Uploaded by User83896

Laporak PKOD Fix

advertisement
PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
DI RUMAH SAKIT ANSARI SALEH BANJARMASIN
LAPORAN PEMANTAUAN KADAR OBAT DALAM DARAH
PADA PASIEN EPILEPSI YANG DIBERI INJEKSI FENITOIN
Disusun Oleh
Edy Chandra Irawan, S.Farm
PA20021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
STIKES BORNEO LESTARI
BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
DESEMBER 2021
PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
DI RUMAH SAKIT ANSARI SALEH BANJARMASIN
LAPORAN PEMANTAUAN KADAR OBAT DALAM DARAH
PADA PASIEN EPILEPSI YANG DIBERI INJEKSI FENITOIN
Disusun Oleh
Edy Chandra Irawan, S.Farm
PA20021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
STIKES BORNEO LESTARI
BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
DESEMBER 2021
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 1
1.3 Manfaat ............................................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI..................................................................................... 3
2.1 Fenitoin ............................................................................................... 3
2.2 Pemantauan Kadar Obat Fenitoin Dalam Darah ................................ 3
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 5
3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 5
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................................. 5
3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................. 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 6
4.1 Hasil .................................................................................................... 6
4.1.1 Hasil Perhitungan Kadar Obat Dalam Darah Pasien 1 ............. 6
4.1.2 Hasil Perhitungan Kadar Obat Dalam Darah Pasien 2 ............. 6
4.1.3 Hasil Perhitungan Kadar Obat Dalam Darah Pasien 3 ............. 7
4.2 Pembahasan ........................................................................................ 8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 10
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 10
5.2 Saran ................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12
LAMPIRAN ....................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat dengan kisar terapi sempit membutuhkan dosis individual yang
akurat serta pemantauan dan penilaian pasien yang ketat untuk menjaga
keselamatan dan kebaikan pasien, karena dengan perubahan yang kecil pada
konsentrasi sistemik dapat menyebabkan perubahan yang signifikan pada
respon farmakodinamik, misalnya terjadi subterapeutik atau toksik (Burn,
1999). Fenitoin merupakan salah satu obat yang termasuk pada golongan
kisaran terapi sempit yang banyak digunakan pada pasien penyakit epilepsi.
Fenitoin mengikuti farmakokinetik nonlinear yang tergantung dosis, sehingga
jika diberikan pada dosis yang relatif besar maka akan terjadi kejenuhan pada
proses distribusi dan metabolisme. Kejenuhan pada kedua proses ini akan
mengakibatkan suatu obat dapat dengan mudah mencapai konsentrasi toksik
(Bauer, 2008)
Pemantauan kadar obat dalam darah di Indonesia belum dapat dilakukan
secara ideal yaitu dengan pengambilan sampel darah secara langsung karena
biaya yang relatif mahal dan keterbatasan alat yang digunakan serta waktu
pengambilan sampel darah yang tepat. Oleh karena itu, pemantauan kadar obat
didalam darah dapat dilakukan dengan peninjauan secara farmakokinetika,
yaitu dengan cara menghitung estimasi kadar obat di dalam darah melalui dosis
dan frekuensi pemberian obat yang diberikan pada pasien, sehingga dapat
diperoleh gambaran atau estimasi kadar obat dalam darah pada pasien untuk
menghindari efek toksik dan meningkatkan Patient safety serta ketepatan dosis
yang diberikan kepada pasien.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan tujuan dari pembuatan
laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui fungsi pemantauan kadar obat Fenitoin dalam darah?
1
2. Untuk mengetahui estimasi kadar obat Fenitoin didalam darah berdasarkan
perhitungan farmakokinetika?
3. Untuk mengetahui peran Apoteker dalam melakukan pemantauan kadar
obat dalam darah dengan pendekatan farmakokinetika?
1.3 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas didapatkan manfaat dari pembuatan laporan ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui fungsi pemantauan kadar obat Fenitoin dalam darah?
