Uploaded by User83869

soap

advertisement
SOAP
LAPORAN OPERASI
OPERASI KET
1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dengan GA.
2. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi
dengan doek steril.
3. Dibuat incici kulit pada linea mediana dari supra simpisis sampai dibawah umbilicus  10 cm,
incici diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul, sampai cavum peritonei terbuka.
4. Ekslporasi didapatkan :
a. Uterus sedikit membesar.
b. Adnexa S : ruptur tuba pars ampularis, ovarium dbn  diputuskan dilakukan parsial
salpingektomi S.
c. Adnexa D : tuba dan ovarium dbn.
5. Didapatkan perdarahan 600cc, clot 800cc.
6. Dilakukan pencucian dengan NS hangat 1000cc.
7. Cek ulang perdarahan  perdarahan aktif tidak ada.
8. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Kulit dijahit subcutis.
9. Operasi selesai.
PARSIAL SALPINGEKTOMY (S)
1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dengan GA.
2. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi
dengan doek steril.
3. Dibuat incici kulit pada linea mediana dari supra simpisis sampai dibawah umbilicus  10 cm,
incici diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul, sampai cavum peritonei terbuka.
4. Ekslporasi didapatkan :
a. Uterus sedikit membesar.
b. Adnexa S : ruptur tuba pars ampularis, ovarium dbn  diputuskan dilakukan parsial
salpingektomi S.
c. Adnexa D : tuba dan ovarium dbn.
5. Didapatkan perdarahan 600cc, clot 800cc.
6. Dilakukan pencucian dengan NS hangat 1000cc.
7. Cek ulang perdarahan  perdarahan aktif tidak ada.
8. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Kulit dijahit subcutis.
9. Operasi selesai.
EKSTRAKSI VAKUM
1. Ibu tidur posisi litotomi.
2. Setelah semua bagian ekstrator vakum terpasang, pilih mangkuk sesuai pembukaan serviks.
(cek apakah semua sdh terpasang dg benar/tdk bocor)
3. Mangkuk dimasukkan dalam vagina dengan posisi miring, pasang pada bagian terendah
kepala, jauhi UUB. Tonjolan mangkuk sesuai letak denominator.
4. Dilakukan penghisapan dgn pompa penghisap, dgn tenaga - 0,2 kg/cm interval 2 menit.
(tenaga vakum yg dibutuhkan -0,7 sd -0,8) sampai terbentuk caput.
5. Sebelum mulai traksi periksa ulang apakah ada bagian jalan lahir ikut terjepit.
6. Bersamaan dengan his ibu disuruh mengejan, mangkuk ditarik searah sumbu panggul. Saat
melakukan tarikan harus ada koordinasi baik antara tangan kiri dan tangan kanan.
7. Ibu jari dan telunjuk tangan kiri menahan mangkuk, sedang tangan kanan melakukan tarikan
dengan memegang pada pemegang.
8. Traksi dilakukan terus selama ada his & harus mengikuti putar paksi dalam sampai suboksiput
berada dibawah simpisis. (Traksi dilakukan secara intermitten bersama dengan his)
9. Kepala janin dilahirkan dengan menarik mangkuk kearah atas, sehingga kepala janin
melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai hipomoklion berturut-turut lahirlah
kepala, dahi, hidung dan mulut.
10. Saat kepala defleksi tangan kiri penolong segera menahan perineum.
11. Setelah kepala lahir pentil di buka, mangkuk dilepas.
12. Bila perlu episiotomi dilakukan sebelum pemasangan mangkuk.
LOVSET
1. Badan janin dipegang secara femuro pelviks dan sambil dilakukan traksi curam ke bawah,
badan janin diputar setengan lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan.
2. Kemudian sambil dilakukan traksi, badan janin diputar kembali ke arah yang berlawanan
setengah lingkaran (demikian seterusnya bolak balik) sehingga bahu belakang tampak di
bawah simfisis dan lengan dapat di lahirkan.
3. Bila lengan janin tidak dapat di lahirkan maka lengan janin dapat dilahirkan dengan mengait
lengan bawah dengan jari penolong.
OKSITOSIN DRIP
1. Pro terminasi dengan oksitosin drip 5 IU dalam D5% 500 cc  mulai 8 tts/m dinaikkan 4 tts/m
tiap 15 menit sampai his adekuat atau maksimal 40 tts/m
2. Evaluasi 2 jam setelah his adekuat
Indikasi ibu :
a. Hamil dg HT
b. Hamil dg DM
Indikasi Janin :
a. Postterm
b. PROM
c. IUFD
Kontraindikasi :
a. Malposisi & malpresentasi
b. Insufisiensi plasenta
c. Disproporsi sefalopelvik (CPD)
d. Cacat rahim (pernah SC, enukleasi mioma)
e. Grande multipara
f. Gemelli
g. Rahim yg berlebihan, misal : hidramnion, Plasenta previa
Syarat :
a. Hamil aterm
b. UPD normal
c. Tidak ada CPD
d. Janin presentasi kepala
e. Serviks sudah matang PS ≥ 6
Terminasi sesuai NST
a. NST reaktif  usul OD
b. NST patologis  usul SC cito
c. NST suspicious  pro OCT
d. SC cito
3. Lanjut OD
LOVSET MAURICEAU
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ibu ditidurkan dalam posisi litotomi.
Antisepsis vulva dan sekitarnya dengan betadin.
Demarkasi lapangan operasi dengan doek steril.
Blast dikosongkan dengan kateter lalu dilepaskan.
Operator berdiri di depan vulva dan dilakukan VT.
Ketika bokong membuka vulva, bersamaan dengan his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu
bokong mulai membuka vulva, disuntikkan oksitosin 5 IU IM.
7. Episiotomi dilakukan saat bokong membuka vulva.
8. Bokong sampai pusat dilahirkan dengan kekuatan ibu sendiri. Kemudian tali pusat
dikendorkan. Dengan ibu mengejan 2 kali bahu tidak lahir, diputuskan untuk melakukan lovset.
9. Badan janin dipegang secara femuropelviks, sambil melakukan traksi curam ke bawah badan
janin diputar ½ lingkaran untuk melahirkan bahu depan, kemudian ½ lingkaran lagi dengan
arah berlawanan untuk melahirkan bahu belakang.
10. Setelah kedua bahu lakepala dilahirkan secara mauriceau. Janin diletakkan diatas lengan
penolong. Jari II & IV pada fossa canina. Tangan kanan dipunggung janin, dilakukan traksi
curam ke bawah. Kepala janin dielevasi ke atas sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut,
hidung, mata , dahi, UUB dan akhirnya lahirlah seluruh kepala janin.
11. Lahirlah bayi….BB….PB…. AS…. Jam….
12. Bayi yang baru lahir diletakkan di perut ibu.
13. Tali pusat diklem di dua tempat (5cm dan 10cm di atas abdomen bayi), dipotong ditengahtengahnya, bayi dirawat.
14. Plasenta dilahirkan secara peregangan tali pusat terkendali, diameter…..tebal…. panjang….
15. Eksplorasi jalan lahir, SBR, cerix, vagina (intak, didapatkan luka episiotomi)
16. Repair luka episiotomi.
MANUIL PLASENTA
1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi.
2. Kandung kencing dikosongkan.
3. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi
dengan doek steril.
4. Dengan tangan kanan memakai hand skoen yang telah di DTT diberi betadine dimasukkan
dengan menyusuri (dengan tuntunan) tali pusat yang direnggangkan dengan tangan kiri
sampai mencapai tepi plasenta.
5. Setelah mencapai tepi plasenta tangan kiri dipindahkan ke fundus uteri (menahan fundus
uteri) dan tangan kanan melepas plasenta dengan sisi ulnar jari tangan kanan sampai seluruh
plasenta lepas di pegang dengan tangan kanan dan plasenta dilahirkan.
6. Eksplorasi jalan lahir intak.
7. Operasi selesai.
KLASIK/DEVENTER
1. Kedua kaki janin pada pergelangan kaki dipegang dengan tangan kiri penolong, dielevasi
keatas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu.
2. Bersamaan dengan itu tangan kanan penolong di masukkan ke dalam jalan lahir dan jari
tengah penolong & telunjuk menelusuri bahu janin sampai fossa kubiti. Kemudian lahirkan
lengan bawah dengan gerakan seperti mengusap muka janin.
3. Untuk melahirkan lengan depan pegangan pada pergelangan kaki janin diganti dengan
tangan kanan penolong, tarik curam kebawah sehingga punggung janin mendekati punggung
ibu.
4. Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.
5. Bila lengan depan sukar dilahirkan, diputar menjadi lengan belakang.
6. Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicengkram dengan kedua tangan penolong
sedemikan rupa sehingga kedua ibu jari tangan penolong terletak di punggung sejajar sumbu
badan janin, sedangkan jari-jari lain mencengkram dada. Putaran diarahkan ke perut dan
dada janin sehingga lengan depan terletak di belakang. Kemudian lengan belakang tersebut
dilahirkan seperti diatas.
SO (SALPHYNGO OOVORECTOMY )
1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dengan GA.
2. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi
dengan doek steril.
3. Dibuat incici kulit pada linea mediana dari supra simpisis sampai dibawah umbilicus  10 cm,
incici diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul, sampai cavum peritonei terbuka.
4. Cairan peritoneum di aspirasi dengan spuit  dilakukan pemeriksaan sitologi.
5. Eksplorasi didapatkan :
a. Uterus bentuk dan ukuran normal.
b. Kista yang berasal dari ovarium / adnexa D / S, permukaan (licin, berdungkul-dungkul).
Tidak didapatkan perlekatan.
c. Ovarium D / S bentuk dan ukuran normal.
6. Kista diluksir keluar, diputuskan untuk dilakukan SO (D / S).
7. Tuba dan ligamentum ovarii propium D / S diklem, dipotong, dijahit  dilakukan pemeriksaan
VC, hasil  jinak / ganas.
8. Ekplorasi perdarahan aktif tidak ada.
9. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Kulit dijahit subcutis.
10. Operasi selesai.
MYOMA UTERI PRE OP (RUANGAN)
PDx :
- Konsul ulang anestesi
- Konsul IPD (jika belum)
PTx :
- MRS R-9 (3 hari sebelum opx)
- Pro TAH tanggal….
- Diet TKTP rendah serat
- Terapi oral:
- Kanamycin 3 x 500 mg,
- Roborantia 1x1
- Betadine vaginal douche P/S
- Lavement P/S
- Persiaan operasi :
Puasa 8 jam sebelum opx (pk. 22.00)
SP, sedia darah, daftar OK
Inj. Gentamisin 80 mg iv
-
IVFD RL 1000 cc
Pasang DC
Observasi VS, keluhan
KIE
SCTP
1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dengan GA.
2. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi
dengan doek steril.
3. Dibuat incici kulit pada linea mediana dari supra simpisis sampai dibawah umbilicus  10 cm,
incici diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul, sampai cavum peritonei terbuka.
4. Tampak uterus gravidarum. Pasang kassa laparatomi.
5. Dibuat bladder flap dengan mengincici peritoneum visceral  2 cm diatas plika vesica uterine,
dilebarkan ke lateral, dijauhkan ke caudal dengan hak besar untuk melindungi vesica urinaria.
