Uploaded by fikriram2008

Brosur Pendampingan 2015 Pdf

advertisement
KATA PENGANTAR
Efektivitas Pendampingan Petani disusun untuk meningkatkan
kemampuan penyuluh pertanian dan Pelaku Program pembangunan pertanian
lainnya dalam melaksanakan kegiatan pendampingan pembangunan pertanian
khususnya program “Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai”kepada
masyarakat tani (petani, Kelompoktani maupun Gabungan Kelompok Tani)
agar lebih efektif.
Sebagai 'Ujung Tombak' dalam pelaksanaan program pembangunan
pertanian, maka kemampuan dan ketrampilan penyuluh dalam 'memfasilitasi'
pembelajaran (proses pemberdayaan) masyarakat tani menjadi 'kunci
keberhasilan' dalam pelaksanaan program. Berdasar pemikiran dan refleksi
dari pelaksanaan program lain yang menggunakan pendekatan yang sama,
maka diperlukan sebuah upaya yang serius dan sistematis untuk meningkatkan
kapasitas penyuluh sebagai pelaku utama pendampingan masyarakat tani.
Efektivitas Pendampingan Petani ini memuat penjelasan ringkas agar
pendampingan kepada masyarakat tani lebih efektif.
Tentu masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan brosur ini
karena itu saran dan masukan sangat diperlukan untuk perbaikan dan
pegembangan lebih lanjut.
PPK Satker BKPP DIY (10)
Ir. Eko Susilo
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................
i
DAFTAR ISI ...................................................................................
ii
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
TUJUAN ........................................................................................
2
KELUARAN ...................................................................................
2
PENDAMPINGAN .........................................................................
2
TUGAS PENDAMPING ................................................................. 4
PRINSIP PENDAMPINGAN........................................................... 7
STRATEGI PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF ............................ 7
EFEKTIVITAS PEMDAMPINGAN ................................................. 10
KESIMPULAN ............................................................................... 13
PENUTUP ..................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 17
ii
PENDAHULUAN
Ketahanan pangan dinyatakan sebagai “kondisi terpenuhinya pangan
bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya aman, beragam, bergizi,
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan”. Oleh sebab itu, negara harus mandiri dan berdaulat dalam
menentukan kebijakan pangannya sesuai dengan sumber daya yang
dimilikinya.
Sebagai upaya mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan
tersebut, Kementerian Pertanian melalui kebijakan pembangunan pertanian
telah menyusun program “Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai”.
Program diharapkan dapat dicapai pada tahun 2015 dengan target produksi
padi 3,4 juta ton atau peningkatan 2,21 %, tahun 2016 untuk jagung 20 juta ton
atau peningkatan 5,57 %, dan tahun 2017 unrtuk kedelai 1,2 juta ton atau
peningkatan 26,47%.
Untuk mewujudkan target produksi di atas, telah ditetapkan upaya
khusus peningkatan produksi dengan kegiatan yaitu Rehabilitasi Jaringan
Irigasi tersier (RJIT); Penyediaan alat dan mesin pertanian berupa traktor roda
dua, alat tanam (rice transplanter), dan pompa air; Penyediaan dan penggunaan
benih unggul; Penyediaan dan penggunaan pupuk berimbang; Pengaturan
musim tanam dengan menggunakan Kalender Musim Tanam (Katam); dan
Pelaksanaan Program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman terpadu
(GPPTT). Dalam melaksankan kegiatan tersebut, diperlukan tenaga
pendamping untuk berpartisipasi aktif dalam membantu tercapainya
swasembada pangan. Keterbatasan Jumlah tenaga penyuluh pertanian sebagai
pendamping Petanimaka penyuluh dituntut bekerjalebih efektif dan
profesional agar swasembada pangan dapat tercapai.
