Uploaded by User86820

putusan 33 pid.prap 2020 pn.jkt.sel. 20210208 (2)

advertisement
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
PUTUSAN
ng
Nomor: 33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
gu
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan mengadili perkara
A
Praperadilan telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara:
1980, Jenis Kelamin Laki-laki, agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, alamat
ub
lik
ah
1. H. HENDRO HASSYARI H, tempat dilahirkan di Pinrang, tanggal 5 Juni
di Legenda Wisata Nobel Blok 06 No. 24 RT.001/RW.023 Kelurahan
Wanaherang, Kecamatan Putri, Kabupaten Bogor. Selanjutnya disebut
am
sebagai PEMOHON I;
2. FADLI HASYARI, tempat dilahirkan di Pinrang, tanggal 17 Februari 1986,
ep
Jenis Kelamin Laki-laki, Agama Islam, pekerjaan Wiraswasta, alamat di
ah
k
Legenda Wisata Nobel Blok 0.6 No. 24 RT.001/RW.023 Kelurahan
R
sebagai PEMOHON II;
In
do
ne
si
Wanaherang, Kecamatan Putri – Kabupaten Bogor.Selanjutnya disebut
3. FAIZAH ABIDIN, tempat dilahirkan di Surabaya, tanggal 17 April 1973,
A
gu
ng
Jenis Kelamin Perempuan, Agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga,
alamat di Jl. Niaga Hijau 9 No. 20 Kelurahan Pondok Pinang, Kecamatan
Kebayoran
Lama,
Jakarta
Selatan.
Selanjutnya
PEMOHON III;
disebut
sebagai
Dalam hal ini ketiganya diwakili oleh kuasa hukumnya: TRI. PURWANINGSIH,
S.H., M.H., DIARSON LUBIS, S.H., BUDI SETIAWAN, S.H. ALVON KURNIA
PALMA, S.H., dan FATHI HANIF, S.H., M.H., Advokat dan Konsultan Hukum
lik
ah
yang berkantor pada Kantor Hukum NONI T PURWANINGSIH & REKAN,
Advocates and Counsellor at Law yang beralamatdi jalan Benda Atas No.7E,
ub
Surat Kuasa Khusus bertanggal 16 Maret 2020 (terlampir). Selanjutnya disebut
sebagai PARA PEMOHON;
Melawan
ep
ka
m
Benda Residence, Cilandak Timur Jakarta Selatan dalam hal ini berdasarkan
Kepolisian Negara Republik Indonesia cq. Kepolisian Daerah Metro Jaya cq.
beralamat di jalan Jenderal Sudirman Kav. 55 Jakarta Selatan. Selanjutnya
on
Hal 1 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
disebut sebagai TERMOHON;
es
R
Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Unit 2 Subdit II Tanah dan Bangunan yang
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 1
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca berkas perkara yang bersangkutan;
ng
Setelah mendengar keterangan kedua belah pihak;
Setelah meneliti dan membaca surat-surat bukti;
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
gu
Setelah mendengarkan keterangan saksi dan pendapat ahli;
TENTANG DUDUKNYA PERKARANYA
Menimbang, bahwa Pemohon telah mengajukan permohonan Praperadilan
A
berdasarkan surat permohonan tertanggal 19 Maret 2020 dibawah register No.
33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel. dengan alasan permohonan pemohon adalah
ub
lik
Pemohon dengan ini mengajukan Permohonan Praperadilan atas Penetapan
sebagai Tersangka oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum)
Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya dengan dugaan melakukan tindak pidana
sebagaimana dalam Pasal 378 dan/atau 372 KUHP dan atau Pasal 3, 4 dan 5 UU
RI Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencucian Uang yang diketahui terjadi pada
ep
ah
k
am
ah
sebagai berikut:
tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam Surat Kepala Kepolisian Daerah Metro
Jaya Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/Ditreskrimum;
berikut:
DASAR HUKUM PERMOHONAN
A
gu
ng
I.
In
do
ne
si
R
Adapun permohonan Praperadilan ini diajukan dengan alasan-alasan sebagai
1. Bahwa Permohonan Praperadilan ini didasari ketentuan hukum sebagaimana
yang diatur dalam KUHAP terdiri dari :
1) “PASAL 1 AYAT (10) KUHAP menyatakan bahwa:
Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan
memutus menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini, tentang:
1. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas
tersangka;
tidaknya
penghentian
penyidikan
atau
penghentian
penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan;
ka
3. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau
ep
keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak
diajukan ke pengadilan.”
Pengadilan negeri berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini tentang:
on
ng
Hal 2 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
gu
A
es
R
2) Pasal 77 KUHAP menyatakan bahwa:
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
atau
ub
m
2. sah
lik
ah
permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa
Halaman 2
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
a. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan
atau penghentian penuntutan;
ng
b. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara
pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.
3)
Pasal 78 KUHAP menyatakan bahwa:
gu
1) Yang melaksanakan wewenang pengadilan negeri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 77 adalah praperadilan;
A
2) Pra Peradilan dipimpin oleh hakim tunggal yang ditunjuk oleh ketua
pengadilan negeri dan dibantu oleh seorang panitera.
ub
lik
ah
4) Pasal 80 KUHAP menyatakan bahwa:
Permintaan untuk memeriksa sah atau tidaknya suatu penghentian
penyidikan atau penuntutan dapat diajukan oleh penyidik atau penuntut
am
umum atau pihak ketiga yang berkepentingan kepada ketua pengadilan
negeri dengan menyebutkan alasannya.
ep
5) Pasal 82 KUHAP menyatakan bahwa:
ah
k
1. Acara pemeriksaan praperadilan untuk hal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 79, Pasal 80 dan Pasal 81 ditentukan sebagai berikut:
In
do
ne
si
R
a) dalam waktu tiga hari setelah diterimanya permintaan, hakim
yang ditunjuk menetapkan hari sidang;
A
gu
ng
b) dalam memeriksa dan memutus tentang sah atau tidaknya
penangkapan atau penahanan, sah atau tidaknya penghentian
penyidikan atau penuntutan, permintaan ganti kerugian dan atau
rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan,
akibat sahnya penghentian penyidikan atau penuntutan dan ada
benda yang disita yang tidak termasuk alat pembuktian, hakim
lik
maupun dari pejabat yang berwenang;
c) pemeriksaan tersebut dilakukan secara cepat dan selambatlambatnya
tujuh
hari
hakim
harus
sudah
menjatuhkan
ub
m
ah
mendengar keterangan baik dari tersangka atau pemohon
putusannya;
ka
d) dalam hal suatu perkara sudah mulai. diperiksa oleh pengadilan
ep
negeri, sedangkan pemeriksaan mengenai permintaan kepada
ah
pra peradilan belum selesai, maka permintaan tersebut gugur ;
kemungkinan untuk mengadakan pemeriksaan, praperadilan lagi
ng
M
pada tingkat pemeriksaan oleh penuntut umum, jika untuk itu
on
Hal 3 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
diajukan permintaan baru.
es
R
e) putusan praperadilan pada tingkat penyidikan tidak menutup
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 3
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
2. Putusan hakim dalam acara pemeriksaan praperadilan mengenai hal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, Pasal 80 dan Pasal 81,
ng
harus memuat dengan jelas dasar dan alasannya;
3. Isi putusan selain memuat ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) juga memuat hal sebagai berikut:dalam hal putusan
gu
menetapkan bahwa sesuatu penangkapan atau penahanan tidak sah,
maka penyidk atau jaksa penuntut umum pada tingkat pemeriksaan
A
masing-masing harus membebaskan tersangka.
2. Bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor: 21/PUU-
ub
lik
ah
XII/2014 tertanggal 28 Oktober 2014, terhadap norma Pasal 77 tersebut di
atas telah dinyatakan bertentangan dengan konstitusi secara bersyarat
(conditionally unconstitusional), yaitu sepanjang tidak dimaknai termasuk
am
Penetapan Tersangka, Penggeledahan, dan Penyitaan. Adapun Putusan
Mahkamah Konstitusi tersebut sebagaimana termuat pada halaman 110,
ep
menyatakan sebagai berikut:
ah
k
“Pasal 77 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana …, bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara
In
do
ne
si
R
Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai termasuk
penetapan tersangka, penggeledahan, dan penyitaan”.
A
gu
ng
3. Bahwa oleh karenanya berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut,
maka objek dari Praperadilan dalam Pasal 77 huruf a KUHAP telah diperluas
menjadi sah tidaknya: [i] Penangkapan; [ii] Penahanan; [iii] Penghentian
Penyidikan; atau [iv] Penghentian Penuntutan; juga mencakup sah tidaknya:
[v] Penetapan Tersangka; [vi] Penggeledahan; dan [vii] Penyitaan.
4. Bahwa Putusan Mahakamah Konstitusi tersebut relevan dengan tujuan
lik
hak asasi Tersangka dari potensi perampasan haknya atas rasa aman. Hal ini
sebagaimana yang dikutip oleh Supriyadi Widodo Edyyono et-al., dalam
ub
bukunya “Praperadilan di Indonesia: Teori, Sejarah, dan Praktiknya, Jakarta:
Intitute for Criminal Justice Reform, 2014, Cet. 1, hlm. 4”, yang menyatakan:
“Praperadilan bertujuan menegakkan dan memberikan perlindungan hak
ep
asasi manusia (HAM) tersangka/terdakwa dalam pemeriksaan penyidikan dan
penuntutan. Mekanisme ini dipandang sebagai bentuk pengawasan secara
terhadap
pendahuluan.
hak-hak
tersangka/terdakwa
dalam
pemeriksaan
Pada dasarnya setiap tindakan upaya paksa,
seperti
A
peraturan
perundang-undangan
adalah
on
melanggar
Hal 4 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
dengan
gu
dilakukan
ng
penangkapan, penggeledahan, penyitaan, penahanan, dan penuntutan yang
es
horizontal
R
ka
m
ah
Praperadilan sebagai mekanisme pengawasan horizontal untuk melindungi
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 4
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
perampasan HAM, sehingga dengan adanya praperadilan diharapkan
pemeriksaan perkara pidana dapat berjalan sesuai dengan peraturan hukum
ng
yang berlaku”.
5. Bahwa keberadaan Praperadilan di Indonesia didasarkan pada prinsip
Habeas Corpus sebagai pranata untuk mengontrol potensi kesewenang-
gu
wenangan penegak hukum dalam menerapkan upaya paksa pada seseorang,
khususnya Tersangka. Hal ini sejalan dengan pandangan H. Harris dalam
A
bukunya “Pembaharuan Hukum Acara Pidana yang Terdapat dalam HIR –
Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN), Jakarta: Binacipta, 1978, Cet. 1,
ub
lik
“Prinsip dari Habeas Corpus menciptakan gagasan untuk memberikan hak
dan kesempatan kepada orang yang sedang dibatasi atau dirampas
kemerdekaannya untuk menguji kebenaran upaya paksa yang dilakukan oleh
kepolisian, kejaksaan ataupun kekuasaan lainnya”.
ep
6. Bahwa Praperadilan dalam KUHAP di dasari pada semangat untuk
melindungi Hak Asasi Manusia dalam pelaksanaan sistem peradilan pidana,
ah
k
am
ah
hlm. 191”, yang menyatakan:
yang dengan tegas dijadikan landasan filosofis (philosophische grondslag)
menimbang huruf a KUHAP, yang dikutip sebagai berikut:
In
do
ne
si
R
pembentukan KUHAP. Hal ini sebagaimana tertuang dalam konsideran
A
gu
ng
“Bahwa negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak asasi
manusia …”.
7. Bahwa selain bertujuan untuk melindungi Hak Asasi Manusia (HAM), Pra
Peradilan ini juga berfungsi untuk mencegah kesewenang-wenangan yang
dilakukan oleh Penyidikan dalam mendapatkan alat bukti demi menghormati
lik
pengertian prinsip ini adalah:
“One of the most important exceptions to the exclusionary rule is
ub
the exception for tangible evidence. If the police discover tangible evidence
based on statements obtained in violation of Miranda, the prosecution may be
able to use that evidence against the defendant at trial”.
8. Bahwa sadar akan pentingnya perlindungan hak asasi manusia bagi
ep
ka
m
ah
hak-hak seorang dan sesuai dengan prinsip Exclusionary Rules. Dimana
Tersangka yang dikenai upaya paksa secara tidak sah, maka KUHAP juga
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 99 ayat (1) dan (2) KUHAP, yang
on
Hal 5 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
dikutip sebagai berikut:
es
R
mengatur selain melalui Praperadilan, Tersangka juga diberikan hak lain
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 5
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
1) Tersangka, terdakwa atau terpidana berhak menuntut ganti kerugian
karena ditangkap, ditahan, dituntut dan diadili atau dikenakan tindakan
ng
lain, tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena
kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan;
2) Tuntutan ganti kerugian oleh tersangka atau ahli warisnya atas
gu
penangkapan atau penahanan serta tindakan lain tanpa alasan yang
berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orang
perkaranya tidak diajukan ke pengadilan negeri, diputus di sidang
ub
lik
praperadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77.
9. Bahwa upaya perlindungan bagi Tersangka di dalam KUHAP seperti tersebut
di atas, dibuat dengan gagasan untuk mempertahankan harkat dan martabat
manusia, yang berpotensi dilanggar akibat adanya kekeliruan, ketidakcermatan, kelalaian, atau bahkan kesewenang-wenangan dari penyidik atau
penuntut umum dalam penggunaan upaya paksa.
ep
ah
k
am
ah
A
atau hukum yang diterapkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang
10. Bahwa mendasari ketentuan KUHAP tersebut, dalam hal ini Pemohon telah
dikenai upaya paksa secara berlebih oleh Termohon, yang dirasakan secara
In
do
ne
si
R
nyata telah melanggar hak asasi Pemohon sebagai warga negara yang
merdeka, namun kemerdekaan itu dirampas oleh Termohon ketika:
A
gu
ng
Pemohon ditetapkan sebagai Tersangka tanpa melalui prosedur hukum acara
yang benar. Bahkan, tindak pidana yang disangkakan kepada Pemohon telah
daluwarsa masa penuntutan pidananya (verjaring), yang seharusnya tidak
dapat di-sangka-kan kepada Pemohon. Akan tetapi, Pemohon tetap
dipaksakan sebagai Tersangka;
11. Bahwa mendasari hal tersebut di atas, oleh karenanya Praperadilan sebagai
lik
harkat dan martabat manusia, khususnya dalam hal ini Pemohon. Sehingga,
tujuan luhur dari hukum untuk melahirkan kebahagiaan yang sebesar-
ub
besarnya untuk sebanyak-banyaknya orang the greatest happiness of the
greatest number dapat dicapai, seperti yang diidealkan Filsuf Besar Inggris,
Jeremy Bentham;
12. Bahwa upaya melindungi hak asasi seseorang yang ditetapkan sebagai
ep
ka
m
ah
sarana pengawasan horizontal oleh Hakim menjadi penting untuk melindungi
Tersangka secara tidak sah atau sewenang-wenang melalui Praperadilan
pendirian dalam beberapa putusan Praperadilan, antara lain sebagai berikut:
Pengadilan
Negeri
Bengkayang
Nomor:
ng
a) Putusan
on
Hal 6 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
01/Pid.Prap/2011/PN.Bky, tertanggal 18 Mei 2011;
es
R
penting menjadi rujukan. Mengingat, hal ini secara konsisten telah dijadikan
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 6
Pengadilan
Negeri
R
b) Putusan
Jakarta
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Selatan
Nomor:
38/Pid.Prap/2012/PN.Jkt.Sel, tertanggal 27 November 2012; dan
Pengadilan
Negeri
Jakarta
Selatan
ng
c) Putusan
36/Pid.Prap/2015/PN.Jkt.Sel, tertanggal 26 Mei 2015.
gu
II. ALASAN PERMOHONAN
A. FAKTA-FAKTA
Nomor:
A
13. Bahwa awal mula perkenalan antara Pemohon I dengan ZAINAL RACHIM
pada tahun 2002 adalah saat sama-sama memiliki usaha di kawasan Tanjung
hidupnya memiliki PT. MAHARDI SARANATAMA
yang bergerak dibidang
pengangkutan dan bongkar muat.Pada tahun itu kondisi keuangan dari PT.
MAHARDI SARANATAMA tidak bagus, akan tetapi saat bertemu dengan
am
PEMOHON I dan sering berdiskusi dan berkonsultasi guna mendapatkan
masukan-masukan dalam menjalankan PT. MAHARDI SARANATAMA.
ep
ah
k
ZAINAL RACHIM semasa
ub
lik
ah
Priok Jakarta Utara, meski berbeda jenis.
Seiring berjalannya waktu Perusahaan ZAINAL RACHIM maju pesat hingga
mendapatkan keuntungan yang cukup besar;
In
do
ne
si
R
14. Bahwa hubungan antara Pemohon I dengan (Alm) Zainal Rahim semakin
dekat bahkan seperti saudara. Atas kontribusinya dalam memberikan
A
gu
ng
masukan dan advice kepada (Alm) Zainal Rahim guna menjalankan PT.
MAHARDI SARANATAMA serta kesetiaannya dalam suka dan duka bersama
ZAINAL RACHIM sehingga Pemohon I sering mendapatkan honorarium,
meski jumlahnya dan waktunya tidak tertentu. Honorarium yang diberikan
oleh ZAINAL RACHIM sebagai bentuk itikat baik, hingga ZAINAL RACHIM
meninggal dunia pada tahun 2017;
lik
dengan nomor laporan : LP/102/I/2019PMJ Ditreskrimum tertanggal 7 Januari
2019 tentang adanya dugaan tindak pidana penipuan dan/atau pengelapan
ub
dan tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378
dan/ayau 372 KUHP dan Pasal 3, 4 dan 5 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Tindak Pidana Pencucian Uang;
16. Bahwa kemudian setelah adanya pelaporan kepolisian, pada tanggal 22
ep
ka
m
ah
15. Bahwa kemudian Pemohon I mengetahui dirinya dilaporkan kekepolisian
November 2019, seseorang yang bernama Iksan Rahim yang mengaku
ZAINAL RACHIM memberikan somasi untuk mengembalikan uang atau harta
on
Hal 7 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
milik (Alm) ZAINAL RACHIM kepada keluarganya;
es
R
Direktur PT Marhadi Saranatama dan Astuti Sadapotto sebagai istri (Alm)
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 7
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
17. Bahwa Pemohon I, Pemohon II dan III menemukan banyak kejanggalan,
diantaranya adalah:
ng
a. Dalam laporan kepolisian (LP) Nomor LP/102/I/2019/PMJ/Direskrimum
tanggal 7 Januari 2019, pelapor yakni Iksan Rachim mengaku dan
mengatas namakan sebagai Direktur PT. Mahardi Saranatama sementara
gu
dalam Somasi tanggal 22 November 2019 mengaku sebagai keluarga
bersama Astuti Sadapotto sebagai istri (Alm) ZAINAL RACHIM.
panggilan sebagai saksi, Nomor Sprindik pada surat panggilan sebagai
tersangka dan Nomor sprindik pada surat pemberitahuan penetapan
Tersangka;
ub
lik
ah
A
b. Nomor sprindik yang berbeda antara Nomor Sprindik pada surat
c. Adanya perbedaan penomoran surat dalam kepala surat pada halaman
am
pertama
dengan
Ditreskrimum.
kedua
Hal
mana
nomor
dalam
sementara
B/4758/III/RES.1.2/2020
halaman
dalam
pertama
halaman
kedua
tertulis
tertulis
ep
B/4758/III/RES.1.2/2020
surat
ah
k
B/4758/III/RES.1.11/2020
d. Surat pemberitahuan penetapan tersangka tanggal 10 Maret 2020 patut
In
do
ne
si
R
diduga tidak mengikuti Perkap Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen
Penyidikan Tindak Pidana.
A
gu
ng
e. Tidak ada alat bukti untuk menetapkan Para Pemohon sebagai
tersangka;
1. Penyerahan uang atau benda kepada Pemohon I berupa transfer
untuk dititipkan dalam penguasaan Pemohon I
2. Laporan laba/rugi perusahaan yang menjelaskan arus kas PT.
Mahardi Saranatama kepada Pemohon I
f.
Tidak adanya laporan hasil analisis PPATK kepada kepolisian atas
lik
ah
dugaan pencucian uang yang dilakukan oleh Fadli Hasyari dan Faizah
Abidin sehingga terpenuhi adanya pencucian uang sebagaimana diatur
ub
dalam Pasal 3, 4 dan 5 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencucian
m
Uang;Akan tetapi, tetap saja Pemohon dijadikan Tersangka oleh
Termohon.
ep
ka
B. ANALISA YURIDIS
18. Bahwa dalam surat pemberitahuan penetapan tersangka tertanggal 10 Maret
on
Hal 8 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
penyidikan.
ng
2019 pada angka 1 tentang rujukan ada perbedaan nomor surat perintah
es
R
B.1. NOMOR SURAT PENYIDIKAN TIDAK JELAS
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 8
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
19. Bahwa perbedaan surat perintah penyidikan dalam panggilan 1 sebagai
saksi, panggilan 1 sebagai tersangka dan pemberitahuan penetapan
ng
tersangka terhadap Pemohon I, II dan III sebagai berikut:
No Sprindik Panggilan II
Surat Pemberitahuan
Penetapan Tersangka
Hendro
Hassyari
SP.Dik/1341/III/2019/
Ditreskrimum
sebagai
saksi
SP.Dik/341/III/2019/
Ditreskrimum
sebagai
Tersangka
SP.Dik/1341/III/2019/
Ditreskrimum sebagai
saksi
Fadli
Hasyari
SP.Dik/1341/III/2019/
Ditreskrimum
sebagai
saksi
SP.Dik/341/III/2019/
Ditreskrimum
sebagai
Tersangka
SP.Dik/1341/III/2019/
Ditreskrimum sebagai
saksi
Faizah
Abidin
SP.Dik/1341/III/2019/Dit
reskrimum
sebagai
saksi
SP.Dik/341/III/2019/
Ditreskrimum
sebagai
Tersangka
SP.Dik/1341/III/2019/
Ditreskrimum sebagai
saksi
gu
A
ah
20. Bahwa dalam Surat Pemberitahuan dimulainya penyidikan tertanggal 28
Maret 2019 Nomor B/6114/III/Res 1.11/2019/Datro kepada Kepala Kejaksaan
Tinggi DKI Jakarta, Nomor Perintah Penyidikan adalah :
SP.Dik/1341/III/2019/Direskrimum tanggal 28 Maret 2019
ep
am
ah
k
ub
lik
No Sprindik Panggilan I
Nama
R
21. Bahwa dalam surat pemberitahuan Tersangka tertanggal 10 Maret 2020
A
gu
ng
Tinggi Jakarta Surat Perintah Penyidikan adalah:
In
do
ne
si
Nomor B/4758/III/RES.1.2/2020/Ditreskrimum kepada Kepala Kejaksaan
SP.Dik/341/III/2019/Direskrimum tanggal 28 Maret 2019
22. Bahwa adanya perbedaan nomor sprindik saat panggilan pertama sebagai
saksi,
panggilan
1
sebagai
tersangka,
dimulainya
penyidikan
dan
pemberitahuan penetapan tersangka menimbulkan ketidakpastian hukum
bagi Pemohon I, II dan III;
lik
ub
perbuatan-perbuatan hukum guna memeriksa Pemohon I, II dan III;
B.2. Syarat Pemenuhan Unsur Tindak Pidana Belum Terpenuhi
24. Bahwa tindakan TERMOHON diatas diawali dengan adanya laporan Polisi
Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum Polda Metro Jaya tanggal 7Januari
ep
ka
m
ah
23. Bahwa ketidakjelasan ini menimbulkan ketidakabsahan dalam melakukan
2019 oleh Pelapor IKSAN RAHIM dengan alasan adanya dugaan tindak
2010 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagai dasar laporan
ng
ADALAH KELIRU. Khususnya menyangkut Pasal 372 KUHP dimana syarat
on
Hal 9 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
formil dipenuhinya unsur Pasal tersebut adalah adanya permintaan terhadap
es
R
pidana Pasal 378 KUHP, 372 KUHP dan Undang-undang Nomor: 8 Tahun
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 9
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
yang maksud obyek penggelapan.
25. Bahwa Pelapor IKSAN RAHIM melaporkan PEMOHONI, II dan III tentang
ng
adanya dugaan tindak pidana penggelapan pada tanggal 7 Januari 2019.
Namun, Pelapor baru memberikan tegoran hukum (Somasi) pada tanggal 22
Nopember 2019. Artinya, syarat adanya dugaan tindak pidana pengelapan
gu
dan penipuan belum terpenuhi unsur pasal untuk dapat dikwalifikasikan
sebagai peristiwa hukum bahkan tindak pidana. Maka dengan demikian
A
laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum Polda Metro Jaya
tanggal
7Januari
2019
mengandung
CACAT
HUKUM
ub
lik
dan
HARUS
B.3. SURAT PEMBERITAHUAN PENETAPAN TERSANGKA CACAT HUKUM
26. Bahwa penetapan Tersangka bagi Pemohon I, II dan III berdasarkan Surat
Kepolisian
Negara
Republik
Indonesia
Daerah
Metro
Jaya
Nomor:
B/4758/III/Res.1.2/2020/Ditreskrimum tertanggal 10 Maret 2020;
ep
ah
k
am
ah
DIBATALKAN.
27. Bahwa Surat Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Metro Jaya
perihal pemberitahuan penetapan Tersangka atas nama Pemohon I, II dan III
In
do
ne
si
R
Nomor B/4758/III/Res.1.2/2020/Ditreskrimum tertanggal 10 Maret 2020
halaman kedua memiliki Nomor: B/4758/III/RES.1.11/2020/Ditreskrimum
A
gu
ng
tanggal 10 Maret 2020;
28. Bahwa antara halaman pertama surat Kepolisian Negara Republik Indonesia
Daerah Metro Jaya dengan kedua surat Kepolisian Negara Republik
Indonesia Daerah Metro Jaya tersebut memiliki perbedaan :
B/4758/III/Res.1.2/2020/Ditreskrimu
m
B/4758/III/Res.1.11/2020/Ditreskrimu
m
lik
no 28 ini membuktikan ketiadaan control administrasi di jajaran Ditreskrimum
ub
Polda Metro Jaya. Dimana hal ini secara nyata telah merugikan PEMOHON I,
II dan III.
30. Bahwa selain butir diatas, TERMOHON sebelum menetapkan seseorang
menjadi Tersangka haruslah melakukan Gelar Perkara yang melibatkan lintas
ep
kesatuan seperti yang termuat dalam Peraturan Kepala Kepolisian (Perkap
R
Kapolri) No: 14 Tahun 2012.
31. Bahwa adanya perbedaan nomor surat dan ketiadaan prosedur gelar perkara
ng
pada kasus ini, maka seluruh proses dan hasilnya adalah tidak obyektif dan
on
Hal 10 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
tidak sah atau catat hukum.
es
ka
m
ah
29. Bahwa adanya perbedaan nomor surat pada halaman 1 dan hal 2 vide poin
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 10
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
32. Bahwa ketidaksinkronan nomor antara halaman pertama dengan kedua patut
diduga adalah kesengajaan untuk mengambil tandatangan dari Kepala
ng
Kepolisian Daerah Metro Jaya Direskrimum Metro Jaya atas nama Suyudi
Ario Seto, S.H., S.IK., M.Si;
33. Bahwa kesengajaan untuk mengambil tandatangan dari Direskrimum Polda
gu
Metro Jaya atas nama Suyudi Ario Seto, S.H., S.IK., M.Si patut diduga surat
pemberitahuan penetapan Tersangka atas nama Pemohon I, II dan III adalah
A
cacat hukum dan patut diduga Palsu.
ub
lik
34. Bahwa laporan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum Polda Metro
Jaya tanggal 7Januari 2019 atas nama Pelapor IKSAN RAHIM dan PT.
MAHARDI SARANATAMA TIDAK MEMPUNYAI KAPASITAS SEBAGAI
PELAPOR. Karena peristiwa hukum yang terjadi dalam perkara ini adalah
secara privat antara (Alm) ZAINAL RACHIM
dengan Pemohon I.
Dan
ep
ah
k
am
ah
B.4. PELAPOR TIDAK MEMILIKI LEGAL STANDING
BUKANantara Pelapor (IKSAN RAHIM)atau PT. MAHARDI SARANATAMA
dengan Pemohon I, apalagi dengan Pemohon II dan III;
In
do
ne
si
R
35. Bahwa Pasal 378 KUHP dan Pasal 372 KUHP adalah delik aduan (klacht
delict) sehingga orang yang dapat melakukan pengaduan adalah orang yang
A
gu
ng
menderita atau yang dirugikan atau sebagai korban atas peristiwa yang
diduga tindak pidana; (M.Yahya Harahap, SH “Pembahasan Permasalahan
Penerapan KUHAP, Penyidikan dan Penuntutan)”. Terhadap Undang-undang
Nomor: 8 Tahun 2010 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang yang juga
dijadikan delik, maka pemberlakukan ketentuan ini haruslah terpenuhi bukti
permulaan atas kejahatan asal /predicate crime sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 378 KUHP dan 372 KUHP;
lik
sebagai Saksi korban/Saksi peristiwa atas adanya perbuatan yang dilakukan
ub
Pemohon I. Pasal 378 KUHP, Pasal 372 KUHP dan Undang-undang Nomor: 8
Tahun 2010 Tentang Tindak Pidana sebagai dasar laporan adalah merupakan
delik aduan. Delik aduan adalah delik yang dapat dituntut oleh Penuntut
Umum, jika diadukan oleh orang yang merasa dirugikan. Delik aduan sifatnya
ep
pribadi/privat, yang memiliki syarat yaitu harus ada aduan dari pihak yang
R
dirugikan.
Oleh karena Pelapor IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA adalah
ng
bukan pihak yang dirugikan dalam hal ini, maka dirinya tidak mempunyai
on
Hal 11 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
kapasitas/legal standing sebagai Pelapor. Maka sudah sepatutnya menurut
es
ka
m
ah
36. Bahwa Pelapor (IKSAN RAHIM) dan PT. MAHARDI SARANATAMA bukan
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 11
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
hukum, secara formal laporan Pelapor IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI
SARANATAMA tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar atau sebagai alat
ng
bukti permulaan yang cukup dan oleh karenanya pula proses penyidikannya
menjadi tidak sah menurut hukum ;
37. Di dalam hukum pidana menegaskan Pelapor harus benar-benar merasa
gu
dirugikan atas perbuatan atau tindakan dari Pemohon. Oleh karena tidak ada
hubungan hukum yang menyebabkan Pelapor IKSAN RAHIM dan PT.
A
MAHARDI SARANATAMAtelah merasa dirugikan maka dengan demikian
Pelapor IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA tidak mempunyai
ub
lik
38. Bahwa dengan demikian Pemohon I tidak depat dibebankan tanggung jawab
hukum atas laporan IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA karena
alasan tidak ada hubungan hukum atas perkara yang dilaporkannya itu
dengan Pemohon I. mengingat perbuatan yang dilakukan Zaenal Rahim
dengan mengirimkan uang kepada Hedro atas kehendaknya sendiri. Oleh
ep
ah
k
am
ah
hak untuk melaporkan PEMOHON I;
karena itu yang dapat dibebankan tanggung jawab hukum atas laporan ikhsan
Rahim dan PT. MAHARDI SARANATAMA adalah Zaenal Rahim (alm).