6. Dibuat incici pada SBR  1 cm di bawah incici bladder flap, dilebarkan ke lateral secara tumpul
dengan jari, keluar ketuban warna ……., janin dilahirkan dengan (meluksir kepala, meluksir
bokong, ekstraksi kaki), laki-laki / perempuan, berat ……..gram, panjang ……..cm, A / S …….,
jam …….kemudian bayi dirawat.
7. Placenta dilahirkan dengan tarikan ringan, ukuran ……..cm, implantasi di fundus, panjang tali
pusat …….cm.
8. Explorasi cavum uteri, tidak terdapat perdarahan dan sisa plasenta.
9. Dibuat jahitan sudut pada kanan dan kiri SBR, dilanjutkan dengan jahitan jelujur feston 2 lapis.
10. Dilakukan reperitonealisasi, kassa laparatomi di keluarkan…….(dilakukan tubectomy).
Evaluasi perdarahan aktif tidak ada. Uterus kontraksi baik.
11. Adnexa D / S dalam batas normal.
12. Darah dibersihkan. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.
13. Operasi selesai.
TAH
1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dengan GA.
2. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi
dengan doek steril.
3. Dibuat incici kulit pada linea mediana dari supra simpisis sampai dibawah umbilicus 10 cm,
incici diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul, sampai cavum peritonei terbuka.
4. Eksplorasi didapatkan :
a. Uterus membesar dengan ukuran = UK 36 minggu, myomatik, tidak didapatkan /
perlekatan dengan ……
b. Tuba dan ovarium (adnexa parametrium) D / S bentuk dan ukuran normal. Tidak
didapatkan perdarahan dari organ genitalia internal (uterus dan parametrium intake).
Diputuskan dilakukan TAH.
5. Ligamentum rotundum D / S diklem, dipotong, dijahit. Dibuat bladder flap, dilebarkan ke
lateral. Dibuat tunnel avaskuler pada ligamentum latum D / S. Ligamentum suspensorium
ovarium D / S di klem melewati tunnel avaskuler, kemudian dipotong, dijahit.
6. Vasa uterine D / S diklem, dipotong kanan dan kiri, diligasi.
7. Ligamentum cardinale D / S diklem, dipotong, dijahit dan diligasi
8. Ligamentum sacrouterina D / S diklem, dipotong, dijahit dan diligasi
9. Dibuat incici longitudinal pada anterior isthmus sampai mencapai portio, portio diklem pada
batas fornix, kemudian dipotong melingkar sampai batas fornix-portio.
10. Dibuat jahitan pada sudut stom kanan dan kiri.
11. Stom pada vagina dijahit melingkar dengan jahitan jelujur feston.
12. Dinding vagina anterior dan posterior, disatukan dengan jahitan figure of eight.
13. Evaluasi perdarahan  perdarahan aktif tidak ada.
14. Reperitonelisasi.
15. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.
16. Operasi selesai.
TOTAL ABDOMINAL HISTEREKTOMI
1. Pasien tidur terlentang dimeja operasi dengan GA.
2. Antisepsis lapangan operasi dengan betadine sabun dan betadine sol, demarkasi lapangan
operasi dengan doek steril.
3. Incisi midline pada linea mediana dari suprasimfisis sampai dibawah umbilicus ±10 cm. incisi
diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul sampai cavum peritoneum terbuka.
4. Pada eksplorasi didapatkan :
a. Uterus membesar myomatik ~ ……minggu, myomatik, tidak/didapat kan perlekatan
dg………
b. Tuba dan ovarium D/S bentuk dan ukuran normal.
c. Tidak didapatkan perdarahan dari organ genetalia interna (uterus & parametrium
intake) → diputuskan dilakukan TAH.
5. Kassa laparotomi dipasang.
6. Ligamentum rotundum S/D diklem, dipotong, diligasi.
7. Dibuat tunnel avasculer, lalu ligamentum ovarii propria & tuba S/D diklem, dipotong dijahit
transfix.
8. Dibuat bladder flap anterior, VU disisihkan ke caudal, dilindungi hak, bladder flap dilebarkan
lateral ke tunggul ligamentum rotundum.
9. Ligamentum cardinale dan vasa uterine S/D diklem, dipotong, dijahit transfix.
10. Dinding lateral uteri S/D diklem, dipoting, dijahit transfix, turun ke caudal sampai batas fornix.
11. Ligamentum sacrouterina S/D diklem, dipotong, diligasi.
12. Setinggi batas fornix-portio, istmus anterior diincisi longitudinal, fornix diklem dipotong
melingkar sampai dengan uterus teramputasi. Kassa alcohol dimasukan vagina.
13. Sudut S/D stomp vagina dijahit figure 8, lalu stomp vagina dijahit doorlopen, lalu tunggul
ligamentum rotundum disatukan ke stomp vagina. Kassa laparotomi dilepas.
14. Eksplorasi : perdarahan dirawat, lalu reperitonealisasi. Cavum peritonei dibilas NS 1000 cc
hangat.
15. Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Operasi selesai, perdarahan 1500 cc, produksi urine 100
cc jernih durante operasi, tranfusi PRC.
SVH
1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dengan GA.
2. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi
dengan doek steril.
3. Dibuat incici kulit pada linea mediana dari supra simpisis sampai dibawah umbilicus  10 cm,
incici diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul, sampai cavum peritonei terbuka.
4. Eksplorasi didapatkan :
5. Uterus membesar dengan ukuran = UK 20 – 22 minggu, myomatik, tidak didapatkan /
perlekatan dengan …… Diputuskan dilakukan SVH.
6. Tuba dan ovarium D / S bentuk dan ukuran normal.
7. Ligamentum rotundum D / S diklem, dipotong, dijahit. Dibuat bladder flap, dilebarkan ke lateral
kearah tunggul ligementum rotundum.
8. Tuba dan ligamentum ovarii propium D / S diklem, dipotong, dijahit transfix.
9. Vasa uterine D / S diklem, dipotong, dijahit transfix.
10. Amputasi uterus setinggi isthmus. Dibuat jahitan sudut kanan dan kiri. Stom servix dijahit
dengan figure of eight.
11. Sudut stom cervix disatukan dengan tunggul lig.rotundum D /S.
12. Evaluasi perdarahan  perdarahan aktif tidak ditemukan.
13. Reperitonealisasi.
14. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.
15. Operasi selesai.
CYSTOMA OVARII
PDx :
PTx :
Pmo :
-
Lab lengkap
USG
Konsul cardio (status kardiologi)
MRS
O2 4liter/menit
IVFD RL
Pasang DC
Diet TKTP
Perbaikan KU dengan transfuse PRC 2 labu/hari sampai Hb ≥10 gram/dl
Terapi oral: roboransia 1x1
Observasi VS, keluhan, balans cairan, reaksi transfuse
KIE
Konsul senior
Jika Myoma uteri/Cystoma Ovarii sangat besar  Konsul Bedah Digestif
“Mohon konsul dan pertimbangan back up operasi karena dikhawatirkan adanya perlengketan
dengan organ-organ digestif akibat massa yang sangat besar”
Jika dari BNO-IVP atau USG abdomen d kelainan  Konsul Urologi
“Mohon konsul dan pertimbangan untuk pemasangan UK”
MYOMA UTERI PRO TAH
PDx :
PTx :
-
Konsul kardio
Pasang infuse RL 1000 cc
Injeksi Gentamisin 80 mg IV
Terapi oral
Kanamycin 4x500 mg
Roboransia 1x1
Betadine vaginal douche P/S
Lavament P/Spersiapan operasi:
Puasa jam 22.00
Pasang DC
Pasang roll tampon
CYSTOMA OVARII PRE OP
PDx :
PTx :
-
Konsul ulang anestesi
Konsul bedah urologi
MRS R-9
Pro SOVC tanggal
Diet TKTP rendah serat
Terapi oral:
Kanamycin 4x500 mg
Roborantia 1x1
Betadine vaginal douche
PRIMIGRAVIDA 43-44 MINGGU T/H + FWB BAIK + UNFAVORABLE SERVIKS
PDx :
PTx :
- Usul MRS R-8
- Pro ripening dengan misoprostol 25 mcg/6 jam sampai dengan PS 6 dilanjutkan
dengan OD
MULTIGRAVIDA 28-30 MINGGU T/H + PPI
PDx :
- Lab: DL, UL, RFT, LFT, GDA, FH, USG FM jam kerja, Rencana kultur urin dan serviks
di ruangan
PTx :
- Bed rest
- Perawatan konservatif : Gentamisin 2x80 mg IV
- Induksi maturasi paru dengan dexa 2x16 mg IV selang 24 jam
- Histolan 3x1
Pmo : Obs VS, keluhan, his, BJA
NYANYIAN TUBECTOMY POMEROY
1. Pasien tidur terlentang di atas meja operasi dengan GA.
2. Anestesi lapangan operasi dengan Savlon, demarkasi lapangan operasi dengan doek steril.
3. Insisi kulit semilunar di bawah umbilicus ± 2cm, insisi diperdalam lapis demi lapis secara tajam
sehingga cavum abdomen terbuka.
4. Dengan bantuan retractor abdomen dicari Tuba Sinistra, dijepit dengan klem Babcock, diklem,
dijahit, dipotong.
5. Eksplorasi perdarahan → tidak ada perdarahan aktif.
6. Dengan cara yang sama dilakukan pada tuba kontralateral.
7. Perineum dijahit secara jelujur.
8. Fascia dijahit secara jelujur.
9. Kulit dijahit sub kutikuler
10. Operasi selesai.
SOAP PRO MOW
PDx :
- Konsul kardiologi
- Konsul anestesi
PTx:
- Pro MOW besok …..
- Diet TKTP
- Mobilisasi
- IVFD RL 1000cc (2Fl) sebelum operasi
- Inj. Gentamycin 80mg IV (1 jam sebelum operasi)
- Terapi oral:
Amoksisilin 3x500g
As Mef 3x500g
Roborantia 1x1
Puasa 6 jam sebelum operasi (mulai jam 02.00)
SOAP POST MOW
PDx :
PTx :
- Diet TKTP
- Mobilisasi
- Terapi oral:
Amoksisilin 3x500 mg
Asam Mefenamat 3x500 mg
Roborantia 1x1
- Bila 6 jam post opx t.a.a  BLPL
SOAP POLI NIFAS
Tanyakan:
a. Partus pervaginam/perabdominam
b. Bila perabominam indikasi apa
c. Bila pervaginam Spt B/Spt Bracht, vacuum, forsep
d. Partus di mana dan kapan
Tulis:
a. Pasien post partum….., a.i…….., di….., tanggal…….
b. GxPxxxxYxxx post partum……. hari ke….
S :….
