Uploaded by indarti_anjasmoro

BAB 3 konsul terahir

advertisement
SELF MANAGEMENT PADA PASIEN HIPERTENSI URGENSI DI UPTD
PUSKESMAS REMBANG KABUPATEN PURBALINGGA
SKRIPSI
Oleh :
(INDARTI)
NIM : 180203123
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN ALIH JENJANG
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini disajikan secara deskriptif dengan jenis kuantitatif, yang
bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena yang terdapat
pada daerah tertentu pada situasi sekarang berdasarkan data yang ada,
kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Rancangan dalam penelitian ini
menggunakan non eksperimental design dengan pendekatan survey, yaitu
penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek, tetapi
dengan menyebarkan kuesioner pada subjek dalam teknik pengumpulan
datanya (Notoatmodjo, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga pada bulan Februari 2020
sampai dengan Maret 2020.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh objek penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah klien yang datang ke UPTD
Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga dengan diagnosa hipertensi
urgensi yang mendapatkan pengawasan selama kurang lebih 1 jam
diruang gawat darurat dari bulan Januari sampai dengan bulan Oktober
2019 sebanyak 58 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang diambil untuk diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Menurut
Arikunto (2010), jika populasinya kurang dari 100 orang maka jumlah
sampelnya diambil secara keseluruhan. Tetapi jika populasinya lebih dari
100 orang maka diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasi. Pada
penelitian ini, jumlah populasi kurang dari 100 orang sehingga diambil
secara total sampling sebanyak 58 orang.
Sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi, yaitu klien yang terdiagnosa hipertensi urgensi dan
menetap diwilayah kerja Puskesmas Rembang.
b. Kriteria eksklusi, yaitu klien dengan diagnosa hipertensi urgensi yang
mempunyai gangguan kognitif
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
(Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah self management
pada pasien hipertensi urgensi.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional dalam penelitian ini tercantum
dalam tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No.
1.
Variabel
Self
Management
Definisi Operasional
Kategori
Skala
Kemampuan
klien
hipertensi
dalam
melakukan
aktifitas
perawatan diri dan
melakukan
penatalaksanaan
hipertensi
meliputi
modifikasi pola diet,
pengendalian
berat
badan,
aktifitas/olahraga
teratur,
manajemen
stress,
berhenti
merokok, membatasi
konsumsi
alkohol,
kontrol rutin, dan
minum
obat
anti
hipertensi.
Modifikasi kuesioner
The Diabetes Self
Management
Instrument.
Hypertension
Self
Management
Behavior
Questionnaire
(HSMBQ)
pada
kuesioner B yang
terdiri dari 40 item
pernyataan dengan
menggunakan skala
Likert dari rentang 1
(tidak
pernah)
sampai dengan 4
(selalu).
Alat Ukur
Pengkategoria
n data dibagi
menjadi 3
level, yaitu
rendah,
sedang, dan
tinggi.
Baik = nilai >
mean+SD
Ordinal
Cukup =
mean-SD ≤
nilai ≤
mean+SD
Kurang = nilai
< mean-SD
2.
Usia
Lama hidup klien
hipertensi
dihitung
dalam tahun
Kuesioner A
Menurut
Depkes RI
tahun 2009
Dewasa awal
(26-35 tahun)
Dewasa akhir
(36-45 tahun)
Lansia awal
(46-55 tahun)
Lansia akhir
(56-65 tahun)
Manula (>65
tahun)
Ordinal
3.
Pendidikan
Status
pendidikan
formal terakhir yang
didapatkan oleh klien
hipertensi
Kuesioner A
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA/SMK
Perguruan
Tinggi
Ordinal
4.
Jenis kelamin
Perbedaan
gender
yang dilihat dari segi
fisik dan biologis klien
hipertensi
Kuesioner A
Laki-laki
Perempuan
Nominal
5.
Status
perkawinan
Status ikatan sosial
atau ikatan pernikahan
yang tercatat secara
Kuesioner A
Belum kawin
Kawin
Cerai
Nominal
6.
Pekerjaan
7.