PEMENUHAN
HAK
DAN
A
gu
ng
In
do
ne
si
MELAINKAN
R
B.5. PERBUATAN YANG DISANGKAKAN BUKAN PERBUATAN PIDANA
KEWAJIBAN
PERJANJIAN
DALAM
39. Bahwa hubungan hukum antara Pemohon I dengan (Alm) ZAINAL RACHIM
adalah perikatan secara lisan dengan Zainal Rahim. Dimana hubungan ini
dapat
dikwalifikasikan
sebagai
sebagai
perjanjian
alam
(Natuurlijke
Verbintenis) sebagaimana diatur dalam Pasal 1233 KUHPerdata. Perjanjian
sebagaiman disebutkan diatas telah berjalan dengan baik dan para pihak
ayat (3) KUHPerdata.
lik
ah
melaksanakannya dengan itikat baik sebagaimana diatur dalam Pasal 1338
ub
permohonan Praperadilan ini tidak memiliki hubungan hukum maupun
kekerabatan, melainkan Pemohon II dan III sebagai adik dan Istri Pemohon I.
41. Bahwa perikatan yang terjadi antara Pemohon I dengan (Alm) Zainal Rahim
adalah perikatan sebagaimana diatur dalam Pasal 1233 KUHPerdata yang
ep
menyatakan “ Perikatan lahir karena persetujuan atau karena Undang-
R
Undang”.
42. Bahwa perikatan ini adalah Perikatan alami (Natuurlijke Verbintenis) yang
ng
lahir karena Undang-Undang sebagaimana diatur dalam Pasal 1359 ayat (1)
on
Hal 12 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
KUHPerdata yang berbunyi :
es
ka
m
40. Bahwa Pemohon II dan III dengan (Alm) ZAINAL RACHIM hingga saat
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 12
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
“Perikatan-perikatan bebas, yang secara sukarela telah dipenuhi, tak dapat
dilakukan penuntutan kembali.
ng
Sementara Pasal 1359 ayat 2 KUH Perdata tersebut menyatakan:
“Terhadap perikatan bebas (Natuurlijke Verbintenis) yang secara sukarela
telah terpenuhi, tidak dapat dituntut kembali.”
gu
43. Bahwa perikatan bebas antara Pemohon I dengan (Alm) Zainal Rahim sesuai
dengan syarat sah perjanjian berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata, yakni:
A
a. Adanya kesepakatan;
b. Cakap dalam membuat perikatan;
44. Bahwa untuk menjalankan perjanjian harus sesuai dengan dengan Pasal
1339 yang menyatakan:
“Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas
dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat
ep
ah
k
ub
lik
d. Suatu hal yang halal.
am
ah
c. Hal tertentu;
perjanjian, diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau Undang-Undang.”
45. Bahwa suatu perikatan ini sudah ada sejak tahun 2004 dan sudah terjadi
In
do
ne
si
R
berulang-ulang bahkan kebiasaan diantara para pihak yang pelaksanaanya
harus mengacu pada kepatutan, kebiasaan dan Undang-Undang;
A
gu
ng
46. Bahwa oleh karena antara Pemohon I dengan (Alm) ZAINAL RACHIM
terdapat hubungan perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban, maka
seluruh honorarium yang didapat oleh Pemohon I baik dari Perusahaan
maupun Pribadi adalah Sah. Dengan demikian, tidak terdapat unsur
penggelapan, penipuan dan bahkan dugaan adanya aliran dana hasil dugaan
tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 3, 4 dan 5 UU Nomor 8 Tahun
lik
ah
2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
B.6. PENETAPAN PEMOHON I, II dan III SEBAGAI TERSANGKA TIDAK SAH
ub
sebagaimana disebutkan dalam M. Yahya Harahap dalam bukunya yang
berjudul “Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHP, Penyidikan dan
Penuntutan, Edisi Kedua, Penerbit Sinar Grafika, Halaman 151” menyatakan
ep
ka
m
47. Berkaitan dengan “penetapan Tersangka karena tidak terdapat cukup bukti”
bahwa “…untuk memahami pengertian ‘cukup bukti’ sebaiknya penyidik
menegaskan prinsip ‘batas minimal pembuktian’ (sekurang-kurangnya
on
Hal 13 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
ada dua alat bukti), dihubungkan dengan Pasal 184 dan seterusnya,
es
R
memperhatikan dan berpedoman kepada ketentuan Pasal 183 yang
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 13
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
yang berisi penegasan dan penggarisan tentang alat-alat bukti yang sah
di persidangan pengadilan…”.
ng
48. Lebih lanjut, M. Yahya Harahap menyatakan bahwa “…kepada ketentuan
Pasal 184 inilah penyidik berpijak menentukan apakah alat bukti yang
ada di tangan benar-benar cukup untuk membuktikan kesalahan
gu
tersangka di muka persidangan…”. Sejalan dengan penyataan M. Yahya
Harahap, Dr. Leden Marpaung, S.H. dalam bukunya yang berjudul “Proses
A
Penanganan Perkara Pidana (Penyelidikan dan Penyidikan), Bagian Pertama,
Edisi
Kedua,
Penerbit
Sinar
Grafika”
menyatakan
bahwa
“…untuk
ub
lik
sesuatu yang menyatakan kebenaran, untuk menentukan kebenaran…”.
49. Menurut Dr. Leiden Marpaung, S.H., berdasarkan Pasal 183 KUHAP
dijelaskan bahwa Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara
Peradilan Pidana (KUHAP) menganut “sistem negatif”, yakni adanya bukti
minimal dan adanya keyakinan hakim. Bukti minimal tersebut adalah
ep
ah
k
am
ah
menyatakan seseorang ‘melanggar hukum’ diperlukan bukti-bukti,
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah.
50. Dalam proses penyidikan Termohon tidak memenuhi minimal 2 (dua) alat
In
do
ne
si
R
bukti, sehingga mengenai “penetapan Tersangka ini tidak terdapat cukup
bukti” terhadap PEMOHON I, II dan III dalamLaporan Polisi Nomor:
A
gu
ng
LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum
Polda
Metro
Jaya
tanggal
7Januari
2019,tidak berdasarkan bukti-bukti yang cukup menurut hukum.
51. KUHAP tidak mengatur mengenai defenisi bukti permulaan yang cukup,
namun hal ini diatur dalam Keputusan Bersama Mahkamah Agung Republik
Indonesia, Kejaksaan Agung Republik Indonesia, dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, No. 08/KMA/1984, No. M.2-KP.10.06 Tahun 1984, No.
No.
Pol
KEP/04/III/1984
Tentang
Peningkatan
lik
Koordinasi dalam Penanganan Perkara Pidana (Mahkejapol) dan pada
Peraturan Kapolri No. 14/2012 Tentang Managemen Penyidikan Tindak
ub
Pidana dimana diatur bahwa “bukti permulaan yang cukup merupakan
alat bukti untuk menduga adanya suatu tindak pidana dengan
mensyaratkan minimal satu laporan polisi ditambah dengan 1 (satu) alat
bukti yang sah sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 184 KUHAP”.
ep
ka
m
ah
KEP-076/J.A/3/1984,
52. Bukti permulaan sebagaimana dimaksud Pasal 1 ayat 14 KUHAP juga tidak
angka 21 Perkap No. 14 Tahun 2012 Tentang Manajemen Penyidikan Tindak
on
Hal 14 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
Pidana yang menyatakan bahwa:
es
R
secara spesifik diatur dalam KUHAP, melainkan justru diatur dalam Pasal 1
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 14
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
“Bukti Permulaan adalah alat bukti berupa Laporan Polisi dan 1 (satu) alat
bukti yang sah, yang digunakan untuk menduga bahwa seseorang telah
ng
melakukan tindak pidana sebagai dasar untuk dapat dilakukan penangkapan.”
53. Bahwa berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014
tanggal 28 April 2019 memberikan definisi terkait dengn 3 istilah yaitu: bukti
gu
permulaan, bukti permulaan yang cukup dan bukti yang cukup haruslah
dimaknai minimal 2 (dua) alat bukti yang termuat dalam pasal 184 Undang-
A
Undang No.8 tahun 1981 tentang KUHAP.
54. Bahwa Alat bukti sah sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 184 ayat (1)
Alat bukti yang sah ialah:
a. keterangan saksi;
b. keterangan ahli;
am
c. surat;
d. petunjuk;
e. keterangan terdakwa.
ep
ah
k
ub
lik
ah
KUHAP :
55. Bahwa berdasarkan pendapat ahli dan peraturan perundang-undangan
In
do
ne
si
R
sebagaimana tersebut diatas, yang kemudian dikaitkan dengan peristiwa
hukum yang dialami Pemohon, tidak terdapat alat bukti permulaan yang
A
gu
ng
cukup untuk menetapkan PEMOHON I, II dan III sebagai Tersangka dalam
perkara yang dilaporkan IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA,
mengingat:
a. Pelapor IKSAN RAHIM adalah bukan sebagai Saksi korban/Saksi
peristiwa atas adanya dugaan perbuatan yang dilakukan PEMOHON I,
Pasal 378 KUHP, 372 KUHP dan Undang-undang Nomor: 8 Tahun 2010
lik
merupakan delik aduan. Delik adauan adalah delik yang hanya dapat
dituntut, jika diadukan oleh orang yang merasa dirugikan. Delik aduan
sifatnya pribadi/privat, yang memiliki syarat yaitu harus ada aduan dari
ub
m
ah
Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagai dasar laporan adalah
pihak yang dirugikan. Kemudian terhadap Undang-undang Nomor: 8
ka
Tahun
2010
Tentang
Tindak
Pidana
Pencucian
Uang,
yang
ep
mengharuskan adanya perbuatan pidana awal sebagaimana yang
ah
dimaksud dalam Pasal 378 KUHP dan 372 KUHP tadi.
adalah bukan pihak yang dirugikan dalam hal ini, maka dirinya tidak
ng
M
mempunyai kapasitas/legal standing sebagai Pelapor. Maka sudah
on
Hal 15 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
sepatutnya menurut hukum adanya bukti laporan dari Pelapor IKSAN
es
R
Oleh karena Pelapor IKSAN RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 15
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
RAHIM dan PT. MAHARDI SARANATAMA tersebut tidak dapat dijadikan
sebagai bukti permulaan atau sebagai alat bukti dan oleh karenanya pula
ng
proses penyidikannya tidak sah menurut hukum.
b. Penetapan status Tersangka kepada PEMOHON I, II dan III adalah tidak
sah.Sedangkan berdasarkan fakta hubungan antara ZAINAL RACHIM
gu
dengan PEMOHON I TIDAK TERKAIT dengan kegiatan usaha PT.
MAHARDI
SARANATAMA,
sehingga dengan demikianTERMOHON
status kepada Para Tersangka, mengingat kapasitas/legal standing
Pelapor adalah bukan korban langsung dimana perkara yang dilaporkan
adalah
delik
aduan.
ub
lik
ah
A
tidak/belum mempunyai bukti permulaan yang cukup untuk menentukan
Selebihnya
keterangan Saksi sebagai bukti.
Termohon
hanya
menggunakan
am
Maka dengan demikian keterangan seorang saksi tanpa didukung alat
bukti lainnya, yang bertitik tolak dari ketentuan Pasal 185 ayat (2) KUHAP,
ep
keterangan seorang saksi saja belum dapat dianggap sebagai alat bukti
ah
k
yang cukup untuk membuktikan kesalahan Pemohon.
Terhadap uraian tersebut diatas, sejalan dengan Putusan Mahkamah
In
do
ne
si
R
Agung tanggal 17-4-1978, No. 28 K/Kr./1977, dalam perkara: Yuspendi
bin M. Djohar dan Alimudin bin Nawawi. Dengan susunan Majelis: 1.
A
gu
ng
Bustanul Arifin , SH. 2. Purwosunu, SH. 3. Kabul Arifin, SH. yang dalam
kaidah hukumnya menyebutkan:
“Keterangan
saksi
satu
saja,
sedang
terdakwa
memungkiri
kejahatan yangdituduhkan kepadanya dan keterangan saksi-saksi
lainnya
tidak
memberi
petunjuk
terhadap
kejahatan
yang
dituduhkan, belum dapat dianggap cukup membuktikan kesalahan
terdakwa”.
lik
menetapkan status Tersangka kepada PEMOHON I, II dan III karena tidak
c. Terhadap
Laporan
Pelapor
ub
berdasarkan pada hukum.
IKSAN
RAHIM
dan
PT.
MAHARDI
SARANATAMA yang mendasarkan pada Pasal 378 KUHP, 372 KUHP
ka
m
ah
Oleh karenanya berdasarkan hal tersebut diatas, TERMOHON telah keliru
ep
dan Undang-undang Nomor: 8 Tahun 2010 Tentang Tindak Pidana
ah
Pencucian Uang, TIDAK DAPAT DIJADIKAN DASAR LAPORAN,
menjadi korban dalam perkara ini adalah (Alm) ZAINAL RACHIM
on
Hal 16 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
M
sedangkan ia yang menghendaki adanya keadaan yang demikian itu.
es
R
sebagaimana alasan-alasan telah diuraikan panjang lebar diatas, yang
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 16
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Sehingga terlalu prematur Termohon telah menetapkan Tersangka
kepada PEMOHON I, II dan III.
ng
56. Sebagaimana uraian PEMOHON I, II dan III yang memohon dalam
praperadilan ini, bahwa hubungan hukum antara Pelapor IKSAN RAHIM dan
PT. MAHARDI SARANATAMA dengan PEMOHON I tidak mempunyai legal
gu
standing SEHINGGA unsur adanya kerugian bagi Pelapor IKSAN RAHIM dan
PT. MAHARDI SARANATAMA, tidak beralasan hukum ;
A
57. Bahwa Pemohon secara tegas kembali menyatakan “penetapan Tersangka
terhadap diri mereka adalah tidak sah karena tidak terdapat cukup bukti
KUHAP dan/atau Putusan MK No..dan/atau Peraturan Kepala Kapolri No.14
tahun 2012. Dan oleh karena sudah sepatutnya menurut hukum proses
penyidikan
am
sesuai
dengan
Laporan
Polisi
Nomor
:
LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum Polda Metro Jaya tanggal 7Januari 2019
haruslah
dibatalkan
dan
dinyatakan
tidak
dapat
diteruskan
proses
ep
ah
k
ub
lik
ah
dan tidak berdasarkan hukum” sebagai mana diatur dalam Pasal 184
penyidikannyakarena tidak memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 14 KUHAP.
In
do
ne
si
R
B.7. MASALAH DALUARSA DALAM PENYIDIKAN PERKARA.
58. Bahwa dugaan tindak pidana penipuan dan pengelapan terhadap Pemohon I,
A
gu
ng
II dan III oleh Pelapor adalah peristiwa yang terjadi pada tahun 2017. Tetapi
dalam pemeriksanaan Termohon baik saat klarifikasi dan penyidikan,
pertanyaan yang diajukan oleh Termohon berkutat peristiwa sebelum tahun
2017;
59. Bahwa apabila didapat bukti-bukti yang dimiliki oleh Termohon saat
melakukan pemeriksaan ditahap klarifikasi dan penyidikan pada tahun 2004
adalah sudah lewat waktu (Verjaring).
lik
Tersangka berdasarkan alat bukti yang telah melewati batas waktu (daluarsa)
ub
karena peristiwa yang dilaporkan IKSAN RAHIM selaku Direktur Utama PT.
MAHARDI SARANATAMA adalah tidak sah;
61. Bahwa hal ini berkesesuaian dengan LP No 102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum
menyebutkan persitiwa yang disangkakan adalah persitiwa yang terjadi pada
ep
ka
m
ah
60. Bahwa TERMOHON yang menjadikan PEMOHON I, II dan III sebagai
tahun 2017 dan seiring dengan pengaturan Pasal 78 KUHP yang mengatur
tahun bagi kejahatan yang ancaman hukuman pidananya diatas 3 (tiga)
on
Hal 17 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
tahun). Hal mana limitasi daluarsanya dihitung sejak 1 hari setelah perbuatan
es
R
tentang batas waktu daluarsa suatu perbuatan pidana selama 12 (dua belas)
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 17
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
terjadi sebagaimana diatur dalam Pasal 79 KUHP; Dengan demikian,
ng
penyidikan yang dilakukan TERMOHON adalah daluarsa.
C.
ALASAN MENUNTUT GANTI KERUGIAN DAN REHABILITASI
62. Bahwa penetapan status Tersangka terhadap PEMOHON IH. HENDRO
gu
HASSYARI H, PEMOHON II FADLI HASYARI dan TERMOHON III FAIZAH
ABIDIN sesuai Laporan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum
A
Polda Metro Jaya tanggal 7Januari 2019 cacat yuridis/bertentangan dengan
hukum, tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau keliru mengenai
ub
lik
kerugian dan rehabilitasi untuk melindungi Warga negara yang diduga
melakukan kejahatan yang ternyata tanpa didukung dengan bukti-bukti yang
meyakinkan sebagai akibat dari sikap dan perlakuan penegak hukum yang
tidak mengindahkan prinsip hak-hak asasi manusia.
ep
63. Bahwa dengan penetapan status Tersangka terhadap olehPEMOHON I H.
HENDRO HASSYARI H, PEMOHON II FADLI HASYARI dan PEMOHON III
ah
k
am
ah
hukum yang diterapkan, maka sudah sepantasnya Termohon menuntut ganti
FAIZAH ABIDIN oleh TERMOHON, mengakibatkan PARA PEMOHON
In
do
ne
si
R
mengalami kerugian secara moril dan materiil, baik itu menyangkut nama baik
PARA PEMOHON yang tercemar dan terganggungnya kegiatan usaha
A
gu
ng
PEMOHON I begitu pula kegiatan lainnya dari PEMOHON II dan III, maka
sudah sepatutnya PEMOHON I, II, III meminta Ganti Kerugian terhadap
TERMOHON sebesar Rp. 1 (satu rupiah) setelah Putusan Pra Peradilan ini
dibacakan oleh Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, mohon kiranya segera diadakan
sidang praperadilan terhadap Termohon sesuai dengan hak-hak Pemohon, sesuai
dengan Pasal 80 dan/atau Pasal 78 dan/atau Pasal 77 KUHAP, maka kami
lik
ah
meminta:
ub
Pemohon, Saksi, dan Ahli dihadirkan dalam persidangan untuk didengar
keterangannya;
2. Kepada TERMOHON diperintahkan untuk membawa berkas-berkas Berita
Acara Pemeriksaan Saksi dan Ahli serta Alat-Alat Bukti Surat kedalam
ep
persidangan dan menyerahkannya kepada Hakim Praperadilan.
R
D. PERMOHONAN
Bahwa berdasarkan seluruh uraian tersebut diatas, maka sudah seharusnya
ng
menurut hukum Pemohon memohon agar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
on
Hal 18 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
berkenan menjatuhkan Putusan sebagai berikut:
es
ka
m
1. Pada waktu pemeriksaan praperadilan ini, meminta agar memerintahkan
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 18
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
MENGADILI:
- Menyatakan menerima dan mengabulkan Permohonan Praperadilan dari Para
ng
Pemohon untuk seluruhnya;
- Menyatakan
tindakan
Termohon
yang
mentapkan
Pemohon
sebagai
Tersangka atas dugaan tindak pidana penipuan dan pengelapan sebagaimana
gu
dimaksud dalam Pasal 372 dan/atau 378 KUHP dan/atau Pasal 3,4 dan 5 UU
Nomor
8
Tahun
2010
tentang
Pencucian
penetapan
Uang
berdasarkan
tersangka
A
pemberitahuan
Surat
Nomor:
B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah
ub
lik
2019, Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7
Januari 2019 adalah Tidak Sah;
- Menyatakan Penyidikan yang dilakukan oleh Termohon beserta segala akibat
hukumnya berdasarkan Surat pemberitahuan penetapan tersangka Nomor:
B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah
ep
ah
k
am
ah
Penyidikan Nomor : SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret
Penyidikan Nomor: SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret
2019, Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7
- Memerintahkan
Termohon
untuk
menghentikan
In
do
ne
si
R
Januari 2019 adalah Tidak Sah;
Penyidikan
terhadap
A
gu
ng
PEMOHON I, II dan III berdasarkan Surat pemberitahuan penetapan tersangka
Nomor : B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020, Surat
Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28
Maret 2019, Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7
Januari 2019 yang ditandatangani oleh Termohon;
- Menyatakan Tidak Sah segala Keputusan atau Penetapan yang dikeluarkan
lik
terhadap PEMOHON I, II dan III berdasarkan Surat pemberitahuan penetapan
tersangka Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret
tertanggal
28
Maret
2019,
ub
2020, Surat Perintah Penyidikan Nomor : SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum
Laporan
Polisi
Nomor:
LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 yang ditandatangani
oleh Termohon;
ep
ka
m
ah
lebih lanjut oleh Termohon yang berkaitan dengan Penetapan Tersangka
- Memerintahkan kepada TERMOHON untuk membayar ganti kerugian kepada
Membebankan biaya perkara kepada Termohon.
ng
Atau jika Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berpendapat lain, mohon Putusan
on
Hal 19 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
seadil-adilnya (et aquo et bono).
es
-
R
PEMOHON I, II dan III sebesar Rp. 1 (satu rupiah);
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 19
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
pada hari sidang yang telah ditetapkan Para
R
Menimbang, bahwa
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Pemohon hadir kuasanya: TRI PURWANINGSIH, S.H., M.H., DIARSON LUBIS,
ng
S.H., BUDI SETIAWAN, S.H., ALVON KURNIA PALMA, S.H., dan FATHI
HANIF, S.H., M.H., Advokat dan Konsultan Hukum yang berkantor pada Kantor
Hukum NONI T PURWANINGSIH & REKAN, Advocates and Counsellor at
gu
Law yang beralamat di jalan Benda Atas No.7E, Benda Residence, Cilandak
Timur Jakarta Selatan dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal
A
16 Maret 2020. Sedangkan Termohon (DIREKTUR RESKRIMUM POLDA
METRO JAYA) telah hadir kuasanya: AKBP Dr. NOVA IRONE SURENTU, S.H.,
S.H.,
M.H.,
IPDA
ub
lik
SIPAHUTAR,
HOTJEN
NOPEN
NAPITU,
BRIGADIR
MOHAMAD IBNU WAHIDDIN, S.H., dan BRIPDA JESAYA T. M. SIAHAAN
masing-masing anggota Bidang Hukum Polda Metro Jaya yang memilih domisili
hukum berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman No. 55 Jakarta Selatan
berdasarkan Surat Kuasa Khusus Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya
ep
ah
k
am
ah
M.H., AKBP TUMPAK SIMANGUNSONG, S.H., M.H., IPDA Dr. MARCUS A.
tertanggal 30 April 2020;
Menimbang, bahwa Hakim Pengadilan Negeri telah menganjurkan
In
do
ne
si
R
perdamaian diantara Pemohon dan Termohon, akan tetapi tidak berhasil oleh
karenanya pemeriksaan permohonan ini dimulai dengan membacakan Surat
A
gu
ng
Permohonan Pemohon dan menyatakan tidak ada perubahan dan tetap pada isi
permohonannya tersebut;
Menimbang, bahwa atas permohonan Praperadilan tersebut, Termohon
telah mengajukan jawabannya pada tanggal 12 Mei 2020 yang selengkapnya
sebagai berikut:
I.
TENTANG INTI POKOK PERMOHONAN PARA PEMOHON
lik
1. Bahwa pada halaman 8 dan 9 angka 17 huruf b, Poin B.1. angka 18,
19, 20, 21, 22 dan 23 yang mana Para PEMOHON berpendapat
Nomor Surat Penyidikan yang tertera di Surat Panggilan sebagai
ub
m
ah
A. Inti pokok permohonan PARA PEMOHON adalah :
saksi dan tersangka, SPDP dan surat pemberitahuan tersangka
ka
adalah tidak jelas sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi Para
ep
PEMOHON karena mencantumkan nomor yang berbeda yaitu 341
ah
dan 1341 sehingga menimbulkan ketidak-absahan;
PEMOHON berpendapat syarat pemenuhan unsur tindak pidana
ng
M
belum terpenuhi khususnya menyangkut Pasal 372 KUHP dimana
on
Hal 20 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
syarat formil dipenuhinya unsur tersebut adalah adanya permintaan
es
R
2. Bahwa pada halaman B.2. angka 24 dan 25 yang mana Para
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 20
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
terhadap yang maksud objek penggelapan. Pelapor juga baru
melakukan somasi setelah dia membuat laporan polisi, sehingga
ng
menurut Para PEMOHON Laporan Polisi tersebut cacat hukum dan
harus dibatalkan;
3. Bahwa pada halaman 10 Poin B.3. angka 26, 27, 28, 29, 32 dan 33
gu
yang mana Para PEMOHON berpendapat Surat Pemberitahuan
Penetapan Tersangka Cacat Hukum dan diduga palsu karena
pertama
Res.1.2
sedangkan
halaman
kedua
Res.1.11
yang
membuktikan ketiadaan kontrol administrasi di Termohon sehingga
ub
lik
ah
A
penomoran halaman pertama dan kedua berbeda yaitu halaman
merugikan Para PEMOHON karena Para PEMOHON menduga
ketidaksinkronan nomor surat tersebut adalah untuk mengambil tanda
am
tangan pimpinan;
4. Bahwa pada halaman
10 angka 30 dan 31 yang mana Para
ep
PEMOHON berpendapat TERMOHON sebelum menetapkan Para
ah
k
PEMOHON sebagai tersangka tidak melaksanakan gelar perkara
lintas kesatuan sebagaimana ketentuan Perkap Nomor 14 Tahun
In
do
ne
si
R
2012 sehingga hasilnya tidak objektif dan cacat hukum;
5. Bahwa pada halaman 11 dan 12 angka 34 s/d 38 serta halaman 15
A
gu
ng
dan 16 angka 55 dan 56 yang mana Para PEMOHON berpendapat
pelapor tidak mempunyai legal standing untuk membuat laporan
polisi;
6. Bahwa pada halaman 12 dan 13 angka 39 s/d 46 yang mana Para
PEMOHON
berpendapat
perbuatan
yang
disangkakan
bukan
perbuatan pidana melainkan pemenuhan hak dan kewajiban dalam
lik
7. Bahwa pada halaman 13 s/d 16 angka 47 s/d 57 yang mana Para
PEMOHON berpendapat penetapan Para PEMOHON sebagai
tersangka adalah tidak sah;
ub
m
ah
perjanjian;
8. Bahwa pada halaman 16 dan 17 angka 58 s/d 61 yang mana Para
ka
PEMOHON berpendapat penyidikan perkara pidana telah daluarsa;
ep
9. Bahwa pada halaman 17 dan 18 angka 62 dan 63 yang mana Para
R
rehabilitasi;
10. Bahwa pada halaman 18 angka 1 dan 2 yang mana Para PEMOHON
ng
M
meminta kepada Hakim untuk memerintahkan PEMOHON, Saksi dan
on
Hal 21 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ahli dihadirkan dipersidangan untuk didengar keterangannya, dan
es
ah
PEMOHON berpendapat dirinya berhak menuntut ganti kerugian dan
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 21
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
memerintahkan membawa BAP saksi dan ahli serta alat bukti surat
ng
kedalam persidangan dan menyerahkannya kepada hakim.
B. Bahwa
Para
PEMOHON
dalam
permohonan
mengajukan petitum sebagai berikut:
praperadilannya
gu
1. Menyatakan menerima dan mengabulkan permohonan praperadilan
dari Para PEMOHON untuk seluruhnya;
sebagai Tersangka atas dugaan tindak pidana penipuan dan
penggelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 dan atau 378
ub
lik
ah
A
2. Menyatakan tindakan TERMOHON yang menetapkan PEMOHON
KUHP dan atau Pasal 3, 4 dan 5 UU No. 8 Tahun 2010 tentang
pencuciab
uang
berdasarkan
surat
pemberitahuan
penetapan
am
tersangka Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/Dit Reskrimum tertanggal
10
Maret
2020,
Surat
Perintah
Penyidikan
Nomor:
ep
SP.Sidik/341/III/2019/Dit Reskrimum tanggal 28 Maret 2019, Laporan
ah
k
Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ?Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari
2019 adalah tidak sah;
akibat
hukumnya
berdasarkan
surat
In
do
ne
si
segala
R
3. Menyatakan penyidikan yang dilakukan oleh TERMOHON beserta
pemberitahuan
A
gu
ng
penetapan tersangka nomor: B/4758/II/Res.1.2/2020/Dir Reskrimum
tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah Penyidikan Nomor:
SP.Sidik/341/III/2019/Dit Reskrimum tanggal 28 Maret 2019, Laporan
Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari
2019 adalah tidak sah;
4. Memerintahkan
TERMOHON
untuk
menghentikan
penyidikan
lik
penetapan tersangka nomor: B/4758/II/Res.1.2/2020/Dir Reskrimum
tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah Penyidikan Nomor:
SP.Sidik/341/III/2019/Dit Reskrimum tanggal 28 Maret 2019, Laporan
ub
m
ah
terhadap PEMOHON I, II dan III berdasarkan surat pemberitahuan
Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari
ka
2019 adalah tidak sah
ep
5. Menyatakan tidak sah segala keputusan atau penetapan yang
ah
dikeluarkan lebih lanjut
TERMOHON yang berkaitan dengan
surat
pemberitahuan
penetapan
tersangka
nomor:
Perintah
Penyidikan
Nomor:
SP.Sidik/341/III/2019/Dit
Hal 22 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
Surat
on
ng
M
B/4758/II/Res.1.2/2020/Dir Reskrimum tertanggal 10 Maret 2020,
es
R
penetapan tersangka terhadap PEMOHON I, II dan III berdasarkan
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 22
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
Reskrimum tanggal 28 Maret 2019, Laporan Polisi Nomor :
LP/102/I/2019/PMJ?Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 adalah
ng
tidak sah
6. Memerintahkan kepada TERMOHON untuk membayar ganti kerugian
kepada PEMOHON I, II dan III sebesar Rp 1 (satu rupiah);
gu
7. Membebankan biaya perkara kepada TERMOHON.
A
II. TENTANG JAWABAN TERMOHON
1. Bahwa TERMOHON menolak dengan tegas seluruh dalil yang
ub
lik
ah
A. DALAM POKOK PERKARA
dikemukakan PEMOHON, kecuali terhadap hal-hal yang diakui
kebenarannya secara tegas oleh TERMOHON;
am
2. Bahwa
TERMOHON
tidak
akan
menanggapi
seluruh
dalil
PEMOHONdalam permohonan praperadilannya akan tetapi hanya
terhadap
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
objek
ep
menanggapi
ah
k
praperadilan yang didalilkan oleh PEMOHON berupa penetapan
R
diajukan PEMOHON;
In
do
ne
si
tersangka dan permintaan ganti kerugian serta rehabilitasi yang
3. Bahwa ketentuan hukum mengenai Praperadilan secara tegas diatur
A
gu
ng
dalam UU RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 KUHAP s/d Pasal 83
KUHAP. Adapun dalam Pasal 77 huruf a dan b KUHAPsecara tegas
dan limitatif telah mengatur tindakan hukum yang dapat diuji pada
lembaga praperadilan yakni Sah atau tidaknya penangkapan,
penahanan,
penghentian
penyidikan
atau
penghentian
lik
4. Bahwa ketentuan mengenai Praperadilan selanjutnya ditambahkan
aturan berupa Pasal 45A Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004
tentang perubahan atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985
ub
m
ah
penuntutan serta ganti kerugian dan atau rehabilitasi;
tentang Perubahan kedua atas Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009
ka
tentang Mahkamah Agung yang memutuskan larangan diajukan
ep
kasasi terhadap putusan praperadilan;
ah
5. Bahwa Mahkamah Konstitusi RI menambahkan ketentuan hukum
RI Nomor : 21/PUU RI-XII/2014, tanggal 28 April 2015 yang dalam
on
Hal 23 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
M
amar putusannyamenyatakan:
es
R
mengenai Praperadilan berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 23
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
“bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti yang
cukup sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 14, Pasal 17
ng
dan Pasal 21 ayat (1) KUHAP bertentangan dengan Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan/atau tidak
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang tidak
gu
dimaknai bahwa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup” dan
“bukti yang cukup” adalah minimal 2 (dua) alat bukti yang termuat
Pasal 77 huruf a KUHAP bertentangan dengan Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan/atau tidak
ub
lik
ah
A
dalam Pasal 184 KUHAP.
