No Kode : DAR2/Profesional/027/6/2019 MODUL 6 PEMBELAJARAN DI SD BERBASIS TIK KEGIATAN BELAJAR 1 BAHAN AJAR POKOK, REMEDIAL, DAN PENGAYAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERBASIS TIK Penulis: Dr. Sandi Budi Iriawan, M. Pd. . KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2019 A. Pendahuluan Pembelajaran dilaksanakan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) secara tematik terpadu untuk seluruh mata pelajaran, kecuali mata pelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di kelas tinggi yang dibelajarkan secara parsial. Meskipun demikian, Matematika dan PJOK tetap dibelajarkan secara tematik dengan mengaitkan berbagai konsep pada mata pelajaran tersebut dengan tema tertentu. Pada pembelajaran tematik terpadu, materi pembelajaran dari berbagai mata pelajaran dikemas secara terpadu menggunakan tema dan subtema sebagai pemersatu pembelajaran, sedangkan pada pembelajaran tematik keterpaduan berbagai konsep atau materi pembelajaran terjadi pada satu mata pelajaran dengan tema tertentu sebagai pemersatu. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah Pasal 2A ayat (1) dinyatakan bahwa muatan informatika pada jenjang SD dapat digunakan sebagai alat pembelajaran. Dengan demikian, Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) menjadi sebuah keharusan untuk diintegrasikan dalam pembelajaran di SD sebagai alat bantu pembelajaran, baik pada pembelajaran pokok, remedial, maupun pengayaan. Kegiatan Belajar 1 ini membahas tentang bahan ajar dan alat pembelajaran pokok, remedial, dan pengayaan tematik di SD berbasis TIK serta prosedur penyusunannya. Secara spesifik, Kegiatan Belajar 1 memandu peserta untuk mempelajari tentang: (1) pembelajaran tematik berbasis TIK di SD; (2) pembelajaran remedial berbasis TIK di SD; (3) pembelajaran pengayaan berbasis TIK di SD; (4) bahan ajar tematik berbasis TIK; (5) prosedur penyusunan bahan ajar tematik berbasis TIK; dan (6) penggunaan bahan ajar tematik berbasis TIK dalam pembelajaran di SD. Kegiatan Belajar 1 dilengkapi dengan bahan tayang, contoh bahan ajar, dan video pembelajaran untuk memperkuat pemahaman peserta tentang bahan ajar dan prosedur penyusunannya untuk pembelajaran tematik berbasis TIK di SD. Materi Kegiatan Belajar 1 pada modul ini relevan dengan tuntutan pembelajaran di SD pada Era Revolusi Industri 4.0 dan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 Pasal 2A ayat (1) tentang integrasi TIK dalam pembelajaran di SD. Kegiatan Belajar 1 pada modul ini juga membahas tentang pembelajaran tematik, mulai dari hakikat dan implementasinya yang relevan dengan karakteristik pembelajaran di SD. Selain itu, pembahasan tentang bahan ajar tematik berbasis TIK dan prosedur penyusunannya untuk kegiatan belajar pokok, remedial, dan pengayaan sangat diperlukan oleh peserta sebagai guru SD dan relevan dengan kompetensi guru SD utamanya kompetensi profesional terkait pengembangan bahan ajar. Setiap kegiatan belajar pada modul ini dikemas secara sistematis mulai dari: pendahuluan, capaian pembelajaran, sub-capaian pembelajaran, uraian materi, rangkuman, dan tes formatif. Materi utama terdiri dari uraian materi yang dikembangkan oleh penulis dalam bentuk pdf, ppt, dan video, begitu juga materi penunjang terdiri dari uraian materi berbentuk pdf, ppt, dan video menggunakan link terkait. Proses pembelajaran untuk setiap kegiatan pembelajaran pada modul ini memfasilitasi berkembangnya kemandirian belajar sebagai penciri khas proses pembelajaran pada program PPG. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, peserta harus melakukan langkah-langkah berikut. 1. Memahami setiap komponen modul mulai dari komponen awal sampai akhir. 2. Memahami materi utama dan penunjang dengan membaca dan memaknainya. 3. Membaca berbagai sumber belajar lainnya yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari. 4. Mengerjakan setiap tugas secara mandiri atau kelompok. 5. Memahami topik untuk didiskusikan dan aktif berdiskusi pada forum diskusi melalui fasilitas daring bersama peserta lain dan instruktur. 6. Menghubungi instruktur melalui fasilitas daring yang telah disediakan bila menemui kesulitan. 7. Mempraktikkan pengetahuan yang didapatkan dari proses pembelajaran kedalam praktik pembelajaran sehari-hari dan merefleksinya. 8. Mengerjakan tes formatif melalui fasilitas daring. B. Capaian Pembelajaran Capaian pembelajaran untuk setiap peserta yang diharapkan pada KB 1 ini adalah mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik di SD dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk membangun sikap (karakter Indonesia), pengetahuan, dan keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah secara kritis, humanis, inovatif, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif, dengan menggunakan model pembelajaran dan sumber belajar yang didukung hasil penelitian. C. Sub-Capaian Pembelajaran Capaian pembelajaran di atas, dirinci lebih spesifik menjadi sub-capaian pembelajaran yang diharapkan dari setiap peserta sebagai berikut. 