SOAP LAPORAN OPERASI OPERASI KET 1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dengan GA. 2. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi dengan doek steril. 3. Dibuat incici kulit pada linea mediana dari supra simpisis sampai dibawah umbilicus 10 cm, incici diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul, sampai cavum peritonei terbuka. 4. Ekslporasi didapatkan : a. Uterus sedikit membesar. b. Adnexa S : ruptur tuba pars ampularis, ovarium dbn diputuskan dilakukan parsial salpingektomi S. c. Adnexa D : tuba dan ovarium dbn. 5. Didapatkan perdarahan 600cc, clot 800cc. 6. Dilakukan pencucian dengan NS hangat 1000cc. 7. Cek ulang perdarahan perdarahan aktif tidak ada. 8. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Kulit dijahit subcutis. 9. Operasi selesai. PARSIAL SALPINGEKTOMY (S) 1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dengan GA. 2. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi dengan doek steril. 3. Dibuat incici kulit pada linea mediana dari supra simpisis sampai dibawah umbilicus 10 cm, incici diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul, sampai cavum peritonei terbuka. 4. Ekslporasi didapatkan : a. Uterus sedikit membesar. b. Adnexa S : ruptur tuba pars ampularis, ovarium dbn diputuskan dilakukan parsial salpingektomi S. c. Adnexa D : tuba dan ovarium dbn. 5. Didapatkan perdarahan 600cc, clot 800cc. 6. Dilakukan pencucian dengan NS hangat 1000cc. 7. Cek ulang perdarahan perdarahan aktif tidak ada. 8. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Kulit dijahit subcutis. 9. Operasi selesai. EKSTRAKSI VAKUM 1. Ibu tidur posisi litotomi. 2. Setelah semua bagian ekstrator vakum terpasang, pilih mangkuk sesuai pembukaan serviks. (cek apakah semua sdh terpasang dg benar/tdk bocor) 3. Mangkuk dimasukkan dalam vagina dengan posisi miring, pasang pada bagian terendah kepala, jauhi UUB. Tonjolan mangkuk sesuai letak denominator. 4. Dilakukan penghisapan dgn pompa penghisap, dgn tenaga - 0,2 kg/cm interval 2 menit. (tenaga vakum yg dibutuhkan -0,7 sd -0,8) sampai terbentuk caput. 5. Sebelum mulai traksi periksa ulang apakah ada bagian jalan lahir ikut terjepit. 6. Bersamaan dengan his ibu disuruh mengejan, mangkuk ditarik searah sumbu panggul. Saat melakukan tarikan harus ada koordinasi baik antara tangan kiri dan tangan kanan. 7. Ibu jari dan telunjuk tangan kiri menahan mangkuk, sedang tangan kanan melakukan tarikan dengan memegang pada pemegang. 8. Traksi dilakukan terus selama ada his & harus mengikuti putar paksi dalam sampai suboksiput berada dibawah simpisis. (Traksi dilakukan secara intermitten bersama dengan his) 9. Kepala janin dilahirkan dengan menarik mangkuk kearah atas, sehingga kepala janin melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai hipomoklion berturut-turut lahirlah kepala, dahi, hidung dan mulut. 10. Saat kepala defleksi tangan kiri penolong segera menahan perineum. 11. Setelah kepala lahir pentil di buka, mangkuk dilepas. 12. Bila perlu episiotomi dilakukan sebelum pemasangan mangkuk. LOVSET 1. Badan janin dipegang secara femuro pelviks dan sambil dilakukan traksi curam ke bawah, badan janin diputar setengan lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan. 2. Kemudian sambil dilakukan traksi, badan janin diputar kembali ke arah yang berlawanan setengah lingkaran (demikian seterusnya bolak balik) sehingga bahu belakang tampak di bawah simfisis dan lengan dapat di lahirkan. 3. Bila lengan janin tidak dapat di lahirkan maka lengan janin dapat dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan jari penolong. OKSITOSIN DRIP 1. Pro terminasi dengan oksitosin drip 5 IU dalam D5% 500 cc mulai 8 tts/m dinaikkan 4 tts/m tiap 15 menit sampai his adekuat atau maksimal 40 tts/m 2. Evaluasi 2 jam setelah his adekuat Indikasi ibu : a. Hamil dg HT b. Hamil dg DM Indikasi Janin : a. Postterm b. PROM c. IUFD Kontraindikasi : a. Malposisi & malpresentasi b. Insufisiensi plasenta c. Disproporsi sefalopelvik (CPD) d. Cacat rahim (pernah SC, enukleasi mioma) e. Grande multipara f. Gemelli g. Rahim yg berlebihan, misal : hidramnion, Plasenta previa Syarat : a. Hamil aterm b. UPD normal c. Tidak ada CPD d. Janin presentasi kepala e. Serviks sudah matang PS ≥ 6 Terminasi sesuai NST a. NST reaktif usul OD b. NST patologis usul SC cito c. NST suspicious pro OCT d. SC cito 3. Lanjut OD LOVSET MAURICEAU 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ibu ditidurkan dalam posisi litotomi. Antisepsis vulva dan sekitarnya dengan betadin. Demarkasi lapangan operasi dengan doek steril. Blast dikosongkan dengan kateter lalu dilepaskan. Operator berdiri di depan vulva dan dilakukan VT. Ketika bokong membuka vulva, bersamaan dengan his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu bokong mulai membuka vulva, disuntikkan oksitosin 5 IU IM. 7. Episiotomi dilakukan saat bokong membuka vulva. 8. Bokong sampai pusat dilahirkan dengan kekuatan ibu sendiri. Kemudian tali pusat dikendorkan. Dengan ibu mengejan 2 kali bahu tidak lahir, diputuskan untuk melakukan lovset. 9. Badan janin dipegang secara femuropelviks, sambil melakukan traksi curam ke bawah badan janin diputar ½ lingkaran untuk melahirkan bahu depan, kemudian ½ lingkaran lagi dengan arah berlawanan untuk melahirkan bahu belakang. 10. Setelah kedua bahu lakepala dilahirkan secara mauriceau. Janin diletakkan diatas lengan penolong. Jari II & IV pada fossa canina. Tangan kanan dipunggung janin, dilakukan traksi curam ke bawah. Kepala janin dielevasi ke atas sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata , dahi, UUB dan akhirnya lahirlah seluruh kepala janin. 11. Lahirlah bayi….BB….PB…. AS…. Jam…. 12. Bayi yang baru lahir diletakkan di perut ibu. 13. Tali pusat diklem di dua tempat (5cm dan 10cm di atas abdomen bayi), dipotong ditengahtengahnya, bayi dirawat. 14. Plasenta dilahirkan secara peregangan tali pusat terkendali, diameter…..tebal…. panjang…. 15. Eksplorasi jalan lahir, SBR, cerix, vagina (intak, didapatkan luka episiotomi) 16. Repair luka episiotomi. MANUIL PLASENTA 1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi. 2. Kandung kencing dikosongkan. 3. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi dengan doek steril. 4. Dengan tangan kanan memakai hand skoen yang telah di DTT diberi betadine dimasukkan dengan menyusuri (dengan tuntunan) tali pusat yang direnggangkan dengan tangan kiri sampai mencapai tepi plasenta. 5. Setelah mencapai tepi plasenta tangan kiri dipindahkan ke fundus uteri (menahan fundus uteri) dan tangan kanan melepas plasenta dengan sisi ulnar jari tangan kanan sampai seluruh plasenta lepas di pegang dengan tangan kanan dan plasenta dilahirkan. 6. Eksplorasi jalan lahir intak. 7. Operasi selesai. KLASIK/DEVENTER 1. Kedua kaki janin pada pergelangan kaki dipegang dengan tangan kiri penolong, dielevasi keatas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu. 2. Bersamaan dengan itu tangan kanan penolong di masukkan ke dalam jalan lahir dan jari tengah penolong & telunjuk menelusuri bahu janin sampai fossa kubiti. Kemudian lahirkan lengan bawah dengan gerakan seperti mengusap muka janin. 3. Untuk melahirkan lengan depan pegangan pada pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan penolong, tarik curam kebawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu. 4. Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan. 5. Bila lengan depan sukar dilahirkan, diputar menjadi lengan belakang. 6. Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicengkram dengan kedua tangan penolong sedemikan rupa sehingga kedua ibu jari tangan penolong terletak di punggung sejajar sumbu badan janin, sedangkan jari-jari lain mencengkram dada. Putaran diarahkan ke perut dan dada janin sehingga lengan depan terletak di belakang. Kemudian lengan belakang tersebut dilahirkan seperti diatas. SO (SALPHYNGO OOVORECTOMY ) 1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dengan GA. 2. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi dengan doek steril. 3. Dibuat incici kulit pada linea mediana dari supra simpisis sampai dibawah umbilicus 10 cm, incici diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul, sampai cavum peritonei terbuka. 4. Cairan peritoneum di aspirasi dengan spuit dilakukan pemeriksaan sitologi. 5. Eksplorasi didapatkan : a. Uterus bentuk dan ukuran normal. b. Kista yang berasal dari ovarium / adnexa D / S, permukaan (licin, berdungkul-dungkul). Tidak didapatkan perlekatan. c. Ovarium D / S bentuk dan ukuran normal. 