O:
KU: … Kes: CM
TD:
K/L
:
Thorax :
Abd
:
Kontraksi uterus:
TFU
:
Luka operasi:
P:
- Amoksisilin 3x500 mg
- Asam Mefenamat 3x500 mg
- Roborantia 1x1
-
Bila luka basah Amoksisilin diganti Amoksisilin Clavulanat
KISTATEKTOMI BILATERAL
1. Penderita tidur terlentang dimeja operasi.
2. Antisepsis lapangan operasi dengan betadine, demarkasi dengan doek steril.
3. Incisi midline pada linea mediana dari suprasimfisis sampai dibawah dibawah umbilicus ±10
cm, incisi diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul sampai cavum abdomen
terbuka.
4. Eksplorasi didapatkan :
a. Massa kistik D: ukuran ..x..x.. cm, 2 buah terdapat perlekatan hebat dengan organ
disekitarnya → dilakukan pembebasan perlekatan → diaspirasi → keluar cairan berwarna
coklat → diputuskan dilakukan kistektomi D.
b. Massa kistik S : ukuran ..x..x.. cm, 2 buah, terdapat perlekatan hebat dengan organ
sekitarnya → dilakukan pembebasan perlekatan → diaspirasi → keluar cairan berwarna
coklat → diputuskan dilakukan kistektomi S.
5. Eksplorasi perdarahan, tidak didapatkan perdarahan aktif.
6. Dilakukan pencucian dengan NS hangat.
7. Luka operasi ditutup lapis demi lapis.
8. Kulit dijahit subkutis.
9. Operasi selesai.
KISTEKTOMI SINISTRA
1. Pasien tidur terlentang dimeja operasi dengan GA.
2. Antisepsis lapangan operasi dengan betadine sabun dan betadine sol, demarkasi lapangan
operasi dengan doek steril.
3. Incisi midline pada linea mediana dari suprasimfisis sampai dibawah umbilicus ±10 cm. incisi
diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul sampai cavum abdomen terbuka.
4. Eksplorasi didapatkan:
5. Massa kistik S : ukuran ..x..x..cm, terdapat perlekatan dengan organ disekitarnya → dilakukan
pembebasan perlekatan → diaspirasi → keluar cairan berwarna coklat → diputuskan
dilakukan kistektomi S.
a. Uterus : bentuk dan ukuran normal.
b. Tuba dan ovarium bentuk dan ukuran normal.
6. Eksplorasi perdarahan aktif tidak ada.
7. Dilakukan pencucian dengan NS hangat ± 2000 cc.
8. Luka operasi ditutup lapis demi lapis.
9. Kulit dijahit subkutis.
10. Operasi selesai.
TOTAL ABDOMINAL HISTEREKTOMI
1. Pasien tidur terlentang dimeja operasi dengan GA.
2. Antisepsis lapangan operasi dengan betadine sabun dan betadine sol, demarkasi lapangan
operasi dengan doek steril.
3. Incisi midline pada linea mediana dari suprasimfisis sampai dibawah umbilicus ±10 cm. incisi
diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul sampai cavum peritoneum terbuka.
4. Pada eksplorasi didapatkan :
5. Uterus membesar myomatik ~ …… minggu, berbenjol-benjol → diputuskan dilakukan TAH.
a. Tuba dan ovarium dekstra bentuk dan ukuran normal.
b. Tuba dan ovarium sinistra bentuk dan ukuran normal.
6. Kassa laparotomi dipasang.
7. Ligamentum rotundum S/D diklem, dipotong, diligasi.
8. Dibuat tunnel avasculer, lalu ligamentum ovarii propria & tuba S/D diklem, dipotong dijahit
transfix.
9. Dibuat bladder flap anterior, VU disisihkan kecaudal, dilindungi hak, bladder flap dilebarkan
lateral ke tunggul ligamentum rotundum.
10. Ligamentum cardinale dan vasa uterine S/D diklem, dipotong, dijahit transfix.
11. Dinding lateral uteri S/D diklem, dipoting, dijahit transfix, turun ke caudal sampai batas fornix.
12. Ligamentum sacrouterina S/D diklem, dipotong, diligasi.
13. Setinggi batas fornix-portio, istmus anterior diincisi longitudinal, fornix diklem dipotong
melingkar sampai dengan uterus teramputasi. Kassa alcohol dimasukan vagina.
14. Sudut S/D stomp vagina dijahit figure 8, lalu stomp vagina dijahit doorlopen, lalu tunggul
ligamentum rotundum disatukan ke stomp vagina. Kassa laparotomi dilepas.
15. Eksplorasi : perdarahan dirawat, lalu reperitonealisasi. Cavum peritonei dibilas NS 1000 cc
hangat.
16. Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Operasi selesai, perdarahan 1500 cc, produksi urine 100
cc jernih durante operasi, tranfusi PRC.
SURGICAL STAGING
1. Penderita tidur terlentang dimeja operasi dengan GA.
2. Antisepsis lapangan operasi dengan betadine sabun dan betadine sol, demarkasi lapangan
operasi dengan doek steril.
3. Incisi dinding abdomen secara Maylard sampai dengan cavum peritoneum terbuka.
4. Evaluasi organ genetalia interna.
a. Uterus membesar ukuran 12-14 mgg, tampak daerah anaplastik pada uterus bagian
posterior.
b. Adnexa parametrium S/D normal.
c. Ovarium bentuk dan ukuran normal.
d. Tuba bentuk dan ukuran normal.
→ diputuskan dilakukan TAH BSO,omentectomi,appendektomi dan KGB pelvis D/S.
5. Ligamentum rotundum D/S diklem lebih dekat ke dinding pelvic, dipotong, diligasi.
6. Dibuat bladder flap kemudian ligamentum latum anterior dibuka mulai dari bladder flap kearah
lateral D/S sampai berpotongan dengan ligamentum rotundum.
7. VU disisihkan ke anterior dan dilindungi dengan wound hack.
8. Dibuat tunnel avasculer D/S.
9. Ligamentum infudibulum pelvicum D/S diklem, dipotong, diligasi.
10. Identifikasi ureter D/S sampai persilangan dengan arteri uterine dipegang dengan toegel
kateter.
11. Identifikasi arteri uterine D/S diklem dipotong diligasi.
12. Ligamentum cardinale D/S diklem dipotong diligasi.
13. Ligamentum sacrouterina D/S diklem dipotong diligasi.
14. Uterus diamputasi pada vagina ± 1 cm diatas fornix dengan portio.
15. stomp vagina dibuat jahitan doorloop melingkar.
16. Ligamentum latum posterior dibuka secara tumpul menuju fossa obturatoria D/….S.
17. Limfonoduli parailiaca D/S diambil secara bersih sepanjang arteri iliaca interna dengan ureter.
18. Evaluasi perdarahan, perdarahan aktif tidak ada.
19. Vagina anterior dan posterior dijahit silang.
20. Cuci usus, luka operasi dijahit lapis demi lapis. Operasi selesai. (SS)
SOAP POLI GINEKOLOGI
Ny…../ usia / Menikah …. X …. Tahun / PxAbx / usia anak terakhir / Jenis KB / HPHT :….
S :
O :
KU: CM:
K/L
Abd: TFU
Teraba massa…. Konsistensi….
Fixed/mobile…..Permukaan…..
Ukuran….
GE: flek: fluk: fluor:
Insp: v/v flek: fluk: fluor
POMP/PONP tertutup/ Terbuka,
licin/berdungkul, erosi/tdk, ulkus/tdk
VT: v/v flek: fluk: fluor…POMP/PONP…..
CUAF/RF:….AP CD:……
A:….. (langsung diagnosis)
P: ……(tergantung kasus)
EKSTRAKSI BOKONG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ibu ditidurkan dalam posisi litotomi.
Antisepsis vulva dan sekitarnya dengan betadin.
Demarkasi Lapangan operasi dengan doek steril.
Blast dikosongkan dengan kateter lalu dilepaskan.
Operator berdiri di depan vulva dan dilakukan VT……………
Ketika timbul his, ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu
bokong mulai membuka vulva, disuntikkan oksitosin 5IU IM.
7. Episiotomi dilakukan saat bokong membuka vulva.
8. Kaitkan jari telunjuk kedua tangan penolong pada lipatan paha depan & belakang, dengan ibu
jari diletakkan pada sakrum lakukan tarikan ke bawah sampai trochanter mayor depan terlihat
dibawah simphisis, lanjutkan dengan tarikan ke atas untuk melahirkan trochanter belakang,
setelah bokong lahir, teruskna tarikan ke bawah sampai ujung bawah scapula depan lahir,
lahirlah kedua kaki janin.
9. Kedua lengan dilahirkan dengan cara klasik dan kepala dilahirkan dengan cara mauriceau,
lahirlah bayi….BB….PB…. AS…. Jam….
10. Bayi yang baru lahir diletakkan di perut ibu.
11. Tali pusat diklem di dua tempat (5cm dan 10cm di atas abdomen bayi), dipotong ditengahtengahnya, bayi dirawat.
12. Plasenta dilahirkan secara peregangan tali pusat terkendali, berat…. Diameter …..tebal….
panjang….
13. Eksplorasi jalan lahir, SBR, cerix, vagina (intak, didapatkan luka episiotomi).
14. Repair luka episiotomi.
SPONTAN BRACHT
1. Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi.
2. Antisepsis vulva dan sekitarnya dengan betadin.
3.
4.
5.
6.
Lapangan operasi dilakukan demarkasi dengan doek steril.
Blast dikosongkan dengan kateter lalu dilepaskan.
Operator berdiri di depan vulva dan dilakukan VT.
Ketika timbul his, ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu
bokong mulai membuka vulva, disuntikkan oksitosin 5IU IM.
7. Episiotomi dilakukan saat bokong membuka vulva.
8. Saat bokong lahir, bokong dicengkeram dengan Bracht (kedua ibu jari operator sejajar sumbu
panjang paha dan jari-jari lain memegang panggul).
9. Pada stiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak teregang, tali
pusat dikendorkan terlebih dahulu.
10. Operator melakukan hiperlordosis pada badan janin (punggung janin didekatkan ke perut ibu).
Operator melakukan gerakan ini tanpa tarikan. Bersamaan dengan hiperlordosis, seorang
asisten melakukan ekspresi kristeler.
11. Dengan gerakan hiperlordosis, berturut-turut lahirlah tali pusat, perut, bahu, lengan, dahi,
mulut dan akhirnya lahirlah seluruh kepala. Lahirlah bayi …. BB….PB…. AS…. Jam….
12. Bayi yang baru lahir diletakkan di perut ibu.
13. Tali pusat diklem di dua tempat (5cm dan 10cm di atas abdomen bayi), dipotong ditengahtengahnya, bayi dirawat.
14. Plasenta dilahirkan secara peregangan tali pusat terkendali, berat….diameter…..tebal….
panjang….
15. Eksplorasi jalan lahir, SBR, cerix, vagina (intak, didapatkan luka episiotomy).
16. Repair luka episiotomi.
EKSTRAKSI FORCEP
1.
2.
3.
4.
5.
Penderita ditidurkan dengan posisi litotomi.
Desinfektan vulva dan sekitarnya dengan betadin.
Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril.
Blast dikosongkan dengan kateter lalu dilepas.
Dilakukan VT, effacement dan pembukaan lengkap, ketuban…. (jernih, keruh, mekoneal,
kehijauan) teraba kepala UUK kiri depan, jam 12, H IV, UPD normal.