Pendapatan
per bulan
hukum
Kegiatan
yang
dilakukan secara aktif
dalam
memenuhi
kebutuhan hidup
Jumlah
pendapatan
secara ekonomi yang
didapat
oleh
responden selama satu
bulan
Kuesioner A
Kuesioner A
Janda/duda
Tidak bekerja
Petani
Pedagang
Pegawai
swasta
PNS
< 1.500.000
Nominal
Interval
1.500.000 2.500.000
2.500.000 3.500.000
> 3.500.000
8.
Jumlah
anggota
keluarga
Banyaknya
anggota
yang tinggal bersama
responden di rumah
Kuesioner A
1-3 orang
Interval
4-6 orang
> 6 orang
9.
Lama
diagnosis
Lamanya waktu sejak
responden didiagnosa
hipertensi oleh tenaga
kesehatan
Kuesioner A
3-12 bulan
Interval
1-5 tahun
> 5 tahun
10.
Riwayat
merokok
Keterangan
merokok
perilaku
Kuesioner A
Tidak pernah
Ordinal
Pernah, sudah
berhenti
Masih
merokok
11.
Konsumsi
alkohol
Keterangan kebiasaan
konsumsi alkohol
Kuesioner A
Tidak pernah
2-4x/bulan
2-3x/minggu
> 4x/minggu
Setiap hari
Ordinal
12.
Penyakit
penyerta
Ada
tidaknya
komplikasi penyakit
lain
pada
klien
hipertensi
seperti
diabetes
militus,
stroke, penyakit ginjal,
dan penyakit lain
Kuesioner A
Tidak ada
Nominal
Nilai tekanan darah
Kuesioner A
13.
Tekanan
Ada
Hipertensi
Interval
darah
klien
yang telah
diukur, yang terdiri
dari sistol dan diastole
stadium 1 (140159/90-99
mmHg)
Hipertensi
stadium 2
(≥160/≥100
mmHg)
Hipertensi
urgensi
(>180/120
mmHg)
14.
IMT
Indeks Massa Tubuh
dipakai untuk menilai
kelebihan berat badan
dan obesitas klien
hipertensi
yang
dihitung menggunakan
berat dan tinggi badan
klien
Kuesioner A
Sangat kurus
(IMT < 17)
Ordinal
Kurus (IMT
17 – 18,5)
Normal (IMT
18,5 – 25)
Gemuk (IMT
> 25 – 27)
Obesitas (IMT
> 27)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto,
2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
sebagai alat pengumpul data. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan
permintaan pengguna (Arikunto, 2010).
Kuesioner A berisi data karakteristik responden untuk mengetahui
usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, status perkawinan,
pendapatan, dan anggota keluarga yang dimiliki responden. Kuesioner A juga
berisi pertanyaan tentang lamanya waktu didiagnosis hipertensi, riwayat
merokok, kebiasaan konsumsi alkohol, penyakit penyerta yang dialami oleh
responden, berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah responden.
Kuesioner B yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner
Hypertension Self Management Behavior Quetionnaire (HSMBQ) yang
dimodifikasi dari Diabetes Self Management Instrument yang dikembangkan
oleh Lin et all dalam penelitiannya pada tahun 2008. Nargis Akhter (2010)
menyusun instrumen Hypertension Self Management Behavior Quetionnaire
dan telah melakukan uji validitas serta uji reliabilitas terhadap instrumen
Hypertension Self Management Behavior Quetionnaire di Bangladesh untuk
penelitiannya yang berjudul “Self Management Among Patients with
Hypertension in Bangladesh” pada tahun 2010 dengan kisi-kisi kuesioner
tercantum dalam tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner
Jumlah
Nomor
Pertanyaan
Pertanyaan
1. Integrasi diri
13
1-13
2. Regulasi diri
9
14-22
3. Interaksi dengan tenaga kesehatan
9
23-31
4. Pemantauan tekanan darah
4
32-35
5. Kepatuhan terhadap aturan yang dianjurkan
5
36-40
No.
Variabel
Pengujian kuesioner dalam penelitian ini sudah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, yaitu :
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2018). Untuk
mengetahui apakah kuesioner yang disusun mampu mengukur apa yang
akan diukur, perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap
item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner. Jika semua pertanyaan
mempunyai korelasi yang bermakna (construct validity), maka semua
pertanyaan tersebut sesuai dengan konsep yang diukur. Uji validitas
dalam penelitian ini telah diuji oleh tiga (3) orang ahli di bidang
instrumen penelitian yang bekerja pada Universitas Prince of Songkla di
Thailand, yaitu Prof. Dr. Wongchan, Prof. Dr. Wandee Suttharangsee dan
Md. Nurul Anwar Ph.D.