1. Menguasai bahan ajar pokok pembelajaran tematik berbasis TIK. 2. Menguasai alat remedial dan pengayaan pembelajaran tematik berbasis TIK. 3. Menyusun bahan ajar pokok pembelajaran tematik berbasis TIK. 4. Menyusun alat remedial dan pengayaan pembelajaran tematik berbasis TIK. D. Uraian Materi 1. Pembelajaran Tematik Berbasis TIK di SD Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan berbagai konsep atau materi pembelajaran pada satu mata pelajaran (tematik) atau lebih dari satu mata pelajaran (tematik terpadu). Selain memadukan berbagai konsep atau materi pembelajaran, pembelajaran tematik terpadu juga menghubungkan berbagai keterampilan, sikap, dan nilai pada satu atau lebih mata pelajaran, sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran tematik memberikan penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik sesuai dengan materi pembelajaran untuk menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai yang terkandung dalam satu atau lebih mata pelajaran. Dengan demikian, adanya tema dalam pembelajaran tematik berfungsi sebagai pemersatu atau pengikat informasi yang terkandung dalam satu atau lebih mata pelajaran. Pembelajaran tematik berdasar pada filsafat konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan yang dimiliki peserta didik merupakan hasil bentukan mereka sendiri. Peserta didik membentuk pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan, bukan hasil bentukan orang lain. Proses pembentukan pengetahuan tersebut berlangsung secara terus menerus sehingga pengetahuan yang dimiliki peserta didik menjadi semakin lengkap. Melalui pembelajaran tematik ini, peserta didik dapat belajar tentang bagaimana belajar (learning how to learn), selain pengetahuan yang dikonstruksi oleh mereka sendiri akan lebih bertahan lama dalam ingatannya. Pembelajaran tematik menekankan pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga mereka dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya sehingga pembelajaran lebih bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan mereka. Dengan kata lain, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu, sehingga guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan memperngaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antarmata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, penerapan pembelajaran tematik di SD akan sangat membantu peserta didik dalam membentuk pengetahuannya karena sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik SD yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah Pasal 2A ayat (1) dinyatakan bahwa muatan informatika pada jenjang SD dapat digunakan sebagai alat pembelajaran. Dengan demikian, Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) menjadi sebuah keharusan untuk diintegrasikan dalam pembelajaran di SD sebagai alat bantu pembelajaran, baik pada pembelajaran pokok, remedial, maupun pengayaan. TIK sebagai alat bantu pembelajaran bermakna bahwa TIK tidak seharusnya menggantikan peran guru, melainkan menguatkan proses interaksi antarpeserta didik, peserta didik dan guru, serta peserta didik dan sumber belajar sehingga interaksi tersebut tetap terjadi secara optimal. Dengan kata lain, pembelajaran tematik berbasis TIK dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik jika dilakukan oleh guru yang memiliki kemampuan TIK yang memadai dan digunakan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Pembelajaran tematik berbasis TIK memiliki karakteristik, antara lain: (1) aktivitas belajar dibantu oleh TIK sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik; (2) pengalaman belajar peserta didik diperkuat dengan penggunaan TIK yang bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik; (3) kebermaknaan dalam setiap pengalaman belajar didukung oleh penggunaan TIK yang menjadikan informasi lebih mudah dipahami dan bertahan lebih lama dalam benak peserta didik; (4) memberikan penekanan pada proses pembelajaran yang melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi; (5) menyajikan kegiatan belajar yang aplikatif berbantuan TIK sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik di lingkungannya; dan (6) mengembangkan kemandirian dan keterampilan sosial peserta didik. Tujuan dari pembelajaran tematik berbasis TIK adalah: (1) memperkaya infomasi untuk mengurangi terjadinya tumpang tindih materi pembelajaran; (2) memudahkan dan membantu peserta didik untuk melihat hubunganhubungan yang bermakna dari berbagai informasi yang didapatkannya; dan (3) memudahkan peserta didik mencari tahu berbagai informasi untuk memahami materi pembelajaran secara utuh. Dari tujuan tersebut nampak bahwa peran TIK dalam pembelajaran tematik adalah sebagai penguat implementasi pembelajaran tematik dalam mengaitkan berbagai ide atau materi pembelajaran dalam satu atau lebih mata pelajaran. Penerapan pembelajaran tematik berbasis TIK tidak bisa lepas dari prinsipprinsipnya, yaitu: a. Holistik Gejala atau peristiwa dalam pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. Kegiatan ini membuat peserta didik menjadi lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di hadapan mereka. TIK memudahkan guru mencari gejala atau peristiwa yang akan dijadikan stimulus dalam pembelajaran dan membantu peserta didik untuk mencari informasi-informasi yang dibutuhkan dalam memahami stimulus tersebut. b. Berpusat pada peserta didik Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran kontemporer yang lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator. TIK dapat membantu guru untuk merancang situasi didaktis yang mengaktifkan peserta didik selama pembelajaran dan TIK dapat memfasilitasi peserta didik untuk melakukan aktivitas belajarnya. c. Fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes, artinya guru dapat mengaitkan materi dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan keadaan lingkungan di mana sekolah dan peserta didik berada. TIK dapat membantu guru menyediakan stimulus yang kontekstual supaya peserta didik dapat mengaitkan berbagai konsep atau materi pembelajaran dengan stimulus tersebut. d. Sesuai minat dan kebutuhan peserta didik Peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan minat dan kebutuhannya. TIK dapat membuat pembelajaran semakin menarik dan memotivasi peserta didik untuk belajar. e. Menyenangkan Suasana dalam pembelajaran