6. Operator berdiri di depan vulva sambil memegang forcep dalam keadaan tertutup dan
membayangkan posisi yang akan dipasang.
7. Forcep kiri dipasang dulu dan dipegang dengan tangan kiri seperti memegang pensil, sejajar
dengan lipatan paha kanan. Dengan tuntunan tangan dan jari tangan kanan dan dibantu
dengan dorongan ibu jari, daun forsep kiri dimasukkan pada jalan lahir sampai penetrasi
setinggi vertex.
8. Forsep kanan dengan cara yang sama tapi berlawanan pada waktu dimasukkan ke jalan lahir.
9. Forsep dikunci, dilakukan eksplorasi, tidak ada jalan lahir yang terjepit.
10. Dilakukan traksi percobaan → berhasil.
11. Dilakukan episiotomy mediolateral.
12. Dilakukan traksi definitive, tarikan cunam ke bawah sampai kepala berada di dasar panggul,
kemudian tarikan mendatar ampi sub oksiput symphisis. Dengan tangan kiri memegang
gagang forsep, dilakukan elevasi ke atas, sedangkan tangan kanan menahan perineum, lalu
berturut-turut lahirlah dahi, mata, hidung, mulut dan seluruh kepala. Forseps segera
dilepaskan.
13. Badan bayi dilahirkan, lahirlah bayi…., BB…. PB…. AS…. Jam……
14. Tali pusat diklem di dua tempat dan dipotong ditengah-tengahnya.
15. Plasenta dilahirkan, berat… diameter… tebal… panjang tali pusat…. Cm
16. Eksplorasi jalan lahir, SBR, serviks, vagina → intak.
17. Repair luka episiotomy.
ABORTUS INCOMPLETE
PDx :
PTx :
-
-
MRS R……  pro kuretase
Injeksi Gentamisin 80 mg IV ½ jam sebelum kuret
Kaltrofen Supp II ½ jam sebelum kuret
Terapi oral (post kuret) :
Amoksisilin 3x500 mg,
As Mef enamat 3x500 mg
Metergin 3x1
Roborantia 1x1
Obs VS, kel, fluksus
Catatan :
Bila UK > 12 minggu  Drip Oksitosin 20 IU dalam D5% s/d 12 jam post kuretase
2 jam post kuret (UK< 12 minggu)  BLPL
Abortus berulang  GD I/II, Coomb test, Toxoplasma, T3/T4/TSH
ABORTUS INCOMPLETE >12 MINGGU (L5)
PDx :
PTx :
-
-
MRS pro kuretase
Drip Oksitosin 20 IU dalam D5% s/d 12 jam post kuretase
Injeksi Gentamisin 80 mg IV ½ jam sebelum kuret
Kaltrofen Supp II ½ jam sebelum kuret
Terapi oral:
Amoksisilin 3x500 mg
Asam Mefenamat 3x500 mg
Metergin 3x1
Roborantia 1x1
SP
Obs VS, kel, fluksus
ABORTUS INCOMPLETE <12 MINGGU
PTx :
PMo :
MRS Pro kuretase
Injeksi Gentamisin 80 mg IV ½ jam sebelum kuretase
Kaltrofen Supp II ½ jam sebelum kuretase
Amoxicillin 3x500 mg, As Mefenamat 3x500 mg, Metergin 3x1, Roborantia 1x1
Obs VS, kel, fluksus
PLANNING PEB PROM
PDx :
- Lab: DL,UL, LFT, RFT, GDA, FH, Albumin
- Admission test : USG, NST
PTx :
-
PMo :
Injeksi SM full dose: SM 20% 4 gram IV, SM 40% 10 gram drip dalam RD5% 28
gtt/mnt, lanjut dengan SM Maintenance: SM 40% 5 gram drip dalam RD5% 500cc 28
gtt/mnt tiap 6 jam bila kontra indikasi (-)
Injeksi Ampicilin 3x1 gram IV skin test
Pasang DC
Usul terminasi dengan OD
Percepat Kala II sesuai syarat dan indkasi
Observasi VS, keluhan, his, BJA, tanda-tanda RUI, kemajuan persalinan, produksi
urin, balans cairan/6 jam, reflex patella.
BEKAS SC <2TAHUN + BOH + OBSPAR
PDx : DL, Admission test
PTx :
- Evaluasi 2 jam
- Bila inpartu pro SC cito
- Bila tidak inpartu, pindah ruangan, pro semi elektif SC tanggal….
PMo : Obs VS, keluhan, his, BJA, tanda-tanda inpartu
KALA I FASE LATEN + PROM
PDx :
PTx :
PMo :
Lab: DL, Admission test
Evaluasi 6 jam
Pro expectative pervaginam
Obs VS, kel, his, BJA, kemajuan persalinan
SC LANGSUNG (LETLI)
PDx :
PTx :
PMo :
Usul terminasi dengan Sc cito
Persiapan operasi:
IVFD RL
Pasang DC
Injeksi Gentamisin 80 mg IV
Tokolitik: Kaltrofen supp II
SP
Sedia Darah
Daftar OK
Observasi VS, keluhan, his, BJA
KET (O AND P)
- Obyektif
Tensi ↓, Nadi ↑, RR ↑
Kep: an +/+, ikterus -/Thorax: dbn
Abd: flat, supel, distended, bisisng usus normal/↓, nyeri tekan (+), shifting dullness (+)
GE: flek (+), fluk (-), fluor (-)
Insp: v/v flek (+), fluk (-), fluor (-), POMP t’tutup licin
VT: v/v flek (+), fluk (-), fluor(-), POMP tertutup licin, CUAS: sedikit membesar, APD/S: nyeri
(+), massa (+), slinger pain (+), nyeri goyang portio (+)
CD: normal/menonjol
HCG (+)
DL : anemia
- Planning:
IVFD RL
Konsul laparatomi cito
SP,KIE, sedia darah, daftar OK
Cefazoline 2gr, Ranitidine 50mg, Metoklopramide 10mg
Observasi VS, keluhan
HPP
PDx :
PTx :
-
Diet TKTP
MRS
IVFD RL + drip oxytosin 20 IU s/d 12 jam post partum
Injeksi Ceftriaxone 1 gr IV
Terapi oral: Asam mefenamat 3x500 mg, Kalnex 3x500 mg, Metergin 3x1 tablet,
Roborantia 1x1
PMo : Obeservasi VS, keluhan, kontraksi uterus, perdarahan
DUB + ANEMIA
PDx :
PTx :
PMo :
MRS pro perbaikan KU dengan transfusi PRC 2 labu/ hari sampai Hb >8 gram%
Prothyra 2x10 mg
Esthero 2x12,5mg
Roborantia 1x1
Observasi VS, keluhan, perdarahan
TERAPI ANEMIA DEFISIENSI BESI
(Defisit Hb x 250 mg ) + 50% (Defisit Hb x 250 mg )
Misalkan :
Hb = 8 (normalnya 12)  (4 x 250 mg) + 50% (4 x 250 mg)
1500 mg Peroral min 90 hr
Suplemen besi (Creasy Resnik)
Rutin : 30 mg/hr (semua bumil)
Terapi : 60-120 mg/hr (bumil + anemia defisiensi Fe)
+ ditambah Zn dan Cooper
Besi elemental : SF 20 %
Glukonas 12 %
SF 300 mg = 60 mg elemental
Kebutuhan zat besi selama hamil : 1000 mg
SC
PDx : c/ anestesi
PTx :
- Usul terminasi dengan SC cito
- Persiapan operasi:
- IVFD RL 1000 cc
- Pasang DC
- Injeksi Gentamisin 80 mg IV
- Tokolitik: Kaltrofen supp II
- SP/ Sedia Darah/ Daftar OK
ABSES BARTHOLIN
PDx :
PTx :
-
MRS R-9
Pro Marsupialisasi / Pro Incisi
Inj. Gentamycin 80 mg iv ½ jam sebelum tindakan
Kaltrofen supp II ½ jam sebelum tindakan
Terapi oral:
Amoksisilin 3x500 mg
Asam Mefenamat 3x500 mg
Asam Traneksamat 3x500 mg
Rob 1x1
CA CERVIX + ANEMIA
PDx : Laboratorium lengkap  hasil jadi Konsul kardiologi
PTx :
- O2 2-3 lpm (jika Hb< 7 g/dl)
- Pro perbaikan KU dengan transfusi PRC 2 labu/hari sampai dengan Hb >10 g/dl
- IVFD RL lifeline
- Terapi oral:
Tiamfenikol 3x500 mg
Asam mefenamat 3x500 mg
Plasminex 3x500 mg
Roborania 1x1
- Diet TKTP
PMo : Observasi VS, keluhan, fluksus, reaksi transfusi
SUSP CA CERVIX (DI POLI GYN)
Cek DL, jika :
Hb > 10 g/dl  biopsi di poli gyn
Hb < 10 g/dl  MRS pro perbaikan KU
Jika Px membawa hasil biopsi  (+) Ca cervix  Lab lengkap + Foto thorax  Konsul Poli
Onkologi
SEPTIC ABORTION +HYPOVOLEMIC SHOCK
PDx :
PTx :
-
Oksigen masker 4-6 liter/menit
IVFD 2 line RL, guyur
Injeksi Ceftriaxone 2x1 gram IV skin test
Metronidazole 3x500 mg IV
Pasang DC
Trasfusi WB sampai dengan Hb>10 gram/dl dilanjutkan dengan kuretase dengan GA
setelah 5 jam pemberian antibiotic
- Rencana kuretase, bila perdarahan tidak berhenti → histerektomi
- Drip oksitosin 20 IU 28 gtt/m
- Konsul anestesi
PMo : Observasi VS, keluhan, kontraksi uterus, fluksus
ABORTUS INFEKSIOSA
S : hamil, Perdarahan, nyeri perut (+), panas (+)
P:
- MRS R-9
- Pro kuretase dg GA 6 jam setelah pemberian antibiotik
