Uploaded by eldayofi22

Elda Yofi Pramadani Institut Teknologi Sepuluh Nopember PKM-KCc

advertisement
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2
Perumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3
Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4
Luaran Yang Diharapkan ......................................................................... 2
1.5
Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1
Desalination Proccess .............................................................................. 3
2.2
Disinfectan Technology ............................................................................ 4
2.3
Mikro filter ............................................................................................... 5
2.4
Karbon Aktif ............................................................................................. 5
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ................................................................... 6
3.1
Studi Literatur ........................................................................................... 6
3.2
Skema Alat ............................................................................................... 7
3.3
Pembelian Alat ......................................................................................... 8
3.4
Pembuatan Alat ........................................................................................ 8
3.5
Pengujian Alat .......................................................................................... 8
3.6
Analisa ...................................................................................................... 8
3.7
Implementasi ............................................................................................ 8
3.8
Pembuatan Laporan .................................................................................. 8
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ..................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 1
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Skema Jenis Proses Desalinasi ......................................................... 3
Gambar 2. 2 Cara kerja filter air sinar UV ............................................................ 4
Gambar 2. 3 Gambar Mikro Fiber ......................................................................... 5
Gambar 2. 4 Karbon Aktif ..................................................................................... 6
Gambar 3. 1 Diagram Alir Metode Pelaksanaan ................................................... 6
Gambar 3. 2 Diagram Alir Proses.......................................................................... 7
DAFTAR TABEL
Table 1 Jenis Pengeluaran serta Angaran Biaya ..................................................... 8
Table 2 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan .................................................................... 9
ii
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam karunia Tuhan Yang Maha Esa yang sangat
diperlukan oleh manusia sepanjang masa dan menjadi bagian dari kebutuhan dasar
manusia yang sangat penting (Rayyan, dkk, 2014). Air adalah salah satu sumber
daya utama yang dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan, dan ketersediaan
air segar yang terjadi secara alami menurun. Jika kita ingin mencapai sistem air
yang berkelanjutan, kita perlu memanfaatkan pasokan air yang ada dengan lebih
baik (Abraham, dkk, 2010). Kesehatan merupakan salah satu aset manusia yang
sangat berharga (Wanggay, 2013). Oleh karena itu, air dengan kualitas yang baik
dan juga bersih sangat dibutuhkan dalam kegiatan manusia. Hal itu tentunya agar
air yang digunakan tidak merugikan kesehatan manusia karena pada hakikatnya air
mempunyai sifat yang sangat baik bagi kesehatan manusia (Lumaksono, 2013).
Kebutuhan akan air cenderung semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti untuk air minum, air bersih dan sanitasi
maupun sebagai sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan ekonomi seperti
untuk pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik dan pariwisata (Suyasa, 2015).
Apabila terjadi pengurangan kuantitas maupun kualitas sumber daya air maka akan
mempengaruhi kehidupan manusia secara bermakna (Oktarina, 2010).
Untuk mengatasi hal ini maka, paradigma pengelolaan sumber daya air untuk
keperluan multisektor perlu disesuaikan menurut kekhasan kawasan semi-arid,
dengan prioritas utama untuk kebutuhan air minum (Messakh, dkk, 2015).
Pembangunan pengolahan air minum saat ini terus dilakukan guna memenuhi
kebutuhan masyarakat khususnya daerah yang rawan air (Liat, 2005). Dikarenakan
selama ini krisis air bersih di kawasan sekitar pesisir yang sangat meresahkan
penduduk, meskipun sudah banyak mendapatkan berbagai alternatif pemecahan
baik dengan proses penyulingan yang sederhana maupun dengan teknologi yang
canggih dan mahal (Kiuk, 2014). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka
suatu inovasi teknologi baru perlu dilakukan. Salah satunya dengan proses
desalinasi yang dikombinasikan dengan teknologi disinfeksi. Desalinasi adalah
strategi pengelolaan air yang penting yang telah menciptakan pasokan air baru di
seluruh dunia (Nugroho, 2004). Desalinasi adalah proses menghilangkan padatan
terlarut dan mineral lainnya dari sumber air garam, termasuk air tanah payau dan
air laut (Board, 2008). Secara historis, unit desalinasi pertama yang digunakan
untuk produksi air tawar didasarkan pada penguapan air murni melalui
penambahan panas yang disediakan oleh matahari atau melalui proses pembakaran
(Machrafi, 2012). Sedangkan untuk disinfeksi sendiri, disinfeksi adalah
penghancuran mikroorganisme yang mampu menyebabkan penyakit. Disinfeksi
merupakan penghalang penting dan akhir terhadap paparan manusia terhadap
mikroorganisme patogen penyebab penyakit, termasuk virus, bakteri, dan parasit
protozoa (Shah, 2017).