diupayakan berlangsung secara menyenangkan baik secara mental maupun fisik. Menyenangkan bisa dibangun dengan berbagai kegiatan yang bisa mengakomodasi kegemaran peserta didik. TIK dapat membuat pembelajaran semakin menyenangkan dan memotivasi peserta didik untuk belajar sesuai dengan minatnya. f. Bermakna Kegiatan belajar melibatkan peserta didik untuk menerapkan informasi dan pengetahuan yang didapatkannya untuk memecahkan masalahmasalah nyata di dalam kehidupannya. TIK memudahkan guru untuk mencari keterkaitan antara materi pembelajaran dengan konteks dunia nyata di lingkungan peserta didik dan membantu keterkaitan tersebut supaya mudah dipahami peserta didik. g. Autentik Pembelajaran tematik melibatkan aktivitas peserta didik secara langsung sehingga peserta didik dapat memaknai proses dan hasil belajarnya sendiri, hasil dari interaksinya dengan fakta dan peristiwa secara langsung, bukan sekedar hasil belajar yang didapatkannya secara pasif dan reseptif. TIK dapat membantu peserta didik untuk melakukan repersonalisasi atau melakukan pengalaman belajar yang aktif dan membantu guru untuk memantau proses dan hasil belajar peserta didik. h. Aktif Pembelajaran tematik melibatkan peserta didik untuk aktif selama proses pembelajaran berlangsung baik secara fisik maupun mental. TIK dapat membantu guru untuk memantau seluruh aktivitas belajar peserta didik dan membantu peserta didik untuk melakukan berbagai aktivitas belajar seperti mengamati, mengumpulkan data, mengolah data, mengomunikasikan ide, dan aktivitas belajar lainnya. Pembelajaran tematik berbasis TIK memberikan banyak keuntungan jika diterapkan dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsipnya dalam pembelajaran. Keunggulan pembelajaran tematik berbasis TIK, antara lain: a. Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu; b. Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan secara meluas dan mendalam dan mengembangkan berbagai kompetensinya; c. Peserta didik memahami materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; d. Peserta didik memiliki kompetensi yang lebih baik, karena pembelajaran mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalamannya dan berbagai konteks; e. Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi pembelajaran disajikan dalam konteks yang jelas dan beragam; f. Peserta didik dapat lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam berbagai kemampuannya; dan situasi dunia nyata untuk mengembangkan g. Waktu pembelajaran dapat dihemat karena TIK membantu guru memfasilitasi peserta didik untuk belajar dan mengoptimalkan proses belajar peserta didik. 2. Pembelajaran Remedial Berbasis TIK di SD Pembelajaran remedial merupakan pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kompetensi minimal yang diharapkan, yakni kompetensi dasar. Melalui pembelajaran remedial, guru memberikan perbaikan pembelajaran pada kompetensi dasar yang belum dikuasai peserta didik melalui upaya tertentu berupa strategi pembelajaran yang terdiri atas metode, media, bahan ajar, dan instrumen penilaian yang berbeda dengan pembelajaran sebelumnya sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar peserta didik. Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan hak peserta didik untuk belajar sesuai dengan kemampuan awal, kecerdasan, kepribadian, bakat, potensi, minat, motivasi, dan gaya belajarnya. Melalui pembelajaran remedial, guru akan membantu peserta didik untuk memahami kesulitan belajarnya, mengatasi kesulitan tersebut dengan memperbaiki cara belajar dan sikap belajar yang mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal. Pembelajaran remedial dilakukan ketika peserta didik teridentifikasi mengalami kesulitan dalam mempelajari materi pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu. Guru harus segera melakukan perbaikan pembelajaran sesuai dengan kesulitan belajar peserta didik, baik di luar jam pelajaran efektif maupun ketika proses pembelajaran berlangsung jika memungkinkan sampai peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diharapkan. Pembelajaran remedial dapat dilakukan secara individual maupun kelompok dengan bantuan TIK agar memudahkan guru untuk memfasilitasi ragam gaya belajar peserta didik. Pembelajaran secara individual dilakukan jika setiap peserta didik mengalami kesulitan belajar pada materi pembelajaran yang berbeda, sedangkan pembelajaran secara kelompok dilakukan jika terdapat beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar pada materi pembelajaran yang sama. TIK dapat dimanfaatkan untuk menunjang efektivitas pembelajaran remedial, mulai dari identifikasi permasalahan pembelajaran, perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan penilaian hasil belajar pembelajaran remedial. Metode yang diterapkan dalam pembelajaran remedial berbeda dengan metode pembelajaran yang telah diterapkan sebelumnya dapat berbentuk pemberian tugas, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, tutor sebaya, dan metode lainnya dengan prinsip-prinsip sebagai berikut. a. Adaptif Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan daya tangkap, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. TIK dapat digunakan untuk mengolah data tentang kesulitan belajar peserta didik. b. Interaktif Pembelajaran remedial hendaknya melibatkan keaktifan guru untuk secara intensif berinteraksi dengan peserta didik dan selalu memantau kemajuan belajar peserta didik. TIK dapat digunakan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik. c. Fleksibel Pembelajaran remedial perlu menggunakan berbagai metode pembelajaran dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. TIK dapat digunakan sebagai alat bantu pembelajaran ketika metode pembelajaran tertentu diterapkan. d. Umpan balik Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin agar dapat menghindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut. TIK dapat dimanfaatkan sebagai media untuk menyampaikan kemajuan belajar peserta didik. e. Pelayanan sepanjang waktu Pembelajaran remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing. TIK dapat digunakan sebagai wahana untuk peserta didik belajar berkesinambungan tanpa tatap muka atau melalui dalam jaringan (daring), misalnya dengan memanfaatkan media WhatsApp (WA) atau media daring lainnya. 