Efektivitas Pendampingan Petani
1
TUJUAN
Tujuan penyusunan brosur adalah :
a. Untuk meningkatkan efektivitas kinerja penyuluh pertanian dalam
upaya pendampingan Upsus Padi Jagung dan Kedelai di DIY.
b. Merubah perilaku petani dalam meningkatkan produktivitas padi,
jagung dan kedelai secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
KELUARAN
a. Meningkatnya kinerja penyuluh pertanian dalam pendampingan
kepada petani dalam rangka swasembada padi. jagung dan kedelai
secara berkelanjutan.
b. Meningkatnya produksi dan produktivitas padi, jagung, kedelai di
lokasi sentra padi, jagung dan kedelai.
PENGERTIAN PENDAMPINGAN
Makna sesungguhnya pendampingan adalah panggulo wentah
terhadap petani. Ciri dasar pendampingan adalah momong, among dan
ngemong. Di dalam penyuluhan tidak ada unsur paksaan, selalu menjaga batin
peserta didik (petani). Dalam penyuluhan tidak saja membangun
intelektualitas dan ketrampilan petani namun membangun manusia sosial
budaya (Rural community ).Terdapat 3 komponen dalam skenario
pendampingan berbasis among yaitu penyuluh, petani, dan objek/persoalan
belajar ( Istiningsih, 2008 ).
Pendampingan penyuluh adalah serangkaian kegiatan fasilitasi yang
dilakukan oleh penyuluh dalam proses pembelajaran petani melalui penerapan
berbagai metode penyuluhan, diantaranya, kursus tani desa, rembug tani desa,
Farmers Field Day, dll.
Efektivitas Pendampingan Petani
2
Istilah pendampingan muncul dalam kosakata pengembangan
masyarakat, bagaimana proses kemunculan istilah ini merupakan perbaikan
terhadap cara kerja para petugas penyuluhan (extension worker) yang sematamata hanya melakukan kegiatan penyampaian informasi dan teknologi kepada
masyarakat. Perbaikan terhadap penyuluhan konvensional seperti ini lalu
berkembang istilah petugas penyuluh lapangan/PPL (extension field worker)
dengan maksud untuk memberi arti yang lebih luas dari sekedar penyuluhan,
tetapi juga disertai pendampingan sosial (misalnya: pendampingan dan
pembentukan organisasi seperti kelompok tani).
Istilah petugas penyuluh lapangan/PPL/Penyuluh Trampil saat ini
digunakan pemerintah untuk petugas yang bekerja sebagai penyuluhan
pertanian. Ife (1995) mengartikanbahwa pendampingan yang sifatnya sosial
artinya “Providing people with the resources, opportunities, knowledge and
skills to increase their capacity to determine their own future, and to
participate in and affect the life of their community”. (Menyiapkan kepada
masyarakat berupa sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keahlian untuk
meningkatkan kapasitas diri masyarakat di dalam menentukan masa depan
mereka, serta berpartisipasi dan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas
masyarakat itu sendiri).
Efektivitas Pendampingan Petani
3
TUGAS PENDAMPING
Keberadaan pendamping sebagai unsur penggerak tercapainya
keswadayaan dan kemandirian masyarakat mempunyai posisi yang strategis
dalam upaya pemberdayaan masyarakat petani di pedesaan. Gerakan
pemberdayaan berangkat dari kondisi ketidakberdayaan masyarakat untuk
memperjuangkan hidupnya ke arah yang lebih baik. Oleh karenanya
dibutuhkan pendamping baik berasal dari “luar” masyarakat ataupun
pendamping yang berasal dari masyarakat itu sendiri.
Pendampingan dapat dilakukan oleh :
Pertama, Pendamping setempat yaitu tokoh-tokoh masyarakat dan kaderkader yang ada di desa setempat.
Kedua, Pendamping Teknis, yang berasal dari tenaga penyuluh lapangan,
petugas sosial dan Petugas-petugas lapangan lainnya.
Ketiga, Pendamping Khusus, yang disediakan bagi masyarakat desa miskin
tertinggal dengan pembinaan khusus.