2. Mengetahui estimasi kadar obat didalam darah berdasarkan perhitungan
farmakokinetika?
3. Mengetahui peran Apoteker dalam melakukan pemantauan kadar obat
dalam darah dengan pendekatan farmakokinetika?
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Fenitoin
Merupakan obat dengan indeks terapi sempit, fenitoin digunakan untuk
menangani kejang parsial dan kejang tonik klonik. United States Federal Drug
Authority (US FDA) menyatakan bahwa fenitoin dapat digunakan untuk
mencegah dan mengobati kejang yang terjadi selama ataupun sesudah
dilakukannya
bedah
saraf.
Parameter
Fenitoin
menurut
Clinical
Pharmakokinetiks Pharmacy Handkbook 2019 adalah sebagai berikut:
Therapeutic Range
Bioavailability (F)
Salt Factor (S)
Half Life
MD Status Epilepticus
10 – 20 mg/L
1
1
IV: 10-15 Hours
IV or Oral: 100 mg every 6-8 Hours
2.2 Pemantauan Kadar Obat Fenitoin Dalam Darah
Pemantauan kadar obat dalam darah bertujuan untuk membantu
meningkatkan penggunaan obat yang lebih rasional baik keamanan dan
efektifitas dosis pada pasien. Kisaran terapi Fenitoin adalah sebesar 10-20
mg/L, lebih dari 95% Fenitoin dimetabolisme di hati terutama oleh enzim
CYP2C9 dan sebagian oleh enzim CYP2C19. Pada kadar darah yang sangat
rendah, metabolisme fenitoin mengikuti prinsip kinetika orde pertama. Namun
seiring peningkatan kadar fenitoin dalam darah, terjadi perpanjangan eliminasi
obat dan lama tinggal obat dalam tubuh, sehingga meski estimasi kadar yang
didapatkan berada di bawah kisaran rentang terapi tetap dapat menghasilkan
respon terapi. Perhitungan kadar obat dalam darah dapat digunakan rumus
(Bauer, 2008):
Css =
Km x (S x MD)
Vmax − (S x MD)
Nilai Vmax dan Km parameter farmakokinetikanya mengacu kepada Michaelis
Menten Parameter Estimates Fenitoin:
- Umur 1-6 Tahun (Vmax: 12 mg/kg/hari, Km: 6 mg/L)
3
- Umur 6-16 Tahun (Vmax: 9 mg/kg/hari, Km: 6 mg/L)
- Umur > 16 Tahun (Vmax: 7 mg/kg/hari, Km: 4 mg/L)
Durasi dari penggunaan Fenitoin injeksi adalah <5 hari. Hal ini disebabkan
penggunaan Fenitoin injeksi jangka pendek merupakan terapi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya kejang, dan untuk menghindari efek yang tidak
diinginkan. Penggunaan Fenitoin injeksi jangka panjang dapat menimbulkan
efek samping seperti gangguan gastrointestinal (Mual, diare, dan konstipasi),
serta ruam kulit yang muncul 2–8 minggu awal penggunaan (Jahromi dkk,
2011). Berdasarkan Clinical Pharmakokinetiks Pharmacy Handkbook 2019
ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar Fenitoin dibawah rentang (< 10
mg/L) yaitu kepatuhan pasien, kesalahan saat pengambilan sampel darah untuk
diukur, dosis kurang, dan terjadi interaksi obat. Sedangkan faktor yang
mempengaruhi kadar fenitoin berada diatas rentang (> 20 mg/L) yaitu
overdose, kemungkinan interaksi obat, gangguang fungsi ginjal dan hati.
4
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan kali ini adalah pendekatan secara
Retrospektif dengan kriteria inklusi, pasien dengan diagnosa epilepsi dan
menerima Fenitoin injeksi, sedangkan kriteria eksklusi pasien yang tidak
diberikan terapi Fenitoin injeksi.
