DAFTAR ISI DAFTAR ISI ........................................................................................................... i DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii DAFTAR TABEL .................................................................................................. ii BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah .................................................................................. 2 1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2 1.4 Luaran Yang Diharapkan ......................................................................... 2 1.5 Manfaat ..................................................................................................... 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3 2.1 Desalination Proccess .............................................................................. 3 2.2 Disinfectan Technology ............................................................................ 4 2.3 Mikro filter ............................................................................................... 5 2.4 Karbon Aktif ............................................................................................. 5 BAB 3 METODE PELAKSANAAN ................................................................... 6 3.1 Studi Literatur ........................................................................................... 6 3.2 Skema Alat ............................................................................................... 7 3.3 Pembelian Alat ......................................................................................... 8 3.4 Pembuatan Alat ........................................................................................ 8 3.5 Pengujian Alat .......................................................................................... 8 3.6 Analisa ...................................................................................................... 8 3.7 Implementasi ............................................................................................ 8 3.8 Pembuatan Laporan .................................................................................. 8 BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ..................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9 LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 1 i DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Skema Jenis Proses Desalinasi ......................................................... 3 Gambar 2. 2 Cara kerja filter air sinar UV ............................................................ 4 Gambar 2. 3 Gambar Mikro Fiber ......................................................................... 5 Gambar 2. 4 Karbon Aktif ..................................................................................... 6 Gambar 3. 1 Diagram Alir Metode Pelaksanaan ................................................... 6 Gambar 3. 2 Diagram Alir Proses.......................................................................... 7 DAFTAR TABEL Table 1 Jenis Pengeluaran serta Angaran Biaya ..................................................... 8 Table 2 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan .................................................................... 9 ii 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam karunia Tuhan Yang Maha Esa yang sangat diperlukan oleh manusia sepanjang masa dan menjadi bagian dari kebutuhan dasar manusia yang sangat penting (Rayyan, dkk, 2014). Air adalah salah satu sumber daya utama yang dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan, dan ketersediaan air segar yang terjadi secara alami menurun. Jika kita ingin mencapai sistem air yang berkelanjutan, kita perlu memanfaatkan pasokan air yang ada dengan lebih baik (Abraham, dkk, 2010). Kesehatan merupakan salah satu aset manusia yang sangat berharga (Wanggay, 2013). Oleh karena itu, air dengan kualitas yang baik dan juga bersih sangat dibutuhkan dalam kegiatan manusia. Hal itu tentunya agar air yang digunakan tidak merugikan kesehatan manusia karena pada hakikatnya air mempunyai sifat yang sangat baik bagi kesehatan manusia (Lumaksono, 2013). Kebutuhan akan air cenderung semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti untuk air minum, air bersih dan sanitasi maupun sebagai sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan ekonomi seperti untuk pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik dan pariwisata (Suyasa, 2015). Apabila terjadi pengurangan kuantitas maupun kualitas sumber daya air maka akan mempengaruhi kehidupan manusia secara bermakna (Oktarina, 2010). Untuk mengatasi hal ini maka, paradigma pengelolaan sumber daya air untuk keperluan multisektor perlu disesuaikan menurut kekhasan kawasan semi-arid, dengan prioritas utama untuk kebutuhan air minum (Messakh, dkk, 2015). Pembangunan pengolahan air minum saat ini terus dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya daerah yang rawan air (Liat, 2005). Dikarenakan selama ini krisis air bersih di kawasan sekitar pesisir yang sangat meresahkan penduduk, meskipun sudah banyak mendapatkan berbagai alternatif pemecahan baik dengan proses penyulingan yang sederhana maupun dengan teknologi yang canggih dan mahal (Kiuk, 2014). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka suatu inovasi teknologi baru perlu dilakukan. Salah satunya dengan proses desalinasi yang dikombinasikan dengan teknologi disinfeksi. Desalinasi adalah strategi pengelolaan air yang penting yang telah menciptakan pasokan air baru di seluruh dunia (Nugroho, 2004). Desalinasi adalah proses menghilangkan padatan terlarut dan mineral lainnya dari sumber air garam, termasuk air tanah payau dan air laut (Board, 2008). Secara historis, unit desalinasi pertama yang digunakan untuk produksi air tawar didasarkan pada penguapan air murni melalui penambahan panas yang disediakan oleh matahari atau melalui proses pembakaran (Machrafi, 2012). Sedangkan untuk disinfeksi sendiri, disinfeksi adalah penghancuran mikroorganisme yang mampu menyebabkan penyakit. Disinfeksi merupakan penghalang penting dan akhir terhadap paparan manusia terhadap mikroorganisme patogen penyebab penyakit, termasuk virus, bakteri, dan parasit protozoa (Shah, 2017). Banyak sekali metode disinfeksi yang dapat digunakan, diantaranya adalah dengan menggunakan radiasi sinar ultraviolet (Said, 1994). Radiasi sinar ultraviolet 2 dapat membunuh semua jenis mikroba dengan intensitas dan waktu yang cukup (Navratinova, dkk, 2019). Efektifitas sinar ultraviolet terhadap daya bunuh bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pada luas ruangan, panjang gelombang, usia pakai lampu, panjang lampu, lama waktu penyinaran, jarak sumber cahaya terhadap bakteri, dan juga jenis bakteri itu sendiri. Sinar ultraviolet mempunyai kemampuan dalam menonaktifkan bakteri, virus dan protozoa tanpa mempengaruhi komposisi kimia air (Hendriyanto, 2005). Melihat dari permasalahan yang ada, maka dari itu inovasi desalinasi dengan kombinasi disinfeksi ini sangat dibutuhkan terutama untuk daerah-daerah sekitar pesisir, karena kita dihadapkan pada suatu tantangan berat terhadap kenyataan permasalahan-permasalahan di wilayah ekosistem pesisir seperti terbatasnya sumberdaya air tawar (Susilawaty, dkk, 2016).. 1.2 Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang menjadi bahasan utama dalam usulan ini adalah: a. Bagaimana cara mengatasi permasalahan ketersediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan manusia dan industri? b. Bagaimana cara memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dan tidak ada habisnya untuk memenuhi kebutuhan manusia? c. Bagaimana menciptakan suatu inovasi alat yang dapat digunakan untuk mengubah air laut menjadi air bersih dan siap diminum? 1.3 Tujuan Tujuan yang diharapkan agar tercapai dalam dari pembuatan Program Kreativitas Mahasiswa kali ini adalah sebagai berikut: a. Dapat membantu mengatasi permasalahan ketersediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan manusia dan industri. b. Menemukan metode yang tepat untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dan tidak ada habisnya yaitu air laut menjadi bahan untuk memenuhi kebutuhan air manusia. c. Membuat alat dengan prinsip kerja proses desalinasi yang dapat merubah air laut menjadi air tawar atau air bersih dan dilengkapi dengan program teknologi desinfeksi agar air siap untuk diminum. 