Banyak sekali metode disinfeksi yang dapat digunakan, diantaranya adalah
dengan menggunakan radiasi sinar ultraviolet (Said, 1994). Radiasi sinar ultraviolet
2
dapat membunuh semua jenis mikroba dengan intensitas dan waktu yang cukup
(Navratinova, dkk, 2019). Efektifitas sinar ultraviolet terhadap daya bunuh bakteri
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pada luas ruangan, panjang
gelombang, usia pakai lampu, panjang lampu, lama waktu penyinaran, jarak
sumber cahaya terhadap bakteri, dan juga jenis bakteri itu sendiri. Sinar ultraviolet
mempunyai kemampuan dalam menonaktifkan bakteri, virus dan protozoa tanpa
mempengaruhi komposisi kimia air (Hendriyanto, 2005). Melihat dari
permasalahan yang ada, maka dari itu inovasi desalinasi dengan kombinasi
disinfeksi ini sangat dibutuhkan terutama untuk daerah-daerah sekitar pesisir,
karena kita dihadapkan pada suatu tantangan berat terhadap kenyataan
permasalahan-permasalahan di wilayah ekosistem pesisir seperti terbatasnya
sumberdaya air tawar (Susilawaty, dkk, 2016)..
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang menjadi bahasan utama dalam usulan ini
adalah:
a. Bagaimana cara mengatasi permasalahan ketersediaan air bersih untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan industri?
b. Bagaimana cara memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dan tidak
ada habisnya untuk memenuhi kebutuhan manusia?
c. Bagaimana menciptakan suatu inovasi alat yang dapat digunakan untuk
mengubah air laut menjadi air bersih dan siap diminum?
1.3 Tujuan
Tujuan yang diharapkan agar tercapai dalam dari pembuatan Program
Kreativitas Mahasiswa kali ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat membantu mengatasi permasalahan ketersediaan air bersih untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan industri.
b. Menemukan metode yang tepat untuk memanfaatkan sumber daya alam
yang melimpah dan tidak ada habisnya yaitu air laut menjadi bahan untuk
memenuhi kebutuhan air manusia.
c. Membuat alat dengan prinsip kerja proses desalinasi yang dapat merubah
air laut menjadi air tawar atau air bersih dan dilengkapi dengan program
teknologi desinfeksi agar air siap untuk diminum.
1.4 Luaran Yang Diharapkan
Adapun luaran yang diharapkan dari pembuatan program karsa cipta ini adalah
sebagai berikut:
a. Terciptanya prototype ”DESALTECH” Desalination Water Combine With
Disinfectan Technology sebagai media pengubah air laut menjadi air bersih
untuk kebutuhan masyarakat dan industri.
b. Mendapatkan artikel ilmiah berupa paper dan karya tulis ilmiah yang siap
dipublikasikan.