3. Pembelajaran Pengayaan Berbasis TIK di SD Pembelajaran pengayaan merupakan pengalaman atau kegiatan belajar yang diberikan kepada peserta didik yang teridentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Melalui pembelajaran pengayaan, guru memberikan tambahan pembelajaran untuk materi pembelajaran lainnya pada kompetensi dasar yang telah dikuasai peserta didik atau kompetensi dasar selanjutnya melalui upaya tertentu berupa strategi pembelajaran yang sama atau berbeda dengan pembelajaran sebelumnya sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan hak peserta didik untuk belajar sesuai dengan kemampuan, kecerdasan, kepribadian, bakat, potensi, minat, motivasi, dan gaya belajarnya. Melalui pembelajaran pengayaan, guru akan memfasilitasi peserta didik untuk memperkaya wawasan dan keterampilannya. Pembelajaran pengayaan dilakukan ketika peserta didik teridentifikasi melampaui ketuntasan belajar yang telah ditetapkan dalam mempelajari materi pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu. Guru dapat memfasilitasi pembelajaran pengayaan di luar jam pelajaran efektif maupun ketika proses pembelajaran berlangsung jika memungkinkan sampai peserta didik menguasai materi pembelajaran atau kompetensi dasar lain yang diharapkan. Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan secara individual maupun kelompok dengan bantuan TIK agar memudahkan guru untuk memfasilitasi ragam gaya belajar peserta didik. Pembelajaran secara individual dilakukan jika terdapat hanya satu orang peserta didik yang melampaui ketuntasan belajar yang telah ditetapkan, sedangkan pembelajaran secara kelompok dilakukan jika terdapat beberapa peserta didik melampaui ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. TIK dapat dimanfaatkan untuk menunjang efektivitas pembelajaran pengayaan, mulai dari identifikasi materi pembelajaran atau kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik, perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan penilaian hasil belajar pembelajaran pengayaan. Metode yang diterapkan dalam pembelajaran pengayaan sebaiknya bersifat eksploratif, seperti penyelidikan (inkuiri), penyingkapan (discoveri), pemecahan masalah (problem solving), dan metode sejenis lainnya. TIK dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran pengayaan, di antaranya terkait penyediaan sumber belajar dan alat bantu pembelajaran. Dengan bantuan TIK, sumber belajar dapat diperkaya dan pembelajaran dapat ditingkatkan kualitasnya. 4. Bahan Ajar Tematik Berbasis TIK Pelaksanaan pembelajaran tematik memerlukan berbagai sumber belajar sebagai bahan ajar dalam pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan dapat berupa bahan cetak atau media cetak, media elektronik, lingkungan sosial, lingkungan alam atau lingkungan fisik. Bahan cetak atau media cetak yang dapat digunakan misalnya buku siswa, buku guru, buku penunjang, majalah, surat kabar, brosur, dan buletin. Salah satu sumber belajar sebagai bahan ajar yang telah disiapkan oleh Kemdikbud adalah buku guru dan buku siswa. Buku siswa telah memuat materi pembelajaran dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sebagai bahan ajar yang digunakan oleh peserta didik dalam pembelajaran. Buku siswa telah dikemas supaya peserta didik aktif dalam berpikir dan berbuat untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif. Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar yang merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya. Bahan ajar atau teaching material, terdiri dari dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau materi/substansi bahan. Jadi, pembelajaran bahan yang ajar merupakan disusun secara seperangkat sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan peserta didik dapat menguasai kompetensi tertentu secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Dilihat dari fungsi dan tujuannya, bahan ajar yang telah dikembangkan oleh guru berfungsi sebagai pedoman untuk mengarahkan semua aktivitas pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar juga disusun dengan tujuan tertentu di antaranya menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik, membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh, dan memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Adapun manfaat yang dipeoleh dalam pengembangan bahan ajar sendiri oleh guru adalah diperolehnya bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan kebutuhan belajar peserta didik, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, dan bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik. Dalam pengembangan bahan ajar, guru hendaknya memperhatikan prinsipprinsip pengembangan bahan ajar sebagai berikut. a. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang konkret untuk memahami yang abstrak. b. Pengulangan akan memperkuat pemahaman. c. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik. d. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar. e. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu. f. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus mencapai tujuan. Pada Era Revolusi Industri 4.0 yang merupakan era keterbukaan informasi, komputerisasi, komputasi, dan automasi, TIK memiliki peran vital untuk mendukung keterlaksanaan proses pembelajaran, di antaranya terkait integrasinya dalam bahan ajar tematik. Berdasarkan teknologi yang digunakan, Widenmann (1994) mengelompokkan bahan ajar menjadi empat kategori, yaitu: (1) bahan cetak (printed) seperti handout, buku, modul, LKPD, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan model/maket; (2) bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, dan CD audio; (3) bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video CD dan film; dan (4) bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), CD multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials). Semua kategori bahan ajar tersebut paling tidak mencakup antara lain: petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pembelajaran, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja dapat berupa LK, evaluasi, dan respon atau balikan terhadap hasil evaluasi. Untuk mendapatkan bahan ajar tematik berbasis TIK yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, maka ketika mengembangkan bahan ajar tematik berbasis TIK harus dilakukan beberapa tahap kegiatan sistematis sebagai berikut. a. Analisis kompetensi Analisis kompetensi dilakukan untuk mengidentifikasi kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah pembelajaran dan materi pokok yang hendak dikuasai peserta didik. Pada analisis kompetensi akan dirumuskan kompetensi-kompetensi prasyarat agar peserta didik sampai pada kompetensi minimalnya yang disebut sebagai kompetensi dasar. Hasil dari kegiatan analisis ini adalah sejumlah indikator pencapaian kompetensi yang telah mewakili indikator kompetensi prasyarat dan kompetensi dasarnya. Indikator pencapaian kompetensi tersebut juga mengandung materi-materi prasyarat dan pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dengan demikian, hasil dari analisis kompetensi ini adalah rumusan indikator pencapaian kompetensi terdiri dari indikator prasyarat, kunci, dan pengembangan, materi-materi prasyarat, pokok dan pengembangan yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan/atau prosedur sesuai dengan struktur materi pembelajaran pada kompetensi dasar. b. Analisis sumber belajar Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan. c. Analisis materi pembelajaran Analisis materi pembelajaran merupakan kegiatan guru sebelum mengembangkan bahan ajar untuk menguraikan materi pokok pada kompetensi dasar beserta materi prasyarat dan pengembangannya sehingga terpetakan struktur materi berupa fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang lengkap dan terinci. Pada kegiatan analisis materi pembelajaran, guru akan memetakan materi ajar kedalam peta materi kemudian merincinya berdasarkan aspek kesesuaian, keterkaitan, keterurutan, kedalaman, dan keluasan sebelum mengembangkannya menjadi bahan ajar. Analisis dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh materi penting tidak terlewatkan untuk dibelajarkan kepada peserta didik. d. Penentuan jenis serta judul bahan ajar Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi. Sehingga, bahan ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan kompetensi dasar yang akan dikuasai oleh peserta didik. Jenis dan bentuk bahan ajar ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis sumber bahan sebelumnya. Bahan ajar tematik berbasis TIK yang baik harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya: kesesuaian, keterkaitan, keterurutan, kedalaman, keluasan, tata bahasa, dan estetika. Kesesuaian berkaitan dengan karakteristik bahan ajar yang harus sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, materi pembelajaran, dan peserta didik, misalnya untuk peserta didik kelas awal SD lebih banyak gambar dibanding tulisan, sementara untuk kelas tinggi kebalikannya. Keterkaitan berkaitan dengan karakteristik bahan ajar yang melibatkan hubungan antara materi prasyarat, pokok, dan pengembangan, serta hubungan antarstruktur materi ajar yaitu fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Keterurutan atau keberjenjangan berkaitan dengan karakteristik bahan ajar yang dikemas secara terurut mulai dari materi prasyarat, pokok, dan pengembangan, mulai dari yang mudah ke yang susah, dan konkret menuju abstrak. Keluasan berkaitan dengan karakteristik bahan ajar yang merinci materi secara lengkap mulai dari materi prasyarat, pokok, dan pengembangan. Kedalaman berkaitan dengan karakteristik bahan ajar yang merinci materi prasyarat, pokok, dan pengembangan secara mendalam mulai dari fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Tata bahasa berkaitan dengan karakteristik bahan ajar yang sesuai dengan Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Estetika berkaitan dengan karakteristik bahan ajar yang rapi, menarik untuk dipelajari, dan dapat memotivasi peserta didik untuk menggunakannya dalam pembelajaran. Bahan ajar tematik berbasis TIK dikemas berdasarkan tema tertentu dan memadukan berbagai konsep atau materi pembelajaran pada satu atau lebih mata pelajaran dengan memanfaatkan TIK. Bahan ajar tematik yang digunakan guru biasanya tersedia dalam bentuk buku guru dan buku siswa yang telah dikembangkan oleh Kemdikbud maupun dikembangkan oleh guru secara kreatif dengan memperhatikan aspek kesesuaian, keterkaitan, keterurutan, kedalaman, keluasan, tata bahasa, dan estetika. Bahan ajar tematik berbasis TIK dikembangkan oleh guru dimulai dengan analisis terhadap materi pokok dalam kompetensi dasar. Bahan ajar berbentuk buku guru dan buku siswa ini mengandung materi pembelajaran yang harus