1.4 Luaran Yang Diharapkan Adapun luaran yang diharapkan dari pembuatan program karsa cipta ini adalah sebagai berikut: a. Terciptanya prototype ”DESALTECH” Desalination Water Combine With Disinfectan Technology sebagai media pengubah air laut menjadi air bersih untuk kebutuhan masyarakat dan industri. b. Mendapatkan artikel ilmiah berupa paper dan karya tulis ilmiah yang siap dipublikasikan. 3 c. Mengikuti seminar Internasional oleh AAER International Converence on Research Paradigms in Engineering, Information Technology, Design and Energy (REIDE) di Bali pada tanggal 20 Agustus 2020. d. Mendapatkan hak paten ”DESALTECH” Desalination Water Combine With Disinfectan Technology. 1.5 Manfaat Adapun manfaat dari Program Kreativitas Mahasiswa ini adalah sebagai berikut: a. Program ini merupakan inovasi alat yang dapat mengubah air laut menjadi air bersih dan dilengkapi dengan teknologi desinfeksi sehingga air dapat langsung diminum b. Hampir seluruh aspek kegiatan manusia adalah membutuhkan air, program ini merupakan cara yang efektif dan efisien karena dapat digunakan secara continue c. Program ini dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi tepat guna bagi masyarakat sehingga fungsi mahasiswa dalam tri dharma perguruan tinggi tercapai. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desalination Proccess Desalinasi air laut memisahkan air tawar dari air laut. Proses desalinasi dapat dilakukan dengan distilasi atau reverse osmosis. Pemisahan air tawar dari air taut atau air payau merupakan perubahan fase air, sedangkan reverse osmosis memisahkan air tawar dengan menggunakan perbedaan tekanan dan semi permeable membrane. Di samping peralatan yang spesifik untuk tiap instalasi desalinasi, peratalan-peralatan lain yg umum terdapat pada suatu instalasi desalinasi adalah: sistem hisapan air laut/air baku, termasuk pompa penghisap, saringan (screen) dan sarangan (filter), jaringan pipa air produk desalinasi, tangki penampungan (storage tank), peralatan penerima dan pembagi aliran listrik (panel distribution box). Secara skematis berbagai jenis teknologi distilasi dapat dilihat dari gambar dlbawah ini: Gambar 2. 1 Skema Jenis Proses Desalinasi Sumber: Uraian Umum Tentang Teknologi Desalinasi (Ari Nugroho) Pemilihan proses teknologi desalinasi didasarkan pada beberapa faktor, antara lain: 1. Salinitas (kadar zat terlarut air masukan) 4 2. Kualitas air bersih yang diinginkan 3. Sumber energi yang akan digunakan untuk produksi air 4. Debit air yang diperlukan 5. Faktor ekonomi, keandalan. kemudahan operasi dan perawatannya. (Nugroho, 2010) 2.2 Disinfectan Technology Disinfeksi dengan sinar ultraviolet pertama dilakukan pada permulaan abad ini, namun terabaikan karena khlorinasi lebih disukai, namun akhir-akhir ini popular kembali karena ditemukan teknologi yang lebih baik. Sisten UV menggunakan sinar merkuri tekanan rendah yang tertutup dalam tabung quartz, tabung dicelupkan dalan air yang mengalir dalam tangki sehingga tersinari oleh radiasi UV dengan panjang sebesar 2.537 A yang bersifat germicidal. Namun transmisi UV dengan quartz berkurang sejalan dengan penggunaan yang terus menerus, oleh karena itu lampu quartz harus dibersihkan secara teratur dengan cara pembersihan mekanik, kimiawi atau ultrasonic. Diusulkan bahan teflon sebagai pengganti quartz, namun transmisi radiasi UV-nya rendah dibandingkan dengan quartz. Mekanisme kerja alat sinar UV setelah filter air adalah melepaskan poton yang akan diserap oleh DNA mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan DNA sehingga proses replikasi DNA akan terhambat. Pada keadaan ini, mikroorganisme akan mati secara perlahan karena tidak dapat mengatur metabolisme sel dan tidak dapat berkembang biak. DNA yang tersusun dari rantai dasar nitrogen berupa purine dan pyrimidine dimana purine terdiri dari adenine dan guanine, sedangkan pyrimidine terdiri dari thymine dan cytosine. Dalam proses penyerapan poton oleh DNA, energi yang dimiliki oleh poton akan mengakibatkan terputusnya rantai hidrogen yang menghubungkan antara thymine dan cytosine yang mengakibatkan kerusakan DNA. Gambar 2. 