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang tidak
dimaknai termasuk penetapan tersangka, penggeledahan dan
am
penyitaan.
6. Bahwa Mahkamah Agung RI juga menambahkan aturan hukum
ep
terkait Lembaga Praperadilan sebagaimana diatur dalam Peraturan
ah
k
Mahkamah Agung RI (PERMA) Nomor 4 Tahun 2016 tertanggal 19
April
2016
tentang
Larangan
Peninjauan
Kembali
Putusan
In
do
ne
si
R
Praperadilan mengatur secara limitatif mengenai Praperadilan, antara
lain di dalam Pasal 1 dan Pasal 2 yaitu:
A
gu
ng
ayat (1): Obyek praperadilan adalah :
a. Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian
penyidikan atau penghentian penuntutan, penetapan tersangka,
penyitaan dan penggeledahan;
b. Ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkara
pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.
lik
tidak sahnya penetapan tersangka hanya menilai aspek formil, yaitu
apakah ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah dan tidak
memasuki materi perkara”.
ub
m
ah
ayat (2): “Pemeriksaan praperadilan terhadap permohonan tentang
ayat (3): Putusan praperadilan yang mengabulkan permohonan
ka
tentang tidak sah penetapan tersangka tidak menggugurkan
ep
kewenangan penyidik untuk menetapkan yang bersangkutan
ah
sebagai tersangka lagi setelah memenuhi paling sedikit dua alat
yang berkaitan dengan materi perkara;
A
Larangan
Peninjauan
Kembali
Putusan
on
tentang
Hal 24 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
2016
gu
April
ng
M
Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 4 Tahun 2016 tertanggal 19
es
R
bukti baru yang sah, berbeda dengan alat bukti sebelumnya
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 24
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
Praperadilan sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (4) yang berbunyi:
“Persidangan perkara praperadilan tentang tidak sahnya penetapan
ng
tersangka, penyitaan dan penggeledahan dipimpin oleh Hakim
Tunggal karena sifat pemeriksaannya yang tergolong singkat dan
gu
pembuktiannya yang hanya memeriksa aspek formil”.
B. TENTANG FAKTA-FAKTA HUKUM
ah
A
1. Bahwa mempedomani Pasal 5 ayat (1) huruf a KUHAP yang berbunyi
: “Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 karena
kewajibannya
mempunyai
wewenang
menerima
laporan
atau
ub
lik
pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana”. Serta
mempedomani Pasal 7 ayat (1) huruf a KUHAP yang berbunyi :
am
“Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a
karena kewajibannya mempunyai wewenang menerima Laporan atau
ep
pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana”. Serta
ah
k
ketentuan Pasal 15 ayat (1) huruf a UU RI Nomor 2 Tahun 2002
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbunyi: “Dalam
In
do
ne
si
R
rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 dan14, Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum
A
gu
ng
berwenangmenerima laporan dan/atau pengaduan”;
2. Bahwa Sdr. IKSAN RAHIM selaku kuasa Direktur PT Bongkar Muat
Mahardi Saranatama membuat laporan di SPKT Polda Metro Jaya
dengan Laporan Polisi Nomor: LP/102/I /2019/PMJ/Dit Reskrimum,
tanggal 7 Januari 2019 terkait dugaan tindak pidana Penipuan dan
atau Penggelapan dan TPPU (Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372
lik
TPPU dengan terlapor Sdr. HENDRO HASSYARI, dkk;
3. Bahwa mempedomani ketentuan Pasal 4 KUHAP yang berbunyi :
“Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik Indonesia”,
ub
m
ah
KUHP dan Pasal 3, 4 dan 5 UU RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang
dan mempedomani Pasal 5 ayat (1) huruf a KUHAP yang berbunyi :
ka
“Penyelidik
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
4
karena
ep
kewajibannya mempunyai wewenang :
R
tindak pidana;
b. mencari keterangan dan barang bukti;
ng
M
c. menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta
on
Hal 25 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
memeriksa tanda pengenal diri;
es
ah
a. menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 25
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
d. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung
jawab.”
TERMOHON
ng
4. Bahwa
Penyelidikan
yang
dalam
dalam
rangka
melaksanakan
Undang-Undang
tahapan
termaktub
dalam
ketentuan Pasal 1 butir 5 KUHAP yang berbunyi : “Penyelidikan
gu
adalah
serangkaian
tindakan
penyelidik
untuk
mencari
dan
menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna
yang
diatur
penyelidikan
dalam
undang-undang
Laporan
Polisi
ini”,
Nomor:
makaterkait
LP/102/I
tahapan
/2019/PMJ/Dit
ub
lik
ah
A
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara
Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019, maka TERMOHON menerbitkan
administrasi penyelidikan berupa :
am
a. Surat Perintah Tugas Penyelidikan;
b. Surat Perintah Penyelidikan;
ep
5. Bahwa mempedomani ketentuan UURI Nomor 8 Tahun 1981 tentang
ah
k
Hukum Acara pidana dalam BAB VIII tentang Berita Acara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1),(2),(3) KUHAP,
In
do
ne
si
R
maka untuk melaksanakan amanat Undang-undang terutama Pasal
75 ayat (1) huruf h kuhap yang berbunyi: “Berita acara dibuat untuk
A
gu
ng
setiap tindakan tentang pemeriksaan saksi”, serta mempedomani
ketentuan Pasal
”Penyelidik
5 ayat (1) huruf a KUHAP yang berbunyi:
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
4
karena
kewajibannya mempunyai wewenang mencari keterangan dan barang
bukti”, selanjutnya TERMOHON melakukan pengumpulan alat bukti
dan pemanggilan serta pemeriksaan terhadap saksi-saksi, yang
a) Sdr. IKSAN RAHIM;
b) Sdr. SAHARA;
c) Sdr. MUHAMAD PARIUSI;
ka
d) Sdr. JONIH;
f)
ep
e) Sdr. ABDUL MALIK, S.E.;
ah
lik
lain:
ub
m
ah
dituangkan dalam Berita Acara Interview terhadap saksi-saksi antara
Sdr. FAIZAH ABIDIN;
R
g) Sdri. Ir. ASTUTI SADAPOTTO;
on
Hal 26 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
es
Sdr. FADLI HASYARI;
gu
i)
ng
M
h) Sdri. HADIJAH ABIDIN;
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 26
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Sdr. HENDRO HASSYARI H.;
6. Bahwa
R
j)
berdasarkan
hasil
penyelidikan
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
yang
dilaksanakan,
ng
TERMOHON selanjutnya membuat Laporan Hasil Penyelidikan yang
memuat hasil pelaksanaan proses penyelidikan;
7. Bahwa pada hari Jum’at tanggal 22 Maret 2019, TERMOHON
gu
melaksanakan Gelar Perkara di Ruang Rapat Dit Reskrimum Polda
Metro Jaya, untuk meningkatkan dari tahapan penyelidikan menjadi
ah
A
tahapan penyidikan.
8. Bahwa
TERMOHON
dalam
rangka
melaksanakan
tahapan
Penyidikan yang dalam Undang-Undang termaktub dalam ketentuan
ub
lik
Pasal 1 butir 2 KUHAP yang berbunyi: “ Penyidikan adalah
serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang
am
diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan
bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana
ep
yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya”, makaTERMOHON
ah
k
menerbitkan administrasi penyidikan berupa:
R
b. Surat Perintah Penyidikan;
In
do
ne
si
a. Surat Perintah Tugas Penyidikan;
9. Bahwa mempedomani ketentuan Pasal 109 ayat (1) KUHAP yang
A
gu
ng
berbunyi: “Dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan
suatu
peristiwa
yang
merupakan
tindak
pidana,
penyidik
memberitahukan hal itu kepada penuntut umum”, yang mana
ketentuan
hukum
Mahkamah
tersebut
Kontistusi
TERMOHON
membuat
RI
juga
dikuatkan
Nomor:
surat
yang
dengan
130/PUU-XIII/2015,
ditujukan
kepada
Putusan
maka
Kepala
berdasarkan
Surat
Kapolda
Metro
Jaya
lik
dengan
Nomor:
B/6114/III/RES.1.11/2019/Datro, tanggal 28 Maret 2019 perihal
Pemberitahuan dimulainya Penyidikan;
ub
m
ah
Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Pelapor dan Terlapor (PEMOHON)
10. Bahwa mempedomani ketentuan UURI Nomor 8 Tahun 1981 tentang
ka
Hukum Acara pidana dalam BAB VIII tentang Berita Acara
ep
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1), (2), (3) KUHAP,
ah
maka untuk melaksanakan amanat Undang-undang terutama Pasal
tindakan tentang pemeriksaan saksi”, serta mempedomani ketentuan
7 ayat (1) huruf g KUHAP yang berbunyi: “Penyidik
ng
M
Pasal
on
Hal 27 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a karena
es
R
75 ayat (1) huruf h yang berbunyi: “Berita acara dibuat untuk setiap
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 27
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
mempunyai
wewenang
memanggil
R
kewajibannya
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
orang
untuk
didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi”, selanjutnya
ng
TERMOHON melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap
saksi-saksi, diantaranya yang dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan sebagai berikut :
gu
a. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. IKSAN RAHIM;
b. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SAHARA;
d. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. ABDUL MUHASIB, S.E.;
e. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. MUHAMAD PARIUSI;
f.
ub
lik
ah
A
c. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. KAMIYARSI WINDARTI;
Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SUTRISNO;
g. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. NUR IMANSAH;
am
h. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. FIRMAN;
i.
Berita
Acara
Pemeriksaan
ah
k
j.
Sdri.
INDAH
AYU
ep
KOMALASARI;
Saksi
Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. HADIJAH ABIDIN;
k. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. JONIH;
Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SYAMSIAH Binti RAZAK;
In
do
ne
si
R
l.
m. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. Ir. ASTUTI SADAPOTTO;
A
gu
ng
n. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. ABDUL MALIK, S.E.;
o. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SAHIRMAN, S.Pd.;
p. Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. DERIEN ELNOVELLY, S.E.
(Saksi dari Bank Mandiri).
11. Bahwa dalam rangka membuat terangnya peristiwa tindak pidana,
lik
PEMOHON dalam kapasitas sebagai saksi yang dituangkan dalam:
a. Berita Acara Pemeriksaan Terlapor Sdr. H. HENDRO HASSYARI
H. dalam kapasitas sebagai saksi;
ub
m
ah
TERMOHON selanjutnya melakukan pemeriksaan terhadap Para
b. Berita Acara Pemeriksaan Terlapor Sdr. FADLI HASYARI dalam
ka
kapasitas sebagai saksi;
ep
c. Berita Acara Pemeriksaan Terlapor Sdri. FAIZAH ABIDIN dalam
ah
kapasitas sebagai saksi
yang berbunyi: “Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat
huruf
a
karena
kewajibannya
mempunyai
wewenang
ng
M
(1)
on
Hal 28 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
es
R
12. Bahwa mempedomani ketentuan Pasal 7 ayat (1) huruf h KUHAP
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 28
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
dengan pemeriksaan perkara”, selanjutnya TERMOHON melakukan
pemanggilan dan pemeriksaan terhadap ahli sebagai berikut:
ng
a) Dr. EFENDI SARAGIH, S.H., M.H. (Ahli Hukum Pidana dari Univ.
Trisakti);
b) Dr. YUNUS HUSEIN, S.H., LLM. (Ahli TPPU dari Sekolah Tinggi
gu
Hukum Indonesia JENTERA);
c) Sdr. ARDHIAN DWIYOENANTO, S.H., M.H. (Ahli TPPU dari
13. Bahwa mempedomani Pasal 1
angka 16 KUHAP berbunyi:
“Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil
ub
lik
ah
A
PPATK).
alih dan atau menyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak
atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan
am
pembuktian dalam penyidikan, penuntutan dan peradilan”, maka
dalam rangka mengumpulkan alat bukti, TERMOHON menerbitkan
ep
administrasi penyitaan berupa Surat Perintah Penyitaan, Selanjutnya
ah
k
TERMOHON melakukan penyitaan barang bukti berupa:
Disita dari Saksi Sdr. IKSAN RAHIM:
In
do
ne
si
R
a. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan PT. PUTRA ASPARPIN
JAYA, PT. ASRA SUHADA TOURS & TRAVEL dan PT AKIRA
A
gu
ng
MEDIA PRODUCTION;
b. Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bongkar
Muat Mahardi Saranatama No. 24, tanggal 29 November 2017;
c. Fotocopy Salinan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama No.
46, tanggal 12 Agustus 2008;
lik
Muat Mahardi Saranatama No. 01, tanggal 2 November 2015;
e. Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. ASRA
SUHADA TOURS & TRAVEL No. 22, tanggal 15 Agustus 2016
ub
m
ah
d. Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bongkar
Disita dari Saksi Sdr. DERIEN ELNOVELLY, S.E. :
ka
a. Print Out Rekening Bank Mandiri KCP Tanjung Priok Tawes atas
ep
nama PT MAHARDI SARANA TAMA Nomor Rekening: 120-009-
ah
000-126-9 periode bulan Januari 2005 s/d bulan Desember 2017.
R
14. Bahwa terkait benda yang disita oleh TERMOHON dari saksi-saksi
es
selanjutnya dibuatkan:
ng
M
a. Surat Tanda Penerimaan;
on
Hal 29 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
b. Berita Acara Penyitaan;
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 29
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
c. Surat Laporan guna memperoleh Persetujuan Penyitaan Barang
Bukti kepada Ketua Pengadilan Negeri Jak-Sel;
ng
15. Bahwa terhadap barang yang disita oleh TERMOHON dari saksi
tersebut, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan selanjutnya menerbitkan
Surat Penetapan Nomor: 867/Pen.Per.Sit/2020/PN.JKT-Sel.
gu
16. Bahwa dalam rangka membuat terangnya tindak pidana yang
dilaporkan khususnya terkait TPPU, Pelapor Sdr. IKSAN RAHIM
Rekening Bank Mandiri KCP Tanjung Priok Tawes atas nama PT
MAHARDI SARANA TAMA Nomor Rekening: 120-009-000-126-9;
ub
lik
ah
A
memberikan surat kuasa khusus untuk memeriksa dan meneliti
17. Bahwa TERMOHON kembali memohonkan permintaan tambahan
informasi transaksi keuangan kepada PPATK berdasarkan Surat
am
Kapolda Metro Jaya Nomor: R/1298/II/RES.1.11/2020/Dit Reskrimum,
tanggal 24 Februari 2020;
ep
18. Adapun TERMOHON akan mengutip keterangan ahli hukum pidana
ah
k
Dr. EFENDI SARAGIH, S.H., M.H. dalam BAP sebagai berikut:
Tentang Pasal 372 KUHP.
In
do
ne
si
R
Unsur dengan sengaja dan melawan hukum;
Dengan sengaja berarti menghendaki dan menginsafi atau mengerti,
A
gu
ng
dalam hal ini, seseorang melakukan suatu perbuatan itu haruslah
menghendaki perbuatan itu dan harus menginsafi atau mengerti akan
akibat dari perbuatan tersebut.
Melawan hukum berarti perbuatan tersebut melanggar hak subjektif orang
lain, melanggar kewajiban hukum sipelaku sendiri, bertentangan dengan
tata
krama,
dan
bertentangan
dengan
kepatutan
dalam
hal
lik
pergaulan hidup;
Bahwa dengan pengertian unsur tersebut di atas, dan dihubungkan
dengan fakta-fakta, dimana Pelapor IKSAN RAHIM adalah Direktur
ub
m
ah
memperhatikan kepentingan diri dan harta benda orang lain dalam
Utama PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama sejak tanggal 29
ka
November 2017, berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT.
ep
Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 24, yang dibuat Notaris H.
ah
BAMBANG HERYANTO, SH, tertanggal 29 November 2017, dan dengan
Bongkar Muat Mahardi Saranatama saat perusahaan tersebut didirikan
ng
M
adalah:
on
Hal 30 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
a. Tn. ZAINAL RACHIM, sebagai Direktur
es
R
fakta bahwa susunan pemegang saham, direksi dan komisaris dari PT.
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 30
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
b. Tn. IKSAN RAHIM, sebagai Komisaris
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
bahwa adanya fakta susunan pemegang saham, direksi dan komisaris
PT.
Bongkar
Muat
Mahardi
Saranatama
ng
dari
berdasarkan
Akta
Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama
No. 24, yang dibuat Notaris H. BAMBANG HERYANTO, SH, tertanggal
gu
29 November 2017 adalah:
a. Tn. IKSAN RAHIM, sebagai Direktur Utama, dengan saham 1.000
b. Ny. Ir. ASTUTI SADAPOTTO, sebagai Komisaris, dengan saham 900
lembar;
ub
lik
ah
A
lembar;
c. Tn. MUHAMAD PARIUSI, sebagai Direktur, dengan saham 100
lembar;
am
dan dengan fakta bahwa diketahui ada 3 (tiga) perusahaan yang dibuat
oleh Sdr. HENDRO HASSYARI HARYODININGRAT dan ZAINAL
ep
RACHIM (almarhum), yaitu:
ah
k
a. PT. ASRA SUHADA TOURS & TRAVEL, didirikan pada tahun 2008
sesuai dengan Akta Pendirian Perseroan terbatas ”PT. Asra Suhada
In
do
ne
si
R
Tours & Travel ”, Nomor: 58, yang dibuat Notaris AGUS MADJID, SH,
tertanggal 28 Februari 2008, bergerak dibidang biro perjalanan
A
gu
ng
wisata, berkedudukan di Bekasi, Jawa Barat. Susunan pemegang
saham, direksi dan komisaris sebagai berikut:
1) Tn. HENDRO HASSYARI H, Komisaris, dengan saham 1.000
lembar;
2) Ny. HADIJAH ABIDIN, Direktur, dengan saham 60 lembar;
3) Tn. ZAINAL RACHIM, dengan saham 105 lembar
lik
dengan Akta Pendirian Perseroan terbatas ”PT. Putra Asparpin Jaya”,
Nomor: 65, yang dibuat Notaris AGUS MADJID, SH, tertanggal 224
Februari 2004, bergerak dibidang perjalanan umum, kontraktor,
ub
m
ah
b. PT. PUTRA ASPARPIN JAYA, didirikan pada tahun 2004 sesuai
industri, pertanian, pertambangan, transportasi, percetakan dan jasa,
ka
berkedudukan di Jakarta. Susunan pemegang saham, direksi dan
ep
komisaris sebagai berikut:
ah
1) Tn. HENDRO HASSYARI H, Direktur;
3) Tn. ZAINAL RACHIM, Komisaris Utama, dengan saham 50
ng
M
lembar;
on
Hal 31 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
4) Tn. ABDUL MALIK, Komisaris, dengan saham 50 lembar
es
R
2) Ny. SAHARA, Komisaris, dengan saham 50 lembar;
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 31
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
c. PT. AKIRAH MEDIA PRODUCTION, didirikan pada tahun 2009,
sesuai dengan Akta Pendirian Perseroan terbatas ”PT. Akirah Media
ng
Production”, Nomor: 24, yang dibuat Notaris AGUS MADJID, SH,
tertanggal 06 Maret 2007, bergerak dibidang produksi film dan
pemasaran film, berkedudukan di Jakarta. Susunan pemegang
gu
saham, direksi dan komisaris sebagai berikut:
1) Tn. HENDRO HASSYARI H, Direktur, dengan saham 500 lembar;
3) Tn. ZAINAL RACHIM, Komisaris Utama, dengan saham 875
lembar.
ub
lik
ah
A
2) Ny. FAIZAH ABIDIN, Komisaris, dengan saham 1.125 lembar;
Dengan fakta bahwa terlapor Sdr. HENDRO HASSYARI, baik melalui
rekening pribadi, maupun rekening perusahaan PT. PUTRA ASPARPIN
am
JAYA, pernah menerima uang dari PT. Bongkar Muat Mahardi
Saranatama, maupun dari ZAINAL RACHIM, yang seluruhnya total
ep
sebesar ± Rp. 138.381.000.000,- (seratus tiga puluh delapan milyar tiga
ah
k
ratus delapan puluh satu juta rupiah) dengan perincian sebagai tersebut
di atas, dan dengan fakta bahwa PT. Mahardi Saranatama dengan
In
do
ne
si
R
HENDRO HASSYARI tidak ditemukan adanya kerja sama bisnis atau
hubungan kerja sama lain yang memungkin pihak perusahaan PT.
A
gu
ng
Mahardi Saranatama untuk melakukan pembayaran sebesar ± Rp.
138.381.000.000,- (seratus tiga puluh delapan milyar tiga ratus delapan
puluh satu juta rupiah) kepada terlapor HENDRO HASSYARI, dan
dengan fakta bahwa dalam dokumen PT. Mahardi Saranatama terdapat
dokumen formulir Bukti Pengeluaran Uang (BPU) tertulis ”pengambilan
owner”, dan dengan fakta bahwa berdasarkan hasil audit internal,
lik
yang jumlah dan waktunya sesuai dengan jumlah uang yang ditransfer
Sdr. ZAINAL RACHIM ke rekening HENDRO HASSYARI No. 120-000429-292-1, dan dengan fakta bahwa terlapor Sdr. HENDRO HASSYARI
ub
m
ah
bahwa pengambilan dana dengan berita ”pengambilan owner” tersebut
tidak pernah melakukan pengembalian uang kepada perusahaan PT.
ka
Mahardi Saranatama
setelah terlapor
Sdr.
HENDRO
HASSYARI
ep
menerima uang dari perusahaan PT. Mahardi Saranatama untuk
ah
melakukan pembayaran sebesar ± Rp. 138.381.000.000,- (seratus tiga
dan dengan fakta bahwa Tn. IKSAN RAHIM, sebagai Direktur Utama
Mahardi
Saranatama
sudah
beberapa
kali
untuk
ng
M
PT.
meminta
on
Hal 32 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
pertanggungjawaban atas uang yang diterimanya, namun sampai saat ini
es
R
puluh delapan milyar tiga ratus delapan puluh satu juta rupiah) tersebut,
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 32
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
tidak diberikan pertanggungjawabannya, maka perbuatan terlapor Sdr.
HENDRO HASSYARI yang telah menerima uang dari perusahaan PT.
ng
Mahardi Saranatama sebesar ± Rp. 138.381.000.000,- (seratus tiga puluh
delapan milyar tiga ratus delapan puluh satu juta rupiah), namun tidak
bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya oleh terlapor Sdr. HENDRO
gu
HASSYARI, walau telah diminta oleh Tn. IKSAN RAHIM, sebagai Direktur
Utama PT. Mahardi Saranatama, jelas dilakukan oleh terlapor Sdr.
demikian unsur ini adalah terpenuhi.
ub
lik
ah
A
HENDRO HASSYARI dengan sengaja dan melawan hukum. Dengan
Unsur memiliki suatu barang yang seluruhnya atau sebagiannya
kepunyaan orang lain;
am
Memiliki suatu barang berarti si pemegang barang memperlakukan
barang tersebut seperti orang yang berkuasa atas barang tersebut, yang
ep
dengan perbuatan tersebut bertentangan dengan dasar si pelaku
ah
k
memegang barang tersebut.
Dalam hal yang seluruhnya atau sebagiannya kepunyaan orang lain
In
do
ne
si
R
bermakna bahwa barang yang dimiliki secara melawan hukum tersebut
bisa saja sebagian kepunyaan si pelaku.
A
gu
ng
Bahwa dengan pengertian unsur tersebut di atas, dan dihubungkan
dengan fakta-fakta sebagaimana diuraikan di atas, maka perbuatan
terlapor Sdr. HENDRO HASSYARI yang telah menerima uang dari
perusahaan PT. Mahardi Saranatama sebesar ± Rp. 138.381.000.000,(seratus tiga puluh delapan milyar tiga ratus delapan puluh satu juta
rupiah), namun tidak bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya oleh
lik
RAHIM, sebagai Direktur Utama PT. Mahardi Saranatama, jelas
merupakan perbuatan memiliki suatu barang yang seluruhnya atau
sebagiannya kepunyaan orang lain. Dengan demikian unsur ini adalah
ub
m
ah
terlapor Sdr. HENDRO HASSYARI, walau telah diminta oleh Tn. IKSAN
terpenuhi.
ka
Unsur yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan;
ep
Yang dimaksud dalam hal ini adalah bahwa barang tersebut harus ada
ah
dalam kekuasaan si pelaku dengan cara lain daripada suatu kejahatan.
atau dianggap dipercayakan kepada si pelaku.
ng
M
Bahwa dengan pengertian unsur tersebut di atas, dan dihubungkan
on
Hal 33 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
dengan fakta-fakta sebagaimana diuraikan di atas, maka uang dari
es
R
Dengan kata lain bahwa barang tersebut oleh si pemilik dipercayakan
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 33
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
perusahaan PT. Mahardi Saranatama sebesar ± Rp. 138.381.000.000,(seratus tiga puluh delapan milyar tiga ratus delapan puluh satu juta
ng
rupiah) adalah diserahkan oleh ZAINAL RACHIM, yang saat itu sebagai
Direktur Utama PT. Mahardi Saranatama, jelas bahwa uang sebesar ±
Rp. 138.381.000.000,- (seratus tiga puluh delapan milyar tiga ratus
gu
delapan puluh satu juta rupiah) ada dalam penguasaan terlapor Sdr.
HENDRO HASSYARI bukan karena kejahatan. Dengan demikian unsur
Bahwa berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka perbuatan
yang dilakukan oleh terlapor HENDRO HASSYARI tersebut dapat
ub
lik
ah
A
ini adalah terpenuhi.
dikategorikan telah memenuhi unsur melanggar Pasal 372 KUHP.
19. Bahwa Gelar perkara diatur dalam Pasal 31 Perkap Nomor 6 Tahun
am
2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana yang berbunyi: “Gelar
Perkara dilaksanakan dengan cara :
ep
a. gelar perkara biasa;
ah
k
b. gelar perkara khusus.”
20. Bahwa Gelar perkara diatur juga dalam Pasal 32 ayat (1) Perkap
In
do
ne
si
R
Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana yang
berbunyi: “Gelar perkara biasa sebagaimana dimaksud dalam
A
gu
ng
Pasal 31 huruf a, dilaksanakan untuk:
a. menentukan tindak pidana atau bukan;
b. menetapkan Tersangka;
c. penghentian penyidikan;
d. pelimpahan perkara; dan
e. pemecahan kendala penyidikan
lik
Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana yang
berbunyi :“Pelaksanaan Gelar Perkara biasa dapat mengundang
fungsi pengawasan dan fungsi hukum Polri”.
ub
m
ah
21. Bahwa Gelar perkara diatur juga dalam Pasal 32 ayat (2) Perkap
22. Bahwa mempedomani ketentuan KUHAP dan Putusan Mahkamah
ka
Konstitusi RI Nomor: 21/PUU-XII/2014, selama proses penyidikan
ep
TERMOHON telah menemukan adanya 4 alat bukti yang sah yang
ah
mana berdasarkan alat bukti tersebut ditemukan bukti permulaan,
ditentukan dalam pasal 1 angka 14, pasal 17 dan pasal 21 ayat (1)
ng
M
KUHAP, adapun alat bukti tersebut sesuai dengan Pasal 184 KUHAP
on
Hal 34 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
berupa :
es
R
bukti permulaan yang cukup dan bukti yang cukup sebagaimana
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 34
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
a. Keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait;
b. Bukti Surat;
ng
c. Keterangan Ahli;
d. Petunjuk.
Bahwa berdasarkan alat bukti tersebut selanjutnya TERMOHON
gu
melakukan gelar perkara pada tanggal 28 Februari 2020 dalam
rangka peningkatan status Para PEMOHON sebagai tersangka, yang
menetapkan Para PEMOHON sebagai tersangka;
23. Bahwa berdasarkan hasil gelar perkara TERMOHON selanjutnya
ub
lik
ah
A
mana para peserta gelar perkara sependapat dengan Penyidik untuk
menerbitkan Surat Ketetapan sebagai Tersangka terhadap Para
PEMOHON
dan
menerbitkan
surat
pemberitahuan
penetapan
am
tersangka yang dikirimkan kepada Penuntut Umum, Pelapor dan
kepada Para Tersangka;
ep
24. Bahwa mempedomani ketentuan UU RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang
ah
k
Hukum Acara pidana dalam BAB VIII tentang Berita Acara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1),(2),(3) KUHAP,
In
do
ne
si
R
maka untuk melaksanakan amanat Undang-undang terutama Pasal
75 ayat (1) huruf a yang berbunyi : “Berita acara dibuat untuk setiap
tentang
A
gu
ng
tindakan
pemeriksaan
tersangka”,
yang
selanjutnya
TERMOHON melakukan pemanggilan terhadap Para PEMOHON
dalam rangka melakukan pemeriksaan dalam kapasitas sebagai
Tersangka, namun Para PEMOHON tidak hadir tanpa alasan yang
patut dan wajar.
lik
1) Bahwa pada halaman 8 dan 9 angka 17 huruf b, Poin B.1. angka 18,
19, 20, 21, 22 dan 23 yang mana Para PEMOHON berpendapat
Nomor Surat Penyidikan yang tertera di Surat Panggilan sebagai
ub
m
ah
C. TENTANG BANTAHAN ATAS DALIL-DALIL PARA PEMOHON.
saksi dan tersangka, SPDP dan surat pemberitahuan tersangka
ka
adalah tidak jelas sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi Para
ep
PEMOHON karena mencantumkan nomor yang berbeda yaitu 341
R
Jawab :
Bahwa sebagaimana ketentuan Putusan Mahkamah Konstitusi RI
on
Hal 35 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
sbb:
ng
M
Nomor: 21/PUU RI-XII/2014, tanggal 28 April 2015 yang berbunyi
es
ah
dan 1341 sehingga menimbulkan ketidak absahan.
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 35
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
......“bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti yang
cukup sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 14, Pasal 17
ng
dan Pasal 21 ayat (1) KUHAP bertentangan dengan Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan/atau tidak
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang tidak
gu
dimaknai bahwa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup” dan
“bukti yang cukup” adalah minimal 2 (dua) alat bukti yang termuat
..... Pasal 77 huruf a KUHAP bertentangan dengan Undang Undang
ub
lik
ah
A
dalam Pasal 184 KUHAP........
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan/atau tidak
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang tidak
am
dimaknai termasuk penetapan tersangka.....
ep
Yang dikuatkan dengan terbitnya Peraturan Mahkamah Agung RI
ah
k
(PERMA) Nomor 4 Tahun 2016 tertanggal 19 April 2016 tentang
Larangan Peninjauan Kembali Putusan Praperadilan mengatur
In
do
ne
si
R
secara limitatif mengenai Praperadilan yang berbunyi:
ayat (2): “Pemeriksaan praperadilan terhadap permohonan tentang
A
gu
ng
tidak sahnya penetapan tersangka hanya menilai aspek formil,
yaitu apakah ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah dan
tidak memasuki materi perkara”.
Bahwa berdasarkan ketentuan diatas maka dapat disimpulkan
aspek formil yang diuji dalam permohonan praperadilan dengan
objek penetapan tersangka adalah apakah TERMOHON selaku
lik
atau tidak sebelum menetapkan para PEMOHON sebagai
tersangka.
Bahwa sebagaimana TERMOHON jelaskan dalam Poin B. Tentang
ub
m
ah
penyidik telah memiliki paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah
Fakta-Fakta hukum di atas maka diketahui TERMOHON dalam
ka
proses
penyelidikan
dan
penyidikan
Laporan
Polisi
Nomor:
ep
LP/102/I/2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 telah
R
KUHAPberupa :
a. Keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait (16
ng
M
saksi);
on
Hal 36 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
b. Bukti Surat (6 bukti surat);
es
ah
mendapatkan 4 (empat) alat bukti yang sah sesuai dengan Pasal 184
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 36
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Keterangan Ahli (3 orang saksi);
R
c.