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di ruang rekam medis RSUD Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin. Waktu pelaksanaan penelitian Selasa 12 Januari 2021.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan observasional. Data rekam
medis pasien yang diambil meliputi: Nomor dokumen pasien, nama pasien,
umur, dosis dan nama obat, lama pemberian, diagnosis, nilai SrCr (Bila ada),
berat badan pasien dan tinggi badan pasien. Lalu dilakukan perhitungan pada
estimasi kadar tunak dalam darah (Css) menggunakan pendekatan
farmakokinetika menggunakan rumus (Bauer, 2008):
Css =
Km x (S x MD)
Vmax − (S x MD)
Keterangan:
Css
: Perkiraan kadar tunak
Vmax
: Kecepatan metabolisme maksimum
Km
: Konsentrasi subtrat
S
: Fraksi gram dalam bentuk aktif
MD
: Maintanance Dose
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Perhitungan Kadar Obat Dalam Darah Pasien 1
Nama Pasien:
Umur Pasien:
Berat Badan:
Tinggi Badan:
Data Pasien Nomor 442773
Rahmad
Nilai SrCr:
37 Tahun Dosis Fenitoin:
52 Kg
Lama Pemberian:
160 Cm
Diagnosis:
0,9 mg/dl
2 X 100 mg/Hari
4 Hari
Epilepsi
Pasien diberikan Dosis Fenitoin Injeksi 2 X 100 mg, dengan lama
pemberian 4 hari. Tentukan PKOD Fenitoin?
Diketahui:
Umur pasien > 16 Tahun berdasarkan Bauer 2008 (Vmax: 7mg/kg/hari,
Km: 4mg/L), BB: 52 Kg, S: 1 dan MD 200 mg/Hari.
Jawab:
Css =
Km x (S x MD)
Vmax − (S x MD)
Css =
4 mg/L x (1 x 200 mg/Hari)
(7 x 52 x 4) − (1 x 200 mg/Hari)
Css =
800 mg/L/Hari
(1456 mg) − (200 mg/Hari)
Css =
800 mg/L/Hari
1256/Hari
Css = 0,636 mg/L
4.1.2 Hasil Perhitungan Kadar Obat Dalam Darah Pasien 2
Nama Pasien:
Umur Pasien:
Berat Badan:
Tinggi Badan:
Data Pasien Nomor 443445
Sugeng P Nilai SrCr:
21 Tahun Dosis Fenitoin:
56 Kg
Lama Pemberian:
165 Cm
Diagnosis:
1,17 mg/dl
2 X 200 mg/Hari
2 Hari
Epilepsi
Pasien diberikan Dosis Fenitoin Injeksi 2 X 200 mg, dengan lama
pemberian 2 hari. Tentukan PKOD Fenitoin?
Diketahui:
6
Umur pasien > 16 Tahun berdasarkan Bauer 2008 (Vmax: 7mg/kg/hari,
Km: 4mg/L), BB: 56 Kg, S: 1 dan MD 200 mg/Hari.
Jawab:
Css =
Km x (S x MD)
Vmax − (S x MD)
Css =
4 mg/L x (1 x 400 mg/Hari)
(7 x 56 x 2) − (1 x 400 mg/Hari)
Css =
1600 mg/L/Hari
(784 mg) − (400 mg/Hari)
Css =
1600 mg/L/Hari
384/Hari
Css = 4,167 mg/L
4.1.3 Hasil Perhitungan Kadar Obat Dalam Darah Pasien 3
Nama Pasien:
Umur Pasien:
Berat Badan:
Tinggi Badan:
Data Pasien Nomor 372148
Ali J
Nilai SrCr:
40 Tahun Dosis Fenitoin:
56 Kg
Lama Pemberian:
165 Cm
Diagnosis:
1,1 mg/dl
2 X 200 mg/Hari
3 Hari
Epilepsi
Pasien diberikan Dosis Fenitoin Injeksi 2 X 200 mg, dengan lama
pemberian 3 hari. Tentukan PKOD Fenitoin?