Menurut Sumodiningrat (2009:106) para pendamping dalam
melaksanakan tugasnya, memposisikan dirinya sebagai perencana,
pembimbing, pemberi informasi, motivator, penghubung, fasilitator, dan
evaluator, sekaligus peran teknis.
1. Sebagai Perencana/Konseptor, terlihat dalam berbagai aktivitas ilmiah dan
kaji terap yang dihasilkan, menunjukkan kemampuan dalam mengaitkan
konsep, teori dengan kebutuhan saat ini maupun untuk kebutuhan masa
yang akan datang. Dalam hal ini penyuluh mampu melakukan berbagai
kajian dan penelitian untuk menyusun apa yang diperlukan masyarakat saat
ini dan di masa yang akan datang dalam menghadapi perkembangan
kebutuhan masyarakat dari tahun ke tahun.
Efektivitas Pendampingan Petani
4
2. Sebagai Pembimbing, harus menyadarkan agar kelompok mampu memilih
pemimpin mereka sendiri dan mengatur kegiatan mereka sendiri, seperti
melaksanakan pertemuan-pertemuan, melakukan pencatatan dan
pelaporan, mengoperasikan tabungan dan kredit.
3. Sebagai Pemberi Informasi, Penyuluh dapat bertugas mencari sumbersumber, melakukan pembelaan, menggunakan media, meningkatkan
hubungan masyarakat, dan membangun jaringan kerja.
4. Sebagai Motivator, keluarga miskin dapat memahami nilai kebersamaan,
interaksi sosial dan kekuasaan melalui pemahaman akan haknya sebagai
warga negara dan anggota masyarakat. Rumah tangga petani miskin perlu
didorong untuk membentuk kelompok yang merupakan mekanisme
kelembagaan penting untuk mengorganisir dan melaksanakan kegiatan
pengembangan masyarakat di desa atau kelurahannya.Kelompok ini
kemudian dimotivasi untuk terlibat dalam kegiatan peningkatan
pendapatan dengan menggunakan sumber-sumber dan kemampuankemampuan mereka sendiri.
5. Sebagai Penghubung dimaksudkan agar pendamping menfasilitasi
kelompok menjalin hubungan relasi, bernegosiasi, berkomunikasi,
memberi konsultasi, dan mencari sumber dana mengembangkan berbagai
akses terhadap sumber dan kesempatan bagi peningkatan keberdayaan
masyarakat miskin.
6. Sebagai Fasilitator, bertujuan untuk membantu masyarakat agar mampu
menangani tekanan situasional atau transisional yang terjadi di
lingkungannya antara lain melalui pengidentifikasian dan mendorong
kekuatan-kekuatan personal dan asset-asset sosial yang dapat digunakan
untuk melakukan pencegahan, membantu masyarakat untuk menetapkan
tujuan pencegahan penyalahgunaan pupuk dan pestisida.Penyuluh
memfasilitasi atau memungkinkan masyarakat agar mampu melakukan
perubahan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama. Proses
pemberdayaan masyarakat lahir dari kesadaran kolektif yang dimotivasi
oleh peran fasilitator atau pendamping yang ada di lapangan (Karwan A.
Salikin, 2003).
Efektivitas Pendampingan Petani
5
7. Sebagai Evaluator tampak dalam kegiatan penelitian terapan yang dikaitkan
dengan berbagai masalah sosial ataupun dampak pembangunan pertanian.
Melalui kajian maupun penelitian ini penyuluh dapat melakukan analisis
dan evaluasi terhadap berbagai masalah sosial yang atau dampak upayaupaya yang pernah dilakukan untuk melakukan penanggulangan masalah
sosial. Hasilnya dapat merupakan bahan masukan bagi penyuluhan itu
sendiri maupun pihak-pihak yang berkepentingan dalam menyusun
berbagai program pencegahan atau pemecahan masalah sosial.