3
c. Mengikuti seminar Internasional oleh AAER International Converence on
Research Paradigms in Engineering, Information Technology, Design and
Energy (REIDE) di Bali pada tanggal 20 Agustus 2020.
d. Mendapatkan hak paten ”DESALTECH” Desalination Water Combine With
Disinfectan Technology.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari Program Kreativitas Mahasiswa ini adalah sebagai
berikut:
a. Program ini merupakan inovasi alat yang dapat mengubah air laut menjadi
air bersih dan dilengkapi dengan teknologi desinfeksi sehingga air dapat
langsung diminum
b. Hampir seluruh aspek kegiatan manusia adalah membutuhkan air, program
ini merupakan cara yang efektif dan efisien karena dapat digunakan secara
continue
c. Program ini dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam
mengembangkan dan memanfaatkan teknologi tepat guna bagi masyarakat
sehingga fungsi mahasiswa dalam tri dharma perguruan tinggi tercapai.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Desalination Proccess
Desalinasi air laut memisahkan air tawar dari air laut. Proses desalinasi dapat
dilakukan dengan distilasi atau reverse osmosis. Pemisahan air tawar dari air taut
atau air payau merupakan perubahan fase air, sedangkan reverse osmosis
memisahkan air tawar dengan menggunakan perbedaan tekanan dan semi
permeable membrane. Di samping peralatan yang spesifik untuk tiap instalasi
desalinasi, peratalan-peralatan lain yg umum terdapat pada suatu instalasi desalinasi
adalah: sistem hisapan air laut/air baku, termasuk pompa penghisap, saringan
(screen) dan sarangan (filter), jaringan pipa air produk desalinasi, tangki
penampungan (storage tank), peralatan penerima dan pembagi aliran listrik (panel
distribution box). Secara skematis berbagai jenis teknologi distilasi dapat dilihat
dari gambar dlbawah ini:
Gambar 2. 1 Skema Jenis Proses Desalinasi
Sumber: Uraian Umum Tentang Teknologi Desalinasi (Ari Nugroho)
Pemilihan proses teknologi desalinasi didasarkan pada beberapa faktor, antara lain:
1. Salinitas (kadar zat terlarut air masukan)
4
2. Kualitas air bersih yang diinginkan
3. Sumber energi yang akan digunakan untuk produksi air
4. Debit air yang diperlukan
5. Faktor ekonomi, keandalan. kemudahan operasi dan perawatannya.
(Nugroho, 2010)
2.2 Disinfectan Technology
Disinfeksi dengan sinar ultraviolet pertama dilakukan pada permulaan abad ini,
namun terabaikan karena khlorinasi lebih disukai, namun akhir-akhir ini popular
kembali karena ditemukan teknologi yang lebih baik. Sisten UV menggunakan
sinar merkuri tekanan rendah yang tertutup dalam tabung quartz, tabung dicelupkan
dalan air yang mengalir dalam tangki sehingga tersinari oleh radiasi UV dengan
panjang sebesar 2.537 A yang bersifat germicidal. Namun transmisi UV dengan
quartz berkurang sejalan dengan penggunaan yang terus menerus, oleh karena itu
lampu quartz harus dibersihkan secara teratur dengan cara pembersihan mekanik,
kimiawi atau ultrasonic. Diusulkan bahan teflon sebagai pengganti quartz, namun
transmisi radiasi UV-nya rendah dibandingkan dengan quartz.
Mekanisme kerja alat sinar UV setelah filter air adalah melepaskan poton yang
akan diserap oleh DNA mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan DNA
sehingga proses replikasi DNA akan terhambat. Pada keadaan ini, mikroorganisme
akan mati secara perlahan karena tidak dapat mengatur metabolisme sel dan tidak
dapat berkembang biak. DNA yang tersusun dari rantai dasar nitrogen
berupa purine dan pyrimidine dimana purine terdiri
dari adenine dan guanine,
sedangkan pyrimidine terdiri dari thymine dan cytosine. Dalam proses penyerapan
poton oleh DNA, energi yang dimiliki oleh poton akan mengakibatkan terputusnya
rantai hidrogen yang menghubungkan antara thymine dan cytosine yang
mengakibatkan kerusakan DNA.
Gambar 2. 2 Cara kerja filter air sinar UV
Sumber: www.nanosmartfilter.com
Dosis ultraviolet (UV) yang diberikan dapat dihitung dengan perkalian antara
intensitas poton yang diberikan dengan lamanya waktu pemaparan yang diberikan.