Selain itu Uji construct validity kuesioner HSMBQ juga pernah
dilakukan oleh Hidayat (2016). Uji validitas pada penelitian ini dilakukan
di Kelurahan Srondol dengan jumlah 30 responden dengan kriteria
responden sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan oleh
peneliti. Analisis faktor uji validitas menggunakan Pearson Product
Moment. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa setiap item pernyataan
memiliki nilai r hitung antara 0,375 – 0,781 dan tidak terdapat pernyataan
yang tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2018). Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Akhter (2010) didapatkan nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,95 > 0,60 dan dinyatakan reliabel. Hasil uji
reliabilitas juga dilakukan oleh Hidayat (2016) menunjukkan bahwa
semua peryataan valid pada kuesioner Hypertension Self Management
Behavior Quetionnaire adalah reliabel dengan nilai reliabilitas yaitu
0,949.
G. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang berupa kuesioner dan didukung oleh data sekunder berupa buku,
jurnal dan referensi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
Kuesioner sebagai data primer dalam penelitian ini diisi langsung oleh
responden.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner
kepada responden untuk diisi secara obyektif. Peneliti juga melakukan
observasi kepada responden terkait data pada kuesioner yang harus diisi
oleh peneliti, yaitu tekanan darah, berat badan, tinggi badan dan IMT.
Setelah pengisian kuesioner oleh responden, peneliti meneliti ulang
kuesioner apakah semua pertanyaan sudah diisi oleh responden atau
belum.
3. Cara Pengumpulan Data/Prosedur Kerja Penelitian
Prosedur kerja penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan,
yaitu :
a. Persiapan
1) Pengambilan data dimulai dengan mengajukan ijin kepada
Universitas Harapan Bangsa Fakultas Kesehatan Program Studi
Keperawatan untuk melakukan penelitian.
2) Ijin yang diberikan oleh universitas diteruskan peneliti kepada
Kantor KESBANGLINMASPOL dan BAPPEDA Kabupaten
Purbalingga.
3) Peneliti
meneruskan
ijin
yang
diberikan
oleh
Kantor
KESBANGLINMASPOL dan BAPPEDA tersebut kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga dan Puskesmas
Rembang Kabupaten Purbalingga.
b. Pelaksanaan
1) Setelah memperoleh ijin dari Kepala Puskesmas Rembang,
peneliti berkoordinasi dengan penanggung jawab program
Penyakit Tidak Menular (PTM) Puskesmas Rembang untuk
menentukan responden dengan diagnosa hipertensi urgensi.
2) Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada
responden..
3) Peneliti memberikan lembar persetujuan menjadi responden
kepada responden.
4) Setelah bersedia menjadi responden, peneliti menjelaskan
tentang kuesioner dan memberikan kuesioner kepada responden
untuk diisi.
5) Peneliti melakukan pengecekan kembali setelah pengisian
kuesioner selesai oleh responden, apakah ada pertanyaan yang
belum terjawab oleh responden.
6) Data yang diperoleh dari kuesioner kemudian dilakukan analisis
untuk mengetahui hubungan antar variabel.
7) Kemudian data diolah dengan menggunakan uji statistik.
H. Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan urutan sebagai berikut
(Notoatmodjo, 2010) :
a. Editing
Editing merupakan proses memeriksa data yang telah
dikumpulkan baik berupa daftar pertanyaan, kartu atau buku register.
Yang dilakukan pada kegiatan memeriksa data adalah menjumlah dan
melakukan koreksi. Menjumlah adalah menghitung banyaknya
lembaran daftar pertanyaan yang telah diisi untuk mengetahui apakah
sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan. Bila terdapat kekurangan
maka dapat segera dicari sebabnya lalu diatasi. Sebaliknya, bila
terdapat jumlah berlebih yang mungkin terjadi karena pencatatan
ganda atau pencatatan subjek studi yang tidak termasuk dalam sampel
maka dapat segera diketahui dan diambil tindakan.
Yang
termasuk
dalam
proses
koreksi
adalah
proses
membenarkan atau menyelesaikan hal-hal yang salah atau kurang
jelas. Untuk menyelesaikan masalah tersebut dapat ditanyakan
kembali kepada responden, tetapi bila cara tersebut tidak dapat
dilakukan maka penyelesaian dilakukan oleh peneliti, apakah dibuang
atau diganti dengan yang lain.
b. Skoring
Skoring adalah hasil pekerjaan menskor (memberikan skor) yang
diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir
item yang oleh testee (istilah bagi orang yang mengerjakan tes) telah
dijawab dengan betul, dengan memperhatikan bobot jawaban
betulnya (Sudijono, 2011).
c.
Coding
Coding merupakan klasifiksi jawaban atau data menurut kategorinya
masing-masing. Setiap kategori diberi kode yang berbeda pula.
Langkah
pemberian
kode
pada
atribut
dan
variabel
ini
mempermudah dalam analisis data. Pemberian kode harus dilakukan
dengan seteliti mungkin karena mudah menimbulkan kesalahan
dalam pemberian kode atau dalam memasukkan data. Dalam
penelitian ini coding yang digunakan adalah :
1) Kuesioner A (karakteristik responden)
a) Usia
Rentang usia dewasa awal (26-35 tahun) diberi kode 1,
rentang usia dewasa (36-45 tahun) diberi kode 2, rentang
usia lansia awal (46-55 tahun) diberi kode 3, rentang usia
lansia (56-65 tahun) diberi kode 4, dan rentang usia manula
(> 65 tahun) diberi kode 5.
b) Pendidikan
Pendidikan ‘tidak sekolah’ diberi kode 1, pendidikan ‘SD’
diberi kode 2, pendidikan ‘SMP’ diberi kode 3, pendidikan
‘SMA/SMK’ diberi kode 4, dan pendidikan ‘Perguruan
Tinggi’ diberi kode 5.
c) Jenis kelamin
Jenis kelamin ‘laki-laki’ diberi kode 1, dan jenis kelamin
‘perempuan’ diberi kode 2.
d) Status perkawinan
Status ‘belum kawin’ diberi kode 1, status ‘kawin’ diberi
kode 2, status ‘cerai’ diberi kode 3, dan status ‘janda/duda’
diberi kode 4.
e) Pekerjaan
Pekerjaan ‘tidak bekerja’ diberi kode 0, pekerjaan ‘petani’
diberi kode 1, pekerjaan ‘pedagang’ diberi kode 2,
pekerjaan ‘pegawai swasta’ diberi kode 3, dan pekerjaan
‘PNS’ diberi kode 4.
f) Pendapatan per bulan
Pendapatan per bulan < Rp. 1.500.000,00 diberi kode 1,
pendapatan per bulan Rp. 1.500.000,00 – Rp. 2.500.000,00
diberi kode 2, pendapatan per bulan Rp. 2.500.000,00 – Rp.
3.500.000,00 diberi kode 3, dan pendapatan per bulan > Rp.
3.500.000,00 diberi kode 4.
g) Jumlah anggota keluarga
Anggota keluarga 1-3 orang diberi kode 1, anggota keluarga
4-6 orang diberi kode 2, dan anggota keluarga > 6 orang
diberi kode 3.
h) Lamanya diagnosis
Lamanya diagnosis 3-12 bulan diberi kode 1, lamanya
diagnosis 1-5 tahun diberi kode 2, dan lamanya diagnosis
>5 tahun diberi kode 3.
i) Riwayat merokok
‘Tidak pernah’ merokok diberi kode 0, ‘pernah merokok
namun sudah berhenti’ diberi kode 1, dan ‘masih merokok’
diberi kode 2.
j) Konsumsi alkohol
Tidak pernah mengkonsumsi alkohol diberi kode 0,
konsumsi alkohol 2-4x/bulan diberi kode 1, konsumsi
alkohol 2-3x/minggu diberi kode 2, konsumsi alkohol >
4x/minggu diberi kode 3, dan konsumsi alkohol setiap hari
diberi kode 4.
k) Penyakit penyerta
Jawaban ‘tidak ada’ diberi kode 0, dan jawaban ‘ada’ diberi
kode 1.