Diketahui:
Umur pasien > 16 Tahun berdasarkan Bauer 2008 (Vmax: 7mg/kg/hari,
Km: 4mg/L), BB: 56 Kg, S: 1 dan MD 200 mg/Hari.
Jawab:
Css =
Km x (S x MD)
Vmax − (S x MD)
Css =
4 mg/L x (1 x 400 mg/Hari)
(7 x 56 x 3) − (1 x 400 mg/Hari)
Css =
1600 mg/L/Hari
(1176 mg) − (400 mg/Hari)
Css =
1600 mg/L/Hari
776/Hari
Css = 2,061 mg/L
7
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan kadar Fenitoin injeksi dari 3 pasien diatas,
pemberian dosis Fenitoin injeksi adalah sebesar 200 mg/hari dan 400 mg/hari.
Pemberian dosis tersebut telah sesuai dengan dosis pemeliharaan Fenitoin
injeksi yang direkomendasikan, menurut Goldenberg (2010), dosis Fenitoin
yang direkomendasikan untuk pengobatan epilepsi yaitu sebesar 200-400
mg/hari. Durasi dari penggunaan Fenitoin injeksi pada 3 pasien tersebut < 5
hari hal ini dilakukan untuk mencegah penggunaan Fenitoin injeksi dalam
jangka panjang. Berdasarkan penelitian Jahromi dkk (2011), penggunaan
Fenitoin injeksi jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti
gangguan gastrointestinal (Mual, diare, dan konstipasi), serta ruam kulit yang
muncul 2–8 minggu awal penggunaan. Hasil perhitungan kadar Fenitoin
injeksi dalam darah berdasarkan rumus Bauer (2008), pada 3 pasien tersebut
estimasi kadar fenitoin didalam darah berada diluar rentang terapi (10-20
mg/L). Adapun faktor yang dapat mempengaruhi estimasi kadar Fenitoin
injeksi dalam darah pada penelitian ini, yaitu diantaranya hasil yang diperoleh
hanya sebatas perhitungan yang masih menggunakan nilai parameter
farmakokinetik dari pustaka seperti parameter Michaelis dan Menten yaitu
nilai Vmax dan Km dapat mempengaruhi perubahan kadar Fenitoin injeksi di
dalam plasma, jika dilakukan pengukuran kadar Fenitoin injeksi didalam darah
secara langsung bisa saja hasilnya berbeda. Hasil yang didapat pada
perhitungan kali ini sejalan dengan penelitian Rahmatullah dkk (2013), yang
menyatakan faktor yang dapat mempengaruhi hasil perhitungan kadar obat
dalam darah adalah nilai Vmax dan Km dalam perhitungan yang masih
menggunakan data dari pustaka belum sesuai untuk pasien Indonesia.
Perbedaan kadar obat dalam darah dapat memberikan respon klinis yang
berbeda antara individu. Masita dkk (2020) menyatakan dalam penelitiannya
beberapa pasien dengan kadar Fenitoin dalam darah dibawah kisaran rentang
terapi (< 10 mg/L) dapat mencapai hasil terapi yang baik, namun pasien yang
lain dengan kadar Fenitoin dalam darah diatas kisaran rentang terapi (> 20
mg/L) dapat mencapai hasil terapi tanpa disertai adanya efek samping. Pada
Fenitoin, proses metabolisme obat dalam tubuh mengalami saturasi enzimatik
8
disebabkan sebagian besar Fenitoin (95%) dimetabolisme terutama oleh enzim
sitokrom P450 yaitu CYP2C9 dan CYP2C19 yang jumlahnya dapat bervariasi
pada tiap individu. Selain itu, waktu paruh (T1⁄2) Fenitoin memiliki kisaran
antara 7–80 jam tergantung dari kadar obat di dalam darah (Rata-rata waktu
paruh Fenitoin 20 jam pada dosis 10–20 mg/L (Katzung, 2012). Pada kadar
darah yang sangat rendah, metabolisme Fenitoin mengikuti prinsip kinetika
orde pertama. Namun seiring peningkatan kadar Fenitoin dalam darah, terjadi
perpanjangan eliminasi obat dan lama tinggal obat dalam tubuh, sehingga
meski estimasi kadar yang didapatkan berada di bawah kisaran rentang terapi
tetap dapat menghasilkan respon terapi (Wahyono, 2013).