6. Kista diluksir keluar, diputuskan untuk dilakukan SO (D / S). 7. Tuba dan ligamentum ovarii propium D / S diklem, dipotong, dijahit dilakukan pemeriksaan VC, hasil jinak / ganas. 8. Ekplorasi perdarahan aktif tidak ada. 9. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Kulit dijahit subcutis. 10. Operasi selesai. MYOMA UTERI PRE OP (RUANGAN) PDx : - Konsul ulang anestesi - Konsul IPD (jika belum) PTx : - MRS R-9 (3 hari sebelum opx) - Pro TAH tanggal…. - Diet TKTP rendah serat - Terapi oral: - Kanamycin 3 x 500 mg, - Roborantia 1x1 - Betadine vaginal douche P/S - Lavement P/S - Persiaan operasi : Puasa 8 jam sebelum opx (pk. 22.00) SP, sedia darah, daftar OK Inj. Gentamisin 80 mg iv - IVFD RL 1000 cc Pasang DC Observasi VS, keluhan KIE SCTP 1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dengan GA. 2. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi dengan doek steril. 3. Dibuat incici kulit pada linea mediana dari supra simpisis sampai dibawah umbilicus 10 cm, incici diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul, sampai cavum peritonei terbuka. 4. Tampak uterus gravidarum. Pasang kassa laparatomi. 5. Dibuat bladder flap dengan mengincici peritoneum visceral 2 cm diatas plika vesica uterine, dilebarkan ke lateral, dijauhkan ke caudal dengan hak besar untuk melindungi vesica urinaria. 6. Dibuat incici pada SBR 1 cm di bawah incici bladder flap, dilebarkan ke lateral secara tumpul dengan jari, keluar ketuban warna ……., janin dilahirkan dengan (meluksir kepala, meluksir bokong, ekstraksi kaki), laki-laki / perempuan, berat ……..gram, panjang ……..cm, A / S ……., jam …….kemudian bayi dirawat. 7. Placenta dilahirkan dengan tarikan ringan, ukuran ……..cm, implantasi di fundus, panjang tali pusat …….cm. 8. Explorasi cavum uteri, tidak terdapat perdarahan dan sisa plasenta. 9. Dibuat jahitan sudut pada kanan dan kiri SBR, dilanjutkan dengan jahitan jelujur feston 2 lapis. 10. Dilakukan reperitonealisasi, kassa laparatomi di keluarkan…….(dilakukan tubectomy). Evaluasi perdarahan aktif tidak ada. Uterus kontraksi baik. 11. Adnexa D / S dalam batas normal. 12. Darah dibersihkan. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis. 13. Operasi selesai. TAH 1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dengan GA. 2. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi dengan doek steril. 3. Dibuat incici kulit pada linea mediana dari supra simpisis sampai dibawah umbilicus 10 cm, incici diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul, sampai cavum peritonei terbuka. 4. Eksplorasi didapatkan : a. Uterus membesar dengan ukuran = UK 36 minggu, myomatik, tidak didapatkan / perlekatan dengan …… b. Tuba dan ovarium (adnexa parametrium) D / S bentuk dan ukuran normal. Tidak didapatkan perdarahan dari organ genitalia internal (uterus dan parametrium intake). Diputuskan dilakukan TAH. 5. Ligamentum rotundum D / S diklem, dipotong, dijahit. Dibuat bladder flap, dilebarkan ke lateral. Dibuat tunnel avaskuler pada ligamentum latum D / S. Ligamentum suspensorium ovarium D / S di klem melewati tunnel avaskuler, kemudian dipotong, dijahit. 6. Vasa uterine D / S diklem, dipotong kanan dan kiri, diligasi. 7. Ligamentum cardinale D / S diklem, dipotong, dijahit dan diligasi 8. Ligamentum sacrouterina D / S diklem, dipotong, dijahit dan diligasi 9. Dibuat incici longitudinal pada anterior isthmus sampai mencapai portio, portio diklem pada batas fornix, kemudian dipotong melingkar sampai batas fornix-portio. 10. Dibuat jahitan pada sudut stom kanan dan kiri. 11. Stom pada vagina dijahit melingkar dengan jahitan jelujur feston. 12. Dinding vagina anterior dan posterior, disatukan dengan jahitan figure of eight. 13. Evaluasi perdarahan perdarahan aktif tidak ada. 14. Reperitonelisasi. 15. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis. 16. Operasi selesai. TOTAL ABDOMINAL HISTEREKTOMI 1. Pasien tidur terlentang dimeja operasi dengan GA. 2. Antisepsis lapangan operasi dengan betadine sabun dan betadine sol, demarkasi lapangan operasi dengan doek steril. 3. Incisi midline pada linea mediana dari suprasimfisis sampai dibawah umbilicus ±10 cm. incisi diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul sampai cavum peritoneum terbuka. 4. Pada eksplorasi didapatkan : a. Uterus membesar myomatik ~ ……minggu, myomatik, tidak/didapat kan perlekatan dg……… b. Tuba dan ovarium D/S bentuk dan ukuran normal. c. Tidak didapatkan perdarahan dari organ genetalia interna (uterus & parametrium intake) → diputuskan dilakukan TAH. 5. Kassa laparotomi dipasang. 6. Ligamentum rotundum S/D diklem, dipotong, diligasi. 7. Dibuat tunnel avasculer, lalu ligamentum ovarii propria & tuba S/D diklem, dipotong dijahit transfix. 8. Dibuat bladder flap anterior, VU disisihkan ke caudal, dilindungi hak, bladder flap dilebarkan lateral ke tunggul ligamentum rotundum. 9. Ligamentum cardinale dan vasa uterine S/D diklem, dipotong, dijahit transfix. 10. Dinding lateral uteri S/D diklem, dipoting, dijahit transfix, turun ke caudal sampai batas fornix. 11. Ligamentum sacrouterina S/D diklem, dipotong, diligasi. 12. Setinggi batas fornix-portio, istmus anterior diincisi longitudinal, fornix diklem dipotong melingkar sampai dengan uterus teramputasi. Kassa alcohol dimasukan vagina. 13. Sudut S/D stomp vagina dijahit figure 8, lalu stomp vagina dijahit doorlopen, lalu tunggul ligamentum rotundum disatukan ke stomp vagina. Kassa laparotomi dilepas. 14. Eksplorasi : perdarahan dirawat, lalu reperitonealisasi. Cavum peritonei dibilas NS 1000 cc hangat. 15. Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Operasi selesai, perdarahan 1500 cc, produksi urine 100 cc jernih durante operasi, tranfusi PRC. SVH 1. Pasien ditidurkan terlentang di atas meja operasi dengan GA. 2. Antisepsis lapangan operasi dengan savlon dan bethadine, demarksi lapangan operasi dengan doek steril. 3. Dibuat incici kulit pada linea mediana dari supra simpisis sampai dibawah umbilicus 10 cm, incici diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul, sampai cavum peritonei terbuka. 4. Eksplorasi didapatkan : 5. Uterus membesar dengan ukuran = UK 20 – 22 minggu, myomatik, tidak didapatkan / perlekatan dengan …… Diputuskan dilakukan SVH. 6. Tuba dan ovarium D / S bentuk dan ukuran normal. 7. Ligamentum rotundum D / S diklem, dipotong, dijahit. Dibuat bladder flap, dilebarkan ke lateral kearah tunggul ligementum rotundum. 8. Tuba dan ligamentum ovarii propium D / S diklem, dipotong, dijahit transfix. 9. Vasa uterine D / S diklem, dipotong, dijahit transfix. 10. Amputasi uterus setinggi isthmus. Dibuat jahitan sudut kanan dan kiri. Stom servix dijahit dengan figure of eight. 11. Sudut stom cervix disatukan dengan tunggul lig.rotundum D /S. 12. Evaluasi perdarahan perdarahan aktif tidak ditemukan. 13. Reperitonealisasi. 14. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis. 15. Operasi selesai. CYSTOMA OVARII PDx : PTx : Pmo : - Lab lengkap USG Konsul cardio (status kardiologi) MRS O2 4liter/menit IVFD RL Pasang DC Diet TKTP Perbaikan KU dengan transfuse PRC 2 labu/hari sampai Hb ≥10 gram/dl Terapi oral: roboransia 1x1 Observasi VS, keluhan, balans cairan, reaksi transfuse KIE Konsul senior Jika Myoma uteri/Cystoma Ovarii sangat besar Konsul Bedah Digestif “Mohon konsul dan pertimbangan back up operasi karena dikhawatirkan adanya perlengketan dengan organ-organ digestif akibat massa yang sangat besar” Jika dari BNO-IVP atau USG abdomen d kelainan Konsul Urologi “Mohon konsul dan pertimbangan untuk pemasangan UK” MYOMA UTERI PRO TAH PDx : PTx : - Konsul kardio Pasang infuse RL 1000 cc Injeksi Gentamisin 80 mg IV Terapi oral Kanamycin 4x500 mg Roboransia 1x1 Betadine vaginal douche P/S Lavament P/Spersiapan operasi: Puasa jam 22.00 Pasang DC Pasang roll tampon CYSTOMA OVARII PRE OP PDx : PTx : - Konsul ulang anestesi Konsul bedah urologi MRS R-9 Pro SOVC tanggal Diet TKTP rendah serat Terapi oral: Kanamycin 4x500 mg Roborantia 1x1 Betadine vaginal douche PRIMIGRAVIDA 43-44 MINGGU T/H + FWB BAIK + UNFAVORABLE SERVIKS PDx : PTx : - Usul MRS R-8 - Pro ripening dengan misoprostol 25 mcg/6 jam sampai dengan PS 6 dilanjutkan dengan OD MULTIGRAVIDA 28-30 MINGGU T/H + PPI PDx : - Lab: DL, UL, RFT, LFT, GDA, FH, USG FM jam kerja, Rencana kultur urin dan serviks di ruangan PTx : - Bed rest - Perawatan konservatif : Gentamisin 2x80 mg IV - Induksi maturasi paru dengan dexa 2x16 mg IV selang 24 jam - Histolan 3x1 Pmo : Obs VS, keluhan, his, BJA NYANYIAN TUBECTOMY POMEROY 1. Pasien tidur terlentang di atas meja operasi dengan GA. 2. Anestesi lapangan operasi dengan Savlon, demarkasi lapangan operasi dengan doek steril. 