Uploaded by User87422

ppt uts

advertisement
TUGAS KELOMPOK AGAMA
HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Disusun oleh :
Nama
:
Kelas :1MRK3
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2017
Daftar Isi
Latar Belakang …………………………………………………………..1
1
Rumusan Masalah ………………………………………………………1
Tujuan Penulisan…………………………………………………………1
Pembahasan ……………………………………………………………..2
Hakikat dan pandangan ilmu pengetahuan dalam Islam………..2
Sumber Ilmu dalam Islam…………………………………………..3
Dampak Ilmu Pengetahuan dan Agama dalam Kehidupan…….6
Kesimpulan………………………………………………………………10
Saran …………………………………………………………………….10
Daftar Pustaka …………………………………………………………..10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan di jaman modern seperti saat ini sangatlah penting
dan telah dimanfaatkan perkembanganya. Karena semua bidang kehidupan memanfaatkan
perkembangan tersebut, mulai dari sektor terkecil hingga ke sektor-sektor besar yang
digunakan untuk menunjang perekonomian suatu Negara. Oleh sebab itu, keberadaan dan
juga perkembangan ilmu pengetahuan sangatlah dibutuhkan oleh seluruh umat didunia ini
karena bila ilmu pengetahuan hanya berhenti pada suatu titik dan tidak mampu berkembang
menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan umat manusia maka akan fatal
akibatnya bagi kelangsungan masing-masing individunya.
Sedemikian pentingnya ilmu pengetahuan tersebut, hingga Allah STW. berfriman
dalam Al-qur’an yang berbunyi : “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepada kalian, ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis,’ maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untuk kalian. Dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu,’ maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui atas apa yang
kalian kerjakan.” (Qs. Al-Mujadilah: 11).
B Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini
terinci sebagai berikut:
1.
Bagaimana Hakikat dan pandangan ilmu pengetahuan dalam Islam
2.
Bagaimana sumber ilmu pengetahuan dalam islam ?
3.
Bagaimana dampak ilmu pengetahuan dan agama dalam kehidupan?
C Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui hakikat dan pandangan ilmu pengetahuan dalam Islam
2.
Mengetahui sumber ilmu pengetahuan dalam islam
3.
Mengetahui dampak ilmu pengetahuan dan agama dalam kehidupan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A Hakikat dan pandangan ilmu pengetahuan dalam Islam
Ilmu pengetahuan atau science dalam bahasa latin berasal dari kata scio, scire yang berarti
tahu. Dalam bahasa Arab berasal dari kata ‘alima yang juga berarti tahu. Jadi baik ilmu
maupun science secara etimologis berarti pengetahuan. Ilmu pengetahuan ialah hasil usaha
pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistema mengenai kenyataan, struktur,
pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum tentang hal ikhwal yang diselidikinya (alam,
manusia, dan juga agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pikiran manusia yang dibantu
pengindraannya, yang kebenarannya diujin secara empiris, reset dan eksperimental.
Sedangkan agama yaitu suatu tata keimanan atau tata keyakinan atas adanya sesuatu yang
mutlak di luar manusia dan sistem norma (tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia
dengan alam lainya, sesuai dan sejalan dengan tata keimanan dan tata peribadatan.
Berdasarkan sumbernya, agama dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu agama samawi
dan agama budaya.
1.
Ditinjau dari sumbernya, ilmu pengetahuan bersumber dari ra’yu yaitu akal, budi,
rasio manusia. Sedangkan agama bersumber dari wahyu dari Allah.
2.
Ditinjau dari cara mencari kebenaran, ilmu pengetahuan mencari kebenarannya
dengan jalan penyelidikan, pengalaman, dan percobaan sebagai batu ujian. Sedangkan
agama mencari kebenarannya dengan jalan mempertanyakan (mencari jawaban) tentang
masalah asasi kepada Kitab Suci, kodifikasi Firman Ilahi untuk manusia di bumi.
3.
Ditinjau dari kebenarannya, ilmu pengetahuan adalah kebenaran positif dan bersifat
nisbi atau relatif. Sedangkan kebenaran agama bersifat mutlak (absolut), karena agama
adalah wahyu yang diturunkan oleh Dzat Yang Maha Benar, Maha Mutlak, dan Maha
Sempurna, yaitu Allah swt[8].
4.
Ilmu pengetahuan dimulai dari sikap sanksi atau tidak percaya, dimana keraguan
ialah syarat mutlak yang pertama bagi ilmu pengetahuan. Sedangkan agama dimulai
dengan sikap percaya dan iman.
Ilmu dan agama diintegrasikan dalam islam,ilmu adalah bagian dari kebudayaan dan
sebagai alat instrumentansi untuk mencari kebenaran yang dibimbing oleh agama. Dengan
2
demikian ilmu dan agama tidak berkonfrontasi dalam islam,tapi berdampingan,bekerja sama
mengisi kehidupan dalam bidangnya masing – masing. Hubungan islam dengan ilmu
pengetahuan sangat baik, Nabi Muhammad dalam sebuah haditsnya menerangkan “ Alilmu hayatul islam wa’imaduddin”. “ilmu itu jiwa islam dan tiang tonggak islam. Sebagai
ajaran yang bersifat Rakhmatan lilalamin,islam telah mengembangkan keterbukaan
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan bahkan mengajurkan kepada umatnya untuk
hidup berilmu pengetahuan. Adapun hakikat dan fungsi ilmu pengetahuan dalam islam
sebagai berikut :

Ilmu pengetahuan adalah alat untuk mencari kebenaran

Ilmu pengetahuan sebagai syarat amal sholeh

Ilmu pengetahuan adalah alat untuk mengelola sumber – sumber alam guna
pencapaian ridho Allah SWT

Ilmu pengetahuan sebagai alat pengembangan daya pikir

Ilmu pengetahuan sebagai hasil pengembangan daya pikir

Iman dan ilmu pengetahuan dapat mengangkat derajat hidup manusia

Aplikasi ilmu pengetahuan dalam bentuk karya ilmiah lebih baik dari pada tetesan
darah para pejuang (syuhada’)
Di dalam agama Islam akal diperintahkan agar bekerja giat memikirkan secara serius dan
mendalam akan segala sesuatu peristiwaa yang terjadi, enatah dengan metode induksi
maupun deduksi. Dengan tujuan agar umat manusia mengenal keberadaan dan kuas Tuhan
Yang Maha Esa. Cara berfikir seperti ini dinamakan “Nazhar”. Banyak firman Allah yang
memerintahkan secara halus maupun tegas agar manusia memakai nazharnya terhadap
apa yang disekitar.
Semangat bernazhar dahulu sangat terlihat karena banyaknya ilmuwan-ilmuwan Islam yang
berdasarkan kepada al-quran. Namun pada zaman sekarang bayak diabaikan oleh umat
Islam sehingga kemajuan ilmu terhenti dan tibul kebekuan dan kemalasan berfikir. Hal ini
yang menimbulkan kemerosotan dan kemundurran dalam semua bidang. Kemampuan bernazhar ini sejatinya sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan mengenal
Allah lebih dekat lagi.
B. Sumber Ilmu dalam Islam
1. Dalil tentang menuntut ilmu
ُ ‫ش ُزوافَا ْن‬
ُ ‫َّللاُ لَ ُك ْم َۖوإِذَاقِي َل ا ْن‬
‫ش ُزوا يَ ْرفَ ِع هللا ال ِذيْنَ ا َمنُوا مِ نـْ ُك ْم َوالّ ِذيْنَ اُوتُو ْالع ِْل َم َد َر َجـت َوهللاُ بِ َما ت َ ْعـ َملُ ْـونَ خَـبِيْـر‬
‫ح ه‬
َ ‫س ُحوا يَ ْف‬
َ ‫فَا ْف‬
ِ ‫س‬
Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman!Apabila dikatakan kepadamu,"Berilah kelapangan
didalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
3
derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa
derajat". Q.S Al-Mujadalah ayat 11
َ ‫َو َما َكـانَ مِ نَ ْال ُمؤْ مِ نُ ْونَ ِليَ ْنف ُِر كَافّةً فَلَ ْوالَنَف ََرمِ ْن ُك ِّل فَ ِرقَة مِ ْن ُه ْم‬
‫طائِفَةً ِليَتَفَقّ ُهوأ فِى ال ّدي ِْن َو ِليُ ْنذ ُِر ْوا قَ ْو ُم ُه ْم اِذأ َر َجعُ ْو اِلَ ْي ِه ْم لَعَلّ ُه ْم‬
َ‫َيحْ ذَ ُر ْون‬
Artinya ;"Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi kemedan perang,
mengapa sebagian diantara mereka tidak pergi untuk memperdalam ilmu pengetahuan
agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya " QS. At-Taubah ayat :122
Dari ayat 1 tersebut diatas, maka jelaslah bahwa menuntut ilmu adalah merupakan
perintah lansung dari Allah. karena orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh
Allah beberapa derajat, sedangkan ayat yang ke2 menjelaskan bahwa diwajibkan untuk
menuntut ilmu agama dan kedudukan orang yang menuntut ilmu harus mampu menjadi
pengingat bagi orang yang tidak tau masalah agama serta mampu menjaga diri dari hal-hal
yang bisa menjerumuskan kedalam lembah kenistaan.
Dalil Hadits :
Banyak hadits yang menjelaskan perintah kewajiban menuntut ilmu diantaranya hadits
yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah
َ ‫س ْول هللا صلى هللا عليه وسلـم‬
‫غي ُْرأ ْه ِل ِه َك ُم ِق ِلّ ِد‬
َ ‫ووض ًع الع ِْل ِم ِع ْن َد‬
‫على ُك ّل ُم ْسلِم‬
ُ ‫ع ْْن اَنَس اِ ْبنُ َمالِك قَ َل قَا َل َر‬
ِ
َ ً‫ضة‬
َ ‫طلَبُ ْالع ِْلم فَ ْر ْي‬
‫َب‬
َ ‫ْال َخنَا ِزي ِْر ْل َج ْوه ََرولَلؤْ لُ َؤ َوالذهه‬
Artinya 聽 :
"Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap
muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi
babi dengan permata, mutiara, atau emas" HR.Ibnu Majah
聽 聽聽 Dari hadits tersebut diatas mengandung pengertian, bahwa mencari ilmu itu wajib
bagi setiap muslim, kewajiban itu berlaku bagi laki-laki maupun perempuan, anak-anak
maupun orang dewasa dan tidak ada alasan untuk malas mencari ilmu. Ilmu yang wajib
diketahui oleh settiap muslim adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tata cara peribadatan
kepada Allah SWT. Sedangkan ibadah tanpa ilmu akan mengakibatkan kesalahankesalahan dan ibadah yang salah tidak akan dapat diterima oleh Allah. Sedangkan orang
yang mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak mengetahui atau tidak paham maka akan
sia-sia. Maksudnya, ilmu itu harus disampaikan sesuai dengan taraf berfikir si penerima ilmu,
memberikan ilmu secara tidak tepat diibaratkan mengalungkan perhiasan pada babi,
meskipun babi diberikan perhiasan kalung emas maka babi tetap kotor dan menjijikkan.
2.Hadits-hadits keutamaan/mamfaat menuntut ilmu
Apabila setiap orang Islam menyadari betapa pentingnya menuntut ilmu, maka semua
akan belomba-lomba mendapatkannya. Banyak mamfaat yang diperoleh oraang yang
menuntut ilmu diantaranya sebagai berikut :
4
a.Orang yang menuntut ilmu akan memperoleh pahala seperti orang yang berrjihad.hal ini
sesuai dengan sabda rassulullah saw :
‫ل ىِف َجرم ْ َم‬
‫ن‬
‫ِ ِ ِل َي ِمب ىِف ىوَهم ِ َ ِْ َب ِمْ ُب َم‬
‫ِم‬
‫ي َج ِجرم ىت َف‬
Artinya :
"Orang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada dijalan Allah sehingga ia kembali
kerumahnya"
Orang menuntut ilmu sejak keluar dari rumah sampai dia kembali kerumah, maka ia
termasuk orang yang berjuang dijalan Allah. Hal ini menunjukkan betapa besar
penghargaan Rasulullah saw terhadap orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut
ilmu. apabila dia mati dalam keadaan menuntut ilmu, insyaAllah ia termasuk golongan
orang-orang yang mati syahid.
b. Menuntut ilmu mempunyai keutamaan lebih baik dari pada sholat seratus rakaat. Hal ini
sesuai sabda Rasulullah saw kepada Abu Zar sebagai berikut :
Artinya :
‫ ٍّليذ بَمج يي‬، ‫ن‬
‫ن ِي ميَ ىت َْ ِبَْم ت َود َهِ ْ َم‬
‫ل ِْ َم‬
‫ِ ِِتي ِم‬
‫ن َنمِْم َكم َي َمَج َِم‬
‫ِْ يَيم ت َي ِبَصم ِ َم‬
‫جَِْ بمي‬
"Wahai Abu Zar, keluarmu dari rumah pada pagi hari untuk mempelajari satu ayat dari kitab
Allah, itu lebih baik dari pada engkau mengerjakan sholat seratus rakaat. HR.Ibnu Majah
Orang yang menuntut ilmu meskipun hanya mempelajari satu ayat Al-Qur'an
kebaikannya melebihi dari pada orang yang sholat sunat seratus rakaat. Mengingat
demikian besarnya pahala menuntut ilmu, maka seharusnya umat islam harus memiliki
semangat belajar yang tinggi.
c. Orang yang suka mencari ilmu akan dimudahkan jalannya menuju surga dan dinaungi
oleh para malaikat, sebagaimana sabda Rasulullah saw :
‫ِل ُ ِج َيرَي ِبكم ْ َم‬
‫ن‬
‫َِ ِوَبم ِا َب َْي ىِ َي ِمي ي َبتْ َم‬
‫ةِن َجَلَي ُ ِج َيرَي لِ ِمي م‬
Artinya :
" Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan
ke surga, sesungguhnya para malaikat menaungkan sayap-sayapnya kepada orang yang
menuntut ilmu karena senang terhadap apa yang diperbuat"
Rasulullah saw membberikan motivasi kepada umat Islam agartertarik pada ilmu dan
berusha untuk dimiliknya. Hadits tersebut diatas mengandung satu syarat dan
jawab.Syaratnya, kalau mau dimudahkan jalannya kesurga maka harus berusaha untuk
selalu menuntut ilmu,sedangkan jawabnya bahwa Allah pasti memudahkan jalannya masuk
kesurga kalau sudah melaksanakan apa yang telah diperintahkan
3. Adab dalam Menuntut Ilmu
Agar proses belajar berjalan dengan baik sehingga kita mampu mendapatkan ilmu yang
bermamfaat dan mampu mengantarkan kita menjadi orang yang sukses didunia dan
selamat diakhirat kelak, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan antara lain :
a. Meluruskan Niat
Ketulusan niat bagi orang yang menuntut ilmu akan mengantarkan seseorang berhasil
dan sukses dalam menjalani kehidupannya nanti, karena segala sesuatu yang bernilai
ibadah itu tergantung dari niat dan tujuannya. Adapun niat dan tujuan yang seharusnya
dimiliki para penuntut ilmu dalam proses menuntut ilmu adalah :
1. Melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasulullah saw.
5
2. Memerangi kebodohan agar tidak dibodohi oleh orang lain
3. Mempersiapkan masa depan yang lebih cerah dan terarah
4. Membekali kehidupan akhirat agar bisa selamat dan khusnul khatimah
b. Hormat dan Santun terhadap Guru
Memiliki rasa hormat dan bersikap santun terhadap guru adalah prilaku yang harus
dimiliki dalam menuntut ilmu. Guru adalah orang yang memberikan kita ilmu, yang dengan
ilmu itu kita akan menjadi orang mulia baik didunia maupun diakhirat. Dan salah satu cara
untuk memuliakan guru adalah bersikap hormat dan santun kepadanya sebagai cerimanan
sikap kerendahan hati. Sebagai mana sabda Rasulullah :
ُ ‫ضعُ ْوا ِل َم ْن تَتَعَلّ ُموانَ مِ ْنه‬
ّ ‫تَعَلّ ُمواالع ِْل َم َوتَعَلّ ُم ْوا ل ِْلع ِْل ِم ال‬
َ ‫س ِك ْينَةَ َو ْال َوقَا َر َوت ََوا‬
Artinya :
"Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah pada
orang yang kamu belajar darinya". HR.At-Tabrani.
c. Mengawali dan Mengakhiri dengan Do'a
Untuk mengawali sesuatu yang baik termasuk dalam hal ini menuntut ilmu maka kita
harus berdoa'a minimal dengan membaca basmalah dan mengahiri dengan hamdalah.
Rasulullah saw bersabda :
Artinya "
"Setiap perkataan atau perkara yang mempunyai nilai kebaikan, tetapi tidak dibuka dengan
menyebut nama Allah, maka perkara itu akan menjadi sia-sia " HR.Ahmad
Dan doa yang sangat bangus untuk mengawali proses belajar adalah:
ْ‫ِج َْ ََُلِف ِ بَو َم‬
َ ْ‫َْر َج ِليَنم ِ ََِِِْ ِمي هِِ َويْم ِ َ َْ َجِ ِبيَن هىفِحم ِ َلَ ِليَِيَنم ى َو َم‬
Artinya :
" Ya Allah berikanlah aku rezki berupa pemahaman seperti pemahamannya para nabi,
hafalan seperti hafalannya para Rasul dan ilham seperti para ilhamnya para Malaikat
Mukarrabin "
Adapun doa yang kita baca setelah selesai kita belajar adalah :
ُ ‫ار ُز ْقنَااجْ تِنَابَه‬
ْ ‫ع ُه َوا َ ِرنَأ ْالبَاطِ َل باَطِ الً َو‬
َ ‫اَللّ َه ّم ا َ ِرنَ ْال َح هق َحقّا ً َو ْر ُز ْقنَا ال ِت ّبَا‬
Artinya :
" Ya Allah perlihatkanlah kebenaran kepada kami, dan berikanlah kami kekuatan untuk bisa
mengikutinya, perlihatkanlah kepada kami kebathilan dan berikanlah kepada kami untuk
menjauhinya"
C. Dampak Ilmu Pengetahuan dan Agama dalam Kehidupan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak
positif.
Yakni dapat
memperbaiki kualitas hidup manusia. Tapi disisi lain, tak jarang IPTEK berdampak negatif
karena merugikan dan membahayakan kehidupan martabat manusia. Bom atom telah
menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Disinilah,
peran
agama
sebagai
pedoman
hidup
menjadi
sangat
penting
untuk
ditengok
kembali.Berikut manfaat postif:
a.
Memperoleh Kemudahan
6
Memperoleh kemudahan dalam hidup dengan mengembangkan potensi diri dan dengan
memanfaatkan segala yang Allah tundukkan bagi manusia di alam ini sejalan dengan
kehendak Allah. Allah menghendaki manusia memperoleh kemudahan, dan tidak
menghendaki menghadapi kesusahan hidup. Hal itu dinyatakan oleh Allah dalam firmanNya:
…‫م‬185 : ‫س َر … (البقرة‬
ْ ُ‫س َر َوال َ يُ ِر ْي ُد ِب ُك ُم ا ْلع‬
ْ ُ‫)يُ ِر ْي ُد هللاُ ِب ُك ُم ا ْلي‬
Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu” (QS. Al-Baqarah (2) :185).
Allah menyatakan, bahwa memang Allah sengaja memberikan berbagai kemudahan kepada
manusia agar manusia hidup dengan mudah.
8 : ‫ (األعلى‬.‫س َرى‬
ْ ُ‫س ُركَ ِل ْلي‬
ِّ ِ َ‫) َونُي‬
Artinya:
“Dan Kami memberimu kemudahan agar kamu memperoleh kemudahan”. (QS.
al-A’la (87) : 8).
b. Mengenal dan Mengagungkan Allah.
Ketika pertama manusia mengembangkan teknologi bangunan, manusia telah diberikan
contoh langit yang tinggi, yang luas dan kokoh, yang tidak takut akan runtuh. Begitu pula
ketika manusia mengembangkan teknologi pesawat udara, Allah telah memberikan contoh
bagaimana burung bisa terbang di angkasa dengan stabil, mampu mempertahankan
keseimbangan tanpa takut jatuh, dan lain sebagainya. Karena itu ketika menerangkan
berbagai struktur di alam ini, Allah menyatakan bahwa semua itu menjadi pelajaran bagi
manusia untuk lebih mengenal dan mengangungkan Allah penciptanya.
c. Meningkatkan Kualitas Pengabdian Kepada Allah
Manusia diciptakan oleh Allah hanyalah untuk mengabdi kepada-Nya. Demikian dinyatakan
oleh Allah dalam firman-Nya:
56 : ‫ (الذاريات‬.‫س ِإالَّ ِليَ ْعبُد ُْو ِن‬
َ ‫) َو َما َخلَ ْقتُ ا ْل ِجنَّ َواْ ِإل ْن‬
Artinya:“Dan tidaklah Au menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi kepadaKu”. (QS. al- Dzariyat (51) : 56).
7
Teknologi apabila dirancang dan dimanfaatkan secara benar dalam konteks tugas
pengabdian manusia tersebut, maka teknologi diyakini akan mampu meningkatkan kualitas
pengabdiannya kepada Allah. Jam misalnya, adalah produk teknologi yang dimanfaatkan
oleh umat Islam setiap hari untukl mengetahui waktu-waktu shalat sehingga umat Islam
dapat menunaikan ibadah shalat tepat pada waktunya, begitu pula kompas dimanfaatkan
untuk mengetahui arah kiblat sehingga tidak terjadi salah arah dalam shalat. Dalam hal
produk teknologi pangan, dengan banyaknya produk makanan yang beredar di masyarakat,
kita mampu mengetahui komponen-komponen yang dipergunakan sebagai bahan, proses
pembuatannya, sehingga kita dapat mengetahui apakah makanan yang kita konsumsi itu
halal atau haram, begitu pula dengan produk-produk teknologi lainnya.
Apabila berbagai kemajuan yang dicapai manusia diniatkan dan diarahkan untuk
kepentingan peningkatan kualitas pengabdiannya kepada Allah, maka kemajuan yang
dicapai itu tidak membuat manusia menjadi lalai akan tugas kehidupannya.
d. Memperoleh Kesenangan dan Kebahagiaan Hidup
Kemudahan-kemudahan yang diperoleh manusia melalui pemanfaatan teknologi membuat
manusia dapat memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup serta tetap dalam koridor
kesenangan dan kebahagiaan yang halal, yang diridhai Allah. Allah tidak menghendaki
manusia hidup susah, tetapi sebaliknya Allah menghendaki manusia hidup senang, hidup
bahagia. Ketika Allah menempatkan Adam dan istrinya di bumi,
29 : ‫ (البقرة‬.‫ع ِل ْي ٌم‬
َ ٍ‫ش ْيء‬
َ ‫ت َوه َُو بِ ُك ِ ِّل‬
ٍ ‫س َم َوا‬
َ َ‫ِي َخل‬
ْ ‫ض جَمِ ْيعًا ث ُ َّم ا‬
َ ‫س ْب َع‬
َ َّ‫س َّواهُن‬
َ َ‫س َماءِ ف‬
َّ ‫ست َ َوى إِلَى ال‬
ِ ‫ق لَ ُك ْم َما فِي اْأل َ ْر‬
ْ ‫)ه َُو الَّذ‬
Artinya:“Dia-lah Alah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu sekalian dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah (2): 29).
e. Meningkatkan Kemampuan Memanfaatkan Kekayaan Alam
Teknologi meningkatkan kemampuan manusia melakukan eksplorasi kekayaan alam
tersebut secara optimal. Banyak negara, bangsa yang tidak memiliki kekayaan alam
memadai tetapi karena memiliki kemampuan teknologi canggih hidup lebih sejahtera
dibandingkan dengan negara, bangsa yang memiliki kekayaan alam melimpah tetapi
teknologinya tertinggal. Jepang umpamanya, adalah sebuah negara kecil, yang miskin akan
kekayaan alam, tetapi kemajuan teknologinya tinggi, ia lebih kaya dibandingkan dengan
8
Indonesia
yang
kekayaannya
melimpah
tetapi
tertinggal
kemajuan
teknologinya
dibandingkan dengan Jepang. Masih banyak negara di dunia ini yang kaya seperti Jepang
dan yang tertinggal seperti Indonesia.
Bumi ini Allah ciptakan dengan baik, artinya memiliki kesempurnaan dankeseimbangan
sehingga dapat bertahan dan menyediakan berbagai kebutuhan hidup manusia. Karena itu
Allah mengingatkan agar pemanfaatan kekayaan alam yang ada di bumi ini jangan sampai
mengganggu keseimbangan alam tersebut. Hal itu Allah ingatkan dalam firman-Nya:
َ ‫صالَحِ هَا َوا ْدع ُْوهُ َخ ْوفًا َو‬
َ‫سنِ ْين‬
ِ َ‫ط َمعًا إِنَّ َرحْ َمة‬
ْ ِ‫ض بَ ْع َد إ‬
ِ ْ‫ْب مِ نَ ا ْل ُمح‬
ِ ‫ َوال َ ت ُ ْف‬. (56 :‫)األعراف‬
ِ ‫سد ُْوا فِي اْأل َ ْر‬
ٌ ‫هللا قَ ِري‬
Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang
yangberbuatbaik”. (QS. al-A’raf (7) : 56).
f. Menumbuhkan Rasa Syukur Kepada Allah.
Bagi orang beriman, sekecil apapun nikmat yang ia dapatkan dari rezeki halal yang
diberikan Allah kepadanya akan melahirkan rasa syukur kepada-Nya sebagai pemberi
nikmat. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang mampu melipat-gandakan nikmat itu
kepadanya, maka rasa syukur kepada-Nya pun juga akan berlipat ganda. Rasa syukur
kepada Allah yang paling ringan adalah mengucapkan “alhamdulillahi rabbil ‘alamin “,
namun hakikat syukur yang sebenarnya adalah memanfaatkan nikmat itu secara, benar
untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah. Karena itu diperlukan tekad, kesungguhan
untuk mewujudkan rasa syukur dalam amal kehidupan secara riil. Allah mengingatkan:
7 : ‫ (إبراهيم‬.ٌ‫ش ِد ْيد‬
َ َ‫عذَابِي ل‬
َ َّ‫شك َْرت ُ ْم َأل َ ِز ْي َدنَّ ُك ْم َولَئ ِْن َكفَ ْرت ُ ْم إِن‬
َ ‫) َوإِ ْذ تَأَذَّنَ َربُّ ُك ْم لَئ ِْن‬
Artinya:“Dan (ingatlah) tatakala Tuhanmu memaklumkan “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih “. QS. Ibrahim (14) : 7).
Sekalipun demikian, memang banyak manusia, bahkan kebanyakan manusia tidak
menyadari kalau nikmat itu adalah anugerah Allah sehingga ia tidak mensyukuri nikmat
tersebut. Hal ini juga diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya:
Teknologi membuat manusia semakin mudah meraih keinginannya, semakin ringan beban
hidup yang harus ditanggung, semakin besar hasil yang bisa diperoleh. Kemudahan,
keringanan, dan kenikmatan itu tidak mustahil membuat manusia semakin lupa kepada Allah,
semakin jauh dari-Nya, apabila tidak disikapi secara cermat dan diiringi dengan iman yang
9
teguh. Karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi harus dilandasi oleh iman agar
pemanfaatannya terarah untuk meningkatkan kualitas takwanya kepada Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa kedudukan ilmu pengetahuan
dalam agama islam sangat penting. Karena, menuntut ilmu adalah kewajiban seorang
muslim. Demikian juga kedudukan akal dan wahyu dalam islam. Karena dengan
menggunakan akal secara baik dan benar sesuai petunjuk Allah swt. Manusia secara
sukarela meningkatkan diri kepada Allah swt. Dan tentunya, harus dibarengi dengan
bimbingan wahyu untuk meluruskan akal. Ilmu pengetahuan dalam islam merupakan alat
untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Iman dan ilmu pengetahuan akan mengangkat harkat
dan martaba (derajat) manusia di sisi Allah dan manusia. Kemajuan peradaban manusia
banyak ditentukan oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Iman harus memberi nafas dalam
pengembangan ilmu pengethuan dan teknologi.
B. Saran
Kami menyadari, dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari semua pihak terutama
dosen. Kami hanyalah manusia biasa. Jika ada kesalahan, itu datangnya dari kami sendiri.
Dan jika ada kebenaran, itu datangnya dari Allah swt.
DAFTAR PUSTAKA
https://yuyunari.wordpress.com/2015/01/06/makalah-islam-dan-ilmu-pengetahuanislam
http://sitiimunawaroh.blogspot.co.id/2015/04/ilmu-pengetahuan-dalam-islam.htmliislam
http://www.ilmusaudara.com/2015/10/dalil-al-quran-dan-hadit-tentang.html?m=1
Buuku paket agama
10
Download