8. Peran teknis, memberikan teknis aplikasi keterampilan yang bersifat
praktissesuai dengan berbagai keterampilan dasar, seperti; melakukan
analisis sosial dan mengelola dinamika kelompok, Pengorganisasian
kelompok-kelompok swadaya masyarakat perlu disertai dengan
peningkatan kemampuan para anggotanya membangun dan
mempertahankan jaringan dengan berbagai sistem sosial di sekitarnya.
Ruang lingkup pendampingan dalam Rangka Upaya Khusus Peningkatan
Produksi Padi, Jagung dan Kedelai, adalah :
1. Pengawalan dan pengamanan penyaluran benih, pupuk danalsintan
kepada kelompok penerima manfaat;
2. Pengawalan gerakan perbaikan jaringan irigasi, tanam serentakdan
pengendalian OPT;
3. Pendampingan introduksi varietas unggul baru melaluipelaksanaan
demfarm;
4. Pendampingan penerapan teknologi peningkatan produksi padi,jagung dan
kedelai (pengolahan lahan, penanaman, Pemeliharaan dan panen);
5. Penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan pengawalan dan
pendampingan.
Efektivitas Pendampingan Petani
6
PRINSIP PENDAMPINGAN
Dalam penyelenggaraan pendampingan penyuluh di lokasi sentra padi,
jagung dan kedelai harus memperhatikan prinsip-prinsip, sebagai berikut:
1. Pelaksana pendampingan penyuluh di lokasi sentra padi, jagung dan kedelai
adalah penyuluh di WKPP yang bertugas sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran dan penyebarluasan hasil pelaksanaan kepada kelompoktani
binaannya yang lain dalam 1 (satu) WKPP;
2. Motto pendampingan penyuluh di lokasi sentra padi, jagung dan kedelai
yaitu: “Belajar melalui Bekerja dan Belajar dengan Melihat” (learning by
doing and learning by seeing);
3. Pelaksanaan kegiatan pendampingan penyuluh di lokasi sentra padi, jagung
dan kedelai merupakan penerapan teknologi rekomendasi Badan
Litbang/BPTP yang secara teknis mudah diterapkan dan telah teruji
keberhasilannya, secara ekonomi menguntungkan petani serta secara
sosial budaya dapat diterima masyarakat;
4. Pelaksanaan pendampingan penyuluh di lokasi sentra padi, jagung dan
kedelai menerapkan kombinasi beberapa metode penyuluhan pertanian
yang saling berkaitan satu sama lain;
5. Pelaksanaan harus berhasil guna dalam meyakinkan petani untuk
menerapkan suatu inovasi teknologi.
STRATEGI PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF
Meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat atau disebut
penguatan kapasitas (capacity building), yaitu suatu proses meningkatkan atau
merubah pola perilaku individu, organisasi, dan sistem yang ada di masyarakat
untuk mencapai tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien. Sehingga
masyarakat dapat memahami dan mengoptimalkan potensi yang mereka miliki
untuk mencapai tujuan pemberdayaan, yaitu kesejahteraan hidup masyarakat.
Efektivitas Pendampingan Petani
7
Strategi dalam pendampingan terpadu program upaya khusus peningkatan
produksi padi, jagung dan kedelai oleh penyuluhakan efektif jika:
1. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) sebagai Pos
Simpul Koordinasi Pengawalan dan Pendampingan telah melaksanakan
rapat teknis minimal empat kali dalam setahun untuk menyusun matrik
kegiatan tingkat kecamatan sesuai rencana Tim Pelaksana Tingkat
Kecamatan dan telah dilakukan sosialisasi kegiatan UPSUS.
2. Melaksanakan Diklat Teknis dan Metodologi Penyuluhan Bagi Penyuluh
Pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam
memfasilitasi pengawalan dan pendampingan kepada petani/penerima
manfaat agar mampu menerapkan teknologi yang direkomendasikan.
3. Melaksanakan Pengawalan dan Pendampingan Terpadu Penyuluh,
Mahasiswa dan Babinsa untuk membangun persamaan persepsi,
meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinergitas antar lembaga/ instansi
yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pencapaian swasembada
berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai.