3. Insisi kulit semilunar di bawah umbilicus ± 2cm, insisi diperdalam lapis demi lapis secara tajam sehingga cavum abdomen terbuka. 4. Dengan bantuan retractor abdomen dicari Tuba Sinistra, dijepit dengan klem Babcock, diklem, dijahit, dipotong. 5. Eksplorasi perdarahan → tidak ada perdarahan aktif. 6. Dengan cara yang sama dilakukan pada tuba kontralateral. 7. Perineum dijahit secara jelujur. 8. Fascia dijahit secara jelujur. 9. Kulit dijahit sub kutikuler 10. Operasi selesai. SOAP PRO MOW PDx : - Konsul kardiologi - Konsul anestesi PTx: - Pro MOW besok ….. - Diet TKTP - Mobilisasi - IVFD RL 1000cc (2Fl) sebelum operasi - Inj. Gentamycin 80mg IV (1 jam sebelum operasi) - Terapi oral: Amoksisilin 3x500g As Mef 3x500g Roborantia 1x1 Puasa 6 jam sebelum operasi (mulai jam 02.00) SOAP POST MOW PDx : PTx : - Diet TKTP - Mobilisasi - Terapi oral: Amoksisilin 3x500 mg Asam Mefenamat 3x500 mg Roborantia 1x1 - Bila 6 jam post opx t.a.a BLPL SOAP POLI NIFAS Tanyakan: a. Partus pervaginam/perabdominam b. Bila perabominam indikasi apa c. Bila pervaginam Spt B/Spt Bracht, vacuum, forsep d. Partus di mana dan kapan Tulis: a. Pasien post partum….., a.i…….., di….., tanggal……. b. GxPxxxxYxxx post partum……. hari ke…. S :…. O: KU: … Kes: CM TD: K/L : Thorax : Abd : Kontraksi uterus: TFU : Luka operasi: P: - Amoksisilin 3x500 mg - Asam Mefenamat 3x500 mg - Roborantia 1x1 - Bila luka basah Amoksisilin diganti Amoksisilin Clavulanat KISTATEKTOMI BILATERAL 1. Penderita tidur terlentang dimeja operasi. 2. Antisepsis lapangan operasi dengan betadine, demarkasi dengan doek steril. 3. Incisi midline pada linea mediana dari suprasimfisis sampai dibawah dibawah umbilicus ±10 cm, incisi diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul sampai cavum abdomen terbuka. 4. Eksplorasi didapatkan : a. Massa kistik D: ukuran ..x..x.. cm, 2 buah terdapat perlekatan hebat dengan organ disekitarnya → dilakukan pembebasan perlekatan → diaspirasi → keluar cairan berwarna coklat → diputuskan dilakukan kistektomi D. b. Massa kistik S : ukuran ..x..x.. cm, 2 buah, terdapat perlekatan hebat dengan organ sekitarnya → dilakukan pembebasan perlekatan → diaspirasi → keluar cairan berwarna coklat → diputuskan dilakukan kistektomi S. 5. Eksplorasi perdarahan, tidak didapatkan perdarahan aktif. 6. Dilakukan pencucian dengan NS hangat. 7. Luka operasi ditutup lapis demi lapis. 8. Kulit dijahit subkutis. 9. Operasi selesai. KISTEKTOMI SINISTRA 1. Pasien tidur terlentang dimeja operasi dengan GA. 2. Antisepsis lapangan operasi dengan betadine sabun dan betadine sol, demarkasi lapangan operasi dengan doek steril. 3. Incisi midline pada linea mediana dari suprasimfisis sampai dibawah umbilicus ±10 cm. incisi diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul sampai cavum abdomen terbuka. 4. Eksplorasi didapatkan: 5. Massa kistik S : ukuran ..x..x..cm, terdapat perlekatan dengan organ disekitarnya → dilakukan pembebasan perlekatan → diaspirasi → keluar cairan berwarna coklat → diputuskan dilakukan kistektomi S. a. Uterus : bentuk dan ukuran normal. b. Tuba dan ovarium bentuk dan ukuran normal. 6. Eksplorasi perdarahan aktif tidak ada. 7. Dilakukan pencucian dengan NS hangat ± 2000 cc. 8. Luka operasi ditutup lapis demi lapis. 9. Kulit dijahit subkutis. 10. Operasi selesai. TOTAL ABDOMINAL HISTEREKTOMI 1. Pasien tidur terlentang dimeja operasi dengan GA. 2. Antisepsis lapangan operasi dengan betadine sabun dan betadine sol, demarkasi lapangan operasi dengan doek steril. 3. Incisi midline pada linea mediana dari suprasimfisis sampai dibawah umbilicus ±10 cm. incisi diperdalam secara tajam kecuali otot secara tumpul sampai cavum peritoneum terbuka. 4. Pada eksplorasi didapatkan : 5. Uterus membesar myomatik ~ …… minggu, berbenjol-benjol → diputuskan dilakukan TAH. a. Tuba dan ovarium dekstra bentuk dan ukuran normal. b. Tuba dan ovarium sinistra bentuk dan ukuran normal. 6. Kassa laparotomi dipasang. 7. Ligamentum rotundum S/D diklem, dipotong, diligasi. 8. Dibuat tunnel avasculer, lalu ligamentum ovarii propria & tuba S/D diklem, dipotong dijahit transfix. 9. Dibuat bladder flap anterior, VU disisihkan kecaudal, dilindungi hak, bladder flap dilebarkan lateral ke tunggul ligamentum rotundum. 10. Ligamentum cardinale dan vasa uterine S/D diklem, dipotong, dijahit transfix. 11. Dinding lateral uteri S/D diklem, dipoting, dijahit transfix, turun ke caudal sampai batas fornix. 12. Ligamentum sacrouterina S/D diklem, dipotong, diligasi. 13. Setinggi batas fornix-portio, istmus anterior diincisi longitudinal, fornix diklem dipotong melingkar sampai dengan uterus teramputasi. Kassa alcohol dimasukan vagina. 14. Sudut S/D stomp vagina dijahit figure 8, lalu stomp vagina dijahit doorlopen, lalu tunggul ligamentum rotundum disatukan ke stomp vagina. Kassa laparotomi dilepas. 15. Eksplorasi : perdarahan dirawat, lalu reperitonealisasi. Cavum peritonei dibilas NS 1000 cc hangat. 16. Luka operasi dijahit lapis demi lapis. Operasi selesai, perdarahan 1500 cc, produksi urine 100 cc jernih durante operasi, tranfusi PRC. SURGICAL STAGING 1. Penderita tidur terlentang dimeja operasi dengan GA. 2. Antisepsis lapangan operasi dengan betadine sabun dan betadine sol, demarkasi lapangan operasi dengan doek steril. 3. Incisi dinding abdomen secara Maylard sampai dengan cavum peritoneum terbuka. 4. Evaluasi organ genetalia interna. a. Uterus membesar ukuran 12-14 mgg, tampak daerah anaplastik pada uterus bagian posterior. b. Adnexa parametrium S/D normal. c. Ovarium bentuk dan ukuran normal. d. Tuba bentuk dan ukuran normal. → diputuskan dilakukan TAH BSO,omentectomi,appendektomi dan KGB pelvis D/S. 5. Ligamentum rotundum D/S diklem lebih dekat ke dinding pelvic, dipotong, diligasi. 6. Dibuat bladder flap kemudian ligamentum latum anterior dibuka mulai dari bladder flap kearah lateral D/S sampai berpotongan dengan ligamentum rotundum. 7. VU disisihkan ke anterior dan dilindungi dengan wound hack. 8. Dibuat tunnel avasculer D/S. 9. Ligamentum infudibulum pelvicum D/S diklem, dipotong, diligasi. 10. Identifikasi ureter D/S sampai persilangan dengan arteri uterine dipegang dengan toegel kateter. 11. Identifikasi arteri uterine D/S diklem dipotong diligasi. 12. Ligamentum cardinale D/S diklem dipotong diligasi. 13. Ligamentum sacrouterina D/S diklem dipotong diligasi. 14. Uterus diamputasi pada vagina ± 1 cm diatas fornix dengan portio. 15. stomp vagina dibuat jahitan doorloop melingkar. 16. Ligamentum latum posterior dibuka secara tumpul menuju fossa obturatoria D/….S. 17. Limfonoduli parailiaca D/S diambil secara bersih sepanjang arteri iliaca interna dengan ureter. 18. Evaluasi perdarahan, perdarahan aktif tidak ada. 19. Vagina anterior dan posterior dijahit silang. 20. Cuci usus, luka operasi dijahit lapis demi lapis. Operasi selesai. (SS) SOAP POLI GINEKOLOGI Ny…../ usia / Menikah …. X …. Tahun / PxAbx / usia anak terakhir / Jenis KB / HPHT :…. S : O : KU: CM: K/L Abd: TFU Teraba massa…. Konsistensi…. Fixed/mobile…..Permukaan….. Ukuran…. GE: flek: fluk: fluor: Insp: v/v flek: fluk: fluor POMP/PONP tertutup/ Terbuka, licin/berdungkul, erosi/tdk, ulkus/tdk VT: v/v flek: fluk: fluor…POMP/PONP….. CUAF/RF:….AP CD:…… A:….. (langsung diagnosis) P: ……(tergantung kasus) EKSTRAKSI BOKONG 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ibu ditidurkan dalam posisi litotomi. Antisepsis vulva dan sekitarnya dengan betadin. Demarkasi Lapangan operasi dengan doek steril. Blast dikosongkan dengan kateter lalu dilepaskan. Operator berdiri di depan vulva dan dilakukan VT…………… Ketika timbul his, ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu bokong mulai membuka vulva, disuntikkan oksitosin 5IU IM. 7. Episiotomi dilakukan saat bokong membuka vulva. 8. Kaitkan jari telunjuk kedua tangan penolong pada lipatan paha depan & belakang, dengan ibu jari diletakkan pada sakrum lakukan tarikan ke bawah sampai trochanter mayor depan terlihat dibawah simphisis, lanjutkan dengan tarikan ke atas untuk melahirkan trochanter belakang, setelah bokong lahir, teruskna tarikan ke bawah sampai ujung bawah scapula depan lahir, lahirlah kedua kaki janin. 9. Kedua lengan dilahirkan dengan cara klasik dan kepala dilahirkan dengan cara mauriceau, lahirlah bayi….BB….PB…. AS…. Jam…. 