Satuan yang digunakan adalah mJ/cm2. Dalam pengolahan menggunakan UV
dikenal D10 yang didefinisikan sebagai dosis yang dibutuhkan untuk mengurangi
mikroorganisme hingga 90% dari total mikroorganisme dalam air yang diolah.
Sinar UV pada filter air dihasilkan dari lampu UV yang pada dasarnya hampir
sama dengan lampu fluorescent (lampu neon). Tabung lampu diisi dengan gas inert,
5
biasanya argon dan merkuri, dengan jumlah terbatas. Berdasarkan tekanan dalam
tabung, lampu UV dibedakan menjadi 2 yaitu lampu UV bertekanan rendah
(Low Pressure UV) dan lampu UV bertekanan sedang (Medium Pressure UV).
Perbedaan tekanan dalam tabung lampu akan berpengaruh pada gelombang
elektromagnetik yang dihasilkan. (Gemilang, 2012)
2.3 Mikro filter
Microfiber merupakan terminologi yang digunakan untuk menggambarkan
serat yang sangat halus dan penyebutan untuk teknologi pengembangan serat ini.
Kain yang terbuat dari benang extra halus ini menghasilkan sentuhan yang sangat
lembut, berupa handuk, mop dan banyak aplikasi lainnya seperti, bath robe, handuk
bayi, dll. Banyak definisi tentang microfiber tetapi kebanyakan mengatakan dalam
istilah umum sebagai benang yang mempunyai ukuran kehalusan kurang dari 1
denier per filament. Penyebutan microfiber merujuk ke teknologi pengembangan
serat halus yang berdiameter hanya 0.006 mm yang berarti 10 kali lipat lebih halus
daripada sutera, 30 kali dari katun, 40 kali dari wol, dan 100 kali dari rambut
manusia. (Microfiber, 2019)
Gambar 2. 3 Gambar Mikro Fiber
Sumber: www.mipacko.com
2.4 Karbon Aktif
Karbon aktif adalah karbon padat yang memiliki luas permukaan yang cukup
tinggi berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m2/g. Bahkan ada peneliti yang
mengklaim luas permukaan karbon aktif yang dikembangkan memiliki luas
permukaan melebihi 3000 m2/g. Bisa dibayangkan dalam setiap gram zat ini
mengandung luas permukaan puluhan kali luasan lapangan sepak bola. Hal ini
dikarenakan zat ini memiliki pori – pori yang sangat kompleks yang berkisar dari
ukuran mikro dibawah 20 A (Angstrom), ukuran meso antara 20 sampai 50
Angstrom dan ukuran makro yang melebihi 500 A (pembagian ukuran pori
berdasarkan IUPAC). Sehingga luas permukaan disini lebih dimaksudkan luas
permukaan internal yang diakibatkan dari adanya pori – pori yang berukuran sangat
kecil. Karena memiliki luas permukaan yang sangat besar, maka karbon aktif sangat
cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan luas kontak yang besar seperti
pada bidang adsorpsi (penyerapan), dan pada bidang reaksi dan katalisis.
6
Gambar 2. 4 Karbon Aktif
Sumber: www.aquascape.id
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
Pada metode ini, pelaksanaan proses pengembangan dilakukan secara berurutan
sesuai perencanaan yang telah dijadwalkan. Pelaksanaan pembuatan alat
digambarkan melalui skema pada gambar dibawah ini.
Studi Literatur dan Tinjauan
Pembuatan Desain
Pembelian Alat
Pembuatan Alat
Gagal
Pengujian Alat
Analisa
Sukses
Implementasi
Pembuatan Laporan
Gambar 3. 1 Diagram Alir Metode Pelaksanaan
Adapun penjelasan dari diagram alir pelaksanaan pada Gambar 4 adalah sebagai
berikut:
3.1 Studi Literatur
Kegiatan studi literatur dari program ini dilakukan dengan mencari dasar teori
yang tepat dengan perancangan alat seperti karakteristik proses desalinasi dan
7
desinfeksi, rangkaian instrument, dan seluruh teori tentang proses desalination dan
desinfektan untuk merencanakan pembuatan alat.