- Oksigen masker 4-6 liter/menit
- IVFD RL + Drip oksitosin 20 IU 28 gtt/m sampai 12 jam post kuret
- Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 gram IV (skin test)
- Metronidazole 3 x 500 mg IV
- Pasang DC
- Konsul anestesi
PMo : Observasi VS, keluhan, kontraksi uterus, fluksus
POST MENAPOUSAL BLEEDING
PDx :
PTx :
- MRS
- Pro kuret PA I-II
- Inj Gentamisin 80 mg iv ½ jam sebelum kuret
- Kaltrofen supp II (Tramadol 1 amp iv) ½ jam sebelum kuret
PMo : Observasi vs, suby, fluksus
OBSERVASI KEHAMILAN EKTOPIK
PDx : Cek Hb tiap 6 jam, USG
PTx :
- MRS
- Pasang lingkar abdomen
- IVFD RL 16 gtt/menit
- Bila ada tanda-tanda akut abdomen →pro laparatomi cito
PMo : Observasi VS, keluhan, tanda-tanda akut abdomen
ABORTUS IMINENS (UGD)
S : hamil, perdarahan, nyeri
yang penting portio tertutup
P :
- DL, plano test, USG
- Terapi oral :
Amoksisilin 3 x 500 mg,
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Preabor 3x1
Roborantia 1x1
MENOMETRORAGIA EC MYOMA UTERI +ANEMIA
PDx :
- Laboratorium lengkap
- Konsul kardiologi (bila hasil labortaorium sudah ada)
(USG Gineklogi jam kerja-bila pasien dari UGD)
PTx :
- MRS
- Diet TKTP
- Pro perbaikan KU dengan transfusi PRC 2 labu/hari sampai HB >8 gram/dl. Lanjut
dengan kuretase PA I-II
- O2 4l/menit
- IVFD RL Lifeline
- Pasang DC
- Terapi oral: Amoksisilin 3x500mg, Asam Mefenamat 3x500mg, Asam Traneksamat
3x500 mg, Roborantia 1x1
PMo : Observasi VS, keluhan, reaksi transfusi, balans cairan/6 jam, perdarahan, produksi urin
PULVER WOUNDING
PDx : Laboratorium DL, FH
PTx :
- Usul eksplorasi dengan GA
- IVFD RL 20 gtt/ menit
- O2 nasal canul 4 liter/menit
- Injeksi Ampicillin 3x1 gram IV skin test
- Pasang DC
- Eksplorasi dan repair dengan GA
EARLY HPP SUSP SISA PLASENTA + ANEMIA
PDx : Lab lengkap (DL, FH, GDA, LFT, RFT, SE, Albumin), Usul USG jam kerja
PTx :
- O2 4-5 liter/menit
- Pasang IVFD 2 line: I. Resusitasi, II. OD drip
- Pasang DC
- Injeksi Ceftriaxone 2x1 gram IV skin test
- Terapi oral: Asam Mefenamat 3x500 mg, Metergin 3x1 tablet
- Transfusi PRC 2 labu/hr sampai dengan Hb >8 gram/dl
PMo : Observasi VS, keluhan, fluksus
RETENSIO PLASENTA
PDx : DL
PTx :
- O2 4-6 lt/menit
- IVFD RL + OD 20 IU 28 gtt/menit
- Kosongkan VU
- Injeksi Ceftriaxone 2x1 gram IV skin tes
- Coba lakukan PTT
PMo : Observasi VS, keluhan, kontraksi perdarahan
WOUND DEHISCENCE
PDx :
-
MRS
Pro secondary hecting dengan GA
IVFD RL lifeline
Injeksi Ceftriaxone 1 gram IV skin tes
SP, daftar OK
CYSTOMA OVARII TERINFEKSI
PDx : DL, LED, Lab lengkap, Pro USG ginekologi jam kerja
PTx :
- MRS
- Posisi Semi Fowler
- IVFD Lifeline, Pasang DC
- Pasang lingkar abdomen
- Terapi injeksi :
Ceftriaxone 2x1 gram IV (skin test)
Metronidazole 3x500 mg IV
- Terapi Oral
Asam Mefenamat 3x500 mg
Roborantia 1x1
PMo : Observasi VS, keluhan, tanda-tanda akut abdomen, lingkar abdomen
Bila ada tanda-tanda akut abdomen  laparatomi cito
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
PDx : USG ginekologi jam kerja
PTx :
- MRS
- Diet Hiperemesis (tergantung tingkat hiperemesis: berat: HE I, sedang: HE II, ringan:
HE III
- IVFD NS 1000 cc/jam lanjut dengan KAENMg3 28 gtt/menit
- Metoclopramide 3x1 ampul IV
- Ranitidin 2x1 ampul IV
- Neurobion 5000 1x1 drip dalam KAENMg3
- Anatasida 3x1 sensok makan
PMo : Observasi VS, keluhan, UL tiap hari s/d ketonurin (-)
MOLA HIDATIDOSA
PDx :
- Lab lengkap (DL, UL, FH, LFT, RFT, SE, GDA), Cek β-HCG, T3, T4, TSH, Usul USG
ginekologi
- Konsul IPD untuk tanda-tanda tirotoksikosis
- Konsul Cardio
- Konsul Anestesi
1. PTx :
- Bed rest
- Diet TKTP
- Pasang DC
- Pasang laminaria (12 jam sebelum kuret)
- Terapi oral:
Amoksisilin 3x500 mg
Asam Mefenamat 3x500 mg
Roborantia 1x1
PMo : Observasi VS, keluhan, his, fluksus
tanda-tanda abortus mola. Bila tanda-tanda abortus mola (+)  kuret cito
SUSPECT GRAVIDA MOLA
PDx :
- Cek beta HCG, T3, T4, TSH
Usul USG ginekologi
PTx :
- MRS
- Bed rest
- Diet TKTP
- Bila tanda-tanda abortus mola (+): kuret cito
- Pasang DC
- Terapi oral:
Amoksisilin 3x500mg
Asam Mefenamat 3x500mg
Roborantia 1x1
PMo : Observasi VS, keluhan, his, fluksus, tanda-tanda abortus mola
TERAPI PASCA KURETASE ABORTUS>12 MINGGU
PDx :
PTx :
-
Cek Hb. Bila Hb<8 gram/dl → pro transfusi PRC 2 labu/hari sampai Hb >8 gram/dl
Diet TKTP
Drip oksitosin 20 IU + D5% 500 cc 28 gtt/menit s/d 12 jam post kuret
Terapi oral:
Amoksisilin 3x500 mg
Asam Mefenamat 3x500 mg
Metergin 3x1
Roboransia 1x1
PMo : Observasi VS, keluhan, kontraksi uterus, fluksus
SUSPECT TOA DENGAN IUD IN SITU
Inspekulo: IUD +/PDx :
- DL, LED
PTx :
- MRS
- Posisi Semi Fowler
- IVFD Lifeline
- Ceftriaxone 2x1 gram IV skin test
- Metronidazole 3x500 mg IV
- Asam Mefenamat 3x500mg
- Roborantia 1x1
- Pasang lingkar abdomen
PMo : Observasi VS, keluhan, tanda-tanda akut abdomen, lingkar abdomen
Bila ada tanda-tanda akut abdomen: laparatomi
TOA
Inspekulo: IUD +/PDx : DL, LED, Pro USG ginekologi jam kerja
PTx :
- Ceftriaxone 2x1 gram IV skin test
- Metronidazole 3x500 mg IV
- Asam Mefenamat 3x500mg
- Roborantia 1x1
- Posisi Semi Fowler
- IVFD Lifeline
- Pasang lingkar abdomen
PMo : Observasi VS, keluhan, tanda-tanda akut abdomen, lingkar abdomen
Bila ada tanda-tanda akut abdomen: laparatomi
ABORTUS INFECTIOSA 18-20 MINGGU
PDx :
PTx :
MRS
-
IVFD RL + oksitosin 20 IU, 20 gtt/menit
Injeksi Ceftriaxone 2x1 gram IV skin test
Metonidazole 3x500 mg IV
Pro kuretase 6 jam setelah pemberian antibiotic
Kaltrofen supp ½ jam sebelum kuretase
VER UNTUK PASIEN HAMIL
PDx : DL, USG, NST
PTx :
- Bikin status obstetric
- Bikin status biru
- Catat di buku besar
MYOMA UTERI PRO TAH
PDx :
- Lab lengkap (DL,UL LFT, RFT, Albumin, SE, GDA)
- Konsul anestesi
- Konsul IPD
PTx :
- Diet TKTP rendah serat
- Kanamicyn 4x500 mg
- Betadine vaginal douche
- Persiapan operasi: SP, sedia darah, daftar OK
- PMo : Obs VS, keluhan
DEATH CONCEPTUS
PDx :
PTx :
- MRS
- Pro pemasangan laminaria selama 12 jam, dilanjutkan dengan kuretase
- Pasang DC post pemasangan laminaria
- Injeksi gentamisin 80 mg IV ½ jam sebelum kuretase
- Kaltrofen supp II ½ jam sebelum kuretase
- SP
(Gastrul 3x1 post kuretase)
PMo : Observasi VS, keluhan, perdarahan
GRAVIDA RENCANA SC PRIMER
PDx :
Konsul kardiologi
Konsul anestesi
PTx :
MRS
Pro SC primer ………..
Puasa mulai jam 22.00
IVFD RL lifeline
-
Gentamisin 80 mg IV
Pasang DC
SP
Sedia darah, daftar OK
Observasi VS, keluhan, his, BJA, tanda-tanda inpartu
GIVP3003Ab000 Grav 32-34 minggu T/H + PPROM + Usia ≥35 tahun + IUD in situ
PDx :
- Lab DL, UL
- Admission test
- USG Fetomaternal
- Rencana kultur urin dan serviks di ruangan
PTx :
- Perawatan Konservatif:
a.
Bed rest
b.
Gentamisin 2x0 mg IV
c.
Dexa 2x 16 mg IV
d.
