Uploaded by User86286

cjr-ema-studi-islam compress (1)

advertisement
A. IDENTITAS REVIEWER
Nama
: Ema Rizky Ananda
Nim
:
Program Studi
:
Mata Kuliah
:
Tugas
:
B. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt atas rahmat dan karunia-Nya,
penulisan critical journal ini dapat terselesaikan. Adapun Critical Jurnal Review ini yaitu
mengenai “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Lembaga Pendidikan Islam”.
Critical Jurnal Review (CJR) ini saya susun dengan maksud debagai tugas mata
kuliah Metode Studi Islam dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman
terhadap materi tersebut. Harapan saya, semoga seetelah penyelesain penulisan Critical
Jurnal Review ini saya semakin memahami tentang bagaimana penulisan Critical Jurnal
Review yang baik dan benar.
Di sisi lain, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan penullisan Critical Jurnal Review ini. Saya sangat berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Critical Jurnal Review ini, khusunya kepada
dosen pengampu mata kuliah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Jurnal Review ini masih sangat
jauh dari kata kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
serta bimbangan dari para dosen demi penyempurnaan di masa- masa yang akan datang,
semoga karya tulis Critical Jurnal Review ini bermanfaat bagi semuanya.
C. IDENTITAS JURNAL
Judul
: Implementasi Pendidikan Karakter Pada Lembaga Pendidikan
Islam
Penulis
: Dedi Sahputra Napitupulu
Nama Jurnal
: Pendidikan Islam
Tahun Terbit
: 2018
Halaman
: 87-80
Volume
: Vol.9 No.1
D. RINGKASAN JURNAL
Pendidikan karakter merupakan gabungan dari dua suku kata, yaitu pendidikan dan
karakter. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara (UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 1 Ayat 1).
Sedangkan menurut John Dewey “Education is thus a fostering, a nurturing, a
cultivating, process. All of these words mean that it implies attention to the conditions of
growth”. Adapun pendidikan menurut terminologi Islam sebagaimana yang diungkapkan
oleh Achmadi adalah Segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia
serta sumber daya manusia yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya
(insan kamil) sesuai dengan norma Islam.
Melalui penjelasan di atas maka dapat di asumsikan bahwa pendidikan sesungguhnya
upaya yang tersistematis yang dilakukan oleh pendidik dalam mengembangkan potensi
peserta didik agar peserta didik menjadi manusia yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta kepribadian yang baik.
Karakter berasal dari bahasa latin, yaitu kharakter, kharassein, dan kharax yang
bermakna tools formarking, to engrave, dan pointed stake. Sedangkan dalam bahasa Prancis
sering digunakan sebagai caractere. Dalam bahasa Inggris, kata caractere berubah menjadi
character, yang selanjutnya dalam bahasa Indonesia kata character menjadi “Karakter”
(Wibowo, 2013: 33-34).Karakter secara etimologi berasal dari bahasa yunani, yang berarti
“to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan
dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang berperilaku jelek dikatakan
orang berkarakter negatif. Sebaliknya, orangyang perilakunya sesuai dengan kaidah moral
disebut dengan berkarakter mulia.
Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter juga bisa
dipahami sebagai tabiat atau watak. Sifat-sifat kejiwaan merupakan ciri yang membedakan
manusia dengan makhluk lain dan terwujud dengan adanya kekuatan-kekuatan serta aktifitas
dalam diri manusia yang membedakannya dengan makhluk lain.
Dalam pandangan Islam karakter diartikan sebagai akhlak. Karakter atau akhlak
dipahami sebagai kebiasaan kehendak, yang berarti, bahwa kehendak itu bila membiasakan
suatu ucapan maupun perbuatan maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Jadi secara tidak
langsung akhlak atau budi pekerti berisi, nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur
menurut kebaikan dan keburukannya melalui norma agama, norma hukum, tata krama dan
sopan santun, norma budaya dan adat istiadat masyarakat. Karakter dalam artian watak
sebagai sifat seseorang yang dapat dibentuk dan berubah walaupun mengandung unsur
bawaan yang setiap individu berbeda-beda.
Dari berbagai penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan
akhlak atau budi pekerti yang meliputi pada diri setiap orang dan menjadi ciri khas tertentu.
Oleh karena itu penggabungan dua term sebagai mana yang telah dijelaskan di atas
akan menyimpulkan definisi baru yang saling melengkapi satu sama lain. Pendidikan
karakter adalah suatu usaha yang direncanakan secara bersama yang bertujuan untuk
menciptakan generasi penerus yang memiliki dasar-dasar pribadi yang baik, baik dalam
pengetahuan, perasaan dan tindakan.
Di dalam Hadis Rasulullah saw. juga disebutkan bahwa:
‫مهبدا اىنسحاو مكدالوا مركا‬
Artinya: “Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah dengan budi pekerti yang
baik”. (HR. Ibnu Majah), (Al-Qazwin, t.t.: 1211).