10. Bayi yang baru lahir diletakkan di perut ibu. 11. Tali pusat diklem di dua tempat (5cm dan 10cm di atas abdomen bayi), dipotong ditengahtengahnya, bayi dirawat. 12. Plasenta dilahirkan secara peregangan tali pusat terkendali, berat…. Diameter …..tebal…. panjang…. 13. Eksplorasi jalan lahir, SBR, cerix, vagina (intak, didapatkan luka episiotomi). 14. Repair luka episiotomi. SPONTAN BRACHT 1. Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi. 2. Antisepsis vulva dan sekitarnya dengan betadin. 3. 4. 5. 6. Lapangan operasi dilakukan demarkasi dengan doek steril. Blast dikosongkan dengan kateter lalu dilepaskan. Operator berdiri di depan vulva dan dilakukan VT. Ketika timbul his, ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu bokong mulai membuka vulva, disuntikkan oksitosin 5IU IM. 7. Episiotomi dilakukan saat bokong membuka vulva. 8. Saat bokong lahir, bokong dicengkeram dengan Bracht (kedua ibu jari operator sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain memegang panggul). 9. Pada stiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak teregang, tali pusat dikendorkan terlebih dahulu. 10. Operator melakukan hiperlordosis pada badan janin (punggung janin didekatkan ke perut ibu). Operator melakukan gerakan ini tanpa tarikan. Bersamaan dengan hiperlordosis, seorang asisten melakukan ekspresi kristeler. 11. Dengan gerakan hiperlordosis, berturut-turut lahirlah tali pusat, perut, bahu, lengan, dahi, mulut dan akhirnya lahirlah seluruh kepala. Lahirlah bayi …. BB….PB…. AS…. Jam…. 12. Bayi yang baru lahir diletakkan di perut ibu. 13. Tali pusat diklem di dua tempat (5cm dan 10cm di atas abdomen bayi), dipotong ditengahtengahnya, bayi dirawat. 14. Plasenta dilahirkan secara peregangan tali pusat terkendali, berat….diameter…..tebal…. panjang…. 15. Eksplorasi jalan lahir, SBR, cerix, vagina (intak, didapatkan luka episiotomy). 16. Repair luka episiotomi. EKSTRAKSI FORCEP 1. 2. 3. 4. 5. Penderita ditidurkan dengan posisi litotomi. Desinfektan vulva dan sekitarnya dengan betadin. Lapangan operasi dipersempit dengan doek steril. Blast dikosongkan dengan kateter lalu dilepas. Dilakukan VT, effacement dan pembukaan lengkap, ketuban…. (jernih, keruh, mekoneal, kehijauan) teraba kepala UUK kiri depan, jam 12, H IV, UPD normal. 6. Operator berdiri di depan vulva sambil memegang forcep dalam keadaan tertutup dan membayangkan posisi yang akan dipasang. 7. Forcep kiri dipasang dulu dan dipegang dengan tangan kiri seperti memegang pensil, sejajar dengan lipatan paha kanan. Dengan tuntunan tangan dan jari tangan kanan dan dibantu dengan dorongan ibu jari, daun forsep kiri dimasukkan pada jalan lahir sampai penetrasi setinggi vertex. 8. Forsep kanan dengan cara yang sama tapi berlawanan pada waktu dimasukkan ke jalan lahir. 9. Forsep dikunci, dilakukan eksplorasi, tidak ada jalan lahir yang terjepit. 10. Dilakukan traksi percobaan → berhasil. 11. Dilakukan episiotomy mediolateral. 12. Dilakukan traksi definitive, tarikan cunam ke bawah sampai kepala berada di dasar panggul, kemudian tarikan mendatar ampi sub oksiput symphisis. Dengan tangan kiri memegang gagang forsep, dilakukan elevasi ke atas, sedangkan tangan kanan menahan perineum, lalu berturut-turut lahirlah dahi, mata, hidung, mulut dan seluruh kepala. Forseps segera dilepaskan. 13. Badan bayi dilahirkan, lahirlah bayi…., BB…. PB…. AS…. Jam…… 14. Tali pusat diklem di dua tempat dan dipotong ditengah-tengahnya. 15. Plasenta dilahirkan, berat… diameter… tebal… panjang tali pusat…. Cm 16. Eksplorasi jalan lahir, SBR, serviks, vagina → intak. 17. Repair luka episiotomy. ABORTUS INCOMPLETE PDx : PTx : - - MRS R…… pro kuretase Injeksi Gentamisin 80 mg IV ½ jam sebelum kuret Kaltrofen Supp II ½ jam sebelum kuret Terapi oral (post kuret) : Amoksisilin 3x500 mg, As Mef enamat 3x500 mg Metergin 3x1 Roborantia 1x1 Obs VS, kel, fluksus Catatan : Bila UK > 12 minggu Drip Oksitosin 20 IU dalam D5% s/d 12 jam post kuretase 2 jam post kuret (UK< 12 minggu) BLPL Abortus berulang GD I/II, Coomb test, Toxoplasma, T3/T4/TSH ABORTUS INCOMPLETE >12 MINGGU (L5) PDx : PTx : - - MRS pro kuretase Drip Oksitosin 20 IU dalam D5% s/d 12 jam post kuretase Injeksi Gentamisin 80 mg IV ½ jam sebelum kuret Kaltrofen Supp II ½ jam sebelum kuret Terapi oral: Amoksisilin 3x500 mg Asam Mefenamat 3x500 mg Metergin 3x1 Roborantia 1x1 SP Obs VS, kel, fluksus ABORTUS INCOMPLETE <12 MINGGU PTx : PMo : MRS Pro kuretase Injeksi Gentamisin 80 mg IV ½ jam sebelum kuretase Kaltrofen Supp II ½ jam sebelum kuretase Amoxicillin 3x500 mg, As Mefenamat 3x500 mg, Metergin 3x1, Roborantia 1x1 Obs VS, kel, fluksus PLANNING PEB PROM PDx : - Lab: DL,UL, LFT, RFT, GDA, FH, Albumin - Admission test : USG, NST PTx : - PMo : Injeksi SM full dose: SM 20% 4 gram IV, SM 40% 10 gram drip dalam RD5% 28 gtt/mnt, lanjut dengan SM Maintenance: SM 40% 5 gram drip dalam RD5% 500cc 28 gtt/mnt tiap 6 jam bila kontra indikasi (-) Injeksi Ampicilin 3x1 gram IV skin test Pasang DC Usul terminasi dengan OD Percepat Kala II sesuai syarat dan indkasi Observasi VS, keluhan, his, BJA, tanda-tanda RUI, kemajuan persalinan, produksi urin, balans cairan/6 jam, reflex patella. BEKAS SC <2TAHUN + BOH + OBSPAR PDx : DL, Admission test PTx : - Evaluasi 2 jam - Bila inpartu pro SC cito - Bila tidak inpartu, pindah ruangan, pro semi elektif SC tanggal…. PMo : Obs VS, keluhan, his, BJA, tanda-tanda inpartu KALA I FASE LATEN + PROM PDx : PTx : PMo : Lab: DL, Admission test Evaluasi 6 jam Pro expectative pervaginam Obs VS, kel, his, BJA, kemajuan persalinan SC LANGSUNG (LETLI) PDx : PTx : PMo : Usul terminasi dengan Sc cito Persiapan operasi: IVFD RL Pasang DC Injeksi Gentamisin 80 mg IV Tokolitik: Kaltrofen supp II SP Sedia Darah Daftar OK Observasi VS, keluhan, his, BJA KET (O AND P) - Obyektif Tensi ↓, Nadi ↑, RR ↑ Kep: an +/+, ikterus -/Thorax: dbn Abd: flat, supel, distended, bisisng usus normal/↓, nyeri tekan (+), shifting dullness (+) GE: flek (+), fluk (-), fluor (-) Insp: v/v flek (+), fluk (-), fluor (-), POMP t’tutup licin VT: v/v flek (+), fluk (-), fluor(-), POMP tertutup licin, CUAS: sedikit membesar, APD/S: nyeri (+), massa (+), slinger pain (+), nyeri goyang portio (+) CD: normal/menonjol HCG (+) DL : anemia - Planning: IVFD RL Konsul laparatomi cito SP,KIE, sedia darah, daftar OK Cefazoline 2gr, Ranitidine 50mg, Metoklopramide 10mg Observasi VS, keluhan HPP PDx : PTx : - Diet TKTP MRS IVFD RL + drip oxytosin 20 IU s/d 12 jam post partum Injeksi Ceftriaxone 1 gr IV Terapi oral: Asam mefenamat 3x500 mg, Kalnex 3x500 mg, Metergin 3x1 tablet, Roborantia 1x1 PMo : Obeservasi VS, keluhan, kontraksi uterus, perdarahan DUB + ANEMIA PDx : PTx : PMo : MRS pro perbaikan KU dengan transfusi PRC 2 labu/ hari sampai Hb >8 gram% Prothyra 2x10 mg Esthero 2x12,5mg Roborantia 1x1 Observasi VS, keluhan, perdarahan TERAPI ANEMIA DEFISIENSI BESI (Defisit Hb x 250 mg ) + 50% (Defisit Hb x 250 mg ) Misalkan : Hb = 8 (normalnya 12) (4 x 250 mg) + 50% (4 x 250 mg) 1500 mg Peroral min 90 hr Suplemen besi (Creasy Resnik) Rutin : 30 mg/hr (semua bumil) Terapi : 60-120 mg/hr (bumil + anemia defisiensi Fe) + ditambah Zn dan Cooper Besi elemental : SF 20 % Glukonas 12 % SF 300 mg = 60 mg elemental Kebutuhan zat besi selama hamil : 1000 mg SC PDx : c/ anestesi PTx : - Usul terminasi dengan SC cito - Persiapan operasi: - IVFD RL 1000 cc - Pasang DC - Injeksi Gentamisin 80 mg IV - Tokolitik: Kaltrofen supp II - SP/ Sedia Darah/ Daftar OK ABSES BARTHOLIN PDx : PTx : - MRS R-9 Pro Marsupialisasi / Pro Incisi Inj. Gentamycin 80 mg iv ½ jam sebelum tindakan Kaltrofen supp II ½ jam sebelum tindakan Terapi oral: Amoksisilin 3x500 mg Asam Mefenamat 3x500 mg Asam Traneksamat 3x500 mg Rob 1x1 CA CERVIX + ANEMIA PDx : Laboratorium lengkap hasil jadi Konsul kardiologi PTx : - O2 2-3 lpm (jika Hb< 7 g/dl) - Pro perbaikan KU dengan transfusi PRC 2 labu/hari sampai dengan Hb >10 g/dl - IVFD RL lifeline - Terapi oral: Tiamfenikol 3x500 mg Asam mefenamat 3x500 mg Plasminex 3x500 mg Roborania 1x1 - Diet TKTP PMo : Observasi VS, keluhan, fluksus, reaksi transfusi SUSP CA CERVIX (DI POLI GYN) Cek DL, jika : Hb > 10 g/dl biopsi di poli gyn Hb < 10 g/dl MRS pro perbaikan KU Jika Px membawa hasil biopsi (+) Ca cervix Lab lengkap + Foto thorax Konsul Poli Onkologi SEPTIC ABORTION +HYPOVOLEMIC SHOCK PDx : PTx : - Oksigen masker 4-6 liter/menit IVFD 2 line RL, guyur Injeksi Ceftriaxone 2x1 gram IV skin test Metronidazole 3x500 mg IV Pasang DC Trasfusi WB sampai dengan Hb>10 gram/dl dilanjutkan dengan kuretase dengan GA setelah 5 jam