9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemantauan kadar obat Fenitoin injeksi dalam darah dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Fungsi dari pemantauan kadar obat Fenitoin dalam darah, adalah untuk
meningkatkan Patient safety dan ketepatan dosis yang diberikan kepada
pasien. Selain itu Fenitoin merupakan obat dengan indeks terapi sempit
dimana jika kadar Fenitoin berada diatas rentang terapi (> 20 mg/L)
menyebabkan toksik.
2. Estimasi kadar obat Fenitoin dalam darah berdasarkan perhitungan
farmakokinetika menggunakan rumus Bauer (2008), didapatkan kadar
Fenitoin dalam darah dari 3 pasien berada dibawah rentang terapi normal
Fenitoin (10-20 mg/L). Hasil yang diperoleh hanya sebatas perhitungan
yang masih menggunakan nilai parameter farmakokinetik dari pustaka
seperti parameter Michaelis dan Menten yaitu nilai Vmax dan Km dapat
mempengaruhi perubahan kadar Fenitoin injeksi di dalam plasma, jika
dilakukan pengukuran kadar Fenitoin injeksi didalam darah secara langsung
bisa saja hasilnya berbeda.
3. Peran Apoteker dalam melakukan pemantauan kadar obat dalam darah
dengan pendekatan farmakokinetika untuk mendapatkan estimasi kadar
obat di dalam darah terutama pada pasien yang menggunakan obat indeks
terapi sempit. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan kadar obat serta
menjamin kadar obat yang cukup di tempat aksi atau reseptor sehingga
Clinical outcome dapat tercapai dan kejadian toksisitas yang tidak
diinginkan dapat dihindari.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan pemantauan kadar
obat Fenitoin injeksi dalam darah. Meskipun pemantauan kadar obat dalam
darah belum dapat dilakukan secara ideal yaitu dengan pengambilan sampel
darah secara langsung karena biaya yang relatif mahal dan keterbatasan alat
10
yang digunakan serta waktu pengambilan sampel darah yang tepat. Tidak ada
salahnya Apoteker mengambil peranan penting untuk melakukan pemantauan
kadar obat didalam darah dengan peninjauan secara farmakokinetika, sehingga
dapat diperoleh gambaran atau estimasi kadar obat dalam darah pada pasien
untuk menghindari efek toksik dan meningkatkan ketepatan dosis yang
diberikan kepada pasien.
11
DAFTAR PUSTAKA
Bauer, L. A. 2008. Applied Clinical Pharmacokinetics. McGraw-Hill, New York.
Burn, M. 1999. Management of Narrow Therapeutics Index Drugs, J. Thromb.
Kluwer Academic Publishers, Boston, Vol. 7, p. 137-139.
Goldenberg, MM. 2010. Overview of Drugs Used for Epilepsy and Seizures:
Etiology, Diagnosis, and Treatment. P&T. 35(7):3 92-415.
Jahromi SR, Togha M, Fesharaki AH, Najafi M, Moghadam NB, Kheradmand JA,
et al. 2011. Gastrointestinal Adverse Effects of Antiepileptic Drugs in
Intractable Epileptic Patients Seizure. 20(4): 343-6
Masita W., Suryoputri., Ika M., Laksmi M. 2020. Pemantauan Kadar Obat Indeks
Terapi Sempit Melalui Estimasi Kadar Obat di Dalam Darah pada Pasien
Rawat Inap di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jurnal
Farmasi Klinik Indonesia. 2(9): 105–117.