Berdasarkan penjelasan Hadis di atas, tampak jelas bahwa betapa pentingnya pendidikan
karakter terhadap anak. Memberikan pendidikan yang layak kepada anak, memberikan
keteladanan demi terciptanya generasi yang unggul dan berkarakter.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa yang menjadi dasar
pendidikan karakter adalah Alquran dan sunnah Nabi. Selain itu yang menjadi dasar dari
pendidikan karakter adalah falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Fungsi pendidikan karakter sesungguhnya sama dengan cita-cita pendidikan nasional
yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam
rangka mencerdaskan generasi penerus. Namun secara khusus menurut Zubaedi (2012: 18),
pendidikan karakter bangsa bertujuan sebagai:
1. Pembentukan dan pengembangan potensi
2. Perbaikan dan penguatan
3. Penyaring.
Adapun tujuan pendidikan karakter adalah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggun jawab.
Dengan demikian maka dapat dipahami bahwa tujuan dan fungsi dari pendidikan karakter
sesungguhnya sama dengan tujuan dan fungsi pendidikan nasional yaitu membentuk manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
E. KEKHASAN DAN KEMUTAKHIRAN JURNAL
Jurnal ini secara khusus membahas mengenai Pendidikan karakter pada lembaga
pendidikan islam. Oleh karena Implementasi pendidikan karakter pada lembaga pendidikan
Islam sangat terkait dengan manajemen dan tata laksana sebuah lembaga pendidikan.
Karakter tentu sangat berkaitan erat dengan bagaimana perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi program pendidikan karakter yang kita miliki dengan sebaikbaiknya untuk tujuan yang baik maka pokok bahasan di dalam jurnal ini merupakan hal yang
sangat baru dan masih jarang di tulis dalam bentuk penelitian
F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
Pada jurnal terdapat kelebihan yang membuat jurnal semakin unggul yaitu memilki
pemaparan yang sempurna dalam menengkaji penelitian ini, seperti junal ini memili skema
yang memudahkan pembaca untuk mengerti, memilki banyak metode dalam mengkaji setiap
peneilitian yang diperoleh, seperti yang ada dalam metode pendidikan karakter.
Adapun kekurangan jurnal ialah jurnal tersebut lebih baik lagi jika di lengkapi dengan
data dan solusi yang nyata langsung di lakukan sosialisasi atau pun pengawasan secara
berkala agar lebih mudah dipahami oleh pembaca dan tidak terdapat ISSN dalam jurnal
tersebut.
G. REKOMENDASI
Penulis menyarankan agar jurnal ini diadakan revisi dengan mencetak ulang,
merapikan dan menambahkan pembahasan sesuai judul jurnal ini. Tentu hal tersebut
akan menjadi sebuah penelitian utuh bagi peminat para guru di sekolah dan orang
tua di lingkungan keluarga. Lebih penting dari itu semua, bahwa pendidikan
karakter akan terlaksana jika seluruh stake holder dari sebuah lembaga pendidikan
mempunyai kesadaran bersama bahwa pendidikan karakter memang sangat
dibutuhkan.
H. SIMPULAN
Setelah mengetahui tentang konsepsi pendidikan karakter yang telah dijelaskan, maka
pandangan Islam terhadap pendidikan karakter menganggap bahwa pendidikan karakter itu
sama dengan pendidikan akhlak. Akhlak atau karakter sangat penting, karena akhlak adalah
kepribadian yang mempunyai tiga komponen, yaitu tahu (pengetahuan), sikap, dan perilaku.
Hal tersebut menjadi penanda bahwa seseorang itu layak atau tidak layak disebut manusia.
Karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat mendasar yang ada pada
diriseseorang. Hal-hal yang sangat abstrak yang ada pada diri seseorang. Sering orang
menyebutnya dengan tabiat atau perangai.
Pendidikan karakter pada hakikatnya merupakan pembinaan personal peserta didik secara
terprogram dengan tujuan tertentu bagi lembaga pendidikan. Sekolah secara umum ataupun
sekolah dalam pengertian luas di lingkungan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan
karakter menitikberatkan pembinaan ideologi agama, budaya bangsa yang unggul dan jiwa
kepemimpinan, yang sekaligus membangun kekuatan dan kualitas peserta didik yang
berkarakter unggul.
Pada prinsipnya, tujuan pendidikan harus selaras dengan tujuan yang menjadi landasan
dan dasar pendidikan. Karena tujuan pendidikan bersifat universal dan selalu aktual pada
segala masa dan zaman. Konsep adanya pendidikan karakter pada dasarnya berusaha
mewujudkan peserta didik atau manusia yang berkarakter ( akhlak mulia ) sehingga dapat
menjadi insan kamil.
Download