pemberian antibiotic - Rencana kuretase, bila perdarahan tidak berhenti → histerektomi - Drip oksitosin 20 IU 28 gtt/m - Konsul anestesi PMo : Observasi VS, keluhan, kontraksi uterus, fluksus ABORTUS INFEKSIOSA S : hamil, Perdarahan, nyeri perut (+), panas (+) P: - MRS R-9 - Pro kuretase dg GA 6 jam setelah pemberian antibiotik - Oksigen masker 4-6 liter/menit - IVFD RL + Drip oksitosin 20 IU 28 gtt/m sampai 12 jam post kuret - Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 gram IV (skin test) - Metronidazole 3 x 500 mg IV - Pasang DC - Konsul anestesi PMo : Observasi VS, keluhan, kontraksi uterus, fluksus POST MENAPOUSAL BLEEDING PDx : PTx : - MRS - Pro kuret PA I-II - Inj Gentamisin 80 mg iv ½ jam sebelum kuret - Kaltrofen supp II (Tramadol 1 amp iv) ½ jam sebelum kuret PMo : Observasi vs, suby, fluksus OBSERVASI KEHAMILAN EKTOPIK PDx : Cek Hb tiap 6 jam, USG PTx : - MRS - Pasang lingkar abdomen - IVFD RL 16 gtt/menit - Bila ada tanda-tanda akut abdomen →pro laparatomi cito PMo : Observasi VS, keluhan, tanda-tanda akut abdomen ABORTUS IMINENS (UGD) S : hamil, perdarahan, nyeri yang penting portio tertutup P : - DL, plano test, USG - Terapi oral : Amoksisilin 3 x 500 mg, Asam Mefenamat 3 x 500 mg Preabor 3x1 Roborantia 1x1 MENOMETRORAGIA EC MYOMA UTERI +ANEMIA PDx : - Laboratorium lengkap - Konsul kardiologi (bila hasil labortaorium sudah ada) (USG Gineklogi jam kerja-bila pasien dari UGD) PTx : - MRS - Diet TKTP - Pro perbaikan KU dengan transfusi PRC 2 labu/hari sampai HB >8 gram/dl. Lanjut dengan kuretase PA I-II - O2 4l/menit - IVFD RL Lifeline - Pasang DC - Terapi oral: Amoksisilin 3x500mg, Asam Mefenamat 3x500mg, Asam Traneksamat 3x500 mg, Roborantia 1x1 PMo : Observasi VS, keluhan, reaksi transfusi, balans cairan/6 jam, perdarahan, produksi urin PULVER WOUNDING PDx : Laboratorium DL, FH PTx : - Usul eksplorasi dengan GA - IVFD RL 20 gtt/ menit - O2 nasal canul 4 liter/menit - Injeksi Ampicillin 3x1 gram IV skin test - Pasang DC - Eksplorasi dan repair dengan GA EARLY HPP SUSP SISA PLASENTA + ANEMIA PDx : Lab lengkap (DL, FH, GDA, LFT, RFT, SE, Albumin), Usul USG jam kerja PTx : - O2 4-5 liter/menit - Pasang IVFD 2 line: I. Resusitasi, II. OD drip - Pasang DC - Injeksi Ceftriaxone 2x1 gram IV skin test - Terapi oral: Asam Mefenamat 3x500 mg, Metergin 3x1 tablet - Transfusi PRC 2 labu/hr sampai dengan Hb >8 gram/dl PMo : Observasi VS, keluhan, fluksus RETENSIO PLASENTA PDx : DL PTx : - O2 4-6 lt/menit - IVFD RL + OD 20 IU 28 gtt/menit - Kosongkan VU - Injeksi Ceftriaxone 2x1 gram IV skin tes - Coba lakukan PTT PMo : Observasi VS, keluhan, kontraksi perdarahan WOUND DEHISCENCE PDx : - MRS Pro secondary hecting dengan GA IVFD RL lifeline Injeksi Ceftriaxone 1 gram IV skin tes SP, daftar OK CYSTOMA OVARII TERINFEKSI PDx : DL, LED, Lab lengkap, Pro USG ginekologi jam kerja PTx : - MRS - Posisi Semi Fowler - IVFD Lifeline, Pasang DC - Pasang lingkar abdomen - Terapi injeksi : Ceftriaxone 2x1 gram IV (skin test) Metronidazole 3x500 mg IV - Terapi Oral Asam Mefenamat 3x500 mg Roborantia 1x1 PMo : Observasi VS, keluhan, tanda-tanda akut abdomen, lingkar abdomen Bila ada tanda-tanda akut abdomen laparatomi cito HIPEREMESIS GRAVIDARUM PDx : USG ginekologi jam kerja PTx : - MRS - Diet Hiperemesis (tergantung tingkat hiperemesis: berat: HE I, sedang: HE II, ringan: HE III - IVFD NS 1000 cc/jam lanjut dengan KAENMg3 28 gtt/menit - Metoclopramide 3x1 ampul IV - Ranitidin 2x1 ampul IV - Neurobion 5000 1x1 drip dalam KAENMg3 - Anatasida 3x1 sensok makan PMo : Observasi VS, keluhan, UL tiap hari s/d ketonurin (-) MOLA HIDATIDOSA PDx : - Lab lengkap (DL, UL, FH, LFT, RFT, SE, GDA), Cek β-HCG, T3, T4, TSH, Usul USG ginekologi - Konsul IPD untuk tanda-tanda tirotoksikosis - Konsul Cardio - Konsul Anestesi 1. PTx : - Bed rest - Diet TKTP - Pasang DC - Pasang laminaria (12 jam sebelum kuret) - Terapi oral: Amoksisilin 3x500 mg Asam Mefenamat 3x500 mg Roborantia 1x1 PMo : Observasi VS, keluhan, his, fluksus tanda-tanda abortus mola. Bila tanda-tanda abortus mola (+) kuret cito SUSPECT GRAVIDA MOLA PDx : - Cek beta HCG, T3, T4, TSH Usul USG ginekologi PTx : - MRS - Bed rest - Diet TKTP - Bila tanda-tanda abortus mola (+): kuret cito - Pasang DC - Terapi oral: Amoksisilin 3x500mg Asam Mefenamat 3x500mg Roborantia 1x1 PMo : Observasi VS, keluhan, his, fluksus, tanda-tanda abortus mola TERAPI PASCA KURETASE ABORTUS>12 MINGGU PDx : PTx : - Cek Hb. Bila Hb<8 gram/dl → pro transfusi PRC 2 labu/hari sampai Hb >8 gram/dl Diet TKTP Drip oksitosin 20 IU + D5% 500 cc 28 gtt/menit s/d 12 jam post kuret Terapi oral: Amoksisilin 3x500 mg Asam Mefenamat 3x500 mg Metergin 3x1 Roboransia 1x1 PMo : Observasi VS, keluhan, kontraksi uterus, fluksus SUSPECT TOA DENGAN IUD IN SITU Inspekulo: IUD +/PDx : - DL, LED PTx : - MRS - Posisi Semi Fowler - IVFD Lifeline - Ceftriaxone 2x1 gram IV skin test - Metronidazole 3x500 mg IV - Asam Mefenamat 3x500mg - Roborantia 1x1 - Pasang lingkar abdomen PMo : Observasi VS, keluhan, tanda-tanda akut abdomen, lingkar abdomen Bila ada tanda-tanda akut abdomen: laparatomi TOA Inspekulo: IUD +/PDx : DL, LED, Pro USG ginekologi jam kerja PTx : - Ceftriaxone 2x1 gram IV skin test - Metronidazole 3x500 mg IV - Asam Mefenamat 3x500mg - Roborantia 1x1 - Posisi Semi Fowler - IVFD Lifeline - Pasang lingkar abdomen PMo : Observasi VS, keluhan, tanda-tanda akut abdomen, lingkar abdomen Bila ada tanda-tanda akut abdomen: laparatomi ABORTUS INFECTIOSA 18-20 MINGGU PDx : PTx : MRS - IVFD RL + oksitosin 20 IU, 20 gtt/menit Injeksi Ceftriaxone 2x1 gram IV skin test Metonidazole 3x500 mg IV Pro kuretase 6 jam setelah pemberian antibiotic Kaltrofen supp ½ jam sebelum kuretase VER UNTUK PASIEN HAMIL PDx : DL, USG, NST PTx : - Bikin status obstetric - Bikin status biru - Catat di buku besar MYOMA UTERI PRO TAH PDx : - Lab lengkap (DL,UL LFT, RFT, Albumin, SE, GDA) - Konsul anestesi - Konsul IPD PTx : - Diet TKTP rendah serat - Kanamicyn 4x500 mg - Betadine vaginal douche - Persiapan operasi: SP, sedia darah, daftar OK - PMo : Obs VS, keluhan DEATH CONCEPTUS PDx : PTx : - MRS - Pro pemasangan laminaria selama 12 jam, dilanjutkan dengan kuretase - Pasang DC post pemasangan laminaria - Injeksi gentamisin 80 mg IV ½ jam sebelum kuretase - Kaltrofen supp II ½ jam sebelum kuretase - SP (Gastrul 3x1 post kuretase) PMo : Observasi VS, keluhan, perdarahan GRAVIDA RENCANA SC PRIMER PDx : Konsul kardiologi Konsul anestesi PTx : MRS Pro SC primer ……….. Puasa mulai jam 22.00 IVFD RL lifeline - Gentamisin 80 mg IV Pasang DC SP Sedia darah, daftar OK Observasi VS, keluhan, his, BJA, tanda-tanda inpartu GIVP3003Ab000 Grav 32-34 minggu T/H + PPROM + Usia ≥35 tahun + IUD in situ PDx : - Lab DL, UL - Admission test - USG Fetomaternal - Rencana kultur urin dan serviks di ruangan PTx : - Perawatan Konservatif: a. Bed rest b. Gentamisin 2x0 mg IV c. Dexa 2x 16 mg IV d. Histolan 3x1 PMo : Observasi VS, keluhan, his, BJA, cairan ketuban GIIIP1001Ab000 Grav 39-40 minggu TH +Obs Par + Unstable Lie PDx : - DL - Admission test PTx : - Evaluasi 2 jam - Bila inpartu evaluasi ulang - Bila tidak inpartu pindah ruangan PMo : - Observasi VS, keluhan, his, BJA, tanda-tanda inpartu GRAVIDA 28-30 MINGGU APB EC SUSP PP PDx : - Lab DL, UL - Admission test - USG FM jam kerja - Rencana kultur urin dan serviks di ruangan PTx : - Perawatan konservatif: - Bed rest - Gentamisin 2x80 mg IV - Dexa 2x16 mg IV - Histolan 3x1 tablet PMo : Observasi VS, keluhan, his BJA, fluksus GRAVIDA ATERM G/H/H PRES KEP/KEP + PROM >12 JAM + PEB PDx : - Lab: DL, UL, FH, GDA, LFT, RFT, Albumin - Admission test PTx : - SM full dose dilanjutkan dengan SM maintenance - Usul SC cito - Ampicillin 3x1 gram IV skin test - Kaltrofen supp - Persiapan operasi, daftar OK, SP, sedia darah, PMo : - Observasi VS, keluhan, his, BJA, produksi urin, balans cairan/6 jam MULTIGRAVIDA ATERM T/H + OBS PAR + PRES BOKONG + USIA >35 TAHUN +PTS+OBESITAS PDx : DL, Admission test PTx : - Evaluasi 2 jam lagi - Bila inpartu pro expectative pervaginam - Bila tidak inpartu pindah ruangan PMo : - Observasi VS, keluhan, his, BJA, tanda-tanda inpartu MULTIGRAVIDA 40-41 MINGGU + KALA I FASE AKTIF + PEB + PTS PDx : - Lab: DL, UL, RFT, LFT, Albumin, GDA, FH - Admission test PTx : - O2 4-6 liter/menit - SM full dose dilanjutkan dengan SM Maintenance - Ceftriaxone 2x1 gram IV - Amniotomi - Augmentasi dengan OD - Evaluasi 2 jam kemudian - Percepat kala II sesuai syarat dan indikasi PMo : Observasi VS, keluhan, his, BJA, kemajuan