Pharmacy Practice & Development Division Ministry of Health Malaysia. 2019.
Clinical Pharmacokinetics Pharmacy Handbook Second Edition. Pharmacy
Practice & Development Division Ministry of Health Publishers, Malaysia.
Rahmatullah WS., Hakim L., Pramantara IDP. 2013. Perkiraan Kadar Fenitoin
Dalam Darah dan Hasil Terapi Pada Pasien Epilepsi. Journal Manag Pharm
Pract. 3(2):132–6.
Wahyono D. 2013. Farmakokinetika Klinik Konsep Dasar dan Terapan Dalam
Farmasi Klinik. Yogyakarta: UGM Press.
12
LAMPIRAN
PEMANTAUAN KADAR OBAT FENITOIN DALAM DARAH DENGAN
METODE ESTIMASI FARMAKOKINETIKA PADA PASIEN RAWAT
INAP RUMAH SAKIT ANSARI SALEH BANJARMASIN
DATA
Karakteristik Pasien
Karakteristik
Jenis Kelamin (n=23)
Laki – Laki
Perempuan
Usia (Tahun) (n=13)
18-25
26-35
36-45
46-55
56-65
Diagnosis (n=23)
Epilepsi
Stroke
Enchepalitis
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Tetanus
Lainnya
Jumlah Pasien
Persentase
15
8
65,217 %
34,782 %
6
1
4
2
46,153%
7,692%
30,769%
15,384%
23
100%
Dosis obat Fenitoin intravena IV bolus yang diberikan
Penggunaan Obat
Dosis (Sekali pakai) (n=3)
100 mg
200 mg
Durasi pemberian (n=3)
< 5 Hari
5-10 Hari
Jumlah Pasien
Persentase
1
2
33,333%
66,667%
3
100%
Jumlah
3
Persentase
100%
Estimasi kadar Fenitoin pada pasien
Estimasi Kadar
Di bawah rentang (< 10 mg/L) (n=3)
Di bawah rentang (10-20 mg/L)
Di atas rentang (> 20 mg/L)
14
Lembar Kerja
No
Nama
Pasien
Umur
441753
Dinda
10 Th
284212
Rima
22 Th
442773
Rahmad
37 Th
443095
441288
Akhmad
Taufiqur
17 Th
41 Th
443445
Sugeng
21 Th
443915
444107
372148
M. Aidia
Natasya
Ali
22 Th
2 Th
40 Th
277045
Muhammad
5 Th
451809
M. Nazar
259511
Siti R
10
Bln
20 Th
448836
Siti M
54 Th
444542
445250
155679
104895
433984
448218
238069
348965
451869
452912
Achmad
M. Rezky
Puput
Hesselly
Abdul
Amellia
Nur
M. Raffa
Muham
Nur
16 Th
5 Th
27 Th
50 Th
10 Th
4 Th
6 Th
2 Th
1 Hr
1 Th
Dosis
Fenitoin
2 x 100
mg
Lama
Pemberian
4 hari < 5
hari
Diagnosis
Nilai
SrCr
(Bila
ada)
Epilepsi
0,9
mg/dl
Epilepsi
1,3
mg/dl
2 x 200
mg
2 hari < 5
hari
Epilespsi
1,17
mg/dl
2 x 200
mg
3 hari < 5
hari
Epilepsi
1,1
mg/dl
Epilepsi
1 x 50
mg
2 x 100
mg
2 hari < 5
hari
Keterangan
Lainnya
Depakote
Oral
Depakote
Oral
BB: 52 kg
TB: 160 cm
BB: 72 kg
TB: 165 cm
Depakote
Oral
BB: 56 kg
TB: 165 cm
BB: 56 kg
TB: 165 cm
Inj. Antrain
Inj.
Diazepam
Kejang
Epilepsi
Oral
Epilespsi
BB: 45 kg
TB: 150 cm
15
Download