Strategi tersebut akan berjalan efektif dapat dilaksanakan dengan beberapa
strategi dasar pendamping dalam turun ke lapangan sesuai penjelasan
Purwasito (1986) sebagai berikut :
PERTAMA adalah mempelajari norma dan value yang berlaku dimasyarakat.
Setiap suku memiliki budaya dan karakter yang berbeda. Misalnya orang
Solo dan Yogya dianggap berkarakter lemah lembut dan sungkan. Berbeda
sekali dengan orang Batak atau Makasar. Bahkan dengan sesama suku
Jawa namun tinggal di Jawa Timur dan Madura yang dikenal memiliki
karakter keras dan tegas. Pengenalan terhadap karakter akan membantu
kita untuk berinteraksi secara cepat dan benar. Selain norma, seorang
pendamping masyarakat juga harus mengenal value masyarakat.
Efektivitas Pendampingan Petani
8
Value terkait dengan kaidah perilaku, stereotype, believe atau
kepercayaan bahkan language atau bahasa. Sebagian masyarakat kita
mengenal model language basa basi. Sementara kelompok masyarakat lain
lebih suka dengan bahasa tembak langsung atau to the point. Ketika berada di
dalam masyarakat normal dan value harus benar-benar dikuasai. Terlebih
berhadapan dengan psikologi masyarakat kampung yang dikenal sulit
menerima gagasan baru, tidak mudah diajak menentukan kebutuhan dan
kesenangan (basic needs-nya) serta enggan untuk diajak berkumpul. Hal yang
harus senantiasa kita ingat sebagai agen perubah masyarakat adalah jangan
pernah mengenalkan gagasan kepada orang yang baru dikenali.
KEDUA adalah melakukan komunikasi secara apik. Level komunikasi yang
ada di dalam masyarakat dapat dibagi kedalam 5 level interaksi,yaitu :
1. Komunikasi Interpersonal, yaitu model komunikasi tatap muka diantara
lebih dari 2 orang.
2. Komunikasi Massa, yaitu model komunikasi dengan menggunakan sarana
komunikasi massa sebagai perantara seperti handphone, jejaring sosial
maya semacam facebook atau twitter, media massa seperti koran atau surat
kabar, atau bahkan model komunikasi dengan menggunakan beragam
kesenian baik tradisional dan kesenian kontemporer.
3. Komunikasi Publik contohnya seperti kampanye.
4. Komunikasi kelompok seperti Focus Group Discusion/FGD.
5. Komunikasi Organisasi adalah komunikasi internal.
KETIGA adalah model komunikasi lain yang dikembangkan yaitu Magunso
atau komunikasi dengan menggunakan imbalan seperti drajad, pangkat,
kemat, dan semat.
KEEMPAT adalah langkah yang dikembangkan oleh Antonio Gramso yaitu
counter culture terhadap mainstream . Lebih dikenal sebagai
pemberdayaan masyarakat oleh masyarakat itu sendiri, dan populer dengan
istilah civil society. Aktivitas ini biasa dilakukan oleh NGO dengan
menggunakan 2 metode yaitu :
1. PRA (Participation Rural Apparaisal)
2. PAR (Participation Action Research)
Efektivitas Pendampingan Petani
9
EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN
Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh
mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti
bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan perencanaan, baik
dalam waktu, biaya maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif (Ravianto,
1986).