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
d. Petunjuk (persesuaian antar alat bukti).
ng
Yang mana berdasarkan adanya 4 alat bukti yang sah tersebut maka
TERMOHON menetapkan Para PEMOHON sebagai tersangka.
Bahwa terkait proses penyidikan perkara aquo adalah berdasarkan
gu
Surat
Perintah
Penyidikan
Nomor:
SP.Dik/1341/III/2019/Dit
Reskrimum, tanggal 28 Maret 2019. Bahwa adanya dalil yang
bukan kewenangan lembaga praperadilan untuk menilainya,
mengingat berdasarkan ketentuan Peraturan Mahkamah Agung RI
ub
lik
ah
A
PEMOHON sangkakan terkait kesalahan penomoran adalah
(PERMA) Nomor 4 Tahun 2016 tertanggal 19 April 2016 telah
mengatur secara limitatif tentang aspek formil yang diuji dalam
am
permohonan praperadilan dengan objek penetapan tersangka adalah
apakah TERMOHON selaku penyidik telah memiliki paling sedikit 2
ep
(dua) alat bukti yang sah atau tidak sebelum menetapkan para
ah
k
PEMOHON sebagai tersangka. Yang mana faktanya TERMOHON
telah memenuhi aspek formil tersebut karena dasar penetapan
In
do
ne
si
R
tersangka terhadap para PEMOHON telah berdasarkan adanya 4 alat
bukti yang sah. Bahwa berdasar fakta tersebut dapat disimpulkan dalil
A
gu
ng
Para PEMOHON adalah dalil yang tidak berdasar dan sudah
sepatutnya dalil Para PEMOHON ini ditolak untuk seluruhnya.
2) Bahwa pada halaman
B.2. angka 24 dan 25 yang mana Para
PEMOHON berpendapat syarat pemenuhan unsur tindak pidana
belum terpenuhi khususnya menyangkut pasal 372 KUHP dimana
syarat formil dipenuhinya unsur tersebut adalah adanya permintaan
lik
melakukan somasi setelah dia membuat laporan polisi, sehingga
menurut Para PEMOHON Laporan Polisi tersebut cacat hukum dan
harus dibatalkan;
ub
m
ah
terhadap yang maksud objek penggelapan. Pelapor juga baru
Jawab :
ka
Bahwa dalil Para PEMOHON untuk syarat pemenuhan unsur tindak
ep
pidana dalam objek penggelapan adalah dalil yang mengada-ngada
ah
karena sudah memasuki ranah pokok perkara pidana yang tidak diuji
disimpulkan dalil Para PEMOHON adalah dalil yang tidak berdasar
ng
M
dan sudah sepatutnya dalil Para PEMOHON ini ditolak untuk
on
Hal 37 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
seluruhnya.
es
R
dalam sidang praperadilan. Bahwa berdasar fakta tersebut dapat
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 37
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
3) Bahwa pada halaman 10 Poin B.3. angka 26, 27, 28, 29, 32 dan 33
yang mana Para PEMOHON berpendapat Surat Pemberitahuan
ng
Penetapan Tersangka Cacat Hukum dan diduga palsu karena
penomoran halaman pertama dan kedua berbeda yaitu halaman
pertama
Res.1.2
sedangkan
halaman
kedua
Res.1.11
yang
gu
membuktikan ketiadaan kontrol administrasi di Termohon sehingga
merugikan Para PEMOHON karena Para PEMOHON menduga
tangan pimpinan.
Jawab :
ub
lik
ah
A
ketidaksinkronan nomor surat tersebut adalah untuk mengambil tanda
Bahwa sebagaimana TERMOHON uraikan dalam bantahan angka
1 diketahui dalil yang PEMOHON sangkakan terkait kesalahan
am
penomoran adalah bukan kewenangan lembaga praperadilan
untuk menilainya, mengingat berdasarkan ketentuan Peraturan
ep
Mahkamah Agung RI (PERMA) Nomor 4 Tahun 2016 tertanggal 19
ah
k
April 2016 telah mengatur secara limitatif tentang aspek formil yang
diuji dalam permohonan praperadilan dengan objek penetapan
In
do
ne
si
R
tersangka adalah apakah TERMOHON selaku penyidik telah memiliki
paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah atau tidak sebelum
A
gu
ng
menetapkan para PEMOHON sebagai tersangka. Yang mana
faktanya TERMOHON telah memenuhi aspek formil tersebut karena
dasar
penetapan
tersangka
terhadap
para
PEMOHON
telahberdasarkan adanya 4 alat bukti yang sah. Bahwa dalil
PEMOHON yang menyatakan ketidaksinkronan nomor surat tersebut
adalah untuk mengambil tanda tangan pimpinan adalah dalil yang
lik
hanya sekedar memudahkan dalam pencatatan. Bahwa berdasar
fakta tersebut dapat disimpulkan dalil Para PEMOHON adalah dalil
yang tidak berdasar dan sudah sepatutnya dalil Para PEMOHON ini
ditolak untuk seluruhnya.
ub
m
ah
sangat tidak benar dan mengada-ada mengingat penomoran tersebut
ka
4) Bahwa pada halaman 10 angka 30 dan 31 yang mana Para
ep
PEMOHON berpendapat TERMOHON sebelum menetapkan Para
ah
PEMOHON sebagai tersangka tidak melaksanakan gelar perkara
R
lintas kesatuan sebagaimana ketentuan Perkap Nomor 14 Tahun
on
Hal 38 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
M
Jawab :
es
2012 sehingga hasilnya tidak objektif dan cacat hukum.
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 38
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
Bahwa patut diketahui oleh Para PEMOHON bahwa Perkap Nomor
14 Tahun 2012 telah dinyatakan tidak berlaku tertanggal 4 Oktober
ng
2019. Bahwa tidak ada aturan dalam Perkap yang mengatur tentang
gelar perkara lintas kesatuan, tetapi yang ada adalah gelar perkara
biasa dan gelar perkara khusus seperti yang tertuang dalam Pasal 31
gu
Perkap Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana yang
berbunyi: “Gelar Perkara dilaksanakan dengan cara :
b. gelar perkara khusus.”
ub
lik
ah
A
a. gelar perkara biasa;
Bahwa berdasar fakta tersebut dapat disimpulkan dalil Para
PEMOHON adalah dalil yang tidak berdasar dan sudah sepatutnya
am
dalil Para PEMOHON ini ditolak untuk seluruhnya
5) Bahwa pada halaman 11 dan 12 angka 34 s/d 38 serta halaman 15
ep
dan 16 angka 55 dan 56 yang mana Para PEMOHON berpendapat
polisi.
R
Jawab :
In
do
ne
si
ah
k
pelapor tidak mempunyai legal standing untuk membuat laporan
Dalil Para PEMOHON adalah dalil yang sangat tidak benar,
A
gu
ng
mengingat Pelapor mempunyai legal standing untuk membuat
Laporan Polisi Nomor: LP/102/ I /2019/PMJ/Dit.Reskrimum, tanggal 7
Januari 2019
Bahwa Pasal 1 angka 24 KUHAP yang berbunyi: “Laporan adalah
pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau
kewajiban
berdasarkan
undang-undang
kepada
pejabat
yang
lik
peristiwa pidana”.
Bahwa Pasal 1 angka 25 KUHAP yang berbunyi: “Pengaduan adalah
pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan
ub
m
ah
berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya
kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum
ka
seorang
yang
telah
tindak
pidana
aduan
yang
ep
merugikannya.”
melakukan
ah
Bahwa mempedomani Pasal 5 ayat (1) huruf a KUHAP yang
mempunyai
wewenang
menerima
laporan
atau
ng
M
pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana”. Serta
on
Hal 39 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
mempedomani Pasal 7 ayat (1) huruf a KUHAP yang berbunyi :
es
kewajibannya
R
berbunyi: “Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 karena
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 39
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
“Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a
karena kewajibannya mempunyai wewenang menerima Laporan atau
ng
pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana”.
Pasal 15 ayat (1) huruf a UU RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berbunyi: “Dalam rangka
gu
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
dan14
Kepolisian
Negara
Republik
Indonesia
secara
umum
Bahwa sebagaimana warga negara yang baik, apabila mengetahui
adanya suatu tindak pidana maka dapat membuat laporan ataupun
ub
lik
ah
A
berwenangmenerima laporan dan/atau pengaduan”.
pengaduan kepada Polri yang dalam hal ini adalah TERMOHON,
yang mana oleh karena Pelapor adalah Dirut PT. Bongkar Muat
am
Mahardi Saranatama berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat
PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 24, tanggal 29 November
ep
2017, maka oleh karena PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama
ah
k
dirugikan oleh perbuatan Para PEMOHON maka Pelapor berhak
R
tanggal 7 Januari 2019.
In
do
ne
si
membuat Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Dit.Reskrimum,
Bahwa berdasar fakta tersebut dapat disimpulkan dalil Para
A
gu
ng
PEMOHON adalah dalil yang tidak berdasar dan sudah sepatutnya
dalil Para PEMOHON ini ditolak untuk seluruhnya;
6) Bahwa pada halaman 12 dan 13 angka 39 s/d 46 yang mana Para
PEMOHON
berpendapat
perbuatan
yang
disangkakan
bukan
perbuatan pidana melainkan pemenuhan hak dan kewajiban dalam
perjanjian.
lik
Bahwa dalil Para PEMOHON ini adalah dalil yang sangat mengadaada dan telah memasuki materi pokok perkara yang tidak relevan
untuk dipertimbangkan dalam persidangan praperadilan. Adapun
ub
m
ah
Jawab :
Praperadilan hanya menguji tentang aspek FORMIL bukan materil,
ka
sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung RI No. 4 Tahun 2016
ep
Tanggal 19 April 2016 Pasal 2 Ayat 4 Yang berbunyi: “Persidangan
ah
Perkara Pra Peradilan Tentang Tidak Sahnya Penetapan tersangka,
sifat pemeriksaanya tergolong singkat, mengikat dan final sedangkan
ng
M
pembuktiannya hanya memeriksa aspek formil.” Bahwa berdasar
on
Hal 40 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
fakta tersebut dapat disimpulkan dalil Para PEMOHON adalah dalil
es
R
penyitaan dan pengeledahan dipimpin oleh Hakim tunggal karena
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 40
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
yang tidak berdasar dan sudah sepatutnya dalil Para PEMOHON ini
ditolak untuk seluruhnya.
ng
7) Bahwa pada halaman 13 s/d 16 angka 47 s/d 57 yang mana Para
PEMOHON berpendapat penetapan Para PEMOHON sebagai
tersangka adalah tidak sah.
gu
Jawab :
Bahwa sebagaimana TERMOHON jelaskan dalam Poin B. Tentang
proses
penyidikan
Laporan
/2019/PMJ/Dit.Reskrimum,
Polisi
tanggal
7
Nomor:
Januari
2019
LP/102/I
telah
ub
lik
ah
A
Fakta-Fakta hukum di atas maka diketahui TERMOHON dalam
mendapatkan 4 (empat) alat bukti yang sah sesuai dengan Pasal 184
KUHAP berupa:
am
a. Keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait (16
saksi);
ep
b. Bukti Surat (6 bukti surat);
ah
k
c. Keterangan Ahli (3 orang ahli);
d. Petunjuk (persesuaian antar alat bukti).
In
do
ne
si
R
Yang mana berdasarkan adanya 4 alat bukti yang sah tersebut maka
TERMOHON menetapkan Para PEMOHON sebagai tersangka.
A
gu
ng
Adanya fakta hukum tersebut dapat disimpulkan TERMOHON telah
sesuai dengan ketentuan Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor:
21/PUU RI-XII/2014, tanggal 28 April 2015, dan juga TERMOHON
telah memenuhi aspek formil sebagaimana ketentuan Peraturan
Mahkamah Agung RI (PERMA) Nomor 4 Tahun 2016 tertanggal 19
April
2016
tentang
Larangan
Peninjauan
Kembali
Putusan
lik
para PEMOHON telahberdasarkan adanya 4 alat bukti yang sah.
Bahwa berdasar fakta tersebut dapat disimpulkan dalil Para
PEMOHON adalah dalil yang tidak berdasar dan sudah sepatutnya
ub
m
ah
Praperadilan tersebut karena dasar penetapan tersangka terhadap
dalil Para PEMOHON ini ditolak untuk seluruhnya.
ka
8) Bahwa pada halaman 16 dan 17 angka 58 s/d 61 yang mana Para
ep
PEMOHON berpendapat penyidikan perkara pidana telah daluarsa.
ah
Jawab :
Penegak Hukum memproses hukum suatu dugaan tindak pidana
ng
M
menjadi hilang karena lewatnya tenggang waktu tertentu sesuai
on
Hal 41 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
dengan Pasal 76 KUHP
es
R
Bahwa yang dimaksud dengan daluarsa adalah kewenangan
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 41
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
Dalil Para PEMOHON tersebut adalah dalil yang tidak benar,
mengingat perbuatan tindak pidana yang dilakukan oleh Para
ng
PEMOHON adalah perbuatan tindak pidana yang dilakukan secara
terus menerus (Voordurendeer) sampai dengan tahun 2017, sehingga
perkara tersebut tidaklah kadaluarsa seperti apa yang Para
gu
PEMOHON dalilkan.
Bahwa terhadap objek daluarsa, bukanlah objek dari praperadilan
adalah masuk dalam objek perkara pokok (pokok perkara). Dengan
demikian dalil PEMOHON telah terbantahkan dengan fakta hukum
ub
lik
ah
A
karena yang berhak menyatakan daluarsa suatu perkara pidana
dari TERMOHON, sehingga sudah sepatutnya dalil PEMOHON yang
tidak berdasar ditolak untuk seluruhnya.
am
9) Bahwa pada halaman 17 dan 18 angka 62 dan 63 yang mana Para
PEMOHON berpendapat dirinya berhak menuntut ganti kerugian dan
ep
rehabilitasi.
ah
k
Jawab :
Dalil Para PEMOHON tersebut adalah dalil yang tidak benar,
In
do
ne
si
R
mengingat terkait dengan perkara pidana, ketentuan mengenai
permintaan ganti rugi diatur dalam UU RI Nomor 8 Tahun 1981
A
gu
ng
tentang Hukum Acara Pidana, yang mana TERMOHON uraikan
sebagai berikut:
Bahwa Pasal 77 huruf b UU RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana yang berbunyi: “Pengadilan negeri berwenang untuk
memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam undang-undang ini tentang : b) ganti kerugian dan atau
lik
tingkat penyidikan atau penuntutan”.
Bahwa Pasal 81 UU RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana yang berbunyi :“Permintaan ganti kerugian dan atau
ub
m
ah
rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentikan pada
rehabilitasi akibat tidak sahnya penangkapan atau penahanan atau
ka
akibat sahnya penghentian penyidikan atau penuntutan diajukan oleh
ep
tersangka atau pihak ketiga yang berkepentingan kepada ketua
ah
pengadilan negeri dengan menyebut alasannya.”
Pidana yang berbunyi :
ng
M
1. Tersangka, terdakwa atau terpidana berhak menuntut ganti
on
Hal 42 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
kerugian karena ditangkap, ditahan, dituntut dan diadili atau
es
R
Bahwa Pasal 95 UU RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 42
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
dikenakan tindakan lain, tanpa alasan yang berdasarkan undang-
undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum
ng
yang diterapkan.
2. Tuntutan ganti kerugian oleh tersangka atau ahli warisnya atas
penangkapan atau penahanan serta tindakan lain tanpa alasan
atau karena kekeliruan
gu
yang berdasarkan undang-undang
mengenai orang atau hukum yang diterapkan sebagaimana
pengadilan negeri, diputus di sidang praperadilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 77.
ub
lik
ah
A
dimaksud dalarn ayat (1) yang perkaranya tidak diajukan ke
3. Tuntutan ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diajukan oleh tersangka, terdakwa, terpidana atau ahli warisnya
am
kapada pengadilan yang berwenang mengadili perkara yang
bersangkutan.
ep
4. Untuk memeriksa dan memutus perkara tuntutan ganti kerugian
ah
k
tersebut pada ayat (1) ketua pengadilan sejauh mungkin
R
yang bersangkutan.
In
do
ne
si
menunjuk hakim yang sama yang telah mengadili perkara pidana
5. Pemeriksaan terhadap ganti kerugian sebagaimana tersebut
A
gu
ng
pada ayat (4) mengikuti acara praperadilan.
Bahwa merujuk ketentuan KUHAP diatas terutama Pasal 77 huruf
b KUHAP yang mana tuntutan ganti kerugian dan atau
rehabilitasi mensyaratkan apabila seorang tersangka yang
perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau
penuntutan
dan
perkaranya
telah
berkekuatan
lik
Bahwa terkait perkara aquo diketahui tahapan penyidikan Laporan
Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Dit.Reskrimum, tanggal 7 Januari
2019 masih berproses untuk segera dilimpahkan kepada Penuntut
ub
m
ah
tetap/inkrah.
hukum
Umum. Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut yang dikaitkan
ka
dengan ketentuan hukum di atas maka dapat disimpulkan bahwa
ah
untuk
mengajukan
ep
PARA PEMOHON adalah bukan merupakan pihak yang berwenang
tuntutan
ganti
kerugian
dan
rehabilitasi
perkara aquo PARA PEMOHON bukanlah tersangka yang perkara
berkekuatan
hukum
tetap/inkrah
Hal 43 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
telah
on
perkaranya
gu
dan
ng
M
pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan
es
R
sebagaimana yang diatur oleh Undang-undang mengingat dalam
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 43
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
sebagaimana yang disyaratkan oleh Undang-undang, sehingga
permohonan ganti kerugian dan rehabilitasi dimaksud yang diajukan
Para
PEMOHON
sangatlah
tidak
berdasar
ng
oleh
sepatutnya untuk ditolak;
dan
sudah
10) Bahwa pada halaman 18 angka 1 dan 2 yang mana Para PEMOHON
gu
meminta kepada Hakim untuk memerintahkan PEMOHON, Saksi dan
ahli dihadirkan dipersidangan untuk didengar keterangannya, dan
kedalam persidangan dan menyerahkannya kepada hakim.
Jawab :
ub
lik
ah
A
memerintahkan membawa BAP saksi dan ahli serta alat bukti surat
Bahwa terkait dengan praperadilan adalah masuk dalam ranah
hukum pidana, akan tetapi hukum acara dari praperadilan adalah
am
sesuai dengan hukum acara perdata, yang mana pihak yang
mendalilkan maka dialah yang wajib untuk membuktikan. Bahwa tidak
ep
ada kewajiban hukum bagi hakim untuk menaati permintaan Para
ah
k
PEMOHON untuk memerintahkan TERMOHON untuk menghadirkan
Saksi
dan
ahli
untuk
didengar
keterangannya
maupun
In
do
ne
si
R
menyerahkannya BAP saksi dan ahli serta alat bukti surat kepada
hakim dipersidangan. Adapun dalil Para PEMOHON tersebut adalah
A
gu
ng
dalil yang sangat tidak berdasar dan mengada-ngada karena
seharusnya Para PEMOHON sendirilah yang membuktikan dalilnya
sendiri. Bahwa berdasarkan fakta tersebut maka sudah sepatutnya
dalil permohonan praperadilan Para PEMOHON yang tidak berdasar
ini ditolak untuk seluruhnya.
III. TENTANG PERMOHONAN TERMOHON
lik
ah
Berdasarkan uraian yang dikemukakan TERMOHON yang didukung
dengan alat bukti dan fakta hukum sebagaimana tersebut di atas, maka dapat
ub
dan MENGADA-ADA yang bersifat subjektif dan asumsi belaka, maka pada
kesempatan ini dimohon kepada Yang Mulia Ketua Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan melalui Yang Mulia Hakim Tunggal Praperadilan yang mengadili dan
ep
memutus perkara aquo, kiranya berkenan memutus dengan amar putusan
DALAM POKOK PERKARA
R
sebagai berikut :
on
Hal 44 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
seluruhnya;
ng
1. Menyatakan menolak Permohonan Praperadilan Para PEMOHON untuk
es
ka
m
disimpulkan dalil permohonan Para PEMOHON adalah SANGAT TIDAK BENAR
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 44
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
2. Menyatakan Penetapan Tersangka yang dilakukan TERMOHON terhadap
Para PEMOHON berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/102/I /2019/PMJ/Dit
ng
Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 adalah sah secara hukum dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat;
3. Menyatakan
proses
penyelidikan
dan
penyidikan
yang
dilakukan
gu
TERMOHON berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Dit
Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 adalah sah secara hukum dan
A
mempunyai kekuatan hukum mengikat
4. Menyatakan menolak petitum Para PEMOHON yang meminta hakim untuk
Laporan
Polisi
Nomor:
LP/102/I
ub
lik
penyidikan
/2019/PMJ/Dit.Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019”, karena petitum Para
PEMOHON tersebut tidak berlandaskan hukum;
5. Menyatakan menolak petitum Para PEMOHON yang meminta hakim untuk
“Memerintahkan kepada TERMOHON untuk membayar ganti kerugian
kepada PEMOHON I, II dan III sebesar Rp 1 (satu rupiah) dan meminta
ep
ah
k
am
ah
“menghentikan
rehabilitasi”, karena petitum Para PEMOHON tersebut tidak berlandaskan
hukum;
In
do
ne
si
dalam perkara ini.
R
6. Membebankan Para PEMOHON untuk membayar biaya perkara yang timbul
A
gu
ng
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, di
persidangan Pemohon telah mengajukan bukti-bukti surat berupa foto kopi surat
bukti yang diberi tanda P-1 sampai dengan P-11, yang telah dibubuhi materai
secukupnya dan telah dicocokkan dengan aslinya, kecuali bukti P-2, P-4, P-6,
dipersidangan tidak dapat diperlihatkan surat aslinya, dan P13 sampai dengan P15 berupa Print Out, sebagai berikut:
1. Bukti P-1
Penetapan
Tersangka
Nomor:
lik
ah
2020 kepada Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta;
: Surat
Permohonan
Perlindungan
Hukum
ub
m
dan
dugaan
ketidakprofesionalan serta gratifikasi kepada KADIVPROPAM
POLRI JAKARTA tertanggal 12 Maret 2020;
3. Bukti P-3
: Surat
Penerimaan
Pengaduan
ep
ka
Pemberitahuan
B/4758/III/RES.1.2/2020/Ditreskrimum, tertanggal 10 Maret
2. Bukti P-2
oleh
Propam
Nomor:
SPSP2/702/III/2020/BAGYANDUAN, tertanggal 12 Maret 2020
: Surat
Pemberitahuan
Dimulainya
Penyidikan
Nomor:
B/6114/III/RES.1.11/2019/Datro tertanggal 28 Maret 2019
on
ng
Hal 45 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
gu
A
es
4. Bukti P-4
R
oleh Pengadu H. HENDRO HASSYARI H.;
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
: Surat
Halaman 45
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
kepada Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta atas nama
Pelapor IKHSAN RAHIM.
: Surat
ng
5. Bukti P-5
Undangan
Klarifikasi
Nomor:
B/2028/II/RES.1.11/2019/Ditreskrimum tertanggal 6 Februari
2019 kepada HENDRO HASSYARI.
: Surat
A
gu
6. Bukti P-6
Undangan
Klarifikasi
Nomor:
B/5058/III/RES.1.11/2019/Ditreskrimum tertanggal 19 Maret
2019 kepada ANDI FAIZIAH ABIDIN;
: Surat
Undangan
Klarifikasi
Nomor:
ub
lik
B/5057/III/RES.1.11/2019/Ditreskrimum tertanggal 19 Maret
2019 kepada FADLI HASSYARI.
8. Bukti P-8
: Surat SOMASI yang dikirimkan oleh Sdr. IKHSAN RAHIM &
Sdri. ASTUTI SADAPOTTO kepada H. HENDRO HASSYARI H
tertanggal 22 November 2019;
9. Bukti P-9 : Surat Panggilan Nomor : S.Pgl/2209/III/2020/Ditreskrimum
ep
tertanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO HASSYARI
10. Bukti P-10 : Surat
R
H;
Panggilan
Nomor:
Panggilan
Nomor:
S.Pgl/2208/III/2020/Ditreskrimum
In
do
ne
si
ah
k
am
ah
7. Bukti P-7
tertanggal 10 Maret 2020 atas nama FADLI HASYARI;
A
gu
ng
11. Bukti P-11 : Surat
S.Pgl/2207/III/2020/Ditreskrimum
tertanggal 10 Maret 2020 atas nama FAIZAH ABIDIN;
12. Bukti P-12 : Surat Keterangan Tertulis Ahli Perdata Fakultas Hukum
Universitas Indonesia Dr. Akhmad Budi Cahyono, S.H., M.H.;
13. Bukti P-13 : Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: 6
Tahun 2019 Tentang Pencabutan Peraturan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia Nomor: 14 Tahun 2012 Tentang
lik
ah
Manajemen Penyidikan Tindak Pidana;
ub
Nomor: 6 Tahun 2019 Tentang Penyidikan Tindak Pidana;
15. Bukti P-15 : Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor: 14 Tahun 2012 Tentang Penyidikan Tindak Pidana;
Menimbang, bahwa selain dari pada itu Para Pemohon tidak mengajukan
ep
ka
m
14. Bukti P-14 : Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
saksi-saksi, tetapi mengajukan seorang Ahli bernama: Dr. EVA ACHJANI ZULFA,
13 Mei 2020 pada pokoknya telah memberikan pendapatnya, sebagai berikut:
Lembaga praperadilan adalah lembaga yang diselenggarakan untuk
managemen
atau
bagaimana
prosedur
administratif
Hal 46 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
memeriksa
on
ng
-
es
R
SH., MH. dibawah sumpah di depan sidang pengadilan pada hari Rabu tanggal
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 46
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
penanganan perkara pidana. Jadi kalau bicara tentang hukum pidana
formil sebagai administrasif criminal law sebetulnya hakekatnya ada disini.
ng
Utamanya merujuk kepada Pasal 77 KUHAP ada berkaitannya dengan
upaya paksa, jadi kalau bicara dengan upaya paksa bagian dari
kewenangan, yang diduga akan membuka abuse of power atau
gu
pelanggaran HAM;
-
Dari Putusan Mahkamah Konstitusi No. 21 yang kemudian memperluas
yang intinya tentang gugatan terhadap ketentuan Pasal 1 angka 2 KUHAP
mengenai frase kecukupan alat bukti. Makna kecukupan alat bukti adalah
ub
lik
ah
A
(memang Pasal 77 KUHAP yang tidak menyebutkan penetapan tersangka)
batas minimal pembuktian dalam Pasal 183 KUHP. Jadi ukuran dari
penetapan tersangka tidak pada ada satu laporan ada satu bukti
am
sebagaimana ditetapkan dalam Perkap
tetapi ada 2 (dua) alat bukti
sebagaimana yang ditentukan di dalam Pasal 183 KUHAP. Kemudian yang
ep
menjadi rambu dan parameter bahwa penetapan tersangka seperti yang
ah
k
disebutkan dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP itu diterjemahkan sebagai
-
R
adalah 2 (dua) alat bukti;
In
do
ne
si
kecukupan alat bukti dimana Penyidik memiliki bekal minimal (minim)
Bahwa yang menjadi kewenangan praperadilan merunjuk kepada kontek
A
gu
ng
penggunaan kewenangan. Kontek penggunaan kewenangan ini sangat
administratif. Maka jika berbicara criminal administratif law atau prosedure
law karena ini adminitratif maka diterjemahkan sebagai adminitratif
penanganan perkara;
-
Dalam Perkap itu jelas, seperti produk-produk SP2HP (laporan hasil
penyelidikan)
yang
dijadikan
sebagai
dibukanya
suatu
penyidikan
(memang tidak disebutkan di dalam KUHAP) tetapi beberapa dalam
lik
ah
penjelasan KUHAP itu ada mengenai surat menyurat ini. Utamanya
memang kenapa surat menyurat itu disebutkan ? itu adalah tanda suatu
ub
sudah menandakannya suatu proses, entah itu proses pemeriksaan,
proses penyitaan atau proses penetapan tersangka produknya adalah
-
ep
produk surat itu;
ah
ka
m
proses sedang berjalan, istilah laporan, istilah berita acara, istilah surat itu
Bahawa dalam hal surat, baik itu surat penangkapan, penyitaan,
dari hasil proses yang lama dan menjadikan hasil untuk proses yang baru.
ng
M
Menurut ahli bahwa nomor surat maknanya adalah menjadi dasar untuk
on
Hal 47 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
menelusuri atau menjadi dasar untuk melanjutkan pada proses berikutnya,
es
R
penahanan atau penetapan tersangka. artinya surat itu yang menjadi dasar
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 47
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
katakanlah yang tadi sebagai dasar 2 (dua) alat bukti untuk penetapan
tersangka. Alat bukti yang mana ...? tentunya merujuk kepada alat bukti
ng
produk surat itu lahir dari suatu berita acara sebelumnya atau beberapa
berita acara sebelumnya. Jadi jikalau ada penomoran yang berbeda
tentunya menjadi sulit untuk penelusurin proses mana yang sebetulnya
gu
sudah terjadi;
-
Bahwa di dalam ketentuan hukum pidana, legal standing hanya terdapat
dikatakan ada kwalifikasi tertentu terhadap orang pelapor. Yang menurut
Ahli agak mengganggu juga. Kwalifikasi ini disana dikatakan seolah-olah
ub
lik
ah
A
dalam delik aduan. Tetapi bila merujuk kepada Pasal 102 KUHAP, disana
pelapor itu adalah saksi, jadi mereka yang melihat, mendengar atau
mengalami sendiri atau korban ! Jadi kwalifikasinya harus itu ! Padahal di
am
Kepolisian bisa saja misalnya suatu perkara dimulai dari temuan dari
perkara yang lain tapi mau tidak mau ketika berbicara tentang Pasal 102
ep
dari kententuan KUHAP itu, bagaimana form A atau form C yang karena
ah
k
adanya temuan tindak pidana, sudah tidak berlaku lagi. Karena mau tidak
mau merujuk kepada Pasal 102 KUHAP tadi yang berbicara tentang legal
In
do
ne
si
R
standing. Padahal di dalam hukum pidana seharusnya tidak berbicara
tentang legal standing, tetapi ketika itu dipersyaratkan dalam hukum
A
gu
ng
administratifnya, hukum prosedurnya, mau tidak mau harus diikuti;
-
Bahwa telah dicari beberapa makna kreteria saksi berdasarkan putusan
MK, ada saksi yang relevan. Tapi apabila saksi yang demikian itu
dihadirkan sebagai saksi, artinya ukuran untuk menyatakan orang punya
dikwalifikasi sebagai saksi dalam pengertian Pasal 184 KUHAP bukan
hanya dia mendengar, melihat atau mengalami sendiri dari suatu peristiwa
Tetapi dikaitkan dengan legal standing, putusan MK tidak memperluas
lik
-
Pasal 102 KUHAP. Oleh karena itu mau tidak mau pelapor itu mau
memenuhi kwalifikasi mereka melihat, mendengar atau mengalami sendiri
ub
m
ah
pidana tetapi dia punya relevansi juga bisa dianggap sebagai saksi;
atau korban dari peristiwa pidana tetapi tidak termasuk saksi yang relevan
ka
(legal standing). Artinya adalah orang yang tidak mendengar, melihat atau
ep
mengalami langsung itu tidak bisa dikwalifikasikan sebagai saksi pelapor
ah
(berdasarkan Pasal 102 KUHAP). Terkecuali apabila dia dimintakan saksi
terdapat 2 (dua) hal yang berbeda, antara saksi pelapor dengan saksi
on
Hal 48 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
M
persidangan;
es
R
yang ditafsirkan dalam Putusan MK, saksi yang relevan tersebut. Sehingga
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 48
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Bahwa menurut pendapat ahli bahwa batas minimum pembuktian, fungsi
dari
lembaga
R
-
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
penyidikan
di
dalam
KUHAP
dikatakan,
(dalam
ng
perumpamaan) kalau kita mau membuat sup yang belanja ke pasar
membeli bahan-bahan supnya itu yang meramunya Penyidik, Jaksa
sebagai koki, Hakimlah yang nantinya akan meneliti dan bisa merasakan
gu
itu sup, bukan sayur yang lain. Apa yang buat sup, itulah yang diupayakan
oleh Penyidik. Kita bicara pasal pembuktian, syarat dari sup adalah ada
sup !. Ambang batasnya itu. Maka ayam atau daging ini yang dalam
bahasa hukum disebut golden evident, bukti yang menentukan dalam
ub
lik
ah
A
ayam atau daging. Tetapi kemudian yang dihadirkan ikan teri, itu bukan
proses managemen;
-
Ketika berbicara minimum 2 (dua) alat bukti yang selalu Ahli sampaikan
am
adalah 2 (dua) alat bukti itu tidak bisa dihitung dalam kontek matematika
(1+1=2). Tetapi kebutuhan tentang proses sidang pengadilan itu menjadi
ep
penting. Kalau berbicara soal 2 (dua alat bukti, maka alat bukti apa yang
ah
k
dihadirkan, misalnya ada ahli dan 1 (satu) surat itu dianggap bila dalam
hitungan matimateka sudah 2 (dua) alat bukti. Tetapi dalam asas minimum
In
do
ne
si
R
pembuktian, itu tidak bisa dianggap sebagai 2 (dua) alat bukti, mengapa ?