dikuasai peserta didik dan LKPD untuk memandu peserta didik dalam berpikir dan bekerja sesuai dengan petunjuk kerja yang terdapat di dalamnya. Dalam menyusun bahan ajar tematik berbasis TIK, yang perlu diperhatikan adalah bahwa judul atau materi yang disajikan harus berintikan kompetensi dasar atau materi pokok yang harus dicapai oleh peserta didik. Di samping itu, bahan ajar tematik berbasis TIK harus memenuhi beberapa kriteria berikut. a. Susunan tampilan Materi pembelajaran tersusun mulai dari mudah ke sukar, konkret ke abstrak, nonformal ke formal, aposteriori ke apriori. b. Bahasa yang mudah dipahami Materi pembelajaran dipaparkan menggunakan kosa kata yang dikenal peserta didik dengan kalimat dan hubungan kalimat yang jelas menggunakan redaksi yang tidak terlalu panjang. c. Mengandung stimulus yang menarik dan kontekstual Stimulus yang digunakan berbentuk gambar, diagram, denah, grafik, tabel, wacana, atau bentuk lainnya mudah untuk dilihat, serta mendorong peserta didik untuk berpikir. d. Kemudahan dibaca Materi pembelajaran dikemas supaya ramah terhadap mata peserta didik dengan teks yang digunakan tidak terlalu kecil, jelas, mudah dibaca, dan terstruktur. e. Kecukupan konten materi Materi pembelajaran dikemas secara rinci memuat pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, serta memungkinkan peserta didik untuk menampilkan pengetahuan metakognitifnya terkait penguasaan materi pembelajaran yang dipelajari untuk diketahui oleh guru. Bahan ajar tematik berbasis TIK merupakan materi pembelajaran yang dikemas dalam bentuk bahan bacaan dan LKPD sesuai dengan tema yang memadukan konsep atau materi pembelajaran tersebut dalam satu atau lebih mata pelajaran dengan mengintegrasikan unsur teknologi, informasi, dan komunikasi. Bahan ajar tematik berbasis TIK mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu yang disebut sebagai integrasi interdisipliner dan penggabungan beberapa mata pelajaran dalam waktu yang tidak sama yang disebut dengan integrasi multidisiplin berbantuan TIK. Bahan ajar seperti ini mampu membangun daya berpikir peserta didik yang sangat dibutuhkan untuk menambah kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan melalui aktivitas analisis berbagai permasalahan yang muncul, sehingga dapat membantu peserta didik menyiapkan keterampilannya dalam menghadapi kehidupan nyata. Untuk pembelajaran di SD, bahan ajar tematik yang dikembangkan oleh guru terdiri dari bahan ajar pokok untuk pembelajaran harian, bahan ajar untuk pembelajaran remedial, dan bahan ajar untuk pembelajaran pengayaan yang akan semakin berkualitas dengan memanfaatkan TIK. 5. Prosedur Penyusunan Bahan Ajar Tematik Berbasis TIK Bahan ajar tematik berbasis TIK yang dikembangkan oleh guru terdiri atas bahan ajar pokok untuk pembelajaran harian, bahan ajar untuk pembelajaran remedial, dan bahan ajar untuk pembelajaran pengayaan. Berikut merupakan prosedur penyusunan bahan ajar tematik untuk setiap jenis bahan ajar di atas. a. Bahan ajar pokok 1) Analisis kompetensi dasar Kompetensi dasar merupakan kemampuan minimal yang diharapkan dikuasai peserta didik setelah pembelajaran berlangsung. Kompetensi dasar memuat kata kerja yang menunjukkan perilaku peserta didik dan materi pokok yang masih harus dikembangkan menjadi materi pembelajaran. Analisis kompetensi dasar dilakukan untuk mengidentifikasi kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah pembelajaran dan materi pokok yang hendak dikuasai peserta didik. Pada analisis kompetensi dasar akan dirumuskan kompetensikompetensi prasyarat agar peserta didik sampai pada kompetensi minimalnya yang disebut sebagai kompetensi dasar dan kompetensi pengembangan untuk memfasilitasi peserta didik yang berkemampuan tinggi. Hasil dari kegiatan analisis ini adalah sejumlah indikator pencapaian kompetensi yang telah mewakili indikator kompetensi prasyarat, kompetensi dasar, dan kompetensi pengembangan yang juga mengandung materi-materi prasyarat, pokok, dan pengembangan. Dengan demikian, hasil dari analisis kompetensi ini adalah rumusan indikator pencapaian kompetensi terdiri dari indikator prasyarat, kunci, dan pengembangan. Berikut merupakan contoh hasil analisis kompetensi dasar. Mata Pelajaran Kompetensi Dasar Kata Kerja pada KD : Matematika : Memahami ciri-ciri bangun ruang sederhana berbentuk kubus dan balok Aspek dan Level Kognitif Kognitif Level 1 (C2) Kompetensi Prasyarat Kompetensi Pengembangan Membuat jaring-jaring kubus dan balok Mengetahui contoh benda berbentuk kubus dan balok Mengetahui bagian sisi, rusuk dan titik sudut pada bangun berbentuk kubus dan balok Indikator Capaian Kompetensi Prasyarat Menyebutkan satu contoh benda berbentuk kubus Menyebutkan satu contoh benda berbentuk balok Menunjukkan bagian sisi, rusuk dan titik sudut pada benda berbentuk kubus Menunjukkan bagian sisi, rusuk dan titik sudut pada benda berbentuk balok Indikator Capaian Kompetensi Dasar Menjelaskan tiga ciri bangun ruang berbentuk kubus Menjelaskan tiga ciri bangun ruang berbentuk balok Indikator Capaian Kompetensi Membuat jaring-jaring kubus Pengembangan Membuat jaring-jaring balok Indikator Pencapaian Kompetensi Memahami Menyebutkan satu contoh benda berbentuk kubus Menyebutkan satu contoh benda berbentuk balok Menunjukkan bagian sisi, rusuk dan titik sudut pada benda berbentuk kubus Menunjukkan bagian sisi, rusuk dan titik sudut pada benda berbentuk balok Menjelaskan tiga ciri bangun ruang berbentuk kubus Menjelaskan tiga ciri bangun ruang berbentuk balok Membuat jaring-jaring kubus Membuat jaring-jaring balok 2) Analisis sumber belajar Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan. Dalam mencari sumber belajar, guru dapat memanfaatkan fasilitas TIK untuk mendapatkan sumber belajar yang beragam untuk selanjutkan dianalisis kesesuaiannya. 