2 Cara kerja filter air sinar UV Sumber: www.nanosmartfilter.com Dosis ultraviolet (UV) yang diberikan dapat dihitung dengan perkalian antara intensitas poton yang diberikan dengan lamanya waktu pemaparan yang diberikan. Satuan yang digunakan adalah mJ/cm2. Dalam pengolahan menggunakan UV dikenal D10 yang didefinisikan sebagai dosis yang dibutuhkan untuk mengurangi mikroorganisme hingga 90% dari total mikroorganisme dalam air yang diolah. Sinar UV pada filter air dihasilkan dari lampu UV yang pada dasarnya hampir sama dengan lampu fluorescent (lampu neon). Tabung lampu diisi dengan gas inert, 5 biasanya argon dan merkuri, dengan jumlah terbatas. Berdasarkan tekanan dalam tabung, lampu UV dibedakan menjadi 2 yaitu lampu UV bertekanan rendah (Low Pressure UV) dan lampu UV bertekanan sedang (Medium Pressure UV). Perbedaan tekanan dalam tabung lampu akan berpengaruh pada gelombang elektromagnetik yang dihasilkan. (Gemilang, 2012) 2.3 Mikro filter Microfiber merupakan terminologi yang digunakan untuk menggambarkan serat yang sangat halus dan penyebutan untuk teknologi pengembangan serat ini. Kain yang terbuat dari benang extra halus ini menghasilkan sentuhan yang sangat lembut, berupa handuk, mop dan banyak aplikasi lainnya seperti, bath robe, handuk bayi, dll. Banyak definisi tentang microfiber tetapi kebanyakan mengatakan dalam istilah umum sebagai benang yang mempunyai ukuran kehalusan kurang dari 1 denier per filament. Penyebutan microfiber merujuk ke teknologi pengembangan serat halus yang berdiameter hanya 0.006 mm yang berarti 10 kali lipat lebih halus daripada sutera, 30 kali dari katun, 40 kali dari wol, dan 100 kali dari rambut manusia. (Microfiber, 2019) Gambar 2. 3 Gambar Mikro Fiber Sumber: www.mipacko.com 2.4 Karbon Aktif Karbon aktif adalah karbon padat yang memiliki luas permukaan yang cukup tinggi berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m2/g. Bahkan ada peneliti yang mengklaim luas permukaan karbon aktif yang dikembangkan memiliki luas permukaan melebihi 3000 m2/g. Bisa dibayangkan dalam setiap gram zat ini mengandung luas permukaan puluhan kali luasan lapangan sepak bola. Hal ini dikarenakan zat ini memiliki pori – pori yang sangat kompleks yang berkisar dari ukuran mikro dibawah 20 A (Angstrom), ukuran meso antara 20 sampai 50 Angstrom dan ukuran makro yang melebihi 500 A (pembagian ukuran pori berdasarkan IUPAC). Sehingga luas permukaan disini lebih dimaksudkan luas permukaan internal yang diakibatkan dari adanya pori – pori yang berukuran sangat kecil. Karena memiliki luas permukaan yang sangat besar, maka karbon aktif sangat cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan luas kontak yang besar seperti pada bidang adsorpsi (penyerapan), dan pada bidang reaksi dan katalisis. 6 Gambar 2. 4 Karbon Aktif Sumber: www.aquascape.id BAB 3 METODE PELAKSANAAN Pada metode ini, pelaksanaan proses pengembangan dilakukan secara berurutan sesuai perencanaan yang telah dijadwalkan. Pelaksanaan pembuatan alat digambarkan melalui skema pada gambar dibawah ini. Studi Literatur dan Tinjauan Pembuatan Desain Pembelian Alat Pembuatan Alat Gagal Pengujian Alat Analisa Sukses Implementasi Pembuatan Laporan Gambar 3. 1 Diagram Alir Metode Pelaksanaan Adapun penjelasan dari diagram alir pelaksanaan pada Gambar 4 adalah sebagai berikut: 3.1 Studi Literatur Kegiatan studi literatur dari program ini dilakukan dengan mencari dasar teori yang tepat dengan perancangan alat seperti karakteristik proses desalinasi dan 7 desinfeksi, rangkaian instrument, dan seluruh teori tentang proses desalination dan desinfektan untuk merencanakan pembuatan alat. 3.2 Skema Alat Alat Desaltech menjadi komponen penting untuk mengubah air laut menjadi air tawar yang higenis dengan fitur teknologi desinfektan ini maka air dapat langsung diminum oleh pengguna. Alat Desaltech ini menggunakan dua tangki proses, tangki tertama adalah untuk proses desalinasi di mana pada tangki tersebut terjadi pemanasan oleh heater sehingga terjadi pemisahan antara uap air tawar dan air garam, kemudian top tangki 1 disambungkan dengan pipa menuju top tangki dua, pipa ini menjadi tempat untuk jalannya uap air dari tangki 1 ke tangki 2. Pada tangki kedua terdapat serangkaian proses desinfektan untuk menjadi air bersih yang siap untuk diminum pengguna. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan process flow diagram alat Desaltech: Gambar 3. 2 Diagram Alir Proses Gambar 3. 3 Desain 3D Miniplant 8 3.3 Pembelian Alat Pembelian dilakukan di toko peralatan elektronik di sekitar wilayah peneliti dan juga di lakukan dari situs jual-beli online untuk membeli semua kompoen peralatan. 