ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R PUTUSAN ng Nomor: 33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA gu Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara A Praperadilan telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara: 1980, Jenis Kelamin Laki-laki, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, alamat ub lik ah 1. H. HENDRO HASSYARI H, tempat dilahirkan di Pinrang, tanggal 5 Juni di Legenda Wisata Nobel Blok 06 No. 24 RT.001/RW.023 Kelurahan Wanaherang, Kecamatan Putri, Kabupaten Bogor. Selanjutnya disebut am sebagai PEMOHON I; 2. FADLI HASYARI, tempat dilahirkan di Pinrang, tanggal 17 Februari 1986, ep Jenis Kelamin Laki-laki, Agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, alamat di ah k Legenda Wisata Nobel Blok 0.6 No. 24 RT.001/RW.023 Kelurahan R sebagai PEMOHON II; In do ne si Wanaherang, Kecamatan Putri – Kabupaten Bogor.Selanjutnya disebut 3. FAIZAH ABIDIN, tempat dilahirkan di Surabaya, tanggal 17 April 1973, A gu ng Jenis Kelamin Perempuan, Agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, alamat di Jl. Niaga Hijau 9 No. 20 Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Selanjutnya PEMOHON III; disebut sebagai Dalam hal ini ketiganya diwakili oleh kuasa hukumnya: TRI. PURWANINGSIH, S.H., M.H., DIARSON LUBIS, S.H., BUDI SETIAWAN, S.H. ALVON KURNIA PALMA, S.H., dan FATHI HANIF, S.H., M.H., Advokat dan Konsultan Hukum lik ah yang berkantor pada Kantor Hukum NONI T PURWANINGSIH & REKAN, Advocates and Counsellor at Law yang beralamatdi jalan Benda Atas No.7E, ub Surat Kuasa Khusus bertanggal 16 Maret 2020 (terlampir). Selanjutnya disebut sebagai PARA PEMOHON; Melawan ep ka m Benda Residence, Cilandak Timur Jakarta Selatan dalam hal ini berdasarkan Kepolisian Negara Republik Indonesia cq. Kepolisian Daerah Metro Jaya cq. beralamat di jalan Jenderal Sudirman Kav. 55 Jakarta Selatan. Selanjutnya on Hal 1 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng disebut sebagai TERMOHON; es R Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Unit 2 Subdit II Tanah dan Bangunan yang ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 1 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Pengadilan Negeri tersebut; Setelah membaca berkas perkara yang bersangkutan; ng Setelah mendengar keterangan kedua belah pihak; Setelah meneliti dan membaca surat-surat bukti; In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id gu Setelah mendengarkan keterangan saksi dan pendapat ahli; TENTANG DUDUKNYA PERKARANYA Menimbang, bahwa Pemohon telah mengajukan permohonan Praperadilan A berdasarkan surat permohonan tertanggal 19 Maret 2020 dibawah register No. 33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. dengan alasan permohonan pemohon adalah ub lik Pemohon dengan ini mengajukan Permohonan Praperadilan atas Penetapan sebagai Tersangka oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya dengan dugaan melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Pasal 378 dan/atau 372 KUHP dan atau Pasal 3, 4 dan 5 UU RI Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencucian Uang yang diketahui terjadi pada ep ah k am ah sebagai berikut: tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam Surat Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/Ditreskrimum; berikut: DASAR HUKUM PERMOHONAN A gu ng I. In do ne si R Adapun permohonan Praperadilan ini diajukan dengan alasan-alasan sebagai 1. Bahwa Permohonan Praperadilan ini didasari ketentuan hukum sebagaimana yang diatur dalam KUHAP terdiri dari : 1) “PASAL 1 AYAT (10) KUHAP menyatakan bahwa: Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini, tentang: 1. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas tersangka; tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan; ka 3. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau ep keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan.” Pengadilan negeri berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini tentang: on ng Hal 2 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d gu A es R 2) Pasal 77 KUHAP menyatakan bahwa: M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah atau ub m 2. sah lik ah permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa Halaman 2 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R a. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan; ng b. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan. 3) Pasal 78 KUHAP menyatakan bahwa: gu 1) Yang melaksanakan wewenang pengadilan negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 adalah praperadilan; A 2) Pra Peradilan dipimpin oleh hakim tunggal yang ditunjuk oleh ketua pengadilan negeri dan dibantu oleh seorang panitera. ub lik ah 4) Pasal 80 KUHAP menyatakan bahwa: Permintaan untuk memeriksa sah atau tidaknya suatu penghentian penyidikan atau penuntutan dapat diajukan oleh penyidik atau penuntut am umum atau pihak ketiga yang berkepentingan kepada ketua pengadilan negeri dengan menyebutkan alasannya. ep 5) Pasal 82 KUHAP menyatakan bahwa: ah k 1. Acara pemeriksaan praperadilan untuk hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, Pasal 80 dan Pasal 81 ditentukan sebagai berikut: In do ne si R a) dalam waktu tiga hari setelah diterimanya permintaan, hakim yang ditunjuk menetapkan hari sidang; A gu ng b) dalam memeriksa dan memutus tentang sah atau tidaknya penangkapan atau penahanan, sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penuntutan, permintaan ganti kerugian dan atau rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan, akibat sahnya penghentian penyidikan atau penuntutan dan ada benda yang disita yang tidak termasuk alat pembuktian, hakim lik maupun dari pejabat yang berwenang; c) pemeriksaan tersebut dilakukan secara cepat dan selambatlambatnya tujuh hari hakim harus sudah menjatuhkan ub m ah mendengar keterangan baik dari tersangka atau pemohon putusannya; ka d) dalam hal suatu perkara sudah mulai. diperiksa oleh pengadilan ep negeri, sedangkan pemeriksaan mengenai permintaan kepada ah pra peradilan belum selesai, maka permintaan tersebut gugur ; kemungkinan untuk mengadakan pemeriksaan, praperadilan lagi ng M pada tingkat pemeriksaan oleh penuntut umum, jika untuk itu on Hal 3 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu diajukan permintaan baru. es R e) putusan praperadilan pada tingkat penyidikan tidak menutup ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R 2. Putusan hakim dalam acara pemeriksaan praperadilan mengenai hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, Pasal 80 dan Pasal 81, ng harus memuat dengan jelas dasar dan alasannya; 3. Isi putusan selain memuat ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) juga memuat hal sebagai berikut:dalam hal putusan gu menetapkan bahwa sesuatu penangkapan atau penahanan tidak sah, maka penyidk atau jaksa penuntut umum pada tingkat pemeriksaan A masing-masing harus membebaskan tersangka. 2. Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor: 21/PUU- ub lik ah XII/2014 tertanggal 28 Oktober 2014, terhadap norma Pasal 77 tersebut di atas telah dinyatakan bertentangan dengan konstitusi secara bersyarat (conditionally unconstitusional), yaitu sepanjang tidak dimaknai termasuk am Penetapan Tersangka, Penggeledahan, dan Penyitaan. Adapun Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut sebagaimana termuat pada halaman 110, ep menyatakan sebagai berikut: ah k “Pasal 77 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana …, bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara In do ne si R Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai termasuk penetapan tersangka, penggeledahan, dan penyitaan”. A gu ng 3. Bahwa oleh karenanya berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, maka objek dari Praperadilan dalam Pasal 77 huruf a KUHAP telah diperluas menjadi sah tidaknya: [i] Penangkapan; [ii] Penahanan; [iii] Penghentian Penyidikan; atau [iv] Penghentian Penuntutan; juga mencakup sah tidaknya: [v] Penetapan Tersangka; [vi] Penggeledahan; dan [vii] Penyitaan. 4. Bahwa Putusan Mahakamah Konstitusi tersebut relevan dengan tujuan lik hak asasi Tersangka dari potensi perampasan haknya atas rasa aman. Hal ini sebagaimana yang dikutip oleh Supriyadi Widodo Edyyono et-al., dalam ub bukunya “Praperadilan di Indonesia: Teori, Sejarah, dan Praktiknya, Jakarta: Intitute for Criminal Justice Reform, 2014, Cet. 1, hlm. 4”, yang menyatakan: “Praperadilan bertujuan menegakkan dan memberikan perlindungan hak ep asasi manusia (HAM) tersangka/terdakwa dalam pemeriksaan penyidikan dan penuntutan. Mekanisme ini dipandang sebagai bentuk pengawasan secara terhadap pendahuluan. hak-hak tersangka/terdakwa dalam pemeriksaan Pada dasarnya setiap tindakan upaya paksa, seperti A peraturan perundang-undangan adalah on melanggar Hal 4 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d dengan gu dilakukan ng penangkapan, penggeledahan, penyitaan, penahanan, dan penuntutan yang es horizontal R ka m ah Praperadilan sebagai mekanisme pengawasan horizontal untuk melindungi ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 4 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R perampasan HAM, sehingga dengan adanya praperadilan diharapkan pemeriksaan perkara pidana dapat berjalan sesuai dengan peraturan hukum ng yang berlaku”. 5. Bahwa keberadaan Praperadilan di Indonesia didasarkan pada prinsip Habeas Corpus sebagai pranata untuk mengontrol potensi kesewenang- gu wenangan penegak hukum dalam menerapkan upaya paksa pada seseorang, khususnya Tersangka. Hal ini sejalan dengan pandangan H. Harris dalam A bukunya “Pembaharuan Hukum Acara Pidana yang Terdapat dalam HIR – Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), Jakarta: Binacipta, 1978, Cet. 1, ub lik “Prinsip dari Habeas Corpus menciptakan gagasan untuk memberikan hak dan kesempatan kepada orang yang sedang dibatasi atau dirampas kemerdekaannya untuk menguji kebenaran upaya paksa yang dilakukan oleh kepolisian, kejaksaan ataupun kekuasaan lainnya”. ep 6. Bahwa Praperadilan dalam KUHAP di dasari pada semangat untuk melindungi Hak Asasi Manusia dalam pelaksanaan sistem peradilan pidana, ah k am ah hlm. 191”, yang menyatakan: yang dengan tegas dijadikan landasan filosofis (philosophische grondslag) menimbang huruf a KUHAP, yang dikutip sebagai berikut: In do ne si R pembentukan KUHAP. Hal ini sebagaimana tertuang dalam konsideran A gu ng “Bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak asasi manusia …”. 7. Bahwa selain bertujuan untuk melindungi Hak Asasi Manusia (HAM), Pra Peradilan ini juga berfungsi untuk mencegah kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh Penyidikan dalam mendapatkan alat bukti demi menghormati lik pengertian prinsip ini adalah: “One of the most important exceptions to the exclusionary rule is ub the exception for tangible evidence. If the police discover tangible evidence based on statements obtained in violation of Miranda, the prosecution may be able to use that evidence against the defendant at trial”. 8. Bahwa sadar akan pentingnya perlindungan hak asasi manusia bagi ep ka m ah hak-hak seorang dan sesuai dengan prinsip Exclusionary Rules. Dimana Tersangka yang dikenai upaya paksa secara tidak sah, maka KUHAP juga sebagaimana ditentukan dalam Pasal 99 ayat (1) dan (2) KUHAP, yang on Hal 5 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng dikutip sebagai berikut: es R mengatur selain melalui Praperadilan, Tersangka juga diberikan hak lain ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 5 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R 1) Tersangka, terdakwa atau terpidana berhak menuntut ganti kerugian karena ditangkap, ditahan, dituntut dan diadili atau dikenakan tindakan ng lain, tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan; 2) Tuntutan ganti kerugian oleh tersangka atau ahli warisnya atas gu penangkapan atau penahanan serta tindakan lain tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan negeri, diputus di sidang ub lik praperadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77. 9. Bahwa upaya perlindungan bagi Tersangka di dalam KUHAP seperti tersebut di atas, dibuat dengan gagasan untuk mempertahankan harkat dan martabat manusia, yang berpotensi dilanggar akibat adanya kekeliruan, ketidakcermatan, kelalaian, atau bahkan kesewenang-wenangan dari penyidik atau penuntut umum dalam penggunaan upaya paksa. ep ah k am ah A atau hukum yang diterapkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang 10. Bahwa mendasari ketentuan KUHAP tersebut, dalam hal ini Pemohon telah dikenai upaya paksa secara berlebih oleh Termohon, yang dirasakan secara In do ne si R nyata telah melanggar hak asasi Pemohon sebagai warga negara yang merdeka, namun kemerdekaan itu dirampas oleh Termohon ketika: A gu ng Pemohon ditetapkan sebagai Tersangka tanpa melalui prosedur hukum acara yang benar. Bahkan, tindak pidana yang disangkakan kepada Pemohon telah daluwarsa masa penuntutan pidananya (verjaring), yang seharusnya tidak dapat di-sangka-kan kepada Pemohon. Akan tetapi, Pemohon tetap dipaksakan sebagai Tersangka; 11. Bahwa mendasari hal tersebut di atas, oleh karenanya Praperadilan sebagai lik harkat dan martabat manusia, khususnya dalam hal ini Pemohon. Sehingga, tujuan luhur dari hukum untuk melahirkan kebahagiaan yang sebesar- ub besarnya untuk sebanyak-banyaknya orang the greatest happiness of the greatest number dapat dicapai, seperti yang diidealkan Filsuf Besar Inggris, Jeremy Bentham; 12. Bahwa upaya melindungi hak asasi seseorang yang ditetapkan sebagai ep ka m ah sarana pengawasan horizontal oleh Hakim menjadi penting untuk melindungi Tersangka secara tidak sah atau sewenang-wenang melalui Praperadilan pendirian dalam beberapa putusan Praperadilan, antara lain sebagai berikut: Pengadilan Negeri Bengkayang Nomor: ng a) Putusan on Hal 6 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu 01/Pid.Prap/2011/PN.Bky, tertanggal 18 Mei 2011; es R penting menjadi rujukan. Mengingat, hal ini secara konsisten telah dijadikan ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 6 Pengadilan Negeri R b) Putusan Jakarta In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Selatan Nomor: 38/Pid.Prap/2012/PN.Jkt.Sel, tertanggal 27 November 2012; dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ng c) Putusan 36/Pid.Prap/2015/PN.Jkt.Sel, tertanggal 26 Mei 2015. gu II. ALASAN PERMOHONAN A. FAKTA-FAKTA Nomor: A 13. Bahwa awal mula perkenalan antara Pemohon I dengan ZAINAL RACHIM pada tahun 2002 adalah saat sama-sama memiliki usaha di kawasan Tanjung hidupnya memiliki PT. MAHARDI SARANATAMA yang bergerak dibidang pengangkutan dan bongkar muat.Pada tahun itu kondisi keuangan dari PT. MAHARDI SARANATAMA tidak bagus, akan tetapi saat bertemu dengan am PEMOHON I dan sering berdiskusi dan berkonsultasi guna mendapatkan masukan-masukan dalam menjalankan PT. MAHARDI SARANATAMA. ep ah k ZAINAL RACHIM semasa ub lik ah Priok Jakarta Utara, meski berbeda jenis. Seiring berjalannya waktu Perusahaan ZAINAL RACHIM maju pesat hingga mendapatkan keuntungan yang cukup besar; In do ne si R 14. Bahwa hubungan antara Pemohon I dengan (Alm) Zainal Rahim semakin dekat bahkan seperti saudara. Atas kontribusinya dalam memberikan A gu ng masukan dan advice kepada (Alm) Zainal Rahim guna menjalankan PT. MAHARDI SARANATAMA serta kesetiaannya dalam suka dan duka bersama ZAINAL RACHIM sehingga Pemohon I sering mendapatkan honorarium, meski jumlahnya dan waktunya tidak tertentu. Honorarium yang diberikan oleh ZAINAL RACHIM sebagai bentuk itikat baik, hingga ZAINAL RACHIM meninggal dunia pada tahun 2017; lik dengan nomor laporan : LP/102/I/2019PMJ Ditreskrimum tertanggal 7 Januari 2019 tentang adanya dugaan tindak pidana penipuan dan/atau pengelapan ub dan tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 dan/ayau 372 KUHP dan Pasal 3, 4 dan 5 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang; 16. Bahwa kemudian setelah adanya pelaporan kepolisian, pada tanggal 22 ep ka m ah 15. Bahwa kemudian Pemohon I mengetahui dirinya dilaporkan kekepolisian November 2019, seseorang yang bernama Iksan Rahim yang mengaku ZAINAL RACHIM memberikan somasi untuk mengembalikan uang atau harta on Hal 7 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng milik (Alm) ZAINAL RACHIM kepada keluarganya; es R Direktur PT Marhadi Saranatama dan Astuti Sadapotto sebagai istri (Alm) ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 7 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R 17. Bahwa Pemohon I, Pemohon II dan III menemukan banyak kejanggalan, diantaranya adalah: ng a. Dalam laporan kepolisian (LP) Nomor LP/102/I/2019/PMJ/Direskrimum tanggal 7 Januari 2019, pelapor yakni Iksan Rachim mengaku dan mengatas namakan sebagai Direktur PT. Mahardi Saranatama sementara gu dalam Somasi tanggal 22 November 2019 mengaku sebagai keluarga bersama Astuti Sadapotto sebagai istri (Alm) ZAINAL RACHIM. panggilan sebagai saksi, Nomor Sprindik pada surat panggilan sebagai tersangka dan Nomor sprindik pada surat pemberitahuan penetapan Tersangka; ub lik ah A b. Nomor sprindik yang berbeda antara Nomor Sprindik pada surat c. Adanya perbedaan penomoran surat dalam kepala surat pada halaman am pertama dengan Ditreskrimum. kedua Hal mana nomor dalam sementara B/4758/III/RES.1.2/2020 halaman dalam pertama halaman kedua tertulis tertulis ep B/4758/III/RES.1.2/2020 surat ah k B/4758/III/RES.1.11/2020 d. Surat pemberitahuan penetapan tersangka tanggal 10 Maret 2020 patut In do ne si R diduga tidak mengikuti Perkap Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana. A gu ng e. Tidak ada alat bukti untuk menetapkan Para Pemohon sebagai tersangka; 1. Penyerahan uang atau benda kepada Pemohon I berupa transfer untuk dititipkan dalam penguasaan Pemohon I 2. Laporan laba/rugi perusahaan yang menjelaskan arus kas PT. Mahardi Saranatama kepada Pemohon I f. Tidak adanya laporan hasil analisis PPATK kepada kepolisian atas lik ah dugaan pencucian uang yang dilakukan oleh Fadli Hasyari dan Faizah Abidin sehingga terpenuhi adanya pencucian uang sebagaimana diatur ub dalam Pasal 3, 4 dan 5 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencucian m Uang;Akan tetapi, tetap saja Pemohon dijadikan Tersangka oleh Termohon. ep ka B. ANALISA YURIDIS 18. Bahwa dalam surat pemberitahuan penetapan tersangka tertanggal 10 Maret on Hal 8 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu penyidikan. ng 2019 pada angka 1 tentang rujukan ada perbedaan nomor surat perintah es R B.1. NOMOR SURAT PENYIDIKAN TIDAK JELAS ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 8 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R 19. Bahwa perbedaan surat perintah penyidikan dalam panggilan 1 sebagai saksi, panggilan 1 sebagai tersangka dan pemberitahuan penetapan ng tersangka terhadap Pemohon I, II dan III sebagai berikut: No Sprindik Panggilan II Surat Pemberitahuan Penetapan Tersangka Hendro Hassyari SP.Dik/1341/III/2019/ Ditreskrimum sebagai saksi SP.Dik/341/III/2019/ Ditreskrimum sebagai Tersangka SP.Dik/1341/III/2019/ Ditreskrimum sebagai saksi Fadli Hasyari SP.Dik/1341/III/2019/ Ditreskrimum sebagai saksi SP.Dik/341/III/2019/ Ditreskrimum sebagai Tersangka SP.Dik/1341/III/2019/ Ditreskrimum sebagai saksi Faizah Abidin SP.Dik/1341/III/2019/Dit reskrimum sebagai saksi SP.Dik/341/III/2019/ Ditreskrimum sebagai Tersangka SP.Dik/1341/III/2019/ Ditreskrimum sebagai saksi gu A ah 20. Bahwa dalam Surat Pemberitahuan dimulainya penyidikan tertanggal 28 Maret 2019 Nomor B/6114/III/Res 1.11/2019/Datro kepada Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Nomor Perintah Penyidikan adalah : SP.Dik/1341/III/2019/Direskrimum tanggal 28 Maret 2019 ep am ah k ub lik No Sprindik Panggilan I Nama R 21. Bahwa dalam surat pemberitahuan Tersangka tertanggal 10 Maret 2020 A gu ng Tinggi Jakarta Surat Perintah Penyidikan adalah: In do ne si Nomor B/4758/III/RES.1.2/2020/Ditreskrimum kepada Kepala Kejaksaan SP.Dik/341/III/2019/Direskrimum tanggal 28 Maret 2019 22. Bahwa adanya perbedaan nomor sprindik saat panggilan pertama sebagai saksi, panggilan 1 sebagai tersangka, dimulainya penyidikan dan pemberitahuan penetapan tersangka menimbulkan ketidakpastian hukum bagi Pemohon I, II dan III; lik ub perbuatan-perbuatan hukum guna memeriksa Pemohon I, II dan III; B.2. Syarat Pemenuhan Unsur Tindak Pidana Belum Terpenuhi 24. Bahwa tindakan TERMOHON diatas diawali dengan adanya laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum Polda Metro Jaya tanggal 7Januari ep ka m ah 23. Bahwa ketidakjelasan ini menimbulkan ketidakabsahan dalam melakukan 2019 oleh Pelapor IKSAN RAHIM dengan alasan adanya dugaan tindak 2010 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagai dasar laporan ng ADALAH KELIRU. Khususnya menyangkut Pasal 372 KUHP dimana syarat on Hal 9 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu formil dipenuhinya unsur Pasal tersebut adalah adanya permintaan terhadap es R pidana Pasal 378 KUHP, 372 KUHP dan Undang-undang Nomor: 8 Tahun ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 9 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R yang maksud obyek penggelapan. 25. Bahwa Pelapor IKSAN RAHIM melaporkan PEMOHONI, II dan III tentang ng adanya dugaan tindak pidana penggelapan pada tanggal 7 Januari 2019. Namun, Pelapor baru memberikan tegoran hukum (Somasi) pada tanggal 22 Nopember 2019. Artinya, syarat adanya dugaan tindak pidana pengelapan gu dan penipuan belum terpenuhi unsur pasal untuk dapat dikwalifikasikan sebagai peristiwa hukum bahkan tindak pidana. Maka dengan demikian A laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum Polda Metro Jaya tanggal 7Januari 2019 mengandung CACAT HUKUM ub lik dan HARUS B.3. SURAT PEMBERITAHUAN PENETAPAN TERSANGKA CACAT HUKUM 26. Bahwa penetapan Tersangka bagi Pemohon I, II dan III berdasarkan Surat Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Metro Jaya Nomor: B/4758/III/Res.1.2/2020/Ditreskrimum tertanggal 10 Maret 2020; ep ah k am ah DIBATALKAN. 27. Bahwa Surat Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Metro Jaya perihal pemberitahuan penetapan Tersangka atas nama Pemohon I, II dan III In do ne si R Nomor B/4758/III/Res.1.2/2020/Ditreskrimum tertanggal 10 Maret 2020 halaman kedua memiliki Nomor: B/4758/III/RES.1.11/2020/Ditreskrimum A gu ng tanggal 10 Maret 2020; 28. Bahwa antara halaman pertama surat Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Metro Jaya dengan kedua surat Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Metro Jaya tersebut memiliki perbedaan : B/4758/III/Res.1.2/2020/Ditreskrimu m B/4758/III/Res.1.11/2020/Ditreskrimu m lik no 28 ini membuktikan ketiadaan control administrasi di jajaran Ditreskrimum ub Polda Metro Jaya. Dimana hal ini secara nyata telah merugikan PEMOHON I, II dan III. 30. Bahwa selain butir diatas, TERMOHON sebelum menetapkan seseorang menjadi Tersangka haruslah melakukan Gelar Perkara yang melibatkan lintas ep kesatuan seperti yang termuat dalam Peraturan Kepala Kepolisian (Perkap R Kapolri) No: 14 Tahun 2012. 31. Bahwa adanya perbedaan nomor surat dan ketiadaan prosedur gelar perkara ng pada kasus ini, maka seluruh proses dan hasilnya adalah tidak obyektif dan on Hal 10 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu tidak sah atau catat hukum. es ka m ah 29. Bahwa adanya perbedaan nomor surat pada halaman 1 dan hal 2 vide poin ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 10 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R 32. Bahwa ketidaksinkronan nomor antara halaman pertama dengan kedua patut diduga adalah kesengajaan untuk mengambil tandatangan dari Kepala ng Kepolisian Daerah Metro Jaya Direskrimum Metro Jaya atas nama Suyudi Ario Seto, S.H., S.IK., M.Si; 33. Bahwa kesengajaan untuk mengambil tandatangan dari Direskrimum Polda gu Metro Jaya atas nama Suyudi Ario Seto, S.H., S.IK., M.Si patut diduga surat pemberitahuan penetapan Tersangka atas nama Pemohon I, II dan III adalah A cacat hukum dan patut diduga Palsu. ub lik 34. Bahwa laporan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum Polda Metro Jaya tanggal 7Januari 2019 atas nama Pelapor IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA TIDAK MEMPUNYAI KAPASITAS SEBAGAI PELAPOR. Karena peristiwa hukum yang terjadi dalam perkara ini adalah secara privat antara (Alm) ZAINAL RACHIM dengan Pemohon I. Dan ep ah k am ah B.4. PELAPOR TIDAK MEMILIKI LEGAL STANDING BUKANantara Pelapor (IKSAN RAHIM)atau PT. MAHARDI SARANATAMA dengan Pemohon I, apalagi dengan Pemohon II dan III; In do ne si R 35. Bahwa Pasal 378 KUHP dan Pasal 372 KUHP adalah delik aduan (klacht delict) sehingga orang yang dapat melakukan pengaduan adalah orang yang A gu ng menderita atau yang dirugikan atau sebagai korban atas peristiwa yang diduga tindak pidana; (M.Yahya Harahap, SH “Pembahasan Permasalahan Penerapan KUHAP, Penyidikan dan Penuntutan)”. Terhadap Undang-undang Nomor: 8 Tahun 2010 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang yang juga dijadikan delik, maka pemberlakukan ketentuan ini haruslah terpenuhi bukti permulaan atas kejahatan asal /predicate crime sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP dan 372 KUHP; lik sebagai Saksi korban/Saksi peristiwa atas adanya perbuatan yang dilakukan ub Pemohon I. Pasal 378 KUHP, Pasal 372 KUHP dan Undang-undang Nomor: 8 Tahun 2010 Tentang Tindak Pidana sebagai dasar laporan adalah merupakan delik aduan. Delik aduan adalah delik yang dapat dituntut oleh Penuntut Umum, jika diadukan oleh orang yang merasa dirugikan. Delik aduan sifatnya ep pribadi/privat, yang memiliki syarat yaitu harus ada aduan dari pihak yang R dirugikan. Oleh karena Pelapor IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA adalah ng bukan pihak yang dirugikan dalam hal ini, maka dirinya tidak mempunyai on Hal 11 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu kapasitas/legal standing sebagai Pelapor. Maka sudah sepatutnya menurut es ka m ah 36. Bahwa Pelapor (IKSAN RAHIM) dan PT. MAHARDI SARANATAMA bukan ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 11 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R hukum, secara formal laporan Pelapor IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar atau sebagai alat ng bukti permulaan yang cukup dan oleh karenanya pula proses penyidikannya menjadi tidak sah menurut hukum ; 37. Di dalam hukum pidana menegaskan Pelapor harus benar-benar merasa gu dirugikan atas perbuatan atau tindakan dari Pemohon. Oleh karena tidak ada hubungan hukum yang menyebabkan Pelapor IKSAN RAHIM dan PT. A MAHARDI SARANATAMAtelah merasa dirugikan maka dengan demikian Pelapor IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA tidak mempunyai ub lik 38. Bahwa dengan demikian Pemohon I tidak depat dibebankan tanggung jawab hukum atas laporan IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA karena alasan tidak ada hubungan hukum atas perkara yang dilaporkannya itu dengan Pemohon I. mengingat perbuatan yang dilakukan Zaenal Rahim dengan mengirimkan uang kepada Hedro atas kehendaknya sendiri. Oleh ep ah k am ah hak untuk melaporkan PEMOHON I; karena itu yang dapat dibebankan tanggung jawab hukum atas laporan ikhsan Rahim dan PT. MAHARDI SARANATAMA adalah Zaenal Rahim (alm). PEMENUHAN HAK DAN A gu ng In do ne si MELAINKAN R B.5. PERBUATAN YANG DISANGKAKAN BUKAN PERBUATAN PIDANA KEWAJIBAN PERJANJIAN DALAM 39. Bahwa hubungan hukum antara Pemohon I dengan (Alm) ZAINAL RACHIM adalah perikatan secara lisan dengan Zainal Rahim. Dimana hubungan ini dapat dikwalifikasikan sebagai sebagai perjanjian alam (Natuurlijke Verbintenis) sebagaimana diatur dalam Pasal 1233 KUHPerdata. Perjanjian sebagaiman disebutkan diatas telah berjalan dengan baik dan para pihak ayat (3) KUHPerdata. lik ah melaksanakannya dengan itikat baik sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 ub permohonan Praperadilan ini tidak memiliki hubungan hukum maupun kekerabatan, melainkan Pemohon II dan III sebagai adik dan Istri Pemohon I. 41. Bahwa perikatan yang terjadi antara Pemohon I dengan (Alm) Zainal Rahim adalah perikatan sebagaimana diatur dalam Pasal 1233 KUHPerdata yang ep menyatakan “ Perikatan lahir karena persetujuan atau karena Undang- R Undang”. 42. Bahwa perikatan ini adalah Perikatan alami (Natuurlijke Verbintenis) yang ng lahir karena Undang-Undang sebagaimana diatur dalam Pasal 1359 ayat (1) on Hal 12 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu KUHPerdata yang berbunyi : es ka m 40. Bahwa Pemohon II dan III dengan (Alm) ZAINAL RACHIM hingga saat ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 12 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R “Perikatan-perikatan bebas, yang secara sukarela telah dipenuhi, tak dapat dilakukan penuntutan kembali. ng Sementara Pasal 1359 ayat 2 KUH Perdata tersebut menyatakan: “Terhadap perikatan bebas (Natuurlijke Verbintenis) yang secara sukarela telah terpenuhi, tidak dapat dituntut kembali.” gu 43. Bahwa perikatan bebas antara Pemohon I dengan (Alm) Zainal Rahim sesuai dengan syarat sah perjanjian berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata, yakni: A a. Adanya kesepakatan; b. Cakap dalam membuat perikatan; 44. Bahwa untuk menjalankan perjanjian harus sesuai dengan dengan Pasal 1339 yang menyatakan: “Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat ep ah k ub lik d. Suatu hal yang halal. am ah c. Hal tertentu; perjanjian, diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau Undang-Undang.” 45. Bahwa suatu perikatan ini sudah ada sejak tahun 2004 dan sudah terjadi In do ne si R berulang-ulang bahkan kebiasaan diantara para pihak yang pelaksanaanya harus mengacu pada kepatutan, kebiasaan dan Undang-Undang; A gu ng 46. Bahwa oleh karena antara Pemohon I dengan (Alm) ZAINAL RACHIM terdapat hubungan perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban, maka seluruh honorarium yang didapat oleh Pemohon I baik dari Perusahaan maupun Pribadi adalah Sah. Dengan demikian, tidak terdapat unsur penggelapan, penipuan dan bahkan dugaan adanya aliran dana hasil dugaan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 3, 4 dan 5 UU Nomor 8 Tahun lik ah 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. B.6. PENETAPAN PEMOHON I, II dan III SEBAGAI TERSANGKA TIDAK SAH ub sebagaimana disebutkan dalam M. Yahya Harahap dalam bukunya yang berjudul “Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHP, Penyidikan dan Penuntutan, Edisi Kedua, Penerbit Sinar Grafika, Halaman 151” menyatakan ep ka m 47. Berkaitan dengan “penetapan Tersangka karena tidak terdapat cukup bukti” bahwa “…untuk memahami pengertian ‘cukup bukti’ sebaiknya penyidik menegaskan prinsip ‘batas minimal pembuktian’ (sekurang-kurangnya on Hal 13 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng ada dua alat bukti), dihubungkan dengan Pasal 184 dan seterusnya, es R memperhatikan dan berpedoman kepada ketentuan Pasal 183 yang ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 13 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R yang berisi penegasan dan penggarisan tentang alat-alat bukti yang sah di persidangan pengadilan…”. ng 48. Lebih lanjut, M. Yahya Harahap menyatakan bahwa “…kepada ketentuan Pasal 184 inilah penyidik berpijak menentukan apakah alat bukti yang ada di tangan benar-benar cukup untuk membuktikan kesalahan gu tersangka di muka persidangan…”. Sejalan dengan penyataan M. Yahya Harahap, Dr. Leden Marpaung, S.H. dalam bukunya yang berjudul “Proses A Penanganan Perkara Pidana (Penyelidikan dan Penyidikan), Bagian Pertama, Edisi Kedua, Penerbit Sinar Grafika” menyatakan bahwa “…untuk ub lik sesuatu yang menyatakan kebenaran, untuk menentukan kebenaran…”. 49. Menurut Dr. Leiden Marpaung, S.H., berdasarkan Pasal 183 KUHAP dijelaskan bahwa Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Peradilan Pidana (KUHAP) menganut “sistem negatif”, yakni adanya bukti minimal dan adanya keyakinan hakim. Bukti minimal tersebut adalah ep ah k am ah menyatakan seseorang ‘melanggar hukum’ diperlukan bukti-bukti, sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah. 50. Dalam proses penyidikan Termohon tidak memenuhi minimal 2 (dua) alat In do ne si R bukti, sehingga mengenai “penetapan Tersangka ini tidak terdapat cukup bukti” terhadap PEMOHON I, II dan III dalamLaporan Polisi Nomor: A gu ng LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum Polda Metro Jaya tanggal 7Januari 2019,tidak berdasarkan bukti-bukti yang cukup menurut hukum. 51. KUHAP tidak mengatur mengenai defenisi bukti permulaan yang cukup, namun hal ini diatur dalam Keputusan Bersama Mahkamah Agung Republik Indonesia, Kejaksaan Agung Republik Indonesia, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, No. 08/KMA/1984, No. M.2-KP.10.06 Tahun 1984, No. No. Pol KEP/04/III/1984 Tentang Peningkatan lik Koordinasi dalam Penanganan Perkara Pidana (Mahkejapol) dan pada Peraturan Kapolri No. 14/2012 Tentang Managemen Penyidikan Tindak ub Pidana dimana diatur bahwa “bukti permulaan yang cukup merupakan alat bukti untuk menduga adanya suatu tindak pidana dengan mensyaratkan minimal satu laporan polisi ditambah dengan 1 (satu) alat bukti yang sah sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 184 KUHAP”. ep ka m ah KEP-076/J.A/3/1984, 52. Bukti permulaan sebagaimana dimaksud Pasal 1 ayat 14 KUHAP juga tidak angka 21 Perkap No. 14 Tahun 2012 Tentang Manajemen Penyidikan Tindak on Hal 14 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng Pidana yang menyatakan bahwa: es R secara spesifik diatur dalam KUHAP, melainkan justru diatur dalam Pasal 1 ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 14 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R “Bukti Permulaan adalah alat bukti berupa Laporan Polisi dan 1 (satu) alat bukti yang sah, yang digunakan untuk menduga bahwa seseorang telah ng melakukan tindak pidana sebagai dasar untuk dapat dilakukan penangkapan.” 53. Bahwa berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2019 memberikan definisi terkait dengn 3 istilah yaitu: bukti gu permulaan, bukti permulaan yang cukup dan bukti yang cukup haruslah dimaknai minimal 2 (dua) alat bukti yang termuat dalam pasal 184 Undang- A Undang No.8 tahun 1981 tentang KUHAP. 54. Bahwa Alat bukti sah sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 184 ayat (1) Alat bukti yang sah ialah: a. keterangan saksi; b. keterangan ahli; am c. surat; d. petunjuk; e. keterangan terdakwa. ep ah k ub lik ah KUHAP : 55. Bahwa berdasarkan pendapat ahli dan peraturan perundang-undangan In do ne si R sebagaimana tersebut diatas, yang kemudian dikaitkan dengan peristiwa hukum yang dialami Pemohon, tidak terdapat alat bukti permulaan yang A gu ng cukup untuk menetapkan PEMOHON I, II dan III sebagai Tersangka dalam perkara yang dilaporkan IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA, mengingat: a. Pelapor IKSAN RAHIM adalah bukan sebagai Saksi korban/Saksi peristiwa atas adanya dugaan perbuatan yang dilakukan PEMOHON I, Pasal 378 KUHP, 372 KUHP dan Undang-undang Nomor: 8 Tahun 2010 lik merupakan delik aduan. Delik adauan adalah delik yang hanya dapat dituntut, jika diadukan oleh orang yang merasa dirugikan. Delik aduan sifatnya pribadi/privat, yang memiliki syarat yaitu harus ada aduan dari ub m ah Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagai dasar laporan adalah pihak yang dirugikan. Kemudian terhadap Undang-undang Nomor: 8 ka Tahun 2010 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, yang ep mengharuskan adanya perbuatan pidana awal sebagaimana yang ah dimaksud dalam Pasal 378 KUHP dan 372 KUHP tadi. adalah bukan pihak yang dirugikan dalam hal ini, maka dirinya tidak ng M mempunyai kapasitas/legal standing sebagai Pelapor. Maka sudah on Hal 15 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu sepatutnya menurut hukum adanya bukti laporan dari Pelapor IKSAN es R Oleh karena Pelapor IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA tersebut tidak dapat dijadikan sebagai bukti permulaan atau sebagai alat bukti dan oleh karenanya pula ng proses penyidikannya tidak sah menurut hukum. b. Penetapan status Tersangka kepada PEMOHON I, II dan III adalah tidak sah.Sedangkan berdasarkan fakta hubungan antara ZAINAL RACHIM gu dengan PEMOHON I TIDAK TERKAIT dengan kegiatan usaha PT. MAHARDI SARANATAMA, sehingga dengan demikianTERMOHON status kepada Para Tersangka, mengingat kapasitas/legal standing Pelapor adalah bukan korban langsung dimana perkara yang dilaporkan adalah delik aduan. ub lik ah A tidak/belum mempunyai bukti permulaan yang cukup untuk menentukan Selebihnya keterangan Saksi sebagai bukti. Termohon hanya menggunakan am Maka dengan demikian keterangan seorang saksi tanpa didukung alat bukti lainnya, yang bertitik tolak dari ketentuan Pasal 185 ayat (2) KUHAP, ep keterangan seorang saksi saja belum dapat dianggap sebagai alat bukti ah k yang cukup untuk membuktikan kesalahan Pemohon. Terhadap uraian tersebut diatas, sejalan dengan Putusan Mahkamah In do ne si R Agung tanggal 17-4-1978, No. 28 K/Kr./1977, dalam perkara: Yuspendi bin M. Djohar dan Alimudin bin Nawawi. Dengan susunan Majelis: 1. A gu ng Bustanul Arifin , SH. 2. Purwosunu, SH. 3. Kabul Arifin, SH. yang dalam kaidah hukumnya menyebutkan: “Keterangan saksi satu saja, sedang terdakwa memungkiri kejahatan yangdituduhkan kepadanya dan keterangan saksi-saksi lainnya tidak memberi petunjuk terhadap kejahatan yang dituduhkan, belum dapat dianggap cukup membuktikan kesalahan terdakwa”. lik menetapkan status Tersangka kepada PEMOHON I, II dan III karena tidak c. Terhadap Laporan Pelapor ub berdasarkan pada hukum. IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA yang mendasarkan pada Pasal 378 KUHP, 372 KUHP ka m ah Oleh karenanya berdasarkan hal tersebut diatas, TERMOHON telah keliru ep dan Undang-undang Nomor: 8 Tahun 2010 Tentang Tindak Pidana ah Pencucian Uang, TIDAK DAPAT DIJADIKAN DASAR LAPORAN, menjadi korban dalam perkara ini adalah (Alm) ZAINAL RACHIM on Hal 16 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng M sedangkan ia yang menghendaki adanya keadaan yang demikian itu. es R sebagaimana alasan-alasan telah diuraikan panjang lebar diatas, yang ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Sehingga terlalu prematur Termohon telah menetapkan Tersangka kepada PEMOHON I, II dan III. ng 56. Sebagaimana uraian PEMOHON I, II dan III yang memohon dalam praperadilan ini, bahwa hubungan hukum antara Pelapor IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA dengan PEMOHON I tidak mempunyai legal gu standing SEHINGGA unsur adanya kerugian bagi Pelapor IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA, tidak beralasan hukum ; A 57. Bahwa Pemohon secara tegas kembali menyatakan “penetapan Tersangka terhadap diri mereka adalah tidak sah karena tidak terdapat cukup bukti KUHAP dan/atau Putusan MK No..dan/atau Peraturan Kepala Kapolri No.14 tahun 2012. Dan oleh karena sudah sepatutnya menurut hukum proses penyidikan am sesuai dengan Laporan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum Polda Metro Jaya tanggal 7Januari 2019 haruslah dibatalkan dan dinyatakan tidak dapat diteruskan proses ep ah k ub lik ah dan tidak berdasarkan hukum” sebagai mana diatur dalam Pasal 184 penyidikannyakarena tidak memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 14 KUHAP. In do ne si R B.7. MASALAH DALUARSA DALAM PENYIDIKAN PERKARA. 58. Bahwa dugaan tindak pidana penipuan dan pengelapan terhadap Pemohon I, A gu ng II dan III oleh Pelapor adalah peristiwa yang terjadi pada tahun 2017. Tetapi dalam pemeriksanaan Termohon baik saat klarifikasi dan penyidikan, pertanyaan yang diajukan oleh Termohon berkutat peristiwa sebelum tahun 2017; 59. Bahwa apabila didapat bukti-bukti yang dimiliki oleh Termohon saat melakukan pemeriksaan ditahap klarifikasi dan penyidikan pada tahun 2004 adalah sudah lewat waktu (Verjaring). lik Tersangka berdasarkan alat bukti yang telah melewati batas waktu (daluarsa) ub karena peristiwa yang dilaporkan IKSAN RAHIM selaku Direktur Utama PT. MAHARDI SARANATAMA adalah tidak sah; 61. Bahwa hal ini berkesesuaian dengan LP No 102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum menyebutkan persitiwa yang disangkakan adalah persitiwa yang terjadi pada ep ka m ah 60. Bahwa TERMOHON yang menjadikan PEMOHON I, II dan III sebagai tahun 2017 dan seiring dengan pengaturan Pasal 78 KUHP yang mengatur tahun bagi kejahatan yang ancaman hukuman pidananya diatas 3 (tiga) on Hal 17 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng tahun). Hal mana limitasi daluarsanya dihitung sejak 1 hari setelah perbuatan es R tentang batas waktu daluarsa suatu perbuatan pidana selama 12 (dua belas) ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 17 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R terjadi sebagaimana diatur dalam Pasal 79 KUHP; Dengan demikian, ng penyidikan yang dilakukan TERMOHON adalah daluarsa. C. ALASAN MENUNTUT GANTI KERUGIAN DAN REHABILITASI 62. Bahwa penetapan status Tersangka terhadap PEMOHON IH. HENDRO gu HASSYARI H, PEMOHON II FADLI HASYARI dan TERMOHON III FAIZAH ABIDIN sesuai Laporan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum A Polda Metro Jaya tanggal 7Januari 2019 cacat yuridis/bertentangan dengan hukum, tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau keliru mengenai ub lik kerugian dan rehabilitasi untuk melindungi Warga negara yang diduga melakukan kejahatan yang ternyata tanpa didukung dengan bukti-bukti yang meyakinkan sebagai akibat dari sikap dan perlakuan penegak hukum yang tidak mengindahkan prinsip hak-hak asasi manusia. ep 63. Bahwa dengan penetapan status Tersangka terhadap olehPEMOHON I H. HENDRO HASSYARI H, PEMOHON II FADLI HASYARI dan PEMOHON III ah k am ah hukum yang diterapkan, maka sudah sepantasnya Termohon menuntut ganti FAIZAH ABIDIN oleh TERMOHON, mengakibatkan PARA PEMOHON In do ne si R mengalami kerugian secara moril dan materiil, baik itu menyangkut nama baik PARA PEMOHON yang tercemar dan terganggungnya kegiatan usaha A gu ng PEMOHON I begitu pula kegiatan lainnya dari PEMOHON II dan III, maka sudah sepatutnya PEMOHON I, II, III meminta Ganti Kerugian terhadap TERMOHON sebesar Rp. 1 (satu rupiah) setelah Putusan Pra Peradilan ini dibacakan oleh Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, mohon kiranya segera diadakan sidang praperadilan terhadap Termohon sesuai dengan hak-hak Pemohon, sesuai dengan Pasal 80 dan/atau Pasal 78 dan/atau Pasal 77 KUHAP, maka kami lik ah meminta: ub Pemohon, Saksi, dan Ahli dihadirkan dalam persidangan untuk didengar keterangannya; 2. Kepada TERMOHON diperintahkan untuk membawa berkas-berkas Berita Acara Pemeriksaan Saksi dan Ahli serta Alat-Alat Bukti Surat kedalam ep persidangan dan menyerahkannya kepada Hakim Praperadilan. R D. PERMOHONAN Bahwa berdasarkan seluruh uraian tersebut diatas, maka sudah seharusnya ng menurut hukum Pemohon memohon agar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan on Hal 18 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu berkenan menjatuhkan Putusan sebagai berikut: es ka m 1. Pada waktu pemeriksaan praperadilan ini, meminta agar memerintahkan ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 18 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R MENGADILI: - Menyatakan menerima dan mengabulkan Permohonan Praperadilan dari Para ng Pemohon untuk seluruhnya; - Menyatakan tindakan Termohon yang mentapkan Pemohon sebagai Tersangka atas dugaan tindak pidana penipuan dan pengelapan sebagaimana gu dimaksud dalam Pasal 372 dan/atau 378 KUHP dan/atau Pasal 3,4 dan 5 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencucian penetapan Uang berdasarkan tersangka A pemberitahuan Surat Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah ub lik 2019, Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 adalah Tidak Sah; - Menyatakan Penyidikan yang dilakukan oleh Termohon beserta segala akibat hukumnya berdasarkan Surat pemberitahuan penetapan tersangka Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah ep ah k am ah Penyidikan Nomor : SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret Penyidikan Nomor: SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret 2019, Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 - Memerintahkan Termohon untuk menghentikan In do ne si R Januari 2019 adalah Tidak Sah; Penyidikan terhadap A gu ng PEMOHON I, II dan III berdasarkan Surat pemberitahuan penetapan tersangka Nomor : B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret 2019, Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 yang ditandatangani oleh Termohon; - Menyatakan Tidak Sah segala Keputusan atau Penetapan yang dikeluarkan lik terhadap PEMOHON I, II dan III berdasarkan Surat pemberitahuan penetapan tersangka Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret tertanggal 28 Maret 2019, ub 2020, Surat Perintah Penyidikan Nomor : SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 yang ditandatangani oleh Termohon; ep ka m ah lebih lanjut oleh Termohon yang berkaitan dengan Penetapan Tersangka - Memerintahkan kepada TERMOHON untuk membayar ganti kerugian kepada Membebankan biaya perkara kepada Termohon. ng Atau jika Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berpendapat lain, mohon Putusan on Hal 19 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu seadil-adilnya (et aquo et bono). es - R PEMOHON I, II dan III sebesar Rp. 1 (satu rupiah); ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 19 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia pada hari sidang yang telah ditetapkan Para R Menimbang, bahwa In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Pemohon hadir kuasanya: TRI PURWANINGSIH, S.H., M.H., DIARSON LUBIS, ng S.H., BUDI SETIAWAN, S.H., ALVON KURNIA PALMA, S.H., dan FATHI HANIF, S.H., M.H., Advokat dan Konsultan Hukum yang berkantor pada Kantor Hukum NONI T PURWANINGSIH & REKAN, Advocates and Counsellor at gu Law yang beralamat di jalan Benda Atas No.7E, Benda Residence, Cilandak Timur Jakarta Selatan dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal A 16 Maret 2020. Sedangkan Termohon (DIREKTUR RESKRIMUM POLDA METRO JAYA) telah hadir kuasanya: AKBP Dr. NOVA IRONE SURENTU, S.H., S.H., M.H., IPDA ub lik SIPAHUTAR, HOTJEN NOPEN NAPITU, BRIGADIR MOHAMAD IBNU WAHIDDIN, S.H., dan BRIPDA JESAYA T. M. SIAHAAN masing-masing anggota Bidang Hukum Polda Metro Jaya yang memilih domisili hukum berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman No. 55 Jakarta Selatan berdasarkan Surat Kuasa Khusus Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya ep ah k am ah M.H., AKBP TUMPAK SIMANGUNSONG, S.H., M.H., IPDA Dr. MARCUS A. tertanggal 30 April 2020; Menimbang, bahwa Hakim Pengadilan Negeri telah menganjurkan In do ne si R perdamaian diantara Pemohon dan Termohon, akan tetapi tidak berhasil oleh karenanya pemeriksaan permohonan ini dimulai dengan membacakan Surat A gu ng Permohonan Pemohon dan menyatakan tidak ada perubahan dan tetap pada isi permohonannya tersebut; Menimbang, bahwa atas permohonan Praperadilan tersebut, Termohon telah mengajukan jawabannya pada tanggal 12 Mei 2020 yang selengkapnya sebagai berikut: I. TENTANG INTI POKOK PERMOHONAN PARA PEMOHON lik 1. Bahwa pada halaman 8 dan 9 angka 17 huruf b, Poin B.1. angka 18, 19, 20, 21, 22 dan 23 yang mana Para PEMOHON berpendapat Nomor Surat Penyidikan yang tertera di Surat Panggilan sebagai ub m ah A. Inti pokok permohonan PARA PEMOHON adalah : saksi dan tersangka, SPDP dan surat pemberitahuan tersangka ka adalah tidak jelas sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi Para ep PEMOHON karena mencantumkan nomor yang berbeda yaitu 341 ah dan 1341 sehingga menimbulkan ketidak-absahan; PEMOHON berpendapat syarat pemenuhan unsur tindak pidana ng M belum terpenuhi khususnya menyangkut Pasal 372 KUHP dimana on Hal 20 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu syarat formil dipenuhinya unsur tersebut adalah adanya permintaan es R 2. Bahwa pada halaman B.2. angka 24 dan 25 yang mana Para ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R terhadap yang maksud objek penggelapan. Pelapor juga baru melakukan somasi setelah dia membuat laporan polisi, sehingga ng menurut Para PEMOHON Laporan Polisi tersebut cacat hukum dan harus dibatalkan; 3. Bahwa pada halaman 10 Poin B.3. angka 26, 27, 28, 29, 32 dan 33 gu yang mana Para PEMOHON berpendapat Surat Pemberitahuan Penetapan Tersangka Cacat Hukum dan diduga palsu karena pertama Res.1.2 sedangkan halaman kedua Res.1.11 yang membuktikan ketiadaan kontrol administrasi di Termohon sehingga ub lik ah A penomoran halaman pertama dan kedua berbeda yaitu halaman merugikan Para PEMOHON karena Para PEMOHON menduga ketidaksinkronan nomor surat tersebut adalah untuk mengambil tanda am tangan pimpinan; 4. Bahwa pada halaman 10 angka 30 dan 31 yang mana Para ep PEMOHON berpendapat TERMOHON sebelum menetapkan Para ah k PEMOHON sebagai tersangka tidak melaksanakan gelar perkara lintas kesatuan sebagaimana ketentuan Perkap Nomor 14 Tahun In do ne si R 2012 sehingga hasilnya tidak objektif dan cacat hukum; 5. Bahwa pada halaman 11 dan 12 angka 34 s/d 38 serta halaman 15 A gu ng dan 16 angka 55 dan 56 yang mana Para PEMOHON berpendapat pelapor tidak mempunyai legal standing untuk membuat laporan polisi; 6. Bahwa pada halaman 12 dan 13 angka 39 s/d 46 yang mana Para PEMOHON berpendapat perbuatan yang disangkakan bukan perbuatan pidana melainkan pemenuhan hak dan kewajiban dalam lik 7. Bahwa pada halaman 13 s/d 16 angka 47 s/d 57 yang mana Para PEMOHON berpendapat penetapan Para PEMOHON sebagai tersangka adalah tidak sah; ub m ah perjanjian; 8. Bahwa pada halaman 16 dan 17 angka 58 s/d 61 yang mana Para ka PEMOHON berpendapat penyidikan perkara pidana telah daluarsa; ep 9. Bahwa pada halaman 17 dan 18 angka 62 dan 63 yang mana Para R rehabilitasi; 10. Bahwa pada halaman 18 angka 1 dan 2 yang mana Para PEMOHON ng M meminta kepada Hakim untuk memerintahkan PEMOHON, Saksi dan on Hal 21 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ahli dihadirkan dipersidangan untuk didengar keterangannya, dan es ah PEMOHON berpendapat dirinya berhak menuntut ganti kerugian dan ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R memerintahkan membawa BAP saksi dan ahli serta alat bukti surat ng kedalam persidangan dan menyerahkannya kepada hakim. B. Bahwa Para PEMOHON dalam permohonan mengajukan petitum sebagai berikut: praperadilannya gu 1. Menyatakan menerima dan mengabulkan permohonan praperadilan dari Para PEMOHON untuk seluruhnya; sebagai Tersangka atas dugaan tindak pidana penipuan dan penggelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 dan atau 378 ub lik ah A 2. Menyatakan tindakan TERMOHON yang menetapkan PEMOHON KUHP dan atau Pasal 3, 4 dan 5 UU No. 8 Tahun 2010 tentang pencuciab uang berdasarkan surat pemberitahuan penetapan am tersangka Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/Dit Reskrimum tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah Penyidikan Nomor: ep SP.Sidik/341/III/2019/Dit Reskrimum tanggal 28 Maret 2019, Laporan ah k Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ?Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 adalah tidak sah; akibat hukumnya berdasarkan surat In do ne si segala R 3. Menyatakan penyidikan yang dilakukan oleh TERMOHON beserta pemberitahuan A gu ng penetapan tersangka nomor: B/4758/II/Res.1.2/2020/Dir Reskrimum tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah Penyidikan Nomor: SP.Sidik/341/III/2019/Dit Reskrimum tanggal 28 Maret 2019, Laporan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 adalah tidak sah; 4. Memerintahkan TERMOHON untuk menghentikan penyidikan lik penetapan tersangka nomor: B/4758/II/Res.1.2/2020/Dir Reskrimum tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah Penyidikan Nomor: SP.Sidik/341/III/2019/Dit Reskrimum tanggal 28 Maret 2019, Laporan ub m ah terhadap PEMOHON I, II dan III berdasarkan surat pemberitahuan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari ka 2019 adalah tidak sah ep 5. Menyatakan tidak sah segala keputusan atau penetapan yang ah dikeluarkan lebih lanjut TERMOHON yang berkaitan dengan surat pemberitahuan penetapan tersangka nomor: Perintah Penyidikan Nomor: SP.Sidik/341/III/2019/Dit Hal 22 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu Surat on ng M B/4758/II/Res.1.2/2020/Dir Reskrimum tertanggal 10 Maret 2020, es R penetapan tersangka terhadap PEMOHON I, II dan III berdasarkan ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R Reskrimum tanggal 28 Maret 2019, Laporan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ?Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 adalah ng tidak sah 6. Memerintahkan kepada TERMOHON untuk membayar ganti kerugian kepada PEMOHON I, II dan III sebesar Rp 1 (satu rupiah); gu 7. Membebankan biaya perkara kepada TERMOHON. A II. TENTANG JAWABAN TERMOHON 1. Bahwa TERMOHON menolak dengan tegas seluruh dalil yang ub lik ah A. DALAM POKOK PERKARA dikemukakan PEMOHON, kecuali terhadap hal-hal yang diakui kebenarannya secara tegas oleh TERMOHON; am 2. Bahwa TERMOHON tidak akan menanggapi seluruh dalil PEMOHONdalam permohonan praperadilannya akan tetapi hanya terhadap hal-hal yang berkaitan dengan objek ep menanggapi ah k praperadilan yang didalilkan oleh PEMOHON berupa penetapan R diajukan PEMOHON; In do ne si tersangka dan permintaan ganti kerugian serta rehabilitasi yang 3. Bahwa ketentuan hukum mengenai Praperadilan secara tegas diatur A gu ng dalam UU RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 KUHAP s/d Pasal 83 KUHAP. Adapun dalam Pasal 77 huruf a dan b KUHAPsecara tegas dan limitatif telah mengatur tindakan hukum yang dapat diuji pada lembaga praperadilan yakni Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian lik 4. Bahwa ketentuan mengenai Praperadilan selanjutnya ditambahkan aturan berupa Pasal 45A Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 ub m ah penuntutan serta ganti kerugian dan atau rehabilitasi; tentang Perubahan kedua atas Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009 ka tentang Mahkamah Agung yang memutuskan larangan diajukan ep kasasi terhadap putusan praperadilan; ah 5. Bahwa Mahkamah Konstitusi RI menambahkan ketentuan hukum RI Nomor : 21/PUU RI-XII/2014, tanggal 28 April 2015 yang dalam on Hal 23 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng M amar putusannyamenyatakan: es R mengenai Praperadilan berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti yang cukup sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 14, Pasal 17 ng dan Pasal 21 ayat (1) KUHAP bertentangan dengan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan/atau tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang tidak gu dimaknai bahwa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup” dan “bukti yang cukup” adalah minimal 2 (dua) alat bukti yang termuat Pasal 77 huruf a KUHAP bertentangan dengan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan/atau tidak ub lik ah A dalam Pasal 184 KUHAP. mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang tidak dimaknai termasuk penetapan tersangka, penggeledahan dan am penyitaan. 6. Bahwa Mahkamah Agung RI juga menambahkan aturan hukum ep terkait Lembaga Praperadilan sebagaimana diatur dalam Peraturan ah k Mahkamah Agung RI (PERMA) Nomor 4 Tahun 2016 tertanggal 19 April 2016 tentang Larangan Peninjauan Kembali Putusan In do ne si R Praperadilan mengatur secara limitatif mengenai Praperadilan, antara lain di dalam Pasal 1 dan Pasal 2 yaitu: A gu ng ayat (1): Obyek praperadilan adalah : a. Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan, penetapan tersangka, penyitaan dan penggeledahan; b. Ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan. lik tidak sahnya penetapan tersangka hanya menilai aspek formil, yaitu apakah ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah dan tidak memasuki materi perkara”. ub m ah ayat (2): “Pemeriksaan praperadilan terhadap permohonan tentang ayat (3): Putusan praperadilan yang mengabulkan permohonan ka tentang tidak sah penetapan tersangka tidak menggugurkan ep kewenangan penyidik untuk menetapkan yang bersangkutan ah sebagai tersangka lagi setelah memenuhi paling sedikit dua alat yang berkaitan dengan materi perkara; A Larangan Peninjauan Kembali Putusan on tentang Hal 24 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d 2016 gu April ng M Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 4 Tahun 2016 tertanggal 19 es R bukti baru yang sah, berbeda dengan alat bukti sebelumnya ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R Praperadilan sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (4) yang berbunyi: “Persidangan perkara praperadilan tentang tidak sahnya penetapan ng tersangka, penyitaan dan penggeledahan dipimpin oleh Hakim Tunggal karena sifat pemeriksaannya yang tergolong singkat dan gu pembuktiannya yang hanya memeriksa aspek formil”. B. TENTANG FAKTA-FAKTA HUKUM ah A 1. Bahwa mempedomani Pasal 5 ayat (1) huruf a KUHAP yang berbunyi : “Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 karena kewajibannya mempunyai wewenang menerima laporan atau ub lik pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana”. Serta mempedomani Pasal 7 ayat (1) huruf a KUHAP yang berbunyi : am “Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a karena kewajibannya mempunyai wewenang menerima Laporan atau ep pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana”. Serta ah k ketentuan Pasal 15 ayat (1) huruf a UU RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbunyi: “Dalam In do ne si R rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan14, Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum A gu ng berwenangmenerima laporan dan/atau pengaduan”; 2. Bahwa Sdr. IKSAN RAHIM selaku kuasa Direktur PT Bongkar Muat Mahardi Saranatama membuat laporan di SPKT Polda Metro Jaya dengan Laporan Polisi Nomor: LP/102/I /2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 terkait dugaan tindak pidana Penipuan dan atau Penggelapan dan TPPU (Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 lik TPPU dengan terlapor Sdr. HENDRO HASSYARI, dkk; 3. Bahwa mempedomani ketentuan Pasal 4 KUHAP yang berbunyi : “Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik Indonesia”, ub m ah KUHP dan Pasal 3, 4 dan 5 UU RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang dan mempedomani Pasal 5 ayat (1) huruf a KUHAP yang berbunyi : ka “Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 karena ep kewajibannya mempunyai wewenang : R tindak pidana; b. mencari keterangan dan barang bukti; ng M c. menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta on Hal 25 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu memeriksa tanda pengenal diri; es ah a. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R d. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.” TERMOHON ng 4. Bahwa Penyelidikan yang dalam dalam rangka melaksanakan Undang-Undang tahapan termaktub dalam ketentuan Pasal 1 butir 5 KUHAP yang berbunyi : “Penyelidikan gu adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna yang diatur penyelidikan dalam undang-undang Laporan Polisi ini”, Nomor: makaterkait LP/102/I tahapan /2019/PMJ/Dit ub lik ah A menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019, maka TERMOHON menerbitkan administrasi penyelidikan berupa : am a. Surat Perintah Tugas Penyelidikan; b. Surat Perintah Penyelidikan; ep 5. Bahwa mempedomani ketentuan UURI Nomor 8 Tahun 1981 tentang ah k Hukum Acara pidana dalam BAB VIII tentang Berita Acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1),(2),(3) KUHAP, In do ne si R maka untuk melaksanakan amanat Undang-undang terutama Pasal 75 ayat (1) huruf h kuhap yang berbunyi: “Berita acara dibuat untuk A gu ng setiap tindakan tentang pemeriksaan saksi”, serta mempedomani ketentuan Pasal ”Penyelidik 5 ayat (1) huruf a KUHAP yang berbunyi: sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 karena kewajibannya mempunyai wewenang mencari keterangan dan barang bukti”, selanjutnya TERMOHON melakukan pengumpulan alat bukti dan pemanggilan serta pemeriksaan terhadap saksi-saksi, yang a) Sdr. IKSAN RAHIM; b) Sdr. SAHARA; c) Sdr. MUHAMAD PARIUSI; ka d) Sdr. JONIH; f) ep e) Sdr. ABDUL MALIK, S.E.; ah lik lain: ub m ah dituangkan dalam Berita Acara Interview terhadap saksi-saksi antara Sdr. FAIZAH ABIDIN; R g) Sdri. Ir. ASTUTI SADAPOTTO; on Hal 26 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A es Sdr. FADLI HASYARI; gu i) ng M h) Sdri. HADIJAH ABIDIN; ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Sdr. HENDRO HASSYARI H.; 6. Bahwa R j) berdasarkan hasil penyelidikan In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id yang dilaksanakan, ng TERMOHON selanjutnya membuat Laporan Hasil Penyelidikan yang memuat hasil pelaksanaan proses penyelidikan; 7. Bahwa pada hari Jum’at tanggal 22 Maret 2019, TERMOHON gu melaksanakan Gelar Perkara di Ruang Rapat Dit Reskrimum Polda Metro Jaya, untuk meningkatkan dari tahapan penyelidikan menjadi ah A tahapan penyidikan. 8. Bahwa TERMOHON dalam rangka melaksanakan tahapan Penyidikan yang dalam Undang-Undang termaktub dalam ketentuan ub lik Pasal 1 butir 2 KUHAP yang berbunyi: “ Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang am diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana ep yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya”, makaTERMOHON ah k menerbitkan administrasi penyidikan berupa: R b. Surat Perintah Penyidikan; In do ne si a. Surat Perintah Tugas Penyidikan; 9. Bahwa mempedomani ketentuan Pasal 109 ayat (1) KUHAP yang A gu ng berbunyi: “Dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu peristiwa yang merupakan tindak pidana, penyidik memberitahukan hal itu kepada penuntut umum”, yang mana ketentuan hukum Mahkamah tersebut Kontistusi TERMOHON membuat RI juga dikuatkan Nomor: surat yang dengan 130/PUU-XIII/2015, ditujukan kepada Putusan maka Kepala berdasarkan Surat Kapolda Metro Jaya lik dengan Nomor: B/6114/III/RES.1.11/2019/Datro, tanggal 28 Maret 2019 perihal Pemberitahuan dimulainya Penyidikan; ub m ah Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Pelapor dan Terlapor (PEMOHON) 10. Bahwa mempedomani ketentuan UURI Nomor 8 Tahun 1981 tentang ka Hukum Acara pidana dalam BAB VIII tentang Berita Acara ep sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1), (2), (3) KUHAP, ah maka untuk melaksanakan amanat Undang-undang terutama Pasal tindakan tentang pemeriksaan saksi”, serta mempedomani ketentuan 7 ayat (1) huruf g KUHAP yang berbunyi: “Penyidik ng M Pasal on Hal 27 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a karena es R 75 ayat (1) huruf h yang berbunyi: “Berita acara dibuat untuk setiap ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia mempunyai wewenang memanggil R kewajibannya In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi”, selanjutnya ng TERMOHON melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, diantaranya yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan sebagai berikut : gu a. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. IKSAN RAHIM; b. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SAHARA; d. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. ABDUL MUHASIB, S.E.; e. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. MUHAMAD PARIUSI; f. ub lik ah A c. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. KAMIYARSI WINDARTI; Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SUTRISNO; g. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. NUR IMANSAH; am h. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. FIRMAN; i. Berita Acara Pemeriksaan ah k j. Sdri. INDAH AYU ep KOMALASARI; Saksi Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. HADIJAH ABIDIN; k. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. JONIH; Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SYAMSIAH Binti RAZAK; In do ne si R l. m. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. Ir. ASTUTI SADAPOTTO; A gu ng n. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. ABDUL MALIK, S.E.; o. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SAHIRMAN, S.Pd.; p. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. DERIEN ELNOVELLY, S.E. (Saksi dari Bank Mandiri). 11. Bahwa dalam rangka membuat terangnya peristiwa tindak pidana, lik PEMOHON dalam kapasitas sebagai saksi yang dituangkan dalam: a. Berita Acara Pemeriksaan Terlapor Sdr. H. HENDRO HASSYARI H. dalam kapasitas sebagai saksi; ub m ah TERMOHON selanjutnya melakukan pemeriksaan terhadap Para b. Berita Acara Pemeriksaan Terlapor Sdr. FADLI HASYARI dalam ka kapasitas sebagai saksi; ep c. Berita Acara Pemeriksaan Terlapor Sdri. FAIZAH ABIDIN dalam ah kapasitas sebagai saksi yang berbunyi: “Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat huruf a karena kewajibannya mempunyai wewenang ng M (1) on Hal 28 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya es R 12. Bahwa mempedomani ketentuan Pasal 7 ayat (1) huruf h KUHAP ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R dengan pemeriksaan perkara”, selanjutnya TERMOHON melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap ahli sebagai berikut: ng a) Dr. EFENDI SARAGIH, S.H., M.H. (Ahli Hukum Pidana dari Univ. Trisakti); b) Dr. YUNUS HUSEIN, S.H., LLM. (Ahli TPPU dari Sekolah Tinggi gu Hukum Indonesia JENTERA); c) Sdr. ARDHIAN DWIYOENANTO, S.H., M.H. (Ahli TPPU dari 13. Bahwa mempedomani Pasal 1 angka 16 KUHAP berbunyi: “Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil ub lik ah A PPATK). alih dan atau menyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan am pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan”, maka dalam rangka mengumpulkan alat bukti, TERMOHON menerbitkan ep administrasi penyitaan berupa Surat Perintah Penyitaan, Selanjutnya ah k TERMOHON melakukan penyitaan barang bukti berupa: Disita dari Saksi Sdr. IKSAN RAHIM: In do ne si R a. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan PT. PUTRA ASPARPIN JAYA, PT. ASRA SUHADA TOURS & TRAVEL dan PT AKIRA A gu ng MEDIA PRODUCTION; b. Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 24, tanggal 29 November 2017; c. Fotocopy Salinan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 46, tanggal 12 Agustus 2008; lik Muat Mahardi Saranatama No. 01, tanggal 2 November 2015; e. Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. ASRA SUHADA TOURS & TRAVEL No. 22, tanggal 15 Agustus 2016 ub m ah d. Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bongkar Disita dari Saksi Sdr. DERIEN ELNOVELLY, S.E. : ka a. Print Out Rekening Bank Mandiri KCP Tanjung Priok Tawes atas ep nama PT MAHARDI SARANA TAMA Nomor Rekening: 120-009- ah 000-126-9 periode bulan Januari 2005 s/d bulan Desember 2017. R 14. Bahwa terkait benda yang disita oleh TERMOHON dari saksi-saksi es selanjutnya dibuatkan: ng M a. Surat Tanda Penerimaan; on Hal 29 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu b. Berita Acara Penyitaan; ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R c. Surat Laporan guna memperoleh Persetujuan Penyitaan Barang Bukti kepada Ketua Pengadilan Negeri Jak-Sel; ng 15. Bahwa terhadap barang yang disita oleh TERMOHON dari saksi tersebut, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan selanjutnya menerbitkan Surat Penetapan Nomor: 867/Pen.Per.Sit/2020/PN.JKT-Sel. gu 16. Bahwa dalam rangka membuat terangnya tindak pidana yang dilaporkan khususnya terkait TPPU, Pelapor Sdr. IKSAN RAHIM Rekening Bank Mandiri KCP Tanjung Priok Tawes atas nama PT MAHARDI SARANA TAMA Nomor Rekening: 120-009-000-126-9; ub lik ah A memberikan surat kuasa khusus untuk memeriksa dan meneliti 17. Bahwa TERMOHON kembali memohonkan permintaan tambahan informasi transaksi keuangan kepada PPATK berdasarkan Surat am Kapolda Metro Jaya Nomor: R/1298/II/RES.1.11/2020/Dit Reskrimum, tanggal 24 Februari 2020; ep 18. Adapun TERMOHON akan mengutip keterangan ahli hukum pidana ah k Dr. EFENDI SARAGIH, S.H., M.H. dalam BAP sebagai berikut: Tentang Pasal 372 KUHP. In do ne si R Unsur dengan sengaja dan melawan hukum; Dengan sengaja berarti menghendaki dan menginsafi atau mengerti, A gu ng dalam hal ini, seseorang melakukan suatu perbuatan itu haruslah menghendaki perbuatan itu dan harus menginsafi atau mengerti akan akibat dari perbuatan tersebut. Melawan hukum berarti perbuatan tersebut melanggar hak subjektif orang lain, melanggar kewajiban hukum sipelaku sendiri, bertentangan dengan tata krama, dan bertentangan dengan kepatutan dalam hal lik pergaulan hidup; Bahwa dengan pengertian unsur tersebut di atas, dan dihubungkan dengan fakta-fakta, dimana Pelapor IKSAN RAHIM adalah Direktur ub m ah memperhatikan kepentingan diri dan harta benda orang lain dalam Utama PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama sejak tanggal 29 ka November 2017, berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. ep Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 24, yang dibuat Notaris H. ah BAMBANG HERYANTO, SH, tertanggal 29 November 2017, dan dengan Bongkar Muat Mahardi Saranatama saat perusahaan tersebut didirikan ng M adalah: on Hal 30 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu a. Tn. ZAINAL RACHIM, sebagai Direktur es R fakta bahwa susunan pemegang saham, direksi dan komisaris dari PT. ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R b. Tn. IKSAN RAHIM, sebagai Komisaris In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id bahwa adanya fakta susunan pemegang saham, direksi dan komisaris PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama ng dari berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 24, yang dibuat Notaris H. BAMBANG HERYANTO, SH, tertanggal gu 29 November 2017 adalah: a. Tn. IKSAN RAHIM, sebagai Direktur Utama, dengan saham 1.000 b. Ny. Ir. ASTUTI SADAPOTTO, sebagai Komisaris, dengan saham 900 lembar; ub lik ah A lembar; c. Tn. MUHAMAD PARIUSI, sebagai Direktur, dengan saham 100 lembar; am dan dengan fakta bahwa diketahui ada 3 (tiga) perusahaan yang dibuat oleh Sdr. HENDRO HASSYARI HARYODININGRAT dan ZAINAL ep RACHIM (almarhum), yaitu: ah k a. PT. ASRA SUHADA TOURS & TRAVEL, didirikan pada tahun 2008 sesuai dengan Akta Pendirian Perseroan terbatas ”PT. Asra Suhada In do ne si R Tours & Travel ”, Nomor: 58, yang dibuat Notaris AGUS MADJID, SH, tertanggal 28 Februari 2008, bergerak dibidang biro perjalanan A gu ng wisata, berkedudukan di Bekasi, Jawa Barat. Susunan pemegang saham, direksi dan komisaris sebagai berikut: 1) Tn. HENDRO HASSYARI H, Komisaris, dengan saham 1.000 lembar; 2) Ny. HADIJAH ABIDIN, Direktur, dengan saham 60 lembar; 3) Tn. ZAINAL RACHIM, dengan saham 105 lembar lik dengan Akta Pendirian Perseroan terbatas ”PT. Putra Asparpin Jaya”, Nomor: 65, yang dibuat Notaris AGUS MADJID, SH, tertanggal 224 Februari 2004, bergerak dibidang perjalanan umum, kontraktor, ub m ah b. PT. PUTRA ASPARPIN JAYA, didirikan pada tahun 2004 sesuai industri, pertanian, pertambangan, transportasi, percetakan dan jasa, ka berkedudukan di Jakarta. Susunan pemegang saham, direksi dan ep komisaris sebagai berikut: ah 1) Tn. HENDRO HASSYARI H, Direktur; 3) Tn. ZAINAL RACHIM, Komisaris Utama, dengan saham 50 ng M lembar; on Hal 31 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu 4) Tn. ABDUL MALIK, Komisaris, dengan saham 50 lembar es R 2) Ny. SAHARA, Komisaris, dengan saham 50 lembar; ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R c. PT. AKIRAH MEDIA PRODUCTION, didirikan pada tahun 2009, sesuai dengan Akta Pendirian Perseroan terbatas ”PT. Akirah Media ng Production”, Nomor: 24, yang dibuat Notaris AGUS MADJID, SH, tertanggal 06 Maret 2007, bergerak dibidang produksi film dan pemasaran film, berkedudukan di Jakarta. Susunan pemegang gu saham, direksi dan komisaris sebagai berikut: 1) Tn. HENDRO HASSYARI H, Direktur, dengan saham 500 lembar; 3) Tn. ZAINAL RACHIM, Komisaris Utama, dengan saham 875 lembar. ub lik ah A 2) Ny. FAIZAH ABIDIN, Komisaris, dengan saham 1.125 lembar; Dengan fakta bahwa terlapor Sdr. HENDRO HASSYARI, baik melalui rekening pribadi, maupun rekening perusahaan PT. PUTRA ASPARPIN am JAYA, pernah menerima uang dari PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama, maupun dari ZAINAL RACHIM, yang seluruhnya total ep sebesar ± Rp. 138.381.000.000,- (seratus tiga puluh delapan milyar tiga ah k ratus delapan puluh satu juta rupiah) dengan perincian sebagai tersebut di atas, dan dengan fakta bahwa PT. Mahardi Saranatama dengan In do ne si R HENDRO HASSYARI tidak ditemukan adanya kerja sama bisnis atau hubungan kerja sama lain yang memungkin pihak perusahaan PT. A gu ng Mahardi Saranatama untuk melakukan pembayaran sebesar ± Rp. 138.381.000.000,- (seratus tiga puluh delapan milyar tiga ratus delapan puluh satu juta rupiah) kepada terlapor HENDRO HASSYARI, dan dengan fakta bahwa dalam dokumen PT. Mahardi Saranatama terdapat dokumen formulir Bukti Pengeluaran Uang (BPU) tertulis ”pengambilan owner”, dan dengan fakta bahwa berdasarkan hasil audit internal, lik yang jumlah dan waktunya sesuai dengan jumlah uang yang ditransfer Sdr. ZAINAL RACHIM ke rekening HENDRO HASSYARI No. 120-000429-292-1, dan dengan fakta bahwa terlapor Sdr. HENDRO HASSYARI ub m ah bahwa pengambilan dana dengan berita ”pengambilan owner” tersebut tidak pernah melakukan pengembalian uang kepada perusahaan PT. ka Mahardi Saranatama setelah terlapor Sdr. HENDRO HASSYARI ep menerima uang dari perusahaan PT. Mahardi Saranatama untuk ah melakukan pembayaran sebesar ± Rp. 138.381.000.000,- (seratus tiga dan dengan fakta bahwa Tn. IKSAN RAHIM, sebagai Direktur Utama Mahardi Saranatama sudah beberapa kali untuk ng M PT. meminta on Hal 32 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu pertanggungjawaban atas uang yang diterimanya, namun sampai saat ini es R puluh delapan milyar tiga ratus delapan puluh satu juta rupiah) tersebut, ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R tidak diberikan pertanggungjawabannya, maka perbuatan terlapor Sdr. HENDRO HASSYARI yang telah menerima uang dari perusahaan PT. ng Mahardi Saranatama sebesar ± Rp. 138.381.000.000,- (seratus tiga puluh delapan milyar tiga ratus delapan puluh satu juta rupiah), namun tidak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya oleh terlapor Sdr. HENDRO gu HASSYARI, walau telah diminta oleh Tn. IKSAN RAHIM, sebagai Direktur Utama PT. Mahardi Saranatama, jelas dilakukan oleh terlapor Sdr. demikian unsur ini adalah terpenuhi. ub lik ah A HENDRO HASSYARI dengan sengaja dan melawan hukum. Dengan Unsur memiliki suatu barang yang seluruhnya atau sebagiannya kepunyaan orang lain; am Memiliki suatu barang berarti si pemegang barang memperlakukan barang tersebut seperti orang yang berkuasa atas barang tersebut, yang ep dengan perbuatan tersebut bertentangan dengan dasar si pelaku ah k memegang barang tersebut. Dalam hal yang seluruhnya atau sebagiannya kepunyaan orang lain In do ne si R bermakna bahwa barang yang dimiliki secara melawan hukum tersebut bisa saja sebagian kepunyaan si pelaku. A gu ng Bahwa dengan pengertian unsur tersebut di atas, dan dihubungkan dengan fakta-fakta sebagaimana diuraikan di atas, maka perbuatan terlapor Sdr. HENDRO HASSYARI yang telah menerima uang dari perusahaan PT. Mahardi Saranatama sebesar ± Rp. 138.381.000.000,(seratus tiga puluh delapan milyar tiga ratus delapan puluh satu juta rupiah), namun tidak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya oleh lik RAHIM, sebagai Direktur Utama PT. Mahardi Saranatama, jelas merupakan perbuatan memiliki suatu barang yang seluruhnya atau sebagiannya kepunyaan orang lain. Dengan demikian unsur ini adalah ub m ah terlapor Sdr. HENDRO HASSYARI, walau telah diminta oleh Tn. IKSAN terpenuhi. ka Unsur yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan; ep Yang dimaksud dalam hal ini adalah bahwa barang tersebut harus ada ah dalam kekuasaan si pelaku dengan cara lain daripada suatu kejahatan. atau dianggap dipercayakan kepada si pelaku. ng M Bahwa dengan pengertian unsur tersebut di atas, dan dihubungkan on Hal 33 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu dengan fakta-fakta sebagaimana diuraikan di atas, maka uang dari es R Dengan kata lain bahwa barang tersebut oleh si pemilik dipercayakan ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R perusahaan PT. Mahardi Saranatama sebesar ± Rp. 138.381.000.000,(seratus tiga puluh delapan milyar tiga ratus delapan puluh satu juta ng rupiah) adalah diserahkan oleh ZAINAL RACHIM, yang saat itu sebagai Direktur Utama PT. Mahardi Saranatama, jelas bahwa uang sebesar ± Rp. 138.381.000.000,- (seratus tiga puluh delapan milyar tiga ratus gu delapan puluh satu juta rupiah) ada dalam penguasaan terlapor Sdr. HENDRO HASSYARI bukan karena kejahatan. Dengan demikian unsur Bahwa berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka perbuatan yang dilakukan oleh terlapor HENDRO HASSYARI tersebut dapat ub lik ah A ini adalah terpenuhi. dikategorikan telah memenuhi unsur melanggar Pasal 372 KUHP. 19. Bahwa Gelar perkara diatur dalam Pasal 31 Perkap Nomor 6 Tahun am 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana yang berbunyi: “Gelar Perkara dilaksanakan dengan cara : ep a. gelar perkara biasa; ah k b. gelar perkara khusus.” 20. Bahwa Gelar perkara diatur juga dalam Pasal 32 ayat (1) Perkap In do ne si R Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana yang berbunyi: “Gelar perkara biasa sebagaimana dimaksud dalam A gu ng Pasal 31 huruf a, dilaksanakan untuk: a. menentukan tindak pidana atau bukan; b. menetapkan Tersangka; c. penghentian penyidikan; d. pelimpahan perkara; dan e. pemecahan kendala penyidikan lik Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana yang berbunyi :“Pelaksanaan Gelar Perkara biasa dapat mengundang fungsi pengawasan dan fungsi hukum Polri”. ub m ah 21. Bahwa Gelar perkara diatur juga dalam Pasal 32 ayat (2) Perkap 22. Bahwa mempedomani ketentuan KUHAP dan Putusan Mahkamah ka Konstitusi RI Nomor: 21/PUU-XII/2014, selama proses penyidikan ep TERMOHON telah menemukan adanya 4 alat bukti yang sah yang ah mana berdasarkan alat bukti tersebut ditemukan bukti permulaan, ditentukan dalam pasal 1 angka 14, pasal 17 dan pasal 21 ayat (1) ng M KUHAP, adapun alat bukti tersebut sesuai dengan Pasal 184 KUHAP on Hal 34 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu berupa : es R bukti permulaan yang cukup dan bukti yang cukup sebagaimana ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R a. Keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait; b. Bukti Surat; ng c. Keterangan Ahli; d. Petunjuk. Bahwa berdasarkan alat bukti tersebut selanjutnya TERMOHON gu melakukan gelar perkara pada tanggal 28 Februari 2020 dalam rangka peningkatan status Para PEMOHON sebagai tersangka, yang menetapkan Para PEMOHON sebagai tersangka; 23. Bahwa berdasarkan hasil gelar perkara TERMOHON selanjutnya ub lik ah A mana para peserta gelar perkara sependapat dengan Penyidik untuk menerbitkan Surat Ketetapan sebagai Tersangka terhadap Para PEMOHON dan menerbitkan surat pemberitahuan penetapan am tersangka yang dikirimkan kepada Penuntut Umum, Pelapor dan kepada Para Tersangka; ep 24. Bahwa mempedomani ketentuan UU RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang ah k Hukum Acara pidana dalam BAB VIII tentang Berita Acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1),(2),(3) KUHAP, In do ne si R maka untuk melaksanakan amanat Undang-undang terutama Pasal 75 ayat (1) huruf a yang berbunyi : “Berita acara dibuat untuk setiap tentang A gu ng tindakan pemeriksaan tersangka”, yang selanjutnya TERMOHON melakukan pemanggilan terhadap Para PEMOHON dalam rangka melakukan pemeriksaan dalam kapasitas sebagai Tersangka, namun Para PEMOHON tidak hadir tanpa alasan yang patut dan wajar. lik 1) Bahwa pada halaman 8 dan 9 angka 17 huruf b, Poin B.1. angka 18, 19, 20, 21, 22 dan 23 yang mana Para PEMOHON berpendapat Nomor Surat Penyidikan yang tertera di Surat Panggilan sebagai ub m ah C. TENTANG BANTAHAN ATAS DALIL-DALIL PARA PEMOHON. saksi dan tersangka, SPDP dan surat pemberitahuan tersangka ka adalah tidak jelas sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi Para ep PEMOHON karena mencantumkan nomor yang berbeda yaitu 341 R Jawab : Bahwa sebagaimana ketentuan Putusan Mahkamah Konstitusi RI on Hal 35 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu sbb: ng M Nomor: 21/PUU RI-XII/2014, tanggal 28 April 2015 yang berbunyi es ah dan 1341 sehingga menimbulkan ketidak absahan. ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R ......“bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti yang cukup sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 14, Pasal 17 ng dan Pasal 21 ayat (1) KUHAP bertentangan dengan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan/atau tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang tidak gu dimaknai bahwa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup” dan “bukti yang cukup” adalah minimal 2 (dua) alat bukti yang termuat ..... Pasal 77 huruf a KUHAP bertentangan dengan Undang Undang ub lik ah A dalam Pasal 184 KUHAP........ Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan/atau tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang tidak am dimaknai termasuk penetapan tersangka..... ep Yang dikuatkan dengan terbitnya Peraturan Mahkamah Agung RI ah k (PERMA) Nomor 4 Tahun 2016 tertanggal 19 April 2016 tentang Larangan Peninjauan Kembali Putusan Praperadilan mengatur In do ne si R secara limitatif mengenai Praperadilan yang berbunyi: ayat (2): “Pemeriksaan praperadilan terhadap permohonan tentang A gu ng tidak sahnya penetapan tersangka hanya menilai aspek formil, yaitu apakah ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah dan tidak memasuki materi perkara”. Bahwa berdasarkan ketentuan diatas maka dapat disimpulkan aspek formil yang diuji dalam permohonan praperadilan dengan objek penetapan tersangka adalah apakah TERMOHON selaku lik atau tidak sebelum menetapkan para PEMOHON sebagai tersangka. Bahwa sebagaimana TERMOHON jelaskan dalam Poin B. Tentang ub m ah penyidik telah memiliki paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah Fakta-Fakta hukum di atas maka diketahui TERMOHON dalam ka proses penyelidikan dan penyidikan Laporan Polisi Nomor: ep LP/102/I/2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 telah R KUHAPberupa : a. Keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait (16 ng M saksi); on Hal 36 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu b. Bukti Surat (6 bukti surat); es ah mendapatkan 4 (empat) alat bukti yang sah sesuai dengan Pasal 184 ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Keterangan Ahli (3 orang saksi); R c. In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id d. Petunjuk (persesuaian antar alat bukti). ng Yang mana berdasarkan adanya 4 alat bukti yang sah tersebut maka TERMOHON menetapkan Para PEMOHON sebagai tersangka. Bahwa terkait proses penyidikan perkara aquo adalah berdasarkan gu Surat Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/1341/III/2019/Dit Reskrimum, tanggal 28 Maret 2019. Bahwa adanya dalil yang bukan kewenangan lembaga praperadilan untuk menilainya, mengingat berdasarkan ketentuan Peraturan Mahkamah Agung RI ub lik ah A PEMOHON sangkakan terkait kesalahan penomoran adalah (PERMA) Nomor 4 Tahun 2016 tertanggal 19 April 2016 telah mengatur secara limitatif tentang aspek formil yang diuji dalam am permohonan praperadilan dengan objek penetapan tersangka adalah apakah TERMOHON selaku penyidik telah memiliki paling sedikit 2 ep (dua) alat bukti yang sah atau tidak sebelum menetapkan para ah k PEMOHON sebagai tersangka. Yang mana faktanya TERMOHON telah memenuhi aspek formil tersebut karena dasar penetapan In do ne si R tersangka terhadap para PEMOHON telah berdasarkan adanya 4 alat bukti yang sah. Bahwa berdasar fakta tersebut dapat disimpulkan dalil A gu ng Para PEMOHON adalah dalil yang tidak berdasar dan sudah sepatutnya dalil Para PEMOHON ini ditolak untuk seluruhnya. 2) Bahwa pada halaman B.2. angka 24 dan 25 yang mana Para PEMOHON berpendapat syarat pemenuhan unsur tindak pidana belum terpenuhi khususnya menyangkut pasal 372 KUHP dimana syarat formil dipenuhinya unsur tersebut adalah adanya permintaan lik melakukan somasi setelah dia membuat laporan polisi, sehingga menurut Para PEMOHON Laporan Polisi tersebut cacat hukum dan harus dibatalkan; ub m ah terhadap yang maksud objek penggelapan. Pelapor juga baru Jawab : ka Bahwa dalil Para PEMOHON untuk syarat pemenuhan unsur tindak ep pidana dalam objek penggelapan adalah dalil yang mengada-ngada ah karena sudah memasuki ranah pokok perkara pidana yang tidak diuji disimpulkan dalil Para PEMOHON adalah dalil yang tidak berdasar ng M dan sudah sepatutnya dalil Para PEMOHON ini ditolak untuk on Hal 37 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu seluruhnya. es R dalam sidang praperadilan. Bahwa berdasar fakta tersebut dapat ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R 3) Bahwa pada halaman 10 Poin B.3. angka 26, 27, 28, 29, 32 dan 33 yang mana Para PEMOHON berpendapat Surat Pemberitahuan ng Penetapan Tersangka Cacat Hukum dan diduga palsu karena penomoran halaman pertama dan kedua berbeda yaitu halaman pertama Res.1.2 sedangkan halaman kedua Res.1.11 yang gu membuktikan ketiadaan kontrol administrasi di Termohon sehingga merugikan Para PEMOHON karena Para PEMOHON menduga tangan pimpinan. Jawab : ub lik ah A ketidaksinkronan nomor surat tersebut adalah untuk mengambil tanda Bahwa sebagaimana TERMOHON uraikan dalam bantahan angka 1 diketahui dalil yang PEMOHON sangkakan terkait kesalahan am penomoran adalah bukan kewenangan lembaga praperadilan untuk menilainya, mengingat berdasarkan ketentuan Peraturan ep Mahkamah Agung RI (PERMA) Nomor 4 Tahun 2016 tertanggal 19 ah k April 2016 telah mengatur secara limitatif tentang aspek formil yang diuji dalam permohonan praperadilan dengan objek penetapan In do ne si R tersangka adalah apakah TERMOHON selaku penyidik telah memiliki paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah atau tidak sebelum A gu ng menetapkan para PEMOHON sebagai tersangka. Yang mana faktanya TERMOHON telah memenuhi aspek formil tersebut karena dasar penetapan tersangka terhadap para PEMOHON telahberdasarkan adanya 4 alat bukti yang sah. Bahwa dalil PEMOHON yang menyatakan ketidaksinkronan nomor surat tersebut adalah untuk mengambil tanda tangan pimpinan adalah dalil yang lik hanya sekedar memudahkan dalam pencatatan. Bahwa berdasar fakta tersebut dapat disimpulkan dalil Para PEMOHON adalah dalil yang tidak berdasar dan sudah sepatutnya dalil Para PEMOHON ini ditolak untuk seluruhnya. ub m ah sangat tidak benar dan mengada-ada mengingat penomoran tersebut ka 4) Bahwa pada halaman 10 angka 30 dan 31 yang mana Para ep PEMOHON berpendapat TERMOHON sebelum menetapkan Para ah PEMOHON sebagai tersangka tidak melaksanakan gelar perkara R lintas kesatuan sebagaimana ketentuan Perkap Nomor 14 Tahun on Hal 38 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng M Jawab : es 2012 sehingga hasilnya tidak objektif dan cacat hukum. ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R Bahwa patut diketahui oleh Para PEMOHON bahwa Perkap Nomor 14 Tahun 2012 telah dinyatakan tidak berlaku tertanggal 4 Oktober ng 2019. Bahwa tidak ada aturan dalam Perkap yang mengatur tentang gelar perkara lintas kesatuan, tetapi yang ada adalah gelar perkara biasa dan gelar perkara khusus seperti yang tertuang dalam Pasal 31 gu Perkap Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana yang berbunyi: “Gelar Perkara dilaksanakan dengan cara : b. gelar perkara khusus.” ub lik ah A a. gelar perkara biasa; Bahwa berdasar fakta tersebut dapat disimpulkan dalil Para PEMOHON adalah dalil yang tidak berdasar dan sudah sepatutnya am dalil Para PEMOHON ini ditolak untuk seluruhnya 5) Bahwa pada halaman 11 dan 12 angka 34 s/d 38 serta halaman 15 ep dan 16 angka 55 dan 56 yang mana Para PEMOHON berpendapat polisi. R Jawab : In do ne si ah k pelapor tidak mempunyai legal standing untuk membuat laporan Dalil Para PEMOHON adalah dalil yang sangat tidak benar, A gu ng mengingat Pelapor mempunyai legal standing untuk membuat Laporan Polisi Nomor: LP/102/ I /2019/PMJ/Dit.Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 Bahwa Pasal 1 angka 24 KUHAP yang berbunyi: “Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang lik peristiwa pidana”. Bahwa Pasal 1 angka 25 KUHAP yang berbunyi: “Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan ub m ah berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum ka seorang yang telah tindak pidana aduan yang ep merugikannya.” melakukan ah Bahwa mempedomani Pasal 5 ayat (1) huruf a KUHAP yang mempunyai wewenang menerima laporan atau ng M pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana”. Serta on Hal 39 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu mempedomani Pasal 7 ayat (1) huruf a KUHAP yang berbunyi : es kewajibannya R berbunyi: “Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 karena ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R “Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a karena kewajibannya mempunyai wewenang menerima Laporan atau ng pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana”. Pasal 15 ayat (1) huruf a UU RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbunyi: “Dalam rangka gu menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan14 Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum Bahwa sebagaimana warga negara yang baik, apabila mengetahui adanya suatu tindak pidana maka dapat membuat laporan ataupun ub lik ah A berwenangmenerima laporan dan/atau pengaduan”. pengaduan kepada Polri yang dalam hal ini adalah TERMOHON, yang mana oleh karena Pelapor adalah Dirut PT. Bongkar Muat am Mahardi Saranatama berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 24, tanggal 29 November ep 2017, maka oleh karena PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama ah k dirugikan oleh perbuatan Para PEMOHON maka Pelapor berhak R tanggal 7 Januari 2019. In do ne si membuat Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Dit.Reskrimum, Bahwa berdasar fakta tersebut dapat disimpulkan dalil Para A gu ng PEMOHON adalah dalil yang tidak berdasar dan sudah sepatutnya dalil Para PEMOHON ini ditolak untuk seluruhnya; 6) Bahwa pada halaman 12 dan 13 angka 39 s/d 46 yang mana Para PEMOHON berpendapat perbuatan yang disangkakan bukan perbuatan pidana melainkan pemenuhan hak dan kewajiban dalam perjanjian. lik Bahwa dalil Para PEMOHON ini adalah dalil yang sangat mengadaada dan telah memasuki materi pokok perkara yang tidak relevan untuk dipertimbangkan dalam persidangan praperadilan. Adapun ub m ah Jawab : Praperadilan hanya menguji tentang aspek FORMIL bukan materil, ka sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung RI No. 4 Tahun 2016 ep Tanggal 19 April 2016 Pasal 2 Ayat 4 Yang berbunyi: “Persidangan ah Perkara Pra Peradilan Tentang Tidak Sahnya Penetapan tersangka, sifat pemeriksaanya tergolong singkat, mengikat dan final sedangkan ng M pembuktiannya hanya memeriksa aspek formil.” Bahwa berdasar on Hal 40 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu fakta tersebut dapat disimpulkan dalil Para PEMOHON adalah dalil es R penyitaan dan pengeledahan dipimpin oleh Hakim tunggal karena ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R yang tidak berdasar dan sudah sepatutnya dalil Para PEMOHON ini ditolak untuk seluruhnya. ng 7) Bahwa pada halaman 13 s/d 16 angka 47 s/d 57 yang mana Para PEMOHON berpendapat penetapan Para PEMOHON sebagai tersangka adalah tidak sah. gu Jawab : Bahwa sebagaimana TERMOHON jelaskan dalam Poin B. Tentang proses penyidikan Laporan /2019/PMJ/Dit.Reskrimum, Polisi tanggal 7 Nomor: Januari 2019 LP/102/I telah ub lik ah A Fakta-Fakta hukum di atas maka diketahui TERMOHON dalam mendapatkan 4 (empat) alat bukti yang sah sesuai dengan Pasal 184 KUHAP berupa: am a. Keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait (16 saksi); ep b. Bukti Surat (6 bukti surat); ah k c. Keterangan Ahli (3 orang ahli); d. Petunjuk (persesuaian antar alat bukti). In do ne si R Yang mana berdasarkan adanya 4 alat bukti yang sah tersebut maka TERMOHON menetapkan Para PEMOHON sebagai tersangka. A gu ng Adanya fakta hukum tersebut dapat disimpulkan TERMOHON telah sesuai dengan ketentuan Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor: 21/PUU RI-XII/2014, tanggal 28 April 2015, dan juga TERMOHON telah memenuhi aspek formil sebagaimana ketentuan Peraturan Mahkamah Agung RI (PERMA) Nomor 4 Tahun 2016 tertanggal 19 April 2016 tentang Larangan Peninjauan Kembali Putusan lik para PEMOHON telahberdasarkan adanya 4 alat bukti yang sah. Bahwa berdasar fakta tersebut dapat disimpulkan dalil Para PEMOHON adalah dalil yang tidak berdasar dan sudah sepatutnya ub m ah Praperadilan tersebut karena dasar penetapan tersangka terhadap dalil Para PEMOHON ini ditolak untuk seluruhnya. ka 8) Bahwa pada halaman 16 dan 17 angka 58 s/d 61 yang mana Para ep PEMOHON berpendapat penyidikan perkara pidana telah daluarsa. ah Jawab : Penegak Hukum memproses hukum suatu dugaan tindak pidana ng M menjadi hilang karena lewatnya tenggang waktu tertentu sesuai on Hal 41 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu dengan Pasal 76 KUHP es R Bahwa yang dimaksud dengan daluarsa adalah kewenangan ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R Dalil Para PEMOHON tersebut adalah dalil yang tidak benar, mengingat perbuatan tindak pidana yang dilakukan oleh Para ng PEMOHON adalah perbuatan tindak pidana yang dilakukan secara terus menerus (Voordurendeer) sampai dengan tahun 2017, sehingga perkara tersebut tidaklah kadaluarsa seperti apa yang Para gu PEMOHON dalilkan. Bahwa terhadap objek daluarsa, bukanlah objek dari praperadilan adalah masuk dalam objek perkara pokok (pokok perkara). Dengan demikian dalil PEMOHON telah terbantahkan dengan fakta hukum ub lik ah A karena yang berhak menyatakan daluarsa suatu perkara pidana dari TERMOHON, sehingga sudah sepatutnya dalil PEMOHON yang tidak berdasar ditolak untuk seluruhnya. am 9) Bahwa pada halaman 17 dan 18 angka 62 dan 63 yang mana Para PEMOHON berpendapat dirinya berhak menuntut ganti kerugian dan ep rehabilitasi. ah k Jawab : Dalil Para PEMOHON tersebut adalah dalil yang tidak benar, In do ne si R mengingat terkait dengan perkara pidana, ketentuan mengenai permintaan ganti rugi diatur dalam UU RI Nomor 8 Tahun 1981 A gu ng tentang Hukum Acara Pidana, yang mana TERMOHON uraikan sebagai berikut: Bahwa Pasal 77 huruf b UU RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana yang berbunyi: “Pengadilan negeri berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini tentang : b) ganti kerugian dan atau lik tingkat penyidikan atau penuntutan”. Bahwa Pasal 81 UU RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana yang berbunyi :“Permintaan ganti kerugian dan atau ub m ah rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentikan pada rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan atau ka akibat sahnya penghentian penyidikan atau penuntutan diajukan oleh ep tersangka atau pihak ketiga yang berkepentingan kepada ketua ah pengadilan negeri dengan menyebut alasannya.” Pidana yang berbunyi : ng M 1. Tersangka, terdakwa atau terpidana berhak menuntut ganti on Hal 42 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu kerugian karena ditangkap, ditahan, dituntut dan diadili atau es R Bahwa Pasal 95 UU RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R dikenakan tindakan lain, tanpa alasan yang berdasarkan undang- undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum ng yang diterapkan. 2. Tuntutan ganti kerugian oleh tersangka atau ahli warisnya atas penangkapan atau penahanan serta tindakan lain tanpa alasan atau karena kekeliruan gu yang berdasarkan undang-undang mengenai orang atau hukum yang diterapkan sebagaimana pengadilan negeri, diputus di sidang praperadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77. ub lik ah A dimaksud dalarn ayat (1) yang perkaranya tidak diajukan ke 3. Tuntutan ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan oleh tersangka, terdakwa, terpidana atau ahli warisnya am kapada pengadilan yang berwenang mengadili perkara yang bersangkutan. ep 4. Untuk memeriksa dan memutus perkara tuntutan ganti kerugian ah k tersebut pada ayat (1) ketua pengadilan sejauh mungkin R yang bersangkutan. In do ne si menunjuk hakim yang sama yang telah mengadili perkara pidana 5. Pemeriksaan terhadap ganti kerugian sebagaimana tersebut A gu ng pada ayat (4) mengikuti acara praperadilan. Bahwa merujuk ketentuan KUHAP diatas terutama Pasal 77 huruf b KUHAP yang mana tuntutan ganti kerugian dan atau rehabilitasi mensyaratkan apabila seorang tersangka yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan dan perkaranya telah berkekuatan lik Bahwa terkait perkara aquo diketahui tahapan penyidikan Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Dit.Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 masih berproses untuk segera dilimpahkan kepada Penuntut ub m ah tetap/inkrah. hukum Umum. Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut yang dikaitkan ka dengan ketentuan hukum di atas maka dapat disimpulkan bahwa ah untuk mengajukan ep PARA PEMOHON adalah bukan merupakan pihak yang berwenang tuntutan ganti kerugian dan rehabilitasi perkara aquo PARA PEMOHON bukanlah tersangka yang perkara berkekuatan hukum tetap/inkrah Hal 43 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A telah on perkaranya gu dan ng M pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan es R sebagaimana yang diatur oleh Undang-undang mengingat dalam ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R sebagaimana yang disyaratkan oleh Undang-undang, sehingga permohonan ganti kerugian dan rehabilitasi dimaksud yang diajukan Para PEMOHON sangatlah tidak berdasar ng oleh sepatutnya untuk ditolak; dan sudah 10) Bahwa pada halaman 18 angka 1 dan 2 yang mana Para PEMOHON gu meminta kepada Hakim untuk memerintahkan PEMOHON, Saksi dan ahli dihadirkan dipersidangan untuk didengar keterangannya, dan kedalam persidangan dan menyerahkannya kepada hakim. Jawab : ub lik ah A memerintahkan membawa BAP saksi dan ahli serta alat bukti surat Bahwa terkait dengan praperadilan adalah masuk dalam ranah hukum pidana, akan tetapi hukum acara dari praperadilan adalah am sesuai dengan hukum acara perdata, yang mana pihak yang mendalilkan maka dialah yang wajib untuk membuktikan. Bahwa tidak ep ada kewajiban hukum bagi hakim untuk menaati permintaan Para ah k PEMOHON untuk memerintahkan TERMOHON untuk menghadirkan Saksi dan ahli untuk didengar keterangannya maupun In do ne si R menyerahkannya BAP saksi dan ahli serta alat bukti surat kepada hakim dipersidangan. Adapun dalil Para PEMOHON tersebut adalah A gu ng dalil yang sangat tidak berdasar dan mengada-ngada karena seharusnya Para PEMOHON sendirilah yang membuktikan dalilnya sendiri. Bahwa berdasarkan fakta tersebut maka sudah sepatutnya dalil permohonan praperadilan Para PEMOHON yang tidak berdasar ini ditolak untuk seluruhnya. III. TENTANG PERMOHONAN TERMOHON lik ah Berdasarkan uraian yang dikemukakan TERMOHON yang didukung dengan alat bukti dan fakta hukum sebagaimana tersebut di atas, maka dapat ub dan MENGADA-ADA yang bersifat subjektif dan asumsi belaka, maka pada kesempatan ini dimohon kepada Yang Mulia Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan melalui Yang Mulia Hakim Tunggal Praperadilan yang mengadili dan ep memutus perkara aquo, kiranya berkenan memutus dengan amar putusan DALAM POKOK PERKARA R sebagai berikut : on Hal 44 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu seluruhnya; ng 1. Menyatakan menolak Permohonan Praperadilan Para PEMOHON untuk es ka m disimpulkan dalil permohonan Para PEMOHON adalah SANGAT TIDAK BENAR ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 44 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R 2. Menyatakan Penetapan Tersangka yang dilakukan TERMOHON terhadap Para PEMOHON berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/102/I /2019/PMJ/Dit ng Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 adalah sah secara hukum dan mempunyai kekuatan hukum mengikat; 3. Menyatakan proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan gu TERMOHON berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 adalah sah secara hukum dan A mempunyai kekuatan hukum mengikat 4. Menyatakan menolak petitum Para PEMOHON yang meminta hakim untuk Laporan Polisi Nomor: LP/102/I ub lik penyidikan /2019/PMJ/Dit.Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019”, karena petitum Para PEMOHON tersebut tidak berlandaskan hukum; 5. Menyatakan menolak petitum Para PEMOHON yang meminta hakim untuk “Memerintahkan kepada TERMOHON untuk membayar ganti kerugian kepada PEMOHON I, II dan III sebesar Rp 1 (satu rupiah) dan meminta ep ah k am ah “menghentikan rehabilitasi”, karena petitum Para PEMOHON tersebut tidak berlandaskan hukum; In do ne si dalam perkara ini. R 6. Membebankan Para PEMOHON untuk membayar biaya perkara yang timbul A gu ng Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, di persidangan Pemohon telah mengajukan bukti-bukti surat berupa foto kopi surat bukti yang diberi tanda P-1 sampai dengan P-11, yang telah dibubuhi materai secukupnya dan telah dicocokkan dengan aslinya, kecuali bukti P-2, P-4, P-6, dipersidangan tidak dapat diperlihatkan surat aslinya, dan P13 sampai dengan P15 berupa Print Out, sebagai berikut: 1. Bukti P-1 Penetapan Tersangka Nomor: lik ah 2020 kepada Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta; : Surat Permohonan Perlindungan Hukum ub m dan dugaan ketidakprofesionalan serta gratifikasi kepada KADIVPROPAM POLRI JAKARTA tertanggal 12 Maret 2020; 3. Bukti P-3 : Surat Penerimaan Pengaduan ep ka Pemberitahuan B/4758/III/RES.1.2/2020/Ditreskrimum, tertanggal 10 Maret 2. Bukti P-2 oleh Propam Nomor: SPSP2/702/III/2020/BAGYANDUAN, tertanggal 12 Maret 2020 : Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor: B/6114/III/RES.1.11/2019/Datro tertanggal 28 Maret 2019 on ng Hal 45 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d gu A es 4. Bukti P-4 R oleh Pengadu H. HENDRO HASSYARI H.; M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah : Surat Halaman 45 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R kepada Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta atas nama Pelapor IKHSAN RAHIM. : Surat ng 5. Bukti P-5 Undangan Klarifikasi Nomor: B/2028/II/RES.1.11/2019/Ditreskrimum tertanggal 6 Februari 2019 kepada HENDRO HASSYARI. : Surat A gu 6. Bukti P-6 Undangan Klarifikasi Nomor: B/5058/III/RES.1.11/2019/Ditreskrimum tertanggal 19 Maret 2019 kepada ANDI FAIZIAH ABIDIN; : Surat Undangan Klarifikasi Nomor: ub lik B/5057/III/RES.1.11/2019/Ditreskrimum tertanggal 19 Maret 2019 kepada FADLI HASSYARI. 8. Bukti P-8 : Surat SOMASI yang dikirimkan oleh Sdr. IKHSAN RAHIM & Sdri. ASTUTI SADAPOTTO kepada H. HENDRO HASSYARI H tertanggal 22 November 2019; 9. Bukti P-9 : Surat Panggilan Nomor : S.Pgl/2209/III/2020/Ditreskrimum ep tertanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO HASSYARI 10. Bukti P-10 : Surat R H; Panggilan Nomor: Panggilan Nomor: S.Pgl/2208/III/2020/Ditreskrimum In do ne si ah k am ah 7. Bukti P-7 tertanggal 10 Maret 2020 atas nama FADLI HASYARI; A gu ng 11. Bukti P-11 : Surat S.Pgl/2207/III/2020/Ditreskrimum tertanggal 10 Maret 2020 atas nama FAIZAH ABIDIN; 12. Bukti P-12 : Surat Keterangan Tertulis Ahli Perdata Fakultas Hukum Universitas Indonesia Dr. Akhmad Budi Cahyono, S.H., M.H.; 13. Bukti P-13 : Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: 6 Tahun 2019 Tentang Pencabutan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: 14 Tahun 2012 Tentang lik ah Manajemen Penyidikan Tindak Pidana; ub Nomor: 6 Tahun 2019 Tentang Penyidikan Tindak Pidana; 15. Bukti P-15 : Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: 14 Tahun 2012 Tentang Penyidikan Tindak Pidana; Menimbang, bahwa selain dari pada itu Para Pemohon tidak mengajukan ep ka m 14. Bukti P-14 : Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia saksi-saksi, tetapi mengajukan seorang Ahli bernama: Dr. EVA ACHJANI ZULFA, 13 Mei 2020 pada pokoknya telah memberikan pendapatnya, sebagai berikut: Lembaga praperadilan adalah lembaga yang diselenggarakan untuk managemen atau bagaimana prosedur administratif Hal 46 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu memeriksa on ng - es R SH., MH. dibawah sumpah di depan sidang pengadilan pada hari Rabu tanggal ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 46 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R penanganan perkara pidana. Jadi kalau bicara tentang hukum pidana formil sebagai administrasif criminal law sebetulnya hakekatnya ada disini. ng Utamanya merujuk kepada Pasal 77 KUHAP ada berkaitannya dengan upaya paksa, jadi kalau bicara dengan upaya paksa bagian dari kewenangan, yang diduga akan membuka abuse of power atau gu pelanggaran HAM; - Dari Putusan Mahkamah Konstitusi No. 21 yang kemudian memperluas yang intinya tentang gugatan terhadap ketentuan Pasal 1 angka 2 KUHAP mengenai frase kecukupan alat bukti. Makna kecukupan alat bukti adalah ub lik ah A (memang Pasal 77 KUHAP yang tidak menyebutkan penetapan tersangka) batas minimal pembuktian dalam Pasal 183 KUHP. Jadi ukuran dari penetapan tersangka tidak pada ada satu laporan ada satu bukti am sebagaimana ditetapkan dalam Perkap tetapi ada 2 (dua) alat bukti sebagaimana yang ditentukan di dalam Pasal 183 KUHAP. Kemudian yang ep menjadi rambu dan parameter bahwa penetapan tersangka seperti yang ah k disebutkan dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP itu diterjemahkan sebagai - R adalah 2 (dua) alat bukti; In do ne si kecukupan alat bukti dimana Penyidik memiliki bekal minimal (minim) Bahwa yang menjadi kewenangan praperadilan merunjuk kepada kontek A gu ng penggunaan kewenangan. Kontek penggunaan kewenangan ini sangat administratif. Maka jika berbicara criminal administratif law atau prosedure law karena ini adminitratif maka diterjemahkan sebagai adminitratif penanganan perkara; - Dalam Perkap itu jelas, seperti produk-produk SP2HP (laporan hasil penyelidikan) yang dijadikan sebagai dibukanya suatu penyidikan (memang tidak disebutkan di dalam KUHAP) tetapi beberapa dalam lik ah penjelasan KUHAP itu ada mengenai surat menyurat ini. Utamanya memang kenapa surat menyurat itu disebutkan ? itu adalah tanda suatu ub sudah menandakannya suatu proses, entah itu proses pemeriksaan, proses penyitaan atau proses penetapan tersangka produknya adalah - ep produk surat itu; ah ka m proses sedang berjalan, istilah laporan, istilah berita acara, istilah surat itu Bahawa dalam hal surat, baik itu surat penangkapan, penyitaan, dari hasil proses yang lama dan menjadikan hasil untuk proses yang baru. ng M Menurut ahli bahwa nomor surat maknanya adalah menjadi dasar untuk on Hal 47 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu menelusuri atau menjadi dasar untuk melanjutkan pada proses berikutnya, es R penahanan atau penetapan tersangka. artinya surat itu yang menjadi dasar ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R katakanlah yang tadi sebagai dasar 2 (dua) alat bukti untuk penetapan tersangka. Alat bukti yang mana ...? tentunya merujuk kepada alat bukti ng produk surat itu lahir dari suatu berita acara sebelumnya atau beberapa berita acara sebelumnya. Jadi jikalau ada penomoran yang berbeda tentunya menjadi sulit untuk penelusurin proses mana yang sebetulnya gu sudah terjadi; - Bahwa di dalam ketentuan hukum pidana, legal standing hanya terdapat dikatakan ada kwalifikasi tertentu terhadap orang pelapor. Yang menurut Ahli agak mengganggu juga. Kwalifikasi ini disana dikatakan seolah-olah ub lik ah A dalam delik aduan. Tetapi bila merujuk kepada Pasal 102 KUHAP, disana pelapor itu adalah saksi, jadi mereka yang melihat, mendengar atau mengalami sendiri atau korban ! Jadi kwalifikasinya harus itu ! Padahal di am Kepolisian bisa saja misalnya suatu perkara dimulai dari temuan dari perkara yang lain tapi mau tidak mau ketika berbicara tentang Pasal 102 ep dari kententuan KUHAP itu, bagaimana form A atau form C yang karena ah k adanya temuan tindak pidana, sudah tidak berlaku lagi. Karena mau tidak mau merujuk kepada Pasal 102 KUHAP tadi yang berbicara tentang legal In do ne si R standing. Padahal di dalam hukum pidana seharusnya tidak berbicara tentang legal standing, tetapi ketika itu dipersyaratkan dalam hukum A gu ng administratifnya, hukum prosedurnya, mau tidak mau harus diikuti; - Bahwa telah dicari beberapa makna kreteria saksi berdasarkan putusan MK, ada saksi yang relevan. Tapi apabila saksi yang demikian itu dihadirkan sebagai saksi, artinya ukuran untuk menyatakan orang punya dikwalifikasi sebagai saksi dalam pengertian Pasal 184 KUHAP bukan hanya dia mendengar, melihat atau mengalami sendiri dari suatu peristiwa Tetapi dikaitkan dengan legal standing, putusan MK tidak memperluas lik - Pasal 102 KUHAP. Oleh karena itu mau tidak mau pelapor itu mau memenuhi kwalifikasi mereka melihat, mendengar atau mengalami sendiri ub m ah pidana tetapi dia punya relevansi juga bisa dianggap sebagai saksi; atau korban dari peristiwa pidana tetapi tidak termasuk saksi yang relevan ka (legal standing). Artinya adalah orang yang tidak mendengar, melihat atau ep mengalami langsung itu tidak bisa dikwalifikasikan sebagai saksi pelapor ah (berdasarkan Pasal 102 KUHAP). Terkecuali apabila dia dimintakan saksi terdapat 2 (dua) hal yang berbeda, antara saksi pelapor dengan saksi on Hal 48 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng M persidangan; es R yang ditafsirkan dalam Putusan MK, saksi yang relevan tersebut. Sehingga ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Bahwa menurut pendapat ahli bahwa batas minimum pembuktian, fungsi dari lembaga R - In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id penyidikan di dalam KUHAP dikatakan, (dalam ng perumpamaan) kalau kita mau membuat sup yang belanja ke pasar membeli bahan-bahan supnya itu yang meramunya Penyidik, Jaksa sebagai koki, Hakimlah yang nantinya akan meneliti dan bisa merasakan gu itu sup, bukan sayur yang lain. Apa yang buat sup, itulah yang diupayakan oleh Penyidik. Kita bicara pasal pembuktian, syarat dari sup adalah ada sup !. Ambang batasnya itu. Maka ayam atau daging ini yang dalam bahasa hukum disebut golden evident, bukti yang menentukan dalam ub lik ah A ayam atau daging. Tetapi kemudian yang dihadirkan ikan teri, itu bukan proses managemen; - Ketika berbicara minimum 2 (dua) alat bukti yang selalu Ahli sampaikan am adalah 2 (dua) alat bukti itu tidak bisa dihitung dalam kontek matematika (1+1=2). Tetapi kebutuhan tentang proses sidang pengadilan itu menjadi ep penting. Kalau berbicara soal 2 (dua alat bukti, maka alat bukti apa yang ah k dihadirkan, misalnya ada ahli dan 1 (satu) surat itu dianggap bila dalam hitungan matimateka sudah 2 (dua) alat bukti. Tetapi dalam asas minimum In do ne si R pembuktian, itu tidak bisa dianggap sebagai 2 (dua) alat bukti, mengapa ? Satu, Ahli itu bukan alat bukti yang mengikat, dia sumber dari petunjuk. A gu ng Jadi perhitungan 2 (dua) alat bukti sebetulnya kata “dua” itu ketika ada kesingkronan dari ketentuan Pasal 188 KUHAP, ada saksi, ada surat, keterangan terdakwa yang bisa saling melengkapi kemudian bisa muncul petunjuk. Petunjuk ini penting untuk ambang batas keraguan, alasan yang masuk akal untuk mengatakan bahwa suatu perkara layak untuk diteruskan, misalnya dalam bahasa penyidik atau suatu perkara layak untuk dilakukan penuntutan atau suatu perkara untuk seseorang untuk lik menghitung atau melihat, apakah bukti itu sudah dihitung bagi kecukupan ub suatu alat bukti baik dalam penyidikan, penuntutan maupun di dalam sidang pengadilan; - Bahwa yang menentukan ada atau tidaknya mengenai dugaan tindak ep pidana penipuan, penggelapan dan TTPU dengan suatu perjanjian dapat dilihat dari Pasal 372, 378, 362, 480 KUHP adalah pasal-pasal tentang ah ka m ah divonis, itu bahasa yang seirama. Oleh karena itu menjadi penting untuk keperdataan. Khususnya dalam Pasal 372 KUHP Pasal 378 KUHP, ng M hakekat dari penggelapan intinya adalah perbuatan yang menghalangi on Hal 49 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu keperdataan orang atau perbuatan yang memberlakukan suatu barang es R kejahatan harta kekayaan yang irisannya sangat kuat dengan bidang ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R yang sesuai dengan hak keperdataan yang melekat pada barang itu. Jadi kontek pasal ini menjadi khusus karena suatu hak atas barang itu menjadi ng penting untuk kemudian ditentukan. Status suatu barang ketika itu dinyatakan dengan jelas proses transfernya, “.....pak Hakim saya titipkan buku saya... kepada pak Hakim....” Jadi statusnya dititipkan. Tetapi jika gu dalam kontek kontrak, barangkali ini jadi lebih rumit karena klausul di dalam kontrak tentu mensyaratkan sejumlah persyaratan tertentu atas hak keperdataan itu menjadi penting untuk ditentukan terutama untuk pembuktian memiliki secara melawan hukum yang ini menjadi element ub lik ah A suatu barang tertentu. Nah ! oleh karena itu dalam Pasal 372 KUHP, status delict, standar Pasal 372 KUHP. Jadi jikalau kemudian hak perdata itu dipersengketakan dalam pengertian oleh pihak-pihak dalam perjanjian am yang menginginkan menginterprestasikan hak itu secara berbeda, putusan pengadilan perdata menjadi penting, untuk aparat dalam proses peradilan ep pidana. Putusan Pengadilan itu penting karena golden eviden. Putusan ah k Pengadilan menjadi alat bukti yang sifat atau pembuktiannya absolut atau mutlak, tidak bisa diperdebatkan lagi karena sudah melalui suatu proses In do ne si R verifikasi yang luar biasa. Kenapa kemudian di dalam pembuktian Pasal 372 KUHP yang namanya alat bukti putusan pengadilan perdata itu A gu ng menjadi penting (golden evident) untuk mengakatan unsur melawan hukum sudah dipenuhi atau belum, itu parameternya dikaitan dengan hukum pembuktian; - Bahwa bila berbicara prosedur dalam undang-undang pencucian uang Pasal 69 memang pidana asal tidak perlu dibuktikan terlebih dahulu. Tetapi ketika kita berbicara unsur Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 pencucian uang, yaitu asal harta kekayaan dari kejahatan sebagaimana yang ditentukan dalam lik ah Pasal 2, otomatis diperlukan 1 (satu) bukti suatu tindak pidana asal telah terjadi atau dapat diduga memang terjadi. Memang prosesnya bisa ub m berbarengan, tidak perlu kemudian menunggu keputusan terlebih dahulu. Maka dari itu alat bukti dari pidana asal itu menjadi penting untuk ep harus ada kesinkronan/kecukupan alat bukti dari tindak pidana asal dengan pencucian uangnya; masuk akal atau bukti yang menentukan untuk dimunculkan. Misalnya mengenai saksi yang bukan hadir, saksi yang relevan sebagaimana ng on Hal 50 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ditentukan dalam Putusan MK. Tetapi kemudian kalau saksi itu hanya 1 es Bahwa apa yang dimaksud beyond reasonable doubt adalah bukti yang R - M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka kecukupan alat bukti dalam kontek tindak pidana pencucian uang. Artinya Halaman 50 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R (satu), ini masalah ! (ullus testis nullus testis). 1 (satu) saksi hanya 1 (satu) tidak ada masalah di dalam Pasal 185 KUHAP tetapi saksi ini harus ng dilengkapi dengan alat bukti yang lain seperti di dalam 188 KUHAP. Artinya singkrong suatu alat bukti yang dapat menunjang, bisa mengatakan bahwa apa yang disampaikan saksi itu adalah sesuatu yang masuk akal yang gu kuat; - Kalau berbicara tentang Pasal 372 KUHP, 1 (satu) saksi menyatakan ah A barang itu milik saya tanpa ada suatu surat yang membuktikan kepemilikan, kita tentunya meragukan kecuali ada saksi lain yang memang menyaksikan bahwa dia memang pemiliknya “....saya udah 30 tahun kok ub lik melihat, memang motor itu milik dia...” Bahwa seperti itu tidak perlu ada bukti lain. Bahwa ada saksi korban kemudian dimunculkan pentujuk, am memang pertanyaan itu benar. Contoh lain, ada seorang cucu yang mewaris tanah neneknya, tanah ini dibuktikan dalam bentuk girik yang lahir ep sebuah surat wasiat, kemudian dia sebagai ahli waris tiba-tiba muncul girik ah k yang lain mengatasnamakan girik yang lain. Ketika ada orang yang melihat saya tahu dia cucunya karena ayah ibunya sudah meninggal maka In do ne si R cucunya menjadi ahli waris neneknya, itu didasarkan pada girik. Kemudian ada girik yang lain. Tentunya tidak bisa beyond reasonable doubt, bukti A gu ng yang masuk akal diambil dari itu saja. Perlu penguatan lagi, itu sebabnya 2 (dua) alat bukti tidak bisa dihitung matematikan. Alat bukti yang lain lagi katakanlah surat penetapan waris-kah atau karena di kampung diujung gunung tidak ada penetapan waris, yaitu letter c yang menunjukan sejarah dari kepemilikan tanah itu, mengenai turun temurun. Jadi inilah yang kemudian saling melengkapi. Apakah letter c adalah surat ? Apabila dikaitan dengan Pasal 186 KUHAP, letter c adalah produk dari pejabat lik ah maka dia menjadi alat bukti surat. Kalau letter c kemudian singkron dengan apa yang kemudian dikatakan oleh saksi yang melihat keberadaan ub m cucunya ini sudah 30 tahun menggarap tanah itu dan cucu itu adalah cucu dari si nenek itu dan letter c mengakatan itu miliknya, maka hal itu kuat disebut beyond ep yang muncul kemudian atau sertipikat yang muncul kemudian, ini yang reasonable doubt, perhitungan atas suatu bukti. Bahwa Pasal 372 KUHP dan Pasal 378 KUHP di Indonesia kaitannya dengan bussines crime dan itu semuanya kaitannya dengan kontrak. ng on Hal 51 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu Jikalau kaitannya dengan kontrak, maka mau tidak mau penetapan dari es - R Pembuktiannya nilainya sama dan tidak ada bukti yang menentukan; M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka untuk membuktikan tanah itu milik dia dengan mengeyampingkan girik Halaman 51 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Hakim Perdata yang diketahui adanya alat yang diberi kepada Penyidik atau Penuntut Umum untuk kemudian mengatakan proses peradilan ng pidana itu menunggu suatu golden eviden untuk menempatkan suatu hak yang memang dia menjadi penting untuk menetapkan ada penipuan atau penggelapan yaitu putusan pengadilan perdata yang dihitung sebagai bukti gu surat yang kemudian menjadi parameter utama dikuatkan dengan saksi atau ahli dan keterangan dari tersangka; Bahwa terkait dengan barang bukti dalam tindak pidana terhadap harta kekayaan itu menjadi penting untuk golden evident yang tentunya mudah di dapat, dalam pengertian tidak terikat waktu dan tempat (masa daluarsa ub lik ah A - proses peradilan pidana bisa sampai dengan 12 tahun) dan untuk menunggu suatu putusan perdata menurut Ahli tidak sampai dengan waktu am 12 (dua belas) tahun untuk mendapatkan golden evident itu kecuali dalam kasus pembunuhan yang tak dikejar waktu, misalnya mayat menjadi busuk ep atau alat-alat bukti yang lain seperti rekaman atau alat bukti yang lain yang ah k bisa hilang sewaktu-waktu. Jika membicarakan golden evident maka Perma No. 1 Tahun 1956 bisa jadi rujukan. Dalam hukum pidana, kita tidak dikemukakan dalam teori adalah In do ne si R bisa menduga-duga atau dasar dugaan. Byond reasonable doubt yang beyond reasonable doubt yang A gu ng didasarkan pada bukti. Alat bukti atau barang bukti itu “alat bukti yang tidak bisa dikatakan”. Penilaian memang kepada Penyidik, sangat subyektif. Penyidik diberikan kewenangan yang luar biasa untuk menilai. Tapi penilaian yang rasional dan masuk akal berdasarkan alat bukti yang masuk akal; - Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 109 KUHAP, jika dalam proses lik peradilan, tetapi di dalam proses penyidikan pun ketika ada keragu-raguan itu, ada ketidakcukupan alat bukti. Maka mau tidak mau, prosesnya harus dihentikan, yang menurut Ahli dihentikan bukan berarti proses pidana ini tidak ub m ah penyidikan bilamana ada keragu-raguan tidak hanya berlaku di dalam proses bisa dilanjutkan karena secara administratif berhentinya itu bisa karena suatu skorsing untuk menunggu suatu temuan dari alat bukti ini yang alat bukti ka ep tersebut bisa saja dibuka kembali untuk dilanjutkan. Atau barangkali tidak memaksakan suatu perkara kemudian jika alat bukti itu tidak ada; administratif tidak ada persyaratannya dalam KUHAP. Jadi bisa saja ng dilaporkan tindak pidana terhadap kejahatan harta kekayaan. Hanya on Hal 52 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu masalahnya Penyidik dalam hal ini harus hati-hati, bahwa dugaan kesalahan es Bahwa dalam tindak pidana terhadap kejahatan harta kekayaan, secara R - ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 52 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R memang harus ada pelaku. Yang paling mudah terhadap kejahatan harta kekayaan proses “mengingatkan” itu. Ketika Penyidik menanyakan : ng “....apakah sudah diingatkan ?....” misalnya dalam Pasal 378 KUHP dengan tipu muslihat dan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menghapus hutang atau menimbulkan suatu piutang. Apakah menghapus gu hutang itu menjadi suatu tipu muslihat? atau memang dia tidak mempunyai kemampuan untuk membayar hutang? maka itu harus diklarifikasi terlebih A dahulu. Cara yang paling mudah untuk menilai itu bagi seorang Penyidik mengajukan pertanyaan yang wajar : “....kamu sudah menegur orang yang ub lik 378 KUHP hal itu ditanyakan; - Bahwa tindak pidana korporasi, apakah korporasi ini sebagai pelaku atau korporasi sebagai korban. Kwalifikasinya korporasi tidak bisa dihadirkan tetapi am ah berhutang kepada mu atau belum ?...”. Dalam praktek dalam Pasal 372 dan orang yang mempunyai kwalifikasi yang bisa dihadirkan. Orang yang mewakili ep korporasi tentunya orang yang ditunjuk koporasi sebagai orang yang paham ah k tentang suatu tindak pidana. Maka kemudian kwalifikasi orang yang mengetahui mengalami atau melihat sendiri suatu tindak pidana itu dikaitkan In do ne si R kemudian siapa yang mewakili korporasi itu, dalam kapasitas apa dia mewakili korporasi itu dan kemudian apakah pernyataan pernyataan dia atau A gu ng memang ada persyaratan administratif yang bisa ditunjukan bahwa dia adalah bisa mewakili suatu korporasi; - Ada yang menarik dalam suatu pembelajaran hukum acara pidana saksi adalah korporasi karena normanya sampai sekarang Indonesia tidak mempunyai aturannya. Kalau berbicara siapa yang mewakili korporasi di dalam banyak praktik hukum, baik di Indonesia maupun di luar negeri itu ini dalam korporasi yang diterjemahkan sebagai mewakili korporasi; ub Bahwa terhadap siapa yang bisa mewakili dari korporasi mau tidak mau merujuk di dalam mekanisme UU PT. Dalam hal Komisaris dapat melakukan tindakan-tindakan tertentu, kalau tidak salah dalam Pasal 102 atau Pasal 97 itu merujuk dalam kapasitas tertentu Komisaris bisa mewakili korporasi dan ep ka m - korporasi. Maka kwalifikasi yang melihat mendengar atau mengalami sendiri, lik ah merujuk kepada orang yang dikuasai oleh korporasi untuk kemudian mewakili sepanjang hal itu disepakati di dalam RUPS. Akan tetapi hal itu menunjukan anggaran rumah tangga korporasinya, siapa yang bisa mewakili korporasi. ng Mau tidak mau mekanisme administrasi itu harus dilakukan karena tidak sulit on Hal 53 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu untuk melakukan pengecekan itu; es R apakah harus melalui mekanisme RUPS atau tidak, maka bisa dilihat dalam ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 53 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Bahwa bilamana tanpa mekamisme yang Ahli sebutkan tadi, persyaratan R - legal standing tidak terpenuhi. Korban mau tidak mau dalam hal ini adalah dia ng yang memang mengalami peristiwa tindak pidana dalam kontek korporasi karena secara legal korporasi harus menunjuk kepada orang yang dianggap bisa mewakili dia untuk menyatakan dia adalah korban. Tidak bisa gu sembarangan karyawan atau unit tertentu kemudian hadir untuk mewakili korporasi terkecuali jikalau untuk mekanisme aturan internal korporasi A terdapat legal officernya yang mewakili untuk itu yang tentunya mekamisme itu tentunya sudah diatur dalam internal korporasi; Bahwa tidak hanya pada tindak pidana terhadap kejahatan harta kekayaan, ub lik ah - tetapi pada semua tindak pidana pada umumnya. Pelapor sering dihadapkan sebagai saksi, yaitu yang dikatakan saksi pelapor. Jadi baca literatur, saksi itu am ada 2 (dua) yaitu saksi pelapor atau saksi korban. Nah....! saksi pelapor ini yang diharapkan sebagai saksi. Otamatis orang yang datang melapor ep bilamana merujuk kepada Perkap yang lama, kenapa pelapor disebutkan ah k sebagai kecukupan alat bukti ? Karena... kehadiran dia sebagai 1 (satu) pelapor dengan 1 (satu) alat bukti, dihitungnya sebagai 2 (dua) alat bukti In do ne si R (“....pelapor ini adalah saksi ...plus alat bukti yang lain.....”). Hanya bilamana menunjukkan kepada legal standing saja tanpa merujuk kepada legal A gu ng standing tadi seolah-olah pelapor ini bahkan temuan tadi bisa saja disebut sebuah laporan. Tetapi untuk menghadirkan alat bukti saksi dari perkara temuan dalam proses penyidikan itu tidak bisa mencukupi. Kenapa kemudian legal standing sebetulnya sebagai “pintu pembuka” saja, karenanya harapannya 1 (satu) orang saja dapat ditarik sebagai suatu bukti permulaan yang cukup untuk menentukan pada proses yang berikutnya, yaitu proses - Bahwa terkait dengan alat bukti menurut Ahli makna surat bukan berarti Sebetulnya tidak dipenuhinya Pasal 102 KUHAP maka secara administratif ub prosedurnya tidak terpenuhi; penomorannya, tetapi bermakna pada isi surat itu. Kemudian dalam penangkapan, penganganan suatu perkara yang ditunjuk dalam peristiwa itu ep ka lik penyidikan memang, sebagai pintu gerbang...pintu awal proses penyidikan. m ah penyidikan. Karena proses ini khan bisa jadi prapenuntutan dalam proses atau perkara lainnya ini menjadi diragukan ketika nomornya berbeda. penyitaan yang sama terhadap 2 (dua) barang yang sama. Ada 2 (dua) kasus ng pembunuhan yang sama-sama menggunakan pistol, 1 (satu) pistol A dan 1 on Hal 54 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu (satu) pistol B, dua perkara yang berbeda itu kemudian dasar sprindik yang es R Jangan...jangan....ada suatu peristiwa yang mirip atau sama atau proses ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 54 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R merujuk kepada proses perkara A tetapi alat bukti yang dimasukan ke dalam perkara B maka tentunya akan menghasilkan suatu penilaian yang berbeda, ng ada kesesatan yang dikhawatirkan dalam proses itu. Itu sebabnya, menurut Ahli proses yang demikian dianggap batal demi hukum; - Bahwa kontek yang disebut ekslusinary rule adalah Perkap. Bahwa Ahli gu pernah punya pengalaman diminta sebagai Ahli tentang penyitaan. Dimana yang punya barang bukan tersangka tetapi saksi. Saksi yang sedang ada A diluar kota. Maka dihadirkanlah Lurah, Pamong Desa untuk menggereb rumah itu yang membongkar isi rumah tanpa adanya pemilik rumah.Ini ub lik ah menarik ketika mengacu kepada Perkaba No. 6 dinyatakan Penyidik harus datang kepada pemilik barang, memohon, meminta maap bahwa akan melakukan pemeriksaan atas barang itu disampaikan surat perintah am penyitaannya. Baru kemudian dibuatkan Berita Acara Penyitaan atas barang itu dihadiri dengan saksi-saksi. Bahwa ada mekanisme yang paling baik, ep setelah selesai pemeriksaan maka Penyidik harus meminta maap atas ah k ketidaknyamanan proses itu dan kemudian mengucapkan terimakasih (sesuai isi Perkaba) dan di KUHAP tidak ada. Poison Tree (racun) yang tadi In do ne si R disampaikan kepada mekanisme. Yang menjadi menarik adalah proses itu tidak dilakukan dalam penyitaan tersebut. Meskipun ada saksi sebagaimana A gu ng yang dikatakan dalam Pasal 37, 38 KUHAP itu dinyatakan hadir dalam proses penyidikan, tetapi kemudian Berita Acara dilakukan dengan hanya tulis tangan saja tanpa adanya si pemilik barang, itu menjadi kekeliruan yang luar biasa. Ketika pemilik barang datang, yang bersangkutan menyatakan bahwa uang yang disita itu sama sekali tidak ada kaitanya dengan proses perkara narkotika. Uang yang disita tersebut di adalah uang milik istrinya hasil arisan lik Penyidik harus minta maap di dapan Majelis Hakim dan menyatakan proses penyitaan itu menjadi tidak sah demi hukum. Itu menurut Ahli adalah ub peradilan yang baik dari Pengadilan Negeri Pakan Baru yang dijadikan contoh yang baik dalam menterjemahkan poison tree tadi.; - Bahwa Penyidik diberikan kewenangan untuk 2 (dua) hal itu, baik untuk menetapkan tersangka atau menghentikan penyidikan, karena itu memang ep ka m ah ibu-ibu PKK Kelurahan. Kemudian Majelis Hakim menyatakan kepada kewenangan Penyidik. Dalam KUHAP proses penyidikan untuk apa? adalah kewenangan untuk itu. Pasal 109 KUHP manakala Penyidik tidak ada ng kecukupan alat bukti atau tidak menemukan fakta bahwa ini adalah bukan on Hal 55 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu suatu tindak pidana atau katakanlah sudah daluwarsa atau indikasi sudah es R penetapan tersangka ujungnya. Maka Pasal 1 angka 2 KUHAP memberikan ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 55 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R diproses sebelumnya sehingga nebis bin idem, itu bisa menjadi dasar kewenangan kepada Penyidik untuk menghentikan penyidikan; Bahwa kwalifikasi barang bukti dan alat bukti secara literatur dalam bahasa ng - Inggris itu semua disebut “eviden” sama semua....bukti ! Tetapi di dalam KUHAP yang dikatakan sebagai bukti bisa hadir dari 2 (dua) kwalifikasi dari gu alat bukti sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 184 KUHAP dan barang bukti sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP. A Kalau barang bukti Ahli disebut silent evident karena penamaan itu mudah dipahami. Barang bukti itu adalah barang bukti yang tidak bisa berbicara ub lik baru bisa “bunyi” bilamana ada ahli yang menyatakan “....DNA nya cocok....dengan darahnya korban “ maka inilah alat bukti dengan keterangan Ahli. Ada saksi yang mengatakan “.....bahwa baju itu dipakai korban ketika peristiwa penusukan...” maka itu dikatakan sebagai alat bukti keterangan saksi; ep ah k am ah sendiri, tidak bisa menyatakan sendiri. Misalnya baju yang bernoda darah. Ia - Menurut Ahli, barang bukti tidak bisa dihitung dalam kontek minimum pembuktian 2 (dua) alat bukti. Artinya barang bukti harus dibunyikan. Dan In do ne si R perhitungan 2 (dua) alat bukti ini adalah barang bukti yang dibunyikan. Otamatis kecukupan bukti atau bukti yang cukup di dalam Pasal 1 angka 2 A gu ng KUHAP, merujuk kepada alat bukti. Karena alasan Putusan MK yang mengatakan bahwa yang namanya alat bukti yang cukup merujuk kepada asas minimum pembuktian yang prosesnya pada alat barang bukan barang bukti; - Bahwa surat menyurat dalam adminitrasi penyidikan adalah bukti berjalannya suatu proses. Apakah surat itu laporan, hasil penyelidikan misalnya, apakah lik kepada Tersangka/Penetapan Tersangka atau berita acara penyerahan kepada Penuntut Umum, itu semua kwalifikasinya adalah surat. Nomor surat ub itu sebetulnya yang menandai suatu mekanisme proses yang berjalan dari surat A. Contoh surat dari Dekan keluar karena surat permintaan dari Kantor Hukum Noni yang nomornya adalah sekian. Sehingga dengan nomor itu bisa gampang untuk ditelusuri dan otomatis bisa gampang kita tanyakan ke orang ep ka m ah itu SPDP (SPDP juga suatu bukti dalam suatu proses), suatu panggilan yang memeriksa, bagaimana prosesnya. Seperti surat LKP (surat hasil intrograsi yang dilakukan, apa saja kepada siapa saja, nomornya mana saja. ng Itu gampang kita telusuri. Itulah yang menurut Ahli bukan saja nomornya, on Hal 56 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu tetapi prosesnya. Ketika kemudian nomornya keliru, jangan...jangan...yang es R penyelidikan), surat itu lagi bagaimana prosesnya, sudah berapa banyak ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 56 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R jadi rujukan adalah keliru. Barang bukti yang dihadirkan keliru, alat bukti yang dihadirkan keliru. Itu sebabnya, meskipun sepele ..ini resikonya besar. Kalau ng berbicara tentang mall administratif, artinya kelalaian adminitratif yang menyebabkan proses administratif menjadi batal. Karena batal maka otomatis proses itu menjadi batal demi hukum, dalam pengertian proses peradilan gu pidana - Bahwa Penyidik memang diberikan kewenangan yang luar biasa. Kenapa...? A kalau berbicara apa yang dilakukan oleh Penyidik sebetulnya berusaha untuk membuktikan pembuktian pada unsur atau element delict yang menjadi unsur ub lik ah konstritutif dari pasal yang disangkakan. Jadi kewenangan yang luar biasa sebetulnya kewenangan yang untuk membuktikan apakah unsur-unsur yang dimaksud terpenuhi atau tidak. Ahli khawatir, ketika kemudian kewenangan am luar biasa tanpa ada suatu parameter yang jelas mengukurnya, seolah-olah ini kewenangan yang luar biasa tanpa ukuran. Maka kewenangan itu tetap ep harus ada ukurannya. Katakanlah misalnya unsur melawan hukum, apa ah k buktinya ? bahwa unsur melawan hukum diterjemahkan sebagai perbuatan melawan hukum dalam kontek pidana. Buktinya apa ? putusan perdata yang In do ne si R menyatakan perbuatan hukum. Buktinya seperti itu. Jadi reasaneble doubt itu menjadi penting bahkan ditingkat penyidikan; Bahwa semua surat bisa dikatakan sebagai alat bukti surat. Katakanlah ada A gu ng - mayat ditemukan dimana dia sedang memegang satu surat yaitu surat cinta dari pacarnya. Itu yang disebut surat dalam pengertiam awam. Tetapi bukan alat bukti surat dalam pengertian KUHAP. Maka kwalifikasinya adalah barang bukti yang nantinya bisa dihadirkan di sidang oleh si pembuat surat itu untuk menjelaskan apa maksud kata-kata dalam surat itu dan sebagainya, jadilah ia lik dalam Pasal 187 KUHP surat yang dalam bentuk surat izin atau berita acara dari Penyidik/Pejabat Umum dalam point A. Surat yang dibuat menurut ub ketentuan undang-undang dalam point B, keterangan dari Ahli ini yang disebut alat bukti surat. Bagaimana bilamana si pembuat surat datang ke Pengadilan dan menyatakan isi dari visum yang ia buat, maka itu bukan lagi alat bukti surat tetapi alat bukti keterangan ahli kecuali ahli yang ep ka m ah alat bukti saksi bukan alat bukti surat. kemudian kwalifikasi tentang surat, di menerangkan adalah ahli yang berbeda dari si pembuat surat dan kemudian pembuktian yang lainnya, yaitu surat yang relevan dengan alat bukti yang on Hal 57 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng ditunjuk menurut Pasal 184 KUHAP; es R surat lain yang dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi atau alat ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 57 Bahwa pada suatu peristiwa itu hadir peristiwa sosial di dalam masyarakat R - In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id maka menjadi sulit bagi kita untuk memaksakan bahwa ini adalah peristiwa ng pidana. Bisa jadi itu adalah peristiwa perdata atau peristiwa sosial pada umumnya. Contoh ketika ada kerusuhan di Sigi, waktu Kapolda mengeluarkan suatu maklumat baik pengumpulan senjata tajam yang gu sebetulnya bisa saja proses berdasarkan UU Darurat No.12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata api. Tetapi tidak dilakukan oleh Kapolda, A mengapa? karena sumbernya tidak jelas, karena dalam peristiwa konflik sosial satu desa dijadikan tersangka akan sesuatu yang mustahil. Makanya ub lik yang mungkin diproses menjadi dasar untuk menilai suatu peristiwa tadi. Jadi bukti yang ilmiah harus dimiliki oleh Polisi karena Ahli yakin bukti yang ilmiah itu diajarkan di Mega Mendung tempat pendidikan Penyidik. Menimbang, bahwa sebaliknya Termohon untuk menguatkan dalil-dalil ep ah k am ah kemudian reasonable doubt adalah alat bukti yang masuk akal, yang rasional, jawabannya, dipersidangan telah mengajukan bukti surat yang diberi tanda T-1 sampai dengan T-49, dan T-51 sampai dengan T-57 bukti surat tersebut telah In do ne si R dibubuhi materai secukupnya dan telah dicocokkan dengan aslinya, kecuali surat bukti T-44 sampai dengan T-48 dan T-50 dipersidangan tidak dapat diperlihatkan A gu ng surat aslinya, dan bukti surat T-49 berupa Print Out, sebagai berikut: 1. Bukti T-1 : Laporan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Dit Reskrimum tanggal 7 Januari 2019; : Surat Perintah Tugas Penyelidikan; 3. Bukti T-3 : Surat Perintah Penyelidikan; 4. Bukti T-4 : Berita Acara Interview Sdr. IKSAN RAHIM; 5. Bukti T-5 : Berita Acara Interview Sdr. SAHARA; 6. Bukti T-6 : Berita Acara Interview Sdr MUHAMAD PARIUSI; 7. Bukti T-7 : Berita Acara Interview Sdr. JONIH; 8. Bukti T-8 : Berita Acara Interview Sdr. ABBUL MALIK, S.E.; 9. Bukti T-9 : Berita Acara Interview Sdr. FAIZAH ABIDIN; ub lik 2. Bukti T-2 ah 10. Bukti T-10 : Berita Acara Interview Sdri. Ir. ASTUTI SADAPOTTO; 11. Bukti T-11 : Berita Acara Intewiew Sdri. HADIJAH ABIDIN; ep m ka 12. Bukti T-12 : Berita Acara Interview Sdr. FADLI HASYARI; 14. Bukti T-14 : Laporan Hasil Penyelidikan; ng 15. Bukti T-15 : Gelar Perkara dari tahapan penyelidikan menjadi tahapan on Hal 58 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu penyidikan; es R 13. Bukti T-13 : Berita Acara Intewiew Sdr. HENDRO HASSYARI H.; ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 58 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R 16. Bukti T-16 : Surat Perintah Tugas Penyidikan; 17. Bukti T-17 : Surat Perintah Penyidikan; ng 18. Bukti T-18 : Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan; 19. Bukti T-19 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. IKSAN RAHIM; 20. Bukti T-20 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SAHARA; gu 21. Bukti T-21 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. KAMIYARSI WINDARTI; 22. Bukti T-22 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. ABDUL MUHASIB, S.E.; A 23. Bukti T-23 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. MUHAMAD PARIUSI; 24. Bukti T-24 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SUTRISNO; ub lik 26. Bukti T-26 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. FIRMAN; 27. Bukti T-27 : Berita Acara Pemeriksaan KOMALASARI; Saksi Sdri. INDAH AYU 28. Bukti T-28 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. HADIJAH ABIDIN; 29. Bukti T-29 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. JONIH; ep ah k am ah 25. Bukti T-25 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. NUR IMANSAH; 30. Bukti T-30 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. SYAMSIAH Binti RAZAK; In do ne si R 31. Bukti T-31 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. Ir. ASTUTI SADAPOTTO; 32. Bukti T-32 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. ABDUL MALIK, S.E.; A gu ng 33. Bukti T-33 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SAHIRMAN, S.Pd.; 34. Bukti T-34 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. DERIEN ELNOVELLY, S.E. (dari Bank Mandiri); 35. Bukti T-35 : Berita Acara Pemeriksaan Terlapor Sdr. HASSYARI H. dalam kapasitas sebagai Saksi; H. HENDRO 36. Bukti T-36 : Berita Acara Pemeriksaan Terlapor Sdr. FADLI HASYARI dalam kapasitas sebagai Saksi; dalam kapasitas sebagai Saksi; lik ah 37. Bukti T-37 : Berita Acara Pemeriksaan Terlapor Sdri. FAIZAH ABIDIN ub SARAGIH, S.H., M.H.; 39. Bukti T-39 : Berita Acara Pemeriksaan Ah!i TPPU Dr. YUNUS HUSEIN, S.H., LLM.; 40. Bukti T-40 : Berita Acara ep ka m 38. Bukti T-38 : Berita Acara Pemeriksaan Ahli Hukum Pidana Dr. EFENDI Pemeriksaan Ahh TPPU Sdr. ARDHIAN 41. Bukti T-41 : Surat Perintah Penyitaan; ng 42. Bukti T-42a : Surat Tanda Penerimaan dari Sdr. IKSAN RAHIM; on Hal 59 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu 43. Bukti T-42b : Surat Tanda Penerimaan dari Sdr. DERIEN ELNOVELLY, S.E.; es R DWIYOENANTO, S.H., M.H.; ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 59 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R 44. Bukti T-43a : Berita Acara Penyitaan Sdr. IKSAN RAHIM; 45. Bukti T-43b : Berita Acara Penyitaan Sdr. DERIEN ELNOVELLY, S.E.; ng 46. Bukti T-44 : 1 Bundel Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan PT. PUTRA ASPARPIN JAYA, PT. ASRA SUHADA TOURS & TRAVEL dan PT AKIRA MEDIA PRODUCTION; A gu 47. Bukti T-45 : Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 24, tanggal 29 November 2017; ub lik Saham Luar Biasa PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 46, tanggal 12 Agustus 2008; 49. Bukti T-47 : Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 01, tanggal 2 November 2015; 50. Bukti T-48 : Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. ep ah k am ah 48. Bukti T-46 : Fotocopy Salinan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang ASRA SUHADA TOURS & TRAVEL No. 22, tangga! 15 Agustus 2016; In do ne si R 51. Bukti T-49 : Print Out Rekening Bank Mandiri KCP Tanjung Priok Tawes atas nama PT MAHARDI SARANA TAMA Nomor Rekening : A gu ng 120-009-000-126-9 periode bulan Januari 2005 s/d bulan Desember 2017; 52. Bukti T-50 : Surat Laporan guna memperoleh Persetujuan Penyitaan Barang Bukti kepada Ketua Pengadilan Negeri; 53. Bukti T-51 : Surat Penetapan Penyitaan 867/Pen.Per.Sit/2020/PN.JKT-Sel.; 54. Bukti T-52 : Surat Kuasa tertanggal 21 Januari 2019; Nomor: lik Reskrimum, tanggal 24 Februari 2020 perihal permohonan ub permintaan tambahan informasi; 56. Bukti T-54 : Gelar perkara peningkatan status tersangka; 57. Bukti T-55 : Surat Ketetapan Tersangka; 58. Bukti T-56 : Surat Pemberitahuan Penetapan tersangka; ep ka m ah 55. Bukti T-53 : Surat Kapolda Metro Jaya Nomor: R/1298/II/RES.1.11/2020/Dit 59. Bukti T-57 : Surat Panggilan tersangka; mengajukan seorang ahli hkum pidana dan hukum acara pidana yaitu Dr.Effendi ng Saragih,SH.MH., dibawah sumpah telah memberikan pendapat / keterangan, on Hal 60 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu pada pokoknya sebagai berikut : es R Menimbang, bahwa selain dari pada itu dipersidangan Termohon ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 60 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Penjelasan terkait kewenangan penyidik : jelas disebutkan dalam KUHAP itu sendiri antara lain untuk menerima Laporan dan Pengaduan, melakukan penangkapan, penyitaan bahkan ng tindakan-tindakan sampai dengan melakukan penghentian penyidikan itu sudah menjadi kewenangan karena tugasnya dari penyidik itu sendiri, sudah jelas didalam KUHAP disebutkan. Kewenangan penyidik diluar KUHAP : Kalau kewenangan penyidik sebagai gu - penyidik tentu semuanya ada di dalam KUHAP secara umum, kalau ada A penuntutan lain sebagai penyidik mungkin bukan kepolisian secara seporadis ada didalam peraturan perundang-undangan yang ditentukan secara ub lik adalah tugas kepolisian secara umum, tentunya kepolisian sebagai penyidik. Demikian secara garis besarnya. - Terkait dengan Alat Bukti, Bukti dan Barang Bukti untuk dalam hal Penetapan Tersangka, apa yang dipakai ? Kalau hubungan dengan penetapan ep Tersangka tentu kita bisa dapat menyimpulkan dari pengertian Tersangka itu sendiri apa, misalnya Tersangka itu secara jelas disebutkan didalam Pasal 1 ah k am ah tersendiri, namun secara umum kalau didalam Undang-undang Kepolisian itu KUHAP itu Tersangka itu karena perbuatannya, karena keadaannya bisa juga In do ne si R dapat karena … yang didukung oleh dua minimum alat bukti menggunakan istilahnya MK …, patut diduga sebagai tindak pidana. Syarat menetapkan Tersangka Minimum 2 alat bukti yang sah, kalau dengan A gu ng - 2 alat bukti itu mendukung seseorang menunjukkan perbuatan seseorang, maka dia bisa ditetapkan sebagai Tersangka. - Objek dan Subjek Praperadilan : Kalau Objeknya tentu sudah jelas juga bahwa sudah ditentukan didalam pasal 1 sendiri ada 10 maupun pasal 77 sudah dipertegas lagi dan sudah berkembang lagi dengan adanya surat lik materi dan bahkan sudah dipertegas lagi dengan peraturan Mahkamah Agung bahwa objeknya itu jelas termasuk sah atau tidak penangkapan, termasuk rehabilitasi, penetapan ub penahanan, pemberhentian penyidikan, penghentian penuntutan, ganti rugi tersangka termasuk juga, termasuk penyitaan sudah baik oleh perkembangan dan kemajuan hukum kita. - SPDP itu kan jelas namanya juga surat pemberitahuan dimulainya ep ka m ah keputusan baru ditetapkan di Mahkamah Konstitusi melalui perubahan uji penyidikan, ini latar belakangnya itu adalah untuk koordinasi antara jauh sebenarnya secara terselubung bukan hanya sekedar koordinasi tapi ng malah diberikan pengawasan kepada jaksa penuntut umum untuk mengawasi on Hal 61 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu penyidikan-penyidikan yang dilakukan penyidik, itu salah satu fungsinya dari es R penyidikan dengan penuntutan sehingga perlu dibuat SPDP, bahkan lebih ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M R - In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 61 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R SPDP itu. Dan sekarang ini sudah berkembang juga setelah adanya keputusan Mahkamah Konstitusi bukan hanya Jaksa yang diberitahukan, ng bahkan kepada pelapor atau korban bahkan disebutkan kepada terlapor walaupun dalam setiap tindak pidana belum tentu ada terlapor, tapi demikian ketentuannya. Apabila SPDP tertulis 1100 nomor tiba-tiba yang dikirim kesana itu jadi 100 gu - hilang 1 nya, sementara substansinya tetap ? Ya itu sebenarnya masalah A administratif namun secara umum Saya katakan bahwa kalau terlihat seperti itu substansinya tetap tentang itu cuma ada sedikit perubahan karena ub lik apapun istilahnya, selama intinya substansinya adalah sama itu maksudnya maka itu tidak menggoyahkan keputusan yuridis dan itu sifatnya tidak substantif dan hanya administrative yang harus bisa diperbaiki sewaktuwaktu oleh pembuat Tersebut. Apakah Ahli Waris dari korban pembunuhan itu mempunyai hak untuk ep - membuat laporan atau pengaduan kepada Polri ? Ya sesuai dengan ah k am ah mungkin error persona mungkin kesalahan orang, salah ketik atau salah ketentuannya bahwa laporan atau pengaduan ya hanya bisa dilakukan oleh kewajibannya, kalau karena In do ne si R siapapun karena haknya dan juga karena haknya masyarakat yang melihat, mengalami bahkan mendengar bahkan A gu ng menjadi korban berhak mengajukan laporan, kalau itu termasuk dalam pengaduan kalau tadi korbannya adalah dalam pembunuhan terus keluarganya tentu dia termasuk orang yang dirugikan yang menjadi korban juga keluarganya, tentu sangat berhak untuk melakukan pembuatan laporan karena itu delik biasa ya tentu tidak perlu pengaduan, Tidak perlu menyampaikan untuk mengusut seseorang karena itu delik biasa, dia hanya - lik Ahli tahu Peraturan MA Nomor 4 tahun 2016 tanggal 19 April 2016 tentang larangan peninjauan kembali persoalan Praperadilan. Ayat 2 Perma No 4 Tahun 2016, tentang pemeriksaan Praperadilan terhadap penetapan tersangka dari aspek formil 2 alat bukti tidak masuk pokok perkara ? : Jadi sesuai dengan Ketentuan itu memang sudah diputus demikian ep ka m - lisan juga bisa juga tertulis bahkan bisa melalui e-mail. ub ah menyampaikan saja penyampaian laporan itu dalam ketentuan boleh secara ketentuannya, Praperadilan itu hanya meneliti hal-hal formil saja tidak boleh sesungguhnya dalam artian majelis hakim yang memeriksa pokok perkara, ng kalau dikatakan formil ini adalah hanya penegasan sebenarnya supaya on Hal 62 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu artinya jangan terpaku untuk memastikan itu maksudnya itu. Jadi namanya es R meneliti soal materilnya, kalau sudah menjadi fungsi dari peradilan yang ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 62 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia masalah formil, R formil itu adalah semua prosedur ketetapan menetapkan tersangka dalam didalam Perma dikatakan ketetapan tersangka itu adalah ng mereka yang karena perbuatannya didukung oleh minimum 2 bukti maka itulah formalnya. Kalau sudah ada 2 alat bukti secara formal orang itu bisa jadi tersangka. Jadi apakah bukti itu mendukung atau tidak itu soal lain, tentu gu kita pun harus objektif juga maka apabila ada 2 bukti tentu harus relevan dengan dakwaan atau tuduhan yang disangkakan tidak boleh asal 2 alat bukti A tanpa ada relasinya dengan tindak pidana yang dilaporkan. - Setiap ketentuan itu tidak ada yang yang tidak jelas, itu sudah jelas sekali. mengambil tindakan, penyelidik tindakan-tindakan apa yang bisa dilakukan oleh disesuaikan dengan kewenangannya sebagaimana yang ditentukan dalam KUHAP itu sendiri. Jadi tidak saya pikir tidak ada yang perlu am dijelaskan disini, karena Undang-undang sendiri sudah menyebutkan apa yang menjadi kewenangan dari penyidik yakni menerima laporan, ep ah k ub lik ah Kalau penyelidik menerima laporan atau pengaduan selanjutnya penyelidik pengaduan, melakukan pencegahan termasuk melakukan segala tindakan lainnya yang dianggap tidak bertentangan dengan kewenangannya. Bagaimana yang disebut 2 alat bukti yang cukup untuk menetapkan In do ne si R - tersangka, apakah nilainya atau muatannya atau jumlahnya kuantiti maupun A gu ng kualiti ? Jadi soal itu memang agak sedikit banyak nanti ribetnya, namun saya jelas bahwa soal penomoran itu pasal 184 menjelaskan pertama adalah keterangan saksi, ahli, surat. Nomor itu tidak menentukan kualitas, semua bukti-bukti itu mempunyai nilai yang sama. Nilainya sama semuanya, dalam arti menghitung apakah 2 bukti boleh diantara semua bukti itu berganti, boleh saja. Dan tidak harus semua jenis masuk 2 alat bukti. Tidak harus yang 5 lik yang ada, tapi lebih dari cukup untuk mengatakan tadi itu, lebih dari 3 lebih banyak lebih baik. Artinya hanya bukti surat saja yang ada, bisa saja dalam praktik yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Namun secara teoritis itu ub m ah jenis itu masing-masing 1 (satu), tidak harus. Bisa saja keterangan saksi saja maknanya, dalam praktik misalnya hanya mungkin saksi saja yang ada mungkin saja, tapi dalam praktik tidak mungkin karena ada peran terdakwa ka ep atau tersangka. Namun secara teori dengan 2 saksi cukuplah mengatakan yang dimaksud pasal 183 dengan dua alat bukti ditambah dengan keyakinan itu tidak pernah terjadi dalam praktek. Ketentuan ganti kerugian dalam perkara pidana melalui praperadilan, itu ng - on Hal 63 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu menjadi salah satu objek dari Pra-peradilan dengan syarat-syarat tidak es R bisa menyatakan orang bersalah. Apakah dengan dua saksi saja bisa, walau ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 63 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R sampai perkaranya pada pengadilan, atau penangkapan tidak sah, itu memberikan hak kepada tersangka. Apabila perkara tindak pidana masih berproses, apakah berhak menuntut ng - ganti kerugian? Karena masih berproses, jadi premature untuk menentukan ganti rugi karena masih bersidang kok. Kapan mengatakan kadarluarsa tentu ada ketentuan yang mengatakan gu - dihitung sejak perbuatan pidana itu dilakukan, setelah perbuatan pidana A dilakukan, setelah itu artinya berikutnya. Saya melakukan sekarang tindak pidana berikutnya dihitung mulai 1 hari berikutnya. Telah ditentukan juga ub lik ah ketentuannya untuk ancaman 3 tahun keatas kadaluarsanya 12 tahun, dibawah 3 tahun 6 tahun, dibawah selanjutnya sampai beberapa tahun yang di dalam KUHP ketentuan umum dijelaskan semuanya. Lalu kalau kita am berbicara soal keadaan berlanjut, tentu ada beberapa perbuatan pidana yang berdiri sendiri tetapi dipandang sebagai perbuatan yang sama dengan ep perbuatan terakhir. Hanya di pandang, tetapi perbuatan pidana itu adalah ah k perbuatan tersendiri, lalu Sejak kapan kita hitung? yaitu yang terakhir itu kita bisa pakai menentukan kapan perkara itu untuk kadaluarsanya. Kalau dari In do ne si R tahun dulu saya berbuat pidana sampai sekarang pun saya masih melakukan perbuatan yang sama yang bisa dipandang sebagai berkelanjutan maka A gu ng mulai dihitung dari yang terakhir ini. - Sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yang disangkakan dalam pidana, rumusan itu semua harus dibuktikan apa yang disangkakan dan apa yang dilarang dalam suatu pasal kalau kita mengatakan orang itu melanggar pasal itu, maka semua rumusan yang ada di pasal itu harus kita buktikan. Kalau ada salah satu saja unsur dari yang diminta oleh unsur pasal itu tidak lik kumulatif tidak boleh, kecuali ada alternative tertentu sifatnya ada alternative tertentu. Dan itu mudah kalau kita lihat ada alternative atau bukan, namun secara umum harus seluruhnya terpenuhi sesuai dengan ketentuan yang ub m ah terpenuhi maka tidak terpenuhi itu tindak pidananya. Jadi wajib semua, tidak terdapat dalam pasal yang disangkakan itu. Kewenangan penyidikan dalam KUHAP, tadi kan mengatakan tentang menerima laporan dan apalagi selain ka penggeledahan - dengan dilakukan penghentian R penyidikan kepolisian. sampai Dan kemudian di situ termasuk penyidik juga berwenang untuk menetapkan on Hal 64 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng seseorang menjadi tersangka. es penahanan, ep itu ? : Penyidik menerima Laporan, pengaduan, melakukan penangkapan, ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 64 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Syarat-syarat yang harus dipenuhi sehingga orang bisa ditetapkan sebagai R - seorang tersangka, sesuai dengan ketentuan Pasal 1 oleh terpenuhinya ng minimum 2 alat bukti karena perbuatannya, karena keadaannya dapat ditetapkan sebagai Tersangka. Itu berdasarkan ketentuan KUHAP. - Apakah 2 alat bukti itu berdasarkan kuantitas atau kualitas atau keduanya? : gu ya tentu yang namanya hitungan 2, ya tentu hitung kuantitas, dan tentu tadi sudah saya katakan juga 2 pun harus relevan dengan yang dipersangkakan A disitu juga kualitasnya. Kalau hanya 2 tok ataupun 3 tapi tidak ada relevansinya dengan pasal yang disangkakan ya tentu tidak boleh, tetap dua ub lik - Sesuai dengan ketentuannya sendiri bahwa yang dimaksud dalam Pasal 184 itu dan juga itu adalah seluruh alat-alat bukti yaitu artinya efidance itu, jadi kalau ada barang bukti yang kebetulan kita tidak mengenal itu didalam am ah duanya diperhatikan. KUHAP kita tetapi memang ada beberapa negara menggunakan istilah itu ep berarti sebagai real efidance itu tidak kita mengenal, tapi kita tatap ada ah k namanya barang bukti karena memang barang bukti itu diperlukan untuk membuat keperluan penyidikan dan pokok persidangan, tetapi itu semua In do ne si R namanya barang bukti harus dikonfirmasi melalui pihak-pihak lain, bisa melalui saksi, bisa melalui tersangka, bisa melalui ahli. Jadi tetap bahwa A gu ng barang bukti tetap sangat bermanfaat dalam pemeriksaan penuntutan maupun dipenyidikan. - dipersidangan, Apakah sama antara barang bukti dengan alat bukti ? Tadi sudah disebutkan bahwa barang bukti itu tidak dikenal dalam alat bukti kita, tetapi itu ada. Barang bukti itu adalah benda yang mungkin digunakan atau sebagai bagian yang bisa menunjukkan adanya tindak pidana. - Secara tingkatan apakah ada kualifikasi tingkatan alat bukti dengan barang lik Alat bukti berbeda dengan barang bukti. bukti ? Dua hal yang berbeda sehingga tidak bisa diseimbangkan artinya perbandingkan, barang bukti tidak termasuk sebagai alat bukti yang disebut ub ah - m dalam pasal 184, sehingga kita tidak bisa memperbandingkan. Artinya barang bukti tidak masuk dalam pasal 184. - Pada saat kapan barang bukti tersebut bisa dikualifikasikan sebagai alat bukti ep ka ? Dalam arti bukti saja tidak bisa, dalam alat bukti kita barang bukti tidak posisinya. Cuma dia bisa dipakai untuk mendukung tuduhan ataupun ng mendukung untuk putusan pengadilan harus dinilai dulu melalui konfirmasi on Hal 65 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu verifikasi dari pihak-pihak lain, artinya harus relevan. es R pernah menjadi alat bukti, kata dia hanya tetap seperti itu tetap pada ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 65 In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Barang bukti kalau berdiri sendiri jelas harus dicek relevan atau tidak. - Tingkatannya sebagai petunjuk atau sebagai barang bukti atau sebagai alat R - ng bukti ? Barang bukti tidak akan pernah berubah menjadi alat bukti, hanya untuk mendukung. - Karena hanya untuk mendukung artinya apakah itu hanya sebagai petunjuk gu atau udah menjadi sebagai alat bukti ? Kalau nanti dikatakan petunjuk dalam arti alat bukti tidak mustahil bisa berubah, tapi sekedar sebagai petunjuk A dalam makna yang sehari-hari ya jelas itu petunjuk. - Apabila dia satu tidak bisa menjadi alat bukti ? Tidak pernah berubah barang ub lik - Apakah barang bukti sebagai petunjuk bisa dikatakan sebagai alat bukti berdasarkan pasal 184 ? Kalau barang bukti tetaplah seperti itu. - Pengertian petunjuk sebagai alat bukti yang sah yang diperoleh dari saksi, keterangan tersangka disaat penyidikan, terdakwa didalam pengadilan, diluar pada pasal 184. - ep Dua alat bukti tersebut secara minimal menghapuskan keraguan untuk melanjutkan penyidikan. Ambang batas keraguan yang harus dimiliki oleh penyidik untuk menetapkan R - In do ne si ah k am ah itu. orang sebagai tersangka, harus didukung minimum 2 alat bukti yang sah A gu ng yang ditentukan pasal 184, tentu semua itu bukti-bukti ini adalah untuk meyakinkan si penyidik bahwa benar orang ini adalah tersangkanya bisa diduga sebagai pelaku tindak pidana. Dengan 2 alat bukti itulah bagaimana penyidik tidak ragu mengatakan seseorang itu bisa diduga sebagai pelaku tindak pidana, itu ukurannya. - Secara objektif ukurannya minimum harus ada 2 alat bukti itu. - Cara menilai alat bukti itu bagaimana, bahwa orang itu dapat diduga - lik melakukan tindak pidana ? Cara menilai tidak mungkin lepas dari subjektifitas orang yang melakukan pekerjaan itu sendiri tapi tidak mungkin juga lepas dari objektifnya. ub ah Untuk menilai alat bukti mau tidak mau kita harus mengetahui materilnya, jelas seperti itu. - Apa yang harus dilakukan penyidik untuk menghilangkan keraguan itu untuk ep m ka menentukan Tersangka sesuai dengan ketentuan ? Untuk mengetahui semua sendiri, misalnya menanyakan saksi, misalnya siapa yang pernah melihat, on Hal 66 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng tentu ditanya. Cari siapa yang pernah melihatnya, lalu kita tanya dia. es R itu tentu menggunakan sarana yang sudah ada didalam undang-undang itu ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 66 Untuk mengetahui semua itu, tentu menggunakan sarana yang sudah ada R - In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id dalam undang-undang itu sendiri. Misalnya membatasi, misalnya siapa yang ng pernah melihat orang yang ada di dalam ini, misalnya tentunya tanya siapa yang pernah melihat, lalu kita tanya dia, periksa apakah pernah melihat orang yang ada di dalam ini. Kalau dikatakan kalau ragu, tentu harus meyakinkan dirinya melalui bukti- gu - bukti. Kalau bicara sikapnya kalau mereka ragu atas A - apa yang dipersangkakan harus dihentikan, kalau sikapnya ragu oh tentu kalau ragu ub lik tadi. Kalau tidak didukung tidak boleh, kecuali didukung oleh keyakinan, kan keyakinan didukung oleh 2 alat bukti. Tapi kalau tidak yakin tidak perlu dilanjutkan, karena memang begitu kuncinya subjektifitas tetap ada disana. - Kalau untuk mengatakan seseorang itu tersangka tentu semua ada syaratnya tadi 2 alat bukti kalau sudah bicara syarat. Oleh karena itu apa ep ah k am ah tidak boleh, keraguan itu berarti dia tidak didukung oleh 2 alat bukti minimum ditentukan oleh Mahkamah Konstitusi adalah syarat formil untuk menetapkan seorang itu adalah tersangka. Syarat formil putusan MK pertimbangannya, kalau untuk menentukan kedua In do ne si R - alat bukti itu untuk menetapkan tersangka sebenarnya undang-undang A gu ng sendiri menentukan, Ya pasal 1 KUHAP yang tadi saya bilang. - Sudah jelas disebutkan tersangka itu siapa, tersangka itu adalah karena perbuatannya itupun didukung 2 alat bukti menggunakan istilahnya konstitusi bukan istilahnya KUHAP itu, karena itu harus dirubah. Kenapa dibikin dua alat bukti, kan karena kalau namanya mengatakan seseorang tersangka hanya dengan satu alat bukti tentu secara objektif secara umum lik hakim untuk menyatakan orang itu bersalah. Bahkan untuk hakim sendiri bukan hanya 2 alat bukti yang diminta, tapi bahkan keyakinan pun harus ada. ub - itu sangat sangat kurang untuk membuat orang yakin dalam hal ini tentu bagi Namanya fungsi melaksanakan penyidikan itu, tentu semua dibarengi dengan tindakan tindakan administratif. Semua pasti tidak mungkin tidak. Jadi lengkap dengan ketentuan ketentuan yang ep ka m ah tidak cukup meyakinkan mengatakan seseorang itu sudah bersalah. Karena kemarin telah mereka administariskan tentang pelaksanaannya. Jadi, apakah itu bagian dari dari tindakan tindakan yang tanpa administrative. Bahkan harus malah, paling on Hal 67 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng tidak administratif sebagai bukti dan dinilai merupakan analytical imperactive. es R penyelidikan juga, terus terang iya, betul. Tetap harus, tidak mungkin lepas ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 67 Dengan mudah mengatakan kalau kedua surat itu berbeda, karena saya tidak R - In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id hafal nomor yang disebutkan tadi. Berarti bukan surat yang sama. Surat pengantar dari kampus Saya tidak ingat. - Surat pengantar yang diterima bukan nomor 10, tapi nomor 11, sama atau ng - tidak? Ya kalau dibandingkan dengan yang lain tentu kita harus kita anggap gu kalau itu lain. Kalau ditanya sah atau tidak surat pengantarnya, karena di buat oleh orang yang berwenang dan terhadap formal ,itu tetap sah. Kalau sudah subtansinya berbeda tentu berbeda. Semuanya itu berbeda kok. A - Surat Nomor 10 atas nama ahli, nomor surat 11 itu atas nama Abdul Fikar ub lik pasti lain dan kalau isinya sudah berbeda subtansinya pun berbeda. - Dari nomornya saja sudah berbeda tentu itu surat berbeda. Nomor sudah berbeda pasti itu surat yang berbeda, tidak mungkin sama. - Sprindik ahli tahu, Ya Surat Perintah Penyidikan tahu. - Sebenarnya itu teknis dari penyidikan itu sendiri ya terkadang satu sprindik ep bisa untuk berapa orang, kadang kadang ya bisa satu orang saja itu tergantung mereka. Apakah Sprindik 120 dan 121 adalah sprindik yang sama dengan orang yang R - In do ne si ah k am ah Hajar, Ya tentu lain, subtansinya pun lain. Administrasi perorangan pun sudah sama dan substansi yang sama ? Kalau tadi yang sudah saya katakan, kalau A gu ng ada dua surat yang nomornya berbeda, identitas suatu surat adalah nomor dan tanggal tentunya. Identitas surat itu bahwa surat itu begini. Begitu juga dengan dua surat yang berebeda dan dengan nomornya berbeda ya berarti itu surat yang lain. Nomor 120 dengan 121 ya berarti berbeda. Kalau dari sisi penomoran tapi itulah identitas surat itu sendiri. - Apakah peran SPDP hanya sekedar koordinasi saja atau merupakan lik hanya koordinasi tetapi termasuk pengawasan juga. Saya pikir tadi sudah jelas saya terangkan. ub - dari awal, koordinasi. Tadi sudah saya katakan dengan jelas bahwa itu bukan Apakah yang namanya Jaksa bisa menyatakan ini sudah sah secara hukum atau tidak ? Jadi, namanya tadi kalau soal jaksa, bicara jaksa tadi ya. Artinya apakah dia bisa menentuan kurang atau cukup kan itu tadi ya, itu sebenarnya ep ka m ah supervisi yang menerapkan dominis litis ? Tapikan tadi sudah saya jelaskan sudah masuk keranah prapenuntutan itu sendiri. Itu SPDP itu memang satu sifatnya administrative saja tetapi kalau sudah masuk ke dalam pra on Hal 68 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng penuntuan sudah masuk ke pengawasan materi pemeriksaan yang dimaksud es R yang menerima tetapi ..... Jadi, SPDP itu lebih pada pengawasan yang ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Halaman 68 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia PT nya sama. R oleh Pemohon tadi. Jadi, dua hal yang berbeda walaupun …. instansinya atau Apakah setelah dari SPDP itu menjadi wilayah permohonan Praperadilan ng - atau tidak ? Kalau dikatakan apakah setelah SPDP itu ya, setelah SPDP itu dalam arti semua perbuatan-perbuatan, SPDP itu kan dari penyidik ya, gu namanya semua perbuatan setelah SPDP itu keluarnya perintah penyidikan, lalu semua tindakan tindakan yang dilakukan oleh penyidik setelah SPDP A tidak semuanya menjadi bagian dari Praperadilan, yang menjadi bagian dari Praperadilan sudah jelas secara … apa saja. Jadi tidak bisa dikatakan semua ub lik Praperadilan, tidak semua, tidak semua. - Yang menjadi bagian Praperadilan dan mana yang tidak setelah keluarnya SPDP ? Ya kalau mereka misalnya menangkap orang ya itu masuk, kalau menahan orang iya masuk, kalau dia menyita atau penyitaan itu masuk. Kalau melakukan penggeledahan itu masuk. Kalau dia melakukan Penetapan ep ah k am ah tindakan tindakan penyidik setelah keluarnya SPDP menjadi bagian dari tersangka termasuk. Termasuk...........yang perlu saya jelaskan. - Legal standing, apakah seseorang yang tidak melihat dan mendengar bisa In do ne si R menjadi Pelapor? Tadi seperti yang tadi sudah saya jelaskan ya, kapan pelaporan, apa namanya yang dimaksud laporan atau pemberitahuan yang A gu ng dilakukan oleh mereka atau kewajiban tentu mereka yang mengetahui, melihat, mendengar dan mengalami atau menjadi korban. Mereka itulah yang menjadi pelapor atau menjadi pengadu. Apabila dalam suatu peristiwa ada yang melihat tadi, ada yang mendengar, ada yang mengalami dan menjadi korban dalam kejadian itu dia berhak menjadi pelapor atau berhak melakukan laporan atau pengaduan terhadap peristiwa itu sendiri. Mungkin itu. Apakah ada perbedaan antara pelapor delik aduan dengan delik biasa ? Ya lik jelas, dari pengertian sajapun sudah lain. Namanya pelaporan itu untuk seluruh delik-delik yang bersifat umum, sementara untuk pengaduan khusus ub untuk tidak pidana atau delik yang bersifat aduan, dan itu benar-benar harus orang yang menjadi korban yang dirugikan untuk mengadukan. Diluar itu tidak boleh mengadukan. - Perkap Nomor 14 tentang menejemen penanganan perkar sudah dicabut, ep betul sudah diganti dengan Peraturan Polisi Nomor 6 tahun 2019. Pada peraturan peralihan selalu ada. Kebetulan ini mencabutnya adalah R - melalui peraturan Kepolisian Nomor 6 tahun 2019, kebetulan nomornya ng sama, tahunnya sama. Bukan didalam Perkap, ada itu sendiri dibuat on Hal 69 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu namanya juga lain bukan Perkap tapi Perpol istilahnya. Tanggalnya lain tapi es ka m ah - ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 69 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R nomornya sama. Diluar Peraturan Perundang-undangan. Selalu tersendiri. dicabut dulu baru keluar yang baru begitu. Tanggalnya pun tidak jauh ng berbeda, Perpol Nomor 6 Tahun 2019 pencabutannya. Seperti yang sudah saya jelaskan tadi bahwa Perkap yang nomor sebelumnya itu adalah dicabut oleh peraturan kepolisian yang ini tadi Nomor 6 Tahun 2019, mati Perkap tadi gu berarti sudah tidak ada toh? Bahwa muncul lagi. Sudah meninggal dicabut dengan peraturan kepolisian. Apakah yang baru ini harus menyinggung - Dicabut secara tersendiri bukan didalam Perkapnya. - Tadi saya sampaikan - juga bahwa....... sebenarnya tidak ub lik sudah ........Tetap,....... Kalau Perkap berlawanan/tidak sesuai dengan Undang-Undang, Tetap KUHAP yang dipakai karena ini induk dari hukum acara pidana. Pasal tentang Daluarsa pasal 78 - Konkursus apabila ada tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang diantara ep - satu dengan yang satu itu memiliki hubungan yang erat, sehingga dipandang ah k am ah A nyinggung yang sudah mati atau tidak? sebagai satu perbuatan yang berlanjut walau sebenarnya dia itu berbeda. ketentuan kadaluarsanya itu setelah perbuatan itu dilakukan. In do ne si R Karena dia itu berbeda, lalu kapan itu kadaluarsanya, sedangkan menurut Kadaluarsa mulai dihitung pada saat perbuatan terakhirnya itu. - Mulai dihitung setelah satu hari yaitu besoknya. - Menyangkut kerugiannya, apakah berbeda antara kejadian dengan jumlahnya A gu ng - ? Kalau dalam hal menentukan daluarsa, tidak dilihat dari segi kerugiannya tapi dilihat dari ancaman pidananya untuk dihitung ini berapa tahun ini berapa Menimbang, bahwa selanjutnya pihak Para Pemohon dan Termohon, masing-masing telah mengajukan kesimpulan secara tertulis, tanggal 18 Mei ub Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terjadi di persidangan adalah sebagaimana tertuang dalam Berita Acara persidangan perkara ini, yang untuk singkatnya dianggap termuat dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam putusan ep m 2020 dan selanjutnya mohon putusan perkara ini; ka lik ah tahun; ini. Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan praperadilan yang on Hal 70 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng diajukan oleh Para Pemohon adalah sebagaimana tersebut diatas; es R TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA. ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 70 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Menimbang, bahwa pada pokoknya permohonan praperadilan yang diajukan oleh Para Pemohon agar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ng memberikan putusan, sebagai berikut: - Menyatakan tindakan Termohon yang menetapkan Para Pemohon sebagai Tersangka atas dugaan tindak pidana penipuan dang pengelapan gu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 dan/atau 378 KUHP dan/atau Pasal 3,4 dan 5 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencucian Uang berdasarkan pemberitahuan penetapan A Surat B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tersangka tertanggal 10 Nomor Maret 2020, : Surat ub lik Maret 2019, Laporan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 adalah Tidak Sah; - Menyatakan Penyidikan yang dilakukan oleh Termohon beserta segala akibat hukumnya berdasarkan Surat pemberitahuan penetapan tersangka Nomor : tertanggal 10 Maret 2020, Surat ep B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 ah k am ah Perintah Penyidikan Nomor : SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret 2019, Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 In do ne si R Januari 2019 adalah Tidak Sah; Menimbang, bahwa Permohonan Para Pemohon tersebut, telah dibantah A gu ng oleh Termohon, maka Para Para Pemohon berkewajiban untuk membuktikan kebenaran dalil-dalil permohonannya dan Termohon untuk membuktikan kebenaran dalil-dalil bantahannya, juga dapat mengajukan bukti lawan (tegen bewijs); Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Para Pemohon telah mengajukan bukti surat masing-masing diberi tanda: P-1 sampai dengan P-15 dan mengajukan seorang Ahli bernama: Dr. EVA ACHYANI ZULVA, lik ah SH., MH. (Ahli Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana), telah didengar ub Menimbang, bahwa Termohon menolak dalil-dalil permohonan Para Pemohon tersebut dengan alasan pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa Termohon melakukan pengumpulan alat bukti dan pemanggilan serta pemeriksaan terhadap saksi-saksi, yang dituangkan dalam Berita Acara ep ka m keterangannya dibawah sumpah; Interview; Penyelidikan, dan pada hari Jum’at tanggal 22 Maret 2019, Termohon on Hal 71 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng melaksanakan Gelar Perkara di Ruang Rapat Dit. Reskrimum Polda Metro es R 2. Bahwa berdasarkan hasil penyelidikan, TERMOHON membuat Laporan Hasil ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 71 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R Jaya, untuk meningkatkan dari tahapan penyelidikan menjadi tahapan penyidikan; ng 3. Bahwa Termohon dalam rangka melaksanakan Penyidikan menerbitkan administrasi penyidikan berupa: Surat Perintah Tugas Penyidikan dan Surat Perintah Penyidikan; gu 4. Bahwa Termohon membuat surat yang ditujukan kepada Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Pelapor dan Terlapor (Pemohon) berdasarkan Surat A Kapolda Metro Jaya Nomor: B/6114/III/RES.1.11/2019/Datro, tanggal 28 Maret 2019 perihal Pemberitahuan dimulainya Penyidikan; ub lik saksi, yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan; 6. Bahwa dalam rangka membuat terangnya peristiwa tindak pidana, Termohon selanjutnya melakukan pemeriksaan terhadap Para Pemohon dalam kapasitas sebagai saksi yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan; ep 7. Bahwa Termohon melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap ahli: a. Dr. EFENDI SARAGIH, S.H., M.H. (Ahli Hukum Pidana dari Univ. Trisakti); b. ah k am ah 5. Bahwa Termohon melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap saksi- Dr. YUNUS HUSEIN, S.H., LLM. (Ahli TPPU dari Sekolah Tinggi Hukum TPPU dari PPATK); In do ne si R Indonesia JENTERA); c. Sdr. ARDHIAN DWIYOENANTO, S.H., M.H. (Ahli A gu ng 8. Bahwa dalam rangka mengumpulkan alat bukti, Termohon menerbitkan Surat Perintah Penyitaan, dan melakukan penyitaan barang bukti berupa: Disita dari Saksi Sdr. IKSAN RAHIM: a. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan PT. PUTRA ASPARPIN JAYA, PT. ASRA SUHADA TOURS & TRAVEL dan PT PRODUCTION; AKIRA MEDIA lik Mahardi Saranatama No. 24, tanggal 29 November 2017; c. Fotocopy Salinan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar ub Biasa PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 46, tanggal 12 Agustus 2008; d. Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bongkar Muat ep Mahardi Saranatama No. 01, tanggal 2 November 2015; e. Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. ASRA SUHADA R TOURS & TRAVEL No. 22, tanggal 15 Agustus 2016 on Hal 72 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng es Disita dari Saksi Sdr. DERIEN ELNOVELLY, S.E. : M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka m ah b. Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bongkar Muat Halaman 72 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R a. Print Out Rekening Bank Mandiri KCP Tanjung Priok Tawes atas nama PT MAHARDI SARANA TAMA Nomor Rekening: 120-009-000-126-9 ng periode bulan Januari 2005 s/d bulan Desember 2017. 9. Bahwa terkait benda yang disita oleh Termohon dari saksi-saksi selanjutnya dibuatkan: a. Surat Tanda Penerimaan; b. Berita Acara Penyitaan; c. Surat gu Laporan guna memperoleh Persetujuan Penyitaan Barang Bukti kepada Ketua Pengadilan Negeri Jak-Sel. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menerbitkan Surat Penetapan A selanjutnya 867/Pen.Per.Sit/2020/PN.JKT-Sel. Nomor: ub lik TPPU, Pelapor Sdr. IKSAN RAHIM memberikan Surat Kuasa Khusus untuk memeriksa dan meneliti Rekening Bank Mandiri KCP Tanjung Priok Tawes atas nama PT MAHARDI SARANA TAMA Nomor Rekening: 120-009-000126-9; 11. Bahwa TERMOHON kembali memohonkan permintaan tambahan informasi ep ah k am ah 10. Bahwa dalam rangka membuat terangnya tindak pidana, khususnya terkait transaksi keuangan kepada PPATK berdasarkan Surat Kapolda Metro Jaya Nomor : R/1298/II/RES.1.11/2020/Dit Reskrimum, tanggal 24 Februari 2020; In do ne si R 12. Bahwa selama proses penyidikan Termohon telah menemukan adanya 4 alat bukti yang sah sesuai dengan Pasal 184 KUHAP berupa: a. Keterangan A gu ng saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait; b. Bukti Surat; c. Keterangan Ahli; d. Petunjuk; 13. Bahwa berdasarkan alat bukti tersebut, selanjutnya Termohon melakukan gelar perkara pada tanggal 28 Februari 2020 dalam rangka peningkatan status Para Pemohon sebagai tersangka, yang mana para peserta gelar perkara sependapat dengan Penyidik untuk menetapkan Para Pemohon sebagai tersangka; sebagai Tersangka terhadap lik Ketetapan Para Pemohon dan surat ub pemberitahuan penetapan tersangka yang dikirimkan kepada Penuntut Umum, Pelapor dan kepada Para Tersangka; 15. Bahwa mempedomani ketentuan UU RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara pidana dalam BAB VIII tentang Berita Acara selanjutnya Termohon ep ka m ah 14. Bahwa berdasarkan hasil gelar perkara Termohon menerbitkan Surat melakukan pemanggilan terhadap Para Pemohon dalam rangka melakukan R pemeriksaan dalam kapasitas sebagai Tersangka, namun Para Pemohon es ng tidak hadir tanpa alasan yang patut dan wajar. on Hal 73 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu A. TENTANG BANTAHAN ATAS DALIL-DALIL PARA PEMOHON. ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 73 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R 1. Bahwa Termohon dalam proses penyelidikan dan penyidikan Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 telah ng mendapatkan 4 (empat) alat bukti yang sah sesuai dengan Pasal 184 KUHAP berupa: a. Keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait (16 saksi); b. Bukti Surat (6 bukti surat); c. Keterangan Ahli (3 orang saksi); d. gu Petunjuk (persesuaian antar alat bukti) untuk menetapkan Para Pemohon sebagai tersangka. Kesalahan penomoran adalah bukan kewenangan A lembaga praperadilan untuk menilainya; 2. Bahwa dalil Para Pemohon untuk syarat pemenuhan unsur tindak pidana ub lik tidak diuji dalam sidang praperadilan; 3. Bahwa dalil yang Pemohon sangkakan terkait kesalahan penomoran adalah bukan kewenangan lembaga praperadilan untuk menilainya; 4. Bahwa Perkap Nomor 14 Tahun 2012 telah dinyatakan tidak berlaku tertanggal 4 Oktober 2019. Bahwa tidak ada aturan dalam Perkap yang ep ah k am ah dalam objek penggelapan sudah memasuki ranah pokok perkara pidana yang mengatur tentang gelar perkara lintas kesatuan, tetapi yang ada adalah gelar perkara biasa dan gelar perkara khusus seperti yang tertuang dalam Pasal 31 In do ne si R Perkap Nomor: 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana; 5. Bahwa Pelapor mempunyai legal standing untuk membuat Laporan Polisi A gu ng Nomor: LP/102/I /2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019; 6. Bahwa dalil Para PEMOHON telah memasuki materi pokok perkara yang tidak relevan untuk dipertimbangkan dalam persidangan praperadilan; 7. Bahwa TERMOHON dalam proses penyidikan Laporan Polisi Nomor : LP/102/ I /2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 telah mendapatkan 4 (empat) alat bukti yang sah sesuai dengan Pasal 184 KUHAP saksi); b. Bukti Surat (6 bukti surat); c. Keterangan Ahli (3 orang saksi); d. lik ah berupa: a. Keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait (16 Petunjuk (persesuaian antar alat bukti); ub yang berhak menyatakan daluarsa suatu perkara pidana adalah masuk dalam objek perkara pokok (pokok perkara); 9. Bahwa ketentuan mengenai permintaan ganti rugi diatur dalam UU RI Nomor ep ka m 8. Bahwa terhadap objek daluarsa, bukanlah objek dari praperadilan karena 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana; pidana, akan tetapi hukum acara dari praperadilan adalah sesuai dengan ng hukum acara perdata, yang mana pihak yang mendalilkan maka dialah yang on Hal 74 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu wajib untuk membuktikan. es R 10. Bahwa terkait dengan praperadilan adalah masuk dalam ranah hukum ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 74 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Menimbang, bahwa untuk mendukung alasan-alasan bantahannya ng tersebut, Termohon telah mengajukan bukti surat yang diberi tanda T-1 s/d T-57 sebagaimana diuraikan tersebut diatas, dan tidak mengajukan saksi-saksi dan telah mengajukan seorang Ahli Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana : gu Dr.Effendi Saragih,SH.,MH., Yang didengar keterangannya di persidangan dibawah sumpah; bahwa terlebih dahulu Hakim Praperadilan A Menimbang, akan mempertimbangkan ketentuan dalam Peraturan Mahkamah Agung Republik ub lik Praperadilan tanggal 19 April 2016 (PERMA No 4 Tahun 2016), Pasal 2 ayat (2) yang mengemukakan pada pokoknya bahwa pemeriksaan Praperadilan terhadap permohonan tentang tidak sahnya penetapan tersangka hanya menilai aspek formil, yaitu apakah ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah dan tidak memasuki pokok perkara dan persidangan perkara praperadilan tentang tidak ep ah k am ah Indonesia Nomor: 4 Tahun 2016 Tentang Larangan Peninjauan Kembali Putusan sahnya penetapan tersangka, penyitaan dan penggeledahan dipimpin oleh Hakim In do ne si memeriksa aspek formal; R Tunggal karena pemeriksaannya tergolong singkat dan pembuktiannya hanya Menimbang, bahwa setelah membaca dan meneliti dengan seksama A gu ng surat permohonan Para Pemohon dan jawaban Termohon serta bukti surat-surat, saksi dan ahli yang diajukan di persidangan oleh Para Pemohon dan Termohon, maka selanjutnya Hakim Praperadilan akan mempertimbangkan sebagai berikut: Menimbang, bahwa setelah Hakim Praperadilan meneliti dan mempelajari Permohonan Praperadilan Para Pemohon dan Jawaban dari Termohon, maka yang menjadi permasalahan hukum yang harus diselesaikan dalam perkara a quo, adalah sebagai berikut: lik mengadili sah atau tidaknya Penetapan Tersangka H. HENDRO HASSYARI ub H., FADLI HASYARI, dan FAIZAH ABIDIN tersebut? 2. Apakah tindakan Termohon yang menetapkan Para Pemohon sebagai Tersangka atas dugaan tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 dan/atau Pasal 378 KUHP dan/atau ep ka m ah 1. Apakah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berwenang memeriksa dan Pasal 3, 4 dan 5 UU Nomor: 8 Tahun 2010 tentang Pencucian Uang tanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO HASSYARI H.; Surat A HASYARI; Surat Ketetapan Nomor: on FADLI Hal 75 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d nama gu atas ng Ketetapan Nomor: SP.Tap/68/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 es R berdasarkan: Surat Ketetapan Nomor: SP.Tap/70/III/2020/Ditreskrimum, ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 75 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R SP.Tap/69/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 atas nama FAIZAH ABIDIN; Surat Pemberitahuan Tersangka Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/ ng Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI, dan FAIZAH ABIDIN. Dan berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/1341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret gu 2019, dan Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 atas nama Pelapor IKSAN RAHIM; dan Laporan Polisi Nomor: A LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 adalah sah menurut tersebut beralasan ub lik Menimbang, bahwa apakah permohonan Para Pemohon dalam perkara atau berdasarkan hukum, maka Pengadilan akan mempertimbangkannya sebagaimana dibawah ini; Menimbang, bahwa sebelum Pengadilan Negeri mempertimbangkan lebih lanjut tentang permasalahan dalam perkara ini, maka terlebih dahulu perlu dipahami bahwa maksud dan tujuan diadakannya Lembaga Praperadilan adalah ep ah k am ah hukum? untuk kepentingan pengawasan terhadap perlindungan hak-hak Tersangka dalam pemeriksaan pendahuluan pada suatu perkara pidana, yang pada prinsipnya In do ne si R lebih mengutamakan untuk memberi perlindungan terhadap hak asasi manusia; Menimbang, bahwa Praperadilan merupakan suatu lembaga yang A gu ng diintrodusir oleh Undang-Undang Nomor: 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Keberadaan Praperadilan diatur dalam Pasal 77 sampai dengan Pasal 83 KUHAP. Adapun fungsi Lembaga Praperadilan adalah melakukan pengawasan horizontal terhadap adanya tindakan penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh Instansi Kepolisian dalam penegakan hukum selaku Penyidik dan Instansi Kejaksaan selaku Penuntut Pengawasan yang dilakukan tersebut ah implementasi Integrated Criminal Justice System; merupakan bagian dari lik Umum. Menimbang, bahwa menurut M. YAHYA HARAHAP dalam bukunya: ub Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali”, Edisi Kedua, Jakarta: Sinar Grafika, 2002, hlm. 4, menyebutkan: bahwa tujuan utama lembaga ep Praperadilan adalah melakukan “pengawasan horizontal” atas tindakan upaya paksa yang dikenakan terhadap Tersangka selama ia berada dalam pemeriksaan R penyidikan atau penuntutan, agar benar-benar tindakan itu tidak bertentangan on Hal 76 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng es dengan ketentuan hukum dan undang-undang; M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka m “Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan Sidang Halaman 76 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Menimbang bahwa Pasal 1 angka 10 KUHAP menyatakan: “Praperadilan“ adalah wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus menurut ng cara yang diatur dalam undang undang ini tentang: a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka; gu b. Sah atau tidaknya penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan; Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya A c. ub lik Menimbang, bahwa kewenangan Pengadilan Negeri untuk memeriksa, mengadili dan memutus praperadilan sesuai dengan ketentuan Pasal 77 KUHAP tentang sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan dan ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan yang dilaksanakan dalam praperadilan, telah diperluas ep ah k am ah atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke Pengadilan. kewenangannya dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 21/PUUXII/2014 tanggal 28 April 2015 yang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir, In do ne si R telah menjatuhkan putusan dalam permohonan Pengujian Undang-Undang Nomor: 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) terhadap Undang A gu ng Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang diajukan oleh Bahtiar Abdul Fatah, yaitu Pasal 77 huruf a Undang-Undang Nomor: 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1981, Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor: 3209) bertentangan dengan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai termasuk penetapan tersangka, penggeledahan dan penyitaan. Pasal 77 huruf a Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang lik ah Hukum Acara Pidana (Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang dimaknai termasuk ub Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 4 Tahun 2016 Tentang Larangan Peninjauan ep Kembali Putusan Praperadilan, disebutkan: Obyek Praperadilan adalah: a. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penuntutan, penggeledahan; penetapan tersangka, penyitaan dan ng b. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkara pidananya on Hal 77 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan. es penghentian R ka m penetapan tersangka, penggeledahan dan penyitaan; ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 77 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan mengenai kewenangan Pengadilan Negeri untuk memeriksa, mengadili dan memutus ng Praperadilan tersebut, maka dalam hal ini Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perkara sah atau tidaknya Penetapan Para Tersangka: H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI, dan gu FAIZAH ABIDIN tersebut; Menimbang, bahwa selanjutnya yang dipermasalahkan oleh Para A Pemohon adalah penetapan Tersangka atas nama H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI, dan FAIZAH ABIDIN yang penyidikannya dilaksanakan oleh ub lik tanggal 7 Januari 2019, atas nama pelapor IKSAN RAHIM, tentang dugaan tindak pidana penipuan dan/atau pengelapan dan tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 dan/atau Pasal 372 KUHP dan Pasal 3, 4 dan 5 UU Nomor: 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, tidak sah dan tidak berdasarkan atas hukum dan oleh karenanya penetapan tersangka ep ah k am ah Termohon berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Direskrimum a quo tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; Menimbang, bahwa telah digariskan dalam Pedoman Pelaksanaan KUHAP In do ne si R bahwa “Tujuan dari hukum acara pidana adalah mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, ialah kebenaran yang selengkap- A gu ng lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur, obyektif, cermat dan tepat, dengan tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat disangka dan didakwa melakukan suatu pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa dan diajukan di depan persidangan itu Menimbang, bahwa terhadap Laporan dari Pelapor berdasarkan Laporan lik ah dapat dipersalahkan melakukan tindak pidana”; Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Direskrimum tanggal 7 Januari 2019, atas nama ub pengelapan dan tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 dan/atau Pasal 372 KUHP dan Pasal 3, 4 dan 5 UU Nomor: 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang yang dilakukan oleh Para ep ka m pelapor IKSAN RAHIM, mengenai dugaan tindak pidana penipuan dan/atau Pemohon: H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI dan FAIZAH ABIDIN, HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI dan FAIZAH ABIDIN sebagai berdasarkan Surat Ketetapan Nomor: ng Tersangka on Hal 78 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu SP.Tap/70/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO es R kemudian oleh Termohon dijadikan dasar untuk menetapkan Para Pemohon : H. ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 78 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R HASSYARI H.; Surat Ketetapan Nomor: SP.Tap/68/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 atas nama FADLI HASYARI; Surat Ketetapan Nomor: ABIDIN, ng SP.Tap/69/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 atas nama FAIZAH Surat Pemberitahuan Penetapan Tersangka Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/ Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020, dengan dasar gu dilakukannya penyidikan berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/1341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret 2019, atas nama Para A Tersangka: H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI dan FAIZAH ABIDIN, sesuai dengan dalil bantahannya, Termohon telah melakukan penyelidikan dan ub lik saksi-saksi, keterangan dari Ahli, dan penyitaan Barang Bukti dalam rangka mengumpulkan bukti (Alat Bukti dan Barang Bukti); Menimbang, bahwa di dalam KUHAP terdapat perbedaan mengenai istilah bukti yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan seseorang sebagai Tersangka, perintah penangkapan dan perintah penahanan, dengan ep ah k am ah melakukan upaya paksa dalam penyidikan untuk memperoleh keterangan dari menggunakan frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti yang cukup” sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 14 KUHAP, Pasal 17 In do ne si R KUHAP, dan Pasal 21 ayat (1) KUHAP; Menimbang, bahwa Pasal 1 angka 14 KUHAP, menyebutkan: Tersangka A gu ng adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan “bukti permulaan,” patut diduga sebagai pelaku tindak pidana; Menimbang, bahwa Pasal 17 KUHAP, menyebutkan: Perintah penangkapan dilakukan terhadap seorang yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan “bukti permulaan yang cukup;” Menimbang, bahwa Pasal 21 ayat (1) KUHAP, menyebutkan: Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap seorang tersangka atau lik ah terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan “bukti yang cukup,” dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa ub barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana; Menimbang, bahwa setelah memperhatikan ketentuan di dalam KUHAP tersebut, tidak ada penjelasan secara eksplisit yang menyebutkan apa dan apa ep ka m tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan saja bukti dalam frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, “bukti XII/2014 tanggal 28 April 2015, menyatakan: inkonstitusional bersyarat terhadap ng frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, “bukti yang cukup” dalam on Hal 79 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu Pasal 1 angka 14, Pasal 17, dan Pasal 21 ayat (1) KUHAP sepanjang tidak es R yang cukup” itu. Namun, dalam putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 21/PUU- ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 79 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R dimaknai minimal dua alat bukti yang termuat dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP; ng Menimbang, bahwa kemudian Mahkamah Agung Putusan dengan mempertimbangkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015 yang memperluas kewenangan Praperadilan, menerbitkan gu Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 4 Tahun 2016 Tentang Larangan Peninjauan Kembali Putusan Praperadilan (PERMA No. 4 Tahun 2016) A yang dalam Pasal 2 ayat (2) menyatakan: Pemeriksaan Praperadilan terhadap permohonan tentang tidak sahnya penetapan tersangka hanya menilai aspek ub lik memasuki materi perkara; Menimbang, bahwa dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: 6 Tahun 2019 Tentang Penyidikan Tindak Pidana (PERKAP No. 6 Tahun 2019) tidak lagi menggunakan frasa “bukti permulaan”, atau “bukti permulaan yang cukup”, atau “bukti yang cukup”, untuk memberikan pengertian ep ah k am ah formil, yaitu apakah ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah dan tidak Tersangka, tetapi dalam Pasal 1 angka 9 PERKAP No. 6 Tahun 2019, disebutkan: Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya atau In do ne si R keadaannya, berdasarkan “2 (dua) alat bukti yang sah didukung barang bukti” patut diduga sebagai pelaku tindak pidana; A gu ng Menimbang, bahwa dengan demikian, yang dimaksud dengan “bukti permulaan”, atau “bukti permulaan yang cukup”, atau “bukti yang cukup” untuk menetapkan seseorang sebagai Tersangka, melakukan penangkapan, dan penahanan, harus dengan syarat atau dasar minimal 2 (dua) alat bukti yang sah didukung barang bukti; Menimbang, bahwa pemahaman dan penafsiran didalam menentukan seseorang sebagai Tersangka yang harus memenuhi syarat, yaitu minimal harus ub Menimbang, bahwa dalam Pasal 183 KUHAP, disebutkan : Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurangkurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya; ep ka m merujuk pada Pasal 183 dan Pasal 184 KUHAP; lik ah ada 2 (dua) alat bukti permulaan yang sah tersebut, sebenarnya dapat dikatakan Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 183 KUHP tersebut, menurut KUHAP adalah sistem pembuktian menurut Undang-undang Secara Negatif ng (Negatief Wettelijk Stelsel). Artinya untuk dapat menyatakan seseorang bersalah on Hal 80 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu melakukan tindak pidana, dibutuhkan keyakinan Hakim atas alat bukti yang es R Pengadilan dapat disimpulkan bahwa sistem pembuktian yang dianut oleh ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 80 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R diajukan di persidangan yang macam-macamnya alat bukti sudah ditentukan oleh undang-undang; ng Menimbang, bahwa adapun alat bukti yang sah sebagaimana dimaksud adalah sebagaimana yang diatur dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP yang terdiri dari: a.Keterangan saksi; b. Keterangan ahli; c. Surat; d. Petunjuk; e. Keterangan gu terdakwa; Menimbang, bahwa dengan demikian, yang dimaksud 2 (dua) alat bukti A yang sah, adalah 2 (dua) alat bukti diantara 5 (lima) alat bukti yang Pasal 184 ub lik Menimbang, bahwa menurut ahli hukum pidana dan hukum acara pidana Dr.Eva Achjani Zulfa,SH.MH. dipersidangan telah didengar keterangannya dibawah sumpah pada pokoknya berpendapat sebagai berikut; - am ah ayat (1) KUHAP; Ketentuan dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP itu menjadi pegangan penyidik untuk memenuhi minimal 2 alat bukti yang sah untuk menetapkan ah k - ep seseorang sebagai tersangka; Ketentuan pasal ini juga tidak bisa ditafsirkan seperti rumus dalam matematika 1+1=2. Akan tetapi keberadaan alat bukti tersebut haruslah In do ne si R memperkuat keyakinan penyidik bahwa ada hubungannya dengan tindak kejahatan yang disangkakan; Dalam perkara aquo yang di dasari pada ketentuan Pasal 372 dan Pasal A gu ng - 378 KUHP, maka minimum 2 alat bukti yang disyaratkan haruslah berupa alat bukti yang menentukan atau golden evidence. Pandangan ini tidak menghitung berapa banyak barang bukti ataupun alat bukti yang diperoleh Penyidik, namun apakah dari banyaknya alat bukti tersebut, apa dan berapa alat bukti yang bisa dijadikan golden evidence. Jika hal tersebut ub Menimbang, bahwa demikian juga menurut ahli hukum pidana dan hukum acara pidana Dr.Effendi Saragih,SH.MH., dibawah sumpah dipersidangan telah memberikan pendapatnya, pada pokoknya sebagai berikut: Syarat menetapkan Tersangka Minimum 2 alat bukti yang sah, kalau ep - dengan 2 alat bukti itu mendukung seseorang menunjukkan perbuatan Ketentuan dalam Peraturan MA Nomor 4 tahun 2016 tanggal 19 April 2016 untuk menetapkan tersangka, karena perbuatannya didukung ng secara on Hal 81 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu formal oleh minimum 2 bukti yang relevan dengan dakwaan atau tuduhan es - R seseorang, maka dia bisa ditetapkan sebagai Tersangka; M h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) ik ah ka m ah dianggap tidak tepat atau cacat hukum; lik belum bisa di kualifisir maka penetapan seseorang sebagai Tersangka Halaman 81 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R yang disangkakan dan tidak boleh asal 2 alat bukti tanpa ada relevansinya dengan tindak pidana yang dilaporkan; Bahwa seluruh alat-alat bukti sebagaimana ditentukan dalam Pasal 184 ng - KUHAP adalah untuk menentukan tersangkanya yang diduga sebagai pelaku tindak pidana, secara obyektif ukurannya harus ada minimal gu dengan 2 alat bukti yang sah dari alat-alat bukti yang ditentukan Pasal 184 KUHAP tersebut dan adapun cara untuk menilai alat-alat bukti tersebut menilainya tidak mungkin lepas dari subjektifitas orang yang melakukan ub lik pekerjaan itu sendiri tapi tidak mungkin juga lepas dari objektifnya. Dan oleh karena itu untuk menilai alat-alat bukti tersebut, mau tidak mau harus mengetahui materiilnya dari pasal-pasal yang disangkakan terhadap pelaku yang diduga melakukan tindak pidana tersebut; Menimbang, bahwa Termohon dalam dalil bantahannya menyatakan telah ep ah k am ah A terhadap seseorang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana yaitu cara memiliki bukti permulaan cukup, yaitu 4 (empat) alat bukti yang sah sesuai dengan Pasal 184 KUHAP untuk menetapkan H. HENDRO HASSYARI H., FADLI In do ne si R HASYARI dan FAIZAH ABIDIN (Para Pemohon) sebagai Tersangka, dan telah melakukan serangkaian tindakan untuk menemukan fakta dari 4 (empat) alat A gu ng bukti. Empat alat bukti yang sah yang dimaksud oleh Termohon berupa: Keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait (16 saksi); b. Bukti Surat (6 bukti surat); c. Keterangan Ahli (3 orang Ahli); dan Petunjuk (persesuaian antar alat bukti); Menimbang, bahwa selanjutnya yang menjadi permasalahan yang harus dijawab adalah apakah benar 4 (empat) alat bukti sesuai dengan Pasal 184 lik ah KUHAP yang disebutkan oleh Termohon sebagai dasar untuk menetapkan H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI dan FAIZAH ABIDIN (Para Pemohon), ub mendapatkan 4 (empat) alat bukti telah sesuai dengan prosedur hukum sebagaimana diatur dalam KUHAP dan petunjuk pelaksanaan dan teknisnya diatur dalam peraturan yang dibuat oleh Kepolisian atau tidak? ep ka m mempunyai kwalitas sebagai alat bukti sah, dan apakah cara mencari dan Menimbang, bahwa KUHAP telah mengatur mengenai cara menangani penyidikan sebagaimana diatur dalam BAB XIV KUHAP tentang Penyidikan. ng Penyidikan dalam BAB XIV KUHAP dilakukan dalam 2 (Dua) tahap, yaitu tahap on Hal 82 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu Penyelidikan sebagaimana diatur dalam Bagian Kesatu, Pasal 102 s.d. Pasal 105 es R perkara tindak pidana berdasarkan Laporan Polisi, dengan melalui proses ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 82 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R KUHAP, dan tahap Penyidikan sebagaimana diatur dalam Bagian Kedua, Pasal 106 s.d Pasal 136 KUHAP; ng Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 5 KUHAP: Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau gu tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. Kegiatan penyelidikan, merupakan bagian atau salah satu cara dalam A melakukan penyidikan untuk: a. menentukan suatu peristiwa yang terjadi merupakan tindak pidana atau ub lik b. membuat terang suatu perkara sampai dengan menentukan pelakunya; dan c. dijadikan sebagai dasar melakukan upaya paksa. Menimbang, bahwa penyelidikan, juga sebagai sarana untuk mencari dan mendapatkan alat bukti, jika perkaranya ditingkatkan ke tahap Penyidikan. Untuk menentukan, apakah hasil penyelidikan dapat ditingkatkan ke tahap penyidikan, ep ah k am ah bukan; berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: 6 Tahun 2019 Tentang Penyidikan Tindak Pidana (PERKAP No. 6 Tahun 2019), No. 6 Tahun 2019, dengan ketentuan, sebagai berikut: In do ne si R wajib dilaksanakan gelar perkara sebagaimana diatur dalam Pasal 9 PERKAP A gu ng Ayat (1): Hasil Penyelidikan yang telah dilaporkan oleh tim penyelidik, wajib dilaksanakan gelar perkara untuk menentukan peristiwa tersebut diduga: a. tindak pidana; atau b. bukan tindak pidana. Ayat (2): Hasil gelar perkara yang memutuskan: a. merupakan tindak pidana, dilanjutkan ke tahap penyidikan; b. bukan merupakan tindak pidana, dilakukan penghentian penyelidikan; dan perkara tindak pidana bukan kewenangan Penyidik Polri, laporan dilimpahkan lik ah c. ke instansi yang berwenang. ub penghentian penyelidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dilakukan gelar perkara untuk menentukan kegiatan penyelidikan dapat atau tidaknya ditingkatkan ke tahap penyidikan; ep ka m Ayat (3): Dalam hal atasan Penyidik menerima keberatan dari pelapor atas Menimbang, bahwa selanjutnya sebagai sarana untuk mencari dan disebutkan dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP yang menyatakan: Penyidikan adalah ng serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam on Hal 83 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti es R mendapatkan alat bukti, dilakukan dalam tahap penyidikan sebagaimana ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 83 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Ketentuan dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP dapat disimpulkan, ng bahwa maksud dan tujuan dari Penyidikan, adalah untuk mencari serta mengumpulkan bukti, membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi, dan guna menemukan tersangkanya. Namun, untuk menetapkan Tersangkanya, gu harus didasarkan ketentuan dalam Pasal 25 PERKAP No. 6 Tahun 2019, yaitu: Ayat (1): Penetapan tersangka berdasarkan paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang A didukung barang bukti; Ayat (2): Penetapan tersangka sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ub lik Menimbang, bahwa yang dimaksud Gelar Perkara berdasarkan Pasal 1 angka 24 PERKAP No. 6 Tahun 2019: Gelar Perkara adalah kegiatan penyampaian penjelasan tentang proses penyelidikan dan penyidikan oleh Penyidik kepada peserta gelar dan dilanjutkan diskusi kelompok untuk mendapatkan tanggapan/masukan/koreksi guna menghasilkan rekomendasi ep ah k am ah dilaksanakan melalui mekanisme gelar perkara, kecuali tertangkap tangan; untuk menentukan tindak lanjut proses penyelidikan dan penyidikan. Berdasarkan pengertian mengenai Gelar Perkara tersebut, dapat disimpulkan, bahwa Gelar kelompok; In do ne si R Perkara harus dilakukan dihadapan beberapa pihak dan merupakan diskusi A gu ng Menimbang, bahwa berdasarkan Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: 4 Tahun 2014 Tentang Standar Operasional Prosedur Pengawasan Penyidikan Tindak Pidana (PERKABA No. 4 tahun 2014) dalam Lampiran huruf C. Standar Operasional Prosedur Gelar Perkara Biasa, pada Nomor: 3 huruf g tentang Mekanisme Gelar Perkara, disebutkan, bahwa Tahap pelaksanaan gelar meliputi: 1) pembukaan gelar perkara oleh pimpinan gelar perkara; hasil penyidikan yang telah dilaksanakan; ub 4) diskusi permasalahan yang terkait dalam penyidikan perkara; dan 5) kesimpulan gelar perkara. Menimbang, bahwa berdasarkan Lampiran PERKABA No. 4 tahun 2014 ep ka m 3) tanggapan para peserta gelar perkara; lik ah 2) paparan tim penyidik tentang pokok perkara, pelaksanaan penyidikan, dan huruf C, disebutkan: SOP Gelar Perkara Biasa Bertujuan sebagai pedoman jelas, efektif dan efesien, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara yuridis on Hal 84 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu pembantu; ng dan prosedur serta terwujudnya pola tindak yang sama bagi penyidik/penyidik es R standar dalam melakukan langkah-langkah Gelar Perkara Biasa yang terukur, ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 84 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 32 ayat (2) PERKAP No. 6 Tahun 2019, disebutkan: Pelaksanaan Gelar Perkara biasa dapat mengundang fungsi ng pengawasan dan fungsi hukum Polri. Sedangkan berdasarkan Pasal 16 ayat (3) PERKABA No. 4 tahun 2014: Gelar perkara biasa dipimpin oleh Ketua Tim Penyidik atau Atasan Penyidik dengan menghadirkan Pengawas Penyidikan dan gu pejabat terkait sesuai dengan jenis gelar yang dilaksanakan; Menimbang, bahwa untuk menilai kwalitas atau kekuatan mengikat 4 A (empat) alat bukti yang sah yang dimaksud oleh Termohon berupa: Keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait (16 saksi); b. Bukti Surat (6 bukti ub lik bukti), Hakim Praperadilan akan mempertmbangkan sebagai berikut: Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 26 KUHAP: Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. Pasal 1 angka 27 KUHAP: Keterangan saksi ep ah k am ah surat); c. Keterangan Ahli (3 orang Ahli); dan Petunjuk (persesuaian antar alat adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan In do ne si R ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu. Pasal 108 ayat (1) KUHAP: Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau A gu ng menjadi korban peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun tertulis. Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 185 KUHAP, dijelaskan lebih lanjut mengenai saksi, yaitu: (1) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang Penjelasan Pasalnya: Dalam keterangan saksi tidak termasuk keterangan lik ah pengadilan. yang diperoleh dari orang lain atau testimonium de auditu. ub terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila disertai dengan suatu alat bukti yang sah lainnya. ep ka m (2) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa (4) Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lain sedemikian on Hal 85 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu tertentu. ng rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan es R atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 85 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R (5) Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan merupakan keterangan saksi. ng (6) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, Hakim harus dengan sungguh-sungguh memperhatikan: a. persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain; gu b. persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain; c. alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan A yang tertentu; ub lik umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya; Penjelasan Pasalnya: Yang dimaksud dengan ayat ini ialah untuk mengingatkan hakim agar memperhatikan keterangan saksi harus benarbenar diberikan secara bebas, jujur dan obyektif. (7) Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan ep yang lain, tidak merupakan alat bukti, namun apabila keterangan itu sesuai dengan keterangan dari saksi yang disumpah dapat dipergunakan sebagai ah k am ah d. cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada In do ne si R tambahan alat bukti sah yang lain. Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 186 KUHAP: Keterangan ahli ialah A gu ng apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan. Penjelasan Pasalnya: Keterangan ahli ini dapat juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut umum yang dituangkan dalam suatu bentuk laporan dan dibuat dengan mengingat sumpah di waktu ia menerima jabatan atau pekerjaan. Jika hal itu tidak diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut umum, maka pada pemeriksaan di sidang, diminta untuk memberikan keterangan dan dicatat dalam berita acara pemeriksaan. Keterangan tersebut diberikan lik ah setelah ia mengucapkan sumpah atau janji di hadapan hakim; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 187 KUHAP: Surat sebagaimana ub dikuatkan dengan sumpah, adalah: a. berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat ep ka m tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang ng b. surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau on Hal 86 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata es keterangannya itu; R dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 86 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan; ng Penjelasan Pasalnya: Yang dimaksud dengan surat yang dibuat oleh pejabat, termasuk surat yang dikeluarkan oleh suatu majelis yang berwenang untuk itu. surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan gu c. keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta A secara resmi dari padanya; d. surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat ub lik Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 188 KUHAP: (1) Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana ep ah k am ah pembuktian yang lain. dan siapa pelakunya. b. surat; In do ne si a. keterangan saksi; R (2) Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diperoleh dari: A gu ng c. keterangan terdakwa. (3) Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan kesaksamaan berdasarkan hati nuraninya. Menimbang, bahwa petunjuk adalah sebagai salah satu alat bukti yang lik ah sah, disini berbeda dengan alat bukti yang lainnya, alat bukti petunjuk diperoleh dari keterangan saksi, surat dan keterangan Terdakwa, alat bukti petunjuk disini ub Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, menurut pendapat Hakim Praperadilan, cara mencari dan mendapatkan 4 (empat) alat bukti secara formal yang dilakukan oleh Termohon telah mengikuti ep ka m bukan merupakan alat bukti langsung (indirect bewijs); ketentuan dalam penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, namun secara prosedur hukum sebagaimana diatur dalam KUHAP, Peraturan Kepala ng Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: 6 Tahun 2019 Tentang Penyidikan on Hal 87 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu Tindak Pidana, dan Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara es R prosedural pelaksanaan penyelidikan tidak dilaksanakan sesuai dengan ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 87 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Republik Indonesia Nomor: 4 Tahun 2014 Tentang Standar Operasional Prosedur Pengawasan Penyidikan Tindak Pidana, sebagai petunjuk pelaksanaan dan ng petunjuk teknis, serta Standar Operasional Prosedur Pengawasan Penyidikan Tindak Pidana, dengan alasan: 1. Gelar Perkara yang dilakukan Termohon (sebagaimana Bukti Surat bertanda gu T-15) tidak sesuai dengan ketentuan yang dimaksud Gelar Perkara berdasarkan Pasal 1 angka 24 PERKAP No. 6 Tahun 2019, dan PERKABA A No. 4 tahun 2014 sebagaimana dijelaskan di atas; 2. Gelar Perkara yang dilakukan Termohon, hanya dilakukan oleh petugas yang ub lik ah melakukan penyelidikan, dan dilaksanakan di ruangan penyelidik yang menangani, tanpa mengundang fungsi pengawasan dan fungsi hukum Polri atau menghadirkan Pengawas Penyidikan dan pejabat terkait, dan tidak ada diskusi kelompok, sehingga penilaian mengenai hasil penyelidikan (sebagaimana Bukti Surat bertanda T-14) sangat subyektif dan tidak tepat; ep ah k am menghadirkan yang terkait yaitu Pelapor maupun Para Terlapornya, tanpa Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan mengenai alat bukti keterangan saksi-saksi tersebut di atas, terhadap keterangan saksi-saksi yang In do ne si R bersesuaian dan saling terkait (16 orang saksi) yang didalilkan Termohon (sebagaimana Bukti Surat bertanda T-19 s.d T-34), Hakim Praperadilan A gu ng berpendapat, alat bukti keterangan saksi-saksi (16 orang saksi), tidak mempunyai nilai sebagai alat bukti sah keterangan saksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1) huruf a KUHAP Jo. Pasal 185 KUHAP, dengan alasan: 1. Perlapor IKSAN RAHIM dan sebagai saksi seharusnya sudah mengetahui peristiwanya, karena sejak tahun 1989 sampai dengan tanggal 29 Nopember Saranatama; lik ah 2017 sudah menjabat sebagai Komisaris PT. Bongkar Muat Mahardi ub setelah hakim praperadilan mencermati keterangan dari semua saksi tersebut ternyata tidak mengetahui, tidak mendengar, tidak melihat sendiri kejadiannya atau peristiwanya, dan tidak mengerti maksud dan tujuannya untuk keperluan apa sejumlah uang yang diserahkan Alm. ZAINAL RACHIM kepada Pemohon ep ka m 2. Perlapor IKSAN RAHIM dan sebagai saksi beserta 15 orang saksi lainnya, H. HENDRO HASSYARI H., sejak bulan Januari 2005 s/d bulan Desember tidak ada persesuaian antara keterangan saksi-saksi berkaitan dengan on Hal 88 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng peristiwanya; es R 2017, sebagaimana aturan mengenai Pelapor dan saksi dalam KUHAP, serta ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 88 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan mengenai alat bukti Keterangan Ahli tersebut di atas, dihubungkan dengan Berita Acara Pemeriksaan ng Ahli (3 orang Ahli) yang dibuat pada tahap Penyidikan (sebagaimana Bukti Surat bertanda T-38 s.d T-40), oleh karena pendapat-pendapat para Ahli tersebut, ternyata telah memasuki materi pokok perkaranya, maka Hakim Praperadilan gu berpendapat Keterangan Ahli tersebut, tidak mempunyai nilai sebagai alat bukti Keterangan Ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1) huruf b A KUHAP Jo. Pasal 186 KUHAP; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan mengenai alat bukti Surat ub lik Termohon (terkait dengan Bukti Surat bertanda T-41 s.d T-51), Hakim Praperadilan berpendapat, alat bukti Surat (6 bukti surat), tidak mempunyai nilai sebagai alat bukti Surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1) huruf c KUHAP Jo. Pasal 187 KUHAP, dengan alasan: 1. Surat (6 bukti surat) yang dilakukan penyitaan, merupakan barang bukti, ep ah k am ah tersebut di atas, terhadap alat bukti Surat (6 bukti surat) yang didalilkan bukan alat bukti Surat; 2. Dalam Bukti Surat bertanda T-50 dengan tegas disebutkan “karena dalam In do ne si R keadaan perlu dan mendesak, telah dilakukan tindakan hukum berupa penyitaan surat-surat atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 A gu ng KUHAP, berupa Bukti Surat bertanda T-44 s.d T-49; Menimbang, bahwa oleh karena alat bukti Keterangan saksi dan alat bukti Surat tidak mempunyai nilai sebagai alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1) huruf a KUHAP Jo. Pasal 185 KUHAP dan Pasal 184 ayat (1) huruf c KUHAP Jo. Pasal 187 KUHAP, maka tidak ada alat bukti Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1) huruf d KUHAP Jo. Pasal 188 Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di lik ah KUHAP; atas, oleh karena alat bukti berupa Keterangan Saksi, Keterangan Ahli, dan ub tidak mempunyai nilai sebagai alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP, maka yang dimaksud dan diisyaratkan oleh norma Pasal 1 angka 14 KUHAP dari Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dalam ep ka m petunjuk yang didapatkan Termohon selama melakukan penyidikan perkaranya, Putusannya Nomor: 21/PUU–XII/2014 tanggal 28 April 2015, tidak mempunyai “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti yang cukup” adalah minimal dua alat on Hal 89 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng bukti yang termuat dalam Pasal 184 Undang-Undang Nomor: 8 Tahun 1981 es R kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai bahwa “bukti permulaan”, ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 89 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Praperadilan aquo; R tentang Hukum Acara Pidana, tidak terpenuhi dalam perkara permohonan ng Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, Hakim Praperadilan berpendapat dan berkesimpulan bahwa Penetapan Tersangka atas diri Para Pemohon yaitu H. HENDRO HASSYARI H (Pemohon I) gu , FADLI HASYARI, (Pemohon II) dan FAIZAH ABIDIN (Pemohon III) yang dilakukan oleh Termohon adalah tidak sah; A Menimbang, bahwa oleh karena Penetapan Tersangka atas diri Para Pemohon yang dilakukan oleh Termohon adalah tidak sah, maka tindakan ub lik tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 dan/atau Pasal 378 KUHP dan/atau Pasal 3, 4 dan 5 UU Nomor: 8 Tahun 2010 tentang Pencucian Uang, berdasarkan : Surat Ketetapan Nomor: SP.Tap/70/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO HASSYARI H. dan Surat Ketetapan Nomor: SP.Tap/68/III/2020/Ditreskrimum, ep ah k am ah Termohon yang menetapkan Para Pemohon sebagai Tersangka atas dugaan tanggal 10 Maret 2020 atas nama FADLI HASYARI; Surat Ketetapan Nomor: SP.Tap/69/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 atas nama FAIZAH Surat Pemberitahuan Tersangka Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/ In do ne si R ABIDIN, Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO HASSYARI H., A gu ng FADLI HASYARI, dan FAIZAH ABIDIN, Surat Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/1341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret 2019, atas Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 atas nama Pelapor IKSAN RAHIM; adalah Tidak Sah dengan segala akibat hukumnya, maka dengan demikian petitum permohonan angka 2 (dua) dan angka 3 (tiga) beralasan hukum untuk dikabulkan; Menimbang, bahwa oleh karena Penetapan Tersangka atas diri Para lik ah Pemohon : H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI, dan FAIZAH ABIDIN tersebut yang dilakukan oleh Termohon adalah tidak sah, maka memerintahkan ub Surat Pemberitahuan Penetapan Tersangka Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/1341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret 2019, ep ka m Termohon untuk menghentikan Penyidikan terhadap Para Pemohon berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 petitum permohonan angka 4 (empat) wajib dikabulkan; ng Menimbang, bahwa selanjutnya Para Pemohon memohon agar dinyatakan on Hal 90 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu segala Keputusan atau Penetapan yang dikeluarkan lebih lanjut oleh Termohon es R atas nama Pelapor IKSAN RAHIM yang ditandatangani oleh Termohon, sehingga ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 90 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R yang berkaitan dengan Penetapan Tersangka terhadap Para Pemohon : H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI, dan FAIZAH ABIDIN, berdasarkan Pemberitahuan Penetapan Tersangka ng Surat Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah Penyidikan Nomor : SP.Dik/1341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret 2019, gu Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 yang ditandatangani oleh Termohon, hakim Praperadilan berpendapat oleh A karena petitum angka 4 (empat) dikabulkan, maka petitum permohonan angka 5 bahwa demikian pula halnya dengan tuntutan agar ub lik Menimbang, menyatakan bahwa perbuatan Termohon yang menetapkan Pemohon sebagai Tersangka telah mengakibatkan kerugian sebesar Rp. 1 (Satu Rupiah), oleh karena selama pemeriksaan perkara ini pihak Para Pemohon tidak pernah membuktikan timbulnya kerugian tersebut, dan tuntutan kerugian tidak termasuk dalam perkara ini, maka petitum permohonan angka 6 (enam) harus ditolak; ep ah k am ah (lima) dianggap berlebihan tidak berdasar menurut hukum sehingga patut ditolak; Menimbang, bahwa dengan alasan dan pertimbangan hukum tersebut diatas permohonan praperadilan yang diajukan oleh Para Pemohon telah memiliki dan Termohon tidak In do ne si permohonannya, R dasar hukum yang kuat sehingga telah berhasil untuk membuktikan dalil-dalil mampu membuktikan dalil A gu ng bantahannya,maka dengan demikian permohonan yang diajukan oleh Para Pemohon tersebut wajib dikabulkan untuk sebgian dan dinyatakan ditolak untuk selebihnya; Menimbang, bahwa dengan mendasarkan adanya petitum subsidair permohonan (ex aequo et bono) mohon putusan yang seadil-adilnya, maka hakim praperadilan akan menjatuhkan putusan selengkapnya sebagaimana tersebut Menimbang, bahwa terhadap bukti-bukti lainnya yang tidak memiliki lik ah dalam amar putusan ini; relevansi dengan perkara a quo, maka terhadap bukti-bukti tersebut harus ub Menimbang, bahwa oleh karena Permohonan Praperadilan Para Pemohon dikabulkan untuk sebagian, dan Termohon sebagai pihak yang dikalahkan, maka haruslah biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Negara yang hingga kini ditaksir sebesar nihil; ep ka m dikesampingkan; 1981, Putusan Mahkamah Konstitusi No. 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015, on Hal 91 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng serta peraturan hukum lainnya yang bersangkutan dengan perkara ini; es R Mengingat dan memperhatikan ketentuan Undang-Undang No.8 Tahun ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 91 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia R MENGADILI 1. Mengabulkan Permohonan Praperadilan dari Para Pemohon untuk sebagian; ng 2. Menyatakan tindakan Termohon yang menetapkan Para Pemohon sebagai Tersangka atas dugaan tindak pidana penipuan dang pengelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 dan/atau 378 KUHP dan/atau Pasal gu 3, Pasal 4 dan Pasal 5 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencucian Uang, berdasarkan : Surat Ketetapan Nomor: SP.Tap/70/III/2020/ Ditreskrimum, A tanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO HASSYARI H. dan Surat Ketetapan Nomor: SP.Tap/68/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 FADLI HASYARI; Surat Ketetapan Nomor: SP.Tap/69/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 atas nama FAIZAH ABIDIN, Surat Pemberitahuan Tersangka Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020 atas nama H. am HENDRO HASSYARI H., FADLI HASSYARI, dan FAIZAH ABIDIN, Surat Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/1341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 ep ah k nama ub lik ah atas Maret 2019, Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 atas nama Pelapor IKSAN RAHIM yang ditandatangani oleh In do ne si R Termohon adalah Tidak Sah ; 3. Menyatakan Penyidikan yang dilakukan oleh Termohon berdasarkan Surat A gu ng Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret 2019, atas dasar Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 adalah Tidak Sah dengan segala akibat hukumnya; 4. Memerintahkan Termohon untuk menghentikan Penyidikan terhadap Para Pemohon (H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI, dan FAIZAH tertanggal 10 Maret 2020, Surat lik B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 ub Maret 2019, Laporan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 atas nama Pelapor IKSAN RAHIM yang ditandatangani oleh Termohon; ep 5. Membebankan biaya perkara kepada negara sebesar nihil; 6. Menolak Permohonan Para Pemohon Praperadilan selain dan selebihnya; R ka m ah ABIDIN) berdasarkan : Surat pemberitahuan penetapan tersangka Nomor: ng oleh: H. KARTIM HAERUDDIN,SH.,MH., Hakim Praperadilan pada Pengadilan on Hal 92 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu Negeri Jakarta Selatan, putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka es Demikian putusan ini dijatuhkan pada hari Selasa, tanggal 19 Mei 2020, ik Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) h ah M In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id Halaman 92 ep u b hk am Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia In do ne si a putusan.mahkamahagung.go.id R untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim tersebut dengan dibantu oleh SRI TASLIHIYAH, SH., Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut, dengan ng dihadiri oleh Kuasa Para Pemohon serta Kuasa Termohon. HAKIM, gu PANITERA PENGGANTI, H. KARTIM HAERUDDIN, SH., MH. es on Hal 93 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. In d A gu ng M R ah ep ka ub m lik ah A gu ng In do ne si R ah k ep am ub lik ah A SRI TASLIHIYAH, SH. ik h Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93