3) Analisis materi pembelajaran Analisis materi pembelajaran merupakan kegiatan guru sebelum mengembangkan bahan ajar untuk menguraikan materi pokok pada kompetensi dasar beserta materi prasyarat dan pengembangannya sehingga terpetakan struktur materi berupa fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang lengkap dan terinci. Pada kegiatan analisis materi pembelajaran, guru akan memetakan materi ajar kedalam peta materi kemudian merincinya berdasarkan aspek kesesuaian, keterkaitan, keterurutan, kedalaman, dan keluasan sebelum mengembangkannya menjadi bahan ajar. Analisis dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh materi penting tidak terlewatkan untuk dibelajarkan kepada peserta didik. Berikut merupakan contoh hasil analisis materi pembelajaran. Mata Pelajaran Kompetensi Dasar : Matematika : Memahami ciri-ciri bangun ruang sederhana berbentuk kubus dan balok ASPEK KETERKAITAN MATERI a. Materi Prasyarat 1) Fakta : Kotak kapur berbentuk kubus Kotak kapur memiliki 6 sisi .... 2) Konsep : Kubus adalah bangun ruang yang memiliki enam sisi berbentuk persegi Sisi merupakan unsur pembentuk sebuah bangun yang memisahkan bagian dalam dan luar bangun tersebut ..... b. Materi Pokok 1) Konsep : Ciri-ciri bangun ruang berbentuk kubus adalah .... Ciri-ciri bangun ruang berbentuk balok adalah .... c. Materi Pengembangan 1) Prinsip : Setiap kubus merupakan balok 2) Prosedur :Cara membuat jaring-jaring kubus dan balok KETERURUTAN Bangun ruang sederhana terdiri dari kubus dan balok Contoh-contoh benda berbentuk kubus dan balok Kotak kapur berbentuk kubus Kotak kapur memiliki 6 sisi Kubus adalah bangun ruang yang memiliki enam sisi berbentuk persegi Sisi merupakan unsur pembentuk …. Ciri-ciri bangun ruang berbentuk kubus adalah .... Ciri-ciri bangun ruang berbentuk balok adalah .... Setiap bangun ruang berbentuk kubus juga berbentuk balok Cara membuat jaring-jaring kubus dan balok adalah .... KELUASAN 1. Bangun ruang sederhana terdiri dari kubus dan balok 2. Contoh-contoh benda berbentuk kubus dan balok 3. Pengertian unsur-unsur pembentuk bangun ruang 4. Cara membuat jaring-jaring kubus dan balok KEDALAMAN 1. Setiap bangun ruang berbentuk kubus juga berbentuk balok Bangun Ruang Sederhana Nama-nama Bangun Ruang Sederhana Kubus Unsur-unsur Pembentuk Bangun Ruang Balok Sisi Rusuk Pengertian Pengertian Ciri-ciri Bangun Ruang Sederhana Sudut Daerah Sudut (Sudut) Titik Sudut Pengertian Pengertian Kubus Balok Ciri-ciri Ciri-ciri 4) Penentuan jenis serta judul bahan ajar Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi. Sehingga, bahan ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan kompetensi dasar yang akan dikuasai oleh peserta didik. Jenis dan bentuk bahan ajar ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis sumber bahan sebelumnya. TIK dimanfaatkan untuk mendesain bahan ajar supaya menarik dan memotivasi peserta didik untuk belajar, misalnya dengan memanfaatkan power point (ppt). b. Bahan Ajar Pembelajaran Remedial 1) Identifikasi permasalahan pembelajaran Pengembangan bahan ajar untuk pembelajaran remedial diawali dengan identifikasi terhadap permasalahan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru melalui pengamatan selama pembelajaran atau melalui analisis hasil tes. Permasalahan pembelajaran dikategorikan kedalam tiga hal, yaitu: (1) permasalahan pada keunikan peserta didik; (2) permasalahan pada materi pembelajaran; dan (3) permasalahan pada strategi pembelajaran. Khusus terkait permasalahan pada materi pembelajaran, guru perlu menyiapkan alternatif aktivitas peserta didik atau penyajian bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk memahami materi pembelajaran dalam bahan ajar tersebut. TIK dapat dimanfaatkan untuk mengemas bahan ajar supaya lebih estetis dan memotivasi peserta didik untuk mempelajarinya. 2) Penyusunan bahan ajar Setelah melakukan identifikasi terhadap permasalahan pembelajaran, guru memperoleh pengetahuan yang utuh tentang peserta didik terutama terkait interaksinya dengan materi pembelajaran di dalam bahan ajar. Setelah teridentifikasi bahwa peserta didik bermasalah dalam memahami materi pembelajaran di dalam bahan ajar, maka guru mulai menyusun bahan ajar dengan memanfaatkan TIK supaya menarik perhatian peserta didik untuk mempelajarinya. Berikut merupakan contoh rancangan pembelajaran remedial terkait dengan permasalahan pada materi pembelajaran. Contoh: Pembelajaran Remedial terkait Permasalahan pada Materi Pembelajaran Matematika Hasil Identifikasi: Terdapat beberapa orang peserta didik yang memiliki nilai di bawah KKM. Hasil identifikasi dengan observasi selama proses pembelajaran, guru menemukan beberapa orang peserta didik yang bertanya tentang nama benda yang terdapat dalam bahan ajar. Hal ini terjadi karena gambar benda dalam bahan ajar berbentuk dua dimensi dan terlalu kecil sehingga sulit untuk dilihat. Rancangan Bahan Ajar Pembelajaran Remedial: Bahan ajar disajikan tanpa kertas (paperless), tetapi menggunakan fasilitas TIK dengan memanfaatkan powerpoint (ppt) untuk menyajikan materi pembelajaran supaya jelas dan memudahkan peserta didik untuk membaca dan memahaminya. c. Bahan Ajar Pembelajaran Pengayaan 1) Identifikasi kompetensi peserta didik Pengembangan bahan ajar untuk pembelajaran pengayaan diawali dengan identifikasi terhadap kompetensi peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru melalui pengamatan selama pembelajaran atau melalui analisis hasil tes. Guru perlu menyiapkan alternatif aktivitas peserta didik atau penyajian bahan ajar untuk memfasilitasi peserta didik yang melampaui ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. TIK dapat dimanfaatkan untuk mengemas bahan ajar supaya lebih estetis dan memotivasi peserta didik untuk mempelajarinya. 