F a k t o r- f a k t o r y a n g m e m p e n g a r u h i E f e k t i v i t a s s u a t u
organisasi,menurut Richard M Steers (1993) ada empat faktor yang
mempengaruhi yaitu:
a. Karakteristik Organisasi
b. Karakteristik Lingkungan
c. Karakteristik Pekerjaan
d. Karakteristik Manajemen
Teknis efektivitas peningkatan pendampingan dapat dicapai penyuluh
pertanian dengan cara :
1. Mengetahui Tugas Pendamping , yaitu mengenalkan dan membantu Poktan
menerapkan suatu praktek yang baru bagi petanidengan kegiatan :
a. Mengenalkan model pembelajaran aktif dengan satu unit lahan;
b. Membantu Poktan merancang pembelajaran 1 unit lahan dengan
mengadopsi satu atau lebih model yang telah dikenalkan;
c. Membantu Poktan membuat istrumen pembelajaran;
d. Menyiapkan praktek mengajar bersama agar poktan nyaman
mengimplentasikan rancangannya;
e. Melaksanakan mengajar bersama;
f. Memberi kesempatan Poktan untuk menyiapkan mengajar mandiri
dengan materi pelajaran yang lain;
g. Mengobservasi dan memberikan umpan balik.
2. Mengetahui Strategi Pendampingan dengan memahami perubahan,
yaitu :
2.1. MemahamiProses Perubahan, misalnya:
a) Jangka Waktu ( lama atau cepat).
b) Bentuk dukungan untuk berubah (motivasi, kerja sama,
bantuan atau latihan).
c) Tindak lanjut
d) Tidak ada kesamaan.
e) Ada kekhawatiran ( kerugian)
Efektivitas Pendampingan Petani
10
2.2. Memahami Tipe-tipe Perubahan, misalnya:
a) Inovator (menguatkan motivasi dan arahan dalam aplikasi teknologi)
b) Pengadopsi dini (memberikan dukungan dalam penggunaan
teknologi, menjelaskan teknologi itu Mudah)
c) Mayoritas awal (pendekatan intensif, meningkatkan keyakinan)
d) Mayoritas akhirnya (meningkatkan penggunaan teknologi)
e) Resistors (memberikan gambaran tentang pentingnya berubah,
mengenal Karakteristik kelompoktani lebih mendalam, memberikan
Contoh success story tentang penggunaan teknologi, memberikan
bukti keberhasilan perubahan).
2.3. Tingkat Perhatian :
a.Kesadaran
b.Informasional
c.Personal
d.Manajemen
e.Kosekuensi
f.Kolaborasi
g.Pemfokusan kembali.
2.4. Tingkat Penggunaan/penguasaan teknologi:
a.Tidak menggunakan
b.Orientasi
c.Persiapan
d.Mekanik
e.Rutin
f.Penyempurnaan
g.Integrasi
h.Pembaharuan
3. Membangun Kepercayaan:
a. Berkunjung secara berkala (Sistem Latihan dan Kunjungan).
b. Mencari tahu tentang kehidupan petani.
c. Perlakukan mereka secara professional.
d. Jelaskan harapan dan tujuan.
e. Datang tepat waktu.
Efektivitas Pendampingan Petani
11
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Memberi respon yang sifatnya menerima
Tidak menghakimi
Memahami situasi dan kondisi
Batasi Pemberian pujian dan kritikan
Meminta klarifikasi
Jaga rahasia pembicaraan
Komitmen.
4.
Pendekatan 5 J:
a. Job related (alsintan/sarpras sebagai sistem pembelajaran).
b. Just enough (menekankan kenyamanan).
c. Just in time (tepat waktu).
d. Just in case (mengantisipasi masalah)
e. Just try it (Mendorong dan mendukung, Menerima iunput)
5.
Mentransformasikan belajar mengajar (melakukan perubahan peran,
perubahan harapan, pemakaian yang meningkat).
Efektivitas dapat dicapai jika pendamping mempunyai integritas dan kemampuan yang baik yang diwujudkan dengan beberapa aspek berikut ini:
1. Harus mampu memberdayakan Poktan dan memberikan inspirasi dan
dorongan pada pola manajemen yang baik yang harus diterapkan oleh
semua pelaku usaha.