Histolan 3x1
PMo : Observasi VS, keluhan, his, BJA, cairan ketuban
GIIIP1001Ab000 Grav 39-40 minggu TH +Obs Par + Unstable Lie
PDx :
- DL
- Admission test
PTx :
- Evaluasi 2 jam
- Bila inpartu evaluasi ulang
- Bila tidak inpartu pindah ruangan
PMo :
- Observasi VS, keluhan, his, BJA, tanda-tanda inpartu
GRAVIDA 28-30 MINGGU APB EC SUSP PP
PDx :
- Lab DL, UL
- Admission test
- USG FM jam kerja
- Rencana kultur urin dan serviks di ruangan
PTx :
- Perawatan konservatif:
- Bed rest
- Gentamisin 2x80 mg IV
- Dexa 2x16 mg IV
- Histolan 3x1 tablet
PMo : Observasi VS, keluhan, his BJA, fluksus
GRAVIDA ATERM G/H/H PRES KEP/KEP + PROM >12 JAM + PEB
PDx :
- Lab: DL, UL, FH, GDA, LFT, RFT, Albumin
- Admission test
PTx :
- SM full dose dilanjutkan dengan SM maintenance
- Usul SC cito
- Ampicillin 3x1 gram IV skin test
- Kaltrofen supp
- Persiapan operasi, daftar OK, SP, sedia darah,
PMo :
- Observasi VS, keluhan, his, BJA, produksi urin, balans cairan/6 jam
MULTIGRAVIDA ATERM T/H + OBS PAR + PRES BOKONG + USIA >35 TAHUN
+PTS+OBESITAS
PDx : DL, Admission test
PTx :
- Evaluasi 2 jam lagi
- Bila inpartu pro expectative pervaginam
- Bila tidak inpartu pindah ruangan
PMo :
- Observasi VS, keluhan, his, BJA, tanda-tanda inpartu
MULTIGRAVIDA 40-41 MINGGU + KALA I FASE AKTIF + PEB + PTS
PDx :
- Lab: DL, UL, RFT, LFT, Albumin, GDA, FH
- Admission test
PTx :
- O2 4-6 liter/menit
- SM full dose dilanjutkan dengan SM Maintenance
- Ceftriaxone 2x1 gram IV
- Amniotomi
- Augmentasi dengan OD
- Evaluasi 2 jam kemudian
- Percepat kala II sesuai syarat dan indikasi
PMo :
Observasi VS, keluhan, his, BJA, kemajuan persalinan, produksi urin, balans cairan,
reflex patella
PRIMIGRAVIDA 26-28 MINGGU TUNGGAL IUFD + MID TRIMESTER BLEEDING
PDx : Lab: DL, FH, GDA, LFT, RFT, Albumin, UL, USG Fetomaternal jam kerja
PTx :
- Gentamisin 80 mg IV
PMo : Observasi VS, keluhan, his, fluksus
PRIMIGRAVIDA 43-44 MINGGU T/H + FWB BAIK + UNFAVORABLE SERVIKS
PDx:
PTx :
- Usul MRS R-8
- Pro ripening dengan misoprostol 25 mcg/6 jam sampai dengan PS 6 dilanjutkan dengan
OD
MULTIGRAVIDA POST PARTUM SPONTAN B DENGAN HPP KARENA RETENSIO
PLASENTA DAN LASERASI VAGINA
Obyektif:
Abdomen: TFU setinggi pusat, kontraksi cukup
GE: tampak selaput plasenta di vagina dengan klem, fluksus (-), clot (+), laserasi (+)
VT: teraba sebagian plasenta di vagina keluar dari OUI, POMP terbuka, licin, fluksus (+), clot
(+)
Planning:
IVFD RL + Oksitosin 20 IU drip 28 gtt/menit
Injeksi Ceftriaxone 1 gram IV
Dilakukan Manual plasenta
Repair laserasi vagina
PPI POST PERAWATAN KONSERVATIF
PDx : Kultur urin dan serviks di ruangan
PTx :
- Perawatan konservatif dilanjutkan
- Bed rest
- Terapi oral:
Amoksisilin 3x500 mg
Asam Mefenamat 3x500 mg
Histolan 3x1 tablet
CYSTOMA OVARII PRE OP (POLI GYN)
PDx :
- DL, UL, LFT (OT/PT, alb), RFT (Ur/Cr), SE (Na/K/Cl), FH, GDA
- Ca 125
- USG Gyn
- Foto thorax PA
- USG abdomen : Color Doppler
- BNO IVP
PTx :
- Jika ada hidronefrosis  konsul urologi
- c/ anestesi
- c/ cardio
- ACC chief  SpV
CYSTOMA OVARII PRE OP (RUANGAN)
PDx :
- Konsul ulang anestesi
- Konsul bedah urologi (k/p)
PTx :
- MRS R-9 (3 hari sebelum opx)
- Pro SOVC tanggal….
- Diet TKTP rendah serat
- Terapi oral: Kanamycin 3 x 500 mg, roborantia 1x1
- Betadine vaginal douche P/S
- Lavement P/S
- Persiapan operasi :
a.
Puasa 8 jam sebelum opx (pk. 22.00)
b.
SP, sedia darah, daftar OK
c.
Inj. Genta 80 mg iv
d.
IVFD RL 1000 cc
e.
Pasang DC
SPONTAN BELAKANG KEPALA
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
VT ϴ lengkap / 100% / Kepala / UUK ka/ki depan / UPD~N/H III+ / Ket +/- jernih / keruh /
kehijauan / mekoneal.
Bersamaan dengan his, penderita dipimpin mengejan.
Pada waktu kepala membuka vulva dan meregang perineum, dilakukan episiotomi mediolateral
sin/dex, tangan kanan menahan perineum, tangan kiri menahan defleksi kepala.
Pada waktu kepala di dasar panggul, UUK di bawah simpisis, subocciput sebagai hipomochlion,
maka lahirlah berturut-turut UUB, dahi, muka, dagu dan akhirnya seluruh kepala. Kepala
mengadakan putar paksi luar.
Kemudian kepala dipegang secara biparietal, ditarik curam ke bawah sampai lahir bahu depan,
dielevasi ke atas sampai bahu belakang lahir, ditarik mendatar. Maka lahirlah bayi
♂♀/BB/PB/AS.
Tali pusat diklem didua tempat dan dipotong ditengah-tengah, sisa pada bayi diikat. Bayi
dirawat.
Plasenta lahir spontan, lengkap. Berat g, Ukuran x x cm, Panjang tali pusat cm.
Eksplorasi jalan lahir (didapatkan luka episiotomi), lain-lain intak.
Repair luka episiotomi.
SPONTAN BRACHT
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
VT ϴ lengkap/100%/Bokong/Sacrum ka/ki depan/UPD~N/H IV/Ket (-). Tak teraba tali pusat.
Bersamaan dengan his, penderita dipimpin mengejan, tampak bokong membuka vulva.
Dilakukan episiotomi medio lateral sinistra. Disuntikkan Piton 5 IU im.
Setelah ujung scapula di bawah simpisis, dilakukan hiperlordosis pada badan janin (janin
dipegang secara Bracht), sehingga punggung anak mendekat perut ibu dan bersamaan dengan
itu, seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller. Tali pusat dikendorkan.
Kedua lengan tampak didepan dada, hiperlordosis diteruskan maksimal, lahir kedua lengan,
dagu, mulut, hidung, kemudian mulut dan hidung dibersihkan dan elevasi perlahan-lahan,
hiperlordosis diteruskan, lahir berturut-turut mata dan seluruh kepala. Lahir bayi ♂♀/BB/PB/AS.
Tali pusat diklem di dua tempat, dipotong diantaranya, sisa pada bayi diikat. Bayi dirawat.
Plasenta dilahirkan secara spontan lengkap. Berat g, Ukura x
x
cm, Panjang tali
pusat
cm.
Eksplorasi jalan lahir, SAR, SBR, servik, vagina intak (didapatkan luka episiotomi).
h.
Dilakukan repair episiotomi.
MANUAL AID (LOVSET)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Penderita dipimpin mengejan, dilakukan episiotomi mediolateral dan disuntukkan Piton 5 IU im.
Bokong lahir setinggi umbilikus, tali pusat dikendorkan, dilakukan pertolongan secara Bracht.
Bokong dipegang sedemikian rupa sehingga ibu jari sejajar pada kedua pangkal paha sedang
jari-jari yang lain menggenggam panggul. Dilakukan gerakan hiperlordosis, asisten melakukan
ekspresi Kristeller, kedua lengan tidak lahir.
Diputuskan untuk melakukan manual aids secara Lovset
Bokong dipegang secara femuropelvik, yaitu ibu jari sejajar krista sakrum med, sedangkan jarijari lain menggenggam paha depan, jari telunjuk kanan-kiri pada krista iliaka.
Ditarik curam ke bawah sambil dilakukan pemutaran 1800 dengan arah berlawanan, bahu
belakang lahir sebagai bahu depan di bawah simpisis. kepala dilahirkan secara Mauriceau.
Badan janin ditunggangkan pada lengan kiri bawah penolong, jari tengah dimasukkan ke dalam
mulut janin. Jari telunjuk dan jari manis pada fossa canina, kepala dipertahankan dalam posis
fleksi. Tangan kanan mencengkam leher janin dari belakang diantara jari telunjuk dan jari
tengah.
Dilakukan tarikan curam ke bawah sampai batas rambut lahir. Dilakukan elevasi ke atas secara
perlahan-lahan, sampai seluruh muka janin lahir. Lahir bayi ♂♀/BB/PB/AS.
Plasenta lahir spontan lengkap.
Luka perineum dijahit.
TARIKAN VAKUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Desinfeksi vulva dan sekitarnya dengan betadine.
Blas dikosongkan dengan kateter, kemudian kateter dilepas.
Cup No. 5 dimasukkan ke dalam jalan lahir dengan posisi miring kemudian dipasang pada
kepala dengan petunjuk pada cup diletakkan sesuai dengan denominatornya.
Dilakukan eksplorasi tidak ada jalan lahir yang terjepit.
Asisten memompa perlahan-lahan sampai tekanan 0,2 kg/cm2, tiap 2 menit tekanan dinaikkan
sampai 0,8 kg.cm2.
Dilakukan eksplorasi lagi tidak ada jalan lahir yang terjepit.
Dilakukan tarikan bersamaan dengan his, ibu disuruh mengejan.
Tarikan dilakukan dengan cara tangan kiri memegang cup/ menahan agar cup tidak mudah
lepas. Sedangkan tangan kanan menarik curam ke bawah sampai kepala di dasar panggul.
Kemudian mendatar sampai subocciput di bawah simpisis kemudian elevasi ke atas.
Dilakukan episiotomi pada saat kepala meregang perineum.
Pada saat kepala lahir, tangan kiri mengambil alih tarikan, sedangkan tangan kanan menahan
perineum sampai seluruh kepala lahir dan pentil segera dilepas.
Badan bayi dilahirkan biasa. Lahir bayi ♂♀/BB/PB/AS.
Plasenta dilahirkan secara spontan.
Eksplorasi jalan lahir, SBR, serviks, vagina intak. Didapatkan luka episiotomi.
Luka episiotomi dijahit
TARIKAN FORCEPS
1.
2.
Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi
Desinfeksi lapangan operasi dengan betadine (vulva dan sekitarnya) doek steril dipasang.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Operator berdiri di depan vulva sambil memegang forceps dalam keadaan tertutup dan
membayangkan posisi forceps yang akan dipasang. Kemudian diputuskan memasang, forceps
melintang kepala melintang panggul.
Forceps kiri dipasang dulu dan dipegang dengan tangan kiri seperti memegang pensil, sejajar
dengan pelipatan paha kanan depan ibu. Kemudian daun forceps kiri dimasukkan ke jalan lahir
diantara kepala janin dan 4 jari tangan kanan penolong. Dengan memasukkan 4 jari tangan
kanan dan dibantu dengan dorongan ibu jari daun forceps kiri dimasukkan jalan lahir sampai
fenestra setinggi verteks.
Forceps kanan dengan cara yang sama tetapi berkebalikan dimasukkan ke jalan lahir.
Forceps dikunci. Dilakukan eksplorasi tak ada jalan lahir yang terjepit.
Dilakukan traksi percobaan ternyata berhasil.
Dilakukan episiotomi mediolateral.
Dilakukan traksi definitif tarikan curam ke bawah sampai kepala berada di dasar panggul,
kemudian tarikan mendatar sampai subocciput di bawah simpisis. Dengan tangan kiri
memegang gagang forceps dilakukan elevasi ke atas, sedangkan tangan kanan menahan
perineum. Lahirlah berturut-turut dahi, mata, hidung, mulut dan seluruh kepala.
Badan bayi dilahirkan secara biasa. Lahirlah bayi ♂♀/BB/PB/AS.
Tali pusat diklem di dua tempat, dipotong diantaranya. Sisa pada bayi diikat. Bayi dirawat.
Plasenta dilahirkan secara spontan.
Eksplorasi SAR, SBR, serviks dan vagina intak.
Luka episiotomi dijahit.
SECTIO CAESAREA
1.
2.
3.
4.
5.
a.
b.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Informed consent, pasang infuse dan kateter, AB profilaksis.
Pasien tidur terlentang dalam pengaruh GA.
Desinfeksi lapangan operasi dengan Betadine 10% dipersempit dengan doek steril.