2) Penyusunan bahan ajar Setelah melakukan identifikasi terhadap kompetensi peserta didik, guru memperoleh pengetahuan yang utuh tentang peserta didik terutama terkait interaksinya dengan materi pembelajaran di dalam bahan ajar. Setelah teridentifikasi bahwa peserta didik melampaui ketuntasan belajar yang telah ditetapkan, maka guru mulai menyusun bahan ajar dengan memanfaatkan TIK supaya menarik perhatian peserta didik untuk mempelajarinya. Berikut merupakan contoh rancangan bahan ajar untuk pembelajaran pengayaan. Contoh: Pembelajaran Remedial terkait Permasalahan pada Materi Pembelajaran Matematika Hasil Identifikasi: Terdapat beberapa orang peserta didik yang memiliki nilai di atas KKM. Hasil identifikasi dengan observasi selama proses pembelajaran, guru menemukan peserta didik yang telah tuntas belajar sangat bersemangat belajar ketika bahan ajar ditampilkan menggunakan proyektor di depan kelas. Rancangan Bahan Ajar Pembelajaran Pengayaan: Bahan ajar disajikan tanpa kertas (paperless), tetapi menggunakan fasilitas TIK dengan memanfaatkan powerpoint (ppt) untuk menyajikan materi pembelajaran supaya jelas, menarik, dan memudahkan peserta didik untuk membaca dan memahaminya. 6. Penggunaan Bahan Ajar Tematik Berbasis TIK dalam Pembelajaran di SD Bahan ajar yang dikembangkan guru meliputi bahan ajar pokok untuk pembelajaran harian, bahan ajar untuk pembelajaran remedial, dan bahan ajar untuk pembelajaran pengayaan. Bahan ajar untuk digunakan dalam pembelajaran di SD sebaiknya tematik agar relevan dengan karakteristik peserta didik SD dan karakteristik pembelajaran di SD. Bahan ajar tersebut dapat disajikan menggunakan kertas atau tanpa kertas (paperless) dalam bentuk gambar, diagram, denah, grafik, tabel, atau narasi menggunakan kertas sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, misalnya bagi peserta didik kelas awal akan lebih banyak gambar dibanding narasi. Agar pembelajaran menarik bagi peserta didik SD, sebaiknya bahan ajar disajikan menggunakan fasilitas TIK seperti powerpoint dengan animasinya yang dibuat dengan software yang relevan dan dikuasai guru baik dikemas secara satu arah maupun interaktif. Selama pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, bahan ajar tematik berbasis TIK dapat disajikan dengan bantuan proyektor (LCD) atau peralatan pendukung lainnya. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengoperasikan perangkat pendukung pembelajaran tersebut, supaya mereka menjadi terbiasa dan peka terhadap perkembangan TIK. Untuk bahan ajar yang disajikan secara daring, sebaiknya guru melakukan kontrol yang ketat dan memastikan bahwa peserta didik belajar. Hal lain yang harus diperhatikan adalah tentang peran TIK selama pembelajaran berlangsung yang tidak menggantikan peran guru. TIK hanya sebagai alat bantu pembelajaran supaya interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan materi pembelajaran dalam bahan ajar berjalan secara efektif. Untuk menguatkan pemahaman Anda tentang cara membuat bahan ajar pokok untuk pembelajaran harian, pembelajaran remedial, dan pembelajaran pengayaan, lakukanlah hal-hal berikut: a. Lakukanlah analisis materi pembelajaran dan kembangkanlah menjadi bahan ajar pokok tematik untuk pembelajaran harian dengan mengintegrasikan TIK sebagai alat bantu pembelajaran. b. Gunakan bahan ajar tersebut dalam pembelajaran harian. c. Amatilah setiap interaksi peserta didik dengan materi pembelajaran dalam bahan ajar yang telah dikembangkan oleh guru. d. Catat setiap temuan tentang interaksi peserta didik dengan materi pembelajaran dalam bahan ajar. e. Lakukanlah penilaian dalam bentuk tes untuk melihat keterkuasaan materi pembelajaran oleh peserta didik. f. Lakukan analisis terhadap hasil tes dan temuan-temuan peserta didik ketika berinteraksi dengan materi pembelajaran. g. Kembangkanlah bahan ajar untuk pembelajaran remedial dan pengayaan berbasis TIK sesuai dengan hasil analisis terhadap temuan-temuan pembelajaran h. Lakukanlah pembelajaran remedial dan pengayaan menggunakan bahan ajar yang telah dikembangkan. Daftar Pustaka Darmawan, D., dkk. (2006). Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: UPI Press. Hernawan, A. H., dkk. (2006). Belajar dan Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press. Horton, W. (2006). E-Learning by Design. United States of America: Pfeiffer. Kemdikbud. (2013). Panduan Teknis Pembelajaran Remedial dan Pengayaan di Sekolah Dasar. Jakarta: Kemdikbud. Kemp, Jerold (1977). Instructional design: a plan for unit and curriculum development. New Jersey: Sage Publication. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Kualifikasi dan Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Kemdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemdikbud. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuudayaan Nomor 37 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemdikbud. Russell, James D. (1984). Modular instruction: a guide to design, selection, utilization and evaluation of modular materials. Minneapolis: Burgess Publishing Company. Sanjaya, W. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Prenadmedia. Saud, U.S. dan Rukmana, A. (2006). Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI Press. Sharp, C. (2004). Developing young children’s creativity: what can we learn from research? [On line] http:// nfer.ac.uk/publications/55502/ index.htm (Diunduh 17 Pebruari 2013). Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenadmedia.