DAMPAK PANDEMI COVID 19 TERHADAP ANAK DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN JARAK JAUH Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Psikologi Pendidikan yang berjudul D I S U S U N Oleh : NAZLA MUMTAZ Dosen Pengampuh : ZULKARNAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-HIKMAH TEBING TINGGI TA. 2020/2021 2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “DAMPAK PANDEMI COVID 19 TERHADAP ANAK DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN JARAK JAUH” ini sesuai dengan petunjuk, kemampuan, serta ilmu pengetahuaan yang kami miliki. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, semoga makalah ini dapat bemanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya. Dalam penyusunan makalah ini, kami semua menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari temanteman yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak pandemi Covid-19 menyerang Indonesia pada bulan Maret 2020, banyak kegiatan yang harus dilakukan dari rumah. Salah satunya belajar bagi anak-anak sekolah. Hingga kini, berbagai daerah masih harus menyelenggarakan pendidikan secara daring karena angka kasus Covid-19 masih cukup banyak di berbagai daerah. Pelaksanaan program belajar dari rumah yang sudah berlangsung cukup lama memberikan dampak tersendiri terhadap psikologis anak. Perpindahan metode siswa belajar dari rumah akan berefek pada siswa hal ini terjadi di Indonesia. Guru dalam pembelajaran online selalu memberikan tugas banyak bahkan bukan hanya satu guru saja tetapi semua guru mata pelajaran yang mengakibatkan tugas menumpuk dalam waktu sehari dan anak akhirnya menjadi kelelahan dan lama-lama bosan. Hal itu menyebab kan siswa tidak mau mengerjakan tugas dan pengerjaannya diselesaikan oleh orang tuanya, kakaknya atau orang lain, tentu akan menimbulkan dampak ke depannya. Dampaknya, si anak akan mengalami ketergantungan pada bantuan orang lain, kurang mandiri dalam menyelesaikan tugas, dan cenderung menjadi anak yang kurang percaya diri. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dari jarak jauh/rumah? 2. Bagaimana dampak pandemi covid 19 terhadap anak dalam pembelajaran jarak jauh/rumah? C. Tujuan Untuk mengetahui dampak pandemi covid 19 terhadap anak dalam meengikuti pembelajaran jarak jauh. 4 BAB II PEMBAHASAN A. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DARI JARAK JAUH/RUMAH Pandemi COVID-19 telah merubah banyak sektor kehidupan manusia, salah satunya karena kehadiran wabah ini mengharuskan manusia beraktivitas dari rumah. Banyak sektor terdampak dari pandemi ini, tak terkecuali sektor pendidikan. Dalam masa pandemi, pendidikan harus tetap berjalan bagaimanapun caranya. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah resmi mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 untuk melaksanakan pembelajaran dari rumah. Awal Pembelajaran dari Rumah Pelaksanaan pembelajaran dari rumah telah berlangsung selama 7 Bulan lebih. Untuk memperlancar proses belajar dari rumah tersebut, pemerintah telah melakukan beberapa upaya. Salah satunya dengan meluncurkan Acara Program Belajar dari Rumah melalui TVRI yang menayangkan materi untuk semua jenjang pendidikan. Minggu-minggu pertama penerapan belajar dari rumah, peserta didik, guru, dan orang tua merasa senang. Anak merasa senang karena mereka tidak harus bangun pagi untuk mandi dan berangkat ke sekolah. Cukup dengan menggunakan pakaian seadanya, anak-anak dapat mengikuti pembelajaran secara online. Begitupun para guru, mereka dapat menyusun media pembelajaran online dari rumah bagi siswanya. Orang tua pun cenderung menikmati mendampingi sang anak belajar dari rumah. Orang tua dapat berinteraksi intens dengan anaknya, sehingga melihat perkembangan anak mereka secara langsung. Pelaksanaan program belajar dari rumah yang sudah berlangsung cukup lama memberikan dampak tersendiri terhadap psikologis anak. Perpindahan metode siswa belajar dari rumah akan berefek pada siswa hal ini terjadi di berbagai daerah. Guru dalam pembelajaran online selalu memberikan tugas banyak bahkan bukan hanya satu guru saja tetapi semua guru mata pelajaran yang mengakibatkan tugas menumpuk dalam waktu sehari dan anak akhirnya menjadi 5 kelelahan dan lama-lama bosan. Hal itu menyebabkan siswa tidak mau mengerjakan tugas dan pengerjaannya diselesaikan oleh orang tuanya, kakaknya atau orang lain, tentu akan menimbulkan dampak ke depannya. Dampaknya, si anak akan mengalami ketergantungan pada bantuan orang lain, kurang mandiri dalam menyelesaikan tugas, dan cenderung menjadi anak yang kurang percaya diri. Namun belajar online semakin lama membuat perbedaan terhadap proses belajar, dan akhirnya siswa mulai jenuh. Tekanan akan berpotensi menjadi lebih kuat manakala tidak ada bimbingan atau pengawasan ketika belajar di rumah masing-masing. Mereka kehilangan “mitra curhat” antarteman sebaya. Lebih dari itu, mekanisme belajar dari rumah telah mengubah pula jadwal kegiatan dari para orangtua murid yang harus turut mengawasi anakanaknya dalam mengikuti program pelajaran di rumah. Tidak cukup hanya mempersiapkan anak-anak untuk bangun pagi dan persiapan mengikuti pelajaran sekolah, akan tetapi juga turut serta dalam proses membimbing dalam mengikuti tata cara pelajaran “online” dalam memandu anak mengikuti pelajarannya. Pola pembelajaran dari rumah ini akan bagus jika dilaksanakan dengan pengaturan dan pengendalian yang bagus, capaian mata pelajaran berupa pembentukan karakter harus ditransfer pada orang tua supaya orang tua juga bisa mentransfer kepada anak meskipun metodenya berbeda. Pendidikan dari orang tua berpotensi mendapatkan hasil yang lebih bagus sebab orang tua biasanya lebih mengetahui anaknya dan berinteraksi lebih intens. Ketidakjelasan dalam pola pengajaran akan berdampak negatif pada anak terutam a pada pola hidup dan perkembangannya yang tak berjalan sebagaimana harusnya. Demikian halnya apabila hal ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka secara emosi perkembangan anak didik nantinya akan sangat berbeda bila dibandingkan dengan perkembangan anak didik yang mengikuti mekanisme belajar tatap muka. Belum juga dapat diramalkan apakah ada dampak negatif dari mekanisme sekolah di rumah bagi anak didik nantinya. Dengan berjalannya waktu maka model dari sekolah di rumah akan menjadi objek yang menarik bagi sebuah penelitian yang bertujuan untuk peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya. Harapannya adalah, semoga wabah Covid-19 ini akan dapat cepat berlalu, 6 sehingga mekanisme proses belajar mengajar akan dapat kembali seperti semula. Pilihan lainnya, bisa saja akan tercipta metoda pendidikan sekolah anak-anak yang merujuk kepada Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Pertanyaannya adalah apakah AKB akan berwujud tetap bersekolah dari rumah atau sekolah di ruang gedung sekolah yang disesuaikan dengan protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak dan sering cuci tangan sebelum dan setelah kegiatan. B. DAMPAK PANDEMI TERHADAP ANAK DALAM PEMBELAJARAN JARAK JAUH/RUMAH Pembelajaran di rumah memungkinkan sebagian orang tua stress dalam mendampingi anak apabila kurang memahami karakter anak. Orang tua merasa bahwa anak susah diatur, maunya main saja, malas belajar. Selain menghadapi perilaku anak dalam mendampingi belajar di rumah, orang tua juga dituntut dapat menjelaskan banyak hal terkait dengan materi pelajaran, sementara tidak semua orang tua siap untuk itu. Belum lagi jika anaknya banyak dan orang tua harus bekerja untuk mencari nafkah, orang tua menjadi lebih pusing. Tak jarang ditemukan orang tua memberikan pendampingan belajar kepada putra-putrinya dengan cara keras, mengancam, memaksakan kehendak, atau bahkan dengan memukul jika anak tidak menurut. Jika hal ini terjadi setiap hari maka ini akan menjadi momok bagi anak dalam belajar, meskipun tujuan orang tua baik supaya anak disiplin dan pandai. Pola asuh yang demikian akan membentuk anak menjadi penakut, pemalu, pendiam, gemar melanggar aturan, pendendam dan kurang memiliki inisiatif. Oleh sebab itu orang tua harus berhati-hati dalam melakukan pendekatan selama mendampingi anak belajar di rumah. Orang tua seyogyanya dapat memperlakukan anak dengan kasih sayang, sabar, menerima anak apa adanya, tidak menghakimi, tidak memaksakan kehendak, memberikan kebebasan dan menghargai, serta toleransi putra-putrinya. Dengan demikian tidak akan ditemui momok pendidikan yang menakutkan sebaliknya akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan selama belajar di rumah. 7 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 8 REFERENSI https://radarsemarang.jawapos.com/rubrik/untukmu-guruku/2020/12/08/dampakpsikologis-siswa-dalam-mengikuti-pembelajaran-jarak-jauh/ https://birokratmenulis.org/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-prosespembelajaran-sekolah/ 9