l) Tekanan darah
Rentang tekanan darah hipertensi stadium 1 (140-159/9099 mmHg) diberi kode 1, dan rentang tekanan darah
hipertensi stadium 2 (≥160/≥100 mmHg) diberi kode 2, dan
rentang tekanan darah hipertensi urgensi (>180/>120
mmHg) diberi kode 3.
m) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Rentang IMT sangat kurus (< 17) diberi kode 1, rentang
IMT kurus (17 – 18,5) diberi kode 2, rentang IMT normal
(18,5 – 25) diberi kode 3, rentang IMT gemuk (> 25 – 27)
diberi kode 4, dan rentang IMT obesitas (> 27) diberi kode
5.
2) Kuesioner B (self management)
Pada 40 item pernyataan favorable jawaban ‘tidak
pernah’ diberi kode 1, jawaban ‘jarang’ diberi kode 2, jawaban
‘kadang-kadang’ diberi kode 3, jawaban ‘selalu’ diberi kode 4,
dan jawaban ‘tidak sesuai’ diberi kode 5. Hasil keseluruhan
jawaban pada kuesioner dihitung normalitasnya
dengan
menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov dan skoring
menggunakan mean. Perhitungan nilai untuk membagi kategori
menggunakan rumus mean dan standar deviasi. Rumus pada
nilai baik yaitu jumlah mean dan standar deviasi, nilai kurang
yaitu selisih mean dan standar deviasi. Pengkodingan pada self
care management dan kelima komponen sama. Nilai yang
terkategori ‘baik’ diberi kode 3, ‘cukup’ diberi kode 2, dan
‘kurang’ diberi kode 1.
d. Entri Data
Entri data adalah kegiatan memasukkan data ke dalam alat
bantu analisis yaitu komputer. Dalam penelitian ini data diolah dengan
program SPSS for Windows.
e. Tabulating
Penyusunan data (tabulasi) merupakan pengorganisasian data
sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan
ditata untuk disajikan dan dianalisis. Tabulasi dilakukan dengan
menyajikan data ke dalam bentuk tabel sesuai dengan tujuan
penelitian.
2. Analisa Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menggunakan analisis univariat. Analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.
Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. (Notoatmodjo,
2010). Analisis data disajikan dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi dalam bentuk persentase, dimana persentase yang disajikan
didapat dari perhitungan menggunakan rumus analisis univariat sebagai
berikut :
Keterangan :
P : Persentase
X : Jumlah responden yang bernilai baik/ cukup/ kurang
n : Jumlah seluruh responden
3. Uji Normalitas Data
Dalam kuesioner B yang berisi 40 jenis pertanyaan, jawaban dari
responden akan diuji apakah data sudah berdistribusi normal atau belum.
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov
Smirnov karena besar sampel lebih dari 30 responden.
I. Etika Penelitian
Etika dalam penyusunan laporan meliputi :
1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Lembar persetujuan yang diberikan kepada subjek yang akan
dikaji. Jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan. Jika responden tersebut menolak untuk dikaji, maka
penulis harus menghormati hak pasien (Alimul Hidayat, 2010). Pada
penelitian ini responden yang bersedia untuk dijadikan subyek penelitian
menandatangani form yang sudah disediakan.
2. Anonymity (tanpa nama)
Untuk
menjaga
kerahasiaan
responden,
penulis
tidak
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan
inisial pada lembar pengumpulan data atau hasil yang akan disajikan
(Alimul Hidayat, 2010). Pada penelitian ini nama responden diganti
dengan nama inisial.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh
penulis, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
asuhan (Alimul Hidayat, 2010). Pada penelitian ini seluruh data yang
sudah terkumpul disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti.
4. Ethical Clearance (ijin etika)
Ethical clearance adalah pernyataan, bahwa rencana kegiatan
penelitian yang tergambar dalam protokol, telah dilakukan kajian dan
telah memenuhi kaidah etik sehingga layak dilaksanakan. Seluruh
penelitian/riset yang menggunakan manusia sebagai subyek penelitian
harus mendapatkan ethical clearance, baik penelitian yang melakukan
pengambilan spesimen maupun tidak (Alimul Hidayat, 2010).
Download