGIA OLEH FINLANDIA, BELGIA, DENMARK DAN BELANDA.
1939
KONVENSI OSLO II
1945
PERANG DUNIA II
1947
PENANDA TANGANAN KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENGUKURAN KAPAL DI OSLO OLEH BELANDA,
NORWEGIA, DENMARK DAN SWEDIA YANG DIKENAL SEBAGAI KONVENSI OSLO 1947.
1965
AMANDEMAN TERHADAP KONVENSI OSLO 1947, DISETUJUI BAHWA KONVENSI OSLO 1965 (MENGUSULKAN SISTEM
PENGUKURAN YANG SERAGAM) YANG JUGA MENJADI DASAR PENGATURAN CARA PENGUKURAN INTERNASIONAL
BAGI KAPAL-KAPAL INDONESIA.
DISINI DIKENAL,
BRT (BRUTO REGISTER TONS) = 0.353 X V (M3)
NRT (NETTO REGISTER TONS).
DIMANA :
1 RT = 100 CUBIC FEET
1 RT = 2.83 M3
1 M3 = 0.353 RT
NAMUN PADA CARA PENGUKURAN KAPAL SESUAI KONVENSI OSLO 1947 DAN AMANDEMEN 1965, MASIH BANYAK
PERBEDAAN-PERBEDAAN MENYOLOK DARI HASIL PENGUKURAN DAN JUGA DITEMUI MASALAH-MASALAH LAIN
BAHWA PADA KAPAL-KAPAL YANG SISTER SHIP SEKALIPUN, AKAN MENDAPATKAN HASIL PENGUKURAN YANG
BERBEDA JIKA DIUKUR OLEH LAIN NEGARA, DIMANA TERDAPAT PERBEDAAN-PERBEDAAN CARA MENGHITUNG
TERGANTUNG PENAFSIRAN DARI MASING-MASING AHLI UKUR KAPAL.
DENGAN ADANYA MASALAH BARU TERSEBUT TIMBUL KESEPAKATAN BARU UNTUK MENYERAGAMKAN CARA
PENGUKURAN YANG TIDAK MENIMBULKAN SALAH PENAFSIRAN.
1982
Tanggal 18 Juli 1982, TMS.’69 berlaku secara Internasional
1989
Dengan Kepres No. 5 Tahun 1989 tanggal 25 Januari 1989, Indonesia ikut meratifikasi kovensi yang isinya bahwa
TMS.’69 telah diterima secara luas sebagai dasar pengukuran kapal, karenanya dipandang perlu untuk ikut serta
dalam Konvensi tersebut.
1992
Karena Indonesia ikut meratifikasi Konvensi TMS.’69, maka masalah pengukuran kapal tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tanggal 17 September 1992 tentang Pelayaran.
2002
Kemudian dijabarkan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tanggal 23 September 2002 tentang
Perkapalan antara lain tertuang ketentuan tentang pengukuran kapal.
2005
Sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 telah dibuat dan diterbitkan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor Km. 6 Tahun 2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Pengukuran Kapal, dan merupakan
penyempurnaan dari peraturan pelaksanaan sebelumnya yaitu Keputusan DIRJENHUBLA No. PY.67/1/13-90
tanggal 06 Oktober 1990.
2013
Sebagai pelaksanaan Undang-Undang nomoi' 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Tahun 2002 telah dibuat dan diterbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM8 Tahun 2013
tanggal 15 Februari 2013 tentang pengukuran kapal dan merupakan penyempurnaan dari peraturan pelaksanaan
sebelumnya yaitu Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Km. 6 Tahun 2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang
Pengukuran Kapal.
Download