persalinan, produksi urin, balans cairan, reflex patella PRIMIGRAVIDA 26-28 MINGGU TUNGGAL IUFD + MID TRIMESTER BLEEDING PDx : Lab: DL, FH, GDA, LFT, RFT, Albumin, UL, USG Fetomaternal jam kerja PTx : - Gentamisin 80 mg IV PMo : Observasi VS, keluhan, his, fluksus PRIMIGRAVIDA 43-44 MINGGU T/H + FWB BAIK + UNFAVORABLE SERVIKS PDx: PTx : - Usul MRS R-8 - Pro ripening dengan misoprostol 25 mcg/6 jam sampai dengan PS 6 dilanjutkan dengan OD MULTIGRAVIDA POST PARTUM SPONTAN B DENGAN HPP KARENA RETENSIO PLASENTA DAN LASERASI VAGINA Obyektif: Abdomen: TFU setinggi pusat, kontraksi cukup GE: tampak selaput plasenta di vagina dengan klem, fluksus (-), clot (+), laserasi (+) VT: teraba sebagian plasenta di vagina keluar dari OUI, POMP terbuka, licin, fluksus (+), clot (+) Planning: IVFD RL + Oksitosin 20 IU drip 28 gtt/menit Injeksi Ceftriaxone 1 gram IV Dilakukan Manual plasenta Repair laserasi vagina PPI POST PERAWATAN KONSERVATIF PDx : Kultur urin dan serviks di ruangan PTx : - Perawatan konservatif dilanjutkan - Bed rest - Terapi oral: Amoksisilin 3x500 mg Asam Mefenamat 3x500 mg Histolan 3x1 tablet CYSTOMA OVARII PRE OP (POLI GYN) PDx : - DL, UL, LFT (OT/PT, alb), RFT (Ur/Cr), SE (Na/K/Cl), FH, GDA - Ca 125 - USG Gyn - Foto thorax PA - USG abdomen : Color Doppler - BNO IVP PTx : - Jika ada hidronefrosis konsul urologi - c/ anestesi - c/ cardio - ACC chief SpV CYSTOMA OVARII PRE OP (RUANGAN) PDx : - Konsul ulang anestesi - Konsul bedah urologi (k/p) PTx : - MRS R-9 (3 hari sebelum opx) - Pro SOVC tanggal…. - Diet TKTP rendah serat - Terapi oral: Kanamycin 3 x 500 mg, roborantia 1x1 - Betadine vaginal douche P/S - Lavement P/S - Persiapan operasi : a. Puasa 8 jam sebelum opx (pk. 22.00) b. SP, sedia darah, daftar OK c. Inj. Genta 80 mg iv d. IVFD RL 1000 cc e. Pasang DC SPONTAN BELAKANG KEPALA a. b. c. d. e. f. g. h. i. VT ϴ lengkap / 100% / Kepala / UUK ka/ki depan / UPD~N/H III+ / Ket +/- jernih / keruh / kehijauan / mekoneal. Bersamaan dengan his, penderita dipimpin mengejan. Pada waktu kepala membuka vulva dan meregang perineum, dilakukan episiotomi mediolateral sin/dex, tangan kanan menahan perineum, tangan kiri menahan defleksi kepala. Pada waktu kepala di dasar panggul, UUK di bawah simpisis, subocciput sebagai hipomochlion, maka lahirlah berturut-turut UUB, dahi, muka, dagu dan akhirnya seluruh kepala. Kepala mengadakan putar paksi luar. Kemudian kepala dipegang secara biparietal, ditarik curam ke bawah sampai lahir bahu depan, dielevasi ke atas sampai bahu belakang lahir, ditarik mendatar. Maka lahirlah bayi ♂♀/BB/PB/AS. Tali pusat diklem didua tempat dan dipotong ditengah-tengah, sisa pada bayi diikat. Bayi dirawat. Plasenta lahir spontan, lengkap. Berat g, Ukuran x x cm, Panjang tali pusat cm. Eksplorasi jalan lahir (didapatkan luka episiotomi), lain-lain intak. Repair luka episiotomi. SPONTAN BRACHT a. b. c. d. e. f. g. VT ϴ lengkap/100%/Bokong/Sacrum ka/ki depan/UPD~N/H IV/Ket (-). Tak teraba tali pusat. Bersamaan dengan his, penderita dipimpin mengejan, tampak bokong membuka vulva. Dilakukan episiotomi medio lateral sinistra. Disuntikkan Piton 5 IU im. Setelah ujung scapula di bawah simpisis, dilakukan hiperlordosis pada badan janin (janin dipegang secara Bracht), sehingga punggung anak mendekat perut ibu dan bersamaan dengan itu, seorang asisten melakukan ekspresi Kristeller. Tali pusat dikendorkan. Kedua lengan tampak didepan dada, hiperlordosis diteruskan maksimal, lahir kedua lengan, dagu, mulut, hidung, kemudian mulut dan hidung dibersihkan dan elevasi perlahan-lahan, hiperlordosis diteruskan, lahir berturut-turut mata dan seluruh kepala. Lahir bayi ♂♀/BB/PB/AS. Tali pusat diklem di dua tempat, dipotong diantaranya, sisa pada bayi diikat. Bayi dirawat. Plasenta dilahirkan secara spontan lengkap. Berat g, Ukura x x cm, Panjang tali pusat cm. Eksplorasi jalan lahir, SAR, SBR, servik, vagina intak (didapatkan luka episiotomi). h. Dilakukan repair episiotomi. MANUAL AID (LOVSET) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Penderita dipimpin mengejan, dilakukan episiotomi mediolateral dan disuntukkan Piton 5 IU im. Bokong lahir setinggi umbilikus, tali pusat dikendorkan, dilakukan pertolongan secara Bracht. Bokong dipegang sedemikian rupa sehingga ibu jari sejajar pada kedua pangkal paha sedang jari-jari yang lain menggenggam panggul. Dilakukan gerakan hiperlordosis, asisten melakukan ekspresi Kristeller, kedua lengan tidak lahir. Diputuskan untuk melakukan manual aids secara Lovset Bokong dipegang secara femuropelvik, yaitu ibu jari sejajar krista sakrum med, sedangkan jarijari lain menggenggam paha depan, jari telunjuk kanan-kiri pada krista iliaka. Ditarik curam ke bawah sambil dilakukan pemutaran 1800 dengan arah berlawanan, bahu belakang lahir sebagai bahu depan di bawah simpisis. kepala dilahirkan secara Mauriceau. Badan janin ditunggangkan pada lengan kiri bawah penolong, jari tengah dimasukkan ke dalam mulut janin. Jari telunjuk dan jari manis pada fossa canina, kepala dipertahankan dalam posis fleksi. Tangan kanan mencengkam leher janin dari belakang diantara jari telunjuk dan jari tengah. Dilakukan tarikan curam ke bawah sampai batas rambut lahir. Dilakukan elevasi ke atas secara perlahan-lahan, sampai seluruh muka janin lahir. Lahir bayi ♂♀/BB/PB/AS. Plasenta lahir spontan lengkap. Luka perineum dijahit. TARIKAN VAKUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Desinfeksi vulva dan sekitarnya dengan betadine. Blas dikosongkan dengan kateter, kemudian kateter dilepas. Cup No. 5 dimasukkan ke dalam jalan lahir dengan posisi miring kemudian dipasang pada kepala dengan petunjuk pada cup diletakkan sesuai dengan denominatornya. Dilakukan eksplorasi tidak ada jalan lahir yang terjepit. Asisten memompa perlahan-lahan sampai tekanan 0,2 kg/cm2, tiap 2 menit tekanan dinaikkan sampai 0,8 kg.cm2. Dilakukan eksplorasi lagi tidak ada jalan lahir yang terjepit. Dilakukan tarikan bersamaan dengan his, ibu disuruh mengejan. Tarikan dilakukan dengan cara tangan kiri memegang cup/ menahan agar cup tidak mudah lepas. Sedangkan tangan kanan menarik curam ke bawah sampai kepala di dasar panggul. Kemudian mendatar sampai subocciput di bawah simpisis kemudian elevasi ke atas. Dilakukan episiotomi pada saat kepala meregang perineum. Pada saat kepala lahir, tangan kiri mengambil alih tarikan, sedangkan tangan kanan menahan perineum sampai seluruh kepala lahir dan pentil segera dilepas. Badan bayi dilahirkan biasa. Lahir bayi ♂♀/BB/PB/AS. Plasenta dilahirkan secara spontan. Eksplorasi jalan lahir, SBR, serviks, vagina intak. Didapatkan luka episiotomi. Luka episiotomi dijahit TARIKAN FORCEPS 1. 2. Penderita ditidurkan dalam posisi litotomi Desinfeksi lapangan operasi dengan betadine (vulva dan sekitarnya) doek steril dipasang. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Operator berdiri di depan vulva sambil memegang forceps dalam keadaan tertutup dan membayangkan posisi forceps yang akan dipasang. Kemudian diputuskan memasang, forceps melintang kepala melintang panggul. Forceps kiri dipasang dulu dan dipegang dengan tangan kiri seperti memegang pensil, sejajar dengan pelipatan paha kanan depan ibu. Kemudian daun forceps kiri dimasukkan ke jalan lahir diantara kepala janin dan 4 jari tangan kanan penolong. Dengan memasukkan 4 jari tangan kanan dan dibantu dengan dorongan ibu jari daun forceps kiri dimasukkan jalan lahir sampai fenestra setinggi verteks. Forceps kanan dengan cara yang sama tetapi berkebalikan dimasukkan ke jalan lahir. Forceps dikunci. Dilakukan eksplorasi tak ada jalan lahir yang terjepit. Dilakukan traksi percobaan ternyata berhasil. Dilakukan episiotomi mediolateral. Dilakukan traksi definitif tarikan curam ke bawah sampai kepala berada di dasar panggul, kemudian tarikan mendatar sampai subocciput di bawah simpisis. Dengan tangan kiri memegang gagang forceps dilakukan elevasi ke atas, sedangkan tangan kanan menahan perineum. Lahirlah berturut-turut dahi, mata, hidung, mulut dan seluruh kepala. Badan bayi dilahirkan secara biasa. Lahirlah bayi ♂♀/BB/PB/AS. Tali pusat diklem di dua tempat, dipotong diantaranya. Sisa pada bayi diikat. Bayi dirawat. Plasenta dilahirkan secara spontan. Eksplorasi SAR, SBR, serviks dan vagina intak. Luka episiotomi dijahit. SECTIO CAESAREA 1. 2. 3. 4. 5. a. b. 6. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. Informed consent, pasang infuse dan kateter, AB profilaksis. Pasien tidur terlentang dalam pengaruh GA. Desinfeksi lapangan operasi dengan Betadine 10% dipersempit dengan doek steril. Incisi midline ± 10cm diperdalam lapis demi lapis s/d cavum abdomen terbuka. Pada eksplorasi didapatkan : Uterus gavida aterm AP D/S Tuba – ovarium dbN Diputuskan dilakukan LSCS Dibuat bladder flap, vesica urinaria disisihkan ke kaudolateral. Dibuat incisi pada SBR ± 2cm, diperlebar ke lateral secara tumpul, didapatkan SBR yang tipis. Ketuban dipecahkan, keluar air ketuban jernih Bayi dilahirkan dengan meluksir kepala jam 08.00 Lahir bayi ♂/3000/50/8-9 Placenta dilahirkan dengan tarikan ringan. Insersi plasenta di fundus uteri Dibuat jahitan sudut, luka SBR dijahit 2 lapis dengan jelujur feston. Dilakukan reperitonealisasi. Dilakukan pencucian PZ ± 500cc Lapangan operasi ditutup lapis demi lapis. Perdarahan ± 300cc. Operasi selesai TATA CARA PENGISIAN STATUS GINEKOLOGI (DMK 5) 1. ANAMNESA Keluhan Utama ... Keluar darah dari kemaluan, nyeri perut bawah 2. POLA HAID Menarche : ... th. Teratur / tak teratur Siklus : ... hari. Banyak /sedikit Nyeri : tidak / ya Sebelum / selama / sesudah haid Menopause belum / sudah ... tahun Haid terakhir ... 3. POLA KEPUTIHAN Cairan vagina ... Lama ... Warna ... berbau / tidak 4. PEMERIKSAAN DALAM I oleh ... Chief ... Vulva : fluksus ... fluor ... Vagina : fluksus ... fluor ... Portio : tertutup / terbuka ... licin / berdungkul CU : AF / RF ~ ... Adnexa kiri : massa ... nyeri ... Adnexa kanan : massa ... nyeri ... CD : tak menonjol / menonjol Inspeculo : PNP / PMP fluksus ... fluor ... tertutup / terbuka RT : TSA (+) N, mukosa licin CSF .... % / % KUMPULAN PLANNING GINEKOLOGI VT NORMAL V/V : Fluksus (-), Fluor (-) P : Tertutup, Licin, Nyeri goyang (-) CU : AF ~ Seperti biasa AP D/S : Soepel, Mass (-), Nyeri (-) CD : Tak menonjol Inspeculo : Portio nuli para / multi para (PNP/PMP) Tertutup, licin, Fluksus (-), Fluor (-) RT NORMAL TSA : (+) N, mukosa licin V/V : Fluksus (-), Fluor (-) CU : AF ~ Seperti biasa AP D/S : Soepel, Mass (-), Nyeri (-) CD : Tak menonjol 1. PLANNING KET V/V -) P : Tertutup, Licin, Nyeri goyang (+) CU : AF ~ Agak membesar AP D/S : Soepel, Mass (-), Nyeri (+) CD : Menonjol A njol) P Dx : - Cek Hb P Tx : - Informed consent pro cito eksplorasi laparatomi - Siap obat dan darah MAC P Tx Observasi KE : - MRS RB 1 - Bed rest posisi semifowler - Cek DL / FH / Gol. Darah - Pasang lingkar abdomen - Cek Hb serial / 6 jam - Bila tanda-tanda akut abdomen (+) → pro cito laparotomi - Persiapan laparoskopi diagnosis dari ruangan MAC 2. KISTA TERINFEKSI V/V : Fluksus (-) minimal, Fluor (±) P : Tertutup, Licin, Nyeri goyang (-) CU : AF ~ Besar biasa AP D/S : Soepel, Massa kistik (+), Nyeri (+) CD : Tak menonjol A : curiga kista terinfeksi P Dx : - Cek DL, LED, USG FM P Tx : - MRS RK - Triple drug Ceftriaxone 3x1 g Gentamycin 1x240 mg Metronidazole 3x500 mg - Paracetamol 3x500 mg - Bila ada tanda akut abdomen pro cito laparotomi - Persiapan op. MAC 3. TOA S : Ada R/ KB Spiral, Adnexitis berulang O : STG VT V/V : Fluksus (-) minimal, Fluor (+) P : Tertutup, Licin, Nyeri goyang (-) CU : AF ~ Besar biasa AP D/S: Soepel, Massa (+), Nyeri (+) CD : Tak menonjol A : TOA P Dx : - Cek DL, LED, USG FM P Tx: - MRS RK - Triple drug Ceftriaxone 3x1 g Gentamycin 1x240 mg Metronidazole 3x500 mg - Paracetamol 3x500 mg - Bila ada tanda akut abdomen pro cito laparotomi - Persiapan operasi MAC 4. KARSINOMA SERVIK V/V : Fluksus (±) minimal, Fluor (±), infiltrasi vagina hingga …. P : Tertutup, Berdungkul, Rapuh CU : AF ~ Besar biasa AP D/S : Infiltrasi … , Massa (-), Nyeri (-) CD : Tak menonjol Inspeculo : Portio nuli para / multi para (PNP/PMP) Tertutup, Berdungkul, Rapuh, Fluksus (±) minimal, Fluor (±) RT : TSA (+) N Mukosa licin CSF 25/50/75/100% A : curiga Ca cervix P Dx : - Cek lab lengkap - USG upper lower Abdomen - Foto thorax, BOF P Tx : - Infus RL - Transfusi PRC s/d Hb 10g% - pro biopsi PA jia Hb > 8g% - As tranexamat 3 x 1 - SF 2x1 - C/ IPD bila ada kelainan laboratorium - C/ Urologi bila ada HN /kel urologi lain MAC 5. MIOMA UTERI V/V : Fluksus (±) minimal, Fluor (-) P : Tertutup, Licin, Nyeri goyang (-) CU : AF ~ Myomatik ~ mg AP D/S : Soepel, Massa kistik (-), Nyeri (-) CD : Tak ada kelainan Inspeculo : Portio nuli para / multi para (PNP/PMP) Tertutup, licin, Fluksus (-) minimal, Fluor (-) A : Mioma uteri P : - Cek DL - Transfusi PRC sd Hb > 10g% - Kuret PA jika Hb > 8g% - As tranexamat 3 x 1 - SF 2x1 MAC 6. KISTA OVARIUM V/V : Fluksus (-) minimal, Fluor (-) P : Tertutup, Licin, Nyeri goyang (-) CU : AF ~ Besar biasa AP D/S : Soepel, Massa kistik (+) Ukuran... , Nyeri (±), mobilitas... CD : Tak ada kelainan A : Kista ovarium D/S P : - Cek lab lengkap / FH / Gol darah / Ca 125 / Ca 19-9 - Foto thoraks - Konsul kardio / anestesi - pro penjadwalan operasi MAC 7. SOLID OVARIAL TUMOR CURIGA GANAS V/V : Fluksus (-) minimal, Fluor (-) P : Tertutup, Licin, Nyeri goyang (-) CU : AF ~ Besar biasa AP D/S : Massa padat/solid ukuran... , Nyeri (±), mobilitas ... CD : Tak ada kelainan Inspeculo : Portio nuli para / multi para (PNP/PMP) Tertutup, licin, Fluksus (-) minimal, Fluor (-) A : SOT P : - Cek lab lengkap / FH / Gol darah / Ca 125 / Ca 19-9 - Foto thorax - konsul kardio/anestesi - konsul spv onkologi - pro penjadwalan operasi MAC 8. GEBORN MYOMA V/V : Fluksus (+) minimal, Fluor (-) P CU : AF ~ Besar biasa AP D/S : Massa (-), Nyeri (-) CD : Tak ada kelainan Inspeculo : Portio nuli para / multi para (PNP/PMP) licin, Fluksus (+), Fluor (-), tampak massa berasal dari dalam cavum uteri ukuran 2x2 cm A : Geborn myoma P : - Cek lab lengkap - Pro transfusi PRC sd Hb > 10g% - Pro ekstirpasi myoma + kuret PA bila Hb≥8g% KUMPULAN PHANTOM GINEKOLOGI 1. KURETASE PADA ABORTUS INKOMPLIT 1. KIE informed consent, Pasang infus, AB profilaksis 2. Instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan analgetik. Pethidin hanya diberikan apabila tersedia antidotum dan alat resusitasi. 3. Lakukan kateterisasi kandung kemih. 4. dengan satu tangan masukkan spekulim Sim’s /L secara vertical ke dalam vagina ,setelah itu diputar ke bawah sehingga posisi bilah menjadi transversal. 5. minta asisten untuk memegang speculum bawah pada posisinya. 6. dengan sedikit menarik speculum bawah (hingga lumen vagina tampak jelas) masukkan bilah speculum atas secara vertical kemudian putar dan tarik ke atas hingga jelas terlihat serviks. 7. minta asisten untuk memegang speculum atas pada posisinya. 8. bersihkan jaringan dan darah dalam vagina (dengan kapas antiseptic yang dijepit dengan cunam tampon),tentukan bagian serviks yang akan dijepit (jam 11 dan 01). 9. jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah ditentukan. 10. setelah penjepitan terpasang baik,keluarkan speculum atas. 11. lakukan pemeriksaan kedalaman dan lengkung uterus dengan penera kavum uteri. Pegang gagang tenakulum, masukkan klem ovum yang sesuai dengan bukaan serviks hingga menyentuh fundus (keluarkan dulu jaringan yang tertahan pada kanalis). 12. Bila dilatasi serviks cukup besar, lakukan pengambilan jaringan dengan klem ovum (dorong klem dalam keadaan terbuka hingga menyentuh fundus kemudian tutup dan tarik). 13. Pilih klem ovum yang mempunyai permukaan cincin yang halus dan rata, agar tidak melukai dinding dalam uterus. 14. Keluarkan klem ovum jika dirasakan sudah tidak ada lagi jaringan yang terjepit atau ke luar. 15. pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk,masukkan ujung sendok kuret (sesuai lengkung uterus) melalui kanalis servisis ke dalam uterus hingga menyentuh fundus uteri (untuk mengukur kedalaman). 16. lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan searah jarum jam,hingga bersih (seperti mengenai bagian bersabut). 17. Untuk dinding kavum uteri yang berlawanan dengan lengkung kavum uteri, masukkan sendok kuret sesuai dengan lengkung uteri ,setelah mencapai fundus putar gagang sendok 180 derajat,baru lakukan pengerokan. 18. keluarkan semua jaringan dan bersihkan darah yang menggenangi lumen vagina bagian belakang. 19. lepaskan jepitan tenakulum pada serviks. 20. lepaskan speculum bawah. 21. kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium Patologi. 2. KURETASE PASCAPERSALINAN 1. KIE informed consent, terpasang infus, AB profilaksis, kandung kemih dikosongkan 2. Intruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik. 3. Pasang sepekulum Sim’s atau L, masukan bilahnya secara vertikal kemudian putar ke bawah. 4. pasang sepekulum sim’s berikutnya dengan jalan memasukan bilanya secara vertikal kemudian putar dan tarik ke atas sehingga porsio tampak dengan jelas. 