Incisi midline ± 10cm diperdalam lapis demi lapis s/d cavum abdomen terbuka.
Pada eksplorasi didapatkan :
Uterus gavida aterm
AP D/S Tuba – ovarium dbN
Diputuskan dilakukan LSCS
Dibuat bladder flap, vesica urinaria disisihkan ke kaudolateral.
Dibuat incisi pada SBR ± 2cm, diperlebar ke lateral secara tumpul, didapatkan SBR yang tipis.
Ketuban dipecahkan, keluar air ketuban jernih
Bayi dilahirkan dengan meluksir kepala jam 08.00 Lahir bayi ♂/3000/50/8-9
Placenta dilahirkan dengan tarikan ringan.
Insersi plasenta di fundus uteri
Dibuat jahitan sudut, luka SBR dijahit 2 lapis dengan jelujur feston.
Dilakukan reperitonealisasi.
Dilakukan pencucian PZ ± 500cc
Lapangan operasi ditutup lapis demi lapis.
Perdarahan ± 300cc.
Operasi selesai
TATA CARA PENGISIAN STATUS GINEKOLOGI (DMK 5)
1. ANAMNESA
Keluhan Utama ... Keluar darah dari kemaluan, nyeri perut bawah
2. POLA HAID
Menarche
: ... th. Teratur / tak teratur
Siklus
: ... hari. Banyak /sedikit
Nyeri
: tidak / ya
Sebelum / selama / sesudah haid Menopause belum / sudah ... tahun
Haid terakhir ...
3. POLA KEPUTIHAN
Cairan vagina ...
Lama ... Warna ... berbau / tidak
4. PEMERIKSAAN DALAM I oleh ...
Chief ...
Vulva : fluksus ... fluor ...
Vagina : fluksus ... fluor ...
Portio : tertutup / terbuka ... licin / berdungkul
CU
: AF / RF ~ ...
Adnexa kiri : massa ... nyeri ... Adnexa kanan : massa ... nyeri ...
CD
: tak menonjol / menonjol
Inspeculo : PNP / PMP fluksus ... fluor ... tertutup / terbuka
RT
: TSA (+) N, mukosa licin
CSF .... % /
%
KUMPULAN PLANNING GINEKOLOGI
VT NORMAL
V/V
: Fluksus (-), Fluor (-)
P
: Tertutup, Licin, Nyeri goyang (-)
CU
: AF ~ Seperti biasa
AP D/S : Soepel, Mass (-), Nyeri (-)
CD
: Tak menonjol
Inspeculo : Portio nuli para / multi para (PNP/PMP) Tertutup, licin, Fluksus (-), Fluor (-)
RT NORMAL
TSA : (+) N, mukosa licin
V/V
: Fluksus (-), Fluor (-)
CU
: AF ~ Seperti biasa
AP D/S : Soepel, Mass (-), Nyeri (-)
CD
: Tak menonjol
1. PLANNING KET
V/V
-)
P
: Tertutup, Licin, Nyeri goyang (+)
CU
: AF ~ Agak membesar
AP D/S : Soepel, Mass (-), Nyeri (+)
CD
: Menonjol
A
njol)
P Dx : - Cek Hb
P Tx : - Informed consent pro cito eksplorasi laparatomi
- Siap obat dan darah
MAC
P Tx Observasi KE :
- MRS RB 1
- Bed rest posisi semifowler
- Cek DL / FH / Gol. Darah
- Pasang lingkar abdomen
- Cek Hb serial / 6 jam
- Bila tanda-tanda akut abdomen (+) → pro cito laparotomi
- Persiapan laparoskopi diagnosis dari ruangan MAC
2. KISTA TERINFEKSI
V/V
: Fluksus (-) minimal, Fluor (±)
P
: Tertutup, Licin, Nyeri goyang (-)
CU
: AF ~ Besar biasa
AP D/S : Soepel, Massa kistik (+), Nyeri (+)
CD
: Tak menonjol
A
: curiga kista terinfeksi
P Dx : - Cek DL, LED, USG FM
P Tx : - MRS RK
- Triple drug Ceftriaxone 3x1 g Gentamycin 1x240 mg Metronidazole 3x500 mg
- Paracetamol 3x500 mg
- Bila ada tanda akut abdomen pro cito laparotomi
- Persiapan op.
MAC
3. TOA
S
: Ada R/ KB Spiral, Adnexitis berulang
O
: STG VT
V/V : Fluksus (-) minimal, Fluor (+)
P
: Tertutup, Licin, Nyeri goyang (-)
CU : AF ~ Besar biasa
AP D/S: Soepel, Massa (+), Nyeri (+)
CD : Tak menonjol
A
: TOA
P Dx : - Cek DL, LED, USG FM P Tx: - MRS RK
- Triple drug Ceftriaxone 3x1 g Gentamycin 1x240 mg Metronidazole 3x500 mg
- Paracetamol 3x500 mg
- Bila ada tanda akut abdomen pro cito laparotomi
- Persiapan operasi
MAC
4. KARSINOMA SERVIK
V/V
: Fluksus (±) minimal, Fluor (±), infiltrasi vagina hingga ….
P
: Tertutup, Berdungkul, Rapuh
CU
: AF ~ Besar biasa
AP D/S : Infiltrasi … , Massa (-), Nyeri (-)
CD
: Tak menonjol
Inspeculo : Portio nuli para / multi para (PNP/PMP) Tertutup, Berdungkul, Rapuh, Fluksus (±) minimal,
Fluor (±)
RT
: TSA (+) N Mukosa licin CSF 25/50/75/100%
A
: curiga Ca cervix
P Dx : - Cek lab lengkap
- USG upper lower Abdomen
- Foto thorax, BOF
P Tx : - Infus RL
- Transfusi PRC s/d Hb 10g%
- pro biopsi PA jia Hb > 8g%
- As tranexamat 3 x 1
- SF 2x1
- C/ IPD bila ada kelainan laboratorium
- C/ Urologi bila ada HN /kel urologi lain
MAC
5. MIOMA UTERI
V/V
: Fluksus (±) minimal, Fluor (-)
P
: Tertutup, Licin, Nyeri goyang (-)
CU
: AF ~ Myomatik ~
mg
AP D/S : Soepel, Massa kistik (-), Nyeri (-)
CD
: Tak ada kelainan
Inspeculo : Portio nuli para / multi para (PNP/PMP) Tertutup, licin, Fluksus (-) minimal, Fluor (-)
A
: Mioma uteri
P
: - Cek DL
- Transfusi PRC sd Hb > 10g%
- Kuret PA jika Hb > 8g%
- As tranexamat 3 x 1
- SF 2x1
MAC
6. KISTA OVARIUM
V/V
: Fluksus (-) minimal, Fluor (-)
P
: Tertutup, Licin, Nyeri goyang (-)
CU
: AF ~ Besar biasa
AP D/S : Soepel, Massa kistik (+) Ukuran... , Nyeri (±), mobilitas...
CD
: Tak ada kelainan
A
: Kista ovarium D/S
P
: - Cek lab lengkap / FH / Gol darah / Ca 125 / Ca 19-9
- Foto thoraks
- Konsul kardio / anestesi
- pro penjadwalan operasi
MAC
7. SOLID OVARIAL TUMOR CURIGA GANAS
V/V
: Fluksus (-) minimal, Fluor (-)
P
: Tertutup, Licin, Nyeri goyang (-)
CU
: AF ~ Besar biasa
AP D/S : Massa padat/solid ukuran... , Nyeri (±), mobilitas ...
CD
: Tak ada kelainan
Inspeculo : Portio nuli para / multi para (PNP/PMP) Tertutup, licin, Fluksus (-) minimal, Fluor (-)
A
: SOT
P
: - Cek lab lengkap / FH / Gol darah / Ca 125 / Ca 19-9
- Foto thorax
- konsul kardio/anestesi
- konsul spv onkologi
- pro penjadwalan operasi
MAC
8. GEBORN MYOMA
V/V
: Fluksus (+) minimal, Fluor (-)
P
CU
: AF ~ Besar biasa
AP D/S : Massa (-), Nyeri (-)
CD
: Tak ada kelainan
Inspeculo : Portio nuli para / multi para (PNP/PMP) licin, Fluksus (+), Fluor (-), tampak massa berasal
dari dalam cavum uteri ukuran 2x2 cm
A
: Geborn myoma
P
: - Cek lab lengkap
- Pro transfusi PRC sd Hb > 10g%
- Pro ekstirpasi myoma + kuret PA bila Hb≥8g%
KUMPULAN PHANTOM GINEKOLOGI
1. KURETASE PADA ABORTUS INKOMPLIT
1. KIE informed consent, Pasang infus, AB profilaksis
2. Instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan analgetik. Pethidin hanya diberikan
apabila tersedia antidotum dan alat resusitasi.
3. Lakukan kateterisasi kandung kemih.
4. dengan satu tangan masukkan spekulim Sim’s /L secara vertical ke dalam vagina
,setelah itu diputar ke bawah sehingga posisi bilah menjadi transversal.
5. minta asisten untuk memegang speculum bawah pada posisinya.
6. dengan sedikit menarik speculum bawah (hingga lumen vagina tampak jelas) masukkan
bilah speculum atas secara vertical kemudian putar dan tarik ke atas hingga jelas terlihat
serviks.
7. minta asisten untuk memegang speculum atas pada posisinya.
8. bersihkan jaringan dan darah dalam vagina (dengan kapas antiseptic yang dijepit
dengan cunam tampon),tentukan bagian serviks yang akan dijepit (jam 11 dan 01).
9. jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah ditentukan.
10. setelah penjepitan terpasang baik,keluarkan speculum atas.
11. lakukan pemeriksaan kedalaman dan lengkung uterus dengan penera kavum uteri.
Pegang gagang tenakulum, masukkan klem ovum yang sesuai dengan bukaan serviks
hingga menyentuh fundus (keluarkan dulu jaringan yang tertahan pada kanalis).
12. Bila dilatasi serviks cukup besar, lakukan pengambilan jaringan dengan klem ovum
(dorong klem dalam keadaan terbuka hingga menyentuh fundus kemudian tutup dan
tarik).
13. Pilih klem ovum yang mempunyai permukaan cincin yang halus dan rata, agar tidak
melukai dinding dalam uterus.
14. Keluarkan klem ovum jika dirasakan sudah tidak ada lagi jaringan yang terjepit atau ke
luar.
15. pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk,masukkan ujung sendok kuret
(sesuai lengkung uterus) melalui kanalis servisis ke dalam uterus hingga menyentuh
fundus uteri (untuk mengukur kedalaman).
16. lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan searah jarum jam,hingga bersih
(seperti mengenai bagian bersabut).
17. Untuk dinding kavum uteri yang berlawanan dengan lengkung kavum uteri, masukkan
sendok kuret sesuai dengan lengkung uteri ,setelah mencapai fundus putar gagang
sendok 180 derajat,baru lakukan pengerokan.
18. keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang menggenangi lumen vagina bagian
belakang.
19. lepaskan jepitan tenakulum pada serviks.
20. lepaskan speculum bawah.
21. kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium Patologi.
2. KURETASE PASCAPERSALINAN
1. KIE informed consent, terpasang infus, AB profilaksis, kandung kemih dikosongkan
2. Intruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik.
3. Pasang sepekulum Sim’s atau L, masukan bilahnya secara vertikal kemudian putar ke
bawah.
4. pasang sepekulum sim’s berikutnya dengan jalan memasukan bilanya secara vertikal
kemudian putar dan tarik ke atas sehingga porsio tampak dengan jelas.
5. Minta asisten untuk memegang spekulum atas dan bawah, pertahankan pada posisinya
semula.
6. Dengan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi dengan larutan
antiseptik,kemudian bersikan lumen vagina dan porsio. Buang kapas tersebut dalam
tempat sampah yang tersedia, kembalikan cuman ke tempat semula.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas porsio (perbatasan antara kuadran atas
kiri dan kanan atau pada jam 12).
Setelah porsio terpegang baik, lepaskan spekulum atas.
Pegang gagang cuman dengan tangan kiri, ambil sendok curet pascapersalinan dengan
tangan kanan, pegang di antara ibu jari dan telunjuk (gagang sendok berada pada
telapak tangan) kemudian masukan hingga menyentu fundus.
Minta asisten untuk memegang gagang klem ovum. Letakan telapak tangan pada
bagian atas fundus uteri (sehinga penolong dapat merasakan tersentuhnya fundus oleh
ujung sendok keret)
Memasukan lengkung sendok kuret sesuai denhan lengkung kavum uteri kemudian
lakukan pengerokan dinding uterus bagian depan searah jarum jam, secara sistematis
keluarkan jaringan plasenta (dengan kuret) dari kavum uteri.
Masukan ujung sendok sesuai dengan lengkung kavum uteri, setelah sampai fundus
kemudian putar 180 derajat lalu bersikan dinding belakang uterus. Keluarkan jaringan
yang ada.
Kembalikan sendok kuret ke tempat semulah, gagang klem ovum dipegang kembali
oleh operator.
Ambil kapas (dibasai larutan antiseptik) dengan cunam tampon, bersikan darah dan
jaringan pada lumen vagina.
Lapaskan jepitan ovum pada porsio.
Lepaskan spekulum bawah.
Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong dan sarung kaki masukan ke dalam
wadah yang berisi larutan klorin 0,5%.
bersikan cemaran darah dan cairan tubuh dengan larutan antiseptik, jaringan di PA
3. INSISI DAN MARSUPIALISASI KISTA BARTHOLIN
A. KIE informed consent, terpasang infus
B. Anestesi lokal
1. Beritahu ibu akan disuntik yang akan terasa nyeri dan menyengat.
2. Tusukkan jarum suntik pada 1cm dari ujung kista Bartholin, arahkan sepanjang kista di
sisi kiri dan kanan.
3. Tunggu 1-2 menit untuk mendapatkan hasil optimal dari anestesi lokal.
C. Insisi dan marsupialisasi
1. Labium mayora kiri dan kanan dibuka, dengan cara melakukan jahitan interrupted
dengan benang 3-0 ke arah sisi lateral agar kista mudah untuk di evaluasi.Masingmasing sisi di jahit di dua tempat, dan setiap tempat dilakukan 1 jahitan.
2. Dinding kista yang terlihat, dilakukan insisi. Insisi dilakkukan sepanjang kista.
3. Setelah kista dibuka, isinya di keluarkan secara in toto.
4. Jahitan pada labium mayor pada sisi kista di lepaskan.
5. Dinding kista dan mukosa vagina dijahit secara interrupted dengan benang 3-0
absorbable. Drain pada umumnya tidak diperlukan.
E. Kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium Patologi.
4. TAH – BSO MYOMA UTERI
Informed consent, pasang infuse dan kateter, AB profilaksis.
Pasien tidur terlentang dalam pengaruh GA.
Desinfeksi lapangan operasi dengan Betadine 10% dipersempit dengan doek steril.
Incisi midline ± 15cm dari atas sympisis diperlebar sampai atas umbilicus, diperdalam lapis
demi lapis s/d cavum abdomen terbuka.
5. Pada eksplorasi didapatkan :
a. Uterus membesar 20-22 mg, didapatkan myoma uteri subserous 4 buah.
1.
2.
3.
4.
b. AP D/S Tuba – ovarium dbN
6.
Diputuskan dilakukan TAH-BSO :
Ligamentum rotundum D/S diklem double, dipotong, dijahit transfix.
Ligamentum latum anterior dibuka dengan mitzenboum.
Dibuat bladder flap, vesica uterina disisihkan ke kaudolateral
Dibuat tunnel avaskuler.
Ligamentum infundibulopelvikum diklem double, dipotong, dijahit transfix.
Vasa uterine D/S diklem, dipotong, dijahit transfix.
Jaringan paraservikal D/S diklem, dipotong, dijahit
Uterus dipotong setinggi FORNIKS.
Dibuat jahitan sudut, stomp vagina dijahit jelujur feston.
Dilakukan reperitonealisasi.
Dilakukan pencucian PZ ± 1000 cc.
Lapangan operasi dijahit lapis demi lapis
Perdarahan ± 500cc.
Operasi selesai, jaringan di PA DPO : Myoma uteri 20-22mg DDO : Myoma uteri multiple
Terapi : TAH – BSO
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
7.
8.
9.
10.
5. SVH –
1.
2.
3.
4.
USO MYOMA UTERI
Informed consent, pasang infus dan kateter, AB profilaksis.
Pasien tidur terlentang dalam pengaruh GA.
Desinfeksi lapangan operasi dengan Betadine 10% dipersempit dengan doek steril.
Incisi midline ± 10cm dari atas sympisis diperlebar sampai di bawah umbilicus,
diperdalam lapis demi lapis s/d cavum abdomen terbuka.
5. Pada eksplorasi didapatkan :
a. Uterus membesar 18-20 mg, didapatkan myoma uteri intramural
b. AP D/S Tuba – ovarium dbN
6. Diputuskan dilakukan TAH-BSO :
a. Ligamentum rotundum D/S diklem double, dipotong, dijahit.
b. Ligamentum latum anterior dibuka dengan mitzenboum.
c. Dibuat
bladder
flap, vesica uterina disisihkan ke kaudolateral
d. Dibuat tunnel avaskuler, ligamentum infundibulopelvikum D diklem double, dipotong,
dijahit transfix.
e. Vasa uterine D/S diklem, dipotong, dijahit transfix.
f. Jaringan paraservikal D/S diklem, dipotong, dijahit
g. Uterus dipotong setinggi ISTHMUS.
h. Dibuat jahitan sudut.
i. Stomp vagina dijahit jelujur feston.
j. Dilakukan reperitonealisasi.
7. Dilakukan pencucian PZ ± 1000 cc.
8. Lapangan operasi dijahit lapis demi lapis
9. Perdarahan ± 200cc.
10. Operasi selesai, jaringan di PA DPO
: Myoma uteri
DDO : Myoma uteri 18-20 mg Terapi : SVHH – SOD
6. SURGICAL STAGING (TAH – BSO + OMENTEKTOMI) CA OV III C
1.
Informed consent, pasang infuse dan kateter, AB profilaksis.
2.
Pasien tidur terlentang dilakukan desinfeksi lapangan operasi dengan Betadine 10%
dipersempit dengan doek steril.
3.
Dilakukan
dekompresi ascites,
didapatkan cairan ascites
hemorrhage ±7 L
4.
Dilakukan anestesi GA.
5.
Incisi midline ± 15cm sub umbilicus, diperdalam lapis demi lapis s/d cavum peritoneum
terbuka.
6.
Pada eksplorasi didapatkan :
a. Uterus
didapatkan
proses metastase
pada dinding belakang
b. AP D dbN
c. AP S massa solid kistik rapuh Ø 10 x 15 cm
d. Acites hemorrhogis, hepar lien licin, omental cake +
Diputuskan dilakukan TAH – BSO + Omentektomi
Ligamentum rotundum diklem double, dipotong, dijahit.
Ligamentum latum anterior dibuka dengan mitzenboum.
Dibuat
bladder
flap, vesica urinaria disisihkan
ke kaudolateral
Dibuat tunnel avaskuler, lig infundibulum pelvikum D/S diklem double, dipotong,
dijahit transfix.
e. Vasa uterina D/S diklem double, dipotong, dijahit
f. Jaringan paraservikal D/S diklem, dipotong, dijahit
g. Korpus uterina di klem, dipotong, dijahit
h. Uterus dipotong setinggi FORNIKS
i. Stomp vagina dijahit sudut, dilakukan jahitan jelujur feston dengan .
j. Dilakukan reperitonealisasi,
diteruskan
dengan omentektomi.
k. Dilakukan pencucian PZ ± 2000cc.
8.
Lapangan operasi ditutup lapis demi lapis.
9.
Operasi selesai.
10.
Jaringan di PA.
DPO : Kista ovarium c ganas DDO : Ca ovarial IIIc
Terapi : TAH – BSO + Omentektomi
7.
a.
b.
c.
d.
7. RADIKAL HISTEREKTOMI CARCINOMA CERVIX
1)
Informed consent, pasang infuse dan kateter, AB profilaksis.
2)
Pasien tidur terlentang dalam pengaruh anestesi epidural.
3)
Desinfeksi lapangan operasi dengan Betadine 10% dipersempit dengan doek steril.
4)
Incisi midline ± 10cm diperdalam lapis demi lapis s/d cavum abdomen terbuka.
5)
Pada eksplorasi didapatkan :
- Uterus ~ biasa.
- AP D/S Tuba – ovarium dbN.
- Pembesaran KGB di bawah paraservical, para inguinal, double ureter S.
6)
Diputuskan dilakukan Radikal histerektomi + Limphadenektomi + Pasang down hill drain
 Ligamentum rotundum diklem double dan dipotong di 1/3 proksimal dari dinding pelvis,
dijahit kemudian dipisahkan sisi anterior dan posterior, dilakukan bladder flap.
 Dibuat tunnel avaskuler, tuba, ovarium, vasa ovarica, lig infundibulopelvicum diklem
double dipotong di 1/3 proksimal dinding pelvis, dijahit.
 Uterus ditarik ke kaudolateral, dilakukan identifikasi aorta, arteri, vasa illiaca, dilakukan
diseksi tajam KGB sekitarnya.
 Ureter diidentifikasi dan dipisahkan dengan arteri. Semua KGB di sekitar pembuluh darah
a. Illiaca eksterna, illiaca communis, bifurcatio aorta s/d ligamentum inguinale diambil dan
di PA.
 Vasa uterina D/S dipotong, diklem, dijahit.
 Ligamentum
Sacrouterina diklem double, dipotong di 1/3 proksimal dinding pelvis,
dijahit.
 Uterus dipotong setinggi 1/3 proksimal dari vagina.
 Dibuat jahitan sudut, stomp vagina dijahit jelujur feston
 Dipasang down hill drain.
 Dilakukan reperitonealisasi
7)
Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis.
8)
Perdarahan ± 300cc.
9)
Operasi selesai, jaringan di PA
Download