Satu, Ahli itu bukan alat bukti yang mengikat, dia sumber dari petunjuk.
A
gu
ng
Jadi perhitungan 2 (dua) alat bukti sebetulnya kata “dua” itu ketika ada
kesingkronan dari ketentuan Pasal 188 KUHAP, ada saksi, ada surat,
keterangan terdakwa yang bisa saling melengkapi kemudian bisa muncul
petunjuk. Petunjuk ini penting untuk ambang batas keraguan, alasan yang
masuk akal untuk mengatakan bahwa suatu perkara layak untuk
diteruskan, misalnya dalam bahasa penyidik atau suatu perkara layak
untuk dilakukan penuntutan atau suatu perkara untuk seseorang untuk
lik
menghitung atau melihat, apakah bukti itu sudah dihitung bagi kecukupan
ub
suatu alat bukti baik dalam penyidikan, penuntutan maupun di dalam
sidang pengadilan;
-
Bahwa yang menentukan ada atau tidaknya mengenai dugaan tindak
ep
pidana penipuan, penggelapan dan TTPU dengan suatu perjanjian dapat
dilihat dari Pasal 372, 378, 362, 480 KUHP adalah pasal-pasal tentang
ah
ka
m
ah
divonis, itu bahasa yang seirama. Oleh karena itu menjadi penting untuk
keperdataan. Khususnya dalam Pasal 372 KUHP Pasal 378 KUHP,
ng
M
hakekat dari penggelapan intinya adalah perbuatan yang menghalangi
on
Hal 49 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
keperdataan orang atau perbuatan yang memberlakukan suatu barang
es
R
kejahatan harta kekayaan yang irisannya sangat kuat dengan bidang
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 49
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
yang sesuai dengan hak keperdataan yang melekat pada barang itu. Jadi
kontek pasal ini menjadi khusus karena suatu hak atas barang itu menjadi
ng
penting untuk kemudian ditentukan. Status suatu barang ketika itu
dinyatakan dengan jelas proses transfernya, “.....pak Hakim saya titipkan
buku saya... kepada pak Hakim....” Jadi statusnya dititipkan. Tetapi jika
gu
dalam kontek kontrak, barangkali ini jadi lebih rumit karena klausul di
dalam kontrak tentu mensyaratkan sejumlah persyaratan tertentu atas
hak keperdataan itu menjadi penting untuk ditentukan terutama untuk
pembuktian memiliki secara melawan hukum yang ini menjadi element
ub
lik
ah
A
suatu barang tertentu. Nah ! oleh karena itu dalam Pasal 372 KUHP, status
delict, standar Pasal 372 KUHP. Jadi jikalau kemudian hak perdata itu
dipersengketakan dalam pengertian oleh pihak-pihak dalam perjanjian
am
yang menginginkan menginterprestasikan hak itu secara berbeda, putusan
pengadilan perdata menjadi penting, untuk aparat dalam proses peradilan
ep
pidana. Putusan Pengadilan itu penting karena golden eviden. Putusan
ah
k
Pengadilan menjadi alat bukti yang sifat atau pembuktiannya absolut atau
mutlak, tidak bisa diperdebatkan lagi karena sudah melalui suatu proses
In
do
ne
si
R
verifikasi yang luar biasa. Kenapa kemudian di dalam pembuktian Pasal
372 KUHP yang namanya alat bukti putusan pengadilan perdata itu
A
gu
ng
menjadi penting (golden evident) untuk mengakatan unsur melawan hukum
sudah dipenuhi atau belum, itu parameternya dikaitan dengan hukum
pembuktian;
-
Bahwa bila berbicara prosedur dalam undang-undang pencucian uang
Pasal 69 memang pidana asal tidak perlu dibuktikan terlebih dahulu. Tetapi
ketika kita berbicara unsur Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 pencucian uang, yaitu
asal harta kekayaan dari kejahatan sebagaimana yang ditentukan dalam
lik
ah
Pasal 2, otomatis diperlukan 1 (satu) bukti suatu tindak pidana asal telah
terjadi atau dapat diduga memang terjadi. Memang prosesnya bisa
ub
m
berbarengan, tidak perlu kemudian menunggu keputusan terlebih dahulu.
Maka dari itu alat bukti dari pidana asal itu menjadi penting untuk
ep
harus ada kesinkronan/kecukupan alat bukti dari tindak pidana asal
dengan pencucian uangnya;
masuk akal atau bukti yang menentukan untuk dimunculkan. Misalnya
mengenai saksi yang bukan hadir, saksi yang relevan sebagaimana
ng
on
Hal 50 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ditentukan dalam Putusan MK. Tetapi kemudian kalau saksi itu hanya 1
es
Bahwa apa yang dimaksud beyond reasonable doubt adalah bukti yang
R
-
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
kecukupan alat bukti dalam kontek tindak pidana pencucian uang. Artinya
Halaman 50
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
(satu), ini masalah ! (ullus testis nullus testis). 1 (satu) saksi hanya 1 (satu)
tidak ada masalah di dalam Pasal 185 KUHAP tetapi saksi ini harus
ng
dilengkapi dengan alat bukti yang lain seperti di dalam 188 KUHAP. Artinya
singkrong suatu alat bukti yang dapat menunjang, bisa mengatakan bahwa
apa yang disampaikan saksi itu adalah sesuatu yang masuk akal yang
gu
kuat;
-
Kalau berbicara tentang Pasal 372 KUHP, 1 (satu) saksi menyatakan
ah
A
barang itu milik saya tanpa ada suatu surat yang membuktikan
kepemilikan, kita tentunya meragukan kecuali ada saksi lain yang memang
menyaksikan bahwa dia memang pemiliknya “....saya udah 30 tahun kok
ub
lik
melihat, memang motor itu milik dia...” Bahwa seperti itu tidak perlu ada
bukti lain. Bahwa ada saksi korban kemudian dimunculkan pentujuk,
am
memang pertanyaan itu benar. Contoh lain, ada seorang cucu yang
mewaris tanah neneknya, tanah ini dibuktikan dalam bentuk girik yang lahir
ep
sebuah surat wasiat, kemudian dia sebagai ahli waris tiba-tiba muncul girik
ah
k
yang lain mengatasnamakan girik yang lain. Ketika ada orang yang melihat
saya tahu dia cucunya karena ayah ibunya sudah meninggal maka
In
do
ne
si
R
cucunya menjadi ahli waris neneknya, itu didasarkan pada girik. Kemudian
ada girik yang lain. Tentunya tidak bisa beyond reasonable doubt, bukti
A
gu
ng
yang masuk akal diambil dari itu saja. Perlu penguatan lagi, itu sebabnya 2
(dua) alat bukti tidak bisa dihitung matematikan. Alat bukti yang lain lagi
katakanlah surat penetapan waris-kah atau karena di kampung diujung
gunung tidak ada penetapan waris, yaitu letter c yang menunjukan sejarah
dari kepemilikan tanah itu, mengenai turun temurun. Jadi inilah yang
kemudian saling melengkapi. Apakah letter c adalah surat ? Apabila
dikaitan dengan Pasal 186 KUHAP, letter c adalah produk dari pejabat
lik
ah
maka dia menjadi alat bukti surat. Kalau letter c kemudian singkron dengan
apa yang kemudian dikatakan oleh saksi yang melihat keberadaan
ub
m
cucunya ini sudah 30 tahun menggarap tanah itu dan cucu itu adalah cucu
dari si nenek itu dan letter c mengakatan itu miliknya, maka hal itu kuat
disebut
beyond
ep
yang muncul kemudian atau sertipikat yang muncul kemudian, ini yang
reasonable
doubt,
perhitungan
atas
suatu
bukti.
Bahwa Pasal 372 KUHP dan Pasal 378 KUHP di Indonesia kaitannya
dengan bussines crime dan itu semuanya kaitannya dengan kontrak.
ng
on
Hal 51 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
Jikalau kaitannya dengan kontrak, maka mau tidak mau penetapan dari
es
-
R
Pembuktiannya nilainya sama dan tidak ada bukti yang menentukan;
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
untuk membuktikan tanah itu milik dia dengan mengeyampingkan girik
Halaman 51
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Hakim Perdata yang diketahui adanya alat yang diberi kepada Penyidik
atau Penuntut Umum untuk kemudian mengatakan proses peradilan
ng
pidana itu menunggu suatu golden eviden untuk menempatkan suatu hak
yang memang dia menjadi penting untuk menetapkan ada penipuan atau
penggelapan yaitu putusan pengadilan perdata yang dihitung sebagai bukti
gu
surat yang kemudian menjadi parameter utama dikuatkan dengan saksi
atau ahli dan keterangan dari tersangka;
Bahwa terkait dengan barang bukti dalam tindak pidana terhadap harta
kekayaan itu menjadi penting untuk golden evident yang tentunya mudah
di dapat, dalam pengertian tidak terikat waktu dan tempat (masa daluarsa
ub
lik
ah
A
-
proses peradilan pidana bisa sampai dengan 12 tahun) dan untuk
menunggu suatu putusan perdata menurut Ahli tidak sampai dengan waktu
am
12 (dua belas) tahun untuk mendapatkan golden evident itu kecuali dalam
kasus pembunuhan yang tak dikejar waktu, misalnya mayat menjadi busuk
ep
atau alat-alat bukti yang lain seperti rekaman atau alat bukti yang lain yang
ah
k
bisa hilang sewaktu-waktu. Jika membicarakan golden evident maka
Perma No. 1 Tahun 1956 bisa jadi rujukan. Dalam hukum pidana, kita tidak
dikemukakan dalam teori adalah
In
do
ne
si
R
bisa menduga-duga atau dasar dugaan. Byond reasonable doubt yang
beyond reasonable doubt
yang
A
gu
ng
didasarkan pada bukti. Alat bukti atau barang bukti itu “alat bukti yang tidak
bisa dikatakan”. Penilaian memang kepada Penyidik, sangat subyektif.
Penyidik diberikan kewenangan yang luar biasa untuk menilai. Tapi
penilaian yang rasional dan masuk akal berdasarkan alat bukti yang masuk
akal;
-
Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 109 KUHAP, jika dalam proses
lik
peradilan, tetapi di dalam proses penyidikan pun ketika ada keragu-raguan
itu, ada ketidakcukupan alat bukti. Maka mau tidak mau, prosesnya harus
dihentikan, yang menurut Ahli dihentikan bukan berarti proses pidana ini tidak
ub
m
ah
penyidikan bilamana ada keragu-raguan tidak hanya berlaku di dalam proses
bisa dilanjutkan karena secara administratif berhentinya itu bisa karena suatu
skorsing untuk menunggu suatu temuan dari alat bukti ini yang alat bukti
ka
ep
tersebut bisa saja dibuka kembali untuk dilanjutkan. Atau barangkali tidak
memaksakan suatu perkara kemudian jika alat bukti itu tidak ada;
administratif tidak ada persyaratannya dalam KUHAP. Jadi bisa saja
ng
dilaporkan tindak pidana terhadap kejahatan harta kekayaan. Hanya
on
Hal 52 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
masalahnya Penyidik dalam hal ini harus hati-hati, bahwa dugaan kesalahan
es
Bahwa dalam tindak pidana terhadap kejahatan harta kekayaan, secara
R
-
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 52
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
memang harus ada pelaku. Yang paling mudah terhadap kejahatan harta
kekayaan proses “mengingatkan” itu. Ketika Penyidik menanyakan :
ng
“....apakah sudah diingatkan ?....” misalnya dalam Pasal 378 KUHP dengan
tipu muslihat dan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk
menghapus hutang atau menimbulkan suatu piutang. Apakah menghapus
gu
hutang itu menjadi suatu tipu muslihat? atau memang dia tidak mempunyai
kemampuan untuk membayar hutang? maka itu harus diklarifikasi terlebih
A
dahulu. Cara yang paling mudah untuk menilai itu bagi seorang Penyidik
mengajukan pertanyaan yang wajar : “....kamu sudah menegur orang yang
ub
lik
378 KUHP hal itu ditanyakan;
-
Bahwa tindak pidana korporasi, apakah korporasi ini sebagai pelaku atau
korporasi sebagai korban. Kwalifikasinya korporasi tidak bisa dihadirkan tetapi
am
ah
berhutang kepada mu atau belum ?...”. Dalam praktek dalam Pasal 372 dan
orang yang mempunyai kwalifikasi yang bisa dihadirkan. Orang yang mewakili
ep
korporasi tentunya orang yang ditunjuk koporasi sebagai orang yang paham
ah
k
tentang suatu tindak pidana. Maka kemudian kwalifikasi orang yang
mengetahui mengalami atau melihat sendiri suatu tindak pidana itu dikaitkan
In
do
ne
si
R
kemudian siapa yang mewakili korporasi itu, dalam kapasitas apa dia
mewakili korporasi itu dan kemudian apakah pernyataan pernyataan dia atau
A
gu
ng
memang ada persyaratan administratif yang bisa ditunjukan bahwa dia adalah
bisa mewakili suatu korporasi;
-
Ada yang menarik dalam suatu pembelajaran hukum acara pidana saksi
adalah korporasi karena normanya sampai sekarang Indonesia tidak
mempunyai aturannya. Kalau berbicara siapa yang mewakili korporasi di
dalam banyak praktik hukum, baik di Indonesia maupun di luar negeri itu
ini dalam korporasi yang diterjemahkan sebagai mewakili korporasi;
ub
Bahwa terhadap siapa yang bisa mewakili dari korporasi mau tidak mau
merujuk di dalam mekanisme UU PT. Dalam hal Komisaris dapat melakukan
tindakan-tindakan tertentu, kalau tidak salah dalam Pasal 102 atau Pasal 97
itu merujuk dalam kapasitas tertentu Komisaris bisa mewakili korporasi dan
ep
ka
m
-
korporasi. Maka kwalifikasi yang melihat mendengar atau mengalami sendiri,
lik
ah
merujuk kepada orang yang dikuasai oleh korporasi untuk kemudian mewakili
sepanjang hal itu disepakati di dalam RUPS. Akan tetapi hal itu menunjukan
anggaran rumah tangga korporasinya, siapa yang bisa mewakili korporasi.
ng
Mau tidak mau mekanisme administrasi itu harus dilakukan karena tidak sulit
on
Hal 53 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
untuk melakukan pengecekan itu;
es
R
apakah harus melalui mekanisme RUPS atau tidak, maka bisa dilihat dalam
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 53
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Bahwa bilamana tanpa mekamisme yang Ahli sebutkan tadi, persyaratan
R
-
legal standing tidak terpenuhi. Korban mau tidak mau dalam hal ini adalah dia
ng
yang memang mengalami peristiwa tindak pidana dalam kontek korporasi
karena secara legal korporasi harus menunjuk kepada orang yang dianggap
bisa mewakili dia untuk menyatakan dia adalah korban. Tidak bisa
gu
sembarangan karyawan atau unit tertentu kemudian hadir untuk mewakili
korporasi terkecuali jikalau untuk mekanisme aturan internal korporasi
A
terdapat legal officernya yang mewakili untuk itu yang tentunya mekamisme
itu tentunya sudah diatur dalam internal korporasi;
Bahwa tidak hanya pada tindak pidana terhadap kejahatan harta kekayaan,
ub
lik
ah
-
tetapi pada semua tindak pidana pada umumnya. Pelapor sering dihadapkan
sebagai saksi, yaitu yang dikatakan saksi pelapor. Jadi baca literatur, saksi itu
am
ada 2 (dua) yaitu saksi pelapor atau saksi korban. Nah....! saksi pelapor ini
yang diharapkan sebagai saksi. Otamatis orang yang datang melapor
ep
bilamana merujuk kepada Perkap yang lama, kenapa pelapor disebutkan
ah
k
sebagai kecukupan alat bukti ?
Karena... kehadiran dia sebagai 1 (satu)
pelapor dengan 1 (satu) alat bukti, dihitungnya sebagai 2 (dua) alat bukti
In
do
ne
si
R
(“....pelapor ini adalah saksi ...plus alat bukti yang lain.....”). Hanya bilamana
menunjukkan kepada legal standing saja tanpa merujuk kepada legal
A
gu
ng
standing tadi seolah-olah pelapor ini bahkan temuan tadi bisa saja disebut
sebuah laporan. Tetapi untuk menghadirkan alat bukti saksi dari perkara
temuan dalam proses penyidikan itu tidak bisa mencukupi. Kenapa kemudian
legal standing sebetulnya sebagai “pintu pembuka” saja, karenanya
harapannya 1 (satu) orang saja dapat ditarik sebagai suatu bukti permulaan
yang cukup untuk menentukan pada proses yang berikutnya, yaitu proses
-
Bahwa terkait dengan alat bukti menurut Ahli makna surat bukan berarti
Sebetulnya tidak dipenuhinya Pasal 102 KUHAP maka secara administratif
ub
prosedurnya tidak terpenuhi;
penomorannya, tetapi bermakna pada isi surat itu. Kemudian dalam
penangkapan, penganganan suatu perkara yang ditunjuk dalam peristiwa itu
ep
ka
lik
penyidikan memang, sebagai pintu gerbang...pintu awal proses penyidikan.
m
ah
penyidikan. Karena proses ini khan bisa jadi prapenuntutan dalam proses
atau perkara lainnya ini menjadi diragukan ketika nomornya berbeda.
penyitaan yang sama terhadap 2 (dua) barang yang sama. Ada 2 (dua) kasus
ng
pembunuhan yang sama-sama menggunakan pistol, 1 (satu) pistol A dan 1
on
Hal 54 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
(satu) pistol B, dua perkara yang berbeda itu kemudian dasar sprindik yang
es
R
Jangan...jangan....ada suatu peristiwa yang mirip atau sama atau proses
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 54
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
merujuk kepada proses perkara A tetapi alat bukti yang dimasukan ke dalam
perkara B maka tentunya akan menghasilkan suatu penilaian yang berbeda,
ng
ada kesesatan yang dikhawatirkan dalam proses itu. Itu sebabnya, menurut
Ahli proses yang demikian dianggap batal demi hukum;
-
Bahwa kontek yang disebut ekslusinary rule adalah Perkap. Bahwa Ahli
gu
pernah punya pengalaman diminta sebagai Ahli tentang penyitaan. Dimana
yang punya barang bukan tersangka tetapi saksi. Saksi yang sedang ada
A
diluar kota. Maka dihadirkanlah Lurah, Pamong Desa untuk menggereb
rumah itu yang membongkar isi rumah tanpa adanya pemilik rumah.Ini
ub
lik
ah
menarik ketika mengacu kepada Perkaba No. 6 dinyatakan Penyidik harus
datang kepada pemilik barang, memohon, meminta maap bahwa akan
melakukan pemeriksaan atas barang itu disampaikan surat perintah
am
penyitaannya. Baru kemudian dibuatkan Berita Acara Penyitaan atas barang
itu dihadiri dengan saksi-saksi. Bahwa ada mekanisme yang paling baik,
ep
setelah selesai pemeriksaan maka Penyidik harus meminta maap atas
ah
k
ketidaknyamanan proses itu dan kemudian mengucapkan terimakasih (sesuai
isi Perkaba) dan di KUHAP tidak ada. Poison Tree (racun) yang tadi
In
do
ne
si
R
disampaikan kepada mekanisme. Yang menjadi menarik adalah proses itu
tidak dilakukan dalam penyitaan tersebut. Meskipun ada saksi sebagaimana
A
gu
ng
yang dikatakan dalam Pasal 37, 38 KUHAP itu dinyatakan hadir dalam proses
penyidikan, tetapi kemudian Berita Acara dilakukan dengan hanya tulis
tangan saja tanpa adanya si pemilik barang, itu menjadi kekeliruan yang luar
biasa. Ketika pemilik barang datang, yang bersangkutan menyatakan bahwa
uang yang disita itu sama sekali tidak ada kaitanya dengan proses perkara
narkotika. Uang yang disita tersebut di adalah uang milik istrinya hasil arisan
lik
Penyidik harus minta maap di dapan Majelis Hakim dan menyatakan proses
penyitaan itu menjadi tidak sah demi hukum. Itu menurut Ahli adalah
ub
peradilan yang baik dari Pengadilan Negeri Pakan Baru yang dijadikan contoh
yang baik dalam menterjemahkan poison tree tadi.;
-
Bahwa Penyidik diberikan kewenangan untuk 2 (dua) hal itu, baik untuk
menetapkan tersangka atau menghentikan penyidikan, karena itu memang
ep
ka
m
ah
ibu-ibu PKK Kelurahan. Kemudian Majelis Hakim menyatakan kepada
kewenangan Penyidik. Dalam KUHAP proses penyidikan untuk apa? adalah
kewenangan untuk itu. Pasal 109 KUHP manakala Penyidik tidak ada
ng
kecukupan alat bukti atau tidak menemukan fakta bahwa ini adalah bukan
on
Hal 55 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
suatu tindak pidana atau katakanlah sudah daluwarsa atau indikasi sudah
es
R
penetapan tersangka ujungnya. Maka Pasal 1 angka 2 KUHAP memberikan
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 55
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
diproses sebelumnya sehingga nebis bin idem, itu bisa menjadi dasar
kewenangan kepada Penyidik untuk menghentikan penyidikan;
Bahwa kwalifikasi barang bukti dan alat bukti secara literatur dalam bahasa
ng
-
Inggris itu semua disebut “eviden” sama semua....bukti ! Tetapi di dalam
KUHAP yang dikatakan sebagai bukti bisa hadir dari 2 (dua) kwalifikasi dari
gu
alat bukti sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 184 KUHAP dan
barang bukti sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP.
A
Kalau barang bukti Ahli disebut silent evident karena penamaan itu mudah
dipahami.
Barang bukti itu adalah barang bukti yang tidak bisa berbicara
ub
lik
baru bisa “bunyi” bilamana ada ahli yang menyatakan “....DNA nya
cocok....dengan darahnya korban “ maka inilah alat bukti dengan keterangan
Ahli. Ada saksi yang mengatakan “.....bahwa baju itu dipakai korban ketika
peristiwa penusukan...” maka itu dikatakan sebagai alat bukti keterangan
saksi;
ep
ah
k
am
ah
sendiri, tidak bisa menyatakan sendiri. Misalnya baju yang bernoda darah. Ia
-
Menurut Ahli, barang bukti tidak bisa dihitung dalam kontek minimum
pembuktian 2 (dua) alat bukti. Artinya barang bukti harus dibunyikan. Dan
In
do
ne
si
R
perhitungan 2 (dua) alat bukti ini adalah barang bukti yang dibunyikan.
Otamatis kecukupan bukti atau bukti yang cukup di dalam Pasal 1 angka 2
A
gu
ng
KUHAP, merujuk kepada alat bukti. Karena alasan Putusan MK yang
mengatakan bahwa yang namanya alat bukti yang cukup merujuk kepada
asas minimum pembuktian yang prosesnya pada alat barang bukan barang
bukti;
-
Bahwa surat menyurat dalam adminitrasi penyidikan adalah bukti berjalannya
suatu proses. Apakah surat itu laporan, hasil penyelidikan misalnya, apakah
lik
kepada Tersangka/Penetapan Tersangka atau berita acara penyerahan
kepada Penuntut Umum, itu semua kwalifikasinya adalah surat. Nomor surat
ub
itu sebetulnya yang menandai suatu mekanisme proses yang berjalan dari
surat A. Contoh surat dari Dekan keluar karena surat permintaan dari Kantor
Hukum Noni yang nomornya adalah sekian. Sehingga dengan nomor itu bisa
gampang untuk ditelusuri dan otomatis bisa gampang kita tanyakan ke orang
ep
ka
m
ah
itu SPDP (SPDP juga suatu bukti dalam suatu proses), suatu panggilan
yang memeriksa, bagaimana prosesnya. Seperti surat LKP (surat hasil
intrograsi yang dilakukan, apa saja kepada siapa saja, nomornya mana saja.
ng
Itu gampang kita telusuri. Itulah yang menurut Ahli bukan saja nomornya,
on
Hal 56 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
tetapi prosesnya. Ketika kemudian nomornya keliru, jangan...jangan...yang
es
R
penyelidikan), surat itu lagi bagaimana prosesnya, sudah berapa banyak
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 56
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
jadi rujukan adalah keliru. Barang bukti yang dihadirkan keliru, alat bukti yang
dihadirkan keliru. Itu sebabnya, meskipun sepele ..ini resikonya besar. Kalau
ng
berbicara tentang mall administratif, artinya kelalaian adminitratif yang
menyebabkan proses administratif menjadi batal. Karena batal maka otomatis
proses itu menjadi batal demi hukum, dalam pengertian proses peradilan
gu
pidana
-
Bahwa Penyidik memang diberikan kewenangan yang luar biasa. Kenapa...?
A
kalau berbicara apa yang dilakukan oleh Penyidik sebetulnya berusaha untuk
membuktikan pembuktian pada unsur atau element delict yang menjadi unsur
ub
lik
ah
konstritutif dari pasal yang disangkakan. Jadi kewenangan yang luar biasa
sebetulnya kewenangan yang untuk membuktikan apakah unsur-unsur yang
dimaksud terpenuhi atau tidak. Ahli khawatir, ketika kemudian kewenangan
am
luar biasa tanpa ada suatu parameter yang jelas mengukurnya, seolah-olah
ini kewenangan yang luar biasa tanpa ukuran. Maka kewenangan itu tetap
ep
harus ada ukurannya. Katakanlah misalnya unsur melawan hukum, apa
ah
k
buktinya ? bahwa unsur melawan hukum diterjemahkan sebagai perbuatan
melawan hukum dalam kontek pidana. Buktinya apa ? putusan perdata yang
In
do
ne
si
R
menyatakan perbuatan hukum. Buktinya seperti itu. Jadi reasaneble doubt itu
menjadi penting bahkan ditingkat penyidikan;
Bahwa semua surat bisa dikatakan sebagai alat bukti surat. Katakanlah ada
A
gu
ng
-
mayat ditemukan dimana dia sedang memegang satu surat yaitu surat cinta
dari pacarnya. Itu yang disebut surat dalam pengertiam awam. Tetapi bukan
alat bukti surat dalam pengertian KUHAP. Maka kwalifikasinya adalah barang
bukti yang nantinya bisa dihadirkan di sidang oleh si pembuat surat itu untuk
menjelaskan apa maksud kata-kata dalam surat itu dan sebagainya, jadilah ia
lik
dalam Pasal 187 KUHP surat yang dalam bentuk surat izin atau berita acara
dari Penyidik/Pejabat Umum dalam point A. Surat yang dibuat menurut
ub
ketentuan undang-undang dalam point B, keterangan dari Ahli ini yang
disebut alat bukti surat. Bagaimana bilamana si pembuat surat datang ke
Pengadilan dan menyatakan isi dari visum yang ia buat, maka itu bukan lagi
alat bukti surat tetapi alat bukti keterangan ahli kecuali ahli yang
ep
ka
m
ah
alat bukti saksi bukan alat bukti surat. kemudian kwalifikasi tentang surat, di
menerangkan adalah ahli yang berbeda dari si pembuat surat dan kemudian
pembuktian yang lainnya, yaitu surat yang relevan dengan alat bukti yang
on
Hal 57 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
ditunjuk menurut Pasal 184 KUHAP;
es
R
surat lain yang dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi atau alat
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 57
Bahwa pada suatu peristiwa itu hadir peristiwa sosial di dalam masyarakat
R
-
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
maka menjadi sulit bagi kita untuk memaksakan bahwa ini adalah peristiwa
ng
pidana. Bisa jadi itu adalah peristiwa perdata atau peristiwa sosial pada
umumnya.
Contoh
ketika
ada
kerusuhan
di
Sigi,
waktu
Kapolda
mengeluarkan suatu maklumat baik pengumpulan senjata tajam yang
gu
sebetulnya bisa saja proses berdasarkan UU Darurat No.12 Tahun 1951
tentang kepemilikan senjata api. Tetapi tidak dilakukan oleh Kapolda,
A
mengapa? karena sumbernya tidak jelas, karena dalam peristiwa konflik
sosial satu desa dijadikan tersangka akan sesuatu yang mustahil. Makanya
ub
lik
yang mungkin diproses menjadi dasar untuk menilai suatu peristiwa tadi. Jadi
bukti yang ilmiah harus dimiliki oleh Polisi karena Ahli yakin bukti yang ilmiah
itu diajarkan di Mega Mendung tempat pendidikan Penyidik.
Menimbang, bahwa sebaliknya Termohon untuk menguatkan dalil-dalil
ep
ah
k
am
ah
kemudian reasonable doubt adalah alat bukti yang masuk akal, yang rasional,
jawabannya, dipersidangan telah mengajukan bukti surat yang diberi tanda
T-1
sampai dengan T-49, dan T-51 sampai dengan T-57 bukti surat tersebut telah
In
do
ne
si
R
dibubuhi materai secukupnya dan telah dicocokkan dengan aslinya, kecuali surat
bukti T-44 sampai dengan T-48 dan T-50 dipersidangan tidak dapat diperlihatkan
A
gu
ng
surat aslinya, dan bukti surat T-49 berupa Print Out, sebagai berikut:
1. Bukti T-1
: Laporan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Dit Reskrimum
tanggal 7 Januari 2019;
: Surat Perintah Tugas Penyelidikan;
3. Bukti T-3
: Surat Perintah Penyelidikan;
4. Bukti T-4
: Berita Acara Interview Sdr. IKSAN RAHIM;
5. Bukti T-5
: Berita Acara Interview Sdr. SAHARA;
6. Bukti T-6
: Berita Acara Interview Sdr MUHAMAD PARIUSI;
7. Bukti T-7
: Berita Acara Interview Sdr. JONIH;
8. Bukti T-8
: Berita Acara Interview Sdr. ABBUL MALIK, S.E.;
9. Bukti T-9
: Berita Acara Interview Sdr. FAIZAH ABIDIN;
ub
lik
2. Bukti T-2
ah
10. Bukti T-10 : Berita Acara Interview Sdri. Ir. ASTUTI SADAPOTTO;
11. Bukti T-11 : Berita Acara Intewiew Sdri. HADIJAH ABIDIN;
ep
m
ka
12. Bukti T-12 : Berita Acara Interview Sdr. FADLI HASYARI;
14. Bukti T-14 : Laporan Hasil Penyelidikan;
ng
15. Bukti T-15 : Gelar Perkara dari tahapan penyelidikan menjadi tahapan
on
Hal 58 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
penyidikan;
es
R
13. Bukti T-13 : Berita Acara Intewiew Sdr. HENDRO HASSYARI H.;
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 58
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
16. Bukti T-16 : Surat Perintah Tugas Penyidikan;
17. Bukti T-17 : Surat Perintah Penyidikan;
ng
18. Bukti T-18 : Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan;
19. Bukti T-19 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. IKSAN RAHIM;
20. Bukti T-20 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SAHARA;
gu
21. Bukti T-21 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. KAMIYARSI WINDARTI;
22. Bukti T-22 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. ABDUL MUHASIB, S.E.;
A
23. Bukti T-23 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. MUHAMAD PARIUSI;
24. Bukti T-24 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SUTRISNO;
ub
lik
26. Bukti T-26 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. FIRMAN;
27. Bukti T-27 : Berita
Acara
Pemeriksaan
KOMALASARI;
Saksi
Sdri.