3.2 Skema Alat
Alat Desaltech menjadi komponen penting untuk mengubah air laut menjadi
air tawar yang higenis dengan fitur teknologi desinfektan ini maka air dapat
langsung diminum oleh pengguna. Alat Desaltech ini menggunakan dua tangki
proses, tangki tertama adalah untuk proses desalinasi di mana pada tangki tersebut
terjadi pemanasan oleh heater sehingga terjadi pemisahan antara uap air tawar dan
air garam, kemudian top tangki 1 disambungkan dengan pipa menuju top tangki
dua, pipa ini menjadi tempat untuk jalannya uap air dari tangki 1 ke tangki 2. Pada
tangki kedua terdapat serangkaian proses desinfektan untuk menjadi air bersih yang
siap untuk diminum pengguna. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan process
flow diagram alat Desaltech:
Gambar 3. 2 Diagram Alir Proses
Gambar 3. 3 Desain 3D Miniplant
8
3.3 Pembelian Alat
Pembelian dilakukan di toko peralatan elektronik di sekitar wilayah peneliti
dan juga di lakukan dari situs jual-beli online untuk membeli semua kompoen
peralatan.
3.4 Pembuatan Alat
Proses pembuatan alat dilaksanakan setelah desain dan rancangan alat sudah
jadi. Gambaran teknologi yang akan dikembangkan terdapat pada lampiran 5.
Pembuatan alat dan perakitan alat terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu:
a. Alat untuk proses desalinasi
b. Alat untuk proses desinfektan.
3.5 Pengujian Alat
Untuk memastikan bahwa fitur-fitur pada alat daat berfungsi dengan baik,
maka dilakukan pengujian baik oleh tim maupun pengujian ke masyarakat guna
memperoleh data-data sebagai bahan analisa. Skenario pengujian dilakukan dengan
menguji fungsi-fungsi yang terdapat pada alat.
3.6 Analisa
Analisa sistem dilakukan untuk dapat mengetahui apakah alat yang telah dibuat
sudah layak atau belum. Analisa data hasil pengujian di gunakan pula untuk
mengetahui kehandalan kinerja dari alat.
Analisa yang dilakukan setelah melakukan pengujian pada Desaltech beserta
seluruh komponennya termasuk perangkat instrumennya kemudian di data dan di
catat di laporan pengujian dan analisa. Data yang didapat kemudian dianalisa
apakah semua fungsi dari komponen Desaltech bekerja maksimal sesuai
perencanaan. Apabila masih ada komponen yang kinerjanya belum sesuai, analisa
tentang pengujian akan dapat menentukan bagian mana yang kurang maksimal
tersebut dan dapat langsung di perbaiki agar dapat berfungsi dengan sesuai.
3.7 Implementasi
Implementasi dapat diterapkan pada masyarakat yang dekat dengan pesisir
pantai atau industry yang berada di dekat laut. Dari alat ini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan air bersih untuk berbagai aktifitas manusia.
3.8 Pembuatan Laporan
Laporan merupakan proses terakhir dari keseluruhan program ini. Pembuatan
laporan untuk melaporkan seluruh proses dair pelaksanaan program ini, baik
dokumentasi kegiatan maupun data pengujian yang sudah dilakukan secara rinci.
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Anggaran kegiatan program kreativitas mahasiswa karsa cipta ini dapat dilihat
pada tabel 1 dibawah, sedangkan rincian justifikasi dana terdapat pada lampiran 2.
Table 1 Jenis Pengeluaran serta Angaran Biaya
No
Jenis Pengeluaran
1
Peralatan penunjang
Biaya
Rp 1.475.000
9
2
Bahan habis pakai
Rp 7.915.000
3
Transportasi
Rp 1.220.000
4
Lain-lain
Rp 1.820.000
Jumlah
Rp 12.430.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan pelaksanaan program karsa cipta ini setelah pengumuman dari
Kemristekdikti pada tahun 2020 pada tabel 2 dibawah.