5. Minta asisten untuk memegang spekulum atas dan bawah, pertahankan pada posisinya semula. 6. Dengan cunam tampon, ambil kapas yang telah dibasahi dengan larutan antiseptik,kemudian bersikan lumen vagina dan porsio. Buang kapas tersebut dalam tempat sampah yang tersedia, kembalikan cuman ke tempat semula. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Ambil klem ovum yang lurus, jepit bagian atas porsio (perbatasan antara kuadran atas kiri dan kanan atau pada jam 12). Setelah porsio terpegang baik, lepaskan spekulum atas. Pegang gagang cuman dengan tangan kiri, ambil sendok curet pascapersalinan dengan tangan kanan, pegang di antara ibu jari dan telunjuk (gagang sendok berada pada telapak tangan) kemudian masukan hingga menyentu fundus. Minta asisten untuk memegang gagang klem ovum. Letakan telapak tangan pada bagian atas fundus uteri (sehinga penolong dapat merasakan tersentuhnya fundus oleh ujung sendok keret) Memasukan lengkung sendok kuret sesuai denhan lengkung kavum uteri kemudian lakukan pengerokan dinding uterus bagian depan searah jarum jam, secara sistematis keluarkan jaringan plasenta (dengan kuret) dari kavum uteri. Masukan ujung sendok sesuai dengan lengkung kavum uteri, setelah sampai fundus kemudian putar 180 derajat lalu bersikan dinding belakang uterus. Keluarkan jaringan yang ada. Kembalikan sendok kuret ke tempat semulah, gagang klem ovum dipegang kembali oleh operator. Ambil kapas (dibasai larutan antiseptik) dengan cunam tampon, bersikan darah dan jaringan pada lumen vagina. Lapaskan jepitan ovum pada porsio. Lepaskan spekulum bawah. Lepaskan kain penutup perut bawah, alas bokong dan sarung kaki masukan ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%. bersikan cemaran darah dan cairan tubuh dengan larutan antiseptik, jaringan di PA 3. INSISI DAN MARSUPIALISASI KISTA BARTHOLIN A. KIE informed consent, terpasang infus B. Anestesi lokal 1. Beritahu ibu akan disuntik yang akan terasa nyeri dan menyengat. 2. Tusukkan jarum suntik pada 1cm dari ujung kista Bartholin, arahkan sepanjang kista di sisi kiri dan kanan. 3. Tunggu 1-2 menit untuk mendapatkan hasil optimal dari anestesi lokal. C. Insisi dan marsupialisasi 1. Labium mayora kiri dan kanan dibuka, dengan cara melakukan jahitan interrupted dengan benang 3-0 ke arah sisi lateral agar kista mudah untuk di evaluasi.Masingmasing sisi di jahit di dua tempat, dan setiap tempat dilakukan 1 jahitan. 2. Dinding kista yang terlihat, dilakukan insisi. Insisi dilakkukan sepanjang kista. 3. Setelah kista dibuka, isinya di keluarkan secara in toto. 4. Jahitan pada labium mayor pada sisi kista di lepaskan. 5. Dinding kista dan mukosa vagina dijahit secara interrupted dengan benang 3-0 absorbable. Drain pada umumnya tidak diperlukan. E. Kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium Patologi. 4. TAH – BSO MYOMA UTERI Informed consent, pasang infuse dan kateter, AB profilaksis. Pasien tidur terlentang dalam pengaruh GA. Desinfeksi lapangan operasi dengan Betadine 10% dipersempit dengan doek steril. Incisi midline ± 15cm dari atas sympisis diperlebar sampai atas umbilicus, diperdalam lapis demi lapis s/d cavum abdomen terbuka. 5. Pada eksplorasi didapatkan : a. Uterus membesar 20-22 mg, didapatkan myoma uteri subserous 4 buah. 1. 2. 3. 4. b. AP D/S Tuba – ovarium dbN 6. Diputuskan dilakukan TAH-BSO : Ligamentum rotundum D/S diklem double, dipotong, dijahit transfix. Ligamentum latum anterior dibuka dengan mitzenboum. Dibuat bladder flap, vesica uterina disisihkan ke kaudolateral Dibuat tunnel avaskuler. Ligamentum infundibulopelvikum diklem double, dipotong, dijahit transfix. Vasa uterine D/S diklem, dipotong, dijahit transfix. Jaringan paraservikal D/S diklem, dipotong, dijahit Uterus dipotong setinggi FORNIKS. Dibuat jahitan sudut, stomp vagina dijahit jelujur feston. Dilakukan reperitonealisasi. Dilakukan pencucian PZ ± 1000 cc. Lapangan operasi dijahit lapis demi lapis Perdarahan ± 500cc. Operasi selesai, jaringan di PA DPO : Myoma uteri 20-22mg DDO : Myoma uteri multiple Terapi : TAH – BSO a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. 7. 8. 9. 10. 5. SVH – 1. 2. 3. 4. USO MYOMA UTERI Informed consent, pasang infus dan kateter, AB profilaksis. Pasien tidur terlentang dalam pengaruh GA. Desinfeksi lapangan operasi dengan Betadine 10% dipersempit dengan doek steril. Incisi midline ± 10cm dari atas sympisis diperlebar sampai di bawah umbilicus, diperdalam lapis demi lapis s/d cavum abdomen terbuka. 5. Pada eksplorasi didapatkan : a. Uterus membesar 18-20 mg, didapatkan myoma uteri intramural b. AP D/S Tuba – ovarium dbN 6. Diputuskan dilakukan TAH-BSO : a. Ligamentum rotundum D/S diklem double, dipotong, dijahit. b. Ligamentum latum anterior dibuka dengan mitzenboum. c. Dibuat bladder flap, vesica uterina disisihkan ke kaudolateral d. Dibuat tunnel avaskuler, ligamentum infundibulopelvikum D diklem double, dipotong, dijahit transfix. e. Vasa uterine D/S diklem, dipotong, dijahit transfix. f. Jaringan paraservikal D/S diklem, dipotong, dijahit g. Uterus dipotong setinggi ISTHMUS. h. Dibuat jahitan sudut. i. Stomp vagina dijahit jelujur feston. j. Dilakukan reperitonealisasi. 7. Dilakukan pencucian PZ ± 1000 cc. 8. Lapangan operasi dijahit lapis demi lapis 9. Perdarahan ± 200cc. 10. Operasi selesai, jaringan di PA DPO : Myoma uteri DDO : Myoma uteri 18-20 mg Terapi : SVHH – SOD 6. SURGICAL STAGING (TAH – BSO + OMENTEKTOMI) CA OV III C 1. Informed consent, pasang infuse dan kateter, AB profilaksis. 2. Pasien tidur terlentang dilakukan desinfeksi lapangan operasi dengan Betadine 10% dipersempit dengan doek steril. 3. Dilakukan dekompresi ascites, didapatkan cairan ascites hemorrhage ±7 L 4. Dilakukan anestesi GA. 5. Incisi midline ± 15cm sub umbilicus, diperdalam lapis demi lapis s/d cavum peritoneum terbuka. 6. Pada eksplorasi didapatkan : a. Uterus didapatkan proses metastase pada dinding belakang b. AP D dbN c. AP S massa solid kistik rapuh Ø 10 x 15 cm d. Acites hemorrhogis, hepar lien licin, omental cake + Diputuskan dilakukan TAH – BSO + Omentektomi Ligamentum rotundum diklem double, dipotong, dijahit. Ligamentum latum anterior dibuka dengan mitzenboum. Dibuat bladder flap, vesica urinaria disisihkan ke kaudolateral Dibuat tunnel avaskuler, lig infundibulum pelvikum D/S diklem double, dipotong, dijahit transfix. e. Vasa uterina D/S diklem double, dipotong, dijahit f. Jaringan paraservikal D/S diklem, dipotong, dijahit g. Korpus uterina di klem, dipotong, dijahit h. Uterus dipotong setinggi FORNIKS i. Stomp vagina dijahit sudut, dilakukan jahitan jelujur feston dengan . j. Dilakukan reperitonealisasi, diteruskan dengan omentektomi. k. Dilakukan pencucian PZ ± 2000cc. 8. Lapangan operasi ditutup lapis demi lapis. 9. Operasi selesai. 10. Jaringan di PA. DPO : Kista ovarium c ganas DDO : Ca ovarial IIIc Terapi : TAH – BSO + Omentektomi 7. a. b. c. d. 7. RADIKAL HISTEREKTOMI CARCINOMA CERVIX 1) Informed consent, pasang infuse dan kateter, AB profilaksis. 2) Pasien tidur terlentang dalam pengaruh anestesi epidural. 3) Desinfeksi lapangan operasi dengan Betadine 10% dipersempit dengan doek steril. 4) Incisi midline ± 10cm diperdalam lapis demi lapis s/d cavum abdomen terbuka. 5) Pada eksplorasi didapatkan : - Uterus ~ biasa. - AP D/S Tuba – ovarium dbN. - Pembesaran KGB di bawah paraservical, para inguinal, double ureter S. 6) Diputuskan dilakukan Radikal histerektomi + Limphadenektomi + Pasang down hill drain Ligamentum rotundum diklem double dan dipotong di 1/3 proksimal dari dinding pelvis, dijahit kemudian dipisahkan sisi anterior dan posterior, dilakukan bladder flap. Dibuat tunnel avaskuler, tuba, ovarium, vasa ovarica, lig infundibulopelvicum diklem double dipotong di 1/3 proksimal dinding pelvis, dijahit. Uterus ditarik ke kaudolateral, dilakukan identifikasi aorta, arteri, vasa illiaca, dilakukan diseksi tajam KGB sekitarnya. Ureter diidentifikasi dan dipisahkan dengan arteri. Semua KGB di sekitar pembuluh darah a. Illiaca eksterna, illiaca communis, bifurcatio aorta s/d ligamentum inguinale diambil dan di PA. Vasa uterina D/S dipotong, diklem, dijahit. Ligamentum Sacrouterina diklem double, dipotong di 1/3 proksimal dinding pelvis, dijahit. Uterus dipotong setinggi 1/3 proksimal dari vagina. Dibuat jahitan sudut, stomp vagina dijahit jelujur feston Dipasang down hill drain. Dilakukan reperitonealisasi 7) Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. 8) Perdarahan ± 300cc. 9) Operasi selesai, jaringan di PA