2. Sebagai pendamping akan lebih banyak mendengarkan semua keluhan dan
berusaha mencari setiap permasalahan yang disampaikan oleh pelaku
utama atau pelaku usaha sehingga wajib menjadi pendengar yang baik
tahap awal konsultasi pendampingan sampai pada eksekusi penanganan
masalah
3. Pendamping harus selalu konsisten dalam bertanya jawab dan
bertanggunjawab sepenuhnya terhadap penyelesain masalah yang memang
sepenuhnya dipercayakan kepada dirinya.
Efektivitas Pendampingan Petani
12
4. Pendamping harus mau selalu belajar dan terbuka terhadap hal-hal baru
sehingga akan menambah wawasan dan skill pada ilmu-ilmu baru yang bisa
diterapkan dalam mendukung kompetensi yang dimiliki. Selain itu dalam
menangani poktan harus mengatur jadwal pertemuan secara rutin yang baik
itu untuk konsultasi dan berkoordinasi mengenai setiap perkembangan yang
terjadi.
5. Harus mampu bekerjasama dengan poktan dalam memecahkan masalah.
Kegiatan ini akan mendukung dalam mengeksplorasi setiap kendala yang
dihadapi oleh poktan untuk secara bersama-sama bersinergi untuk
membangun atau membuat solusi yang tepat untuk kemajuan usaha.
6. Menyadari kondisi resistant atau halangan dari pelaku usaha tersebut untuk
tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan menurut pendamping
sehingga selalu berusaha mencari alternative strategi agar masalah tidak
berhenti begitu saja dan bisa mendapatkan solusi.
7. Selalu membuat feedback
KESIMPULAN
Ada 10 hal penting yang perlu diperhatikan oleh seorang penyuluh agar
pendampingan dapat berjalan secara efektif (Kunci Sukses Menjadi Fasilitator ,
Media Informasi PNPM Kec. Surade Kab. Sukabumie-mail : [email protected]):
1. Menghayati Kebutuhan Masyarakat
Seorang fasilitator harus benar-benar menghayati apa yang menjadi harapan
masyarakat dan empati terhadap apa yang menjadi kebutuhanya.
2. Menyadari Kekuatan dan Kelemahan diri
Sebelum terjun secara langsung dalam proses pendampingan, langkah yang
perlu dilakukan oleh seorang fasilitator adalah mengenali jati diri.
Efektivitas Pendampingan Petani
13
Hal-hal positif yang dimiliki yang dapat menunjang tugas seperti: wawasan,
motivasi, ketrampilan, menjadi modal dasar dalam berinteraksi dengan orang
lain.
3. Bekerja dengan Rasa Penuh Rasa Tanggung jawab
Setiap tugas yang dibebankan harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung
jawab, karena fasilitator yang bertanggung jawab akan mamapu mengambil
keputusan dan menetapkan tujuan secara cepat.
4. Menikmati Tugas
Lakukan tugas atau pekerjaan sebagai fasilitator dengan sepenuh hati.
5. Kebanggaan atas Kinerja
Pekerjaan mendampingi masyarakat adalah tugas mulia. Setiap fasilitator
harus memiliki potret diri terhadap pekerjaanya, maka dari itu lakukan tugas
pendampingan dengan baik dan benar.Kinerja fasilitasi dapat dikenali dari
tingkat kemandirian masyarakat dalam memecahkan masalah.
6. Menyesuaikan Diri ( Adaptasi )
Seorang pendamping harus mampu meyesuaikan diri yang cepat dengan
masyarakat.kemampuan beradaptasi dalam segala situasi secara nyata akan
berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat terhadap keberadaan
pendamping.
7. Menetapkan Prioritas
Susunlah segala prioritas kegiatan fasilitasi sesuai dengan tingkat dan bobot
masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan fasilitator sendiri. Tetapkan
aspek mana saja yang harus dilakukan segera. Penetapan skala prioritas
harus memperhatikan dua hal, pertama : apakah rencana kegiatan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai dan bernilai bagi masyarakat.
Kedua : berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.