Table 2 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan
Bulan
I
II
III
IV
V
No
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi literatur
2 Pembuatan
Desain
3 Pembelian Alat
dan bahan
Pembuatan
4 Pengujian Alat
5 Analisa
6 Implementasi
7 Laporan
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, S. E. M. A., & Sheldon, R. (2010). Sustainability Science and
Engineering. https://doi.org/10.1016/s1871-2711(09)00219-0
Board, T. W. D. (2008). The Future of Desalination in Texas. 34.
Hendriyanto, O. (2005). PENGARUH INTENSITAS SINAR ULTRAVIOLET
DAN PENGADUKAN TERHADAP REDUKSI JUMLAH BAKTERI E.coli.
Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 2 No. 1, 18–23.
Kasus, S., Pusdiklat, G., & Surakarta, U. N. S. (n.d.). Pada Program D3 Teknik
Sipil Jurusan Teknik Sipil PUTRI ARAWITHA WANGGAY NIM : I 8709022
commit to user i.
Kiuk, I. J. (n.d.). PESISIR DENGAN MENGGUNAKAN FILTER TEMBIKAR
STUDI KASUS PANTAI KENJERAN SURABAYA CLEAN WATER
RESERVOIR IN COAST AREA USING POTTREY FILTER STUDY CASE OF
KENJERAN BEACH SURABAYA FTSP- ITS Abstrak The best result of
decreasing the value oh chlor , total hardn.
Liat, K. S., & Bangka-belitung, P. (2005). Studi Kasus Pembangunan Air Minum
Di Desa Nelayan II. 1(2), 189–199.
Lumaksono, G. (2013). STRATEGI ADAPTASI MASYARAKAT DALAM
MENGHADAPI KEKURANGAN AIR BERSIH (Studi Kasus di Kampung
10
Jomblang Perbalan Kelurahan Candi Kecamatan Candisari Kota Semarang).
Machrafi, H. (2012). Green Energy and Technology. In Green Energy and
Technology. https://doi.org/10.2174/97816080528511120101
Masyarakat, J. K. (2019). HUBUNGAN DESINFEKSI SINAR ULTRAVIOLET
(UV) DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA
DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) (Studi di Kecamatan Pontianak
Selatan Kota Pontianak). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 7(1),
412–420.
Messakh, J. J., Sabar, A., Hadihardaja, I. K., & Chalik, A. A. (2015). KAJIAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM UNTUK MASYARAKAT DI
KAWASAN SEMI-ARID INDONESIA (A Study on Fulfillment of Drinking
Water Need of People in Semi-Arid Areas in Indonesia). Jurnal Manusia Dan
Lingkungan, 22(3), 271. https://doi.org/10.22146/jml.18751
Nugroho, A. (2004). Uraian Umum tentang Teknologi Desalinasi. Jurnal
Pengembangan Energi Nuklir, 6(2), 65–75.
Oktarina, N. (2010). Strategi perusahaan daerah air minum kabupaten Magetan
dalam
pemenuhan
kebutuhan
air
bersih.
Retrieved
from
http://eprints.uns.ac.id/8734/
Rayyan Dasir Fuad Halim, F., Kawet, L., & Jasin, M. I. (2014). Alternatif
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih Untuk Zona Pelayanan Ipa Sea
Kota Manado. Jurnal Sipil Statik, 2(2), 107–114.
Said, N. I. (1994). Desinfeksi Untuk Pengolahan Air Minum. 527–558.
Shah, M. P. (2017). Waste Water Microbiology. In International Journal of
Molecular Biology (Vol. 2). https://doi.org/10.15406/ijmboa.2017.02.00011
Susilawaty, A., Amansyah, M., & Nildawati. (2016). Kerentanan Ketersediaan Air
Bersih Di Daerah Pesisir Dan Pulau - Pulau Kecil Sulawesi Selatan Indonesia.
Al-Sihah:Public Health Science Journal, 8(2), 194–203.