3.4 Pembuatan Alat Proses pembuatan alat dilaksanakan setelah desain dan rancangan alat sudah jadi. Gambaran teknologi yang akan dikembangkan terdapat pada lampiran 5. Pembuatan alat dan perakitan alat terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu: a. Alat untuk proses desalinasi b. Alat untuk proses desinfektan. 3.5 Pengujian Alat Untuk memastikan bahwa fitur-fitur pada alat daat berfungsi dengan baik, maka dilakukan pengujian baik oleh tim maupun pengujian ke masyarakat guna memperoleh data-data sebagai bahan analisa. Skenario pengujian dilakukan dengan menguji fungsi-fungsi yang terdapat pada alat. 3.6 Analisa Analisa sistem dilakukan untuk dapat mengetahui apakah alat yang telah dibuat sudah layak atau belum. Analisa data hasil pengujian di gunakan pula untuk mengetahui kehandalan kinerja dari alat. Analisa yang dilakukan setelah melakukan pengujian pada Desaltech beserta seluruh komponennya termasuk perangkat instrumennya kemudian di data dan di catat di laporan pengujian dan analisa. Data yang didapat kemudian dianalisa apakah semua fungsi dari komponen Desaltech bekerja maksimal sesuai perencanaan. Apabila masih ada komponen yang kinerjanya belum sesuai, analisa tentang pengujian akan dapat menentukan bagian mana yang kurang maksimal tersebut dan dapat langsung di perbaiki agar dapat berfungsi dengan sesuai. 3.7 Implementasi Implementasi dapat diterapkan pada masyarakat yang dekat dengan pesisir pantai atau industry yang berada di dekat laut. Dari alat ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk berbagai aktifitas manusia. 3.8 Pembuatan Laporan Laporan merupakan proses terakhir dari keseluruhan program ini. Pembuatan laporan untuk melaporkan seluruh proses dair pelaksanaan program ini, baik dokumentasi kegiatan maupun data pengujian yang sudah dilakukan secara rinci. BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya Anggaran kegiatan program kreativitas mahasiswa karsa cipta ini dapat dilihat pada tabel 1 dibawah, sedangkan rincian justifikasi dana terdapat pada lampiran 2. Table 1 Jenis Pengeluaran serta Angaran Biaya No Jenis Pengeluaran 1 Peralatan penunjang Biaya Rp 1.475.000 9 2 Bahan habis pakai Rp 7.915.000 3 Transportasi Rp 1.220.000 4 Lain-lain Rp 1.820.000 Jumlah Rp 12.430.000 4.2 Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan pelaksanaan program karsa cipta ini setelah pengumuman dari Kemristekdikti pada tahun 2020 pada tabel 2 dibawah. Table 2 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Bulan I II III IV V No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Studi literatur 2 Pembuatan Desain 3 Pembelian Alat dan bahan Pembuatan 4 Pengujian Alat 5 Analisa 6 Implementasi 7 Laporan DAFTAR PUSTAKA Abraham, S. E. M. A., & Sheldon, R. (2010). Sustainability Science and Engineering. https://doi.org/10.1016/s1871-2711(09)00219-0 Board, T. W. D. (2008). The Future of Desalination in Texas. 34. Hendriyanto, O. (2005). PENGARUH INTENSITAS SINAR ULTRAVIOLET DAN PENGADUKAN TERHADAP REDUKSI JUMLAH BAKTERI E.coli. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, 2 No. 1, 18–23. Kasus, S., Pusdiklat, G., & Surakarta, U. N. S. (n.d.). Pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil PUTRI ARAWITHA WANGGAY NIM : I 8709022 commit to user i. Kiuk, I. J. (n.d.). PESISIR DENGAN MENGGUNAKAN FILTER TEMBIKAR STUDI KASUS PANTAI KENJERAN SURABAYA CLEAN WATER RESERVOIR IN COAST AREA USING POTTREY FILTER STUDY CASE OF KENJERAN BEACH SURABAYA FTSP- ITS Abstrak The best result of decreasing the value oh chlor , total hardn. Liat, K. S., & Bangka-belitung, P. (2005). Studi Kasus Pembangunan Air Minum Di Desa Nelayan II. 1(2), 189–199. Lumaksono, G. (2013). STRATEGI ADAPTASI MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI KEKURANGAN AIR BERSIH (Studi Kasus di Kampung 10 Jomblang Perbalan Kelurahan Candi Kecamatan Candisari Kota Semarang). Machrafi, H. (2012). Green Energy and Technology. In Green Energy and Technology. https://doi.org/10.2174/97816080528511120101 Masyarakat, J. K. (2019). HUBUNGAN DESINFEKSI SINAR ULTRAVIOLET (UV) DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) (Studi di Kecamatan Pontianak Selatan Kota Pontianak). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 7(1), 412–420. Messakh, J. J., Sabar, A., Hadihardaja, I. K., & Chalik, A. A. (2015). KAJIAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM UNTUK MASYARAKAT DI KAWASAN SEMI-ARID INDONESIA (A Study on Fulfillment of Drinking Water Need of People in Semi-Arid Areas in Indonesia). Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 22(3), 271. https://doi.org/10.22146/jml.18751 Nugroho, A. (2004). Uraian Umum tentang Teknologi Desalinasi. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, 6(2), 65–75. Oktarina, N. (2010). Strategi perusahaan daerah air minum kabupaten Magetan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih. Retrieved from http://eprints.uns.ac.id/8734/ Rayyan Dasir Fuad Halim, F., Kawet, L., & Jasin, M. I. (2014). Alternatif Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih Untuk Zona Pelayanan Ipa Sea Kota Manado. Jurnal Sipil Statik, 2(2), 107–114. Said, N. I. (1994). Desinfeksi Untuk Pengolahan Air Minum. 527–558. Shah, M. P. (2017). Waste Water Microbiology. In International Journal of Molecular Biology (Vol. 2). https://doi.org/10.15406/ijmboa.2017.02.00011 Susilawaty, A., Amansyah, M., & Nildawati. (2016). Kerentanan Ketersediaan Air Bersih Di Daerah Pesisir Dan Pulau - Pulau Kecil Sulawesi Selatan Indonesia. Al-Sihah:Public Health Science Journal, 8(2), 194–203. Suyasa, B. (2015). Pencemaran Air & Pengolahan Air Limbah. v. LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing 1. BIODATA KETUA 2. BIODATA ANGGOTA 1 3. BIODATA ANGGOTA 2 4. BIODATA DOSEN PEMBIMBING Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Mesin Las Daiden Zero 120A Kawat Las Gunting Gergaji Tang Potong Obeng Lem pipa Cutter Penggaris Cutter akrilik Alat pelebur besi 1 unit Alat penyambung besi Alat pemotong Alat pemotong Alat pemotong kabel Pemutar baut Alat perekat Alat pemotong Alat ukur panjang Alat pemotong 2 Kg 2 paket 1 unit 1 unit 1 set 2 unit 2 unit 2 unit 1 unit Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1.000.000 1.000.000 100.000 10.000 25.000 20.000 50.000 40.000 10.000 20.000 20.000 SUBTOTAL (Rp) 200.000 20.000 25.000 20.000 50.000 80.000 20.000 40.000 20.000 1.475.000 2. Bahan Habis Pakai Material Justifikasi Pemakaian A. Mekanik Proses Mur, Baut Konektor antar komponen peralatan proses Kawat / Pengungkit lempengan besi Pompa Pompa air sentrifugal Control valve Buka/tutup aliran fluida Pipa Tempat aliran fluida Sterilight UV Proses Desalinasi Filter Tangki 650 L Penampung fluida Penguin TB70 Besi siku Penopang alat Kondensor Kondensasi B. Pemograman Arduino kontroler STM-32 Fitur Audio Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1 paket 100.000 100.000 5 paket 10.000 50.000 1 unit 400.000 400.000 3 unit 55.000 165.000 6m 1 unit 55.000 2.000.000 330.000 2.000.000 2 unit 900.000 1.800.000 12m 1 unit 110.000 1.000.000 SUBTOTAL(Rp) 1.320.000 1.000.000 7.165.000 2 unit 2 unit 280.000 95.000 SUBTOTAL (Rp) 560.000 190.000 750.000 3. Perjalanan Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Perjalanan ke tempat penjualan alat dan bahan Perjalanan ke tempat Yayasan Perjalanan Seminar Perjanan pembelian alat dan bahan 30 liter bensin 7.400 220.000 Perjanan untuk survey dan demo Yayasan Transportasi seminar 30 liter bensin 3 orang 7.400 220.000 260.000 780.000 SUBTOTAL (Rp) 1.220.000 4. Lain-lain Material Justifikasi Pemakaian Kertas Tinta Pengendapan Laporan Paten Seminar Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Sekretariatan Sekretariatan Sekretariatan 1 2 5 30.000,00 20.000,00 10.000,00 30.000 40.000 50.000 Pembuatan Hak Cipta Publikasi Ilmiah 1 1.500.000 1.500.000 1 200.000 200.000 SUBTOTAL (Rp) TOTAL (Rp) 1.820.000 12.430.000 Lampiran 3. Sususan Organisasi Tim Peneliti Dan Pembagian Tugas No Nama/NRP Program Bidang Ilmu Studi 1 Elda Yofi Pramadani Teknik Instrumentasi 2 Arifa Nurhayati D4 D4 Alokasi Waktu Teknik Instrumentasi 12 Jam/ Minggu 12 Jam/ Minggu 3 Aditiya Sudjatma D4 Teknik Instrumentasi Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan 12 Jam/ Minggu Uraian Tugas Kordinasi anggota untuk bekerja, asistensi dosen pembimbing Bagian penulisan laporan dan editing administrasi mencari referensi, survei harga komponen, Merancang dan mendesain semua grafis (2D dan 3D). Lampiran 5. Desain 3 Dimensi Mini Plant Desalination Proccess Storage Tank Feed Tank Pump Filter Disinfectan Proccess