Efektivitas Pendampingan Petani
14
8. Membangun Kemitraan
Fasilitasi juga berarti upaya menjalin hubungan antar individu, antar
institusi / lembaga, antar kelompok yang berbeda. Fasilitator harus selalu
berupaya untuk membangun relasi agar mempermudah kerja masyarakat
dalam mengakses informasi dan teknologi yang bermanfaat untuk
kehidupan masyarakat.
9. Keyakinan Positif ( possitive believing)
Berfikirlah positip dalam laksanakan tugas dan kegiatan fasilitasi, karena
yang dihadapi bukan rumus matematis yang pasti,tetapi dihadapai manusia
dengan beragam karakter.
10. Belajar
Belajar merupakan kunci sukses bagi seorang fasilitator, karena belajar
sudah menjadi bagian tugas hidup dan profesinya. Tuntutan penguasaan
terhadap pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat
harus menjadi perhatian utama dari seorang fasilitator. Seorang fasilitator
diharapkan mampu menginput infomasi yang berkembang dari waktukewaktu yang mendorong fasilitator untuk terus mengembangkan akses
dan meningkatkan wawasanya yang diperlukan dalam kegiatan fasilitasi
Beberapa gambaran diatas merupakan beberapa kunci yang seharusnya
bisa dicapai akan pendamping meraih sukses sesuai dengan harapannya pada
kesuksesan pada poktan yang ditanganinya.
Efektivitas Pendampingan Petani
15
PENUTUP
Sebagai pendamping yang baik tentunya selalu ingat untuk selalu
meningkatkan kompetensi dan standarisasi sebagai seorang pendamping agar
kemampuan dan skill yang dimiliki terus meningkat dan diakui secara sah
karena memiliki legalitas yang kuat.
Peran serta pendamping poktan yang efektif dan profesional semakin
dirasakan perlu untuk mendukung dan mendorong para pelaku utama untuk
naik kelas. Hal itu sangat penting sekali sebab peran strategis ini merupakan
tugas pengembangan yang intensif yang dapat dilakukan secara nyata hanya
oleh seorang pendamping.
Efektivitas Pendampingan Petani
16
BAHAN PUSTAKA
Cahyadi Takariawan, S.Si., Apt., Karakter Kader Pendamping Masyarakat
dalam Strategi Pendampingan Dan Perubahan Masyarakat Kampung,
Seri Pelatihan Anggota Dewan DPRD Kota Yogyakarta.
Didik J. Rachbini. 2001. Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya
Manusia. Jakarta : PT Grasindo. Hlm. 108.
Erik Azaf. 2013. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Strategi Pendampingan
Secara Konseptual. Media Info(2013).
Ife, Jim. 1995. Community Development Creating Community alternatives,
Vision, Analysis and Practice,Longman, Australia.
Istiningsih. 2008. Model Pendampingan Berbasis Among Dalam Penyuluhan
Pertanian padi Organik Di Sleman Yogyakarta. Disertasi. Yogyakarta:
UNY.
Karwan A. Salikin. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan.Yogyakarta :
Kanisius. Hlm. 102.
Media Informasi PNPM Kec. Surade Kab. Sukabumi. Kunci Sukses Menjadi
Fasilitator , e-mail : [email protected].
Purwasito Andrik, Prof.Dr. DEA. 1986. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
dan Perubahan Sosial dalam Strategi Pendampingan Dan Perubahan
Masyarakat Kampung, Seri Pelatihan Anggota Dewan DPRD Kota
Yogyakarta.
Ravianto J, 1986. Produktivitas dan Manusia Kerja. Jakarta: PT. Binaman
Teknika Aksara.
Richard M. Steers. Gerald R. Ungson and Richard T, 1993. Managing Effective
Organizations: An Introduction. Boston. Massachusetts;Kent
Publishing Company.
Sumodiningrat , 2009. Dalam Erick Azof : Pendampingan Sebagai Strategi
Pemberdayaan Masyarakat
Efektivitas Pendampingan Petani
17
Download