Uploaded by User88414

dampak pembangunan terhadap keadaan gizi

advertisement
BY : LIYA PUTRI RAHMANIYA
1711222014
A. KONSEP PEMBANGUNAN DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
 Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah dua konsep
yang tidak dapat dipisahkan. Pembangunan menentukan usaha
pembangunan yang berkelanjutan dan tidak memusnahkan
sumberdaya asli, manakala teori dan model pertumbuhan yang
dihasilkan dijadikan panduan dasar negara. Konsep
pembangunan ini dikupas dalam teori pertumbuhan dan
pembangunan dan coba menganalisis secara kritikal dengan
melihat kesesuaiannya dalam konteks Negara. Pada peringkat
awal, pendapatan perkapita menjadi pengukur utama bagi
pembangunan. Walau bagaimanapun, melalui perubahan masa,
aspek pembangunan manusia dan pembangunan berwawasan
lingkungan semakin ditekankan. Pembangunan berwawasan
lingkungan melihat kepada aspek kebajikan generasi akan datang
melalui kehendak masa kini.
B. DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP
KEADAAN GIZI

Pembangunan nasional dewasa ini lebih dititikberatkan pada pembangunan ekonomi dan kualitas sumber
daya manusia seutuhnya. Salah satu agenda pembangunan nasional adalah mewujudkan kualitas sumber
daya manusia (SDM) yang sehat, cerdas, produktif dan mandiri. Meningkatkan status gizi penduduk
merupakan basis pembentukan SDM yang berkualitas. Melaksanakan pemantauan konsumsi dan status
gizi penduduk secara berkala menjadi sangat penting untuk mengetahui besaran masalah yang perlu
ditanggulangi. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari
kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan (Djamarah, 2006). Sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas harus disiapkan sejak dini. Oleh karena itu keluarga, masyarakat maupun pemerintah
harus memberikan perhatian yang optimal, khususnya masalah gizi pada anak. Anak sebagai aset SDM
dan generasi penerus perlu diperhatikan kehidupannya. Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah
satu faktor terpenting dalam pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia. Kecukupan gizi sangat
mempengaruhi terhadap kesehatan dan produktivitas kerja manusia. Banyak aspek yang berpengaruh
terhadap status gizi antara lain aspek pola pangan, sosial budaya dan pengaruh konsumsi pangan
(Maryani,2008).

Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi
kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas
lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Masalah gizi
lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya
pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan (Almatsier, 2010) sehingga dari kedua masalah
tersebut juga dapat memberikan dampak kepada pembangunan itu sendiri seperti halnya karena gizi
kurang dapat menyebabkan produktivitas dalam bekerja rendah yang juga dapat menyebabkan
menurunnya pendapatan per kapita.
C. EKONOMI DAN KEMISKINAN
 Ekonomi adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,
distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Ekonomi secara
umum atau secara khusus adalah aturan rumah tangga atau manajemen
rumah tangga . Ekonomi juga dikatakan sebagai ilmu yang menerangkan
cara-cara menghasilkan, mengedarkan, membagi serta memakai barang
dan jasa dalam masyarakat sehingga kebutuhan materi masyarakat dapat
terpenuhi sebaik-baiknya. Kegiatan ekonomi dalam masyarakat adalah
mengatur urusan harta kekayaan baik yang menyangkut kepemilikkan,
pengembangan maupun distribusi.
 Menurut Sukirno (2011) pertumbuhan ekonomi merupakan
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang
dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Pertumbuhan
ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan
menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode
tertentu. Dengan kata lain, perekonomian dikatakan mengalami
pertumbuhan bila pendapatan riil masyarakat pada tahun tertentu lebih
besar dari pada pendapatan riil masyarakat pada tahun sebelumnya.
 Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk
memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi
ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun
papan. Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004, kemiskinan
adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang
tidak terpenuhinya hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kebutuhan dasar yang
menjadi hak seseorang atau sekelompok orang meliputi kebutuhan
pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari
perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi
dalam penyelenggaraan kehidupan sosial dan politik.
 Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak
berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata
seperti standar kesehatan masyarakat dan standar pendidikan.
 Persoalan kemiskinan masyarakat di negara-negara ini tidak hanya
sekedar bentuk ketidakmampuan pendapatan, akan tetapi telah meluas
pada bentuk ketidakberdayaan secara sosial maupun politik (Suryawati,
2004). Kemiskinan juga dianggap sebagai bentuk permasalahan
pembangunan yang diakibatkan adanya dampak negatif dari
pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang sehingga memperlebar
kesenjangan pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan
pendapatan antar daerah (inter region income gap) (Harahap, 2006).
 Kemampuan pendapatan yang relatif terbatas atau rendah menyebabkan daya beli
seseorang atau sekelompok orang terutama untuk memenuhi kebutuhan pokok
menjadi rendah (Nugroho, 1995: 17). Konsumsi ini terutama ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan akan gizi dan kesehatan standar. Akibatnya, kemampuan
untuk mencapai standar kesejahteraan menjadi rendah seperti: 1) Ketersediaan
pangan tidak sesuai atau tidak mencukupi standar gizi yang disyaratkan sehingga
beresiko mengalami mal gizi atau kondisi gizi rendah yang selanjutnya sangat
rentan terhadap resiko penyaki menular. 2) Kesehatan relatif kurang terjamin
sehingga rentan terhadap serangan penyakit dan kemampuan untuk menutupi
penyakit juga relatif terbatas sehingga sangat rentan terhadap resiko kematian 3)
Perumahan atau pemukiman yang kurang/tidak layak huni sebagai akibat
keterbatasan pendapatan untuk memiliki/mendapatkan lahan untuk tempat
tinggal atau mendapatkan tempat tinggal yang layak. Kondisi ini akan berdampak
mengganggu kesehatan. 4) Taraf pendidikan yang rendah. Kondisi ini disebabkan
karena keterbatasan pendapatan untuk mendapatkan pendidikan yang diinginkan
atau sesuai dengan standar pendidikan.
 Kondisi-kondisi akibat keterbatasan atau rendahnya pendapatan di atas
menyebabkan terbentuknya status kesehatan masyarakat yang dikatakan rendah
(morbiditas) atau berada dalam kondisi gizi rendah. Kondisi seperti ini sangat
rentan terhadap serangan penyakit dan kekurangan gizi yang selanjutnya disertai
tingginya tingkat kematian (mortalitas). Angka mortalitas yang tinggi dan keadaan
kesehatan masyarakat yang rendah akan berdampak pada partisipasi sosial yang
rendah, ketidakhadiran yang semakin tinggi, kecerdasan yang rendah, dan
ketrampilan yang relatif rendah.
SUMBER
Emilia, Esi. “PERAN GIZI DALAM PEMBANGUNAN”. Diakses
dari
http://mkm.helvetia.ac.id/wpcontent/uploads/2017/03/PERTEMUAN-1516-PERAN-GIZIDALAM-PEMBANGUNAN-1.pdf (16 Agustus 2018)
Soleh, Ahmad. “PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN
DI
INDONESIA”.
Diakses
dari
https://media.neliti.com/media/publications/43066-IDpertumbuhan-ekonomi-dan-kemiskinan-di-indonesia.pdf
(17 Agustus 2018)
Diakses dari http://e-journal.uajy.ac.id/1756/3/2EP15294.pdf
(17 Agustus 2018)
Diakses
dari
http://repository.uinsuska.ac.id/6426/4/BAB%20III.pdf (17 Agustus 2018)
Diakses dari http://digilib.unila.ac.id/11211/17/BAB%202.pdf
(16 Agustus 2018)
Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/24354/2/BAB_I_.pdf (16
Agustus 2018)
Download