Suyasa, B. (2015). Pencemaran Air & Pengolahan Air Limbah. v.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing
1. BIODATA KETUA
2. BIODATA ANGGOTA 1
3. BIODATA ANGGOTA 2
4. BIODATA DOSEN PEMBIMBING
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Mesin Las
Daiden Zero
120A
Kawat Las
Gunting
Gergaji
Tang Potong
Obeng
Lem pipa
Cutter
Penggaris
Cutter akrilik
Alat pelebur besi
1 unit
Alat penyambung besi
Alat pemotong
Alat pemotong
Alat pemotong kabel
Pemutar baut
Alat perekat
Alat pemotong
Alat ukur panjang
Alat pemotong
2 Kg
2 paket
1 unit
1 unit
1 set
2 unit
2 unit
2 unit
1 unit
Harga
Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1.000.000
1.000.000
100.000
10.000
25.000
20.000
50.000
40.000
10.000
20.000
20.000
SUBTOTAL (Rp)
200.000
20.000
25.000
20.000
50.000
80.000
20.000
40.000
20.000
1.475.000
2. Bahan Habis Pakai
Material
Justifikasi Pemakaian
A. Mekanik Proses
Mur, Baut
Konektor antar
komponen peralatan
proses
Kawat /
Pengungkit
lempengan besi
Pompa
Pompa air
sentrifugal
Control valve
Buka/tutup aliran
fluida
Pipa
Tempat aliran fluida
Sterilight UV
Proses Desalinasi
Filter
Tangki 650 L
Penampung fluida
Penguin TB70
Besi siku
Penopang alat
Kondensor
Kondensasi
B. Pemograman
Arduino
kontroler
STM-32
Fitur Audio
Kuantitas
Harga
Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1 paket
100.000
100.000
5 paket
10.000
50.000
1 unit
400.000
400.000
3 unit
55.000
165.000
6m
1 unit
55.000
2.000.000
330.000
2.000.000
2 unit
900.000
1.800.000
12m
1 unit
110.000
1.000.000
SUBTOTAL(Rp)
1.320.000
1.000.000
7.165.000
2 unit
2 unit
280.000
95.000
SUBTOTAL (Rp)
560.000
190.000
750.000
3. Perjalanan
Harga
Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Perjalanan ke
tempat penjualan
alat dan bahan
Perjalanan ke
tempat Yayasan
Perjalanan
Seminar
Perjanan pembelian
alat dan bahan
30 liter
bensin
7.400
220.000
Perjanan untuk survey
dan demo Yayasan
Transportasi seminar
30 liter
bensin
3 orang
7.400
220.000
260.000
780.000
SUBTOTAL (Rp)
1.220.000
4. Lain-lain
Material
Justifikasi Pemakaian
Kertas
Tinta
Pengendapan
Laporan
Paten
Seminar
Kuantitas
Harga
Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
Sekretariatan
Sekretariatan
Sekretariatan
1
2
5
30.000,00
20.000,00
10.000,00
30.000
40.000
50.000
Pembuatan
Hak Cipta
Publikasi
Ilmiah
1
1.500.000
1.500.000
1
200.000
200.000
SUBTOTAL (Rp)
TOTAL (Rp)
1.820.000
12.430.000
Lampiran 3. Sususan Organisasi Tim Peneliti Dan Pembagian Tugas
No
Nama/NRP
Program Bidang Ilmu
Studi
1
Elda Yofi
Pramadani
Teknik
Instrumentasi
2
Arifa Nurhayati
D4
D4
Alokasi
Waktu
Teknik
Instrumentasi
12 Jam/
Minggu
12 Jam/
Minggu
3
Aditiya
Sudjatma
D4
Teknik
Instrumentasi
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
12 Jam/
Minggu
Uraian Tugas
Kordinasi anggota untuk
bekerja, asistensi dosen
pembimbing
Bagian penulisan
laporan dan editing
administrasi
mencari
referensi, survei harga
komponen, Merancang
dan mendesain
semua grafis
(2D dan 3D).
Lampiran 5. Desain 3 Dimensi Mini Plant
Desalination
Proccess
Storage Tank
Feed Tank
Pump
Filter
Disinfectan
Proccess
Download