INDAH
AYU
28. Bukti T-28 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. HADIJAH ABIDIN;
29. Bukti T-29 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. JONIH;
ep
ah
k
am
ah
25. Bukti T-25 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. NUR IMANSAH;
30. Bukti T-30 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. SYAMSIAH Binti
RAZAK;
In
do
ne
si
R
31. Bukti T-31 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdri. Ir. ASTUTI SADAPOTTO;
32. Bukti T-32 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. ABDUL MALIK, S.E.;
A
gu
ng
33. Bukti T-33 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. SAHIRMAN, S.Pd.;
34. Bukti T-34 : Berita Acara Pemeriksaan Saksi Sdr. DERIEN ELNOVELLY,
S.E. (dari Bank Mandiri);
35. Bukti T-35 :
Berita
Acara
Pemeriksaan
Terlapor
Sdr.
HASSYARI H. dalam kapasitas sebagai Saksi;
H.
HENDRO
36. Bukti T-36 : Berita Acara Pemeriksaan Terlapor Sdr. FADLI HASYARI
dalam kapasitas sebagai Saksi;
dalam kapasitas sebagai Saksi;
lik
ah
37. Bukti T-37 : Berita Acara Pemeriksaan Terlapor Sdri. FAIZAH ABIDIN
ub
SARAGIH, S.H., M.H.;
39. Bukti T-39 : Berita Acara Pemeriksaan Ah!i TPPU Dr. YUNUS HUSEIN,
S.H., LLM.;
40. Bukti T-40 :
Berita
Acara
ep
ka
m
38. Bukti T-38 : Berita Acara Pemeriksaan Ahli Hukum Pidana Dr. EFENDI
Pemeriksaan
Ahh
TPPU
Sdr.
ARDHIAN
41. Bukti T-41 : Surat Perintah Penyitaan;
ng
42. Bukti T-42a : Surat Tanda Penerimaan dari Sdr. IKSAN RAHIM;
on
Hal 59 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
43. Bukti T-42b : Surat Tanda Penerimaan dari Sdr. DERIEN ELNOVELLY, S.E.;
es
R
DWIYOENANTO, S.H., M.H.;
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 59
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
44. Bukti T-43a : Berita Acara Penyitaan Sdr. IKSAN RAHIM;
45. Bukti T-43b : Berita Acara Penyitaan Sdr. DERIEN ELNOVELLY, S.E.;
ng
46. Bukti T-44 : 1 Bundel Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan PT. PUTRA
ASPARPIN JAYA, PT. ASRA SUHADA TOURS & TRAVEL
dan PT AKIRA MEDIA PRODUCTION;
A
gu
47. Bukti T-45 : Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT.
Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 24, tanggal 29
November 2017;
ub
lik
Saham Luar Biasa PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama No.
46, tanggal 12 Agustus 2008;
49. Bukti T-47 : Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT.
Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 01, tanggal 2
November 2015;
50. Bukti T-48 : Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT.
ep
ah
k
am
ah
48. Bukti T-46 : Fotocopy Salinan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang
ASRA SUHADA TOURS & TRAVEL No. 22, tangga! 15
Agustus 2016;
In
do
ne
si
R
51. Bukti T-49 : Print Out Rekening Bank Mandiri KCP Tanjung Priok Tawes
atas nama PT MAHARDI SARANA TAMA Nomor Rekening :
A
gu
ng
120-009-000-126-9 periode bulan Januari 2005 s/d bulan
Desember 2017;
52. Bukti T-50 : Surat Laporan guna memperoleh Persetujuan Penyitaan
Barang Bukti kepada Ketua Pengadilan Negeri;
53. Bukti T-51 : Surat
Penetapan
Penyitaan
867/Pen.Per.Sit/2020/PN.JKT-Sel.;
54. Bukti T-52 : Surat Kuasa tertanggal 21 Januari 2019;
Nomor:
lik
Reskrimum, tanggal 24 Februari 2020 perihal permohonan
ub
permintaan tambahan informasi;
56. Bukti T-54 : Gelar perkara peningkatan status tersangka;
57. Bukti T-55 : Surat Ketetapan Tersangka;
58. Bukti T-56 : Surat Pemberitahuan Penetapan tersangka;
ep
ka
m
ah
55. Bukti T-53 : Surat Kapolda Metro Jaya Nomor: R/1298/II/RES.1.11/2020/Dit
59. Bukti T-57 : Surat Panggilan tersangka;
mengajukan seorang ahli hkum pidana dan hukum acara pidana yaitu Dr.Effendi
ng
Saragih,SH.MH., dibawah sumpah telah memberikan pendapat / keterangan,
on
Hal 60 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
pada pokoknya sebagai berikut :
es
R
Menimbang, bahwa selain dari pada itu dipersidangan Termohon
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 60
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Penjelasan terkait kewenangan penyidik : jelas disebutkan dalam KUHAP itu
sendiri antara lain untuk menerima Laporan dan Pengaduan, melakukan
penangkapan,
penyitaan
bahkan
ng
tindakan-tindakan
sampai
dengan
melakukan penghentian penyidikan itu sudah menjadi kewenangan karena
tugasnya dari penyidik itu sendiri, sudah jelas didalam KUHAP disebutkan.
Kewenangan penyidik diluar KUHAP : Kalau kewenangan penyidik sebagai
gu
-
penyidik tentu semuanya ada di dalam KUHAP secara umum, kalau ada
A
penuntutan lain sebagai penyidik mungkin bukan kepolisian secara seporadis
ada didalam peraturan perundang-undangan yang ditentukan secara
ub
lik
adalah tugas kepolisian secara umum, tentunya kepolisian sebagai penyidik.
Demikian secara garis besarnya.
-
Terkait dengan Alat Bukti, Bukti dan Barang Bukti untuk dalam hal Penetapan
Tersangka, apa yang dipakai ? Kalau hubungan dengan penetapan
ep
Tersangka tentu kita bisa dapat menyimpulkan dari pengertian Tersangka itu
sendiri apa, misalnya Tersangka itu secara jelas disebutkan didalam Pasal 1
ah
k
am
ah
tersendiri, namun secara umum kalau didalam Undang-undang Kepolisian itu
KUHAP itu Tersangka itu karena perbuatannya, karena keadaannya bisa juga
In
do
ne
si
R
dapat karena … yang didukung oleh dua minimum alat bukti menggunakan
istilahnya MK …, patut diduga sebagai tindak pidana.
Syarat menetapkan Tersangka Minimum 2 alat bukti yang sah, kalau dengan
A
gu
ng
-
2 alat bukti itu mendukung seseorang menunjukkan perbuatan seseorang,
maka dia bisa ditetapkan sebagai Tersangka.
-
Objek dan Subjek Praperadilan : Kalau Objeknya tentu sudah jelas juga
bahwa sudah ditentukan didalam pasal 1 sendiri ada 10 maupun pasal 77
sudah dipertegas lagi dan sudah berkembang lagi dengan adanya surat
lik
materi dan bahkan sudah dipertegas lagi dengan peraturan Mahkamah
Agung bahwa objeknya itu jelas termasuk sah atau tidak penangkapan,
termasuk
rehabilitasi, penetapan
ub
penahanan, pemberhentian penyidikan, penghentian penuntutan, ganti rugi
tersangka
termasuk
juga,
termasuk
penyitaan sudah baik oleh perkembangan dan kemajuan hukum kita.
-
SPDP itu kan jelas namanya juga surat pemberitahuan dimulainya
ep
ka
m
ah
keputusan baru ditetapkan di Mahkamah Konstitusi melalui perubahan uji
penyidikan, ini latar belakangnya itu adalah untuk koordinasi antara
jauh sebenarnya secara terselubung bukan hanya sekedar koordinasi tapi
ng
malah diberikan pengawasan kepada jaksa penuntut umum untuk mengawasi
on
Hal 61 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
penyidikan-penyidikan yang dilakukan penyidik, itu salah satu fungsinya dari
es
R
penyidikan dengan penuntutan sehingga perlu dibuat SPDP, bahkan lebih
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
R
-
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 61
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
SPDP itu. Dan sekarang ini sudah berkembang juga setelah adanya
keputusan Mahkamah Konstitusi bukan hanya Jaksa yang diberitahukan,
ng
bahkan kepada pelapor atau korban bahkan disebutkan kepada terlapor
walaupun dalam setiap tindak pidana belum tentu ada terlapor, tapi demikian
ketentuannya.
Apabila SPDP tertulis 1100 nomor tiba-tiba yang dikirim kesana itu jadi 100
gu
-
hilang 1 nya, sementara substansinya tetap ? Ya itu sebenarnya masalah
A
administratif namun secara umum Saya katakan bahwa kalau terlihat seperti
itu substansinya tetap tentang itu cuma ada sedikit perubahan karena
ub
lik
apapun istilahnya, selama intinya substansinya adalah sama itu maksudnya
maka itu tidak menggoyahkan keputusan yuridis dan itu sifatnya tidak
substantif dan hanya administrative yang harus bisa diperbaiki sewaktuwaktu oleh pembuat Tersebut.
Apakah Ahli Waris dari korban pembunuhan itu mempunyai hak untuk
ep
-
membuat laporan atau pengaduan kepada Polri ? Ya sesuai dengan
ah
k
am
ah
mungkin error persona mungkin kesalahan orang, salah ketik atau salah
ketentuannya bahwa laporan atau pengaduan ya hanya bisa dilakukan oleh
kewajibannya, kalau karena
In
do
ne
si
R
siapapun karena haknya dan juga karena
haknya masyarakat yang melihat, mengalami bahkan mendengar bahkan
A
gu
ng
menjadi korban berhak mengajukan laporan, kalau itu termasuk dalam
pengaduan
kalau tadi korbannya adalah dalam pembunuhan terus
keluarganya tentu dia termasuk orang yang dirugikan yang menjadi korban
juga keluarganya, tentu sangat berhak untuk melakukan pembuatan laporan
karena itu delik biasa ya tentu
tidak perlu pengaduan, Tidak perlu
menyampaikan untuk mengusut seseorang karena itu delik biasa, dia hanya
-
lik
Ahli tahu Peraturan MA Nomor 4 tahun 2016 tanggal 19 April 2016 tentang
larangan peninjauan kembali persoalan Praperadilan.
Ayat 2 Perma No 4 Tahun 2016, tentang pemeriksaan Praperadilan terhadap
penetapan tersangka dari aspek formil 2 alat bukti tidak masuk pokok perkara
? : Jadi sesuai dengan Ketentuan itu memang sudah diputus demikian
ep
ka
m
-
lisan juga bisa juga tertulis bahkan bisa melalui e-mail.
ub
ah
menyampaikan saja penyampaian laporan itu dalam ketentuan boleh secara
ketentuannya, Praperadilan itu hanya meneliti hal-hal formil saja tidak boleh
sesungguhnya dalam artian majelis hakim yang memeriksa pokok perkara,
ng
kalau dikatakan formil ini adalah hanya penegasan sebenarnya supaya
on
Hal 62 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
artinya jangan terpaku untuk memastikan itu maksudnya itu. Jadi namanya
es
R
meneliti soal materilnya, kalau sudah menjadi fungsi dari peradilan yang
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 62
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
masalah formil,
R
formil itu adalah semua prosedur ketetapan menetapkan tersangka dalam
didalam Perma dikatakan ketetapan tersangka itu adalah
ng
mereka yang karena perbuatannya didukung oleh minimum 2 bukti maka
itulah formalnya. Kalau sudah ada 2 alat bukti secara formal orang itu bisa
jadi tersangka. Jadi apakah bukti itu mendukung atau tidak itu soal lain, tentu
gu
kita pun harus objektif juga maka apabila ada 2 bukti tentu harus relevan
dengan dakwaan atau tuduhan yang disangkakan tidak boleh asal 2 alat bukti
A
tanpa ada relasinya dengan tindak pidana yang dilaporkan.
-
Setiap ketentuan itu tidak ada yang yang tidak jelas, itu sudah jelas sekali.
mengambil tindakan,
penyelidik
tindakan-tindakan apa yang bisa dilakukan oleh
disesuaikan
dengan
kewenangannya
sebagaimana
yang
ditentukan dalam KUHAP itu sendiri. Jadi tidak saya pikir tidak ada yang perlu
am
dijelaskan disini, karena Undang-undang sendiri sudah menyebutkan apa
yang
menjadi
kewenangan
dari
penyidik yakni
menerima
laporan,
ep
ah
k
ub
lik
ah
Kalau penyelidik menerima laporan atau pengaduan selanjutnya penyelidik
pengaduan, melakukan pencegahan termasuk melakukan segala tindakan
lainnya yang dianggap tidak bertentangan dengan kewenangannya.
Bagaimana yang disebut 2 alat bukti yang cukup untuk menetapkan
In
do
ne
si
R
-
tersangka, apakah nilainya atau muatannya atau jumlahnya kuantiti maupun
A
gu
ng
kualiti ? Jadi soal itu memang agak sedikit banyak nanti ribetnya, namun
saya jelas bahwa soal penomoran itu pasal 184 menjelaskan pertama adalah
keterangan saksi, ahli, surat. Nomor itu tidak menentukan kualitas, semua
bukti-bukti itu mempunyai nilai yang sama. Nilainya sama semuanya, dalam
arti menghitung apakah 2 bukti boleh diantara semua bukti itu berganti, boleh
saja. Dan tidak harus semua jenis masuk 2 alat bukti. Tidak harus yang 5
lik
yang ada, tapi lebih dari cukup untuk mengatakan tadi itu, lebih dari 3 lebih
banyak lebih baik. Artinya hanya bukti surat saja yang ada, bisa saja dalam
praktik yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Namun secara teoritis itu
ub
m
ah
jenis itu masing-masing 1 (satu), tidak harus. Bisa saja keterangan saksi saja
maknanya, dalam praktik misalnya hanya mungkin saksi saja yang ada
mungkin saja, tapi dalam praktik tidak mungkin karena ada peran terdakwa
ka
ep
atau tersangka. Namun secara teori dengan 2 saksi cukuplah mengatakan
yang dimaksud pasal 183 dengan dua alat bukti ditambah dengan keyakinan
itu tidak pernah terjadi dalam praktek.
Ketentuan ganti kerugian dalam perkara pidana melalui praperadilan, itu
ng
-
on
Hal 63 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
menjadi salah satu objek dari Pra-peradilan dengan syarat-syarat tidak
es
R
bisa menyatakan orang bersalah. Apakah dengan dua saksi saja bisa, walau
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 63
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
sampai perkaranya pada pengadilan, atau penangkapan tidak sah, itu
memberikan hak kepada tersangka.
Apabila perkara tindak pidana masih berproses, apakah berhak menuntut
ng
-
ganti kerugian? Karena masih berproses, jadi premature untuk menentukan
ganti rugi karena masih bersidang kok.
Kapan mengatakan kadarluarsa tentu ada ketentuan yang mengatakan
gu
-
dihitung sejak perbuatan pidana itu dilakukan, setelah perbuatan pidana
A
dilakukan, setelah itu artinya berikutnya. Saya melakukan sekarang tindak
pidana berikutnya dihitung mulai 1 hari berikutnya. Telah ditentukan juga
ub
lik
ah
ketentuannya untuk ancaman 3 tahun keatas kadaluarsanya 12 tahun,
dibawah 3 tahun 6 tahun, dibawah selanjutnya sampai beberapa tahun yang
di dalam KUHP ketentuan umum dijelaskan semuanya. Lalu kalau kita
am
berbicara soal keadaan berlanjut, tentu ada beberapa perbuatan pidana yang
berdiri sendiri tetapi dipandang sebagai perbuatan yang sama dengan
ep
perbuatan terakhir. Hanya di pandang, tetapi perbuatan pidana itu adalah
ah
k
perbuatan tersendiri, lalu Sejak kapan kita hitung? yaitu yang terakhir itu kita
bisa pakai menentukan kapan perkara itu untuk kadaluarsanya. Kalau dari
In
do
ne
si
R
tahun dulu saya berbuat pidana sampai sekarang pun saya masih melakukan
perbuatan yang sama yang bisa dipandang sebagai berkelanjutan maka
A
gu
ng
mulai dihitung dari yang terakhir ini.
-
Sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yang disangkakan dalam pidana,
rumusan itu semua harus dibuktikan apa yang disangkakan dan apa yang
dilarang dalam suatu pasal kalau kita mengatakan orang itu melanggar pasal
itu, maka semua rumusan yang ada di pasal itu harus kita buktikan. Kalau
ada salah satu saja unsur dari yang diminta oleh unsur pasal itu tidak
lik
kumulatif tidak boleh, kecuali ada alternative tertentu sifatnya ada alternative
tertentu. Dan itu mudah kalau kita lihat ada alternative atau bukan, namun
secara umum harus seluruhnya terpenuhi sesuai dengan ketentuan yang
ub
m
ah
terpenuhi maka tidak terpenuhi itu tindak pidananya. Jadi wajib semua, tidak
terdapat dalam pasal yang disangkakan itu. Kewenangan penyidikan dalam
KUHAP, tadi kan mengatakan tentang menerima laporan dan apalagi selain
ka
penggeledahan
-
dengan
dilakukan
penghentian
R
penyidikan kepolisian.
sampai
Dan kemudian di situ termasuk penyidik juga berwenang untuk menetapkan
on
Hal 64 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
seseorang menjadi tersangka.
es
penahanan,
ep
itu ? : Penyidik menerima Laporan, pengaduan, melakukan penangkapan,
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 64
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Syarat-syarat yang harus dipenuhi sehingga orang bisa ditetapkan sebagai
R
-
seorang tersangka, sesuai dengan ketentuan Pasal 1 oleh terpenuhinya
ng
minimum 2 alat bukti karena perbuatannya, karena keadaannya dapat
ditetapkan sebagai Tersangka. Itu berdasarkan ketentuan KUHAP.
-
Apakah 2 alat bukti itu berdasarkan kuantitas atau kualitas atau keduanya? :
gu
ya tentu yang namanya hitungan 2, ya tentu hitung kuantitas, dan tentu tadi
sudah saya katakan juga 2 pun harus relevan dengan yang dipersangkakan
A
disitu juga kualitasnya. Kalau hanya 2 tok ataupun 3 tapi tidak ada
relevansinya dengan pasal yang disangkakan ya tentu tidak boleh, tetap dua
ub
lik
-
Sesuai dengan ketentuannya sendiri bahwa yang dimaksud dalam Pasal 184
itu dan juga itu adalah seluruh alat-alat bukti yaitu artinya efidance itu, jadi
kalau ada barang bukti yang kebetulan kita tidak mengenal itu didalam
am
ah
duanya diperhatikan.
KUHAP kita tetapi memang ada beberapa negara menggunakan istilah itu
ep
berarti sebagai real efidance itu tidak kita mengenal, tapi kita tatap ada
ah
k
namanya barang bukti karena memang barang bukti itu diperlukan untuk
membuat keperluan penyidikan dan pokok persidangan, tetapi itu semua
In
do
ne
si
R
namanya barang bukti harus dikonfirmasi melalui pihak-pihak lain, bisa
melalui saksi, bisa melalui tersangka, bisa melalui ahli. Jadi tetap bahwa
A
gu
ng
barang bukti tetap sangat bermanfaat dalam pemeriksaan
penuntutan maupun dipenyidikan.
-
dipersidangan,
Apakah sama antara barang bukti dengan alat bukti ? Tadi sudah disebutkan
bahwa barang bukti itu tidak dikenal dalam alat bukti kita, tetapi itu ada.
Barang bukti itu adalah benda yang mungkin digunakan atau sebagai bagian
yang bisa menunjukkan adanya tindak pidana.
-
Secara tingkatan apakah ada kualifikasi tingkatan alat bukti dengan barang
lik
Alat bukti berbeda dengan barang bukti.
bukti ? Dua hal yang berbeda sehingga tidak bisa diseimbangkan artinya
perbandingkan, barang bukti tidak termasuk sebagai alat bukti yang disebut
ub
ah
-
m
dalam pasal 184, sehingga kita tidak bisa memperbandingkan. Artinya barang
bukti tidak masuk dalam pasal 184.
-
Pada saat kapan barang bukti tersebut bisa dikualifikasikan sebagai alat bukti
ep
ka
? Dalam arti bukti saja tidak bisa, dalam alat bukti kita barang bukti tidak
posisinya. Cuma dia bisa dipakai untuk mendukung tuduhan ataupun
ng
mendukung untuk putusan pengadilan harus dinilai dulu melalui konfirmasi
on
Hal 65 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
verifikasi dari pihak-pihak lain, artinya harus relevan.
es
R
pernah menjadi alat bukti, kata dia hanya tetap seperti itu tetap pada
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 65
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Barang bukti kalau berdiri sendiri jelas harus dicek relevan atau tidak.
-
Tingkatannya sebagai petunjuk atau sebagai barang bukti atau sebagai alat
R
-
ng
bukti ? Barang bukti tidak akan pernah berubah menjadi alat bukti, hanya
untuk mendukung.
-
Karena hanya untuk mendukung artinya apakah itu hanya sebagai petunjuk
gu
atau udah menjadi sebagai alat bukti ? Kalau nanti dikatakan petunjuk dalam
arti alat bukti tidak mustahil bisa berubah, tapi sekedar sebagai petunjuk
A
dalam makna yang sehari-hari ya jelas itu petunjuk.
-
Apabila dia satu tidak bisa menjadi alat bukti ? Tidak pernah berubah barang
ub
lik
-
Apakah barang bukti sebagai petunjuk bisa dikatakan sebagai alat bukti
berdasarkan pasal 184 ? Kalau barang bukti tetaplah seperti itu.
-
Pengertian petunjuk sebagai alat bukti yang sah yang diperoleh dari saksi,
keterangan tersangka disaat penyidikan, terdakwa didalam pengadilan, diluar
pada pasal 184.
-
ep
Dua alat bukti tersebut secara minimal menghapuskan keraguan untuk
melanjutkan penyidikan.
Ambang batas keraguan yang harus dimiliki oleh penyidik untuk menetapkan
R
-
In
do
ne
si
ah
k
am
ah
itu.
orang sebagai tersangka, harus didukung minimum 2 alat bukti yang sah
A
gu
ng
yang ditentukan pasal 184, tentu semua itu bukti-bukti ini adalah untuk
meyakinkan si penyidik bahwa benar orang ini adalah tersangkanya bisa
diduga sebagai pelaku tindak pidana. Dengan 2 alat bukti itulah bagaimana
penyidik tidak ragu mengatakan seseorang itu bisa diduga sebagai pelaku
tindak pidana, itu ukurannya.
-
Secara objektif ukurannya minimum harus ada 2 alat bukti itu.
-
Cara menilai alat bukti itu bagaimana, bahwa orang itu dapat diduga
-
lik
melakukan tindak pidana ? Cara menilai tidak mungkin lepas dari subjektifitas
orang yang melakukan pekerjaan itu sendiri tapi tidak mungkin juga lepas dari
objektifnya.
ub
ah
Untuk menilai alat bukti mau tidak mau kita harus mengetahui materilnya,
jelas seperti itu.
-
Apa yang harus dilakukan penyidik untuk menghilangkan keraguan itu untuk
ep
m
ka
menentukan Tersangka sesuai dengan ketentuan ? Untuk mengetahui semua
sendiri, misalnya menanyakan saksi, misalnya siapa yang pernah melihat,
on
Hal 66 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
tentu ditanya. Cari siapa yang pernah melihatnya, lalu kita tanya dia.
es
R
itu tentu menggunakan sarana yang sudah ada didalam undang-undang itu
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 66
Untuk mengetahui semua itu, tentu menggunakan sarana yang sudah ada
R
-
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
dalam undang-undang itu sendiri. Misalnya membatasi, misalnya siapa yang
ng
pernah melihat orang yang ada di dalam ini, misalnya tentunya tanya siapa
yang pernah melihat, lalu kita tanya dia, periksa apakah pernah melihat
orang yang ada di dalam ini.
Kalau dikatakan kalau ragu, tentu harus meyakinkan dirinya melalui bukti-
gu
-
bukti.
Kalau
bicara
sikapnya
kalau
mereka ragu
atas
A
-
apa
yang
dipersangkakan harus dihentikan, kalau sikapnya ragu oh tentu kalau ragu
ub
lik
tadi. Kalau tidak didukung tidak boleh, kecuali didukung oleh keyakinan, kan
keyakinan didukung oleh 2 alat bukti. Tapi kalau tidak yakin tidak perlu
dilanjutkan, karena memang begitu kuncinya subjektifitas tetap ada disana.
-
Kalau untuk mengatakan seseorang itu tersangka
tentu semua ada
syaratnya tadi 2 alat bukti kalau sudah bicara syarat. Oleh karena itu apa
ep
ah
k
am
ah
tidak boleh, keraguan itu berarti dia tidak didukung oleh 2 alat bukti minimum
ditentukan oleh Mahkamah Konstitusi adalah syarat formil untuk menetapkan
seorang itu adalah tersangka.
Syarat formil putusan MK pertimbangannya, kalau untuk menentukan kedua
In
do
ne
si
R
-
alat bukti itu untuk menetapkan tersangka sebenarnya undang-undang
A
gu
ng
sendiri menentukan, Ya pasal 1 KUHAP yang tadi saya bilang.
-
Sudah jelas disebutkan tersangka itu siapa, tersangka itu adalah karena
perbuatannya
itupun didukung 2 alat bukti
menggunakan istilahnya
konstitusi bukan istilahnya KUHAP itu, karena itu harus dirubah. Kenapa
dibikin dua alat bukti, kan karena kalau namanya mengatakan seseorang
tersangka hanya dengan satu alat bukti tentu secara objektif secara umum
lik
hakim untuk menyatakan orang itu bersalah. Bahkan untuk hakim sendiri
bukan hanya 2 alat bukti yang diminta, tapi bahkan keyakinan pun harus ada.
ub
-
itu sangat sangat kurang untuk membuat orang yakin dalam hal ini tentu bagi
Namanya fungsi melaksanakan penyidikan itu, tentu semua dibarengi dengan
tindakan tindakan administratif. Semua pasti tidak mungkin tidak. Jadi
lengkap
dengan
ketentuan
ketentuan
yang
ep
ka
m
ah
tidak cukup meyakinkan mengatakan seseorang itu sudah bersalah. Karena
kemarin
telah
mereka
administariskan tentang pelaksanaannya. Jadi, apakah itu bagian dari
dari tindakan tindakan yang tanpa administrative. Bahkan harus malah, paling
on
Hal 67 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
tidak administratif sebagai bukti dan dinilai merupakan analytical imperactive.
es
R
penyelidikan juga, terus terang iya, betul. Tetap harus, tidak mungkin lepas
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 67
Dengan mudah mengatakan kalau kedua surat itu berbeda, karena saya tidak
R
-
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
hafal nomor yang disebutkan tadi. Berarti bukan surat yang sama.
Surat pengantar dari kampus Saya tidak ingat.
-
Surat pengantar yang diterima bukan nomor 10, tapi nomor 11, sama atau
ng
-
tidak? Ya kalau dibandingkan dengan yang lain tentu kita harus kita anggap
gu
kalau itu lain. Kalau ditanya sah atau tidak surat pengantarnya, karena di buat
oleh orang yang berwenang dan terhadap formal ,itu tetap sah.
Kalau sudah subtansinya berbeda tentu berbeda. Semuanya itu berbeda kok.
A
-
Surat Nomor 10 atas nama ahli, nomor surat 11 itu atas nama Abdul Fikar
ub
lik
pasti lain dan kalau isinya sudah berbeda subtansinya pun berbeda.
-
Dari nomornya saja sudah berbeda tentu itu surat berbeda. Nomor sudah
berbeda pasti itu surat yang berbeda, tidak mungkin sama.
-
Sprindik ahli tahu, Ya Surat Perintah Penyidikan tahu.
-
Sebenarnya itu teknis dari penyidikan itu sendiri ya terkadang satu sprindik
ep
bisa untuk berapa orang, kadang kadang ya bisa satu orang saja itu
tergantung mereka.
Apakah Sprindik 120 dan 121 adalah sprindik yang sama dengan orang yang
R
-
In
do
ne
si
ah
k
am
ah
Hajar, Ya tentu lain, subtansinya pun lain. Administrasi perorangan pun sudah
sama dan substansi yang sama ? Kalau tadi yang sudah saya katakan, kalau
A
gu
ng
ada dua surat yang nomornya berbeda, identitas suatu surat adalah nomor
dan tanggal tentunya. Identitas surat itu bahwa surat itu begini. Begitu juga
dengan dua surat yang berebeda dan dengan nomornya berbeda ya berarti
itu surat yang lain. Nomor 120 dengan 121 ya berarti berbeda. Kalau dari sisi
penomoran tapi itulah identitas surat itu sendiri.
-
Apakah peran SPDP hanya sekedar koordinasi saja atau merupakan
lik
hanya koordinasi tetapi termasuk pengawasan juga. Saya pikir tadi sudah
jelas saya terangkan.
ub
-
dari awal, koordinasi. Tadi sudah saya katakan dengan jelas bahwa itu bukan
Apakah yang namanya Jaksa bisa menyatakan ini sudah sah secara hukum
atau tidak ? Jadi, namanya tadi kalau soal jaksa, bicara jaksa tadi ya. Artinya
apakah dia bisa menentuan kurang atau cukup kan itu tadi ya, itu sebenarnya
ep
ka
m
ah
supervisi yang menerapkan dominis litis ? Tapikan tadi sudah saya jelaskan
sudah masuk keranah prapenuntutan itu sendiri. Itu SPDP itu memang satu
sifatnya administrative saja tetapi kalau sudah masuk ke dalam pra
on
Hal 68 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
penuntuan sudah masuk ke pengawasan materi pemeriksaan yang dimaksud
es
R
yang menerima tetapi ..... Jadi, SPDP itu lebih pada pengawasan yang
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Halaman 68
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
PT nya sama.
R
oleh Pemohon tadi. Jadi, dua hal yang berbeda walaupun …. instansinya atau
Apakah setelah dari SPDP itu menjadi wilayah permohonan Praperadilan
ng
-
atau tidak ? Kalau dikatakan apakah setelah SPDP itu ya, setelah SPDP itu
dalam arti semua perbuatan-perbuatan, SPDP itu kan dari penyidik ya,
gu
namanya semua perbuatan setelah SPDP itu keluarnya perintah penyidikan,
lalu semua tindakan tindakan yang dilakukan oleh penyidik setelah SPDP
A
tidak semuanya menjadi bagian dari Praperadilan, yang menjadi bagian dari
Praperadilan sudah jelas secara … apa saja. Jadi tidak bisa dikatakan semua
ub
lik
Praperadilan, tidak semua, tidak semua.
-
Yang menjadi bagian Praperadilan dan mana yang tidak setelah keluarnya
SPDP ? Ya kalau mereka misalnya menangkap orang ya itu masuk, kalau
menahan orang iya masuk, kalau dia menyita atau penyitaan itu masuk.
Kalau melakukan penggeledahan itu masuk. Kalau dia melakukan Penetapan
ep
ah
k
am
ah
tindakan tindakan penyidik setelah keluarnya SPDP menjadi bagian dari
tersangka termasuk. Termasuk...........yang perlu saya jelaskan.
-
Legal standing, apakah seseorang yang tidak melihat dan mendengar bisa
In
do
ne
si
R
menjadi Pelapor? Tadi seperti yang tadi sudah saya jelaskan ya, kapan
pelaporan, apa namanya yang dimaksud laporan atau pemberitahuan yang
A
gu
ng
dilakukan oleh mereka atau kewajiban tentu mereka yang mengetahui,
melihat, mendengar dan mengalami atau menjadi korban. Mereka itulah yang
menjadi pelapor atau menjadi pengadu. Apabila dalam suatu peristiwa ada
yang melihat tadi, ada yang mendengar, ada yang mengalami dan menjadi
korban dalam kejadian itu dia berhak menjadi pelapor atau berhak melakukan
laporan atau pengaduan terhadap peristiwa itu sendiri. Mungkin itu.
Apakah ada perbedaan antara pelapor delik aduan dengan delik biasa ? Ya
lik
jelas, dari pengertian sajapun sudah lain. Namanya pelaporan itu untuk
seluruh delik-delik yang bersifat umum, sementara untuk pengaduan khusus
ub
untuk tidak pidana atau delik yang bersifat aduan, dan itu benar-benar harus
orang yang menjadi korban yang dirugikan untuk mengadukan. Diluar itu
tidak boleh mengadukan.
-
Perkap Nomor 14 tentang menejemen penanganan perkar sudah dicabut,
ep
betul sudah diganti dengan Peraturan Polisi Nomor 6 tahun 2019.
Pada peraturan peralihan selalu ada. Kebetulan ini mencabutnya adalah
R
-
melalui peraturan Kepolisian Nomor 6 tahun 2019, kebetulan nomornya
ng
sama, tahunnya sama. Bukan didalam Perkap, ada itu sendiri dibuat
on
Hal 69 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
namanya juga lain bukan Perkap tapi Perpol istilahnya. Tanggalnya lain tapi
es
ka
m
ah
-
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 69
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
nomornya sama. Diluar Peraturan Perundang-undangan. Selalu tersendiri.
dicabut dulu baru keluar yang baru begitu. Tanggalnya pun tidak jauh
ng
berbeda, Perpol Nomor 6 Tahun 2019 pencabutannya. Seperti yang sudah
saya jelaskan tadi bahwa Perkap yang nomor sebelumnya itu adalah dicabut
oleh peraturan kepolisian yang ini tadi Nomor 6 Tahun 2019, mati Perkap tadi
gu
berarti sudah tidak ada toh? Bahwa muncul lagi. Sudah meninggal dicabut
dengan peraturan kepolisian. Apakah yang baru ini harus menyinggung
-
Dicabut secara tersendiri bukan didalam Perkapnya.
-
Tadi
saya
sampaikan
-
juga
bahwa.......
sebenarnya
tidak
ub
lik
sudah
........Tetap,.......
Kalau Perkap berlawanan/tidak sesuai dengan Undang-Undang, Tetap
KUHAP yang dipakai karena ini induk dari hukum acara pidana.
Pasal tentang Daluarsa pasal 78
-
Konkursus apabila ada tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang diantara
ep
-
satu dengan yang satu itu memiliki hubungan yang erat, sehingga dipandang
ah
k
am
ah
A
nyinggung yang sudah mati atau tidak?
sebagai satu perbuatan yang berlanjut walau sebenarnya dia itu berbeda.
ketentuan kadaluarsanya itu setelah perbuatan itu dilakukan.
In
do
ne
si
R
Karena dia itu berbeda, lalu kapan itu kadaluarsanya, sedangkan menurut
Kadaluarsa mulai dihitung pada saat perbuatan terakhirnya itu.
-
Mulai dihitung setelah satu hari yaitu besoknya.
-
Menyangkut kerugiannya, apakah berbeda antara kejadian dengan jumlahnya
A
gu
ng
-
? Kalau dalam hal menentukan daluarsa, tidak dilihat dari segi kerugiannya
tapi dilihat dari ancaman pidananya untuk dihitung ini berapa tahun ini berapa
Menimbang, bahwa selanjutnya pihak Para Pemohon dan Termohon,
masing-masing telah
mengajukan kesimpulan secara tertulis, tanggal 18 Mei
ub
Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terjadi di persidangan adalah
sebagaimana tertuang dalam Berita Acara persidangan perkara ini, yang untuk
singkatnya dianggap termuat dan menjadi bagian tak terpisahkan dalam putusan
ep
m
2020 dan selanjutnya mohon putusan perkara ini;
ka
lik
ah
tahun;
ini.
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan praperadilan yang
on
Hal 70 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
diajukan oleh Para Pemohon adalah sebagaimana tersebut diatas;
es
R
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA.
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 70
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Menimbang, bahwa pada pokoknya permohonan praperadilan yang
diajukan oleh Para Pemohon agar Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
ng
memberikan putusan, sebagai berikut:
-
Menyatakan tindakan Termohon yang menetapkan Para Pemohon sebagai
Tersangka
atas
dugaan
tindak
pidana
penipuan
dang
pengelapan
gu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 dan/atau 378 KUHP dan/atau Pasal
3,4 dan 5 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencucian Uang berdasarkan
pemberitahuan
penetapan
A
Surat
B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum
tersangka
tertanggal
10
Nomor
Maret
2020,
:
Surat
ub
lik
Maret 2019, Laporan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal
7 Januari 2019 adalah Tidak Sah;
-
Menyatakan Penyidikan yang dilakukan oleh Termohon beserta segala akibat
hukumnya berdasarkan Surat pemberitahuan penetapan tersangka Nomor :
tertanggal
10
Maret
2020,
Surat
ep
B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum
Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28
ah
k
am
ah
Perintah Penyidikan Nomor : SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28
Maret 2019, Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7
In
do
ne
si
R
Januari 2019 adalah Tidak Sah;
Menimbang, bahwa Permohonan Para Pemohon tersebut, telah dibantah
A
gu
ng
oleh Termohon, maka Para Para Pemohon berkewajiban untuk membuktikan
kebenaran dalil-dalil permohonannya dan Termohon untuk membuktikan
kebenaran dalil-dalil bantahannya, juga dapat mengajukan bukti lawan (tegen
bewijs);
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Para
Pemohon telah mengajukan bukti surat masing-masing diberi tanda: P-1 sampai
dengan P-15 dan mengajukan seorang Ahli bernama: Dr. EVA ACHYANI ZULVA,
lik
ah
SH., MH. (Ahli Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana), telah didengar
ub
Menimbang, bahwa Termohon menolak dalil-dalil permohonan Para
Pemohon tersebut dengan alasan pada pokoknya sebagai berikut:
1. Bahwa Termohon melakukan pengumpulan alat bukti dan pemanggilan serta
pemeriksaan terhadap saksi-saksi, yang dituangkan dalam Berita Acara
ep
ka
m
keterangannya dibawah sumpah;
Interview;
Penyelidikan, dan pada hari Jum’at tanggal 22 Maret 2019, Termohon
on
Hal 71 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
melaksanakan Gelar Perkara di Ruang Rapat Dit. Reskrimum Polda Metro
es
R
2. Bahwa berdasarkan hasil penyelidikan, TERMOHON membuat Laporan Hasil
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 71
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
Jaya, untuk meningkatkan dari tahapan penyelidikan menjadi tahapan
penyidikan;
ng
3. Bahwa Termohon dalam rangka melaksanakan Penyidikan menerbitkan
administrasi penyidikan berupa: Surat Perintah Tugas Penyidikan dan Surat
Perintah Penyidikan;
gu
4. Bahwa Termohon membuat surat yang ditujukan kepada Kepala Kejaksaan
Tinggi DKI Jakarta, Pelapor dan Terlapor (Pemohon) berdasarkan Surat
A
Kapolda Metro Jaya Nomor: B/6114/III/RES.1.11/2019/Datro, tanggal 28
Maret 2019 perihal Pemberitahuan dimulainya Penyidikan;
ub
lik
saksi, yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan;
6. Bahwa dalam rangka membuat terangnya peristiwa tindak pidana, Termohon
selanjutnya melakukan pemeriksaan
terhadap Para Pemohon dalam
kapasitas sebagai saksi yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan;
ep
7. Bahwa Termohon melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap ahli: a.
Dr. EFENDI SARAGIH, S.H., M.H. (Ahli Hukum Pidana dari Univ. Trisakti); b.
ah
k
am
ah
5. Bahwa Termohon melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap saksi-
Dr. YUNUS HUSEIN, S.H., LLM. (Ahli TPPU dari Sekolah Tinggi Hukum
TPPU dari PPATK);
In
do
ne
si
R
Indonesia JENTERA); c. Sdr. ARDHIAN DWIYOENANTO, S.H., M.H. (Ahli
A
gu
ng
8. Bahwa dalam rangka mengumpulkan alat bukti, Termohon menerbitkan Surat
Perintah Penyitaan, dan melakukan penyitaan barang bukti berupa:
Disita dari Saksi Sdr. IKSAN RAHIM:
a. Fotocopy Akta Pendirian Perusahaan PT. PUTRA ASPARPIN JAYA, PT.
ASRA
SUHADA
TOURS
&
TRAVEL
dan
PT
PRODUCTION;
AKIRA
MEDIA
lik
Mahardi Saranatama No. 24, tanggal 29 November 2017;
c. Fotocopy Salinan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar
ub
Biasa PT. Bongkar Muat Mahardi Saranatama No. 46, tanggal 12 Agustus
2008;
d. Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bongkar Muat
ep
Mahardi Saranatama No. 01, tanggal 2 November 2015;
e. Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. ASRA SUHADA
R
TOURS & TRAVEL No. 22, tanggal 15 Agustus 2016
on
Hal 72 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
es
Disita dari Saksi Sdr. DERIEN ELNOVELLY, S.E. :
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
ah
b. Fotocopy Salinan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Bongkar Muat
Halaman 72
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
a. Print Out Rekening Bank Mandiri KCP Tanjung Priok Tawes atas nama
PT MAHARDI SARANA TAMA Nomor Rekening: 120-009-000-126-9
ng
periode bulan Januari 2005 s/d bulan Desember 2017.
9. Bahwa terkait benda yang disita oleh Termohon dari saksi-saksi selanjutnya
dibuatkan: a. Surat Tanda Penerimaan; b. Berita Acara Penyitaan; c. Surat
gu
Laporan guna memperoleh Persetujuan Penyitaan Barang Bukti kepada
Ketua Pengadilan Negeri Jak-Sel. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
menerbitkan
Surat
Penetapan
A
selanjutnya
867/Pen.Per.Sit/2020/PN.JKT-Sel.
Nomor:
ub
lik
TPPU, Pelapor Sdr. IKSAN RAHIM memberikan Surat Kuasa Khusus untuk
memeriksa dan meneliti Rekening Bank Mandiri KCP Tanjung Priok Tawes
atas nama PT MAHARDI SARANA TAMA Nomor Rekening: 120-009-000126-9;
11. Bahwa TERMOHON kembali memohonkan permintaan tambahan informasi
ep
ah
k
am
ah
10. Bahwa dalam rangka membuat terangnya tindak pidana, khususnya terkait
transaksi keuangan kepada PPATK berdasarkan Surat Kapolda Metro Jaya
Nomor : R/1298/II/RES.1.11/2020/Dit Reskrimum, tanggal 24 Februari 2020;
In
do
ne
si
R
12. Bahwa selama proses penyidikan Termohon telah menemukan adanya 4 alat
bukti yang sah sesuai dengan Pasal 184 KUHAP berupa: a. Keterangan
A
gu
ng
saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait; b. Bukti Surat; c. Keterangan
Ahli; d. Petunjuk;
13. Bahwa berdasarkan alat bukti tersebut, selanjutnya Termohon melakukan
gelar perkara pada tanggal 28 Februari 2020 dalam rangka peningkatan
status Para Pemohon sebagai tersangka, yang mana para peserta gelar
perkara sependapat dengan Penyidik untuk menetapkan Para Pemohon
sebagai tersangka;
sebagai
Tersangka
terhadap
lik
Ketetapan
Para
Pemohon
dan
surat
ub
pemberitahuan penetapan tersangka yang dikirimkan kepada Penuntut
Umum, Pelapor dan kepada Para Tersangka;
15. Bahwa mempedomani ketentuan UU RI Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara pidana dalam BAB VIII tentang Berita Acara selanjutnya Termohon
ep
ka
m
ah
14. Bahwa berdasarkan hasil gelar perkara Termohon menerbitkan Surat
melakukan pemanggilan terhadap Para Pemohon dalam rangka melakukan
R
pemeriksaan dalam kapasitas sebagai Tersangka, namun Para Pemohon
es
ng
tidak hadir tanpa alasan yang patut dan wajar.
on
Hal 73 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
A. TENTANG BANTAHAN ATAS DALIL-DALIL PARA PEMOHON.
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 73
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
1. Bahwa Termohon dalam proses penyelidikan dan penyidikan Laporan Polisi
Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 telah
ng
mendapatkan 4 (empat) alat bukti yang sah sesuai dengan Pasal 184 KUHAP
berupa: a. Keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait (16
saksi); b. Bukti Surat (6 bukti surat); c. Keterangan Ahli (3 orang saksi); d.
gu
Petunjuk (persesuaian antar alat bukti) untuk menetapkan Para Pemohon
sebagai tersangka. Kesalahan penomoran adalah bukan kewenangan
A
lembaga praperadilan untuk menilainya;
2. Bahwa dalil Para Pemohon untuk syarat pemenuhan unsur tindak pidana
ub
lik
tidak diuji dalam sidang praperadilan;
3. Bahwa dalil yang Pemohon sangkakan terkait kesalahan penomoran adalah
bukan kewenangan lembaga praperadilan untuk menilainya;
4. Bahwa Perkap Nomor 14 Tahun 2012 telah dinyatakan tidak berlaku
tertanggal 4 Oktober 2019. Bahwa tidak ada aturan dalam Perkap yang
ep
ah
k
am
ah
dalam objek penggelapan sudah memasuki ranah pokok perkara pidana yang
mengatur tentang gelar perkara lintas kesatuan, tetapi yang ada adalah gelar
perkara biasa dan gelar perkara khusus seperti yang tertuang dalam Pasal 31
In
do
ne
si
R
Perkap Nomor: 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana;
5. Bahwa Pelapor mempunyai legal standing untuk membuat Laporan Polisi
A
gu
ng
Nomor: LP/102/I /2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019;
6. Bahwa dalil Para PEMOHON telah memasuki materi pokok perkara yang
tidak relevan untuk dipertimbangkan dalam persidangan praperadilan;
7. Bahwa TERMOHON dalam proses penyidikan Laporan Polisi Nomor :
LP/102/ I /2019/PMJ/Dit Reskrimum, tanggal 7 Januari 2019 telah
mendapatkan 4 (empat) alat bukti yang sah sesuai dengan Pasal 184 KUHAP
saksi); b. Bukti Surat (6 bukti surat); c. Keterangan Ahli (3 orang saksi); d.
lik
ah
berupa: a. Keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait (16
Petunjuk (persesuaian antar alat bukti);
ub
yang berhak menyatakan daluarsa suatu perkara pidana adalah masuk dalam
objek perkara pokok (pokok perkara);
9. Bahwa ketentuan mengenai permintaan ganti rugi diatur dalam UU RI Nomor
ep
ka
m
8. Bahwa terhadap objek daluarsa, bukanlah objek dari praperadilan karena
8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
pidana, akan tetapi hukum acara dari praperadilan adalah sesuai dengan
ng
hukum acara perdata, yang mana pihak yang mendalilkan maka dialah yang
on
Hal 74 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
wajib untuk membuktikan.
es
R
10. Bahwa terkait dengan praperadilan adalah masuk dalam ranah hukum
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 74
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Menimbang, bahwa untuk mendukung alasan-alasan bantahannya
ng
tersebut, Termohon telah mengajukan bukti surat yang diberi tanda T-1 s/d T-57
sebagaimana diuraikan tersebut diatas, dan tidak mengajukan saksi-saksi dan
telah mengajukan seorang Ahli Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana :
gu
Dr.Effendi Saragih,SH.,MH., Yang didengar keterangannya di persidangan
dibawah sumpah;
bahwa
terlebih
dahulu
Hakim
Praperadilan
A
Menimbang,
akan
mempertimbangkan ketentuan dalam Peraturan Mahkamah Agung Republik
ub
lik
Praperadilan tanggal 19 April 2016 (PERMA No 4 Tahun 2016), Pasal 2 ayat (2)
yang mengemukakan pada pokoknya bahwa pemeriksaan Praperadilan terhadap
permohonan tentang tidak sahnya penetapan tersangka hanya menilai aspek
formil, yaitu apakah ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah dan tidak
memasuki pokok perkara dan persidangan perkara praperadilan tentang tidak
ep
ah
k
am
ah
Indonesia Nomor: 4 Tahun 2016 Tentang Larangan Peninjauan Kembali Putusan
sahnya penetapan tersangka, penyitaan dan penggeledahan dipimpin oleh Hakim
In
do
ne
si
memeriksa aspek formal;
R
Tunggal karena pemeriksaannya tergolong singkat dan pembuktiannya hanya
Menimbang, bahwa setelah membaca dan meneliti dengan seksama
A
gu
ng
surat permohonan Para Pemohon dan jawaban Termohon serta bukti surat-surat,
saksi dan ahli yang diajukan di persidangan oleh Para Pemohon dan Termohon,
maka selanjutnya Hakim Praperadilan akan mempertimbangkan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa setelah Hakim Praperadilan meneliti dan mempelajari
Permohonan Praperadilan Para Pemohon dan Jawaban dari Termohon, maka
yang menjadi permasalahan hukum yang harus diselesaikan dalam perkara a
quo, adalah sebagai berikut:
lik
mengadili sah atau tidaknya Penetapan Tersangka H. HENDRO HASSYARI
ub
H., FADLI HASYARI, dan FAIZAH ABIDIN tersebut?
2. Apakah tindakan Termohon yang menetapkan Para Pemohon sebagai
Tersangka atas dugaan tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 dan/atau Pasal 378 KUHP dan/atau
ep
ka
m
ah
1. Apakah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berwenang memeriksa dan
Pasal 3, 4 dan 5 UU Nomor: 8 Tahun 2010 tentang Pencucian Uang
tanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO HASSYARI H.; Surat
A
HASYARI;
Surat
Ketetapan
Nomor:
on
FADLI
Hal 75 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
nama
gu
atas
ng
Ketetapan Nomor: SP.Tap/68/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020
es
R
berdasarkan: Surat Ketetapan Nomor: SP.Tap/70/III/2020/Ditreskrimum,
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 75
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
SP.Tap/69/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 atas nama FAIZAH
ABIDIN; Surat Pemberitahuan Tersangka Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/
ng
Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO HASSYARI
H., FADLI HASYARI, dan FAIZAH ABIDIN. Dan berdasarkan Surat Perintah
Penyidikan Nomor: SP.Dik/1341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret
gu
2019, dan Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7
Januari 2019 atas nama Pelapor IKSAN RAHIM; dan Laporan Polisi Nomor:
A
LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 adalah sah menurut
tersebut
beralasan
ub
lik
Menimbang, bahwa apakah permohonan Para Pemohon dalam perkara
atau
berdasarkan
hukum,
maka
Pengadilan
akan
mempertimbangkannya sebagaimana dibawah ini;
Menimbang, bahwa sebelum Pengadilan Negeri mempertimbangkan lebih
lanjut tentang permasalahan dalam perkara ini, maka terlebih dahulu perlu
dipahami bahwa maksud dan tujuan diadakannya Lembaga Praperadilan adalah
ep
ah
k
am
ah
hukum?
untuk kepentingan pengawasan terhadap perlindungan hak-hak Tersangka dalam
pemeriksaan pendahuluan pada suatu perkara pidana, yang pada prinsipnya
In
do
ne
si
R
lebih mengutamakan untuk memberi perlindungan terhadap hak asasi manusia;
Menimbang, bahwa Praperadilan merupakan suatu lembaga yang
A
gu
ng
diintrodusir oleh Undang-Undang Nomor: 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara
Pidana (KUHAP). Keberadaan Praperadilan diatur dalam Pasal 77 sampai
dengan Pasal 83 KUHAP. Adapun fungsi Lembaga Praperadilan adalah
melakukan pengawasan horizontal terhadap adanya tindakan penyimpangan dan
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh Instansi Kepolisian dalam
penegakan hukum selaku Penyidik dan Instansi Kejaksaan selaku Penuntut
Pengawasan
yang
dilakukan
tersebut
ah
implementasi Integrated Criminal Justice System;
merupakan
bagian
dari
lik
Umum.
Menimbang, bahwa menurut M. YAHYA HARAHAP dalam bukunya:
ub
Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali”, Edisi Kedua, Jakarta:
Sinar Grafika, 2002, hlm. 4, menyebutkan: bahwa tujuan utama lembaga
ep
Praperadilan adalah melakukan “pengawasan horizontal” atas tindakan upaya
paksa yang dikenakan terhadap Tersangka selama ia berada dalam pemeriksaan
R
penyidikan atau penuntutan, agar benar-benar tindakan itu tidak bertentangan
on
Hal 76 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
es
dengan ketentuan hukum dan undang-undang;
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
“Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan Sidang
Halaman 76
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Menimbang bahwa Pasal 1 angka 10 KUHAP menyatakan: “Praperadilan“
adalah wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus menurut
ng
cara yang diatur dalam undang undang ini tentang:
a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan
tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka;
gu
b. Sah atau tidaknya penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan
demi tegaknya hukum dan keadilan;
Permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya
A
c.
ub
lik
Menimbang, bahwa kewenangan Pengadilan Negeri untuk memeriksa,
mengadili dan memutus praperadilan sesuai dengan ketentuan Pasal 77 KUHAP
tentang sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan
atau penghentian penuntutan dan ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi
seseorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau
penuntutan
yang
dilaksanakan
dalam
praperadilan,
telah
diperluas
ep
ah
k
am
ah
atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke Pengadilan.
kewenangannya dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 21/PUUXII/2014 tanggal 28 April 2015 yang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir,
In
do
ne
si
R
telah menjatuhkan putusan dalam permohonan Pengujian Undang-Undang
Nomor: 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) terhadap Undang
A
gu
ng
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang diajukan oleh
Bahtiar Abdul Fatah, yaitu Pasal 77 huruf a Undang-Undang Nomor: 8 Tahun
1981 Tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
1981, Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor: 3209)
bertentangan dengan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 sepanjang tidak dimaknai termasuk penetapan tersangka, penggeledahan
dan penyitaan. Pasal 77 huruf a Undang Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
lik
ah
Hukum Acara Pidana (Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3209) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang dimaknai termasuk
ub
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Mahkamah
Agung Republik Indonesia Nomor: 4 Tahun 2016 Tentang Larangan Peninjauan
ep
Kembali Putusan Praperadilan, disebutkan: Obyek Praperadilan adalah:
a. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau
penuntutan,
penggeledahan;
penetapan
tersangka,
penyitaan
dan
ng
b. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seseorang yang perkara pidananya
on
Hal 77 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.
es
penghentian
R
ka
m
penetapan tersangka, penggeledahan dan penyitaan;
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 77
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan mengenai
kewenangan Pengadilan Negeri untuk memeriksa, mengadili dan memutus
ng
Praperadilan tersebut, maka dalam hal ini Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perkara sah atau tidaknya
Penetapan Para Tersangka: H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI, dan
gu
FAIZAH ABIDIN tersebut;
Menimbang,
bahwa
selanjutnya
yang
dipermasalahkan
oleh
Para
A
Pemohon adalah penetapan Tersangka atas nama H. HENDRO HASSYARI H.,
FADLI HASYARI, dan FAIZAH ABIDIN yang penyidikannya dilaksanakan oleh
ub
lik
tanggal 7 Januari 2019, atas nama pelapor IKSAN RAHIM, tentang dugaan tindak
pidana penipuan dan/atau pengelapan dan tindak pidana pencucian uang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 dan/atau Pasal 372 KUHP dan Pasal 3,
4 dan 5 UU Nomor: 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, tidak
sah dan tidak berdasarkan atas hukum dan oleh karenanya penetapan tersangka
ep
ah
k
am
ah
Termohon berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Direskrimum
a quo tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat;
Menimbang, bahwa telah digariskan dalam Pedoman Pelaksanaan KUHAP
In
do
ne
si
R
bahwa “Tujuan dari hukum acara pidana adalah mencari dan mendapatkan atau
setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, ialah kebenaran yang selengkap-
A
gu
ng
lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum
acara pidana secara jujur, obyektif, cermat dan tepat, dengan tujuan untuk
mencari siapakah pelaku yang dapat disangka dan didakwa melakukan suatu
pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari
pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah
dilakukan dan apakah orang yang didakwa dan diajukan di depan persidangan itu
Menimbang, bahwa terhadap Laporan dari Pelapor berdasarkan Laporan
lik
ah
dapat dipersalahkan melakukan tindak pidana”;
Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Direskrimum tanggal 7 Januari 2019, atas nama
ub
pengelapan dan tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 378 dan/atau Pasal 372 KUHP dan Pasal 3, 4 dan 5 UU Nomor: 8 Tahun
2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang yang dilakukan oleh Para
ep
ka
m
pelapor IKSAN RAHIM, mengenai dugaan tindak pidana penipuan dan/atau
Pemohon: H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI dan FAIZAH ABIDIN,
HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI dan FAIZAH ABIDIN sebagai
berdasarkan
Surat
Ketetapan
Nomor:
ng
Tersangka
on
Hal 78 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
SP.Tap/70/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO
es
R
kemudian oleh Termohon dijadikan dasar untuk menetapkan Para Pemohon : H.
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 78
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
HASSYARI H.; Surat Ketetapan Nomor: SP.Tap/68/III/2020/Ditreskrimum, tanggal
10 Maret 2020 atas nama FADLI HASYARI; Surat Ketetapan Nomor:
ABIDIN,
ng
SP.Tap/69/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 atas nama FAIZAH
Surat
Pemberitahuan
Penetapan
Tersangka
Nomor:
B/4758/III/RES.1.2/2020/ Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020, dengan dasar
gu
dilakukannya penyidikan berdasarkan Surat Perintah Penyidikan Nomor:
SP.Dik/1341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret 2019, atas nama Para
A
Tersangka: H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI dan FAIZAH ABIDIN,
sesuai dengan dalil bantahannya, Termohon telah melakukan penyelidikan dan
ub
lik
saksi-saksi, keterangan dari Ahli, dan penyitaan Barang Bukti dalam rangka
mengumpulkan bukti (Alat Bukti dan Barang Bukti);
Menimbang, bahwa di dalam KUHAP terdapat perbedaan mengenai istilah
bukti yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan seseorang sebagai
Tersangka,
perintah
penangkapan
dan
perintah
penahanan,
dengan
ep
ah
k
am
ah
melakukan upaya paksa dalam penyidikan untuk memperoleh keterangan dari
menggunakan frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti
yang cukup” sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 14 KUHAP, Pasal 17
In
do
ne
si
R
KUHAP, dan Pasal 21 ayat (1) KUHAP;
Menimbang, bahwa Pasal 1 angka 14 KUHAP, menyebutkan: Tersangka
A
gu
ng
adalah seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan “bukti
permulaan,” patut diduga sebagai pelaku tindak pidana;
Menimbang,
bahwa
Pasal
17
KUHAP,
menyebutkan:
Perintah
penangkapan dilakukan terhadap seorang yang diduga keras melakukan tindak
pidana berdasarkan “bukti permulaan yang cukup;”
Menimbang, bahwa Pasal 21 ayat (1) KUHAP, menyebutkan: Perintah
penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap seorang tersangka atau
lik
ah
terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan “bukti yang
cukup,” dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa
ub
barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana;
Menimbang, bahwa setelah memperhatikan ketentuan di dalam KUHAP
tersebut, tidak ada penjelasan secara eksplisit yang menyebutkan apa dan apa
ep
ka
m
tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan
saja bukti dalam frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, “bukti
XII/2014 tanggal 28 April 2015, menyatakan: inkonstitusional bersyarat terhadap
ng
frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, “bukti yang cukup” dalam
on
Hal 79 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
Pasal 1 angka 14, Pasal 17, dan Pasal 21 ayat (1) KUHAP sepanjang tidak
es
R
yang cukup” itu. Namun, dalam putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 21/PUU-
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 79
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
dimaknai minimal dua alat bukti yang termuat dalam Pasal 184 ayat (1)
KUHAP;
ng
Menimbang, bahwa kemudian Mahkamah Agung Putusan dengan
mempertimbangkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014
tanggal 28 April 2015 yang memperluas kewenangan Praperadilan, menerbitkan
gu
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 4 Tahun 2016 Tentang
Larangan Peninjauan Kembali Putusan Praperadilan (PERMA No. 4 Tahun 2016)
A
yang dalam Pasal 2 ayat (2) menyatakan: Pemeriksaan Praperadilan terhadap
permohonan tentang tidak sahnya penetapan tersangka hanya menilai aspek
ub
lik
memasuki materi perkara;
Menimbang, bahwa dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor: 6 Tahun 2019 Tentang Penyidikan Tindak Pidana (PERKAP
No. 6 Tahun 2019) tidak lagi menggunakan frasa “bukti permulaan”, atau “bukti
permulaan yang cukup”, atau “bukti yang cukup”, untuk memberikan pengertian
ep
ah
k
am
ah
formil, yaitu apakah ada paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang sah dan tidak
Tersangka, tetapi dalam Pasal 1 angka 9 PERKAP No. 6 Tahun 2019,
disebutkan: Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya atau
In
do
ne
si
R
keadaannya, berdasarkan “2 (dua) alat bukti yang sah didukung barang bukti”
patut diduga sebagai pelaku tindak pidana;
A
gu
ng
Menimbang, bahwa dengan demikian, yang dimaksud dengan “bukti
permulaan”, atau “bukti permulaan yang cukup”, atau “bukti yang cukup” untuk
menetapkan seseorang sebagai Tersangka, melakukan penangkapan, dan
penahanan, harus dengan syarat atau dasar minimal 2 (dua) alat bukti yang sah
didukung barang bukti;
Menimbang, bahwa pemahaman dan penafsiran didalam menentukan
seseorang sebagai Tersangka yang harus memenuhi syarat, yaitu minimal harus
ub
Menimbang, bahwa dalam Pasal 183 KUHAP, disebutkan : Hakim tidak
boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurangkurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak
pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya;
ep
ka
m
merujuk pada Pasal 183 dan Pasal 184 KUHAP;
lik
ah
ada 2 (dua) alat bukti permulaan yang sah tersebut, sebenarnya dapat dikatakan
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 183 KUHP tersebut, menurut
KUHAP adalah sistem pembuktian menurut Undang-undang Secara Negatif
ng
(Negatief Wettelijk Stelsel). Artinya untuk dapat menyatakan seseorang bersalah
on
Hal 80 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
melakukan tindak pidana, dibutuhkan keyakinan Hakim atas alat bukti yang
es
R
Pengadilan dapat disimpulkan bahwa sistem pembuktian yang dianut oleh
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 80
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
diajukan di persidangan yang macam-macamnya alat bukti sudah ditentukan oleh
undang-undang;
ng
Menimbang, bahwa adapun alat bukti yang sah sebagaimana dimaksud
adalah sebagaimana yang diatur dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP yang terdiri
dari: a.Keterangan saksi; b. Keterangan ahli; c. Surat; d. Petunjuk; e. Keterangan
gu
terdakwa;
Menimbang, bahwa dengan demikian, yang dimaksud 2 (dua) alat bukti
A
yang sah, adalah 2 (dua) alat bukti diantara 5 (lima) alat bukti yang Pasal 184
ub
lik
Menimbang, bahwa menurut ahli hukum pidana dan hukum acara pidana
Dr.Eva Achjani Zulfa,SH.MH. dipersidangan telah didengar keterangannya
dibawah sumpah pada pokoknya berpendapat sebagai berikut;
-
am
ah
ayat (1) KUHAP;
Ketentuan dalam Pasal 184 ayat (1) KUHAP itu menjadi pegangan
penyidik untuk memenuhi minimal 2 alat bukti yang sah untuk menetapkan
ah
k
-
ep
seseorang sebagai tersangka;
Ketentuan pasal ini juga tidak bisa ditafsirkan seperti rumus dalam
matematika 1+1=2. Akan tetapi keberadaan alat bukti tersebut haruslah
In
do
ne
si
R
memperkuat keyakinan penyidik bahwa ada hubungannya dengan tindak
kejahatan yang disangkakan;
Dalam perkara aquo yang di dasari pada ketentuan Pasal 372 dan Pasal
A
gu
ng
-
378 KUHP, maka minimum 2 alat bukti yang disyaratkan haruslah berupa
alat bukti yang menentukan atau golden evidence. Pandangan ini tidak
menghitung berapa banyak barang bukti ataupun alat bukti yang diperoleh
Penyidik, namun apakah dari banyaknya alat bukti tersebut, apa dan
berapa alat bukti yang bisa dijadikan golden evidence. Jika hal tersebut
ub
Menimbang, bahwa demikian juga menurut ahli hukum pidana dan hukum
acara pidana Dr.Effendi Saragih,SH.MH., dibawah sumpah dipersidangan telah
memberikan pendapatnya, pada pokoknya sebagai berikut:
Syarat menetapkan Tersangka Minimum 2 alat bukti yang sah, kalau
ep
-
dengan 2 alat bukti itu mendukung seseorang menunjukkan perbuatan
Ketentuan dalam Peraturan MA Nomor 4 tahun 2016 tanggal 19 April 2016
untuk menetapkan tersangka, karena perbuatannya didukung
ng
secara
on
Hal 81 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
formal oleh minimum 2 bukti yang relevan dengan dakwaan atau tuduhan
es
-
R
seseorang, maka dia bisa ditetapkan sebagai Tersangka;
M
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
ik
ah
ka
m
ah
dianggap tidak tepat atau cacat hukum;
lik
belum bisa di kualifisir maka penetapan seseorang sebagai Tersangka
Halaman 81
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
yang disangkakan dan tidak boleh asal 2 alat bukti tanpa ada relevansinya
dengan tindak pidana yang dilaporkan;
Bahwa seluruh alat-alat bukti sebagaimana ditentukan dalam Pasal 184
ng
-
KUHAP adalah untuk menentukan tersangkanya yang diduga sebagai
pelaku tindak pidana, secara obyektif ukurannya harus ada minimal
gu
dengan 2 alat bukti yang sah dari alat-alat bukti yang ditentukan Pasal 184
KUHAP tersebut dan adapun cara untuk menilai alat-alat bukti tersebut
menilainya tidak mungkin lepas dari subjektifitas orang yang melakukan
ub
lik
pekerjaan itu sendiri tapi tidak mungkin juga lepas dari objektifnya. Dan
oleh karena itu untuk menilai alat-alat bukti tersebut, mau tidak mau harus
mengetahui materiilnya dari pasal-pasal yang disangkakan terhadap
pelaku yang diduga melakukan tindak pidana tersebut;
Menimbang, bahwa Termohon dalam dalil bantahannya menyatakan telah
ep
ah
k
am
ah
A
terhadap seseorang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana yaitu cara
memiliki bukti permulaan cukup, yaitu 4 (empat) alat bukti yang sah sesuai
dengan Pasal 184 KUHAP untuk menetapkan H. HENDRO HASSYARI H., FADLI
In
do
ne
si
R
HASYARI dan FAIZAH ABIDIN (Para Pemohon) sebagai Tersangka, dan telah
melakukan serangkaian tindakan untuk menemukan fakta dari 4 (empat) alat
A
gu
ng
bukti. Empat alat bukti yang sah yang dimaksud oleh Termohon berupa:
Keterangan saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait (16 saksi); b. Bukti
Surat (6 bukti surat); c. Keterangan Ahli (3 orang Ahli); dan Petunjuk (persesuaian
antar alat bukti);
Menimbang, bahwa selanjutnya yang menjadi permasalahan yang harus
dijawab adalah apakah benar 4 (empat) alat bukti sesuai dengan Pasal 184
lik
ah
KUHAP yang disebutkan oleh Termohon sebagai dasar untuk menetapkan H.
HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI dan FAIZAH ABIDIN (Para Pemohon),
ub
mendapatkan 4 (empat) alat bukti telah sesuai dengan prosedur hukum
sebagaimana diatur dalam KUHAP dan petunjuk pelaksanaan dan teknisnya
diatur dalam peraturan yang dibuat oleh Kepolisian atau tidak?
ep
ka
m
mempunyai kwalitas sebagai alat bukti sah, dan apakah cara mencari dan
Menimbang, bahwa KUHAP telah mengatur mengenai cara menangani
penyidikan sebagaimana diatur dalam BAB XIV KUHAP tentang Penyidikan.
ng
Penyidikan dalam BAB XIV KUHAP dilakukan dalam 2 (Dua) tahap, yaitu tahap
on
Hal 82 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
Penyelidikan sebagaimana diatur dalam Bagian Kesatu, Pasal 102 s.d. Pasal 105
es
R
perkara tindak pidana berdasarkan Laporan Polisi, dengan melalui proses
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 82
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
KUHAP, dan tahap Penyidikan sebagaimana diatur dalam Bagian Kedua, Pasal
106 s.d Pasal 136 KUHAP;
ng
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 5 KUHAP: Penyelidikan
adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu
peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau
gu
tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang
ini. Kegiatan penyelidikan, merupakan bagian atau salah satu cara dalam
A
melakukan penyidikan untuk:
a. menentukan suatu peristiwa yang terjadi merupakan tindak pidana atau
ub
lik
b. membuat terang suatu perkara sampai dengan menentukan pelakunya; dan
c.
dijadikan sebagai dasar melakukan upaya paksa.
Menimbang, bahwa penyelidikan, juga sebagai sarana untuk mencari dan
mendapatkan alat bukti, jika perkaranya ditingkatkan ke tahap Penyidikan. Untuk
menentukan, apakah hasil penyelidikan dapat ditingkatkan ke tahap penyidikan,
ep
ah
k
am
ah
bukan;
berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: 6
Tahun 2019 Tentang Penyidikan Tindak Pidana (PERKAP No. 6 Tahun 2019),
No. 6 Tahun 2019, dengan ketentuan, sebagai berikut:
In
do
ne
si
R
wajib dilaksanakan gelar perkara sebagaimana diatur dalam Pasal 9 PERKAP
A
gu
ng
Ayat (1): Hasil Penyelidikan yang telah dilaporkan oleh tim penyelidik, wajib
dilaksanakan gelar perkara untuk menentukan peristiwa tersebut diduga:
a. tindak pidana; atau
b. bukan tindak pidana.
Ayat (2): Hasil gelar perkara yang memutuskan:
a. merupakan tindak pidana, dilanjutkan ke tahap penyidikan;
b. bukan merupakan tindak pidana, dilakukan penghentian penyelidikan; dan
perkara tindak pidana bukan kewenangan Penyidik Polri, laporan dilimpahkan
lik
ah
c.
ke instansi yang berwenang.
ub
penghentian penyelidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b,
dilakukan gelar perkara untuk menentukan kegiatan penyelidikan dapat atau
tidaknya ditingkatkan ke tahap penyidikan;
ep
ka
m
Ayat (3): Dalam hal atasan Penyidik menerima keberatan dari pelapor atas
Menimbang, bahwa selanjutnya sebagai sarana untuk mencari dan
disebutkan dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP yang menyatakan: Penyidikan adalah
ng
serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam
on
Hal 83 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti
es
R
mendapatkan alat bukti, dilakukan dalam tahap penyidikan sebagaimana
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 83
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya. Ketentuan dalam Pasal 1 angka 2 KUHAP dapat disimpulkan,
ng
bahwa maksud dan tujuan dari Penyidikan, adalah untuk mencari serta
mengumpulkan bukti, membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi, dan
guna menemukan tersangkanya. Namun, untuk menetapkan Tersangkanya,
gu
harus didasarkan ketentuan dalam Pasal 25 PERKAP No. 6 Tahun 2019, yaitu:
Ayat (1): Penetapan tersangka berdasarkan paling sedikit 2 (dua) alat bukti yang
A
didukung barang bukti;
Ayat (2): Penetapan tersangka sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ub
lik
Menimbang, bahwa yang dimaksud Gelar Perkara berdasarkan Pasal 1
angka 24 PERKAP No. 6 Tahun 2019: Gelar Perkara adalah kegiatan
penyampaian penjelasan tentang proses penyelidikan dan penyidikan oleh
Penyidik kepada peserta gelar dan dilanjutkan diskusi kelompok untuk
mendapatkan tanggapan/masukan/koreksi guna menghasilkan rekomendasi
ep
ah
k
am
ah
dilaksanakan melalui mekanisme gelar perkara, kecuali tertangkap tangan;
untuk menentukan tindak lanjut proses penyelidikan dan penyidikan. Berdasarkan
pengertian mengenai Gelar Perkara tersebut, dapat disimpulkan, bahwa Gelar
kelompok;
In
do
ne
si
R
Perkara harus dilakukan dihadapan beberapa pihak dan merupakan diskusi
A
gu
ng
Menimbang, bahwa berdasarkan Peraturan Kepala Badan Reserse
Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: 4 Tahun 2014 Tentang
Standar
Operasional
Prosedur
Pengawasan
Penyidikan
Tindak
Pidana
(PERKABA No. 4 tahun 2014) dalam Lampiran huruf C. Standar Operasional
Prosedur Gelar Perkara Biasa, pada Nomor: 3 huruf g tentang Mekanisme Gelar
Perkara, disebutkan, bahwa Tahap pelaksanaan gelar meliputi:
1) pembukaan gelar perkara oleh pimpinan gelar perkara;
hasil penyidikan yang telah dilaksanakan;
ub
4) diskusi permasalahan yang terkait dalam penyidikan perkara; dan
5) kesimpulan gelar perkara.
Menimbang, bahwa berdasarkan Lampiran PERKABA No. 4 tahun 2014
ep
ka
m
3) tanggapan para peserta gelar perkara;
lik
ah
2) paparan tim penyidik tentang pokok perkara, pelaksanaan penyidikan, dan
huruf C, disebutkan: SOP Gelar Perkara Biasa Bertujuan sebagai pedoman
jelas, efektif dan efesien, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara yuridis
on
Hal 84 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
pembantu;
ng
dan prosedur serta terwujudnya pola tindak yang sama bagi penyidik/penyidik
es
R
standar dalam melakukan langkah-langkah Gelar Perkara Biasa yang terukur,
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 84
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 32 ayat (2) PERKAP No. 6 Tahun
2019, disebutkan: Pelaksanaan Gelar Perkara biasa dapat mengundang fungsi
ng
pengawasan dan fungsi hukum Polri. Sedangkan berdasarkan Pasal 16 ayat (3)
PERKABA No. 4 tahun 2014: Gelar perkara biasa dipimpin oleh Ketua Tim
Penyidik atau Atasan Penyidik dengan menghadirkan Pengawas Penyidikan dan
gu
pejabat terkait sesuai dengan jenis gelar yang dilaksanakan;
Menimbang, bahwa untuk menilai kwalitas atau kekuatan mengikat 4
A
(empat) alat bukti yang sah yang dimaksud oleh Termohon berupa: Keterangan
saksi-saksi yang bersesuaian dan saling terkait (16 saksi); b. Bukti Surat (6 bukti
ub
lik
bukti), Hakim Praperadilan akan mempertmbangkan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 26 KUHAP: Saksi adalah
orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia
lihat sendiri dan ia alami sendiri. Pasal 1 angka 27 KUHAP: Keterangan saksi
ep
ah
k
am
ah
surat); c. Keterangan Ahli (3 orang Ahli); dan Petunjuk (persesuaian antar alat
adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari
saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan
In
do
ne
si
R
ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu. Pasal 108 ayat
(1) KUHAP: Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau
A
gu
ng
menjadi korban peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk
mengajukan laporan atau pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik
lisan maupun tertulis.
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 185 KUHAP, dijelaskan lebih lanjut
mengenai saksi, yaitu:
(1) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang
Penjelasan Pasalnya: Dalam keterangan saksi tidak termasuk keterangan
lik
ah
pengadilan.
yang diperoleh dari orang lain atau testimonium de auditu.
ub
terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku apabila
disertai dengan suatu alat bukti yang sah lainnya.
ep
ka
m
(2) Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa
(4) Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang suatu kejadian
keterangan saksi itu ada hubungannya satu dengan yang lain sedemikian
on
Hal 85 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
tertentu.
ng
rupa, sehingga dapat membenarkan adanya suatu kejadian atau keadaan
es
R
atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat bukti yang sah apabila
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 85
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
(5) Baik pendapat maupun rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja,
bukan merupakan keterangan saksi.
ng
(6) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang saksi, Hakim harus dengan
sungguh-sungguh memperhatikan:
a. persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang lain;
gu
b. persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain;
c. alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi keterangan
A
yang tertentu;
ub
lik
umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya;
Penjelasan Pasalnya: Yang dimaksud dengan ayat ini ialah untuk
mengingatkan hakim agar memperhatikan keterangan saksi harus benarbenar diberikan secara bebas, jujur dan obyektif.
(7) Keterangan dari saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu dengan
ep
yang lain, tidak merupakan alat bukti, namun apabila keterangan itu sesuai
dengan keterangan dari saksi yang disumpah dapat dipergunakan sebagai
ah
k
am
ah
d. cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada
In
do
ne
si
R
tambahan alat bukti sah yang lain.
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 186 KUHAP: Keterangan ahli ialah
A
gu
ng
apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan. Penjelasan Pasalnya:
Keterangan ahli ini dapat juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan oleh
penyidik atau penuntut umum yang dituangkan dalam suatu bentuk laporan dan
dibuat dengan mengingat sumpah di waktu ia menerima jabatan atau pekerjaan.
Jika hal itu tidak diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik atau penuntut
umum, maka pada pemeriksaan di sidang, diminta untuk memberikan keterangan
dan dicatat dalam berita acara pemeriksaan. Keterangan tersebut diberikan
lik
ah
setelah ia mengucapkan sumpah atau janji di hadapan hakim;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 187 KUHAP: Surat sebagaimana
ub
dikuatkan dengan sumpah, adalah:
a. berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat
umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat
ep
ka
m
tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau
keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang
ng
b. surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau
on
Hal 86 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata
es
keterangannya itu;
R
dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 86
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi
pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan;
ng
Penjelasan Pasalnya: Yang dimaksud dengan surat yang dibuat oleh pejabat,
termasuk surat yang dikeluarkan oleh suatu majelis yang berwenang untuk
itu.
surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
gu
c.
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta
A
secara resmi dari padanya;
d. surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat
ub
lik
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 188 KUHAP:
(1) Petunjuk
adalah
perbuatan,
kejadian
atau
keadaan,
yang
karena
persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan
tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana
ep
ah
k
am
ah
pembuktian yang lain.
dan siapa pelakunya.
b. surat;
In
do
ne
si
a. keterangan saksi;
R
(2) Petunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat diperoleh dari:
A
gu
ng
c. keterangan terdakwa.
(3) Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap
keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi bijaksana setelah ia
mengadakan pemeriksaan dengan penuh kecermatan dan kesaksamaan
berdasarkan hati nuraninya.
Menimbang, bahwa petunjuk adalah sebagai salah satu alat bukti yang
lik
ah
sah, disini berbeda dengan alat bukti yang lainnya, alat bukti petunjuk diperoleh
dari keterangan saksi, surat dan keterangan Terdakwa, alat bukti petunjuk disini
ub
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, menurut pendapat Hakim Praperadilan, cara mencari dan mendapatkan 4
(empat) alat bukti secara formal yang dilakukan oleh Termohon telah mengikuti
ep
ka
m
bukan merupakan alat bukti langsung (indirect bewijs);
ketentuan dalam penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, namun secara
prosedur hukum sebagaimana diatur dalam KUHAP, Peraturan Kepala
ng
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: 6 Tahun 2019 Tentang Penyidikan
on
Hal 87 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
Tindak Pidana, dan Peraturan Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara
es
R
prosedural pelaksanaan penyelidikan tidak dilaksanakan sesuai dengan
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 87
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Republik Indonesia Nomor: 4 Tahun 2014 Tentang Standar Operasional Prosedur
Pengawasan Penyidikan Tindak Pidana, sebagai petunjuk pelaksanaan dan
ng
petunjuk teknis, serta Standar Operasional Prosedur Pengawasan Penyidikan
Tindak Pidana, dengan alasan:
1. Gelar Perkara yang dilakukan Termohon (sebagaimana Bukti Surat bertanda
gu
T-15) tidak sesuai dengan ketentuan yang dimaksud Gelar Perkara
berdasarkan Pasal 1 angka 24 PERKAP No. 6 Tahun 2019, dan PERKABA
A
No. 4 tahun 2014 sebagaimana dijelaskan di atas;
2. Gelar Perkara yang dilakukan Termohon, hanya dilakukan oleh petugas yang
ub
lik
ah
melakukan penyelidikan, dan dilaksanakan di ruangan penyelidik yang
menangani, tanpa mengundang fungsi pengawasan dan fungsi hukum Polri
atau menghadirkan Pengawas Penyidikan dan pejabat terkait, dan tidak
ada diskusi kelompok, sehingga penilaian mengenai hasil penyelidikan
(sebagaimana Bukti Surat bertanda T-14) sangat subyektif dan tidak tepat;
ep
ah
k
am
menghadirkan yang terkait yaitu Pelapor maupun Para Terlapornya, tanpa
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan mengenai alat bukti
keterangan saksi-saksi tersebut di atas, terhadap keterangan saksi-saksi yang
In
do
ne
si
R
bersesuaian dan saling terkait (16 orang saksi) yang didalilkan Termohon
(sebagaimana Bukti Surat bertanda T-19 s.d T-34), Hakim Praperadilan
A
gu
ng
berpendapat, alat bukti keterangan saksi-saksi (16 orang saksi), tidak
mempunyai nilai sebagai alat bukti sah keterangan saksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1) huruf a KUHAP Jo. Pasal 185 KUHAP,
dengan alasan:
1. Perlapor IKSAN RAHIM dan sebagai saksi seharusnya sudah mengetahui
peristiwanya, karena sejak tahun 1989 sampai dengan tanggal 29 Nopember
Saranatama;
lik
ah
2017 sudah menjabat sebagai Komisaris PT. Bongkar Muat Mahardi
ub
setelah hakim praperadilan mencermati keterangan dari semua saksi tersebut
ternyata tidak mengetahui, tidak mendengar, tidak melihat sendiri kejadiannya
atau peristiwanya, dan tidak mengerti maksud dan tujuannya untuk keperluan
apa sejumlah uang yang diserahkan Alm. ZAINAL RACHIM kepada Pemohon
ep
ka
m
2. Perlapor IKSAN RAHIM dan sebagai saksi beserta 15 orang saksi lainnya,
H. HENDRO HASSYARI H., sejak bulan Januari 2005 s/d bulan Desember
tidak ada persesuaian antara keterangan saksi-saksi berkaitan dengan
on
Hal 88 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
peristiwanya;
es
R
2017, sebagaimana aturan mengenai Pelapor dan saksi dalam KUHAP, serta
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 88
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan mengenai alat bukti
Keterangan Ahli tersebut di atas, dihubungkan dengan Berita Acara Pemeriksaan
ng
Ahli (3 orang Ahli) yang dibuat pada tahap Penyidikan (sebagaimana Bukti Surat
bertanda T-38 s.d T-40), oleh karena pendapat-pendapat para Ahli tersebut,
ternyata telah memasuki materi pokok perkaranya, maka Hakim Praperadilan
gu
berpendapat Keterangan Ahli tersebut, tidak mempunyai nilai sebagai alat bukti
Keterangan Ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1) huruf b
A
KUHAP Jo. Pasal 186 KUHAP;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan mengenai alat bukti Surat
ub
lik
Termohon (terkait dengan Bukti Surat bertanda T-41 s.d T-51), Hakim
Praperadilan berpendapat, alat bukti Surat (6 bukti surat), tidak mempunyai nilai
sebagai alat bukti Surat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1) huruf c
KUHAP Jo. Pasal 187 KUHAP, dengan alasan:
1. Surat (6 bukti surat) yang dilakukan penyitaan, merupakan barang bukti,
ep
ah
k
am
ah
tersebut di atas, terhadap alat bukti Surat (6 bukti surat) yang didalilkan
bukan alat bukti Surat;
2. Dalam Bukti Surat bertanda T-50 dengan tegas disebutkan “karena dalam
In
do
ne
si
R
keadaan perlu dan mendesak, telah dilakukan tindakan hukum berupa
penyitaan surat-surat atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
A
gu
ng
KUHAP, berupa Bukti Surat bertanda T-44 s.d T-49;
Menimbang, bahwa oleh karena alat bukti Keterangan saksi dan alat bukti
Surat tidak mempunyai nilai sebagai alat bukti sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 184 ayat (1) huruf a KUHAP Jo. Pasal 185 KUHAP dan Pasal 184 ayat (1)
huruf c KUHAP Jo. Pasal 187 KUHAP, maka tidak ada alat bukti Petunjuk
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184 ayat (1) huruf d KUHAP Jo. Pasal 188
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
lik
ah
KUHAP;
atas, oleh karena alat bukti berupa Keterangan Saksi, Keterangan Ahli, dan
ub
tidak mempunyai nilai sebagai alat bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal
184 ayat (1) KUHAP, maka yang dimaksud dan diisyaratkan oleh norma Pasal 1
angka 14 KUHAP dari Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dalam
ep
ka
m
petunjuk yang didapatkan Termohon selama melakukan penyidikan perkaranya,
Putusannya Nomor: 21/PUU–XII/2014 tanggal 28 April 2015, tidak mempunyai
“bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti yang cukup” adalah minimal dua alat
on
Hal 89 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
bukti yang termuat dalam Pasal 184 Undang-Undang Nomor: 8 Tahun 1981
es
R
kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai bahwa “bukti permulaan”,
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 89
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Praperadilan aquo;
R
tentang Hukum Acara Pidana, tidak terpenuhi dalam perkara permohonan
ng
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
diatas, Hakim Praperadilan berpendapat dan berkesimpulan bahwa Penetapan
Tersangka atas diri Para Pemohon yaitu H. HENDRO HASSYARI H (Pemohon I)
gu
, FADLI HASYARI, (Pemohon II)
dan FAIZAH ABIDIN (Pemohon III) yang
dilakukan oleh Termohon adalah tidak sah;
A
Menimbang, bahwa oleh karena Penetapan Tersangka atas diri Para
Pemohon yang dilakukan oleh Termohon adalah tidak sah, maka tindakan
ub
lik
tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 372 dan/atau Pasal 378 KUHP dan/atau Pasal 3, 4 dan 5 UU Nomor: 8
Tahun 2010 tentang Pencucian Uang, berdasarkan : Surat Ketetapan Nomor:
SP.Tap/70/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO
HASSYARI H. dan Surat Ketetapan Nomor: SP.Tap/68/III/2020/Ditreskrimum,
ep
ah
k
am
ah
Termohon yang menetapkan Para Pemohon sebagai Tersangka atas dugaan
tanggal 10 Maret 2020 atas nama FADLI HASYARI; Surat Ketetapan Nomor:
SP.Tap/69/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 atas nama FAIZAH
Surat Pemberitahuan Tersangka Nomor: B/4758/III/RES.1.2/2020/
In
do
ne
si
R
ABIDIN,
Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO HASSYARI H.,
A
gu
ng
FADLI HASYARI, dan FAIZAH ABIDIN,
Surat Perintah Penyidikan Nomor:
SP.Dik/1341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret 2019, atas Laporan Polisi
Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 atas nama
Pelapor IKSAN RAHIM; adalah Tidak Sah dengan segala akibat hukumnya, maka
dengan demikian petitum permohonan angka 2 (dua) dan angka 3 (tiga)
beralasan hukum untuk dikabulkan;
Menimbang, bahwa oleh karena Penetapan Tersangka atas diri Para
lik
ah
Pemohon : H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI, dan FAIZAH ABIDIN
tersebut yang dilakukan oleh Termohon adalah tidak sah, maka memerintahkan
ub
Surat
Pemberitahuan
Penetapan
Tersangka
Nomor:
B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah
Penyidikan Nomor: SP.Dik/1341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret 2019,
ep
ka
m
Termohon untuk menghentikan Penyidikan terhadap Para Pemohon berdasarkan
Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019
petitum permohonan angka 4 (empat) wajib dikabulkan;
ng
Menimbang, bahwa selanjutnya Para Pemohon memohon agar dinyatakan
on
Hal 90 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
segala Keputusan atau Penetapan yang dikeluarkan lebih lanjut oleh Termohon
es
R
atas nama Pelapor IKSAN RAHIM yang ditandatangani oleh Termohon, sehingga
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 90
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
yang berkaitan dengan Penetapan Tersangka terhadap Para Pemohon : H.
HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI, dan FAIZAH ABIDIN, berdasarkan
Pemberitahuan
Penetapan
Tersangka
ng
Surat
Nomor:
B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020, Surat Perintah
Penyidikan Nomor : SP.Dik/1341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28 Maret 2019,
gu
Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019
yang ditandatangani oleh Termohon, hakim Praperadilan berpendapat oleh
A
karena petitum angka 4 (empat) dikabulkan, maka petitum permohonan angka 5
bahwa
demikian
pula
halnya
dengan
tuntutan
agar
ub
lik
Menimbang,
menyatakan bahwa perbuatan Termohon yang menetapkan Pemohon sebagai
Tersangka telah mengakibatkan kerugian sebesar Rp. 1 (Satu Rupiah), oleh
karena selama pemeriksaan perkara ini pihak Para Pemohon tidak pernah
membuktikan timbulnya kerugian tersebut, dan tuntutan kerugian tidak termasuk
dalam perkara ini, maka petitum permohonan angka 6 (enam) harus ditolak;
ep
ah
k
am
ah
(lima) dianggap berlebihan tidak berdasar menurut hukum sehingga patut ditolak;
Menimbang, bahwa dengan alasan dan pertimbangan hukum tersebut
diatas permohonan praperadilan yang diajukan oleh Para Pemohon telah memiliki
dan
Termohon
tidak
In
do
ne
si
permohonannya,
R
dasar hukum yang kuat sehingga telah berhasil untuk membuktikan dalil-dalil
mampu
membuktikan
dalil
A
gu
ng
bantahannya,maka dengan demikian permohonan yang diajukan oleh Para
Pemohon tersebut wajib dikabulkan untuk sebgian dan dinyatakan ditolak untuk
selebihnya;
Menimbang, bahwa dengan
mendasarkan adanya petitum subsidair
permohonan (ex aequo et bono) mohon putusan yang seadil-adilnya, maka hakim
praperadilan akan menjatuhkan putusan selengkapnya sebagaimana tersebut
Menimbang, bahwa terhadap bukti-bukti lainnya yang tidak memiliki
lik
ah
dalam amar putusan ini;
relevansi dengan perkara a quo, maka terhadap bukti-bukti tersebut harus
ub
Menimbang, bahwa oleh karena Permohonan Praperadilan Para Pemohon
dikabulkan untuk sebagian, dan Termohon sebagai pihak yang dikalahkan, maka
haruslah biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Negara yang
hingga kini ditaksir sebesar nihil;
ep
ka
m
dikesampingkan;
1981, Putusan Mahkamah Konstitusi No. 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015,
on
Hal 91 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
serta peraturan hukum lainnya yang bersangkutan dengan perkara ini;
es
R
Mengingat dan memperhatikan ketentuan Undang-Undang No.8 Tahun
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 91
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
R
MENGADILI
1. Mengabulkan Permohonan Praperadilan dari Para Pemohon untuk sebagian;
ng
2. Menyatakan tindakan Termohon yang menetapkan Para Pemohon sebagai
Tersangka
atas
dugaan
tindak
pidana
penipuan
dang
pengelapan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 dan/atau 378 KUHP dan/atau Pasal
gu
3, Pasal 4 dan Pasal 5 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencucian Uang,
berdasarkan : Surat Ketetapan Nomor: SP.Tap/70/III/2020/ Ditreskrimum,
A
tanggal 10 Maret 2020 atas nama H. HENDRO HASSYARI H. dan Surat
Ketetapan Nomor: SP.Tap/68/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020
FADLI
HASYARI;
Surat
Ketetapan
Nomor:
SP.Tap/69/III/2020/Ditreskrimum, tanggal 10 Maret 2020 atas nama FAIZAH
ABIDIN,
Surat
Pemberitahuan
Tersangka
Nomor:
B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum tertanggal 10 Maret 2020 atas nama H.
am
HENDRO HASSYARI H., FADLI HASSYARI, dan FAIZAH ABIDIN,
Surat
Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/1341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28
ep
ah
k
nama
ub
lik
ah
atas
Maret 2019, Laporan Polisi Nomor: LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal
7 Januari 2019 atas nama Pelapor IKSAN RAHIM yang ditandatangani oleh
In
do
ne
si
R
Termohon adalah Tidak Sah ;
3. Menyatakan Penyidikan yang dilakukan oleh Termohon berdasarkan Surat
A
gu
ng
Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28
Maret
2019,
atas
dasar
Laporan
Polisi
Nomor:
LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal 7 Januari 2019 adalah Tidak Sah
dengan segala akibat hukumnya;
4. Memerintahkan Termohon untuk menghentikan Penyidikan terhadap Para
Pemohon (H. HENDRO HASSYARI H., FADLI HASYARI, dan FAIZAH
tertanggal 10 Maret
2020, Surat
lik
B/4758/III/RES.1.2/2020/Direskrimum
Perintah Penyidikan Nomor: SP.Dik/341/III/2019/Ditreskrimum tertanggal 28
ub
Maret 2019, Laporan Polisi Nomor : LP/102/I/2019/PMJ/Ditreskrimum tanggal
7 Januari 2019 atas nama Pelapor IKSAN RAHIM yang ditandatangani oleh
Termohon;
ep
5. Membebankan biaya perkara kepada negara sebesar nihil;
6. Menolak Permohonan Para Pemohon Praperadilan selain dan selebihnya;
R
ka
m
ah
ABIDIN) berdasarkan : Surat pemberitahuan penetapan tersangka Nomor:
ng
oleh: H. KARTIM HAERUDDIN,SH.,MH., Hakim Praperadilan pada Pengadilan
on
Hal 92 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
Negeri Jakarta Selatan, putusan tersebut diucapkan dalam sidang yang terbuka
es
Demikian putusan ini dijatuhkan pada hari Selasa, tanggal 19 Mei 2020,
ik
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
h
ah
M
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
Halaman 92
ep
u
b
hk
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
In
do
ne
si
a
putusan.mahkamahagung.go.id
R
untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim tersebut dengan dibantu oleh SRI
TASLIHIYAH, SH., Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut, dengan
ng
dihadiri oleh Kuasa Para Pemohon serta Kuasa Termohon.
HAKIM,
gu
PANITERA PENGGANTI,
H. KARTIM HAERUDDIN, SH., MH.
es
on
Hal 93 dari 93 hal. Putusan Nomor :.33/Pid.Prap/2020/PN.Jkt.Sel.
In
d
A
gu
ng
M
R
ah
ep
ka
ub
m
lik
ah
A
gu
ng
In
do
ne
si
R
ah
k
ep
am
ub
lik
ah
A
SRI TASLIHIYAH, SH.
ik
h
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318)
Halaman 93
Download